Anda di halaman 1dari 164

PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH

RUMAH TANGGA DI KELURAHAN SUKAMULYA


KECAMATAN BUNGURSARI KOTA TASIKMALAYA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh,
SYLVIA DAMAYANTI
182170074

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2023
LEMBAR PENGESAHAN

PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH


TANGGA DI KELURAHAN SUKAMULYA KECAMATAN
BUNGURSARI KOTA TASIKMALAYA

Oleh,
SYLVIA DAMAYANTI
182170074

Disahkan Oleh:

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. Iman Hilman, S.Pd., M.Pd. Anita Eka Putri, S.Pd., M.Pd.
NIDN 0404098002 NIDN 0009058903

Disetujui Oleh:

Dekan Fakultas Keguruan dan Ketua Jurusan


Ilmu Pendidikan Pendidikan Geografi

Dr. Nani Ratnaningsih, M.Pd. Dr. Ruli As’ari, S.Pd., M.Pd.


NIP. 196605302021212001 NIDN. 0002058802

i
PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi ini diujikan pada tangal 13 Juni 2023

Tim penguji terdiri dari:

Ketua Sidang :

Nama : Dr. Iman Hilman, S.Pd., M.Pd.

Tanda Tangan :

Anggota :

Nama : Anita Eka Putri, S.Pd., M.Pd.

Tanda Tangan :

Nama : Dr. Siti Fadjarajani, Dra., M.T.

Tanda Tangan :

Nama : Yani Sri Astuti, S.Pd., M.Pd.

Tanda Tangan :

Nama : Erwin Hilman Hakim, M.Pd.

Tanda Tangan :

ii
LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang saya buat dengan judul “
Perilaku Masyarakat Dalam Mengelola Sampah Rumah Tangga Di
Kelurahan Sukamulya Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya” beserta
seluruh isinya adalah sepenuhnya karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan
penjiplakan atau pengutipan dengan cara cara yang tidak sesuai dengan etika
keilmuan yang berlaku dalam masyarakat. Atas pernyataan ini saya siap
menanggung konsekuensinya atau sanksi apabila dikemudian hari ditemukan
adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain
terhadap keaslian skripsi ini.

Tasikmalaya, Juni 2023

Yang Membuat Pernyataan,

Sylvia Damayanti

182170074

iii
ABSTRAK

SYLVIA DAMAYANTI, 2023. Perilaku Masyarakat Dalam Mengelola


Sampah Rumah Tangga Di Kelurahan Sukamulya Kecamatan Bungursari
Kota Tasikmalaya. Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya

Penelitian ini di latar belakangi oleh adanya penumpukan sampah yang


terdapat di beberapa titik di Kelurahan Sukamulya Kecamatan Bungursari Kota
Tasikmalaya. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui perilaku masyarakat
dalam mengelola sampah rumah tangga dan faktor-faktor yang mempengaruhi
masyarakat dalam mengelola sampah rumah tangga. Penelitian ini menggunakan
metode penelitian deskriptif kualitatif. Fokus penelitian ini adalah perilaku
masyarakat dalam mengelola sampah rumah tangga yang meliputi membakar,
menimbun, membuang sampah di pinggir jalan dan memilah dengan cara 3r dan
faktor yang mempengaruhi masyarakat dalam mengelola sampah rumah tangga
yang meliputi faktor predisposisi yang mencakup tingkat pengetahuan dan sikap,
faktor enabling yang mencakup usia, tingkat pendidikan, social ekonomi dan
sarana prasarana dan faktor penguat dari petugas kebersihan. Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi,
wawancara, dan studi dokumentasi. Responden dalam penelitian ini meliputi
Kepala Kelurahan Sukamulya, petugas pengangkutan sampah dan masyarakat
Kelurahan Sukamulya. Hasil penelitian menunjukan perilaku masyarakat dalam
mengelola sampah rumah tangga di Kelurahan Sukamulya Kecamatan Bungursari
Kota Tasikmalaya masih belum sepenuhnya dikelola dengan baik dan bijak,
pengelolaan sampah yang dilakukan di Kelurahan Sukamulya Kecamatan
Bungursari Kota Tasikmalaya dikelola dengan cara dibuang di pinggir jalan area
rumah, membakar sampah atau menimbun sampah dan sebagian kecil masyarakat
yang melakukan 3r (reduce, reuse, dan recyle). Berdasarkan hasil wawancara
faktor predisposisi yang dapat mempengaruhi masyarakat dalam mengelola
sampah rumah tangga di Kelurahan Sukamulya terdapat 2 faktor predisposisi
yaitu tingkat pengetahuan dan sikap, kemudian faktor pemungkin yang dapat
mempengaruhi masyarakat dalam mengelola sampah rumah tangga terdapat 4
faktor yaitu umur, tingkat pendidikan, kondisi sosial-ekonomi, dan sarana
prasarana. Faktor pendorong atau penguat terdapat 1 faktor yaitu petugas
kebersihan.

Kata Kunci: Perilaku Masyarakat, Mengelola, Sampah Rumah Tangga

iv
ABSTRACT

SYLVIA DAMAYANTI, 2023. Community Behavior in Managing Household


Waste in Sukamulya Village, Bungursari District, Tasikmalaya City.
Departement of Geography Education, Faculty of Teacher Training and
Education, Siliwangi University, Tasikmalaya.

The background of this research is the accumulation of garbage at several


points in Sukamulya Village, Bungursari District, Tasikmalaya City. The purpose
of this study is to determine the behavior of the community in managing
household waste and the factors that influence the community in managing
household waste. This study uses a qualitative descriptive research method. The
focus of this research is community behavior in managing household waste which
includes burning, stockpiling, throwing garbage on the side of the road and
sorting by 3R and factors that influence society in managing household waste
which includes predisposing factors which include level of knowledge and
attitudes, enabling factors which includes age, education level, socio-economic
and infrastructure and the reinforcing factor of the janitor. Data collection
techniques used in this study are observation, interviews, and documentation
studies. Respondents in this study included the Head of the Sukamulya Village,
garbage collection officers and the people of the Sukamulya Village. The results
showed that community behavior in managing household waste in Sukamulya
Village, Bungursari District, Tasikmalaya City was still not fully managed
properly and wisely. hoarding garbage and a small part of the community who do
3r (reduce, reuse, and recyle). Based on the interview results, the predisposing
factors that can influence the community in managing household waste in
Sukamulya Village, there are 2 predisposing factors, namely the level of
knowledge and attitudes, then the enabling factors that can influence the
community in managing household waste, there are 4 factors, namely age, level of
education, social conditions -economy, and infrastructure. The driving factor or
reinforcement is 1 factor, namely the janitor.

Keyword : community behavior, managing, household waste

v
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur selalu tercurah limpahkan kepada Allah SWT, sehingga
atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan proses penyusunan
skripsi dengan tepat waktu. Tidak lupa shalawat dan salam selalu tercurah
limpahkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wassalam, kepada
keluarganya, sahabatnya dan kita selaku umatnya yang insyaalloh taat pada
ajarannya hingga akhir zaman.
Skripsi ini berjudul “ Perilaku Masyarakat Dalam Mengelola Sampah
Rumah Tangga Di Kelurahan Sukamulya Kecamatan Bungursari Kota
Tasikmalaya”. Adapun tujuan dari penyusunan skripsi ini bertujuan untuk
mengetahui perilaku masyarakat dalam mengelola sampah rumah tangga di
Kelurahan Sukamulya. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar sarjana pendidikan yang dilaksanakan di Jurusan Pendidikan
Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Siliwangi.
Adapun sistematika penyusunan skripsi ini terdiri dari 5 bab yang memiliki
sistematika sebagai berikut :
1. BAB I Pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah,
definisi operasional, tujuan dan kegunaan penelitian.
2. BAB II Landasan Teoretis, yang terdiri dari kajian pustaka, hasil
penelitian yang relevan, kerangka konseptual, dan pernyataan penelitian.
3. BAB III Prosedur Penelitian, yang terdiri dari metode penelitian, fokus
penelitian, objek dan subjek penelitian, teknik pengumpulan data,
instrumen penelitian, teknik analisis data, langkah langkah penelitian,
waktu dan tempat penelitian.
4. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, yang terdiri dari deskripsi
kondisi geografis daerah penelitian, deskripsi hasil penelitian,
pembahasan.
5. BAB V Kesimpulan, terdiri dari simpulan dan saran.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan skripsi ini masih
banyak terdapat kekurangan dan ketidaksempurnaan, oleh karena itu penulis

vi
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk perbaikan dimasa
yang akan datang. Penulis berharap bahwa skripsi ini dapat memberikan manfaat
dan kontribusi baik bagi para pembacanya.

Tasikmalaya, Juni 2023

Penulis

vii
UCAPAN TERIMAKASIH

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan proses penyusunan skripsi ini. Penulis
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan
dorongan, semangat, motivasi dan bantuan kepada penulis, karena pada dasarnya
penulis menyadari masih terdapat keterbatasan dan kekurangan dalam penyusunan
skripsi. Karena pada dasarnya penulis menyadari tanpa adanya dorongan dan
motivasi dari berbagai pihak skripsi ini tidak akan selesai tepat waktu
sebagaimana mestinya.
Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya
kepada:
1. Bapak Dr. Nundang Busaeri, Ir., M.T. selaku Rektor Universitas Siliwangi
Tasikmalaya.
2. Ibu Dr. Hj Nani Ratnaningsih, S.Pd., M.Pd selaku Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya.
3. Bapak Dr. Ruli As’ari., S.Pd., M.Pd selaku ketua Jurusan Pendidikan
Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi
dan Dosen Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Siliwangi, terima kasih atas segala ilmu yang telah diberikan
selama mengikuti perkuliahan.
4. Bapak Dr. Iman Hilman, S.Pd., M.Pd., selaku Dosen Pembimbing I yang
telah memberikan arahan, motivasi, semangat, bimbingan dan ilmu kepada
penulis dalam proses penyusunan skripsi ini juga selaku Dosen Pendidikan
Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi,
terimakasih atas ilmu yang telah diberikan selama mengikuti perkuliahan.
5. Ibu Anita Eka Putri, S.Pd., M.Pd., selaku Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan arahan, motivasi, semangat, bimbingan dan ilmu kepada
penulis dalam proses penyusunan skripsi ini juga selaku Dosen Pendidikan

viii
Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi,
terimakasih atas ilmu yang telah diberikan selama mengikuti perkuliahan.
6. Ibu Dr. Siti Fadjarajani, Dra., M.T., selaku Dosen Pendidikan Geografi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi, terima
kasih atas segala ilmu yang telah diberikan selama mengikuti perkuliahan.
7. Bapak Dr. H. Nedi Sunaedi., Drs., M.Si., (Alm), selaku Dosen Pendidikan
Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi,
terima kasih atas segala ilmu yang telah diberikan selama mengikuti
perkuliahan.
8. Ibu Yani Sri Astuti, S.Pd., M.Pd., selaku Dosen Pendidikan Geografi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi, terima
kasih atas segala ilmu yang telah diberikan selama mengikuti perkuliahan.
9. Bapak Erwin Hilman Hakim, S.Pd., M.Pd., selaku Dosen Pendidikan
Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi,
terima kasih atas segala ilmu yang telah diberikan selama mengikuti
perkuliahan.
10. Bapak Elgar Balasa Singkawijaya, S.Pd., M.Pd., selaku Dosen Pendidikan
Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi
dan juga sebagai dosen wali, terima kasih atas segala ilmu yang telah
diberikan selama mengikuti perkuliahan.
11. Bapak Darwis Darmawan, S.Pd., M.Pd., selaku Dosen Pendidikan
Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi,
terima kasih atas segala ilmu yang telah diberikan selama mengikuti
perkuliahan.
12. Ibu Ely Satiyasih Rosali, S.Pd., M.Pd., selaku Dosen Pendidikan Geografi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi, terima
kasih atas segala ilmu yang telah diberikan selama mengikuti perkuliahan.
13. Ibu Erni Mulyanie, S.Pd., M.Pd., selaku Dosen Pendidikan Geografi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi, terima
kasih atas segala ilmu yang telah diberikan selama mengikuti perkuliahan.

ix
14. Ibu Tineu Indrianeu, S.Pd., M.Pd., selaku Dosen Pendidikan Geografi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi, terima
kasih atas segala ilmu yang telah diberikan selama mengikuti perkuliahan.
15. Bapak Setio Galih Marlyono, S.Pd., M.Pd., selaku Dosen Pendidikan
Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi,
terima kasih atas segala ilmu yang telah diberikan selama mengikuti
perkuliahan.
16. Ibu Mega Prani Ningsih, S.Pd., M.Pd., selaku Dosen Pendidikan Geografi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi, terima
kasih atas segala ilmu yang telah diberikan selama mengikuti perkuliahan.
17. Kepala UPTD PSDA Wilayah Sungai Citanduy beserta staf yang telah
memberikan data yang diperlukan untuk penelitian penulis.
18. Kepada Kepala Kelurahan Sukamulya beserta staf yang telah memberikan
izin dan memberikan data yang diperlukan untuk penelitian penulis.
19. Kepada Masyarakat Kelurahan Sukamulya dan Petugas Pengangkutan
Sampah Kelurahan Sukamulya yang telah memberikan izin penulis untuk
melaksanakan penelitian dan meluangkan waktunya pada saat pencarian
data yang berkaitan dengan penelitian penulis.
20. Kedua Orangtua tercinta yang senantiasa memberikan do’a, dukungan, dan
motivasi sehingga penulis mendapatkan kelancaran dalam penyusunan
skripsi ini.
21. Kedua Kakak dan Ketiga Adik tercinta yang selalu memberikan semangat
dan senantiasa membantu penulis dalam pencarian data untuk kelengkapan
skripsi ini.
22. Kepada Giana Dzulfi Ramdhani yang selalu menjadi tempat berkeluh
kesah dan penyemangat penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
23. Sahabatku Selvia, Cintya, Gina, Widyya, Winda, Rizva, Silvia, Nia, dan
Dina yang telah memberikan semangat, do’a dan bantuan kepada penulis
selama penyusunan skripsi.
24. Semua teman-teman mahasiswa Pendidikan Geografi angkatan 2018 yang
sudah memberikan semangat.

x
25. Semua pihak yang sudah membantu dalam proses penyusunan skripsi ini.

xi
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................i
LEMBAR PERNYATAAN....................................................................................i
ABSTRAK.............................................................................................................iv
ABSTRACT.............................................................................................................v
UCAPAN TERIMAKASIH...............................................................................viii
DAFTAR ISI..........................................................................................................xi
DAFTAR TABEL...............................................................................................xiv
DAFTAR GAMBAR............................................................................................xv
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................xviii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................5
C. Definisi Operasional...............................................................................................5
D. Tujuan Penelitian...................................................................................................6
E. Kegunaan Penelitian...............................................................................................6
BAB II TINJAUAN TEORETIS.........................................................................8
A. Kajian Pustaka........................................................................................................8
1. Geografi Perilaku..................................................................................................8

2. Perilaku Masyarakat..............................................................................................9

3. Sampah Rumah Tangga.......................................................................................16

4. Pencemaran Lingkungan.....................................................................................20

B. Hasil Penelitian yang Relevan..............................................................................23


C. Kerangka Konseptual...........................................................................................25
D. Pertanyaan Penelitian...........................................................................................27
BAB III PROSEDUR PENELITIAN................................................................30
A. Metode Penelitian.................................................................................................30
B. Fokus Penelitian...................................................................................................31

xii
C. Subjek dan Objek Penelitian................................................................................32
1. Subjek Penelitian.................................................................................................32

2. Objek Penelitian..................................................................................................32

D. Teknik Pengumpulan Data...................................................................................33


E. Instrumen Penelitian.............................................................................................34
F. Teknik Analisis Data............................................................................................35
G. Langkah Langkah Penelitian................................................................................36
H. Waktu dan Tempat Penelitian..............................................................................36
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................38
A. Deskripsi Kondisi Geografi Daerah Penelitian.....................................................38
1. Letak dan Luas Daerah Penelitian.......................................................................38

2. Kondisi Fisik.......................................................................................................42

a. Kondisi Geologis dan Geomorfologis.................................................................42

b. Kondisi Cuaca dan Iklim.....................................................................................43

c. Kondisi Hidrologi................................................................................................46

d. Kondisi Tanah.....................................................................................................46

3. Kondisi Demografi dan Sosial Ekonomi.............................................................47

a. Jumlah dan Kepadatan Penduduk........................................................................47

b. Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin................................49

c. Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan......................................52

d. Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian.........................................53

e. Kondisi Fasilitas Sosial dan Ekonomi.................................................................54

B. Deskripsi Hasil Penelitian....................................................................................58


1. Karakteristik Informan........................................................................................58

2. Karakteristik Wilayah Penelitian.........................................................................84

3. Deskripsi Perilaku Masyarakat Dalam Mengelola Sampah Rumah Tangga Di


Kelurahan Sukamulya Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya...........................86

xiii
4. Faktor–Faktor yang mempengaruhi Masyarakat dalam Mengelola Sampah
Rumah Tangga Di Kelurahan Sukamulya Kecamatan Bungursari Kota
Tasikmalaya….........................................................................................................94

C. Pembahasan Penelitian.......................................................................................101
1. Perilaku Masyarakat Dalam Mengelola Sampah Rumah Tangga Di Kelurahan
Sukamulya Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya...........................................101

2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Masyarakat Dalam Mengelola Sampah


Rumah Tangga Di Kelurahan Sukamulya Kecamatan Bungursari Kota
Tasikmalaya...........................................................................................................111

D. Analisis 5W 1H Mengenai Perilaku Masyarakat Dalam Mengelola Sampah


Rumah Tangga Di Keluraharan Sukamulya Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya
120
E. Keterkaitan Hasil Penelitian dengan Pembelajaran Geografi di Sekolah............122
A. Simpulan............................................................................................................125
B. Saran..................................................................................................................126
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................128

xiv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian yang Relevan........................................................................24

Tabel 3. 1 Waktu Penelitian...................................................................................37

Tabel 4.1 Penggunaan Lahan di Kelurahan Sukamulya.......................................42

Tabel 4.2 Curah Hujan Bulanan dan Tahunan Kecamatan Bungursari Kota
Tasikmalaya...........................................................................................................45

Tabel 4. 3 Jumlah Penduduk Kelurahan Sukamulya.............................................47

Tabel 4. 4 Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin...............50

Tabel 4. 5 Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan......................52

Tabel 4. 6 Komposisi Penduduk Berdasrkan Mata Pencaharian..........................53

Tabel 4. 7 Sarana dan Prasarana Sosial di Kelurahan Sukamulya........................54

Tabel 4. 8 Sarana dan Prasarana Ekonomi di Kelurahan Sukamulya...................56

Tabel 4. 9 Sarana dan Prasarana Transportasi......................................................57

Tabel 4.10 Jawaban Informan Mengenai Pengelolahan Sampah Rumah tangga di


Kelurahan Sukamulya ........................................................................................111

Tabel 4.11 Ketersediaan Sarana dan Prasarana Kebersihan di Kelurahan


Sukamulya ...........................................................................................................118

xv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Kerangka Konseptual I .....................................................................26

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual II ....................................................................27

Gambar 4.1 Peta Administrasi Kota Tasikmalaya.................................................39

Gambar 4. 2 Peta Administrasi Kecamatan Bungursari........................................40

Gambar 4. 3 Peta Administrasi Kelurahan Sukamulya .........................................41

Gambar 4. 4 Wawancara dengan Bapak Diki Mustaqin........................................59

Gambar 4. 5 Wawancara dengan Petugas Pengangkutan Sampah........................62

Gambar 4.6 Proses Pengangkutan Sampah di Kelurahan Sukamulya..................63

Gambar 4. 7 Wawancara dengan Informan 1........................................................65

Gambar 4. 8 Wawancara dengan Informan 2 ......................................................66

Gambar 4. 9 Wawancara dengan Informan 3 ......................................................68

Gambar 4. 10 Wawancara dengan Informan 4......................................................69

Gambar 4. 11 Wawancara dengan Informan 5 ..................................................70

Gambar 4. 12 Wawancara dengan Informan 6......................................................72

xvi
Gambar 4. 13 Wawancara dengan Informan 7......................................................73

Gambar 4.14 Wawancara dengan Informan 8.......................................................74

Gambar 4.15 Kegiatan Pembuatan Kerajinan Tangan oleh Informan 8................75

Gambar 4.16 Wawancara dengan Informan 9.......................................................76

Gambar 4. 17 Wawancara dengan Informan 10....................................................77

Gambar 4. 18 Wawancara dengan Informan 11 ...................................................78

Gambar 4. 19 Wawancara dengan Informan 12...................................................80

Gambar 4. 20 Wawancara dengan Informan 13....................................................81

Gambar 4. 21 Wawancara dengan Informan 14....................................................82

Gambar 4. 22 Wawancara dengan Informan 15....................................................83

Gambar 4. 23 Wawancara dengan Informan 16....................................................84

Gambar 4.24 Pembakaran Sampah Rumah Tangga...............................................87

Gambar 4.25 Penimbunan Sampah yang Dilakukan Masyarakat Kelurahan


Sukamulya Untuk Mengurangi Pengumpukan Sampah........................................88

Gambar 4.26 Kondisi Lingkungan di Jalan Rancageneng.....................................89

Gambar 4.27 Kondisi Lingkungan di Jalan Padamulya.........................................90

xvii
Gambar 4. 28 Kondisi Lingkungan di Jalan Sukamulya.......................................91

Gambar 4. 29 Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dengan cara Reduce.............92

Gambar 4. 30 Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dengan cara Reuse .............93

Gambar 4. 31 Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dengan cara Recycle............94

Gambar 4.32 Bagan Pengelolaan Sampah Rumah Tangga..................................104

Gambar 4.33 Sarana dan Prasarana Kebersihan di Kelurahan Sukamulya


Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya...........................................................119

xviii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pedoman Observasi .........................................................................134

Lampiran 2 Pedoman Wawancara Terhadap Kepala Lurah Sukamulya ............136

Lampiran 3 Pedoman Wawancara Terhadap Petugas Pengangkut Sampah .......139

Lampiran 4 Pedoman Wawancara Terhadap Masyarakat Desa Sukamulya .......141

xix
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pertumbuhan penduduk kota yang tinggi serta meningkatnya
kegiatan pembangunan di berbagai sektor menimbulkan berbagai
permasalahan kependudukan di wilayah-wilayah perkotaan tersebut seperti
urbanisasi, pemukiman kumuh, persampahan, dan sebagainya.
Permasalahan kependudukan yang sering dijumpai di berbagai kota besar
di Indonesia yaitu seperti munculnya pemukiman kumuh. Munculnya
permukiman kumuh di suatu wilayah dipengaruhi oleh penyediaan sarana
dan prasarana permukiman yang tidak dapat mengimbangi dengan
pertumbuhan wilayah tersebut.
Penyediaan sarana dan prasarana sebagai penunjang berfungsinya
sebuah pemukiman juga mengalami perkembangan seiring dengan
berkembangnya kawasan permukiman, mengikuti arah perkembangan
permukiman (Khalid, 2021:17). Kurangnya ketersediaan sarana dan
prasarana akan berdampak pada semakin turunnya kualitas lingkungan
pemukiman. Misalnya, dengan tidak adanya fasilitas pembuangan sampah,
masyarakat kemungkinan besar akan mengotori permukiman dengan
sampah, sehingga sering terjadi penumpukan sampah di berbagai sudut
permukiman.
Sampah adalah suatu sisa yang berwujud padat, baik berupa zat
organik maupun anorganik yang bersifat biodegradable maupun non
biodegradable dan dibuang ke lingkungan karena dianggap tidak berguna
lagi (Saputra & Mulasari, 2017:22). Munculnya sampah di lingkunngan
masyarakat menjadi salah satu permasalahan yang perlu diperhatikan.
Karena sampah merupakan timbulan dari setiap aktivitas manusia dan
pasti dihasilkan oleh semua manusia, maka sampah merupakan bagian

1
2

yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Oleh sebab itu sampah
erat kaitannya dengan manusia.
Pertumbuhan penduduk yang pesat diiringi dengan berkembangnya
produksi sampah. Setiap saat sampah terus bertambah dan tanpa mengenal
hari libur, karena setiap makhluk hidup terus memproduksi sampah.
Menurut Suwerda dalam (Dwi Ningsih, 2017:3) keluarga atau rumah
tangga setiap harinya menghasilkan sampah, yang dari sisi kuantitas
memiliki jumlah yang relatif tinggi, disebabkan karena pembelian
kebutuhan rumah tangga. Kebutuhan tersebut digunakan untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari, namun ketika sudah tidak dibutuhkan lagi dianggap
sebagai sampah rumah tangga. Selain sampah yang dihasilkan dari rumah
tangga, sampah yang berasal dari rumah sakit, industri, terminal, pasar,
tempat hiburan, sekolah, kantor, dan beberapa sampah yang dihasilkan dari
berbagai tempat lainnya juga sangat berbahaya terhadap lingkungan.
Pemerintah Kota Tasikmalaya terkesan lambat dalam menangani
permasalahan sampah yang menggunung di pinggir jalan ataupun di
tempat pembuangan sementara. Penumpukan sampah baik di pinggir jalan
maupun di lahan kosong banyak ditemui yang pada akhirnya menimbulkan
permasalahan dan ketidaknyamanan baik bagi pengguna jalan maupun
masyarakat setempat. Hal ini terjadi tidak terlepas dari aktivitas dan
perilaku masyarakat dalam mengelola sampah itu sendiri. Hal tersebut
menunjukan bahwa yang paling besar penyebab dari kerusakan lingkungan
yaitu perilaku manusia.
Dalam undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Kebijakan
Pemerintah mengatasi Permasalahan tentang Pengelolaan Sampah, sudah
menjadi tanggung jawab pemerintah termasuk dalam hal pembiayaan.
Sarana dan prasarana pengelolaan sampah di Kota Tasikmalaya masih
belum cukup memadai. Produksi sampah per hari di Kota Tasikmalaya
tercatat 156 ton sampah, dari jumlah tersebut belum semuanya dikelola
secara maksimal. Ratusan ton sampah yang dihasilkan setiap harinya
hanya diangkut oleh 20 truk sampah. Jumlah 20 truk sampah belum bisa
3

mencakup semua kecamatan di Kota Tasikmalaya. Adapun sarana dan


prasarana lainnya yang masih dibutuhkan yaitu bank sampah. Di Kota
Tasikmalaya terdapat 65 titik bank sampah diantaranya di Kecamatan
Cibereum, Indihiang, Mangkubumi, Kawalu, dan beberapa kecamatan
lainnya. Idealnya setiap Rw memiliki satu bank sampah, sehingga
masyarakat lebih bijak dalam membuang dan mengelola sampah (DLH)
Kota Tasikmalaya, 2019).
Pengelolaan sampah di lingkungan pemukiman sebagai salah satu
aspek yang berpengaruh untuk meningkatkan kualitas lingkungan.
Pemeritah Kota maupun Daerah telah membuat berbagai program sebagai
upaya meningkatkan kualitas lingkungan. Pengelolaan sampah yang baik
merupakan suatu rangkaian kegiatan seperti pengumpulan, pengangkutan,
pengolahan dan pembuangannya (Rizal, 2011:159). Setiap kegiatan
tersebut berkaitan antara satu dengan lainnya dan saling berhubungan
timbal balik. Kesediaan masyarakat dan Pemerintah Daerah maupun Kota
untuk melaksanakan pengelolaan sampah akan menjadi satu-satunya
penentu keberhasilannya. Pemahaman dan kesadaran akan pentingnya
pengelolaan sampah menjadi salah satu cerminan keberhasilan
pengelolaan kota.
Problematika tentang masalah sampah dirasakan oleh masyarakat
Kelurahan Sukamulya Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya. Tidak
tersedianya sarana dan prasarana seperti Tempat Pembuangan Sampah
Sementara (TPS) menyebabkan munculnya berbagai perilaku masyarakat
dalam mengelola sampah. Akibat dari kurangnya ketersediaan sarana dan
prasarana di Kelurahan Sukamulya menyebabkan masyarakat mengambil
keputusan dengan berbagai perilaku. Perilaku masyarakat Kelurahan
Sukamulya dalam mengelola sampah tersebut antara lain, ada yang
memilih untuk membuang sampah secara sembarangan sehingga terdapat
penumpukan sampah di beberapa titik di Kelurahan Sukamulya, ada yang
menimbun sampah rumah tangga di depan rumahnya karena tidak tersedia
TPS (Tempat Pembuangan Sampah) di Kelurahan Sukamulya sehingga
4

hanya bisa menunggu petugas pengangkutan sampah yang tidak menentu


datangnya terkadang 1 minggu sekali atau 2 minggu sekali, ada yang
memilih untuk membakar sampah, adapun yang mengelola sampah dengan
cara 3r (reduce, reuse, dan recycle). Berbagai perilaku mengelola sampah
rumah tangga tersebut merupakan upaya yang dianggap paling mudah
dilakukan masyarakat dalam menangani penumpukan sampah setiap hari
nya, namun berbagai perilaku masyarakat dalam mengelola sampah rumah
tangga tersebut dapat berdampak terhadap pencemaran lingkungan baik
pencemaran air maupun tanah.
Perilaku masyarakat dalam mengelola sampah di Kelurahan
Sukamulya tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu tingkat
pengetahuan yang rendah disebabkan dari pendidikan yang rendah, sikap
yang tidak bijak dalam mengelola sampah seperti tidak peduli terhadap
lingkungan sekitar, tingkat usia yang semakin tua akan sulit dalam
mengelola sampah, tingkat pendidikan yang rendah karena mayoritas
penduduk Kelurahan Sukamulya pendidikan terakhirnya yaitu tamatan
SMP, tingkat sosial ekonomi yang berpenghasilan rendah akan sulit
mengelola sampah serta sarana dan prasarana yang tidak memadai dan
tidak tersedianya TPS. Semua faktor tersebut akan berdampak pada
pengelolaan sampah yang tidak baik dengan menyebabkan permasalahan
lingkungan dibeberapa wilayah. Seperti penimbunan sampah di kawasan
terbuka akan menyebabkan pencemaran tanah, selain itu pembakaran
sampah akan berdampak pada pencemaran udara. Jika masalah sampah
tidak ditangani dengan sebagaimana mestinya, akan menimbulkan
berbagai masalah, sampai beresiko bagi kesehatan manusia maupun
makhluk lainnya.
Berdasarkan permasalahan tersebut untuk mengetahui lebih dalam
mengenai perilaku masyarakat dalam mengelola sampah secara jelas maka
judul yang diambil dalam penelitian ini “Perilaku Masyarakat Dalam
Mengelola Sampah Rumah Tangga Di Kelurahan Sukamulya
Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya”.
5

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah dikemukakan, maka rumusan
masalahnya, sebagai berikut:
1. Bagaimanakah perilaku masyarakat dalam mengelola sampah rumah
tangga di Kelurahan Sukamulya Kecamatan Bungursari Kota
Tasikmalaya?
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku masyarakat dalam
mengelola sampah rumah tangga di Kelurahan Sukamulya Kecamatan
Bungursari Kota Tasikmalaya?

