Anda di halaman 1dari 18

TUGAS MATA KULIAH FALSAFAH

DAN TEORI KEPERAWATAN

KELOMPOK 4
Sulisiyah Endra W (202207037)
Wargiati (202207038)
Enik Faridatus Sholikah (202207060)
Nurul Rohmawati (202207050)
Duwi Kurniawati (202207011)
Iva Tri Arfiani (202207055)
Kintania Tarashita (202207016)
Brigeta Putri Ayu (202207017)
Fani Dini Yusrani (202207018)
Aris Fitri H. (202207058)

PRODI ALIH JENJANG S1 KEPERAWATAN


UNIVERSITAS BINA SEHAT PPNI
MOJOKERTO
2022
1. Pengertian Falsafah dan Paradigma Keperawatan

Filsafat adalah karya teoretis yang membahas satu atau lebih konsep metapara-digma
(orang, lingkungan, kesehatan, dan keperawatan) dengan cara filosofis yang luas. Oleh
karena itu, filosofi adalah pernyataan luas tentang nilai dan keyakinan yang mengusulkan
gagasan umum tentang apa itu keperawatan, apa yang menjadi perhatian keperawatan,
dan bagaimana profesi menangani kewajiban moralnya kepada masyarakat. Setiap
filosofi adalah pandangan keperawatan yang unik. Paradigma keperawatan menentukan
tujuan dan batasan seperti pondasi bangunan. Bagaimana kita berpikir dan memberikan
alasan untuk pengalaman manusia dapat membantu kita dalam membuat paradigma.
Teori Keperawatan, pada gilirannya, mengarah pada pembentukan pengetahuan, metode
dan kegiatan pemecahan masalah dengan perjanjian internasional dan dengan bantuan
disiplin ilmu tertentu. Dalam keperawatan, paradigma didasarkan pada berbagi nilai-nilai
dan presuposisi konsep-konsep kunci, seperti orang, kesehatan, lingkungan dan
keperawatan. Batas-batas untuk konsep-konsep kunci kami tercermin dari budaya atau
pelatihan keperawatan, pengalaman kerja dan nilai-nilai yang mempengaruhi pengamatan
kami terhadap peristiwa dan situasi. Mereka adalah dasar kami untuk membuat konsep
keperawatan utama.(Griffin BA MA, 1980)
Falsafah keperawatan adalah nilai-nilai, keyakinan, dan cara pandang perawat
terhadap fenomena yang menjadi focus kajian utama, yaitu manusia yang berada dalam
rentang sehat sakit yang memiliki kebutuhan dasar. Keperawatan meyakini manusia dan
kemanusiaan merupakan titik sentral setiap upaya pelayanan Kesehatan dengan
menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan sesuai Pancasila dan undang-undang 1945.
Bertolak dari keyakinan tersebut, keperawatan memandang 4 konsep dasar yang dikenal
sebagai metaparadigma keperawatan yaitu manusia, lingkungan, sehat dan keperawatan.
(Kozier,2010).

Falsafah keperawatan adalah pandangan dasar tentang hakikat manusia sebagai


makhluk holistik (yang memiliki kebutuhan biologis, psikologis, sosial-kultural dan
spiritual) dan esensi keperawatan yang menjadikan kerangka dasar dalam praktik
keperawatan (Nur Aini, 2018).
Falsafah keperawatan merupakan sebuah pandangan dasar tentang hakikat
seorang manusia dan esensi keperawatan yang menjadikan kerangka dasar dalam
pelaksanaan praktek keperawatan. Hakikat manusia yang dimaksud di sini ialah manusia
sebagai makhluk hidup biologis, psikologis, sosial dan spiritual, sedangkan esensinya
ialah falsafah keperawatan yang terdiri dari: pertama memandang bahwa pasien sebagai
manusia holistik yang harus dipenuhi segala kebutuhannya baik kebutuhan biologis,
psikologis, sosial dan spritual yang diberikan secara komprehensif dan tidak bisa
dilakukan hanya secara sepihak atau sebagian dari kebutuhannya; kedua, bentuk
pelayanan keperawatan yang diberikan harus secara langsung dengan tetap
memperhatikan aspek kemanusian; ketiga, setiap Falsafah dan Teori Keperawatan dalam
Integrasi Keilmuan 3 orang berhak memperoleh perawatan tanpa memandang perbedaan
atas suku, kepercayaan, status sosial, agama, dan ekonomi; keempat, pelayanan
keperawatan merupakan bagian integral dari sistem kesehatan mengingat bahwa perawat
bekerja dalam lingkup tim kesehatan, bukan sendiri sendiri; dan kelima, pasien adalah
mitra yang selalu aktif dalam pelayanan kesehatan, bukan sebagai seorang penerima jasa
yang pasif (Hidayat, 2009).

