Modul 1. Building Business PDF
Modul 1. Building Business PDF
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI 1
Perencanaan Produk (Barang/Jasa) 3
DESKRIPSI MATERI 3
CAPAIAN PEMBELAJARAN 4
METODE PEMBELAJARAN 5
ISI MATERI 6
LATIHAN 14
EVALUASI / PENILAIAN 15
DAFTAR REFERENSI 17
Perencanaan Sumber Daya Manusia 17
DESKRIPSI MATERI 18
CAPAIAN PEMBELAJARAN 19
METODE PEMBELAJARAN 20
ISI MATERI 21
LATIHAN 26
EVALUASI / PENILAIAN 27
DAFTAR REFERENSI 28
Aset dan Sumberdaya Pendukung Ide 28
DESKRIPSI MATERI 29
CAPAIAN PEMBELAJARAN 30
METODE PEMBELAJARAN 31
ISI MATERI 32
LATIHAN 35
EVALUASI / PENILAIAN 36
DAFTAR REFERENSI 37
Inisiasi Stakeholder, Internal Stakeholder, Eksternal Stakeholder, Negosiasi Dan Promosi 38
DESKRIPSI MATERI 38
CAPAIAN PEMBELAJARAN 39
METODE PEMBELAJARAN 40
ISI MATERI 41
V. LATIHAN 53
VI. EVALUASI / PENILAIAN 57
DAFTAR REFERENSI 58
2
A. Perencanaan Produk (Barang/Jasa)
I. DESKRIPSI MATERI
3
II. CAPAIAN PEMBELAJARAN
4
III. METODE PEMBELAJARAN
5
IV. ISI MATERI
Perencanaan Produk
Menurut Ulrich (2001), perencanaan produk adalah proses periodik yang
mempertimbangkan portofolio dari proyek pengembangan produk untuk
dijalankan. Rencana produk mengidentifikasikan portofolio produk-produk yang
dikembangkan oleh organisasi dan waktu penggunaannya ke pasar. Proses
perencanaan mempertimbangkan peluang-peluang pengembangan produk.
Peluang-peluang itu diidentifikasi oleh banyak sumber, mencakup usulan bagian
pemasaran, penelitian, pelanggan, tim pengembangan produk, dan analisis
keunggulan para pesaing
Perencanaan produk diperbarui secara berkala untuk mencerminkan
perubahan dalam lanskap persaingan, teknologi, dan informasi tentang
keberhasilan produk yang ada. Peta jalan produk dibuat dengan meramalkan
tujuan, kemampuan, kendala, dan lingkungan kompetitif perusahaan.
6
Gambar 1 Alur perencanaan produk
7
2. Mengevaluasi dan memprioritas proyek
Empat perspektif dasar yang berguna dalam mengevaluasi dan
memprioritaskan peluang-peluang bagi produk baru dalam kategori
produk yang ada adalah strategi bersaing, segmentasi pasar, mengikuti
perkembangan teknologi, dan platform produk. Strategi bersaing
perusahaan merupakan sebuah pendekatan pasar dan produk yang
mendasar dengan memperhatikan para pesaing. Strategi ini digunakan
untuk memilih peluang.
Pada umumnya perusahaan melakukan diskusi pada tingkat
manajemen merupakan sebuah kompetensi strategi dan membantu dalam
bersaing. Beberapa strategi yang mungkin antara lain :
a. Teknologi terdepan
Untuk menerapkan strategi ini, perusahaan menekankan
pada penelitian dan pengembangan teknologi baru
memanfaatkan teknologi ini untuk pengembangan produk.
b. Biaya yang kompetitif
Strategi ini membutuhkan persaingan perusahaan dalam hal
efisiensi produksi atau skala ekonomis yang lain,
penggunaan metode manufaktur yang unggul, tenaga kerja
dengan upah rendah, atau manajemen sistem produksi yang
lebih baik.
c. Fokus ke pelanggan
Untuk mengikuti strategi ini, perusahaan berhubungan erat
dengan pelanggan baru dan pelanggan yang sudah ada
untuk memperkirakan perubahan kebutuhan dan pilihan
konsumen. Platform produk dirancang dengan
memfasilitasi pengembangan produk turunan atau fungsi
baru sebuah produk kebutuhan sesuai dengan pelanggan.
