2
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
T iga Maret yang lalu, menghitung hari
dalam kalkulasi kalender masehi
genap sudahlah 99 tahun umat Islam
di seluruh dunia berdiaspora tanpa perisai.
Khilafah yang di masa silam terkoneksi dari
Barat hingga ke Timur jauh. Nusantara
secara geopoli k termasuk bagian dari
Timur jauh.
S e l a m a ke a d a a n K h i l a f a h ,
pelbagai masalah menjangki umat Islam.
Khilafah yang dahulu menerapkan hukum
syara' lintas bangsa yang menyatukan
seluruh dunia dianggap sebagai tradisi fiqhi
klasik. Oleh karena ke adaan Khilafah,
diangkatlah wacana untuk mengusulkan
PBB berikut piagamnya dirujuk sebagai visi
baru demi mewujudkan kemaslahatan
umat. Padahal PBB terbuk tak kuasa
menyelesaikan perang. Malah perang
dilanggengkan lewat regulasi internasional
yang dilegalkan oleh PBB sendiri.
Demikian juga problema ka umat
Islam yang ada di Indonesia. Untuk
menyempurnakan rukun Islam tahun ini
yakni naik haji agaknya makin sulit. BPIH naik
hampir 100 persen dari biaya tahun lalu.
Demikian juga sector pendidikan di mana
maraknya pelecehan seksual, korupsi dana
pendidikan hingga kurikulum bergonta gan
yang sama sekali dak cukup signifikan
mencerdaskan kehidupan bangsa.
Kemiskinan pun makin bertambah.
Jumlah penduduk miskin pada september
2022 sebesar 26,36 juta jiwa. Meningkat
0,20 juta orang terhadap Maret 2022.
Belum lagi angka kriminalitas juga
cenderung menaik. Kelakuan para
pegawai pajak beserta penampilan anak
istrinya yang foya-foya mempertontokan
bagaimana ke mpangan social benar
adanya. Lalu apa solusinya?
Indonesia di sepanjang sejarah
pernah bergonta-gan system
pemerintahan. ORLA dengan
kecenderungannya berideologi
sosialisme. ORBA dengan system yang
lebih dekat dengan kapitalisme sama juga
tak mampu menyelesaikan rumitnya
persoalan umat Islam.
Pemerintahan hari ini lebih
parah. Asing dan Aseng keduanya
bereperan mengeruk SDA Bumi Per wi. Di
Papua ada Amerika dan di Sulawesi ada
perusahaan dan TKA asal Cina. Oleh
karena itu melalui refleksi 99 tahun
perjuangan penegakan Khilafah. Dengan
sederetan masalah yang diidap oleh anak
sulung nusantara ini sudah seharusnya
menyusun proposal Khilafah.
Khilafah yang pernah
diperjuangkan oleh ulama Nusantara
dalam kurung 1921-1941 hingga
menjadikannnya perbincangan dalam
siding BPUPKI. Integrasi Kekhilafahan dan
Keindonesiaan satu-satunya solusi
alterna ve nan ideologis saat ini. Selamat
Membaca….!!!
3

02 Salam Pembebasan

Daftar 04 Fokus

Isi 08 Catatan Kritis

Ekonomi 10

Politik 15

19 Analisis Politik Internasional

21 Kampusiana

24 Perbandingan Ideologi

28 Ibrah

30 Reportase

32 Tarikh
 4

KEKHILAFAHAN DAN KEINDONESIAAN

S iapakah orang yang paling

Indonesia?. Seuntai tanya
Muhammad Choirul Anam dalam
utas “Cinta Indonesia Rindu Khilafah”. Jika
yang dimaksud orang yang paling Indonesia
sama-sama maling-koruptor PLTU.
Atau jangan-jangan partai poli k
yang paling mengindonesia adalah PDIP?.
Partai yang dianggap san sukarnoisme
ini sering beroposisi biner dengan umat
adalah poli si yang lantang teriak “saya Islam. yang terbaru ketumnya nyinyir
Indonesia, saya pancasila”. Berar Imam kepada ibu-ibu yang suka ke pengajian.
Nahrawi, Romahurmuziy, sepaket mantan M e n u r u t s u r ve y I n d i ka t o r Po l i k
ketum-sekjend Golkar Setya Novanto dan
Idrus Marham tergolong orang-orang yang
paling mengindonesia?.
Imam Nahrawi, mantan mempora
dari PKB dengan emblem pancasilanya
terciduk pergi haji menggunakan uang
Negara. Romi, mantan ketum PPP dengan
retorika an radikalismenya eh duit receh
seleksi kemenag nyatanya diembat. Setya
Novanto yang ikut bersyukur ke ka perppu
disahkan menjadi UU untuk membubarkan
ormas Islam jua terbuk maling. Setya
seharusnya dak sekedar nama namun juga
di perbuatan. Bernama setya kok malah
korupsi uang e-ktp. Idrus Marham kolega
Novanto yang kerap menuding radikalis juga
 5
Indonesia, PDIP akan menempa di
peringkat pertama jika pemilihan legisla ve
digelar saat ini. Di sisi lain banyak kadernya
yang tersandung korupsi. PDIP salah satu
partai dengan penyumbang kader koruptor
terbanyak di Indonesia. ***
Geneologi Khilafah di Nusantara
Indonesia ibarat anak bungsu
Nusantara. Demikian yang dimaknai dari
tutur Cak Nun. Sebuah Negara yang
namanya diambil dari khazanah bahasa
belanda yakni Netherland-Indische atau
Hindia Belanda. Nusantara pra Indonesia
pernah bersentuhan dengan peradaban
Islam. Maka sebuah kewajaran jika film
documenter Jejak Khilafah di Nusantara
menuai banyak sorotan.
Deliar Noer dalam disertasinya,
The Modern Muslim Movement in Indonesia
1900-1942 menuliskan bahwa umat Islam di
Indonesia dak hanya berminat dalam
masalah Khilafah. tetapi juga merasa
berkewajiban memperbincangkan dan
mencari penyelesaiannya. Paska runtuhnya
Khilafah pada tanggal 3 Maret 1924
sejumlah ulama, ak vis Islam dan golongan
umat Islam lainnya mencari jalan keluar atas
persoalan ini.
Desember 1924 diadakanlah
kongres Al Islam luar biasa di Surabaya yang
dihadiri 68 organisasi Islam. dalam
pertemuan tersebut dirumuskan beberapa
kesepakatan yang in nya perlu adanya
Majelis Khilafah sebagai cita-cita persatuan
umat Islam paska Khilafah Ustmani. Di mana
majelis tersebut menerapkan hukum-
hukum Quran dan hadist. Dalam is lah
Artawija disebut Central Comi e Chilafat
Islam(Artawijaya:2014,15).