C. Definisi Operasional
Definisi operasional ini memiliki tujuan untuk menjelaskan
mengenai beberapa topik permasalahan untuk dapat menghindari
terjadinya kesalahpahaman dalam penelitian. Adapun definisi operasional
yang berkaitan dengan judul penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Perilaku masyarakat
Perilaku masyarakat menurut Oktaviana dalam (Marsita Melania
Sarci Amala, Welson Y. Rompas, 2021:53) yaitu segenap manifestasi
hayati individu ketika berinteraksi dengan lingkungannya, dari yang
paling dirasakan hingga yang yang paling tidak bisa dirasakan, dari
yang paling terlihat hingga yang paling tidak terlihat.
2. Mengelola
Menurut Harsoyo dalam (Beddu, 2020:76) mengelola adalah istilah
yang berasal dari kata kelola yang mengacu pada rangkaian upaya yang
bertujuan untuk menggali dan memanfaatkan secara efektif dan efisien
segala potensi guna mencapai tujuan tertentu yang telah direncanakan
sebelumnya.
3. Sampah Rumah Tangga
Sampah Rumah Tangga menurut Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah yaitu
6

sampah yang berasal dari aktivitas sehari-hari dalam rumah tangga,


namun tidak termasuk tinja dan sampah spesifik.

D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui perilaku masyarakat dalam mengelola sampah
rumah tangga di Kelurahan Sukamulya Kecamatan Bungursari Kota
Tasikmalaya.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku
masyarakat dalam mengelola sampah rumah tangga di Kelurahan
Sukamulya Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya.

E. Kegunaan Penelitian
Berikut merupakan kegunaan penelitian ini :
1. Kegunaan Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan
dalam ilmu pengetahuan terutama sebagai bahan pembelajaran
dalam kajian geografi perilaku.
2. Kegunaan Praktis
a. Bagi peneliti, dapat mengetahui bagaimana dan faktor faktor apa
saja yang mempengaruhi perilaku masyarakat dalam mengelola
sampah rumah tangga di Kelurahan Sukamulya Kecamatan
Bungursari Kota Tasikmalaya.
b. Bagi masyarakat, dengan adanya penelitian ini masyarakat dapat
lebih menjaga perilaku dalam mengelola sampah rumah tangga
di Kelurahan Sukamulya Kecamatan Bungursari Kota
Tasikmalaya.
c. Bagi pemerintah, dengan adanya penelitian ini dapat pemerintah
dapat menata ulang sistem pengelolaan sampah rumah tangga di
Kelurahan Sukamulya Kecamatan Bungursari Kota
Tasikmalaya.
BAB II
TINJAUAN TEORETIS

A. Kajian Pustaka
1. Geografi Perilaku
Geografi sebagai ilmu pengetahuan mempelajari relasi
keruangan dan semua fenomena yang terjadi pada geosfer yang
meliputi ruang dan waktu. Ilmu geografi juga mempelajari yang ada
pada daratan maupun manusianya. Penelaahan geografi dibagi
menjadi tiga kawasan yang meliputi hakikat dari lingkungan, apa yang
dipikirkan dan dirasakan tentang lingkungan, dan bagaimana cara
dalam berperilaku di lingkungan, serta mengubah lingkungan tersebut.
Menurut Sarmita dan astawa (2018:16) geografi perilaku
adalah cabang geografi manusia yang mempelajari perilaku dan
persepsi manusia terhadap lingkungannya dalam perspektif spasial.
Objek studi geografi perilaku adalah persepsi lingkungan yaitu apa
yang dipikirkan dan dirasakan tentang lingkungan. Dalam geografi
perilaku juga tidak terlepas dari Peta. Peta yang digunakan dalam
geografi perilaku adalah peta kartografis yang berfungsi sebagai
penyedia informasi, prediksi, dan analisa hubungan. Menurut
Abdurachman dan Sya (2012:23) ruang lingkup geografi perilaku
terbagi menjadi 4 yaitu:
a. Persepsi lingkungan
Persepsi lingkungan merupakan anggapan seseorang
terhadap lingkungan itu sendiri. Sebagai contoh, seseorang yang
memasuki sebuah rumah ibadah, tanpa disadari akan lebih
menertibkan sikapnya mengingat Tuhan dengan berdoa dan
sebagainya. Hal itu dilakukan karena menurut pandangannya
tempat tersebut telah dipersepsikan sebagai rumah ibadah.

8
9

b. Sikap dan respon terhadap lingkungan


Sikap dan respon terhadap lingkungan akan berakhir pada
kondisi lingkungan itu sendiri. Di wilayah yang memiliki sumber
daya yang melimpah, maka akan menimbulkan respon positif dari
masyarakatnya sekaligus mempengaruhi sikap dari masing-masing
individu. Namun sikap tidak selalu mengarah ke hal yang positif
tetapi ada juga yang negatif, misalnya sikap yang tamak dengan
mengeksploitasi sumber daya yang ada.
c. Preferensi (kesukaan) ruang lingkungan (untuk tempat tinggal,
liburan, dsb) Pada dasarnya tidak ada manusia yang ingin kesulitan
dalam hidupnya.
d. Persepsi lingkungan yang berpengaruh terhadap perilaku dalam
pengambilan keputusan. Terciptanya lingkungan yang baik dan
nyaman bergantung pada cara masyarakat setempat dalam
mengambil keputusan itu sendiri.
Geografi perilaku merupakan studi untuk dapat memahami
mengenai apa, mengapa dan bagaimana tingkah laku manusia
terhadap lingkungan sekitarnya baik tingkah laku buatan maupun
alamiah. Geografi perilaku sangat erat kaitannya dengan manusia,
kajian geografi perilaku mengarah pada gambaran keadaan
permukaan bumi, yang dimana keadaan tersebut dipengaruhi oleh
perilaku manusia.

2. Perilaku Masyarakat
a. Pengertian Perilaku
Perilaku merupakan respon seseorang pada suatu stimulus
atau tindakan yang dapat diamati serta memilliki frekuensi, durasi
serta tujuan yang baik disadari maupun tidak. Menurut
Herijulianti dalam (Fabiana Meijon Fadul, 2019:6) Perilaku
manusia (human behavior) mencakup dua komponen, yaitu sikap
atau mental dan tingkah laku (attitude). Mental mengacu pada
10

respons seseorang terhadap suatu situasi atau peristiwa,


sedangkan perilaku mengacu pada tindakan tertentu yang diambil
seseorang sebagai respons terhadap keadaan tertentu.
Perilaku menurut Skinner dalam (Notoatmodjo, 2011)
merupakan respon atau reaksi individu pada stimulus (rangsangan
dari luar). Oleh sebab itu perilaku ini terjadi dari proses adanya
stimulus dari organisme terhadap merespon. Skinner
membedakan adanya dua respon :
1) Respondent respons atau reflexive, yaitu respons yang
dihasilkan dari rangsangan-rangsangan (stimulus) tertentu.
Stimulus seperti ini menimbulkan respon - respon yang relatif
tetap.
2) Operant response atau instrumental response, yakni respons
yang muncul dan berkembang setelahnya, diikuti oleh satu
atau lebih rangsangan. Perangsang ini disebut reinforcing
stimulation atau reinforce, karena memperkuat respons.
Menurut Skinner dalam (Notoatmodjo, 2011) dilihat dari
bentuk terhadap respon terhadap stimulus, maka perilaku manusia
dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
1) Perilaku tertutup (convert behavior)
Perilaku tertutup ini terjadi ketika orang lain masih
belum mampu mengamati respons stimulus dengan jelas.
Perhatian, perasaan, persepsi, pengetahuan, dan sikap
terhadap stimulus masih terbatas pada respon seseorang.
Bentuk “unobservable behavior” atau “convert behavior”
yang dapat diukur dari pengetahuan dan sikap.
2) Perilaku terbuka (overt behavior)
Perilaku terbuka ini terjadi apabila respon terhadap
rangsangan – rangsangan atau stimulus tersebut sudah berupa
suatu tindakan ini bisa diamati orang lain dari luar atau
“observable behavior”.
11

b. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku


Perilaku masyarakat dapat dipengaruhi oleh berbagai
faktor. Berdasarkan teori Lawrence Green dalam (Agyustia,
2022), dengan model preced (Policy, Regulatory, Organitational
Construct in Educational and Enviromental) yang berupa arahan
pada perencanaan, Implementasi, dan evaluasi pendidikan
kesehatan lingkungan, Dijelaskan bahwa perilaku ditentukan atau
dibentuk oleh tiga faktor yang saling berhubungan berdasarkan
faktor-Faktor yang terkait dengan pengelolaan sampah rumah
tangga, yakni:
1. Faktor Predisposisi (Predisposing Factors).
Faktor Predisposisi merupakan faktor yang memudahkan
terjadinya suatu perilaku seseorang. Faktor ini terdiri dari
pengetahuan, sikap masyarakat, bagaimana perilaku
masyarakat mengenai pengelolaan sampah rumah tangga serta
sistem nilai yang di percayai oleh masyarakat tersebut.
a) Pengetahuan
1) Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil tahu, hal ini terjadi


setelah mengkaji suatu objek tertentu. Dalam mengkaji
suatu objek ini melalui pancaindera manusia, yang
meliputi indra penglihatan, pendengaran, penciuman
rasa, dan raba (Notoatmodjo, 2013).
Perubahan perilaku masyarakat ini didasarkan
pada pengetahuan masyarakat dalam mengelola sampah
rumah tangga. Terbentuknya perilaku baru pada
seseorang dapat dimulai dari seseorang tahu terlebih
dahulu terhadap objek yang berupa materi atau objek di
luarnya sehingga menimbulkan respon batin dalam
bentuk sikap seseorang terhadap objek yang diketahui
12

tersebut. Pada akhirnya, respon kedua akan ditimbulkan


oleh stimulus, yang dapat berupa tindakan dalam
kaitannya dengan stimulus atau objek yang disadari
sepenuhnya.
2) Pengukuran Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo dalam (Arikunto, 2014:16)
pengurukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan
wawancara atau angket ataupun kuesioner yang
menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur
pengetahuannya. pengetahuan seseorang dapat diukur
menjadi tiga, yaitu:
a) Baik, jika subjek dapat menjawab benar 76%-
100% seluruh pertanyaan
b) Cukup, jika subjek dapat menjawab benar 56%-
75% seluruh pertanyaan
c) Kurang, jika subjek dapat menjawab benar <56%
seluruh pertanyaan
Wawancara atau angket yang berisi tanggapan
subjek terhadap materi yang akan diukur dapat
digunakan untuk mengukur pengetahuan.
3) Tingkatan Pengetahuan
a. Tahu (Know)
Tahu yaitu sebagai mengingat suatu materi
yang telah dipelajari sebelumnya. Pengetahuan ini
merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.
Untuk mengukur bahwa sesorang tahu tentang apa
yang dipelajari yaitu dengan melihat apakah
seseorang tersebut dapat menyebutkan,
menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan
sebagainya sesuatu yang telah dipelajari atau sesuatu
yang telah diterima.
13

b. Memahami (Comprehension)
Memahami merupakan suatu kemampuan
untuk memaparkan dengan jelas mengenai objek
yang diketahui serta bisa menggambarkan materi
tersebut dengan benar, untuk mengetahui apakah
seseorang telah memahami suatu objek atau materi
dapat dilihat dari kemampuannya dalam
menjelaskan, menyebutkan, menyimpulkan dan
sebagainya terhadap objek yang telah dipelajari.
c. Aplikasi (Application)
Aplikasi merupakan kemampuan untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari dari suatu
kondisi yang sebenarnya, aplikasi ini mengacu pada
penggunaan hukum, rumus, prinsip, dan konsep lain
dalam konteks dan situasi lainnya.
d. Analisis (Analysis)
Analisis adalah kemampuan untuk
mengidentifikasi, memisahkan, dan kemampuan
untuk mendeskripsikan suatu objek ke dalam
komponen-komponen namun tetap dalam suatu
struktur organisasi tersebut dan masih terdapat
kaitan antara satu sama lain. (Putri, M. A., 2018:11).
e. Sintesa (Synthesis)
Sintesa merupakan suatu kemampuan untuk
menggabungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru, serta menyusun struktur baru
dari informasi yang sudah ada, seperti mampu
menyusun, menggunakan, meringkas, dan
menyesuaikan dengan teori atau rumusan yang
sudah ada.
f. Evaluasi (Evaluation)
14

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk


melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu
materi atau objek. Penilaian itu didasarkan pada
kriteria yang ada maupun ditentukan sendiri.
(Notoatmodjo, 2013).

b) Sikap
Sikap merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku.
Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan
reaksi yang terbuka atau tingkah laku yang terbuka. Dalam
kehidupan sehari hari sikap termasuk reaksi yang bersifat
emosional terhadap stimulus sosial. Sikap merupakan
kesiapan untuk bereaksi terhadap objek dilingkungan tertentu
sebagai suatu penghayatan kepada objek (Notoatmodjo,
2013). Menurut Pratiwi (2021:13) Sikap memiliki tiga
komponen pokok yakni keyakinan, kehidupan emosional
serta kecenderungan untuk bertindak.

2. Faktor Pemungkin (Enabling Factors)


a. Usia
Usia menurut Lasut dalam (S.MN, 2019:8)
merupakan usia seseorang yang terhitung dimulai pada saat
dilahirkan. Semakin cukup usia seseorang, tingkat
kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang
dalam hal berfikir. Dua sikap tradisional mengenai jalannya
perkembangan selama hidup, yaitu:
1) Semakin tua semakin bijaksana, bertambahnya
pengetahuan ini berdasarkan dari banyaknya informasi
yang dijumpai serta banyaknya hal yang dikerjakan.
2) Mengajarkan pengetahuan serta kepandaian baru hanya
dapat dilakukan oleh orang yang sudah tua kepada yang
15

masih muda agar tidak terjadi kemunduran fisik


ataupun mental.

b. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan dapat berpengaruh pada perilaku
seseorang dalam melakukan pengelolaan sampah. Menurut
teori Lawrence Green dalam (Agyustia, 2022) dikatakan
bahwa pendidikan kesehatan mempunyai peranan yang
penting dalam merubah dan menguatkan perilaku sehingga
menimbulkan perilaku positif dari seseorang. Karena
melalui pendidikan, manusia semakin mengetahui dan
menyadari akan dampak penumpukan sampah terhadap
lingkungan, khususnya dampak dari pencemaran terhadap
kesehatan manusia.
c. Sosial Ekonomi
Kondisi sosial ekonomi merupakan kondisi yang
diatur secara sosial dan menempatkan seseorang pada suatu
posisi tertentu dalam masyarakat (Lausiry & Tumuka,
2019:11). Semakin tinggi pendapatan seseorang maka akan
mempengaruhi kemampuan seseorang dalam melakukan
pengelolaan sampah, semakin tinggi pendapatan maka akan
tercapainya pengelolaan sampah yang baik.
d. Sarana dan Prasarana
Sarana prasarana merupakan fasilitas yang disediakan
pemerintah di lingkungan tempat tinggal masyarakat untuk
mendukung terlaksananya pengelolaan sampah (Dobiki,
2018:220). Sarana yang diperlukan di lingkungan tempat
tinggal masyarakat seperti tersedianya Tempat Pembuangan
Sampah sementara (TPS), tempat sampah organik maupun
anorganik, dan lain sebagainya. Sarana dan prasarana
16

mempengaruhi perilaku seseorang atau kelompok


masyarakat dalam pengelolaan sampah.
Tersedianya sarana dan prasarana di suatu daerah
mempengaruhi masyarakat dalam mengelola sampah, hal
ini dapat bersifat positif maupun negatif. Jika sarana dan
prasarana tersedia, masyarakat cenderung akan mengelola
sampah ke arah yang positif begitupun sebaliknya jika
sarana dan prasarana tidak tersedia maka dapat
mempengaruhi pengelolaan sampah ke arah yang negatif.
Oleh sebab itu sarana dan prasarana mempengaruhi
perilaku seseorang dalam mengelola sampah.

3. Faktor Pendorong atau Penguat (Reinforcing Factors).


a. Petugas Kebersihan
Petugas kebersihan merupakan suatu sektor yang
bertanggungjawab dalam memperhatikan lingkungan setiap
kota. Untuk mengukur derajat kesehatan masyarakat dapat
dilihat dari tercapainya tingkat kebersihan. Tingkat
kebersihan yang tinggi bergantung pada tugas serta
tanggungjawab petugas kebersihan yang dilakukan dengan
baik (Agyustia, 2022). Jika jumlah petugas kebersihan tidak
cukup seimbang dengan jumlah jumlah penduduk yang
menghasilkan sampah setiap harinya maka kebersihan di
suatu wilayah akan sulit tercapai serta dapat berdampak
pada kesehatan masyarakat itu sendiri.

3. Sampah Rumah Tangga


Undang-undang Republik Indonesia nomor 18 tahun 2008
tentang Pengelolaan Sampah menyatakan bahwa sampah adalah sisa
kegiatan sehari-hari manusia atau proses alam yang berbentuk padat.
Sampah menurut Kreith dalam (Arifin, 2021:5) merupakan setiap
17

sampah padat yang dihasilkan oleh manusia atau hewan yang dibuang
karena tidak lagi dibutuhkan atau berguna.

a. Jenis-jenis sampah
Menurut Sucipto dalam (Engel, 2014:2-3) sampah
dibedakan menjadi tiga, yakni sampah organik, sampah
anorganik, dan sampah B3.
1) Sampah organik merupakan sampah yang dihasilkan
makhluk hidup, baik manusia, hewan dan tumbuhan.
2) Sampah anorganik ini tidak berasal dari makhluk hidup.
Sampah jenis ini merupakan sampah dari bahan yang dapat
diolah kembali (Recycle) seperti dari plastik, namun adapun
yang berbahaya dan beracun.
3) Sampah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) merupakan
sampah yang beracun dan berbahaya. Contoh dari sampah B3
yaitu kaleng bekas cat dan minyak wangi yang mengandung
merkuri maupun racun lain yang berbahaya bagi manusia.
b. Sumber sampah
Sumber sampah menurut Undang-undang Republik
Indonesia nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
terbagi menjadi tiga kategori, yaitu:
1) Sampah rumah tangga, yakni sampah yang ditimbulkan dari
aktivitas sehari-hari dalam rumah tangga, namun tidak
termasuk tinja dan sampah spesifik.
2) Sampah sejenis rumah tangga, yakni sampah yang
ditimbulkan dari kawasan komersial, industri, kawasan
khusus, fasilitas sosial, fasilitas umum, maupun fasilitas
lainnya.
3) Sampah spesifik, yang termasuk kedalam sampah spesifik ini
seperti sampah yang mengandung bahan berbahaya dan
18

beracun (B3), limbah B3, sampah yang dihasilkan akibat


bencana, sampah yang belum bisa diolah oleh teknologi, serta
sampah yang timbul secara tidak periodik.

c. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga


Menurut Undang-undang No.18 tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sampah, pengelolaan sampah rumah tangga yang
baik itu terdiri dari pengurangan sampah dan penanganan sampah.
Pengurangan sampah meliputi kegiatan pembatasan timbulan
sampah, pendaur ulang sampah, dan penggunaan kembali
sampah. Dengan memilah atau mengelompokkan dan
memisahkan sampah menurut jenis, jumlah, dan sifatnya,
merupakan salah satu kegiatan penanganan sampah.
Penyelenggaraan pengelolaan sampah menurut Peraturan
Pemerintah nomor 18 tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah
Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
meliputi pengurangan sampah dan penanganan sampah yang
wajib dilakukan oleh sesetiap orang. Tujuan dari pengelolaan
sampah diantaranya:
1) Menjaga kesehatan manusia serta kelestarian lingkungan.
2) Konservasi sumber daya material, energi dan ruang.
3) Memilah sampah sebelum dibuang ke TPA dan
meminimalisasi dampak yang ditimbulkan dari pembuangan
sampah.
d. Sistem Pengurangan Sampah
Pengurangan sampah melalui 3R menurut Undang-undang
No. 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah meliputi:
1) Pembatasan timbulan sampah (reduce)
Pengurangan sampah dengan cara ini mengupayakan
agar sampah yang dihasilkan sesedikit mungkin.
Pengurangan sampah dengan cara Reduce berarti
19

mengurangi, dengan melakukan pengurangan barang maupun


bahan yang digunakan. Pengurangan sampah dengan cara
Reduce ini dapat dilakukan dengan mengurangi benda yang
dapat menghasilkan sampah seperti barang yang hanya sekali
pakai agar tidak menghasilkan banyak sampah. (Iva,
2014:20)
2) Pemanfaatan kembali sampah (reuse)
Pengurangan sampah dengan cara ini yaitu upaya
penggunaan kembali sampah. Hal ini dilakukan dengan
memanfaatkan benda yang tidak terpakai kembali, sehingga
timbulan sampah dapat berkurang. Reuse atau memakai
kembali ini dapat dilakukan tanpa melalui proses terlebih
dahulu, misalnya menggunakan kemasan atau barang menjadi
tempat penyimpanan sesuatu. Dengan menggunakan kembali
ini dapat memperpanjang umur suatu kemasan hingga benar-
benar harus dibuang ke tempat sampah.
3) Pendauran ulang sampah (recycle)
Merupakan cara pengurangan sampadapat digunakan
secara langsung. Dalam melakukan recycle perlu dibedakan
antara sampah organik dengan sampah anorganik. Proses
mendaur ullang sampah anorganik dapat dilakukan dengan
cara mengumpulkan barang yang sudah tidak terpakai seperti
botol plastik, kertas yang sudah dipakai, maupun kaleng
bekas untuk kemudian diolah menjadi barang yang dapat
digunakan kembali.
Dalam pengurangan sampah dengan cara ini
memerlukan campur tangan produsen dalam praktiknya.
Namun adapula berbagai sampah yang dapat langsung didaur
ulang oleh masyarakat, seperti pembuatan kerajinan dari
kemasan minuman plastik, dan sebagainya. Menurut (Iva,
2014:23) limbah yang dapat didaur ulang yaitu:
20

a. Limbah organik, yaitu limbah dari sisa makanan dan daun-


daunan. Limbah organik ini bisa diolah lagi menjadi
kompos.
b. Limbah sabut kelapa, limbah ini dapat didaur ulang
kembali menjadi barang yang berguna seperti jok mobil,
media tanam dan pupuk organik.
c. Limbah industri plastik, limbah jenis ini dapat diolah
kembali menjadi alat-alat rumah tannga atau biasa disebut
ecobricks.
d. Limbah industri kertas, limbah yang berasal dari kayu atau
pohon ini dapat didaur ulang menjadi kertas daur ulang.

4. Pencemaran Lingkungan
Pencemaran lingkungan hidup didefinisikan sebagai masuknya
atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, atau komponen lain ke
dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sedemikian rupa
sehingga melebihi baku mutu lingkungan hidup, menurut Pasal 1 butir
14 UU No. 32 Tahun 2009 (2009:4). Pencemaran lingkungan menurut
(Muhjad, 2016:49) dibagi menjadi 3 sebagai berikut:
a. Pencemaran Udara
Pencemaran udara adalah terdapatnya bahan atau zat asing
di dalam udara yang mengakibatkan berubahnya susunan udara
dari keadaan normal. Terdapatnya bahan asing di udara dalam
jumlah tertentu dan berada dalam waktu yang cukup lama maka
akan menyebabkan terganggunya kehidupan manusia, hewan dan
binatang.
Semakin meningkatnya kendaraan bermotor yang
menggunakan bahan bakar fosil (minyak bumi) dapat mencemari
udara yang dihirup oleh makhluk hidup dengan mengeluarkan gas
buang hasil pembakaran, hal ini terjadi akibat dari perkembangan
21

pembangunan yang pesat, khususnya di bidang industri dan


teknologi. Terdapat dua macam penyebab pencemaran udara:
1) Karena faktor internal (secara alamiah), seperti debu yang
tertiup angin, abu dan gas vulkanik, serta pembusukan atau
penguraian sampah organik.
2) Karena faktor eksternal (karena ulah manusia), seperti hasil
pembakaran fosil, debu industri, dan penggunaan bahan kimia
yang disemprotkan ke udara.
b. Pencemaran Air
Air merupakan sumber kehidupan bagi manusia.
Ketergantungan masyarakat terhadap air sangat tinggi, karena air
diperlukan untuk kebutuhan hidup sehari-hari, misalnya digunakan
untuk minum, memasak, mencuci, memelihara ikan, dan lain
sebagainya. Bahkan air dapat digunakan untuk prasarana
pengangkutan. Adapun penggolongan air menurut peruntukannya
adalah sebagai berikut:
1) Golongan A: Air yang dapat digunakan sebagai air minum
secara langsung tanpa perlu pengolahan terlebih dahulu
2) Golongan B: Air yang dapat digunakan sebagai air baku air
minum
3) Golongan C: Air yang dapat digunakan untuk keperluan
perikanan dan peternakan
4) Golongan D: Air yang dapat digunakan untuk keperluan
pertanian, usaha di perkotaan, industri dan pembangkit listrik
tenaga air.
Apabila suatu sumber air yang termasuk ke dalam golongan
B (air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum) tercemar
oleh air limbah industri maka sumber air tersebut tidak dapat
digunakan lagi sebagai air minum yang menandakan bahwa sumber
air tersebut telah tercemar. Secara umum, pencemaran air dapat
dikategorikan sebagai berikut:
22

a) Bahan pencemar yang paling sering menyebabkan gangguan


kesehatan manusia adalah mikroorganisme patogen. Penyakit
yang berasal dari air umumnya disebabkan oleh pencemar air
yang berasal dari kategori ini. Mikroorganisme berbahaya ini
terutama berasal dari kotoran manusia dan hewan yang tidak
dikelola dengan benar.
b) Tanah dan pasir merupakan contoh sedimen yang biasanya
masuk ke air yang diakibatkan banjir atau erosi. Sedimen
mengakibatkan pendangkalan air, misalnya pada sungai.
Kekeruhan air juga dapat dipengaruhi oleh adanya sedimen di
dalam air.
c) Pencemar organik, yang digunakan dalam industri kimia untuk
membuat pestisida, plastik, produk farmasi, pigmen dan
produk lainnya. Bahan kimia organik ini dapat membahayakan
kesehatan manusia jika masuk ke air tanah dan air permukaan.
Sebagian besar bahan kimia organik berbahaya berasal dari
limbah rumah tangga dan industri.
d) Pembuangan air limbah yang mengandung panas dapat
menaikkan suhu yang dapat mengakibatkan turunnya jumlah
oksigen terlarut di dalam air. Adanya air panas di lapisan atas
air merupakan penyebab penipisan oksigen. Perubahan
temperatur air juga bisa disebabkan oleh manusia dengan cara
membuang air limbah yang mengandung panas ke sungai atau
danau.
c. Pencemaran Daratan
Daratan mengalami pencemaran ketika terdapat bahan
asing organik dan anorganik terdapat dipermukaan tanah yang
menyebabkan kerusakan daratan. Dalam keadaan normal daratan
dapat menjadi daya dukung kehidupan manusia, baik untuk
pertanian, peternakan, kehutanan, maupun pemukiman.
Perkembangan teknologi serta industri yang pesat dapat berpotensi
23

mencemari daratan, air dan udara. Pencemaran daratan umumnya


dapat disebabkan oleh:
a) Faktor internal, khususnya pencemaran yang disebabkan oleh
kejadian alam seperti letusan gunung berapi, yang
mengeluarkan pasir, debu, dan material vulkanik lainnya yang
menutupi dan merusak daratan sehingga menjadi tercemar.
b) Faktor eksternal, khususnya pencemaran tanah yang
disebabkan oleh aktivitas dan perilaku manusia. Pencemaran
tanah yang disebabkan oleh faktor eksternal merupakan
masalah yang memerlukan perhatian khusus dan seksama agar
daratan dapat memenuhi fungsi alamiahnya sebagai penunjang
kehidupan manusia.
Terdapatnya penumpukan sampah diberbagai tempat
merupakan salah satu persoalan yang dihadapi oleh masyarakat.
Keberadaan sampah tidak diinginkan apabila dihubungkan dengan
faktor kebersihan, kesehatan, kenyamanan serta keindahan
(estetika). Salah satu jenis pencemaran yang termasuk dalam
kerusakan lingkungan yang bersifat sosial adalah penumpukan
sampah yang mengganggu kesehatan dan keindahan lingkungan.
Bintarto dalam (Rosmidah, 2016).

B. Hasil Penelitian yang Relevan


Penelitian relevan ini menunjukan bahwa yang sedang dilakukan
ini bukan merupakan suatu hal yang diteliti. Adapun beberapa penelitian
relevan dengan penelitian yang sedang dikaji yaitu sebagai berikut:
1. Penelitian Novitalia Eka P (2019) dengan judul “Faktor-Faktor Yang
Behubungan Dengan Perilakupenanganan Sampah Rumah Tangga Di Desa
Tatung Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo ”. Persamaan dengan
penelitian yang dilakukan yaitu sama membahas mengenai faktor
faktor masyarakat dalam mengelola sampah dan perbedaannya yaitu
selain dari lokasi, metode penelitian menggunakan metode kuantitatif.
24

2. Penelitian Sri Devi Al Rizqi (2019) dengan judul “Perilaku


Masyarakat Dalam Mengelola Sampah Rumah Tangga Di Desa
Kemlagi Kecamatan Kemlagi Kabupaten Mojokerto”. Persamaan
dengan penelitian yang dilakukan yaitu sama membahas mengenai
perilaku masyarakat dan perbedaanya yaitu lokasi dan tahun penelitian
yang berbeda.
3. Penelitian Desiartin (2019) dengan judul “Gambaran Perilaku
Masyarakat Dalam Pengolahan Sampah Di Kepulauan Spermonde
(Pulau Lae-Lae, Pulau Barrang Lompo, Dan Pulau Lumu-Lumu) Kota
Makassar”. Persamaan dengan penelitian yang dilakukan yaitu sama
membahas mengenai perilaku masyarakat dan perbedaannya yaitu
selain dari lokasi, pengelolaan sampah secara umum sedangkan
penelitian yang dilakukan membatasi hanya sampah rumah tangga
saja.
Berikut merupakan penelitian relevan yang telah dilakukan yang
tertera dalam tabel 2.1 berikut:
Tabel 2.1
Penelitian yang Relevan
Penelitian Novitalia Eka P (2019)

Judul Faktor-Faktor Yang Behubungan Dengan Perilaku


penanganan Sampah Rumah Tangga Di Desa Tatung
Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo

Lokasi Desa Tatung Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo

Rumusan Masalah 1. Faktor-faktor yang berhubungan dengan penanganan


sampah rumah tangga di Desa Tatung, Kecamatan Balong,
Kabupaten Ponorogo?

Metode Penelitian Metode Kuantitatif

Penelitian Sri Devi Al Rizqi (2019)

Judul Perilaku Masyarakat Dalam Mengelola Sampah Rumah


Tangga Di Desa Kemlagi Kecamatan Kemlagi Kabupaten
Mojokerto

Lokasi Desa Kemlagi Kecamatan Kemlagi Kabupaten Mojokerto


25

Rumusan Masalah 1. Bagaimana perilaku masyarakat di Desa Kemlagi dalam


mengelola sampah rumah tangga?

2. Apa yang melatarbelakangi perilaku masyarakat di Desa


Kemlagi dalam mengelola sampah rumah tangga?

Metode Penelitian Metode Kualitatif

Penelitian Desiartin (2019)

Judul Gambaran Perilaku Masyarakat Dalam Pengolahan Sampah


Di Kepulauan Spermonde (Pulau Lae-Lae, Pulau Barrang
Lompo, Dan Pulau Lumu-Lumu) Kota Makassar

Lokasi Kepulauan Spermonde Kota Makassar

Rumusan Masalah 1. Bagaimana Perilaku Masyarakat dalam Pengolahan


Sampah di Kepulauan Spermonde?

Metode Penelitian Metode Kualitatif

Penelitian Sylvia Damayanti (2023)

Judul Perilaku Masyarakat Dalam Mengelola Sampah Rumah


Tangga Di Kelurahan Sukamulya Kecamatan Bungursari
Kota Tasikmalaya

Lokasi Kelurahan Sukamulya Kecamatan Bungursari Kota


Tasikmalaya

Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah perilaku masyarakat dalam mengelola


sampah rumah tangga Di Kelurahan Sukamulya Kecamatan
Bungursari Kota Tasikmalaya?