Strategi ini mungkin memberikan hasil lini produk yang
luas yang mencirikan variasi produk yang tinggi dalam
menyampaikan kebutuhan segmen pelanggan yang
heterogen.
d. Tiruan Strategi
Strategi ini melibatkan kecenderungan pasar yang
memungkinkan para pesaing untuk mengetahui
produk-produk baru yang berhasil di setiap segmen. Ketika
peluang-peluang potensial telah diidentifikasi, perusahaan
dengan cepat meluncurkan produk baru untuk meniru
produk dari pesaing yang telah berhasil. Proses
pengembangan produk yang cepat merupakan hal yang
penting untuk menerapkan strategi ini secara efektif
8
3. Mengalokasikan sumber daya dan rencana waktu
Perencanaan agregat membantu perusahaan untuk menggunakan
sumber dayanya secara efisien dengan mengambil proyek yang beralasan
untuk diselesaikan berdasarkan sumber daya yang dianggarkan. Dalam
proses perencanaan agregat, suatu organisasi mungkin menemukan bahwa
bahaya untuk memperkirakan secara berlebihan pada sumber daya,
sehingga organisasi harus memutuskan dalam langkah perencanaan proyek
yang mana yang paling penting untuk keberhasilan perusahaan dan
mendekati sumber daya yang tersedia. Proyek yang lainnya mungkin harus
dikurangi dari rencana atau diubah waktunya.
4. Melengkapi perencanaan pendahuluan proyek
Dalam rangka memberikan petunjuk yang jelas untuk organisasi
pengembangan produk, biasanya tim memformulasikan suatu definisi yang
lebih detail dari pasar target dan asumsi-asumsi yang mendasari
operasional tim pengembangan.
Definisi masing-masing dari komponen pernyataan misi adalah
sebagai berikut:
a. Uraian produk ringkas Uraian ini mencakup manfaat
produk utama untuk pelanggan namun menghindari
penggunaan konsep produk secara spesifik.
b. Sasaran utama bisnis Sebagai tambahan sasaran proyek
yang mendukung strategi perusahaan, sasaran ini biasanya
mencakup waktu, biaya, dan kualitas.
c. Asumsi dan batasan Asumsi-asumsi harus dibuat hati-hati,
meskipun mereka membantu untuk menjaga lingkungan
proyek yang terkelola. Untuk itu dibutuhkan informasi
untuk pencatatan keputusan mengenai asumsi dan batasan.
d. Pemegang saham Satu cara untuk menjamin bahwa banyak
permasalahan pengembangan ditujukan untuk mendaftar
secara eksplisit seluruh pemegang saham dari produk, yaitu
sekumpulan orang yang dipengaruhi oleh keberhasilan dan
kegagalan produk
5. Merefleksikan kembali hasil dan proses
Pada langkah akhir dari perencanaan dan proses strategi, tim
seharusnya menanyakan beberapa pertanyaan untuk memperkirakan
kualitas proses dan hasil. Karena pernyataan misi merupakan pegangan
untuk tim pengembangan, suatu cek yang nyata harus dilakukan sebelum
melalui proses pengembangan. Langkah awal ini adalah waktu untuk
memperbaiki, paling tidak mereka menjadi lebih hebat dan bernilai sesuai
dengan kemajuan proses pengembangan.
Desain Produk
Desain produk merupakan salah satu strategi bersaing. Oleh sebab itu, desain
produk yang akan diproduksi harus sudah mengantisipasi hal-hal ke depan, serta
disesuaikan dengan keinginan pelanggan.
a) Siklus Hidup Produk
9
Umur suatu produk baru dimulai sejak terselesaikannya desain produk
baru, pendefinisiannya ke dalam strategi operasional, dan pengimplikasian
produk tersebut sesuai dengan peluang yang ada. Faktor-faktor yang
menentukan peluang tersebut antara lain perubahan-perubahan dan
perkembangan ekonomi, serta perubahan sosial, demografi, teknologi,
politik, dan hukum. Berikut ini merupakan gambar siklus hidup dari suatu
produk.