Artawijaya melanjutkan bahwa
dalam kongres Al Islam berlangsung
hampir se ap tahun selama 12 kali dalam
kurung waktu tahun 1921-1941. Kongres
dilakukan dengan berpindah-pindah
tempat seper di Cirebon, Garut,
Surabaya, dan lainnya untuk menyikapi
kondisi umat Islam di Dunia terutama
paska runtuhnya Khilafah Ustmaniyah di
Turki.
M e n u r u t P r o f Yu s r i l I h z a
Mahendra perbincangan Khilafah juga
sempat disinggung dalam sidang BPUPKI.
Ke ka Dr. Radjiman Wedyodiningrat
bertanya kapada golongan Islam soal
apakah pemerintahan yang akan didirikan
itu dalam bentuk kerajaan atau republic.
Lalu kemudian Dr. Sukiman Wirjosandjojo
mengqiyaskan Republik dengan sistem
Chilafat dalam Islam.
Kekhilafahan dan Keindonesiaan
Masih mengu p tulisan Khoirul Anam
ke ka seorang muslim di Indonesia
ditanya. Pilih Indonesia atau Khilafah?.
pada umumnya akan ada ga kelompok
 6
yang memiliki respon yang berbeda.
Pertama, dengan cinta butanya terhadap
Indonesia maka mereka mengatakan “kami
Indonesia”.
Kedua, mereka yang berdiri di
persimpangan pilihan. Mereka paham akan
wajibnya khilafah, akan tetapi mereka
merasa nggal di Indonesia. ke ga, Karena
kerinduannya dengan Khilafah maka mereka
memilih Khilafah.
Sialnya kelompok pertama yang
memilih Indonesia dianggap pewaris sah
Indonesia. Mereka distempel sebagai
nasionalis seja . Seolah-olah merekalah
yang menentukan siapa yang boleh daknya
nggal di Indonesia. Dapat dimaknai bahwa
mereka juga yang berwenang membuat
standar hukum, poli k, ekonomi, sosial,
budaya dan seluruh aspek lainnya dalam
menentukan arah perjalanan Indonesia.
Kesimpulannya kelompok pertama ini
ditafsirkan sebagai tumpah darahnya
Indonesia.
Kelompok kedua yakni mereka
dak memilih keduanya sebagai pilihan
alterna f dianggap sebagai golongan
bijak. Tidak kiri, dak kanan. Islamnya
Islam moderat, Islam Wasa yah, Islam
Inklusif, serta sederatan terma akademik
lainnya yang semakna. Mereka yang
mengklaim bahwa pemahaman akan nilai-
nilai kemanusiaan mendahului agama.
Agama dimaksudkan untuk manusia.
Maka seluruh ajaran agama-agama harus
sefrekuensi dengan hak asasi manusia. Tak
ayal kalau sikap kelompok ini disebut
sebagai sikap yang toleran, dak fana k
dan lebih akomoda f.
S e m e n t a ra g o l o n ga n ya n g
memilih Khilafah dihiperbola sebaga
ke l o m p o k e k s k l u s i f, r a d i k a l i s ,
fundamentalis, kadal gurun. Tak sedikit
orang melabelinya dengan teroris.
Padahal Seluruh ulama ahlussunnah
sepakat akan wajibnya Khilafah. dibahas di
dalam kitab-kitab klasik. Apatah lagi
subtansi khilafah adalah syariat, ukhwah
dan dakwah. Nyaris semua subtansi
berseliweran dalilnya. Akan tetapi ke ka
menyebut Khilafah. Te ba banyak yang
menegasi hingga dibumbui label peyora f.
Refleksi 99 Tahun Umat Zonder Khilafah.
Alim ulama dan umat Islam di Indonesia
secara serius berjuang mencari solusi
paska runtuhnya Khilafah. bisa dilihat
ku pan dari tulisan Artawijaya di atas
bahwa dalam kurung 1921 sampai 1941
pelbagai upaya yang dilakukan untuk
mengembalikan sistem Chilafat ini.
Tahun ini genap sudah 99 tahun
umat Islam di seluruh dunia tanpa
kepemimpinan umum. Pada faktanya
 7
umat malah terfragmentasi ke dalam
Negara-negara bangsa yang satu sama lain
bertaqlid buta dengan konsep
nasionalismenya masing-masing. Hal ini juga
mudah saja dipan k oleh penjajah yang
ingin punya kepen ngan di sana.
Seharusnya kita cukup kenyang
bagaimana perang teluk I dan II meletus
akibat intervensi pihak asing. Sepatutnya
ada pelajaran berharga tentang Timur
tengah dibelah bambu untuk kepen ngan
akan penguasaan energi fosil.
Dahulu Khilafah runtuh oleh salah
satu sebab yakni kolonialisme yang
berkedok nasionalisme. Sekarang negeri-
n e ge r i m u s l i m d i p e ca h - p e ca h o l e h
kapitalisme dengan mo f yang sama yakni
nasionalisme-demokrasi. Seharusnya umat
cukup dewasa melihat benang merah semua
ini.
Umat Islam di Indonesia jangan
sampai mengulangi masalah yang sama apa
yang terjadi di Timur tengah. Bahwa Negara
imperialis saat ini dak lagi menggunakan
militer sebagai satu-satunya metode
mengkolonisasi sebuah Negara. Cukup
menanamkan demokrasi dengan sendirinya
kapitalis berjas investor, bermulut manis
laiknya juru selamat. Atas nama kerjasama
padahal utang. SDA Negara ini dikeruk
habis. Sementara menyisakan limbah
untuk oleh-oleh 270 juta masyarakat dan
anak cucu Indonesia di masa yang akan
datang.
Sebagai epilog, cukup menarik
apa yang disampaikan oleh Kevin Barret.
Islamolog asal Amerika dalam anggitan
who's afraid of an Islamic Caliphate?. Pada
in nya beliau mengatakan bahwa dak
ada alasan untuk takut dengan kebaikan
Khilafah Islam yang baru… kecuali anda
banker internasional yang berdedikasi
untuk merampok dan memperbudak
dunia.
Bibliografi:
Artawijaya. 2014. Belajar dari Partai
Masyumi. Pustaka Al Kautsar. Jakarta
Timur
Jejakislam.net
Muhammad Choirul Anam. 2017. Cinta
Indonesia Rindu Khilafah. Alkifah Studios.
Semarang
 8
B ulan Maret adalah bulan penuh
kelabu dalam sejarah umat Islam,
tepat 102(99 tahun masehi) tahun
silam, tertanggal 3 Maret 1924, peris wa
yang dak akan pernah dilupakan oleh umat
Islam manapun, peris wa yang telah
membuat umat Islam menderita dan
merasakan sakit yang ada akhirnya dalam 1
abad terakhir. Runtuhnya khilafah telah
menjadi petaka bagi umat Islam.
