Anda di halaman 1dari 197

KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH,

MOTIVASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP


PRESTASI KERJA GURU SDN SE GUGUS ALALAK
KECAMATAN BANJARMASIN UTARA

DEASY NATHALIA
A2A 113011

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN


PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2019

i
KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH,
MOTIVASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP
PRESTASI KERJA GURU SDN SE GUGUS ALALAK
KECAMATAN BANJARMASIN UTARA

DEASY NATHALIA
A2A 113011

TESIS
Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister
Pada Program Studi Magister Manajemen Pendidikan

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN


PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2019

ii
HALAMAN PENGESAHAN

NASKAH TESIS INI DISETUJUI UNTUK


DIUSULKAN KEPADA DEWAN PENGUJI

PEMBIMBING I : ...................................................................

Dr. H. Muhammad Saleh, M.Pd


NIP 19580328 198603 1 003

PEMBIMBING II : ...................................................................

Dr. Hj. Aslamiah, M.Pd., Ph.D


NIP. 19600110 198603 2 001

iii
HALAMAN PENGESAHAN DEWAN PENGUJI

Tesis Calon Magister : DEASY NATHALIA


Disetujui Pada Tanggal : 15 Mei 2019

Oleh Dewan Penguji

1. Prof. Drs. Ahmad Suriansyah, M.Pd., Ph.D (Ketua) : .................................


NIP 19591225 198603 1 001

2. Drs. Sulaiman, M.Pd., Ph.D (Sekretaris) : .................................


NIP 19500619 198610 1 001

3. Dr.H. Muhammad Saleh, M.Pd (Penguji 1) : .................................


NIP 19580328 198603 1 003

4. Dr. Hj. Aslamiah, M.Pd., Ph.D (Penguji 2) : .................................


NIP 19600110 198603 2 001

5. Drs. H. Sulaiman, M.Pd,. Ph.D (Penguji 3) : .................................


NIP 19500619 198610 1 001

Mengetahui
Ketua Program Studi
Magister Manajemen Pendidikan

Prof. Drs. Ahmad Suriansyah, M.Pd., Ph.D


NIP. 19591225 198603 1 001

iv
HALAMAN PENGESAHAN

KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH,


MOTIVASI DAN LINGKUNGAN KERJA DENGAN
PRESTASI KERJA GURU SDN SE GUGUS ALALAK
KECAMATAN BANJARMASIN UTARA

Nama : DEASY NATHALIA


NIM : A2A 113011

Disetujui Komisi Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Dr.H. Muhammad Saleh, M.Pd Dr. Hj. Aslamiah, M.Pd., Ph.D


NIP 19580328 198603 1 003 NIP 19600110 198603 2 001

Diketahui

Ketua Program Studi Direktur Program Pascasarjana


Magister Manajemen Pendidikan

Prof. Drs. Ahmad Suriansyah, M.Pd., Ph.D Dr. Ir. Bambang Joko Priatmadi, MP
NIP 19591225 198603 1 001 NIP 19630505 199003 1 001

v
PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Deasy Nathalia
NIM : A2A 113011
Tempat Tanggal Lahir : Banjarmasin, 23 Desember 1984
Program Studi : Magister Manajemen Pendidikan
Alamat : Jl. Tanjung Blok Matahari V No. 11 Rt. 18 Kel.
Sungai Andai Kec. Banjarmasin Utara Kalimantan
Selatan

Dengan ini menyatakan bahwa tesis yang berjudul “Kontribusi Kepemimpinan


Kepala Sekolah, Motivasi dan Lingkungan Kerja Terhadap Prestasi Kerja Guru
SDN Se-Gugus Alalak Kecamatan Banjarmasin Utara” beserta seluruh isi dan
kelengkapannya adalah benar hasil karya tulisan saya.

Untuk itu atas pernyataan ini, saya bersedia bertanggung jawab atas segala resiko
apabila terdapat pelanggaran terhadap tulisan ini.

Atas perhatian dan kerjasamanya saya ucapkan terima kasih.

Banjarmasin, April 2019


Yang membuat pernyataan,

DEASY NATHALIA
NIM A2A 113011

vi
ABSTRAK

Deasy Nathalia. 2019. Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi dan


Lingkungan Kerja Terhadap Prestasi Kerja Guru SDN Se Gugus
Alalak Kecamatan Banjarmasin Utara. Tesis Program Magister
Manajemen Pendidikan, Program Pascasarjana, Universitas Lambung
Mangkurat Banjarmasin. Pembimbing: (I) Dr. H. Muhammad Saleh,
M.Pd dan (II) Dr. Hj. Aslamiah, M.Pd, Ph.D

Kata Kunci: Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi Kerja, Lingkungan


Kerja, Prestasi Kerja Guru

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) besarnya kontribusi


kepemimpinan kepala Sekolah terhadap prestasi kerja guru SDN Se Gugus Alalak
Kecamatan Banjarmasin Utara, (2) besarnya kontribusi motivasi kerja guru
terhadap prestasi kerja guru SDN Se Gugus Alalak Kecamatan Banjarmasin
Utara; (3) besarnya kontribusi lingkungan kerja guru terhadap prestasi kerja guru
SDN Se Gugus Alalak Kecamatan Banjarmasin Utara; (4) besarnya kontribusi
kepemimpinan kepala sekolah, motivasi dan lingkungan kerja terhadap prestasi
kerja guru SDN Se Gugus Alalak Kecamatan Banjarmasin Utara.
Penelitian yang digunakan pendekatan kuantitatif dengan deskriptif dan
analisis regresi linear. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru SDN Se-
Gugus Alalak Banjarmasin Utara. Sampel yang digunakan berjumlah 104 guru.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik angket/kuesioner dan
observasi. Sedangkan teknik analisis data menggunakan analisis deskriftif dan uji
persyaratan analisis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) terdapat kontribusi antara
kepemimpinan kepala sekolah terhadap prestasi kerja guru SDN Se Gugus Alalak
Kecamatan Banjarmasin Utara sebesar 31,5%, (2) terdapat kontribusi antara
motivasi kerja terhadap prestasi kerja guru SDN Se Gugus Alalak Kecamatan
Banjarmasin Utara sebesar 40% , (3) terdapat kontribusi antara Lingkungan kerja
guru terhadap prestasi kerja guru sebesar 34,3%, (4) Kepemimpinan kepala
sekolah, Motivasi kerja guru dan Lingkungan kerja guru secara bersama-sama
terhadap prestasi kerja guru sebesar 50%.
Disarankan kepada pihak-pihak yang terlibat dalam dunia pendidikan
seperti kepala sekolah, guru, pengawas, kepala dinas, hendaknya senantiasa
meningkatkan kualitas prestasi kerjanya agar tujuan pendidikan dapat tercapai
sesuai harapan.

vii
ABSTRACT

Deasy Nathalia. 2019. Contributions of Principal Leadership, Motivation and


Work Environment to the Achievement of Public Elementary School
Teachers in Alalak Cluster, North Banjarmasin Subdistrict. Thesis
Master of Educational Management Program, Postgraduate Program,
Lambung Mangkurat University Banjarmasin. Advisor: (I) Dr. H.
Muhammad Saleh, M.Pd and (II) Dr. Hj. Aslamiah, M.Pd, Ph.D

Keywords: Principal Leadership, Work Motivation, Work Environment, Teacher


Work Achievement

The purpose of this study was to describe: (1) the amount of the
contribution of principal's leadership on the work achievement of Public
Elementary School Teacher in Alalak Cluster, North Banjarmasin Subdistrict; (2)
the amount of the contribution of teacher work motivation on the work
achievement of Public Elementary School Teacher in Alalak Cluster, North
Banjarmasin Subdistrict; (3) the amount of the contribution work environment on
the work achievement of Public Elementary School Teacher in Alalak Cluster,
North Banjarmasin Subdistrict; (4) the amount of the principal's leadership,
motivation and work environment simultaneously on the work performance of
Public Elementary School Teacher in Alalak Cluster, North Banjarmasin
Subdistrict.
The study uses a quantitative approach with the descriptive method and
linear regression analysis. The population in this study were all elementary school
was to 104 teachers. Data collection techniques used were questionnaires and
observation techniques. While the data analysis technique uses statistical tests,
regression analysis, and the F test.
The results showed that: (1) Principal leadership made an effective
contribution of 31.5% on teacher work achievement, (2) work motivation
provided an effective contribution of 40% on teacher work achievement of teacher
in Alalak Cluster, North Banjarmasin Subdistrict, (3) Teacher's work environment
made an effective contribution of 34.4% on teacher work achievement, (4)
Principal leadership, Motivation of teacher’s work and the teacher's work
environment simultaneously contribute 50% to the work performance of Public
Elementary School Teacher in Alalak Cluster, North Banjarmasin Subdistrict.
It is recommended to parties involved in the world of education such as
principals, teachers, supervisors, heads of education offices, should always
improve the quality of their work performance so that educational goals can be
achieved easily.

viii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr Wb

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah swt atas segala

limpahan rahmat dan karuniaNya hingga dapatlah diselesaikan tesis ini yang

berjudul: “Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi dan

Lingkungan Kerja Dengan Prestasi Kerja Guru SDN Se-Gugus Alalak

Kecamatan Banjarmasin Utara“.

Penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan atas bimbingan

dan dukungan dari berbagai pihak dalam mempersiapkan, menyusun, dan

menyelesaikan tesis ini terutama kepada Dosen Pembimbing (I) Dr. H.

Muhammad Saleh, M.Pd dan (II) Dr. Hj. Aslamiah, M.Pd, Ph.D yang telah

banyak memberikan bimbingan, masukan dan saran-saran akhirnya segala kendala

dapat teratasi untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

dan tak terhingga.

Dengan terselesainya tesis ini, tidak lupa penulis menyampaikan terima

kasih kepada Yth:

1. Rektor Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin.

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lambung

Mangkurat Banjarmasin.

3. Direktur Program Pascasarjana Universitas Lambung Mangkurat.

4. Kepala Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin.

5. Ketua Program Magister Manajemen Pendidikan, Ahmad Suriansyah, M.Pd.,

Ph.D.

ix
6. Para Dosen dan Pengelola Program Magister Manajemen Pendidikan.

7. Para Kepala Sekolah dan Guru Se-Gugus Alalak Kecamatan Banjarmasin

Utara.

8. Keluarga yang selalu memberikan dorongan, semangat dan selalu memahami

keseibukan penulis dalam mengerjakan tesis ini.

9. Semua pihak yang memberikan bantuan baik moril maupun materil.

Atas segala petunjuk dan bimbingan yang telah diberikan semoga

dibalaskan dengan pahala yang berlimpah dari Allah SWT serta hasil penelitian

ini bermanfaat bagi pembinaan pendidikan di sekolah.

Banjarmasin, September 2018

Peneliti,

DEASY NATHALIA

x
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ........................................ iv
HALAMAN PENGESAHAN KOMISI PEMBIMBING ............................... v
PERNYATAAN .............................................................................................. vi
ABSTRAK ...................................................................................................... vii
ABSTRACT .................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xix
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................. 9
C. Tujuan Penelitian..................................................................... 10
D. Kegunaan Penelitian ............................................................... 10
1. Manfaat Teoritis ............................................................... 10
2. Manfaat Praktis ................................................................ 11
E. Hipotesis Penelitian ................................................................ 11
F. Variabel dan Definisi Operasional ......................................... 13
1. Definisi Operasional ......................................................... 13
a. Kepemimpinan Kepala Sekolah ................................. 13
b. Motivasi Kerja Guru ................................................... 14
c. Lingkungan Kerja Guru ............................................. 17
d. Prestasi Kerja Guru .................................................... 18

xi
BAB II KAJIAN TEORI ......................................................................... 20
A. Hakikat Kepemimpinan Kepala Sekolah ............................... 20
1. Pengertian Kepemimpinan ............................................... 21
2. Pengertian Kepala Sekolah ............................................... 21
3. Pengertian Kepemimpinan Kepala Sekolah ..................... 22
4. Fungsi Kepemimpinan ..................................................... 24
5. Tipe-tipe Kepemimpinan .................................................. 25
6. Indikator Kepemimpinan Kepala Sekolah ....................... 29
7. Kontribusi Kepemimpinan KepalaSekolah Terhadap
Prestasi Kerja Guru .......................................................... 35
B. Hakikat Motivasi Kerja .......................................................... 37
1. Pengertian Motivasi Kerja ................................................ 37
2. Jenis-jenis Motivasi .......................................................... 39
3. Tujuan Motivasi ............................................................... 40
4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja ........ 41
5. Indikator Motivasi Kerja .................................................. 42
6. Kontribusi Motivasi Kerja Terhadap Prestasi Kerja Guru 45
C. Hakikat Lingkungan Kerja ..................................................... 48
1. Pengertian Lingkungan Kerja ........................................... 48
2. Jenis-jenis Lingkungan Kerja ........................................... 49
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja ... 50
4. Aspek Lingkungan Kerja ................................................. 51
5. Indikator Lingkungan Kerja Guru .................................... 53
6. Kontribusi Lingkungan Kerja Terhadap Prestasi
Kerja Guru ........................................................................ 53
D. Prestasi Kerja Guru ................................................................ 55
1. Pengertian Prestasi Kerja ................................................. 55
2. Kriteria-kriteria Prestasi Kerja ......................................... 57
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Kerja ........... 58
4. Penilaian Prestasi Kerja .................................................... 59
5. Tujuan Prestasi Kerja ....................................................... 61
6. Indikator-indikator Prestasi Kerja .................................... 62

xii
E. Penelitian Terdahulu .............................................................. 63
F. Kerangka Berpikir ................................................................... 67
1. Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap
Prestasi Kerja Guru .......................................................... 67
2. Kontribusi Motivasi Kerja Terhadap Prestasi Kerja
Guru ................................................................................... 69
3. Kontribusi Lingkungan Kerja Terhadap Prestasi Kerja
Guru .................................................................................. 70
4. Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi
Kerja dan Lingkungan Kerja Terhadap Prestasi Kerja
Guru .................................................................................. 71
BAB III METODE PENELITIAN .......................................................... 73
A. Rancangan Penelitian .............................................................. 73
B. Populasi dan Sampel ............................................................... 75
1. Populasi ............................................................................ 75
2. Sampel .............................................................................. 75
C. Instrumen Penelitian ............................................................... 77
D. Metode Pengumpulan Data .................................................... 78
1. Angket .............................................................................. 79
a. Kisi-kisi Angket Kepemimpinan Kepala Sekolah ..... 79
b. Kisi-kisi Angket Motivasi Kerja Guru ....................... 80
c. Kisi-kisi Angket Lingkungan Kerja Guru .................. 80
2. Observasi Prestasi Kerja Guru .......................................... 81
E. Uji Instrumen .......................................................................... 83
1. Uji Kesasihan Instrumen (Validitas) ................................ 85
2. Uji Reliabilitas .................................................................. 86
F. Teknik Analisis Data .............................................................. 92
1. Analisis Deskriptif ............................................................ 92
2. Uji Persyaratan Analisis ................................................... 94
a. Uji Normalitas Data ................................................... 94
b. Uji Linearitas .............................................................. 94

xiii
c. Uji Homogenitas ........................................................ 95
d. Uji Multikolineritas .................................................... 95
G. Pengujian Hipotesis ................................................................ 95
1. Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap
Prestasi Kerja Guru .......................................................... 95
2. Kontribusi Motivasi Kerja Terhadap Prestasi Kerja
Guru ................................................................................... 97
3. Kontribusi Lingkungan Kerja Terhadap Prestasi Kerja
Guru .................................................................................. 98
4. Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi
Kerja dan Lingkungan Kerja Terhadap Prestasi Kerja
Guru .................................................................................. 99
BAB IV HASIL PENELITIAN ............................................................... 102
A. Karakteristik Responden ........................................................ 102
1. Berdasarkan Jenis Kelamin .............................................. 102
2. Berdasarkan Umur ............................................................ 103
3. Berdasarkan Masa Kerja .................................................. 103
B. Deskripsi Data ........................................................................ 104
1. Deskripsi Data Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) ...... 105
2. Deskripsi Data Motivasi Kerja (X2) ................................. 104
3. Deksripsi Data Lingkungan Kerja (X3) ........................... 112
4. Deskripsi Data Prestasi Kerja Guru (Y) ............................ 115
C. Penguji Prasyarat Analisis ...................................................... 119
1. Uji Normalitas .................................................................. 119
2. Uji Linearitas .................................................................... 120
3. Uji Homogenitas .............................................................. 122
4. Uji Multikolinearitas ........................................................ 122
D. Analisis Uji Hipotesis ............................................................. 123
1. Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap
Prestasi Kerja Guru .......................................................... 123

xiv
2. Kontribusi Motivasi Kerja Terhadap Prestasi Kerja Guru 124
3. Kontribusi Lingkungan Kerja Terhadap Prestasi Kerja
Guru ................................................................................... 126
4. Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi
Kerja dan Lingkungan Kerja Terhadap Prestasi Kerja
Guru ................................................................................... 127
BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN .................................. 130
A. Kontribusi antara kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap
Prestasi Kerja Guru ................................................................ 128
B. Kontribusi antara motivasi kerja Terhadap Prestasi Kerja
Guru ........................................................................................ 134
C. Kontribusi antara kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap
Prestasi Kerja Guru ................................................................ 137
D. Kontribusi antara kepemimpinan Kepala Sekolah, motivasi
Kerja dan Lingkungan Kerja Terhadap Prestasi Kerja Guru . 142
BAB VI PENUTUP ................................................................................... 146
A. Kesimpulan ............................................................................. 146
B. Saran-saran ............................................................................. 146
DAFTAR PUSTAKA

xv
DAFTAR TABEL

Halaman

3.1 Keadaan Populasi Penelitian .................................................................. 75


3.2 Keadaan Sampel Penelitian ................................................................... 76
3.3 Kisi-kisi Kepemimpinan Kepala Sekolah .............................................. 79
3.4 Kisi-kisi Motivasi Kerja ........................................................................ 80
3.5 Kisi-kisi Lingkungan Kerja Guru .......................................................... 80
3.6 Kisi-kisi Prestasi Kerja Guru ................................................................. 81
3.7 Distribusi Responden Uji Coba Kuesioner ............................................ 84
3.8 Hasil Uji Validitas Kepemimpinan Kepala Sekolah ............................. 88
3.9 Hasil Uji Reliabilitas Kepemimpinan Kepala Sekolah .......................... 89
3.10 Hasil Uji Validitas Motivasi Kerja ........................................................ 90
3.11 Hasil Uji Reliabilitas Motivasi Kerja ..................................................... 91
3.12 Hasil Uji Validitas Lingkungan Kerja ................................................... 91
3.13 Hasil Uji Reliabilitas Lingkungan Kerja ............................................... 92
3.14 Interprestasi Koefisien Nilai r ................................................................ 101
4.1 Jenis Kelamin Responden Penelitian ..................................................... 102
4.2 Umur Responden ................................................................................... 103
4.3 Masa Kerja Responden .......................................................................... 104
4.4 Jumlah Sampel dan Pengembalian Kuesioner ....................................... 104
4.5 Deskripsi Data Kepemimpinan Kepala Sekolah .................................... 105
4.6 Distribusi Frekuensi Skor Kepemimpinan Kepala Sekolah .................. 106
4.7 Pengelompokkan Skor Kepemimpinan Kepala Sekolah ....................... 106
4.8 Rata-rata Indikator X1 ........................................................................... 108
4.9 Deskripsi Data Motivasi Kerja .............................................................. 109
4.10 Distribusi Frekuensi Skor Motivasi Kerja ............................................. 109
4.11 Pengelompokkan Skor Motivasi Kerja .................................................. 110
4.12 Rata-rata Indikator X2 ........................................................................... 111
4.13 Deskripsi Data Lingkungan Kerja ......................................................... 112
4.14 Distribusi Frekuensi Skor Lingkungan Kerja ........................................ 113

xvi
4.15 Pengelompokkan Skor Lingkungan Kerja .............................................. 114
4.16 Rata-rata Indikator X3 ........................................................................... 115
4.17 Deskripsi Data Prestasi Kerja Guru ....................................................... 116
4.18 Distribusi Frekuensi Skor Prestasi Kerja Guru ...................................... 116
4.19 Pengelompokkan Skor Prestasi Kerja Guru .......................................... 117
4.20 Rata-rata Indikator Y ............................................................................. 118
4.21 One Kolmogorov-Smirnov Test ............................................................. 120
4.22 Hasil Uji Linieritas X1 Terhadap Y ....................................................... 121
4.23 Hasil Uji Linieritas X2 Terhadap Y ....................................................... 121
4.24 Hasil Uji Linieritas X3 Terhadap Y ....................................................... 121
4.25 Hasil Uji Heteroskedastisitas .................................................................. 122
4.26 Hasil Uji Multikolieritas ........................................................................ 122
4.27 Uji Regresi Sederhana X1 Terhadap Y ................................................. 123
4.28 Koefisien Determinasi X1 Terhadap Y ................................................. 124
4.29 Uji Regresi Sederhana X2 Terhadap Y ................................................. 125
4.30 Koefisien Determinasi X2 Terhadap Y ................................................. 125
4.31 Uji Regresi Sederhana X3 Terhadap Y ................................................. 126
4.32 Koefisien Determinasi X3 Terhadap Y ................................................. 127
4.33 Uji Regresi Berganda ............................................................................. 128
4.34 Koefisien Determinasi X1, X2 dan X3 Terhadap Y ............................... 128

xvii
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 Desain Antar Variabel Penelitian ............................................ 74


Gambar 4.1 Grafik Histogram Skor Kepemimpinan Kepala Sekolah ......... 107
Gambar 4.2 Grafik Histogram Skor Motivasi Kerja .................................... 111
Gambar 4.3 Grafik Histogram Skor Lingkungan Kerja ............................... 114
Gambar 4.4 Grafik Histogram Skor Prestasi Kerja Guru ............................ 118

xviii
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Surat Permohonan Pengisian Kuesioner ................................. 154


Lampiran 2 Petunjuk Pengisian Kuesioner ................................................. 155
Lampiran 3 Lembar Instrumen Kepemimpinan Kepala Sekolah ................ 156
Lampiran 4 Lembar Instrumen Motivasi Kerja .......................................... 159
Lampiran 5 Lembar Instrumen Lingkungan Kerja ..................................... 162
Lampiran 6 Lembar Instrumen Prestasi Kerja ............................................ 164
Lampiran 7 Uji Coba Instrumen Kepemimpinan Kepala Sekolah ............. 166
Lampiran 8 Uji Coba Instrumen Motivasi Kerja ........................................ 167
Lampiran 9 Uji Coba Instrumen Lingkungan Kerja ................................... 168
Lampiran 10 Rekapitulasi Instrumen Kepemimpinan Kepala Sekolah ........ 169
Lampiran 11 Rekapitulasi Instrumen Motivasi Kerja ................................... 172
Lampiran 12 Rekapitulasi Instrumen Lingkungan Kerja .............................. 175
Lampiran 13 Rekapitulasi Instrumen Prestasi Kerja Guru ........................... 178
Lampiran 14 Deskripsi Statistik Frekuensi Kepemimpinan Kepala Sekolah 181
Lampiran 15 Deskripsi Statistik Frekuensi Motivasi Kerja .......................... 182
Lampiran 16 Deskripsi Statistik Frekuensi Lingkungan Kerja ..................... 183
Lampiran 17 Deskripsi Statistik Frekuensi Prestasi Kerja ............................ 184
Lampiran 18 Deskripsi Nilai Mean, Median, Standar deviasi, Minimum
Maximum Keempat Variabel .................................................. 185
Lampiran 19 Hasil Uji Normalitas Keempat Variabel .................................. 186
Lampiran 20 Hasil Uji Liniearitas Keempat Variabel .................................. 187
Lampiran 21 Hasil Uji Homogenitas Keempat Variabel .............................. 188
Lampiran 22 Hasil Uji Multikolinearitas Keempat Variabel ........................ 189
Lampiran 23 Pengolahan Data SPSS untuk Model Regresi Linier Sederhana
(X1 terhadap Y) ....................................................................... 190
Lampiran 24 Pengolahan Data SPSS untuk Model Regresi Linier Sederhana
(X2 terhadap Y) ....................................................................... 192

xix
Lampiran 25 Pengolahan Data SPSS untuk Model Regresi Linier
Sederhana (X3 terhadap Y) ..................................................... 192
Lampiran 26 Pengolahan Data SPSS untuk Model Regresi Linier
Berganda (X1, X2 dan X3 terhadap Y) ................................... 193

xx
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cepat telah

membawa perubahan global dalam segala bidang dan aspek kehidupan.

Tantangan menghadapi perubahan global adalah terjadinya revolusi

perkembangan gaya hidup yang ditandai oleh ketatnya persaingan untuk

bertahan dan berbenah diri mengikuti perubahan yang cepat terjadi.

Keberhasilan organisasi mencapai tujuan sangat ditunjang oleh

faktor sumber daya manusia. Manusia merupakan kunci sukses keberhasilan

organisasi menyelesaikan pekerjaan. Handoko (2000:34) menyatakan untuk

mencapai tujuan organisasi walaupun faktor-faktor seperti modal dan

peralatan itu penting, namun pada akhirnya manusia juga yang akan bertindak

sebagai pengelola dan pelaksananya. Maka sekolah pun memerlukan sumber

daya manusia profesional, yaitu guru yang mampu, cakap dan terampil serta

memiliki komitmen yang kuat untuk melaksanakan pekerjaan dengan efektif

dan efisien sehingga menghasilkan prestasi kerja optimal.

Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan melalui peningkatan

mutu dan prestasi kerja guru telah ditetapkan dalam Pasal 39 UU No.

20/2003 yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran,

menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan, melakukan pelatihan,

melakukan penelitian, dan melakukan pengabdian masyarakat. Hal ini

1
2

disebabkan guru menduduki posisi yang sangat strategis dan sebagai ujung

tombak dalam keberhasilan proses pembelajaran.

Salah satu indikator manusia berkualitas yaitu mempunyai prestasi

kerja tinggi. Prestasi kerja ini sangat diperlukan oleh berbagai lembaga-

lembaga pemerintahan maupun swasta. Pegawai atau karyawan yang memiliki

prestasi kerja yang tinggi akan selalu sadar secara penuh mengenal tanggung

jawabnya masing-masing dan berusaha melaksanakan segala tugas yang

diberikan kepadanya dengan baik sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya

untuk mendapat hasil kerja yang maksimal. Sebaliknya apabila seseorang

pegawai tidak mempunyai prestasi kerja hanya akan memberikan dampak

negatif bagi pegawai itu sendiri maupun lembaga tempat ia bekerja. Untuk itu

peningkatan prestasi kerja seorang guru sangat perlu dilakukan baik secara

individu maupun secara kelompok sebagai upaya untuk meningkatkan hasil

kerja yang lebih baik. Seperti yang dungkapkan oleh Handoko (2007:135)

prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai organisasi mengevaluasi

atau menilai karyawannya.

Seorang guru yang memiliki prestasi menunjukkan adanya

kemampuan guru dalam penguasaan terhadap tugas dan tanggung jawabnya

sebagai seorang tenaga pendidik, guru yang menguasai pekerjaannya dengan

baik akan memberikan dampak positif terhadap upaya pencapaian tujuan

pendidikan, serta meningkatkan kualitas proses pembelajaran di sekolah,

untuk menghasilkan pendidikan yang bermutu maka memerlukan guru yang

professional karena guru memegang peranan penting sdan terlibat langsung


3

dengan peserta didik. Dapat dikatakan seorang guru yang memiliki kepuasaan

dalam bekerja akan berupaya untuk menghasilkan kualitas proses

pembelajaran yang tinggi sehingga akan meningkatkan mutu pendidikan,

dalam proses pelaksanannya akan membentuk prestasi kerja yang tinggi pula.

Prestasi kerja merupakan faktor penting untuk mendukung

keberhasilan suatu pekerjaan seseorang baik dalam kapasitas pribadi maupun

sebagai seorang anggota suatu organisasi/lembaga. Banyak akibat yang tidak

menguntungkan bagi organisasi disebabkan oleh prestasi kerja yang rendah.

Akibat-akibat yang ditimbulkan dari kurangnya prestasi kerja yang dimiliki

seorang guru umpamanya terjelma dalam berbagai bentuk tindakan dan

perbuatan yang dilakukan setiap hari seperti kelambatan dan kelalaian dalam

bekerja, ketepatan dalam kehadiran pada jam-jam kerja, bekerja dengan

seenaknya, dan sebagainya.

Tinggi-rendahnya prestasi kerja seseorang, perlu dilakukan penilaian

prestasi kerja. Handoko (2007:135) menyatakan bahwa:

“Penilaian prestasi kerja (performance appraisal) adalah proses


melalui mana organisasi-organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi
kerja. Kegiatan ini dapat memperbaiki keputusan-keputusan dan
memberikan umpan balik kepada para tentang pelaksanaan kerja
mereka.”

Untuk melihat kualitas seorang guru, maka diperlukan penilaian

prestasi kerja guru. Penilaian prestasi kerja guru sangat diperlukan untuk

dapat mengetahui kemampuan dan prestasi kerja guru yang ada dalam suatu

lembaga pendidikan yang bersangkutan serta untuk mencapai tujuan dari

belajar mengajar. Objek penilaian prestasi kerja guru meliputi kualitas dan
4

kuantitas hasil kerja, pengetahuan tentang pekerjaan, inisiatif, dan kerapian

dalam bekerja.

Keberhasilan dalam upaya pengembangan prestasi kerja guru juga

sangat ditentukan oleh kepala sekolah mulai dari merencanakan,

melaksanakan, mengawasi atau mengendalikan serta menyelaraskan semua

sumber daya pendidikan.

Wahjosumidjo (2013:83) menyatakan bahwa kepala sekolah adalah

seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu

sekolah di mana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat di

mana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang

menerima pelajaran. Perbaikan kualitas pendidikan tidak terlepas dari peran

kepala sekolah sebagai pemegang kebijakan yang mampu menciptakan iklim

kerja yang kondusif dan kepala sekolah juga merupakan motor penggerak

bagi semua sumber daya sekolah. Secara lebih spesifik kepala sekolah

dituntut untuk mampu menggerakkan guru secara efektif, membina hubungan

baik antara warga sekolah agar tercipta suasana yang kondusif,

menggairahkan, produktif, kompak serta mampu melaksanakan perencanaan,

pelaksanaan, dan pengevaluasian terhadap berbagai kebijakan dan perubahan

yang dilakukan secara efektif dan efisien yang semua diarahkan untuk

menghasilkan produk atau lulusan yang berkualitas.

Keberhasilan pendidikan di sekolah sangat ditentukan oleh

keberhasilan kepala sekolah dalam mengelola tenaga kependidikan yang

tersedia di sekolah. Kepala sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan


5

kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan

lainnya, dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana. Hal

tersebut menjadi lebih penting sejalan dengan semakin kompleksnya tuntutan

tugas kepala sekolah, yang menghendaki dukungan kinerja/prestasi yang

semakin efektif dan efisien (Rahman, 2013:1-3). Secara lebih spesifik kepala

sekolah dituntut untuk mampu menggerakkan guru secara efektif, membina

hubungan baik antara warga sekolah agar tercipta suasana yang kondusif,

menggairahkan, produktif, kompak serta mampu melaksanakan perencanaan,

pelaksanaan, dan pengevaluasian terhadap berbagai kebijakan dan perubahan

yang dilakukan secara efektif dan efisien yang semua diarahkan untuk

menghasilkan produk atau lulusan yang berkualitas. Dalam perannya sebagai

seorang pemimpin, kepala sekolah harus dapat memperhatikan kebutuhan dan

perasaan orang-orang yang bekerja sehingga prestasi kerja guru selalu terjaga

(Hartani, 2011:30).

Keberhasilan prestasi guru ditentukan oleh berbagai faktor,

diantaranya kepemimpinan kepala sekolah. Menurut Rusyan (2000),

kepemimpinan kepala sekolah memberikan motivasi kerja bagi peningkatan

produktivitas kerja guru dan hasil kerja.

Prestasi kerja seorang pegawai sangat ditentukan oleh adanya

motivasi kerja. Motivasi kerja merupakan kekuatan atau sebagai pendorong

seseorang untuk melakukan suatu kegiatan yang diwujudkan dalam bentuk

perbuatan nyata yaitu dalam bekerja. Dengan demikian semakin tinggi

motivasi yang dimiliki dalam diri seorang pegawai, maka akan semakin tinggi
6

pula prestasi kerja yang dihasilkan dan begitu pula sebaliknya, semakin rendah

motivasi yang dimiliki oleh seorang pegawai maka akan semakin rendah pula

prestasi yang dihasilkan.

Guru yang memiliki motivasi kerja tinggi biasanya akan

melaksanakan tugasnya dengan penuh semangat dan energik, karena ada

motif-motif atau tujuan tertentu yang melatarbelakangi tindakan tersebut.

Motif tersebut merupakan factor pendorong yang memberi kekuatan

kepadanya, sehingga ia mau dan rela bekerja keras. Hal itu dibuktikan

berdasarkan hasil penelitian McCleland, Murray, Miller dan Gordon

(Mangkunegara, 2005), menyimpulkan bahwa ada hubungan yang positif

antara motivasi berprestasi dengan pencapaian prestasi kerja. Artinya

pimpinan, manajer dan pegawai yang mempunyai motivasi berprestasi

tinggi akan mencapai prestasi kerja yang tinggi, dan sebaliknya mereka yang

prestasi kerjanya rendah disebabkan karena motivasi kerjanya rendah.

Setiap tindakan manusia mempunyai suatu tujuan atau motivasi

baik itu disadari maupun tidak disadari yang dimaksudkan untuk memenuhi

kebutuhan yang bersangkutan. Motivasi kerja adalah dorongan dari dalam diri

dan luar diri seseorang, untuk melakukan sesuatu yang terlihat dari dimensi

internal dan eksternal (Uno, 2016:72).

