Skripsi Gabungan Bab I-V
Skripsi Gabungan Bab I-V
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
individu dan komunitas dalam berelasi dan berespon. Sistem ini bersifat
tersebut.
berkesinambungan.1
perilaku-perilaku aktif yang pada hakikatnya adalah bagian dari jati diri
manusia itu sendiri serta relasinya dengan ciptaan maupun makhluk lain.
sebagai produk olah pikir dan rasa manusia sebagai insan yang
1
Kevin J. Vanhoozer, Charles A. Anderson, and Michael J. Sleasman, Everyday
Theology (Cultural Exegesis): How to Read Cultural Texts and Interpret Trends, (Grand
Rapids: Baker Academic, 2007), 22-23
2
Roland Muller, Honor and Shame: Unlocking the Door, (Philadelphia, Pa:
Xlibris, 2001), 69
3
Dalam bahasa daerah tertentu, kata shame dan guilt juga tidak
dipisahkan, seperti dalam bahasa Jawa yang tidak memiliki kata untuk
Jawa diajarkan untuk menunjukan hormat (wedi) pada orang tua dan
untuk punya rasa malu (isin) ketika ditegur di depan umum. Dalam bahasa
Batak tidak ada kata guilt, yang dipakai adalah maila, yang merujuk pada
3
Binsar Jonathan Pakpahan, “Shameless and Guiltless: The Role of Two
Emotions in the Context of the Absence of God in Public Practice in the Indonesian
Context,” Exchange 45, no. 1 (February 23, 2016):8
4
terhormat dan yang hina.4 Dikatakan sebagai “sistem” karena nilai ini
apa yang dianggap kelompok atau publik sebagai suatu hal atau tindakan
pada mulanya.
kebudayaan manusia itu telah menjadi rusak akibat dosa, sejak kejatuhan
manusia pertama Adam dan Hawa yang memilih untuk tidak taat kepada
Allah. Allah menjadikan manusia berakal budi dan istimewa dari segala
4
Binsar Jonathan Pakpahan, “Shameless and Guiltless: The Role of Two
Emotions in the Context of the Absence of God in Public Practice in the Indonesian
Context,” Exchange 45, no. 1 (February 23, 2016):23
5
Lotnatigor Sihombing, “Tanggung Jawab Gereja Dalam Mewujudnyatakan
Karya Kristus Di Sektor Kebudayaan,” Jurnal Amanat Agung 7, no. 2 (2011): 267–288;
Xaverius Wonmut, “Kebudayaan: Karunia Allah Dan Hasil Daya Cipta Manusia,” Jurnal
Masalah Pastoral 4, no. 2 (2016): 12.
6
John Frame, “Kekristenan Dan Kebudayaan (Bagian 1),” Veritas : Jurnal Teologi
dan Pelayanan 6, no. 1 (2005): 11.
5
ciptaan yang ada, dengan maksud untuk memuliakan Dia, namun yang
terjadi justru sebaliknya, akal budi menjadi tercemar oleh dosa, sehingga
secara tidak sadar segala hasil asah dan karyanya telah berorientasi pada
7
Edwin H. Palmer, Lima Pokok Calvinisme, 3rd ed. (Surabaya: Penerbit
Momentum, 2011),64.
6
Natur dosa telah menjalari budaya manusia, sadar atau tidak sadar
kepekaan pada suara hati nurani pun mulai memudar. Tong, memberikan
dibangun oleh manusia telah membuat diri sendiri berada dalam suatu
kebudayaan itu sendiri”.8 Hal senada dinyatakan juga oleh Stott, bahwa
dan bentuk kemajuan kebudayaan manusia, namun justru di abad ini pula
melahirkan dua perang besar di dunia ini”. 9 Ini memberi indikasi semakin
dunia ini.
8
Stephen Tong, Dosa Dan Kebudayaan (Surabaya: Momentum, 2007),35.
9
John Stott, Isu-Isu Global Menantang Kepemimpinan Kristiani (Jakarta:
Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF, 1994),71.
7
sebagai ciri khas sedangkan yang bertentangan dengan firman Tuhan dan
norma dan perilaku egosentris sudah mesti dikoreksi, bukan pada diri
manusia itu lagi tetapi kepada Dia yang pada mulanya menghendaki agar
segala sesuatunya yang dijadikan oleh Dia hanyalah untuk Dia (band.
Kolose 1:16).
bernilai bagi Allah, yakni pertumbuhan kualitas nilai rohani orang percaya,
and shame komunitas orang percaya yang tidak ditentang oleh Alkitab
10
Darrell Whiteman, “Shame/Honor, Guilt/Innocence, Fear/Power: A Missiological
Response to Simon Cozens and Geoff Beech,” International Bulletin of Mission Research
42, no. 4 (October 1, 2018): 355
9
utama penciptaan dari segala sesuatu yang ada, yakni memuliakan Dia
Sang Pencipta, Tuhan Allah semesta alam. Bila tidak demikian, maka
fitur yang kurang bersepadanan dengan Alkitab. Oleh sebab itu, peneliti
B. Tujuan Penulisan
shame.
