TESIS
Oleh
INDAH SRI SUPRIYANTI
NIM : 2127201010413
NIM : 2127201010413
SELATAN” adalah benar-benar karya asli saya, kecuali yang disebutkan sumbernya
tanggungjawab saya.
Yang menyatakan,
NIM : 2127201010413
Telah disetujui untuk diajukan dalam Ujian Tertutup pada program Pascasarjana Institut
Menyetujui
Komisi Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
Direktur PPs IAI An Nur Lampung
NIM : 2127201010413
Telah disetujui untuk diajukan dalam Ujian Tertutup pada program Pascasarjana Institut
Agama (IAI) An Nur Lampung
Tim Penguji :
Ketua : (........................................)
Penguji I : (........................................)
Penguji II : (........................................)
Sekretaris : (........................................)
Lampung Selatan, 09 Januari 2023
Direktur
ABSTRAK
Dalam melaksanakan suatu pekerjaan akan terlihat cara dan motivasi yang
dimiliki seseorang apakah ia bekerja dengan sungguh-sungguh atau pura-pura.
Bertanggung jawab atau tidak dan sebagainya. Cara seseorang menghayati dan
melaksanakan pekerjaan ditentukan oleh pandangan, harapan dan kebiasaan didalam
kelompok kerjanya. Oleh karena itu Peranan seseorang dapat dipengaruhi oleh etos
kerja kelompoknya. Peranan adalah sesuatu yang bersifat abstarak, karena termasuk
dalam bidang kejiwaan berkaitan dengan sikap yang tersembunyi didalam batin. Sikap
itu bersumber dari nilai-nilai yang dianut, yaitu sesuatu yang dianggap berharga dan
berguna dalam hidup.
Fokus penelitian ini adalah Peranan Kepala MA Hidayatl Mubtadiin Jati Agung.
Sub fokus nya adalah kedisiplinan, tanggungjawab, rasa bangga akan profesi atau
pekerjaan dan kerja keras kepala mafrasah MA Hidayatl Mubtadiin Jati Agung. Adapun
tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui ” Peranan kepala madrasah MA
Hdayatl Mubtadiin Jati Agung. Jenis penelitian ini adalah merupakan penelitian
deskriftif kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan pelaku yang diamati, diarahkan dari
latar belakang individu secara utuh (holistic) tanpa mengisolasikan individu dan
organisasinya dalam variable tetapi memandangnya sebagai bagian dari suatu keutuhan.
Dalam teknik pengumpulan data pada penelitian ini dipergunakan berbagai teknik, yaitu
wawancara, observasi dan dokumentasi. Prosedur analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis kualitatif.
Berdasarkan temuan hasil analisa dan pembahasan maka hasil penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa bahwa etos kerja Kepala MA Hidayatl Mubtadiin Jati Agung terus
bergerak menuju arah perbaikan yang signifikan. Terlihat jelas dari- terobosan-terobosan
terhadap sesuatu yang bersifat menuju kearah perbaikan sangat inovatif, kerja keras
yang di tunjukkan oleh kepala madrasah baik dalam bekerja maupun mempengaruhi
bawahannya sehingga peningkatan dari berbagai aspek di MA Hidayatl Mubtadiin Jati
Agung terus berkembang pesat, termasuk kedisiplinan kepala madrasah bisa menjadi
tolak ukur terhadap meningkatnya etos kerja Kepala MA Hdayatl Mubtadiin Jati Agung.
Peningkatan Peranan kepala MA Hdayatl Mubtadiin Jati Agung terus meningkat
sesuai dengan indikator yang tercantum dalam konsep Peranan yang baik, sehingga di
MA Hdayatl Mubtadiin Jati Agung inovasi-inovasi kepala madrasah menjadi suatu
terobosan yang sangat menentukan perbaikan madrasah kearah persaingan global.
Karena selayaknya madrasah harus menjadi tolak ukur pendidikan yang berkarakter,
tentunya dengan etos kerja yang baik dari seluruh steakholder madrasah,
khususnya Peranan kepala madarasah.
dikeluarkan oleh Program Pascasarjana IAI An Nur LAMPUNG tahun 2018, sebagai
berikut :
Maddah
Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harokat dan huruf,
Pendidikan Agama, Badan Litbang Agama dan Diklat Keagamaan Departemen Agama
2. Suami yang tercinta Terima kasih atas do’a yang selalu dipanjatkan untuk ku
Islam.
3. Teman dan Sahabatku di IAI An Nur Lampung Terimakasih selama ini selalu
4. Semua Pihak maaf tidak bisa menyebutkan satu persatu, terimakasih semua
5. Sivitas Akademik IAI An Nur Lampung Pak Rektor, Pak Dekan, Pak Dosen
serta seluruh sivitas akademik IAI An Nur Lampung yang telah membimbing
hingga selesainya tesis ini. Bapak dan Ibu Dosen yang telah banyak membantu
س فَافْ َس ُح ْوا َي ْف َس ِح ال ٰلّهُ لَ ُك ۚ ْم َواِ َذا قِْي َل ِ ِٰيٓاَيُّ َها الَّ ِذيْ َن اٰ َمُن ْٓوا اِ َذا قِْيل لَ ُك ْم َت َف َّس ُح ْوا ىِف الْ َم ٰجل
َ
ت َوال ٰلّهُ مِب َا َت ْع َملُ ْو َن َخبِْيٌرٍ ۗ انْ ُش ُز ْوا فَانْ ُش ُز ْوا َي ْرفَ ِع ال ٰلّهُ الَّ ِذيْ َن اٰ َمُن ْوا ِمْن ُك ۙ ْم َوالَّ ِذيْ َن اُْوتُوا الْعِْل َم َد َر ٰج
١١ -
1
Departemen Agama RI, Al-alyy Al-Qur’an dan Terjemahan, (Bandung : CV Penerbit di
Ponegoro,2006). Al Mujadilah Ayat 11.
RIWAYAT HIDUP
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, Yang telah
Yang telah memberi suri tauladan yang sangat baik dalam mengatur tatanan hidup
Peneliti menyusun Tesis ini sebagai salah satu syarat untuk memeperoleh gelar
Dalam upaya penyelesaian ini, peneliti telah menerima banyak bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak, maka secara khusus peneliti ingin mengucapkan terima
1. Bapak Dr. H. Andi Warisno, M.MPd Selaku Rektor IAI An Nur Lampung
2. Ibu Dr. Hj. Nur Hidayah, M.Pd.I, Selaku Direktur Program Pascasarjana IAI An Nur
Lampung
3. Bapak Dr Erjati Abas, M.Ag Selaku Kaprodi Program Pascasarjana IAI An Nur
Lampung
5. Kepala MA Hidayatul Mubtadiin Jati Agng yang memberikan izin dan membantu
7. Kepada semua pihak, kepada Bapak/Ibu yang namanya tidak dapat penulis sebutkan
Terakhir Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna,
baik isi maupun secara substansi dari kajian dan pembahasan dalam tesis ini, termasuk
dalam sistematika penulisan Oleh sebab itu, dengan rendah hati penulis mengharapkan
sumbangsih saran dan masukan yang sifatnya membangaun demi perbaikan dalam upaya
menuju kepada yang lebih baik Harapan penulis betapapun kecilnya semoga tesis ini
dapat bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi pembaca dan dapat
HALAMAN JUDUL............................................................................................... i
PERNYATAAN ORISINALITAS........................................................................ ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................................................ iii
PENGESAHAN...................................................................................................... iv
ABSTRACT............................................................................................................. v
ABSTRAK.............................................................................................................. vi
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN................................................ viii
PERSEMBAHAN................................................................................................... x
MOTTO.................................................................................................................. xi
RIWAYAT HIDUP................................................................................................ xii
KATA PENGANTAR........................................................................................... xiii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah.................................................................................. 1
B. Fokus dn Sub Fokus ...................................................................................... 10
C. Rumusan Masalah.......................................................................................... 10
D. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian.......................................................... 11
1. Tujuan Penelitian...................................................................................... 11
2. Kegunaan Penelitian................................................................................. 11
1. Tempat Penelitian.....................................................................................88
2. Waktu Penelitian.......................................................................................88
1. Wawacara.................................................................................................90
2. Observasi..................................................................................................91
3. Dokumentasi.............................................................................................91
1. Reduksi Data.............................................................................................91
2. Penyajian Data..........................................................................................92
3. Verifikasi Data..........................................................................................92
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Era globalisasi merupakan era kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
Indonesia untuk memantapkan diri dalam peningkatan kualitas dan sumber daya manusia
yang unggul, mampu berdaya saing, menguasai ilmu pengetahuan, teknologi serta
mempunyai etos kerja yang tinggi. Perwujudan manusia yang berkualitas tersebut
anggota dan organisasi.Lembaga pendidikan, sebagai salah satu elemen yang berperan
penting sebagai agen perubahan adalah pemimpin yang memimpin lembaga tersebut.
2
UU RI No. 20 Th. 2003,Tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Penjelasannya (Bandung: PT
Citra Umbara, 2003), h. 7
Hal ini kerena pemimpinlah yang menjadi pengemudi kemana lembaga
dalam kehidupan manusia, diwajibkan setiap individu untuk tunduk kepada Allah
dan rasul-Nya dan ulil amri seperti yang terdapat dalam Al-qur’an:
..... ُۖۡول َوُأ ْولِي ٱَأۡلمۡ ِر ِمن ُكم ْ ُوا ٱهَّلل َ َوَأ ِطيع
َ ُوا ٱل َّرس َ ٰيََٓأيُّهَا ٱلَّ ِذ
ْ ين َءا َمنُ ٓو ْا َأ ِطيع
Artinya : “ Hai orang-orang beriman ta’atilah Allah dan ta’atilah rasul (Nya),
dan ulil amri diantara kamu”. (Qs.An-Nisa : 59)3
salah satu faktor yang dapat mendorong Madarasah untuk dapat mewujudkan visi, misi,
tujuan dan sasaran melalui program Madarasah yang dilaksanakan secara terencana dan
bertahap.Dalam persaingan global ini, diakui atau tidak lembaga pendidikan atau
efektif dan produktif. Kepala Madarasah sebagai penanggung jawab pendidikan dan
segala sesuatunya telah berjalan dengan baik, termasuk perencanaan dan implementasi
kurikulum, penyediaan dan pemanfaatan sumber daya guru, rekrutmen sumber daya
murid, kerjasama Madarasah dan orang tua, serta sosok outcome Madarasah yang
prospektif. Berdasarka hadist Nabi Muhammad SAW, dari Anas R.a yang artinya :
“Dari Anas ra berkata: Rasulullah saw bersabda, “Tidak baik orang yang
meninggalkan dunia untuk kepentingan akhirat saja, atau meninggalkan akhirat untuk
dunia mengantarkan kamu menuju akhirat. Oleh karena itu jangan sekali-kali menjadi
pendidikan. Kepala Madarasah yang baik akan bersikap dinamis untuk menyiapkan
3
Departemen Agama Republik Indonesia, Al Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang
: Putra Toha, 1995), h.27
berbagai macam program pendidikan. Keberhasilan Madarasah adalah keberhasilan
peranan dan tanggung jawab untuk memimpin Madarasah .4 Peran Kepala Madarasah
para guru dalam situasi kondusif. Perilaku pemimpin yang positif dapat mendorong
kelompok dalam mengarahkan dan memotifasi individu untuk bekerja sama dengan
suasana kondusif yang ada dalam lingkungan kerjanya.Dalam hal ini masalah yang akan
mengenai etos kerja Kepala Madarasah . Kepala Madarasah harus dapat mengelola
Madarasahnya agar Madarasah yang dipimpin berkembang atau maju dari waktu
merupakan mesin penggerak bagi segenap sumber daya Madarasah. Menurut Lipham,
James. M. Et.al yang dikutip Wahyusumidjo “Pemimpin Madarasah adalah mereka yang
dilukiskan sebagai orang yang memiliki harapan tinggi terhadap staf dan para siswa,
Peran pemimpin sangat penting dalam organisasi, tanpa adanya pemimpin suatu
mendorong, mangajak, mamantau dan kalau perlu memaksa orang lain agar menerima
pengaruh itu. Selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat membantu pencapaian suatau
4
Wahjosumijdo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, Tinjauan Teoritik dan
Permasalahannya (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), h. 81.
5
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis sekolah: Konsep Strategi dan
Implementasi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003), h. 107
6
Wahyusumidjo. Etos kerja kepala madrasah. 1993
maksud dan tujuan tertentu.7 Seorang Kepala Madarasah mempunyai peran mengatur
dan menggerakkan sejumlah orang yang memiliki berbagai sikap, tingkah laku, dan latar
belakang berbeda-beda. Untuk mendapatkan staf yang handal dan dapat membantu
tugas Kepala Madarasah secara optimal, diperlukan Kepala Madarasah yang mampu
sumber daya manusia yang sangat berharga karena dikaruniai otak dan akal fikiran,
Madarasah . Hal ini cukup penting dalam rangka mencapai tujuan Madarasah . Dengan
etos kerja yang tinggi berarti Kepala Madarasah benar-benar dapat berfungsi sebagai
pemimpin yang tepat dan berhasil guna sesuai dengan sasaran-sasaran organisasi yang
hendak dicapainya.
peranannya demi keberhasilan Madarasah yang dipimpinnya maka ia perlu memiliki etos
kerja yang tinggi. Karena Kepala Madarasah merupakan kunci dari keberhasilan
Madarasah . Etos kerja perlu dimiliki oleh kepala Madarasah,karena etos kerja akan
dapat menjadi tenaga pendorong bagi sesorang untuk melaksanakan pekerjaan tersebut.