2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku


masyarakat dalam mengelola sampah rumah tangga di
Kelurahan Sukamulya Kecamatan Bungursari Kota
Tasikmalaya

Metode Penelitian Metode Kualitatif

Sumber : Hasil Studi Pustaka 2022

C. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah suatu gambaran atau peta konsep yang
didalamnya terdapat saling berhubungan terkait dengan masalah yang akan
diteliti. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat, maka ditentukan
26

kerangka konseptual untuk menentukan pertanyaan penelitian. Berikut ini


merupakan kerangka konseptual dalam penelitian ini:
1. Perilaku Masyarakat Dalam Mengelola Sampah Rumah Tangga Di
Kelurahan Sukamulya Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya

1. Membakar
sampah
Perilaku 2. Menimbun
Masyarakat sampah
Cara yang
dalam 3. Membuang
dilakukan
Mengelola sampah
Sampah
4. Memilah
sampah dengan
cara 3R

Sumber : Hasil Pengolahan (2022)


Gambar 2. 1
Kerangka Konseptual I

Berdasarkan Gambar 2.1. Perilaku masyarakat dalam mengelola


sampah rumah tangga terdiri dari beberapa cara yang dilakukan seperti
membakar sampah rumah tangga, memilah sampah rumah tangga
dengan sampah yang bisa didaur ulang dengan cara 3R, menimbun
sampah dengan cara ampah serta membuang sampah di pinggir jalan.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Masyarakat dalam Mengelola


Sampah Rumah Tangga di Kelurahan Sukamulya Kecamatan
Bungursari Kota Tasikmalaya
27

Sumber: Hasil Pengolahan (2022)

Gambar 2.2
Kerangka Konseptual II

Berdasarkan Gambar 2.2 Terdapat 3 faktor yang mempengaruhi


masyarakat dalam mengelola sampah rumah tangga di Kelurahan
Sukamulya Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya. Yang pertama
faktor predisposisi (Predisposing) yang terdiri dari tingkat pengetahuan
dan sikap, kemudian faktor yang pemungkin (Enabling) yang terdiri dari
usia, tingkat pendidikan, sosial ekonomi dan sarana prasarana, faktor yang
ketiga yaitu faktor pendorong (Reinforcing) yaitu petugas kebersihan.

D. Pertanyaan Penelitian
Pertanyaan penelitian terdiri atas beberapa pertanyaan yang berasal
dari rumusan masalah yang sudah dibuat. Berikut ini pertanyaan-
pertanyaan dalam penelitian ini:
1. Bagaimanakah perilaku masyarakat dalam mengelola sampah rumah
tangga di Kelurahan Sukamulya Kecamatan Bungursari Kota
Tasikmalaya?
28

a. Bagaimana cara yang dilakukan masyarakat dalam membakar


sampah rumah tangga?
b. Bagaimana cara yang dilakukan masyarakat dalam menimbun
sampah rumah tangga?
c. Mengapa masyarakat membuang sampah rumah tangga dipinggir
jalan?
d. Bagaimana cara yang dilakukan masyarakat dalam memilah
sampah dengan cara 3R?
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi masyarakat dalam
mengelola sampah rumah tangga di Kelurahan Sukamulya Kecamatan
Bungursari Kota Tasikmalaya?
a. Faktor Predisposisi (Predisposing Factors)
1) Apakah masyarakat mengetahui cara mengelola sampah
rumah tangga?
2) Bagaimana sikap masyarakat dalam mengelola sampah
rumah tangga?
b. Faktor Pemungkin (Enabling Factors)
1) Apakah usia mempengaruhi masyarakat dalam mengelola
sampah rumah tangga?
2) Apakah tingkat pendidikan mempengaruhi masyarakat dalam
mengelola sampah rumah tangga?
3) Apakah kondisi sosial ekonomi mempengaruhi masyarakat
dalam mengelola sampah rumah tangga?
4) Apakah sarana dan prasarana di Kelurahan Sukamulya
tersedia dan cukup memadai?
c. Faktor Pendorong atau Penguat (Reinforcing Factors)
1) Bagaimanakah proses pengangkutan sampah di Kelurahan
Sukamulya?
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
metode deskriptif kualitatif. Metode deskriptif adalah metode yang
dipakai untuk mengkaji dan menganalisis berbagai data, gejala dan
peristiwa yang ada dan terjadi sekarang ini pada permukaan bumi.
Metode penelitian deskriptif ini lebih fokus pada penjelasan objek
penelitian dan menjawab peristiwa yang terjadi. Metode ini cenderung
fokus pada pembahasan dan hasil penelitiannya akan menggambarkan
objek penelitian secara jelas. Menurut Sugiyono dalam (Dewantara,
2018:17) penelitian deskriptif merupakan penelitian yang diarahkan
untuk menentukan nilai suatu variabel, baik satu variabel atau lebih
tanpa membuat korelasi dan menghubungkannya dengan variable
lainnya.
Menurut Sugiyono dalam (Poerwandari, 2011:68) Metode
penelitian kualitatif berbeda dengan eksperimen, metode penelitian
kualitatif digunakan untuk meneliti kondisi objek yang alamiah.
Metode ini menggunakan teknik pengumpulan data triangulasi
(gabungan), analisis data induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih
menekankan pada makna daripada generalisasi.
Metode penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud
untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
penelitian seperti perilaku, persepsi, motivasi, Tindakan dan lain-lain
secara holistic dandengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan
Bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dengan
memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong, 2017:6). Penelitian
kualitatif menekankan pada kualitas bukan kuantitas dandata-data yang
dikumpulkan bukanberasal dari kuisioner melainkan berasal dari
wawancara, observasi langsung dandokumen resmi yang terkait

30
31

lainnya. Penelitian kualitatif juga lebih mementingkan segi proses


daripada hasil yang didapat. Hal tersebut disebabkan oleh hubungan
bagian-bagian yang sedang diteliti akan jauh lebih jelas jika diamati
dalam proses. Pemilihan metode kualitatif ini didasarkan bahwa penulis
mencoba memberi gambaran yang lebih jelas untuk mengetahui
perilaku masyarakat dalam mengelola sampah rumah tangga, dan untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku masyarakat
dalam mengelola sampah rumah tangga di Kelurahan Sukamulya
Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya.
B. Fokus Penelitian
Fokus penelitian bermanfaat untuk membatasi objek penelitian
yang diangkat, selain itu agar peneliti tidak keliru saat mendapatkan
informasi data di lapangan. Selain itu membatasi penelitian untuk
memilih data yang relevan dan data yang tidak relevan. Menurut
Sugiyono dalam (Suparyanto dan Rosad, 2020:36) pembatasan dalam
penelitian kualitatif lebih didasarkan pada tingkat kepentingan, urgensi
dan reliabilitas masalah yang dihadapi. Berikut fokus penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Perilaku masyarakat dalam mengelola sampah rumah tangga di
Kelurahan Sukamulya Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya
yaitu dengan membakar, menimbun, membuang dipinggir jalan,
dan memilah dengan cara 3 r (reduce, reuse, recycle).
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat dalam mengelola
sampah rumah tangga di Kelurahan Sukamulya Kecamatan
Bungursari Kota Tasikmalaya meliputi faktor predisposisi yang
mencakup tingkat pengetahuan dan sikap, faktor pemungkin yang
mencakup usia, tingkat Pendidikan, sosial-ekonomi dan sarana
prasarana, faktor penguat atau pendorong dari petugas kebersihan.
32

C. Subjek dan Objek Penelitian


1. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian adalah narasumber (informan)
yang mengetahui dan memahami secara mendalam dan menyeluruh
mengenai objek yang diteliti. Subjek penelitian ini menjadi
informan yang akan memberikan berbagai informasi yang
diperlukan dalam proses penelitian. Adapun informan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Informan utama, yaitu mereka yang terlibat langsung dalam
interaksi sosial yang diteliti.
b. Informan tambahan, yaitu mereka yang dapat memberikan
informasi walaupun tidak terlibat langsung dalam interaksi
sosial yang diteliti.
Dalam teknik pengambilan informan peneliti mengambil
berdasarkan tingkat pengetahuan yang bersifat mendalam serta
yang terlibat langsung dengan interaksi sosial yang diteliti. Adapun
informan-informan dalam penelitian inni adalah sebagai berikut:
1) Masyarakat Kelurahan Sukamulya : 16
2) Kepala Kelurahan Sukamulya :1
3) Petugas Pengangkutan Sampah Dinas Kota : 1
2. Objek Penelitian
Menurut (Muskita, 2018:20) Objek penelitian merupakan
suatu gambaran sasaran ilmiah yang akan dijelaskan untuk
mendapatkan infomasi dan data dengan tujuan dan kegunaan
tertentu. Objek dalam penelitian ini adalah perilaku masyarakat
dalam mengelola sampah rumah tangga di Kelurahan Sukamulya
Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya.
33

D. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian
ini adalah :
1. Observasi
Menurut (Izzaty et al., 2021:15) teknik pengumpulan data
dengan cara observasi dilakukan melalui pengamatan terhadap objek
dan mencatat keadaan atau perilaku objek sasaran tersebut. Dalam
penelitian ini observasi dilakukan di Kelurahan Sukamulya
Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya.
2. Wawancara
Menurut P.Joko Subagyo dalam (Lestari, 2019:56) wawancara
merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh informasi
secara langsung dengan mengajukan pertanyaan kepada responden.
Wawancara dilakukan ketika sudah melakukan observasi.
3. Dokumentasi
Studi dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan
mengumpulkan dan menganalisis dokumen tertulis, grafik atau
elektronik, Sukmadinata (2005:80) Dokumentasi dilakukan dengan
tujuan agar peneliti dapat mengetahui dan mengabadikan langsung
peristiwa yang terjadi di lapangan.
4. Studi Literatur
Menurut Sugiyono dalam (Jamaludin, 2018:22) studi literatur
berkaitan dengan kajian teoritis dan referensi lain yang berkaitan
dengan nilai, budaya, dan norma yang berkembang pada situasi sosial
yang diteliti. Studi literatur digunakan untuk mendapatkan
pengetahuan dan konsep-konsep yang berkaitan dengan permasalahan
yang akan diteliti yang bersumber dari buku atau sumber yang relevan
dengan permasalahan.
34

E. Instrumen Penelitian
Menurut Sugiyono dalam (Hardyansyah, 2010:54) instrumen
penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengukur suatu fenomena
baik alam maupun sosial yang akan diamati. Untuk mendapatkan data
dalam penelitian maka dibutuhkan beberapa instrumen yaitu :
1. Pedoman Observasi. Dibuat untuk memudahkan pada saat proses
observasi berlangsung.
a) Lokasi :
1) Batas-batas Desa
- batas sebelah utara :
- batas sebelah barat :
- batas sebelah timur :
- batas sebelah selatan :
2) Luas Wilayah :
3) Jumlah Penduduk :
2. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara merupakan suatu pedoman untuk
memperoleh data dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan
kepada narasumber yang terdapat di tempat penelitian untuk
melengkapi informasi yang sesuai dengan tujuan penelitian.
a) Apa yang Bapak/Ibu ketahui mengenai sampah rumah tangga?
b) Berapa banyak sampah rumah tangga yang dihasilkan Bapak/Ibu
dalam sehari?
c) Kemana Bapak/Ibu biasanya membuang sampah?
d) Apakah Bapak/Ibu mengetahui di Kelurahan Sukamulya terdapat
Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS)?
e) Menurut Bapak/Ibu cara mengelola sampah rumah tangga yang
baik itu seperti apa?
35

F. Teknik Analisis Data


Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan sebelum,
selama dan setelah pengambilan data lapangan selesai. Dalam
kenyataannya, analisis data kualitatif berlangsung setelah proses
pengumpulan data selesai sehingga analisis data kualitatif akan
menghasilkan data yang sangat lengkap karena dilakukan secara
mendalam dari sebelum, selama dan setelah dari lapangan. Secara garis
besar Miles dan Huberman dalam (Ajif, 2013:36) membagi analisis data
kedalam tiga tahap, yaitu: Reduksi data, penyajian data dan penarikan
kesimpulan/verifikasi.
a. Analisis sebelum di lapangan
Dalam tahapan analisis ini, peneliti menganalisis data sebelu
terjun kelapangan. Analisis ini dilakukan dengan cara
menginterpretasikan data melalui berbagai data sekunder seperti tabel,
bagan, gambar dan sebagainya yang masih berkaitan dengan topik
penelitian.
b. Analisis selama di lapangan
1) Melakukan reduksi data
Reduksi data adalah meringkas atau merangkum,
memfokuskan pada hal-hal yang penting dan disusun dengan
sistematis. Data yang direduksi akan memberikan gambaran yang
jelas melalui hasil pengamatan dan mempermudah peneliti untuk
mencari kembali data yang kurang lengkap dan diperlukan.
2) Penyajian data
Penyajian data dalam penelitian ini yaitu menggambarkan data hasil
dari pengamatan di lapangan sehingga dari adanya penyajian data ini
akan lebih mudah dipahami oleh peneliti.
3) Penarikan kesimpulan/verifikasi
Dalam tahapan ini, akan diambil kesimpulan yang kemudian
dikaitkan dengan rumusan masalah. Maka dapat terlihat apakah
rumusan masalah ttelah terjawab seluruhnya atau beluum terjawab.
36

Sehingga peneliti dapat memverifikasi data yang terkumpul, apabila


data yang telah terkumpul kurang lengkap, peneliti dapat
mengumpulkan data lanjutan untuk melengkapi data yang telah ada.

G. Langkah Langkah Penelitian


Langkah-langkah penelitian pada umumnya mempunyai kesamaan,
walaupun dalam beberapa hal sering terjadi modifikasi dalam
pelaksanaannya tanpa mengabaikan prinsip-prinsip dalam penelitian.
Beberapa langkah yang harus dilakukan yaitu :
1. Tahap Persiapan. Yang terdiri dari proses proses perizinan dan proses
Penyusunann data data yang diperlukan.
2. Tahap Pengumpulan Data.
Tahap pengumpulan data ini merupakan tahap untuk mendapatkan
sebuah informasi. Pada hakikatnya informasi adalah data yang telah di
proses menurut kebutuhan pemakai, yang tentunya beragam
peruntukannya (Bintarto, 1979: 33 dalam Hadi, 2020: 58). Tahapan
yang dilakukan untuk mendapatkan sebuah informasi dan data sesuai
dengan kebutuhan peneliti yaitu:
b) Studi literatur yang menyangkut masalah penelitian atau studi
dokumentasi
c) Wawancara
d) Pengumpulan data
e) Pengolahan
f) Analisis data
3. Tahap Pelaporan. Dilakukan setelah proses atau tahap pengumpulan
data dilakukan. Tahap ini merupakan tahap akhir dari semua proses
penelitian.

H. Waktu dan Tempat Penelitian


Tempat dilaksanakannya penelitian adalah di Kelurahan
Sukamulya Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya. Penelitian ini
37

dimulai sejak bulan Januari 2022 hingga bulan November 2022. Kegiatan
dan waktu penelitian dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut:
Tabel 3. 1
Waktu Penelitian
Bulan (2022)
No Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov

1 Observasi

Penyusunan
2
Proposal

3 Ujian Proposal

Revisi
4
Proposal

Persiapan
5
Penelitian

Pelaksanaan
6
Penelitian

Pengolahan
7
Data

Penyusunan
8
Skripsi

Bimbingan
9
Skripsi

Ujian
10
Komprehensif

11 Sidang Skripsi

Sumber: Hasil Pengolahan, 2022


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Kondisi Geografi Daerah Penelitian


1. Letak dan Luas Daerah Penelitian
Penelitian dilakukan di Kelurahan Sukamulya Kecamatan
Bungursari Kota Tasikmalaya. Kelurahan Sukamulya merupakan salah
satu kelurahan yang berada di Kecamatan Bungursari Kota
Tasikmalaya. Secara administrasi Kelurahan Sukamulya berbatasan
dengan wilayah lain, yaitu sebagai berikut:
a. Sebelah utara : Kelurahan Sukarindik
b. Sebelah selatan : Kelurahan Bantarsari
c. Sebelah timur : Kelurahan Sukajaya
d. Sebelah barat : Kelurahan Panglayungan
Kelurahan Sukamulya Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya
terdiri dari 8 Rukun Warga (RW) dan 31 Rukun Tetangga (RT). Luas
wilayah Kelurahan Sukamulya adalah 151,23 Ha atau setara dengan
1,51 km². Kelurahan Sukamulya merupakan wilayah yang strategis
dalam segi perekonomian karena dekat dengan pusat pemerintahan
seperti Kantor Balaikota dan Kejaksaan Negeri Kota Tasikmalaya.
Jarak dari Kelurahan Sukamulya ke Kecamatan Bungursari adalah 5
km, sedangkan jarak dari Kelurahan Sukamulya ke Ibu Kota
Tasikmalaya adalah 0,5km, Jarak dari Kelurahan Sukamulya ke Ibu
Kota Provinsi yaitu 120 km. Kelurahan Sukamulya adalah wilayah
yang berada di dataran rendah yang terdiri dari kawasan pemukiman,
pertanian, perikanan, dan peternakan. Sebagian besar lahan digunakan
sebagai lahan pemukiman dan lahan pertanian khususnya persawahan.
Lokasi penelitian Kelurahan Sukamulya Kecamatan Bungursari
Kota Tasikmalaya dapat dilihat pada Peta Administrasi Kota
Tasikmalaya (Gambar 4.1), Peta Administrasi Kecamatan Bungursari
(Gambar 4.2) dan Peta Administrasi Kelurahan Sukamulya (Gambar
4.3).

38
39

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2022)


Gambar 4.1
Peta Administrasi Kota Tasikmalaya
40

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2022)


Gambar 4. 2
Peta Administrasi Kecamatan Bungursari
41

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2022)


Gambar 4. 3
Peta Administrasi Kelurahan Sukamulya
42

2. Kondisi Fisik
a. Kondisi Geologis dan Geomorfologis
Kondisi morfologi Kelurahan Sukamulya Kecamatan
Bungursari Kota Tasikmalaya termasuk ke dalam wilayah dataran
rendah, dengan ketinggian 325 Mdpl. Dimana letak akan
mempengaruhi cara manusia dalam mengelola lahan. Kelurahan
Sukamulya yang berada pada dataran rendah sehingga penggunaan
lahan di Kelurahan Sukamulya yaitu dikelola sebagai lahan
pertanian dengan luas lahan 55 Ha serta sebagai lahan pemukiman
dengan luas lahan 80,11 Ha. Dengan penggunaan lahan tersebut
sebagian besar masyarakat di Kelurahan Sukamulya bermata
pencaharian sebagai petani dan buruh tani. Berikut penggunaan
lahan di Kelurahan Sukamulya Kecamatan Bungursari Kota
Tasikmalaya, dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4. 1
Penggunaan Lahan di Kelurahan Sukamulya

No Penggunaan Lahan Luas (Ha)

1 Pemukiman 80,11

2 Persawahan 55

3 Perkebunan 1,5

4 Kuburan 1,7

5 Pekarangan 1,07

6 Taman 2,07

7 Perkantoran 5,08

8 Prasarana Umum Lainnya 4,70

Jumlah 151,23

Sumber: Profil Kelurahan Sukamulya(2021)


Berdasarkan Tabel 4.1 penggunaan lahan di Kelurahan
Sukamulya besar dipergunakan untuk lahan pemukiman dengan
43

luas lahan mencapai 80,11, lahan persawahan sebesar 55 Ha, lahan


perkantoran sebesar 5,08 Ha, prasarana umum lainnya sebesar 4,70
Ha, kemudian taman sebesar 2,07 Ha, lahan untuk kuburan sebesar
1,7 Ha, kemudian perkebunan sebesar 1,5 Ha dan lahan untuk
pekarangan sebesar 1,07 Ha. Jika dijumlahkan maka jumlah
penggunaan lahan di Kelurahan Sukamulya Kecamatan Bungursari
Kota Tasikmalaya sebesar 151,23 Ha.
Dari penggunaan lahan di Kelurahan Sukamulya, mayoritas
masyarakat menggunakan lahan sebagai lahan pemukiman dan
lahan persawahan. Sehingga sebagian masyarakat bermata
pencaharian sebagai buruh tani dengan jumlah masyarakat yang
berprofesi sebagai buruh tani mencapai 327 orang.
b. Kondisi Cuaca dan Iklim
Cuaca merupakan suatu kondisi di wilayah yang relatif
sempit dan pada waktu yang relatif singkat. Sedangkan iklim
merupakan suatu kondisi cuaca pada suatu wilayah yang lebih luas
dan waktu yang relatif lama. Kondisi iklim di Kelurahan
Sukamulya Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya adalah iklim
tropis. Hal ini merujuk kepada posisi Indonesia yang berada pada
0°-23°30’LU/LS yang menyebabkan iklim di Indonesia merupakan
iklim tropis. Ciri-ciri wilayah yang memiliki iklim tropis adalah
memiliki curah hujan tinggi dan memiliki kondisi suhu udara rata
rata tinggi.
Untuk menentukan kondisi iklim di suatu wilayah dapat
dilakukan dengan cara melakukan identifikasi klasifikasi iklim.
Klasifikasi iklim yang paling sering digunakan adalah klasifikasi
iklim menurut Schmidt dan Ferguson dalam (Rahmanto et al.,
2022), yang ditentukan berdasarkan nilai Q, nilai Q adalah suatu
perbandingan antara rata rata bulan kering dengan rata rata bulan
basah pada waktu tertentu. Rumus nilai Q dapat dihitung dengan
rumus:
44

Rata−rata bulan kering(Md )


Q= x 100
Rata−ratabulan basah(Mw )
Keterangan:
Bulan basah curah hujan > 100 mm
Bulan kering curah hujan < 100 mm
Bulan lembab curah hujan 60 – 100 mm
Di Indonesia terbagi menjadi 8 tipe iklim, yaitu :
A = kategori sangat basah, nilai Q = 0 – 14,3%
B = kategori basah, nilai Q = 14,3 – 33, 3%
C = kategori agak basah, nilai Q = 33,3 – 60%
D = kategori sedang, nilai Q = 60 - 100%
E = kategori agak kering, nilai Q = 100 - 167%
F = kategori kering, nilai Q = 167 - 300%
G = kategori sangat kering, nilai Q = 300 - 700%
H = kategori luar biasa kering, nilai Q = .700%
Data curah hujan 10 tahun terakhir di Kecamatan
Bungursari Kota Tasikmalaya dapat dilihat pada Tabel 4.2 sebagai
berikut:
45

Tabel 4. 2
Curah Hujan Bulanan dan Tahunan Kecamatan Bungursari Kota
Tasikmalaya
Tahun

No Bulan 2021 Jumla Rata-


2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
(mm h rata
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm)
) (mm) (mm)

1 Jan 230 457 575 388 443 392 212 305 473 593 4.068 406,8

2 Feb 322 352 382 600 642 282 720 747 627 235 4.909 490,9

3 Mar 151 685 786 337 713 335 551 584 570 646 5.358 590,9

4 Apr 382 653 516 251 159 575 366 624 544 306 4.375 437,5

5 Mei 219 452 338 180 290 363 203 215 403 204 2.867 286,7

6 Jun 124 334 198 117 205 112 210 35 363 353 2.051 205,1

7 Jul 20 526 430 17 272 212 13 30 84 99 1.703 170,3

8 Agust 3 43 199 19 427 33 38 12 80 236 1.090 109,0

9 Sep 32 226 45 31 608 99 108 16 132 340 1.527 152,7

10 Okt 384 243 130 0 301 390 104 2 641 241 2.336 233,6

11 Nov 521 386 472 365 701 651 658 200 384 693 5.025 502,5

12 Des 710 532 526 579 589 250 449 536 485 655 5.311 531,1

Jumlah/Tahun 147.5 40.62 4.062


3098 4.579 2.884 5.350 3.694 3.632 3.306 4.786 4.601
(mm) 35 0 ,0

Rata-rata/Thn 258.0 12.29 381.5 240.3 445.8 307.8 302.6 393.8 383.4
275.5 3.385 338.5
1 4 8 3 3 3 7 3 1

Bulan Basah 9 11 11 8 12 10 10 7 10 11 99 9,9

Bulan Lembab 0 0 0 0 0 1 0 0 2 1 4 0,4

3 1 1 4 0 1 2 5 0 0 17 1,7
Bulan Kering
Sumber: UPTD PSDA Wilayah Sungai Citanduy Tasikmalaya(2022)
46

Rata−rata bulan kering(Md )


Rumus Perhitungan = x 100%
Rata−ratabulan basah(Mw )
1 ,7
= x 100
9,9
= 17,17%
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan
klasifikasi iklim Schmidt Ferguson, dapat diketahui kondisi iklim
di Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya termasuk kedalam
iklim B atau kategori basah. Dengan nilai Q sebesar 17,7%.
Artinya nilai Q tersebut termasuk kedalam iklim kategori B atau
basah (14,3% - 33,3%). Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan
maret yaitu sebanyak 5358 mm dengan rata-rata 590,9 mm. Curah
hujan terendah terjadi pada bulan agustus jumlahnya mencapai
1090 mm dengan rata-rata 109,0 mm.
c. Kondisi Hidrologi
Kondisi hidrologi di Kelurahan Sukamulya Kecamatan
Bungursari Kota Tasikmalaya secara umum terdapat dua potensi
yakni air permukaan dan air tanah. Potensi sumber daya air
permukaan yang tersedia ditandai dengan adanya keberadaan
sungai-sungai kecil yang dimanfaatkan sebagai pengairan lahan
pertanian khususnya persawahan. Adapun potensi sumber daya air
tanah sebagai sumber daya air berih di Kelurahan Sukamulya
berasal dari PAM (Perusahaan Air Minum) serta sumur galian yang
kemudian diambil menggunakan mesin pompa, air tersebut
dipergunakan untuk kebutuhan sehari-hari masyarakat.
d. Kondisi Tanah
Berdasarkan hasil penelitian, jenis tanah di Kelurahan
Sukamulya berdasarkan profil Kelurahan Sukamulya (2021) jenis
tanah didominasi oleh Asosiasi Regosol Kelabu, Litosol, Latosol
Coklat Kemerah-Merahan, Regosol Kelabu Coklat. Kondisi tanah
47

yang berada di Kelurahan Sukamulya sangat subur dan cocok


untuk pertanian dan perkebunan.

3. Kondisi Demografi dan Sosial Ekonomi


a. Jumlah dan Kepadatan Penduduk
Jumlah penduduk di Kelurahan Sukamulya Kecamatan
Bungursari Kota Tasikmalaya berjumlah 5.584 jiwa dengan jumlah
Kepala Keluarga (KK) sebanyak 1.442 KK. Dengan komposisi
penduduk berjenis kelamin laki–laki lebih mendominasi yaitu
sebesar 2.815 jiwa, sedangkan untuk jumlah penduduk dengan
jenis kelamin perempuan berjumlah 2.769 jiwa. Komposisi
penduduk Kelurahan Sukamulya berdasarkan jenis kelamin dapat
dilihat pada Tabel 4.3 berikut:
Tabel 4. 3
Jumlah Penduduk Kelurahan Sukamulya

No Jenis Kelamin Jumlah (jiwa)

1 Laki – laki 2.815

2 Perempuan 2.769

Jumlah 5.584

Sumber: Profil Kelurahan Sukamulya(2021)


Berdasarkan Tabel 4.3 jumlah penduduk di Kelurahan
Sukamulya sebesar 5.584 jiwa, dimana jumlah penduduk berjenis
kelamin laki-laki sebesar 2.815 jiwa dan jumlah penduduk berjenis
kelamin perempuan sebesar 2.769 jiwa. Luas wilayah Kelurahan
Sukamulya, dapat dihitung dengan jumlah kepadatan penduduknya.
Kepadatan penduduk adalah banyaknya suatu penduduk dalam
suatu wilayah, jumlah penduduk dapat dinyatakan padat apabila
jumlah penduduk sudah mampu melewati atau melampaui luas
wilayah tersebut. Oleh karena itu untuk mengetahui kepadatan
48

penduduk yang ada di Kelurahan Sukamulya, dapat dihitung


dengan cara sebagai berikut :

1) Kepadatan Penduduk Kasar


Kepadatan penduduk kasar adalah suatu jumlah atau
banyaknya penduduk di suatu wilayah dibagi dengan luas
wilayah tersebut. Berikut ini kepadatan penduduk di Kelurahan
Sukamulya:
Jumlah Penduduk (Jiwa)
Kepadatan Penduduk =
Luas Wilayah (Ha)
5.584 Jiwa
=
151, 23 Ha
= 37 Jiwa/Ha
Berdasarkan perhitungan diatas dapat disimpulkan
bahwa kepadatan penduduk di Kelurahan Sukamulya yaitu
sebesar 37 Jiwa/Ha, yakni setiap 1 Ha lahan yang dihuni oleh
setiap 37 Jiwa, oleh karena itu lahan yang berada di Kelurahan
Sukamulya cukup padat.
2) Kepadatan Penduduk Fisiologis
Kepadatan penduduk fisiologis adalah banyaknya
jumlah penduduk dibagi dengan luas lahan pertanian. Melalui
perhitungan ini dapat diketahui perbandingan antara jumlah
penduduk di suatu wilayah dengan luas lahan pertanian di
wilayah tersebut. Berikut ini merupakan kepadatan penduduk
fisiologis di Kelurahan Sukamulya :
Jumlah Penduduk (Jiwa)
KPF =
Luas Lahan Pertanian( Ha)
5.584 Jiwa
=
56 , 5 Ha
= 98 Jiwa/Ha
Berdasarkan perhitungan di atas dapat disimpulkan
bahwa kepadatan penduduk fisiologis di Kelurahan Sukamulya
49

adalah 98 Jiwa/Ha, artinya setiap 1 Ha lahan pertanian yang


ada di Kelurahan Sukamulya dikelola oleh 98 Jiwa.