C. Identifikasi Masalah
shame?
shame?
D. Batasan Masalah
tidak meluas, maka penulis memberi batas untuk pembahasan Skripsi ini
masa kini.
E. Hypotesa
penulisan skripsi ini adalah jika fitur-fitur kebudayaan honor and shame
12
dapat ditinjau secara teologis maka orang percaya masa kini dapat
F. Metode Penelitian
G. Sistimatika Penulisan
11
Lumintang Stevri Indra and Lumintang Danik Astusi, Theologia Penelitian dan
Penelitian Theologis Science-Ascience serta Metodologinya (Jakarta: Geneva Insani
Indonesia, 2016).99
13
BAB I PENDAHULUAN
B. Tujuan Penulisan
C. Identifikasi masalah
D. Batasan masalah
E. Hypotesa
F. Metode penelitian
G. Sistimatika Penulisan
B. Pengertian Fitur-Fitur
C. Pengertian Kebudayaan
B. Sumber Data
Kini
Kini
C. Simpulan
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Rekomendasi
15
BAB II
LANDASAN TEORI
Tuhan dan alam semesta; ilmu ketuhanan). 14 Istilah theologis itu menunjuk
kehidupan).17
suatu hasil dari kegiatan menyelidiki dan mempelajari satu pokok tema
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini, tentu saja dikaji
B. Pengertian Fitur-Fitur
adalah karakteristik khusus yang terdapat pada suatu alat seperti televisi,
ponsel dan lain sebagainya. Arti lainnya dari fitur adalah fungsi, antarmuka
atau kemampuan yang khusus dari perangkat keras atau perangkat lunak
C. Pengertian Kebudayaan
dari kata latin colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan
juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang
Sansekerta kata kebudayaan berasal dari kata budh yang berarti akal,
lain mengatakan bahwa budaya berasal dari kata budi dan daya. Budi
19
https://m.liputan6.com
20
Supartono Widyosiswoyo, Ilmu Budaya Dasar (Bogor: Ghalia Indonesia, 2009), 31
18
kebudayaan dapat diartikan sebagai hasil dari akal dan ikhtiar manusia. 21
kepadanya.23
istiadat, dan kemampuan lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia
21
Supartono Widyosiswoyo, Ilmu Budaya Dasar (Bogor: Ghalia Indonesia, 2009), 31
22
Lukman Ali, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1999), 170
23
J.S Badudu dan Sutan Mohammad Zain, Kamus Umum Bahasa Indonesia
(Jakarta: Pusrtaka Sinar Harapan, 1994), 211.
24
Elly. M. Setiadi, Ilmu Sosial Budaya Dasar (Jakarta: Kencana, 2012), 28
19
menganggap atau yakin bahwa seseorang itu jujur, 4) yakin benar atau
merujuk pada orang yang memiliki rasa percaya atau beriman kepada
rohani yang khas. Lebih jelas Smith menjelaskan bahwa ada 4 mata
25
Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), 144
26
Lukman Ali, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1999)
20
percaya sebagai pengudusan (Roma 8:1; 2 Kor. 13:5; Gal. 2:20), dan 4)
berlaku benar untuk memperoleh rasa hormat dan menghindari rasa malu.
dinilai oleh orang lain maka keputusan moral merupakan hasil dari
tekanan sosial.28
sendiri yang menjadi sumber rasa malu itu sendiri, seperti berupa bunuh
27
Alkitab.sabda.org
28
Jayson Georges and Mark D. Baker, Ministering in Honor-Shame Cultures:
Biblical Foundations and Practical Essentials, (Illinois: InterVarsity Press, 2016), 42
21
keluarga mereka sendiri, yang tanpa pertimbangan panjang dan jelas bisa
sementara pria sering dimaafkan untuk perilaku yang sama. Sangat jarang
Kehormatan dan rasa malu (honor and shame) juga mendorong nilai-
Tengah dan Mediterania modern, kehormatan dan rasa malu terkait erat
29
Werner Mischke, The Global Gospel: Achieving Missional Impact in Our
Multicultural World, (Scottsdale, AZ: Mission ONE, 2015), 77.
30
Alison Shaw, Kinship and Continuity: Pakistani Families in Britain, (London,
England: Routledge, 2000), 163.
