Anda di halaman 1dari 6

BIDAN DESA SEBAGAI PENGGERAK

DALAM MEWUJUDKAN MASYARAKAT SEUMIRAH SEHAT

LATAR BELAKANG

Salah satu program pembangunan kesehatan yang dilakukan oleh


Pemerintah adalah meningkatkan akses pelayanan kesehatan bagi seluruh
masyarakat. Untuk mencapai tujuan tersebut pemerintah menempatkan bidan desa
merata diseluruh tanah air, baik penempatan oleh pemerintah pusat dalam bentuk
Nusantara Sehat maupun penempatan yang lakukan oleh pemerintah daerah dalam
bentuk tenaga ASN atau tenaga kontrak daerah.
Bidan desa adalah bidan yang ditempatkan dan bertempat tinggal pada satu
desa dalam wilayah kerja Puskesmas sebagai jaringan pelayanan Puskesmas.
Penempatan bidan di desa utamanya adalah dalam upaya percepatan peningkatan
kesehatan ibu dan anak, serta peningkatan status kesehatan masyarakat.
Sesuai kewenangannya, tugas bidan desa adalah memberi pelayanan
kesehatan ibu dan anak (KIA), pelayanan keluarga berencana (KB), memberi
pelayanan promotif, preventif dan pemberdayaan masyarakat serta melakukan
deteksi dini dan pengobatan awal terkait kesehatan ibu dan anak, termasuk
pelayanan gizi. Pelayanan kesehatan ibu dan anak meliputi pelayanan PUS, WUS,
ibu hamil, persalinan, ibu nifas, bayi, balita dan pelayanan keluarga berencana.
Dalam melaksanakan tugas, seorang bidan harus tanggap terhadap berbagai
kejadian penyakit yang ada di desa tempat tugasnya dan melakukan pertolongan
awal pada kejadian penyakit.

Tak mudah bagi bidan desa untuk menjalankan peran dan fungsinya,
walaupun Bidan desa tersebut telah menjalankan tugasnya sesuai dengan peran
dan fungsinya sebagai pelayan kesehatan. Sarana dan prasarana yang belum
memadai, kurangnya dukungan dari pemerintah desa, nilai budaya dan
kepercayaan masyarakat yang menyebabkan masih berkembang pengobatan dan
persalinan oleh dukun menjadi hambatan dalam memberi pelayanan kesehatan di
daerah terpencil. Perilaku dan budaya masyarakat yang masih kental dengan
kepercayaan terhadap dukun atau yang biasa mereka sebut “Mak Bidan”,
membuat bidan desa harus dapat bersahabat dalam memberi pelayanan kesehatan.

Essai Tenaga Kesehatan Teladan Puskesmas Tahun 2022 Page 1


Untuk dapat menjalankan perannya, bidan desa harus selalu berkoordinasi dengan
kepala desa, tokoh masyarakat, tokoh agama dan tokoh lainnya di desa, selain itu
bidan desa juga harus selalu berkoordinasi dengan kepala puskesmas dan
penanggung jawab program di puskesmas.

BERSAMA MEWUJUDKAN MASYARAKAT SEUMIRAH SEHAT

Gampong Seumirah merupakan salah satu gampong yang ada di


kecamatan Nisam Antara, Kabupaten Aceh Utara, provinsi Aceh, dan termasuk
katagori terpencil. Gampong seumirah memiliki luas wilayah 4.050 Ha dengan
jumlah penduduk 4.340 Jiwa yang tersebar di 8 dusun. Masyarakat desa Seumirah
sebagian besar berprofesi sebagai petani kebun dengan tingkat pengetahuan
rendah. Budaya dan kepercayaan masyarakat terhadap pengobatan tradisional dan
dukun membuat masyarakat jarang memanfaatkan fasilitas kesehatan. Termasuk
dalam hal persalinan. Kesadaran masyarakat untuk datang dan membawa anak ke
posyandu masih rendah.

2022 2019
Data PIS-PK
Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban 62.87%
sehat 52.57%
Keluarga mempunyai akses sarana air bersih 93.46%
82.46%
Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan 85.41%
Nasional (JKN) 85.41%
Anggota keluarga tidak ada yang merokok 33.11%
32.03%
Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan 38.10%
tidak ditelantarkan 38.10%
Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara 75.14%
teratur 74.92%
Penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan 32.14%
sesuai standar 31.14%
Balita mendapatkan pematauan pertumbuhan 74.60%
60.60%
Bayi mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif 42.40%
32.40%
Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap 50.52%
30.64%
Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan 89.66%
78.56%
Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB) 46.27%
32.47%

Data survey Keluarga Sehat tahun 2019, cakupan pelayanan KB rendah,


baru 32,47 % keluarga yang mengikuti KB. Padahal KB tidak semata membatasi
jumlah anak dalam keluarga, program KB  juga bertujuan untuk memastikan
bahwa setiap anak mendapat ASI yang cukup dan pola asuh yang optimal
sehingga bisa menjadi anak yang sehat dan cerdas. Selain itu, program KB juga

Essai Tenaga Kesehatan Teladan Puskesmas Tahun 2022 Page 2


dapat menurunkan risiko kematian ibu dan bayi serta mencegah kehamilan yang
tidak direncanakan.

