Anda di halaman 1dari 26

KELOMPOK 6

Pertolongan Persalinan Oleh tenaga Non


Kesehatan

Anggota :
1. Delfi Kemala Kartika Puri
(P27824215007)
2. Saka Marceline R N (P27824215014)
3. Anita Dwi K (P27824215025)
4. Siti Handriani (P27824215030)
5. Puput Rinda Eka J V (P27824215039)
Pertolongan Persalinan Oleh tenaga Non Kesehatan

Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan non-


medis seringkali dilakukan oleh seseorang yang
disebut sebagai dukun beranak, dukun bersalin atau
peraji. Pada dasarnya dukun bersalin diangkat
berdasarkan kepercayaan masyarakat setempat atau
merupakan pekerjaan yang sudah turun temurun dari
nenek moyang atau keluarganya dan biasanya sudah
berumur ± 40 tahun ke atas (Wiknjosastro, 2007).
Faktor penyebab
1. Kemiskinan

Tersedianya berbagai jenis pelayanan publik serta persepsi tentang


nilai dan mutu pelayanan merupakan faktor penentu apakah rakyat
akan memilih kesehatan atau tidak. Walaupun biaya merupakan
alasan yang menentukan pilihan masyarakat miskin, ada sejumlah
faktor yang membuat mereka lebih memilih layanan yang diberikan
oleh dukun.

Biaya pelayanan yang diberikan oleh bidan di desa untuk membantu


persalinan lebih besar daripada penghasilan RT miskin dalam satu
bulan. Disamping itu, biaya tersebut pun harus dibayar tunai.
Sebaliknya, pembayaran terhadap dukun lebih lunak secara uang
tunai dan ditambah barang. Besarnya tarif dukun hanya sepersepuluh
atau seperlima dari tarif bidan desa. Dukun juga bersedia
pembayaran mereka ditunda atau dicicil (Suara Merdeka, 2003).
2. MASIH LANGKANYA TENANGA MEDIS
DI DAERAH-DAERAH PEDALAMAN
 Sekarang dukun di kota semakin berkurang meskipun
sebetulnya belum punah sama sekali bahkan
disebagian besar kabupaten, dukun beranak masih
eksis dan dominan. Menurut data yang diperoleh Dinas
Kesehatan Jawa Barat jumlah bidan jaga di Jawa Barat
sampai tahun 2005 ada 7.625 orang.

3. Kultur budaya masyarakat

Masyarakat kita terutama di pedesaan, masih


lebih percaya kepada dukun beranak daripada
kepada bidan apalagi dokter. Rasa takut masuk
rumah sakit.
4. Kebiasaan/perilaku/adat istiadat yang
tidak menunjang

a.Keluarga yaitu adanya kebiasaan keluarga yang


memustuskan atau memaksa calon orang tua
mengenai siapa yang akan menolong persalinan

b. Masyarakat, yaitu adanya kebiasaan masyarakat


yang lebih mempercayai penolong persalinan
oleh tenaga non medis (dukun)
5.Sarana kesehatan
6.Keadaan social ekonomi yang masih
belum memadai
7.Rendahnya tingkat pendidikan
masyarakat
8.Status dalam masyarakat
9.Tingkat kepercayaan masyarakat
terhadap penyuluhan kesehatan dan
petugas kesehatan yang masih
rendah.
Penanganan
Penanganannya dengan diadakan
program penempatan bidan di desa yang
bertujuan untuk menurunkan tingkat
kematian ibu hamil, bayi dan ballita.
Kecuali hal-hal yang berhubungan
dengan adat dan kebiasaan masyarakat
setempat, dengan menjalin hubungan
kemitraan antara keduanya.
Cara Pertolongan dan asuhan dulu
Bidan Dukun
 Jarang berkonsultasi  Selalu berkonsultasi
dengan bidan (kurang dengan dukun
nyaman)  Bumil dikunjungi
 Bumil datang ke langsung oleh dukun
tempat praktik kerumah
 Pijat perut
 Upacara tingkepan
Ciri-ciri pertolongan persalinan non
kesehatan