Dengan etos kerja yang dimilikinya Kepala Madarasah akan melahirkan tingkahlaku
Etos kerja menggambarkan segi-segi etos kerja yang baik pada manusia,
bersumber dari kualitas diri, diwujudkan berdasarkan tata nilai sebagai etos kerja yang
diimplementasikan dalam aktivitas kerja. Ajaran Islam sangat mendorong umatnya untuk
7
Dirawat dkk, Pengantar Kepemimpinan Pendidikan (Surabaya: Usaha nasional, 1983), h. 15
8
Hadari Nawawi dan Martini Hadari, Kepemimpinan yang Efektif (Yogyakarta:
Gajah Mada University Press, 2004), h. 177
bekerja keras, dan bahwa ajaran Islam memuat spirit dan dorongan pada tumbuhnya
budaya dan etos kerja yang tinggi. Kalau pada tataran praktis, umat Islam seolah-olah
beretos kerja rendah, maka bukan sistem teologi yang harus dirombak, melainkan harus
pemahaman yang benar mengenai watak dan karakter esensial dari ajaran Islam yang
sesungguhnya. Etos kerja dalam Islam terkait erat dengan nilai-nilai (values) yang
terkandung dalam al-Qur’an dan al-Sunnah tentang “kerja” – yang dijadikan sumber
inspirasi dan motivasi oleh setiap Muslim untuk melakukan aktivitas kerja di berbagai
al-Qur’an dan al-Sunnah tentang dorongan untuk bekerja itulah yang membentuk etos
kerja Islam.9
Masalah etos kerja memang cukup rumit. Nampaknya tidak ada teori tunggal
yang dapat menerangkan segala segi gejalanya, juga bagaimana menumbuhkan dari yang
lemah ke arah yang lebih kuat atau lebih baik. Kadang kadang nampak bahwa etos kerja
tidak lebih dari hasil tingkat perkembangan ekonomi tertentu masyarakat saja. Salah satu
teori yang relevan untuk dicermati adalah bahwa etos kerja terkait dengan sistem
sistem kepercayaan tertentu – memiliki etos kerja lebih baik (atau lebih buruk) dari
masyarakat lain – dengan sistem kepercayaan lain. Misalnya, yang paling terkenal ialah
Calvinisme, yang kemudian dia angkat menjadi dasar apa yang terkenal dengan “Etika
Protestan”.10
9
Mohammad Irham. Jurnal Substantia, Vol. 14, No. 1, April 2012 Etos Kerja Dalam Perspektif
Islam
Tesis Weber ini telah menimbulkan sikap pro dan kontra di kalangan
10
sosiolog. Sebagian sosiolog mengakui kebenaran tesisnya itu, tetapi tidak sedikit yang
meragukan, bahkan yang menolaknya. Kurt Samuelson, ahli sejarah ekonomi Swedia
adalah salah seorang yang menolak keseluruhan tesis Weber tersebut, dengan
mengatakan bahwa tidak pernah dapat ditemukan dukungan tentang kesejajaran antara
protestantisme dengan tingkah laku ekonomis. Kurt Samuelson, Religion and
Economic Action: A Critic of Max Webe, (New York: Harper Torchbook, 1964), hlm. 1-
Para peneliti lain mengikuti cara pandang Weber juga melihat gejala yang sama
masyarakat Tokugawa di Jepang (oleh Robert N. Bellah), Santri di Jawa (oleh Geertz)
dan Hindu Brahmana di Bali (juga oleh Geertz), Jainisme dan Kaum Farsi di India, kaum
Bazari di Iran, dan seorang peneliti mengamati hal yang serupa untuk kaum Isma‟ili di
Afrika Timur, dan sebagainya. Semua tesis tersebut bertitik tolak dari sudut pandang
nilai, atau dalam bahasa agama bertitik tolak dari keimanan atau budaya mereka masing-
masing.11
bahwa Islam, sebagai suatu sistem keimanan, tentunya mempunyai pandangan tertentu
yang positif terhadap masalah etos kerja. 12 Adanya etos kerja yang kuat memerlukan
kesadaran pada orang bersangkutan tentang kaitan suatu kerja dengan pandangan
hidupnya yang lebih menyeluruh, yang pandangan hidup itu memberinya keinsafan akan
makna dan tujuan hidupnya. Dengan kata lain, seseorang agaknya akan sulit melakukan
suatu pekerjaan dengan tekun jika pekerjaan itu tidak bermakna baginya, dan tidak
bersangkutan dengan tujuan hidupnya yang lebih tinggi, langsung ataupun tidak
langsung. Menurut Nurcholish Madjid, etos kerja dalam Islam adalah hasil suatu
hidupnya, yaitu memperoleh perkenan Allah Swt. Berkaitan dengan ini, penting untuk
ditegaskan bahwa pada dasarnya, Islam adalah agama amal atau kerja (praxis).13 Inti
ajarannya ialah bahwa hamba mendekati dan berusaha memperoleh ridha Allah melalui
kerja atau amal saleh, dan dengan memurnikan sikap penyembahan hanya kepada-Nya.14
26.
11
Nurcholish Madjid, Cendekiawan dan Religiusitas Masyarakat, (Jakarta: Paramadina, 1999),
hlm. 76. Lihat juga, Nurcholish Madjid, Fatsoen Nurcholish Madjid, (Jakarta: Republika
12
Ismail al-Faruqi melukiskan Islam sebagai a religion of action dan bukan a religion faith.
Oleh karena itu Islam sangat menghargai kerja. Dalam sistem teologi Islam keberhasilan manusia
dinilai di akhirat dari hasil amal dan kerja yang dilaksanakannya di dunia. Al-Faruqi, AlTawhid: Its
Implication for Thought and Life (Herndon, Virginia: IIIT, 1995), hlm. 75-6
13
Nurcholis Madjid, Islam Agama Kemanusiaan…, hlm. 216
14
QS. Al-Kahf/ 18: 110. Islam, sebagai sistem nilai dan petunjuk, misalnya,
secara tegas mendorong umatnya agar memiliki kejujuran (QS. 33: 23-24); mendorong
hidup sederhana dan tidak berlebih-lebihan (QS. 7: 13, 17: 29; 25: 67; 55: 7-9);
anjuran melakukan kerja sama dan tolong-menolong dalam kebaikan (QS. 5: 2);
kerajinan dan bekerja keras (QS. 62: 10); sikap hatihati dalam mengambil keputusan
Toto Tasmara, dalam bukunya Etos Kerja Pribadi Muslim, menyatakan bahwa “bekerja”
bagi seorang Muslim adalah suatu upaya yang sungguh-sungguh, dengan mengerahkan
seluruh asset, fikir dan zikirnya untuk mengaktualisasikan atau menampakkan arti
dirinya sebagai hamba Allah yang harus menundukkan dunia dan menempatkan dirinya
sebagai bagian dari masyarakat yang terbaik (khaira ummah), atau dengan kata lain
pendidikan yang ikut berjuang mencerdaskan kehidupan bangsa demi suksesnya tujuan
Agama.
pada bidang mata pelajaran, olah raga dan seni di tingkat Kecamatan ataupun tingkat
Kabupaten. 1 6 Hal ini menjadi salah satu bukti bahwa Kepala Madarasah telah
dalam mencapai tujuan Madarasah tersebut merupakan salah satu prestasi yang
menyatakan bahwa Kepala Madarasah adalah guru yang diberi tugas tambahan sebagai
kepala Madarasah. Ini berarti kepala Madarasah adalah guru terbaik di Madarasah itu
sehingga diberi tugas tambahan sebagai kepala Madarasah karena dipandang cakap dan
mampu untuk itu. Untuk dapat mencapai keberhasilan Madarasah yang dipimpinnya
harus mempunyai etos kerja yang dilandasi dengan kerja keras, disiplin, tanggung jawab,
rasa bangga terhadap profesi, kemauan atau kesediaan merubah pola pikir untuk
dan tindakan (QS. 49: 6); jujur dan dapat dipercaya (QS. 4: 58; 2: 283; 23:8); disiplin
(QS. 59: 7); berlomba-lomba dalam kebaikan (QS. 2: 148; 5: 48). Prinsipprinsip dasar
dari rangkaian sistem nilai yang terkandung dalam al-Qur‟an tersebut di atas dapat
dijadikan menurutpenulis, dapat dijadikan tema sentral dalam melihat persoalan etos
kerja versi ajaran Islam
15
Toto Tasmara, Etos Kerja Pribadi Muslim, (Yogyakarta: Dana Bhakti Prima Yasa, 1995), h.27
16
Hasil Observasi Awal,11 September 2022
kemajuan, produktifitas, rasional, kreatifitas, inovatif, berfikiran modern, dan
Berawal dari fakta dan paparan latar belakang masalah di atas, peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian yang berjudul “Etos Kerja Kepala Madarasah MA Hidayatul
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka yang menjadi fokus penelitian
ini adalah Etos Kerja Kepala Madarasah MA Hidayatul Mubtadiin Jati Agung.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, Fokus dan subfokus masalah tersebut, maka yang
4. Kegunaan Penelitian
a. Kegunaan Teoritis
pendidikan Islam.
wacana ilmu ke-Islaman, terutama yang berkaitan dengan peran Etos kerja
Kepala Madarasah .
b. Kegunaan Praktis
2) Penelitian ini dapat digunakan sebagai tolok ukur dalam Etos kerja
Kepala Madarasah .
LANDASAN TEORI
A. Deskripsi Konseptual
yang berdasarkan Kitabullah dan sunnah Rasulullah SAW, oleh karena itu sosok
hukum allah swt dapat ditegakkan dan diterapkan. Hukum-hukum allah harus
ditegakkan agar keadilan dan kebenaran dapat terjamah oleh orang-orang yang
tertindas dan terdzalimi baik itu dari kalangan muslim maupun non muslim karena
berarti memengaruhi orang. Ini merupakan definisi yang luas dan termasuk
17
Aunur Rohim fakih, dkk, Kepemimpinan Islam, (Yogyakarta: Arruz Media) h. 3-4
tatanan Islam. Tujuan yang suci ini harus menjadi sasaran setiap pemimpin islam,
perjanjian antara dia dengan Allah SWT, atau dengan kata lain, amanat dari
Allah SWT.
adalah hak bagi semua manusia tanpa memandang dari golongan mana dan atas
nama apapun.
kelompok orang menuju ke suatu tujuan yang telah ditetapkan/ disepakati bersama
18
Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin, Islamic leadership Membangun superleadership melalui
kecerdasan, (Jakarta: Bumi Aksara) h.139
Didalam islam, arti pentingnya kepemimpinan antara lain ditandaskan
dalam sebuah hadist nabi yang diriwayatkan oleh imam ahmad, Bukhari, Muslim,
Artinya :“Dari ibnu umar r.a berkata, rasulullah saw bersabda, kamu
Ahmadi)
Dari hadist tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa selama manusia masih
SAW. Beliau adalah pemimpin agama dan juga pemimpin negara. Rasulullah
merupakan suri tauladan bagi setiap orang, termasuk para pemimpin karena dalam
diri beliau hanya ada kebaikan. Hal ini sejalan dengan firman Allah dalam Al-
Qur’an:
ۡ وا ٱهَّلل َ َو ۡٱلx
َرxيَو َم ٱأۡل ٓ ِخ َ ة لِّ َمنٞ َنxُول ٱهَّلل ِ ُأ ۡس َوةٌ َح َس
ْ xكَان يَ ۡر ُج ِ ان لَ ُكمۡ فِي َرس َ لَّقَ ۡد َك
ٗ َِو َذ َك َر ٱهَّلل َ َكث
٢١ يرا
Artinya : Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan
yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah. (QS Al-Ahzab:21)
Sifat-sifat yang harus dimiliki seorang pemimpin adalah sebagai berikut:
a. Bertakwa kepada Allah SWT, sebagai syarat mutlak sebagai pemimpin yang
telah menjadi karakter kepribadiannya.
b. Siddiq, membenarkan dan meyakini apa saja yang diwahyukan allah kepada
rasulnya.
c. Amanah artinya jujur, tidak pernah berdusta, selalu menempati janji, berani
mengatakan yang haknya, bertindak adil dan professional.
d. Tabligh artinya menyampaikan, pemimpin sebagai informan tentang segala
sesuatu yang penting diketahui oleh pengikutnya.
e. Fathonah, yaitu kecerdasan, cakap, dan handal yang melahirkan kemampuan
menghadapi dan menanggulangi persoalan yang muncul.
f. Tegas dan teguh pendirian.
g. Pemaaf, adil, sabar, bertanggung jawab, dan
h. Senang bermusyawarah.19
sangat urgen dalam mencapai cita-cita bersama. Oleh karena itu, dalam menata
kehidupan manusia yang dinamis dan interaktif sudah pasti dituntut adanya seorang
Kepemimpinan sebagai bagian dari politik adalah bagian dari ajaran agama
Islam. Tidak benar pernyataan yang mengatakan bahwa agama tidak boleh dibawa
kedalam politik. Karena politik itu artinya adalah mengatur, sementara fungsi utama
agama adalah mengatur kehidupan manusia. Jadi politik harus bersendikan agama.
19
Baharuddin, Kepemimpinan Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Arruz Media) h.
138
20
Saefullah, manajemen pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia) h. 151
Agama harus dijadikan pedoman berpolitik dan memberikan pencerahan beragama
Dengan bersendikan agama dan agama sebagai tujuan berpolitik maka akan
terwujud politik yang bersih, bermoral, saling menghormati dan saling membangun.
tujuannya untuk meraih suara dan menampilkan kesan baik calon. Yang seperti ini
tidak seiring dengan pernyataan kita bahwa agama harus jadi panduan dan tujuan
politik.
Karena politik dan kepemimpinan adalah satu bagian dari agama islam,
maka sangat banyak dijumpai dalam al-Quran, hadis ataupun petuah Sahabat yang
ْ كَوةَ َوَأمَ ر
ٰ لَ ٰوةَ َو َءاتَ ُو ْا ٱل َّزxxxxٱلص ْ ض َأقَا ُم ٰ
ُوا َّ وا ِ ين ِإن َّم َّكنَّهُمۡ فِي ٱَأۡل ۡر
َ ٱلَّ ِذ
ُأۡل ۡ ِ بِ ۡٱل َم ۡعر
٤١ ور ِ ُوف َونَهَ ۡو ْا َع ِن ٱل ُمن َك ۗ ِر َوهَّلِل ِ ٰ َعقِبَةُ ٱ ُم
Artinya,”( yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka
di muka bumi niscaya mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat,
menyuruh berbuat ma´ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan
kepada Allah-lah kembali segala urusan.
Ayat
ini menjelaskan bahwa ada 3 tugas orang-orang yang memperoleh
baik dari sisi spritualitas. Jiwa yang baik, yang terlahir dari hubunganya yang
baik dengan Allah, akan mendorong seorang pemimpin agar tidak lalai dan
Dalam hampir semua ayat yang memerintahkan shalat, selalu diiringi dengan
setiap orang yang berkemampuan lebih terdapat hak orang lain, yaitu orang-
sifatnya sangat umum. Karena umum, kita memerlukan kepada acuan budaya
dan pedoman agama dalam memahami apa saja perkara yang merupakan
B. Etos Kerja
Etos berasal dari bahasa Yunani yaitu “Ethos” yang memberikan arti sikap,
kepribadian, watak, karakter, serta keyakinan atas sesuatu. Etos kerja sebagai
semangat, pola pikir dan mentalis yang mewujud menjadi seperangkat perilaku kerja
Etos berasal dari bahasa yunani, dapat mempunyai arti sebagai sesuatu
yang diyakini, cara berbuat, sikap serta persepsi terhadap nilai kerja.23 Dari kata ini
lahirlah apa yang disebut dengan “ethic” yaitu pedoman, moral, atau prilaku, atau
dikenal pula etiket yang artinya cara bersopan santun. Sehingga dengan kata etik ini,
22
Jansen sinamo, 8 etos keguruan, jakarta : institut darma mahardika,h. 20
23
Toto tasmara, etos kerja pribadi muslim, jakarta : Dana Bakti Wakaf, h. 25
dikenal istilah etika bisnis yaitu cara atau pedoman perilaku dalam menjalaknan
suatu usaha. Karena etika berkaitan dengan kejiwaan seseorang, maka hendaknya
setiap pribadi muslim harus mengisi etika tersebut dengan keislaman dalam arti yang
aktual, sehingga cara dirinya mempersepsi sesuatu selalu positif dan sejauh mungkin
Menurut Hermal etos kerja berarti motivasi semangat dan sopan santun
dalam bekerja.24 Sementara Rasyid dan Tanjung yang dikutip dalam penelitian
John Firman mengemukakan etos kerja adalah jiwa dan semangat kerja yang
Menurut Pandji Anoraga etos kerja adalah suatu pandangan dan sikap suatu bangsa
atau suatu umat terhadap kerja. Jika pandangan dan sikap melihat kerja sebagai
suatu hal yang luhur untuk eksistensi kemanusian maka etos kerja itu akan tinggi,
begitupun jika melihat kerja sebagai suatu hal tidak berarti dalam kehidupan,
pandangan dan sikap manusia terhadap kerja, maka etos kerja dengan sendirinya
menjadi rendah. Dalam kamus sosiologi, etos diartikan sebagai karakter umum dari
disimpulkan bahwa etos kerja adalah pandangan dan sikap terhadap kerja dimana
pandangan dan sikap itu merupakan jiwa dan semangat kerja yang dilandasi
sikap dasar yang terpancar dalam perilaku kehidupan atau sejumlah nilai – nilai
berhadapan dengan lingkungan sosial dimana ia berada dalam hal ini di lingkungan
sekolah.
