Anda di halaman 1dari 4

BAB IV

PEMBAHASAN

1. Perencanaan dalam Penetapan Harga (Plan)


Penentuan premi asuransi dibuat berdasarkan pengolahan data pengalaman masa
lalu. Salah satu dari data tersebut adalah data pengalaman klaim yang berhasil
didokumentasikan secara baik dan tepat. Penghitungan yang tepat dari total klaim yang
tetjadi perlu dilakukan sebagai dasar dari penentuan tarif premi untuk periode
pertanggungan yang akan datang.
Penetapan tarif premi yang tidak optimal sering berdampak pada tingkat kompetisi
produk tersebut di pasar, apalagi produk-produk asuransi kesehatan dewasa ini sangat
beragam dengan perbedaan ciri produk yang sangat tipis antara satu jenis produk dengan
yang lainnya. Salah satu cara untuk melakukan estimasi premi lanjutan adalah dengan
metode loss ratio. Karena metode ini sangat tergantung pada besarnya loss ratio yang
dihasilkan pada suatu periode pertanggungan untuk mengestimasi premi lanjutan masa
pertanggungan selanjutnya maka dibutuhkan data pengalaman klaim yang terdokumentasi
dengan baik, juga ketepatan waktu dalam proses pembayaran klaim. Keterlambatan
pembayaran klaim yang mengakibatkan penumpukan klaim di periode selanjutnya akan
mempengaruhi estimasi ultimate losses yang pada akhirnya akan mempengaruhi juga
besarnya loss ratio.
Belum lengkapnya dokumen pendukung pada saat pengajuan permintaaan Pricing
oleh unit terkait disebabkan karena dalam Buku Prosedur Operasional (BPO) No. S.082-
DIR/KPL/VIII/2022 tanggal 9 Agustus 2022 yang menjadi acuan unit terkait dalam
pengajuan permohonan dan penetapan Pricing belum terdapat prosedur untuk penetapan
Pricing Produk Asuransi Professional Group Health.
Prosedur yang standar agar setiap karyawan memiliki tugas yang terstandar dan
tidak saling lempar tanggung jawab diperlukan agar proses penetapan pricing dapat
berjalan dengan lebih cepat dan akurat. Pedoman atau manual SOP adalah salah satu
modal paling penting bagi organisasi untuk mengendalikan seluruh keputusan dan
kegiatan yang dilakukannya dalam koridor yang sistematis dan efektif. Semakin besar
organisasi, semakin besar pula tuntutan untuk mempunyai perangkat kontrol yang
memadai. Aspek operasi harus sama baik dengan aspek administrasi. Sisi pendapatan
harus juga sama baiknya dengan pengendalian biaya. Semua itu hanya bisa terwujud
apabila organisasi memiliki panduan yang jelas tentang pengambilan keputusan dan
kegiatannya.
Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah sistem yang disusun untuk
memudahkan, merapikan, dan menertibkan pekerjaan tersebut. SOP hadir dalam bentuk
dokumen yang berkaitan dengan prosedur yang dilakukan secara kronologis untuk
membantu menyelesaikan pekerjaan untuk memperoleh hasil kerja efektif dari pekerja
dengan biaya serendah-rendahnya.
Penulis mengusulkan prosedur untuk Produk Asuransi Professional Group Health
sebagai berikut:

2. Proses Penetapan Harga (Do)


Sebagaimana telah dijelaskan diatas bahwa data terkait experience claim
merupakan informasi yang sangat penting dalam penentuan Pricing maka apabila data
tersebut tidak tersedia perlu dibuatkan kebijakan standar tertulis yang dapat digunakan
sebagai asumsi dalam penetapan harga oleh setiap karyawan dalam Tim Pricing agar
proses penetapan dapat berjalan dengan lebih cepat namun akurat.
Penulis mengusulkan standar asumsi yang dapat dibuat sebagai berikut:
Asumsi Standar Pricing
1. Apabila tidak tersedia data experience claim maka terapkan adjustment mortalita sbb:
No. Jenis Industri Inner Limit Semi As Charge As Charge
1. Normal 100-120% 110-130% 125-140%
2. Risiko Tinggi: Hotel, Media, 125% 135% 150%
Pabrik, Outsourcing, Airline,
Manufaktur

2. Apabila tidak tersedia data benefit yang lengkap maka terapkan adjustment mortalita
xxx

3. Evaluasi terhadap Penetapan Harga (Check)


Tahapan check atau evaluasi merupakan tahapan terpenting dalam Pendekatan
PDCA untuk menjaga kualitas. Evaluasi dapat dilakukan selama proses maupun setelah
keseluruhan proses selesai.
Untuk Tim Pricing, evaluasi selama proses Pricing dilaksanakan berjenjang
sebagaimana tergambar dalam prosedur yang telah dibuat oleh Penulis. Tahap pertama
evaluasi dilakukan oleh Tim Leader kemudian dilakukan oleh Department Head. Hasil
evaluasi berupa adjustment pada Asumsi Standard Pricing yang digunakan dapat
dijadikan database untuk evaluasi asumsi yang digunakan. Penulis dalam hal ini belum
melihat adanya dokumentasi terkait asumsi yang digunakan pada setiap perusahaan
sebagai bahan evaluasi. Evaluasi juga dilakukan setelah proses penetapan pricing selesai
dengan membuat database perhitungan Loss Ratio untuk masing-masing perusahaan
setiap bulan. Akan tetapi Loss Ratio ini hanya dipresentasikan apabila dibutuhkan kepada
unit-unit terkait dalam suatu rapat pembahasan kinerja. Tim Pricing tidak membuat
Laporan tertulis terkait kinerja Produk Asuransi Professional Group Health baik
keseluruhan maupun untuk masing-masing perusahaan secara rutin yang didistribusikan
kepada unit terkait sebagai bahan evaluasi.
Dalam evaluasi juga perlu ditambahkan informasi terkait PIC untuk masing-masing
perusahaan agar dapat ditindaklanjuti oleh PIC terkait dan bagi atasan/manajemen dapat
dijadikan penilaian terhadap kinerja PIC tersebut. Penilaian kinerja PIC diperlukan agar
bisa dibuatkan program development yang dibutuhkan untuk meningkatkan kinerja PIC.
Meskipun perubahan jumlah premi perusahaan yang tertera dalam polis tidak dapat
dirubah selama periode kontrak namun kinerja produk untuk masing-masing perusahaan
perlu diketahui oleh unit-unit terkait sebagai bahan evaluasi yang akan mempengaruhi
experience claim pada saat dilakukan renewal polis.

4. Tindak Lanjut Hasil Evaluasi (Act)


Hasil evaluasi yang sudah dibuat baik dalam bentuk Laporan Kinerja maupun
database hasrus ditindaklanjuti oleh unit-unit terkait. Database asumsi dan loss ratio akan
menjadi masukan dalam menentukan asumsi standar pricing/ experience claim.
Laporan kinerja yang berisikan detail informasi terkait kinerja produk untuk setiap
perusahaan dapat dijadikan warning terutama Tim Sales bahwa produknya akan
mengalami untung atau rugi bahkan bisa dijadikan bahan komunikasi dengan perusahaan
terkait sehingga dapat meningkatkan layanan. Selain itu dapat dijadikan evaluasi bagi
atasan/ manajemen terkait kebutuhan development bagi karyawan yang terkait proses
penetapan Pricing.

Anda mungkin juga menyukai