Paradigma merupakan bagian dari ilmu, filosofi dan teori yang dapat diterima
oleh suatu disiplin, jika dihubungkan dengan paradigma keperawatan berarti bagaimana
perawat melakukan perawatan berdasarkan ilmu keperawatan. (potter dan perry. 2009)
Metaparadigma keperawatan pertama kali diklasifikasikan oleh Fawcett (1978) ke
dalam kategori berikut: orang, lingkungan, kesehatan, dan keperawatan. Metaparadigma
faktor manusia mengacu individu dalam budaya tertentu, keluarga, dan masyarakat. Itu
metaparadigma lingkungan mencirikan semua budaya, sosial, politik, dan ekonomi
regional, nasional, dan global kondisi yang berhubungan dengan kesehatan manusia.
Metaparadigma Kesehatan mendefinisikan proses hidup dan mati. Metaparadigma orang
menggambarkan profesi keperawatan, praktik keperawatan, dan keperawatan tujuan dan
hasil (Bahramnezhad, Shiri, Asgari, & Afshar, 2015; Fawcett, 2000). Konsep
metaparadigma keperawatan: meredam perdebatan. Kemajuan teoritis dalam keperawatan
telah diperumit oleh polarisasi dan posisi ekstrim mengenai pendekatan keperawatan
untuk paradigma utamanya konsep: orang, kesehatan, lingkungan dan keperawatan.
Paradigma keperawatan adalah suatu cara pandang yang mendasar atau cara kita
melihat, memikirkan, memberi makna, menyikapi dan memilih tindakan terhadap
fenomena yang ada dalam keperawatan. (Budiana, 2016).
Paradigma adalah hubungan teori-teori yang membentuk susuan dan mengukur
apakah teori itu berhubungan satu dengan yang lain sehingga menimbulkan hal-hal yang
perlu diselidiki (Depkes RI, 2018).

Opini kelompok :

- Menurut dari hasil diskusi kelompok kami, falsafah dalam keperawatan sendiri
merupakan keyakinan perawat terhadap nilai-nilai yang dimilikinya, yang dapat
meningkatkan kemampuan perawat dalam mengaplikasikan teori keperawatan dan
memberikan ruang bagi perawat untuk lebih memahami tentang keperawatan
terutama yang berkaitan dengan praktik keperawatan. Falsafah keperawatan
merupakan sebuah artibut atau nilai yang melekat pada diri perawat.
- Dari hasil diskusi pada kelompok kami dapat disimpulkan bahwa paradigma
keperawatan merupakan cara pandangan secara global yang dianut atau dipakai oleh
mayoritas kelompok keperawatan atau menghubungkan berbagai teori yang
membentuk suatu susunan yang mengatur hubungan diantara teori guna
mengembangkan model konseptual dan teori-teori keperawatan sebagai kerangka
kerja keperawatan.
- Paradigma keperawatan merupakan bagian dari system pelayanan kesehatan dan
salah satu factor yang memenuhi tercapainya pembangunan nasional, oleh karena itu
tenaga keparawatan berada ditatanan pelayanan kesehatan terdepan dengan kotak
pertama dan terlama dengan klien, yaitu selama 24 jam dan 7 hari perminggu, maka
perawat perlu mengetahui dan memahami tentang paradigma keperawatan.
- Falsafah keperawatan yaitu menganut pandangan holistic terhadap manusia yaitu
kebutuhan manusia bio-psiko-sosial-spiritual. Dengan pendekatan humanistik saling
menghargai dan menghormati yang bersifat universal dalam arti tidak membedakan
ras, jenis kelamin usia, warna kulit, etik, agama, status sosialekonomi. Paradigma
keperawatan yaitu dengan memiliki oleh perawat dalam memandang permasalahan
yang ada dalam kehidupan manusia dalam rentang sehat dan sakit. Yang terfokus
dalam manusia, lingkungan, keperawatan dan Kesehatan.

2. 4 komponen metaparadigma keperawatan

Metaparadigma keperawatan pertama kali diklasifikasikan oleh Fawcett (1978) ke


dalam kategori berikut: orang, lingkungan, kesehatan, dan keperawatan. Metaparadigma
faktor manusia mengacu individu dalam budaya tertentu, keluarga, dan masyarakat. Itu
metaparadigma lingkungan mencirikan semua budaya, sosial, politik, dan ekonomi
regional, nasional, dan global kondisi yang berhubungan dengan kesehatan manusia.
Metaparadigma Kesehatan mendefinisikan proses hidup dan mati. Metaparadigma orang
menggambarkan profesi keperawatan, praktik keperawatan, dan keperawatan tujuan dan
hasil (Bahramnezhad, Shiri, Asgari, & Afshar, 2015; Fawcett, 2000). Konsep
metaparadigma keperawatan: meredam perdebatan. Kemajuan teoritis dalam keperawatan
telah diperumit oleh polarisasi dan posisi ekstrim mengenai pendekatan keperawatan
untuk paradigma utamanya konsep: orang, kesehatan, lingkungan dan keperawatan.
(Thorne Professor et al., 1998)