22
Dalam 1 Samuel 25, Daud melarikan diri dari Saul, dan dia
orang Daud telah menjaga ternak dan gembala Nabal dari bahaya, namun
bukan karena campur tangan istri bijaksana Nabal, Abigael, banyak orang
berdetak dan ia membatu (1 Sam 25:37), dan sepuluh hari kemudian, dia
calon raja. Dalam seksualitas, budaya ini pun terlihat jelas berperan
kesucian umat Allah, dan pantas untuk hantam dan dilontari batu hinga
tewas menurut perintah Musa dan adat istiadat orang Yahudi. Dalam
Istilah shame and guilt culture, muncul pada tahun 1948 oleh Ruth
melihat.
malu (honor and shame culture), akan terus melakukan sesuatu yang
salah dan merasa nyaman serta akan merasa malu jika ketahuan. 31
berikut:32
Orientasi
Patriakhal Egaliter
Kemanusiaan
honor/kehormatan bukan oleh diri sendiri lewat permintaan maaf tapi oleh
33
Binsar Jonathan Pakpahan, “Shameless and Guiltless: The Role of Two
Emotions in the Context of the Absence of God in Public Practice in the Indonesian
Context,” Exchange 45, no. 1 (February 23, 2016): 1–20
34
Jayson Georges and Mark D. Baker, Ministering in Honor-Shame Cultures:
Biblical Foundations and Practical Essentials, (Illinois: InterVarsity Press, 2016), 42.
35
Ibid...46
36
K. Bertens, Etika, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,2007),88.
25
yang orang lain pikirkan. Sebaliknya, bukan persepsi orang lain yang
suatu kejahatan, hal ini tidak dianggap sebagai sesuatu yang buruk begitu
37
Flanders, Christopher L., About Face: Rethinking Face for 21st Century
Missions, (Eugene, OR: Pickwick Publications, 2011), 58.
26
Dalam honor and shame culture sanksi berasal dari luar, yaitu apa
yang dipikirkan atau dikatakan oleh orang lain. Dalam honor and shame
culture tidak ada hati nurani, ia hadir semata-mata sebagai rasa serba
salah yang besar terhadap diri sendiri, bahkan mungkin akan mencapai
titik tak mampu untuk memaafkan diri sendiri atas kesalahan yang ia
diri seseorang yang baik di mata orang lain, yakni masyarakat desa,
dirinya cacat dan karena itu tidak layak untuk cinta dan rasa untuk
38
K. Bertens, Etika, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,2007),88.
39
Jerome H. Neyrey, Honor and Shame in the Gospel of Matthew, (Louisville, KY:
Westminster John Knox Press, 1998), 15.
40
Brené Brown, Daring Greatly: How the Courage to Be Vulnerable Transforms the
Way We Live, Love, Parent, and Lead, (New York, NY: Gotham, 2012), 59.
27
sementara rasa malu adalah ketika seseorang berkata, “ada yang salah
dengan saya”.
dirimu dan tidak mau bersamamu”. 42 Isolasi diri dan pengucilan dari
penerimaan oleh kelompok inti adalah hal yang paling penting. Ketika di
satu sisi rasa malu merupakan sesuatu yang harus dihindari dengan
segala cara, justru rasa malu juga memiliki tujuan untuk membimbing
tidak merawat orang tua yang sudah lanjut usia. Kegagalan merawat
orang tua akan menimbulkan rasa malu yang besar. Maka, untuk
orang tua. Budaya rasa malu (honor and shame) cenderung kolektif dan
sosial dan dapat didefinisikan sebagai citra sosial seseorang yang secara
wajah yang dia terima dari masyarakat dan seberapa banyak wajah yang
Berikut ini akan dijabarkan tentang enam fitur budaya honor and
shame:
1. Patronage
43
Stella Ting-Toomey, ed., The Challenge of Facework: Cross-Cultural and
Interpersonal Issues, eBook, (Albany, NY: State University of New York Press, 1994),
273.
44
Stella Ting-Toomey, ed., The Challenge of Facework: Cross-Cultural and
Interpersonal Issues, eBook, (Albany, NY: State University of New York Press, 1994),
275.
29
timbal balik satu sama lain. Jadi biasanya sisi "lebih tinggi" atau lebih kaya
dan sumber daya yang mereka butuhkan, dan sebagai imbalannya, pihak
yang diberikan akan memberikan rasa hormat, pelayanan, dan rasa terima
yang menjadi patron menjadi asing bila umpanbalik non-material itu tidak
2. Indirect Communication
45
Georges and Baker, Ministering in Honor-Shame Cultures: Biblical Foundations
and Practical Essentials, (Illinois: InterVarsity Press,2016),51.
30
honor and shame, harus tetap relasional dan bukan hanya dengan logika.
Karena salah satu tujuan utama budaya honor and shame adalah
citra masing masing menjadi lebih penting. Dalam praktiknya, orang yang
“terlalu jujur” dan “berterus terang” berisiko merugikan orang lain. Jadi
merugikan orang lain dapat dikemas lebih baik, aman dan tak
menimbulkan masalah.