3) Kepadatan Penduduk Agraris


Kepadatan penduduk agraris adalah banyaknya
jumlah petani yang ada di suatu wilayah pada setiap satuan di
lahan pertanian berikut ini merupakan kepadatan penduduk
agraris di Kelurahan Sukamulya :

Jumlah Penduduk Tani


KPA =
Luas Lahan Pertanian
330
= 56 ,5

= 6 Jiwa/Ha
Berdasarkan perhitungan diatas dapat disimpulkan
bahwa kepadatan penduduk agraris di Kelurahan Sukamulya
adalah 6 Jiwa/Ha. Artinya setiap lahan pertanian digarap dan
dikelola oleh 6 Jiwa.

b. Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin


Komposisi penduduk berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin
di Kelurahan Sukamulya Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya
meliputi pengelompokan penduduk berdasarkan kriteria Usia dan
Jenis Kelamin. Dari komposisi penduduk berdasarkan Usia dan
Jenis Kelamin dapat diketahui dari segi sex rasio, struktur
penduduk, kelompok usia produktif dan usia non produktif.
Komposisi penduduk berdasarkan usia dan jenis kelamin di
Kelurahan Sukamulya Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya
dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut:
50

Tabel 4. 4
Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin

Kelompok Usia Jumlah Penduduk


Jumlah
(Tahun) Laki Laki Perempuan

0-4 235 232 467

5-9 273 272 545

10-14 228 222 450

15-19 324 317 641

20-24 267 276 543

25-29 288 190 478

30-34 294 295 589

35-39 156 176 332

40-44 173 195 368

45-49 153 160 313

50-54 96 95 191

55-59 182 122 354

60-64 66 99 165

65-69 41 31 72

70-74 34 29 63

+75 5 8 13

Jumlah 2.815 5.769 5.584

Sumber: Profil Kelurahan Sukamulya(2021)


Berdasarkan Tabel 4.4 tersebut dapat diketahui komposisi
penduduk berdasarkan usia dan jenis kelamin yang dapat diurai
dalam beberapa kelompok:
51

1) Kelompok penduduk usia muda atau usia belum produktif


yang ada di Kelurahan Sukamulya Kecamatan Bungursari
Kota Tasikmalaya dari usia 0-14 tahun sebanyak 1.462 jiwa.
2) Kelompok penduduk usia dewasa atau usia produktif di
Kelurahan Sukamulya Kecamatan Bungursari Kota
Tasikmalaya usia 15-64 sebanyak 3.974 jiwa.
3) Kelompok penduduk usia tua atau usia tidak produktif di
Kelurahan Sukamulya Kecamatan Bungursari Kota
Tasikmalaya sebanyak 148 jiwa.
Berdasarkan Tabel 4.4 komposisi penduduk di atas
berdasarkan usia dan jenis kelamin, dapat diketahui rasio
ketergantungan di Kelurahan Sukamulya. Rasio ketergantungan
adalah suatu angka yang menjabarkan mengenai beban tanggungan
atau ketergantungan kelompok pada usia produktif terhadap
kelompok usia tidak produktif. Berikut ini penghitungan rasio
ketergantungan:
DR = ΣP ( 0−14 )+ ΣP ¿ ¿
Keterangan :
DR : Angka Ketergantungan (Dependency Ratio)
𝜮P (0 – 14) : Jumlah penduduk belum produktif
𝜮P (65+) : Jumlah penduduk tidak produktif
𝜮P (15 – 4) : Jumlah penduduk usia produktif

DR = ΣP ( 0−14 )+ ΣP ¿ ¿
1.462+ 148
= x 100
3.974
= 40 Jiwa
Berdasarkan perhitungan rasio ketergantungan di
Kelurahan Sukamulya Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya
adalah 40 Jiwa, artinya jika setiap 100 penduduk usia produktif
harus menanggung 40 Jiwa penduduk yang belum produktif. Jadi
52

dapat disimpulkan berdasarkan perhitungan diatas bahwa sebagian


penduduk di Kelurahan Sukamulya Kecamatan Bungursari Kota
Tasikmalaya adalah usia produktif. Selain itu dapat juga diketahui
rasio jenis kelamin (sex ratio), rasio jenis kelamin adalah suatu
angka yang menjabarkan mengenai perbandingan banyaknya
penduduk laki – laki dengan jumlah penduduk perempuan di suatu
wilayah. Berikut ini perhitungan sex ratio Kelurahan Sukamulya
Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya:
Jumlah Penduduk Laki Laki
Sex Ratio = x 100
Jumlah Penduduk Perempuan
2.815
Sex Ratio =
2.769
= 101 Jiwa
Berdasarkan perhitungan tersebut, banyaknya jumlah
penduduk laki – laki yaitu sebanyak 2.815 jiwa dibagi dengan
banyaknya jumlah penduduk perempuan yaitu sebanyak 2.769 jiwa
dan dikalikan dengan 100 hasilnya adalah 101 jiwa. Jadi dapat
disimpulkan bahwa terdapat 101 laki – laki per 100 perempuan
yang artinya bahwa sex ratio >100 menandakan lebih banyak
jumlah penduduk laki – laki dibanding perempuan yang ada di
Kelurahan Sukamulya Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya.

c. Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan


Komposisi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan di
Kelurahan Sukamulya dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut:
Tabel 4. 5
Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Tingkat Pendidikan Jumlah


1 Tidak Tamat SD/Belum Sekolah 1.152
2 Tamat SD 724
3 SMP/MTS 2.090
4 SMA/SMK/MA 704
5 Diploma I 172
6 Sarjana I 63
53

Jumlah yang masih sekolah 1.714


Sumber: Profil Kelurahan Sukamulya(2021)
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa
masyarakat di Kelurahan Sukamulya sebagian besar memiliki
tingkat pendidikan hingga tamat SMP/MTS yaitu sebanyak 2.090
jiwa. Disusul dengan tingkat pendidikan SD yang menempati
urutan kedua sebanyak 724 jiwa, lalu selanjutnya ada tingkat
pendidikan SMA/SMK/MA sebanyak 704 jiwa. Jika dilihat dari
tabel diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan
masyarakat di Kelurahan Sukamulya Kecamatan Bungursari Kota
Tasikmalaya masih tergolong rendah, dilihat dari jumlah penduduk
tamatan SMP/MTS yang masih mendominasi.
d. Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
Mata pencaharian merupakan semua aktivitas manusia yang
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Masyarakat
bekerja untuk bisa memenuhi dan meningkatkan taraf hidup dan
perekonomiannya. Mata pencaharian penduduk di semua wilayah
tentu akan berbeda tergantung dengan kemampuan dan kondisi
tertentu.
Komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian di
Kelurahan Sukamulya Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya
dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut:
Tabel 4. 6
Komposisi Penduduk Berdasrkan Mata Pencaharian
No Jenis Mata Pencaharian Jumlah
1 Petani 3
2 Buruh Tani 327
3 PNS 72
4 Pedagang Keliling 28
5 Peternak 2
6 Montir 15
7 Dokter Swasta 1
8 Pensiunan PNS/TNI/POLRI 35
9 Pengusaha Kecil dan Menengah 20
54

10 Dukun Kampung Terlatih 4


11 Dosen Swasta 1
12 Karyawan Perusahaan Swasta 5
Jumlah 513
Sumber: Profil Kelurahan Sukamulya(2021)
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui jumlah penduduk
berdasarkan mata pencaharian di Kelurahan Sukamulya Kecamatan
Bungursari Kota Tasikmalaya. Mayoritas masyarakat Kelurahan
Sukamulya bekerja sebagai Buruh Tani sebanyak 327 orang,
luasnya lahan persawahan yang ada di Kelurahan Sukamulya
menyebabkan mayoritas masyarakat bermata pencaharian sebagai
buruh tani. disusul dengan mata pencaharian sebagai PNS sebanyak
72 orang, sebagai wilayah yang cukup strategis dan dekat dengan
pusat pemerintahan menyebabkan masyarakat yang bermata
pencaharian sebagai PNS memilih untuk tinggal di Kelurahan
Sukamulya Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya.

e. Kondisi Fasilitas Sosial dan Ekonomi


a. Sarana dan Prasarana Sosial
Sarana dan prasarana merupakan suatu elemen penting
yang sangat bermanfaat bagi masyarakat sekitar untuk
digunakan dalam kehidupan sehari hari. Sarana dan prasarana
yang terdapat di Kelurahan Sukamulya Kecamatan bungursari
Kota Tasikmalaya meliputi sarana pendidikan, sarana olahraga,
sarana peribadatan dan sarana kesehatan.
Sarana dan prasarana yang terdapat di Kelurahan
Sukamulya Kecamatan Bungursari dapat dilihat pada Tabel 4.7
berikut:
Tabel 4. 7
Sarana dan Prasarana Sosial di Kelurahan Sukamulya

No Jenis Bangunan Jumlah


1 Gedung TK 4
2 Gedung SD/Sederajat 2
55

3 Gedung SMP/Sederajat 1
4 Gedung SMA/Sederajat 1
5 Gedung Pendidikan Formal 6
Keagamaan/Sekolah Islam
6 Masjid dan Mushola 18
7 Puskesmas Pembantu 1
8 Posyandu 9
9 Balai Pengobatan Masyarakat/Yayasan 3
Swasta
10 Klinik Mata 1
11 Lapang Sepak Bola 1
12 Lapang Bulu Tangkis 1
13 Lapang Tenis 1
14 Pos Kamling 8
Jumlah 57
Sumber: Profil Kelurahan Sukamulya(2021)
Berdasarkan Tabel 4.7 menjelaskan bahwa sarana dan
prasarana yang ada di Kelurahan Sukamulya Kecamatan
Bungursari Kota Tasikmalaya, terdiri atas sarana peribadatan
sebanyak 18 unit, sarana pendidikan sebanyak 14 unit, sarana
kesehatan sebanyak 14 unit, sarana olahraga sebanyak 3 unit
dan sarana keamanan sebanyak 8 unit. Jika dilihat dari jumlah
sarana dan prasarana sosial yang ada di Kelurahan Sukamulya,
sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat,
seperti tersedianya sarana peribadatan terdapat banyak
mushola dan Masjid sejumlah 18 unit yang tersebar di
beberapa RT/RW yang biasa digunakan masyarakat untuk
beribadah shalat wajib dan shalat sunnah lainnya seperti shalat
tarawih dan shalat hari raya idul fitri. Untuk sarana pendidikan
sudah cukup memadai dengan adanya gedung sekolah yang
terdiri dari jenjang TK sampai SMA, bahkan pendidikan
formal keagamaan/sekolah islam juga tersedia sebanyak 6 unit.
56

Sarana kesehatan yang berada di Kelurahan Sukamulya


sudah cukup memadai, meskipun belum terdapat puskesmas
inti, namun terdapat puskesmas pembantu sebanyak 1 unit,
posyandu sebanyak 9 unit yang tersebar di beberapa RT/RW,
balai pengobatan masyarakat/yayasan swasta sebanyak 3 unit
dan klinik mata sebanyak 1 unit. Untuk sarana olahraga di
Kelurahan Sukamulya sudah cukup memadai dengan
tersedianya lapangan bola sebanyak 1 unit, lapangan tenis
sebanyak 1 unit dan lapangan bulu tangkis sebanyak 1 unit
yang dapat digunakan masyarakat sekitar untuk menerapkan
hidup sehat dengan berolahraga. Untuk sarana keamanan
seperti Pos Kamling di Kelurahan Sukamulya sudah terdapat
sebanyak 8 unit yang tersebar di beberapa RT/RW, dengan
tersedianya Pos Kamling ini dapat berguna untuk menjaga
keamanan dan kenyamanan masyarakat Kelurahan Sukamulya
Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya.
b. Sarana dan Prasarana Ekonomi
Sarana dan prasarana ekonomi merupakan segala
sesuatu yang dapat menunjang kegiatan suatu wilayah, baik
secara langsung maupun tidak langsung seperti toko, industri
dan warung. Dengan adanya sarana dan prasarana ekonomi,
menyebabkan kebutuhan masyarakat menjadi terpenuhi.
Sarana dan prasarana ekonomi yang terdapat di
Kelurahan Sukamulya dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut:
Tabel 4. 8
Sarana dan Prasarana Ekonomi di Kelurahan Sukamulya

No Sarana Ekonomi Jumlah


1 Toko/Kios 20
2 Toko Kelontongan 32
3 SPBU Mini 1
4 Depot Air minum 4
Jumlah 57
57

Sumber: Profil Kelurahan Sukamulya(2021)


Berdasarkan Tabel 4.8. terdapat beberapa usaha
khususnya di bidang ekonomi yang berada di Kelurahan
Sukamulya mayoritas usaha yang dirintis merupakan usaha di
bidang perdagangan, terbukti dengan jumlah toko kelontongan
sebanyak 32 unit. Sarana dan prasarana di Kelurahan
Sukamulya sudah cukup lengkap, namun memang masih
belum terdapat pasar, karena pasar terletak di luar Kelurahan
dan berada di luar Kecamatan.
c. Sarana dan Prasarana Transportasi
Sarana dan prasarana transportasi merupakan dasar
untuk perkembangan ekonomi, perkembangan masyarakat
serta pertumbuhan industrialisasi. Adanya transportasi di
lingkungan masyarakat dapat memudahkan masyarakat dalam
melakukan aktivitas sehari–hari. Selain itu juga tersedianya
sarana dan prasarana transportasi dapat memperluas kemajuan
ekonomi dan kesejahteraan masyarakat setempat. Sarana dan
prasarana transportasi yang berada di Kelurahan Sukamulya
dapat dilihat pada Tabel 4.9 berikut:
Tabel 4. 9
Sarana dan Prasarana Transportasi

No Jenis Sarana dan Prasarana Kondisi


1 Jalan Kelurahan Baik/Beraspal
2 Jalan antar Kelurahan/Kecamatan Baik/Beraspal
3 Bus umum Rusak
4 Jembatan beton Baik
Sumber: Profil Kelurahan Sukamulya(2021)
Sarana dan prasarana transportasi yang berada di
Kelurahan Sukamulya digunakan masyarakat untuk aktivitas
sehari–hari. Seperti jalan yang sudah dalam kondisi baik dan
beraspal. Kondisi jalan yang sudah beraspal memudahkan
masyarakat Kelurahan Sukamulya untuk melaluinya. Akses
58

jalan dapat dijangkau dengan menggunakan kendaraan motor,


mobil, truk maupun bus. Selain jalan terdapat juga sarana
jembatan yang sudah menggunakan bahan aspal yang
berfungsi untuk akses penyebrangan.

B. Deskripsi Hasil Penelitian


Pembahasan data hasil penelitian menggunakan data yang berasal dari
hasil observasi, wawancara dan dokumentasi selama peneliti berada di lokasi
penelitian. Deskripsi hasil penelitian dilakukan dengan menggunakan metode
deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Deskripsi hasil penelitian ini terdiri
dari karakteristik informan, deskripsi objek penelitian yang terdiri dari Kepala
Kelurahan Sukamulya dengan masyarakat setempat di Kelurahan Sukamulya
yang memiliki kaitannya dengan pengelolaan sampah rumah tangga di
Kelurahan Sukamulya Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya.
1. Karakteristik Informan
Dalam karakteristik informan dapat dideskripsikan mengenai latar
belakang riwayat hidup informan beserta hasil wawancara yang telah
dilakukan. Adapun informan yang diambil dalam penelitian ini adalah
kepala lurah Kelurahan Sukamulya dan warga setempat sebagai pelaku
pengelolaan sampah rumah tangga di Kelurahan Sukamulya. Jumlah
informan yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 11 orang dengan
diantaranya satu orang kepala lurah Kelurahan Sukamulya, satu petugas
kebersihan dan 16 orang masyarakat setempat.
a. Lurah Kelurahan Sukamulya Kecamatan Bungursari Kota
Tasikmalaya
Bapak Diki Mustaqin merupakan pimpinan yang berada di
kantor Kelurahan Sukamulya. Jabatan bapak Diki Mustaqin yaitu
sebagai Lurah Kelurahan Sukamulya, beliau sudah menjabat sebagai
lurah selama 2 tahun 2 bulan dan bertempat tinggal di Leuwidahu.
Beliau mengemban pendidikan sampai mendapat gelar S1 (S.P) dan
S2 (M.Si). Dengan jabatannya sebagai lurah di Kelurahan
59

Sukamulya dan latar belakang pendidikan serta pengetahuannya


mengenai lingkungan terkhususnya di Kelurahan Sukamulya
sehingga bapak Diki menjadi salah satu informan pada penelitian ini.
Sampah di Kelurahan Sukamulya seiring bertambahnya
waktu akan terus meningkat disertai dengan meningkatnya jumlah
penduduk di Kelurahan Sukamulya. Hal itu menjadi tantangan
tersendiri untuk bapak Diki Mustaqin agar sampah rumah tangga
yang dihasilkan masyarakat tidak mengganggu kesehatan,
kenyamanan dan lingkungan. berikut dokumentasi wawancara
bersama bapak Diki Mustaqin, dapat dilihat pada Gambar 4.4.

Sumber: Hasil Dokumentasi Penelitian(2022)


Gambar 4. 4
Wawancara dengan Bapak Diki Mustaqin
Gambar 4.4 diatas memperlihatkan wawancara peneliti
dengan Bapak Diki sebagai Lurah di Kelurahan Sukamulya. Beliau
menjelaskan mengenai perilaku masyarakat tentang pengelolaan
sampah rumah tangga yang terjadi di Kelurahan Sukamulya, dimana
menurut Bapak Diki penumpukan sampah yang terjadi di Kelurahan
Sukamulya diakibatkan oleh kurangnya pengetahuan dari
masyarakat. Sehingga menjadi masalah yang harus diperhatikan oleh
pemerintah itu sendiri.
Terdapat beberapa titik di pinggir jalan yang menjadi tempat
penumpukan sampah. Masyarakat membuang sampah secara
60

sembarangan serta menyatukan berbagai jenis sampah dalam satu


tempat atau wadah yang kemudian disimpan disembarang tempat
yang bukan semestinya. Hal itu menjadikan fenomena yang sangat
lumrah di Kelurahan Sukamulya, sehingga masyarakat menjadi
terbiasa dengan adanya fenomena tersebut. Hal itulah yang menjadi
suatu kebiasaan sehingga menjadi budaya di berbagai wilayah
khususnya di Kelurahan Sukamulya.
Pengelolaan sampah rumah tangga di Kelurahan Sukamulya
belum dapat dikatakan baik, dimana masyarakat membuang sampah
rumah tangga sembarangan dan membuang di pinggir jalan. Hal itu
tentunya akan mengakibatkan dampak negatif baik untuk masyarakat
maupun untuk lingkungan. Pembuangan sampah rumah tangga di
pinggiran jalan akan mengakibatkan penumpukan sampah sehingga
akan menimbulkan bau busuk karena segala jenis sampah bercampur
menjadi satu, lingkungan menjadi kotor, dan mengurangi keindahan
lingkungan. Dampak lainnya akan mempengaruhi kesehatan
masyarakat itu sendiri, dimana sampah yang menumpuk akan
menghasilkan bakteri yang dapat mengakibatkan penyakit.
Dampak negatif yang terjadi dari sampah tersebut tentunya
diketahui oleh bapak Diki Mustaqin sebagai Lurah di Kelurahan
Sukamulya, sehingga pemerintah Kelurahan Sukamulya
menjalankan berbagai program serta memberikan solusi untuk
mengurangi penumpukan sampah dan mengubah kebiasaan
masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan. Salah satu
cara awal yang dilakukan pemerintah Kelurahan Sukamulya yaitu
dengan memagari atau membuat pembatas dengan kayu agar
masyarakat tidak membuang sampah di pinggir jalan, namun hal itu
tidak berhasil karena masyarakat masih membuang sampah di lahan
tersebut dengan cara melempar sampah ke dalam pagar maupun
didepan pagar yang membuat sampah tersangkut di pagar dan
61

membuat kondisi lingkungan menjadi lebih kotor dan mengurangi


keindahan lahan tersebut.
Tidak sampai disitu, pemerintah Kelurahan Sukamulya
membuat beberapa program sebagai edukasi dan pengarahan kepada
masyarakat untuk lebih bijak dalam mengelola sampah rumah
tangga. Program itu dilaksanakan pada bulan Maret 2022 dengan
tema “Program Kelurahan Sehat”. Namun dengan program edukasi
dan pengarahan tersebut belum cukup untuk mengubah kebiasaan
masyarakat yang sudah membudaya. Maka dari itu, pemerintah
Kelurahan Sukamulya membuat beberapa rencana program serta
sosialisasi dengan harapan dan tujuan untuk mengubah perilaku
masyarakat dalam mengelola sampah rumah tangga dengan lebih
baik dan lebih bijak. Perlengkapan sarana dan prasarana untuk
pengelolaan dan pengangkutan sampah akan terus ditambah seiring
dengan banyaknya sampah yang dihasilkan oleh masyarakat.

b. Petugas Pengangkut Sampah Dinas Kota


Bapak Syarifudin merupakan salah satu pekerja yang
bertugas sebagai pengangkut sampah, di Kelurahan Sukamulya
petugasa pengangkutan sampah berjumlah sebanyak 6 orang. Bapak
Syarifudin sudah bekerja sebagai pengangkut sampah selama 10
tahun lebih. Bapak Syarifudin menghabiskan waktu setiap hari
untuk mengangkat sampah di Kelurahan Sukamulya dengan tujuan
untuk membersihkan sampah yanga ada di Kelurahan Sukamulya
dan memenuhi kebutuhan keluarganya. Aktivitas Bapak Syarifudin
dilakukan dari pagi hari pukul 06.00 WIB dan selesai pada pukul
17.00 WIB. Aktivitas yang dilakukan yaitu dengan mengangkut
sampah yang terdapat di pinggir jalan ataupun di depan rumah
warga. Hal itu dilakukan oleh Bapak Syarifudin setiap hari beserta
rekan kerjanya dengan mengangkut sampah di Kelurahan
Sukamulya.
62

Berikut dokumentasi wawancara bersama bapak Syarifudin,


dapat dilihat pada Gambar 4.5.

Sumber: Hasil Dokumentasi Penelitian(2022)


Gambar 4. 5
Wawancara dengan Petugas Pengangkutan Sampah
Pada Gambar 4.5. memperlihatkan wawancara peneliti
dengan petugas pengangkut sampah. Selama pengangkutan sampah
di Kelurahan Sukamulya, dilakukan setiap hari dengan perharinya
bisa mengangkut sampah sebanyak 2 rit (satu truk sampah) dari
setengah kelurahan, sehingga dalam satu hari bisa dua kali balikkan
untuk mengangkut sampah. Semua sampah yang sudah diangkut
akan dibawa ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir) di Kelurahan
Ciangir. Pengangkutan sampah ini dilakukan dengan mendatangi
rumah warga, dimana masyarakat akan menyimpan sampah rumah
tangga di depan rumah untuk diangkut. Hal itu dilakukan karena
tidak tersedianya TPS (Tempat Pembuangan Sementara), sehingga
petugas pengangkutan sampah harus mendatangi rumah warga.
Menurut Bapak Syarifudin bahwa setiap hari sampah terus
meningkat di Kelurahan Sukamulya, sehingga setiap harinya hanya
mengangkut sampah dalam kapasitas terbatas. Hal itu
mengakibatkan banyaknya sampah rumah tangga yang tidak
terangkut yang menjadi salah satu masalah bagi masyarakat
Kelurahan Sukamulya. Selain itu, Bapak Syarifudin menyebutkan
63

setiap pengangkutan terdapat hambatan seperti banyaknya


masyarakat yang menggabungkan sampah organik dan an-organik
berupa sampah plastik yang digabungkan dengan sampah potongan
kayu dengan ukuran besar sehingga membuat kesulitan dalam proses
pengangkutan sampah. Petugas pengangkutan sampah hanya
bertanggung jawab untuk mengangkut sampah rumah tangga,
sehingga sampah rumah tangga yang menumpuk dan tidak
dipisahkan dengan sampah lainnya akan menjadi hambatan petugas
pengangkutan sampah. Sampah yang sudah masuk ke mobil sampah
akan langsung dibuang ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir) di
Kelurahan Ciangir, dimana di TPA terdapat pemisahan sampah
seperti botol plastik, aqua gelas dan lain-lain. Berikut proses
pengangkutan sampah yang dilakukan oleh petugas sampah di
Kelurahan Sukamulya dapat dilihat pada Gambar 4.6.

ar 4. 1 Proses Pengangkutan Sampah di Kelurahan Sukamulya

Sumber: Hasil Dokumentasi Penelitian(2022)


Gambar 4.6
Proses Pengangkutan Sampah di Kelurahan Sukamulya

c. Informan Masyarakat Kelurahan Sukamulya Kecamatan


Bungursari Kota Tasikmalaya
1) Informan 1
Informan 1 merupakan penduduk asli Kelurahan
Sukamulya, dan sudah menetap selama 13 Tahun. Informan
64

merupakan penduduk asli yang bertempat tinggal di Perumahan


Aboh, Kelurahan Sukamulya Kecamatan Bungursari, Kota
Tasikmalaya. Informan berprofesi sebagai Ibu Rumah Tangga.
Pendidikan terakhirnya adalah tamatan SD/Sekolah Dasar.
Dalam pengelolaan hasil sampah rumah tangga di
dilakukan dengan cara membuang sampah ditempat sampah
yang telah di sediakan di depan rumah. Informan biasanya
membuang sampah setiap pukul 07.00 WIB yang bersamaan
dengan membersihkan lingkungan rumah. Pengangkutan
sampah oleh petugas pengangkutan sampah dilakukan setiap
seminggu sekali, dimana sampah yang dihasilkan akan disimpan
di depan rumah dengan tempat sampah yang sudah disediakan.
Tidak adanya tempat pembuangan sampah sementara di
Kelurahan Sukamulya membuat Informan sesekali membakar
sampah apabila petugas pengangkutan sampah tidak datang
untuk menghindari penumpukan sampah di depan rumah.
Berdasarkan hasil wawancara menjelaskan pengelolaan
sampah yang baik adalah dengan cara ditimbun dan dibakar.
Beliau sering membakar dan menimbun sampah rumah
tangganya ketika truk pengangkut sampah tidak kunjung datang.
Hal ini terjadi karena tidak mengetahui mengenai cara
pengelolaan sampah yang baik dan benar dikarenakan tidak
pernah mengikuti sosialisasi mengenai pengelolaan sampah
rumah tangga yang dilakukan oleh pemerintah setempat
sehingga pengetahuan dalam mengelola sampah yang baik
belum diketahui. Berikut dokumentasi wawancara dengan
Informan 1, dapat dilihat pada Gambar 4.7.
65

Sumber: Hasil Dokumentasi Penelitian(2022)


Gambar 4. 7
Wawancara dengan Informan 1

2) Informan 2
Informan 2 adalah penduduk asli Kelurahan Sukamulya,
dan sudah menetap selama 8 Tahun dan berusia 29 tahun.
bertempat tinggal di Perumahan Rancageneng, Kelurahan
Sukamulya Kecamatan Bungursari, Kota Tasikmalaya. Profesi
sebagai merupakan seorang Ibu Rumah Tangga. Pendidikan
terakhir adalah tamatan SMA/Sekolah Menengah Atas.
Dalam mengelola sampah rumah tangga dilakukan dengan
cara membuang sampah ditempat sampah yang sudah
disediakan di depan rumahnya. Dalam membuang sampah
biasanya setiap pukul 07.00 WIB, bersamaan dengan
membersihkan lingkungan rumah. Pengangkutan sampah oleh
petugas pengangkutan sampah dilakukan seminggu sekali,
dimana sampah rumah tangga yang dihasilkan akan dibuang
ditempat yang yang sudah tersedia di depan rumahnya untuk
kemudian diangkut oleh petugas pengangkutan sampah yang
bertugas melewati Kelurahan Sukamulya.
66

Berdasarkan hasil wawancara menjelaskan pengelolaan


sampah yang baik dilakukan dengan cara yang tertib dan tidak
membuang sampah sembarangan. Sehingga pada saat petugas
pengangkutan sampah belum mengangkut sampah lebih baik
membiarkan sampah tersebut di tempat sampah depan
rumahnya. Hal itu akan menyebabkan penumpukan sampah
terjadi di depan rumah. Sampah rumah tangga yang sudah
menumpuk akan dibuang di beberapa titik penumpukan sampah
rumah tangga seperti pinggir jalan untuk menghindari
penumpukan sampah rumah tangga di depan rumahnya.
Pembuangan sampah di pinggir jalan yang dilakukan disebabkan
karena tidak adanya pembuangan sampah sementara di
Kelurahan Sukamulya. Berikut dokumentasi wawancara dengan
Informan 2, dapat dilihat pada Gambar 4.8.

Sumber: Hasil Dokumentasi Penelitian(2022)


Gambar 4. 8
Wawancara dengan Informan 2

3) Informan 3
Informan 3 adalah penduduk asli Kelurahan Sukamulya,
dan sudah menetap selama 18 Tahun dan berusia 27 tahun yang
bertempat tinggal di Jalan. Sukamulya, Kelurahan Sukamulya
67

Kecamatan Bungursari, Kota Tasikmalaya. Berprofesi sebagai


pemilik Rental Mobil. Pendidikan terakhirnya adalah tamatan
S1.
Dalam pengelolaan hasil sampah rumah tangga dilakukan
dengan cara membuang sampah ditempat sampah yang sudah di
sediakan di depan rumah. Dalam membuang sampah biasanya
setiap pukul 07.00 WIB dan pada Pukul 20.00 WIB sebelum
diangkut oleh truk pengangkut sampah pada pukul 10.00 WIB.
Hal itu dikarenakan agar sampah dapat diangkut oleh petugas
pengangkut sampah, sehingga tidak akan menimbulkan
penumpukkan sampah.
Berdasarkan hasil wawancara menjelaskan pengelolaan
sampah yang baik dilakukan dengan cara membawa tas belanja
sendiri sehingga dapat mengurangi penggunaan plastik,
membawa kotak makan sendiri, mengurangi penggunaan tisu
basah, dan melakukan daur ulang sampah plastik. Selain itu
Informan memberikan saran untuk mengatasi penumpukan
sampah harus adanya kesadaran dari warga untuk membuang
sampah ke TPS mana saja agar tidak terjadi penumpukan yang
dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan. Hal itu sangat
efektif dilakukan, karena selain mengurangi jumlah sampah hal
tersebut juga dapat menjaga lingkungan sekitar tetap bersih.
Berikut dokumentasi wawancara peneliti dengan Informan 3,
dapat dilihat pada Gambar 4.9.
68

Sumber: Hasil Dokumentasi Penelitian(2022)


Gambar 4. 9
Wawancara dengan Informan 3

4) Informan 4
Informan 4 merupakan penduduk di Kelurahan Sukamulya
yang sudah menetap selama 8 Tahun dan berusia 41 tahun dan
bertempat tinggal di Jalan. Rancageneng, Kelurahan Sukamulya
Kecamatan Bungursari, Kota Tasikmalaya. Berprofesi sebagai
Buruh. Pendidikan terakhirnya adalah tamatan SMP/Sekolah
Menengah Pertama.
Dalam pengelolaan hasil sampah rumah tangga dilakukan
dengan cara membuang sampah di pinggir jalan dekat rumah,
dimana sampah yang dihasilkan mencapai satu kantong kresek
atau lebih yang dilakukan setiap pukul 08.00 WIB sebelum
diangkut oleh truk pengangkut sampah pada pukul 10.00 WIB.
Hal itu dilakukan bersamaan dengan bersih-bersih rumah.
Berdasarkan hasil wawancara menjelaskan bahwa
pengelolaan sampah dilakukan dengan cara menyimpan sampah
di pinggir jalan dekat rumah telah menjadi kebiasaan. Selain itu,
apabila sampah rumah tangga sudah terlalu menumpuk dan
tidak terangkut oleh petugas pengangkut sampah, sampah akan
dibakar dengan alasan agar sampah tidak terjadi penumpukan di
69

dekat rumahnya. Membakar sampah merupakan hal biasa


dilakukan sebagai bentuk mengurangi penumpukan sampah
terjadi. Ketidak ikut sertaannya terhadap program pemerintah
mengenai pengelolaan sampah rumah tangga, menjadi tidak
mengetahui cara mengelola sampah rumah tangga yang baik dan
bijak.
Menurutnya dengan pengangkutan sampah yang dilakukan
sebanyak 3-4 kali dalam sebulan belum cukup untuk
mengangkut sampah rumah tangga yang dihasilkan setiap
harinya oleh masyarakat Kelurahan Sukamulya. Berikut
dokumentasi wawancara peneliti dengan Informan 4, dapat
dilihat pada Gambar 4.10.