1) Introduction
Sesuai dengan namanya, tahapan ini merupakan tahapan
perkenalan yang menjadi cikal bakal suatu siklus hidup.
Awalnya melalui tahapan ini, produk akan diproduksi dan
dipasarkan dalam jumlah yang lebih besar. Walaupun begitu,
volume penjualannya tentu saja tidak sesuai dengan
jumlahnya. Jadi, barang yang dipasarkan merupakan barang
yang benar-benar baru, hal tersebut juga dikarenakan pada
tahapan ini seringkali disebut sebagai tahapan awal. Biasanya,
pada tahap ini, ongkos serta biaya promosinya lebih
mahal. Promosi yang dilakukan tentu saja harus merupakan
promosi yang agresif serta memiliki kualitas pemasaran yang
menunjang. Saat promosi dilakukan, targetnya harus benar-
benar mengarah kepada merek penjualan. Tahapan ini memang
proses pendistribusian serta keuntungannya masih rendah dari
biasanya.
10
Gambar 5 Strategi pemasaran pada tahap perkenalan produk
2) Growth
Tahap ini ditandai dengan adanya peningkatan penjualan.
Konsumen awal merasa senang dan konsumen berikutnya mulai
membeli. Pesaing baru mulai memasuki pasar, harga bertahan
atau sedikit turun, dan laba meningkat. Menurut Kotler (2009),
11
sepanjang tahap pertumbuhan, perusahaan dapat menggunakan
beberapa strategi untuk mempertahankan pertumbuhan pasar
selama mungkin:
a) Meningkatkan kualitas produk, menambah ciri-ciri atau
fitur-fitur produk, serta memperbaiki modelnya.
b) Menambah model baru dan produk penyerta (sebagai
contoh: produk dengan ukuran berbeda, variasi rasa, dan
sebagainya untuk melindungi produk utama).
c) Ekspansi ke segmen pasar baru.
d) Meningkatkan cakupan dan memasuki saluran distribusi
baru.
e) Beralih dari iklan yang membuat orang menyadari produk
(product-awareness advertising) ke iklan yang membuat
orang memilih produk tertentu (product-preference
advertising).
f) Menurunkan harga untuk menarik lapisan berikutnya yang
sensitif terhadap harga.
3) Maturity
Selanjutnya adalah tahap kedewasaan. Ini adalah tahap ketika
produsen dan semua yang terlibat melihat penjualan dan
pemasaran jauh lebih tinggi dari sebelumnya dan lebih stabil
untuk masa depan. Tentu saja, perlu diingat bahwa keuntungan
yang akan didapatkan pada tahap ini akan berkurang secara
signifikan. Ini adalah proses yang dipicu oleh munculnya
persaingan harga yang jauh lebih ketat dari sebelumnya. Pada
tahap ini ia tumbuh kembali dalam mode promosi. Hal semacam
ini adalah salah satu sikap alami yang diambil setiap produsen
ketika memutuskan tingkat agresivitas untuk mengubah skala
target mereka. Menurut Kotler (2009) ada tiga fase kedewasaan,
yaitu:
a) Fase kedewasaan bertumbuh (growth maturity): Tingkat
pertumbuhan penjualan suatu produk mulai menurun dan
tidak ada saluran distribusi baru.
b) Fase kedewasaan stabil (stable maturity): Penjualan
konstan atau datar atas dasar per kapita karena kejenuhan
pasar, dan masa depan penjualan ditentukan oleh
pertumbuhan populasi dan permintaan pengganti.
c) Fase kedewasaan menurun (decaying maturity): Penjualan
menurun dan konsumen mulai beralih ke produk lain.
4) Decline
Dalam fase yang satu ini, tentu ada fase dalam setiap siklus
hidup produk dimana produk yang dipasarkan kurang agresif,
atau biasa disebut dengan fase produk usang. Penurunan bisa
cepat atau lambat, karena alasan teknologi, pergeseran selera
konsumen, dan meningkatnya persaingan. Mempertahankan
produk adalah beban bagi perusahaan maupun karyawan.
