SKRIPSI
Diajukan sebagai memenuhi salah satu syarat guna memperoleh Gelar Sarjana
Ilmu Pemerintahan pada Program Studi Ilmu Pemerintahan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Galuh
Oleh:
FAHRI RAMDANI
NIM. 3506180229
1
PEMBERDAYAAN KELOMPOK PETANI TEH OLEH
PEMERINTAH DESA KERTANEGLA KECAMATAN BOJONGGAMBIR
KABUPATEN TASIKMALAYA
Oleh :
FAHRI RAMDANI
3506180229
Mensahkan :
Pembimbing I Pembimbing II
ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
iii
LEMBAR PERSETUJUAN
Dewan Penguji Ujian Sidang Sarjana Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Galuh, dengan ini menyatakan bahwa
skripsi yang berjudul :
Karya :
FAHRI RAMDANI
3506180229
Telah diujikan dalam Sidang Sarjana Ilmu Politik (S.IP) dan telah diperbaiki
sebagaimana mestinya. Oleh karena itu kami setuju skripsi ini hasil karya ilmiah.
Ciamis, 28 Juli 2022
Dewan Penguji :
1. H. Aan Anwar Sihabudin,S.H.,S.IP.,M.Si (Ketua penguji) :……………..
Mengetahui
Ketua Program Studi Ilmu Pemerintahan
iv
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini menyatkan bahwa skripsi yang berjudul
PEMBERDAYAAN KELOMPOK PETANI TEH OLEH
PEMERINTAH DESA KERTANEGLA KECAMATAN BOJONGGAMBIR
KABUPATEN TASIKMALAYA
Adalah benar-benar karya ilmiah yang saya susun berdasarkan kemapuan yang
saya miliki, dan segala ini yang terdapat dalam karya ilmiah ini bukan merupakan
hasil penjiplakan atau pengutipan yang tidak sesuai etika keilmuan yang berlaku.
Dengan demikian saya bersedia menanggung segala resioko/ sanksi apapun yang
dijatuhakn kepada saya, jika ternyata dikemudian hari ditemukan adanya
pelanggaran etika keilmuan seperti dinyatakan di atas
Demikian pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
FAHRI RAMDANI
NIM. 3506180229
v
PEMBERDAYAAN KELOMPOK PETANI TEH OLEH
PEMERINTAH DESA KERTANEGLA KECAMATAN BOJONGGAMBIR
KABUPATEN TASIKMALAYA
Fahri Ramdani
ABSTRAK
Latar belakang : Tasikmalaya merupakan salah satu daerah penghasil teh rakyat
ter banyak di wilayan Jawa Barat Pengolahan teh rakyat di lakukan oleh
masyarakat berdasarkan keterampilan yang mereka punya tanpa memperhatikan
aturan -aturan dalam sistem pertanian, sedangkan penghasil Teh Sambawa
berdasarkan aturan-aturan dalam sistem pertanian sehingga lebih efesien.Oleh
karena itu terdapat perbedaan hasil produktivitas perkebunan sambawa dan teh
rakyat. Pemberdayaan merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh kelompok
atau masyarakat yang berinisiatif untuk memulai proses kegiatan sosial untuk
memperbaiki situasi dan kondisi diri sendiri. Tujuan penelitian: untuk
mengetahui proses Pemberdayaan Kelompok Petani Teh Oleh Pemerintah Desa
Kertanegla Kecamatan Bojonggambir Kabupaten Tasikmalaya. Metode: Desain
Penelitian ini menggunakan Penelitian kualitatif, dengan memanfaatakan
wawancara terbuka dan menggunakan dokumen berupa. Hasil: pandangan
masyarakat adanya keberadan kelompok tani di lingkungan petani adalah suatu
hal positif bagi petani lokal. apabila ada suatu kendala dianggota kelompok tani
sudah ada ketua kelompok tani yang bertugas untuk mendampingi apabila terjadi
kendala di anggota tani. dalam hal meningkatkan partisifasi kelompok tani untuk
meningkatkan ketahanan pangan, kaulitas produksi petani dan didirikanya
institusi lokal kelompok tani saaya serahkan kepada para anggota tani.
pengembangan kapsitas kelembagaan kelompok tani merupakan salah satu
komponen poko dalam keberhasilan pemberdayaan kelompok petani teh.
vi
EMPOWERMENT OF TEA FARMERS GROUP BY
GOVERNMENT OF KERTANEGLA VILLAGE, BOJONGGAMBIR DISTRICT,
TASIKMALAYA REGENCY
Fahri Ramdani
ABSTRACT
Background : Tasikmalaya is one of teh largest local tea producing areas in teh
West Java region. Teh processing of people's tea is carried out by teh community
based on teh skills tehy have without paying attention to teh rules in teh
agricultural system, while teh Sambawa Tea producers are based on teh rules in
teh agricultural system so that more efficient. Tehrefore, tehre are differences in
teh productivity of samba plantations and people's teas. Empowerment is an effort
made by groups or communities who take teh initiative to start teh process of
social activities to improve tehir own situation and condition. Research
Objectives: to determine teh process of Empowerment of Tea Farmers Groups by
teh Kertanegla Village Government, Bojonggambir District, Tasikmalaya
Regency. Research Methods: This research design uses qualitative research, by
utilizing open interviews and using documents in teh form of. Research Results:
teh community's view of teh existence of farmer groups in teh farmer's
environment is a positive thing for local farmers. If tehre is a problem among teh
members of teh farmer group, tehre is already a head of teh farmer group who is
tasked with assisting if tehre is a problem with teh members of teh farmer group.
In terms of increasing teh participation of farmer groups to improve food security,
teh quality of farmers' production and teh establishment of local farmer group
institutions, I leave it to teh farmer members. Teh development of institutional
capacity of farmer groups is one of teh main components in teh success of
empowering tea farmer groups.
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji dan Syukur kita panjatkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala.
menjadi sumber inspirasi dan teladan terbaik untuk umat manusia. Pemberdayaan
merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh kelompok atau masyarakat yang
berinisiatif untuk memulai proses kegiatan sosial untuk memperbaiki situasi dan
Penulis menyadari banyak pihak yang memberikan dukungan dan bantuan selama
menyelesaikan studi dan tugas akhir ini. Oleh karena itu, sudah sepantasnya
Sosial dan Ilmu Politik yang telah memberikan ilmu sehingga saya bisa
dan Ilmu Politik yang telah memebrikan ilmu sehingga saya bisa sampai di
titik ini.
dan Ilmu Politik yang telah memebrikan ilmu sehingga saya bisa sampai di
titik ini.