3. Event Focus
46
Georges and Baker, Ministering in Honor-Shame Cultures: Biblical Foundations
and Practical Essentials, (Illinois: InterVarsity Press,2016),53.
31
yang terpenting adalah ketika semua orang sudah hadir, dan bukan
dijadwalkan. Tepat waktu berarti semua atau sebagian besar orang sudah
hadir di acara dan bukan ketika mereka mulai sesuai dengan jadwal yang
sudah ditentukan. Acara adalah hal yang penting dalam budaya honor and
orang banyak adalah poin utama. Waktu bukanlah jadwal yang harus
menjadi waktu dimulainya sebuah acara, terlebih lagi bila kehadiran yang
telah ditetapkan.
4. Purity
47
Georges and Baker, Ministering in Honor-Shame Cultures: Biblical Foundations
and Practical Essentials, (Illinois: InterVarsity Press,2016),54.
32
Dalam budaya honor and shame, kesucian adalah salah satu ciri
penting dari budaya ini, karena kesucian dan kenajisan adalah sumber
rasa hormat dan rasa malu. Lebih lanjut, Georges menjelaskan bahwa
yang terlihat kotor di luar yang dapat dibersihkan, karena hal ini
5. Social roles
bertindak sesuai peran itu. Social roles adalah jalur sosial yang ditetapkan
pasangan.
6. Hospitality
yang datang. Pesta adalah salah satu cara dalam menunjukkan status
menjadi teman.
tamu. Ketika World Bank bertanya kepada orang miskin tentang arti
mendapat batasan yang tepat, maka akan dapat menjadi negatif yang
gosip.50
BAB III
50
Georges and Baker, Ministering in Honor-Shame Cultures: Biblical Foundations
and Practical Essentials, (Illinois: InterVarsity Press,2016),58-59
36
akan sesuatu yang sedang terjadi. Sedangkan logos berarti ilmu atau
dalam hal ini untuk memahami objek dalam penelitian yang dilakukan.
menyelidiki secara hati-hati dan terstruktur akan suatu fakta yang terjadi di
lapangan.53 Kata ini merupakan terjemahan dari kata research yang berarti
riset. Research terdiri dari dua kata, yakni re yang berarti kembali dan
search yang berarti mencari. Jika digabungkan maka kata riset bermakna
cakrawala berpikir dan melihat suatu kejadian dari sudut pandang yang
51
Surahman, Rachmat Mochamad, and Supardi Sudibyo, Metodologi Penelitian
(Jakarta: Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan,
2016).1
52
Suharjito Didik, Pengantar Metodotogi Penelitian, ed. Januarini Nia (Bogor: IPB
Press, 2014).11
53
Siyoto Sandu and Sodik Ali, Dasar Metodologi Penelitian, ed. Ayup (Yogyakarta:
Literasi Media Publishing, 2015).4
54
Surahman, Mochamad, and Sudibyo, Metodologi Penelitian.2
55
Ngatno, Buku Ajar Metodologi Penelitian Bisnis (Semarang: Cv. Indoprinting,
2015).6-7
37
hasil penelitian.58
yang diteliti.60
berorientasi pada proses dari pada hasil atau produk yang dikeluarkan. 64
60
Yusuf Muri, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan
(Jakarta: Kencana, 2016).328
61
Rukajat Ajat, Pendekatan Penelitian Kualitatif (Qualitative Research Approach)
(Yogyakarta: Deepublish, 2018).3-4
62
Indra and Astusi, Theologia Penelitian dan Penelitian Theologis Science-Ascience
serta Metodologinya.99-102
63
Sandu and Ali, Dasar Metodologi Penelitian.28
64
Hengki Wijaya, “Metode Penelitian Pendidikan Teologi,” Jurnal E-Modul 09 (2020):
3.
39
Penelitian ini berfokus pada aspek-aspek yang mendetail dan rinci serta
kritis yang melihat suatu gejala sebagai studi kasus yang harus dicerna
65
Ngatno, Buku Ajar Metodologi Penelitian Bisnis, 1st ed. (Semarang: Indroprinting,
2015).17
66
Indra and Astusi, Theologia Penelitian dan Penelitian Theologis Science-Ascience
serta Metodologinya.99-102
67
Amir, Metode Penelitian Kualitatif.1
68
Sandu and Ali, Dasar Metodologi Penelitian.8
69
Surahman, Rachmat Mochamad, and Supardi Sudibyo, Metodologi Penelitian
(Jakarta: Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan,
2016).4
40
dilaksanakan untuk menilai variabel mandiri, baik suatu variabel atau lebih
yang harus dikumpulkan untuk dilihat makna dan pemahaman yang lebih
data.71
Alkitabiah, yang berisi kebenaran empiris yang berdasar pada wahyu atau
pembaca pertama (meant) dan arti teks tersebut faktual untuk pembaca
memecahkan masalah yang terjadi dalam karya tulis ilmiah ini. Eksposisi
70
Surahman, Mochamad, and Sudibyo, Metodologi Penelitian.4
71
Muri, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan.331-336
72
Hengki Wijaya, “Metode Penelitian Pendidikan Teologi,” Jurnal E-Modul 09
(2020): 1.