Motivasi mempersoalkan bagamana caranya gairah kerja guru, agar

guru mau berkerja keras dengan menyumbangkan segenap kemampuan,

pikiran dan ketampilan untuk menwujudkan tujuan pendidikan. Bila tidak ada

motivasi maka ia tidak akan berhasil untuk mendidik atau jika dia terpaksa
7

saja karena tidak ada kemauan yang berasal dari dalam diri guru. Menurut

Winardi, (2001:10). Motivasi merupakan suatu kekuatan potensial yang ada

pada diri manusia, yang dapat dikembangkannya sendiri, atau dikembangkan

oleh sejumlah kekuatan luar yang pada intinya sekitar imbalan moneter,

imbalan non moneter, yang dapat mempengaruhi hasil kinerjanya secara

positif maupun negatif, hal mana tergantung pada situasi dan kondisi yang

yang dihadapi orang yang bersangkutan.

Berdasarkan pengamatan penulis yang dikaitkan dengan situasi dan

kondisi faktual di lingkungan SDN Se Gugus Alalak di Kecamatan

Banjarmasin Utara, masih ada sebagian guru yang kurang memiliki motivasi

yang tinggi. Kurangnya motivasi guru dapat dilihat pada saat jam kerja

berlangsung masih ada guru yang meninggalkan ruangan dalam waktu yang

lama, adanya beberapa guru yang melimpahkan pekerjannya kepada guru

honor untuk mengajar, dan adanya guru yang belum melaksanakan tugas

dengan jujur artinya tidak menjalankan tugas pekerjaannya sesuai dengan

tanggung jawabnya.

Keberadaan ini menunjukkan bahwa motivasi guru perlu didukung

oleh perangkat yang mengarah pada kebutuhan untuk meningkatkan prestasi

yang mengarah pada prestasi kerja guru yang berkualitas. Untuk itu perlu

didukung pula pola kerja yang saling mendukung.

Selain motivasi kerja di atas kontibusi lingkungan kerja juga

berpengaruh terhadap prestasi kerja guru. Lingkungan kerja sangat

berpengaruh terhadap pekerjaan yang dilakukan guru sependapat dengan


8

Sedarmayanti (2001:31) menjelaskan lingkungan kerja non fisik adalah

semua keadaan yang terjadi yang berkaitan dengan hubungan kerja, baik

hubungan dengan atasan maupun hubungan sesama rekan kerja, ataupun

hubungan dengan bawahan. Sehingga setiap sekolah haruslah mengusahakan

lingkungan kerja yang sedemikian rupa agar memberikan pengaruh positif

terhadap pekerjaan yang dilakukan guru. Lingkungan kerja yang kondusif

memberikan rasa aman dan memungkinkan guru untuk dapat bekerja optimal.

Jika guru menyenangi lingkungan kerja dimana dia bekerja, maka guru

tersebut akan betah ditempat kerjanya, melakukan aktivitasnya sehingga

waktu kerja dipergunakan secara efektif. Sebaliknya lingkungan kerja yang

tidak memadai akan dapat menurunkan prestasi kerja guru.

Dalam pengamatan terhadap lingkungan kerja di SDN Se Gugus

Alalak Kecamatan Banjarmasin Utara, faktor lingkungan kerja ini memang

kurang kondusif khususnya lingkungan sosial. Hubungan antar personal di

sekolah kurang kondusif yang ditandai dengan kurangnya keselarasan,

kurangnya kerjasama dan adanya kesenjangan sosial sesama guru. Kondisi ini

juga akan berpengaruh terhadap rendahnya prestasi kerja guru sehingga

mereka kurang terdorong bekerja semaksimal mungkin.

Dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari, lingkungan di sekitar

sangat penting untuk diperhatikan, dalam hal ini khususnya lingkungan

tempat kita bekerja. Lingkungan kerja mempunyai pengaruh yang cukup

besar terhadap jalannya suatu sistem kerja yang baik di dalam sebuah tempat,

termasuk di sekolah.
9

Prestasi kerja seseorang perlu dikaji mendalam sebagai hasil

pelaksanaan suatu pekerjaan yang memberikan pemahaman bahwa prestasi

kerja merupakan suatu perbuatan atau perilaku seseorang yang secara

langsung maupun tidak langsung dapat diamati oleh orang lain (Nawawi,

2005:234). Oleh sebab itu kepemimpinan kepala sekolah, motivasi kerja dan

lingkungan kerja berpengaruh terhadap prestasi kerja guru.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk meneliti

tentang “Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi dan

Lingkungan Kerja Terhadap Prestasi Kerja Guru SDN Se Gugus Alalak

Kecamatan Banjarmasin Utara”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Seberapa besar kontribusi kepemimpinan kepala Sekolah dengan prestasi

kerja guru SDN Se Gugus Alalak Kecamatan Banjarmasin Utara?

2. Seberapa besar kontribusi motivasi kerja guru dengan prestasi kerja guru

SDN Se Gugus Alalak Kecamatan Banjarmasin Utara?

3. Seberapa besar kontribusi lingkungan kerja guru dengan prestasi kerja

guru SDN Se Gugus Alalak Kecamatan Banjarmasin Utara?

4. Seberapa besar kontribusi kepemimpinan kepala sekolah, motivasi dan

lingkungan kerja dengan prestasi kerja guru SDN Se Gugus Alalak

Kecamatan Banjarmasin Utara?.


10

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan dan menganalisis besarnya kontribusi kepemimpinan

kepala Sekolah dengan prestasi kerja guru SDN Se Gugus Alalak

Kecamatan Banjarmasin Utara.

2. Mendeskripsikan dan menganalisis besarnya kontribusi motivasi kerja

guru dengan prestasi kerja guru SDN Se Gugus Alalak Kecamatan

Banjarmasin Utara.

3. Mendeskripsikan dan menganalisis besarnya kontribusi lingkungan kerja

guru dengan prestasi kerja guru SDN Se Gugus Alalak Kecamatan

Banjarmasin Utara.

4. Menganalisis besarnya kontribusi kepemimpinan kepala sekolah, motivasi

dan lingkungan kerja dengan prestasi kerja guru SDN Se Gugus Alalak

Kecamatan Banjarmasin Utara.

D. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat:

1. Secara Teoritis

Menambah khasanah ilmu pengetahuan serta memberi masukan

dalam rangka penyusunan teori atau konsep-konsep baru terutama untuk

pengembangan pemikiran dalam memecahkan permasalahan yang

berhubungan dengan prestasi kerja guru bagi para peneliti berikutnya

khususnya dalam manajemen pendidikan.


11

2. Secara Praktis

a. Bagi guru-guru SD, memberi masukan kepada guru untuk selalu

meningkatkan motivasi kerja, menumbuhkan lingkungan kerja yang

positif dan prestasi kerjanya.

b. Kepala Sekolah, sebagai masukan kepala sekolah untuk

memberdayakan potensi yang dimiliki sekolah, dalam rangka

peningkatan pembinaan guru di sekolah.

c. Pengawas Sekolah, sebagai masukan dalam pemberian informasi

sehingga dapat dijadikan salah satu rujukan bagi upaya pembinaan

kepemimpinan kepala sekolah, dan motivasi kerja, lingkungan kerja

terhadap prestasi kerja guru.

d. Bagi Kepala Dinas Pendidikan, sebagai bahan kebijakan dalam menata

guru-guru serta mengelola kegiatan belajar mengajar dalam sebuah

sistim yang sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah.

e. Bagi Penelitian Selanjutnya, hasil penelitian ini dapat dikembangkan

dengan menyempurnakan faktor-faktor penelitian di sisi kondisi

pribadi.

E. Asumsi dan Hipotesis Penelitian

Sebagai landasan teoritis dalam pengajuan hipotesis diajukan asumsi

penelitian sebagai berikut:

1. Bahwa setiap kepala SDN di Gugus Alalak memiliki perilaku

kepemimpinan yang berbeda.


12

2. Bahwa setiap guru SDN di Gugus Alalak memiliki motivasi kerja yang

berbeda.

3. Bahwa sekolah di SDN Gugus Alalak memiliki lingkungan kerja yang

berbeda.

4. Bahwa setiap guru SDN di Gugus Alalak memiliki prestasi kerja yang

berbeda.

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan masalah telah dirumuskan dalam bentuk kalimat

pertanyaan (Sugiyono, 2010:64). Dikatakan sementara karena jawaban yang

diberikan baru didasarkan teori yang relevan, belum berdasarkan fakta-fakta

empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.

Berdasarkan asumsi tersebut, maka hipotesis penelitian adalah sebagai

berikut:

1. Kepemimpinan kepala sekolah berkontribusi signifikan dengan prestasi

kerja guru SDN Se Gugus Alalak Kecamatan Banjarmasin Utara.

2. Motivasi kerja guru berkontribusi signifikan dengan prestasi kerja guru

SDN Se Gugus Alalak Kecamatan Banjarmasin Utara.

3. Lingkungan kerja guru berkontribusi signifikan dengan prestasi kerja guru

SDN Se Gugus Alalak Kecamatan Banjarmasin Utara.

4. Kepemimpinan kepala sekolah, motivasi dan lingkungan kerja

berkontribusi signifikan dengan prestasi kerja guru SDN Se Gugus

Alalak Kecamatan Banjarmasin Utara.


13

F. Definisi Operasional

1. Kepemimpinan Kepala Sekolah

Pengertian kepemimpinan menurut Rauch and Behling (Yukl,

1998:2) adalah proses mempengaruhi dalam aktivitas dari suatu organisasi

dalam rangka pencapaian sasarana atau tujuan organisasi tersebut.

Kepala Sekolah adalah seorang tenaga fungsional guru yang

diberikan tugas untuk memimpin suatu kelompok dimana diselenggarakan

proses belajar mengajar, atau tempat dimana terjadi interaksi antara guru

yang memberikan pelajaran dan murid yang menerima pelajaran

(Wahjosumidjo, 2002:83).

Dengan demikian daat disimpulkan bahwa kepemimpinan kepala

sekolah adalah kemampuan seseorang dalam mempengaruhi,

mengarahkan, membimbing, dan mengatur suatu kelompok dimana

diselenggarakan proses belajar mengajar dan berperan dalam

pengembangan mutu pendidikan.

Indikator kepemimpinan kepala sekolah yang efektif secara umum

dapat diamati dari tiga hal pokok sebagai berikut:

a. Komitmen

Komitmen terhadap visi sekolah dalam menjalankan tugas dan

fungsinya.
14

b. Visi

Menjadikan visi sekolah sebagai pedoman dalam mengelola dan

memimpin sekolah.

c. Fokus Terhadap Pekerjaan

Menfokuskan kegiatannya terhadap pembelajaran dan kinerja guru

di kelas (Greenfield, 1987).

2. Motivasi Kerja

Motivasi dapat dikatakan sebagai perbedaan antara dapat dan mau

melaksanakan. Motivasi lebih dekat pada mau melaksanakan tugas untuk

mencapai tujuan. Motivasi dapat dinilai sebagai suatu daya dorong yang

menyebabkan orang dapat berbuat sesuatu untuk mencapai tujuan. Dalam

hal ini, motivasi menunjuk pada gejala yang melibatkan dorongan

perbuatan terhadap tujuan tertentu.

Teori Motivasi menurut Herzberg (Soekidjo, 2009:119)

mengemukakan adanya sejumlah faktor yang mempengaruhi motivasi

kerja seseorang. Faktor-faktor tersebut dikelompokan ke dalam dua

kelompok, sehingga teorinya disebut teori dua faktor. Faktor tersebut

yang akan digunakan dalam pembuatan instrument. Dua faktor itu adalah:

a. Faktor pendorong (Motivation faktors) yang terbagi menjadi:

1) Prestasi (achievement) adalah keberhasilan seseorang dalam

menyelesaikan tugas, dalam mengatasi tantangan dan sebaliknya

perasaan gagal, rasa tidak mampu memecahkan masalah, tantangan

dan sebagainya.
15

2) Pengakuan (recognition) adalah perbuatan yang ditunjukan kepada

seseorang, sebagai perwujudan dari pengakuan, perhatian atau

penghargaan dari orang lain atau masyarakat umum.

3) Peningkatan (advancement) adalah kesempatan bagi seseorang

untuk meningkatkan, menduduki pangkat atau jabatan-jabatan yang

lebih tinggi dalam organisasi, kesempatan untuk memperoleh

promosi

4) Tanggungjawab (responsibility) adalah pemberian wewenang

kepada seseorang untuk melaksanakan suatu tugas atau memikul

tanggung jawab, serta diikutsertakan usaha-usaha perbaikan atau

pembaharuan kearah yang lebih baik.

5) Pekerjaan itu sendiri (work it self) adalah sifat-sifat dari suatu

pekerjaan yang menimbulkan reaksi sikap seseorang selama

melaksanakan tugas.

b. Faktor penyehat (hygiene faktors) yang meliputi:

1) Hubungan antar pribadi dengan rekan sekerjanya (interpersonal

relation-peers) adalah hubungan antar rekan kerja yang sederajat

dalam rangka melaksanakan tugas pekerjaan. Hubungan ini bisa

berupa kerjasama, rasa saling menghargai, saling mempercayai,

rasa satu keluarga.

2) Hubungan antar pribadi dengan bawahan (interpersonal relation-

subardinates) adalah hubungan dengan bawahan dalam rangka

melaksanakan tugas dan pekerjaan. Dalam hal ini dianggap sebagai


16

bawahan guru adalah siswa-siswa, yang tercipta dalam suasana

yang harmonis penuh dengan kekeluargaan selama proses belajar

mengajar di kelas.

3) Hubungan antar pribadi dengan atasan (interpersonal relation-

superiors) adalah hubungan antar guru dengan kepala sekolah

dalam konteks kedinasan. Perwujudan hubungan dalam hal ini bisa

berupa sikap yang akrab antara guru dan kepala sekolah, sikap

terbuka antara guru dengan kepala sekolah, guru merasa dibantu

oleh kepala sekolah dan sebagainya.

4) Keamanan kerja (job security) adalah jaminan yang menimbulkan

rasa aman dan tentram dalam bekerja, seperti jaminan keamanan

kerja, jaminan hari tua, jaminan pemeliharaan kesehatan.

5) Kehidupan pribadi (personal life) adalah perasaan yang timbul

dalam keluarga guru sebagai akibat dari jabatan guru yang

dimilikinya, perasaan bangga, bahagia sebagai seorang guru.

6) Kebijaksanan dan administrasi (policy and administration) adalah

cara-cara kebijakan yang digunakan dalam organisasi untuk

pengaturan kerja.

7) Kesempatan untuk bertumbuh (possibility of growth) adalah

kemungkinan dalam organisasi/sekolah memberikan kesempatan

seseorang untuk meningkatkan pengetahuan atau ketrampilan kerja,

misalnya meningkatkan kualitas pendidikan, penataran dan

sebagainya.
17

8) Penghasilan (salary) adalah segala penghasilan yang diperoleh

seseorang yang berupa uang, termasuk disini gaji, tunjangan, honor

dan sebagainya.

9) Kondisi kerja (working conditions) adalah kondisi-kondisi kerja

yang mencakup keadaan-keadaan lingkungan fisik kerja serta

fasilitas-fasilitas lain. Bagi guru yang dimaksud dengan kondisi

kerja disini adalah berupa keadaan-keadaan peralatan mengajar,

ruang mengajar serta jumlah siswa yang diajar.

3. Lingkungan Kerja Guru

Lingkungan kerja adalah suatu organisasi sangat penting dalam

suatu organisasi sangat penting untuk diperhatikan manajemen. Lebih

jauh lagi lingkungan kerja yang kurang baik dapat tidak mendukung

diperolehnya rancangan sistem kerja yang efisien. Lingkungan kerja yang

baik sangat membantu dalam proses pencapaian tujuan dalam organisasi

(Rahayu, 2009:15).

Indikator-indikator lingkungan kerja non fisik oleh DeStefano

(2006) yaitu sebagai berikut:

a. Prosedur Kerja, adalah rangkaian tata pelaksanaan kerja yang di atur

secara berurutan, sehingga terbentuk urutan kerja secara bertahap

dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.

b. Standar Kerja, adalah persyaratan tugas, fungsi atau perilaku yang

ditetapkan oleh pemberi kerja sebagai sasaran yang harus dicapai oleh

seorang karyawan.
18

c. Pertanggung jawaban Supervisor, Tanggung jawab seorang supervisor

untuk menyusun tugas karyawan agar dapat dikerjakan secara efektif

dan adil.

d. Ada rasa aman dari para anggota, baik di dalam dinas maupun di luar

dinas.

e. Hubungan berlangsung secara serasi, lebih bersifat informal, penuh

kekeluargaan.

f. Para anggota mendapat perlakuan secara adil dan objektif

4. Prestasi Kerja Guru (Y)

Prestasi kerja guru adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas

yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai

dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara,

2003:33).

Indikator prestasi kerja guru menurut Nasution (2000:99), dapat

dijelaskan diantaranya:

a. Kualitas Kerja

Kriteria penilaiannya adalah ketepatan kerja, keterampilan kerja,

ketelitian kerja dan kerapihan kerja.

b. Kuantitas Kerja

Kriteria penilaiannya adalah kecepatan kerja.

c. Disiplin Kerja

Kriteria penilaiannya adalah mengikuti instruksi atasan, mematuhi

peraturan, dan ketaatan waktu kehadiran.


19

d. Inisiatif

Kriteria penilaiannya adalah selalu aktif atau semangat menyelesaikan

pekerjaan tanpa menunggu perintah atasan artinya tidak pasif atau

bekerja atas dorongan dari atasan.

e. Kerjasama

Kriteria penilaiannya adalah kemampuan bergaul dan menyesuaikan

diri serta kemampuan untuk memberi bantuan dalam batas

kewenangannya.
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Hakikat Kepemimpinan Kepala Sekolah

1. Pengertian Kepemimpinan

Makna kata “kepemimpinan” erat kaitannya dengan kata

“memimpin”. Kata memimpin mengandung makna yaitu kemampuan

untuk menggerakkan segala sumber yang ada pada suatu organisasi

sehingga dapat didayagunakan secara maksimal untuk mencapai tujuan

yang ditetapkan. Menurut Wahjosumidjo, dalam praktek organisasi, kata

“memimpin” mengandung konotasi menggerakkan, membimbing,

melindungi, membina, memberikan teladan, memberikan dorongan,

memberikan bantuan, dan sebagainya (2005:13). Kepemimpinan adalah

perilaku dari seorang individu yang memimpin aktivitas-aktivitas suatu

kelompok ke suatu tujuan yang hendak dicapai bersama (Hemphill & Coons,

1957). Sedangkan menurut Munir (2008:32), kepemimpinan sebagai suatu

kemampuan untuk menginspirasi kepercayaan dan dukungan kepada

orang-orang yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan-tujuan dari

lembaga. Soepardi (Mulyasa, 2002:1007) mendefinisikan kepemimpinan

sebagai “Kemampuan untuk menggerakkan, mempengaruhi, memotivasi,

mengajak, mengarahkan, menasehati, membimbing, menyuruh,

memerintah, melarang, dan bahkan menghukum (kalau perlu), serta

membina dengan maksud agar manusia sebagai media manajemen mau

20
21

bekerja dalam rangka mencapai tujuan administrasi secara efektif dan

efisien. Betapa banyak variabel arti yang terkandung dalam kata

memimpin, memberikan indikasi betapa luas tugas dan peranan seorang

pemimpin organisasi.

Dari pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan

adalah kemampuan/perilaku seseorang untuk menggerakkan, membina,

memberikan dorongan kepada bawahan guna mencapai tujuan yang

ditetapkan.

2. Pengertian Kepala Sekolah

Kepala sekolah berasal dari dua kata yaitu “Kepala” dan “Sekolah”

kata kepala dapat diartikan ketua atau pemimpin dalam suatu organisasi

atau sebuah lembaga. Sedang sekolah adalah sebuah lembaga di mana

menjadi tempat menerima dan memberi pelajaran. Wahjosumidjo

mengartikan bahwa: “Kepala Sekolah adalah seorang tenaga fungsional

guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah di mana

diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat di mana terjadi

interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima

pelajaran”. Kepala sekolah dilukiskan sebagai orang yang memiliki

harapan tinggi bagi para staf dan para siswa. Kepala sekolah adalah

mereka yang banyak mengetahui tugas-tugas mereka dan mereka yang

menentukan irama bagi sekolah mereka. Rumusan tersebut menunjukkan

pentingnya peranan kepala sekolah dalam menggerakkan kehidupan

sekolah guna mencapai tujuan. “Studi keberhasilan kepala sekolah


22

menunjukkan bahwa kepala sekolah adalah seseorang yang menentukan

titik pusat dan irama suatu sekolah”. Kepala sekolah yang berhasil adalah

kepala sekolah yang memahami keberadaan sekolah sebagai organisasi

kompleks yang unik, serta mampu melaksanakan perannya dalam

memimpin sekolah.

Menurut Arikunto (2001: 86), kepala sekolah dapat sebagai pemilik

sekolah, karena kepala sekolah sangat paham dengan kehidupan sekolah

sehari-hari. Seorang kepala sekolah menduduki jabatannya karena

ditetapkan dan diangkat oleh atasan (Kepala Kantor Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan atau Yayasan) tetapi untuk menjalankan

tugasnya dengan baik dan lancar, seorang kepala sekolah perlu diterima

oleh guru-guru yang dipimpinnya. Oleh karena itu seorang kepala

sekolah dituntut untuk dapat menjalankan tugas pokok dan fungsinya

dalam melaksanakan fungsi-fungsi sekolah sebagaimana visi dan tujuan

sekolah.

3. Pengertian Kepemimpinan Kepala Sekolah

Bertolak dari pengertian kepemimpinan terlihat dengan jelas pada

teori kepemimpinan yang disampaikan oleh James Mac. Greger Burns

(1972), menyimpulkan dalam batasan kepemimpinannya bahwa sumber

“power” untuk memimpin itu mempengaruhi kelompok tersebut.

Selanjutnya pengaruh itu menciptakan interaksi pribadi di dalam

kelompok, yang merupakan penampilan kelompok dalam mencapai

tujuan yang telah disetujui bersama.


23

Kepemimpinan kepala sekolah menurut Rusyan (2000) adalah

memberikan motivasi bagi peningkatan produktivitas kerja dan hasil

belajar siswa. Sedangkan Mulyasa (2009:90) mengungkapkan bahwa

kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah satu faktor yang dapat

mendorong sekolah untuk mewajudkan visi, misi, tujuan dan sasaran

sekolahnya melalui program-program yang dilaksanakan secara

terencana dan bertahap. Pendapat lain menurut Basri (2014:18),

kepemimpinan kepala sekolah merupakan guru yang mempunyai

kemampuan memimpin dan mempengaruhi segala sumber daya yang ada

pada suatu sekolah untuk bekerjasama dalam mencapai suatu tujuan

pendidikan.

Dari beberapa definisi di atas diketahui, bahwa pada kepemimpinan

itu terdapat unsur-unsur sebagai berikut:

a. Kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan, dan kelompok.

b. Kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau orang lain.

c. Untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok.

Kepala sekolah yang mampu menjalankan tugas dan kewajibannya

dapat dikatakan kepala sekolah yang memiliki kemampuan memimpin

yang baik. Jadi dengan demikian, jelas kepala sekolah sebagai pemimpin

harus mampu menjalankan tugasnya selain itu kepala sekolah mampu

untuk memimpin, mengelola sekolah juga dituntut mampu menciptakan

suasana yang kondusif di lingkungan kerja.


24

4. Fungsi Kepemimpinan

Salah satu peran penting yang harus dilaksanakan oleh seorang

kepala sekolah sebagai pemimpin di sekolah adalah menjalankan fungsi

kepemimpinan (leadership). Menurut Beyer (2009: 8) “An education

leader promotes the success of every student by ensuring management of

organization, operation, and resourcesfor a safe, efficient, and

effectivelearningenvironment”. Maksud kutipan ini adalah kepala

sekolah memperkembangkan kesuksesan setiap siswa dengan

memantapkan pengelolaan organisasi, pengoperasian, dan sumber-

sumber daya menuju lingkungan belajar yang aman, efisien, dan efektif.

Pada dasarnya fungsi kepemimpinan kepala sekolah yaitu

memberdayakan semua warga sekolah untuk mewujudkan tujuan

pendidikan, baik tujuan kurikuler, tujuan institusional, dan tujuan

pendidikan nasional secara efektif dan efisien.

Rivai (2006:53) bahwa fungsi kepemimpinan merupakan gejala

sosial, karena harus diwujudkan dalam interaksi antar-individu di dalam

situasisosial suatukelompokatau organisasi. Secara operasional fungsi

pokok kepemimpinan yaitu: (a) Fungsi Instruksi(bersifat komunikasi satu

arah dan pemimpin bertindak sebagai komunikator), (b) Fungsi

konsultasi (bersifat duaarah yaitu komunikasi terjadi antara pemimpin

dan bawahan), (c) Fungsi partisipasi (pemimpin berusaha mengaktifkan

orang-orang yang dipimpinnya,baik dalam pengambilan maupun

pelaksanaan keputusan), (d) Fungsi delegasi (pelimpahan wewenang

membuat atau menetapkan keputusan kepada orang.


25

5. Tipe-tipe Kepemimpinan

Tipe Kepemimpinan sering disebut perilaku kepemimpinan atau

gaya kepemimpinan (leadership style). Oleh karenanya dalam upaya

menggerakkan dan memotivasi orang lain agar melakukan tindakan-

tindakan yang terarah pada pencapaian tujuan, seorang pemimpin

melakukan dalam beberapa cara. Cara yang ia lakukan merupakan

pencerminan sikap serta gambaran tentang tipe kepemimpinan yang

dijalankannya.

Di bawah ini akan diuraikan tipe-tipe kepemimpinan tersebut

dengan maksud memberikan gambaran yang jelas mengenai persamaan

dan perbedaannya, agar tidak terjadi tumpang tindih dalam memahami

gaya kepemimpinan disebabkan pengistilahan yang berbeda padahal

maksud dan tujuannya sama.

a. Kepemimpinan Otoriter (Otokratik)

Kepemimpinan Otoriter disebut juga kepemimpinan diktator

atau direktif. Baginya memimpin adalah menggerakkan dan memaksa

kelompok. Apa yang diperintahkanya harus dilaksanakan secara utuh,

ia bertindak sebagai penguasa dan tidak dapat dibantah sehingga

orang lain harus tunduk dan kepada kekuasaannya. Pemimpin yang

bersikap sebagai bos ini cenderung memberikan instruksi satu arah

dan bawahan harus melaksanakannya. Pemimpin yang bersikap

otoriter ini berkeyakinan bahwa dialah yang merasa bertanggung

jawa atas segala sesuatu sehingga maju mundurnya lembaga yang


26

dipimpinnya sangat tergantung kepada dirinya. Dengan demikian,

anggota/personil tidak perlu berpartisipasi dalam pembuatan program

kerja, pengambilan kebijakan atau keputusan kalau memang tidak

diminta dan ditugasi (Thoha, 2010:49).

Tipe kepemimpinan yang bersifat otoriter ini pun dibagi menjadi

tiga, yaitu “(1) otokratis keras, (2) otokratis baik (lembut), (3)

otokratis inkompeten”. Untuk tipe otokratis keras ini mempunyai

sifat; memegang teguh/keras prinsip-prinsip yang sudah ditetapkan,

misalnya “bisnis adalah bisnis”. Ia tidak mau mendelegasikan

wewenang dan tidak menyenangi inisiatif/masukan dari bawahan.

Untuk tipe otokratis baik, mempunyai sifat; ada beban pikiran untuk

berbuat bertanggung jawab, baik terhadap bawahan/karyawan,

sedangkan tipe otokratis inkompeten mempunyai sifat; berusaha

mendominisir orang lain, berusaha untuk berkuasa mutlak, tidak

imbang jiwanya, tingkah-lakunya tergantung emosi sesaat, dan

memaksa bawahan/karyawan mematuhi semua perintahnya tanpa

mempertimbangkan kemampunan bawahan.

b. Kepemimpinan Laissez-Faire

Bentuk kepemimpinan ini merupakan kebalikan dari

kepemimpinan otoriter. Yang mana kepemimpinan Laeissez Faire

menitikberatkan kepada kebebasan bawahan untuk melakukan tugas

yang menjadi tanggung jawabnya. Pemimpin Laeissez-Faire banyak

memberikan kekebasan kepada personil untuk menentukan sendiri


27

kebijaksanaan dalam melaksanakan tugas, tidak ada pengawasan dan

sedikit sekali memberikan pengarahan kepada personilnya.

Kepemimpinan Laeissez-Faire tidak dapat diterapkan secara resmi di

lembaga pendidikan, kepemimpinan Laeissez-Faire dapat

mengakibatkan kegiatan yang dilakukan tidak terarah, perwujudan

kerja simpang siur, wewenang dan tanggungjawab tidak jelas, yang

akhirnya apa yang menjadi tujuan pendidikan tidak tercapai.

Tipe kepemimpinan laissez faire ini akan afektif apabila diterapkan

dalam proses pembelajaran, dimana guru diberi kebebasan yang

seluas-luasnya untuk memilih dan menggunakan strategi dalam

proses pembelajaran kepada siswa. Di samping itu, gaya

kepemimpinan ini juga tidak efektif, jika diterapkan kepada siswa

untuk menentukan arah, jenis, dan kebijakannya dalam melaksanakan

kegiatan kesiswaan (sesuai dengan alam dirinya).

c. Kepemimpinan Demokrasi

Bentuk kepemimpinan demokratis menempatkan manusia atau

personilnya sebagai faktor utama dan terpenting. Hubungan antara

pemimpin dan orang-orang yang dipimpin atau bawahannya

diwujudkan dalam bentuk human relationship atas dasar prinsip

saling harga menghargai dan hormat menghormati.

Dalam melaksanakan tugasnya, pemimpin demokrasi mau menerima

dan bahkan mengharapkan pendapat dan saran-saran dari

bawahannya, juga kritik-kritik yang yang membangun dari anggota


28

diterimanya sebagai umpan balik atau dijadikan bahan pertimbangan

kesanggupan dan kemampuan kelompoknya. Sekaligus bersikap

supportif dan mendukung apa yang menjadi ide atau usul anggota,

selama ide itu ditujukan untuk kemajuan lembaga. Untuk

menumbuhkan iklim yang harmonis, pemimpin ini juga

memperhatikan kebutuhan bawahan atau kesejahteraannya.

Kepemimpinan demokratis adalah kepemimpinan yang aktif,

dinamis, terarah yang berusaha memanfaatkan setiap personil untuk

kemajuan dan perkembangan organisasi pendidikan.

Menurut Siagian (2002:54) ada 5 tipe kepemimpinan: (1) otokratis,

menganggap organisasi yang dipimpinnya sebagai milik pribadi,

mengidentifikasikan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi, dan

tidak mau menerima pendapat, saran dan kritik dari anggotannya. (2)

militeristis, menggerakkan bawahan sering menggunakan cara

perintah, senang bergantung pada jabatan, senang formalitas yang

berlebih-lebihan, dan sulit menerima kritik dan saran dari bawahnya.

(3) paternalistis, menganggap bawahan sebagai manusia yang tidak

dewasa, terlalu melindungi, jarang memberi kesempatan pada

bawahan untuk mengambil keputusan, hampir tidak pernah memberi

kesempatan pada bawahan untuk berinisiatif sendiri dan

mengembangkan krasi dan fantasinya. (4) karismatis, memiliki daya

penarik yang sangat besar sehingga memiliki pengikut yang besar

jumlahnya, pengikutnya tidak dapat menjelaskan mengapa mereka


29

tertarik mengikuti dan mentaati pemimpinnya, dia seolah-olah

memiliki kekuatan gaib, karisma yang dimilikinya tidak bergantung

pada umur, kekayaan, kesehatan atau ketampanan si pemimpin. (5)

demokratis, dalam menggerakkan bawahan berpendapat bahwa

manusia itu makhluk yang termulia di dunia, selalu berusaha

mensinkronkan kepentingan dan tujuan organisasi dengan

kepentingan dan tujuan pribadi bawahan, senang menerima saran,

pendapat dan kritik dari bawahan.

6. Indikator Kepemimpinan Kepala Sekolah

Kepala sekolah yang efektif sedikitnya harus mengetahui,

menyadari dan memahami tiga hal yaitu mengapa pendidikan berkualitas

itu penting di suatu sekolah, apa yang harus dilakukan untuk

meningkatkan mutu, efektivitas sekolah dan bagaimana mengelola

sekolah secara efektif.

Ungkapan tersebut sejalan dengan diungkapkan Heck, dkk (1991)

bahwa prestasi akademik dapat diprediksi berdasarkan pengetahuan

terhadap perilaku kepemimpinan kepala sekolah.

Indikator kepemimpinan kepala sekolah yang efektif secara umum

dapat diamati dari tiga hal pokok sebagai berikut:

a. Komitmen

Komitmen terhadap visi sekolah dalam menjalankan tugas dan

fungsinya.
30

b. Visi

Menjadikan visi sekolah sebagai pedoman dalam mengelola dan

memimpin sekolah.

c. Fokus Terhadap Pekerjaan

Menfokuskan kegiatannya terhadap pembelajaran dan kinerja guru

di kelas (Greenfield, 1987).

Dalam perkembangan selanjutnya, sesuai dengan kebutuhan

masyarakat dan perkembangan zaman, maka kepala sekolah memiliki

tujuh peran sebagai indikator kepemimpinan yaitu: sebagai Edukator;

manajer; administrator; supervisor; leader; innovator; motivator

(EMASLIM).

a. Kepala Sekolah Sebagai Educator (Pendidik)

Kepala sekolah sebagai educator (pendidik) bermakna sebagai

sebuah proses pembentukan karakter yang didasari nilai-nilai dari

esensi pendidikan. Proses pembentukan karakter didasarkan pada alat

pendidikan, kewibawaan, penguatan dan ketegasan yang mendidik.