Menurut Arman et al. (2006) berikut adalah strategi bertahan
dalam tahap penurunan yang tersedia untuk perusahaan yaitu
sebagai berikut:
a) Meningkatkan investasi perusahaan untuk mendominasi
atau memperkuat posisi pasar.
b) Mempertahankan level investasi sampai ketidakpastian
industri itu terselesaikan.
c) Mengurangi investasi secara selektif dengan melepas
pelanggan yang tidak menguntungkan.
d) Menuai investasi untuk memulihkan kas secepatnya.
e) Melepas usaha secepat mungkin dengan menjual asetnya.
Empat fase siklus hidup produk harus dikenali dan dipahami dengan baik
untuk menghindari rintangan yang signifikan di kemudian hari bagi produsen
yang ada. Fase dan tahapan siklus harus sesuai dengan penilaian pasar (Arman, et
al. 2006)
a) Analisis Produk Berdasarkan Nilai
Efektivitas manajemen operasional dapat ditetapkan melalui analisis nilai
produk demi produk. Produk yang mewakili persentase yang sangat besar dari
total penjualan dapat dikembangkan melalui “diferensiasi produk” (product
line development).
b) Tujuan Pengembangan Produk
Menurut Kotler dan Keller (2008), umumnya tujuan pengembangan
produk baru adalah:
1. Untuk memenuhi kebutuhan baru dan memperkuat reputasi perusahaan
sebagai investor, yaitu dengan menawarkan produk yang lebih baru
daripada produk sebelumnya.
13
2. Untuk mempertahankan daya saing terhadap produk yang sudah ada,
yaitu dengan jalan menawarkan produk yang dapat memberikan jenis
kepuasan yang baru. Bentuknya bisa bertambah terhadap lini produk
yang sudah ada maupun revisi terhadap produk yang telah ada.
c) Tahapan Pengembangan Produk
Menurut Kotler (2008) terdapat beberapa tahapan yang perlu dilalui
dalam melakukan suatu pengembangan produk akan dijelaskan dalam
Gambar 6 sebagai berikut:
Desain Jasa
Dalam rangka memberikan pelayanan yang terbaik kepada konsumen, perusahaan
harus merancang layanan mereka sesuai. Tujuannya adalah mengurangi keluhan
konsumen agar bisa diantisipasi secara maksimal oleh perusahaan.
Memaksimalkan layanan konsumen dapat diwujudkan dengan cara sebagai
berikut:
1. Pembuatan desain layanan berdasarkan keterlibatan pelanggan (Ikuti dan/atau
pertimbangkan permintaan pelanggan).
2. Desain layanan purna jual tipe partisipasi pelanggan pengiriman selesai
(desain mungkin setelah bertemu dengan pelanggan).
3. Desain layanan berdasarkan partisipasi pelanggan setelah pembuatan desain
dan pelaksanaan pengiriman.
14
V. LATIHAN
15
VI. EVALUASI / PENILAIAN
Metode Penilaian yang dilakukan meliputi penilaian yang opsinya sebagai
berikut:
1. Metode Penilaian Pengetahuan
a. Tes Tertulis (Latihan Teori)
Untuk menilai pengetahuan yang telah disampaikan selama proses
pembelajaran terlebih dahulu dilakukan tes tertulis melalui pemberian
materi tes dalam bentuk tertulis yang dijawab secara tertulis juga. Untuk
menilai pengetahuan dalam proses pembelajaran materi tes disampaikan
dalam bentuk essay tertutup.
b. Tes Wawancara
Tes wawancara dilakukan untuk menggali atau memastikan hasil
tes tertulis sejauh itu diperlukan. Tes wawancara ini dilakukan secara
perseorangan antara penilai dengan mahasiswa. Penilai sebaiknya lebih
dari satu orang.
2. Metode Penilaian Keterampilan
Aktivitas penerapan struktur organisasi penjualan untuk mengetahui
perkembangan mahasiswa dalam memahami bisnis proses berkelanjutan.
Penilaian dilakukan secara sebenarnya, menggunakan studi kasus yang ada di
Indonesia.