Sosial dan Ilmu Politik yang telah memebrikan ilmu sehingga saya bisa
5. Ibu Dini Yuliani, S.IP.,M.Si. Selaku Ketua Prodi Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik yang telah memebrikan ilmunya sehingga Skrifsi ini selsai.
9. Orang Tua dan keluarga yang senantiasa mendukung saya secara motivasi dan
10. Seluruh pihak yang tidak bisa di sebutkan satu persatu dan telah membantu
melakukan kesalahan dalam penyusunan skripsi. Oleh karena itu, penulis meminta
Peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat
datangnya dari Allah dan kesalahan datangnya dari diri penulis. Semoga Allah
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN...........................................................................iii
LEMBAR PERNYATAAN.............................................................................v
ABSTRAK vi
KATA PENGANTAR....................................................................................viii
DAFTAR ISI x
DAFTAR TABEL...........................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................8
1.3 Tujuan Penelitian.........................................................................................8
1.4 Kegunaan Penelitian....................................................................................8
.........................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................. 9
2.1 Penelitian Terdahulu..................................................................................... 9
2.2 Landasan Teori............................................................................................. 14
2.2.1 Pemberdayaan..................................................................................14
desa, karena alam memberikan apa yang dibutuhkan manusia bagi kehidupannya.
Mayoritas masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada hasil alam dan hidup
pertanian yang dapat dijadikan sebagai sumber produksi, oleh karena itu mereka
berupaya dengan berbagai cara untuk memenuhi lahan pertanian baik yang ada
dari mereka biasanya hanya bekerja disektor pertanian karena disesuaikan dengan
kelompok tani agar lebih baik lagi (2) membantu masyarakat dalam proses
pemupukan dengan cara langsung turun ke lapangan (3) pembagian bibit teh
terhadap masyarakat kelompok tani berupa stek teh (4) pembagian kartu tani
Kertanegla 2021)
Tasikmalaya merupakan salah satu daerah penghasil teh rakyat ter banyak
di wilayan Jawa Barat (Agnia 2019). Luas area tanaman teh di Desa Kertanegla
terhadap perekonomian rakyat Desa Kertanegla. Dari perkebunan teh rakyat inilah
karena itu terdapat perbedaan hasil produktivitas perkebunan sambawa dan teh
rakyat.Adapun dalam data terakhir produktivitas pada bulan januari antara teh
sambawa dan teh rakyat. Teh sambawa menghasilkan 8,2 kwintal per ha
petik teh rakyat hanya menghasilkan 3sampai 2 kwintal per ha yang biasanya
dalam tata ruang wilayah. Perkebunan teh rakyat di Desa Kertanegla Kecamatan
Pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah
petani yang selama ini mengalami kesulitan dapat terbantu dan dapat
Kabupaten Tasikmalaya ternyata tidak juga mampu membuat taraf hidup petani
meningkat. Masih banyak petani teh yang mengalami kesulitan dalam menjalani
hidup. Tak jarang kita dapatkan petani teh di desa-desa berada dalam garis
baik kebutuhan sekunder maupun kebutuhan primer dan juga karena terjadinya
krisis ekonomi yang tak kunjung terselesaikan, inilah yang membuat para petani
potensi ekonomi lokal, serta pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan
lahan pertanian, dimana teh yang dihasilkan saat masa panen dijual kepada
walaupun para petani teh menggarap dan memiliki hak atas tanahnya, kemiskinan
masih tetap menyelimuti mereka. Oleh karena itu, salah satu program dalam
meningkatkan produktifitas pertanian perlu dilakukan pemberdayaan masyarakat.
Tabel 1.1
Data Kelompok Tani Niagara 02
Desa Kertanegla Kecamatan Bojonggambir Kabupaten Tasikmalaya
N
Nama Jabatan Usia Alamat
1 Asep A Ketua 56 Tahun Kp Cipari
2 Usep Ketua 53 Tahun Kp Cijulan
3 Asep Sekertaris 45 Tahun Kp Ci kede
4 Suhermas
Bendahara 43 Tahun Kp Ci buluh
5 Sarif Anggota 49 Tahun Kp Ci julang
6 Sohib Anggota 43 Tahun Kp Ci kupa
7 Jamaludin Anggota 41 Tahun Kp Ci julang
8 Udin Anggota 52 Tahun Kp Ci buluh
9 Imat Anggota 63 Tahun Kp Nagrog
10 Abdulhay Anggota 42 Tahun Kp Ci Kupa
11 Saep Anggota 45 Tahun Kp Ci buluh
12 Nursamsi Anggota 51 Tahun Kp Ci kupa\
13 Hasrun Anggota 45 Tahun Kp Cibuluh
14 Holid Anggota 41 Tahun Kp Cikupa
15 Hadim Ketua 65 Tahun Kp Cipatat
16 Ajid Sekertaris 46 Tahun Kp Cipatat
17 Eje Bendahara 56 Tahun Kp Cimapag
18 Parman Anggota 55 Tahun Kp Lemurtengah
19 Mudin Anggota 60 Tahun Kp Cipatat
20 Abad Anggota 57 Tahun Kp Cipatat
21 Aep Anggota 56 Tahun Kp Cipatat
22 Aep Anggota 54 Tahun Kp Ciapatat
23 Burhan Anggota 63 Tahun Kp Lemurtengah
24 Maman Anggota 65 Tahun Kp Cimapag
25 Jujun Anggota 54 Tahun Kp Potongan
26 Usen Anggota 53 Tahun Kp Lemurtengah
27 Arif Anggota 57 Tahun Kp Kertanegla
28 Palah Anggota 61 Tahun Kp Potongan
( Sumber Pemerintah Desa Kertanegla Tahun 2021)
arah yang jelas dalam tata ruang wilayah.Perkebunan teh rakyat di Desa
Tasikmalaya
kompotensi para petani teh rakyat sehingga hasil panen tidak stabil dan
Tasikmalaya
Tasikmalaya
1.4.1Kegunaan teoritis
pemberdayan
dan buruh tani, pertanian masyarakat Desa Suka Maju terfokus pada kebun
Dengan bukti-bukti yang ada maka, peneliti akan melihat secara lebih detail
Desa Suka Maju, penulis menggunakan sampling jenuh yaitu teknik penentuan
sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Yang menjadi
25
subjek dalam penelitian ini adalah semua anggota populasi berjumlah 15 orang,
yaitu 3 orang pengurus dan 12 orang anggota kelompok tani Mitra Karya, dan
meliputi tahap reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data. Data-data hasil
pemberdayaan yang dilakukan kelompok tani Mitra Karya melalui kerja sama
antara PT Louis Dreyfus Company (LDC) dan PT Torabika, kerja sama yang
hasil pemberdayaan kerja sama tersebut kelompok tani Mitra Karya telah
mengalami peningkatan hasil secara lebih baik, baik dari jumlah hasil atau
Kabupaten Gowa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui proses
sekarang secara kualitatif data yang diperoleh dari penelitian. Sumber data
yang digunakan adalah sumber data primer dan data sekunder dengan jumlah
tujuan dan target serta perumusan rencana kerja. Kunci yang berpengaruh pada
positif yakni: menjadikan masyarakat dan kelompok tani lebih mandiri dalam
sosial antara petani dan kelompok tani dalam program pemberdayaan masyarak
organisasi baik swasta ataupun organisasi pemerintah dan menjadi salah satu
fungsi utamanya yang harus dilakukan oleh pucuk pimpinan yang menjadi
Wajo. Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif yakni suatu bentuk
data yang dikumpul dari lapangan secara objektif dengan tipe fenomenologi.