Dari kata Etos ini dikenal juga dengan kata etika, etiket yang hampir
mendekati pada pendekatan akhlakatul nilai-nilai yang berkaitan dengan baik buruk
(moral), sehingga dalam etos tersebut terkandung gairah atau semangat yang amat
kuat untuk mengerjakan sesuatu secara optimal, lebih baik, dan bahkan berupaya
24
Ibid.h. 47
untuk mencapai kualitas kerja yang sesempurna mungkin. Dalam etos tersebut,
bahkan sama sekali tidak ada cacat dari hasil pekerjaannya. Sikap seperti ini dikenal
dengan ihsan sebagaimana Allah SWT menciptakan manusia dalam bentuk yang
paling sempurna. Senada dengan kata ihsan, didalam Al-Qur’an kita temukan
pula kata itqan yang berarti proses pekerjaan yang sangat sungguh-sungguh
qur’ani pasti akan menunjukan kerja yang bersikap dan berbuat serta menghasilkan
dengan setengah hati. Dengan etos kerja yang bersumber dari keyakinan al-qur’an
semacam keterpanggilan yangsangat kuat dari lubuk hatinya. Karena etos berkaitan
dengan nilai kejiwaan seseorang, hendaknya setiap pribadi muslim harus mengisinya
menunjukan kepribadian sebagai seorang muslim dalam bentuk hasil kerja serta
sikap atau prilaku yang menuju atau mengarah pada hasil yang lebih sempurna.
Etos juga mempunyai makna nilai moral adalah suatu pandangan batin
yang bersifat mendarah daging. Karena etos bukan sekedar kepribadian atau sikap,
melaikan lebih mendalam lagi dia adalah martabat, harga diri, dan jati diri
seseorang. Sebagai suatu kondisi internal, etos kerja menagndung beberapa unsur
25
Al-qur’an dan terjemahan
Dengan disiplin bekerja seorang pekerja akan selalu bekerja dalam pola-pola
Etos kerja muslim adalah semangat untuk menapaki jalan lurus. Didalam
hal mengambil keputusan pun, para pemimpin pemegang amanah termasuk para
hakim, harus berlandaskan kepada etos jalan lurus tersebut, sebagaimana Dawud
sewaktu ia diminta untuk memutuskan suatu perkara yang audil dan harus
didasarkan pada nilai-nilai kebenaran seperti dalam al-qur’an surat Shaad ayat 22
yang berbunyi :
نَا َعلَ ٰىxض ۖۡ َوا اَل تَخ ْ ُفَز َع ِم ۡنهُمۡۖ قَال ْ xُِإ ۡذ َد َخل
ُ ان بَ َغ ٰى بَ ۡع ۡ ف َخ
ِ َمxص ِ َوا َعلَ ٰى َدا ُوۥ َد فx
ۡ ق َواَل تُ ۡش ِط ۡط َو
٢٢ ٱه ِدنَٓا ِإلَ ٰى َس َوٓا ِء ٱلصِّ ٰ َر ِط ِّ ٱح ُكم بَ ۡينَنَا بِ ۡٱل َح
ۡ َض ف ٖ بَ ۡع
Artinya : ketika mereka masuk (menemui) Daud lalu ia terkejut karena
kedatangan) mereka. mereka berkata: "Janganlah kamu merasa takut; (Kami)
adalah dua orang yang berperkara yang salah seorang dari Kami berbuat zalim
kepada yang lain; Maka berilah keputusan antara Kamidengan adil dan janganlah
kamu menyimpang dari kebenaran dan tunjukilah Kami ke jalan yang lurus.
Didalam melaksanakan suatu pekerjaan akan terlihat cara dan motivasi
Bertanggung jawab atau tidak dan sebagainya. Cara seseorang menghayati dan
kelompok kerjanya. Oleh karena itu etos kerja seseorang dapat dipengaruhi oleh etos
kerja kelompoknya. Etos kerja adalah sesuatu yang bersifat abstarak, karena
didalam batin. Sikap itu bersumber dari nilai-nilai yang dianut, yaitu sesuatu yang
26
Abdul Hasyim, landasan pendidikan menjadi menjadi guru yang baik, bogor :
Ghalia
Indonesia, h. 87
27
Toto tasmara, membudayakan etos kerja islam, h. 1
berupa benda, karya atau pelayanan kepada masyarakat, tujuan yang hendak
dicapai bukn hanya berkaitan dengan fisik saja tetapi juga berhubungan dengan
mental seperti pengakuan diri, mental, prestasi, dll. Makna bekerja bagi seorang
aset, pikir, dan zikirnya untuk mengaktualisasikan atau menampakkan arti dirinya
sebagai hamba Allah yang harus menundukan dunia dan menempatkan dirinya
sebagai bagian dari masyarakat yang terbaik atau dengan kata lain hanya bekerja
belaka atau bekerja jangan diartikan sebgai setara atau ekuivalen dengan
bekerja secara formal bagaikan seorang pegawai swasta yang kemudian merasa
mempuyai tujuan untuk memenuhi kebutuhan tertentu dan didalam mencapai tujuan
tersebut dia berupaya dengan penuh kesungguhan untuk mewujudka prestasi yang
tiga aspek :
Bekerja adalah aktifitas sosial yang memberikan isi dan makna pada
manusia. Kerja juga merupakan aktifitas dasar yang paling penting bagi individu,
karena memberikan kesenangan dan arti tersendiri bagi kehidupan terutama orang
yang sehat jasmani maupun rohani. Kerja juga memberikan status sosial bagi
seseorang, sekaligus mengikat dirinya dengan pribadi lain, karena setiap individu
28
Ibid, h.10
harus bekerja sama dengan orang lain.29 Situasi bekerja dalam masyarakat modern
yang membangun karya-karya besar. Dalam situasi kerja sedemikian ini selulu
Dari uraian diatas jelas bahwa etos kerja adalah adalah hal penting
dimiliki oleh setiap pemimpin yang pada akhirnya berujung pada budaya kerja yang
dimiliki pemimpin. Apabila pemimpin telah memiliki budaya kerja maka tidak ada
etos kerja adalah semangat kerja, pola pikir yang mewujudkan seseorang
menjadi berprilaku yang berkualitas . kerja adalah segala aktifitas dinamis yang
kerja adalah totalitas atau keseluruhan sikap invidu atau kelompok serta cara
melaksanakan tugas.
menyatakan bahwa Kepala Sekolah adalah guru yang diberi tugas tambahan sebagai
kepala sekolah. Ini berarti kepala sekolah adalah guru terbaik di sekolah itu
sehingga diberi tugas tambahan sebagai kepala sekolah karena dipandang cakap
dan mampu untuk itu. Untuk dapat mencapai keberhasilan sekolah yang
dipimpinnya harus mempunyai etos kerja yang dilandasi dengan kerja keras,
disiplin, tanggung jawab, rasa bangga terhadap profesi, kemauan atau kesediaan
29
Kartini kartono, pemimpin dan kepemimpinan, jakarta : PT. Grafindo persada,
h. 10
30
Hamzah ya’qub,etos kerja islami,jakarta: cv. Pedoman ilmu jaya, h,75
2. Indikator Etos Kerja
a. Kerja keras
dilahirkan dalam tingkah laku tidak merasa puas hanya sekedar apa yang ada
dapat disimpulkan bahwa kerja keras merupakan sikap atau tingkah laku
kesungguhan dalam melaksanakan tugas dan tidak merasa cepat puas hanya
sekedar apa yang ada. Supriadi mengemukakan bahwa kerja keras akan dapat
mencapai apa yang disebut satori atau tingkat berfikir tertinggi. Di sisi lain juga
b. Disiplin
ketentuan yang ada. Adapun disiplin menurut Menurut Imam Barnadib adalah
menyangkut pengawasan diri atau self control atau pengendalian diri agar
perilaku tidak menyimpang dari nilai, norma, atau aturanaturan yang telah
disiplin adalah suatu sikap yang menunjukkan kesediaan nutuk menepati atau
mematuhi dan mendukung ketentuan, tata tertib, peraturan, nilai, serta kaidah
yang berlaku. Jadi, disiplin kerja adalah berkaitan dengan penguasaan diri
aturan atau tata tertib, nilai serta kaidah yang berlaku di lingkungan kerjanya.
31
Ibid, h.13
guru dan murid. Sehingga para anggota sekolah dapat bekerjasama
pimpinan sekolah.
c. Tanggung jawab
meliputi: (1) Program pengajaran; (2) Sumber daya manusia; (3) Sumber daya
yang bersifat fisik; (4) hubungan kerja sama antara kepala sekolah dengna
berkualitas dan tidak sampai menurunkan perasaan bangganya itu. Pekerja yang
yang ketat dalam bekerja karena hadiahnya adalah rasa bangga terhadap hasil
karya atau hasil kerjanya. Komitmen dari rasa bangga terhadap profesi adalah
tanggung jawab individul dan inisiatif individual. Kedua aspek ini menurut
kuat dari rasa bangga terhadap profesi seingga dapat diukur dari kedua
aspek ini.
Seseorang yang memiliki etos kerja, akan terlihat pada sikap dan tingkah
lakunya dalam bekerja. Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri etos kerja33:
32
Kamus besar bahasa indonesia, h, 106
33
Sinamo, Jansen. 2011. Delapan Etos Kerja Profesional. Jakarta: Institut Mahardika. h. 33
a. Kecanduan terhadap waktu.
Salah satu esensi dan hakikat dari etos kerja adalah cara seseorang
waktu adalah netral dan terus merayap dari detik ke detik dan dia pun sadar
kerja adalah nilai keihklasan. Karena ikhlas merupakan bentuk dari cinta, bentuk
kasih sayang dan pelayanan tanpa ikatan. Sikap ikhlas bukan hanya output dari
cara dirinya melayani, melainkan juga input atau masukan yang membentuk
c. Memiliki kejujuran.
Kejujuran pun tidak datang dari luar, tetapi bisikan kalbu yang terus
menerus mengetuk dan membisikkan nilai moral yang luhur. Kejujuran bukanlah
d. Memiliki komitmen.
sebuah tekad, keyakinan, yang melahirkan bentuk vitalitas yang penuh gairah.
a. Agama.
Pada dasarnya agama merupakan suatu sistem nilai yang akan mempengaruhi
dan bertindak seseorang tentu diwarnai oleh ajaran agama yang dianut
b. Budaya.
Sikap mental, tekad, disiplin, dan semangat kerja masyarakat juga disebut sebagai
etos budaya dan secara operasional etos budaya ini juga disebut sebagai etos
kerja. Kualitas etos kerja ini ditentukan oleh sistem orientasi nilai budaya
c. Sosial Politik.
Tinggi rendahnya etos kerja suatu masyarakat dipengaruhi oleh ada atau tidaknya
d. Kondisi Lingkungan/Geografis.
lingkungan tersebut.
e. Pendidikan.
f. Struktur Ekonomi.
Tinggi rendahnya etos kerja suatu masyarakat dipengaruhi oleh ada atau tidaknya
masyarakat untuk bekerja keras dan menikmati hasil kerja keras mereka dengan
penuh.
g. Motivasi Intrinsik Individu.
Individu yang akan memiliki etos kerja yang tinggi adalah individu yang
bermotivasi tinggi. Etos kerja merupakan suatu pandangan dan sikap yang
Etos kerja yang positif secara pasti akan menunjukkan kaitan yang sangat
erat antara modal organisasi dengan nilai kepercayaan untuk mencapai visi dan
misi secara konsisten melalui norma-norma nilai kerja yang menciptakan suasana
memerlukan fleksibilitas yang tinggi dengan budaya kerja "high trust". Tujuannya
adalah untuk membangun kredibilitas yang memberikan rasa percaya kepada setiap
orang, bahwa budaya kerja organisasi dikerjakan dengan etos kerja yang terukur
dalam sebuah sistem, prosedur, dan kebijakan yang memiliki tingkat keperdulian
sosial bisnis untuk secara konsisten mampu memberikan nilai-nilai kebutuhan para
Etos kerja yang baik berasal dari hasil kesadaran sebuah organisasi untuk
secara tulus menggali semua potensi positifnya dalam rangka memberikan nilai-nilai
terbaiknya kepada para stakeholder. Jangan pernah berpikir untuk meniru etos kerja
budaya lain, sebab etos kerja itu ada di dalam DNA sebuah organisasi yang secara
fundamental telah dipengaruhi oleh etos kerja sang penggagas pendiri organisasi
melalui visi, misi, etika, budaya, serta cara berpikir dan bertindak sang
pendiri tersebut.
etos kerja yang menjadi favorit Anda, maka pastikan bahwa organisasi Anda
mampu melewati masa-masa kritis akibat perubahan jati diri lama kedalam jati diri
yang Anda harapkan. Kekuatan aura sang pendiri organisasi akan tetap terasa
34
Ibid, h. 56
berbudaya etos kerja baru yang lebih dinamis dan kreatif. Etos kerja sebenarnya
mengajarkan kepada setiap sumber daya manusia untuk secara tulus dan ikhlas dari
contoh teladan dari perilaku etos kerja yang ingin dimiliki oleh organisasi tersebut.
Mengundang para coach dari luar organisasi untuk belajar nilai-nilai positif secara
besar bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam menggali etos kerja
Etos kerja adalah suara hati yang tulus dan ikhlas dari setiap sumber daya
manusia organisasi untuk mau bekerja keras tanpa pamrih dalam memberikan
pelayanan terbaik yang lebih kepada setiap orang tanpa terkecuali. Etos kerja yang
menjalankan misi dan visi organisasi mereka dengan nilai-nilai positif yang tidak
dapat dikompromikan lagi. Nilai positif berarti setiap pikiran dan tindakan selalu
Bisnis, organisasi, dan sejenisnya ada hanya dengan satu tujuan mulia yaitu
keterampilan, teknologi, dan keinginan untuk selalu berbuat baik. Etos kerja juga
harus memiliki kebiasaan-kebiasaan yang menjadi budaya rutin yang efektif dalam
stakeholder.
