Penentuan premi asuransi dibuat berdasarkan pengolahan data pengalaman masa lalu. Salah satu dari data tersebut adalah data pengalaman klaim yang berhasil didokumentasikan secara baik dan tepat. Penghitungan yang tepat dari total klaim yang tetjadi perlu dilakukan sebagai dasar dari penentuan tarif premi untuk periode pertanggungan yang akan datang. Penetapan tarif premi yang tidak optimal sering berdampak pada tingkat kompetisi produk tersebut di pasar, apalagi produk-produk asuransi kesehatan dewasa ini sangat beragam dengan perbedaan ciri produk yang sangat tipis antara satu jenis produk dengan yang lainnya. Salah satu cara untuk melakukan estimasi premi lanjutan adalah dengan metode loss ratio. Karena metode ini sangat tergantung pada besarnya loss ratio yang dihasilkan pada suatu periode pertanggungan untuk mengestimasi premi lanjutan masa pertanggungan selanjutnya maka dibutuhkan data pengalaman klaim yang terdokumentasi dengan baik, juga ketepatan waktu dalam proses pembayaran klaim. Keterlambatan pembayaran klaim yang mengakibatkan penumpukan klaim di periode selanjutnya akan mempengaruhi estimasi ultimate losses yang pada akhirnya akan mempengaruhi juga besarnya loss ratio. Belum lengkapnya dokumen pendukung pada saat pengajuan permintaaan Pricing oleh unit terkait disebabkan karena dalam Buku Prosedur Operasional (BPO) No. S.082- DIR/KPL/VIII/2022 tanggal 9 Agustus 2022 yang menjadi acuan unit terkait dalam pengajuan permohonan dan penetapan Pricing belum terdapat prosedur untuk penetapan Pricing Produk Asuransi Professional Group Health. Prosedur yang standar agar setiap karyawan memiliki tugas yang terstandar dan tidak saling lempar tanggung jawab diperlukan agar proses penetapan pricing dapat berjalan dengan lebih cepat dan akurat. Pedoman atau manual SOP adalah salah satu modal paling penting bagi organisasi untuk mengendalikan seluruh keputusan dan kegiatan yang dilakukannya dalam koridor yang sistematis dan efektif. Semakin besar organisasi, semakin besar pula tuntutan untuk mempunyai perangkat kontrol yang memadai. Aspek operasi harus sama baik dengan aspek administrasi. Sisi pendapatan harus juga sama baiknya dengan pengendalian biaya. Semua itu hanya bisa terwujud apabila organisasi memiliki panduan yang jelas tentang pengambilan keputusan dan kegiatannya. Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah sistem yang disusun untuk memudahkan, merapikan, dan menertibkan pekerjaan tersebut. SOP hadir dalam bentuk dokumen yang berkaitan dengan prosedur yang dilakukan secara kronologis untuk membantu menyelesaikan pekerjaan untuk memperoleh hasil kerja efektif dari pekerja dengan biaya serendah-rendahnya. Penulis mengusulkan prosedur untuk Produk Asuransi Professional Group Health sebagai berikut:
2. Proses Penetapan Harga (Do)
Sebagaimana telah dijelaskan diatas bahwa data terkait experience claim merupakan informasi yang sangat penting dalam penentuan Pricing maka apabila data tersebut tidak tersedia perlu dibuatkan kebijakan standar tertulis yang dapat digunakan sebagai asumsi dalam penetapan harga oleh setiap karyawan dalam Tim Pricing agar proses penetapan dapat berjalan dengan lebih cepat namun akurat. Penulis mengusulkan standar asumsi yang dapat dibuat sebagai berikut: Asumsi Standar Pricing 1. Apabila tidak tersedia data experience claim maka terapkan adjustment mortalita sbb: No. Jenis Industri Inner Limit Semi As Charge As Charge 1. Normal 100-120% 110-130% 125-140% 2. Risiko Tinggi: Hotel, Media, 125% 135% 150% Pabrik, Outsourcing, Airline, Manufaktur
2. Apabila tidak tersedia data benefit yang lengkap maka terapkan adjustment mortalita xxx
3. Evaluasi terhadap Penetapan Harga (Check)
Tahapan check atau evaluasi merupakan tahapan terpenting dalam Pendekatan PDCA untuk menjaga kualitas. Evaluasi dapat dilakukan selama proses maupun setelah keseluruhan proses selesai. Untuk Tim Pricing, evaluasi selama proses Pricing dilaksanakan berjenjang sebagaimana tergambar dalam prosedur yang telah dibuat oleh Penulis. Tahap pertama evaluasi dilakukan oleh Tim Leader kemudian dilakukan oleh Department Head. Hasil evaluasi berupa adjustment pada Asumsi Standard Pricing yang digunakan dapat dijadikan database untuk evaluasi asumsi yang digunakan. Penulis dalam hal ini belum melihat adanya dokumentasi terkait asumsi yang digunakan pada setiap perusahaan sebagai bahan evaluasi. Evaluasi juga dilakukan setelah proses penetapan pricing selesai dengan membuat database perhitungan Loss Ratio untuk masing-masing perusahaan setiap bulan. Akan tetapi Loss Ratio ini hanya dipresentasikan apabila dibutuhkan kepada unit-unit terkait dalam suatu rapat pembahasan kinerja. Tim Pricing tidak membuat Laporan tertulis terkait kinerja Produk Asuransi Professional Group Health baik keseluruhan maupun untuk masing-masing perusahaan secara rutin yang didistribusikan kepada unit terkait sebagai bahan evaluasi. Dalam evaluasi juga perlu ditambahkan informasi terkait PIC untuk masing-masing perusahaan agar dapat ditindaklanjuti oleh PIC terkait dan bagi atasan/manajemen dapat dijadikan penilaian terhadap kinerja PIC tersebut. Penilaian kinerja PIC diperlukan agar bisa dibuatkan program development yang dibutuhkan untuk meningkatkan kinerja PIC. Meskipun perubahan jumlah premi perusahaan yang tertera dalam polis tidak dapat dirubah selama periode kontrak namun kinerja produk untuk masing-masing perusahaan perlu diketahui oleh unit-unit terkait sebagai bahan evaluasi yang akan mempengaruhi experience claim pada saat dilakukan renewal polis.
4. Tindak Lanjut Hasil Evaluasi (Act)
Hasil evaluasi yang sudah dibuat baik dalam bentuk Laporan Kinerja maupun database hasrus ditindaklanjuti oleh unit-unit terkait. Database asumsi dan loss ratio akan menjadi masukan dalam menentukan asumsi standar pricing/ experience claim. Laporan kinerja yang berisikan detail informasi terkait kinerja produk untuk setiap perusahaan dapat dijadikan warning terutama Tim Sales bahwa produknya akan mengalami untung atau rugi bahkan bisa dijadikan bahan komunikasi dengan perusahaan terkait sehingga dapat meningkatkan layanan. Selain itu dapat dijadikan evaluasi bagi atasan/ manajemen terkait kebutuhan development bagi karyawan yang terkait proses penetapan Pricing.