Sumber: Hasil Dokumentasi Penelitian(2022)


Gambar 4. 10
Wawancara dengan Informan 4
5) Informan 5
Informan 5 merupakan penduduk asli Kelurahan
Sukamulya yang sudah menetap selama 20 Tahun lebih, berusia
53 tahun dan merupakan penduduk asli yang bertempat tinggal
di Jalan Padamulya, Kelurahan Sukamulya Kecamatan
Bungursari, Kota Tasikmalaya. Berprofesi sebagai pedagang.
Pendidikan terakhirnya adalah tamatan SMP/Sekolah Menengah
Pertama.
70

Dalam mengelola sampah rumah tangga dilakukan dengan


cara membuang sampah di pinggir jalan dekat rumahnya, hal itu
dilakukan karena melihat banyaknya masyarakat yang
membuang sampah di pinggir jalan. Biasanya waktu membuang
sampah setiap pukul 05.00 WIB atau pada malam hari,
dikarenakan memiliki kesempatan waktu pada pukul tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara Informan tidak pernah
mengikuti program atau sosialisasi dari pemerintah mengenai
pengelolaan sampah yang baik dan bijak, sehingga tidak
mengetahui dampak yang disebabkan akibat penumpukan
sampah tersebut. Informan mengelola sampah dengan cara
membuang sampah di pinggir jalan, dikarenakan dengan
membuang sampah di pinggir jalan mudah dilakukan serta
mengikuti orang lain dengan membuang sampah di pinggir
jalan. Berikut dokumentasi wawancara dengan Informan 5,
dapat dilihat pada Gambar 4.11.

Sumber: Hasil Dokumentasi Penelitian(2022)


Gambar 4. 11
Wawancara dengan Informan 5
71

6) Informan 6
Informan 6 adalah penduduk asli Kelurahan Sukamulya,
yang sudah menetap selama 20 Tahun dan berusia 56 tahun.
Berprofesi sebagai Buruh Tani. Pendidikan terakhir Bapak Dede
Heryanto adalah tamatan SMP/Sekolah Menengah Pertama.
Dalam mengelola sampah rumah tangga dilakukan dengan
cara membuang sampah di depan rumahnya yang dilakukan
setiap pagi hari sekitar pukul 05.00 WIB, bersamaan dengan
membersihkan lingkungan rumah. Pengangkutan sampah oleh
petugas pengangkutan sampah dilakukan seminggu sekali,
dimana sampah rumah tangga yang dihasilkan akan dibuang di
depan rumahnya dan menunggu untuk diangkut oleh petugas
pengangkut sampah.
Berdasarkan hasil wawancara menjelaskan pengelolaan
sampah yang baik dilakukan dengan cara membakar sampah
atau mengolah sampah. Hal itu disebabkan karena tidak
mengetahui pengelolaan sampah rumah tangga serta tidak
mengikuti program pemerintah mengenai pengelolaan sampah
sehingga memiliki keterbatasan pengetahuan mengenai
pengelolaan sampah yang baik dan bijak.
Selain itu, sampah rumah tangga yang dihasilkan membuat
penumpukan sampah di depan rumah, karena pengangkutan
sampah yang dilakukan oleh petugas sebanyak seminggu sekali.
Sehingga umtul mengatasi hal tersebut akan dibuang di pinggir
jalan, hal itu dilakukan karena proses membuang sampah yang
mudah serta tidak tahunya cara mengelola sampah sehingga
memilih untuk membuang sampah di pinggir jalan. Selain itu
mengikuti orang lain membuang sampah di pinggir jalan dan
mengikuti tindakan tersebut. Berikut dokumentasi wawancara
dengan Informan 6, dapat dilihat pada Gambar 4.12.
72

Sumber: Hasil Dokumentasi Penelitian(2022)


Gambar 4. 12
Wawancara dengan Informan 6
7) Informan 7
Informan 7 adalah penduduk asli Kelurahan Sukamulya,
yang sudah menetap lebih dari 20 Tahun dan berusia 68 tahun
berprofesi sebagai Ibu Rumah Tangga. Pendidikan terakhirnya
adalah tamatan SD/Sekolah Dasar. Dalam mengelola sampah
rumah tangga biasanya dilakukan dengan cara membuang
sampah di depan rumahnya yang dilakukan setiap pukul 13.00
WIB, dikarenakan sampah yang dihasilkan akan dikumpulkan
terlebih dahulu lalu disimpan di depan rumah agar nantinya
dapat diangkut oleh petugas pengangkut sampah. Hal itu
dilakukan karena sudah menjadi kebiasaan keluarganya dalam
mengelola sampah rumah tangga.
Berdasarkan hasil wawancara menjelaskan pengelolaan
sampah yang baik dilakukan dengan cara mengumpulkan
sampah yang telah dihasilkan lalu dibuang ke tempat sampah.
Hal itu disebabkan karena tidak mengetahui pengelolaan sampah
rumah tangga serta tidak pernah mengikuti program pemerintah
mengenai pengelolaan sampah sehingga memiliki keterbatasan
pengetahuan mengenai pengelolaan sampah yang baik dan bijak.
Selain itu, sampah rumah tangga yang dihasilkan oleh
membuat penumpukan sampah di depan rumah, karena
73

pengangkutan sampah yang dilakukan oleh petugas


pengangkutan sampah hanya seminggu sekali selain itu
Informan tidak melakukan pengelolaan sampah apabila petugas
pengangkutan sampah tidak kunjung tiba dan hanya
membiarkannya menumpuk di depan rumahnya. Berikut
dokumentasi wawancara dengan Informan 7 dapat dilihat pada
Gambar 4.13.

Sumber: Hasil Dokumentasi Penelitian(2022)


Gambar 4. 13
Wawancara dengan Informan 7
8) Informan 8
Informan 8 merupakan penduduk asli Kelurahan
Sukamulya yang sudah menetap selama 59 Tahun dan berusia
59 tahun. Berprofesi sebagai Guru Paud dan pedagang.
Pendidikan terakhirnya adalah tamatan S1/Sarjana.
Dalam mengelola sampah rumah tangga dilakukan dengan
cara membuang sampah ditempat sampah yang sudah
disediakan di depan rumahnya. waktu membuang sampah
biasanya setiap malam hari, bersamaan dengan membersihkan
dagangan sekaligus membersihkan lingkungan rumahnya.
Pengangkutan sampah oleh petugas pengangkutan sampah
dilakukan seminggu sekali, dimana sampah rumah tangga yang
dihasilkan akan dibuang ditempat yang telah tersedia di depan
74

rumahnya, dengan pemisahan sampah terlebih dahulu. Sampah


yang disudah dipisahkan, biasanya akan dimanfaatkan kembali
dan didaur ulang menjadi kerajinan seperti hiasan yang terbuat
dari sedotan dan aqua gelas selain itu sampah dari minuman
kemasan juga dipisahkan yang nantinya dapat dijual kembali.
Berdasarkan hasil wawancara menjelaskan pengelolaan
sampah yang baik dilakukan dengan membuang sampah
ditempat yang seharusnya sehingga tidak akan menimbulkan
sampah yang berserakan serta melakukan pemisahan sampah
antara sampah organik dan an-organik. Hal itu disebabkan
karena Informan mengetahui cara pengelolaan sampah rumah
tangga yang baik serta keikut sertaannya terhadap program
pemerintah mengenai pengelolaan sampah, sehingga lebih
mengetahui pengelolaan sampah dengan cara 3r (reduce, reuse,
dan recycle). Berikut dokumentasi wawancara dengan Informan
8 dapat dilihat pada Gambar 4.14

Sumber: Hasil Dokumentasi Penelitian(2022)


Gambar 4.14
Wawancara dengan Informan 8
Sampah rumah tangga yang dihasilkan oleh keluarga
informan akan dimanfaatkan kembali dengan dikumpulkan
dalam satu tempat dan dilakukan pemisahan sampah seperti
sampah plastik, botol, sedotan, kardus, dan sampah-sampah
yang dihasilkan dari dagangannya serta sampah rumah
tangganya. Sampah yang sudah dilakukan pemisahan kemudian
75

akan dimanfaatkan kembali dengan cara membuat kerajinan


tangan berupa gantungan bentuk bunga yang terbuat dari
minuman kemasan plastik, vas bunga yang terbuat dari botol
bekas dan bunga yang terbuat dari sedotan dan kresek, yang
kemudian akan dijual kembali dengan kisaran harga 12–15 ribu
per-satuannya, sedangkan sampah kardus akan dijual dengan
cara dikilo dengan harga perkilo sebesar 2500/kilo-nya. Hal
lakukan untuk mengurangi penumpukkan sampah yang terjadi di
Kelurahan Sukamulya. Berikut merupakan proses serta hasil

Sumber: Hasil Dokumentasi Penelitian(2022) Gambar 4. 2 Kegiatan Pembuatan Kerajinan Tangan oleh

Gambar 4.15
Kegiatan Pembuatan Kerajinan Tangan oleh Informan 8

9) Informan 9
Informan 9 adalah warga Kelurahan Sukamulya, yang
sudah menetap di Kelurahan Sukamulya selama 7 Tahun dan
berusia 29 tahun. Pendidikan terakhir adalah SMA, beliau
sekarang berprofesi sebagai karyawan. Dalam mengelola
sampah rumah tangga dilakukan dengan cara membuang
sampah ditempat sampah yang sudah disediakan di depan
rumahnya. Dalam membuang sampah biasanya setiap pukul
07.00 WIB, bersamaan dengan membersihkan lingkungan
rumah. Pengangkutan sampah oleh petugas pengangkutan
sampah dilakukan seminggu sekali, dimana sampah rumah
76

tangga yang dihasilkan akan dibuang ditempat yang sudah


tersedia di depan rumahnya.
Berdasarkan hasil wawancara menjelaskan pengelolaan
sampah yang baik dilakukan dengan cara menimbun atau
membakar sampah. Hal itu disebabkan karena Bapak Alan tidak
mengetahui pengelolaan sampah rumah tangga serta tidak
pernah mengikuti program pemerintah mengenai pengelolaan
sampah membuat Informan memiliki keterbatasan pengetahuan
mengenai pengelolaan sampah yang baik dan bijak.
Selain itu, sampah rumah tangga yang dihasilkan membuat
penumpukan sampah di depan rumah, karena pengangkutan
sampah yang dilakukan oleh petugas hanya seminggu sekali.
Sehingga untuk mengatasi hal tersebut sampah yang menumpuk
akan dibakar, dengan alasan untuk mengurangi penumpukan
sampah di depan rumah dan dirasa membakar sampah
merupakan cara mudah serta efektif dalam mengurangi
penumpukan sampah. Berikut dokumentasi wawancara dengan
Informan 9, dapat dilihat pada Gambar 4.16.

Sumber: Hasil Dokumentasi Penelitian(2022)


Gambar 4.16
Wawancara dengan Informan 9
10) Informan 10
Informan 10 adalah warga Kelurahan Sukamulya yang
sudah menetap di Kelurahan Sukamulya selama lebih dari 10
77

Tahun dan berusia 48 tahun. Pendidikan terakhirnya adalah


SMA, beliau sekarang berprofesi sebagai Tukang Pijat. Dalam
mengelola sampah rumah tangga dilakukan dengan cara
membuang sampah ditempat sampah yang sudah disediakan di
depan rumahnya yang kemudian akan diangkut oleh petugas
pengangkutan sampah dari Dinas Kota selain itu juga Informan
terbiasa untuk menggunakan kembali sampah dengan fungsi lain
seperti botol bekas minuman digunakan sebagai tempat
penyimpanan minyak goreng.
Berdasarkan hasil wawancara dengan menjelaskan
pengelolaan sampah yang baik dilakukan dengan tidak
membuang sampah dimana saja dan memanfaatkan sampah
yang masih bisa digunakan kembali serta mendaur ulang
sampah. Hal itu disebabkan karena Informan pernah ikut serta
dalam program pengelolaan sampah yang diselenggarakan oleh
Cipta Karya, sehingga mengetahui mengenai pengelolaan
sampah dengan cara 3r (reduce, reuse, dan recycle). Berikut
dokumentasi wawancara dengan Informan 10, dapat dilihat pada
Gambar 4.17

Sumber: Hasil Dokumentasi Penelitian(2023)


Gambar 4. 17
Wawancara dengan Informan 10
78

11) Informan 11
Informan 11 merupakan warga asli Kelurahan Sukamulya,
yang berusia 39 Tahun. Pendidikan terakhirnya adalah SMA,
beliau sekarang berprofesi sebagai Guru mengaji. Dalam
mengelola sampah rumah tangga dilakukan dengan cara
membuang sampah di depan rumahnya yang nantinya akan
diangkut oleh petugas pengangkutan sampah dari Dinas Kota
setiap 1 minggu sekali.
Berdasarkan hasil wawancara menjelaskan pengelolaan
sampah yang baik dilakukan dengan cara tidak membuang
sampah sembarangan dan tidak menghasilkan sampah plastik
yang terlalu banyak (reduce). Selain itu juga menerapkan cara
mengelola sampah rumah tangga dengan cara reuse yaitu
dengan menggunakan kembali sampah plastik makanan ringan
yang dijadikan sebagai pot tanaman. Hal itu disebabkan karena
Informan pernah mengikuti sosialisasi yang diselenggarakan
oleh pemerintah mengenai pengelolaan sampah rumah tangga,
sehingga memiliki pengetahuan mengenai cara mengelola
sampah rumah tangga yang baik. Berikut dokumentasi
wawancara dengan Informan 11, dapat dilihat pada Gambar 4.18

Sumber: Hasil Dokumentasi Penelitian(2023)


Gambar 4. 18
Wawancara dengan Informan 11
79

12) Informan 12
Informan 12 adalah warga Kelurahan Sukamulya yang
sudah menetap di Kelurahan Sukamulya selama lebih dari 8
Tahun yang saat ini berusia 57 Tahun. Pendidikan terakhirnya
adalah SD/Sekolah Dasar, beliau sekarang berprofesi sebagai
Buruh Tani. Dalam mengelola sampah rumah tangga keluarga
dilakukan dengan cara membuang sampah di depan rumahnya
yang nantinya diangkut oleh petugas pengangkut sampah dari
Dinas Kota. Hal itu dilakukan karena sudah menjadi kebiasaan
keluarganya dalam mengelola sampah rumah tangga.
Berdasarkan hasil wawancara menjelaskan pengelolaan
sampah yang baik dilakukan dengan cara mengumpulkan
sampah yang telah dihasilkan lalu dibuang ke tempat sampah.
Hal itu disebabkan karena tidak mengetahui pengelolaan sampah
rumah tangga serta tidak pernah mengikuti program pemerintah
mengenai pengelolaan sampah membuat informan memiliki
keterbatasan pengetahuan mengenai pengelolaan sampah yang
baik dan bijak.
Selain itu, sampah rumah tangga yang dihasilkan membuat
penumpukan sampah di depan rumah, karena pengangkutan
sampah yang dilakukan oleh petugas pengangkutan sampah
hanya seminggu sekali selain itu informan tidak melakukan
pengelolaan sampah apabila petugas pengangkutan sampah
tidak kunjung tiba dan hanya membiarkannya menumpuk di
depan rumahnya. Berikut dokumentasi wawancara dengan
Informan 12, dapat dilihat pada Gambar 4.19
80

Sumber: Hasil Dokumentasi Penelitian(2023)


Gambar 4. 19
Wawancara dengan Informan 12

13) Informan 13
Informan 13 merupakan warga asli Kelurahan Sukamulya
yang berusia 49 Tahun. Pendidikan terakhirnya adalah SMA,
beliau sekarang berprofesi sebagai Ibu Rumah Tangga. Dalam
mengelola sampah rumah tangga dilakukan dengan cara
membuang sampah di tempat sampah yang telah disediakan
didepan rumah yang nantinya akan diangkut oleh petugas
pengangkutan sampah dari Dinas Kota. Selain dengan
mengandalkan petugas pengangkutan sampah juga melakukan
pengelolaan sampah dengan cara recycle dengan memisahkan
terlebih dahulu sampah yang dapat didaur ulang seperti sampah
kopi kemasan yang dapat didaur ulang menjadi tas dan karpet.
Berdasarkan hasil wawancara menjelaskan pengelolaan
sampah rumah tangga yang baik yaitu dengan cara
memanfaatkannya kembali agar menjadi sesuatu yang
bermanfaat. Hal ini disebabkan karena informan pernah ikut
serta dalam sosialisasi pengelolaan sampah rumah tangga yang
diselenggarakan oleh pemerintah serta keikutsertaannya dalam
pelatihan kreatifitas sampah yang diselenggarakan oleh Cipta
81

Karya, sehingga informan mengetahui cara mengelola sampah


rumah tangga dengan cara recycle. Berikut dokumentasi
wawancara dengan Informan 13, dapat dilihat pada Gambar 4.20

Sumber: Hasil Dokumentasi Penelitian(2023)


Gambar 4. 20
Wawancara dengan Informan 13
14) Informan 14
Informan 14 adalah warga Kelurahan Sukamulya yang
sudah menetap lebih dari 13 Tahun dan berusia 29 Tahun.
Pendidikan terakhirnya adalah SMP, beliau sekarang berprofesi
sebagai Pedagang. Dalam mengelola sampah rumah tangga
biasanya mengandalkan petugas pengangkutan sampah dari
Dinas Kota. Namun ketika petugas pengangkutan sampah tidak
tiba sesuai jadwal dan sampah yang dihasilkan menupuk
biasanya membuang sampah ke penumpukan sampah yang ada
di pinggir jalan di Kelurahan Sukamulya.
Berdasarkan hasil wawancara menjelaskan pengelolaan
sampah rumah tangga yang baik yaitu dengan cara dibuang di
tempat sampah dan dibakar. Hal ini disebabkan karena informan
tidak pernah mengikuti pelatihan maupunn sosialisasi mengenai
cara pengelolaan sampah rumah tangga, sehingga tidak
mengetahaui cara mengelola sampah rumah tangga yang baik.
Berikut dokumentasi wawancara dengan Informan 14, dapat
dilihat pada Gambar 4.21
82

Sumber: Hasil Dokumentasi Penelitian(2023)


Gambar 4. 21
Wawancara dengan Informan 14

15) Informan 15
Informan 15 merupakan warga Kelurahan Sukamulya
yang sudah menetap di Kelurahan Sukamulya selama lebih dari
10 Tahun dan berusia 36 Tahun. Pendidikan terkahirnya adalah
SMK, beliau sekarang berprofesi sebagai Karyawan Swasta.
Dalam mengelola sampah rumah tangga dilakukan dengan cara
membuang sampah di tempat sampah yang telah disediakan
didepan rumah, namun ketika sampah yang dihasilkan sudah
menumpuk dan petugas pengangkutan sampah tidak tiba sesuai
dengan jadwal pengangkutan biasanya informan membakar
maupun menimbun sampah untuk menghindari penumpukan
sampah di depan rumahnya.
Berdasarkan wawancara menjelaskan pengelolaan sampah
rumah tangga yang baik yaitu dengan cara membakar maupun
menimbun agar tidak terjadi penumpukan sampah. menurut
beliau pengelolaan sampah dengan cara dibakar maupun
ditimbun ini merupakan cara yang mudah untuk mengatasi
penumpukan sampah rumah tangga. Hal ini disebabkan karena
tidak pernah mengikuti pelatihan maupun sosialisasi mengenai
83

cara pengelolaan sampah rumah tangga sehingga informan tidak


mengetahui cara pengelolaan sampah rumah tangga yang baik.
Berikut dokumentasi wawancara dengan Informan 15, dapat
dilihat pada Gambar 4.22

Sumber: Hasil Dokumentasi Penelitian(2023)


Gambar 4. 22
Wawancara dengan Informan 15

16) Informan 16
Informan 16 merupakan warga Kelurahan Sukamulya
yang sudah menetap di Keurahan Sukamulya selama lebih dari 8
Tahun dan berusia 39 Tahun. Pendidikan terakhirnya adalah
SMP, beliau sekarang berprofesi sebagai buruh. Dalam
mengelola sampah rumah tangga dilakukan dengan cara
membuang sampah di tempat sampah yang telah disediakan
didepan rumah, namun ketika sampah telah menumpuk dan
petugas pengangkutan sampah tidak kunjung tiba sesuai dengan
jadwal pengangkutan biasanya informan membakar sampah
yang telah menumpuk tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara menjelaskan pengelolaan
sampah yang baik dilakukan dengan cara membuangnya ke
tempat sampah dan tidak menyebutkan pengelolaan sampah
yang baik. Hal itu disebabkan karena informan tidak mengetahui
pengelolaan sampah rumah tangga serta tidak pernah mengikuti
84

program pemerintah mengenai pengelolaan sampah sehingga


memiliki keterbatasan pengetahuan mengenai pengelolaan
sampah yang baik dan bijak. Berikut dokumentasi wawancara
dengan Informan 16, dapat dilihat pada Gambar 4.23

Sumber: Hasil Dokumentasi Penelitian(2023)


Gambar 4. 23
Wawancara dengan Informan 16

2. Karakteristik Wilayah Penelitian


Kota adalah suatu pemukiman yang relatif besar, permanen dan
padat, terdiri dari kelompok individu yang heterogen dari segi sosial. Kota
merupakan tempat bergabungnya berbagai hal dan merupakan kumpulan
keanekaragaman banyak hal. Berbagai strata masyarakat bergabung dalam
satu tempat yang dinamakan kota. Kota juga merupakan simbol dari
kesejahteraan, kesempatan berusaha dan dominasi terhadap wilayah
sekitarnya (Khairul Fahmi, 2009:10). Permasalahan kependudukan yang
sering dijumpai di berbagai kota salah satunya yaitu permasalah sampah.
Munculnya sampah di lingkunngan masyarakat perkotaan menjadi salah
satu permasalahan yang perlu diperhatikan. Karena sampah merupakan
timbulan dari setiap aktivitas manusia, pada dasarnya setiap manusia pasti
menghasilkan sampah, timbulan sampah di lingkungan masyarakat perlu
diimbangi dengan pengelolaan sampah yang baik.
85

Perencanaan pengelolaan sampah perkotaan sendiri merupakan


cabang pengelolaan lingkungan yang akan berujung pada 5 langkah besar
disebut dengan 5R (Reduce, Reuse, Recycle, Replace, Replant), selain itu
pengelolaan sampah diperkotaan masih menggunakan cara berupa
menggunakan landfill. Proses landfilling merupakan metode pengurugan
sampah ke dalam tanah, dengan menyebarkan sampah secara lapis demi
lapis pada sebuah lahan yang telah disiapkan, kemudian dilakukan
pemadatan dengan alat berat dan pada hari akhir operasi, urugan sampah
tersebut ditutup dengan tanah penutup (Irwanto, 2018:13). Menurut
(Priatna et al., 2019:498) landfilling adalah proses menempatkan sampah
padat atau semi padat ke dalam tanah, memadatkannya dan menutupnya
dengan material yang cocok agar sampah terisolasi dari lingkungan.
Kelurahan Sukamulya merupakan wilayah perkotaan, luas wilayah
Kelurahan Sukamulya adalah 151,23 Ha atau setara dengan 1,51 km².
Kelurahan Sukamulya merupakan wilayah yang strategis dalam segi
perekonomian karena dekat dengan pusat pemerintahan seperti Kantor
Balaikota dan Kejaksaan Negeri Kota Tasikmalaya. Kelurahan Sukamulya
adalah wilayah yang berada di dataran rendah yang terdiri dari kawasan
pemukiman, pertanian, perikanan, dan peternakan. Sebagian besar lahan
digunakan sebagai lahan pemukiman dan lahan pertanian khususnya
persawahan.
Kawasan perkotaan biasanya lebih mudah mendapatkan berbagai
informasi termasuk informasi mengenai cara pengelolaan sampah rumah
tangga, dengan kemudahan dalam mendapatkan informasi pengetahuan
masyarakat perkotaan seharusnya dapat lebih baik. Namun di Kelurahan
Sukamulya yang merupakan wilayah di perkotaan masyarakatnya masih
belum mengenal pengelolaan sampah rumah tangga dengan cara 5r,
pengetahuan masyarakat dalam mengelola sampah masih dipengaruhi oleh
persepsi yang dianggap mudah dilakukan seperti dengan membakar
sampah, menimbun sampah, dan membuang sampah di pinggr jalan. Hal
tersebut belum menunjukan pengetahuan dan belum adanya rasa
86

kepedulian masyarakat terhadap pengelolaan sampah rumah tangga yang


baik dan bijak. Pengelolaan sampah rumah tangga yang tidak dikelola
dengan baik akan berdampak pada kualitas lingkungan. Seperti hal nya
pengelolaan sampah dengan cara dibakar, pembakaran sampah diwilayah
perkotaan yang padat penduduk akan berpotensi terjadinya kebakaran,
penimbunan sampah akan berdampak pada pencemaran tanah serta
pembuangan sampah di pinggir jalan akan menggangu pengguna jalan
serta mencemari dan merusak tata ruang kota.

3. Deskripsi Perilaku Masyarakat Dalam Mengelola Sampah Rumah


Tangga Di Kelurahan Sukamulya Kecamatan Bungursari Kota
Tasikmalaya
Perilaku masyarakat di Kelurahan Sukamulya Kecamatan
Bungursari Kota Tasikmalaya dalam mengelola sampah rumah tangga
masih belum cukup baik. Pengelolaan sampah yang dilakukan di
Kelurahan Sukamulya Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya dikelola
dengan cara dibuang di pinggir jalan, membakar sampah atau menimbun
sampah dan melakukan pemilahan dengan 3r (reduce, reuse, dan
recycle). Berbagai cara mengelola sampah rumah tangga tersebut biasa
dilakukan masyarakat karena tidak tersedianya tempat pembuangan
sampah sementara (TPS) dan ketika petugas pengangkutan sampah tidak
kunjung datang sesuai jadwal yang telah ditentukan, sehingga sampah
yang dihasilkan masyarakat menumpuk.

a. Membakar Sampah
Perilaku masyarakat di Kelurahan Sukamulya terhadap
pengelolaan sampah rumah tangga yaitu dengan cara dibakar. Dalam
membakar sampah biasanya dilakukan di lingkungan sekitar tempat
tinggal masyarakat, sampah yang dibakar juga tidak dibedakan
berdasarkan jenis sampah. Ketika petugas pengangkutan sampah tidak
kunjung tiba dan sampah yang dihasilkan masyarakat terus menumpuk
87

maka salah satu cara yang digunakan masyarakat dalam mengelola


sampah yaitu dengan cara dibakar. Hal ini sesuai dengan wawancara
dengan masyarakat yang menjelaskan bahwa jika petugas pengangkutan
sampah tidak kunjung datang maka sampah yang sudah lama dan tidak
cukup disimpan di tempat sampah di depan rumah masyarakat akan
dibakar, dengan cara dibawa ke lahan yang agak luas dan dekat tembok
agar api nya tidak cepat padam saat terkena angin. Berikut pembakaran
sampah yang dilakukan oleh masyarakat sekitar dapat dilihat pada
Gambar 4.24.

kar
an Sampah Rumah Tangga

Sumber: Hasil Dokumentasi Penelitian(2022)


Gambar 4.24
Pembakaran Sampah Rumah Tangga
b. Menimbun Sampah
Pengetahuan tentang cara mengelola sampah rumah tangga
dapat terjadi selain dari pendidikan formal yaitu ada pengaruh dari
kurangnya perhatian dari pemerintah setempat dalam mengelola
sampah yang ada dilingkungannya. Pemerintah Kelurahaan Sukamulya
kurang merangkul masyarakat dalam sosialisasi pengetahaun tentang
pengelolaan sampah masyarakat. Pengetahuan yang kurang ini
membuat masyarakat lebih memilih untuk menimbun sampah rumah
tangga untuk menghindari penumpukan sampah. Dalam proses
menimbun sampah biasanya masyarakat mencari lahan kosong yang
masih terdapat tumbuhan liar lalu membawa sampah yang telah
88

menumpuk ke lahan kosong tersebut kemudian dilakukan penimbunan


sampah. Berikut penimbunan sampah yang dilakukan oleh masyarakat
kelurahan sukamulya dapat dilihat ada Gambar 4.25.

Sumber: Hasil Dokumentasi Penelitian(2022) Gambar 4. 3 Penguburan Sampah yang dilakukan Masyarakat Kelurahan Sukamulya untuk Mengurangi Sampah

Gambar 4.25
Penimbunan Sampah yang Dilakukan Masyarakat Kelurahan
Sukamulya Untuk Mengurangi Pengumpukan Sampah
Masyarakat melakukan ini sebagai cara yang dianggap paling
efektif dalam mengurangi penumpukan sampah dilingkungan.
Masyarakat melakukan ini tanpa memikirkan dampak yang diberikan
terhadap lingkungan, penimbunan sampah yang dapat mengakibatkan
pencemaran tanah dan lingkungan tidak dihiraukan oleh masyarakat
demi mengurangi penumpukan sampah.
c. Membuang Sampah di Pinggir Jalan
Penumpukan sampah rumah tangga di Kelurahan Sukamulya
terjadi di beberapa titik yaitu di Jalan Rancageneng, Jalan Padamulya,
dan Jalan Sukamulya. Perilaku masyarakat dalam mengelola sampah
rumah tangga dengan cara dibuang dipinggir jalan ini merupakan hal
yang paling bermasalah karena dampaknya langsung terasa oleh
masyarakat, dengan adanya penumpukan sampah dibeberapa titik jalan
di Kelurahan Sukamulya ini mengganggu pengguna jalan karena
sampah yang menumpuk dipinggir jalan tersebut seringkali meluber ke
tengah jalan dan hal tersebut tentunya menggangu para pengguna jalan
maupun pejalan kaki dan masyarakat sekitar, selain itu penumpukan
89

sampah yang ada di beberapa titik jalan di Kelurahan Sukamulya ini


juga mencemari atau merusak tata ruang kota.
Penumpukan sampah tersebut disebabkan oleh masyarakat yang
sering membuang sampah di pinggir jalan karena Tempat Pembuangan
Sampah Sementara (TPS) yang pernah ada namun dicabut kembali oleh
pemerintah Kelurahan Sukamulya dikarenakan cara masyarakat dalam
membuang sampah secara berceceran sehingga menyebabkan
lingkungan TPS menjadi kotor dan petugas pengangkutan sampah yang
tidak rutin mengangkut sampah tersebut sesuai dengan jadwal yang
telah ditentukan, maka terjadi penumpukan sampah di beberapa titik di
Kelurahan Sukamulya. Pemerintah Kelurahan Sukamulya telah
membuat berbagai upaya untuk menangani permasalahan sampah yang
menumpuk di pinggir jalan tersebut, dan untuk masyarakat yang
kedapatan membuang sampah dipinggir jalan Sukamulya biasanya
hanya diberi peringatan untuk tidak mengulangi perilaku tersebut baik
oleh pemerintah Kelurahan Sukamulya maupun oleh masyarakat
setempat. Berikut kondisi lingkungan akibat pembuangan sampah
rumah tangga di beberapa titik di Kelurahan Sukamulya.

Sumber: Hasil Dokumentasi Penelitian(2022) Gambar 4. 4 Kondisi Lingkungan di Jalan Rancageneng

Gambar 4.26
Kondisi Lingkungan di Jalan Rancageneng
Dapat dilihat dari dokumentasi penelitian Gambar 4.26
menunjukan penumpukan sampah yang ada di Jalan Rancageneng,
sampah yang menumpuk di Jalan Rancageneng ini merupakan sampah
hasil dari rumah tangga seperti sampah plastik bekas deterjen, pampers
90

dan sebagainya. Penumpukan sampah yang ada di Jalan Rancageneng


ini sewaktu-waktu dapat meluber ke tengah jalan sehingga menggangu
para pengguna jalan, pejalan kaki maupun masyarakat sekitar yang
bertempat tinggal di Jalan Rancageneng, selain mengganggu pengguna
jalan penumpukan sampah yang ada di Kelurahan Sukamulya ini juga
mencemari dan mengotori tata ruang kota.