Semua prinsip positif pelayanan wajib dihayati secara optimal oleh semua
pimpinan dan staf organisasi tanpa terkecuali. Setiap stimulus benih-benih positif
kedalam pikiran sumber daya manusia akan menghasilkan respons etos kerja yang
nafkah kehidupan Anda, bersifat sosial yang membantu tanpa pamrih dengan
uang, atau hanya bersifat hobi yang melakukan pekerjaan sebagai kebahagian
hidup. Apapun yang Anda lakukan, pastikan Anda mengerjakannya dari hati
terdalam yang tulus dan ikhlas, serta pikiran positif dengan segala kerendahan hati
dan perilaku. Jangan sekalipun bekerja oleh sebab terpaksa, etos kerja yang baik
tidak akan lahir dari orang-orang yang merasa pekerjaan yang dilakukannya
adalah karena terpaksa oleh dorongan kebutuhan ekonomi atau kebutuhan lain yang
tidak dikehendakinya.
Belajar dan belajarlah selalu untuk merubah diri Anda dari pribadi tanpa
etos kerja menjadi pribadi yang unik, spesial, dan kaya akan etos kerja berkualitas
tinggi. Semua hal baik itu akan menjadi milik Anda bila Anda belajar, melatih,
dan menyadari bahwa semua kerja keras Anda dan hidup Anda adalah untuk
memberikan pelayanan terbaik kepada diri Anda, keluarga Anda, organisasi Anda,
Apa pun pekerjaan kita, entah pengusaha, pegawai kantor, sampai buruh
kasar sekalipun, adalah rahmat dari Allah SWT. Anugerah itu kita terima tanpa
syarat, seperti halnya menghirup oksigen dan udara tanpa biaya sepeser pun.
Bakat dan kecerdasan yang memungkinkan kita bekerja adalah anugerah. Dengan
bekerja, setiap tanggal muda kita menerima gaji untuk memenuhi kebutuhan
hidup sehari-hari. Dengan bekerja kita punya banyak teman dan kenalan, punya
kesempatan untuk menambah ilmu dan wawasan, dan masih banyak lagi. Semua
35
Simamora, delapan etos kerja profesional, jakarta : institut mahasrdika, h. 29
itu anugerah yang patut disyukuri. Sungguh kelewatan jika kita merespon semua
sedangkan khianat itu mendatangkan kemiskinan". Etos ini membuat kita bisa
bekerja sepenuh hati dan menjauhi tindakan tercela, misalnya korupsi dalam
berbagai bentuknya.
Jika pekerjaan atau profesi kita disadari sebagai panggilan, kita bisa
berucap pada diri kita sendiri, "I'm do my best!" Dengan begitu kita tidak akan
2) Kejujuran
3) Disiplin
sebelum Anda
6) Menuntut terlalu banyak untuk menerima imbalan yang besar karena kerja
Meski kadang membuat kita lelah, bekerja tetap merupakan cara terbaik
untuk mengembangkan potensi diri dan membuat kita merasa "ada". Bekerja jauh
diniatkan dan berorentasi ibadah kepada Allah SWT. Dengan kata lain, setiap
aktivitas yang kita lakukan hakikatnya mencari keridhaan Allah semata. Setiap
sehingga bagi seorang muslim aktivitas bekerja juga mengandung nilai ibadah.
Kesadaran ini pada gilirannya akan membuat kita bisa bekerja secara ikhlas,
dan materi pekerjaan kita seperti komputer, kertas, pena, suara, ruangan, papan
tulis, meja, kursi, atau apapun alat materi kerja kita. Materi kerja di atas diolah
secara kreatif dan imajinatif dalam peristiwa kerja dengan memanfaatkan tidak
Karena tidak semua orang bisa diberi kepercayaan untuk melakukan suatu
pekerjaan seperti yang Anda terima saat ini. Kerja bukanlah masalah uang
semata, namun lebih mendalam mempunyai sesuatu arti bagi hidup kita. Kadang
mata kita menjadi "hijau" melihat uang, sampai akhirnya melupakan apa arti
pentingnya kebanggaan profesi yang kita miliki. Bukan masalah tinggi rendah
atau besar kecilnya suatu profesi, namun yang lebih penting adalah etos kerja,
dalam arti penghargaan terhadap apa yang kita kerjakan. Sekecil apapun yang
kita kerjakan, sejauh itu memberikan rasa bangga di dalam diri, maka itu akan
memberikan arti besar. Seremeh apapun pekerjaan kita, itu adalah sebuah
kehormatan. Jika kita bisa menjaga kehormatan dengan baik, maka kehormatan
Apa pun pekerjaan kita, pedagang, polisi, bahkan penjaga mercu suar, semuanya
keinginan yang kuat untuk melakukan sesuatu tanpa paksaan dan dilaksanakan.36
sesuatu yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi sebagai kepala sekolah.
Penjelasan ini dipandang penting, karena terdapat beberapa istilah untuk menyebut
sekolah (school leader), manajer sekolah (school manajer), dan sebagainya.37 Seorang
kepala sekolah harus mempunyai kriteria atau kualifikasi umum sebagai seorang kepala
sekolah, yaitu:
mengendalikan kegiatan kelompok, organisasi atau lembaga dan menjadi juru bicara
kelompok. Dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsinya, terutama dalam rangka
36
Ibid, h, 30
37
Dirawat, Pengantar Kepemimpinan Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional, 1986), h.71
38
Ibid, h. 65
memberdayakan masyarakat dan lingkungan sekitar, kepala sekolah dituntut untuk
terkait, dan,
diperlukan.
bersama adalah pemimpin, namun individu yang mampu memberi sumbangan yang lebih
besar terhadap perumusan tujuan serta terhimpunnya suatu kelompok di dalam kerja
a. Pengelolaan Pengajaran
antara lain:
pengajaran,
pelajaran.
b. Pengelolaan Kepegawaian
c. Pengelolaan murid
sebagainya.
melengkapi yang berupa antara lain gedung (ruangan sekolah), lapangan tempat
klasikal dan alat peraga, perpustakaan sekolah, alat-alat permainan dan rekreasi,
e. Pengelolaan Keuangan
staf sekolah, urusan penyelenggaraan otorisasi sekolah, urusan uang sekolah dan
uang alat-alat murid-murid, usaha-usaha penyediaan biaya bagi penyelenggaraan
program dan kegiatan pendidikan pengajaran untuk dapat menciptakan situasi belajar
tujuan pendidikan pengajaran yang hendak dicapai dan hubungan antara aktivitas
2. Membimbing guru-guru agar mereka dapat memahami lebih jelas tentang persoalan-
3. Menyeleksi dan memberikan tugas-tugas yang paling cocok bagi setiap guru sesuai
mengembangkan hubungan kerja sama yang baik antara sekolah dengan masyarakat
guna mewujudkan sekolah yang efektif dan efisien. Hubungan yang harmonis ini akan
40
Dirawat, Op Cit, h. 84
41
Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan,
Bandung: Remaja
Rosdakarya,2002), h. 95
lembaga-lembaga, saling membantu antara sekolah dan masyarakat karena
mengetahui manfaat dan pentingnya peranan masing-masing, dan kerja sama yang
erat antara sekolah dengan berbagai pihak yang ada di masyarakat dan mereka merasa
ikut bertanggung jawab atas suksesnya pendidikan di sekolah. Kepala sekolah juga tidak
saja dituntut untuk melaksanakan berbagai tugasnya di sekolah, tetapi ia juga harus
mampu menjalin hubungan kerja sama dengan masyarakat dalam rangka membina
pribadi peserta didik secara optimal. Kepala sekolah dapat menerima tanggung jawab
tersebut, namun ia belum tentu mengerti dengan jelas bagaimna ia dapat menyumbang ke
Cara kerja kepala sekolah dan cara ia memandang peranannya dipengaruhi oleh
bertindak sebagai wasit, pemegang tanggung jawab, sebagai seorang pencipta, dan
luar organisasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam suatu situasi dan
42
Purwanto, Op Cit, h 65
Syaiful Sagala, Supervisi
43
Pembelajaran dalam Profesi Pendidikan
(Bandung: Alfabeta, 2010) , h. 124
mempengaruhi perilaku orang lain di dalam kerjanya dengan menggunakan
kependidikan lain untuk mencapai tujuan yang ditetapkan pihak sekolah. Tujuan
akan tercapai jika kepala sekolah mau dan mampu membangun komitmen dan
secara tepat dan fleksibel, disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan yang ada.45
apa yang dikemukakan oleh Siagian bahwa arah yang hendak ditempuh oleh
44
Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2009), h. 88
45
Daryanto, Kepala Sekolah sebagai Pemimpin Pembelajaran (Yogyakarta:
Gava Media, 2011), h. 32
46
Sondang P. Siagian, Manajemen Stategik (Jakarta: PT. Bumi Aksara,1994),h.
46.
memperoleh pengetahuan, ketrampilan, dan nilai-nilai yang diperlukan untuk
menjadi orang dewasa yang sukses dalam menghadapi masa depan yang belum
berbagi pendapat atau urun rembug dalam merumuskan visi dan misi
sekolahnya, dan dia juga selalu menjaga agar visi dan misi sekolah yang
yang berlaku.
berlangsung di sekolah.
47
Daryanto, Kepala Sekolah..., h. 67
5) Kepala sekolah berperan sebagai fasilitator sehingga dengan berbagai cara
merupakan bekal utama kepala sekolah agar dapat menjelaskan kepada guru,
staf, dan pihak lain serta menemukan strategi yang tepat untuk mencapainya.
pengetahuan yang luas tentang bidang tugasnya maupun bidang yang lain
yang terkait.
pemecahannya.49
atas, maka tujuan pendidikan akan dapat dicapai sesuai yang direncanakan. Oleh
manajemen.
48
Ibid., h. 68
49
Jamal Ma’mur Asmani, Tips Aplikasi Manajemen Sekolah (Jogjakarta: Diva
Press, 2012), h. 185-186.
b. Kepala Madrasah Sebagai Motivator
ruang TU, ruang kelas, lab, BK, OSIS, perpustakaan, UKS, dan sebagainya;
antara lain:
1) Para tenaga kependidikan akan bekerja lebih giat apabila kegiatan yang
2) Tujuan kegiatan perlu disusun dengan jelas dan diinformasikan kepada para
3) Para tenaga kependidikan harus selalu diberitahu tentang hasil dari setiap
pekerjaannya.
50
Arifin M, Peran dan Motivasi Kerja(Yogyakarta:Teras, 2010), h. 28.
51
Marno dan Triyo Supriyatno, Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan
Islam (Bandung: Reika Aditama, 2008), h. 22.
52
Jerry H. Makawimbang, Kepemimpinan Pendidikan..., h. 87-88
5) Usahakan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kependidikan dengan jalan
penghargaan.53
dan rasa kebersamaan untuk mencapai produktifitas kerja yang sesuai dengan
yang sifatnya membantu guru atau melayani guru agar dapat memperbaiki,
menyediakan kondisi belajar murid yang efektif dan efisien demi pertumbuhan
pendidikan.54
mengajar. Untuk itulah kepala sekolah perlu memahami program dan strategi
kesulitan. Bantuan yang diberikan oleh kepala sekolah kepada guru dapat berupa
53
E. Mulyasa, Menjadi Kepala..., h. 121-122
54
Luk-luk Nur Munfidah, Supervisi Pendidikan (Yogyakarta: Teras, 2009), h. 10.
bantuan dukungan fasilitas, bahan-bahan ajar yang diperlukan, penguatan
2) Ciptakan hubungan yang bersifat manusiawi yang bersifat interaktif dan rasa
kesejawatan.
3) Ciptakan suasana yang bebas dimana setiap orang bebas dan berani
4) Obyek kajian adalah kebutuhan guru yang riil, tentunya yang mereka alami.
dan diperbaiki.56
55
Syaiful Sagala, Supervisi Pembelajaran. h. 134
56
Muhtar dan Iskandar, Orientasi Baru Supervisi Pendidikan (Jakarta: Gaung
Persada Pers,
2009), h. 62
57
E. Mulyasa, Menjadi Kepala..., h. 113-114
akhirnya meningkatkan proses belajar mengajar dan hasil akhir supervisi akan
organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.58 Maka peran
K
epala madrasah sebagai manajer mempunyai 4 tugas penting, yaitu
58
E. Mulyasa, Menjadi Kepala...,h. 103
59
Daryanto, Kepala Sekolah..., h.31
60
Jerry H. Makawimbang, Kepemimpinan Pendidikan..., h. 83
Secara lebih rinci tugas kepala sekolah/madrasah sebagai manajer dapat
kepegawaian.64
61
Jamal Ma’mur Asmani, Tips Aplikasi..., h. 184-185
62
E. Mulyasa, Menjadi Kepala..., h. 107
63
Jerry H. Makawimbang, Kepemimpinan Pendidikan..., h. 84
64
Ngalim Purwanto, Adminstrasi..., h. 112
K
arena kegiatan administratif adalah kegiatan kelompok yang akan
standard yang ditentukan menjadi sangat penting bagi sekolah sebagai lembaga.
Untuk menjamin kualitas kinerja terus meningkat, maka kepala sekolah dengan
interaksi antar personel, kegiatan rutin, budaya kerja dan sebagainya merupakan
hal yang penting dirawat dan senantiasa menjadi perhatian kepala sekolah.65
Poerbakawatja dan Harahap seperti dikutip Syaiful Sagala antara lain adalah:
5) Membuat laporan untuk atasan, yang berarti bahwa pimpinan dan para
sebagai pimpinan harus memiliki kinerja yang baik dalam menjalankan tugasnya
dengan beberapa aspek antara lain produktivitas dalam memimpin, kualitas dan
sekolah.
a. Produktivitas Pemimpin
kata jamaknya a’maal, yang mana kata tersebut berasal dari sebuah kata kerja
Beberapa kata lain yang bisa dimaknai “bekerja” menurut eramuslim.com antara
telah kita bahas dalam paragraph pertama tadi, yaitu bekerja. Jadi, bisa kita
Al-qur’an merupakan sesuatu konsep yang sangat penting. Adapun ayat – ayat
yang membahas mengenai produktivitas antara lain adalah : Q.S An-Nisa’ ayat
95:
“berjihad” dalam ayat tersebut cenderung dekat dengan kata “berperang”, atau
dengan kata lain bahwa jihad itu diartikan perang secara fisik. Akan berbeda
‘berjihad” dalam ayat tersebut akan mempunyai makna yang lebih luas dan
diartikan “bekerja”, seperti yang telah kita bahas diawal paragraph artikel ini.