Dalam konteks kependidikan, dimana kepala sekolah berperan sebagai

pendidik haruslah berorientasi pada tindakan, yakni bertindak sebagai

guru, membimbing guru, membimbing siswa, mengembangkan staff.

Kepala sekolah sebagai pendidik, harus memiliki strategi yang

tepat untuk meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan

disekolahnya. Menciptakan iklim sekolah yang kondusif, memberi

nasehat kepada warga sekolah, memberi dorongan kepada seluruh


31

tenaga kependidikan, dan seterusnya. Kepala sekolah juga harus

berusaha menanamkan, memajukan dan meningkatkan sedikitnya

empat nilai, yaitu pembinaan mental, pembinaan moral, pembinaan

fisik dan pembinaan artistik.

b. Kepala Sekolah Sebagai Manager (Pengelola)

Kepala sekolah sebagai manajer berarti kemampuan dalam

mengelola sumber daya untuk mencapai tujuan institusi pendidikan

secara efektif dan efisien melalui fungsi – fungsi manajerial, dengan

bertindak dalam menyusun program, menggerakkan staff serta

mengoptimalkan sumber daya manusia yang ada.

Sebagai manajer kepala sekolah harus mampu mendayagunakan

seluruh sumber daya sekolah dalam rangka mewujudkan visi, misi dan

mencapai tujuan. Kepala sekolah harus mampu bekerja melalui orang

lain (wakil-wakilnya). Kepala sekolah juga harus mampu mendorong

keterlibatan seluruh tenaga kependidikan, berarti kepala harus

berusaha untuk mendorong keterlibatan semua tenaga kependidikan

dalam setiap kegiatan di sekolah (partisipatif).

c. Kepala Sekolah Sebagai Administrator (Tata Usaha)

Kepala sekolah sebagai administrator bermakna kepala sekolah

sebagai insan yang mengatur penatalaksanaan sistem administrasi.

Kepala sekolah sebagai administrator memiliki hubungan yang sangat

erat dengan berbagai aktivitas pengelolaan administrasi yang bersifat

pencacatan, penyusunan dan pendokumenan seluruh program sekolah.


32

Secara spesifik, kepala sekolah harus memiliki kemampuan untuk

mengelola administrasi kurikulum, administrasi kesiswaan,

administrasi personalia, administrasi sarana dan prasarana dan

administrasi keuangan.

d. Kepala Sekolah Sebagai Supervisor (Penyelia)

Pengawasan dan pengendalian ini merupakan kontrol agar kegiatan

pendidikan di sekolah terarah pada tujuan yang telah ditetapkan.

Pengawasan dan pengendalian juga merupakan tindakan preventif

untuk mencegah agar para tenaga kependidikan tidak melakukan

penyimpangan dan lebih berhati-hati dalam melaksanakan

pekerjaannya. Pengawasan dan Kepala sekolah sebagai supervisor

dapat dilakukan secara efektif antara lain melalui diskusi kelompok,

kunjungan kelas, pembicaraan individual, dan simulasi pembelajaran.

Dalam pelaksanaannya, kepala sekolah sebagai supervisor harus

memperhatikan prinsip-prinsip, hubungan konsultatif, kolegial dan

bukan hierarkhis serta dilaksanakan secara demokratis.

Pada dasarnya supervisi dapat dilaksanakan oleh kepala sekolah yang

berperan sebagai supervisor, tetapi dalam sistem organisasi pendidikan

modern diperlukan supervisor khusus yang lebih independent, dan dapat

meningkatkan objektivitas dalam pembinaan dan pelaksanaan tugasnya.

Jika supervisi dilaksanakan oleh kepala sekolah, maka ia harus mampu

melakukan berbagai pengawasan dan pengendalian untuk meningkatkan

kinerja tenaga kependidikan.


33

e. Kepala Sekolah Sebagai Leader (Pemimpin)

Kepala sekolah sebagai leader (pemimpin) adalah upaya untuk

mempengaruhi orang lain untuk bekerjasama mencapai tujuan, dengan

berorientasi pada tugas dan berorientasi pada hubungan. Kepala

sekolah sebagai leader harus mampu memberikan arahan,

meningkatkan kemauan tenaga kependidikan, membuka komunikasi

dua arah.

Kepala sekolah sebagai pemimpin harus memiliki karakter khusus

yang mencakup kepribadian, keahlian dasar, pengalaman dan

pengetahuan profesional. Kemampuan yang harus diwujudkan kepala

sekolah sebagai leader dapat dianalisis dari kepribadian, pengetahuan

terhadap tenaga kependidikan, kemampuan mengambil keputusan, dan

kemampuan berkomunikasi. Kepribadian kepala sekolah sebagai

leader akan tercermin dalam sifat-sifat jujur, percaya diri, tanggung

jawab, berani mengambil resiko dan keputusan, berjiwa besar, emosi

yang stabil, dan dapat menjadi teladan bagi warga sekolah yang lain.

f. Kepala Sekolah Sebagai Inovator (Inovasi)

Kepala sekolah sebagai inovator adalah pribadi yang dinamis dan

kreatif, yang tidak terjebak pada suatu rutinitas. Pribadi yang inovator

harus memiliki kemampuan untuk menemukan gagasan-gagasan baru

atau kekinian serta melakukan pembaharuan di sekolah. Dalam

meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan di sekolah, kepala

sekolah harus berusaha mencari gagasan dan cara-cara baru dalam


34

melaksanakan tugasnya. Hal ini dilakukan agar para tenaga

kependidikan dapat memahami apa yang disampaikan oleh kepala

sekolah, sehingga dapat mencapai tujuan sesuai dengan visi dan misi

sekolah.

g. Kepala Sekolah Sebagai Motivator (Penyemangat)

Kepala sekolah bertindak sebagai motivator adalah ksemampuan

memberi dorongan agar seluruh komponen pendidikan dapat

berkembang secara profesional. Sebagai motivator, kepala sekolah

harus memiliki strategi yang tepat untuk memberikan motivasi kepada

para tenaga kependidikan dalam melakukan berbagai tugas dan

fungsinya. Motivasi ini dapat ditumbuhkan melalui pengaturan

lingkungan fisik, pengaturan suasana kerja, menerapkan prinsip,

penghargaan dan hukuman.

1) Kemampuan mengatur lingkungan kerja fisik. Lingkungan yang

kondusif akan menumbuhkan motivasi tenaga kependidikan dalam

melaksanakan tugasnya. Oleh karena itu kepala sekolah harus

mampu membangkitkan motivasi tenaga kependidikan agar dapat

melaksanakan tugas secara optimal.

2) Kemampuan mengatur suasana kerja. Seperti halnya iklim fisik,

suasana kerja yang tenang dan menyenangkan juga akan

membangkitkan kinerja para tenaga kependidikan. Untuk itu,

kepala sekolah harus mampu menciptakan hubungan kerja yang


35

harmonis dengan para tenaga kependidikan, serta menciptakan

lingkungan sekolah yang aman dan menyenangkan.

3) Kemampuan menerapkan prinsip. Salah satu prinsip yang harus

diterapkan adalah disiplin. Dalam meningkatkan profesionalisme

tenaga kependidikan di sekolah kepala sekolah harus berusaha.

4) Penghargaan dan hukuman. Penghargaan (rewards) ini sangat

penting untuk meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan,

dan untuk mengurangi kegiatan yang kurang produktif. Melalui

penghargaan ini para tenaga kependidikan dapat dirangsang untuk

meningkatkan profesionalisme kerjanya secara positif dan

produktif. Pelaksanaan penghargaan dapat dikaitkan dengan

prestasi tenaga kependidikan secara terbuka. Hukuman

dicanangkan agar semua warga sekolah dapat mematuhi peraturan-

peraturan yang dibuat oleh sekolah (Mulyasa, 2009:89)

7. Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Prestasi Kerja

Guru

Upaya untuk menilai sukses atau gagalnya pemimpin itu antara lain

dilakukan dengan mengamati dan mencatat sifat-sifat dan kualitas/mutu

perilakunya, yang dipakai sebagai kriteria untuk menilai

kepemimpinannya. Sekolah sebagai sebuah organisasi, dimana menjadi

tempat untuk mengajar dan belajar serta tempat untuk menerima dan

memberi pelajaran, terdapat orang atau sekelompok orang yang

melakukan hubungan kerja sama yaitu kepala sekolah, kelompok guru


36

dan tenaga fungsional yang lain, kelompok tenaga administrasi,

kelompok guru dan tenaga fungsional yang lain, kelompok tenaga

administrasi, kelompok siswa atau peserta didik, dan kelompok orang tua

siswa.

Kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

prestasi guru atau karyawan. Wallach dan Jackson yang dikutip oleh

(Timpe, 1987:181) mengatakan bahwa, ”kepemimpinan merupakan

tingkat dimana karyawan merasakan bahwa manajemen mendorong

partisipasi dan respontif serta reseptif terhadap masukan, gagasan, dan

saran-saran karyawan”. Lebih lanjut Hiller (Timpe, 1987:23) mengatakan

bahwa tanggungjawab yang paling penting dari setiap manager pada

dasarnya sama, apapun tingkat mereka di dalam organisasi, apapun

ukuran organisasi, apakah dalam sektor publik atau sektor swasta, apakah

lembaga pencari keuntungan atau tidak. Tanggung jawab tersebut yakni

menciptakan suatu lingkungan atau suasana yang akan mendorong setiap

individu untuk menyumbang secara positif terhadap tujuan dan sasaran

organisasi tersebut.

Tinggi rendahnya prestasi kerja guru dipengaruhi banyak faktor

diantaranya kepemimpinan kepala sekolah. Kepala sekolah memegang

peranan penting dalam mengendalikan sekolah. Kepemimpinan kepala

sekolah seperti memberdayakan semua sumber daya dan kegiatan

sekolah secara aman, efektif, dan efisien menurut visi yang jelas, mampu

melakukan perubahan, mampu menciptakan relasi kerja dan membina


37

kerja sama, menciptakan iklim kondusif baik secara internal maupun

eksternal demi kesuksesan para siswa dalam belajar, dan kepemimpinan

dapat mempengaruhi prestasi/kinerja guru.

B. Hakikat Motivasi Kerja

1. Pengertian Motivasi Kerja

Hasibuan (2003) motivasi berasal dari bahasa latin movere yang

berarti dorongan (daya penggerak). Setiap orang dalam suatu aktivitas

berbeda satu dengan yang lain tergantung pada kemampuan, kemauan,

keinginan, harapan, kebutuhan, tujuan, sasaran, imbalan atau motif

dan dorongan. Dorongan ini pula menyebabkan seseorang berprilaku.

Motivasi adalah kondisi pikologis yang mendorong seseorang

untuk melakukan sesuatu atau kekuatan yang terdapat dalam diri

organisme yang mendorong sesorang untuk berbuat (Kosasih dan

Sumarna, 2013:19).

Pendapat ahli lain memberikan definisi motivasi adalah kondisi

yang menggerakkan pegawai agar mampu mencapai tujuan dari

motifnya (Mangkunegara, 2009:93).

Handoko (Gastituati, 2009:232) mendefinisikan motivasi adalah

keinginan atau kemauan yang terdapat pada diri seorang individu yang

merangsang individu tersebut untuk melakukan tindakan.

Robbins dan Judge (2007:56) mendefinisikan motivasi adalah

proses yang menjelaskan intensitas, arah dan ketekunan seorang

individu untuk mencapai tujuannya.


38

Wibowo (2010:379) menyebutkan motivasi adalah dorongan

terhadap serangkaian proses perilaku manusia pada pencapaian tujuan,

sedangkan elemen yang terkandung dalam motivasi meliputi unsur

membangkitkan, mengarahkan, menjaga, menunjukkan intensitas,

bersifat terus menerus dan adanya tujuan.

Dari beberapa pendapat ahli di atas, penulis menyimpulkan bahwa

motivasi adalah suatu kondisi dorongan atau keinginan seseorang

untuk melakukan suatu tujuan tertentu.

Kemudian selanjutnya menurut Uno (2008:66-67), kerja adalah

sebagai 1) aktivitas dasar dan dijadikan bagian esensial dalam

kehidupan manusia, 2) kerja itu memberikan status, dan mengikat

seseorang kepada individu lain dan masyarakat, 3) pada umumnya

wanita dan pria menyukai pekerjaan, 4) moral pekerjan dan pegawai

itu banyak tidak mempunyai kaitan langsung dengan kondisi fisik

maupun materiil dari pekerjaan, 5) insentif kerja itu banyak

bentuknya, diantaranya adalah uang.

Waskito (2009:248), mendefinisikan bahwa kerja adalah perbuatan

melakukan sesuatu pekerjaan dan juga dan dapat diartikan sesuatu

yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan.

Motivasi kerja diartikan sebagai keinginan atau kebutuhan yang

melatarbelakangi seseorang sehingga terdorong untuk bekerja

(Usman, 2006:223). Sedangkan menurut Colquitt, Lepine, dan

Wesson (2009:178), motivasi kerja adalah suatu kumpulan kekuatan


39

yang energik yang mengkoordinasi di dalam dan di luar diri seorang

pekerja yang mendorong usaha kerja dalam menetukan arah,

intensitas, dan kegigihan.

Berdasarkan beberapa definisi dan komponen pokok di atas dapat

dirumuskan motivasi kerja merupakan daya dorong atau daya gerak

yang membangkitkan dan mengarahkan perilaku pada suatu perbuatan

atau pekerjaan.

2. Jenis-jenis Motivasi

Jenis-jenis motivasi dapat dikelompokkan menjadi dua jenis

menurut Hasibuan (2006:150), yaitu:

a. Motivasi Positif (insentif positif), manajer motivasi bawahan

dengan memberikan hadiah kepada mereka yang berprestasi baik.

Dengan motivasi positif ini semangat kerja bawahan akan

meningkat, karena manusia pada umumnya senang menerima yang

baik-baik saja.

b. Motivasi Negatif (insetif negatif), manajer memotivasi bawahan

dengan memberikan hukuman kepada mereka yang pekerjanya

kurang baik (prestasi rendah). Dengan motivasi negatif ini

semangat kerja bawahan dalam waktu pendek akan meningkat,

karena takut dihukum.

Penggunaan kedua motivasi tersebut haruslah diterapkan kepada

siapa dan kapan agar dapat berjalan efektif merangsang gairah bawahan

dalam bekerja.
40

3. Tujuan Motivasi

Tingkah laku bawahan dalam suatu organisasi seperti sekolah pada

dasarnya berorientasi pada tugas. Maksudnya, bahwa tingkah laku

bawahan biasanya didorong oleh keinginan untuk mencapai tujuan

harus selalu diamati, diawasi, dan diarahkan dalam kerangka

pelaksanaan tugas dalam mencapai tujuan organisasi yang telah

ditetapkan.

Secara umum tujuan organisasi adalah untuk menggerakan atau

menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk

melakukan sesuatu sehingga dapat memproleh hasil atau mencapai

tujuan tertentu (Purwanto, 2006:73).

Sedangkan tujuan motivasi, Hasibuan (2006:146) mengungkapkan

bahwa:

a. Meningkatkan moral dan kepuasaan kerja karyawan

b. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan

c. Mempertahankan kestabilan karyawan perusahaan

d. Meningkatkan kedisiplinan absensi karyawan

e. Mengefektifkan pengadaan karyawan

f. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik

g. Meningkatkan loyalitas, kreativitas dan partisifasi karyawan.

h. Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan

i. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-

tugasnya
41

j. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku.

Tindakan memotivasi akan lebih dapat berhasil jika tujuannya jelas

dan didasari oleh yang dimotivasi serta sesuai sesuai dengan kebutuhan

orang yang dimotivasi. Oleh karena itu, setiap orang yang akan

memberikan motivasi harus mengenal dan memahami benar latar

belakang kehidupan, kebutuhan dan kepribadian orang yang akan

dimotivasi.

4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja

Menurut Pasolong (2010:152), faktor-faktor yang mempengaruhi

motivasi adalah faktor ekstern dan intern. Adapun faktor ekstern

adalah kepemimpinan, lingkungan kerja yang menyenangkan,

komposisi yang memadai, adanya penghargaan atas prestasi, status,

dan tanggung jawab dan peraturan yang berlaku. Sedangkan faktor

intern adalah kematangan pribadi, tingkat pendidikan, keinginan dan

harapan pribadi, kebutuhan terpenuhi, kelelahan dan kebosanan dan

kepuasaan kerja.

Menurut Suwarno (2010:140), faktor-faktor yang mempengaruhi

motivasi kerja, yaitu:

a. Teknis organisasi

Bentuk susunan organisasi dimana para karyawan bekerja,

memberi pengaruh yang sangat besar kepada semangat dan

kepuasan kerja karyawan.


42

b. Struktur sosial

Struktur sosial suatu kelompok membawa pengaruh yang tidak

kecil artinya bagi diri pribadi para anggota. Mereka lebih senang

bekerja dala suatu kelompok dimana terdapat pergaulan yang

fleksibel.

c. Kemauan untuk menyelesaikan tugas

Produktivitas masing-masing karyawan sangat bergantung kepada

kemauan mereka untuk bekerja keras

d. Imbalan yang diterima dari bekerja

Imbalan yang diterima para karyawan baik imbalan instrinsik

maupun imbalan ekstrinsik sangat berpengaruh kepada semangat

kerja mereka.

e. Dapat diterima karyawan sebagai anggota kelompok

Dapat diterimanya karyawan sebagai anggota kelompok, akan

membawa pengaruh terhadap ketenagaan kerja suatu kelompok

atau karyawan itu sendiri.

5. Indikator Motivasi Kerja

Indikator pengukuran motivasi kerja yang diungkapkan teori

Herzberg (Soekidjo, 2009:119); Nanawi (2003:315), dijelaskan di

bawah ini:

a. Faktor pendorong (Motivation faktors) yang terbagi menjadi:

1) Prestasi (achievement) adalah keberhasilan seseorang dalam

menyelesaikan tugas, dalam mengatasi tantangan dan sebaliknya


43

perasaan gagal, rasa tidak mampu memecahkan masalah,

tantangan dan sebagainya.

2) Pengakuan (recognition) adalah perbuatan yang ditunjukan

kepada seseorang, sebagai perwujudan dari pengakuan,

perhatian atau penghargaan dari orang lain atau masyarakat

umum.

3) Peningkatan (advancement) adalah kesempatan bagi seseorang

untuk meningkatkan, menduduki pangkat atau jabatan-jabatan

yang lebih tinggi dalam organisasi, kesempatan untuk

memperoleh promosi

4) Tanggungjawab (responsibility) adalah pemberian wewenang

kepada seseorang untuk melaksanakan suatu tugas atau memikul

tanggung jawab, serta diikutsertakan usaha-usaha perbaikan

atau pembaharuan kearah yang lebih baik.

5) Pekerjaan itu sendiri (work it self) adalah sifat-sifat dari suatu

pekerjaan yang menimbulkan reaksi sikap seseorang selama

melaksanakan tugas.

b. Faktor penyehat (hygiene faktors) yang meliputi:

1) Hubungan antar pribadi dengan rekan sekerjanya (interpersonal

relation-peers) adalah hubungan antar rekan kerja yang

sederajat dalam rangka melaksanakan tugas pekerjaan.

Hubungan ini bisa berupa kerjasama, rasa saling menghargai,

saling mempercayai, rasa satu keluarga.


44

2) Hubungan antar pribadi dengan bawahan (interpersonal

relation-subardinates) adalah hubungan dengan bawahan

dalam rangka melaksanakan tugas dan pekerjaan. Dalam hal ini

dianggap sebagai bawahan guru adalah siswa-siswa, yang

tercipta dalam suasana yang harmonis penuh dengan

kekeluargaan selama proses belajar mengajar di kelas.

3) Hubungan antar pribadi dengan atasan (interpersonal relation-

superiors) adalah hubungan antar guru dengan kepala sekolah

dalam konteks kedinasan. Perwujudan hubungan dalam hal ini

bisa berupa sikap yang akrab antara guru dan kepala sekolah,

sikap terbuka antara guru dengan kepala sekolah, guru merasa

dibantu oleh kepala sekolah dan sebagainya.

4) Keamanan kerja (job security) adalah jaminan yang

menimbulkan rasa aman dan tentram dalam bekerja, seperti

jaminan keamanan kerja, jaminan hari tua, jaminan

pemeliharaan kesehatan.

5) Kehidupan pribadi (personal life) adalah perasaan yang timbul

dalam keluarga guru sebagai akibat dari jabatan guru yang

dimilikinya, perasaan bangga, bahagia sebagai seorang guru.

6) Kebijaksanan dan administrasi (policy and administration)

adalah cara-cara kebijakan yang digunakan dalam organisasi

untuk pengaturan kerja.


45

7) Kesempatan untuk bertumbuh (possibility of growth) adalah

kemungkinan dalam organisasi/sekolah memberikan

kesempatan seseorang untuk meningkatkan pengetahuan atau

ketrampilan kerja, misalnya meningkatkan kualitas pendidikan,

penataran dan sebagainya.

8) Penghasilan (salary) adalah segala penghasilan yang diperoleh

seseorang yang berupa uang, termasuk disini gaji, tunjangan,

honor dan sebagainya.

9) Kondisi kerja (working conditions) adalah kondisi-kondisi kerja

yang mencakup keadaan-keadaan lingkungan fisik kerja serta

fasilitas-fasilitas lain. Bagi guru yang dimaksud dengan kondisi

kerja disini adalah berupa keadaan-keadaan peralatan mengajar,

ruang mengajar serta jumlah siswa yang diajar.

6. Kontribusi Motivasi Kerja Terhadap Prestasi Kerja Guru

Motivasi kerja merupakan suatu dorongan untuk melakukan suatu

pekerjaan. Motivasi kerja erat hubungannya dengan kinerja atau

prestasi seseorang. Hubungan antara motivasi kerja dengan prestasi

kerja secara sederhana dapat dikemukakan bahwa setiap

organisasi/lembaga pendidikan khususnya sekolah mengharapkan

adanya tingkat prestasi kerja yang tinggi dan terus menerus dari para

guru dan karyawanya. Oleh karena itu, pihak lembaga/organisasi yaitu

sekolah harus bisa melakukan berbagai metode yang dapat digunakan


46

untuk mendorong atau merangsang para guru dan karyawan agar mau

bekerja secara efektif dan efisien.

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan prestasi

kerja, diantaranya adalah motivasi. Motivasi berarti membangkitkan

daya gerak atau menggerakan seseorang atau diri sendiri untuk

mencapai suatu tujuan.

Motivasi kerja merupakan hal yang berperan penting dalam

meningkatkan suatu aktifitas kerja dalam hal ini adalah prestasi kerja,

sebab orang yang mempunyai motivasi kerja tinggi akan berusaha

semaksimal mungkin dalam menyelesaikan pekerjaan dengan sebaik-

baiknya. Semakin tinggi motivasi kerja seseorang maka akan semakin

tinggi pula prestasi kerjanya begitu pula sebaliknya, semakin rendah

motivasi seseorang maka semakin rendah pula prestasi kerjanya. Hal

ini sesuai pernyataan Mangkunegara (2004:67) menyatakan bahwa

salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi kerja guru adalah

motivasi. Senada juga dikemukakan Steer (Suharto dan Cahyono,

2005:14) salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja adalah motivasi

kerja selanjutnya diartikan prestasi merupakan suatu fungsi dari

motivasi dan kemampuan. Untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan

seseorang, sepatutnya memiliki derajat kesediaan dan tingkat

kemampuan tertentu (Rivai, 2005:36).

Motivasi mempunyai kekuatan kecenderungan seseorang/individu

untuk melibatkan diri dalam kegiatan yang mengarah kepada sasaran


47

dalam pekerjaan sebagai kepuasan, tetapi lebih lanjut merupakan

perasaan senang atau rela bekerja untuk mencapai tujuan pekerjaan.

Guru memiliki keinginan yang kuat yang muncul akibat adanya

dorongan dari dalam diri untuk terlibat serta berpartisipasi dalam

organisasi dengan mengerjakan segala tugas dan pekerjaan yang

dibebankan dan secara berkelanjutan karyawan akan terus

mendedikasikan diri lewat segala tugas dan pekerjaan secara sukarela

karena kenyamanan serta rasa senang yang didasari motivasi yang

kuat. Pada dasarnya motivasi kerja seseorang itu berbeda-beda. Ada

motivasi kerjanya tinggi dan ada motivasi kerjanya rendah, bila

motivasi kerjanya tinggi maka akan berdampak pada kinerja yang

tinggi dan sebaliknya jika motivasinya rendah maka akan

menyebabkan prestasi kerja yang dimiliki seseorang tersebut rendah.

Jika guru mempunyai motivasi kerja tinggi maka ia akan bekerja

dengan keras, tekun, senang hati, dan dengan dedikasi tinggi sehingga

hasilnya sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

Dari penelitian yang telah dilakukan Suparman (2007) berjudul

Analisis Pengaruh Peran Kepemimpinan, Motivasi dan Komitmen

Organisasi Terhadap Kepuasaan Kerja dalam Meningkatkan Kinerja

Pegawai di Lingkungan Pemerintahan Daerah Kabupaten Sukamara

Propinsi Kalimantan Tengah, menyatakan bahwa peran

kepemimpinan, motivasi dan komitmen organisasi berdampak positif

terhadap kepuasaan dan kinerja pegawai.


48

C. Hakikat Lingkungan Kerja

1. Pengertian Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja dalam suatu perusahaan sangat penting untuk

diperhatikan manajemen. Meskipun lingkungan kerja tidak

melaksanakan proses produksi dalam suatu perusahaan, namun

lingkungan kerja mempunyai pengaruh lansung terhadap para

karyawan yang melaksanakan proses produksi tersebut. Lingkungan

kerja adalah suasana dimana karyawan melakukan aktivitas setiap

harinya. Lingkungan kerja yang kondusif memberikan rasa aman dan

memungkinkan karyawan untuk dapat bekerja optimal. Jika karyawan

tidak memiliki lingkungan yang nyaman pastilah hasil kerja pegawai

juga tidak optimal.

Menurut Simanjuntak (2003:39) lingkungan kerja dapat

diartikan sebagai keseluruhan alat perkakas yang dihadapi, lingkungan

sekitarnya dimana seorang bekerja, metode kerjanya, sebagai pengaruh

kerjanya baik sebagai perorangan maupun sebagai kelompok.

Sedangkan menurut Mardiana (2005:78) lingkungan kerja adalah

lingkungan dimana pegawai melakukan pekerjaannya sehari-hari.

Selanjutnya Bambang (2000:122), lingkungan kerja merupakan salah

satu faktor yang mempengaruhi kinerja seorang pegawai. Seorang

pegawai yang bekerja di lingkungan kerja yang mendukung dia untuk

bekerja secara optimal akan menghasilkan kinerja yang baik,

sebaliknya jika seorang pegawai bekerja dalam lingkungan kerja yang


49

tidak memadai dan tidak mendukung untuk bekerja secara optimal

akan membuat pegawai yang bersangkutan menjadi malas, cepat lelah

sehingga prestasi kerja pegawai tersebut akan rendah.

Menyenangi lingkungan kerja dimana dia bekerja, maka

karyawan tersebut akan betah ditempat kerjanya, melakukan

aktivitasnya sehingga waktu kerja dipergunakan secara efektif.

Sebaliknya lingkungan kerja yang tidak memadai akan dapat

menurunkan kinerja karyawan.

Dari pengertian ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

lingkungan kerja merupakan lingkungan yang mana didalamnya

terdapat pegawai yang melakukan kinerjanya baik perorangan maupun

kelompok.

2. Jenis Lingkungan Kerja

Secara garis besar, jenis lingkungan kerja terbagi menjadi dua,

yaitu (Sedarmayanti, 2001:21):

a. Lingkungan Kerja Fisik

Lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan berbentuk fisik

yang terdapat disekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi

pegawai baik secara langsung maupun tidak langsung. Lingkungan

kerja fisik dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu:

1) Lingkungan kerja yang langsung berhubungan dengan pegawai

seperti pusat kerja, kursi, meja, dan sebagainya.


50

2) Lingkungan perantara atau lingkungan umum dapat juga

disebut lingkungan kerja yang mempengaruhi kondisi manusia

misalnya temparatur, kelembaban, sirkulasi udara,

pencahayaan, kebisingan, getaran mekanik, bau tidak sedap,

warna dan lain-lain.

Untuk dapat memperkecil penguruh lingkungan fisik terhadap

karyawan, maka langkah pertama harus mempelajari manusia, baik

mengenal fisik dan tingkah lakunya, kemudian digunakan sebagai

dasar memikirkan lingkungan fisik yang sesuai.

b. Lingkungan Kerja Non Fisik

Lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan yang terjadi

yang berkaitan dengan hubungan kerja, baik hubungan dengan

atasan, maupun hubungan dengan sesama rekan kerja ataupun

hubungan dengan bawahan.

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja

Untuk menciptakan lingkungan kerja yang baik ada beberapa

hal yang harus diperhatikan yaitu (Siagian, 2006:63):

a. Bangunan tempat kerja

b. Ruang kerja yang lega

c. Ventilasi pertukaran udara

d. Tersedianya tempat-tempat ibadah keagamaan

e. Tersedianya sarana angkutan khusus maupun umum untuk

karyawan nyaman dan mudah


51

Sedarmayanti (Wulan, 2011:21) Menyatakan bahwa secara garis

besar, jenis lingkungan kerja terbagi menjadi dua faktor yaitu faktor

lingkungan kerja fisik dan faktor lingkungan kerja non fisik.

1) Faktor Lingkungan Kerja Fisik

a) Pewarnaan

b) Penerangan

c) Udara

d) Suara bising

e) Ruang gerak

f) Keamanan

g) Kebersihan

2) Faktor Lingkungan Kerja Non Fisik

a) Struktur kerja

b) Tanggung jawab kerja

c) Perhatian dan dukungan pemimpin

d) Kerja sama antar kelompok

e) Kelancaran komunikasi

4. Aspek Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja dapat dibagi menjadi beberapa bagian atau

bisa disebut juga aspek pembentuk lingkungan kerja, bagian-bagian

itu bisa diuraikan sebagai berikut (Simanjuntak, 2003:39):


52

a) Pelayanan Kerja

Pelayanan kerja merupakan aspek terpenting yang harus

dilakukan oleh setiap sekolah terhadap guru. Pelayanan yang baik

dari sekolah akan membuat guru lebih bergairah dalam bekerja,

mempunyai rasa tanggung jawab dalam menyelesaikan

pekerjaannnya, serta dapat terus mennjaga nama baik perusahaan

melalui produktivitas kerjanya dan tingkah lakuknya. Pada

umumnya pelayanan karyawan meliputi beberapa hal yakni:

1) Pelayanan makan dan minum.

2) Pelayanan kesehatan.

3) Pelayanan kamar kecil/kamar mandi ditempat kerja, dan

sebagainya.

b) Kondisi Kerja

Kondisi kerja guru sebaiknya diusahakan oleh manajemen

sekolah sebaik mungkin agar timbul rasa aman dalam bekerja

untuk pegawai, kondisi kerja ini meliputi penerangan yang cukup,

suhu udara yang tepat, kebisingan yang ddapat dikendalikan,

pengaruh warna, ruang gerak yang diperlukan dan keamanan kerja

karyawan.

c) Hubungan karyawan

Hubungan karyawan akan sangat menentukan dalam

menghasilkan produktivitas kerja. Hal ini disebabkan karena

adanya hubungan antara motivasi serta semangat dan kegairahan


53

kerja dengan hubungan yang kondusif antar sesama karyawan

dalam bekerja, ketidak serasian hubungan antara karyawan dapat

menurunkan motivasi dan kegairahan yang akibatnya akan dapat

menurunkan produktivitas kerja.

5. Indikator Lingkungan Kerja Guru

Indikator-indikator lingkungan kerja non fisik oleh DeStefano

(2006) yaitu sebagai berikut:

a. Prosedur Kerja, adalah rangkaian tata pelaksanaan kerja yang di

atur secara berurutan, sehingga terbentuk urutan kerja secara

bertahap dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.

b. Standar Kerja, adalah persyaratan tugas, fungsi atau perilaku yang

ditetapkan oleh pemberi kerja sebagai sasaran yang harus dicapai

oleh seorang karyawan.

c. Pertanggung jawaban Supervisor, Tanggung jawab seorang

supervisor untuk menyusun tugas karyawan agar dapat dikerjakan

secara efektif dan adil.

d. Ada rasa aman dari para anggota, baik di dalam dinas maupun di

luar dinas.

e. Hubungan berlangsung secara serasi, lebih bersifat informal,

penuh kekeluargaan.

f. Para anggota mendapat perlakuan secara adil dan objektif


54

Indikator lingkungan kerja menurut Gie (2000:154), lingkungan

guru yang baik tercermin dalam keadaan ruang kerja yang memadai,

adanya sarana prasarana yang menunjung pekerjaannya, serta hubungan

antara sesama guru.

6. Kontribusi Lingkungan Kerja Terhadap Prestasi Kerja Guru

Lingkungan kerja merupakan unsur dinamis yang ada pada tempat

mereka bekerja. Syadam (2008:226) mengemukakan bahwa lingkungan

kerja adalah keseluruhan sarana dan prasarana kerja yang ada disekitar

pegawai yang sedang melakukan pekerjaan yang dapat mempengaruhi

pelaksanaan pegawai itu sendiri.

Setiap organisasi pasti berusaha untuk menciptakan suasana kerja

yang aman, nyaman dan menyenangkan karena kondisi ini agar

berpengaruh langsung baik langsung maupun tidak langsung terhadap

peningkatan prestasi kerja dalam menjalankan kegiatan untuk

pencapaian sasaran organisasi.

Menurut Ishak dan Tanjung (2003) lingkungan kerja dapat

menciptakan gairah kerja sehingga produktivitas kerja meningkat.