Human : Manusia dikatakan makhluk sosial karena tidak bisa hidup sendiri tanpa
bantuan orang lain. Manusia sebagai makhluk spiritual karena memiliki keyakinan pada
Tuhan (Asmadi, 2018). Hierarki pertama dalam teori kebutuhan dasar manusia Abraham
Maslow adalah kebutuhan akan oksigen, makanan untuk bertahan hidup. Setelah itu
barulah manusia memenuhi kebutuhan lainnya seperti keamanan, cinta dan harga diri.
Kebutuhan yang digambarkan sebagai dasar dari piramida hierarki Abraham Maslow
merupakan kebutuhan yang paling mendesak, atau dengan kata lain kebutuhan dasar
manusia digambarkan dengan tingkatan atau susunan hierarki (Rosdahl & Kowelski,
2018). Hierarki Abraham Maslow ini membantu perawat dalam memberikan pelayanan
keperawatan pada pasien. Hal ini disebabkan hierarki Abraham Maslow ini memberikan
model atau rujukan dasar bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada
pasien disegala usia. Akan tetapi perlu diingat dalam memberikan asuhan keperawatan
ada hal yang lebih penting dibanding tingkatan hierarki ini, yaitu apa yang paling
dibutuhkan pasien sesuai dengan situasi dan kondisi kesehatannya (Potter et al, 2016).

Nursing : Yaitu tindakan, karakteristik, dan sifat manusia yang memberikan asuhan
keperawatan Keperawatan merupakan bagian integral dari layanan kesehatan yang
didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan. Layanan ini berbentuk layanan bio-psiko-
sosio-spiritual komprehensif yang ditujukan bagi individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan
masyarakat (Budiana, 2016).
Metaparadigma keperawatan, perawat tidak hanya harus memahami ilmu dan fisiologi
penyakit ketika merawat pasien, tetapi juga harus benar-benar peduli pada kesejahteraan
pasien. Kasih sayang dan empati harus menjadi kualitas dalam diri seorang perawat dan
dia harus mampu mengesampingkan penilaian pribadi, terlepas dari hal-hal seperti ras,
agama atau status sosial ekonomi. perawat meluangkan waktu untuk menunjukkan
prosedur dan mengajar pasien untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. Perawat tidak
hanya mengobati penyakit yang ada, tetapi 27 mengambil inisiatif untuk melakukan
semua yang mereka bisa untuk mencegah penyakit lebih lanjut (Branch et al., 2016)

Health : Sehat adalah suatu keadaan yang dinamis dimana individu menyesuaikan diri
dengan perubahan–perubahan lingkungan internal dan eksternal untuk mempertahankan
keadaan kesehatannya. Keadaaan sehat selalu berubah secara konstan, dimana rentang
sehat sakit berada diantara dua kutub yaitu sehat optimal dan kematian (Budiana,
2016)Hal ini juga menyatakan bahwa kondisi sehat tidak hanya berarti suatu kondisi yang
terbebas dari penyakit atau kelemahan. Jika seorang individu diyatakan sakit, maka dapat
mempengaruhi kondisi kesehatannya karena kondisi sakit juga berarti mengganggu
keseimbangan status fisik, psikologis, sosial dan spiritualnya (Supartini, 2004 ; WHO,
2017). Tingkat sejahtera/sehat atau sakit yang dialami manusia. Ilmu keperawatan
mendefinisikan sehat sebagai suatu keadaan yang berada dalam sebuah rentang yang
sama dengan sakit. Sehat digambarkan sebagai suatu kondisi keadaan yang sejahtera
secara optimal dan seimbang antara fisik, psikologis, sosial dan spiritual yang sesuai
dengan tingkat usia individu. (Travis & Ryan, 2004)

Environment : Semua kondisi internal dan eksternal lingkungan dan pengaruhnya


terhadap manusia. Lingkungan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah daerah
(Kawasan dsb) yang termasuk didalamnya. Lingkungan adalah faktor eksternal yang
berpengaruh terhadap perkembangan manusia dan mencakup antara lain lingkungan
sosial, status ekonomi, dan kesehatan. Menurut Betty Neuman berpendapat bahwa
lingkungan harus dilihat secara total. Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada
disekitar menusia, baik lingkungan internal maupun eksternal, dimana di dalamnya
manusia akan berinteraksi setiap saat. Interaksi manusia meliputi intrapersonal,
interpersonal dan ekstrapersonal yang dapat mempengaruhi stabilitasnya sebagai suatu
system. Menurut Dorothea E. Johnson lingkungan berhubungan dengan dimana individu
berada, dimana perilaku individu dipengaruhi oleh hal – hal yang terjadi
dilingkungannya. Menurut Dhorothea Orem bahwa lingkungan meliputi elemen
lingkungan, kondisi lingkungan serta perkembangan lingkungan.