3. Metode Penilaian Sikap Kerja
Untuk melakukan penilaian sikap kerja digunakan metode observasi
terstruktur, artinya pengamatan yang dilakukan menggunakan lembar
penilaian yang sudah disiapkan sehingga pengamatan yang dilakukan
mengikuti petunjuk penilaian yang dituntut oleh lembar penilaian tersebut.
Pengamatan dilakukan pada waktu mahasiswa melakukan keterampilan
kompetensi yang dinilai karena sikap kerja melekat pada keterampilan
tersebut.
16
VII. DAFTAR REFERENSI
17
B. Perencanaan Sumberdaya Manusia
I. DESKRIPSI MATERI
Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) di era globalisasi saat ini
sangat penting bagi organisasi karena merupakan bagian dari keberhasilan para
pimpinan dalam mengatur, mengelola, dan melaksanakan, serta mengawasi para
pegawai, pekerja maupun pegawai dalam bekerja sesuai tujuan dan sasaran yang
diinginkan oleh suatu organisasi sehingga produktivitas dan kinerjanya dapat lebih
meningkat. Manajemen sumber daya manusia adalah proses menangani berbagai
masalah dalam lingkup semua pegawai, manajer, dan/atau semua organisasi,
lembaga, atau organisasi pendukung dalam semua kegiatan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Departemen sumber daya manusia (SDM) adalah bagian
yang mengelola SDM dan memberikan pengetahuan tentang organisasi, peralatan
yang diperlukan, pelatihan, layanan administrasi, konseling, nasihat hukum,
pengawasan, dan manajemen bakat. Semua itu diperlukan untuk mencapai tujuan
organisasi. Tidak hanya itu, bagian ini juga memiliki kewajiban dan tanggung
jawab untuk mengembangkan organisasi dengan menerapkan seluruh nilai dan
budaya organisasi. Pada saat yang sama, pastikan bahwa organisasi memiliki tim
yang sangat baik dan stabil serta memahami pemberdayaan pegawai.
18
II. CAPAIAN PEMBELAJARAN
19
III. METODE PEMBELAJARAN
20
IV. ISI MATERI
22
ke atas dalam organisasi, setiap tingkat manajemen pada gilirannya
mengambil masukan dari setiap tingkat sebelumnya untuk membuat
perkiraan permintaannya sendiri. Hasil akhirnya adalah penilaian
kebutuhan yang terkonsolidasi untuk seluruh organisasi. Proses ini
seringkali sangat interaktif karena perkiraan kebutuhan dari tingkat
sebelumnya didiskusikan, dinegosiasikan, dan diperkirakan kembali
dengan tingkat manajemen berikutnya.
25
V. LATIHAN
26
VI. EVALUASI / PENILAIAN
27
VII. DAFTAR REFERENSI
Henry Simamora. (1997). Manajemen Sumber Daya Manusia, STIE YKPN, Edisi
Kedua, Yogyakarta
Jackson Schuler, 1990. Human Resource Planning: Challenges for Industrials /
Organization Psycologist. New York
Mondy, R. Wayne, Martocchio, Joseph J. 2016. Human Resource Management,
Global Edition : Pearson Education Inc.
Nawawi, Hadari. 2015. Perencanaan SDM untuk Organisasi Profit yang
Kompetitif, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press,
R. Wayne Mondy. 2008. Human Resource Management, edisi 10, jilid 1. New
Jersey: Pearson Education.
Wajdi, B. N. (2017). The Differences Between Management And Leadership.
Sinergi : Jurnal Ilmiah Ilmu Manajemen, 7(1), 75–84
.
28
C. Aset dan Sumberdaya Pendukung Ide
I. DESKRIPSI MATERI
Materi ini mengkaji teori dan konsep Aset dan Sumberdaya Pendukung
Ide yang berkaitan dengan fungsi manajerial dan operasional dalam sebuah
proyek dan mampu mengaplikasikan konsep-konsep tersebut dalam kasus-kasus
terkait.