Dalam kurun waktu yang panjang,
sejak runtuhnya Kekhilafaan Utsmaniyah
terakhir, kondisi kaum muslimin sangat
kacau, negeri-negeri muslim terpecah belah
menjadi negara-negara kecil yang terjajah
dan terzolimi.
Melalui antek mereka, Inggris dan
Prancis melancarkan serangan bertubi-tubi,
baik pemikiran dan juga fisik untuk menjajah
negeri muslim. Alhasil, negeri muslim pun
terjajah dan ter ndas, mereka menjarah
semua kekayaan alam negeri muslim dan
menjadikannya sebagai milik mereka.
Sungguh penderitaan yang ada
ujungnya, nestapa yang ada akhir sebab
KHILAFAH
PEMERSATU
UMAT
ke adaan khilafah sebagai perisai umat.
Derita yang belum pernah mereka rasakan
sebelumnya yang terus diwariskan kepada
generasi umat ini hingga kepada kita hari
ini.
Perpecahan dan tercerai
berainya umat inilah yang terus dirawat
oleh negara kafir imperialis yang dak
menghendaki persatuan dan kebangkitan
umat Islam. Sebab mereka paham ke ka
umat islam bangkit dan bersatu, maka
mereka akan melumat segala kekuatan
kafir imperialis dan meluluh lantakannya.
Rasulullah SAW bersabda, yang ar nya
“Sesungguhnya seorang imam itu
[laksana] perisai. Dia akan dijadikan
perisai, dimana orang akan berperang di
belakangnya, dan digunakan sebagai
tameng. Jika dia memerintahkan takwa
kepada Allah 'Azza wa Jalla, dan adil,
maka dengannya, dia akan mendapatkan
pahala. Tetapi, jika dia memerintahkan
yang lain, maka dia juga akan
mendapatkan dosa/adzab karenanya.”
[Hr. Bukhari dan Muslim]
Yang dimaksud dengan al-imâm
 9
Bukan hal mustahil umat
Islam akan merebut
kembali panggung
perpoli kan dunia dan
mewujudkan tatanan
masyarakat yang adil,
damai dan penuh dengan
kesejahteraan
sebagaimana yang
pernah ditorehkan kaum
muslimin ke ka khilafah
berjaya dan memimpin
peradaban dunia umat
manusia.
adalah khalifah. Para ulama' menjadikan ga
lafadz: Imâm, Khalîfah dan Amîru al-
Mu'minîn sebagai sinonim, dengan konotasi
yang sama. Imam an-Nawawi menjelaskan
bahwa untuk seorang imam [kepala negara],
boleh disebut dengan menggunakan is lah:
Khalîfah, Imâm dan Amîru al-Mu'minîn.”
Lebih lanjut Imam Nawawi
menjelaskan makna al-Imâm Junnat[un]
[Imam/Khalifah itu laksana perisai] dalam
kitabnya Syarah Shahih Muslim: ”Sabda
Rasulullah -shallaLlâhu 'alayh wa sallam-:
(‫ )ﺟــــــﻧﺔ اﻹﻣﺎم‬yakni seper al-sitr (pelindung),
karena Imam (Khalifah) mencegah musuh
dari perbuatan mencelakai kaum muslimin,
dan mencegah sesama manusia (melakukan
kezhaliman-pen.), memelihara kemurnian
ajaran Islam, rakyat berlindung di
belakangnya dan mereka tunduk di bawah
kekuasaannya.
Maka tampak jelas, kedudukan
khalifah dan juga khilafah sebagai pilar
pen ng dalam persatuan dan kebangkitan
umat, pelaksana hukum dan syariat Allah
SWT, sehingga menegakkanya pun
merupakan kewajiban yang agung bahkan
para ulama menyebutnya dengan
“mahkota kewajiban”.
Hadirnya khilafah akan
menghilangkan pengaruh dan kekuasaan
kaum kafir terhadap kaum musliminin,
khilafah juga akan menghen kan segala
bentuk kedzaliman yang dilakukan kaum
kafir terhadap umat Islam. Khilafah akan
membebaskan pales na, suriah dan
negeri-negeri muslim dari cengkraman
musuh-musuh Islam.
Bukan hal mustahil umat Islam
a ka n m e re b u t ke m b a l i p a n g g u n g
perpoli kan dunia dan mewujudkan
tatanan masyarakat yang adil, damai dan
penuh dengan kesejahteraan
sebagaimana yang pernah ditorehkan
kaum muslimin ke ka khilafah berjaya dan
memimpin peradaban dunia umat
manusia.
Inilah kunci persatuan umat,
simpul yang dapat menyatukan dan
membangkitkan kaum muslimin dari
keterpurukannya. Sebuah janji dan
bisyaroh dari Allah dan rasul-Nya untuk
kaum muslimin bahwanya Rasulullah
SAW. bersabda diakhir zaman, akan ada
kekhilafahan yang sesuai dengan metode
kenabian. Tsumma takunu khilafahtan ala
Minhaj an nubuwwah.
Allahu 'alam bii ashawab.
10
S eiring berjalannya waktu kegiatan
ibadah haji 1444 H nggal beberapa
bulan lagi. Ibadah haji telah menjadi
rukun Islam bagi umat Islam dalam
menyempurnakan ketaqwaan kepada Allah
SWT. Ibadah Haji adalah ritual yang sakral
bagi umat Islam karena hal ini terkait dengan
perintah dan kemuliaan dalam
melaksanakannya. Bagi umat Islam, Ibadah
haji ke tanah suci Baitullah adalah impian
sekaligus pang gilan rohaniyah bagi
pemeluknya.
Oleh karena itu ibadah yang
diwajibkan bagi kalangan yang mampu ini
dak menyurutkan langkah bagi kalangan
ekonomi kelas menengah dan bawah untuk
berbondong-bondong dalam melaksanaan
ibadah haji dan bahkan mereka rela
berkorban dengan harta, waktu dan tenaga
mereka dengan segenap kemampuan untuk
bisa naik haji meskipun dengan menjual
rumah, kebun, sawah, dll.
Baru–baru ini rakyat dihebohkan
dengan berita kenaikan ongkos haji 2023
yang diusulkan oleh pemerintah melalui
Kementerian Agama dalam rapat kerja
bersama komisi VII DPR RI. Alasan
kenaikan biaya haji tersebut menurut
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas
disebabkan karena biaya
penyelenggaraan ibadah haji (BPIH)
mengalami kenaikan.