Opini kelompok :

Menurut hasil diskusi dari kelompok kami yang didapatkan tentang konsep
manusia merupakan makhluk yang spesial karena memiliki sifat, karakteristik dan
berespon terhadap stimulus yang berbeda dari satu manusia ke manusia lainnya. Manusia
dalam mempertahankan hidupnya memerlukan berbagai dukungan sistem, yang terdiri
dari subsistem (sistem organ) dan suprasistem (keluarga, masyarakat dan sosial budaya)
Yaitu penerima asuhan yang termasuk komponen fisik – psikologi – social budaya -
spiritual. System klien individu, keluarga, kelompok khusus, atau komunitas.
Menurut hasil diskusi dari kelompok kami yang didapatkan tentang konsep
kesehatan merupakan pilihan, suatu pilihan dalam menentukan kesehatan. Sehat
merupakan gaya hidup, disain gaya hidup menuju pencapaian potensial tertinggi untuk
sehat. Sehat merupakan proses, perkembangan tingkat kesadaran yang tidak pernah
putus, kesehatan dan kebahagiaan dapat terjadi di setiap momen. Sehat efisien dalam
mengolah energi, energi yang diperoleh dari lingkungan, ditransfer melalui manusia, dan
disalurkan untuk mempengaruhi lingkungan sekitar. Sehat integrasi dari tubuh, pikiran
dan jiwa, apresiasi yang manusia lakukan, pikirkan, rasakan dan percaya akan
mempengaruhi status kesehatan. Sehat adalah penerimaan terhadap diri.
Menurut hasil diskusi kelompok kami konsep keperawatan Lingkungan ini harus
menjadi tempat dimana pasien merasa aman seperti tinggal di rumah mereka sendiri.
Mungkin bermanfaat bagi pasien tertentu untuk melihat alam, yang memungkinkan
mereka merasa lebih tenang 26 dan santai. Perawat dapat mempertimbangkan warna
ruangan, menambahkan bunga atau tanaman atau dekorasi dinding tertentu untuk
membantu memperbaiki lingkungan pasien
Menurut hasil diskusi kelompok kami konsep keperawatan didapatkan bahwa
menganut pandangan yang holistik terhadap manusia yaitu menganggap manusia sebagai
makhluk bio – psiko – sosial – spiritual dan kultural. Kegiatan keperawatan dilakukan
dengan pendekatan humanistik dalam arti menghargai dan menghormati martabat
manusia, memberi perhatian kepada klien serta menjunjung tinggi keadilan bagi semua
manusia. Keperawatan bersifat universal dalam arti tidak dibedakan atas ras, jenis
kelamin, usia, warna kulit, etnik, agama, aliran politik dan status ekonomi sosial.
Keperawatan menganggap klien sebagai partner aktif dalam arti perawat selalu
bekerjasama dengan klien dalam memberikan asuhan keperawatan

3. Concept, Proposisi dan Theory


Teori keperawatan berasal dari model dan merupakan struktur penuntun untuk
penalaran dan pengambilan keputusan tentang seseorang, situasi kesehatan seseorang,
dan perawatan yang ditunjukkan. Teori terdiri dari serangkaian konsep, tetapi kurang luas
dan mengusulkan hasil yang spesifik. Teori mungkin berasal dari filosofi, model
keperawatan, teori keperawatan yang lebih abstrak, atau model atau kerangka kerja dari
disiplin lain. Teori didasarkan pada proposisi atau pernyataan hubungan yang konsisten
dengan karya teoretis dari mana mereka berasal, tetapi teori yang berasal dari model
keperawatan seperti 'Teori Percepatan Perubahan (berdasarkan Ilmu Manusia Kesatuan
Rogers') atau Teori Orang sebagai Sistem Adaptif (berdasarkan Model Adaptasi Roy.)
Teori Nightingle (1860) Konsep Nightingale menempatkan lingkungan sebagai
focus asuhan keperawatan dan perhatian di mana perawat tidak perlu memahami seluruh
proses penyakitmerupakan upaya awal untuk memisahkan antara profesi keperawatan
dan profesi kedokteran.Tujuan dari Teori Nightingale adalah untuk memfasilitasi proses
penyembuhan tubuh dengan memanipulasi lingkungan klien.Lingkungan klien di
manipulasi untuk mendapatkan
ketenangan,nutrisi,kebersihan,cahaya,kenyamanan,sosialisasi dan harapan yang sesuai.
Teori Peplau (1952) Teori Hildegard peplau berfokus pada individu,perawat,dan
proses interaktif yang menghasilkan hubungan antara perawat dengan klien.Klien adalah
individu dengan kebutuhan perasaan,dan keperawatan adalah proses interpersonal dan
terapeutik.Hubungan antara perawat dank lien bersama-sama mendefinisikan masalah
dan menyelesaikan masalah.(Raile Alligood, 2014)