Tidak mengetahui mekanisme persalinan


Tidak mengenal hamil dengan resiko tinggi
Secara psikologi turun temurun, tidak bersih dan
aman
Teknik dukun, menunggu tanda persalinan dan <
mengenal bahaya resiko
Komplikasinya adalah persalinan lama, terlantar
kemudian akan terjadi perdarahan
Rujukan terlambat => meninggal
Pelatihan

Pelatihan adalah pendidikan singkat yang dilakukan


kepada seseorang guna meningkatkan keterampilan
tertentu. Pelatihan memerlukan kurikulum. Secara
sederhana kurikulum pelatihan terdiri dari :

1. Latar belakang pelatihan yang dilakukan


2. Tujuan pelatihan dan tujuan yang ingin dipakai
3. Materi pelatihan dan bobot waktunya
4. Penjelasan singkat tentang materi pelatihan dan
pokok bahasan yang tercakup
Pelatihan dukun

Sekitar 70-80%
pertolongan persalinan di
Tujuan
pedesaan, khususnya  meningkatkan keterampilan
desa terpencil dilakukan dukun dalam melayani ibu
oleh dukun. hamil, ibu bersalin, ibu nifas
dan bayi yang dilahirkan
Untuk mencegah sesuai dengan persyaratan
kesalahan tindakan kesehatan.
dukun, diperlukan
bimbingan dengan
mengadakan pelatihan
dukun atau kursus dukun.
Dengan demikian dukun memperoleh pengetahuan
dan keterampilan dasar dalam pemeliharaan
keseahatan ibu hamil pertolongan persalinan
nprmal, ibu nifas, perawatan bayi yang bayi lahir,
mengenal kelainan ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi
yang dilahirkan unutk dirujuk ke bidan, memahami
KB dan penyakit yang sering ditimbulkan pada masa
hamil, hanya bekerja sama dengan bidan dalam
memberikan pelayanan kesehatan ibu dan bayi.
2. Pelatihan kader kesehatan desa

Kegiatan ini dalam rangka mempersiapkan


kader kesehatan agar mau dan mampu
berperan serta dalam mengembangkan
program kesehatan di desanya. Kader
kesehatan adalah tenaga sukarela yang
melakukan program kesehatan desa.
TUJUAN :
1. Memotivasi masyarakat untuk memanfaatkan pelayanan
kesehatan dan mensukseskannya.
2. Bersama dengan masyarakat merencanakan kegiatan
pelayanan kesehatan di tingkat desa
3. Melaksanakan penyuluhan kesehatan secara terpadu
4. Mengelola kegiatan, antara lain :
 Penimbangan bulanan

 Distribusi oralit

 Distribusi kontrasepsi

 Pemberian makanan tambahan

 Pelayanan kesehatan sederhana

 Pencatatan dan rujukan

 Dan lain lain sesuai hasil musyawarah masyarakat desa


5. Menyelenggarakan pertemuan bulanan dengan
desa wisma

6. Melakukan kunjungan rumah pada keluarga


binaan

7. Membina kemampuan diri melalui pertukaran


pengalaman antara kades
KURSUS IBU

Kursus yang diselenggarakan untuk ibu bertujuan :

1. Memberikan pemahaman kepada ibu tentang masalah


kesahatan yang berkaitan dengan kehamilan dan persalinan
yang dilakukan secara khusus dengan memberi
pengetahuan
2. Hygiene perorangan menuju ibu hidup sehat
3. Kesehatan ibu untuk kepentingan janin
4. Jalannya persalinan
5. Persiapan menyusui bayi
6. KB
Penyuluhan

Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan yang


berlandaskan prinsip-prinsip belajar, pemberian
informasi, atau nasihat yang ditunjukkan kepada
kelompok, individu, atau masyarakat tentang
bagaimana hidup sehat.
Tujuan :
1. Tercapainya perubahan perilaku dalam memelihara perilaku
dan lingkungan sehat serta berperan aktif dalam upaya
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal

2. Penyuluhan kesehatan sangat bergantung pada unsur


perilaku masyarakat yang ingin berubah. Unsur yang perlu
diubah dalam penyuluhan adalah unsur pengetahuan, sikap
dan tindakan.
Pembinaan peran serta perilaku

Peran serta masyarakat adalah keikutsertaan individu,


keluarga, kelompok masyarakat dalam setiap gerakan
upaya kesehatan juga merupakan tanggung jawab
kesehatan diri, keluarga, dan masyarakat.