Kabupaten Wajo belum sepenuhnya terlaksana dengan optimal, hal ini dilihat
Dan Pemerintah sebagai fasilitator sebagai penyedia bibit unggul, pupuk, dan
2.2.1 Pemberdayaan
pihak, terutama masyarakat itu sendiri yang menjadi kelompok sasaran yaitu
waktu, serta hubungan fasilitator dan penerima manfaat; tetapi yang lebih
pemasaran;
3. Perbaikan tindakan (better action) Dengan berbekal perbaikan pendidikan dan
yang didukung oleh lingkungan (fisik dan sosial) yang lebih baik, diharapkan
tingkatan, yakni:
mengembangkannya.
keja, pasar) termasuk pembangunan sarana dan prasarana dasar seperti (irigasi,
ini.
pribadi, langsung demokratis dan pembelajaran sosial. Dalam hal ini Friedman
ekonomi saja tetapi juga secara politis, sehingga pada akhirnya masyarakat
akan memiliki posisi tawar (Bargaining position) baik secara nasional maupun
menunjukkan seseorang atau komunitas berdaya atau tidak, dengan cara ini kita
upaya dapat dikonsentrasikan pada aspek-aspek apa saja dari sasaran perubahan
dan kemampuan kultur serta politis. Berikut ini sejumlah indikator yang dapat
ibadah, ke rumah tangga. Tingkat mobilitas ini dianggap tinggi jika individu
sendiri tanpa meminta ijin orang lain termasuk pasangannya, terlebih jika ia
barang-barang sekunder atau tersier, seperti lemari pakaian, TV, radio, koran,
meminta ijin dari orang lain, terlebih jika ia dapat membeli dengan uangnya
sendiri.
dalam satu tahun terakhir ada seseorang (suami, istri, anak, mertua) yang
mengambil uang, tanah, perhiasan dari dia tanpa ijinnya, yang melarang
jika ia pernah terlibat dalam kampanye atau bersama orang lain melakukan
pemerintah.
8. Jaminan ekonomi dan kotribusi terhadap keluarga: memiliki rumah, tanah,
lembaga donor, aktor aktor masyarakat sipil, atau oleh organisasi masyarakat
berbagai unsur tersebut membangun kemitraan dan jaringan yang didasarkan pada
antar anggota tim sebagai pelaku perubahan mengenai pendekatan apa yang
akan dijadikan sasaran, baik dilakukan secara formal maupun informal. Jika
samping itu, petugas juga harus menjalin kontak dengan tokoh-tokoh informal
permasalahan yang keluar adalah dari pandangan mereka sendiri, dan petugas
4. Tahap formulasi rencana aksi (action plan formulation). Pada tahap ini
menentukan program dan kegiatan apa yang akan mereka lakukan guna
mengadaptasi permasalahan yang ada. Pada tahap ini diharapkan petugas dan
tentang apa yang akan dicapai dan bagaimana mencapai tujuan tersebut.
merupakan salah satu tahap yang paling penting dalam proses pengembangan
dan petugas terhadap program yang sedang berjalan. Pada tahap ini sebaiknya
proyek sudah harus dihentikan karena sudah melebihi jangka waktu yang
ditetapkan sebelumnya, atau karena anggaran sudah selesai dan tidak ada
penyandang dana yang dapat dan mau meneruskan program tersebut. Ketujuh
tahapan intervensi di atas merupakan proses siklikal yang dapat berputar guna
(Sumodiningrat, 2002): pertama upaya itu harus terarah. Ini yang secara populer
masyarakat yang akan dibantu mempunyai beberapa tujuan, yakni agar bantuan
tersebut efektif karena sesuai dengan kehendak dan mengenali kemampuan serta
yang bersifat mikro yang langsung ditujukan kepada masyarakat lapisan bawah,
masyarakat yang lemah. Dalam proses pemberdayaan ini harus dicegah jangan
sampai yang lemah bertambah lemah atau tersingkirkan dalam menghadapi
yang kuat oleh karena itu dalam proses perlindungan dan pemihakan kepada
yang lemah.
2.2.1.10 StrategiPemberdayaan
menyatakan bahwa proses pemberdayaan terjadi dalam relasi satu lawan satu
antara pekerja sosial dank lien dalam setting pertolongan perseorangan. Meskipun
pemberdayaan seperti ini dapat meningkatkan rasa percaya diri dan kemampuan
diri, hal ini bukanlah strategi utama pemberdayaan namun demikian, tidak semua
pada gilirannya strategi ini pun tetap berkaitan dengan kolektivitas, dalam arti
mengkaitkan dengan sumber atau sistem lain di luar dirinya. Dalam konteks
pekerjaan sosial pemberdayaan dapat dilakukan melalui tiga aras atau cara
tugas kehidupannya. Model ini sering disebut pendekatan yang berpusat pada
yang dihadapinya.