Sumber: Hasil Dokumentasi Penelitian (2022)


Gambar 4.27
Kondisi Lingkungan di Jalan Padamulya
Dapat dilihat dari dokumentasi penelitian Gambar 4.27
menunjukan penumpukan sampah yang ada di Jalan Padamulya,
sampah yang menumpuk di Jalan Padamulya ini merupakan sampah
yang berasal dari rumah tangga. Pemerintah Kelurahan Sukamulya
telah berupaya untuk mengatasi penuumpukan sampah di Jalan
Padamulya dengan menempelkan spanduk himbauan agar masyarakat
tidak membuang sampah di Jalan Padamulya, selain itu juga pemerintah
Kelurahan Sukamulya sampai membuat pagar yang terbuat dari kayu di
pinggir Jalan Padamulya agar masyarakat tidak membuang sampah lagi
ke Jalan Padamulya, namun hal tersebut dihiraukan oleh masyarakat
Kelurahan Sukamulya dan terus membuang sampah di Jalan Padamulya
sehingga penumpukan sampah di Jalan Padamulya ini masih terus
berlanjut hingga saat ini. Gambar 4. 5 Kondisi Lingkungan di Jalan
Padamulya
91

Sumber: Hasil Dokumentasi Penelitian(2022)


Gambar 4. 28
Kondisi Lingkungan di Jalan Sukamulya
Dapat dilhat dari dokumentasi penelitian Gambar 4.28
menunjukan penumpukan sampah yang ada di Jalan Sukamlya, sampah
yang menumpuk di Jalan sukamulya ini merupakan sampah hasil dari
rumah tangga, pemerinatah kelurahan sukamulya telah berupaya
memberikan peringatan dengan menempelkan baner peringatan uuntuk
tidak membuang sampah ruamah tangga ke pinggir jalan sukamlya,
namun masyarakat kelurahan sukamulya tidak menghiraukan
peringatan tersebut dan terus membuang sampah ke pinggil jalan
sukamlya, sehingga penumpukan sampah di pinggir jalan sukamulya ini
masih terus berlanjut hingga saat ini.
d. Memilah Sampah dengan cara 3R
Pengelolaan sampah dengan cara 3r (reduce, reuse dan recycle)
dilakukan oleh sebagian kecil masyarakat di Kelurahan Sukamulya. Hal
itu disebabkan karena tingkat pendidikan masyarakat di Kelurahan
Sukamulya mayoritas tergolong rendah yang membuat masyarakat
tersebut kurang mengetahui dampak yang terjadi akibat pengelolaan
sampah yang tidak baik. Masyarakat dengan pengelolaan sampah 3r
(reduce, reuse dan recycle) melihat peluang dari pemanfaatan sampah
akan menghasilkan lingkungan yang bersih, sehat dan menjadi nilai
ekonomi bagi masyarakat itu sendiri.
92

Pengelolaan sampah dengan cara ini dilakukan salah satunya


oleh keluarga Ibu Ranie untuk menghindari pemakaian dan pembelian
produk yang menghasilkan sampah dalam jumlah besar dengan
membawa tas belanja sendiri sehingga dapat mengurangi penggunaan
plastik, membawa kotak makan sendiri dan mengurangi penggunaan
tisu basah. Berikut merupakan pengelolaan sampah dengan cara Reduce
di Kelurahan Sukamulya, dapat dilihat pada gambar 4.29.

Sumber: Hasil Dokumentasi Penelitian (2022)


Gambar 4. 29
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dengan cara Reduce
Pengelolaan sampah rumah tangga dengan cara Reuse
merupakan cara mengelola sampah dengan menggunakannya kembali.
Dalam pengelolaan sampah dengan cara Reuse dapat dilakukan tanpa
harus memprosesnya terlebih dahulu, seperti menggunakan kembali
kemasan atau memanfaatkan barang kemasan menjadi tempat
penyimpanan sesuatu, selain itu juga bisa dengan memanfaatkan botol
bekas untuk dijadikan pot tanaman, tempat pensil, dan sebagainya.
Berikut merupakan dokumentasi dari pengelolaan sampah dengan cara
Reuse di Kelurahan Sukamulya, dapat dilihat pada Gambar 4.30.
93

Sumber: Hasil Dokumentasi Penelitian (2022)


Gambar 4. 30
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dengan cara Reuse

Pengelolaan sampah dengan cara Recycle atau mendaur ulang


dilakukan dengan cara membuat kerajinan tangan dari sampah aqua
gelas, botol, plastik dan sedotan yang menjadi gantungan, bunga serta
vas bunga yang memiliki nilai jual. Hal itu dilakukan masyarakat
berdasarkan kesadaran terhadap lingkungan. Pengelolaan sampah
rumah tangga dengan cara 3 R (Reduce, Reuse dan Recycle) ini
bergantung pada kesadaran masyarakat itu sendiri. Berikut merupakan
pengelolaan sampah dengan cara Recycle di Kelurahan Sukamulya,
dapat dilihat pada Gambar 4.31.
94

Sumber: Hasil Dokumentasi Penelitian (2022)


Gambar 4. 31
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dengan cara Recycle

4. Faktor–Faktor yang mempengaruhi Masyarakat dalam Mengelola


Sampah Rumah Tangga Di Kelurahan Sukamulya Kecamatan
Bungursari Kota Tasikmalaya
Hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis dengan warga,
petugas kebersihan dan Lurah Kelurahan Sukamulya, berdasarkan hasil
wawancara penulis dapat mendeskripsikan faktor-faktor yang
mempengaruhi masyarakat dalam mengelola sampah rumah tangga di
Kelurahan Sukamulya Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya. Faktor-
Faktor tersebut dibagi menjadi 3 yaitu Faktor Predisposisi (Predisposing
Factors), Faktor Pemungkin (enabling factors) dan Faktor Pendorong
atau Penguat (reinforcing factors). Berdasarkan hasil wawancara faktor
predisposisi yang dapat mempengaruhi masyarakat dalam mengelola
sampah rumah tangga di Kelurahan Sukamulya terdapat 2 faktor
predisposisi yaitu tingkat pengetahuan dan sikap, kemudian faktor
pemungkin yang dapat mempengaruhi masyarakat dalam mengelola
sampah rumah tangga terdapat 4 faktor yaitu usia, tingkat pendidikan,
kondisi sosial-ekonomi dan sarana prasarana. Faktor pendorong atau
penguat terdapat 1 faktor yaitu petugas kebersihan.
95

1. Faktor Predisposisi (Predisposing Factors)


a. Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan dari masyarakat memiliki pengaruh kepada
pengelolaan sampah rumah tangga agar dapat dikelola dengan baik
dan ekonomis, akan tetapi tidak semua orang berpengetahuan
tinggi juga mengelola sampah rumah tangga dengan benar. Hal ini
terjadi karena rasa tidak peduli dengan lingkungan yang didukung
oleh faktor lain, maka dari itu perlu pengawasan dan
pendampingan pengelolaan sampah rumah tangga oleh pemerintah
setempat dan petugas kebersihan.
Sebagian besar masyarakat Kelurahan Sukamulya masih
belum mengetahui cara mengelola sampah rumah tangga menjadi
hal yang bermanfaat, hal ini dapat dipengaruhi oleh keterbatasan
pengetahuan masyarakat dan dapat dilihat dari cara masyarakat
dalam mengelola sampah rumah tangga itu sendiri. Cara yang
dilakukan masyarakat dalam mengelola sampah rumah tangga
diantaranya dengan cara membakar, menimbun dan membuangnya
di pinggir jalan. Pengelolaan sampah rumah tangga dengan cara 3r
(reduce, reuse, dan recycle) hanya dilakukan oleh sebagian
masyarakat Kelurahan Sukamulya hal ini salah satunya
dipengaruhi karena kurangnya pengetahuan masyarakat dalam
mengelola sampah rumah tangga yang baik.
b. Sikap
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara sikap masyarakat
di Kelurahan Sukamulya dipengaruhi oleh persepsi masyarakat
terhadap pengelolaan sampah rumah tangga yang dirasa baik dan
mudah agar tidak terjadi penumpukkan sampah. Menurut
pandangan dari masyarakat sekitar menyatakan bahwa pengelolaan
sampah yang baik adalah dengan cara dibakar, ditimbun, dan
dibuang di pinggir jalan. Namun sebagian kecil masyarakat
melakukan pengelolaan sampah rumah tangga dengan 3r (reduce,
96

reuse dan recycle). Selain itu, adanya pengaruh dari persepsi


masyarakat lain membangun bahwa sikap terhadap pengelolaan
sampah rumah tangga tersebut dibenarkan dan dianggap bukan
masalah penting. Hal itu membangun perilaku masyarakat di
Kelurahan Sukamulya terhadap pengelolaan sampah rumah tangga.
Di Kelurahan Sukamulya, mayoritas masyarakat mengelola
sampah rumah tangga dengan cara dibakar, ditimbun, dan dibuang
di pinggir jalan, hal itu akan menyebabkan dampak negatif
terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat sekitar. Dampak
lingkungan yang ditimbulkan adalah pencemaran udara dan
pencemaran tanah serta penimbunan sampah dan pembuangan
sampah di pinggir jalan akan menyebabkan pembusukan pada
sampah yang menimbulkan bau busuk, serta mengurangi kesuburan
tanah karena zat berbahaya yang dihasilkan oleh sampah rumah
tangga.
2. Faktor Pemungkin (Enabling Factors)
1) Usia
Perilaku masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah
tangga di Kelurahan Sukamulya Kecamatan Bungursari Kota
Tasikmalaya salah satunya dipengaruhi oleh faktor usia. Kelompok
usia produktif dari masyarakat Kelurahan Sukamulya adalah
71,17%, kelompok usia belum produktif sebanyak 26,18%,
sedangkan kelompok usia tidak produktif sebanyak 2,65% yang
memiliki peluang 2 kali lebih tinggi untuk tidak mengelola sampah
rumah tangga dengan baik dan bijak di Kelurahan Sukamulya.
Pergerakan dari kelompok usia tidak produktif dan belum produktif
memiliki gerak yang terbatas, keterbatasan pengetahuan dan
pemahaman, serta masih rendahnya kesadaran masyarakat dapat
memiliki peluang 2 kali lebih tinggi untuk tidak mengelola sampah
rumah tangga dengan baik dan bijak.
97

2) Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan masyarakat Kelurahan Sukamulya
Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya dalam pengelolaan
sampah rumah tangga memiliki pengaruh yang cukup besar.
Tingkat Pendidikan masyarakat Kelurahan Sukamulya masih
tergolong rendah, 42,61% masyarakat Kelurahan Sukamulya
lulusan SMP, 14,35% lulusan SMA, 14,76% Lulusan SD, 4,79%
lulusan Sarjana dan Diploma dan sisanya Tidak lulus
sekolah/Belum sekolah. Data ini membuktikan bahwa tingkat
pendidikan di Kelurahan Sukamulya masih rendah. Tingkat
pendidikan rendah akan berpengaruh pada tingkat pengetahuan
rendah. Masyarakat Kelurahan Sukamulya dengan tingkat
pengetahuan yang rendah akan memiliki pengaruh terhadap
pengelolaan sampah rumah tangga, hal ini terjadi karena
masyarakat tidak memahami cara untuk mengelola sampah rumah
tangga menjadi hal yang bermanfaat serta masyarakat belum
mengetahui dampak yang dapat terjadi dari pengelolaan sampah
rumah tangga dengan cara dibakar, ditimbun dan dibuang dipinggir
jalan.
3) Sosial - Ekonomi
Sosial Ekonomi berpengaruh terhadap sikap seseorang
mengenai penanganan terhadap sampah. Sikap ini akan
menimbulkan tingkat kepedulian seseorang terhadap kualitas
lingkungan. Responden yang tidak memiliki pekerjaan relatif
mempunyai waktu luang lebih banyak dibandingkan dengan
responden yang memiliki pekerjaan, begitupun waktu untuk
pengelolaan sampah. Jenis pekerjaan yang dilakukan dan jumlah
jam kerja keduanya akan berdampak pada tingkat pendapatan
seseorang. Semakin tinggi pendapatan seseorang, semakin
menonjol sikap peduli terhadap lingkungan.
98

Pekerjaan dari masyarakat Kelurahan Sukamulya 63,74%


adalah buruh tani, 14,04% adalah PNS dan sisanya bekerja di
berbagai instansi lainnya. Berdasarkan hasil wawancara kepada
masyarakat yang keadaan ekonominya lebih tinggi memiliki
pengetahuan yang lebih baik terhadap pengelolaan sampah rumah
tangga daripada masyarakat yang pendapatannya lebih rendah.
Masyarakat yang memiliki pendapatan rendah cenderung tidak
memperhatikan keadaan lingkungan.
4) Sarana Prasarana
Perilaku masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah
tangga memiliki hubungan erat dengan sarana dan prasarana
kebersihan yang tersedia di suatu wilayah. Hal ini terjadi karena
sarana dan prasarana yang lengkap dapat memudahkan masyarakat
untuk ikut serta dalam membersihkan sampah rumah tangga yang
mereka hasilkan.
Sarana yang disediakan oleh pemerintah di lingkungan
masyarakat untuk mendukung pelaksanaan pengelolaan sampah
dikenal dengan sarana prasarana. Fasilitas sarana dan prasarana
yang dimaksud seperti tempat sampah organik dan anorganik, bank
sampah, dan jasa pengangkutan sampah ke tempat pembuangan
sementara. Orang atau kelompok perilaku masyarakat dipengaruhi
oleh infrastruktur. Dampak dari pengelolaan limbah terhadap
perilaku Pembuangan sampah dapat bersifat positif maupun
negatif. Dengan tersedianya sarana dan prasarana akan sangat
membantu masyarakat dalam proses pengelolaan sampah rumah
tangga.
Sarana prasarana di Kelurahan Sukamulya Kecamatan
Bungursari Kota Tasikmalaya masih sangat minim, tidak adanya
TPS, Bank sampah dan fasilitas lainnya yang dapat menunjang
kebersihan di Kelurahan Sukamulya. Sarana prasarana yang kurang
mengakibatkan penumpukan sampah di beberapa titik di Kelurahan
99

Sukamulya. Sarana prasarana seperti truk pengangkut sampah,


sapu, dan alat-alat lainnya juga masih kurang lengkap, maka
pemerintah memiliki kewajiban untuk melengkapi sarana prasarana
untuk menunjang kebersihan lingkungan di Kelurahan Sukamulya.

3. Faktor Pendorong atau Penguat (Reinforcing Factors)


1) Petugas Pengangkutan Sampah Dinas Kota
Pengelolaan sampah rumah tangga sangat memiliki hubungan
dengan petugas yang ditugaskan oleh pemerintah untuk
membersihkan suatu wilayah. Hubungan ini terjadi karena sifat
manusia yang selalu tergantung kepada orang lain. Kebanyakan
manusia akan menggantungkan untuk membersihkan sampah
rumah tangga kepada petugas yang telah ditugaskan. Berdasarkan
hasil wawancara dengan petugas pengangkutan sampah dari Dinas
Kota yang bertugas di Kelurahan Sukamulya menyebutkan bahwa
setiap rumah tangga dapat menghasilkan sampah sebanyak satu
kresek besar setiap harinya selain itu sampah yang menumpuk
dibeberapa titik di Kelurahan Sukamulya berasal dari sampah
rumah tangga, yang didominasi oleh sampah an organik sekitar
65% dan sampah organik sebanyak 35%.
Di Kelurahan Sukamulya Kecamatan Bungursari Kota
Tasikmalaya Petugas Kebersihan atau petugas pengangkutan
sampah hanya ada yang disediakan oleh Dinas Kota. Petugas
pengangkutan sampah Dinas Kota ini hanya bertugas 3-4 kali untuk
membersihkan sampah dalam 1 bulan. Petugas pengangkutan
sampah bertugas untuk 1 kecamatan, setiap 1 hari petugas hanya
bisa mengangkut sampah dari 1-2 kelurahan dan kapasitas dari truk
pengangkut sampah hanya 2 rit dalam 1 kali angkut sedangkan
penumpukan sampah yang dihasilkan oleh masyarakat Kelurahan
Sukamulya dalam seminggu bisa mencapai sebanyak 4 rit, . Hal ini
mengakibatkan penumpukan sampah rumah tangga di Kelurahan
100

Sukamulya Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya, idealnya


pengangkutan sampah di Kelurahan Sukamulya yaitu 2x dalam
seminggu agar tidak terjadi penumpukan sampah dibeberapa titik
jalan yang ada di Kelurahan Sukamulya maupun di lingkungan
tempat tinggal masyarakat. Penumpukan sampah rumah tangga
terjadi karena masyarakat Kelurahan Sukamulya hanya
mengandalkan petugas pengangkutan sampah dari Dinas Kota yang
bertugas untuk membersihkan sampah di lingkungan Kelurahan
Sukamulya.
Petugas untuk membersihkan sampah di Kelurahan
Sukamulya sebanyak 6 orang, dimana petugas ini memiliki tugas
untuk membersihkan sampah rumah tangga yang dihasilkan oleh
5.584 orang. Jumlah petugas yang sangat sedikit dapat
mempengaruhi efektivitas dan efisiensi usaha membersihkan
sampah di Kelurahan Sukamulya. Berdasarkan hasil wawancara
yang dilakukan oleh penulis dengan petugas pengangkutan sampah
dari Dinas Kota di Kelurahan Sukamulya, menjelaskan bahwa
jumlah petugas yang bertugas untuk mengangkut sampah yang
hanya 6 orang dinilai masih kurang untuk pengangkutan sampah
secara maksimal.

C. Pembahasan Penelitian
Dari apa yang telah diuraikan diatas, maka dapat diketahui bahwa hasil
penelitian ini menyangkut berbagai aspek seperti yang diuraikan berikut ini:
1. Perilaku Masyarakat Dalam Mengelola Sampah Rumah Tangga Di
Kelurahan Sukamulya Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya
Pengelolaan sampah yang dilakukan di Kelurahan Sukamulya
Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya dikelola dengan cara dibuang
di pinggir jalan, membakar sampah atau menimbun sampah dan
melakukan 3r (reduce, reuse, dan recycle). Pengelolaan sampah tersebut
biasa dilakukan masyarakat karena tidak tersedianya tempat pembuangan
101

sampah sementara (TPS) dan ketika petugas pengangkutan sampah tidak


kunjung datang sesuai jadwal yang telah ditentukan, sehingga sampah
yang dihasilkan masyarakat menumpuk.
Perilaku merupakan cerminan sikap yang terlahir dari adanya
interaksi antar manusia dengan lingkungan, sehingga perilaku manusia
akan mempengaruhi kualitas lingkungan (Sukerti, 2017:151). Hal ini
sesuai dengan hasil wawancara yang telah dilakukan kepada masyarakat
dimana masyarakat menjawab “telah terbiasa” dan “mengikuti orang
lain” dalam pengelolaan sampah rumah tangga. Sehingga pengelolaan
sampah dengan cara dibakar, dibuang di pinggir jalan, menimbun sudah
menjadi budaya bagi masyarakat Kelurahan Sukamulya. Hal itu akan
menyebabkan masalah lingkungan hidup. Berbagai masalah lingkungan
hidup khususnya pada masalah sampah menjadi yang sangat erat
hubungannya dengan kehidupan masyarakat. Dimana masyarakatlah
yang menghasilkan sampah itu sendiri
Pengelolaan sampah rumah tangga yang tidak baik disebabkan
oleh kurangnya pengetahuan masyarakat di Kelurahan Sukamulya.
Kurangnya pengetahuan di Kelurahan Sukamulya menyebabkan
banyaknya masyarakat yang masih membuang sampah di pinggir jalan,
membakar sampah, dan menimbun sampah. Selain itu keterbatasan
pengetahuan serta kurangnya partisipasi masyarakat dalam mengikuti
berbagai program yang dilakukan pemerintah, membuat masyarakat
bersikap kurang bijak dalam mengelola sampah rumah tangga. Perilaku
tersebut akan membuat dampak terhadap lingkungan yang mana dampak
tersebut akan dirasakan oleh masyarakat itu sendiri. Hal itu sesuai dengan
penelitian (Ilma et al., 2021:26) yang menjelaskan bahwa sikap
masyarakat yang kurang bijak dalam pengelolaan sampah rumah tangga
akan menghasilkan kerusakan lingkungan. sedangkan menurut penelitian
(Waliki et al., 2020:128) menjelaskan bahwa perilaku masyarakat yang
kurang bijak dalam mengelola sampah rumah tangga akan
mengakibatkan berbagai macam masalah lingkungan.
102

Perilaku masyarakat tersebut, tentunya akan berdampak pada


lingkungan, karena baik buruknya kualitas lingkungan tergantung pada
apa yang dilakukan manusia. Hal ini sesuai dengan penelitian (Waliki et
al., 2020:128) yang menyebutkan bahwa perilaku sehat yang diberikan
masyarakat akan menciptakan lingkungan yang sehat, kondusif, bebas
polusi, pemukiman yang sehat serta pengelolaan sampah yang sehat.
Sedangkan perilaku masyarakat yang kurang dalam mengelola sampah
rumah tangga akan mengakibatkan masalah atau ancaman pada
lingkungan. pengelolaan sampah rumah tangga di Kelurahan Sukamulya
ini termasuk dalam perilaku yang kurang dalam mengelola sampah
rumah tangga, tentunya hal itu akan menyebabkan kerusakan pada
lingkungan tempat tinggal itu sendiri.
Di Kelurahan Sukamulya sampah rumah tangga tidak hanya
dikelola sendiri oleh setiap rumah tangga adapula yang mengandalkan
petugas pengangkutan sampah untuk menangani penumpukan sampah
setiap harinya, di Kelurahan Sukamulya ini terdapat petugas
pengangkutan sampah dari Dinas Kota yang rutin mengangkut sampah
yang ada di Kelurahan Sukamulya, dimana pengangkutan sampah rumah
tangga akan diambil dalam jangka waktu seminggu sekali. Namun hal itu
masih kurang untuk mengatasi penumpukan sampah yang ada di
Kelurahan Sukamulya, dikarenakan sampah rumah tangga yang
dihasilkan per-rumahnya sebanyak satu kresek besar setiap harinya. Hal
itu akan mengakibatkan penumpukan apabila pengangkutan sampah
dilakukan selama 3-4 kali dalam sebulan.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara kepada lurah
Sukamulya permasalahan sampah di Kelurahan Sukamulya dapat
dikatakan belum baik, meski pernah dilakukan sosialisasi mengenai
pengelolaan sampah pada bulan maret 2021, tidak membuat masyarakat
mengalami perubahan dalam cara mengelola sampah rumah tangga selain
itu pernah juga melakukan sosialisasi dari Dinas Lingkungan Hidup pada
bulan juni 2021 mengenai pembentukan bank sampah, namun sampai
103

saat ini masih belum terealisasikan karena tidak ada lahan yang bisa
dijadikan untuk tempat bank sampah mengingat di Kelurahan Sukamulya
ini merupakan wilayah yang padat penduduk dan sampah yang dihasilkan
oleh masyarakat Kelurahan Sukamulya ini cukup banyak.
Menurut penuturan bapak Diki Mustaqin sebagai lurah di
Kelurahan Sukamulya, ketika peneliti mewawancarai di Kantor
Kelurahan. Beliau menjelaskan bahwa penumpukan sampah yang ada
dibeberapa titik di Kelurahan Sukamulya berasal dari sampah rumah
tangga yang didominasi oleh sampah an organik yang termasuk sampah
plastik bekas deterjen, pampers dan sebagainya kemudian sampah
organik yang termasuk sisa makanan dan sayur. Pemerintah Kelurahan
Sukamulya pernah menyediakan tempat pembuangan sampah sementara
(TPS) tepatnya di lapangan Sukamulya sebagai upaya untuk mengatasi
penumpukan sampah, namun cara membuang sampah yang tidak baik
membuat sampah menjadi berceceran sehingga membuat tempat
pembuangan sementara (TPS) akhirnya ditutup. Melihat dampak yang
ditimbulkan dari pengelolaan sampah rumah tangga yang sebagian besar
dilakukan dengan cara dibakar, ditimbun dan dibuang dipinggir jalan di
Kelurahan Sukamulya, Pemerintah Kelurahan Sukamulya berupaya
mengadakan sosialisasi mengenai pengelolaan sampah rumah tangga
serta pelatihan dengan tujuan yaitu pengelolaan sampah yang baik dan
tertata, agar masyarakat dapat mengetahui bagaimana cara mengelola
sampah rumah tangga yang baik dan dapat menjadi nilai ekonomi bagi
masyarakat itu sendiri. Selain itu, pemerintah juga menyediakan tempat
sampah organik dan an-organik, motor tiga roda untuk membantu
pengangkutan sampah, penyediaan sapu dan alat kebersihan yang
dibagikan pada setiap RT yang ada di Kelurahan Sukamulya. Sebagai
kepala lurah di Kelurahan Sukamulya Bapak Diki Mustaqin mengetahui
dampak yang akan dihasilkan oleh penumpukkan sampah serta
pengelolaan sampah rumah tangga yang dilakukan dengan cara dibakar,
ditimbun dan dibuag dipinggir jalan membuat pemerintah setempat
104

berencana mengadakan beberapa program serta pelatihan untuk


mengurangi dampak yang akan dihasilkan dikemudian hari.
Berikut ini merupakan bagan dari awal mula produksi sampah
hingga cara pengelolaan sampah yang dilakukan oleh masyarakat di
Kelurahan Sukamulya Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya dapat
dilihat pada Gambar 4.32:

Gambar 4.32
Bagan Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
Sampah rumah tangga berasal dari sampah yang dihasilkan setiap
rumah tangga. Setiap rumah tangga memiliki cara yang berbeda-beda
dalam mengelola sampah. berdasarkan tingkat pengetahuan dan sikap
masyarakat yang rendah cara pengelolaan sampah dilakukan tanpa
memilah jenis sampah terlebih dahulu dan langsung dilakukan
pembakaran sampah maupun penimbunan sampah di lahan kosong
didekat pemukiman masyarakat itu sendiri adapula masyarakat yang
memilih untuk membuang di tumpukan sampah yang ada di pinggir jalan
di Kelurahan Sukamulya. Selain dengan cara tersebut terdapat
masyarakat yang hanya mengandalkan petugas pengangkutan sampah
dari Dinas Kota untuk menangani tumpukan sampah setiap harinya yang
kemudian petugas pengangkutan sampah ini akan mengangkut langsung
sampah yang dihasilkan dari setiap rumah tangga ke TPA Ciangir.
105

Masyarakat yang memilih mengandalkan petugas pengangkutan sampah


dari Dinas Kota ini perlu membayar biaya pengelolaan sampah sekitar
10-15rb rupiah setiap bulannya agar sampah yang dihasilkan dari rumah
tangga ini dapat terangkut oleh petugas sampah ke TPA.
Selain itu adapula masyarakat yang memiliki pengetahuan yang
baik mengenai pengelolaan sampah. yaitu dikelola dengan cara 3r
(reduce, reuse dan recycle), pengelolaan sampah dengan cara 3r ini
didasarkan pada pengetahuan masyarakat yang telah mengikuti
sosialisasi dan pelatihan pengelolaan sampah yang selanjutnya
diaplikasikan pada pengelolaan sampah dikehidupan sehari-harinya.
Cara yang dilakukan masyarakat dalam mengelola dengan cara 3r
ini dimulai dengan reduce yaitu upaya untuk mengurangi tibulan sampah
seperti membawa tas belanja sendiri pada saat berbelanja untuk
mengurangi timbulan sampah, namun ketika sudah menghasilkan sampah
pengelolaan sampah dilakukan dengan reuse dan recycle diawali dengan
pemilahan sampah organik dan anorganik terlebih dahulu kemudian
sampah anorganik yang akan dikelola baik dengan cara reuse maupun
recycle.
Pengelolaan sampah dengan reuse ini yaitu dengan
memanfaatkan kembali sampah tanpa melewati suatu proses terlebih
dahulu seperti membuat pot tanaman dari botol bekas dan bekas kaleng
cat. Selanjutnya dengan cara recycle atau mendaur ulang, dengan cara ini
masyarakat membuat berbagai kreasi dari sampah seperti karpet dan tas
dari sampah plastik kopi kemasan, hiasan jendela dari sampah plastik
minuman kemasan dan hiasan bunga dari sampah plastik bekas makanan
yang kemudian dapat dijual kembali sehingga dapat menambah
penghasilan bagi masyarakat itu sendiri.
a) Membakar Sampah
Ketika petugas pengangkutan sampah tidak kunjung tiba dan
sampah yang dihasilkan masyarakat terus menumpuk maka salah satu
cara yang digunakan masyarakat dalam mengelola sampah yaitu
106

dengan cara dibakar. Pembakaran sampah rumah tangga akan


menimbulkan dampak pada lingkungan. Dampak yang ditimbulkan
dari perilaku masyarakat dalam mengelola sampah rumah tangga
dengan cara dibakar menimbulkan pencemaran udara dan pencemaran
tanah selain itu pembakaran sampah di wilayah pemukiman yang
padat penduduk dapat berpotensi terjadinya kebarakan. Pencemaran
udara dapat diartikan sebagai masuknya satu atau lebih bahan
pencemar ke dalam atmosfer (Suratmo, 2020:108).
Pengolahan sampah rumah tangga dengan cara dibakar akan
menghasilkan karbon monoksida (CO), menurut Canter (dalam
Suratmo, 2020) menyebutkan karbon monoksida (CO) termasuk ke
dalam pencemaran udara yang dikategorikan ke dalam gas inorganik.
Karbon monoksida (CO) yang dihasilkan dari pembakaran sampah
rumah tangga tersebut berdampak pada kesehatan masyarakat,
kenyamanan dan kualitas udara. Telah banyak kasus adanya penyakit
acute sampai kematian yang disebabkan oleh udara yang tercemar
(Suratmo, 2020:109). Asap dan bau yang ditimbulkan dari
pembakaran sampah rumah tangga membuat ketidaknyamanan
penggunaan jalan, mengancam kesehatan masyarakat, serta
terganggunya estetika yang mengakibatkan terganggu kecerahan
atmosfer.
b) Menimbun Sampah
Penumpukan sampah yang terjadi di Kelurahan Sukamulya
menyebabkan bau busuk, disebabkan oleh aktivitas pembusukan
sampah yang dilakukan oleh bakteri. Selain itu menumpukkan serta
penimbunan sampah akan menyebabkan pencemaran tanah, dimana
sampah rumah tangga memiliki kandungan berbahaya yang
menyebabkan turunnya tingkat kesuburan tanah. Sampah rumah
tangga yang mengandung bahaya (B3) seperti baterai, lampu listrik,
elektronik, kemasan pestisida, pemutih pakaian, pembersih lantai,
deterjen dan lain sebagai. Hal ini serupa dengan penelitian (Putri, C.,
107