Persalinan di Fasilitas kesehatan yang memadai akan mendukung proses


persalinan yang aman dan minim risiko komplikasi Setelah melahirkan, ibu juga
akan memiliki tempat untuk memeriksa kesehatannya dan bayinya secara berkala.
Dengan begitu, keselamatan serta kesehatan ibu dan anak jadi lebih terjamin.
Namun masih ada 21,44 % masyarakat Gampong Seumirah yang melahirkan di
tempat bukan fasilitas Kesehatan. Hal ini dapat menjadi faktor penyebab
kematian ibu/bayi di samping adanya kasus pernikahan usia muda. Tahun 2019
ada 13 kasus pernikahan usia di bawah dini (< 20 tahun)

Imunisasi anak sangat penting dilakukan guna mencegah terjadinya


penyakit yang bisa berakibat fatal seperti polio, campak, dan difteri. Untuk
mendapatkan imunisasi wajib, diperlukan kesadaran orang tua untuk membawa
anak ke posyandu, puskesmas, rumah sakit, maupun fasilitas medis lain yang
menyediakannya. Data kunjungan posyandu Seumirah tahun 2020 kunjungan
balita ke posyandu masih rendah (76%) dan survey keluarga sehat hanya
sebagian (50,5 %) anak gampong seumirah yang mendapatkan imunisasi dasar
lengkap. Tantangan dalam pelaksanaan imunisasi adalah kesadaran orangtua
tentang pentingnya imunisasi, orang tua masih takut membawa anaknya imunisasi
karena takut demam dan kepercayaan yang salah tentang imunisasi seperti
masalah kehalalan.

Kesibukan ibu yang rata-rata ikut bekerja di kebun menyebabkan cakupan


pemberian ASI Eksklusif masih rendah (32%) padahal ASI dapat melindungi bayi
dari beragam penyakit serta mendukung perkembangan tubuh dan otaknya secara
optimal termasuk mencegah stunting dan gizi buruk. Disamping sanitasi yang
baik. Data menunjukkan masih ada 39% keluarga di Gampong Seumirah belum
menggunakan Jambat Sehat. Ini menjadi PR bagi Pemerintah Gampong Seumirah.

Menghadapi permasalahan tersebut, bidan sebagai penggerak dalam


mewujudkan masyarakat Sehat, melakukan koordinasi baik di tingkat desa dengan
kepala desa dan perangkatnya maupun di puskesmas bersama kepala puskesmas

Essai Tenaga Kesehatan Teladan Puskesmas Tahun 2022 Page 3


dan penanggung jawab program terkait. Dalam berbagai pertemuan seperti Rapat
Bidan Desa, MMD, musrembang desa, lokakarya mini lintas program dan lintas
sektor untuk mencari solusi pemecahan masalah.
Sehingga muncul ide untuk melakukan kegiatan dan inovasi di Gampong
Seumirah, baik bersama lintas sektor maupun lintas program sebagai upaya untuk
mewujudkan masyarakat seumirah sehat, :

1. SALAM (berSama pAntau keLuargA berMasalah)


“SALAM” merupakan kegiatan wajib saat kita melakukan kunjungan
rumah atau bertemu dengan seseorang, kegiatan Salam dilakukan bersama
lintas sektor dan lintas program untuk memantau keluarga yang memiliki
masalah terutama masalah kesehatan. Kegiatan “SALAM” melibatkan
Bidan Desa, kader Kesehatan, Kepala/Perangkat Desa , tokoh masyarakat,
tokoh agama, pendamping Desa, PKH, PKK, LSM , Kepala Puskesmas dan
PJ Program kesehatan di puskesmas
Pihak yang terlibat dapat secara langsung mengenal dan menganalisa
masalah yang di alami keluarga / individu, serta ikut membantu mengarahkan
keluarga yang bermasalah untuk mencari solusi pemecahan masalah.
Tujuan Kegiatan SALAM adalah :
 Untuk membina kerjasama dengan lintas sektor, lintas program dan LSM
dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
 Memudahkan masing-masing pihak untuk mengenal permasalahan yang
dihadapi masyarakat/ keluarga sehingga dapat berkontribusi sesuai peran
dan fungsinya
 Membantu mempermudah akses pelayanan terhadap masy terutama
pelayanan kesehatan