Selanjutnya Priansa dan Garnida (2013) menyatakan bahwa pegawai

akan menghasilkan prestasi dan produktivitas kerja yang optimal jika

nyaman dalam bekerja, yang dipengaruhi lingkungan kerja.

Faktor lingkungan kerja sangat menunjang bagi individu dalam

mencapai prestasi kerja. Faktor lingkungan kerja tersebut antara lain:

(1) kesehatan; (2) jaminan keamanan; (3) pelayanan; (4) pola


55

komunikasi, dan (5) fasilitas kerja. Lingkungan kerja yang memberikan

rasa aman, tentram dan nyaman sehingga membuahkan kepuasaan

kerja, dan kepuasan kerja akan meningkatkan prestasi kerja guru

(Risaldin, 2017:56).

D. Hakikat Prestasi Kerja Guru

1. Pengertian Prestasi Kerja

Istilah prestasi kerja berasal dari kata achievement (Prestasi kerja

atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Pengertian

kinerja (Prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas

yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya

sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya

(Mangkunegara, 2009:67).

Prestasi kerja adalah hasil kerja seseorang pegawai selama periode

tertentu dibandingkan dengan berbagai kemungkinan misalnya

standard, target/sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih

dahulu dan disepakati bersama. Prestasi kerja merupakan hasil kerja

seseorang pegawai selama periode tertentu dibandingkan dengan

berbagai kemungkinan misalnya standard, target/sasaran atau kriteria

yang telah ditentukan terlebih dahulu dan disepakati bersama. Menurut

Hasibuan (2008:64) menyatakan bahwa “Prestasi kerja adalah suatu

hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas–tugas

yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan,

pengalaman, dan kesungguhan serta waktu.


56

Prestasi yang merupakan hasil atau apa yang keluar (outcomes) dari

sebuah pekerjaan dan kontribusi sumber daya manusia terhadap

organisasi. Bila diaplikasikan dalam aktivitas pada lembaga pendidikan

berdasarkan pendapat di atas, maka kinerja yang dimaksud adalah: (a)

prestasi kerja pada penyelenggara lembaga pendidikan dalam

melaksanakan program pendidikan mampu menghasilkan ulusan atau

output yang semakin meningkat kualitasnya; (b) mampu

memperlihatkan/mempertunjukkan kepada masyarakat (dalam hal ini

peserta didik) berupa pelayanan yang baik; (c) biaya yang harus

dikeluarkan masyarakat untuk menitipkan anaknya sebagai peserta

didik dalam memenuhi kebutuhan belajarnya tidak memberatkan dan

terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat; dan (d) dalam

melaksanakan tugasnya para pengelola lembaga pendidikan seperti

kepala sekolah, guru dan tenaga kependidikannya semakin baik dan

berkembang serta mampu mengikuti dinamika kebutuhan masyarakat

yang selalu berubah sesuai dengan kemajuan dan tuntutan zaman

(Supardi, 2014:46).

Dari pengertian tersebut jelas bahwa tanpa minat tehadap suatu

pekerjaan, tidak mungkin seorang pegawai dapat melaksanakan

pekerjaan dengan mengerahkan tenaga dan pikirannya secara maksimal.

Selain itu, tanpa pelimpahan atau delegasi tugas yang jelas seorang

pegawai juga akan terbatas dalam pekerjaan yang dipikulnya khususnya

peluang dalam berprestasi, kreativitas, inisiatif dan lain-lain.


57

2. Kriteria-kriteria Prestasi Kerja

Kriteria prestasi kerja adalah dimensi-dimensi pengevaluasian

Prestasi Kerja seseorang pemegang jabatan, satu tim, dan suatu unit

kerja. Secara bersama-sama dimensi itu merupakan harapan Prestasi

Kerja yang berusaha dipenuhi individu dan tim guna mencapai strategi

organisasi.

Menurut Schuler dan Jackson (Harsuko, 2011) bahwa ada 3 jenis

dasar kriteria prestasi kerja, yaitu:

a. Kriteria berdasarkan sifat memusatkan diri pada karakteristik

pribadi seorang karyawan. Loyalitas, keandalan, kemampuan

berkomunikasi, dan keterampilan memimpin merupakan sifat-

sifat yang sering dinilai selama proses penilaian. Jenis kriteria ini

memusatkan diri pada bagaimana seseorang, bukan apa yang

ingin dicapai.

b. Kriteria berdasarkan perilaku terfokus pada bagaimana pekerjaan

dilaksanakan. Kriteria semacam ini penting bagi pekerjaan yang

membutuhkan hubungan anatar personal. Sebagai contoh apakah

SDM-nya ramah atau menyenangkan.

c. Kriteria berdasarkan hasil, kriteria ini semakin populer dengan

makin ditekannya produktivitas dan daya saing internasional.

Kriteria ini berfokus pada apa yang telah dicapai atau dihasilkan

ketimbang bagaimana sesuatu dicapai atau dihasilkan.


58

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Kerja

Prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang di capai seseorang

dalam melaksanakan tugas-tugas yang di bebankan kepadanya yang di

dasarkan kepada kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu.

(Hasibuan, 2005:95).

Prestasi kerja merupakan gabungan dari tiga faktor penting, yaitu:

a. Kemampuan dan minat seorang pekerja.

b. Kemampuan dan penerimaan atas penjelasan tugas.

c. Peran dan tingkat motivasi seorang pekerja (Hasibuan, 2005:94)

Byar dan Rue (Sutrisno, 2011:151) mengatakan bahwa ada dua

faktor yang mempengaruhi prestasi kerja, yaitu faktor individu dan

lingkungan.

Faktor individu yang dimaksud adalah:

a. Usaha (effort) yang menunjukkan sejumlah sinergi fisik dan mental

yang digunakan dalam menyelenggarakan gerakan tugas.

b. Abilities, yaitu sifat-sifat personal yang diperlukan untuk

melaksanakan suatu tugas.

c. Role/task perception, yaitu segala perilaku dan aktivitas yang dirasa

perlu oleh individu untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.

Adapun faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi prestasi kerja

adalah:

a. Kondisi fisik

b. Peralatan
59

c. Waktu

d. Material

e. Pendidikan

f. Supervisi

g. Desain Organisasi

h. Pelatihan

i. Keberuntungan.

4. Penilaian Prestasi Kerja

Penilaian prestasi kerja mengasumsikan bahwa guru memahami

apa standar prestasi kerja mereka, dan juga memberikan guru umpan

balik, pengembangan, dan insentif yang diperlukan untuk membantu

orang yang bersangkutan menghilangkan prestasi kerja yang kurang

baik atau melanjutkan prestasi kerja yang baik.

Di sekolah dasar penilaian guru sangat bermanfaat untuk menilai

keberhasilan guru dalam melaksanakan pekerjaannya. Di antaranya

keberhasilan guru dalam merencanakan rancangan pembelajaran,

dalam melakukan pengelolaan pembelajaran, dalam membina

hubungan dengan siswa, dan dalam melakukan penilaian. Penilaian

prestasi kerja guru juga bermanfaat untuk meninjau kemampuan yang

ada dan menentukan bentuk pembinaan yang dibutuhkan guna

meningkatkan prestasi kerja yang ada.

Penilaian prestasi kerja adalah proses melalui mana organisasi

mengevaluasi atau menilai prestasi kerja pegawai. Kegiatan ini


60

memperbaiki keputusan-keputusan kepala sekolah memberikan umpan

balik kepada guru tentang pelaksanaan kerja mereka. Dengan adanya

penilaian prestasi kerja dari atasan akan dapat mendorong mereka

bergairah dalam bekerja (Manulang, 2004:97).

Agar penilaian prestasi kerja guru mudah dilaksanakan serta

membawa manfaat diperlukan pedoman dalam penilaian kinerja.

Pedoman penilaian terhadap prestasi kerja guru mencakup: (1)

Kemampuan dalam memahami materi bidang studi yang menjadi

tanggung jawabnya (subject mastery and content knowledge), (2)

Keterampilan metodologi yaitu merupakan keterampilan cara

penyampaian bahan pelajaran dengan metode pembelajaran yang

bervariasi (metodological skills atau technical skills), (3) Kemampuan

berinteraksi dengan peserta didik sehingga tercipta suasana

pembelajaran yang kondusif yang bisa memperlancar pembelajaran,

(4) Di samping itu, perlu juga adanya sikap profesional (professional

standard-professional attitude), yang turut menentukan keberhasilan

seorang guru di dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai

dengan panggilan sebagai seorang guru (Manusung, 1988:77-78;

Supardi, 2014:72).

5. Tujuan Prestasi Kerja

Adapun tujuan penilaian prestasi kerja adalah:


61

a. Perbaikan Prestasi Kerja

Umpan balik pelaksanaan kerja memungkinkan karyawan, manajer,

dan departemen personalia dapat membetulkan kegiatan-kegiatan

mereka untuk memperbaiki prestasi.

b. Penyesuaian-Penyesuaian Kompensasi

Evaluasi prestasi kerja membantu para pengambil keputusan dalam

menentukan kenaikan upah, pemberian bonus dan bentuk

kompensasi lainnya.

c. Keputusan-Keputusan Penempatan

Promosi, transfer dan demosi biasanya didasarkan pada prestasi

kerja masa lalu atau antisipasinya. Promosi sering merupakan

bentuk penghargaan terhadap prestasi kerja masa lalu.

d. Kebutuhan-Kebutuhan Latihan Dan Pengembangan

Prestasi kerja yang jelek mungkin menunjukkan kebutuhan latihan.

Demikian juga prestasi yang baik mungkin mencerminkan potensi

yang harus dikembangkan.

e. Perencanaan Dan Pengembangan Karier

Umpan balik prestasi mengarahkan keputusan-keputusan karier,

yaitu tentang jenjang karier tertentu yang harus diteliti.

f. Penyimpangan-Penyimpangan Proses Staffing

Prestasi kerja yang baik atau jelek mencerminkam kekuatan atau

kelemahan prosedur staffting departemen personalia.


62

g. KetidakAkuratan Informasional

Prestasi kerja yang jelek mungkin menunjukkkan kesalahan-

kesalahan informasi analisis jabatan, rencana-rencana sumber daya

manusia atau komponen-komponen lain sistem informasi

manajemen personalia. Menguntungkan diri pada informasi yang

tidak akurat dapat menyebabkan keputusan-keputusan personalia

yang diambil tidak tepat.

h. Kesalahan-Kesalahan Desain Pekerjaan

Prestasi kerja yang jelek mungkin merupakan suatu tanda

kesalahan dalam desain pekerjaan.Penilaian prestasi membantu

diagnosa kesalahan-kesalahan tertentu.

i. Kesempatan Kerja Yang Adil

Penilaian prestasi kerja secara akurat akan menjamin keputusan-

keputusan penempatan internal diambil tanpa diskriminasi.

j. Tantangan-Tantangan Eksternal.

6. Indikator - Indikator Prestasi Kerja

Nasution (2000:99) menyatakan bahwa ukuran yang perlu

diperhatikan dalam prestasi kerja terdapat bebrapa indikator

diantaranya:

a) Kualitas Kerja

Kriteria penilaiannya adalah ketepatan kerja, keterampilan kerja,

ketelitian kerja dan kerapihan kerja.


63

b) Kuantitas Kerja

Kriteria penilaiannya adalah kecepatan kerja.

c) Disiplin Kerja

Kriteria penilaiannya adalah mengikuti instruksi atasan, mematuhi

peraturan, dan ketaatan waktu kehadiran.

d) Inisiatif

Kriteria penilaiannya adalah selalu aktif atau semangat

menyelesaikan pekerjaan tanpa menunggu perintah atasan artinya

tidak pasif atau bekerja atas dorongan dari atasan.

e) Kerjasama

Kriteria penilaiannya adalah kemampuan bergaul dan menyesuaikan

diri serta kemampuan untuk memberi bantuan dalam batas

kewenangannya.

E. Penelitian Terdahulu

Berikut ini adalah beberapa hasil penelitian terdahulu yang

berkaitan dengan variabel kepemimpinan kepala sekolah, variabel

motivasi kerja, variabel lingkungan kerja guru dan variabel prestasi kerja

guru.

Pertama, Sumaryanto (2014) dengan judul Pengaruh Motivasi,

Lingkungan Kerja, Kesejahteraan dan Kepemimpinan Kepala Sekolah

terhadap Kinerja Guru Sekolah Menengah Pertama. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa variabel motivasi, lingkungan kerja, kesejahteraan,

dan gaya kepemimpinan berpengaruh positif terhadap kinerja guru. Namun


64

variabel motivasi, kesejahteraan dan gaya kepemimpinan memiliki

pengaruh yang tidak signifikan, artinya hanya lingkungan kerja yang

memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja guru.

Kedua, Suparno (2007) dengan Judul Pengaruh Motivasi Kerja dan

Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru di

SMP Negeri di Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang dari

Universitas Negeri Semarang. Penelitian ini menggunakan pendekatan

studi korelasional dengan populasi PNS sebanyak 239. Dan sampel

digunakan berjumlah 97 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1)

motivasi kerja, kepemimpinan situasional kepala sekolah dan kinerja guru

berkategori baik pada kisaran 50%, (2) motivasi berpengaruh secara positif

terhadap kinerja guru dengan kontribusi sebesar 74,8%, (3) kepemimpinan

situasional kepala sekolah berpengaruh secara positif terhadap kinerja guru

berkontribusi sebesar 58,4%, dan (4) motivasi dan kepemimpinan

situasional kepala sekolah berpengaruh secara positif terhadap kinerja guru

secara bersama-sama 66,3%.

Ketiga, Agus Wibowo (2015), Penelitian ini menggunakan

pendekatan kuantitatif dan teknik analisis jalur (Path Analysis). Populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh guru di SMK Negeri 4 Pandeglang

sebanyak 60 responden. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

kepemimpinan kepala sekolah dan lingkungan kerja berpengaruh secara

parsial terhadap motivasi kerja guru, hal itu berarti bahwa kepemimpinan

kepala sekolah dan lingkungan kerja memiliki pengaruh langsung terhadap


65

motivasi kerja guru. Karena kepeminpinan kepala sekolah berpengaruh

parsial terhadap kinerja guru, maka bisa dinyatakan bahwa kepemimpinan

kepala sekolah berpengaruh langsung terhadap kinerja guru. Selanjutnya,

karena motivasi kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja guru, maka

kepemimpinan kepala sekolah dan lingkungan kerja tidak memiliki

pengaruh tidak langsung terhadap kinerja guru.

Keempat, Ima Permata Suryat (2017), Hasil penelitian menunjukkan

sebagai berikut. (1) kepemimpinan kepala sekolah di SMK Wirakarya 1

Kabupaten Bandung termasuk dalam kategori baik dengan skor rata-rata

sebesar 273,3; (2) motivasi di di SMK Wirakarya 1 Kabupaten Bandung

dengan skor rata-rata sebesar 273,2; (3) lingkungan fisik di di SMK

Wirakarya 1 Kabupaten Bandung dalam kategori baik dengan skor rata-

rata sebesar 276,8; (4) kinerja guru di di SMK Wirakarya 1 Kabupaten

Bandung dalam kategori baik dengan skor rata-rata sebesar 283,4; (5)

kepemimpinan kepala sekolah mempengaruhi kinerja guru sebesar 95,8%;

(6) Motivasi mempengaruhi kinerja guru sebesar 96%; (7) lingkungan

kerja fisik mempengaruhi kinerja guru sebesar 89,6%; (8) Terdapat

pengaruh yang signifikan secara simultan variabel kepemimpinan kepala

sekolah, motivasi dan lingkungan kerja fisik terhadap kinerja. Besarnya

pengaruh secara simultan variabel kepemimpinan dan komunikasi

terhadap kinerja adalah sebesar 96%.


66

Kelima, Drivvicka Shoumi Aprimawati (2011). Hasil penelitian ini

menyimpulkan bahwa: (1) Ada pengaruh gaya kepemimpinan Kepala

Sekolah secara parsial terhadap kinerja guru di SMK Muhammadiyah

2 Malang dengan nilai B=0,591; thitung=6,521; dan Signifikansi

t=0,000; (2) Tidak ada pengaruh lingkungan kerja secara parsial terhadap

kinerja guru di SMK Muhammadiyah 2 Malang dengan nilai B=-0,121;

thitung=-1,391; dan Signifikansi t=0,175; (3) Ada pengaruh motivasi

kerja secara parsial terhadap kinerja guru di SMK Muhammadiyah 2

Malang dengan nilai B=0,183; thitung=1,401; dan Signifikansi t=0,172;

dan (4) Tidak ada pengaruh gaya kepemimpinan kepala sekolah,

lingkungan kerja, dan motivasi kerja secara simultan terhadap kinerja

guru di SMK Muhammadiyah 2 Malang dengan nilai Fhitung=21,698;

dan Signifikansi F=0,000; R=0,836; R square =0,699; dan Adjusted R

Square=0,667.

F. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir merupakan alur penalaran yang didasarkan pada

tema masalah penelitian yang digambarkan secara menyeluruh dan sistematis

setelah mempelajari teori yang mendukung judul penelitian. Menurut

Sugiyono (2003:47), kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang

bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah

diidentifikasikan sebagai masalah yang penting.


67

Dalam penelitian ini untuk mewujudkan arah dari pemecahan dan

penganalisa masalah yang dihadapi, maka dikemukakan gambaran yang

berupa kerangka pemikiran sebagai berikut:

1. Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Prestasi Kerja

Guru

Sekolah sebagai sebuah organisasi, dimana menjadi tempat untuk

mengajar dan belajar serta tempat untuk menerima dan memberi

pelajaran, terdapat orang atau sekelompok orang yang melakukan

hubungan kerja sama yaitu kepala sekolah, kelompok guru dan tenaga

fungsional yang lain, kelompok tenaga administrasi, kelompok guru dan

tenaga fungsional yang lain, kelompok tenaga administrasi, kelompok

siswa atau peserta didik, dan kelompok orang tua siswa.

Hiller menyebutkan kepemimpinan merupakan salah satu bentuk

penciptaan suasana organisasi. Jika suasana organisasi yang tercipta

berasal dari kepemimpinan yang tidak reseptif dan respontif maka

kegagalan guru merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari. Menurut

Hiller bahwa: kegagalan seseorang di dalam suatu organisasi jarang

diakibatkan oleh orang itu sendiri. Sering kali terjadi akibat kepemimpinan,

yang dapat dicegah. Untuk mencegah kegagalan, kepemimpinan setiap

organisasi harus menerima tanggung jawab penuh, dan terikat pada tindakan

positif yang penting bagi manajemen sekolah agar berhasil (Timpe, 1987:21).

Tinggi rendahnya prestasi kerja guru dipengaruhi banyak faktor

diantaranya kepemimpinan kepala sekolah. Kepala sekolah memegang


68

peranan penting dalam mengendalikan sekolah. Kepemimpinan kepala

sekolah seperti memberdayakan semua sumber daya dan kegiatan sekolah

secara aman, efektif, dan efisien menurut visi yang jelas, mampu

melakukan perubahan, mampu menciptakan relasi kerja dan membina

kerja sama, menciptakan iklim kondusif baik secara internal maupun

eksternal demi kesuksesan para siswa dalam belajar, dan kepemimpinan

dapat mempengaruhi prestasi kerja guru.

Berdasarkan berbagai pendapat di atas, dapat dikatakan bahwa

kepemimpinan kepala sekolah dapat memberikan kontribusi bagi guru.

Dalam sebuah sekolah, keberhasilan kepemimpinan kepala sekolah dalam

melaksanakan fungsi dan tugasnya pasti menghasilkan oleh keberhasilan

sekolah.

2. Kontribusi Motivasi Terhadap Prestasi Kerja Guru

Motivasi kerja adalah variabel yang diduga berkontribusi dengan

prestasi kerja guru. Dua hal yang berkaitan dengan prestasi kerja/kinerja

(permormance) adalah kesedian atau motivasi dari guru untuk bekerja,

yang menimbulkan usaha dan kemampuan guru untuk melaksanakannya.

Prestasi kerja akan meningkat apabila adanya dorongan baik yang

berasal dari dalam individu maupun faktor dari luar atau organisasi.

Menurut Dessler (Kerlinger & Pedhazur, 1987:162) mengatakan bahwa

masalah motivasi dianggap simpel dan dapat juga menjadi masalah

kompleks. Motivasi dianggap simpel karena pada dasarnya manusia

mudah dimotivisir dengan memberikan apa yang menjadi keinginannya,


69

tetapi masalah ini menjadi sulit untuk menentukan imbala apa yang

danggap penting bagi seseorang karena sesuatu dianggap penting

memiliki ukuran yang relatif dan subjektif. Artinya mungkin sesuatu itu

penting bagi seseorang tapi belum tentu bagi yang lain. Banyak variabel

yang mempengaruhi prestasi kerja diantaranya adalah motivasi kerja.

Besar atau kecilnya pengaruh motivasi pada prestasi kerja guru tergantung

pada seberapa besar motivasi tersebut dipengaruhi oleh dimensi internal

dan dimensi eksternal. Adanya perbedaan motivasi kerja guru biasanya

tercermin dalam berbagai kegiatan bahkan keberhasilan yang dicapai

dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik.

Dengan demikian, motivasi kerja guru adalah suatu proses yang

dilakukan untuk menggerakkan guru agar perilaku mereka dapat diarahkan

pada upaya-upaya nyata untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Variabel motivasi kerja yang telah di uraikan dalam pembahasan ini,

hampir sama dengan variabel lain yang sangat berpengaruh pada prestasi

kerja guru di sekolah (Uno, 2012:72).

Berdasarkan berbagai pendapat di atas, dapat dikatakan bahwa

motivasi timbul dari dalam guru melalui rangsangan dari luar diri guru

tersebut. Dalam sebuah sekolah, guru dituntut memiliki dorongan dan

terus meningkatkan hasil kerjanya.

3. Kontribusi Lingkungan Kerja Terhadap Prestasi Kerja Guru

Lingkungan kerja adalah variabel yang diduga berkontribusi

dengan prestasi kerja guru. Salah satu hal yang dapat meningkatkan
70

prestasi kerja guru adalah lingkungan kerja. Lingkungan kerja yang aman

dan sehat akan membawa dampak yang positif bagi orang-orang yang

berada di dalamnya.

Nitisemito (2000:183) mendefinisikan lingkungan kerja sebagai segala

sesuatu yang ada disekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya

dalam menjalankan tugas-tugas yang diembankan. Lingkungan kerja yang

buruk dipandang oleh banyak ahli sebagai hal yang tidak ekonomis, karena

merupakan penyebab utama pemborosan waktu dan hal-hal lainnya yang

berakibat hasil karya (output) yang dihasilkan guru akan menurun.

Lingkungan kerja yang memusatkan bagi gurunya dapat meningkatkan

prestasi kerja guru. Sebaliknya lingkungan kerja yang tidak memadai akan

dapat menurunkan prestasi kerja guru.

Suatu kondisi lingkungan kerja dapat dikatakan baik apabila

lingkungan kerja tersebut sehat, nyaman, aman dan menyenangkan bagi guru

atau pegawai dalam menyelesaikan pekerjaannya. Menurut Lewa & Subono

(2005:235) bahwa lingkungan kerja didesain sedemikian rupa agar dapat

tercipta hubungan kerja yang mengikat pekerja dengan lingkungan.

Lingkungan kerja yang menyenangkan dapat membuat para guru atau

pegawai merasa betah dalam menyelesaikan pekerjaannya serta mampu

mencapai suatu hasil yang optimal. Sebaliknya apabila kondisi lingkungan

kerja tersebut tidak memadai akan menimbulkan dampak negatif dalam

penurunan tingkat produktifitas prestasi kerja guru.


71

Berdasarkan berbagai pendapat di atas, dapat dikatakan bahwa

lingkungan kerja suasana kenyamanan guru tersebut dalam meningkatkan

prestasi kerjanya. Dalam sebuah sekolah, guru dituntut untuk menciptakan

kondisi yang berkaitan dengan ciri-ciri tempat bekerja terhadap perilaku dan

sikap dalam bekerja.

4. Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi dan Lingkungan

Kerja Terhadap Prestasi Kerja Guru

Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi dan Lingkungan Kerja

diduga memiliki kontribusi terhadap Prestasi Kerja Guru. Baik faktor

internal maupun eksternal sama-sama membawa dampak terhadap

prestasi kerja guru. Faktor internal yang mempengaruhi prestasi kerja

seseorang dalam bekerja adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor

motivasi (motivation) sedangkan faktor eksternal kinerja (prestasi kerja)

guru adalah faktor yang datang dari luar guru yang dapat mempengaruhi

kinerjanya yang meliputi; (1) gaji, (2) sarana dan prasarana, (3)

lingkungan kerja fisik dan, (4) kepemimpinan (Hasibuan, 2000:142).

Yang artinya kedua faktor tersebut dapat mempengaruhi kinerja (prestasi

kerja) guru. Pendapat di atas diperkuat oleh Pidarta (Saerozi, 2004:2)

yang mengemukakan bahwa ada beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi prestasi kerja guru dalam melaksanakan tugasnya, yaitu

kepemimpinan kepala sekolah. Selain itu motivasi adalah suatu perubahan

energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif

(perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan (Djamarah, 2008:114).


72

Sedangkan lingkungan kerja merupakan faktor situasional yang

berpengaruh terhadap kinerja pegawai, baik secara langsung maupun

tidak langsung. Lingkungan kerja dapat diubah sesuai dengan keinginan

pendesainnya. Oleh karena itu, menurut Dalyono (2008:36) mengatakan

bahwa lingkungan adalah segala pengaruh langsung dan tidak langsung

yang bekerja pada manusia dari luar meliputi isinya yang dihayati dan

yang tidak kelihatan dari ruangan, iklim dan lainnya.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Desain atau rancangan penelitian bisa diartikan suatu proses analisis

dan pengumpulan data penelitian. Penelitian ini bermaksud mendeskripsikan

dan mencari kontribusi dari sejumlah variabel penelitian yang ada. Oleh

karena itu penelitian ini dikategori ke dalam penelitian deskriptif yaitu

berusaha mendeskripsikan variabel-variabel yang ada juga dimaksudkan

untuk memprediksi keeratan hubungan variabel yang satu terhadap variabel

yang lain antara prediktor dan satu variabel kriteria (Sugiyono, 2006:219).

Dalam penelitian ini peneliti menganalisa masalah yang ada pada saat

sekarang dan membuat gambaran secara sistematis terhadap objek penelitian,

maka penelitian ini adalah penelitian deskriptif, seperti yang dikemukakan

Nazir (2003:47), penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti

suatu kelompok manusia, suatu obyek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran,

ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang untuk membuat deskripsi,

gambaran atau lukisan yang sistematis, faktual dan akurat yang mengenai

fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan

kuantitatif bertitik tolak dari anggapan bahwa semua gejala yang diamati

dapat diukur dalam bentuk angka sehingga memungkinkan digunakan teknik-

teknik analisis sintetic (Sugiyono, 2006:45). Metode yang digunakan dalam

73
74

penelitian ini adalah metode deskriptif dengan teknik regresi linear. Teknik

regresi linear yaitu penelitian yang sifatnya melukiskan kontribusi/pengaruh

yang terdapat diantara dua variabel atau lebih. Penelitian ini menggunakan

empat variabel yakni variabel kepemimpinan kepala sekolah (X1), motivasi

kerja (X2) dan lingkungan kerja (X3) sebagai variabel bebas dan prestasi kerja

guru (Y) sebagai variabel yang terikat.

Berdasarkan pokok-pokok pikiran di atas, maka rancangan penelitian

ini dapat digambarkan, sebagai berikut:

Kepemimpinan Kepala Sekolah


(X1)

Motivasi Kerja Prestasi Kerja Guru


(X2) (Y)

Lingkungan Kerja
(X3)

Gambar 3.1 Desain antar Variabel Penelitian

Keterangan:

Uraian kerangka di atas dapat dijelaskan bahwa antara kepemimpinan

kepala sekolah (X1), motivasi kerja (X2) dan lingkungan kerja kerja (X3)

terhadap prestasi kerja guru (Y) mempunyai kontribusi yang tidak dapat

dipisahkan artinya apabila kepemimpinan kepala sekolah didukung dengan

motivasi dan lingkungan kerja guru maka pada akhirnya akan diperoleh

prestasi kerja guru yang optimal.


75

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan kelompok orang, kejadian atau hal minat

yang ingin diteliti investigasi (Sekaran, 2006:123). Menurut Arikunto

(2010:173) mengemukakan populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.

Populasi untuk penelitian ini adalah semua guru SD Negeri Se Gugus

Alalak yang ada di Kecamatan Banjarmasin Utara dengan rincian sebagai

berikut:

Tabel 3.1 Keadaan Populasi Penelitian

No Nama Sekolah Jumlah Guru


1 SDN SN Alalak Selatan 1 18
2 SDN Alalak Selatan 3 15
3 SDN Alalak Selatan 4 12
4 SDN Alalak Tengah 1 14
5 SDN Alalak Tengah 2 16
6 SDN Alalak Tengah 3 15
7 SDN Alalak Tengah 4 12
8 SDN Alalak Utara 1 15
9 SDN Alalak Utara 2 13
10 SDN Alalak Utara 3 10
Jumlah 140

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang sengaja dipilih oleh peneliti

untuk diamati, sehingga sampel ukurannya lebih kecil dibanding populasi

dan berfungsi sebagai wakil dari populasi (Nurhayati, 2012:36). Apa

yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan

untuk populasi. Untuk itu, sampel yang diambil dari populasi harus betul-

betul refresentatif. Pengetrian jumlah sampel mengikuti rumus Taro

Yamame (Riduwan, 2008) sebagai berikut:


76

N
n=
Nd² + 1
Dimana :
n = Jumlah sampel minimal
N = Jumlah Populasi
d = Presisi yang ditetapkan

Menurut hasil perhitungan rumus diperoleh jumlah sampel presisi

0,05%, maka jumlah sampel minimal yang dibutuhkan dalam pengukuran

kepemimpinan kepala sekolah, motivasi kerja, lingkungan kerja dan

prestasi kerja guru dalam penelitian ini sebanyak:

140
n=
N 140 (0,05)² + 1

= 103,7037037 dibulatkan menjadi 104

Sampel untuk penelitian ini adalah semua guru SD Negeri Se Gugus

Alalak yang ada di Kecamatan Banjarmasin Utara dengan rincian sebagai

berikut:

Tabel 3.2 Keadaan Sampel Penelitian

No Nama Sekolah Jumlah Guru


1 SDN SN Alalak Selatan 1 12
2 SDN Alalak Selatan 3 11
3 SDN Alalak Selatan 4 10
4 SDN Alalak Tengah 1 10
5 SDN Alalak Tengah 2 12
6 SDN Alalak Tengah 3 10
7 SDN Alalak Tengah 4 10
8 SDN Alalak Utara 1 11
9 SDN Alalak Utara 2 10
10 SDN Alalak Utara 3 8
Jumlah 104
77

Cara penarikan sampel menggunakan teknik sampling untuk

menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini terdapat

berbagai teknik sampling yang digunakan (Sugiyono, 2008:116-118).

Dalam menentukan cara pemilihan pada penelitian ini menggunakan

proporsional sampling. Proporsional sampling yaitu pengambilan sampel

yang memperhatikan pertimbangan unsur-unsur atau kategori dalam

populasi penelitian dengan menggunakan rumus excel agar lebih cepat dan

mudah dalam menggali data.

C. Instrumen Penelitian

Tahapan yang sangat penting dalam proses penelitian ilmiah adalah

menyusun alat ukur (instrumen) penelitian sebagai pedoman untuk mengukur

variabel- variabel penelitian. Alat ukur tersebut harus valid dan reliabel.

Dalam penelitian kuantitatif, peneliti akan menggunakan instrumen untuk

mengumpulkan data penelitian. Instrumen penelitian ini digunakan untuk

meneliti variabel yang diteliti.

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk merekam pada

umumnya secara kuantitatif-keadaan dan aktivitas atribut-atribut psikologis.

Atribut-atribut psikologis itu secara teknis biasanya digolongkan menjadi

atribut dan atribut non. Untuk atribut kognitif, perangsang adalah pertanyaan.

Sedangkan untuk non kognitif, perangsangnya adalah pernyataan (Suryabrata,

2008:52).
78

Instrumen merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan

data dilapangan untuk mendapat data empiris. Iskandar (2008:79)

mengemukakan enam langkah dalam penyusunan instrumen penelitian:

1. Mengidentifikasikan variabel-variabel yang diteliti

2. Menjabarkan variabel menjadi dimensi-dimensi

3. Mencari indikator dari setiap dimensi

4. Mendeskripsikan kisi-kisi instrumen

5. Merumuskan item-item pertanyaan atau pernyataan instrumen

6. Petunjuk pengisian instrumen.

D. Metode Pengumpulan Data

Yang dimaksud dengan metode pengumpulan data adalah cara-cara

yang ditempuh oleh peneliti untuk mendapatkan data dan fakta yang terjadi

dan terdapat pada objek ataupun subjek penelitian. Adapun metode

pengumpulan data yang digunakan adalah angket.

Angket/Kuesioner adalah cara pengumpulan data berbentuk daftar

pertanyaan terstruktur dengan alternatif jawaban yang tersedia, sehingga

responden tinggal memilih jawaban yang sesuai dengan keadaan atau

pendapat dari responden (Suyanto & Sutinah, 2006:60). Pernyataan kepada

responden bersifat tertutup dengan alternatif jawaban yang telah disediakan.