a. Pengertian tentang konsep


Konsep adalah blok bangunan dasar dari teori. Konsep adalah kendaraan
pemikiran. Menurut Chinn dan Kramer, konsep adalah formulasi mental yang kompleks
persepsi seseorang dari dunia. Sebuah label konsep atau nama fenomena, fakta yang
dapat diamati yang dapat dirasakan melalui indera dan menjelaskan (Chinn & Kramer,
2019).
Berdasarkan sifatnya, konsep adalah label konstruksi sosial yang bisa mewakili
lebih dari sebuah fenomena tunggal. Sebagai contoh, ketika Anda mendengar kata kursi,
citra mental yang mungkin datang ke pikiran adalah item furnitur yang digunakan untuk
duduk. Kursi Kata bisa mewakili berbagai macam furniture untuk duduk, seperti kursi
meja, kursi tinggi, atau kursi malas. Selanjutnya, kursi kata juga bisa mewakili pemimpin
komite atau kepala dari suatu perusahaan (Pena, L. 1991).
Konsep mengembara dalam perawatan kesehatan, dapat diwakili oleh kata-kata
seperti tanpa tujuan dan acak gerakan, proses berpikir tidak teratur, dan percakapan yang
sulit untuk diikuti. Untuk menjadi berguna, yang beberapa arti yang sering mendasari
konsep harus benar-benar dipahami dan jelas dalam konteks di mana ia
digunakanRenpenning, K. M., & Taylor, S. G. (2003)

b. Proposisi
Sebuah proposisi (elemen struktur lain teori) adalah pernyataan yang
mengusulkan hubungan antara konsep. Sebuah contoh dari proposisi nonnursing mungkin
pernyataan '' orang tampaknya lebih bahagia di musim semi. "Proposisi ini menetapkan
hubungan antara konsep kebahagiaan dan waktu tahun. Sebuah pernyataan proposisional
keperawatan menghubungkan konsep ketidakberdayaan dan konsep kerugian mungkin
dinyatakan sebagai ''multiple dan cepat kerugian mempengaruhi salah satu perasaan tidak
berdaya. "laporan (Gardner, H. 2011).
Proposisi dalam teori merupakan pandangan khususnya ahli teori 46 yang konsep
cocok bersama-sama dan, dalam banyak teori, menetapkan bagaimana konsep
mempengaruhi satu sama lain. (Lemos N, 2007)
Proposisi (bukti empiris) yang terdiri dari gabungan konsep-konsep masih
bergantung pada definisi istilah (term). Bagaimana peneliti dan partisipan saling
bersanding untuk mendefinisikan kebiasaan, perilaku, dan pola pikir partisipan secara
kategorial, maka peneliti sedang menuju tahap akhir pembentukan kerangka teoretis,
yaitu pemberian nama (labelling). Tiga kata yang setali tiga uang itu sering kita dengar
dalam kehidupan sehari-hari melalui satu kalimat sederhana: “kamu pengertian banget
ya.” (Zamili, 2016)

c. Teori
Teori adalah kumpulan konsep dan proposisi yang digunakan peneliti untuk
memprediksi dan mendefinisikan fenomena. Sejak Hellenic (Yunani kuno) hingga
renaisans, tidak kurang dari ratusan filosof telah memikirkan definisi, makna, dan hakikat
suatu fenomena (Copleston, 1999: 18; Kenny, 2016: 54).
Definisi teori yang memiliki kejelasan konsep yang layak disebut sebagai teori.
Sebuah teori adalah seperangkat konsep dan proposisi yang menyediakan cara yang
teratur untuk melihat fenomena. (Armstrong, M. 2009).
Dalam literatur ilmiah, teori dapat didefinisikan dalam berbagai cara, dengan
nuansa halus khusus untuk sudut pandang penulis tertentu. Berbagai penjelasan berbagi
gagasan umum dari tujuan teori, bahwa menjadi deskripsi, penjelasan, dan prediksi. ''
Sebuah teori, menurut definisi tradisional, adalah terorganisir, seperangkat konsep dan
hubungan mereka satu sama lain yang menawarkan deskripsi, penjelasan, dan prediksi
tentang fenomena '' (Parker, 2011).

Opini kelompok :
a. Konsep :
Menurut hasil diskusi dari kelompok kami, didapatkan bahwa sebuah konsep
membantu kita dalam merumuskan gambaran mental tentang suatu obyek atau situasi.
Konsep membantu kita untuk nama hal-hal dan kejadian di dunia sekitar kita dan
membantu kami dalam berkomunikasi satu sama lain tentang dunia. Kemerdekaan,
perawatan diri, dan peduli hanya beberapa contoh dari konsep yang sering ditemui
dalam pelayanan kesehatan. Penting untuk diingat bahwa konsep yang sama dapat
digunakan secara berbeda dalam berbagai teori. Sebagai contoh, salah satu teori
keperawatan dapat menggunakan konsep lingkungan berarti semua yang mengelilingi
manusia (lingkungan eksternal), sedangkan teori lain dapat menggunakan konsep ini
berarti lingkungan eksternal dan semua komponen biologis dan psikologis orang
(lingkungan internal).

b. Proposisi

Menurut hasil diskusi dari kelompok kami. Jadi, dalam perspektif kualitatif, teori yang
diajukan oleh peneliti namun belum didefinisikan secara partisipatif maka bukan
merupakan teori. Kata kuncinya ada dalam kata; definisi, pemahaman, dan pengertian.

c. Teori
Menurut hasil diskusi dari kelompok kami sebuah teori tidak hanya membantu kita
untuk mengatur pikiran dan ide-ide kita, tetapi juga dapat membantu mengarahkan kita
dalam apa yang harus dilakukan dan kapan dan bagaimana melakukannya. Penggunaan
teori istilah tidak terbatas pada dunia ilmu pengetahuan, namun. Hal ini sering
digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan percakapan.