3. Aras makro, pendekatan ini disebut juga sebagai strategi sistem besar (Large
yang lebih luas. Strategi sistem besar memandang klien sebagai orang yang
mengatakan bahwa:
2.2.1.11 PendekatanPemberdayaan
dibantu mempunyai beberapa tujuan, yakni agar bantuan tersebut efektif karena
2002).
hanya bergantung pada pihak yang melakukan pemberdayaan, tetapi juga oleh
penjelasannya:
1. Prinsip-Prinsip Pemberdayaan Masyarakat
2. Prinsip Kesetaraan
3. Prinsip Partisipasi
jelas.
dipatuhi. Semua ini harus digali dan dijadikan modal dasar bagi proses
pemberdayaan. Bantuan dari orang lain yang bersifat materiil dipandang
5. Prinsip Berkelanjutan
pertanian yaitu:
masyarakat
a. Pemberdayaan masyarakat, seperti tugas sosialisasi dan motivasi
hidup,pemberdayaan keluarga,
lembaga lainnya.
kesepakatan bersama.
Tasikmalaya.
2.2 Kerangka Pemikiran
rakayat yang belum memeiliki arah yang jelas dalam tata ruang
yang kurang setabil. Hal ini di sebabkan kurangnya pemeliharan teh rakyat
antaranya lahan yanag kurang sesuai, yang kedua cuaca kurang menentu
panen menurun tidak sesuai dengan biaya yang dikeluarkan oleh petani
tersebut maka juga hasilnya juga tidak optimal. Masyarakat berada pada
mengatur masa depannya sendiri. Hal itu lah yang di anggap sebagai
dimensi distributif akan tetapi juga dari dimensi generatif. Dalam dimensi
masyarakat.
Belum Optimalnya Pemberdayaan Kelompok Petani Teh Oleh
Pemerintah Desa Kertanegla Kecamatan
Bojonggambir Kabupaten Tasikmalaya
1. Reorientasi
2. Gerakan Sosial
3. Institusi Lokal
4. Pengembangan
Kapasitas
Kerangka Pemikiran
2.3 Proposisi
nasional.
METODE PENELITIAN
menyatakan bahwa:
dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu
alamiah.
berupa data yang di ambil dari lapangan. Sehingga dalam penelitian ini akan
55
dengan mengunakan penelitian metode kualitatif tidak mengunakan
keterangan yang menunjukan fakta. Data merupakan suatu hal yanag dapat
primer, sedangkan jika berasal dari orang lain di sebut sumber sekunder,data
1. Data primer.
Merupakan data yang di ambil dari orang pertama atau yang di peroleh
primer berasal dari para petani teh dan masyarakat kelompok tani.
2. Data sekunder.
kelompok petani teh. Data ini dapat ditemukan dengan mudah dan cepat.
yaitu:
1. Informan
Informan merupakan orang yang meresepon ketika di wawancara
Jumlah : 4 Orang
2. Dokumen Pendukung
suatu penelitian, maka dibutuhkan cara agar keterangan atau data yang
dimanfaatkan dalam penelitian ini bisa berasal dari mana saja, sepanjang
menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa
yang dapat diceritakan kepada orang lain. Proses analisis data dimulai
dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari
Moleong, 2019:247).
adalah teknik analisis data dari Milles dan Huberman (Ahmadi Ruslan,
2014: 57)
1. Pengumpulan Data
3. Pemilihan (Selecting)
4. Pengerucutan (Focusing)
Miles dan Huberman (2014) menyatakan bahwa memfokuskan data
5. Peringkasan (Abstracting)
Dari beberapa tahap yang telah dilakukan dan yang terakhir adalah
berdasarkan bukti, data dan juga temuan yang valid berdasarkan studi
2021 sampai dengan bulan Mei 2022, mulai dari tahap pelaksanaan
Tabel 3.1
Jawdwal Penelitian
No Kegiatan Sep Okt Nov Des Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul
Pengajuan
Matrik
1 Penelitian
Penyusuna
2 n Proposal
Bimbingan
3 Proposal
Seminar
4 Proposal
Revisi
5 Seminar
6 Penelitian
Penyusuna
7 n Hasil
Bimbingan
8 Hasil
Sidang
9 Skrifsi
BAB IV
HASIL PENELEITIAN DAN PEMBAHASAN
(Kepala Desa) pada pemilihan tersebut terdiri dari Calon tunggal yaitu
Setelah masa Jabatan habis dalam Jangka waktu Delapan Tahun, pada
Setelah masa Jabatan habis dalam Jangka waktu Enam Tahun Habis
Masa Jabatan pada Tahun 1999, Untuk Posisi Kepala Desa Untuk
Sementara Dijabat Oleh Kaur Keuangan Bapak Jenal Aripin selama 1 tahun
menjadi calon paling unggul dalam perolehan suara dan menjadi kepala desa
selama 5 tahun (Tahun 2000 s/d 2005). Setelah habis masa jabatan
Kepala Desa Tahun 2005, dan pada tahun 2011 diadakan pemilihan Kepala
Desa yang diikuti dengan 3 Calon Kepala Desa, yaitu Dadang Romansyah,
Sahrudin, Ahmad Muhlis yang menjadi Pemenang dalam Pemilihan tersebut
Pada tahun 2017 setelah masa jabatan Kepala Desa habis, pada
diikuti oleh 4 (empat) calon Kepala Desa yaitu : Bunyamin, Ajan Bagjana,
Ahmad Muhlis (Incumbent) serta Abad. Pada pemilihan tersebut dari hasil
Tasikmalaya sekitar + 120 km, ke arah utara ibu kota propinsi Jawa Barat
desa yang cukup produktif dan potensi sumber daya alam yang belum
b. TNI/POLRI : - Orang
d. Pertukangan : 24 Orang
1. Letak Geografis
Tofografi Desa
Berbukit : 50 %
Dataran : 25 %
2. Luas Wilayah
1. Menurut penggunaanya :
Tabel 4.1
Luas Wilayah Menurut Penggunaannya
JenisPenggunaanLahan Luas (Ha)
A PemukimanPenduduk 17
B Persawahan 149
C Perkebunan 650
D KuburanUmum 5
E Pekarangan 10
F Perkantoran/Sekolah 4
G Lainnya 210
Total Luas 1.045
Sumber:Pemerintah Desa Kertanegla
3. Tanah Sawah
Tabel 4.2
Jenis Tanah Sawah
Jenis tanah sawah Luas (Ha)
A Sawah irigasi Teknis -
B Sawah Irigasi Setengah Teknis 116
C Sawah Tadah hujan 33
Total Luas 149
Sumber:Pemerintah Desa Kertanegl
4. Tanah Perkebunan
Tabel 4.3
Tanah Lainnya
Tanah Lainnya Luas (Ha)
A Perhutani
B Hutan Rakyat dan Tanah Negara 209
C Lapangan Olah Raga 1
Total Luas 210
Sumber: Pemerintah Desa Keretanegla
2. Keberadaan Lingkungan
Keberadaan Lingkungan dengan berdasarkan kepada jenis-jenis tekstur
tanah dapat kami uraikan sebagai berikut :
Tabel 4.4
Jenis Tanah
Jenis Tanah Luas (Ha)
A Lahan Kritis 30
B Lahan erosi ringan 300
C Lahan erosi sedang 300
D Lahan tahan erosi 415
Total Luas 1.045
Sumber: Pemerintah Desa Kertanegla
Bencana alam yang terjadi dan mengakibatkan kerugian setahun terakhir
Tabel 4.5
Jenis Bencana Alam
Jenis Banyaknya Korban Kerugian
Bencana alam Kejadin Jiwa Materi
1. Banjir - - -
2. Tanah Longsor 2 - Ada
3. Gempa Bumi 2 Ada
Sumber:Pemerintah Desa Kertanegla
Upaya yang dilakukan dengan cara gotong-royong oleh masyarakat denga pihak-
pihak yang membantu baik berupa materi ataupun tenaga.