73
Indra and Astusi, Theologia Penelitian dan Penelitian Theologis Science-Ascience
serta Metodologinya.124
41
pendekatan yang peneliti gunakan dalam penulisan karya ilmiah ini adalah
yaitu metode penelitian yang memfokuskan pada fakta atau realita yang
terjadi sekarang ini dan didasari pada kebenaran Alkitab sebagai firman
dan akurat.
B. Sumber Data
data primer dan sekunder. Sumber data primer adalah data yang dibuat
74
Panjaitan Tutur Parade Tua et al., “Mengimpelementasikan Karakteristik
Kepemimpinan Salomo pada Masa Kini : Eksposisi 2 Tawarikh 1 : 1-13,” Haggadah:
Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen 2, no. 2 (2021): 135.
42
sumber pertama atau tempat objek penelitian dilakukan. Data primer ini
merupakan sumber data utama yang menjadi sumber fokus dari penelitian
ini yang menjadi sumber data sekunder adalah literatur atau buku-buku
Sumber data primer penelitian ini secara langsung dari Alkitab, buku
“Ministering in Honor and Shame Culture” oleh Jayson Georges dan Mark
D. Baker dan artikel jurnal berjudul “Budaya Honor and Shame dalam
Paksoal. Selain data primer, penelitian ini juga menggunakan sumber data
dengan cara studi pustaka (library research). Studi pustaka adalah teknik
dan mencatat berbagai literatur atau bahan bacaan yang sesuai dengan
pemikiran.77
penelitian ini ada tiga langkah atau tahapan, yaitu langkah pertama teknik
77
Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Research (Bandung: ALUMNI, 1998), 78
78
Moh Nazir, Metodologi Penelitian, cet. Ke-6 (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), 174.
44
sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang
orang lain.79 Dalam penelitian ini, setelah data terkumpul dan diolah, mak
79
Sugiyono, Metode Penelitian Kuatitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung:
Alfabeta,2007), 334
45
eksposisi biblika.
Shame
80
Sugiyono, Metode Penelitian Kuatitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung:
Alfabeta,2007), 82
46
percaya sebagai bagian dari nilai hidup mereka yang terkoneksi terhadap
Allah, Pencipta seluruh umat manusia. Ketika nilai budaya honor and
shame terkmaknai secara tidak benar dalam hidup orang percaya, maka
manusia kembali pada hakikat untuk memuliakan Allah, baik dalam gaya
1. Patronage
keuangan maupun jabatan, sebagai orang yang disegani atau diberi nilai
hormat lebih tinggi. Fokus utama ialah ketika yang lebih “tinggi”
pelayan, bahkan jemaat yang berkekurangan. Balas jasa ini bisa berupa
tenaga atau hutang budi penerima jasa kepada orang yang lebih tinggi.
47
memiliki arti verb qal imperfect 2ms, yang memiliki arti bahwa tindakan
kauingat, bahwa engkau pun dahulu budak di Mesir dan engkau ditebus
81
https://alkitabsabda.org
82
Christiana van Houten. The Alien in Israel Law. JSOT Supplement Series 107
(Sheffield: JSOT Press, 1991), 93.
48
tersebut. Dalam versi NIV dikatakan, “Do not take advantage of a hired
worker who is poor and needy, whether that worker is a fellow Israelite or
a foreigner residing in one of your towns.” Dalam ayat ini, tersirat berita
perjalanan dan percakapan kita sehari-hari” 84. Kebaikan hati harus disusuli
dengan kebaikan hati pula, belas kasihan harus disusuli dengan belas
83
Thompson, Deuteronomy (Leicester: Inter-Varsity Press, 1974), 67
84
Matthew Henry, Concise Commentary On Bible (Grand Rapids, MI: Christian
Classics Ethereal Library, 1961), 336
49
jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi
bukanlah berasal dari kantong, sebab akan bertolak ukur dari sedikit atau
banyak. Pemberian haruslah berasal dari hati, sebab dari hatilah manusia
dalam hidupnya, sukacita orang benar dalam memberi juga didasari pada
2. Indirect Communication
85
P.E Hughes, Paul’s Second Epistle to The Corinthians,(Philadelphia: Eerdmans
Pub Co,1962),53.