29
II. CAPAIAN PEMBELAJARAN
30
III. METODE PEMBELAJARAN
31
IV. ISI MATERI
Aset proses organisasi mencakup setiap atau semua aset terkait proses, dari
salah satu atau semua organisasi yang terlibat dalam proyek yang dapat digunakan
untuk mempengaruhi keberhasilan proyek. Aset proses ini mencakup rencana,
kebijakan, prosedur, dan pedoman formal dan informal. Aset proses juga
mencakup basis pengetahuan organisasi seperti pelajaran yang dipetik dan
informasi sejarah. Aset proses organisasi dapat mencakup jadwal yang telah
diselesaikan, data risiko, dan data nilai yang diperoleh. Memperbarui dan
menambah aset proses organisasi seperlunya di seluruh proyek umumnya
merupakan tanggung jawab anggota tim proyek (PMBOK 2008). Aset proses
organisasi dapat dikelompokkan menjadi dua kategori:
34
V. LATIHAN
35
VI. EVALUASI / PENILAIAN
36
VII. DAFTAR REFERENSI
37
D. Inisiasi Stakeholder, Internal Stakeholder, Eksternal Stakeholder,
Negosiasi Dan Promosi
I. DESKRIPSI MATERI
38
II. CAPAIAN PEMBELAJARAN
39
III. METODE PEMBELAJARAN
40
IV. ISI MATERI
STAKEHOLDER
Pemetaan stakeholder
Terdapat beberapa cara dalam mengelompokkan stakeholder, misalkan
berdasarkan: (a) Internal- eksternal, (b) tingkat kepentingan dan (c) Tingkat
kekuatan dan pengaruh.
a. Pendekatan Internal-Eksternal
Pengelompokkan Internal dan eksternal umum dilakukan dalam
manajemen. Srinivasan dan Divya (2019) juga menjelaskan bahwa
stakeholder dibagi kedalam 2 kategori yaitu internal stakeholder dan
external stakeholder. Internal stakeholder merupakan kelompok yang
terlibat langsung selama proses pengambilan keputusan organisasi.
Sedangkan external stakeholder merupakan kelompok yang terdampak
oleh aktivitas organisasi. Berikut adalah contoh pemetaan stakeholder
melalui pendekatan Internal-Eksternal.
42
Manajemen dan Top Executive Pemasok (supplier)
Pemerintah
Pesaing (competitor)
Komunitas
Pers
43
Gambar 10. Pemetaan berdasarkan kepentingan dan kekuatan
44
Contributions to Decision-
successful making
Characteristics Interest outcomes of MSP power
(knowledge, (influential or
money, time, labor) not)
Stakeholder 1
Stakeholder 2
Stakeholder 3
Stakeholder 4
Stakeholder 5
Sumber : (Wageningen, 2015)
b. Pendekatan model SAM (Stakeholder Analisis Matrix)
Stakeholder diidentifikasi terkait dengan isu/masalah/tantangan yang
dilanjutkan dengan tingkat kepentingan dan insentif untuk mendekati,
sumber kekuatan stakeholder dan kapasitas/gap yang dibutuhkan untuk
mendekati. Pendekatan model Stakeholder Analysis Matrix yaitu sebagai
berikut:
Tabel 2. Stakeholder Analisis Matrix
Issues, Interest & Source of Capacity needs
challenges Incentives power (gaps?)
Stakeholder 1
Stakeholder 2
Stakeholder 3
Stakeholder 4
Stakeholder 5
Magang
...
Bengkel ..
...
45
Sumber : adaptasi dari (Vermeulen et al. 2008)
Negosiasi
Negosiasi adalah suatu proses dimana para pihak yang terlibat dalam
hubungan timbal balik memutuskan apakah masing-masing pihak akan memberi
dan menerima suatu perubahan, yang pada mulanya memiliki pemikiran berbeda
hingga akhirnya mencapai kesepakatan yang melalui tahapan seperti perkenalan,
pertukaran informasi, penyampaian tawaran, proses kesepakatan, perumusan
kesepakatan dan implementasi (Hubeis et al, 2012). Beberapa karakteristik umum
untuk semua situasi negosiasi:
1. Ada dua pihak atau lebih yaitu, dua atau lebih individu, kelompok, atau
organisasi.