Pencemaran lingkungan hidup satu tahun terakhir (air, tanah dan udara)
Tabel 4.6
Jenis yang Dicemar dan Tercemar
Jenis yang Jenis Pengaduan ke
Ada/tidak
Dicemari/tercemar Pencemaran Kades
Pembungan
a. Air Ada Ada
sampah ke sungai
b. Tanah Tidak - -
c. Udara Tidak - -
Sumber:P0emerintah Desa Kertanegla
Pembakaran Lahan dan Hutan satu tahun terakhir (tidak ada)
Lokasi Penggalian Golongan C tidak ada
Rata-rata kedalaman air tanah (sumur) 15 m
1. Ketenagakerjaan
Jumlah penduduk dalam katagori lapangan pekerjaan
Tabel 4.7
JenisKetenaga kerjaan
JenisKetenagakerjaan Jumlah
a. Penduduk yang bekerja di LuarNegeri 17 orang
b. Pengangguran 165 orang
c. Setenganpengangguran 185 orang
d. Yang bekerja di sektor formal 459 orang
e. Yang bekerja di sektor informal 656 Orang
Sumber:Pemerintah Desa Kertanegl
Tabel 4.8
Mata Pencaharian Pokok Masyarakat
Jenis Pekerjaan Jumlah
1. Petani 1.746 orang
2. Buruh Tani 1.992 orang
3. Pegawai Negeri Sipil (PNS) 10 orang
4. Pengrajin / Industri Rumah 31 orang
Tangga
5. Pedagang 131 orang
6. Peternak 446 orang
7. Montir 8 orang
8. Bidan 2 orang
9. Perawat -
10. Pengusaha Kecil dan menengah 235
d. Faktor Kelembagaan
1) Status Pemerintahan (Desa)
2) Kondisi Badan Permusyawaratan Desa ( BPD ) ada
3) Keberadaan Lembaga/Organisasi Kemasyarakatan :
a) Lembaga Pemberdayaan Masyarakat ( LPM )
b) Majlis Ulama Indonesia (MUI)
c) Karang Taruna
d) Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK)
e. Saranadan Prasaranaakses
1) Ketersediaan Sarana Pendidikan
a) TK / PAUD : 5 buah
b) SDN : 4 buah
c) MDT : 22 buah
2) Ketersediaan sarana Kesehatan
a) Pustu : 1 unit
b) Posyandu : 9 Unit
3) Ketersediaan sarana Keagamaan
a) Mesjid Jamie : 21 Unit
b) Mushola/langgar : 36 buah
4) Keberadaan tenaga kesehatan yang tinggal di desa
a) Bidan : 2 orang
b) Dukun Bayi : 4 orang
c) Kader Posyandu : 45 orang
d) Pos KB Desa : 1 orang
5) Ketersediaan sarana olah raga
a) Lapangan sepak bola
b) Lapangan Volly Ball
c) Lapangan Tenis meja
d) Lapangan Bulu Tangk
6) Ketersediaan jalan yang melintasi desa
Tabel 4.9
Ketersediaan Jalan yang Melintasi Desa
Panjang Kondisi
Status Jalan
(m) Baik Sedang Rusak
1. Jalan Kabupaten - - - -
2. Jalan Desa 15.000
- Diaspal 4.000 900 2.500 600
- Rabat Beton 1.000 1.000
- Berbatu/Makadam 7.000 7.000
- Jalan Tanah 3.000 3.000
3. Jalang lingkungan 5.000
- Rabat Beton 600 600
- Makadam 4.200 1.000 3.200
- Tanah 200 200
4. Jalan setapak 2.400
- Rabat Beton 1500 100 500
- Tanah 900 900
Sumber:Pemerintah Desa Kertanegla
7) Ketersediaan sarana perdagangan seperti Pasar, Mini Market, toserba dan
pertokoan belum tersedia.
8) Ketersediaan usaha /perusahaan Jasa seperti bengkel elektronik, bengkel
sepeda motor dan lainnya:
a) Pabrik teh : 4 unit
b) Bengkel elektronik : 2 unit
c) Bengkel sepeda motor : 4 unit
9) Keberadaan sarana keamanan lingkungan sebanyak 45 unit
10) Keberadaan tenaga pemelihara keamanan
a) Jumlah anggota LINMAS : 16 orang
b) Babinsa : 1 orang
c) Babinmas : 1 orang
11) Kualitan Bangunan Rumah ( Permanen, semi permanen dan rumah
panggung )
a) Permanen : 280 unit
b) Semi Permanen : 91 unit
c) Panggung : 1.126 unit
4. Keagamaan
Agama yang di anut oleh masyarakat Desa Kertanegla Kecamatan
Bojonggambir semuanya menganut agama Islam.