50
menjaga intonasi suara dan seleksi kata, peka membaca situasi penerima
disampaikan-Nya.86
firman, namun tidak melakukannya. Dalam Mat. 23, ada sebanyak 8 kali
86
Lembaga Biblika Indonesia, Mendengarkan Tuhan Bercerita, (Jakarta: Yayasan
Lembaga Biblika Indonesia, 2011), 10
51
dengan baik dan benar mampu memberikan nilai guna dalam hidupnya
indikasi sikap orang yang takut akan Tuhan, acapkali ditemukan dalam
87
Barnabas Ludji, Pemahaman Dasar Perjanjian Lama 2 (Bandung: Bina Media
Informasi,2009) 184.
88
https://alkitabsabda.org
89
Henry D. Maurice & Joseph S. Exell, The Pulpit Commentary: The Book of
Proverbs (Illnois: Grace of God Publishing, 2009), 118
52
tiap kesempatan yang ada). Perkataan yang keluar sekali, tak dapat
3. Event Focus
ini adalah jahat”. Bagi Paulus, salah satu model hidup anak-anak terang di
dalam dunia adalah peka dengan waktu dan kesempatan yang diberikan
Kairon dari bentuk awal Kairos, yang memiliki arti waktu, musim, saat. 92
Istilah untuk Kairos sendiri memiliki arti kesempatan atau moment yang
berarti lebih dari sekedar waktu kronologi. Kesempatan ini tak akan
terulang kembali atau pun jika terulang, momentnya sudah tidak akan
sama lagi.
adalah waktu yang begitu berharga yang tidak dapat diputar kembali. Bila
kesempatan itu datang, maka kesempatan itu ialah waktu yang amat
segera dikerjakan, bila tidak demikian maka waktu akan terus berjalan
sedangkan manusia tidak akan sadar betapa besar kerugian yang telah ia
92
https://alkitab.sabda.org
93
R.P. Martin (terj: Broto Semedi), Tafsiran Alkitab Masa Kini 3, (Jakarta: Yayasan
Komunikasi Bina Kasih,2013),601.
54
memacu para pemalas untuk bekerja dan giat, selagi masih ada
4. Purity
94
John Bunyan, The Pilgrim’s Progress, (Oxford: Oxford University
Press,2003),263.
95
Matthew Henry, Concise Commentary On Bible (Grand Rapids, MI: Christian
Classics Ethereal Library, 1961), 1005
55
yang tidak suci atau najis (2 Tim. 2:22), mengejar kesucian bila ingin
mendekat pada Allah (Maz. 24:3-4), hidup meneladani Yesus sendiri yang
adalah kudus, hendaklah umat-Nya pun harus demikian (1 Pet. 1:15) dan
suci, tak cemar dan murni adalah poin penting dan utama bagi setiap
umat Allah.
kekeliruan paham dari jemaat yang ada disana. Mereka telah masuk
pernah mereka terima dari Paulus adalah kebebasan untuk berbuat apa
melarikan diri, pergi dalam bentuk present imperatif aktif,97 artinya ini
96
Matthew Henry, Concise Commentary On Bible (Grand Rapids, MI: Christian
Classics Ethereal Library, 1961), 1650.
97
https://alkitabsabda.org
56
karena godaan ini mampu belenggu dan memperbudak diri mereka lagi
dan lagi dan merusak diri mereka yang adalah anggota dari tubuh
milik Kristus yang telah dibayar lunas, maka Paulus mendesak supaya
Fakta untuk menjaga kesucian diri umat Allah adalah baik dan benar.
Namun, tidak juga dipungkiri bahwa dalam realita hidup orang percaya
kecenderungan untuk menjadi cemar dan bernoda pasti ada. Alkitab tidak
kisah Daud dan Betsyeba (2 Sam. 11), Yehuda dan Tamar (Kejadian
hawa nafsu. Sekalipun ada rasa penyesalan dan pertobatan, bukan berarti
98
Richard E. Oester, JR, The College Press NIV Commentary: I Corinthians (USA:
College Press Publishing Co,2005), 148
57
Kesucian memang amat utama dan penting dalam hidup orang percaya,
sebagai anggota tubuh Kristus yang harus memuliakan Dia melalui tubuh
mereka, namun bukan berarti menolak dan tidak lagi memberi tempat bagi
penyesalan diri dan pertobatan sejati, Allah Bapa yang penuh kasih akan
5. Social Roles
fitur budaya ini. Ekspetasi yang tinggi ditaruh kepada pihak-pihak tertentu,
sekalipun sebenarnya mereka yang ditunjuk pun tidak demikian dan tidak
menginginkan.100 Dalam Alkitab, fitur budaya ini terliat jelas kala orang-
99
J. Verkuyl, Khotbah di Bukit, (Jakarta: Gunung Mulia, 2002), 20.
100
Georges and Baker, Ministering in Honor-Shame Cultures: Biblical Foundations
and Practical Essentials, 71.