Jawaban setiap pertanyaan tersebut ditentukan skornya dengan menggunakan

skala Likert.
79

Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi

seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam

penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh

peneliti, yang selanjutmya disebut sebagai variabel penelitian. Dengan

skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi

indikator variabel (Sugiyono, 2008:135). Adapun kisi-kisi dari kuesioner

tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

a. Kepemimpinan Kepala Sekolah

Tabel 3.3 Kisi-kisi Kepemimpinan Kepala Sekolah

Variabel Indikator Sub Indikator No. Item Jumlah


Komitmen a. Komitmen
terhadap visi
dalam 1,2,3,4,5,6,7,8 8
menjalankan
tugasnya
b. Komitmen
terhadap visi
Kepemimpinan dalam 9,10,11,12,13,14 6
kepala sekolah menjalankan
(X1) fungsinya
Visi a. Pedoman dalam
15,16,17,18 4
mengelola
b. Memimpin
19,20,21,22,23,24,25,26 8
sekolah
Fokus a. Pembelajaran 27,28,29,30,31,32 6
Terhadap
b. Kinerja guru 33,34,35,36,37,38,39,40 8
Pekerjaan
Jumlah 40
Sumber: Greenfield, 1987
80

b. Motivasi Kerja

Tabel 3.4 Kisi-kisi Motivasi Kerja

Variabel Indikator Sub Indikator No. Item Jumlah


Prestasi 1,2,3,4 4
Pengakuan/penghargaan 5,6,7 3
Faktor Pendorong
Tanggung jawab 8,9 2
Sifat Pekerjaan 10,11,12,13 4
Hubungan antar pribadi 14,15,16 3
Motivasi Kerja Keamanan kerja 17,18,19,20 4
(X2) 21,22,23,
Kehidupan pribadi 6
24,25,26
Faktor Penyehat
Kesempatan untuk
27,28,29,30 4
bertumbuh
Kedudukan 31,32,33,34 4
Kondisi kerja 35,36 2
Jumlah 36
Sumber: Herzberg (Soekidjo, 2009:119; Nanawi, 2003:351)

c. Lingkungan Kerja

Tabel 3.5 Kisi-kisi Lingkungan Kerja

No.
Variabel Indikator Sub Indikator Jumlah
Item
Tata pelaksanaan kerja
Prosedur kerja yang di atur secara 1,2 2
berurutan
Standar kerja Sasaran yang harus dicapai 3,4,5 3
Tanggung jawab seorang
Pertanggung
supervisor untuk menyusun 6,7,8 3
jawaban Supevisor
Lingkungan tugas karyawan
Kerja (X3) Rasa aman dari
Dinas maupun di luar dinas 9,10,11 3
para anggota
Hubungan
Bersifat informal dan penuh
berlangsung secara 12,13,14 3
kekeluargaan
serasi
Perlakuan secara adil dan
Perlakuan kerja 15,16,17 3
objektif
Jumlah 17
Sumber: DeStefano (2006)
81

d. Prestasi Kerja Guru

Tabel 3.6 Kisi-kisi Prestasi Kerja Guru

No.
Variabel Indikator Sub Indikator Jumlah
Item
Ketepatan kerja 1,2 2
Keterampilan kerja 3,4 2
Kualitas Kerja
Ketelitian kerja 5,6 2
Kerapihan kerja 7,8 2
Kuantitas Kerja Kecepatan kerja 9,10 2
Prestasi Kerja Instruksi atasan 11,12 2
(Y) Disiplin kerja Mematuhi peraturan 13,14 2
Ketaatan waktu kehadiran 15,16 2
Inisiatif Aktif/semangat 17,18,19 3
Kemampuan bergaul 20,21 2
Kerjasama Menyesuaikan diri 22,23 2
Kemampuan memberi bantuan 24,25 2
Jumlah 25
Sumber: Nasution, 2000:99

Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner dan observasi.

Pertanyaan dalam kuesioner mengenai data yang berkaitan dengan

persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah, motivasi kerja,

lingkungan kerja dan prestasi kerja guru yang dilakukan dengan cara

memberikan daftar pertanyaan kepada responden untuk dijawab, kemudian

dari jawaban setiap pertanyaan tersebut ditentukan skornya.

1) Kepemimpinan Kepala Sekolah

Instumen pengukuran kepemimpinan kepala sekolah dalam penelitian

ini terdiri dari 40 pertanyaan. Pengukuran variabel dengan

menggunakan skala Likert skor sangat tidak setuju = 1, tidak setuju =

2, setuju = 3, dan sangat setuju = 4. Makin tinggi skor jawaban,

menunjukkan responden tidak memiliki persepsi yang baik kepada

kepemimpinan kepala sekolah, dan sebaliknya jika skor rendah, maka


82

responden cenderung memiliki persepsi kepemimpinan kepala sekolah

yang belum optimal.

2) Motivasi Kerja

Instumen pengukuran motivasi kerja dalam penelitian ini terdiri dari

36 pertanyaan. Pengukuran variabel dengan menggunakan skala

Likert skor sangat tidak setuju = 1, tidak setuju = 2, setuju = 3, dan

sangat setuju = 4. Makin tinggi skor jawaban, menunjukkan persepsi

responden cenderung termotivasi, dan sebaliknya jika skor rendah,

maka responden cenderung kurang termotivasi.

3) Lingkungan Kerja

Instumen pengukuran motivasi kerja dalam penelitian ini terdiri dari

17 pertanyaan. Pengukuran variabel dengan menggunakan skala

Likert skor sangat tidak setuju = 1, tidak setuju = 2, setuju = 3, dan

sangat setuju = 4. Makin tinggi skor jawaban, menunjukkan persepsi

responden cenderung merasa nyaman dengan lingkungan kerjanya,

dan sebaliknya jika skor rendah, maka responden cenderung kurang

nyaman dengan lingkungan kerjanya.

4) Prestasi Kerja Guru

Instumen pengukuran prestasi kerja guru dalam penelitian ini terdiri

dari 25 pertanyaan. Pengukuran variabel dengan menggunakan skala

Likert skor sangat tidak setuju = 1, tidak setuju = 2, setuju = 3, dan

sangat setuju = 4. Makin tinggi skor jawaban, menunjukkan responden


83

cenderung berprestasi kerja baik, dan sebaliknya jika skor rendah,

maka responden cenderung berprestasi kerja kurang baik.

E. Uji Instrumen

Menurut Arikunto (2005:97), instrument penelitian adalah alat atau

fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar

pekerjaannya lebih mudah dan lebih baik dalam arti yang lebih cermat,

lengkap dan sistematis yang mudah diolah.

Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan

digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan

tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Teknik pengumpulan

data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik angket atau kuesioner.

Angket atau kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pertanyaan kepada

orang lain yang dijadikan responden untuk dijawabnya. Kuesioner adalah

sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi

dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia

ketahui. Dalam menjawab pertanyaan atau pernyataan di angket, responden

menggunakan check list. Check list adalah cara yang digunakan seseorang

untuk menjawab pertanyaan yang dilakukan dengan memberikan tanda cek

(√) untuk jawaban yang dipilih.

Variasi jenis instrument yang baik harus memenuhi dua persyaratan

yaitu valid dan reliabel. Uji coba dibuat untuk dijadikan alat ukur hasil

penelitian yang valid dan reliabel. Dikatakan valid apabila instrumen yang
84

diteliti yaitu variabel kepemimpinan kepala sekolah, motivasi kerja dan

lingkungan kerja tersebut dapat diukur secara tepat dan dikatakan valid

apabila dapat diperoleh data secara konsisten. Oleh karena itu perlu dilakukan

uji coba terlebih dahulu.

Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam

pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian menjadi valid dan

reliabel. Hal ini tidak berarti bahwa hasil menggunakan instrumen yang telah

teruji validitas dan reliabilitasnya, otomatis hasil (data) penelitian menjadi

valid dan reliabel. Hal ini masih dipengaruhi kondisi obyek yang diteliti dan

kemampuan orang yang menggunakan instrumen (Sugiyono, 2007:348).

Terdapat 30 responden di luar sampel sebagai sampel (sampel uji

coba) untuk uji coba instrumen. Rincian distribusi sampel uji coba instrumen

dapat terlihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.7 Distribusi Responden Uji Coba Kuesioner

Sampel
SDN Populasi Sampel
Uji Coba
SDN SN Alalak Selatan 1 18 12 4
SDN Alalak Selatan 3 15 11 3
SDN Alalak Selatan 4 12 10 2
SDN Alalak Tengah 1 14 10 3
SDN Alalak Tengah 2 16 12 4
SDN Alalak Tengah 3 15 10 4
SDN Alalak Tengah 4 12 10 2
SDN Alalak Utara 1 15 11 3
SDN Alalak Utara 2 13 10 3
SDN Alalak Utara 3 10 8 2
Jumlah 140 104 30
Sumber: SDN Se Gugus Alalak
85

Uji coba instrumen penelitian dilakukan pada sebagian guru SDN Se

Gugus Alalak di Kecamatan Banjarmasin Utara dengan tiga instrumen yang

diuji cobakan, yaitu: (1) variabel kepemimpinan kepala sekolah, (2) variabel

motivasi kerja guru, dan (3) variabel lingkungan kerja. Tujuan uji coba ini

untuk mengetahui kesahihan (validitas) dan keandalan (reliabilitas) instrumen.

1. Uji Kesahihan Instrumen (Validitas)

Validitas adalah tingkat keandalan dan kesahihan alat ukur yang

digunakan. Instrumen dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang

digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya di ukur (Sugiyono,

2007:137).

Setelah data hasil uji coba terkumpul, data tersebut dianalisis agar

dapat membedakan item-item yang memenuhi syarat untuk dipilih menjadi

instrumen maupun analisis data untuk membuktikan tingkat validitas

dilakukan dengan alat bantu program SPSS 20 dan Excell (Computerized).

Jika item soal yang dinyatakan gugur, tidak mempengaruhi

keterwakilan item-item soal untuk setiap indikator untuk masing-masing

variabel, maka item soal yang gugur tersebut dikeluarkan dari instrumen

karena item soal yang shahih dianggap sudah cukup memadai untuk

menjaring data yang diperlukan. Cara mengukur validitas dengan rumus

product moment angka kasar sebagai berikut:

N ( XY )   X  Y 
Rumusnya rxy 
N  X  X  N Y Y  
2 2 2 2
86

Keterangan :
rxy = koefisien korelasi antara varibel x dan y
n = jumlah responden
x = skor butir
y = skor total

Karena dengan angka kasar relative lebih mudah dan akan dapat

menghindari angka pecahan. Sedangkan mengenai perhitungan

korelasinya berdasarkan ketentuan bahwa jika rxy > rtable signifikasi 5%

berarti item (butir soal) dinyatakan valid. Sebaliknya jika r xy < rtable maka

butir soal tidak valid sekaligus tidak memiliki persyaratan.

Uji validitas instrumen dilakukan pada 30 orang responden dari

populasi yang tidak dijadikan sampel penelitian tentang instrumen

kepemimpinan kepala sekolah (X1) dengan alternatif jawaban yang

meliputi: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS) dan Sangat

Tidak Setuju (STS). Kriteria pengujiannya dilakukan dengan cara

membandingkan rhitung dengan rtabel = 0,361 (N = 30 pada taraf signifikansi

α = 0,05). Apabila hasil perhitungan menunjukkan rhitung>rtabel maka butir

instrumen dianggap valid, sebaliknya jika rhitung<rtabel, maka dianggap

tidak valid, maka instrumen tidak dapat digunakan dalam penelitian.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah serangkaian pengukuran atau serangkaian alat ukur

yang memiliki konsistensi bila pengukuran yang dilakukan dengan alat

ukur itu dilakukan secara berulang (Suharto, 2009:34).

Uji reliabilitas dilakukan dengan cara melalui program SPSS 20.

Metode ini dilakukan dengan metode Cronbach Alpha lebih besar dari 0.6
87

(Santosa & Ashari, 2005). Uji reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu

instrument dapat memberikan hasil pengukuran yang konsisten apabila

pengukuran dilakukan berulang-ulang. Uji ini di uji cobakan pada subyek

penelitian. Pengukuran reliabillitas tersebut dilakukan menggunakan

rumus:

 k    σ 2b 
rii =   1  2 
 k 1  σ t 

Keterangan :

rii = koefisien relliabilitas instrument


k = banyaknya soal
= jumlah varians butir
= varians total

Kriteria besarnya koefisien reliabilitas menurut Arikunto (2006: 276),

yaitu:

0,80 < r11 ≤ 1,00 reliabilitas sangat tinggi


0,60 < r11 ≤ 0,80 reliabilitas tinggi
0,40 < r11 ≤ 0,60 reliabilitas cukup
0,20 < r11 ≤ 0,40 reliabilitas rendah
0,00 < r11 ≤ 0,20 reliabilitas sangat rendah.

Dikatakan reliabilitas jika antara korelasi yang diperoleh > rtabel taraf

signifikan 5%. Dikatakan tidak reliabel jika angka korelasi < rtabel

pengujian. Reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan program SPSS

for Windows 20.


88

Adapun hasil uji terhadap 30 responden untuk variabel instrumen

penelitian yaitu Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi, Lingkungan

Kerja dan Prestasi Kerja Guru maka disajikan tabel sebagai berikut

tersebut adalah sebagai berikut:

3.8 Hasil Uji Validitas Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah

Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha
Item Deleted Item Deleted Total Correlation if Item Deleted
VAR00001 127,3667 309,964 ,778 ,943
VAR00002 127,2667 319,582 ,608 ,945
VAR00003 127,4333 310,461 ,701 ,943
VAR00004 127,2333 318,254 ,474 ,945
VAR00005 127,5667 313,702 ,523 ,945
VAR00006 127,4667 315,982 ,492 ,945
VAR00007 127,3667 314,240 ,709 ,944
VAR00008 127,5667 309,771 ,556 ,945
VAR00009 127,5000 320,052 ,329 ,946
VAR00010 127,3000 312,424 ,630 ,944
VAR00011 127,3000 318,079 ,461 ,945
VAR00012 127,1667 313,523 ,687 ,944
VAR00013 127,4667 316,740 ,492 ,945
VAR00014 127,4667 308,809 ,701 ,943
VAR00015 127,1667 313,178 ,657 ,944
VAR00016 127,5667 317,013 ,463 ,945
VAR00017 127,3000 318,148 ,568 ,945
VAR00018 127,4000 310,386 ,731 ,943
VAR00019 127,1667 315,247 ,493 ,945
VAR00020 127,2667 325,375 ,176 ,948
VAR00021 126,9000 317,886 ,579 ,945
VAR00022 127,2333 321,082 ,595 ,945
VAR00023 127,4000 311,972 ,673 ,944
VAR00024 127,2333 318,254 ,474 ,945
VAR00025 127,4333 315,771 ,516 ,945
VAR00026 127,3667 314,240 ,582 ,944
VAR00027 127,4333 311,978 ,782 ,943
VAR00028 127,3667 320,930 ,297 ,947
VAR00029 127,3667 316,378 ,574 ,944
VAR00030 127,2333 315,495 ,544 ,945
VAR00031 127,2333 321,151 ,366 ,946
VAR00032 127,1667 313,523 ,687 ,944
VAR00033 127,2000 326,855 ,183 ,947
VAR00034 127,2000 324,510 ,240 ,947
VAR00035 127,1667 313,178 ,657 ,944
VAR00036 127,5667 317,013 ,463 ,945
VAR00037 127,5667 308,737 ,680 ,944
VAR00038 127,3000 315,459 ,754 ,944
VAR00039 127,1667 315,247 ,493 ,945
VAR00040 127,5333 312,257 ,558 ,945

H
89

Hasil uji coba instrumen kepemimpinan kepala sekolah yang

berjumlah 40 item, ada 5 (lima) item soal yang dinyatakan tidak valid yaitu

9,20,28,33,34 karena nilai r kurang nilai rtabel = 0,361 untuk taraf signifikasi

5%. Maka kuesioner kepemimpinan kepala sekolah no. 9,20,28,33,34

dinyatakan gugur dan tidak diikutsertakan dalam angket yang disebar

keseluruhan responden.

Tabel 3.9 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner


Kepemimpinan Kepala Sekolah

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,946 40

Dari hasil reliabilitas di atas tersaji bahwa Alpha sebesar 0,946 > 0,6

maka item instrumen penelitian variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah

adalah reliabel.

Kemudian tanggapan 30 sampel penelitian terhadap 36 butir item

pertanyaan tentang instrumen Motivasi Kerja (X2) dengan alternatif

jawaban yang meliputi: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS)

dan Sangat Tidak Setuju (STS) menunjukkan untuk mengukur valid

tidaknya instrumen motivasi kerja dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
90

Tabel 3.10 Hasil Uji Validitas Tentang Motivasi Kerja

Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Alpha if Item
Deleted
VAR00001 101,7667 373,978 ,922 ,962
VAR00002 101,7000 381,045 ,733 ,964
VAR00003 101,7000 389,459 ,495 ,965
VAR00004 101,4667 388,189 ,532 ,965
VAR00005 101,6667 387,609 ,539 ,965
VAR00006 101,9000 396,369 ,270 ,966
VAR00007 101,7667 383,013 ,613 ,964
VAR00008 101,6000 390,662 ,379 ,966
VAR00009 102,0333 384,033 ,539 ,965
VAR00010 101,9333 374,892 ,803 ,963
VAR00011 101,8667 374,464 ,909 ,963
VAR00012 101,7000 392,562 ,335 ,966
VAR00013 101,9333 375,857 ,847 ,963
VAR00014 101,8000 374,166 ,947 ,962
VAR00015 101,7667 396,461 ,254 ,966
VAR00016 101,5000 398,603 ,167 ,967
VAR00017 101,8667 375,982 ,908 ,963
VAR00018 101,9667 379,620 ,694 ,964
VAR00019 101,5000 389,362 ,504 ,965
VAR00020 101,5333 391,706 ,437 ,965
VAR00021 101,5000 399,362 ,164 ,967
VAR00022 101,5000 392,672 ,455 ,965
VAR00023 101,9000 377,610 ,843 ,963
VAR00024 101,9000 376,507 ,879 ,963
VAR00025 101,3667 391,964 ,474 ,965
VAR00026 101,6000 375,697 ,802 ,963
VAR00027 101,8333 375,730 ,930 ,963
VAR00028 101,8333 374,420 ,924 ,963
VAR00029 101,5000 386,879 ,627 ,964
VAR00030 101,4000 391,559 ,543 ,965
VAR00031 101,7000 392,010 ,472 ,965
VAR00032 101,7667 373,978 ,922 ,962
VAR00033 101,9000 375,955 ,750 ,963
VAR00034 101,8000 374,166 ,947 ,962
VAR00035 101,8333 376,557 ,856 ,963
VAR00036 101,8667 375,982 ,908 ,963

Hasil uji coba instrumen motivasi kerja yang berjumlah 36 item,

ada 5 (lima) item soal yang dinyatakan tidak valid yaitu 6,12,15,16,21

karena nilai r kurang nilai rtabel = 0,361 untuk taraf signifikasi 5%. Maka

kuesioner motivasi kerja no. 6,12,15,16,21 dinyatakan gugur dan tidak

diikutsertakan dalam angket yang disebar keseluruhan responden.


91

Tabel 3.11 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner


Motivasi Kerja

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,965 36

Dari hasil reliabilitas di atas tersaji bahwa Alpha sebesar 0,965 > 0,6

maka item instrumen penelitian variabel motivasi kerja adalah reliabel.

Kemudian tanggapan 30 sampel penelitian terhadap 17 butir item

pertanyaan tentang instrumen Lingkungan Kerja (X3) dengan alternatif

jawaban yang meliputi: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS)

dan Sangat Tidak Setuju (STS) menunjukkan untuk mengukur valid

tidaknya instrumen lingkungan kerja dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

3.12 Hasil Uji Validitas Tentang Lingkungan Kerja

Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha
Item Deleted Item Deleted Total Correlation if Item Deleted
VAR00001 46,6667 108,575 ,452 ,940
VAR00002 46,7667 105,702 ,615 ,936
VAR00003 46,9000 104,576 ,714 ,934
VAR00004 46,9333 100,823 ,881 ,930
VAR00005 47,1667 110,420 ,474 ,939
VAR00006 46,8667 104,602 ,584 ,937
VAR00007 46,8333 109,730 ,412 ,940
VAR00008 46,6667 106,575 ,705 ,934
VAR00009 46,9667 100,309 ,896 ,930
VAR00010 47,0333 104,240 ,684 ,935
VAR00011 46,6333 105,413 ,618 ,936
VAR00012 47,0000 106,345 ,638 ,936
VAR00013 47,1667 100,213 ,879 ,930
VAR00014 47,0000 100,966 ,883 ,930
VAR00015 47,0667 100,133 ,871 ,930
VAR00016 46,9333 106,271 ,572 ,937
VAR00017 46,7333 108,961 ,447 ,940
92

Hasil uji coba instrumen lingkungan kerja yang berjumlah 17 item,

yang dinyatakan valid semua karena nilai r lebih nilai rtabel = 0,361 untuk

taraf signifikasi 5%. Maka kuesioner lingkungan kerja dalam angket yang

disebar keseluruhan responden.

Tabel 3.13 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner


Lingkungan Kerja

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,939 17

Dari hasil reliabilitas di atas tersaji bahwa Alpha sebesar 0,939 > 0,6

maka item instrumen penelitian variabel lingkungan kerja adalah reliabel.

Berdasarkan hasil analisis uji validitas dan reliabilitas sebagaimana tersebut

di atas dapat dikatakan seluruh item sudah teruji valid dan reliabel sehingga

telah memenuhi syarat sebagai instrumen penelitian.

F. Teknik Analisis Data

1. Analisis Deskriptif

Pembahasan dalam analisis deskriptif lebih berhubungan dengan

pengumpulan dan peringkasan serta penyajian hasil peringkasan tersebut.

Data yang diperoleh berupa data mentah yang masih acak dan tidak

terorganisir dengan baik. Dalam analisis deskriptif ini secara ringkas

akan didapat skor mean, median, mode, standar deviasi, nilai maximun

dan nilai minimum dari masing-masing variabel.


93

Interval klafisikasi di atas didasarkan pada skor tertinggi dan skor

terendah dari masing-masing variabel. Selanjutnya dicari harga rata-rata

ideal (Mi) dari simpangan baku ideal (Sdi). Adapun aturan yang dipakai

untuk menentukan Mi dan Sdi adalah Mi = ½ (nilai ideal tertinggi + nilai

ideal tertinggi), sedangkan untuk menghitung besarnya simpangan ideal

baku (Sdi) = 1/6 (nilai ideal tertinggi – nilai ideal terendah) (Suryabrata,

2003:19).

Untuk masing-masing variabel dideskripsikan dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

a. Memberikan bobot pada setiap alternatif jawaban yang dipilih oleh

responden pada setap butir pertanyaan dalam angket.

b. Menentukan skor total jawaban setiap responden pada masing-masing

variabel penelitian.

c. Membuat tabel distribusi frekuensi skor jawaban responden

d. Mengelompokkan skor jawaban responden untuk masing-masing

variabel

e. Menentukan grafik sebaran skor jawaban responden

f. Menentukan skor jawaban responden pada variabel kepemimpinan

kepala sekolah, motivasi, lingkungan kerja dan prestasi kerja yang

diperoleh oleh masing-masing sekolah, dengan cara menjumlahkan

setiap skor responden pada masing-masing sekolah dan membaginya

dengan responden yang ada di sekolah tersebut.


94

2. Uji Persyaratan Analisis

a. Uji Normalitas Data

Pengujian normalitas adalah pengujian tentang distribusi data.

Maksud data terdistribusi secara normal adalah bahwa data akan

mengikuti garis diagonalnya. Pengujian ini dengan menggunakan

bentuk grafik distribusi. Model regresi yang baik adalah memiliki

distribusi data normal atau mendekati normal. Uji normalitas data ini

dilakukan dengan analisis grafik melalui program SPSS versi 20.0

dengan melihat normal probability plot yang membandingkan

distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan

membentuk satu garis lurus diagonal dan ploting data akan

dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data normal, maka

garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis

diagonalnya.

b. Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan pada masing-masing variabel bebas dan

terikat dengan kriteria bahwa harga F hitung yang tercantum pada dev.

From liniarity lebih dinyatakan bahwa bentuk regresinya linier.

Dengan istilah lain, apabila harga F hitung lebih besar daripada F tabel

maka arah regresi dinyatakan berarti, dan sebaliknya jika harga F

hitung lebih kecil daripada F tabel maka arah regresi dinyatakan tidak

berarti. Dapat juga dengan melihat besarnya nilai signifikansi. Apabila


95

nilai signifikansinya <0,05 maka dapat disimpulkan bahwa uji regresi

yang dilakukan bersifat linier demikian pula sebaliknya.

c. Uji Homogenitas

Dalam uji homogenitas dgunakan untuk mengetahui varian dari

beberapa populasi sama atau tidak.

Dasar pengambilan keputusan :

1. Jika nilai signifikasi < 0,05, maka dikatakan bahwa varian dari

dua atau lebih kelompok populasi data adalah tidak sama.

2. Jika nilai signifikasi > 0,05, maka dikatakan bahwa varian dari

dua atau lebih kelompok populasi data adalah sama.

d. Multikolinearitas

Uji multikolinieritas ditujukan untuk mengetahui ada tidaknya

hubungan linier yang sempurna di antara variabel-variabel bebas.

Multikolinieritas dapat dideteksi dari nilai tolerance dan Variance

Inflaction Faktor (VIF). Dasar yang diacu dalam pengambilan adalah

jika nilai Tolerance < 0.10 atau sama dengan nilai VIF > 10,

menunjukkan adanya multikolonieritas.

G. Pengujian Hipotesis

1. Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Prestasi Kerja

Guru

Untuk menghitung regresi linear sederhana Kepemimpinan Kepala

Sekolah Terhadap Prestasi Kerja Guru digunakan rumus berikut:

Ŷ = a + bX
96

Keterangan:

X1 = kepemimpinan kepala sekolah


Y = prestasi kerja guru
a = intersep
b = koofesien regresi

Untuk menilai intersep dan koofesien regresi yaitu dengan

menggunakan rumus berikut.

N Σ X1Y – (ΣX1) (ΣY)


b =
ΣX1² - (ΣX1)²

Σ Y – b ΣX1
a =
N

Uji hipotesis untuk menentukan ada tidaknya kontribusi X1

terhadap Y adalah sebagai berikut:

Σ Y² – a Σ Y – b Σ X1Y)
Se =
N-2

b² x Σ (X1 –ΣX – X)
F hitung =
S e²

Hipotesis untuk menggambarkan kontribusi Kepemimpinan Kepala

Sekolah Terhadap Prestasi Kerja Guru SDN Se Gugus Alalak Kec.

Banjarmasin Utara, yaitu jika tidak terdapat kontribusi kepemimpinan


97

kepala sekolah terhadap prestasi kerja guru SDN Se Gugus Alalak Kec.

Banjarmasin Utara maka ditolak apabila F hitung > F tabel atau Ho

apabila SIG F < 0,05.

2. Kontribusi Motivasi Kerja Terhadap Prestasi Kerja Guru

Untuk menghitung regresi linear sederhana motivasi kerja terhadap

prestasi kerja guru digunakan rumus berikut:

Ŷ = a + bX2

Keterangan:
X2 = motivasi kerja
Y = prestasi kerja guru
a = intersep
b = koofesien regresi

Untuk menilai intersep dan koofesien regresi yaitu dengan

menggunakan rumus berikut.

N Σ X2Y – (ΣX2) (ΣY)


b =
ΣX2² - (ΣX2)²

Σ Y – b ΣX2
a =
N

Uji hipotesis untuk menentukan ada tidaknya kontribusi X2 terhadap

Y adalah sebagai berikut:

Σ Y² – a Σ Y – b Σ X1Y)
Se =
N-2
98

b² x Σ (X2 –ΣX – X)
F hitung =
S e²

Hipotesis untuk menggambarkan kontribusi motivasi kerja terhadap

prestasi kerja guru yaitu jika tidak terdapat motivasi kerja terhadap prestasi

kerja guru SDN Se Gugus Alalak Kec. Banjarmasin Utara maka ditolak

apabila F hitung > F tabel atau Ho apabila SIG F < 0,05.

3. Kontribusi Lingkungan Kerja Terhadap Prestasi Kerja Guru

Untuk menghitung regresi linear sederhana lingkungan kerja

terhadap prestasi kerja guru digunakan rumus berikut:

Ŷ = a + bX3

Keterangan:
X2 = motivasi kerja
Y = prestasi kerja guru
a = intersep
b = koofesien regresi

Untuk menilai intersep dan koofesien regresi yaitu dengan

menggunakan rumus berikut.

N Σ X3Y – (ΣX3) (ΣY)


b =
ΣX3² - (ΣX3)²

Σ Y – b ΣX3
a =
N
99

Uji hipotesis untuk menentukan ada tidaknya kontribusi X3 terhadap

Y adalah sebagai berikut:

Σ Y² – a Σ Y – b Σ X3Y)
Se =
N-2
b² x Σ (X3 –ΣX – X)
F hitung =
S e²

Hipotesis untuk menggambarkan kontribusi lingkungan kerja terhadap

prestasi kerja guru yaitu jika tidak terdapat kontribusi lingkungan kerja

terhadap prestasi kerja guru SDN Se Gugus Alalak Kec. Banjarmasin

Utara maka ditolak apabila F hitung > F tabel atau Ho apabila SIG F <

0,05.

4. Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi Kerja dan

Lingkungan Sekolah Terhadap Prestasi Kerja Guru

Untuk persamaan regresi linear berganda kepemimpinan kepala

sekolah, motivasi kerja dan lingkungan kerja terhadap prestasi kerja guru

digunakan rumus sebagai berikut:

Ŷ = a + bX1 + bX2 + bX3 + e

Keterangan:
X1 = kepemimpinan kepala sekolah
X2 = motivasi kerja
X3 = lingkungan kerja
Y = prestasi kerja guru
a = intersep
b, e = koofesien regresi
100

Sedangkan untuk menentukan bentuk persamaan regresi berganda

dan penentuan besarnya koefisien berganda digunakan bantuan SPSS

Versi 2.0. selanjutnya terdapat atau tidaknya kontribusi dari kepemimpinan

kepala sekolah, motivasi dan lingkungan kerja terhadap prestasi kerja guru

ditentukan dengan rumus:


R Y.X²
k
F hitung =
(l – r Y.X²)
(n – k – l)
Dimana :

RYX = koefisien korelasi berganda


k = jumlah variabel bebas
n = jumlah responden

Hipotesis untuk menggambarkan kontribusi dari kepemimpinan

kepala sekolah, motivasi dan lingkungan kerja terhadap prestasi kerja guru

SDN Se Gugus Alalak, Kecamatan Banjarmasin Utara, yaitu jika tidak

terdapat kontribusi kepemimpinan kepala sekolah, motivasi dan

lingkungan kerja terhadap prestasi kerja guru SDN Se Gugus Alalak Kec.

Banjarmasin Utara maka H0 ditolak apabila SIG F < 0,05.

5. Koefisien Determinasi (R²)

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar

kontribusi dari beberapa variabel dalam pengertian yang lebih jelas.

Koefisien determinasi akan menjelaskan seberapa besar perubahan atau

variasi suatu variabel bisa dijelaskan oleh perubahan atau variasi pada

variabel yang lain (Santoso dan Ashari, 2005:125).


101

Dalam bahasa sehari-hari adalah kemampuan variabel bebas untuk

berkontribusi terhadap variabel tetapnya dalam satuan presentase. Rumus

koefisien determinasi adalah sebagai berikut.

Kd = R² x 100%

Keterangan:

Kd = Besar atau jumlah koefisien determinasi


R² = Nilai koefisien korelasi

Untuk memasukkan tipe kontribusi antar variabel dengan berpedoman

pada tabel berikut.

Tabel 3.14 Interprestasi Koefisien Nilai r

Interval Koefisien Tingkat Kontribusi


0,80 – 1,000 Sangat Kuat
0,60 – 0,799 Kuat
0,40 – 0,599 Cukup Kuat
0,20 – 0,399 Rendah
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
Sumber: Analisis Data (Syafrial, 2010)
BAB IV

HASIL PENELITIAN

Pembahasan pada bab ini adalah hasil dari studi lapangan untuk

memperoleh data dengan menggunakan kuesioner dan Penilaian Prestasi

Kerja untuk mengukur empat variabel pokok dalam penelitian ini, yaitu

kepemimpinan kepala sekolah, motivasi kerja dan lingkungan kerja terhadap

prestasi kerja guru. Yang akan dibahas antara lain gambaran umum

responden, dilanjutkan dengan statistik deskriptif mengenai variabel

penelitian, uji asumsi klasik, uji hipotesis dan uji koefisien determinasi.

Penelitian ini dianalisa dengan menggunakan SPSS Versi 20.

A. Karakteristik Responden Penelitian

Data yang terkumpul dari penelitian ini meliputi data kepemimpinan

kepala sekolah, motivasi dan lingkungan kerja terhadap prestasi kerja guru.

Guna mendukung dan melengkapi analisis data maka pada bagian ini akan

dipaparkan gambaran data tentang responden penelitian berdasarkan jenis

kelamin, umur dan masa kerja seperti pada tabel berikut:

1. Jenis Kelamin Responden

Jenis kelamin responden penelitian secara ringkas disajikan pada tabel

di bawah ini:

Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden Penelitian

No Jenis Kelamin F %
1 Laki-Laki 35 33,65
2 Perempuan 69 66,35
Jumlah 104 100

102
103

Tabel 4.1 menggambarkan bahwa dilihat dari keseluruhan sampel

sekitar 33,65% responden berjenis kelamin laki-laki, dan sekitar 66,35%

responden berjenis kelamin perempuan. Hal menunjukkan bahwa

responden perempuan lebih banyak dari responden laki-laki.