Makna bekerja disini bukan dalam arti bekerja saat terjadi peperangan, tetapi
bekerja dalam arti yang sangat luas, sebagai contoh misalnya; bekerja untuk
mencari nafkah bagi keluarga kita. Dengan catatan, bahwa proses bekerja yang
b. Kualitas Pemimpin
bahwa secara hakekatnya manusia adalah makhluk yang unggul secara kualitas
manusia sebagai khalifah di bumi ini. Akan tetapi ada sebuah pra syarat atau
condition sine qua non agar manusia dikatakan manusia yang unggul. Seperti
Selain itu, Allah SWT juga berfirman dalam surat Al-Mujadalah ayat 11:
adalah bahwa manusia akan lebih berkualitas hidupnya ketika dia beriman
dan berilmu. Apabila kita breakdown lagi mengenai ayat yang terkait
Poin penting yang dapat kita ambil dari kedua ayat diatas adalah bahwa
merupakan sesuatu yang sangat penting sekali. Karena apabila manusia tidak
AH. Sanaky). Atau dengan kata lain semua itu terjadi ketika kualitas hidup
manusia berada pada titik terendah. Ini disebabkan oleh tidak dipenuhinya salah
c. Inovasi Pemimpin
Didalam ajaran agama Islam sering sekali kita mendengar kata ‘hijrah’.
Contohnya, bagaimana kisah Nabi Muhammad yang berhijrah dari kota Mekkah
ke kota Madinah. Menjadi suatu yang urgen untuk kita memahi makna dari
membaharui hidup dalam segala aspek pada kondisi hasil karya hari ini lebih
baik dari kemarin dan esok harus lebih baik dari hari ini. Jadi, makna hijrah
SWT
dijalan yang lurus, dijalan yang diridhoi oleh Allah SWT, salah satu caranya
Baqarah 218, Allah juga berfirman dalam kitabnya QS At Taubah ayat 20,
ِهمۡ َأ ۡعظَ ُمxَأمۡ ٰ َولِ ِهمۡ َوَأنفُ ِسxِبِي ِل ٱهَّلل ِ بxوا فِي َس
ْ ُوا َو ٰ َجهَ ُد
ْ هَاجر
َ وا َوx ْ xُين َءا َمنَ ٱلَّ ِذ
ٓ
٢٠ ون َ َد َر َجةً ِعن َد ٱهَّلل ۚ ِ َوُأ ْو ٰلَِئ
َ ك هُ ُم ۡٱلفَٓاِئ ُز
Artinya : “Orang-orang yang beriman (suci dari kesyirikan) dan
berhijrah (berinovasi) serta berjuang dijalan Allah dengan harta dan jiwanya,
mereka itu mendapat derajat yang tinggi disisi Allah, dan mereka itulah orang-
orang yang akan menjadi pemenang.
Ayat ini memiliki implikasi penting bahwa apabila manusia ingin
mendapatkan derajat yang tinggi dimata Allah SWT dan menjadi pemenang atau
pemimpin dalam hidup ini salah satu caranya manusia harus memiliki sikap
mental dan melakukan inovasi dalam Benang merah yang dapat kita tarik dari
ketiga ayat yang kami sebutkan diatas adalah bahwa inovasi adalah sesuatu yang
sangat urgen dalam Islam, karena inovasi akan menentukan eksistens hidup
manusia.
d. Sustainability Pemimpin
Al-Qur’an.
kami sangat relevan dengan kasus ini. Firman Allah SWT dalam QS An-Nisa’
ayat 40,
Allah akan melipatgandakan pahala yang diberikannya. Atau dengan kata lain,
bahwa pahala yang kita miliki akan semakin berkembang. Dengan semakin
lebih baik. Sedangkan proses inovasi akan tercapai apabila proses kualitas dan
tingkat produktivitas yang dimiliki manusia telah mencukupi, atau dengan kata
Begitu halnya juga dengan meningkatkan kinerja perlu upaya baik dari guru
ِر ٱهَّلل ۗ ِ ِإ َّن ٱهَّلل َ اَل يُ َغيِّ ُرx ۡونَهۥُ ِم ۡن َأمxxُت ِّم ۢن بَ ۡي ِن يَ َد ۡي ِه َو ِم ۡن َخ ۡلفِ ِهۦ يَ ۡحفَظٞ َلَهۥُ ُم َعقِّ ٰب
ُوا َما بَِأنفُ ِس ِهمۡۗ َوِإ َذٓا َأ َرا َد ٱهَّلل ُ ِبقَ ۡو ٖم س ُٓوءٗ ا فَاَل َم َر َّد لَ ۚۥهُ َو َما ْ َما ِبقَ ۡو ٍم َحتَّ ٰى يُ َغيِّر
67
Depag RI., Op. Cit., h. 337
68
Ibid, h. 139
Istilah kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance
(prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Sehingga
dapat didefinisikan bahwa kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas
yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
yang ingin dicapai, prestasi yang diperlihatkan dan kemampuan seseorang .70
pekerjaannya yang didelegasikan dari atasan dengan efektif dan efisien.71 Lebih
bahwa kinerja sebagai prestasi kerja dari periaku.72 Prestasi kerja itu ditentukan
oleh kemampuan bekerja, baik erhadap cakupan kerja maupun kualitas kerja
secara menyeluruh.
Pertama, tugas dalam bidang profesi. Guru merupakan suatu profesi yang
memerlukan keahlian khusus, jenis pekerjaan ini tidak dapat dilakukan oleh orang
yang tidak memiliki kapabelitas di bidang pendidikan. Tugas guru sebagai profesi
dan melatih.
69
A.A. Anwar Prabu Mangkunenara, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, (Bandung:
Rosdakarya, 2004), h. 67
70
Wjs. Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta: Departemen Pendidikan Dan
Kebudayaan, 1988), h. 56
71
Handari Nawawi, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Pt . Gunung Agung, 1996), h. 34
72
Gibson J.L., Dan Ivan Ceviche, Organisasi Dan Manajemen, Terjemahan: Sulistiyo, ( Jakarta:
Erlangga, 1993), h. 28
73
Moh. User Usman , Manajemen Guru Professional, ( Bandung: Pt. Remaja Rosdakarya, 2006),
h.16
Kedua, tugas kemanusiaan. Tugas guru dalam bidang kemanusiaan adalah
menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua dari siswa. Ia harus mampu menarik
simpati sehingga dapat menjadi panutan para siswanya. Pelajaran apapun yang
diberikannya hendaknya dapat dijadikan motivasi bagi siswa dalam belajar. Bila
seorang guru dalam penampilannya sudah tidak menarik, maka kegagalan pertama
adalah ia tidak dapt menanamkan benih pengajarannya itu kepada para siswa.
guru pada tempat yang lebih terhormat di lingkungannya, karena dari seorang
manusia seutuhnya. Tugas guru sebagai pendidik dan pengajar dimaksudkan unuk
membantu orang tua dalam memenuhi kebutuhan untuk memberi bekal pada
kelak.
potensi individu dari masing –masing siswa yang menjadi anak didiknya.
kinerja guru. Karena guru bergerak di bidang pendidikan dan pengajaran tersebut.
Dengan demikian kinerja guru dapat dilihat dari perbuatan atau kegitan belajar
mengajar di dalam kelas, seperti yang dikemukakan oleh Roman J. Aldag dan
kelas.74
Menurut Suryo Subroto yang dimaksud dengan kinerja guru adalah proses
belajar mengajar adalah kesanggupan atau kecakapan para guru dalam
menciptakan suasana komunikasi yang edukatif dan psikomotorik sebagai uapaya
74
Rohman J. Aldag And Timothy Stearns, Manajemen, ( Chicago: South Westerm Publishing Co.,
1987), h. 77
mempelajari suatu berdasarkan perencanaan sampai dengan tahap evaluasi dan
tindak lanjut agar mencapai tujuan pengejaran.75
Kinerja guru dapat diartikan sebagai prestasi kerja guru untuk meraih
prestasi antara lain ditentukan oleh kemampuan dan usaha. Prestasi kerja guru
dapat dilihatdari seberapa jauh guru tersebut telah menyelesaikan tugasnya dalam
dapat diartikan pula sebagai suatu pencapaian tujuan dari guru itu sendiri maupun
tujuan pendidikan dan pengajran dari sekolah di tempat guru tersebut mengajar.
atau rendah.
Dengan demikian yang dimaksud dengan kinerja guru dalam tesis ini
yang bermutu, meliputi aspek: kesetiaan dan komitmen yang tingggi pada tugas
administrasi pengajaran.
75
Suryo Subroto, Proses Belajar Mengajar, ( Jakarta: Rineka Cipta, 1997), h.3
Payiman J.Simanjuntak dalam bukunya Manajemen dan Evaluasi kinerja .
a. Kompetensi Individu
(tujuan kerja).78
motivasi dan etos kerja dipengaruhi oleh latar belakang keluarga, lingkungan
masyarakat, budaya dan nilai nilai agama yang dianutnya. Seseorang yang
76
Payaman J. Simanjutak, Manajemen Dan Evaluasi Kinerja, ( Jakarta: LPFE UI, 2005), h.10-13
77
A.A. Anwar Prabu Mangkunegara, Lo. Cit.,
78
Ibid, h. 68
David C.McCLalland dalam mangkunegara berpandapat bahwa ada
hubungan yang positiv antara motivasi berprestasi dengan pencapaian kinerja.
Menurutnya ada 6 (enam) karakterrstik dari pegawai yang memiliki motivasi
brprestasi tinggi; pertama memiliki tanggung jawab pribadi yang tinggi .
kedua, brani mengambil resiko. Ketiga,memliki tujuan yang realistis.
Keempat, memilikin rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk
merealisasikan tujuannya. Kelima, memanfaatkan umpan balik (feed back)
yang konkret dalam seluruh kegiatan kerja yang dilakukannya. Keenam,
mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah
diprogramkan.79
b. Dukungan organisasi
kerja.
c. Dukungan manajemen
pemimpin baik dengan membangun sistem kerja dan hubungan yang aman
1) Kemampuan pribadi
a) Mengenbangkan kepribadian
b) Berinteraksi dan berkomunikasi
c) Melaksanakan administrasi pendidikan
d) Melaksanakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran82
2) Kemampuan profesional
a) Menguasai bahan
b) Mengelola program belajar mengajar
c) Mengelola kelas
d) Menggunakan sumber media pengajaran
e) Menguasai landasan pendidikan
f) Mengelola interaksi belajar mengajar
g) Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran
h) Mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan penyuluhan
i) Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah
j) Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil penelitian
pendidikan untuk keperluan pengajaran.83
kegiatan belajar mengajar dan hasil belajar siswa karena proses belajar
81
Cece Wijaya Dan A. Tabrani Rusyana, Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses Belajar
Mengajar, ( Bandung: Remaja Rosda Karya), H. 21
82
Moh. User Usman, Op. Cit., h. 16-17
83
Cece Wijaya, Op. Cit, h 16-17
mengajar dan hasil belajar yang diperoleh oleh siswa tidak hanya
ditentukan oleh sekolah. Pola dan struktur serta isi kurikulumnnya juga
membimbing siswanya.
3) Kemampuan Sosial
b) Bersikap simpatik
4) Kemampuan Pedagogik
yang dimilikinnya.
harus memilih suatu cara yang paling tepat untuk dapat meningkatkan kinerja
semaksimal mungkin. Pola seperti ini pun berlaku dalam organisasi pendidikan.
memungkinkan dia untuk bekerja lebih produktif dari pada orang lain yang
cakrawala atau pandangan yang lebih luas hingga mampu untuk bekerja
mengandung gizi yang cukup. Seseorang yang dalam keadaan sehat atau
tinggi.
c. Motivasi internal
84
John Suprihanto, Manajemen Sumber Daya Manusia II,( Jakarta: Karunika UT, 1997), H. 22-28
Motivasi merupakan proses untuk mencoba mempengaruhi
dilakukan.
d. Kesempatan kerja
dan keterampilan pekerja(the right man on the right place). Ketiga, adanya
f. Kebijaksanaan Pemerintah
moneter, fiskal, distribusi dan lain-lain. Pola ini juga ada dalam kinerja
dilakukan,meliputi:
1) Gaji yang cukup
Kemampuan guru (APKG). Alat penilaian penilaian guru, meliputi: (1) rencana
pembelajaran (teaching plants and matrials) atau disebut dengan RPP (Rencana
guru dapat dilihat dari cara atau proses penyusunan program kegiatan
1) Identitas Silabus
2) Standar Kompetensi(SK)
3) Kompetensi Dasar(KD)
4) Materi Pembelajaran
5) Indikator
6) Alokasi Waktu
7) Sumber Pembelajaran
istilah RPP, yang merupakan penjabaran lebih rinci dan spesifik dari silabus,
1) Identitas RPP
2) Standar Kompetensi(SK)
3) Kompetensi Dasar(KD)
4) Indikator
5) Tujuan pembelajaran
6) Materi pembelajaran
7) Metode pembelajaran
8) Langkah-langkah pembelajaran
9) Sumber pembelajaran
10) Penilaian
yang ditandai oleh adanya kegiatan pengelolaan kelas, penggunaan media dan
tugas tersebut merupakan tugas dan tanggung jawab guru yang secara optimal
1. Pengelolaan Kelas
sumber belajar. Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
memahami buku teks, seorang guru juga harus berusaha mencari dan
menggunakan media yang sudah tersedia seperti media cetak, media audio,
dan media audio visual. Tetapi kemampuan guru disini lebih ditekankan
kenyataan dilapangan guru dapat memanfaatkan media yang sudah ada (by
utilization) seperti globe, peta, gambar, dan sebagainya, atau guru dapat
sebagainya.
sudut, namun yang penting bagi guru metode manapun yang digunakan
harus jelas tujuan yang akan dicapai”. Karena siswa memiliki interes yang
c. Evaluasi/Penilaian Pembelajaran
juga proses pembelajaran yang telah dilakukan. Pada tahap ini seorang guru
evaluasi.
dan Penilain Acuan Patokan (PAP). PAN adalah cara penilaian yang tidak
selalu tergantung pada jumlah soal yang diberikan atau penilaian dimaksudkan
kelas. Siswa yang paling besar skor yang didapat dikelasnya, adalah siswa
yang memiliki kedudukan tertinggi dikelasnya. Sedangkan PAP adalah cara
penilain, dimana nilai yang diperoleh siswa tergantung pada beberapa jauh
tujuan yang tercermin dalam soal-soal tes yang dapat dikuasai siswa. Nilai
tertinggi adalah nilai sebenarnya berdasarkan jumlah soal tes yang dijawab
dengan benar oleh siswa. Dalam PAP ada passing grade atau batas lulus,
apakah siswa dapat dikatakan lulus atau tidak berdasarkan batas lulus yang
telah ditetapkan.
menyusun alat evaluasi. Alat evaluasi meliputi: tes tertulis, tes lisan, dan tes
perbuatan. Seorang guru dapat menentukan alat tes tersebut sesuai dengan
Tes lisan adalah soal tes yang diajukan dalam bentuk pertanyaan lisan
dan langsung dijawab oleh siswa secara lisan. Tes ini umumnya ditujukan
Tes perbuatan adalah tes yang dilakukan guru kepada siswa. Dalam hal
dengan materi yang telah diajarkan seperti pada mata pelajaran kesenian,
penggunaan bentuk alat-alat tes secara fariatif, karena alat-alat tes yang telah
yang harus diperhatikan guru adalah pengolahan dan penggunaan hasil belajar.
Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan hasil belajar, yaitu :
1) Jika bagian –bagian tertentu dari materi pelajaran yang tidak dipahami
tersebut meliputi:
penilaian kinerja guru. Namun demikian ada dua model yang paling sesuai dan
dapat digunakan sebagai instrument utama, yaitu skala penilaian dan lembar
yang memiliki makna atau nilai. Kategiri dibuat dalam bentuk rentangan mulai
dari yang tertinggi sampai terendah. Rentangan ini dapat disimbolkan melalui
huruf ( A, B, C, D) atau angka (4,3,2,1) atau berupa kata kata mulai dari
untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan
yang diamati baik dalam situasi yang alami ( sebenarnya ) maupun situasi
buatan. Tingkah laku guru dalam mengajar, merupakan hal yang paling cocok
dinilai. Dalam lembaran tersebut terdapat kolom di sebelah aspek yang hendak,
tanda cek ( √ ). Lembar penilaian observassi juga dapat dibuat dalam bentuk
cek, namun menuliskan cacatan mengenai kondisi aspek yang diamati. Hal ini
METODOLOGI PENELITIAN
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan
dari orang-orang dan pelaku yang diamati, diarahkan dari latar belakang individu secara
utuh (holistic) tanpa mengisolasikan individu dan organisasinya dalam variable tetapi
S
ecara umum, penelitian ini didasarkan pada prinsip-prinsip deskriptif
yang ditujukan kepada pemecahan masalah yang terjadi pada masa sekarang. Dikatakan
analitik karena pada penelitian ini intinya adalah menganalisa etos kerja Kepala Sekolah
MA Hidayatul Mubtadiin Jati Agung. Oleh karena itu metode yang dianggap cocok
memperoleh gambaran tentang etos kerja MA Hidayatul Mubtadiin Jati Agung dalam
pendidikan, antara lain manajemen sumber daya manusia yang mengacu pada
pendidikan. Metode ini diterapkan untuk melihat dan memahami obyek penelitian
85
Loexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2000),
h. 3
Nana Sujana, dkk., Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung :
86
1. Tempat Penelitian
Agung.
2. Waktu Penelitian
2022 sampai dengan selesai yang dilakukan secara bertahap dan dimulai dari
persiapan penelitian, survai awal, melakukan kajian pustaka yang sesuai dengan
variabel yang dipilih, menyusun proposal, membuat instrument penelitian, uji coba
penyusunan tesis, merevisi tesis dengan konsultasi kepada pembimbing, dan ujian
tesis.
Sumber data dalam penelitian ini disesuaikan dengan jenis data yang
dikumpulkan. Maka berdasarkan hal tersebut, sumber data dalam penelitian ini
adalah:
Adalah data yang diperoleh dari sumber data pertamamelalui prosedur dan
teknik pengambilan data berupa interview dan observasi. Dalam penelitian kualitatif,
jumlah sumber data atau responden tidak ditentukan sebelumnya, sebab apabila telah
diperoleh informasi yang maksimal, maka tujuan menelaah sudah terpenuhi. Oleh
karena itu konsep sampel dalam penelitian kualitatif adalah berkaitan dengan
88
Noeng Muhajir, metodologi Pendidikan Kualitatif, (Yogyakarta : rakesaresan, 2000), h. 147
bagaimana memilih responden dan situasi sosial tertentu yang dapat
berupa data dokumentasi dan arsip-arsip penting. Adapun data skunder dalam
penelitian ini adalah : (1) Buku-buku yang relevan dengan judul penelitian. (2)
Mubtadiin Jati Agung yang memiliki relevansi dengan fokus masalah penelitian.
dokumentasi dan kajian kepustakaan yang terdiri dari buku-buku, majalah ilmiah,
dipergunakan untuk memperoleh data dan informasi yang saling menunjang dan
melengkapi tentang etos kerja kepala Sekolah MA Hidayatul Mubtadiin Jati Agung
1. Wawancara
89
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung:
Alfabeta, 2009), h. 216
90
Ibid. h. 219
91
Ibid., h, .221
Wawancara adalah percakapan langsung yang dilakukan oleh dua pihak
dengan satu tujuan yang telah ditetapkan. Metode wawancara identik dengan
interview, secara sederhana dapat dimaknai sebagai dialog yang dilakukan oleh
2. Observasi
studi ini peneliti bertindak tidak hanya sebagai pengamat, tetapi sekaligus sebagai
3. Dokumentasi
hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,
prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya,95 yang berkaitan dangan strategi
Prosedur analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
1. Reduksi Data
92
S. Nasution, Metode Research, (Jakarta : Bumi Aksara, 1996), h. 135
93
Reason dalam Norman K, Hand book of Quality Research, (London : New
Delhi, 1994), h. 325-337
94
Sutrisno Hadi, Statistik II, (Yogyakarta : UGM Press, 1986), h. 131
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, (Jakarta :
95
pengabstraksian dan tranmasi data mentah yang berasal dari catatan-catatan atau
rekaman di lapangan.
2. Penyajian data
kesimpulan.
3. Verifikasi data
data yang dilakukan sebelumnya. Kegiatan analisis dan pengumpulan data melalui
Dalam penelitian kualitatif aspek proses lebih ditekankan dari pada hanya sekedar
hasil. Dalam proses analisis kualitatif terdapat tiga bagian kegiatan utama yang saling
berkaitan dan terjadi secara bersamaan yaitu : reduksi data, penyajian data dan
selesai dilakukan. Didalam melakukan proses analisis data peneliti mengacu kepada
tahapan yang dijelaskan Miles dan Huberman yang terdiri dari tiga tahapan, yaitu :
reduksi data (data reduction), penyajian data (data display) dan penarikan kesimpulan
96
Miles, Huberman dan Mattew, Analisis Data Kualitatif.Terjemahan (Jakarta : UI-Press,
1984), h. 32
97
Ibid., h. 22
Untuk menguji keabsahan data kualitatif dapat dilakukan melalui strategi tertentu,
yaitu
2. Member check yaitu proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi
data;
3. Long term observation, melakukan perpanjangan pegamatan dimana peneliti berada
di lapangan sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai;
4. Peer examination, Teknik dilakukan melalui berdiskusi dengan teman sejawat
tentang hasil sementara atau hasil akhir yang dilakukan peneliti;
5. Participatory of collaborative modes of research, tehnik ini menekankan pada
partisipasi dalam keseluruhan pase penelitian mulai dari konseptual studinya,
menulisnya hingga menghasilkan temuan;
6. Researcher’s biases, menekankan kemampuan peneliti
mengklarifikasi asumsi-asumsinya dan orientasinya terhadap sebuah teori;
7. Analisis kasus negative, yaitu teknik dengan melihat kasus negative, yaitu teknik
dengan melihat kasus yang tidak sesuai atau berbeda dengan hasil penelitian
hingga ada saat tertentu;
8. Thick description, teknik ini digunakan untuk menguji keteralihan (validasi
ekstrenal) dimana seorang meneliti dituntut melaporkan hasil penelitian dengan
menguraikannya seteliti mungkin;
9. Auditing, melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Teknik ini
digunakan untuk menguji dependability (reliabilitas). 98
Dalam kaitannya dengan studi ini, peneliti menggunakan data teknik dalam
1. Triangulation
sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau
sebagai pembanding terhadap data itu.99 Teknik triangulasi yang paling banyak
yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda melalui metode
kualitatif.101
98
Lexy J. Moleong, Op. cit., h. 1
99
Ibid
100
Ibid., h. 178
101
Ibid
Hal ini dapat dicapai melalui;
b. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang
dan pandangan orang rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau
2. Member Check
menengah Atas yang berbasis pendidikan agama Islam demi mewujudkan manusia
yang beriman dan bertaqwa (IMTAQ) kepada Alalh SWT, serta manusia yang
islam maka timbullah gagasan dari para tokok masyaraka yang interest dengan
Jazim, bapak Sarman, bapak Paino, bapak Imam, dan juga didukung oleh bapak
Kepala Desa Sidoharjo dan ketua LSM Pramukti bapak Gunarto maka berdirilah
sebuah payung hukum yang di berinama Yayasan Hidayatul Mubtadiin Jati Agung
yang panjang oleh para tokok pendiri dan nama tersebut dinisbatkan dan sebagai
Kediri. Nama Hidayatul Mubtadiin berasal dari bahasa Arab yang terdiri dari
Hidayatul yang berarti Petunjuk atau Hidayah sedangkan Mubtadiin berarti para
pemula, Jadi yayasan ini merupakan badan hukum yang menaungi lembaga
pendidikan yang yang menjadi tempat belajar dan menimba ilmu agama bagi
mendapatkan hibah tanah wakaf dari bapak Munajat beserta gedung yang terletak
Selatan sebagai tempat untuk belajar siswa, maka pada tanggal 05 mei 2003
berdirilah MTs Hidayatul Mubtadiin Jati Agung, dengan merehab gedung tersebut
maka pada tahun ajaran 2003/2004 MTs Hidayatul Mubtadiin resmi dibuka
Hidayatul Mubtadiin Jati Agung pada tanggal 11 Juni 2005 tahun pelajaran
Namun sejak tanggal 13 April 2011 demi perkembangan dan kemajuan serta
Jati Agung di tempatkan di Gedung Baru dan lokasi baru yang berada di Dusun V
RT/RW 03/01 Desa Sidoharjo Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan.
531 Orang. Sudah banyak Alumni MA Hidayatul Mubtadiin Jati Agung yang telah
sukses dalam meniti kariernya sebagai Guru, birokrat, Polisi maupun Pengusaha
2. Lingkungan Madarasah
a. Letak Geografis
Kantor Pemerintahan Balai Desa Sidoharjo, pasar dan lapangan Desa Sidoharjo
1) Sebelah barat berbatasan dengan kebun milik bapak Toadi dan Busairi
sekitarnya juga tidak sulit ditemui karena dekat dengan jalan raya, sehingga
masih mudah dijangkau oleh semua siswa dari segala penjuru. Dengan dekat
dari pemukiman penduduk diharapkan adanya kerja sama yang baik dan dapat
langsung.
Peta Lokasi
2. Dennah lokasi
b. Demografis
Jika dilihat secara demografis orang tua siswa mempunyai mata
pencarian yang heterogen dengan strata sosial yang sangat bervariasi mulai
pendidikan yang ada dalam Yayasan Hidayatul Muabtadiin Jati Agung maka
kepedulian yang sangat tinggi terhadap segala program yang telah di buat oleh
menjembatani antara orang tua siswa dengan pihak Madarasah dan di dukung
Madarasah kearah yang lebih berkwalitas dan potensial. Hal ini terbukti dari
untuk kelompok Mata Pelajaran Pendidikan agama dan untuk Kelompok Mata
Pelajaran umum.
a. Visi
lingkungan.
b. Misi
kegiatan ekstrakulikuler
bertindak
dan agamis serta kondusif antara warga Madarasah, orang tua, dan
masyarakat.
(stake holders).
c. Tujuan
menjadi siswa yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi
dan efisien.
6) Tersedianya seluruh sarana prasarana yang dibutuhkan hingga perangkat
berkualitas.
Tahun 2021
a. Identitas Madarasah
NSM : 131218010017
NPSN : 10816231
NPWP : 02.760.864.5-322.000
c. Alamat Madarasah
Provinsi : Lampung
Longitude : +105.403727
Website : MahidayatulMubtadiin.sch.id
Email : hidayatulMubtadiin.mas@gmail.com
No Sk Pendirian : 001/YHM/SKPM/V/2005
Status Akreditasi :B
Penyelenggara : Yayasan
No Rekening : 0503-01.009440-53-0
Tabel : 1
Data Sarana Pendukung MA Hidayatul Mubtadiin Jati Agung
Tahun Pelajaran 2021/2022
Kondisi
Jenis Ruang Jumlah Ukuran Ket
Baik Rusak
Tabel : 2
Data Guru MA Hidayatul Mubtadiin Jati Agung
Tahun Pelajaran 2021/2022
Jumlah Guru/ Staf Laki-laki Perempuan Jumlah
Guru Bantu 1 - 1
Pesuruh - - -
Jumlah 20 15 35
KELAS
NO URAIAN SISWA KELAS X KELAS XI
XII
Mubtadiin Jati Agung Kab. Lampung Selatan berjumlah siswa 309. Secara rinci
Tabel : 4
No. KELAS
LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
2 XI 37 61 98
3 XII 26 43 69
B. Pembahasan
Kepala Madarasah merupakan salah satu faktor yang mempunyai peranan penting
karena kepala Madarasah merupakan mesin penggerak bagi segenap sumber daya
mencapai keberhasilan suatu Madarasah. Biasanya pada Madarasah yang berhasil orang
keberhasilan Madarasah itu. Untuk dapat melaksanankan kepemimpinan yang baik, dan
tugas – tugasnya serta dapat memainkan peranannya demi keberhasilan Madarasah yang
prinsip bagi seseorang dalam bekerja. Sebab apabila seseorang bekerja tanpa dilandasi
oleh Perananyang baik diasumsikan pekerjaan yang dihasilkan tidak memuaskan. Untuk
diharapkan dapat terwujud. Kepala Madarasah sebagai orang yang bertanggung jawab
tanggung jawab, disiplin dan masih banyak lagi yang harus diperhatikan oleh seorang
yang pesat dengan berbagai konsep dan metodenya, Rasulullah SAW sudah
Artinya keteladanan Rasulullah SAW dalam memimpin umat setidaknya bisa menjadi
indikator Peranandiantaranya : Kerja keras, Disiplin, Tanggung jawab dan Rasa bangga
1. Kerja Keras
indikator yaitu kerja keras, disiplin, tanggung jawab, dan rasa bangga terhadap
keempat indikator tersebut maka etos kerjanya tinggi atau dapat dikatakan baik.
Bekerja adalah bagian penting dalam hidup seseorang, atau bahkan sering dinyatakan
bahwa bekerja adalah dalam rangka aktualisasi diri, sehingga kepuasan kerja akan
tentu mempengaruhi orang lain seperti guru dan tenaga kependidikan lain untuk
102
Hamzah ya’qub,etos kerja islami,jakarta: cv. Pedoman ilmu jaya, h,75
mencapai tujuan yang ditetapkan pihak Madarasah. Tujuan akan tercapai jika kepala
Madarasah mau dan mampu membangun komitmen dan bekerja keras untuk
memang memiliki sifat pekerja keras hal ini terlihat dari kemajuan Madarasah
belum begitu berkembang dalam segala hal semenjak dipimpin oleh Mustaqim
peningkatan jumlah siswa dan jumlah sarana prasarana yang dimiliki oleh Madarasah
tersebut semakin bertambah. hal ini dibuktikan dengan terlihat dari data siswa dan
peningkatan.104
Kerja keras adalah salah satu dari indikator terkait Peranankepala Madarasah,
ini menunjukkan bahwa kerja keras yang dilakukan oleh kepala MA Hidayatul
pula didalamnya kerja keras. Artinya seorang pemimpin yang memiliki visi kedepan
dan maju serta berkembang harus memiliki daya juang yang kuat. Ulet serta tidak
menguasai setengah dari daratan Eropa, ini menunjukkan bahwa perlu teladan dari
baik.