58
Yesus. Matius 13: 55, “Bukankah Ia ini anak tukang kayu? Bukankah ibu-
dan Yudas?”. Awalnya mereka kagum dengan Dia, tetapi ketika melihat
menolak Yesus.
kepuasan hati orang banyak dan rela memadamkan hati nuraninya untuk
melepaskan Yesus yang tidak bersalah untuk dihukum mati dan disalibkan
keinginan mereka. Hal yang begitu memalukan bagi Pilatus ketika ia lebih
Topeng sosial acapkali menjadi solusi dari kegagalan fitur budaya ini,
Yesus, tak satu pun tersembunyi dari-Nya, tak satu pun dusta keluar dari
manusia. Matius 5: 37, “Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak,
101
C.E.G. Swif (terj: Harun Hadiwijono), Tafsiran Alkitab Masa Kini 3, (Jakarta:
Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2013),180.
59
hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari
si jahat”.
keadaan orang lain.” Surat kepada jemaat Galatia oleh Rasul Paulus
artinya kata ini memiliki makna perintah untuk terus dilakukan orang
percaya, yakni menilai diri mereka sendiri terlebih dahulu dari apa yang
yang harus dikerjakan oleh orang yang telah dibenarkan oleh Kristus
doctrine of faith, and bring into the church again the doctrine of works and
102
Matthew Henry, Concise Commentary On Bible (Grand Rapids, MI: Christian
Classics Ethereal Library, 1961), 1877
103
https://alkitabsabda.org
104
https://alkitabsabda.org
60
(...jangan sampai setan mengambil doktrin iman ini dari kita, dan
manusia. Oleh karena itu, doktrin ini harus disimpan dalam praktik hidup
6. Hospitality
ibadah rumah tangga justru menjadi hal yang tabu dan tidak lazim
105
Matthew Henry, Concise Commentary On Bible (Grand Rapids, MI: Christian
Classics Ethereal Library, 1961), 1877
61
seseorang. Akibatnya, klaim rasa hormat lebih menjadi umpan balik yang
orang papah dan tersisihkan yang tidak dapat membalas kebaikan sang
jika pernah mengajak teman, saudara, dan sebagainya, namun salah jika
62
dengan orang hanya atas dasar apa yang dapat mereka lakukan sebagai
berarti perbuatan yang hanya terjadi satu kali saja, hal ini menunjukkan
bahwa memang benar bahwa mereka yang miskin dan menderita yang
diundang itu tidak akan mampu untuk membalas hal yang sama pada saat
itu juga satu kali pun, karena pembalasan kekal dari Allah yang justru
lebih dari itu telah tersedia pada kebangkitan orang benar. Jika berbuat
kekal.
Dari sinilah rasa hormat yang sejati Yesus ajarkan, bukan dari dunia,
106
Norval Geldenhuys, Commentary on the Gospel of Luke: The English Text (Grand
Rapids Michigan: Kregel Publisher,1971), 358
107
https://alkitabsabda.org
63
nyata. Seseorang wajib berusaha berbuat baik kepada mereka yang tidak
“Even in the common actions of life, Christ marks what we do, not
only in our religious assemblies, but at our tables”. Our Lord did not mean
that a proud and unbelieving liberality should be rewarded, but that his
precept of doing good to the poor and afflicted should be observed from
memperhatikan apa yang kita kerjakan, bukan hanya yang tampil dalam
sistem religiusitas, namun sikap terhadap meja kita sendiri. Tuhan tak
dipamerkan, namun ajaran untuk berbuat baik kepada orang yang lemah
dan menderita harus karena cinta kepada Tuhan). Menyikapi sebuah meja
BAB IV
KINI
kebutuhan pokok dalam hidup orang percaya, yang jikalau tidak dilakukan
sekali dua kali, ataupun saat mood baik tidak akan memberi dampak
berkali-kali dan terus menerus, menjadi gaya hidup yang tiada masa
110
Kasmiran Woerjo, dkk, Pengantar Psikologi Umum (Surabaya: Usaha Nasional,
2002), 101.