5. Perekonomian
Rata - rata pendapatan keluarga
a) Jumlah kepala keluarga : 1.682 KK
b) Jumlah rata rata anggota keluarga : 3 orang
c) Jumlah Pendapatan kepala keluarga : 25.000/hari
d) Jumlah total pendapatan keluarga : 51.275.000,
Presentase keluarga pelanggan listrik
a) Keluarga Pelanggan listrik : 75 %
b) Keluarga bukan pelanggan listrik : 25 %
Presentase keluarga pelanggan telepon kabel
a. Keluarga pelanggan telepon kabel : tidak ada
b. Keluarga bukan pelanggan tlp kabel : 50 %(celuler)
Bahan bakar yang di gunakan oleh sebagaian besar keluarga di wilayah Desa
Kertanegla untuk memasak adalah kayu bakar dan LPG.
6. Swadaya masyarakat dan gotong royong
Kegiatan swadaya satu tahun terakhir
a) Perbaikan jalan satu desa terutama parit jalan
b) Perbaikan saluran air dan irigasi setengah teknis dan non teknis
c) Gotong royong
STRUKTUR ORGANISASI DESA KERTANGELA KECATAMAN
BOJONGGAMBIR KABUPATEN TASIKMALAYA
Gambar 4.1
Struktur Organisasi Pemerintah Desa Kertanegla
Sumber : Pemerintah Desa Kertanegla 22022
4.1.1.3 Tugas Poko dan Fungsi Perangkat Desa Kertanegla
a. Kepala desa mempunyai tugas menyelenggarakan dan
pemeberdayaan masyarakat.
pemerintahan lainnya.
lainnya.
g. Kepala usrusan pembangunan bertugas untuk membantu
yang berjumlah empet orang itu terdiri dari 2 laki-laki dan dua orang
perempuan.
sebagai berikut:
Tabel 4.13
Karakteristik Informan Berdasarkan Usia Di Desa Kertanegla Kecamatan
Bojonggambir Kabupaten Tasikmalaya
No Usia Jumlah
1 60-55 2
2 45-50 2
Total 4
Sumber:Hasil Penelitian 2022
Berdasarkan tabel 4.3 di ats dapat di ketahui bahwa sebanyak
Tabel 4.13
Karakteristik Informan Berdasarkan Tingkat Pendidikan Di Desa
Kertanegla Kecamatan Bojonggambir Kabupaten Tasikmalaya
berikut ini.
Tabel 4.14
Karakteristik Informan Berdasarkan Jabatan Di Desa Kertanegla
Kecamatan Bojonggambir Kabupaten Tasikmalaya
No Jabatan Jumlah
1 Kepala Desa 1
2 Ketua Kelompok Tani 1
3 Anggota Kelompok Tani 1
4 Anggota Kelompok Tani 1
Sumber:hasil Penelitian 2022
4.1.2.5 Reorientasi
Reorientasi merupakan pandangan masyarakat dan pendapat masyarakat
tentang pemberdayaan kelompok tani pada dasarnya asumsi dan logika berfikir
sangat baik apabila kelompok tani berada di lingkungan petani oleh karena itu
tani sangata membatu bagi masyarakat kelompok tani karen menjadi wadah bagi
Saya selaku anggota tani sangan terbantu dengan adanya kelompok tani dan
peran pemerintah para petani di antaranya untuk memperjuangkan hak hak
petani dan perlindungan para petani seperti kenaikan harga pupuk bisa di
bantu dengan adanya kelompok tani yaitu subsidi pupuk, subsidi benih,
seubsidi pasca panen, subsidi gagal panen, penjaminan lahan dan
meningkatkan hasil produksi.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dari beberapa informasi di
sangat membantu bagi para petani sehingga para petani lebih terkordinir dan
terjamin hak dan kewajiban para petani serta meningkatkan kualitas hasil
kelompok tani sehinga para peetani lebih sejahtera dengan adanya kelompok tani
serta meningkatkan ketahan pangan dan ketika ada program dan bantuan dari
dinas pertaniaan kepada kelompok tani akan terkordir kepada para petani secara
merata sehingga hasil pertanian lebih berkualitas dan secara tidak langsung
sejahtera.
keompok tani agar para petani dan masyarakat lebih termotivasi dalam upaya
mengembangkan kualitas dan mutu para petani dalam rangka sosisalisasi dan
internalisasi suatau pandangan baru, gerakan sosial bukan hanya dapat menjadi
sarana peneyebaran nilai pemberdayaan para kelompok tani, selain itu juga agar
mengenai gerakan sosial di kelompok tani apabila ada suatu kendala dianggota
kelompok tani sudah ada ketua kelompok tani yang bertugas untuk mendampingi
terbantu dengan adanya gerakan sisoal yang di lakukan oleh kelompok tani di
Desa Kertanegla.
Saya selaku anggota kelompok tani sangat terbantu dengan adanya gerakan
sosial yang di adakan kelompok tani karena dengan adanya gerakan sosial
tersebut para petani bisa menyampaikan keluhan-keluhan petani seperti
kenaikan haraga pupuk
gerakan sosial kelompok tani hanya di adakan keteika ada program dari dinas dan
bahwa gerakan sosial yang di lakukan oleh kelompok tani kepada anggota tani di
kepada keompok tani agar para petani dan masyarakat lebih termotifasi dalam
upaya mengembangkan kualitas dan mutu para petani dalam rangka sosisalisasi,
internalisasi suatau pandangan baru dan menjadi sarana pembelajaran dan wadah
para petrani.
landasan kuat petani dalam mengakses permodalan dan sarana produksi. Bentuk
kelembagaan adalah kelompok tani. Melalui keleompok tani ini di harapkan dapat
semangat dalam kekeluargaan dan gotong royong. Selain itu kelompok tani
pangan, kaulitas produksi petani dan didirikanya institusi lokal kelompok tani
kelompok tani lebih termotivasi lagi dan terdorong dalam hal pemberdayaannya
para petani lebih terkordinir terutama dalam bidang struktural dan defisi pertanian
yang di geluti para anggota kelompok tani sehingga para anggota kelompok tani
dapat terbantu dengan adanya institusi lokal ini di karenakan para petani lebih
simpulkan bahwa institusi lokal adalah defisi para anggota kelompok tani secara
struktural dan oragnisir oleh ketua kelompok tani supaya par petani lebih
terkordinir dalam segala aspek kegiatan yang di jalankan terutama dalam hal
anggota kelompok tani lebih maju dalam hal meningkatkan kualitas pertanian
masing- masing para anggota kelompok tani dan mejadi sebagai sarana wadah
bagi para anggota tani untuk belajar dalam berbagai defisi yang ada di kelompok
tani dan tujuan dari institusi lokal ini untuk meningkatkan kualitas produksi para
tani.