Selain itu menurut Direktor
Jenderal Penyelenggaraan haji dan Umrah
(PHU) Hilman La ef kenaikan ongkos haji
juga dikarenakan naiknya harga bahan
baku, transportasi, akomodasi, pajak,
inflasi dan kebijakan pemerintah Arab
Saudi yang telah menetapkan biaya
layanan di masyair yang mengalami
kenaikan pada tahun 2022
Adapun BPIH (Biaya perjalanan
ibadah haji) adalah sejumlah uang yang
harus dibayar oleh warga negara yang
akan menunaikan ibadah haji. Sedangkan
biaya penyelenggara ibadah haji (BPIH)
 11
adalah sejumlah dana yang digunakan untuk
operasional penyelenggara ibadah haji.
Secara sederhana.
BPIH bisa diar kan sebagai biaya
keseluruhan yang harus dikeluarkan untuk
pelaksanaan ibadah haji yang dikelola oleh
pemerintah se ap musim haji. BPIH ini
bersumber dari BIPIH anggaran pendapatan
dan belanja Negara, nilai manfaat , dana
efisien dan atau sumber lain yang sah
b e r d a s a r k a n ke t e n t u a n p e r a t u r a n
perundang-undangan.
Pemerintah melalui kementerian
agama mengusulkan agar kenaikan BPIH
tahun 2023 sebesar Rp 69 juta. Usulan ini
naik hampir 100 persen dari biaya BPIH 2022
yang hanya Rp 39 Juta. Kenaikan ini dinilai
sangat memberatkan jamaah haji. Menurut
Jenderal Amphuri Farid Aljawi, rata-rata
jamaah telah menyetor dana awal sebesar
25 juta berar nggal 14 juta untuk
pelunasan jika dilihat dari biaya haji tahun
2022.
Dengan kenaikan yang sangat
s i g n i fi ka n i n i m b u l ke k h a w a ra n ,
kepanikan dan kecemasan jika Jemaah haji
tahun 2023 berbondong-bondong
melakukan penarikan dana setoran awal.
Jika hal ini terjadi maka akan berdampak
buruk untuk kegiatan pelaksanaan haji di
tahun yang akan datang dikarenakan
menurut MUI Bidang fatwa, Asrorun,
tertera jelas adanya skema Ponzi dalam
pengelolaan dana haji.
Dalam dunia Investasi, Skema
Ponzi sebagai modus Investasi bodong
yang memberikan keuntungan kepada
investor dari uang mereka sendiri atau
uang yang dibayarkan oleh investor
berikutnya. Model investasi seper ini
dak bisa bertahan lama jika dak ada
investor baru yang masuk.
Belum lagi dari hasil kajian
Direktorat Monitoring KPK, ada ga k
rawan korupsi dana penyelenggaraan haji
yaitu biaya akomodasi, biaya konsumsi
dan biaya pengawasan hal ini perlu diaudit
khusus kepada BPKH dalam pengelolaan
dana haji.
Dengan hal ini wajar jika rakyat
menaruh kecurigaan tentang karut-marut
pengelolaan haji yang saat ini terjadi
ditambah dengan kenaikan yang nggi
meskipun saat ini pemerintah melalui
kementerian agama telah mengumumkan
secara resmi biaya Haji tahun 2023 dengan
disetujui biaya naik haji menjadi 49,8 juta
maka jamaah haji tahun 2022 dan 2023
masih harus membayar biaya tambahan
sebesar 23,5 juta dengan batas pelunasan
yang nggal beberapa bulan lagi. Sungguh
hal ini sangat memberatkan bagi jamaah
haji.
 12
Kapitalisasi dalam Pengelolaan Haji
Jika berbicara tentang bisnis, maka
hal ini terkait dengan untung dan rugi karena
dalam sistem kapitalis yang menjadi fokus
ialah bagaimana cara untuk menghasilkan
keuntungan yang sebesar-besarnya.
Bayangkan jika ibadah haji yang sakral ini
menjadi impian umat dijadikan ladang bisnis
yang bisa menghasilkan keuntungan yang
besar dari dana yang disetorkan oleh jamaah
kepada negara yakni Kementerian Agama
melalui Badan Pengelola Keuangan Haji
(BPKH).
Mungkinkah dana yang besar ini
akan dikelola dengan baik sebagaimana
amanah yang diembankan rakyat kepada
negara sebagai tanggung jawab untuk
mengelola kegiatan haji ini?. Rakyat harus
bersabar mengantri 30 tahun lamanya dan
berbeda di se ap daerah tergantung aturan
dan regulasi dari pemerintah.
Badan Pengelolaan Keuangan Haji
(BPKH) mencatat dana kelola haji saat ini
sebesar 166,01 trilliun dan meningkat 4, 56
persen dibandingkan tahun 2021 yakni
sebesar 158,79 trilliun. Berdasarkan laporan
Keuangan BPKH 2022 dana kelola haji ini
ditempatkan dalam kegiatan bisnis investasi
perbankan dan berbagai Instrument
Investasi lainnya. Investasi dana haji
ditempatkan ke perbankan sebesar Rp. 48,
96 trilliun atau 29,50 persen dari seluruh
dana kelolaan yang ada di BPKH dan
selebihnya dana Haji di Investasikan ke
instrument investasi Lainnya mencapai Rp.
117,05 trilliun.
Rincian dana yang diinvestasikan ke
dalam instrumen lainnya terbagi ke Surat
berharga Negara (SBN) sebesar Rp. 114,96
Badan Pengelolaan
Keuangan Haji (BPKH)
mencatat dana kelola haji
saat ini sebesar 166,01
trilliun dan meningkat 4, 56
persen dibandingkan tahun
2021 yakni sebesar 158,79
trilliun.
trilliun lalu ditempatkan pada investasi
en tas asosiasi sebesar Rp. 1,30 Trilliun.
Kemudian ditempatkan pada investasi
langsung dan investasi lainnya sebesar Rp.
779,06 Milyar. Selanjutnya dana haji juga
ditempatkan pada Investasi Emas Sebesar
Rp. 425 Juta.
Maka Jika kita berbicara tentang
bisnis dan investasi pas akan ada dampak
posi f dan nega f. Jika hasil dari investasi
ini berdampak posi f yang menghasilkan
keuntungan, maka ke manakah arah
regulasi keuntungan ini akan
ditempatkan? Apakah untuk jamaah haji
atau untuk hal lainnya dan apakah dak
memungkinkan terjadi penyelewengan
dana dan lain sebagainya?.
Jika hasil dari investasi ini
berdampak nega f yakni kerugian, apakah
ada pertanggung jawaban dari
pemerintah melalui Kementerian Agama
dalam hal ini Badan Pengelola keuangan
Haji (BPKH) ataukah kerugian ini akan
ditanggung oleh jamaah yang akan naik
haji di tahun ini atau di tahun yang akan
datang?