4. Tujuan Teori Keperawatan


Teori keperawatan sebagai salah satu bagian kunci perkembangan ilmu keperawatan dan
pengembangan profesi keperawatan memiliki tujuan yang ingin dicapai, diantaranya:
a. Adanya teori keperawatan diharapkan dapat memberikan alasan-alasan tentang
kenyataan-kenyataan yang dihadapi dalam pelayanan keperawatan, baik untuk
tindakan atau bentuk model praktek keperawatan sehingga berbagai permasalahan
dapat teratasi.
b. Adanya teori keperawatan membantu para anggota profesi perawat untuk
memahami berbagai pengetahuan dalam pemberian asuhan keperawatan
kemudian dapat memberikan dasar dalam penyelesaian berbagai masalah
keperawatan
c. Adanya teori keperawatan membantu proses penyelesaian masalah dalam
keperawatan dengan memberikan arah yang jelas bagi tujuan tindakan
keperawatan sehingga segala bentuk dan tindakan dapat dipertimbangkan.
d. Adanya teori keperawatan juga dapat memberikan dasar dari asumsi dan filosofi
keperawatan sehingga pengetahuan dan pemahaman dalam tindakan keperawatan
dapat terus bertambah dan berkembang.

Teori adalah kumpulan konsep-konsep, defenisi dan usulan yang


memproyeksikan sebuah pandangan sistematis atas fenomena dengan merancang
hubungan-hubungan khusus diantara konsep-konsep untuk keperluan
penggambaran, penjelasan, perkiraan dan atau mengendalikan fenomena. Teori
keperawatan merupakan pernyataan yang terorganisir dan sistematik dan
berhubungan dengan pertanyaan didalam displin keperawatan. Menurut Power &
Knapp (1995).

Teori keperawatan adalah penyataan yang menjelaskan, menggambarkan atau


memprediksi hubungan antar konsep yang sistematik dan terorganisir tentang
beberapa fenomena. Profesi keperawatan mengenal empat tingkatan teori, yang terdiri
dari meta theory, grand theory, middle range theory, dan practice theory (Sell &
kalofissudis, 2008)

Opini kelompok :
Menurut hasil diskusi dari kelompok kami tujuan teori menjelaskan mengapa teori itu
dirumuskan dan menentukan konteks dan situasi di mana teori itu harus diterapkan.
Tujuannya mungkin juga memberikan informasi tentang konteks sosiopolitik di mana
teori itu dikembangkan, keadaan yang mempengaruhi penciptaannya, pengalaman masa
lalu si teoretikus, setting di mana teori itu dirumuskan, dan trend.

5. Hubungan Teori Keperawatan dan Pengembangan Profesi Keperawatan


Teori keperawatan sebagai salah satu bagian kunci perkembangan ilmu
keperawatan dan pengembangan profesi keperawatan ysng memiliki tujuan yang ingin di
capai di antaranya :
a. Adanya teori keperawatan di harapkan dapat memberikan alasan-alasan tentang
kenyataan-kenyataan yang di hadapi dalam pelayanan keperawatan, baik bentuk tindakan
atau bentuk model praktek keperawatan sehingga berbagai permasalahan keperawatan
dapat teratasi.
b. Adanya teori keperawatan membantu para anggota profesi perawatuntuk memahami
berbagai pengetahuan dalam pemberian asuhan keperawatan kemudian dapat memberikan
dasar dalam penyelesaian berbagai masalah keperawatan.
c. Adanya teori keperawatan membantu proses penyelesaian masalah dalam keperawatan
dengan memberikan arah yang jelas bagi tujuan tindakan keperawatan sehingga segala
bentuk dan tindakan dapat di pertimbangkan
d. Adanya teori keperawatan juga dapat memberikan dasar asumsidan filosofi keperawatan
sehingga pengetahuan dan pemahaman dalam tindakan keperawatan dapat terus bertambah
dan berkembang.
Opini kelompok : Teori keperawatan adalah dasar praktek keperawatan, sedangkan
keperawatan sebagai profesi sehingga memiliki batang tubuh ilmu pengetahuan sendiri
yang penting untuk praktek keperawatan