2. Disiplin
materi semata, tetapi mencakup seluruh jenis dan isi kandungan kompetensi tersebut.
Kepala Madarasah berperan penting dalam meningkatkan kinerja guru. Hal ini tidak
Kunci utama kepala Madarasah sebagai pemimpin yang efektif adalah dapat
kegiatan madrasan guna untuk mewujudkan visi dan misi Madarasah. “Namun
105
Muataqim Hasan,M.Pd, kepala MA Hidayatul MubtadiinLampung Tengah Wawancara, Tanggal 15
September 2022
Perananyang ditunjukkan kepala Madarasah dalam melakukan tugas dan
kewajibannya sebagai pemimpin bisa dilihat dari keaktifan kepala madarasah dalam
hanya sebagai simbol ritual kegiatan untuk memenuhi implementasi supervisi saja.
penilaian terhadap kegiatan pembelajaran yang diberikan kepada siswa dikelas, agar
ini bertujuan untuk mewujudkan visi dan misi yang ingin dicapai oleh Madarasahan
tersebut.
Mubtadiin, sepatutnya menjadi teladan bagi setiap steakholder yang ada. Artinya
106
guru MA Hidayatul Mubtadiinlamteng Wawancara, 15 Januari 2020
107
Muataqim Hasan,M.Pd, kepala MA Hidayatul Mubtadiin Wawancara, Tanggal 15 September 2022
kepala Madarasah terutama dari segi kedisiplinan merupakan wujud dari
3. Tanggung Jawab
dalam ha ini mencakup tanggung jawab moral sebagai pemimpin suatu lembaga, juga
tanggung jawab spiritual sebagai pemimpin yang dipercaya Allah SWT mampu
untuk mengembannya.
Rasa bangga akan suatu pekerjaan adalah hal yang sangat prinsip yang perlu
tertanam dalam diri seseorang, bangga akan sesuatu atau lebih sempit lagi bangga
terhadap tugas yang diemban adalah perwujudan dari rasa cinta terhadap pekerjaan
atau dengan kata lain bangga terhadap tugas adalah wujud dari profesionalitas dalam
bekerja.
Begitu juga dengan kepala Madarasah, bekerja dengan penuh rasa bangga
dengan apa yang menjadi tugas dan pekerjaannya akan menghantarkan seorang pada
professionalitas yang baik. Atau setidaknya akan tumbuh rasa cinta terhadap apa
108
Wawancara waka kurikulum MA Hidayatul Mubtadiin, 18 September2020
109
Muataqim Hasan,M.Pd, kepala MA Hidayatul Mubtadiin Wawancara, Tanggal 15 September 2022
yang menjadi tugasnya sehingga seotran kepala Madarasah tidak menganggap apa
profesionalitas, rasa ikhlas dalam melakukan pekerjaan serta hanya mengharap ridha
Allah adalah sarana menuju perwujudan dari kerja keras yang harus senantiasa di
tanamkan dalam diri umat islam khususnya pemimpin dan terlebih lagi seorang
kepala Madarasah.
khususnya para guru dan karyawan, kepala Madarasah harus mampu mempengaruhi
bawahannya untuk lebih bersemangat dalam bekerja serta komitmen terhadap tugas.
Maka dalam hal ini kepala MA Hidayatul Mubtadiin berusah untuk memotivasi dan
menginspirasi para guru. Adapun yang berkaitan dengan salah satu strategi yang
cara membangkitkan semangat kerja para guru sebagagai mana hasil wawancara
Dari hasil wawancara kepala Madarasah berusaha mempengaruhi para guru untuk
menimbulkan semangat terhadap pekerjaan dan komitmen terhadap sasaran tugas.
Namun bukan dengan cara memberikan tugas tapi lebih kepada menunjukkan teladan
terhadapb etos kerjanya. Membantu dan memberi contoh sesuai dengan harapan dan
rencana yang telah dibuat. Disamping itu juga untuk menumbuhkan motivasi agar
kinerja guru meningkat dengan melalui berbagai upaya yaitu dengan memberikan
penghargaan pada guru yang berprestasi. Selain itu juga kepala Madarasah
memberikan teguran langsung kepada guru apabila ada guru yang melanggar
peraturan Madarasah hal ini dilakukan agar guru tidak mengulangi kesalahan yang
diperbuat.112
Hal senada juga diungkapkan oleh bapak Toni selaku salah satu guru di MA
110
Muataqim Hasan,M.Pd, kepala MA Hidayatul Mubtadiin Wawancara, Tanggal 15 September 2022
111
Muataqim Hasan,M.Pd, kepala MA Hidayatul Mubtadiin Wawancara, Tanggal 16 September
2020
112
Ibid.
penghargaan kepada guru yang berprestasi dan teguran kepada guru apabila
meningkatkan kinerja guru, strategi ini dilakukan beliau adalah strategi menghargai,
meningkatkan mutu Madarasah, kepala Madarasah juga selalu mengirim guru untuk
guru.115
Mubtadiin agar kinerja guru semakin meningkat kepala Madarasah mengirim guru
untuk melakukan pelatihan apabila ada pelatihan dalam rang meningkatkan kinerja
yang dilakukan oleh kepala Madarasah menjadikan Madarasah lebih mampu berdaya
Dari beberapa uraian diatas, dapat dipahami bersama bahwa strategi kepala
Madarasah dalam meningkatkan kinerja guru ditempuh dengan beberapa cara antara
lain memberikan pengahargaan kepada guru yang berprestasi dan mengirim gurunya
Madarasah sangat peduli dengan peningkatakan kinerja para guru dengan usaha
113
Guru MA Hidayatul MubtadiinWawancara, 18 Januari 2022
114
Wawancara waka kesiswaan MA Hidayatul Mubtadiin, 18 Januari 2022
115
Wawancara kepala MA Hidayatul Mubtadiin, 19 Januari 2022
116
Guru MA Hidayatul MubtadiinWawancara, 19Januari 2022
memberikan dukungan, penghargaan, mengingatkan dan memberi saran agar selalu
itu juga kepala Madarasah selalu mengingatkan bahwa seorang guru itu tugasnya
tidak hanya mentransfer ilmu saja tetapi lebih penting lagi mentarnsfer nilai
berarti bagi para guru sebab mereka merasa diperhatikan, hal ini akan membuat
mereka termotivasi dalam bekerja untuk lebih giat lagi. Adanya supporting dari
pemimpin merupakan modal utama dalam rangka meningkatkan kinerja para guru.
C. Analisis Data
1. Kerja Keras
keras adalah adalah sifat yang harus dimiliki oleh setiap pemimpin karena tanpa kerja
keras dari seorang pemimpin maka suatu instansi atau lembaga tidak akan dapat
berkembang dan maju. Pemimpin yang tidak memiliki sifat pekerja keras maka
lembaga yang akan dipimpin semakin lama tidak akan berkembang sama hal nya
dengan Madarasah.118
baik.
mempunyai Perananyang dilandasi dengan kerja keras, disiplin, tanggung jawab, rasa
bangga terhadap profesi, kemauan atau kesediaan merubah pola pikir untuk
adalah dorongan moral dilahirkan dalam tingkah laku tidak merasa puas hanya
kreatifitas.121 Siagian mengatakan bahwa disiplin merupakan sikap dan perilaku atau
ketentuan yang ada. Adapun disiplin menurut Menurut Imam Barnadib adalah
menyangkut pengawasan diri atau self control atau pengendalian diri agar perilaku
tidak menyimpang dari nilai, norma, atau aturanaturan yang telah ditetapkan Dalam
sikap yang menunjukkan kesediaan nutuk menepati atau mematuhi dan mendukung
ketentuan, tata tertib, peraturan, nilai, serta kaidah yang berlaku. Jadi, disiplin kerja
adalah berkaitan dengan penguasaan diri dan kesediaan mematuhi, mendukung, dan
mempertahankan tegaknya aturan-aturan atau tata tertib, nilai serta kaidah yang
121
Ibid, h. 13
Madarasah diantara para guru dan murid. Sehingga para anggota Madarasah dapat
bekerjasama menyesuaikan diri dengan tanpa merasa adanya tekanan dari kekuasaan
pembebanan sebagai akibat tindak pihak sendiri atau pihak lain.122 Selanjutnya
meliputi: (1) Program pengajaran; (2) Sumber daya manusia; (3) Sumber daya yang
bersifat fisik; (4) hubungan kerja sama antara kepala Madarasah dengna masyarakat
Kerja keras termasuk salah satu hal yang diajarkan oleh ajaran Islam. Bahkan,
umat Islam diwajibkan untuk selalu bekerja keras. Kewajiban untuk selalu bekerja
keras ini terdapat dalam Al Quran, Surat Al Qashash ayat 77, “Dan carilah (pahala)
negeri akhirat dengan apa yang telah Dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi
janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuat baiklah (kepada orang
lain) sebagaimana Allah telah Berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat
kerusakan di bumi, Sungguh, Allah tidak Menyukai orang yang berbuat kerusakan”.
Dari ayat Al Quran di atas, kita mengetahui bahwa kerja keras ternyata juga
diwajibkan dalam Islam, bahkan dalam kegiatan duniawi. Di ayat tersebut kita
diajarkan untuk tidak boleh hanya memikirkan kehidupan akhirat saja, melainkan
kita juga harus memperjuangkan kehidupan kita di dunia. Kedua hal ini, dunia dan
akhirat, harus seimbang diperjuangkan, tidak berat sebelah. Sangat baik untuk kita
memaksimalkan ibadah kita untuk akhirat dan sangat baik pula kita untuk bekerja
Madarasah agar apa yang menjadi target yang direncanakan akan terwujud dengan
122
Kamus besar bahasa indonesia, h, 106
maksimal. Perencanaan-perencaan kepada arah perbaikan Madarasah tidak akan
terwujud tanpa adanya kerja keras khusunya dari seorang kepala Madarasah. Karena
sebagai pemimpin, kepala Madarasah akan mejadi tolak ukur bawahannya terkait
bahwa suatu hari ketika Rasulullah shallalllahu ‘alaihi wa sallam sedang berada di
sebuah majelis dengan para sahabat, terlihat pemuda berbadan kekar dan kuat sedan
sibuk bekerja. Pemuda itu berlalu Lalang di sekitar rumah Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam. Kemudian, salah satu sahabat berkomentar, ‘Wah, sayang sekali
pemuda itu, sepagi ini sudah sibuk bekerja’. Sahabat tersebut pun melanjutkan
‘alaihi wa sallam ini sesuai dengan firman Allah subhanahu wa ta’ala di surat Al
untuk kerja keras dalam bekerja dan mencapai keinginannya. sehingga dapat ditarik
kesimpulan bahwa:
1. Bekerja keras adalah merupakan kewajiban yang harus ditunaikan oleh setiap
orang yang mengaku dirinya beriman kepada Allah SWT, hal ini dibuktikan
dengan banyaknya perintah Allah dalam Al-qur’an yang menyuruh untuk bekerja.
2. Salah satu prasyarat untuk terhindarnya umat manusia dari kerugian yang sangat
3. Bekerja secara produktif adalah merupakan ciri dan karakteristik seorang muslim
yang terbaik sesuai dengan implementasi hadits Nabi, tangan diatas (yang
tata tertib dengan tujuan segala tingkah lakunya berjalan sesuai dengan aturan yang
maka waktu itu akan membuat kita sendiri sengsara, oleh karena itu kita hendaknya
dapat menggunakan dan memanfaatkan waktu dengan baik, termasuk waktu di dalam
peraturan Allah yang telah ditetapkan. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam
ۚ
ٞ ص
١١٢ ير َ ُك َواَل تَ ۡط َغ ۡو ْا ِإنَّهۥُ بِ َما تَ ۡع َمل
ِ َون ب َ اب َم َع َ ٱستَقِمۡ َك َمٓا ُأ ِم ۡر
َ َت َو َمن ت ۡ َف
Artinya : “Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan
kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan
Dari ayat di atas menunjukkan bahwa, disiplin bukan hanya tepat waktu saja,
melakukan perbuatan tersebut secara teratur dan terus menerus walaupun hanya
sedikit. Karena selain bermanfaat bagi kita sendiri juga perbuatan yang dikerjakan
Disiplin pribadi merupakan sifat dan sikap terpuji yang menyertai kesabaran,
ketekunan dan lain-lain. Orang yang tidak mempunyai sikap disiplin pribadi sangat
sulit untuk mencapai tujuan. maka setiap pribadi mempunyai kewajiban untuk
membina melalui latihan, misalnya di rumah atau di masyarakat. Begitu juga halnya
123
Al-Qur’an, Surat Huud Ayat 112, Yayasan Penyelenggara dan Penterjemah Al-Qur’an, Al-
Qur’an dan Terjemahnya, Depag RI, 2000, h. 344
cerminan diri agar apa yang menjadi tujuan baik secara individu maupun lkembaga
dapat tercapai. Disiplin diri seorang kepala Madarasah adalah sebagai representatasi
dari Perananyang baik adalah satu daru banyaknya aspek penentu dalam pencapaian
tujan Madarasah, baik tujuan jangka panjang, menengah maupun jangka pendek.
Al-Quran yang merupakan kalam Allah yang juga pedoman hidup kita telah
١٣اف بَ ۡخسٗ ا َواَل َرهَ ٗقا ٓ ٰ َوَأنَّا لَ َّما َس ِم ۡعنَا ۡٱلهُ َد
ُ ى َءا َمنَّا بِ ِۖۦه فَ َمن ي ُۡؤ ِم ۢن بِ َربِِّۦه فَاَل يَ َخ
Artinya: “Dan sesungguhnya kami tatkala mendengar petunjuk (Al Quran),kami
beriman kepadanya. Barangsiapa beriman kepada Tuhannya, maka ia
tidak takut akan pengurangan pahala dan tidak (takut pula) akan
penambahan dosa dan kesalahan.”(Q.S. Al Jinn:13)124
َ َنز ۡل ٰنَهُ ُمب
ْ ُك فَٱتَّبِعُوهُ َوٱتَّقٞ ار
َ وا لَ َعلَّ ُكمۡ تُ ۡر َح ُم
١٥٥ ون َ َو ٰهَ َذا ِك ٰتَبٌ َأ
Artinya: “Dan Al-Quran itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka
ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat.”(Q.S. Al
Anáam:155)
Berdasarkan hasil wawancara dengan waka kurikulum MA Hidayatul Mubtadiin,
bahwa kedisiplinan yang diterapkan oleh kepala Madarasah seakan harga mati yang
tidak dapat ditolak lagi. Artinya dalam bebrapa kesempatan baik dalam rapat maupun
tukar pikiran bersama bawahannya, kepala Madarasah selalu menekankan
kedisiplinan diri. Baik beliau sebagai kepala Madarasah sendiri maupun seluruh
steakholder Madarasah.125
Dalam kesempatan wawancara lain dengan guru MA Hidayatul Mubtadiin,
dijelaskan bahwa imbas atau efek dari kedisiplinan yang digaungkan oleh kepala
Madarasah, baik disiplin diri, disiplin administrasi maupun disiplin kerja. Sehingga
3. Tanggung Jawab
Ibid, h. 325
124
126
Ahmad yasir.M.Pd, wawancara Guru MA Hidayatul Mubtadiin, 16 Januari 2020 28Op. Cit.