kelompok tani merupakan salsah satu pembagunan manusia, yang berpijak pada
Karena itu pemeberdayaan akan lebih baik di berikan melalui pendekatan kolektif
para petani, namun memiliki peran penting dalam meningkatkan produktivitas dan
kesejahtaraan petani. Penembangan kapasitas kelembagan kelompok tani merupak
pada para petani dan anggotanya porum porum kelompok tani merupakan publik
para petani, di mana para anggota bisa diskusi secara terbuka tentang kehidupan,
Dalam hal ini aspek kelembagan kelompok tani yang belum berkembang
dan dinamika kelompok yang belum optimal serta minimnya ketersedian
sarana prasrana pendukung. Sehingga perlu melakukan analisi yaitu
bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi kapasitas kelembagan
kelompok tani sehingga dapat mewujudkan kemandirian petani teh.
kapasitas kelembagan kelompok tani, akan membawa perubahan pada para petani
dan anggotanya.
melaksanaknn tugasnya secara epektif dan epesien. Selain itu dengan adanya
keterampilan, dan keahlian yang di milikinya agar terwujud kinerja yang lebih
dan ketua kelompok tani niagara 02 dapat di simpulkan sebagai berikut Bahwa:
kelembagan kelompok tani tidak lepas dari dinamika kelompok tani yang
mengerakan angota angota kelompok tani untuk saling bekerja sama dalam hal
4.2 Pembahasan
d.2.1 Reorietasi
Reorientasi merupakan pandangan masyarakat dan pendapat masyarakat
tentang pemberdayaan kelompok tani pada dasarnya asumsi dan logika berfikir
masyarakat dan tentang posisi masyarakat dan hubungan dengan berbagai pihak
jadikannya kelompok tani sangat membantu bagi para petani sehingga para
petani sangat terkordinir dan terjamin hak dan kewajiban para petaniserta
meningkatkan kualitas hasil pertanian yang sangat baik dan meningkat taraf
ekonomi di lingkungan kelompok tani sehingga para petani lebih sejahtra dengan
adanya kelompok tani serta meningkatkan ketahanan pangan dan ketika ada
program dan bantuan dari dinas pertanian kepada kelompok tani akan terkordinir
kepada para petani secara meratan sehingga hasil pertanian lebih berkualitas dan
program yang sdeangn dan akan di laksanakan karena inilah kelompok tani pada
sarana dan prasarana desa, dan pemeberdayan prasarana desa. Dasar hukum PP
permasalahan yang di hadapi oleh petani, maka tugas utama pemerintah adalah
pembangunan.
tani agar para petani dan masyarakat lebih termotivasi dalam upaya
mengembangkan kualitas dan mutu para petani dalam rangka sosialisasi dan
internalisasi suatu pandangan baru gerakan sosial bukan hanya dapat menjadi
saran penyebaran nilai pemberdayaan pada kelompok petani dan di tunjukan agar
lebih dalam hal pemberdayaan anggota tani. Setelah di berikanya modal atau
semua angota kelompok tani nya agar bisa gotong royong dalam hal
melalui cara ini, petani di Desa Kertanegla bahu membahu membantu dalam hal
yang tumbuh di musim penghujan gotong royong ini kami lakukan setip ada
kendala pada lapanagan, yang berkaitan dengan pemberdayaan petani irigasi dan
lahan lahan pertanian lainya gotongroyong menjadi kesadaraan bagi pemilik lahan
sawah atau kebun teh terutaman bagi merekan yang bergabung di kelompok tani
niagara 02.
dalam pemberdayaan petani teh Gerakan sosial merupakan upaya yang kolektif
dalam melakukan suatu perubahan melalui interaksi dan sosialisasi gerakan ini
tidak hanya muncul dengan kesadaran namun kelompok ini muncul dengan
identitas dan kesadaran serta perhatian terhadap persoalan masalah dan atau
fenomena yang sedang dihadapi oleh masyarakat luas. Pada akhir-akhir demokrasi
saat ini gerakan-gerakan perlawanan masyarakat atau gerakan sosial dalam upaya
sosial secara luas baik di tingkat lokal nasional maupun global. Adapun salah satu
pertanian adalah gerakan sosial yang dilakukan oleh petani, penelitian ini fokus
mengkaji tentang model gerakan sosial dalam kegiatan petani dan latar
a. Alternatif movement
Ini merupakan salah satu contoh dari gerakan sosial yang tujuannya untuk
b. Transformative movement
desa.
c. Reformative movement
tertentu masyarakat.
landasan kuat Petani dalam mengakses permodalan dan sarana produksi. Melalui
Selain itu kelompok tani berfungsi sebagai media penyatuan aspirasi untuk
definisi para anggota kelompok tani secara struktural dan organisasi oleh ketua
kelompok tani supaya pertanian lebih terkoordinir dalam segala aspek kegiatan
devinisi para anggota kelompok tani secara struktural dan organisasi oleh anggota
kelompok tani supaya para petani lebih terkordinir dalam segala aspek kegiatan
kelompok tani dan menjadi sebagai sarana wadah para anggota kelompok tani
untuk belajar dalam berbagai divisi yang ada di kelompok tani dan tujuan dari
institusi lokal ini untuk meningkatkan kualitas produksi para anggota kelompok
kapasitas merupakan bagian tahapan dari proses penyebaran inovasi kepada petani
tapi sering berjalan tidak sesuai dengan harapan sebagaimana yang dinyatakan
oleh Slamet (2003) dan Alam (2005). Mereka menyebutkan bahwa permasalahan
informasi sampai ke petani yang jumlahnya banyak dan tersebar luas sehingga
petani berpartisipasi. Kapasitas perlu dikembangkan untuk membangun potensi
dengan hal tersebut maka diperlukan suatu metode pendekatan yang integrasi
pengetahuan.