2. Umur Responden

Umur responden penelitian secara ringkas disajikan pada tabel di

bawah ini:

Tabel 4.2 Umur Responden

No Umur F %
1 <25 29 27,88
2 25-35 37 35,58
3 36-46 17 16,35
4 47-57 15 14,42
5 ≥58 6 5,77
Jumlah 104 100

Tabel 4.2 menggambarkan bahwa responden yang berusia kurang dari

<25 tahun berjumlah 29 orang (27,88%) yang berusia 25-35 tahun

berjumlah 32 orang (35,58%), yang berusia 36-46 tahun berjumlah 17

orang (16,35%) yang berusia 47-57 tahun berjumlah 15 orang (14,42%),

dan yang berusia ≥58 berjumlah 6 orang (5,77%).

3. Masa Kerja Responden

Masa kerja responden penelitian secara ringkas disajikan pada tabel di

bawah ini:
104

Tabel 4.3. Masa Kerja Responden

No Masa Kerja F %
1 2-6 tahun 37 35,58
2 7-11 tahun 39 37,50
3 12-16 tahun 14 13,46
4 17-21 tahun 8 7,69
5 22 ≥ tahun 6 5,77
Jumlah 104 100

Tabel 4.3 dapat dideskripsikan bahwa responden yang mempunyai

masa kerja 2-6 tahun berjumlah 37 orang (35,58%), masa kerja 7-11

tahun berjumlah 39 orang (37,50%), masa kerja 12-16 tahun berjumlah 14

orang (13,46%), masa kerja 17-21 tahun 8 orang (7,69%), dan masa kerja

22 tahun atau lebih berjumlah 6 orang (5,77%).

B. Deskripsi Data

Data penelitian dikumpulkan dengan menyebarkan 118 kuesioner

kepada para guru-guru di SDN Se-Gugus Alalak Kecamatan Banjarmasin

Utara. Penyebaran kuesioner kepada guru-guru yang dilakukan dengan

kunjungan langsung untuk menghemat waktu pengembalian kuesioner

tersebut. Berdasarkan hasil penyebaran angket/kuesioner yang dilakukan

diperoleh data sebagaimana terlihat pada tabel 4.4 sebagai berikut:

Tabel 4.4 Jumlah Sampel dan Tingkat Pengembalian Kuesioner

Keterangan Jumlah
Total penyebaran kuesioner 118
Total pengembalian kuesioner 118
Respon rate (tingkat pengembalian) 100%
105

Dari data di atas menunjukkan bahwa tingkat pengembalian kuesioner

yang dijawab oleh responden sangat tinggi (100%) artinya responden sangat

mendukung dan membantu dalam penggalian data. Berikut disajikan tabulasi

data dari masing-masing variabel penelitian, sebagai berikut:

1. Deskripsi Data Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1)

Jawaban responden tentang kepemimpinan kepala sekolah SDN

Se-Gugus Alalak Kecamatan Banjarmasin Utara yang seharusnya 40 butir

soal namun karena ada yang tidak valid maka harus dikeluarkan sehingga

hanya 35 butir soal yang digunakan dengan menggunakan fasilitas

komputer SPSS 20 dapat diketahui nilai mean 101.4135, standar deviasi

15.21089, nilai minimum 72.00 dan nilai maximum 140.00, seperti terlihat

pada tabel berikut:

Tabel 4.5 Deskripsi Data Kepemimpinan Kepala Sekolah

Statistics
X1

Valid 104
N
Missing 0
Mean 101,4135
Median 100,5000
Std. Deviation 15,21089
Minimum 72,00
Maximum 140,00

Berdasarkan hasil statistik di atas, sebaran nilai variabel

Kepemimpinan Kepala Sekolah SDN Se-Gugus Alalak Kecamatan

Banjarmasin Utara dapat dilihat pada tabel berikut:


106

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Skor Kepemimpinan Kepala Sekolah

Interval Frekuensi Presentase (%)


72 – 83 9 8,65
84 – 95 23 22,12
96 – 107 48 46,15
108 – 119 11 10,58
120 – 131 6 5,77
132 – 143 7 6,73
JUMLAH 104 100

Dari tabel di atas terlihat bahwa skor frekuensi terbanyak terdapat

pada interval kelas 96 – 107 dengan frekuensi sebanyak 48 responden

(46,15%), sedangkan frekuensi paling kecil terdapat pada interval kelas

120 – 131 dengan frekuensi 6 responden (5,77%).

Data kepemimpinan kepala sekolah apabila dikelompokkan

berdasarkan skor jawaban responden adalah:

Skor terendah ideal: 1 x 35 = 35 dan skor tertinggi ideal: 4 x 35 = 140

Skor terendah ideal + skor tertinggi ideal 35 + 140


Mi = = =
87,5
2 2
Skor tertinggi ideal - skor terendah ideal 140 - 35
Sdi = = = 17,5
6 6
Mi + Sdi = 87,5 + 17,5 = 105 dan Mi – Sdi = 87,5 – 17,5 = 70

Pengelompokkan skor kepemimpinan kepala sekolah dapat dilihat

pada tabel berikut ini:

Tabel 4.7 Pengelompokkan Skor Kepemimpian Kepala Sekolah


Interval Frekuensi Presentase (%) Klasifikasi
Skor X1 ≥ 105 27 25,96 Tinggi
70 ≤ skor X1 < 105 77 74,04 Sedang
Skor X1 < 70 0 0 Rendah
Jumlah 104 100%
107

Pada tabel di atas terlihat bahwa terdapat 27 responden (25,96%)

berada pada klasifikasi tinggi, 77 responden (74,04%) berada pada

klasifikasi sedang dan 0 responden (0,00%) berada pada klasifikasi rendah,

sehingga dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan kepala sekolah SDN

Se-Gugus Alalak Kecamatan Banjarmasin Utara tergolong dalam

klasifikasi sedang.

Sebaran skor Kepemimpinan Kepala Sekolah dapat terlihat pada

grafik berikut ini:

Gambar 4.1 Grafik Histogram Skor Kepemimpinan Kepala Sekolah

Selanjutnya untuk mengetahui interprestasi jawaban responden agar

lebih jelas/terkait dengan indikator dan sub indikator maka disajikan,

seperti di bawah ini:


108

Tabel 4.8 Rata-rata Indikator X1

Variabel Indikator No. Item Rata-rata


Komitmen 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,
68,92
11,12,13
Kepemimpinan Visi 14,15,16,17,18,19,20,
69,91
kepala sekolah 21,22,23,24
(X1) Fokus
25,26,27,28,29,30,
Terhadap 72,14
31,32,33,34,35
Pekerjaan
Nilai Indikator Tertinggi 72,14
Nilai Indikator Terendah 68,92
Rata-rata Keseluruhan 70,32

Pada tabel tampak nilai yang lebih tinggi terdapat pada indikator fokus

terhadap pekerjaan terutama pada sub indikator kinerja guru, sedangkan

nilai terendah terletak pada indikator komitmen terutama pada sub

indikator komitmen terhadap visi dalam menjalankan tugasnya, indikator

inilah yang perlu diperbaiki secara konsisten agar kepala sekolah

senantiasa mengupayakan peran dalam mengelola administrasi di

sekolahnya.

Menurut hasil analisis di atas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan

Kepala Sekolah SDN Se-Gugus Alalak Kecamatan Banjarmasin Utara

yang diukur berdasarkan beberapa aspek dengan perhitungan presentase

(70,57%) memiliki klasifikasi sedang dan mengindikasi bahwa kepala

sekolah sudah dapat melaksanakan tugas kepemimpinan di sekolah dengan

baik.
109

2. Deskripsi Data Motivasi Kerja (X2)

Jawaban responden tentang motivasi kerja guru SDN Se-Gugus

Alalak Kecamatan Banjarmasin Utara yang seharusnya 36 butir soal

namun karena ada yang tidak valid maka harus dikeluarkan sehingga

hanya 31 butir soal yang digunakan dalam penelitian ini dengan

menggunakan fasilitas komputer SPSS 20 dapat diketahui nilai mean

101.0288, standar deviasi 12.66787, nilai minimum 71.00 dan nilai

maximum 120.00, seperti terlihat pada tabel berikut.

Tabel 4.9 Deskripsi Data X2


Statistics
X2

Valid 104
N
Missing 0
Mean 101,0288
Median 101,5000
Std. Deviation 12,66787
Minimum 71,00
Maximum 120,00

Berdasarkan hasil statistik di atas, sebaran nilai variabel motivasi kerja

SDN Se-Gugus Alalak Kecamatan Banjarmasin Utara dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Skor Motivasi Kerja

Interval Frekuensi Presentase (%)


71 – 79 7 6,73
80 – 88 15 14,43
89 – 97 18 17,31
98 – 106 29 27,88
107 – 115 14 13,46
116 – 124 21 20,19
JUMLAH 104 100
110

Dari tabel di atas terlihat bahwa skor frekuensi terbanyak terdapat

pada interval kelas 98 – 106 dengan frekuensi sebanyak 29 responden

(27,88%), sedangkan frekuensi paling kecil terdapat pada interval kelas 71

– 79 dengan frekuensi 7 responden (6,73%).

Data motivasi kerja apabila dikelompokkan berdasarkan skor jawaban

responden adalah:

Skor terendah ideal: 1 x 31 = 31 dan skor tertinggi ideal: 4 x 31 = 124

Skor terendah ideal + skor tertinggi ideal 31 + 124


Mi = = =
77,5
2 2
Skor tertinggi ideal - skor terendah ideal 124 -31
Sdi = = = 15,5
6 6

Mi + Sdi = 77,5 + 15,5 = 93 dan Mi – Sdi = 77,5 – 15,5 = 62

Pengelompokkan skor motivasi kerja dapat dilihat pada tabel berikut

ini:

Tabel 4.11 Pengelompokkan Skor Motivasi Kerja


Interval Frekuensi Presentase (%) Klasifikasi
Skor X2 ≥ 93 78 75 Tinggi
62 ≤ skor X2 < 93 26 25 Sedang
Skor X2 < 62 0 0 Rendah
Jumlah 104 100%

Pada tabel di atas terlihat bahwa terdapat 78 responden (75%) berada

pada klasifikasi tinggi, 26 responden (25%) berada pada klasifikasi sedang

dan 0 responden (0,00%) berada pada klasifikasi rendah, sehingga dapat

disimpulkan bahwa motivasi kerja guru SDN Se-Gugus Alalak Kecamatan

Banjarmasin Utara tergolong dalam klasifikasi tinggi.


111

Sebaran skor motivasi kerja dapat terlihat pada grafik berikut ini:

Gambar 4.2 Grafik Histogram Skor Motivasi Kerja Guru

Selanjutnya untuk mengetahui interprestasi jawaban responden agar

lebih jelas/terkait dengan indikator dan sub indikator maka disajikan,

seperti di bawah ini:

Tabel 4.12 Rata-rata Indikator X2

Variabel Indikator No. Item Rata-rata


Motivasi Faktor Pendorong 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12 83,81
Kerja (X2) 13,14,15,16,17,18,19,20,21,22,
Faktor Penyehat 80
23,24,25,26,27,28,29,30,31
Nilai Indikator Tertinggi 83,81
Nilai Indikator Terendah 80
Rata-rata Keseluruhan 81,91

Pada tabel tampak nilai yang lebih tinggi terdapat pada indikator

faktor pendorong terutama pada sub indikator prestasi, sedangkan nilai

terendah terletak pada indikator faktor penyehat terutama pada sub

indikator kondisi kerja, indikator inilah yang perlu diperbaiki secara


112

konsisten agar guru senantiasa terdorong untuk melaksanakan tugas dan

kewajiban dengan lebih bersemangat.

Menurut hasil analisis di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja

guru SDN Se-Gugus Alalak Kecamatan Banjarmasin Utara yang diukur

berdasarkan beberapa aspek dengan perhitungan presentase (81,91%)

memiliki klasifikasi tinggi dan mengindikasi motivasi guru SDN Se-Gugus

Alalak Kecamatan Banjarmasin Utara dapat menerima motivasi kerja yang

ada.

3. Deskripsi Data Lingkungan Kerja (X3)

Jawaban responden tentang lingkungan kerja guru SDN Se-Gugus

Alalak Kecamatan Banjarmasin Utara ada 17 butir soal dengan

menggunakan fasilitas komputer SPSS 20 dapat diketahui nilai mean

55,0192, standar deviasi 6,56555, nilai minimum 37,00 dan nilai

maximum 68,00, seperti terlihat pada tabel berikut:

Tabel 4.13 Deskripsi Data X3

Statistics
X3

Valid 104
N
Missing 0
Mean 55,0192
Median 55,0000
Std. Deviation 6,56555
Minimum 37,00
Maximum 68,00
113

Berdasarkan hasil statistik di atas, sebaran nilai variabel lingkungan

kerja guru SDN Se-Gugus Alalak Kecamatan Banjarmasin Utara dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.14 Distribusi Frekuensi Skor Lingkungan Kerja

Interval Frekuensi Presentase (%)


37 – 42 4 3,84
43 – 48 11 10,58
49 – 54 33 31,73
55 – 60 38 36,54
61 – 66 11 10,58
67 – 72 7 6,73
JUMLAH 104 100

Dari tabel di atas terlihat bahwa skor frekuensi terbanyak terdapat

pada interval kelas 55 – 60 dengan frekuensi sebanyak 38 responden

(36,54%), sedangkan frekuensi paling kecil terdapat pada interval kelas 37

– 42 dengan frekuensi 4 responden (3,84%).

Data lingkungan kerja apabila dikelompokkan berdasarkan skor

jawaban responden adalah:

Skor terendah ideal: 1 x 17 = 17 dan skor tertinggi ideal: 4 x 17 = 68

Skor terendah ideal + skor tertinggi ideal 17 + 68


Mi = = =
42,5
2 2
Skor tertinggi ideal - skor terendah ideal 68- 17
Sdi = = = 8,5
6 6

Mi + Sdi = 42,5 + 8,5 = 51 dan Mi – Sdi = 42,5 – 8,5 = 34

Pengelompokkan skor lingkungan kerja dapat dilihat pada tabel

berikut ini:
114

Tabel 4.15 Pengelompokkan Skor Lingkungan Kerja


Interval Frekuensi Presentase (%) Klasifikasi
Skor X3 ≥ 51 79 75,96 Tinggi
34 ≤ skor X3 < 51 25 24,04 Sedang
Skor X3 < 34 0 0 Rendah
Jumlah 104 100%

Pada tabel di atas terlihat bahwa terdapat 79 responden (75,96%)

berada pada klasifikasi tinggi, 25 responden (24,04%) berada pada

klasifikasi sedang dan 0 responden (0,00%) berada pada klasifikasi rendah,

sehingga dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja guru SDN Se-Gugus

Alalak Kecamatan Banjarmasin Utara tergolong dalam klasifikasi tinggi.

Sebaran skor lingkungan kerja guru dapat terlihat pada grafik berikut

ini:

Gambar 4.3 Grafik Histogram Lingkungan Kerja Guru

Selanjutnya untuk mengetahui interprestasi jawaban responden agar

lebih jelas/terkait dengan indikator dan sub indikator maka disajikan,

seperti di bawah ini:


115

Tabel 4.16 Rata-rata Indikator X3

Variabel Indikator No. Item Rata-rata


Prosedur kerja 1,2 83,89
Standar kerja 3,4,5 78,69
Lingkungan
Pertanggung jawaban Supevisor 6,7,8 81,97
Kerja (X3)
Rasa aman dari para anggota 9,10,11 79,73
Hubungan berlangsung secara serasi 12,13,14 81,57
Perlakuan kerja 15,16,17 80,61
Nilai Indikator Tertinggi 83,89
Nilai Indikator Terendah 78,69
Rata-rata Keseluruhan 81,08

Pada tabel tampak nilai yang lebih tinggi terdapat pada indikator

prosedur kerja terutama pada sub indikator Tata pelaksanaan kerja yang di

atur secara berurutan, sedangkan nilai terendah terletak pada indikator

standar kerja pada sub indikator sasaran yang harus dicapai, indikator

inilah yang perlu diperbaiki secara konsisten agar guru dapat menciptakan

suasana lingkungan kerja yang nyaman dalam melaksanakan tugasnya.

Menurut hasil analisis di atas dapat disimpulkan bahwa lingkungan

kerja guru SDN Se-Gugus Alalak Kecamatan Banjarmasin Utara yang

diukur berdasarkan beberapa aspek dengan perhitungan presentase

(81,08%) memiliki klasifikasi sedang dan mengindikasi lingkungan kerja

guru SDN Se-Gugus Alalak Kecamatan Banjarmasin Utara telah

sepenuhnya dapat menciptakan suasana kerja yang kondusif.

4. Deskripsi Data Prestasi Kerja Guru (Y)

Jawaban responden tentang prestasi kerja guru SDN Se-Gugus Alalak

Kecamatan Banjarmasin Utara sebanyak 25 butir soal dengan

menggunakan fasilitas komputer SPSS 20 dapat diketahui nilai mean


116

69,6346, standar deviasi 8,32595, nilai minimum 50,00 dan nilai

maximum 89.00, seperti terlihat pada tabel berikut:

Tabel 4.17 Deskripsi Data Y


Statistics
Y

Valid 104
N
Missing 0
Mean 69,6346
Median 69,0000
Std. Deviation 8,32595
Minimum 50,00
Maximum 89,00

Berdasarkan hasil statistik di atas, sebaran nilai variabel prestasi kerja

guru SDN Se-Gugus Alalak Kecamatan Banjarmasin Utara dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 4.18 Distribusi Frekuensi Skor Prestasi Kerja

Interval Frekuensi Presentase (%)


50 – 56 6 5,77
57 – 63 16 15,38
64 – 70 40 38,46
71 – 77 25 24,04
78 – 84 11 10,58
85 – 91 6 5,77
JUMLAH 104 100

Dari tabel di atas terlihat bahwa skor frekuensi terbanyak terdapat

pada interval kelas 64 – 70 dengan frekuensi sebanyak 40 responden

(38,46%), sedangkan frekuensi paling kecil terdapat pada interval kelas 50

56 dan 85 – 91 dengan frekuensi 6 responden masing-masing (0%).


117

Data prestasi kerja guru apabila dikelompokkan berdasarkan skor

jawaban responden adalah:

Skor terendah ideal: 1 x 25 = 25 dan skor tertinggi ideal: 4 x 25 = 100

Skor terendah ideal + skor tertinggi ideal 100 + 25


Mi = = =
62,5
2 2
Skor tertinggi ideal - skor terendah ideal 100 - 25
Sdi = = = 12,5
6 6

Mi + Sdi = 62,5 + 12,5 = 75 dan Mi – Sdi = 62,5 - 12,5 = 50

Pengelompokkan skor prestasi kerja dapat dilihat pada tabel berikut

ini:

Tabel 4.19 Pengelompokkan Skor Prestasi Kerja


Presentase
Interval Frekuensi Klasifikasi
(%)
Skor X4 ≥ 75 26 25 Tinggi
50 ≤ skor X4 < 75 78 75 Sedang
Skor X4 < 50 0 0 Rendah
Jumlah 104 100%

Pada tabel di atas terlihat bahwa terdapat 26 responden (25%) berada

pada klasifikasi tinggi, 78 responden (75%) berada pada klasifikasi sedang

dan 0 responden (0,00%) berada pada klasifikasi rendah, sehingga dapat

disimpulkan bahwa prestasi kerja guru SDN Se-Gugus Alalak Kecamatan

Banjarmasin Utara tergolong dalam klasifikasi sedang.

Sebaran skor prestasi kerja guru dapat terlihat pada grafik berikut ini:
118

Gambar 4.4 Grafik Histogram Prestasi Kerja Guru

Selanjutnya untuk mengetahui interprestasi jawaban responden

agar lebih jelas/terkait dengan indikator dan sub indikator maka

disajikan, seperti di bawah ini:

Tabel 4.20 Rata-rata Indikator Y

Variabel Indikator No. Item Rata-rata


Kualitas Kerja 1,2,3,4,5,6,7,8 69,83
Prestasi Kerja Kuantitas 9,10 65,63
Guru (Y) Disiplin Kerja 11,12,13,14,15,16 68,19
Inisiatif 17,18,19 71,79
Kerjasama 20,21,22,23,24,25 71,07
Nilai Indikator Tertinggi 71,79
Nilai Indikator Terendah 65,63
Rata-rata Keseluruhan 69,03

Pada tabel tampak nilai yang lebih tinggi terdapat pada indikator

inisiatif terutama pada sub indikator aktif//semangat, sedangkan nilai

terendah terletak pada indikator kuantitas terutama pada sub indikator

kecepatan kerja, indikator inilah yang perlu diperbaiki secara konsisten

agar guru dapat menghasilkan prestasi kerja yang lebih meningkat.


119

Menurut hasil analisis di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi kerja

guru SDN Se-Gugus Alalak Kecamatan Banjarmasin Utara yang diukur

berdasarkan beberapa aspek dengan perhitungan presentase (69,03%)

memiliki klasifikasi sedang dan mengindikasi prestasi kerja guru SDN Se-

Gugus Alalak Kecamatan Banjarmasin Utara telah dilaksanakan dengan

sepenuhnya baik.

C. Uji Persyaratan Analisis

Sebuah model regresi akan digunakan untuk melakukan peramalan,

karena itu sebuah model sebelum digunakan seharusnya memenuhi beberapa

asumsi, yang biasa disebut asumsi klasik. Berikut dijelaskan asumsi-asumsi

tersebut dan cara pengujiannya dengan SPSS 20.

Berikut asumsi klasik yang perlu dipenuhi:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas untuk menguji apakah data dari sampel yang diambil

normal atau tidak. Untuk uji normalitas data dalam penelitian

menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov.

Dasar pengambilan keputusan adalah berdasarkan probabilitas > 0,05

maka data dapat disebut berdistribusi normal. Jika nila probabilitas ≤ 0,05

maka disebut berdistribusi tidak normal. Dari pelaksanaan uji normalitas

ini dilakukan dengan bantuan SPSS versi 20, maka dapat dilihat pada tabel

di bawah ini:
120

Tabel 4.21 One Kolmogorov-Smirnov Test

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

X1 X2 X3 Y

N 104 104 104 104


Mean 101,4135 101,0288 55,0192 69,6346
Normal Parametersa,b
Std. Deviation 15,21089 12,66787 6,56555 8,32595
Absolute ,132 ,096 ,070 ,079
Most Extreme Differences Positive ,132 ,068 ,070 ,079
Negative -,062 -,096 -,070 -,062
Kolmogorov-Smirnov Z 1,341 ,976 ,719 ,802
Asymp. Sig. (2-tailed) ,055 ,296 ,680 ,541
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

Hasil uji normalitas di atas didapat nilai signifikasi masing-masing

adalah 0,055; 0,296; 0,680 dan 0,541. Angka tersebut menunjukkan angka

yang tidak signifikan karena lebih tinggi dari 5% (0,05) sehingga

tergolong pada distribusi normal yang berarti bahwa sebaran data telah

memenuhi asumsi normalitas.

2. Uji Linearitas

Salah satu asumsi penting lain pada sebuah regresi adalah asumsi

linearitas. Asumsi ini menyatakan bahwa seharusnya hubungan antara satu

variabel dependen dengan variabel independen bersifat linier. Linier disini

dapat diartikan hubungannya bersifat positif atau negatif. Untuk

mengetahui persamaan garis regresi antar variabel penelitian dapat dilihat

pada hasil uji liniearitas pada tabel di bawah ini:


121

Tabel 4.22 Hasil Uji Linearitas X1 Terhadap Y

ANOVA Table
Sum of df Mean F Sig.
Squares Square
(Combined) 6439,836 40 160,996 14,484 ,000
Between Groups Linearity 2247,006 1 2247,006 202,150 ,000
Deviation from Linearity 4192,830 39 107,508 9,672 ,000
Y * X1
Within Groups 700,279 63 11,116
Total 7140,115 103

Tabel 4.23 Hasil Uji Linearitas X2 terhadap Y

ANOVA Table
Sum of df Mean F Sig.
Squares Square
(Combined) 4986,653 28 178,095 6,203 ,000
Between Groups Linearity 2853,001 1 2853,001 99,363 ,000
Deviation from Linearity 2133,652 27 79,024 2,752 ,000
Y * X2
Within Groups 2153,463 75 28,713
Total 7140,115 103

Tabel 4.24 Hasil Uji Linieritas X3 terhadap Y

ANOVA Table
Sum of df Mean F Sig.
Squares Square
(Combined) 4694,852 26 180,571 5,686 ,000
Between Groups Linearity 2450,838 1 2450,838 77,176 ,000
Deviation from Linearity 2244,014 25 89,761 2,827 ,000
Y * X3
Within Groups 2445,264 77 31,757
Total 7140,115 103

Dari tabel di atas terlihat bahwa ketiga model linearitas di atas telah

memenuhi asumsi linieritas, cara yang lebih mudah dengan membuktikan

dari X1 terhadap Y nilai Sig 0,000 < 0,05, demikian juga dengan X2

terhadap Y untuk nilai Sig 0,000 < 0,05 dan X3 terhadap Y nilai Sig 0,000 <

0,05 maka variabel tersebut dikatakan linear.


122

3. Uji Homogenitas

Dasar pengambilan keputusan pada uji homogenitas yakni:

a. Jika nilai sig > 0,05 kesimpulannya adalah tidak terjadi homogenitas.

b. Jika nilai sig < 0,05 kesimpulannya adalah terjadi homogenitas.

Tabel 4.25 Hasil Uji Homogenitas

Test of Homogeneity of Variances

Levene Statistic df1 df2 Sig.

X1 2,640 23 69 ,001
X2 3,691 23 69 ,000
X3 2,978 23 69 ,000

Berdasarkan tabel nilai sig X1 sebesar 0,001; X2 sebesar 0,000 dan

X3 sebesar 0,000 semuanya lebih kecil dari 0,05 artinya terjadi

homogenitas.

4. Uji Multikolinieritas

Pengujian multikolinieritas ini dapat dilihat dari nilai variance inflatio

factor (VIF). Antara variabel bebas dikatakan multikolinieiritas apabila

toleransinya < 0,1 dan VIF > 10, dapat dilihat pada output SPSS pada tabel

4.26 berikut.

Tabel 4.26 Hasil Uji Multikolinieritas

Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig. Correlations Collinearity Statistics
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta Zero- Partial Part Tolerance VIF
order
(Constant) 15,390 5,513 2,791 ,006
X1 ,119 ,050 ,218 2,369 ,020 ,561 ,230 ,167 ,589 1,699
1
X2 ,213 ,065 ,324 3,255 ,002 ,632 ,310 ,230 ,503 1,987
X3 ,374 ,112 ,295 3,355 ,001 ,586 ,318 ,237 ,646 1,549
a. Dependent Variable: Y
123

Terlihat dari tabel 3.11, nilai toleransi dari masing-masing variabel

bebas > 0,1 dan nilai VIF < 10, sehingga dapat disimpulkan bahwa model

regresi tidak mengandung multikolinieritas.

D. Analisis Uji Hipotesis

1. Kontribusi antara Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Prestasi Kerja

Guru

Untuk mengetahui apakah ada kontribusi atau tidak antara

Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Prestasi Kerja Guru SDN Se-Gugus

Alalak Kecamatan Banjarmasin Utara, dilakukan sebagai berikut.

Tabel 4.27 Uji Regresi Sederhana X1 terhadap Y

Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.
Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 38,494 4,600 8,367 ,000
1
X1 ,307 ,045 ,561 6,844 ,000
a. Dependent Variable: Y

Hasil analisis dari tabel di atas menunjukkan harga konstanta besarnya

38,494, harga koefisien X1 (atau oleh persamaan garis regresi yang

diperoleh besarnya 0,307. Jadi persamaan garis regresinya adalah Y =

38,494 + 0,307X1 sedangkan regresi sederhana untuk angka korelasinya (R

= 0,561). Nilai prob. thitung (Sig.) 0,000 < 0,05.

Selanjutnya untuk mengetahui koefisien determinasi (R²) variabel X1

terhadap Y, dapat dilihat pada tabel di bawah ini:


124

Tabel 4.28 Koefisien Determinasi X1 terhadap Y


Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Std. Error of the
Square Estimate
1 ,561a ,315 ,308 6,92616
a. Predictors: (Constant), X1
b. Dependent Variable: Y

Dari tabel di atas secara sederhana koefisien determinasi dihitung

dengan mengkuadratkan Koefisien Korelasi (R) = 0,561, maka koefisien

determinasi nilai (R square) = 0,561 x 0,561 = 0,315 atau 31,5%. Berarti

kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan varians dari variabel

terikatnya adalah sebesar 31,5%. Berdasarkan interpretasi tersebut, maka

tampak bahwa nilai R Square adalah memiliki kontribusi yang cukup kuat.

Hasil regresi tersebut dapat disimpulkan terdapat kontribusi antara

kepemimpinan kepala sekolah terhadap prestasi kerja guru SDN Se-Gugus

Alalak Kecamatan Banjarmasin Utara, dengan demikian hipotesis ini

diterima. Sedangkan besarnya kontribusi dilihat dari koefisien determinasi

sebesar 0,315, menunjukkan bahwa prestasi kerja guru dipengaruhi oleh

kepemimpinan kepala sekolah sebesar 31,5%.

2. Kontribusi antara Motivasi Kerja dan Prestasi Kerja Guru

Untuk mengetahui apakah ada kontribusi atau tidak antara Motivasi

Kerja dan Prestasi Kerja Guru SDN Se-Gugus Alalak Kecamatan

Banjarmasin Utara, dilakukan sebagai berikut.


125

Tabel 4.29 Uji Regresi Sederhana X2 terhadap Y

Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.
Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 27,661 5,134 5,388 ,000
1
X2 ,415 ,050 ,632 8,239 ,000
a. Dependent Variable: Y

Hasil analisis dari tabel di atas menunjukkan harga konstanta

besarnya 27,661, harga koefisien X2 (atau oleh persamaan garis regresi

yang diperoleh besarnya 0,415. Jadi persamaan garis regresinya adalah Y =

27,661 + 0,415X2 sedangkan regresi sederhana untuk angka korelasinya (R

= 0,632). Nilai prob. thitung (Sig.) 0,000 < 0,05.

Selanjutnya untuk mengetahui koefisien determinasi (R²) variabel

X2 terhadap Y, dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.30 Koefisien Determinasi X2 terhadap Y


Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Std. Error of the
Square Estimate
1 ,632a ,400 ,394 6,48310
a. Predictors: (Constant), X2
b. Dependent Variable: Y

Dari tabel di atas secara sederhana koefisien determinasi dihitung

dengan mengkuadratkan Koefisien Korelasi (R) = 0,632, maka koefisien

determinasi nilai (R square) = 0,632 x 0,632 = 0,400 atau 40%. Berarti

kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan varians dari variabel

terikatnya adalah sebesar 40%. Berdasarkan interpretasi tersebut, maka

tampak bahwa nilai R Square adalah memiliki kontribusi yang cukup kuat.
126

Hasil regresi tersebut dapat disimpulkan terdapat kontribusi antara

motivasi kerja terhadap prestasi kerja guru SDN Se-Gugus Alalak

Kecamatan Banjarmasin Utara, dengan demikian hipotesis ini diterima.

Sedangkan besarnya kontribusi dilihat dari koefisien determinasi sebesar

0,400, menunjukkan bahwa prestasi kerja guru dipengaruhi oleh

kepemimpinan kepala sekolah sebesar 40%.

3. Kontribusi antara Lingkungan Kerja dan Prestasi Kerja Guru

Untuk mengetahui apakah ada kontribusi atau tidak antara

Lingkungan Kerja dan Prestasi Kerja Guru SDN Se-Gugus Alalak

Kecamatan Banjarmasin Utara, dilakukan sebagai berikut.

Tabel 4.31 Uji Regresi Sederhana X3 terhadap Y

Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 28,757 5,638 5,101 ,000
1
X3 ,743 ,102 ,586 7,301 ,000
a. Dependent Variable: Y

Hasil analisis dari tabel di atas menunjukkan harga konstanta

besarnya 28,757, harga koefisien X3 (atau oleh persamaan garis regresi

yang diperoleh besarnya 0,743. Jadi persamaan garis regresinya adalah Y =

10,377 + 0,586X3 sedangkan regresi sederhana untuk angka korelasinya (R

= 0,586). Nilai prob. thitung (Sig.) 0,000 < 0,05.

Selanjutnya untuk mengetahui koefisien determinasi (R²) variabel X3

terhadap Y, dapat dilihat pada tabel di bawah ini:


127

Tabel 4.32 Koefisien Determinasi X3 terhadap Y


Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Std. Error of the
Square Estimate
1 ,586a ,343 ,337 6,78036
a. Predictors: (Constant), X3
b. Dependent Variable: Y

Dari tabel di atas secara sederhana koefisien determinasi dihitung

dengan mengkuadratkan Koefisien Korelasi (R) = 0,586 maka koefisien

determinasi nilai (R square) = 0,586 x 0,586 = 0,343 atau 34,3%. Berarti

kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan varians dari variabel

terikatnya adalah sebesar 34,3%. Berdasarkan interpretasi tersebut, maka

tampak bahwa nilai R Square adalah memiliki kontribusi yang cukup kuat.

Hasil regresi tersebut dapat disimpulkan terdapat kontribusi antara

lingkungan kerja guru terhadap prestasi kerja guru SDN Se-Gugus Alalak

Kecamatan Banjarmasin Utara, dengan demikian hipotesis ini diterima.

Sedangkan besarnya kontribusi dilihat dari koefisien determinasi sebesar

0,343, menunjukkan bahwa prestasi kerja guru dipengaruhi oleh

kepemimpinan kepala sekolah sebesar 34,3%.

4. Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi dan Lingkungan

Kerja Terhadap Prestasi Kerja Guru

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi

linear berganda yaitu untuk mengetahui kontribusi kepemimpinan kepala

sekolah, motivasi kerja dan lingkungan kerja (X1, X2 dan X3) terhadap

prestasi kerja guru (Y) dengan kasus regresi berganda diharapkan data lebih

relevan digunakan.
128

Tabel 4.33 Analisis Regresi Berganda

Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 15,390 5,513 2,791 ,006
X3 ,374 ,112 ,295 3,355 ,001
1
X2 ,213 ,065 ,324 3,255 ,002
X1 ,119 ,050 ,218 2,369 ,020
a. Dependent Variable: Y

Hasil analisis dari tabel di atas menunjukkan harga konstanta besarnya

15,390; harga koefisien X1 besarnya 0,119; harga koefisien X2 besarnya

0,213; harga koefisien X3 besarnya 0,374. Jadi persamaan garis regresinya

adalah Y = 0,119X1 + 0,213X2 + 0,374X3.