AlQur’an dan Terjemahnya, Depag RI. h. 221
Pada prinsipnya tanggungjawab dalam Islam itu berdasarkan atas perbuatan
individu saja sebagaimana ditegaskan dalam beberapa ayat seperti ayat 164 surat Al
An’am
ِ ۢ ُكلُّ نَ ۡف
٣٨ ٌس بِ َما َك َسبَ ۡت َر ِهينَة
Artinya:“Tiap-tiap diri bertanggungjawab atas apa yang telahdiperbuatnya”127
Akan tetapi perbuatan individu itu merupakan suatu gerakan yang dilakukan
seorang pada waktu, tempat dan kondisi-kondisi tertentu yang mungkin bisa
meninggalkan bekas atau pengaruh pada orang lain. Oleh sebab itu apakah tanggung
jawab seseorang terbatas pada amalannya saja ataukah bisa melewati batas waktu
yang tak terbatas bila akibat dan pengaruh amalannya itu masih terus berlangsung
meremehkan perbuatan baik sekecil apapun dan tidak gegabah berbuat dosa walau
sekecil biji sawi. Mengapa demikian, Boleh jadi perbuatan baik atau jahat itu mula-
mula amat kecil ketika dilakukan, akan tetapi bila pengaruh dan akibatnya terus
berlangsung lama, bisa jadi akan amat besar pahala atau dosanya.
diperbuatnya akan tetapi melebar sampai semua akibat dan bekas-bekas dari
perbuatan tersebut. Orang yang meninggalkan ilmu yang bermanfaat, sedekah jariyah
atau anak yang sholeh , kesemuanya itu akan meninggalkan bekas kebaikan selama
127
Op. Cit. AlQur’an dan Terjemahnya, Depag RI. h. 123
128
Op. Cit. AlQur’an dan Terjemahnya, Depag RI. h.189
masih berbekas sampai kapanpun. Dari sini jelaslah bahwa Orang yang berbuat baik
atau berbuat jahat akan mendapat pahala atau menanggung dosanya ditambah dengan
pahala atau dosa orang-orang yang meniru perbuatannya. Hal ini ditegaskan dalam
Surat An nahl 25
kejahatan atau kedurhakaan itu seorang pemimpin yang memilik kekuasaan penuh,
apakah dia saja yang akan menanggung dosanya dan dosa rakyatnya karrena mereka
dipaksa ? Ataukah rakyat juga harus menaggung dosanya walau ia lakukan di bawah
ancaman paksaan tersebut ?” Menurut hemat saya, seorang penguasa dianggap tidak
memaksa selama raksyat masih bisa memiliki kehendak yang aada dalam dirinya.
Perintah seorang pimpinan secara lisan maupun tulisan tidak berarti melepaskan
dosa. esungguhnya kamu bersekutu dalam azab itu. (Az Zukhruf 39).
keluargamu dari api neraka.” (At Tahrim 6) Sebagaimana yang ditegaskan Rasululah
saw : “ Setiap kamu adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai
keluarga, kepala desa, camat, bupati, gubernur, dan kepala negara, semuanya itu akan
Seroang mukmin yang cerdas tidak akan menerima kepemimpinan itu kecuali
dengan ekstra hati-hati dan senantiasa akan mempeprbaiki dirinya, keluarganya dan
semua yang menjadi tanggungannya. Para salafus sholih banyak yang menolak
dihadapan Allah atas semua perbuatannya disamping seluruh apa yang terjadi pada
rakyat yang dipimpinnya. Baik dan buruknya prilaku dan keadaan rakyat tergantung
pemimpin yang bodoh dan tidak memiliki kapabilitas serta akseptabilitas sehingga
kelak pemimpin itu akan membawa rakyatnya ke jurang kedurhakaan rakyat juga
rakyat, rumah tangga atau kelompok saja. Kepala Madarasah dalam tataran sebuah
lembaga, juga merupakan pemimpin yang tidak akan terlepas dari pertanggung
Seorang penguasa tidak akan terlepas dari beban berat tersebut kecuali bila
129
Muataqim Hasan,M.Pd, wawancara kepala MA Hidayatul Mubtadiin, Tanggal 15 September
2022
orang-orang yang tidak amanah dan menggantinya dengan orang yang sholeh.
Madarasah yang masih tertunda atau bahkan belum tercapai perlu dilakukan
perbaikan dan dirumuskan kembali. Dan hal ini memerlukan tanggung jawab dari
seorang kepala Madarasah. Kepala Madarasah tidak semestinya bekerja dan berpikir
sendiri, ada orang perorangan lain di Madarasah yang setidaknya dapat membantu
Madarasah sorang.
yang telah diucapkan dan dilakukan. Sikap tanggung jawab ini tentunya sangat
penting bagi kehidupan di dunia, baik dalam hal beribadah ataupun hubungan sosial.
Tanpa adanya rasa tanggung jawab maka sudah pasti kehidupan akan berantakan.
jawab. Hal ini terbukti dari banyaknya ayat-ayat Al-Quran yang membahas konsep
130
Op. Cit. AlQur’an dan Terjemahnya, Depag RI. h. 304
tanggung jawab. Mulai dari tanggung jawab manusia terhadap Sang Khalik,
tanggung jawab terhadap orang tua, pasangan, dan sesama muslim lainnya.
Kedisiplinan, kerja keras dan tanggung jawab adalah bagian tak terpisahkan
dari professionalitas kerja. Artinya merasa bangga dengan pekerjaan yang diemban,
atau tugas yang menjadi amanah akan menjadikan soerang bekerja secara
professional. Bangga akan pekerjaan atau tugas yang diemban, bukan justru
menjadikan seseorang berpuas diri dengan apa yang dicapainya. Tetapi lebih
Allah SWT.
berputus asa karena Allah melarang hal itu. Dalam suatu hadist (riwayat Ahmad)
Rasulullah SAW telah bersabda: “Apabila salah seorang kamu menghadapi kiamat
Demikianlah, Islam memiliki ajaran yang menjunjung tinggi nilai dasar kerja
masyarakat Barat dan Eropa menempatkan kelas pendeta dan militer pada kedudukan
tinggi, Islam justru menghargai orang-orang berilmu, para pedagang, petani, tukang,
dan pengarajin. Sebagai manusia biasa, mereka tidak diunggulkan dari yang lain,
karena Islam menganut nilai persamaan diantara sesama manusia. Ketinggian derajat
manusia semata-mata diukur dari ketakwaanya kepada Allah, yakni derajat keimanan
kaum muslimin diharapkan memiliki semangat kerja dan etos profesionalisme yang
bangga yang dimaksud bukan dalam arti kepuasan batin, melainkan bagaimana
yang tidak disanggupi dan menyerahkan sepenuhnya hasil pekerjaan pada Allah
SWT.
Madarasah menjadi tolak ukur bagi Perananbawahan atau pendidik dan tenaga
ukur bagi siswa, setidaknya dalam lingkup yang sederhana siswa mampu mencontoh
hal sederhana sehingga dari yang sederhana akan tumbuh menjadi suatu yang besar.
131
Op. Cit. AlQur’an dan Terjemahnya, Depag RI. h. 265
132
Muataqim Hasan,M.Pd, wawancara kepala MA Hidayatul Mubtadiin, Tanggal 15 September
2022
Ini pulalah yang menjadikan MA Hidayatul Mubtadiin menjadi pilihan ideal
tugas.
Membantu dan memberi contoh sesuai dengan harapan dan rencana yang
telah dibuat. Disamping itu juga untuk menumbuhkan motivasi agar kinerja guru
pada guru yang berprestasi. Selain itu juga kepala Madarasah memberikan teguran
langsung kepada guru apabila ada guru yang melanggar peraturan Madarasah hal ini
Hal senada juga diungkapkan oleh bapak Titin selaku salah satu guru di MA
penghargaan kepada guru yang berprestasi dan teguran kepada guru apabila
dikatakan oleh salah guru, Waka Kesiswaan menambahkan mengenai strategi yang
ditempuh oleh kepala Madarasah dalah meningkatkan kinerja guru, strategi ini
meningkatkan kenerja guru kepala Madarasah juga selalu mengirim guru untuk
Mubtadiin agar kinerja guru semakin meningkat kepala Madarasah mengirim guru
133
Ibid.
134
Maysaroh , Guru MA Hidayatul MubtadiinWawancara, 18 Januari 2022
135
Wawancara waka kesiswaan MA Hidayatul Mubtadiin, 18 Januari 2022
136
Wawancara kepala MA Hidayatul Mubtadiin, 19 Januari 2022
untuk melakukan pelatihan apabila ada pelatihan dalam rang meningkatkan kinerja
sekarang ini dan mendorong guru untuk menguasainya. Melalui teknologi informasi
yang dimiliki baik oleh daerah maupun oleh individual Madarasah, guru dapat
mengakses apa yang disebut dengan virtual clasroom ataupun virtual university, (4)
mengakses materi pengetahuan yang dibutuhkan sehingga guru tidak terbatas pada
pengetahuan yang dimiliki dan hanya bidang studi tertentu yang dikuasai tetapi
seyogyanya guru harus mampu menguasai lebih dari bidang studi yang ditekuninya
sehingga bukan tidak mungkin suatu saat guru tersebut akan mendalami hal lain yang
masih memiliki hubungan erat dengan bidang tugasnya guna meningkatkan kinerja
Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa strategi yang dapat
137
Titin, Guru MA Hidayatul MubtadiinWawancara, 19 Januari 2022
138
A Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, (Bandung :
Remaja Rosdakarya, 2004), h. 44
kepada guru yang berprestasi dan menegur guru yang melakukan kesalaha serta
Peranandengan indikator kedisiplinan, kerja keras, tanggung jawab dan rasa bangga
Dari segi kerja keras dan tanggung jawab, kepala MA Hidayatul Mubtadiin
mampu menjadi teladan bagi seluruh steakholder Madarasah, ini memberikan arti
terbaik dalam mendidik anak khususnya bagi masyarakat di sekitar Madarasah. Kerja
keras untuk menjadikan Madarasah lebih baik lagi dalam segala hal termasuk
Madarasah tentu menjadi tolak ukur penilaian. Keikutsertaan bahkan menjadi juara
dalam beberapa ajang di Kecamatan merupakan contoh sederhana hasil dari kerja
keras kepala Madarasah. Namun perlu digaris bawahi bahwa kepala Madarasah tidak
bekerja sendiri. Tapi setidaknya sebagai seseorang yang memiliki power dalam
kurangnya sifat kerja keras yang ditunjukkan kepala Madarasah mampu dijadikan
Mubtadiin.
sederhana, untuk itu upaya meningkatkan rasa tanggung jawab dalam bekerja
menjadi prioritas bagi kepala MA Hidayatul Mubtadiin. Tanggung jawab secara
moral kepada lembaga serta tanggung jawab spiritual kepada Allah SWT terus
satu cara agar seseorang dapat bertanggung jawab dalam pekerjaannya tersebut.
Sebab akan tumbuh keikhlasan dalam diri untuk bertanggung jawab memajukan
akademik siswa bukan hanya tanggung jawab seorang kepala Madarasah, ,melainkan
Madarasah yang secara otomatis menjadi tolak ukur pula bagi pendidik dan tenaga
memang satu kesatuan utuh yang harus dijunjung tinggi dalam upaya meningkatkan
139
Wawancara kepala MA Hidayatul Mubtadiin, 19 Januari 2022
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari seluruh pembahasan dan analisis data dapat disimpulkan bahwa mengenai
1. Bahwa semakin tinggi etos kerja yang di tunjukkan oleh kepala madrasah dalam
peningkatan tersebut
Mubtadiin sangat beragam. Ini menunjukkan bahwa upaya kepala madrasah dalam
5. Dari bebarapa uraian di jelaskan bahwa kedisiplinan menjadi point penting dalam
pemimpin, lembaga dan lain sebagainya yang menjadi besar karena merasa dan
B. Rekomendasi
Sebagai akhir penulisan tesis ini , penulis menyampaikan saran yang sekiranya
terus lahir dari waktu ke waktu.dari kepemimpinan yang satu ke kepemimpinan yang
lain, artinya sudah semesti semboyan “ lebih baik madrasah madrasah lebih baik”
menjadi tolak ukur perubahan ke arah lebih baik bagi setiap pemangku kebijakan di
membaik.
2. Kepada Dewan guru MA Hidayatul Mubtadiin, agar senantiasa menjadi guru yang
mengedepankan kedisiplinan yang tinggi serta menjunjung tinggi nilai harkat dan
martabat yang melekat pada diri seorang guru. Bekerja sama saling membahu untuk
membangun madrasah yang lebih baik. Baik secara fisik sarana dan prasarana
Hidayatul Mubtadiin. Gemar di pimpin dan siap memimpin. Gemar mendidik dan
3. Bagi seluruh siswa MA Hidayatul Mubtadiin, agar tidak bosan untuk terus aktip
pribadi bangsa indonesia yang senantiasa terus belajar demi mengisi kemerdekaan.
DAFTAR PUSTAKA
Malthis, Pengertian rekrutmen dan seleksi, bandung, Bumi Aksara, 2003. Manullang,
Manajemen Personalia, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2001.
Miles, Huberman dan Mattew, Analisis Data Kualitatif. Terjemahan, Jakarta : UI-Press,
1984.
Rosdakarya, 2000.
Noeng, Muhajir, metodologi Pendidikan Kualitatif, Yogyakarta : rakesaresan, 2000.
Prabu, Anwar, Manajemen Sumber Daya Manusia, jakarta :Rineka Cipta, 2014.
Priansa, Donni juni, perencanaan dan pengembangan SDM, bandung: Alfabeta,
2014.
Purwanto,Ngalim, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: Remaja
Rosdakarya,2002.
Reason dalam Norman K, Hand book of Quality Research, London : New Delhi,
1994.
Sastrohadiwiryo, Seleksi Calon Pegawai, jakarta : Gramedia, 2006. S. Nasution, Metode
Research, Jakarta : Bumi Aksara, 1996
S. Margono, Penelitian Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta, 1990. Sirait, Riset Sumber
Daya Manusia, Jakarta; Gramedia 2006. Simamora, Rekrutmen dan Seleksi,
jakarta: PT Bulan Bintang, 2003.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta,
2009
Sujana, Nana, dkk., Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Bandung : Sinar Baru
Algesindo, 2004.
Sunambela, Lijan poltak, MSDM Membangun tim kerja yang solid untuk
meningkatkan kinerja, jakarta: bumi aksara, 2014.
Sunarto, Administrasi Kepegawaian, bandung : alfabeta, 2005. Surachmad, Winarno,
Metode penelitian, Bandung : Tartsito, 1990. Supriadi, Dasar-dasar
Adminisitrasi pendidikan, Jakarta : P2LPTK, 1989.