Peran serta masyarakat merupakan hal yang mutlak


perlu karena system yang dianut dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara adalah gotong royong. Upaya
kesehatan bukan oleh pemerintah saja. GBHN
mengamanatkan agar dapat dikembangkan suatu system
kesehatan nasional yang semakin mendorong
peningkatan peran serta masyarakat.
Kemampuan masyarakat perlu ditingkatkan terus
menerus untuk menolong dirinya sendiri dalam mengatasi
masalah kesehatan kegiatan pembinaan yang dilakukan
oleh bidan diarahkan kepada masyarakat dalam upaya
keseatan ibu, remaja wanita, keluarga, dan kelompok
masayarakat dalam upaya kesehatan ibu, anak, dan KB
sebagai bagian dari upaya kesehatan keluarga.
Untuk mencapai tujuan pembinaan tersebut berbagai
upaya juga dilakukan bidan, seperti:
 Peningkatan peran pemimpin di masyarakat untuk
mendorong dan mengarahkan masyarakat
 Peningkatan kesadaran dan kemauan masyarakat dalam
pemeliharaan perbaikan dan peningkatan kesehatan
keluarga.
 Dorongan masyarakat untuk menggali potensi yang dapat
dimanfaatkan untuk mendukung kesehatan keluarga.
KESIMPULAN

Pertolongan persalinan oleh tenaga non-medis tidak bisa


dihilangkan karena sudah merupakan suatu kepercayaan dan
sudah melekat dalam budaya. Pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan non-kesehatan masih diperlukan pada daerah-daerah
yang masih minimnya tenaga kesehatan khususnya bidan.

Kerjasama antar bidan dan pemerintah dengan tenaga kesehatan


non-medis sangat diperlukan dalam meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan. kerjasama yang bisa dilakukan seperti misalnya dalam
pemberian pelatihan kepada para tenaga kesehatan non-
kesehatan atau keikut sertaan pemerintah sangat penting untuk
menunjang sukesnya pelatihan dengan pemberian bantuan alat-
alat untuk menolong persalinan seperti gunting tali pusat, sehingga
infeksi saat pemotongan tali pusat bisa diturunkan
SARAN

Untuk masyarakat.

Diharapkan masyarakat ikut lebih


memperhatkan tentang kesehatan atau ibu
terutama dalam proses persalinannya.
Diharapkan masyarakat lebih menyeleksi
dalam memilih penolong persalinannya.
Saran

Untuk Pemerintah
Diharapkan pemerintah ikut serta dalam
memberikan dukungan seperti pelatihan dan
pemberian alat-alat pertolongan peralinan gratis
kepada dukun.
Diharapkan pemerintah bisa membantu alam
pemerataan bidan atau tenaga kesehatan sampai
daerah pedalaman sehingga mutu kesehatan
meningkat sampai daerah-daerah terpencil.
Saran

Untuk Peraji
Diharapkan para dukun memiliki kesadara untuk meningkatkan
pengetahuannya dan menerima pelatihan-pelatihan yang
diberikan.

Untuk Ibu Hamil


Diharapkan ibu hamil tidak hanya memeriksakan kehamilannya di
dukun tetapi jugs di bidan agar bisa mendeteksi dini tanda-tanda
bahaya kehamilan.

Untuk Tenaga Medis


Diharapkan tenaga medis bersedia menjalin kerjasamadan atau
berbagi ilmu dengan para dukun beranak atau peraji.
DAFTAR PUSTAKA

Vasra, Elita. 2014. Asuhan Kebidanan Komunitas


Konsep dan Praktik. Jakarta: EGC.
Walsh, Linda V. 2008. Buku Ajar Kebidanan
Komunitas. Jakarta: EGC.
Wiknjosastro, Hanifa. 2007. Ilmu Kebidanan.
Jakarta: YBP-SP.

Anda mungkin juga menyukai