Selanjutnya untuk mengetahui koefisien determinasi X1, X2 dan X3

terhadap Y, dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.34 Koefisien Determinasi X1, X2 dan X3 terhadap Y

Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Std. Error of the
Square Estimate
1 ,707a ,500 ,485 5,97276
a. Predictors: (Constant), X1, X3, X2
b. Dependent Variable: Y

Dari tabel di atas secara berganda koefisien determinasi dihitung

dengan mengkuadratkan Koefisien Korelasi (R) = 0,707 maka koefisien

determinasi nilai (R square) = 0,707 x 0,707 = 0,500 atau 50%. Berarti

kemampuan variabel bebas bersama-sama dalam menjelaskan varians dari

variabel terikatnya adalah sebesar 50%. Berdasarkan interpretasi tersebut,


129

maka tampak bahwa nilai R Square adalah memiliki kontribusi yang cukup

kuat.

Dimana diperoleh nilai sehingga H0 ditolak yang berarti secara

bersama-sama ada kontribusi yang signifikan dari variabel bebas

(kepemimpinan kepala sekolah, motivasi dan lingkungan kerja guru)

terhadap variabel terikat (prestasi belajar guru) SDN Se-Gugus Alalak

Kecamatan Banjarmasin Utara, dengan demikian hipotesis ini diterima.


BAB V

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif karena bertujuan

untuk mengetahui ada tidaknya kontribusi variabel kepemimpinan kepala

sekolah (X1), motivasi kerja (X2) dan lingkungan kerja (X3) terhadap

prestasi kerja guru (Y). Perhitungannya menggunakan komputer dengan

bantuan program SPSS 20. Beberapa pembahasan dan interprestasi hasil

penelitian akan dikemukakan pada uraian berikut:

A. Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Prestasi Kerja

Guru

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar guru di SDN se-

Gugus Banjarmasin Utara memiliki kontribusi kepemimpinan kepala sekolah

terhadap prestasi kerja berklasifikasi cukup kuat. Hal ini ditunjukkan dari

kepemimpinan seorang pemimpin akan mampu membedakan karakteristik

suatu organisasi dengan organisasi lainya. Kepemimpinan yang dinamis dan

efektif merupakan potensi yang paling pokok dan yang sulit dijumpai, akan

tetapi tidak berarti bahwa seorang pemimpin tidak mampu menjadi pemimpin

yang berkemimpinan dinamis dan efektif.

Dengan memahami teori kepemimpinan akan dapat meningkatkan

pemahamannya terhadap dirinya sendiri, mengetahui kelemahan maupun

kelebihan potensi yang ada dalam dirinya, serta akan dapat meningkatkan

pemahaman tentang bagaimana seharusnya memperlakukan bawahannya.

130
131

Hasil pengujian bahwa kepemimpinan kepala sekolah berkontribusi

positif terhadap prestasi kerja guru (R = 0,561; R square = 0,315). Dengan

demikian ada kontribusi antara variabel kepemimpinan kepala sekolah

terhadap prestasi kerja guru.

Prestasi kerja dipengaruhi oleh kepemimpinan Kepala Sekolah. Dalam

teori Rosdina (2015:4), prestasi kerja guru merupakan suatu kecakapan yang

akan menumbuhkan rasa percaya diri untuk tampil dan dapat diakui oleh

pihak lain maksudnya adalah prestasi kerja guru yaitu kemampuan seorang

guru dalam melakukan sesuatu dengan penuh percaya diri namun sesuai

dengan aturan yang telah dibuat. Dari teori tersebut dikaitkan dengan temuan

bahwa prestasi kerja dipengaruhi oleh kepemimpinan Kepala Sekolah adalah

prestasi kerja guru bisa dikatakan baik jika kepemimpinan Kepala Sekolah

selalu memberikan masukan kepada guru agar prestasinya pun semakin baik.

Penelitian yang relevan disampaikan oleh Surya Warnidah, (2011)

Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Prestasi Kerja Guru di

SMA Negeri 1 Tapung Hulu Kabupaten Kampar dengan koefisien

determinasi (R square) adalah 0,435 kontribusi tingkat kepemimpinan kepala

sekolah guru terhadap prestasi kerja guru adalah sebesar 43.5%,. Berdasarkan

hasil uji keberartian korelasi diperoleh nilai thitung sebesar 4.72 lebih besar

daripada ttabel yaitu 2.045. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan

kepemimpinan kepala sekolah terhadap prestasi kerja guru memiliki nilai


132

postif yang signifikan. sedangkan selebihnya ditentukan oleh variabel lain

yang tidak diteliti pada penelitian ini.

Menurut Hughes (1999) ada tiga faktor yang berinteraksi menentukan

efektifitas kepemimpinan yaitu: leader behavior (perilaku pemimpin) yaitu,

efektifitas kepemimpinan sangat dipengaruhi gaya memimpin seseorang.

Kedua, subordinate (bawahan) yaitu, efektifitas kepemimpinan dipengaruhi

oleh tingkat penerimaan dan dukungan bawahan. Bawahan akan mendukung

seorang pemimpin sepanjang mereka melihat tindakan pemimpin dianggap

dapat memberi manfaat dan meningkatkan kepuasan mereka. Ketiga,

situation yaitu, situasi dalam gaya kepemimpinan yaitu: hubungan pemimpin

anggota, tingkat dalam struktur tugas dan posisi kekuasan pemimpin yang

dapat melalui wewenang formal.

Kepemimpinan kepala sekolah merupakan beberapa variabel yang

turut mempengaruhi prestasi kerja guru. Untuk mencapai keberhasilan

kepemimpinan kepala sekolah diperlukan pengetahuan dan kemampuan

menciptakan situasi dan iklim kerja yang kondusif, sehingga menimbulkan

motivasi pada guru. Selain memotivasi juga harus mampu memberikan suri

tauladan atau contoh yang baik kepada bawahan, guna

menumbuhkembangkan prestasi kerja bawahannya. Meskipun Kepala

Sekolah memiliki tanggung jawab yang begitu kompleks, tetapi upaya

peningkatan prestasi kerja guru harus tetap dilakukan. Kepala Sekolah harus

lebih memfokuskan perhatian dan melakukan berbagai upaya pada

kepemimpinan. Kondisi ini dikarenakan Kepala Sekolah sebagai pemimpin


133

adalah sebagai model, pelatih, fasilitator, dan pembimbing, bukan wali atau

pengatur (Bredeson & Johansson, 2000). Artinya, ketika Kepala Sekolah

dating melakukan supervisi guru ke dalam kelas, Kepala Sekolah tidak boleh

berperan sebagai evaluator atau hakim. Namun, ketika Kepala Sekolah

melakukan supervisi maka harus menerapkan lima prinsip penting, yaitu (1)

hubungan konsultatif, kolegial, dan bukan hirarkhis, (2) dilaksanakan secara

demokratis, (3) berpusat pada guru, (4) berdasarkan kebutuhan, dan (5)

adanya bantuan professional (Mulyasa, 2005:54).

Hasil penelitian ini sependapat oleh penelitian Arif Tri Handoko

(2015) menyatakan bahwa terdapat pengaruh kepemimpinan kepala sekolah

terhadap kinerja guru. Hal ini ditunjukkan oleh hasil R sebesar 0,422 dan

koefisien determinan (R2) adalah 17,81% nilai probabilitas 0,000 ≤ 0,05

(Sig.). Hal ini menunjukkan bahwa 17,81% kinerja guru dipengaruhi oleh

kinerja kepemimpinan kepala sekolah dalam memimpin, sedangkan 82,19%

dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.

Septiana, Roslena, Ngadiman, Elvia Ivada (2013) menyatakan terdapat

pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru SMP Negeri

Wonosari. Hal ini ditunjukkan dari hasil analisis regresi linier dengan

menggunakan uji t (2.468>1.993) pada taraf signifikan < 0,05 yaitu 0,016.

Sumarno (2009) menyatakan dengan analisis regresi sederhana

diketahui terdapat pengaruh positif dan signifikan kepemimpinan kepala

sekolah terhadap kinerja guru SD Negeri Kecamatan Paguyangan sebesar

25,8%.
134

Saipulloh (2014) dengan judul Hubungan Kepemimpinan Kepala

Sekolah dengan Kinerja Guru MTs. N 8 Jakarta menyatakan kepemimpinan

kepala sekolah memiliki hubungan atau korelasi yang bersifat positif terhadap

kinerja guru sebesar 0,4269. Dengan kepemimpinan kepala sekolah yang

tinggi diharapkan akan menghasilkan prestasi kerja guru yang baik.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi kerja seseorang

menurut Zainun (1994:60), yaitu (1) sifat hakikat tugas, (2) sistem imbalan,

(3) filsafat manajemen, dan (4) kebijaksanaan organisasi berkaitan dengan

kepegawaian. Faktor-faktor tersebut sangat mempengaruhi kinerja setiap

individu yang terlibat di dalam organisasi. Seorang pemimpin yang dapat

mempengaruhi bawahannya, maka bawahan tersebut akan patuh tunduk dan

mempatuhi segala perintahnya. Keadaan seperti yang dikemukakan tersebut

akan menunjang tercapainya prestasi kerja yang sesuai harapan.

Berdasarkan penjelasan di atas, diketahui bahwa ada kontribusi antara

kepempinan (managemen) dengan prestasi kerja guru. Seorang pemimpin

yang dapat mempengaruhi bawahannya, maka bawahan tersebut akan patuh

tunduk dan mempatuhi segala perintahnya. Keadaan seperti yang

dikemukakan tersebut akan menunjang tercapainya prestasi kerja yang

optimal. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hipotesis pertama,

kontribusi kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Prestasi Kerja Guru ini

dapat diterima.
135

B. Kontribusi Motivasi Kerja Terhadap Prestasi Kerja Guru

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar guru di SDN se-

Gugus Banjarmasin Utara memiliki kontribusi motivasi kerja terhadap prestasi

kerja berklasifikasi cukup kuat. Hal ini ditunjukkan dari motivasi merupakan

dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang, baik secara sadar atau tidak

untuk melakukan sesuatu tindakan dengan suatu tujuan tertentu. Jadi

seseorang dapat terdorong untuk melakukan kerja secara lebih baik, karena

ada dorongan dari dalam dirinya (intrinsik) maupun karena dorongan dari luar

(ekstrinsik). Dorongan inilah yang menjadi sinergi sehingga seseorang mau

bekerja keras untuk melakukan tugas yang diberikan kepadanya.

Pendapat lain menurut Anoraga (2007:54) motivasi kerja apabila

dilihat dari psikologi kerja adalah sebagai pendorong semangat kerja.

Seseorang akan memiliki motivasi kerja yang tinggi apabila kebutuhannya

terpenuhi baik kebutuhan lahir maupun kebutuhan batin. Dengan tingginya

motivasi kerja seseorang akan berusaha melakukan pekerjaan secara

maksimal. Dengan motivasi kerja yang tinggi para guru akan terdorong untuk

bekerja semaksimal mungkin dalam melaksanakan tugasnya, dan guru yang

bekerja secara maksimal akan menghasilkan kinerja yang lebih baik.

Hasil pengujian bahwa motivasi berkontribusi terhadap prestasi kerja

guru (R = 0,632; R square = 0,400). Dengan demikian ada kontribusi

signifikan variabel motivasi kerja terhadap prestasi kerja guru yang berarti

motivasi kerja yang tinggi maka semakin tinggi pula hasil kerjanya.
136

Pada dasarnya motivasi kerja seseorang itu berbeda-beda. Ada

motivasi kerjanya tinggi dan ada motivasi kerjanya rendah, bila motivasi

kerjanya tinggi maka akan berpengaruh pada kinerja yang tinggi dan

sebaliknya jika motivasinya rendah maka akan menyebabkan kinerja yang

dimiliki seseorang tersebut rendah. Jika guru mempunyai motivasi kerja

tinggi maka ia akan bekerja dengan keras, tekun, senang hati, dan dengan

dedikasi tinggi sehingga hasilnya sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

Sedangkan faktor yang sangat menentukan sikap mental dan nilai sosial kerja

adalah motivasi. Karena faktor motivasi merupakan penentu kinerjanya

(Ermaya, 1997:169). Robbin (2007:166) mengungkapkan motivasi adalah

kesedian untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan

organisasi dan dikondisikan oleh kemampuan upaya itu dalam memenuhi

beberapa kebutuhan individual.

Hasil penelitian yang relevan yang dilakukan oleh Sukmawati. S dan

Djoko Susanto (2001) dengan judul Hubungan Motivasi Kerja dengan

Kepuasaan Kerja terhadap Kinerja di SMK Negeri Kota Tegal adalah kuat,

dengan perolehan R = 0,677. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi motivasi

kerja guru dapat berpengaruh positif bagi peningkatan kinerjanya. Jika guru

memiliki motivasi yang tinggi maka guru tersebut melakukan pekerjaannya

dengan keras, tekun dan berdedikasi yang tinggi sehingga akan tercapai hal

yang maksimal. Uno (2008:67) menyatakan motivasi erat hubungan dengan

dengan perilaku dan kinerja atau prestasi kerja. Dengan demikian semakin

tinggi motivasi seseorang maka semakin tinggi pula kinerjanya.


137

Keith Davis (Mangkunegara, 2001:67) mengungkapkan motivasi

terbentuk dari sikap pegawai dalam menghadapi situasi kerja. Pegawai akan

mampu mencapai kinerja maksimal jika ia memiliki motivasi tinggi.

Hasil penelitian ini sependapat dengan hasil penelitian Abdul Gafur

(2012) berdasarkan t hitung (9,760) > t tabel (1,96) sehingga hipotesis H0

ditolak. Dengan ditolaknya H0 berarti motivasi kerja berpengaruh signifikan

terhadap kinerja guru di SDN Kecamatan Pulau Laut Utara Kabupaten

Kotabaru.

Kalili (2008) dengan Judul Pengaruh Disiplin dan Motivasi Kerja

Terhadap Kinerja Guru SMA Kabupaten Pemalang dari Universitas Negeri

Pemalang. Desain korelasional dengan populasinya adalah sebuah guru

sebanyak 400 orang guru. Hasil penelitian (1) ada pengaruh yang signifikan

antara disiplin kerja dengan kinerja guru, (2) ada pengaruh yang signifikan

antara motivasi kerja dengan kinerja guru, (3) ada pengaruh yang signifikan

antara disiplin kerja dan motivasi kerja secara bersama-sama terhadap kinerja

guru.

Penelitian yang dilakukan oleh Aida Rahmita Sari (2013) dengan

judul “Hubungan Motivasi dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Guru di

SMK Muhammadiyah 2 Yogyakarta”. Hasil penelitian menunjukkan: (1)

Terdapat hubungan positif antara motivasi kerja guru dengan kinerja guru di

SMK Muhammadiyah hal ini dibuktikan dari nilai r hitung lebih besar dari

rtabel yaitu 0,466>0,325 dan nilai signifikansi sebesar 0,000, yang berarti

kurang dari 0,05 (0,000<0,05).


138

Hasil penelitian ini menemukan bahwa motivasi berpengaruh

signifikan terhadap kinerja pegawai, penelitian ini juga mendukung

pernyataan Hasibuan (Mangkumanegara, 2005:53) yang menyatakan bahwa

manusia adalah makhluk sosial yang berkeinginan. Keinginan ini terjadi

secara terus-menerus dan hanya akan berhenti bila akhir hayatnya tiba. Suatu

kebutuhan yang telah dipuaskan tidak menjadi alat motivator bagi pelakunya,

hanya kebutuhan yang belum terpenuhi yang akan menjadi motivator.

Apabila guru memiliki motivasi yang tinggi, maka guru akan

memberikan yang terbaik demi kemajuan organisasinya. Motivasi dalam hal

ini berfungsi sebagai pendorong usaha dalam pencapaian prestasi, pekerjaan

itu sendiri, tempat kerja yang nyaman, suasana kerja yang mendukung dan

gaji yang besar. Sehingga terbukti aspek motivasi kerja berpengaruh terhadap

prestasi kerjanya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hipotesis kedua,

kontribusi Motivasi Kerja Guru terhadap Prestasi Kerja Guru ini dapat

diterima.

C. Kontribusi Lingkungan Kerja Terhadap Prestasi Kerja Guru

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar guru di SDN se-

Gugus Banjarmasin Utara memiliki kontribusi lingkungan kerja terhadap

prestasi kerja berklasifikasi cukup kuat.

Lingkungan kerja dalam hal ini termasuk hubungan antara guru,

hubungan guru dengan pimpinan, suhu serta lingkungan kerja dan

penerangan. Seorang guru akan enggan bekerja secara optimal apabila tidak
139

ada kekompakan kelompok kerja atau ruang kerja yang tidak menyenangkan,

sehingga hal ini akan mempengaruhi prestasi guru.

Di dalam usaha meningkatkan prestasi kerja guru, terdapat beberapa

hal penting yang perlu diperhatikan. Hal itu terjadi apabila ukuran prestasi

guru telah mempunyai nilai yang maksimal, maka akan menunjukan prestasi

seorang guru itu tinggi, dan sebaliknya apabila penilaian prestasi guru

minimal, maka prestasi guru tersebut rendah. Akan banyak faktor atau

kondisi yang dapat mempengaruhi perbedaan terhadap pencapaian

prestasiantara guru yang satu dengan yang lainnya.

Hasil pengujian bahwa lingkungan kerja berkontribusi terhadap

prestasi kerja guru (R = 0,586; R square = 0,343). Dengan demikian ada

kontribusi positif signifikan variabel lingkungan kerja terhadap prestasi kerja

guru yang berarti lingkungan kerja yang tinggi maka semakin tinggi pula

hasil kerjanya. Sumbangan efektif untuk variabel lingkungan kerja terhadap

prestasi kerja guru sebesar 34,3%.

Menurut Roestiyah N.K, (2008:124), faktor- faktor yang

mempengaruhi prestasi kerja guru adalah lingkungan kerja. Lingkungan kerja

dari guru disini termasuk hubungan antara guru, hubungan guru dengan

pimpinan, suhu serta lingkungan kerja dan penerangan. Seorang guru akan

enggan bekerja secara optimal apabila tidak ada kekompakan kelompok kerja

atau ruang kerja yang tidak menyenangkan sehingga hal ini akan

memperngarui prestasi kerja guru.


140

Novitaningsih (2014) dengan judul Hubungan antara lingkungan kerja

dan disiplin kerja dengan prestasi kerja guru di SMK PIRI 3 Yogyakarta.

Penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan positif dan signifikan antara

lingkungan kerja dengan prestasi kerja guru di SMK PIRI 3 Yogyakarta, yang

ditunjukkan dengan nilai r hitung lebih besar dari r tabel (0,636>0,361) dan

nilai signifikansi kurang dari 0,05 (0,000<0,05).

Pengaruh Motivasi Kerja dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja

Guru SMA Muhammadiyah di Kabupaten Kebumen. Lingkungan kerja

berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru SMA Muhammadiyah di

Kabupaten Kebumen, karena nilai signifikansi t sebesar 0,014 lebih kecil dari

α = 0,05 (0,014 < 0,05) dengan koefisien regresi sebesar 0,248.

Lucky Wulan Analisa (2001) dengan judul Analisis Pengaruh Motivasi

Kerja dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan. Hasil penelitian

menunjukkan vsecara simultan motivasi dan lingkungan kerja berpengaruh

positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan dengan nilai fhitung 21,726

lebih besar dari 0,05, maka diperoleh nilai sig 0,000.

Yoharnita (2013) dengan judul Hubungan Lingkungan Kerja dengan

Prestasi Kerja Karyawan di PT. PJB Servis Sidoarjo. Penelitian menyebutkan

hasil penelitian menunjukkan nilai koefisien korelasi antara variabel prestasi

kerja dengan lingkungan kerja adalah 0,620 dengan tingkat sig 0,000 < 0,05.

Karena nila sig < 0,05 maa Ha diterima.


141

Septina Mukaromah (2009) dengan judul Pengaruh lingkungan kerja

terhadap peningkatan produktivitas karyawan pada CV. Cado Wajak Malang.

Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh variabel lingkungan kerja

terhadap produktivitas dengan nila thitung 8,092 ≥ ttabel 1,69 dengan nilai sig

0,05 maka H0 ditolak.

Lingkungan kerja yang baik dapat mendukung pelaksanaan kerja

sehingga karyawan memiliki semangat bekerja dan meningkatkan kinerja

karyawan. Oleh karena itu penentuan dan penciptaan lingkungan kerja yang

baik akan sangat menentukan keberhasilan pencapaian tujuan organisasi.

Sebaliknya apabila lingkungan kerja yang tidak baik akan dapat menurunkan

motivasi serta semangat kerja dan akhirnya dapat menurunkan kinerja

karyawan.

Nitisemito menjelaskan, “Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang

ada sekitar para pekerja dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam

menjalankan tugas-tugas yang dibebankan. Misalnya kebersihan musik, dan

lain-lain.” (2011:109). Lingkungan kerja sangatlah penting untuk

diperhatikan dalam lingkungan sekolah. Hal ini dikarenakan berhubungan

langsung dengan guru yang melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar.

Lingkungan kerja merupakan suatu kondisi atau keadaan yang ada disekitar

lingkungan tempat bekerja yang dapat mempengaruhi kinerja seseorang

dalam melaksanakan tugas-tugasnya baik secara langsung maupun tidak

langsung dan mempengaruhi optimalisasi hasil yang diperoleh dan

berpengaruh juga terhadap produktivitas lembaga sekolah secara umum.


142

Dengan demikian, lingkungan guru yang baik tercermin dalam keadaan ruang

kerja yang memadai, adanya sarana dan prasarana yang dapat menunjang

pekerjaanya, serta hubungannya yang harmonis antara sesama guru dan

karyawan.

Lingkungan kerja adalah sesuatu yang ada disekitar para pekerja dan

yang mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan

Selanjutnya menurut sedarmayati lingkungan kerja merupakan keseluruhan

alat perkakas dan bahan yang dihadapi lingkungan sekitarnya dimana

seseorang bekerja, metode kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik sebagai

perseorangan maupun sebagai kelompok (Riadi, 2014).

Byar dan Rue mengemukakan,“adanya dua faktor yang mempengaruhi

prestasi kerja, yaitu faktor individu dan lingkungan. Adapun faktor

lingkungan yakni, kondisi fisik, peralatan, waktu, material” (Sutrisno,

2012:151).

Salah satu hal yang dapat meningkatkan kinerja sumber daya manusia

adalah lingkungan kerja. Lingkungan kerja merupakan segala sesuatu yang

ada disekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam

menjalankan tugas-tugas yang dibebankan. Sebuah lingkungan kerja yang

baik diharapkan dapat memacu kinerja karyawan yang tinggi (Horison,

2009:225).

Apabila hubungan seorang karyawan dengan karyawan lain dan

dengan pimpinan berjalan dengan sangat baik maka akan dapat membuat

karyawan merasa lebih nyaman berada di lingkungan kerjanya. Dengan


143

begitu semangat kerja guru akan meningkat dan kinerja pun juga akan ikut

meningkat.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa semakin

baik lingkungan kerja guru, maka semakin baik pula prestasi guru Se-Gugus

Alalak Kecamatan Banjarmasin Utara. Dengan demikian dapat dikatakan

bahwa hipotesis ketiga, kontribusi Lingkungan Kerja Guru terhadap Prestasi

Kerja Guru ini dapat diterima.

D. Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi Kerja dan

Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Guru

Kepemimpinan kepala sekolah akan diterima oleh guru-guru apabila

kepemimpinan yang diterapkan sangat cocok dan disukai oleh guru-gurunya.

Sehingga kalau sudah demikian guru akan memiliki kecenderungan untuk

meningkatkan prestasi kerjaya. Kepemimpinan kepala sekolah yang baik

adalah kepemimpinan kepala sekolah yang dapat mendayagunakan sumber

daya khususnya sumber daya manusia yaitu guru, maka pada gilirannya akan

meningkatkan prestasi kerja guru dengan hasil yang baik. Menurut Sagala

(2011: 849) bahwa pada dasar expectancy theory adalah pemahaman antara

individu dan hubungannya dengan hasil kerja dan kemampuan kerja antara

hasil kerja dan penghargaan dan kepuasan tujuan individu. Lebih lanjut Rivai

menyebutkan bahwa menurut teori ini ada empat asumsi mengenai perilaku

individu dalam perusahaan, yaitu:


144

a) Perilaku individu ditentukan oleh kombinasi faktor-faktor individu dan

faktor-faktor lingkungan.

b) Individu mengambil keputusan dengan sadar mengenai perilakunya

sendiri dalam perusahaan.

c) Individu mempunyai kebutuhan, keinginan, dan tujuan yang berbeda.

d) Individu memutuskan di antara perilaku alternatif berdasarkan

harapannya bahwa suatu perilaku akan mengarahkan pada tujuan yang

diinginkan (Rivai, 2005: 16).

Dengan demikian, jika seseorang menginginkan sesuatu dengan

harapan untuk memperoleh sesuatu itu cukup besar, yang bersangkutan akan

sangat terdorong untuk memperoleh hal yang diinginkannya itu tipis,

motivasinya pun untuk berupaya akan menjadi rendah.

Swasto (Winardi, 2002) menyatakan bahwa prestasi kerja individu

merupakan perpaduan antara motivasi yang ada pada diri seseorang,

kemampuan dalam melaksanakan suatu pekerjaan serta peralatan atau

teknologi yang digunakan dalam melaksanakan pekerjaan tersebut. Jadi

kinerja berkenan dengan hasil pekerjaan yang dicapai oleh seseorang dalam

suatu periode. Dalam hal ini kinerja berkaitan dengan kuantitas maupun

kualitas pekerjaan yang dihasilkan.

Menurut Wahjosumidjo (2001) menyatakan ”Motivasi sebagai proses,

timbul diakibatkan oleh faktor di dalam diri seseorang itu sendiri yang disebut

intrinsik atau faktor di luar yang disebut ekstrinsik. Faktor di dalam diri

seseorang dapat berupa kepribadian, sikap, pengalaman dan pendidikan atau


145

harapan, cita-cita yang menjangkau ke masa depan. Sedangkan faktor di luar

diri dapat ditimbulkan oleh berbagai sumber, bisa karena pengaruh pimpinan

kolega”.

Markum Singodimejo (Mangkuprawira, 2007:59) menyatakan bahwa

”Motivasi merupakan kekuatan yang ada dalam diri seseorang yang memberi

daya, memberi arah dan memelihara tingkah laku”. Motivasi merupakan

suatu proses psikologis yang mencerminan interaksi antara sikap, kebutuhan,

persepsi dan keputusan yang terjadi dalam diri seseorang.

Sutrisno dijelaskan bahwa ada dua hal yang berpengaruh terhadap

prestasi kerja, yaitu faktor individu dan faktor lingkungan. McCormick dan

Tiffin, mengemukakan bahwa prestasi kerja merupakan hasil dari gabungan

variabel individual dan variabel fisik dan peran serta variabel organisasi dan

sosial (2012:151).

Selanjutnya, faktor lain yang juga penting terhadap prestasi kerja guru

adalah lingkungan kerja. Menurut Sofyan (2013:20), “lingkungan kerja

adalah segala sesuatu yang berada di sekitar karyawan yang mempengaruhi

dirinya dalam menjalankan dan menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan

kepadanya dalam suatu wilayah.” Lingkungan kerja dalam suatu sekolah

penting untuk diperhatikan agar tercipta suasana kerja yang nyaman.

Lingkungan kerja yang nyaman bagi guru dapat meningkatkan prestasi kerja

guru. Sebaliknya lingkungan kerja yang tidak nyaman akan dapat

menurunkan motivasi dan akhirnya menurunkan prestasi kerja guru.


146

Kepemimpinan kepala sekolah, motivasi kerja guru dan lingkungan

kerja yang nyaman dalam organisasi sekolah sebagai suatu sistem yang akan

mempengaruhi prestasi kerja guru, serta dikatakan pula semakin baik

kepemimpinan kepala sekolah dan semakin baik motivasi kerja guru dalam

melaksanakan tugas masing-masing maka akan meningkatkan prestasi kerja

guru. Dengan demikian, terdapat kontribusi antara kepemimpinan kepala

sekolah, motivasi kerja guru secara bersama-sama dengan prestasi kerja guru

SDN Se-Gugus Alalak Kecamatan Banjarmasin Utara. Dengan demikian

dapat dikatakan bahwa hipotesis keempat, kontribusi Kepemimpinan Kepala

Sekolah, Motivasi Kerja dan Lingkungan Kerja Guru terhadap Prestasi Kerja

Guru ini dapat diterima.


BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, pengolahan data dan pembahasan, maka

hasil penelitian ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Kepemimpinan kepala sekolah terhadap prestasi kerja guru memberikan

kontribusi sebesar sebesar 31,5%.

2. Motivasi kerja guru terhadap prestasi kerja guru memberikan kontribusi

sebesar 40%.

3. Lingkungan kerja guru terhadap prestasi kerja guru memberikan

kontribusi sebesar 34,3%

4. Kepemimpinan kepala sekolah, motivasi kerja guru dan lingkungan kerja

guru secara bersama-sama terhadap prestasi kerja guru sebesar 50%.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti dapat memberikan saran

sebagai berikut:

1. Bagi Guru SD yang sudah memiliki motivasi yang tinggi harap

dipertahankan sedangkan guru yang motivasinya masih belum baik

supaya berusaha untuk meningkatkan motivasi kerjanya terutama pada

indikator faktor penyehat. Selanjutnya seorang guru yang bekerja di

lingkungan kerja yang mendukung diharapkan senantiasa akan

menghasilkan prestasi kerja yang baik.

147
148

2. Kepala sekolah sebagai figur sentral di sekolah hendaknya memberikan

teladan, mengembangkan kompetensi yang dimiliki dalam rangka

peningkatan pembinaan guru di sekolah dan senantiasa memberdayakan

guru secara terus menerus agar prestasi kerja guru semakin baik.

3. Pengawas sekolah diharapkan untuk memberi informasi sehingga dapat

dijadikan salah satu rujukan bagi upaya pembinaan kepemimpinan kepala

sekolah dan guru serta terus memonitoring kerja terhadap semua guru

supaya guru termotivasi dalam melaksanakan tugasnya sehingga tujuan

yang telah ditetapkan berjalan dengan baik.

4. Bagi peneliti selanjutnya, disarankan dapat meneliti lebih jauh mengenai

faktor-faktor lain yang mungkin dapat mempengaruhi kinerja guru dengan

ruang lingkup yang lebih luas.


149

LAMPIRAN
150

Lampiran 1 : Surat Permohonan Pengisian Kuesioner

Banjarmasin, Agustus 2018

Yth. Bapak/Ibu Guru SDN Se-Kecamatan Banjarmasin Utara

Di –

Tempat

Dengan hormat,

Dalam rangka penyusunan tesis dengan judul “Kontribusi


Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi dan Lingkungan Kerja Terhadap
Prestasi Kerja Guru SDN Se Gugus Alalak Kecamatan Banjarmasin Utara”,
maka saya memerlukan beberapa informasi dari Bapak/Ibu melalui pengisian
angket penelitian ini. Untuk keperluan tersebut maka dengan segala kerendahan
hati saya memohon kesediaan Bapak/Ibu berkenan meluangkan waktu mengisi
angket ini dan meminta catatan data tentang penilaian prestasi guru yang telah
dinilai oleh Kepala Sekolah.
Pengisian angket ini semata-mata hanya demi kepentingan penyelesaian
tesis ini dan jawaban yang diberikan Bapak/Ibu tidak akan mempengaruhi
penilaian Kepala Sekolah atau pihak lain terhadap prestasi kerja Bapak/Ibu guru.
Atas perhatian dan kerjasama dari Bapak/Ibu guru, saya mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya.

Hormat Saya,

DEASY NATHALIA
151

Lampiran 2: Petunjuk Pengisian Kuesioner

Bersama ini, saya mohon kesedian Bapak/Ibu untuk mengisi daftar


kuesioner yang diberikan. Informasi yang Bapak/Ibu berikan merupakan bantuan
yang sangat berarti bagi saya dalam menyelesaikan penelitian ini. Atas bantuan
dan perhatian Bapak/Ibu, saya ucapkan terima kasih.

Identitas Responden
Nama Guru :

NIP/NUPTK :

Jenis Kelamin :  Laki-laki  Perempuan

Status Guru :  PNS  Honor

Pendidikan Terakhir, jurusan :

Program Keahlian Yang Diampu :

Nama Sekolah :

Petunjuk Pengisian
1. Jawablah pertanyaan ini dengan jujur dan benar
2. Bacalah terlebih dahulu pertanyaan dengan cermat sebelum anda memulai
untuk menjawabnya
3. Pilihlah salah satu jawaban yang tersedia dengan memberi tanda  pada
salah satu jawaban yang anda anggap paling benar

Berilah tanda  pada kolom yang paling sesuai dengan pilihan anda. Setiap
responden diharapkan memilih hanya 1 jawaban.