2019) yang menjelaskan dampak penumpukan sampah serta


penimbunan sampah terhadap kondisi lingkungan dan manusia.
Penimbunan sampah rumah tangga yang dilakukan masyarakat
ini sebagai cara yang dianggap paling mudah dilakukan untuk
mengurangi penumpukan sampah setiap harinya. Penimbunan sampah
yang dilakukan masyarakat ini tanpa memikirkan dampak yang
diberikan terhadap lingkungan, dengan penimbunan sampah dapat
berdampak pada pencemaran tanah.
c) Membuang Sampah di Pinggir Jalan
Pengelolaan sampah rumah tangga dengan cara membuang
sampah rumah tangga di pinggir jalan tentunya akan menimbulkan
pencemaran tanah yang berakibat buruk bagi lingkungan terutama
pada kualitas tanah. Pencemaran tanah adalah keadaan dimana
lingkungan tanah alami dimasuki oleh zat kimia buatan manusia
(Muslimah, 2015:12). Masuknya zat kimia ke dalam tanah akan
menyebabkan penurunan terhadap kualitas tanah dan menimbulkan
penyakit yang akan mengganggu kesehatan manusia (Juwono &
Diyanah, 2021:17).
Sampah rumah tangga yang dihasilkan oleh masyarakat
memiliki dua kategori yaitu sampah organik dan anorganik. Sampah
organik adalah sampah yang berasal dari sisa makhluk hidup, dalam
proses penguraian sampah organik dapat terurai secara alami tanpa
campur tangan manusia. Sampah anorganik adalah sampah yang
sudah tidak dapat digunakan kembali dan sulit untuk terurai (Febriadi,
2019:32-33). Sampah masyarakat organik dapat terurai yang
disebabkan oleh degradasi sampah organik oleh mikroba, sehingga
sampah organik dapat dijadikan pupuk yang mana dapat menyuburkan
tanah. Sedangkan sampah anorganik tidak mudah terurai seperti
sampah plastik, kaleng, beling, kertas dan lain-lain. Hal itu akan
menyebabkan kerusakan lingkungan seperti pencemaran tanah,
dimana tanah akan kehilangan unsur hara dan keindahan lahan
108

menjadi berkurang karena sampah yang dibuang di pinggir jalan dan


bekas galian yang dihasilkan dari penggalian sampah tersebut.
Pengelolaan sampah rumah tangga yang buruk dapat menimbulkan
dampak yang besar, maka perlunya pemahaman antara masyarakat
dan pemerintah setempat agar dapat menciptakan kesadaran
lingkungan secara menyeluruh dan tidak menimbulkan rasa tidak
peduli terhadap lingkungan (Rahmah et al., 2021: 50-51).
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara kepada lurah
Sukamulya yaitu bapak Diki Mustaqin, menurut penuturan bapak Diki
Mustaqin pemerintah Kelurahan Sukamulya sudah melakukan
berbagai upaya untuk menangani permasalahan sampah salah satunya
yaitu penanganan sampah di Jalan Padamulya dengan membuat
pembatas di pinggir Jalan Padamulya yang terbuat dari kayu untuk
mengurangi penumpukan sampah dan sebagai bentuk melarang untuk
membuang sampah sembarangan di pinggir Jalan Padamulya tersebut.
Namun, kebiasaan masyarakat yang telah menjadi budaya tentang
membuang sampah sembarangan membuat solusi pemerintah daerah
belum cukup untuk mengatasi permasalahan sampah di Kelurahan
Sukamulya, masyarakat tetap membuang sampah di pinggir jalan.
d) Memilah Sampah Dengan Cara 3 R
1) Reduce
Mereduksi timbulan sampah dapat diartikan sebagai cara
yang dilakukan untuk meminimalisir semaksimal mungkin aktivitas
yang dapat menghasilkan sampah baru, konsep reduce dapat
dilakukan dengan cara mengurangi pemakaian barang yang
memiliki masa pemakaian berulang-ulang sehingga dapat menekan
laju timbulan sampah harian yang ada (Rosariawari & Paelongan,
2022:64). Salah satu cara yang dapat dilakukan masyarakat
Kelurahan Sukamulya dalam mengelola sampah dengan cara
Reduce ini yaitu dengan selalu membawa tas belanja sendiri ketika
109

berbelanja, dengan seperti itu dapat mengurangi timbulan sampah


setiap harinya.
2) Reuse
Pemanfaatan kembali sampah (Reuse) berdasarkan
Penjelasan Pasal 11 Ayat (1) huruf c Peraturan Pemerintah Nomor
81 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan
Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga adalah upaya untuk
mengguna ulang sampah sesuai dengan fungsi yang sama atau
fungsi yang berbeda dan mengguna ulang bagian dari sampah yang
masih bermanfaat tanpa melalui suatu proses pengolahan terlebih
dahulu (Khairuzzaman, 2016:77). Kegiatan menggunakan kembali
(Reuse) merupakan kegiatan menggunakan kembali material atau
bahan yang masih layak pakai, misalnya menggunakan kembali
botol minuman bekas untuk dijadikan pot tanaman seperti yang
dilakukan oeh sebagian masyarakat di Kelurahan Sukamulya
Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya yang memanfaatkan
botol bekas minuman dan bakas kaleng cat untuk dijadikan pot
tanaman.
3) Recycle
Pengelolaan sampah dengan cara Recycle atau mendaur
ulang dapat diartikan mengolah menjadi bahan lain yang
bermanfaat (Al Ulya, 2018) dilakukan dengan cara membuat
kerajinan tangan dari sampah aqua gelas, botol, plastik dan sedotan
yang menjadi gantungan, bunga serta vas bunga yang memiliki
nilai jual. Menurut (Agus et al., 2019:73) bahwa pengelolaan
sampah rumah tangga dengan cara 3 R (Reduce, Reuse dan
Recycle) sangat mudah dilakukan, karena semua bergantung pada
kesadaran masyarakat itu sendiri.
Berdasarkan pembahasan diatas mengenai perilaku masyarakat dalam
mengelola sampah, berikut ini merupakan tabel dari seluruh jawaban informan
110

mengenai pengelolaan sampah rumah tangga di Kelurahan Sukamulya dapat


dilihat pada tabel 4.10 :
Tabel 4.10

Jawaban Informan Mengenai Pengelolaan Sampah 1Rumah Tangga di


Kelurahan Sukamulya
Jawaban informan
No Nama Informan (Cara yang dilakukan dalam mengelola sampah
rumah tangga)
1 Informan 1 Membakar dan Menimbun Sampah
2 Informan 2 Dibuang di Pinggir jalan
3 Informan 3 Reduce, Reuse dan mengandalkan petugas
pengangkutan sampah dari Dinas Kota
4 Informan 4 Membakar Sampah
5 Informan 5 Dibuang di pinggir Jalan
6 Informan 6 Dibuang di pinggir Jalan
7 Informan 7 Hanya mengandalkan petugas pengangkutan
sampah dari Dinas Kota
8 Informan 8 Recycle, Reuse dan mengandalkan petugas
pengangkutan sampah dari Dinas Kota
9 Informan 9 Menimbun dan membakar Sampah
10 Informan 10 Reuse dan mengandalkan petugas pengangkutan
sampah dari Dinas Kota
11 Informan 11 Reuse dan mengandalkan petugas pengangkutan
sampah dari Dinas Kota
12 Informan 12 Hanya mengandalkan petugas pengangkutan
sampah dari Dinas Kota
13 Informan 13 Recycle, Reuse dan mengandalkan petugas
pengangkutan sampah dari Dinas Kota
14 Informan 14 Dibuang di pinggir Jalan
15 Informan 15 Membakar dan menibun sampah
16 Informan 16 Membakar Sampah
Sumber: Hasil Penelitian 2022

2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Masyarakat Dalam Mengelola


Sampah Rumah Tangga Di Kelurahan Sukamulya Kecamatan
Bungursari Kota Tasikmalaya
a) Faktor Predisposisi (Predisposing Factors)
1) Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah
seseorang mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
111

Penginderaan yang telah melalui panca indera manusia, yaitu indera


penglihatan, pendengaraan, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga
(Notoatmodjo dalam (Putra Saskara, 2019:14).
Tingkat pengetahuan seseorang diukur dari seberapa banyak
mereka belajar dan mengetahui akan suatu hal yang telah dipelajari.
Menurut (Notoatmodjo dalam (Putra Saskara, 2019:15-17)
pengetahuan seseorang terhadap suatu objek mempunyai intensitas
atau tingkatan yang berbeda. Secara garis besar dibagi menjadi 6
tingkat pengetahuan, yaitu tahu, memahami, aplikasi, analisis, sintetis
dan evaluasi.
Pengelolaan sampah yang baik merupakan pengelolaan
sampah yang tidak mencemari lingkungan dan mengurangi jumlah
sampah yang ditimbun serta dapat menghasilkan nilai ekonomis bagi
masyarakat. Dalam pengelolaan sampah rumah tangga, masyarakat
Kelurahan Sukamulya sebagian besar hanya sampai tingkat
mengetahui dan memahami cara pengelolaan sampah rumah tangga
yang baik. Namun adapula sebagian kecil masyarakat yang sampai
pada tahap aplikasi atau menerapkan cara pengelolaan sampah yang
baik kemudian tahap analisis atau mengelompokan dan memilah
sampah organik dan anorganik, setelah itu pada tahap sintetis atau
menghasilkan suatu hal baru berupa pengelolaan sampah dengan cara
daur ulang dan tahap terakhir yaitu tahap evaluasi atau penilaian dari
suatu pengelolaan sampah tersebut yang dapat menghasilkan nilai
ekonomis serta menjadikan lingkungan yang bersih.
2) Sikap
Sikap adalah kesiapan atau ketersediaannya untuk bertindak
dan bukan motif tertentu. Sikap adalah reaksi atau tanggapan yang
masih tertutup terhadap suatu rangsangan atau objek. Walaupun
sikap bukan merupakan tindakan atau aktivitas, tetapi merupakan
predisposisi terhadap perilaku atau tindakan. Sikap tetap merupakan
112

reaksi tertutup, bukan reaksi terbuka (Wildawati & Hasnita, 2019:


154). Sedangkan menurut Linggasari (dalam Waliki et al., 2020:129)
menyebutkan bahwa sikap adalah keadaan yang mudah terpengaruh
terhadap seseorang, ide atau objek yang berisi komponen-komponen
kognitif, affective (Afeksi) dan behavior (perilaku). Dimana ketiga
komponen tersebut akan berpengaruh terhadap perilaku masyarakat
dalam mengelola sampah rumah tangga. Sikap yang berawal dan
dipengaruhi oleh persepsi seseorang terhadap suatu objek/persoalan.
Sehingga akan berpengaruhi terhadap perilaku seseorang.
Sejalan dengan penelitian (Wildawati & Hasnita, 2019: 154)
menjelaskan bahwa sikap akan mempengaruhi perilaku masyarakat,
dimana orang yang bersikap negatif lebih berpeluang 2 kali untuk
tidak mengelola sampah daripada orang yang bersikap positif. Sikap
yang tidak baik disini merupakan sikap yang tidak peduli terhadap
lingkungan dan tidak membatasi timbulan sampah yang beresiko
pada pencemaran lingkungan. Seperti halnya di Kelurahan
Sukamulya, mayoritas masyarakat tidak mengelola sampah dengan
baik seperti dengan cara dibakar, ditimbun, dan dibuang di pinggir
jalan yang disebabkan karena kurangnya kepedulian terhadap
lingkungan dan hal itu akan menyebabkan dampak negatif terhadap
pencemaran lingkungan dan kesehatan bagi masyarakat sekitar.

b) Faktor Pemungkin (Enabling Factors)


1) Usia
Usia adalah usia seseorang sejak lahir, dan berdampak
langsung pada kemampuan fisik, pola pikir, dan perilakunya (Waliki
et al., 2020: 135-136). Perilaku masyarakat dalam pengelolaan
sampah rumah tangga di Kelurahan Sukamulya Kecamatan
Bungursari Kota Tasikmalaya belum dikelola dengan baik. Usia
merupakah salah satu faktor yang mempengaruhi masyarakat dalam
113

mengelola sampah rumah tangga di Kelurahan Sukamulya


Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Martinus Tulit dkk
menjelaskan bahwa Kelompok usia 60 tahun cenderung tidak
melakukan pengelolaan sampah dengan baik dibanding dengan
kelompok masyarakat yang berusia 40 tahun. Hal ini terjadi karena
usia akan membatasi gerak dari seseorang dalam aktivitasnya
termasuk dalam pengelolaan sampah rumah tangga (Beni et al.,
2014: 113).
Kelompok usia produktif dari masyarakat Kelurahan
Sukamulya adalah 71,17%, kelompok usia belum produktif sebanyak
26,18%, sedangkan kelompok usia tidak produktif sebanyak 2,65%
yang memiliki peluang 2 kali lebih tinggi untuk tidak mengelola
sampah rumah tangga dengan baik dan bijak di Kelurahan
Sukamulya. Pergerakan dari kelompok usia tidak produktif dan
belum produktif memiliki gerak yang terbatas, keterbatasan
pengetahuan dan pemahaman, serta masih rendahnya kesadaran
masyarakat dapat memiliki peluang 2 kali lebih tinggi untuk tidak
mengelola sampah rumah tangga dengan baik dan bijak.
2) Tingkat Pendidikan
Menurut Menurut Andrew E.Sikula dalam Kusma Maringan
dkk (2016) menjelaskan Tingkat pendidikan adalah pengetahuan
konseptual dan teoritis untuk tujuan umum dan merupakan proses
jangka panjang yang menggunakan prosedur yang sistematis dan
terorganisir. Manusia dengan tingkat pendidikan yang tinggi
diharapkan memiliki pemahaman umum dan komprehensif tentang
suatu hal dan menjadi lebih kompeten serta kompetitif. Oleh karena
itu diharapkan tingkat pendidikan akan menghasilkan sumber daya
manusia yang berkualitas. Pengertian dari Andrew ini menjelaskan
bahwa orang yang berpendidikan tinggi memiliki pemahaman yang
baik dan peka terhadap lingkungan sekitar sehingga dapat
114

memberikan solusi terhadap permasalahan yang ada di lingkungan


sekitar.
Tingkat pendidikan masyarakat Kelurahan Sukamulya
Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya dalam pengelolaan
sampah rumah tangga memiliki pengaruh yang cukup besar.
Pengetahuan dari masyarakat memiliki pengaruh kepada pengelolaan
sampah rumah tangga agar dapat dikelola dengan baik dan
ekonomis, akan tetapi tidak semua orang berpengetahuan tinggi juga
mengelola sampah rumah tangga dengan benar. Hal ini terjadi
karena rasa tidak peduli dengan lingkungan yang didukung oleh
faktor lain, maka dari itu perlu pengawasan dan pendampingan
pengelolaan sampah rumah tangga oleh pemerintah setempat dan
petugas kebersihan (Maringan et al., 2016: 137).
Tingkat pendidikan masyarakat Kelurahan Sukamulya masih
tergolong rendah, mayoritas masyarakatnya merupakan lulusan SMP
yaitu sebanyak 42,6%, sebanyak 14,35% lulusan SMA, 14,76%
lulusan SD, 4,79% lulusan Sarjana dan Diploma serta sisanya tidak
lulus sekolah/belum sekolah. Data ini menunjukan bahwa tingkat
pendidikan di Kelurahan Sukamulya masih tergolong rendah.
Tingkat pendidikan yang rendah akan berpengaruh pada tingkat
pengetahuan, tingkat pengetahuan akan berpengaruh pada cara yang
diambil masyarakat dalam mengelola sampah rumah tangga.
3) Sosial – Ekonomi
Sosial Ekonomi berpengaruh terhadap sikap seseorang
mengenai penanganan terhadap sampah. Sikap ini akan
menimbulkan tingkat kepedulian seseorang terhadap kualitas
lingkungan. Responden yang tidak memiliki pekerjaan relatif
mempunyai waktu luang lebih banyak dibandingkan dengan
responden yang memiliki pekerjaan, begitupun waktu untuk
pengelolaan sampah. Jenis pekerjaan yang dilakukan dan jumlah jam
kerja keduanya akan berdampak pada tingkat pendapatan seseorang.
115

Semakin tinggi pendapatan seseorang, semakin menonjol sikap


peduli terhadap lingkungan.
Menurut Hardi dalam (Utama & Putri 2020:57) yang
menjelaskan bahwa pendapatan mempengaruhi pengelolaan sampah
secara besar-besaran. Tingkat pendapatan terhubung dengan tingkat
dukungan daerah setempat dalam membersihkan sampah.
Rendahnya pendapatan akan menghambat kemajuan dalam
pembangunan, termasuk pendidikan, yang tentunya akan
berpengaruh pada hal lain, termasuk pemahaman masyarakat tentang
pengelolaan sampah.
Berdasarkan tingkat pendapatan masyarakat, akan
menunjukkan bahwa semakin tinggi pendapatan masyarakat, maka
akan semakin tinggi pula persentasi rumah tangga yang melakukan
penangan sampah dengan cara diangkut oleh petugas. Begitupun
sebaliknya, semakin rendah tingkat pendapatan, maka semakin
rendah pula persentase penangan sampah rumah tangga. Hal ini
serupa dengan penelitian (Ilma et al., 2021) yang menjelaskan bahwa
masyarakat kurang mampu membuat orang tidak peduli akan
lingkungan, misalnya dalam penyediaan sarana dan prasarana untuk
pembuang sampah.
4) Sarana Prasarana
Perilaku masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah
tangga memiliki hubungan erat dengan sarana dan prasarana
kebersihan yang tersedia di suatu wilayah. Hal ini terjadi karena
sarana dan prasarana yang lengkap dapat memudahkan masyarakat
untuk ikut serta dalam membersihkan sampah rumah tangga yang
mereka hasilkan dan sebaliknya jika tidak tersedianya sarana dan
prasarana kebersihan maka akan berpengaruh pada pengelolaan
sampah rumah tangga yang kurang bijak.
Menurut Ranti Agyustia (2022: 47-48) menjelaskan bahwa
sarana dan prasarana memiliki hubungan dengan pengelolaan
116

sampah rumah tangga. Sarana yang disediakan oleh pemerintah di


lingkungan masyarakat untuk mendukung pelaksanaan pengelolaan
sampah dikenal dengan sarana prasarana. Fasilitas sarana dan
prasarana yang dimaksud seperti tempat sampah organik dan
anorganik, bank sampah, dan jasa pengangkutan sampah ke tempat
pembuangan sementara. Orang atau kelompok perilaku masyarakat
dipengaruhi oleh sarana dan prasarana. Dampak dari pengelolaan
sampah terhadap perilaku pembuangan sampah dapat bersifat positif
maupun negatif. Dengan tersedianya sarana dan prasarana akan
sangat membantu masyarakat dalam proses pengelolaan sampah
rumah tangga.
Sarana dan prasarana di Kelurahan Sukamulya masih belum
memadai seperti tidak tersedianya Tempat Pembuangan Sampah
Sementara (TPS), tidak tersedianya Bank sampah dan alat
kebersihan lainnya seperti sapu, pengki, pemotong rumput yang
dapat menunjang penanganan sampah setiap harinya. Sedangkan alat
kebersihan lainnya yang tersedia adalah tempat sampah organik dan
anorganik serta cator roda tiga namun hanya tersedia di beberapa
tempat sehingga tidak optimal dalam mengatasi pengelolaan sampah
yang baik dan tertata. Perilaku masyarakat dalam pengolahan
sampah ini dipengaruhi karena belum adanya sarana dan prasarana di
Kelurahan Sukamulya sehingga masyarakat mengambil berbagai
cara dalam pengelolaan sampah rumah tangga seperti dengan
membakar sampah, menimbun sampah, membuang sampah di
pinggir jalan dan adapula masyarakat yang mengelola sampah
dengan cara 3r (reduce, reuse, dan recycle).
Berdasarkan pembahasan diatas ketersediaan sarana dan prasarana
kebersihan di Kelurahan Sukamulya dapat dilihat pada tabel 4.11
berikut:
117

Tabel 4.11
Ketersediaan Sarana dan Prasarana Kebersihan di Kelurahan
Sukamulya
Sarana dan Tidak
No Tersedia Keterangan
Prasaraana Tersedia

Terdapat di setiap RW
Sebagai penunjang
1 Sapu lidi 
kebersihan di Kelurahan
Sukamulya

Terdapat di setiap RW
Sebagai penunjang
2 Pengki 
kebersihan di Kelurahan
Sukamulya

Sebagai penunjang
Pemotong
3  kebersihan di Kelurahan
rumput
Sukamulya

Tempat Terdapat di depan depan


sampah Kelurahan Sukamulya dan
4 
Organik & Lapang/Gor Sukamulya
Anorganik

Digunakan untuk
Cator roda mengangkut sampah yang
5 
tiga menumpuk di lingkungan
masyarakat

Digunakan untuk
Gerobak mengangkut sampah yang
6 
Sampah menumpuk di lingkungan
masyarakat

Tempat Ditiadakan karena perilaku


Pembuangan masyarakat dalam
7 Sampah  membuang sampah di TPS
Sementara tidak tertib
(TPS)

Tidak tersedia lahan untuk


Bank
8  dijadikan lokasi Bank
sampah
Sampah

Sumber: Hasil Penelitian 2023


118

Berikut merupakan dokumentasi sarana dan prasarana kebersihan


yang disediakan oleh Pemerintah Kelurahan Sukamulya dengan tujuan
untuk pengelolaan sampah yang lebih baik dan tertata, dapat dilihat pada
Gambar 4.33:

Tempat sampah Tempat sampah


Organik & AnOrganik Organik & AnOrganik

Cator Roda 3 Gerobak Sampah


Sumber: Hasil Dokumentasi Penelitian 2023
Gambar 4.33
Sarana dan Prasarana Kebersihan di
Kelurahan Sukamulya Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya

c) Faktor Pendorong atau Penguat (Reinforcing Factors)


1) Petugas Pengangkutan Sampah Dinas Kota
Pengelolaan sampah rumah tangga sangat memiliki
hubungan dengan petugas yang ditugaskan oleh pemerintah untuk
membersihkan suatu wilayah. Hubungan ini terjadi karena sifat
119

manusia yang selalu tergantung kepada orang lain. Kebanyakan


manusia akan menggantungkan untuk membersihkan sampah
rumah tangga kepada petugas yang telah ditugaskan.
Petugas pengangkutan sampah dari Dinas kota yang
bertugas ke Kelurahan Sukamulya berjumlah sebanyak 6 orang
dengan waktu penjemputan sampah hanya 1-2 kali minggu sekali.
Dengan jumlah petugas sampah yang terbatas juga waktu
pengangkutan sampah yang hanya 1-2 kali seminggu ini serta
kapasitas setiap pengangkutan hanya sebanyak 2 rit atau 1 truk
sampah ini masih kurang untuk mengangkut sampah rumah tangga
yang ada di Kelurahan Sukamulya, oleh sebab itu timbulah
berbagai perilaku masyarakat dalam mengelola sampah rumah
tangga seperti dengan membakar sampah, menimbun sampah,
membuangnya dipinggir jalan, serta adapula masyarakat kreatif
yang mengolah sampah menjadi hal-hal yang bermanfaat dan dapat
digunakan kembali.

D. Analisis 5W 1H Mengenai Perilaku Masyarakat Dalam Mengelola


Sampah Rumah Tangga Di Keluraharan Sukamulya Kecamatan
Bungursari Kota Tasikmalaya
1. What (Apa itu mengelola sampah rumah tangga)
Pengelolaan sampah rumah tangga adalah pengumpulan,
pengakutan , dan pengolahan sampah, mendaur ulang sampah yang dihasil
dari aktivitas rumah tangga. Pengelolaan rumah tangga di Kelurahan
Sukamulya Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya adalah salah satu
persoalan memberikan dampak besar terhadap lingkungan. Pengelolaan
sampah di Kelurahan Sukamulya masih belum dilaksanakan dengan baik,
masyarakat masih mengelola sampah rumah tangga dengan cara
membakar, menimbun dan membuangnya di pinggir jalan. Pengelolaan
sampah rumah tangga yang kurang bijak itu, menyebabkan permasalahan
120

lingkungan, seperti pencemaran udara, pencemaran tanah, penumpukan


sampah dibeberapa titik jalan serta kesehatan terhadap masyarakat.
2. When (Kapan pengelolaan sampah rumah tangga dilakukan)
Pengelolaan sampah rumah tangga dilakukan tergantung dari setiap
individu masyarakat masing-masing. Sebagian masyarakat kebanyakan
mengelola sampah rumah tangga setiap pagi sebelum melakukan aktivitas,
dengan bersih-bersih dan membuang sampah ditempat sampah yang telah
disediakan didepan rumah masing-masing sebelum diangkut oleh truk
pengangkutan sampah. Pengangkutan sampah rumah tangga di Kelurahan
Sukamulya dilakukan setiap minggu 3-4 kali.
3. Where (Dimana lokasi penelitian berada)
Penelitian ini bertempat di Kelurahan Sukamulya Kecamatan
Bungursari Kota Tasikmalaya. Lokasi yang diambil oleh peneliti adalah
titik-titik yang ada penumpukan sampah di Kelurahan Sukamulya
Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya. Titik-titik penumpukan sampah
ini berada di pinggiran sungai dan beberapa titik didekat rumah
masyarakat.
4. Why (Mengapa masyarakat perlu mengelola sampah rumah tangga)
Pengelolaan sampah rumah tangga di Kelurahan Sukamulya
Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya perlu diperbaiki, karena
pengelolaan sampah rumah tangga yang buruk dapat mempengaruhi
terhadap lingkungan serta kesehatan masyarakat itu sendiri. Dampak
terhadap lingkungan seperti pencemaran udara akibat pembakaran sampah,
berkurangnya kesuburan tanah akibat penimbunan serta penumpukan
sampah. Selain itu, akan berdampak pada kesehatan masyarakat akibat gas
yang dikeluarkan dari pembakaran sampah serta penumpukan sampah.
5. Who (Siapa yang harus mengelola sampah rumah tangga)
Dalam pengelolaan sampah rumah tangga perlu kerjasama antara
masyarakat dan pemerintah setempat yaitu Kelurahan Sukamulya.
Masyarakat perlu meningkatkan kesadaran terhadap lingkungan untuk
menghindari pencemaran lingkungan, serta perlunya sosialisasi dan
121

pengawasan dari kelurahan kepada masyarakat dalam pengelolaan sampah


rumah tangga guna memastikan peningkatan dari masyarakat dalam
mengelola sampah rumah tangga.
6. How (Bagaimana cara mengelola sampah rumah tangga)
Terdapat berbagi cara mengelola sampah rumah tangga, salah
satunya adalah penerapan 3r (redeuce, reuse, dan recycle). Penerapan 3r
dapat menjadi solusi dari pesoalan pengelolaan sampah rumah tangga di
Kelurahan Sukamulya. 3r dapat diterapkan dengan mengurangi
penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-sehari dan menggunakan
barang-barang yang dapat di daur ulang untuk mengurangi penumpukan
sampah di titik-titik yang menjadi lokasi penumpukan sampah. Selain
penerapan dari 3r di kalangan masyarakat, peranan pemerintah dalam
usaha peningkatan pengelolaan sampah di Kelurahan Sukamulya juga
diperlukan. Pemerintah Kelurahan memberikan sosialisasi, pengawasan
dan melengkapi perlengkapan penunjang kebersihan di lingkungan
Kelurahan Sukamulya.

E. Keterkaitan Hasil Penelitian dengan Pembelajaran Geografi di Sekolah


Penelitian ini dilakukan oleh penulis yang berjudul Perilaku Masyarakat
dalam Mengelola Sampah Rumah Tangga di Kelurahan Sukamulya
Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya. Jika dikaitkan penelitian yang
dilakukan oleh penulis berkaitan dengan materi pada mata pelajaran Geografi
di kelas XI IPS dalam materi pembelajaran Permasalahan yang diakibatkan
dinamika kependudukan, termasuk kedalam KD 3.5 Menganalisis Dinamika
Kependudukan di Indonesia untuk Perencanaan Pembangunan.
1. Permasalahan yang Diakibatkan oleh Dinamika Kependudukan
Setiap negara memiliki permasalahan yang harus dihadapi terutama
dalam hal kependudukan. Berbagai permasalahan penduduk yang
dihadapi negara tentunya akan berbeda-beda. Sebagai negara
berkembang Indonesia memiliki berbagai macam permasalah mengenai
kependudukan, dengan permasalahan kependudukan yang cukup serius
122

serta menimbulkan banyaknya permasalahan lain baik itu terhadap


lingkungan, penduduk ataupun kesehatan. Permasalah kependudukan ini
dapat dikelompokkan ke dalam 2 kelompok, yaitu sebagai berikut:
a. Masalah Penduduk bersifat Kuantitatif (Jumlah)
1) Jumlah Penduduk Besar
Penduduk merupakan objek dan subjek dalam sebuah
pembangunan, dalam melaksanakan pembangunan penduduk
merupakan salah satu faktor yang terpenting. Jumlah penduduk
Indonesia menempati posisi ke empat di dunia, hal ini menjadi
permasalahan yang perlu dihadapi oleh pemerintah. Pemerintah
harus menjamin kebutuhan hidup penduduknya seperti
menyediakan lapangan pekerjaan dan fasilitas lainnya.
2) Pertumbuhan Penduduk Cepat
Pertumbuhan penduduk di Indonesia termasuk cepat, jika
daya dukung lingkungan tidak dapat mengikuti dan
menyeimbangi pertumbuhan penduduk yang cepat maka dapat
menyebabkan berbagai permasalahan lingkungan.
3) Persebaran Penduduk Yang Tidak Merata
Di Indonesia jumlah penduduk tidak tersebar dengan
merata, seperti jumlah penduduk di pulau Jawa lebih besar
dibandingkan dengan jumlah penduduk di luar pulau Jawa. Jika
persebaran penduduk ini tidak merata dapat menyebabkan
berbagai permasalahan seperti lahan pertanian yang semakin
menyempit karena terlalu padat penduduk. Lahan pertanian
yang seharusnya dikelola oleh petani dialih fungsikan menjadi
pemukiman. Selain itu kota besar di Indonesia menjadi
pemusatan penduduk, sehingga menimbulkan permasalahan
lingkungan hidup seperti terdapatnya pemukiman liar, banyak
sungai yang tercemar karena dijadikan tempat membuang
limbah pabrik maupun tempat pembuangan sampah oleh
masyarakat itu sendiri, dan lain sebagainya.
123

b. Masalah Penduduk yang Bersifat Kualitatif


1) Tingkat Kesehatan
Tingkat kesehatan di Indonesia masih termasuk rendah, hal
ini dapat dilihat dari angka harapan hidup dan angka kematian
penduduk. Tingkat kesehatan penduduk yang baik ini jika angka
harapan hidup tinggi, begitupun sebaliknya.
2) Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan di negara berkembang relatif rendah
termasuk dengan Negara Indonesia. Di Indonesia pendapatan
penduduk masih relatif rendah, kesadaran penduduk akan
pentingnya sebuah pendidikan, serta tidak seimbangnya jumlah
murid dengan tenaga pendidik merupakan faktor dari rendahnya
tingkat pendidikan di Indonesia. Dengan tingkat pendidikan
yang rendah menyebabkan sulitnya masyarakat dalam menerima
hal yang baru, hal ini dapat menghambat pembangunan di suatu
negara.
3) Tingkat Pendapatan
Berdasarkan catatan BPS pada tahun 2020 penduduk di
Indonesia hidup dibawah garis kemiskinan. Masyarakat tidak
dapat memenuhi kebutuhan hidupnya karena pendapatan
perkapita yang rendah, sehingga penduduk di Indonesia belum
dapat dikatakan sejahtera. Dengan pendapatan perkapita yang
rendah dan daya beli masyarakat yang rendah menyebabkan
industri di Indonesia sulit untuk ditingkatkan dan berkembang
(wiguna, 2020:20-24).
124

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas, maka penulis
menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Perilaku Masyarakat Dalam Mengelola Sampah Rumah Tangga Di
Kelurahan Sukamulya Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya
Dalam mengelola sampah rumah tangga masyarakat Kelurahan
Sukamulya Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya masih dapat
dikatakan belum baik, berdasarkan tingkat pengetahuan dan sikap
masyarakat yang rendah cara pengelolaan sampah dilakukan tanpa
memilah jenis sampah terlebih dahulu dan langsung dilakukan
pembakaran sampah maupun penimbunan adapula masyarakat yang
memilih untuk membuang di tumpukan sampah yang ada di pinggir jalan
di Kelurahan Sukamulya. Selain dengan cara tersebut terdapat masyarakat
yang hanya mengandalkan petugas pengangkutan sampah dari Dinas Kota
untuk menangani tumpukan sampah setiap harinya, perilaku masyarakat
dalam mengelola sampah rumah tangga yang paling bermasalah dan
dampak yang dirasakan langsung oleh masyarakat sekitar yaitu dengan
cara dibuang dipinggir jalan hal ini menggangu pengguna jalan
dikarenakan penumpukan sampah meluber ke tengah jalan sehingga
menggangu pengguna jalan dan mencemari atau merusak tata ruang kota.
Selain itu adapula masyarakat yang memiliki pengetahuan yang baik
dan mengembangkan kreativitasnya dalam mengelola sampah rumah
tangga yaitu dikelola dengan cara 3r (reduce, reuse dan recycle),
pengelolaan sampah dengan cara 3r ini didasarkan pada pengetahuan
masyarakat yang telah mengikuti sosialisasi dan pelatihan pengelolaan
sampah yang selanjutnya diaplikasikan pada pengelolaan sampah
dikehidupan sehari-harinya.
125

2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Masyarakat Dalam Mengelola Sampah


Rumah Tangga Di Kelurahan Sukamulya Kecamatan Bungursari Kota
Tasikmalaya
Faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat dalam mengelola
sampah rumah tangga dibagi menjadi 3 yaitu Faktor Predisposisi
(Predisposing Factors) yang meliputi tingkat pengetahuan dan sikap,
Faktor Pemungkin (Enabling Factors) yang meliputi usia, tingkat
pendidikan, kondisi sosial-ekonomi dan sarana prasarana dan Faktor
Pendorong atau Penguat (Reinforcing Factors) yaitu petugas kebersihan.
Ketiga faktor tersebut mempengaruhi perilaku masyarakat dalam
mengelola sampah rumah tangga di Kelurahan Sukamulya Kecamatan
Bungursari Kota Tasikmalaya.