66
untuk hidup dengan tidak menjadi batu sandungan (band. Roma 14:13),
111
http://kbbi.kemdikbud.go.id
67
namun justru diterima dengan kerelaan hati oleh sesama orang percaya,
budaya honor and shame yang mampu mendorong perilaku baik orang
batasan perilaku dalam masyarakat. Dalam hal ini juga mencakup bagian
and shame ditujukan untuk mendidik orang percaya untuk belajar hidup
(ciptaan) yang terus berjuang untuk menjadi citra Allah dalam pengenalan
112
http://kbbi.kemdikbud.go.id
68
yang benar akan kehendak dan perintah Allah. Orang percaya masa kini
1. Patronage
ucapan ini adalah ungkapan rasa syukur atau membalas budi setelah
percaya.
dan kemurahan hati di tiap-tiap hari dan di saat itulah kebaikan perlu
Korintus 9:7)
2. Indirect Communication
rasa takutnya akan Tuhan. Sikap rasa takut akan Tuhan akan
maka orang percaya yang tidak boleh terlepas dari situasi konteks
Kerajaan sorga.
tidak akan mampu bertahan hidup sendirian tanpa manusia lain, maka
relasi antar sesama hingga pada waktu yang lama dalam damai
3. Event Focus
Setiap waktu yang berjalan adalah masa yang tidak akan kembali
kebiasaan yang mampu menjadi tolak ukur bagi orang banyak betapa
orang banyak.
Amsal 6:6)
percaya. Waktu akan terus berjalan, orang percaya pun harus terus
yang dituntun untuk menjadi arif dan bijaksana dan bukan seperti
kebiasaan dunia.
4. Purity
merusak diri orang percaya yang adalah tubuh Kristus yang pada
dari godaan ini adalah cara paling tepat untuk melepaskan diri dari
beraktivitas positif lainnya adalah cara untuk kabur dari godaan ini.
tubuh Kristus dan bait Roh Kudus, orang percaya harus tetap
77
bergantung pada kuasa Allah untuk melawan dan kabur dari godaan
ini.
demikian pulalah hati Allah terhadap orang percaya, umat yang telah
dipilih dan ditebus oleh-Nya. Jika Allah yang kudus masih menerima
mereka yang telah jatuh dalam dosa kecemaran, maka orang percaya
teguran bagi orang percaya untuk hidup kudus dan pengingat akan
sesama orang percaya sudah tidak perlu lagi mencerca dan menyakiti
5. Social Roles
78
masyarakat dan budaya, maka tidak akan terlepas dari peran dan
pendiskreditan itu terjadi akibat dari sejarah kelam dan masa sulit
penuh misteri adalah cara yang terbaik untuk tidak merendahkan dan
lebih atau yang kurang dari yang lain. Keberadaan manusia yang
Galatia 6:4)
yang perlu dilakukan oleh orang percaya, sebab tugas dan tanggung
6. Hospitality
orang lemah dan lapar adalah panggilan orang percaya yang sedang
81
mereka. Dengan tidak berharap balasan, sebab mereka pun pasti tak
tertuju dan terarah pada berkat yang telah disediakan Allah baginya
yang tidak dapat dibeli dengan kekayaan dunia sebesar apapun. Jika
menjadi berkat dan terang dalam dunia yang gelap sedang dikerjakan
akan, sedang dan telah mereka peroleh yang berasal dari Allah yang
sebab nilai itu tidak sebanding dengan nilai kasih Allah bagi diri orang
percaya.
C. Simpulan
lain yang memberi, dimana pihak yang memberi juga dilarang untuk
berkomunikasi dengan baik dan jelas tanpa menyakiti dan merusak relasi
orang percaya masa kini dengan hidup yang saling peduli terhadap
seks yang dapat mencenari diri sendiri dan komunitas merupakan langkah
hidupnya. Tidak mencerca dan mencela sesama yang telah cemar adalah
salah sikap yang juga perlu dilakukan oleh orang percaya masa kini dalam
dalam kehidupan orang percaya masa kini dengan berfokus pada tugas,
84
bandingkan diri dengan tugas orang lain. Setiap tugas, peran dan
didasari pada niat hati yang tulus tanpa harap kembali atau keinginan
diadakan didasarkan pada ketulusan hati akan cinta pada Allah, maka
orang percaya harus mengingat dan berbagai juga terhadap orang yang
mereka.
nilai hidup kristiani dan ajaran Alkitab yang tepat dan benar. Dengan
BAB V
PENUTUP
Selain itu peneliti juga akan memberikan masukan yang dianggap perlu.
A. Simpulan
86
Penilaian ini berasal dari luar diri sehingga mampu memberikan dampak
terhadap kepercayaan diri akibat rasa malu dari sebuah perbuatan yang
tidak terhormat.
menjadi ciri khas kebudayaan ini yaitu patronage (kewajiban berbalas budi
orang percaya. Pemahaman yang benar dan tepat terhadap firman Tuhan
dan komitmen dalam melakukannya sebagai wujud karna cinta pada Allah
Ilahi dengan menjadi teladan bagi sesama manusia dan orang percaya
serta dengan tidak menjadi batu sandungan bagi masyarakat lainnya yang
88
masyarakat.
B. Saran
saran-saran yang dianggap perlu bagi orang percaya juga bagi hamba-
lingkungan sekitar.