6. Hubungan/ Keterkaitan Teori Keperawatan, Praktik dan Riset

menjelaskan bahwa hubungan antara Riset dan praktik keperawatan adalah hasil
penelitian menginformasikan praktik/ praktik menginformasikan hasil penelitian dan
memotivasi penelitian. Hubungan riset dan teori menjelaskan bahwa penelitian
menguji teori/teori muncul dari penelitian. Sedangkan hubungan teori dan praktek klinik
menjelaskan bahwa pertanyaan klinis mengarah pada teori / teori menginformasikan
praktik klinis. (Davies & Malloy, 2011).
Penelitian praktek, dan teori adalah landasan dari profesi keperawatan. Hubungan
ketiga landasan ini adalah timbal balik dan siklus. Praktek klinis menghasilkan
pertanyaan penelitian dan pengetahuan untuk teori. Penelitian memandu praktik dan
membangun pengetahuan melalui pengembangan teori. Teori memandu penelitian dan
meningkatkan praktik. Praktik keperawatan yang efektif memerlukan penerapan
pengetahuan,
keterampilan, kepedulian, dan seni untuk merawat pasien dengan cara yang efektif,
efisien, dan penuh perhatian. Bagian penting dari pengetahuan yang digunakan dalam
pembuatan keputusan klinik keperawatan dihasilkan oleh temuan penelitian. Semua
keputusan perawatan pasien harus didasarkan pada bukti penelitian. Hasil penelitian
digunakan untuk mengembangkan protokol dan protokol diikuti dalam praktik
keperawatan sehari-hari (Saleh, 2018).

Opini kelompok : Jadi keterkaitan antara teori, praktik, dan riset keperawatan sangat erat
berhubungan sehingga tidak mungkin untuk dipisahkan atau dihilangkan salah satu.
Sehingga setiap perawat yang mempelajari teori harus berpikir tentang penerapan
(praktik) dan pengembangan (riset),setiap perawat yang memberikan pelayanan dan
asuhan keperawatan harus berpikir tentang kontribusi kepada teori dan menyadari sebagai
tempat riset, dan setiap perawat yang melakukan riset harus berpikir tentang
pengembangan teori keperawatan baru dan hasil riset dapat diterapkan pada tempat
praktik keperawatan

7. Pembagian Teori berdasarkan Grand Theory, Middle Theory, dan Micro Range
Theory
a. Grand teori Sebuah teori besar terdiri dari konsep-konsep yang mewakili fenomena
global dan sangat kompleks. Ini adalah luas dalam lingkup, merupakan tingkat yang
paling abstrak pembangunan, dan membahas fenomena luas keprihatinan dalam
disiplin. Biasanya, sebuah teori besar tidak dimaksudkan untuk memberikan panduan
untuk pembentukan intervensi keperawatan tertentu, melainkan memberikan suatu
kerangka menyeluruh untuk penataan luas, ide-ide abstrak (Fawcett, 2005). Contoh
dari grand teori adalah teori defisit perawatan diri dari Orem.
Grand theory : seperti Rogers' Theory of Accelerating Change, Roy's Theory of
the Person as an Adaptive System, dan Neuman's Theory of Optimal Client Syster
Stability adalah contoh grand theory karena luas dan tingkat abstraksinya dekat
dengan model dari mana mereka berasal. Ketika sebuah teori berada pada tingkat
grand theory, banyak aplikasi teori tersebut yang dapat dikembangkan untuk praktik
dengan menentukan faktor-faktor seperti:
 Situasi atau kondisi kesehatan
 Populasi klien atau kelompok usia
 Lokasi atau area praktik keperawatan (misalnya, rumah, rumah sakit, komunitas)
 Tindakan perawat atau intervensi keperawatan(Raile Alligood, 2014)

b. Middle Range teori Sebuah teori yang membahas fenomena yang lebih konkrit dan
lebih sempit didefinisikan dari sebuah teori besar yang dikenal sebagai teori kisaran
tengah. Deskripsi, penjelasan, dan prediksi dikemukakan dalam teori kisaran tengah
dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan tentang fenomena keperawatan, namun
mereka tidak mencakup berbagai macam fenomena yang menjadi 52 perhatian
disiplin. Sebuah teori kisaran tengah memberikan perspektif dari yang untuk melihat
situasi yang kompleks dan arah untuk intervensi (Fawcett, 2005). Contoh dari teori
Middle Range adalah teori Peplau hubungan interpersonal.
Middle theory : adalah yang paling tidak abstrak dalam struktur pengetahuan dan
seperti yang disarankan oleh istilah rentang, teori rentang menengah berada pada
berbagai tingkat abstraksi. Teori-teori ini berada pada tingkat praktik, dan mencakup
rincian praktik keperawatan.(Raile Alligood, 2014)

c. Micro-Range teori Sebuah teori mikro-range adalah yang paling konkret dan sempit
dalam lingkup. Sebuah teori mikro-range menjelaskan fenomena tertentu yang
menjadi perhatian disiplin (Fawcett, 2005), seperti pengaruh dukungan sosial pada
berduka, dan menetapkan pedoman perawatan untuk mengatasi masalah tersebut.