B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis memberikan
saran guna meningkatkan pengelolaan sampah rumah tangga yang lebih baik
dan tertata. Adapun saran dari penulis yaitu:
1. Kepada masyarakat untuk mulai mengurangi penggunaan sampah salah
satunya dengan cara Reduce yaitu upaya untuk mengurangi timbulan
sampah seperti dengan selalu membawa tas belanja sendiri ketika
berbelanja.
2. Kepada Pemerintah Kelurahan Sukamulya untuk menata ulang sistem
pembuangan dan pengangkutan sampah dengan memanfaatkan alat-alat
kebersihan yang tersedia di Kelurahan Sukamulya agar tidak hanya
mengandalkan petugas pengangkutan sampah dari Dinas Kota saja dan
agar tidak terjadi penumpukan sampah di pinggir jalan di Kelurahan
Sukamulya.
3. Kepada Pemerintah Kelurahan Sukamulya untuk memperjuangkan
penyediaan Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS) mengingat
pentingnya penyediaan Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS)
guna menciptakan lingkungan yang bersih dan lebih tertata sebagaimana
126

rencana program pemerintah Kelurahan Sukamulya yang bertujuan untuk


mewujudkan pengelolaan sampah yang baik dan tertata.
4. Kepada Pemerintah Kelurahan Sukamulya untuk membuat Bank Sampah
mengingat Kelurahan Sukamulya merupakan wilayah perkotaan yang
padat penduduk, dan masih banyak ditemui masyarakat yang mengelola
sampah rumah tangga dengan cara dibakar yang berpotensi terjadina
kebakaran dan mengingat dampak dari pembakaran sampah terhadap
pencemaran lingkungan dan kualitas udara.
5. Untuk penelitian selanjutnya, untuk menganalisis dampak dari mengelola
sampah yang dilakukan masyarakat terhadap pencemaran lingkungan.
6. Untuk penelitian selanjutnya, untuk meneliti penyediaan bank sampah di
Kelurahan Sukamulya Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya.
7. Dalam segala keterbatasan yang dimiliki oleh penulis, penulis menyadari
sepenuhnya hasil penelitian ini belum dapat dikatakan mencapai
kesempurnaan. Oleh sebab itu, penulis berharap hasil penelitian ini dapat
menjadi perbandingan bagi penelitian selanjutnya sehingga mendapatkan
hasil yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

Agus, R. N., Oktaviyanthi, R., & Sholahudin, U. (2019). 3R: Suatu Alternatif
Pengolahan Sampah Rumah Tangga. Kaibon Abhinaya : Jurnal Pengabdian
Masyarakat, 1(2), 72. https://doi.org/10.30656/ka.v1i2.1538
Agyustia, R. (2022a). FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS KURANJI. SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
ALIFAH PADANG.
Agyustia, R. (2022b). SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ALIFAH
PADANG TAHUN 2022 PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT.
Ajif, P. (2013). Pola Jaringan Sosial pada Industri Kecil Rambut Palsu di Desa
Karangbanjar, Kecamatan Bojongsari, Kabupaten Purbalingga. Jurnal
Penelitian, 31–40. Diambil dari https://eprints.uny.ac.id/18100/5/BAB III
09.10.033 Aji p.pdf
Arifin, M. H. R. (2021). Institut teknologi nasional, 5–26.
Beddu, H. (2020). Pengelolaan Kelompok Dalam Pembinaan Usaha Tani
Masyarakat Di Desa Cikowang Kecamatan Mangarabombang Kabupaten
Takalar Group Management in Community Farming Business Development
in Cikowang Village, Mangarabombang District, Takalar Regency Clavia
Clavia : Clavia : Journal Of Law, 18(1), 75–96.
Beni, M. T., Arjana, I., & Ramang, R. (2014). PENGARUH FAKTOR-FAKTOR
SOSIAL-EKONOMI TERHADAP TIMUR. JURNAL ILMU
LINGKUNGAN, 12(2), 105–117.
Dobiki, J. (2018). Analisis Ketersedian Prasarana Persampahan Di Pulau Kumo
Dan Pulau Kakara Di Kabupaten Halmahera Utara. Jurnal Spasial Volume,
5(2), 220–228.
Dwi Ningsih. (2017). Partisipasi Anggota Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga
(PKK) Dalam Pengelolaan Sampah Di Dusun Kabunan, Desa
Widodomartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman ”, 1–10.
Engel. (2014).. Paper Knowledge . Toward a Media History of Documents.

127
Fabiana Meijon Fadul. (2019)..
Febriadi, I. (2019). Pemanfaatan Sampah Organik Dan Anorganik Untuk
Mendukung Go Green Concept Di Sekolah. Abdimas : Papua Journal of
Community Service, 1(1), 32–39.
Hadi, M. I., Geografi, J. P., Keguruan, F., Ilmu, D. A. N., Siliwangi, U., &
Tasikmalaya, K. (2020). IMPLEMENTASI PROGRAM ECOVILLAGE
SEBAGAI.
Hardyansyah. (2010). Pengaruh kompetensi sumber daya manusia terhadap
kualitas laporan keuangan. Skripsi, 63.
ida bagus made astawa, i made sarmita. (2018). Geografi Penduduk.
Iii, B. A. B., Dan, M., & Penelitian, T. (1985). BAB III METODE DAN TEKNIK
PENELITIAN 79 Bab, 79–92.
Iii, B. A. B., & Penelitian, M. (2018). No Title, (114), 17–25.
Ilma, N., Nuddin, A., & Majid, M. (2021). RUMAH TANGGA DI ZONA
PESISIRKOTA PAREPARE Behaviorof Citizens in the Management of
Household Waste in the Coastal Zone of Parepare City PENDAHULUAN
Sampah merupakan suatu yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil
aktivitas manusia maupun alam yang belu, 4(1).
Irwanto, A. (2018). PERENCANAAN SANITARY LANDFIL DI TPA
BANJARSARI KABUPATEN BOJONEGORO (Studi Kasus: TPA
Banjarsari Kabupaten Bojonegoro). Diss. University of Muhammadiyah
Malang, 2018., 4–36.
Iva, H. (2014). Pengertian 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Paper Knowledge .
Toward a Media History of Documents, 7(2), 107–15.
Izzaty, R. E., Astuti, B., & Cholimah, N. (1967). Metode Observasi. Angewandte
Chemie International Edition, 6(11), 951–952., 5–24.
Jamaludin, J. (2018). Analisa Perhitungan Dan Pemilihan Load Cell Pada
Rancang Bangun Alat Uji Tarik Kapasitas 3 Ton. Motor Bakar : Jurnal
Teknik Mesin, 2(2), 22–25. https://doi.org/10.31000/mbjtm.v2i2.2719
Juwono, K. F., & Diyanah, K. C. (2021). ANALISIS PENGELOLAAN
SAMPAH RUMAH TANGGA ( SAMPAH MEDIS DAN NON MEDIS ) DI

128
KOTA SURABAYA SELAMA PANDEMI COVID-19 Analysis Household
Wast Management ( Medical and Non-Medical Waste ) in Surabaya City
during Covid-19 Pandemic, 12–20.
Khairul Fahmi. (2009). Pengembangan kawasan sudirman..., 10–42.
Khairuzzaman, M. Q. (2016). PENERAPAN PRINSIP 3R (REDUCE, REUSE,
RECYCLE) DALAM PENGELOLAAN SAMPAH SEBAGAI UPAYA
PENGENDALIAN PENCEMARAN LINGKUNGAN DI KABUPATEN
BANTUL, 4(1), 64–75.
Khalid, Z. (2021). Zulhan Khalid, 2018“ Evaluasi Kinerja Pengelolaan
Persampahan Di Kelurahan Bonto- Bontoa Kecamatan Bontoa Opu
Kabupaten Gowa” Skripsi. Makassar 2, 1–31.
Lausiry, M. N., & Tumuka, L. (2019). Analisis kondisi sosial-ekonomi
masyarakat migran sebelum dan sesudah berada di Kota Timika. Jurnal
Kritis, 3(1), 1–23. Diambil dari http://ejournal.stiejb.ac.id/index.php/jurnal-
kritis/article/view/43
LESTARI, I. F. (1967). Pengaruh Game Online Terhadap Perilaku Sosial Remaja
Smk Di Desa Pener Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang Tahun 2021.
Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952., 5–24.
Lingkungan, K. P. (2018). Al Ulya: Jurnal Pendidikan Islam, 3, 39–51.
Maringan, K., Pongtuluran, Y., & Maria, S. (2016). PENGARUH TINGKAT
PENDIDIKAN, SIKAP KERJA DAN KETERAMPILAN KERJA
TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PT. WAHANA SUMBER
LESTARI SAMARINDA. Akuntabel, 13(2), 135–150.
Marsita Melania Sarci Amala, Welson Y. Rompas, G. B. T. (2021). Pengawasan
Pemerintah Dalam Mengatasi Kenakalan Remaja Di Kelurahan Batuputih
Bawah Kecamatan Ranowulu Kota Bitung. Jurnal Administrasi …, VII(103),
50–56. Diambil dari
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/JAP/article/view/33607
MN, S. (2019). Usia. Mitteilungen aus dem Museum für Naturkunde in Berlin.
Zoologisches Museum und Institut für Spezielle Zoologie 〈 Berlin 〉 , 2(2),
31–31. https://doi.org/10.1002/mmnz.4830020211

129
Muhjad, M. H. (2016). Hukum Lingkungan Sebuah Pengantar Untuk Konteks
Indonesia. Hukum Lingkungan Sebuah Pengantar Untuk Konteks Indonesia,
33–75.
Muskita, M. (n.d.). No Title, 87–104.
Muslimah. (2015). DAMPAK PENCEMARAN TANAH DAN LANGKAH
PENCEGAHAN. Agrisamudra, 2(1), 11–20.
Notoatmodjo. (2013). Gambaran Perilaku Masyarakat. Journal of Chemical
Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
NOTOATMODJO, S. (2011). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. In Promosi
Kesehatan dan Ilmu Perilaku (hal. 139–149).
Pengelolaan, A., & Perkotaan, P. (n.d.). ANALISIS PENGELOLAAN
PERSAMPAHAN PERKOTAAN (Sudi kasus pada Kelurahan Boya
Kecamatan Banawa Kabupaten Donggala).
Poerwandari, K. (1998). Jenis Penelitian Kualitatif. Journal Penelitian, 1(69), 34.
Pratiwi. (2021). No Title, (2014).
Priatna, L., Hariadi, W., & Purwendah, E. K. (2019). “Pengelolaan Sampah di
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Gunung Tugel, Desa Kedungrandu,
Kecamatan Patikraja, Kabupaten Banyumas.” Pengembangan Sumber Daya
Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan IX, 6(November), 494–501.
Putra Saskara, I. M. A. (2019). Gambaran Tingkat Pengetahuan Tentang
Kebersihan Gigi dan Mulut Serta Karies Pada Siswa Kelas IV dan V SD
Negeri 3 Sesetan Denpasar Tahun 2019. Journal of Chemical Information
and Modeling, 53(9), 1689–1699.
Putri, C. (2019). Dampak Pembuangan Sampah Bagi Masyarakat Di Sekitar Tpsa
Piyungan (Studi Kasus: Piyungan Bantul, Yogyakarta).
Https://Www.Researchgate.Net/Publication/333507344, (May), 1–21.
Putri, M. A. (2018). Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku Perempuan
Obesitas tentang Pencegahan Risiko Penyakit Akibat Obesitas di Desa
Slahung Wilyah Kerja Puskesmas Slahung., 10–34.
Rahmah, N. A., Sari, N., & Amrina, D. H. (2021). KAJIAN DAMPAK SAMPAH
RUMAH TANGGA TERHADAP LINGKUNGAN DAN

130
PEREKONOMIAN BAGI MASYARAKAT KECAMATAN SUKARAME
KOTA BANDAR LAMPUNG BERDASARKAN PERSPEKTIF ISLAM.
Holistic Journal of Management Research, 6(2), 42–59.
Rahmanto, E., Rahmabudhi, S., Kustia, T., Kampar, S. K., Unggas, J., Tiga, K. S.,
& Raya, K. B. (2022). Analisis Spasial Penentuan Tipe Iklim Menurut
Klasifikasi Schmidt – Ferguson Menggunakan Metode Thiessen – Polygon
di Provinsi Riau Spatial Analysis of Climate Type Determination by Schmidt
– Ferguson Classification Using the Thiessen – Polygon Method in. Buletin
GAW (BGB), 3(1), 35–42.
Rosariawari, F., & Paelongan, A. (2022). Penerapan Konsep Pengelolaan Sampah
Rumah Tangga Dengan Metode 5R (Reduce, Reuse, Recycle, Replace, and
Replant) Berbasis Masyarakat Di Wilayah Kebraon Kota Surabaya.
EnviroUS, 2(2), 63–69. https://doi.org/10.33005/envirous.v2i2.112
Rosmidah, H. (2016). Rosmidah Hasibuan ISSN Nomor 2337-7216, 04(01), 42–
52.
Saputra, S., & Mulasari, S. A. (2017). Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku
Pengelolaan Sampah pada Karyawan di Kampus. Jurnal Kesehatan
Masyarakat, 11(1), 22–27.
Sukerti, N. L. G. (2017). Perilaku Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah Dan
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Journal Ecotrophic, 11(2), 148–155.
Suparyanto dan Rosad (2015. (2020).. Suparyanto dan Rosad (2015, 5(3), 248–
253.
Suratmo, G. (n.d.). Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
Sya, A., & Abdurachman, M. (2012). Geografi Perilaku. Bandung: Universitas
BSI Bandung Press.
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2009.
(2009).
Utama, A. R., & Putri, D. Z. (2020). Faktor Sosial Ekonomi Terhadap Perilaku
Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah Perdesaan di Provinsi Sumatera
Barat. Jurnal Kajian Ekonomi dan Pembangunan Pengaruh, 2(6).

131
Waliki, Y., Tjolli, I., & Warami, H. (2020). Perilaku Masyarakat dalam
Mengelola Sampah Rumah Tangga di Distrik Manokwari Timur Kabupaten
Manokwari. Cassowary, 3(2), 127–140.
wiguna, cipta suhud. (2020). Modul : Geografi SMA : Dinamika Kependudukan
Di Indonesia. Gastronomía ecuatoriana y turismo local. (Vol. 1).
Wildawati, D., & Hasnita, E. (2019). Faktor yang berhubungan dengan
pengelolaan sampah rumah tangga berbasis masyarakat di kawasan bank
sampah hanasty. Human Care, 4(3), 149–158.

132
Lampiran 1 Pedoman Observasi
PEDOMAN OBSERVASI
KONDISI GEOGRAFIS KELURAHAN SUKAMULYA KECAMATAN
BUNGUSARI KOTA TASIKMALAYA

A. LOKASI
1. Kelurahan :
2. Kecamatan :
3. Batas :
a. Sebelah barat berbatasan dengan : ..........
b. Sebalah timur berbatasan dengan : ..........
c. Sebelah utara berbatasan dengan : ..........
d. Sebelah selatan berbatasan dengan : ..........

B. GEOLOGI
1. Jenis Batuan Dominan : ..........
a. Batuan bekuan : ..........
b. Batuan endapan : ..........
c. Batuan malihan : ..........
2. Formasi batuan : ..........

C. FISIOGRAFI
1. Elevasi : ..........Mdpl
2. Kemiringan : ..........
3. Morfologi :
a. Dataran rendah
b. Bukit
c. Bergunung

D. CUACA DAN IKIM


1. Suhu rata-rata : ..........
2. Curah hujan rata-rata : ..........
3. Arah angin yang dominan : ..........

E. HIDROLOGI
1. Danau/kolam : ..........
a. Alam
b. Buatan
2. Air tanah
a. Kedalaman dan rata-rata : ..........

133
b. Kondisi kualitas air minum : a. Baik b. Sedang c. Jelek

F. TANAH
1. Jenis Tanah :
2. Struktur :
3. Tekstur :
4. PH tanah :
5. Warna Tanah :

G. PENGGUNAAN LAHAN
1. ...............
2. ...............
3. ...............

H. DEMOGRAFI
1. Jumlah penduduk
2. Komposisi penduduk berdasarkan
a. Usia :
b. Pendidikan :
c. Jenis kelamin :
d. Mata pencaharian :
3. Fasilitas Sosial
a. Ekonomi
1) Pasar : (ada/tidak ada)
2) Koperasi : (ada/tidak ada)
3) Terminal : (ada/tidak ada)
b. Pendidikan
1) TK : (ada/tidak ada)
2) SD : (ada/tidak ada)
3) SMP : (ada/tidak ada)
4) MTs : (ada/tidak ada)
5) SMA : (ada/tidak ada)
6) MAN : (ada/tidak ada)
c. Umum
1) Mesjid : (ada/tidak ada)
2) Poskamling : (ada/tidak ada)
3) Puskesmas : (ada/tidak ada)
4) Posyandu : (ada/tidak ada)

134
Lampiran 2 Pedoman Wawancara 1
PEDOMAN WAWANCARA
(Terhadap Lurah Sukamulya)

A. Identitas responden
1. Nama responden :
2. Jenis kelamin :
3. Umur :
4. Alamat :

B. Daftar Pertanyaan
1. Daftar Riwayat Responden
1) Apakah pekerjaan anda sehari-hari?
2) Apakah pekerjaan sampingan anda sehari-hari?
3) Apakah anda pernah mengenyam bangku sekolah?
4) Jika ada, sampai mana anda bersekolah?
5) Berapakah jumlah tanggungan keluarga anda?
6) Berapakah jumlah saudara kandung anda yang dimiliki?
7) Apakah anak-anak anda mengenyam bangku sekolah?
8) Jika ya, sampai mana anda menyekolahkan mereka?
2. Daftar pertanyaan mengenai statusnya sebagai Lurah Sukamulya
1) Sudah berapa lama Bapak tinggal di Kelurahan Sukamulya
Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya?
2) Sudah berapa lama Bapak menjabat menjadi Lurah Sukamulya?
3) Bagaimana kondisi sosial ekonomi masyarakat Kelurahan
Sukamulya saat ini?
4) Apakah mayoritas pekerjaan masyarakat Kelurahan Sukamulya?
5) Apakah yang Bapak ketahui mengenai sampah rumah tangga?
6) Kemana Bapak biasanya membuang sampah rumah tangga?
7) Mengapa Bapak biasa membuang sampah rumah tangga ketempat
tersebut?

135
8) Pukul berapa biasanya Bapak membuang sampah rumah tangga?
9) Mengapa Bapak membuang sampah rumah tangga pada pukul
sekian?
10) Apakah di Kelurahan Sukamulya terdapat Tempat Pembuangan
Sampah Sementara (TPS)?
11) Jika ada, ada berapa Tempat Pembuangan Sampah Sementara
(TPS) di Kelurahan Sukamulya?
12) Jika ada, dimana Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS) di
Kelurahan Sukamulya?
13) Apakah ada petugas pengangkutan sampah yang melewati
Kelurahan Sukamulya?
14) Jika ada, berapa kali sebulan petugas pengangkutan sampah
melewati Kelurahan Sukamulya?
15) Apakah Bapak mengetahui adanya penumpukan sampah rumah
tangga dipinggir jalan di beberapa titik di Kelurahan Sukamulya?
16) Menurut Bapak mengapa terdapat penumpukan sampah rumah
tangga dipinggir jalan di beberapa titik di Kelurahan Sukamulya?
17) Jika mengetahui, apakah pernah ada program untuk mengatasi
penumpukan sampah tersebut?
18) Jika ada, program apa yang dilakukan untuk mengatasi
penumpukan sampah tersebut?
19) Jika ada, bagaimana respon dari masyarakat dengan adanya
program tersebut?
20) Apakah pernah ada sosialisasi kepada masyarakat Kelurahan
Sukamulya mengenai cara mengelola sampah rumah tangga?
21) Jika ada, kapan sosialisasi tersebut dilakukan?
22) Jika ada, bagaimana respon dari masyarakat Kelurahan Sukamulya
setelah menerima sosialisasi tersebut?
23) Jika ada, apakah terdapat perubahan pada masyarakat dalam cara
mengelola sampah rumah tangga setelah dilakukan sosialisasi
tersebut?

136
24) Menurut Bapak apakah permasalah mengenai sampah di Kelurahan
Sukamulya telah teratasi dengan baik?
25) Pencapaian apa yang pernah Bapak lakukan dalam mengatasi
permasalahan sampah di Kelurahan Sukamulya?

137
Lampiran 3 Pedoman Wawancara 2
PEDOMAN WAWANCARA
(Terhadap Petugas Pengangkutan Sampah)

A. Identitas responden
1. Nama responden :
2. Jenis kelamin :
3. Umur :
4. Alamat :

B. Daftar Pertanyaan
1. Apakah Bapak berasal dari Kelurahan Sukamulya?
2. Apakah Bapak sudah berkeluarga atau menikah?
3. Jika sudah, berapa jumlah tanggungan keluarga bapak?
4. Sudah berapa lama Bapak bekerja sebagai petugas pengangkutan
sampah?
5. Apakah Bapak memiliki pekerjaan sampingan selain menjadi petugas
pengangkutan sampah?
6. Pukul berapa biasanya Bapak mulai bekerja?
7. Pukul berapa biasanya Bapak selesai bekerja?
8. Apakah pengangkutan sampah dilakukan setiap hari?
9. Dalam sehari berapa ton sampah yang dapat terangkut ke Tempat
Pembuangan Akhir (TPA)?
10. Dalam sehari berapa Desa/Kelurahan yang dapat ditampung dalam
satu truk pengangkutan sampah?
11. Apakah di Kelurahan Sukamulya terdapat Tempat Pembuangan
Sampah Sementara (TPS)?
12. Jika ada, dimanakah Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS) di
Kelurahan Sukamulya?
13. Berapakah jumlah petugas pengangkutan sampah dalam satu truk?

138
14. Apakah jumlah petugas tersebut cukup untuk mengangkut sampah di
Kelurahan Sukamulya?
15. Berapa kali dalam sebulan pengangkutan sampah di Kelurahan
Sukamulya dilakukan?
16. Setiap hari apa pengangkutan sampah di Kelurahan Sukamulya?
17. Jenis sampah apakah yang paling banyak ditemui di Kelurahan
Sukamulya?
18. Apakah semua sampah di Kelurahan Sukamulya dapat terangkut dalam
satu kali pengangkutan?
19. Jika tidak, perlu berapa kali dalam sebulan pengangkutan untuk bisa
menampung semua sampah di Kelurahan Sukamulya?
20. Apakah ada biaya yang harus dikeluarkan masyarakat agar sampah
yang dihasilkan dari rumah tangga dapat terangkut oleh petugas
pengangkutan sampah?
21. Jika ada, berapa biaya yang harus dikeluarkan masyarakat
perbulannya?
22. Apakah Bapak mengetahui mengenai penumpukan sampah dipinggir
jalan di beberapa titik di Kelurahan Sukamulya?
23. Apakah penumpukan sampah tersebut ikut diangkut pada saat jadwal
pengangkungan di Kelurahan Sukamulya?
24. Apakah terdapat hambatan/kesulitan pada saat proses pengangkutan
sampah di Kelurahan Sukamulya?
25. Jika ada, bagaimana cara Bapak dalam mengatasi hambatan/kesulitan
tersebut?

139
Lampiran 4 Pedoman Wawancara 3
PEDOMAN WAWANCARA
(Terhadap Masyarakat Kelurahan Sukamulya)

A. Identitas responden
1. Nama responden :
2. Jenis kelamin :
3. Umur :
4. Alamat :

B. Daftar Pertanyaan
1. Apakah Bapak/Ibu berasal dari Kelurahan Sukamulya?
2. Sudah berapa lama Bapak/Ibu tinggal di Kelurahan Sukamulya?
3. Apakah Bapak/Ibu pernah mengenyam pendidikan?
4. Jika pernah, apa pendidikan terakhir Bapak/Ibu?
5. Apa pekerjaan Bapak/Ibu setiap harinya?
6. Apakah Bapak/Ibu memiliki pekerjaan sampingan?
7. Jika ada, pekerjaan apa?
8. Sudah berapa lama Bapak/Ibu menjalani profesi tersebut?
9. Pukul berapa biasanya Bapak/Ibu berangkat bekerja?
10. Pukul berapa biasanya Bapak/Ibu pulang bekerja?
11. Apakah Bapak/Ibu sudah berkeluarga atau menikah?
12. Berapa jumlah tanggungan keluarga Bapak/Ibu?
13. Apakah yang Bapak/Ibu ketahui mengenai sampah rumah tangga?
14. Apakah Bapak/Ibu mengetahui cara pengelolaan sampah rumah
tangga?
15. Darimakah Bapak/Ibu mengetahui cara pengelolaan sampah rumah
tangga?
16. Bagaimana sikap dan perilaku Bapak/Ibu dalam mengelola sampah
rumah tangga?

140
17. Apakah Bapak/Ibu mengalami kesulitan dalam mengelola sampah
rumah tangga? Mengapa?
18. Berapa banyak sampah rumah tangga yang dihasilkan Bapak/Ibu
dalam sehari?
19. Kemana Bapak/Ibu biasanya membuang sampah rumah tangga?
20. Mengapa Bapak/Ibu terbiasa membuang sampah rumah tangga ke
tempat tersebut?
21. Pukul berapa biasanya Bapa/Ibu membuang sampah rumah tangga?
22. Mengapa Bapak/Ibu membuang sampah rumah tangga pada pukul
sekian?
23. Apakah Bapak/Ibu cenderung mengikuti orang lain dalam membuang
sampah rumah tangga ke suatu tempat?
24. Menurut Bapak/ Ibu apakah sarana dan prasarana kebersihan di
Kelurahan Sukamulya sudah memadai?
25. Jika belum, sarana dan prasarana apakah yang tidak tersedia?
26. Apakah di Kelurahan Sukamulya terdapat tempat Pembuangan
Sampah Sementara (TPS)?
27. Jika ya, dimana Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS) di
Kelurahan Sukamulya?
28. Apakah Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS) dekat dengan
tempat tinggal Bapak/Ibu?
29. Menurut Bapak/Ibu cara mengelola sampah rumah tangga yang baik
itu seperti apa?
30. Apakah Bapak/Ibu pernah mengikuti sosialisasi atau pelatihan
mengenai cara mengelola sampah rumah tangga?
31. Jika ya, pengetahuan apa yang Bapak/Ibu dapatkan setelah mengikuti
sosialisasi atau pelatihan tersebut?
32. Jika ya, apakah Bapak/Ibu menerapkan cara mengelola sampah rumah
tangga dengan baik dikehidupan sehari-hari?
33. Apakah Bapak/Ibu mengajarkan cara mengelola sampah rumah tangga
yang biasanya Bapak/Ibu lakukan kepada anak-anak Bapak/Ibu?

141
34. Apakah Bapak/Ibu mengetahui mengenai penumpukan sampah di
pinggir jalan di beberapa titik di Kelurahan Sukamulya?
35. Jika ya, bagaimana tanggapan Bapak/Ibu mengenai hal tersebut?
36. Apakah di Kelurahan Sukamulya terdapat petugas pengangkutan
sampah?
37. Jika ada, berapa kali dalam sebulan pengangkutan sampah di
Kelurahan Sukamulya dilakukan?
38. Jika ada, apakah petugas pengangkutan sampah selalu rutin datang
pada jadwal yang telah ditentukan?
39. Apakah cukup pengangkutan sampah dilakukan sekian kali dalam
sebulan?
40. Apakah Bapak/Ibu termasuk menggunakan jasa petugas pengangkutan
sampah?
41. Jika ya, berapa biaya yang harus dikeluarkan agar sampah dapat
terangkut oleh petugas pengangkutan sampah?
42. Jika tidak, mengapa tidak menggunakan jasa petugas pengangkutan
sampah?
43. Jika petugas pengangkutan sampah tidak kunjung tiba, bagaimana cara
Bapak/Ibu dalam mengatasi sampah rumah tangga yang menumpuk?
44. Mengapa Bapak/Ibu lebih memilih mengatasi penumpukan sampah
rumah tangga dengan cara tersebut?
45. Apakah cara tersebut efektif untuk mengatasi penumpukan sampah
rumah tangga yang tak kunjung diangkut oleh petugas pengangkutan
sampah?

142
Lampiran 5. Surat Keputusan Pembimbing Skripsi/Tugas Akhir

143
Lampiran 6. Lembar Bimbingan

144
Lampiran 7. Matriks Sidang Skripsi

145
RIWAYAT HIDUP

Sylvia Damayanti, lahir di Tasikmalaya pada tanggal 27

Juli 2000. Penulis merupakan anak dari pasangan Bapak

Asep Yadi dan Ibu Ina Kartina. Penulis merupakan anak ke

tiga dari enam bersaudara. Penulis bertempat tinggal di

Perum Griya Aboh Permai Blok A no 1 Kelurahan

Sukamulya Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya.

Penulis menempuh pendidikan dimulai dari Sekolah Dasar (SD) Negeri

Sindangpalay 1 dan lulus pada tahun 2012. Kemudian melanjutkan ke Sekolah

Menengah Pertama (SMP) Negeri 5 Tasikmalaya dan lulus pada tahun 2015.

Selanjutnya melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 4

Tasikmalaya dan lulus pada tahun 2018. Pada tahun yang sama penulis

melanjutkan ke perguruan tinggi Universitas Siliwangi Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan Geografi.

Dalam rangka menyelesaikan tugas akhir pada jenjang sarjana (S1),

penulis melakukan penelitian dan menulis skripsi dengan judul “Perilaku

Masyarakat Dalam Mengelola Sampah Rumah Tangga Di Kelurahan Sukamulya

Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya” dibawah bimbingan Bapak Dr. Iman

Hilman, S.Pd., M.Pd selaku pembimbing I dan ibu Anita Eka Putri, S.Pd., M.Pd.

selaku pembimbing II akhirnya penulis dapat menyelesaikan penelitian ini semoga

bermanfaat untuk semuanya, Aamiin.

146

Anda mungkin juga menyukai