Keterangan Skor Penilaian

4 = Sangat Setuju (SS)


3 = Setuju (S)
2 = Tidak Setuju (TS)
1 = Sangat Tidak Setuju (STS)
152

Lampiran 3: Lembar Kuesioner Instrumen Kepemimpinan Kepala Sekolah

1. Edukator

NO PERNYATAAN SS S TS STS
Menciptakan iklim yang kondusif
Kepala sekolah memahami iklim
1
organisasi yang dibawahinya
Kepala sekolah mampu menciptakan
2 lingkungan kerja (keamanan/ketertiban)
yang menyenangkan bagi warga sekolah
Memberikan pembinaan kepada warga sekolah
Kepala sekolah menyusun rincian tugas
3
warga sekolah secara jelas
Kepala sekolah memberikan saran,
4 masukan dan sugesti kepada seluruh
warga sekolah
Memberikan dorongan kepada tenaga kependidikan
Kepala sekolah memberikan bimbingan
5 dan arahan secara berkala kepada seluruh
warga sekolah
Kepala sekolah membangkitkan semangat
6
kerja seluruh warga sekolah
Melaksanakan model pembelajaran yang menarik
Kepala sekolah mengupayakan
7 penggunaan alat dan bahan peraga
pembelajaran yang ada di sekolah
Kepala sekolah mengupayakan
8 penggunaan model pembelajaran yang
sesuai karakteristik siswa

2. Manajemen

NO PERNYATAAN SS S TS STS
Mendayagunakan seluruh sumber daya sekolah dalam rangka mewujudkan visi, misi dan mencapai
tujuan
Kepala sekolah merumuskan misi dan
9
tujuan madrasah secara jelas
Kepala sekolah menentukan langkah-
10 langkah strategis untuk mencapai misi dan
tujuan sekolah
Bekerja melalui orang lain (wakil-wakilnya)
Kepala sekolah merumuskan dan meneliti
11 pekerjaan-pekerjaan yang akan
dilaksanakan oleh seluruh personil sekolah
Kepala sekolah menyusun rincian tugas
12
setiap personil madrasah secara jelas
Mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan
Kepala madrasah memberikan tugas
13 mengajar kepada guru sesuai dengan latar
belakang pendidikan yang dimilikinya
Kepala sekolah mengembangkan program
14 pengajaran perbaikan bagi siswa yang
belum mencapai ketuntasan belajar
153

3. Administator

NO PERNYATAAN SS S TS STS
Kemampuan untuk mengelola administrasi
Kepala sekolah mengembangkan program-
15 program ekstrakurikuler yang berwawasan
keunggulan
Kepala sekolah menyusun program-
16
program sekolah
Mengelola KBM
Kepala sekolah dapat mengoptimalkan
17 hari-hari efektif belajar untuk kegiatan
belajar mengajar
Kepala sekolah mengembangkan
18
metode/cara mengajar siswa

3. Supervisor

NO PERNYATAAN SS S TS STS
Mengadakan diskusi kelompok
Kepala sekolah melibatkan warga sekolah
19
dalam memutuskan sesuatu
Kepala sekolah melaksanakan rapat
20
sekolah tiap 1 bulan sekali
Mengadakan kunjungan kelas
Kepala sekolah membuat rencana/program
21
kunjungan kelas
Kepala sekolah mengadakan kunjungan
22
ditiap kelas secara berkala
Mengadakan pembicaraan individual
Kepala sekolah memanggil guru ke
23
ruangannya bila ada guru yang bermasalah
Kepala sekolah melakukan pembicaran
24 secara pribadi mengenai kendala yang
dihadapi warga sekolah
Simulasi Pembelajaran
Kepala sekolah melakukan simulasi
25
pembelajaran yang menarik bagi siswa
Kepala sekolah melaksanakan simulasi
pembelajaran dengan berbagai
26
alat/bahan/metode dan model yang
menarik
154

4. Leader

NO PERNYATAAN SS S TS STS
Pengetahuan dan kepribadian terhadap tenaga kependdikan
Kepala sekolah memahami tugas-tuigas
27
apa yang harus dikerjakannya
Kepala sekolah memahami segala
28 keputusan/ kebijakan yang diambil yang
berkaitan dengan sekolah
Kemampuan mengambil keputusan
Kepala sekolah merumuskan kriteria-
29
kriteria keberhasilan program sekolah
Kepala sekolah merumuskan indikator-
30 indikator untuk mengukur keberhasilan
program sekolah
Kemampuan berkomunikasi
Kepala sekolah menyampaikan informasi
31 tentang berbagai kendalaatau masalah
yang terjadi di sekolah
Kepala sekolah bermusyawarah dengan
32 elemen-elemen sekolah untuk mencari
solusi dari masalah-masalah yang dihadapi

5. Inovator

NO PERNYATAAN SS S TS STS
Kemampuan menemukan gagasan baru
Kepala sekolah memiliki ide-ide dan
33
kreasi-kreasi untuk kemajuan sekolah
Kepala sekolah memberikan gagasan baru
34
demi kemajuan sekolah
Meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan
Kepala madrasah menganalisis faktor-
35 faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman yang dihadapi sekolah
Kepala sekolah mengakui dan menghargai
36
setiap usaha dan pekerjaan bawahannya

6. Motivator

NO PERNYATAAN SS S TS STS
Strategi yang tepat untuk memberikan motivasi
Kepala sekolah menjadi sumber inspirasi
37
untuk kemajuan sekolah
Kepala sekolah menjadi contoh/suri
38 taudalan yang baik bagi seluruh warga
sekolah
Pemberian penghargaan dan hukuman
Kepala sekolah memberikan penghargaan
39 yang layak kepada personil madrasah yang
berprestasi
Kepala sekolah memberikan sanksi atau
40 hukuman yang tegas kepada personil
madrasah yang melanggar aturan
155

Lampiran 4: Lembar Kuesioner Variabel Motivasi Kerja

1. Faktor Pendorong

NO PERNYATAAN SS S TS STS
Prestasi
Saya tidak merasa rendah diri apabila
1 mengalami kegagalan dalam
menjalankan tugas
Saya ingin mencapai kesuksesan dalam
2
bekerja
3 Saya bangga dengan hasil pekerjaan
saya
4 Saya berusaha agar mendapat hasil yang
maksimal dalam bekerja
Pengakuan dan penghargaan
5 Saya semangat bekerja tidak
terpengaruh dari perhatian dan
penghargaan terhadap prestasi saya
6 Saya dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawab tidak terpengaruh pada
penghinaan atau peremehan terhadap
hasil kerja saya
7 Saya semakin bersemangat bekerja
apabila memikirkan harapan untuk
mengembangkan karier
Tanggung Jawab
8 Saya merasa tugas dan tanggung jawab
yang diberikan sesuai dengan
kependidikan dan kemampuan saya
9 Saya merasa tidak semua guru bidang
studi diikutsertakan dalam usaha
pembaharuan/perbaikan
silabus/kurikulum
Sifat Pekerjaan
10 Saya merasa bangga dengan tugas dan
tanggung jawab yang saya emban
11 Saya sering lupa waktu jika sedang
mengajar
12 Saya bangga/puas dengan tugas yang
saya kerjakan saat ini
13 Saya merasa bersalah meskipun hanya
sekali saya saya ijin/ berhalangan hadir
156

2. Faktor Penyehat

NO PERNYATAAN SS S TS STS
Hubungan antar Pribadi
14 Saya sering mengalah dengan teman-teman
demi menjaga keharmonisan kerja
15 Saya selalu diajak berdiskusi oleh pimpinan
dalam merencanakan berbagai persoalan yang
dihadapi sekolah
16 Saya merasa hubungan kerja dengan sesama
rekan kerja berjalan baik
Keamanan Kerja
17 Saya merasa pensiunan seorang guru masih
mendapat pengakuan dan penghargaan di mata
masyarakat
18 Saya merasa masa depan saya/ keluarga
terjamin apabila saya menjadi guru
19 Saya miliki askes (asuransi kesehatan) dengan
fungsi yang sangat penting
20 Saya merasa berobat dengan menggunakan
askes mendapat perlakuan pelayanan yang
kurang memuaskan
Kehidupan Pribadi
21 Saya merasa tidak tenang dengan sikap siswa
yang terlalu nakal
22 Saya merasa masyarakat menaruh hormat yang
berlebihan apabila mengetahui kalau saya
seorang guru
23 Saya menjalankan tugas karena rasa tanggung
jawab yang tinggi sebagai seorang pendidik
24 Saya merasa penentuan mata pelajaran yang
diberikan kepada guru-guru di sekolah selalu
dimusyawarahkan
25 Saya merasa dibebani tugas-tugas administrasi
yang seharusnya dikerjakan staff tata usaha
26 Saya merasa Kepala Sekolah terlalu
mencampuri urusan guru dalam menjalankan
tugas
Kesempatan untuk Bertumbuh
27 Saya merasa Kepala Sekolah mendukung
kegiatan penataran/diklat
28 Saya merasa sekolah menyediakan fasilitas
kepada guru yang ingin mengembangkan
potensinya
29 Saya ingin melanjutkan pendidikan yang lebih
tinggi
30 Saya merasa Kepala Sekolah dan teman-teman
sangat mendukung terhadap upaya saya dalam
peningkatan kualifiasi pendidikan
157

Lanjutan ...

Kedudukan
31 Saya merasa sulit untuk menduduki
berbagai jabatan di sekolah
32 Saya merasa bangga atas jabatan
saya sebagai guru
33 Saya merasa senang apabila ditunjuk
menjadi wali kelas
34 Saya merasa diberi
kepercayaan/kewenangan penuh
untuk melaksanakan tugas mengajar
Kondisi Kerja
35 Saya mengajar dengan peralatan
mengajar yang sudah tidak sesuai
dengan keadaan sekarang
36 Saya merasa kekurangan dari segi
jumlah peralatan/media mengajar
maupun buku ajar
158

Lampiran 5: Lembar Kuesioner Variabel Lingkungan Kerja

1. Prosedur Kerja

NO PERNYATAAN SS S TS STS
1 Pengaturan unit kerja di sekolah ini
tertata rapi
Penerapan sistem kerja pada setiap unit
2
kerja di sekolah ini sangat sistematis

2. Standar Kerja

NO PERNYATAAN SS S TS STS
3 Setiap unit kerja di sekolah ini memiliki
standar kinerja yang jelas
Sarana dan prasarana yang disediakan
4 oleh sekolah ini, mendukung saya untuk
lebih kreatif dalam bekerja
Prasarana yang memadai, membuat saya
5
giat bekerja

3. Pertanggung jawaban Supervisor

NO PERNYATAAN SS S TS STS
6 Penetapan tugas kerja yang proporsional
mendorong saya untuk lebih giat bekerja
Saya memperhatikan dengan serius
7
setiap perintah dan instruksi dari atasan
Pembagian kerja antar guru di sekolah
8
ini tidak diskriminatif

4. Rasa aman dari para anggota

NO PERNYATAAN SS S TS STS
9 Mendapat pengakuan atas prestasi
Antar sesama guru tertanam sikap saling
10 tolong-menolong di dalam maupun di
luar pekerjaan
Dukungan yang diberikan kepala
11
sekolah menimbulkan semangat kerja
159

5. Hubungan berlangsung secara serasi

NO PERNYATAAN SS S TS STS
12 Hubungan antar unit kerja di sekolah ini
berjalan harmonis
Par guru di sekolah ini saling terbuka,
13
jika ada masalah yang dihadapi
Rekan kerja saya, membantu saya jika
14
menghadapi masalah dalam pekerjaan

6. Perlakuan Kerja

NO PERNYATAAN SS S TS STS
15 Proses pengambilan keputusan sekolah
ini transparan
Sistem imbalan pada setiap unit kerja
16
diberikan secara adil
Memiliki keahlian dan pengetahuan
yang baik, maka kesempatan saya untuk
17
dipromosikan sebagai kepala sekolah
sangat besar
160

Lampiran 6: Lembar Kuesioner Variabel Prestasi Kerja Guru

1. Kualitas Kerja

NO PERNYATAAN SS S TS STS
1 Guru menyelesaikan pekerjaan yang
ditugaskan dengan baik
Ketepatan menyelesaikan pekerjaan
2
yang sesuai target
Menggunakan IT yang ada di sekolah
3
dalam setiap menyelesaikan pekerjaan
Guru menggunakan alat bantu mengajar,
dan/atau audio-visual (termasuk TIK)
4 untuk meningkatkan motivasi belajar
peserta didik dalam mencapai tujuan
pembelajaran
Ketelitian dalam kerja memberikan
5
pengaruh yang positif dalam bekerja
Guru sangat teliti dalam setiap
6
menyelesaikan pekerjaan
Guru sangat memperhatikan kerapian
7 hasil
pekerjaan dengan sebaik mungkin
Tugas yang diberikan dari sekolah selalu
8
dilaporkan secara tertulis

2. Kuantitas Kerja

NO PERNYATAAN SS S TS STS
9 Guru menyelesaikan pekerjaan dengan
tepat waktu
Waktu istirahat sebagian digunakan guru
10
untuk menyelesaikan pekerjaan

3. Disiplin Kerja

NO PERNYATAAN SS S TS STS
Menunjukkan hubungan personal yang
11 simpatik terhadap rekan sekerja maupun
dengan atasan
Melaksanakan instruksi atasan dengan
12
cepat
161

Lanjutan ...

NO PERNYATAAN SS S TS STS
Guru mengikuti kegiatan upacara
13 bendera yang dilakukan secara rutin
setiap hari senin di sekolah
Hadir dalam setiap rapat-rapat yang
14
diselenggarakan sekolah.
Hadir di sekolah 15 menit sebelum jam
15
kerja dimulai
Guru melaksanakan kegiatan
16
administrasi di sekolah

4. Inisiatif

NO PERNYATAAN SS S TS STS
17 Melaksanakan pekerjaan dengan ikhlas
dan penuh semangat
Berkomunikasi secara aktif terhadap
18
atasan maupun terhadap rekan sekerja
Melaksanakan pekerjaan yang
19 ditugaskan dengan penuh
tanggungjawab

5. Kerjasama

NO PERNYATAAN SS S TS STS
20 Menghargai setiap pendapat yang
disampaikan rekan sekerja
Membina hubungan kerja yang efektif
21
dengan rekan sekerja
Dapat segera menyesuaikan pendapat
22 dengan pendapat orang lain demi
kemajuan bersama
Mempertimbangkan dan menerima usul
23
yang baik dari orang lain
Membantu rekan kerja yang lain saat
24
mengalami kesulitan dalam pekerjaan
Mampu bekerja bersama-sama dengan
25
orang lain maupun dengan rekan sekerja
162

Lampiran 7: Uji Coba Instrumen Kepemimpinan Kepala Sekolah

Case Processing Summary


N %
Valid 30 100,0
Cases Excludeda 0 ,0
Total 30 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,946 40

Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item-Total Cronbach's Alpha if
Item Deleted Item Deleted Correlation Item Deleted
VAR00001 127,3667 309,964 ,778 ,943
VAR00002 127,2667 319,582 ,608 ,945
VAR00003 127,4333 310,461 ,701 ,943
VAR00004 127,2333 318,254 ,474 ,945
VAR00005 127,5667 313,702 ,523 ,945
VAR00006 127,4667 315,982 ,492 ,945
VAR00007 127,3667 314,240 ,709 ,944
VAR00008 127,5667 309,771 ,556 ,945
VAR00009 127,5000 320,052 ,329 ,946
VAR00010 127,3000 312,424 ,630 ,944
VAR00011 127,3000 318,079 ,461 ,945
VAR00012 127,1667 313,523 ,687 ,944
VAR00013 127,4667 316,740 ,492 ,945
VAR00014 127,4667 308,809 ,701 ,943
VAR00015 127,1667 313,178 ,657 ,944
VAR00016 127,5667 317,013 ,463 ,945
VAR00017 127,3000 318,148 ,568 ,945
VAR00018 127,4000 310,386 ,731 ,943
VAR00019 127,1667 315,247 ,493 ,945
VAR00020 127,2667 325,375 ,176 ,948
VAR00021 126,9000 317,886 ,579 ,945
VAR00022 127,2333 321,082 ,595 ,945
VAR00023 127,4000 311,972 ,673 ,944
VAR00024 127,2333 318,254 ,474 ,945
VAR00025 127,4333 315,771 ,516 ,945
VAR00026 127,3667 314,240 ,582 ,944
VAR00027 127,4333 311,978 ,782 ,943
VAR00028 127,3667 320,930 ,297 ,947
VAR00029 127,3667 316,378 ,574 ,944
VAR00030 127,2333 315,495 ,544 ,945
VAR00031 127,2333 321,151 ,366 ,946
VAR00032 127,1667 313,523 ,687 ,944
VAR00033 127,2000 326,855 ,183 ,947
VAR00034 127,2000 324,510 ,240 ,947
VAR00035 127,1667 313,178 ,657 ,944
VAR00036 127,5667 317,013 ,463 ,945
VAR00037 127,5667 308,737 ,680 ,944
VAR00038 127,3000 315,459 ,754 ,944
VAR00039 127,1667 315,247 ,493 ,945
VAR00040 127,5333 312,257 ,558 ,945
163

Lampiran 8: Uji Coba Instrumen Motivasi Kerja


Case Processing Summary
N %
Valid 30 100,0
Cases Excludeda 0 ,0
Total 30 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,965 36

Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Alpha if Item
Deleted
VAR00001 101,7667 373,978 ,922 ,962
VAR00002 101,7000 381,045 ,733 ,964
VAR00003 101,7000 389,459 ,495 ,965
VAR00004 101,4667 388,189 ,532 ,965
VAR00005 101,6667 387,609 ,539 ,965
VAR00006 101,9000 396,369 ,270 ,966
VAR00007 101,7667 383,013 ,613 ,964
VAR00008 101,6000 390,662 ,379 ,966
VAR00009 102,0333 384,033 ,539 ,965
VAR00010 101,9333 374,892 ,803 ,963
VAR00011 101,8667 374,464 ,909 ,963
VAR00012 101,7000 392,562 ,335 ,966
VAR00013 101,9333 375,857 ,847 ,963
VAR00014 101,8000 374,166 ,947 ,962
VAR00015 101,7667 396,461 ,254 ,966
VAR00016 101,5000 398,603 ,167 ,967
VAR00017 101,8667 375,982 ,908 ,963
VAR00018 101,9667 379,620 ,694 ,964
VAR00019 101,5000 389,362 ,504 ,965
VAR00020 101,5333 391,706 ,437 ,965
VAR00021 101,5000 399,362 ,164 ,967
VAR00022 101,5000 392,672 ,455 ,965
VAR00023 101,9000 377,610 ,843 ,963
VAR00024 101,9000 376,507 ,879 ,963
VAR00025 101,3667 391,964 ,474 ,965
VAR00026 101,6000 375,697 ,802 ,963
VAR00027 101,8333 375,730 ,930 ,963
VAR00028 101,8333 374,420 ,924 ,963
VAR00029 101,5000 386,879 ,627 ,964
VAR00030 101,4000 391,559 ,543 ,965
VAR00031 101,7000 392,010 ,472 ,965
VAR00032 101,7667 373,978 ,922 ,962
VAR00033 101,9000 375,955 ,750 ,963
VAR00034 101,8000 374,166 ,947 ,962
VAR00035 101,8333 376,557 ,856 ,963
VAR00036 101,8667 375,982 ,908 ,963
164

Lampiran 9: Uji Coba Instrumen Lingkungan Kerja

Case Processing Summary


N %
Valid 30 100,0
Cases Excludeda 0 ,0
Total 30 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,939 17

Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha
Item Deleted Item Deleted Total Correlation if Item Deleted
VAR00001 46,6667 108,575 ,452 ,940
VAR00002 46,7667 105,702 ,615 ,936
VAR00003 46,9000 104,576 ,714 ,934
VAR00004 46,9333 100,823 ,881 ,930
VAR00005 47,1667 110,420 ,474 ,939
VAR00006 46,8667 104,602 ,584 ,937
VAR00007 46,8333 109,730 ,412 ,940
VAR00008 46,6667 106,575 ,705 ,934
VAR00009 46,9667 100,309 ,896 ,930
VAR00010 47,0333 104,240 ,684 ,935
VAR00011 46,6333 105,413 ,618 ,936
VAR00012 47,0000 106,345 ,638 ,936
VAR00013 47,1667 100,213 ,879 ,930
VAR00014 47,0000 100,966 ,883 ,930
VAR00015 47,0667 100,133 ,871 ,930
VAR00016 46,9333 106,271 ,572 ,937
VAR00017 46,7333 108,961 ,447 ,940
165

Lampiran 14: Deskripsi Statistik Frekuensi Kepemimpinan Kepala Sekolah


Statistics
X1
Valid 104
N
Missing 0
Mean 101,4135
Median 100,5000
Std. Deviation 15,21089
Minimum 72,00
Maximum 140,00

X1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
72,00 1 1,0 1,0 1,0
73,00 1 1,0 1,0 1,9
74,00 1 1,0 1,0 2,9
75,00 1 1,0 1,0 3,8
78,00 2 1,9 1,9 5,8
79,00 1 1,0 1,0 6,7
83,00 2 1,9 1,9 8,7
84,00 1 1,0 1,0 9,6
85,00 2 1,9 1,9 11,5
86,00 2 1,9 1,9 13,5
87,00 3 2,9 2,9 16,3
88,00 4 3,8 3,8 20,2
89,00 1 1,0 1,0 21,2
90,00 2 1,9 1,9 23,1
91,00 1 1,0 1,0 24,0
92,00 3 2,9 2,9 26,9
94,00 1 1,0 1,0 27,9
95,00 3 2,9 2,9 30,8
96,00 2 1,9 1,9 32,7
97,00 6 5,8 5,8 38,5
98,00 9 8,7 8,7 47,1
Valid
99,00 1 1,0 1,0 48,1
100,00 2 1,9 1,9 50,0
101,00 6 5,8 5,8 55,8
102,00 4 3,8 3,8 59,6
103,00 5 4,8 4,8 64,4
104,00 3 2,9 2,9 67,3
105,00 4 3,8 3,8 71,2
106,00 4 3,8 3,8 75,0
107,00 2 1,9 1,9 76,9
108,00 3 2,9 2,9 79,8
110,00 1 1,0 1,0 80,8
111,00 2 1,9 1,9 82,7
112,00 1 1,0 1,0 83,7
114,00 1 1,0 1,0 84,6
118,00 1 1,0 1,0 85,6
119,00 2 1,9 1,9 87,5
120,00 2 1,9 1,9 89,4
121,00 3 2,9 2,9 92,3
123,00 1 1,0 1,0 93,3
140,00 7 6,7 6,7 100,0
Total 104 100,0 100,0
166

Lampiran 15: Deskripsi Statistik Frekuensi Motivasi Kerja

Statistics
X2
Valid 104
N
Missing 0
Mean 101,0288
Median 101,5000
Std. Deviation 12,66787
Minimum 71,00
Maximum 120,00

X2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
71,00 1 1,0 1,0 1,0
74,00 2 1,9 1,9 2,9
75,00 1 1,0 1,0 3,8
79,00 3 2,9 2,9 6,7
83,00 1 1,0 1,0 7,7
85,00 4 3,8 3,8 11,5
86,00 3 2,9 2,9 14,4
87,00 6 5,8 5,8 20,2
88,00 1 1,0 1,0 21,2
90,00 4 3,8 3,8 25,0
92,00 1 1,0 1,0 26,0
95,00 9 8,7 8,7 34,6
97,00 4 3,8 3,8 38,5
98,00 6 5,8 5,8 44,2
100,00 6 5,8 5,8 50,0
Valid
103,00 6 5,8 5,8 55,8
104,00 4 3,8 3,8 59,6
105,00 5 4,8 4,8 64,4
106,00 2 1,9 1,9 66,3
108,00 3 2,9 2,9 69,2
110,00 3 2,9 2,9 72,1
112,00 3 2,9 2,9 75,0
113,00 2 1,9 1,9 76,9
115,00 3 2,9 2,9 79,8
116,00 7 6,7 6,7 86,5
117,00 3 2,9 2,9 89,4
118,00 5 4,8 4,8 94,2
119,00 3 2,9 2,9 97,1
120,00 3 2,9 2,9 100,0
Total 104 100,0 100,0
167

Lampiran 16: Deskripsi Statistik Frekuensi Lingkungan Kerja

Statistics
X3
Valid 104
N
Missing 0
Mean 55,0192
Median 55,0000
Std. Deviation 6,56555
Minimum 37,00
Maximum 68,00

X3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
37,00 1 1,0 1,0 1,0
38,00 1 1,0 1,0 1,9
41,00 1 1,0 1,0 2,9
42,00 1 1,0 1,0 3,8
43,00 1 1,0 1,0 4,8
44,00 1 1,0 1,0 5,8
45,00 2 1,9 1,9 7,7
46,00 1 1,0 1,0 8,7
47,00 1 1,0 1,0 9,6
48,00 5 4,8 4,8 14,4
49,00 3 2,9 2,9 17,3
50,00 7 6,7 6,7 24,0
51,00 7 6,7 6,7 30,8
52,00 4 3,8 3,8 34,6
Valid
53,00 6 5,8 5,8 40,4
54,00 6 5,8 5,8 46,2
55,00 8 7,7 7,7 53,8
56,00 1 1,0 1,0 54,8
57,00 7 6,7 6,7 61,5
58,00 8 7,7 7,7 69,2
59,00 11 10,6 10,6 79,8
60,00 3 2,9 2,9 82,7
61,00 3 2,9 2,9 85,6
62,00 3 2,9 2,9 88,5
63,00 4 3,8 3,8 92,3
65,00 1 1,0 1,0 93,3
68,00 7 6,7 6,7 100,0
Total 104 100,0 100,0
168

Lampiran 17: Deskripsi Statistik Frekuensi Prestasi Kerja Guru

Statistics
Y
Valid 104
N
Missing 0
Mean 69,6346
Median 69,0000
Std. Deviation 8,32595
Minimum 50,00
Maximum 89,00

Y
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
50,00 2 1,9 1,9 1,9
54,00 2 1,9 1,9 3,8
55,00 1 1,0 1,0 4,8
56,00 1 1,0 1,0 5,8
57,00 1 1,0 1,0 6,7
58,00 1 1,0 1,0 7,7
59,00 1 1,0 1,0 8,7
60,00 2 1,9 1,9 10,6
61,00 4 3,8 3,8 14,4
62,00 4 3,8 3,8 18,3
63,00 3 2,9 2,9 21,2
64,00 4 3,8 3,8 25,0
65,00 2 1,9 1,9 26,9
66,00 7 6,7 6,7 33,7
67,00 7 6,7 6,7 40,4
68,00 9 8,7 8,7 49,0
69,00 6 5,8 5,8 54,8
70,00 5 4,8 4,8 59,6
Valid
71,00 4 3,8 3,8 63,5
72,00 4 3,8 3,8 67,3
73,00 6 5,8 5,8 73,1
74,00 2 1,9 1,9 75,0
75,00 5 4,8 4,8 79,8
76,00 2 1,9 1,9 81,7
77,00 2 1,9 1,9 83,7
78,00 2 1,9 1,9 85,6
79,00 1 1,0 1,0 86,5
80,00 3 2,9 2,9 89,4
81,00 1 1,0 1,0 90,4
82,00 1 1,0 1,0 91,3
83,00 1 1,0 1,0 92,3
84,00 2 1,9 1,9 94,2
86,00 1 1,0 1,0 95,2
88,00 4 3,8 3,8 99,0
89,00 1 1,0 1,0 100,0
Total 104 100,0 100,0
169

Lampiran 18: Deskripsi Nilai Mean, Median, Standar Deviasi, Minimum,


Maximum Keempat Variabel

Statistics

X1 X2 X3 Y

Valid 104 104 104 104


N
Missing 0 0 0 0
Mean 101,4135 101,0288 55,0192 69,6346
Median 100,5000 101,5000 55,0000 69,0000
Std. Deviation 15,21089 12,66787 6,56555 8,32595
Minimum 72,00 71,00 37,00 50,00
Maximum 140,00 120,00 68,00 89,00
170

Lampiran 19: Hasil Uji Normalitas pada keempat Variabel

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

X1 X2 X3 Y

N 104 104 104 104


Mean 101,4135 101,0288 55,0192 69,6346
Normal Parametersa,b
Std. Deviation 15,21089 12,66787 6,56555 8,32595
Absolute ,132 ,096 ,070 ,079
Most Extreme Differences Positive ,132 ,068 ,070 ,079
Negative -,062 -,096 -,070 -,062
Kolmogorov-Smirnov Z 1,341 ,976 ,719 ,802
Asymp. Sig. (2-tailed) ,055 ,296 ,680 ,541

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.
171

Lampiran 20: Hasil Uji Linearitas pada keempat Variabel

ANOVA Table

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

(Combined) 13183,978 34 387,764 2,513 ,001

Between Groups Linearity 7499,725 1 7499,725 48,602 ,000

X1 * Y Deviation from Linearity 5684,252 33 172,250 1,116 ,343

Within Groups 10647,244 69 154,308

Total 23831,221 103


(Combined) 11079,729 34 325,874 4,126 ,000
Between Groups Linearity 6604,516 1 6604,516 83,629 ,000
X2 * Y Deviation from Linearity 4475,213 33 135,613 1,717 ,030
Within Groups 5449,184 69 78,974
Total 16528,913 103
(Combined) 2485,704 34 73,109 2,581 ,000

Between Groups Linearity 1524,012 1 1524,012 53,809 ,000

X3 * Y Deviation from Linearity 961,691 33 29,142 1,029 ,448

Within Groups 1954,258 69 28,323

Total 4439,962 103


172

Lampiran 21: Hasil Uji Homogenitas pada keempat Variabel

Test of Homogeneity of Variances

Levene Statistic df1 df2 Sig.

X1 2,640 23 69 ,001
X2 3,691 23 69 ,000
X3 2,978 23 69 ,000

ANOVA

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 13183,978 34 387,764 2,513 ,001

X1 Within Groups 10647,244 69 154,308

Total 23831,221 103


Between Groups 11079,729 34 325,874 4,126 ,000
X2 Within Groups 5449,184 69 78,974
Total 16528,913 103
Between Groups 2485,704 34 73,109 2,581 ,000

X3 Within Groups 1954,258 69 28,323

Total 4439,962 103


173

Lampiran 22: Hasil Uji Multikolineritas pada keempat Variabel

Coefficientsa

Model Unstandardized Standardized t Sig. Correlations Collinearity Statistics


Coefficients Coefficients

B Std. Error Beta Zero- Partial Part Tolerance VIF


order

(Constant) 15,390 5,513 2,791 ,006

X1 ,119 ,050 ,218 2,369 ,020 ,561 ,230 ,167 ,589 1,699
1
X2 ,213 ,065 ,324 3,255 ,002 ,632 ,310 ,230 ,503 1,987

X3 ,374 ,112 ,295 3,355 ,001 ,586 ,318 ,237 ,646 1,549

a. Dependent Variable: Y
174

Lampiran 23: Hasil Uji Regresi Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap


Prestasi Kerja Guru

Variables Entered/Removeda
Model Variables Entered Variables Method
Removed
1 X1b . Enter
a. Dependent Variable: Y
b. All requested variables entered.

Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Std. Error of the
Square Estimate
1 ,561a ,315 ,308 6,92616
a. Predictors: (Constant), X1
b. Dependent Variable: Y

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression 2247,006 1 2247,006 46,840 ,000b
1 Residual 4893,109 102 47,972
Total 7140,115 103
a. Dependent Variable: Y
b. Predictors: (Constant), X1

Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.
Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 38,494 4,600 8,367 ,000
1
X1 ,307 ,045 ,561 6,844 ,000
a. Dependent Variable: Y
175

Lampiran 24: Hasil Uji Regresi Motivasi Kerja Terhadap Prestasi Kerja
Guru

Variables Entered/Removeda
Model Variables Entered Variables Method
Removed
1 X2b . Enter
a. Dependent Variable: Y
b. All requested variables entered.

Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Std. Error of the
Square Estimate
a
1 ,632 ,400 ,394 6,48310
a. Predictors: (Constant), X2
b. Dependent Variable: Y

ANOVAa
Model Sum of Squares
df Mean Square F Sig.
Regression 2853,001 1 2853,001 67,879 ,000b

1 Residual 4287,114 102 42,031


Total 7140,115 103
a. Dependent Variable: Y
b. Predictors: (Constant), X2

Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.
Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 27,661 5,134 5,388 ,000
1
X2 ,415 ,050 ,632 8,239 ,000
a. Dependent Variable: Y
176

Lampiran 25: Hasil Uji Regresi Lingkungan Kerja Terhadap Prestasi


Kerja Guru

Variables Entered/Removeda
Model Variables Entered Variables Method
Removed
1 X3b . Enter
a. Dependent Variable: Y
b. All requested variables entered.

Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Std. Error of the
Square Estimate
1 ,586a ,343 ,337 6,78036
a. Predictors: (Constant), X3
b. Dependent Variable: Y

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression 2450,838 1 2450,838 53,310 ,000b
1 Residual 4689,278 102 45,973
Total 7140,115 103
a. Dependent Variable: Y
b. Predictors: (Constant), X3

Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.
Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 28,757 5,638 5,101 ,000
1
X3 ,743 ,102 ,586 7,301 ,000
a. Dependent Variable: Y
177

Lampiran 26: Hasil Uji Regresi Berganda Kepemimpinan Kepala Sekolah,


Motivasi Kerja dan Lingkungan Kerja Terhadap Prestasi
Kerja Guru

Variables Entered/Removeda
Model Variables Entered Variables Method
Removed
1 X1, X3, X2b . Enter
a. Dependent Variable: Y
b. All requested variables entered.

Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Std. Error of the
Square Estimate
1 ,707a ,500 ,485 5,97276
a. Predictors: (Constant), X1, X3, X2
b. Dependent Variable: Y

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression 3572,729 3 1190,910 33,383 ,000b
1 Residual 3567,386 100 35,674
Total 7140,115 103
a. Dependent Variable: Y
b. Predictors: (Constant), X1, X3, X2

Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.
Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 15,390 5,513 2,791 ,006
X3 ,374 ,112 ,295 3,355 ,001
1
X2 ,213 ,065 ,324 3,255 ,002
X1 ,119 ,050 ,218 2,369 ,020
a. Dependent Variable: Y

Anda mungkin juga menyukai