Mungkinkah kenaikan biaya haji
saat ini akibat dari gagalnya investasi
dalam menghasilkan laba keuntungan
sehingga hal ini dibebankan kepada
 13
jamaah haji ?. Maka hal ini mungkin terjadi
karena di dalam sistem bisnis, semua hal bisa
memungkinkan terjadi.
Jika kita lihat apa yang dilakukan
oleh pemerintah dalam pengelolaan dana
haji jauh dari nilai-nilai Islam yang akuntabel
dan dak sesuai dengan nilai-nilai dalam
konsep pengembangan harta yang bersifat
jelas tanpa ada sesuatu yang abu-abu.
Karena konsep pengembangan harta di
dalam Islam harus sesuai dengan akad-akad
yang jelas sebagai pemilik harta dan sebagai
pengelola harta.
Dalam hal ini, pemilik harta adalah
shohibul mal yakni jamaah haji dan
pengelola Harta (Mudhorib) adalah
pemerintah yakni Kementerian Agama
melalui Badan pengelola keuangan haji
(BPKH). Maka dalam pengelolaan harta yang
disetorkan oleh jamaah haji harus melalui
kesepakatan di antara kedua belah pihak
dengan akad Syirkah misalnya bagi hasil
(Mudharobah) atau akad-akad syirkah
yang lainnya yang dak bertentangan
dengan konsep Islam.
M a k a d a l a m a k a d s y i r ka h
kerjasama antara dua belah pihak atau
lebih untuk sesuatu usaha tertentu di
mana se ap pihak memberikan kontribusi
dan atau modal usaha (Ra's al–mal)
dengan ketentuan bahwa keuntungan
dibagi sesuai nisbah yang disepaka atau
secara proposional, sedangkan kerugian
ditanggung oleh para pihak secara
proporsional.
Haji di dalam Islam
Melaksanakan Ibadah Haji ke
Baitullah telah menjadi fardhu 'ain bagi
kaum Muslim yang memenuhi syarat dan
berkemampuan. Allah SWT menyatakan
dalam Alquran, “Mengerjakan haji adalah
kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu
(bagi) orang yang sanggup mengadakan
14
perjalanan ke Baitullah.” (QS 03: 97).
Nabi SAW bersabda, “Wahai manusia, Allah
SWT telah mewajibkan haji kepada kalian,
maka berhajilah.” Menurut Ibn Qudamah,
ada lima hal yang menjadi syarat
melaksanakan ibadah haji yaitu: (1) Islam;
(2) berakal; (3) baligh; (4) merdeka (bukan
budak); (5) mampu. Mampu itu sendiri,
dijelaskan dalam hadits Nabi, melipu dua:
(1) bekal (az-zad); (2) kendaraan (ar-rahilah)
(HR ad-Daruquthni dari Jabir, Aisyah, Anas,
Abdullah bin 'Umar).
Jika semua syarat telah terpenuhi,
maka kewajiban haji telah jatuh kepada
individu muslim. Dia diwajibkan berazam
untuk menunaikan haji. Jika karena satu dan
lain hal dia dak bisa menunaikannya,
kemudian meninggal sebelum sempat
menunaikanya, maka dia dinyatakan dak
berdosa, karena telah berazam saat
kewajiban tersebut jatuh kepadanya.
Namun, jika dia mempunyai
ghalabatud dzan (dugaan kuat) bahwa
kemampuannya akan hilang, sebelum
menunaikan haji, maka dia dak boleh
menangguhkan hajinya. Sebaliknya, wajib
menunaikan haji saat itu juga. Jika dak,
maka dia berdosa.
Adapun terkait dengan
penyelenggaraan ibadah haji, baik perkara
teknis dan administrasi, termasuk uslub dan
wasilah, maka dibutuhkan pengaturan yang
baik oleh negara. Islam menetapkan prinsip
dasar dalam masalah pengaturan
(manajerial), yaitu basathah fi an-nidzam
(sistemnya sederhana), su'ah fi al-injaz
(eksekusinya cepat) dan ditangani oleh
orang yang profesional.
Namun yang perlu dicatat ialah,
A d a p u n t e r k a i t d e n ga n
penyelenggaraan ibadah haji,
baik perkara teknis dan
administrasi, termasuk uslub
dan wasilah, maka
dibutuhkan pengaturan yang
baik oleh negara. Islam
menetapkan prinsip dasar
dalam masalah pengaturan
(manajerial), yaitu basathah
fi an-nidzam (sistemnya
sederhana), su'ah fi al-injaz
(eksekusinya cepat) dan
ditangani oleh orang yang
profesional.
upaya-upaya yang akan menyelesaikan
problem dalam penyelenggaraan ibadah
haji tersebut hanya bisa diaplikasikan
secara keseluruhan apabila diterapkannya
Sistem Islam dalam kehidupan bernegara.
Begitu juga sebaliknya, selama kaum
muslimin masih berada di dalam Negara
yang menerapkan sistem kehidupan
kapitalis maka penyelenggaraan ibadah
haji akan selalu menimbulkan masalah
dan bisa saja Allah akan mencabut
keberkahan di dalam ibadah tersebut.
Bibliografi:
an-Nabhani, Taqiyuddin. _. Kepribadian
Islam Jilid III, Zakia Ahmad. 2021.Pustaka
Fikrul Islam: Jakarta
Qudamah, Ibn. _. Al Mughni, Amir
Hamzah. 2008. Pustaka Azzam: Jakarta
 15
INDONESIA
DALAM GENGGAMAN PLUTOKRASI
K ementerian Keuangan (Kemenkeu)
mencatat utang Pemerintah
Indonesia menembus Rp7.733,99
triliun sepanjang 2022, dengan rasio
terhadap produk domes k bruto (PDB)
39,57 persen. Mengu p buku APBN KiTa
edisi Januari 2023, secara nominal, utang
Indonesia lebih besar dibandingkan dengan
November 2022.
Pada bulan tersebut, total utang
mencapai Rp7.554,25 triliun dengan rasio
48,65 persen terhadap PDB. Penjelasan
dalam buku tersebut menyatakan fluktuasi
posisi utang pemerintah dipengaruhi oleh
adanya transaksi pembiayaan berupa
penerbitan dan pelunasan surat berharga
negara (SBN), penarikan dan pelunasan
pinjaman, serta perubahan nilai tukar.
Meskipun demikian, peningkatan (utang
Pemerintah Indonesia) tersebut masih
dalam batas aman, wajar, serta terkendali
diiringi dengan diversifikasi portofolio yang
op mal, catat Kemenkeu dalam laporan
teresbut. Di sisi lain pembayaran bunga
utang pemerintah dalam anggaran
pendapatan dan belanja negara (APBN)
2023 masih cukup nggi, yakni mencapai
Rp. 441,4 triliun.