Opini kelompok :

Menurut hasil diskusi kelompok didapatkan bahwa dalam menyusun suatu penelitian
dengan metode pendekatan kuantitatif, maka diperlukan pengurutan teori yang akan
digunakan secara sistematis mulai dari Grand Theory, Middle Range Theory, dan
Applied Theory. Grand theory pada umumnya adalah teori-teori makro yang mendasari
berbagai teori di bawahnya. Disebut grand theory karena teori tersebut menjadi dasar
lahirnya teori-teori lain dalam berbagai level. Grand Theory di sebut juga makro karena
teori-teori ini berada dilevel makro, bicara tentang struktur dan tidak berbicara fenomena-
fenomena mikro. Middle theory adalah dimana teori tersebut berada pada level mezzo
atau level menengah yang fokus kajiannya makro dan juga mikro. Sedangkan Applied
Theory adalah suatu teori yang berada dilevel mikro dan siap untuk diaplikasikan dalam
konseptualisasi.

8. Konsep Metaparadigma dalam Keperawatan dan perbedaannya dengan


kedokteran

Metaparadigma kedokteran berfokus pada patofisiologi dan penyembuhan


penyakit (curing). Sedangkan metaparadigma keperawatan lebih luas dan berfokus pada
manusia, Kesehatan, dan lingkungan. Pertimbangan pandangan dokter dan perawat
tentang klien yang baru di diagnosis dengan diabetes. Dokgter khawatir dengan
penurunan nilai glukosa darah klien sehingga meresepkan obat-obatan, kegiatan olahraga,
dan konseling nutrisi dengan upaya mengontrol kadar gula darah. Dalam menghadapi
situasi klien yang sama, perawat prihatin dengan masalah seperti kemampuan klien untuk
mengatasi kondisi kronis, efek diagnosa pada keluarga klien, dan mengajkarkan
tentangperlunya perubahan dalam pola hidup klien sehari-hari. Perawat prihatin dengan
dampak diagnosis pada semua aspek kehidupan klien. Meskipun kedua pemberi layanan
melihat situasi klien yang sama, masing-masing memiliki perspektif atau focus yang
berbeda. Setiap metaparadigma disiplin memberikan sudut pandang yang mengarah pada
pengembangan pengetahuan seperti yang terlihat dalam sudut pandang tersebut (Delaune
& Ladner, 2011)
Perbedaan ilmu keperawatan dengan ilmu lain seperti biologi, sosiologi, psikologi
adalah masing-masing disiplin berkaitan dengan aspek-aspek tertentu dari manusia.
Setiap disiplin keluar fenomena tertentu yang akan menangani dengan cara yang unik
(Fawcett, 2005).

Opini kelompok :

Konsep metaparadigma keperawatan diklasifikasikan dalam 4 kategori yaitu


manusia, lingkungan, Kesehatan dan keperawatan. Metaparadigma merupakan faktor
manusia mengacu individu dalam budaya tertentu, keluarga, dan masyarakat, sehingga
metaparadigma keperawatann mendefinisikan proses hidup dan mati. Metaparadigma
orang menggambarkan profesi keperawatan, praktik keperawatan, dan keperawatan
tujuan dan hasil. Oeh karena itu Perbedaan metaparadigma keperawatan berbeda dengan
metaparadigma kedokteran. Jika metaparadigma kedokteran berfokus pada patofisiologi
penyakit dan penyembuhan penyakit sedangkan metaparadigma keperawatan lebih
berfokus pada keperawatan, Kesehatan pada manusia dan lingkungannya..

DAFTAR PUSTAKA

Griffin BA MA, A. P. (1980). Philosophy and nursing. In Journal of Advanced Nursing (Vol. 5).
Raile Alligood, M. (2014). Nursing Theorists. In Nursing Theorists and their work.
https://doi.org/10.1016/B978-0-323-09194-7.00006-0
Rofii, N. M., Kp, S., & Kep Edisi, M. (2021). TEORI DAN FALSAFAH KEPERAWATAN.
Syafridayani, F. (n.d.). TUJUAN DAN MANFAAT KONSEP DASAR PROSES KEPERAWATAN
TERHADAP ASUHAN KEPERAWATAN.
Thorne Professor, S. R., Canam MSN, C. R., Dahinten MSN, S. R., Hall MSN, W. R., Henderson
MSN, A. R., & Reimer Kirkham MSN, S. R. (1998). Nursing’s metaparadigm concepts:
disimpacting the debates. In Journal of Advanced Nursing (Vol. 27).
Zamili, M. (2016). MEMPOSISIKAN TEORI DAN KONSEP DASAR DALAM RISET
KUALITATIF. In JPII (Vol. 1, Issue 1).
Budiono. 2016.” Konsep Dasar Keperawatan”. Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan.
Jakarta : Pusdik SDM Kesehatan.

Suprajitno. 2016. ” Pengantar Riset Keperawatan”. Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan.
Jakarta : Pusdik SDM Kesehatan.

Fawcett, J. (2005). Pengetahuan keperawatan kontemporer : Analisis dan evaluasi model


keperawatan dan teori. Edisi ke-2. Filadelfia: FA Davis

Muhamad Rofii. 2021. “TEORI DAN FALSAFAH KEPERAWATAN”. Fakultas


Kedokteran Universitas Diponegoro Edisi 1. Semarang

Anda mungkin juga menyukai