2. Para pihak bernegosiasi berdasarkan pilihan.
3. Adanya proses "memberi dan menerima” antara kedua belah pihak.
4. Memiliki ancaman terjadinya atau di dalamnya mengandung konflik.
5. Menggunakan cara-cara pertukaran sesuatu.
6. Hampir selalu berbentuk tatap muka langsung.
7. Menyangkut hal-hal di masa depan.
8. Berujung pada kesepakatan yang diambil oleh kedua belah pihak.
46
Gambar 11. Proses Negosiasi
Berdasarkan skema diatas penjelasan terhadap tahapan tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Persiapan (Preparing)
a) Tujuan yang jelas (goal)
b) Kesiapan mental
Kunci negosiasi adalah kesadaran bahwa semua pihak perlu mendapat sesuatu
berharga, sebagai ganti atas apa yang diberikannya. Ketika bernegosiasi,
harus bersedia kompromi mengenai masalah yang dibicarakan, namun harus
tahu apa yang dapat diberikan dan apa yang tidak. Fleksibel itu tanda
kekuatan bukan kelemahan.
1) “Jika harga kami turunkan 20%, bisakah Anda buat pesanan di muka?”.
2) “Jika kredit diperpanjang dari 60 menjadi 90 hari, maukah Anda
membayar bunga seperti yang seharusnya?”.
3) “Jika kami berikan satu juta lagi, bolehkah kami tangani Italia dan kapal
barang?”.
“JIKA” adalah kata kunci dalam pertanyaan-pertanyaan tersebut, yang tidak
mengikat namun membantu memahami apa yang penting bagi pihak lawan.
2. Pembukaan
a) Jangan memegang apapun di tangan kanan anda, ketika memasuki ruangan
negosiasi.
b) Ulurkan tangan untuk berjabat tangan terlebih dulu.
c) Jabat tangan dengan tegas dan singkat.
d) Berikan senyum dan katakan sesuatu yang tepat untuk mengawali
pembicaraan.
47
3. Listening
a) Gerakan tubuh
b) Ekspresi wajah
c) Kontak mata
d) Relaks namun penuh perhatian
Amati perubahan bahasa tubuh dan sesuaikan taktik
1) Jengkel: Mata membelalak dan alis terangkat tanda kesal dan frustrasi.
Rasa jengkel sering timbul, bila kemajuan lambat.
2) Bosan: Kepala miring, alis naik, pandangan ke arah lain, mulut ditarik, dan
tanda kebosanan. Manfaatkan rasa bosan lawan untuk maju terus.
3) Tak percaya: tanpa sadar menyentuh telinga dan mata mendelik pertanda
pendengar tidak percaya apa yang dikatakan kepadanya.
Memahami bahasa tubuh
1) Menandakan perlawanan: Menyandar tanda permusuhan, dan tangan
dilipat tanda tak percaya.
2) Kurang perhatian: Pandangan tak terarah merupakan tanda tidak
konsentrasi, dan memainkan pena menunjukkan pikiran yang melayang.
3) Membuat Keputusan: Kontak mata langsung pertanda pikiran positif,
tangan di dagu pertanda sedang menimbang.
4. Proposing
a) Tunggu saat yang tepat.
b) Sampaikan secara jelas, singkat dan penuh percaya diri.
c) Keinginan untuk mencapai suatu kesepakatan.
d) Sediakan ruang untuk manuver atau tawar-menawar dalam negosiasi, atau
jangan membuat hanya dua pilihan ya atau tidak.
e) Kompensasi.
5. Bargaining Zone
Untuk menciptakan Bargaining Zone diperlukan pemahaman tentang
perilaku dalam negosiasi, alat negosiasi yang efektif, bahasa dalam negosiasi
dan gaya negosiasi. Hal ini dapat diilustrasikan pada Gambar 12.
48
Gambar 12. Bargaining Zone (Kim, 2005)
Strategi Tawar-Menawar
Terdapat 2 (dua) pendekatan umum terhadap perundingan :
1. Tawar-menawar Distributif
Perundingan yang berusaha untuk membagi sejumlah tetap sumber daya;
suatu situasi menang-kalah. Fokus pada hubungan jangka pendek.