Direktur ekseku f ins tute for
Development of economics and finance
(INDEF) Tauhid Ahmad menyatakan
awalnya rasio utang Cuma 37 persen,
sekarang terus bertambah dan mendeka
40 persen. Ini berar makin bertambah
risikonya.
Direktur Center of Economic and
Law Studies (CELIOS) Bima Yudistrira
memprediksi bunga utang Indonesia
diperkirakan dapat mencapai Rp. 470
triliun pada 2023. Risiko atas utang negara
yang menggunung saat ini bisa muncul jika
Indonesia gagal bayar utang (default),
resiko besar jika itu terjadi.
A d a l a h a n ca m a n te r h a d a p
16
kedaulatan RI. Pasalnya, jika Indonesia gagal
bayar utang, Indonesia harus meminta
talangan kepada dana moneter ke IMF yang
tentu saja dak ada makan siang gra s.
Seper yang sudah-sudah IMF akan
memberlakukan banyak persyaratan.
Termasuk SDA negeri yang kita cintai ini yang
akan ditumbalkan. Nah syarat inilah dapat
berpotensi mengganggu kedaulatan RI.
Diperparah dengan sekolompok
kecil orang dengan akses dan penguasaan
materi yang terlampau besar berkomplot
dengan asing serta mengambil untung di
balik masalah ini. Dapat dimaknai bahwa
para bohir dan oligarki bekerja sama dengan
poli si untuk melicinkan kepen ngan bisinis
mereka.
UU dan hukum pun dibuat terlihat
legal walau hakikatnya dak memiliki
legi masi yang kuat karena diduga ada
bargaining poli k di baliknya. Hal ini dapat
kita lacak melalui hak veto Presiden Jokowi
dengan menerbitkan peraturan pemerintah
penggan undang-undang (PERPPU) nomor
2 tahun 2022 tentang cipta kerja (ciptaker).
Sebelumnya pada tanggal 25
November 2021, Mahkamah Kons tusi
memutuskan undang-undang nomor 11
tahun 2020 tentang cipta kerja atau UU
cipta kerja cacat secara formil. Untuk itu,
MK menyatakan bahwa uu cipta kerja
inkons tusinalitas bersyarat. MK meminta
UU ini diperbaiki dalam dua tahun.
Namun, belum genap dua tahun Jokowi
sudah mengeluarkan PERPPU yang ar nya
menganulir keputusan MK. Apa lagi saat
ini PERPPU tersebut sudah menjadi UU.
Jadi dapat dimaknai kalau negeri
ini sudah dikendalikan oleh oligarki yang
m e m i l i k i ke ku ata n m o d a l u nt u k
m e n g u a s a i p o l i k d a n e ko n o m i .
Semuanya berawal dari sistem poli k yang
rusak dan mahal. Mendagri Tito Karnavian
pernah menyatakan untuk menjadi bupa
minimal butuh Rp. 30 miliar, sedangkan
untuk menjadi wali kota dan gubernur
jauh di atas itu. Dari biaya poli k yang
mahal bisa menjadi sebab akibat para
poli si mendeka bohir dan oligarki. Tentu
dengan konsekuensi logis ada simbiosis
mutualisme di antara keduanya.
Problema ka Masyarakat
Ya n g d i m a k s u d ka n a d a l a h
masalah pendidikan, persoalan
kemiskinan, hilangnya rasa keadilan
hukum, kasus narkoba, ketersediaan
pasokan pangan, pengangguran ngkat
kejahatan, hilangnya keadilan hukum,
serta semrawutnya pengelolaan sumber
daya manusia.
Banyaknya kasus dalam dunia
pendidikan yang terjadi akhir-akhir ini
yang sering kita temui di lapangan seper
pelecehan seksual terhadap siswa, kepada
guru, korupsi dana pendidikan, kurikulum
 17
yang membuat bingung karena hampir
se ap tahun bergan nama dan model.
Pendidikan merupakan suatu
p r o s e s y a n g s a n ga t p e n n g u n t u k
meningkatkan kecerdasan, keterampilan,
memper nggi budi peker , memperkuat
kepribadian, dan mempertebal semangat
kebersamaan agar dapat membangun diri
sendiri dan bersama-sama membangun
bangsa.
Menurut Saptono dalam bukunya
Dimensi-dimensi Pendidikan Berkarakter
menuliskan bahwa pendidikan adalah
sesuatu kebutuhan yang harus dipenuhi
oleh se ap individu. Pendidikan dak
terlepas dari segala ak vitas yang dilakukan
manusia. Dalam kondisi apapun, manusia
dak dapat menolak efek dari penerapan
pendidikan dalam sehari-hari
Permasalahan sektor pendidikan di
Indonesia selama ini masih atau belum
sepenuhnya terselesaikan. Tentu hal ini
merupakan sesuatu yang sangat
disayangkan karena kualitas pendidikan
merupakan salah satu faktor penentu dalam
peningkatan sumber daya manusia nasional.
Rendahnya kualitas sumber daya
manusia tentunya akan menghambat
pembangunan suatu negara. Tanpa kualitas
sumber daya manusia yang terampil,
kekayaan alam yang begitu besar potensinya
dak dapat dimaksimalkan. Malah dapat
dijadikan dalih oleh plutocrat untuk
memberikan izin kepada TKA dari buruh
kasar sampai ahli untuk dipekerjakan di
Indonesia.
Selain kualitas pendidikan masih
terkategori kurang baik tentu berbanding
lurus dari sistem yang diterapkan. Bila
sistemnya baik maka kualitas pendidikan
akan menunjukkan kualitas yang baik
pula. Berbeda halnya dalam sistem sekuler
kapitalis ini semua hal akan dijadikan
bisnis yang dapat menguntungkan perut
mereka tanpa memperha kan kualitas
yang dihasilkannya.
Lebih jauh problema ka
masyarakat yang lain adalah penyelesaian
yang tak pernah tuntas dalam
memberantas kemiskinan. Jumlah
penduduk miskin pada september 2022
sebesar 26,36 juta orang, meningkat 0,20
juta orang terhadap Maret 2022 dan
menurun 0,14 juta orang terhadap
September 2021. Persentase penduduk
miskin perkotaan pada Maret 2022
sebesar 7,50 persen, naik menjadi 7,53
enam bulan kemudian. Dan masih banyak
lagi kasus lainnya seper angka
kriminalitas, penista agama yang datanya
berseliweran di jagat maya
Semua ini tentu dak lepas dari
campur tangan 1 persen orang
kaya:oligarki di Indonesia yang menguasai
50 persen asset nasional. Konsentrasi
kekayaan mereka dapat memuluskan
semua ambisinya untuk menguasai
sumber daya alam yang lebih dari 50
 18
persen tersebut.