Kapasitas petani yaitu daya yang dimiliki petani untuk menjalankan usaha tani
ideal sesuai dengan tujuan yang diharapkan dan tingkat kapasitas yang dimiliki
berbagai permasalahan yang dihadapi Petani dalam mengelola usaha tani dalam
ideal, organisasi dan aktivitas yang berpusat di sekeliling kebutuhan dasar seperti
fungsi.
kelompok tani merupakan salah satu pembangunan manusia yang berpijak pada
pada keleompok tani dan anggota nya prorum porum kelompok tani merupakan
publik para petani, dimana para anggota bisa diskusi secara terbuka tentang
tani tani menjadi pergeraakan perubahan sosial, melalui sekelompok tani ide-ide
merupakan unggulan di pedesaan dengan sumber daya lokal yang memadai dan
tingkat partisipasi masyarakat yang cukup tinggi ketika sektor ini dapat dikelola
produksi dan nilai tambah dari produk sehingga tercipta sistem produk yang
berkelanjutan. Indahnya hasil atau produksi pada beberapa sektor seperti pertanian
Iptek akses kepada modal yang kurang skala produksi dengan ruang lingkup
terbatas selain itu juga perlu dipikirkan langkah-langkah apa saja yang dapat
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
98
sebutkan, keseluruhan sub indikator tersebut mengarah ke arah positif yang
sering di lakukan oleh pemerintah desa dan ketua kelompok tani bahwa
pada sub indikator gerakan sosial yang di adakan kelompok tani di lakukan
secara tidak terjadwal namun hanya di lakukan ketika ada program dari
masyarakat dan para anggota kelompok tani dan gerakan sosial ini di
para ketua kelompok tani berfungsi sebagai wadah terciptanya landasan kuat
beberapa antuan seperti bibit yang jarang kurang subur samapai pada
5.2 Saran
Kertanegla.
berkualitas
kelompok tani
6. Seharusnya pengembangan kapsitas tentang pemberdayaan kelompok tani
kelompok tani.
permodalan dan bantuan terhadap anggota kelompok tani agar para petani
kepada kelompok tani supaya para anggota kelompok tani agar lebih baik
Dalimoenteh, S.L., dan M.E. Johan. 2009. Pemangkasan pada tanaman teh.
PPTK, Gambung.
Johan, M.E., dan S.L. Dalimoenteh. 2009. Pemetikan pada tanaman teh.
PPTK, Gambung.
102
Kompas. 2010. Kebun teh rakyat dan PTPN VIII raih sertifikasi UTZ.
Kompas, Kamis 22 Juli 2010
PPTK. 2009. More than a cup of tea. Edisi I. PPTK, Gambung. Bandung
Jawa Barat.
Sapthiani, Y., dan L. Indriasari. 2010. Dari kebun ke factory outlet. Kompas
Minggu, 18 Juli 2009.
105
2. Wawancara dengan anggota kelompok tani niagara 1
Kelompok Tani
kecamatan bojonggambir
3 Penelitii Oh muhun
Narasumbersumbe muhun
punuh eze
109
6 Peneliti Pami anggota kelompok tani aktif
sadayana
Narasumber aktif
penanaman
dari peerintah
memberi bantuan
langsung di parit
pemerintah
Narasumber Ku ketua
kelompok tani
masyarakat
lebih maju
15 Peneliti Pami kendala kendala anu di
naon wae
kelompok tani
produksi
tani
padi
petani
kesejahtran,dalam pemberdayaan
kelompok tani”
ti pemerintah
Narasumber Kantos bakal kamari ge saurnah ti
regel kitu
tani na
kelompok tani na
kualitas nateh
painten kendalanamah
osokn aya
pemerintan nya
milik sendiri we
mah hese
tani
painten nya
kumah
kitu
kali panen
Narasumber Gimana pupuknya kalau di
bapa punya
lima
berapa
Narasumber 3000/ kg
saja
saja
kintal /7
Narasumber Muhun
kilo bersih
gimana
kadang lebih
penghasilan berkurang
karena apa
menyerang
pupuknya
Narasumber Satu sendok
15 Peneliti bapa
2000
2000
nya
nya kapan
2500/ biji
panen gimana
pucuk deui
Narasumber Ka pabrik
penanmannya berapa
pemupukan 2 kintal
pemerintah
apa sendiri
petani teh
1.
na
penghasilan panennya
ibu
Narasumber Kurang lebih 1 hektar lebih . Saya
kali panen
panen
tanam
Narasumber 2500/batang
gimana
mana
memberdayakan petraninya
petani
Narasumber Banyak contohnya kurang ngored
ada penghasilan
pemerintah desa
memberdaykan
kelompok tani
kelompok tani
contohnya pengukuhan
nya di pasihan
pengukuhan nana
pembentukan sk na
kituterus
kangopengajuan
pengajuan nya di
langsung pada
kelompok tani ari
ayenamah
di berdayakan oleh
pemerintah desa
pinansial pemerintah
memberikan dukungan
bentuk dukungan
ka luhur pemerintah
contona mangajukan
untuk pertanian
perairan nya
kelapng
memberdayakan petani
penyuluhan pertanian
memberikan
penyuluhan kepada
teh ke desa
bantuan dari
berikan pemerintah
berupa semprotan ,
ini
berupa semprotan ,
kerena bisa
meningkatkan kualitas
petani dalam hal
ketahanan pangan,
permodalan dan
petani supaya
bpp meningkatankan
pendapatan hasil
Narasumber Ada
irigasi ,proses
penuluhan kepada
kelompok tani
pembagian pupuk,
pengembangan kapsitas
kelembagan kelompok
satu fungsi
kelembagannya atau
lebih. Kelembagan
kelompok pertanian
memiliki 8 jenis
kelembagan yaitu 1.
Kelembagan peneydian
input 2. Kelembagan
peneyidan modal 3.
Kelembagan penyedian
ketenaga kerjaan 4.
Kelembagan penedian
6. Kelembagan
7. Kelembagan
pemasyaran 8.
Kelembagan
pemeritan desa
memberdayakan
bergerak di bidang
pertanian
masyarakat sebelum
adanya pemberdayan
pemerintah desa
pemeberdayan oleh
pengetahuan nya
berkurang ,dalm
baik
masyarakat kelompok
pemberdayan oleh
pemrintah dsa
Narasumber Baik