Pelaksanaan kegiatan “SALAM” dimulai dengan pendataan kasus oleh


kader kesehatan, setelah data diperoleh kader melaporkan kepada bidan desa.
Selanjutnya kader dan bidan desa mengundang pihak terkait untuk melakukan
rembuk agar masing-masing pihak dapat berperan saat kunjungan. Setelah di
peroleh kesepakatan maka tim akan melakukan kunjungan rumah dan
evaluasi kunjungan. Evaluasi dilakukan dalam dua versi, yaitu evaluasi

Essai Tenaga Kesehatan Teladan Puskesmas Tahun 2022 Page 4


kunjungan dan evaluasi kegiatan salam. Evaluasi kunjungan dilakukan setiap
akhir kegiatan, sedangkan evaluasi kegiatan di lakukan per tiga bulan untuk
mengevaluasi kegiatan apakah berjalan sesuai komitmen.

2. Rumoeh Centing (Rumah Cegah Stunting)


“Rumoeh Centing” merupakan inovasi UPTD Puskesmas Nisam Antara
dengan Gampong Seumirah, sebagai desa lokasi fokus Stunting tahun 2021,
Rumoeh Centing adalah tempat dilaksanakannya kegiatan-kegiatan dalam
upaya Penanganan dan Pencegahan Stunting di Gampong Seumirah. Bidan
desa sebagai penanggung jawab kesehatan di desa yang menjadi wilayah
kerjanya berperan sebagai penggerak dan pelaksana kegiatan di rumah
centing. Ragam kegiatan di Rumoeh Centing berupa :
 Penggalangan Bersama Komitmen Lintas Sektor (PERMENT) untuk
mengurangi Stunting
 Edukasi dan Simulasi Pengolahan Makanan Bergizi (ES PELANGI)
seperti edukasi makanan untuk ibu hamil, ibu menyusui dan balita
serta simulasi pengolahan makanan PMT
 Cegah stunting dengan Lingkungan Sehat (CENIL SEHAT) berupa
pembinaan rumah sehat dan penyuluhan PHBS
 Bersama Kader Kunjungan Rumah (ES KURMA) untuk melakukan
intervensi Stunting
 Edukasi dan konseling sebelum Nikahan (ES LILIN)
 Buku Kegiatan Kurangi Stunting (KETAN KUNING) berupa buku
catatan pengukuran, penimbangan dan kunjungan dalam Kegiatan
Cegah Stunting.
 Komunitas Perduli Asi Eksklusif (MUSIK)

Pelaksanaan kegiatan di Rumoeh Centing menggunakan Dana desa yang


khusus di alokasikan untuk kegiatan intervensi stunting.

Tujuan inovasi Rumoeh Centing adalah :


 Mempercepat penurunan Angka Stunting
 Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pencegahan stunting
 Menanggulangi permasalahan gizi

Essai Tenaga Kesehatan Teladan Puskesmas Tahun 2022 Page 5


KESIMPULAN DAN PENUTUP

Dengan adanya kegiatan inovasi di desa seumirah banyak permasalahan


kesehatan dapat teratasi, pengetahuan masyarakat terhadap kesehatan meningkat.
Masyarakat sudah memanfaatkan fasilitas kesehatan untuk persalinan dan
Kunjungan posyandu meningkat.
Edukasi yang di berikan bersama ibu PKK , kader dan PKH dalam setiap
kunjungan dalam kegiatan “SALAM’ sangat membantu. Ketika ada ibu hamil
yang tidak mau ke fasilitas kesehatan PKH, Kader dan PKK akan melakukan
Kunjungan Rumah untuk mengedukasi ibu hamil dan keluarganya. Keterlibatan
Muspika/lintas sektor dalam penanganan pasien dengan kondisi Khusus seperti
Kelainan Jantung, Kanker dan tidak mampu sangat membantu. Proses rujukan
menjadi mudah, dan pasien tidak mampu mendapatkan bantuan dari dana desa
sesuai dengan kebutuhannya.
Intervensi yang di lakukan di Rumoeh Centing seperti pengukuran yang
benar dan pencatatan yang baik berhasil membuat desa seumirah berhasil keluar
dari lokus stunting pada tahun 2022. Dukungan dan kerjasama yang baik antara
bidan desa, lintas sektor dan lintas program, harapan untuk mewujutkan
Masyarakat Seumirah Sehat dapat terwujud.

DAFTAR PUSTAKA

Octa, D,. 2016. Cara Menjadi Bidan Yang Komunikatif, Hang Tuah, Pekan Baru.

Kementrian Kesehatan RI., 2018, Situasi Balita Pendek (Stunting) Di Idonesia :


Jakarta Kementrian Kesehatan

Atikah R.,2018. Study Guide - Stunting Dan Upaya Pencegahannya. Cv Mine.


Yokyakarta

Essai Tenaga Kesehatan Teladan Puskesmas Tahun 2022 Page 6

Anda mungkin juga menyukai