Sehingga wajar saja jika mereka
bisa menyapu bersih siapa saja yang terlalu
getol bersuara dalam menghambat laju
bisnis mereka. Tak sedikit pejabat atau
poli si diikat lehernya oleh oligark dengan
duit dan segala kenikmatan dunia. Sehingga
kebijakan atau RUU yang dilegislasi berdasar
pada pesanan sang oligark.
Penyelamatan Masa Depan Masyarakat
Masyarakat, kata Cak Nun berasal
dari kata musyarakah atau dalam Fiqh
Muamalah oleh Rahmat Syafe'i
menyebutnya syarikah atau sirkah. Syafi'I
Antonio menjelaskan bahwa musyarakah
adalah akad kerja sama antara dua belah
pihak atau lebih untuk menjalankan sebuah
usaha tertentu. Poin yang ingin disampaikan
bahwa originalitas terma masyarakat berasal
dari salah satu akad usaha dalam ekonomi
Islam. Tentu segala yang menyangkut
tentang masyarakat seyogianya
dikembalikan kepada muasalnya yakni
syariah Islam.
Sadar atau dak sadar bahwa apa
yang terjadi di negeri ini karena salah
memilih dan menerapkan sebuah sistem
aturan bernegara sehingga wajar saja
menghasilkan masalah di semua lini. Ingat
bahwa Indonesia sedang dak baik-baik saja.
Aneka persoalan hampir semuanya ada
s e p e r m a s a l a h e ko n o m i , p o l i k ,
p e n d i d i ka n , h u ku m , ko r u p s i , LG BT,
kemiskinan dan seterusnya.
Bagaimana menyelesaikannya?
Apakah masih berharap terhadap sistem
demokrasi, UU produk DPR dan MPR atau
PERPPU Rezim?. Aturan dan hukum siapa
yang lebih baik kalau bukan dari aturan
Allah SWT yang sudah dicontohkan dan
dipraktekkan oleh manusia yang paling
mulia yakni Nabi besar Muhammad SAW.
Mari buka mata, ha dan pikiran
kita melihat solusi dari Islam dalam
menyelesaikan permasalahan di ngkat
masyarakat sampai dengan negara bahkan
hubungan internasional. Jangan biarkan
kebenaran terkubur dengan kecintaan dan
kesenangan hidup di dunia. Islam dan
sy a r i a h ny a d a p a t m e n j a d i s o l u s i
permasalahan Indonesia saat ini. oleh
karena itu terapkan ajaran Islam secara
kaffah Insya Allah Indonesia berkah.
Bibliografi:
Wadjdi, Farid. 2023. Menguatnya
Sekularisasi-Radikal dan Oligarki . Al-Wa'ie
edisi Rajab 1-28 Februari.
h ps://www.cnnindonesia.com/ekon
omi/20230119073814-532-
902331/utang-pemerintah-
indonesia-tembus-rp7733-t-
sepanjang-2022
h ps://gurubelajar.id/masalah-
pendidikan-di-indonesia-2022/
h ps://www.bps.go.id.
h ps://databoks.katadata.co.id/data
publish/2022/10/19/bnn-ungkap-
kasus-narkoba-di-indonesia-paling-
banyak-jenis-sabu
 19
D alam peringatan satu abad
Nahdhatul Ulama, diselenggarakan
Muktamar Internasional Fiqih
Peradaban pada Senin (6/2/2023), terdapat
rekomendasi yang mengatakan bahwa
bahwa pandangan lama yang berakar pada
tradisi fiqih klasik, yaitu adanya cita-cita
untuk menyatukan umat Islam di bawah
naungan tunggal sedunia atau negara
Khilafah harus digan kan dengan visi baru
demi mewujudkan kemaslahatan umat.
Rekomendasi itu juga memuat
pesan yang cukup mengagetkan.
Disampaikan bahwa Perserikatan Bangsa-
Bangsa (PBB) berikut piagamnya
memanglah dak sempurna dan harus
diakui masih mengandung masalah hingga
saat ini. Namun demikian piagam PBB itu
dimaksudkan sejak awal sebagai upaya
untuk mengakhiri perang yang amat
merusak dan prak k-prak k biadab yang
mencirikan hubungan internasional
sepanjang sejarah manusia.
Karena itu, Piagam PBB dan PBB itu
sendiri bisa menjadi dasar yang paling kokoh
dan yang tersedia untuk mengembangkan
fiqih baru guna menegakkan masa depan
peradaban manusia yang damai dan
harmonis.
Tidak semua orang memiliki
kapasitas dalam berbicara soal fiqih,
tetapi rekomendasi tersebut jelas
membuat umat Islam bertanya keras.
Bagaimana bisa organisasi Islam yang
sudah dewasa dan sangat besar
mendeklarasikan bahwa Piagam PBB dan
PBB bisa menjadi dasar untuk
mengembangkan fiqih?.
Bahkan PBB sendiri pun dak
pernah melirik sama sekali tentang fiqih
Islam dalam penulisan piagamnya.
Padahal landasan tolok ukur Piagam PBB
sudah jelas adalah liberalisme, bukan
halal-haram. Bagaimana bisa piagam yang
berlandaskan ide liberalisme dikatakan
sebagai bisa menjadi dasar yang paling
kokoh untuk mengembangkan fiqih?
Sebenarnya dalam rekomendasi
t e r s e b u t j u ga d i s e b u t k a n a l a s a n
munculnya ungkapan yang mengagetkan
tersebut, yaitu kemaslahatan. Bukankah
ada kaidah syar'iyyah :
َ َ ْ َ ْ ‫ﺗﻛون‬
ُ‫اﻟﻣﺻﻠﺣﺔ‬ ُ ُْ َ ‫ع‬ َ ُ ْ ‫َﺣ‬
ُ ُ َ ‫ﯾﺛﻣﺎ‬
ْ ‫ﯾﻛون ﱠ‬
ُ ‫اﻟﺷر‬
“Di mana tegak syariah maka di situ ada
maslahat”. Apakah muktamar tersebut
menyatakan piagam PBB lebih relevan
untuk kehidupan manusia daripada
syari'at Islam? Jadi syari'at Islam harus ikut
20
piagam PBB dan PBB sedangkan PBB dak
usah memper mbangkan apapun yang
berasal dari pandangan islam?
Seper biasa pula, ke ka bicara
soal cita-cita menegakkan kembali Khilafah
di tengah umat maka hal ini dibenturkan
dengan hubungan berhadap-hadapan
dengan non-Muslim. Pertanyaan kemudian
adalah jika memang kita memiliki ide dan
prinsip yang kita yakini benar kenapa harus
disembunyikan untuk disampaikan ?