2. Tawar-menawar Integratif
Perundingan yang mengusahakan satu penyelesaian atau lebih yang dapat
menciptakan suatu pemecahan saling menguntungkan. Fokus pada hubungan
jangka panjang.
Agreement
Agreement memungkinkan kedua belah pihak untuk mengikuti aturan yang
telah disepakati.
1. Breakdown and Deadlock
a) Stage of recovery
1) Keep your communication open.
2) Heal the rift.
3) Find a way to move forward together.
b) Look for outside help
1) Conciliation
2) Mediation
3) Arbitration
2. Penutup
a) Everything negotiable.
b) Crystalize your vision.
c) Prepare well.
d) Ask question.
49
e) Listen.
f) Put your aspiration high.
g) Act like a dolphin.
h) Honest and fair.
i) Do not receive the first offer.
j) Find your opponent’s wants or needs.
k) Cooperative and friendly.
l) Use the power of competition
Promosi
1. Periklanan (Advertising)
Kotler (2001) menyatakan bahwa periklanan adalah segala bentuk
kehadiran dan promosi dari ide barang atau jasa yang nonpersonal oleh pihak
tertentu. Menurut Kotler (2001), ada beberapa ciri yang membedakan
periklanan dengan bauran promosi yang lain yaitu:
a. Public presentation, kehadiran periklanan pada publik menghasilkan
semacam legitimasi atas produk
b. Pervasiveness, periklanan memungkinkan produsen menampilkan
produknya secara berulang-ulang agar makna pesannya dapat diserap
dengan baik oleh khalayak luas.
c. Produk lebih ekspresif, dengan periklanan profil produk dan perusahaan
dapat ditampilkan secara lebih dramatis.
d. Impersonality, periklanan adalah alat komunikasi yang impersonal,
merupakan alat komunikasi satu arah dan pemirsanya tidak memiliki
obligasi apa-apa untuk memperhatikannya, mengikutinya atau tidak
51
2. Promosi penjualan merupakan berbagai insentif jangka pendek untuk
mendorong konsumen agar segera mencoba atau membeli sebuah produk atau
jasa. Promosi penjualan seperti juga periklanan memiliki banyak variasi
seperti, hadiah, kupon, voucher, diskon, bonus dan lain-lain. Promosi
Penjualan (Sales Promotion) Akan tetapi umumnya, promosi penjualan
memberikan manfaat sebagai berikut:
a. Komunikasi, promosi penjualan menarik pemirsanya karena memberikan
informasi yang menggiring orang terhadap suatu produk.
b. Insentif, promosi penjualan memberikan sebuah insentif yang menjadi
rangsangan bagi pemirsanya.
c. Mengundang, penawaran pada promosi penjualan bersifat segera.
Konsumennya diharapkan sesegera mungkin untuk bertindak
3. Hubungan Masyarakat (Humas) atau Publisitas merupakan sebuah program
yang dirancang untuk mempromosikan atau melindungi citra perusahaan atau
produk. Kehumasan serta publisitas memang memiliki kelebihan tersendiri
dibandingkan bauran komunikasi yang lain, kelebihan tersebut antara lain
sebagai berikut:
a. Kredibilitas yang tinggi
b. Sebagai alternatif alat komunikasi
4. Tenaga Penjual (Personal Selling) merupakan interaksi tatap muka dengan
salah satu pembeli prospektif dengan tujuaan membuat presentasi, menjawab
pertanyaan dan mendapatkan pesanan. Kotler (2001) menyatakan bahwa
personal selling memiliki kelebihan tersendiri dibandingkan bauran promosi
yang lain, yaitu:
a) Konfrontasi langsung dengan calon pembeli
b) Membina hubungan dengan calon pembelinya
c) Respon yang diterima langsung dari konsumen
5. Pemasaran Langsung (Direct Marketing) merupakan elemen bauran promosi
di mana organisasi dapat berkomunikasi secara langsung dengan konsumen
untuk menghasilkan tanggapan atau transaksi. Pemasaran langsung berupa
direct mail, mail order catalogues, direct selling, telemarketing, e-marketing
dan lain sebagainya.
52
V. LATIHAN
53
VI. EVALUASI / PENILAIAN
57
VII. DAFTAR REFERENSI
58