Apakah syari'at Islam hanya relevan
untuk muslimin dan bukan untuk seluruh
manusia? Bukankah Rasulullah adalah
rahmat bagi semesta alam bukan untuk satu
kaum tertentu?. Selain itu, cita-cita
menegakkan kembali Khilafah di tengah
umat juga dibenturkan dengan fakta yang
terjadi di Irak dan Suriah karena kemunculan
ISIS. Seolah siapapun yang memiliki cita-cita
untuk tegaknya Khilafah dengan mudah
dilabeli ISIS.
Sejak kelahirannya pada tahun
1945, PBB dengan banyak fakta yang ada
dak dapat mendamaikan dan
mengharmonisasikan kondisi dunia.
Bahkan terkesan hanya menjadi alat untuk
melegi masi kepen ngan-kepen ngan
negara besar yang ada di dalamnya.
Misalnya perang Vietnam yang
terj ad i antara 1955 h in g ga 1975,
dikobarkan oleh dua anggota PBB yang
sama-sama memiliki hak veto, yaitu Rusia
dan Amerika Serikat. Alih-alih berdamai
mereka memilih untuk mengobarkan
perang yang berujung pada tewasnya
lebih dari dua juta warga sipil Vietnam.
Perancis, anggota PBB yang juga memiliki
hak veto, melakukan penjajahan dan
serangan militer terhadap Aljazair pada
tahun 1954 sampai 1962. Hasilnya lebih
dari empat ratus ribu warga Aljazair yang
menjadi korban.
Amerika Serikat telah melakukan
invasi ke Irak pada 2003 hingga 2011
dengan alasan yang dibuat-buat. Invasi ini
menelan korban sebanyak 460.000 korban
jiwa. Belum lagi invasi AS ke Afghanistan
selama 20 tahun (2001 sampai 2021).
Begitu juga konflik Pales na dengan
pemukiman illegal Israel telah menelan
korban hingga saat ini, bahkan Wanita dan
anak-anak. Semua ini disaksikan oleh PBB,
bahkan Sebagian atas restu PBB yang
mendukung sikap-sikap negara-negara
senior anggota PBB.
Pada akhirnya, akan sampai
sejauh mana sekulerisme akan membawa
umat Islam menjauh dari syari'atnya? Jika
pada saat ini, organisasi umat Islam saja
dengan pede mendeklarasikan bahwa
piagam PBB dan PBB patut menjadi dasar
yang paling kokoh dan yang tersedia untuk
mengembangkan fiqih?
 21
Jalan Baru Aktivis Muslim
A k vis dalam Kamus Besar Bahasa
I n d o n e s i a ( K B B I ) : 1 . O ra n g
(terutama anggota poli k, sosial,
buruh, petani, pemuda, mahasiswa, wanita)
yang bekerja ak f mendorong pelaksanaan
sesuatu atau berbagai kegiatan dalam
organisasi. 2. Seseorang yang menggerakkan
(demonstrasi dan sebagainya).
Se ap kali mendiskusikan seputar
dunia pergerakan, maka kita akan menemui
banyak sekali kata atau kalimat yang selalu
m e r u j u k ke p a d a p a ra p e m u d a d a n
mahasiswa, yang selanjutnya lebih dikenal
dengan sebutan ak vis.
Oleh sebab sepanjang sejarah
dunia mencatat, dalam konteks perubahan,
pemuda selalu mengambil peran dalam
pergerakan menuju berubahan sebagai
peman k, sekaligus sebagai agen yang
berdiri di depan barisan untuk mengepalkan
nju, lalu menunjuk dengan sarkas kepada
rezim yang dianggap berlawan-haluan
dengan kepen ngan rakyat.
Kita lihat bagaimana terjadinya
revolusi di Cuba yang sekarang ibukotanya
disebut Havana. Setelah kian lama
terkungkung oleh rezim diktator Fulgencio
Ba sta, akhirnya, lewat perjuangan Fidel
Castro bersama Che Guevara dan kawan-
kawannya di bawah naungan bendera M-
26-7 atau dikenal dengan sebutan
Gerakan 26 Juli yang disokong oleh
semangat Marxisme, akhirnya rezim
diktator Ba sta yang merupakan kaki
tangan kapitalisme Amerika dapat
ditumbangkan pada tahun 1959.
Itulah buah dari perjuangan
kaum marxis di Cuba setelah lama mereka
keluar-masuk hutan bergerilya dan terus
m e n ge n ca n g ka n u rat p e r l awa n a n
terhadap rezim yang memberangus
keadilan.
Termasuk Ke ka kita melihat
bagaimana pergolakan yang pernah
22
bangsa ini lewa , sejak era penjajahan,
kemudian Orla, lalu Orba yang diberangus
oleh ak vis 98.
Bukankah jalan ak vis di 98 telah
selesai dan mengantar kita ke dalam dunia
baru? Ternyata dak!
Justru 98 itu hanya jeda saja. Pasca
Orba barulah bermekaran kediktatoran di
segala dimensi kebangsaan kita. Bahkan
dak salah jika disebut itu adalah fase
kebrutalan oligarki di negeri kita. Sebab
ke s o m b o n ga n d a n ke b e n g i s a n nya
mengangkangi seluruh lini sudah tak perlu
repot-repot dirahasiakan oleh publik.
M u l a i d a r i ka s u s p e n ga m b i l
paksaan lahan adat, pencabutan subsidi
Pendidikan, penguasaan infrastruktur dan
wilayah-wilayah strategis untuk
kemakmuran negeri sendiri justru dilahap
juga oleh para oligarki. Kemandirian
ekonomi akhirnya hanya omong kosong
belaka, independensi hukum melemah.
Per kaian di wakil rakyat terus
menghiasi ruang sosial media oleh sebab
dak meratanya hasil jual beli undang-
undang. Termasuk pelanggaran HAM kian
menggila di negeri ini. Sementara penguasa
kita di negeri ini malah Bahagia menjadi
boneka yes man untuk para oligarki lokal dan
internasional.
Sadarkah kita kalau negeri ini
seper sudah masuk ke lubang biawak
mengiku permainan oligarki? Hal-hal tak
senonoh dan menjijikkan justru menjadi
sajian ru n ap hari dan merusak filter
kewajaran.
Semua dipaksa mengambil
standar kebahagiaan hanya dengan materi
dan nama tempat bekerja yang mentereng
tanpa mau perduli bahwa oligarki terus
melakukan kerusakan secara massif.
Ak vis muslim sedunia di mana
pun kalian berada, sadarlah. Bangkitlah
dari keterpurukan biadab ini. Bukankah
dari kampus kita mengenal kata ak vis,
lalu di Lembaga-lembaga perkaderan kita
digembleng menjadi kader militan
penentang kejahatan sistem?
Biarlah senior-senior dahulu
menjadi kaki tangan oligarki di parlemen
dan di instansi yang memasung
idealismenya. Kita tak perlu menjadi
penyamun dan pelacur intelektual seper
mereka.
Olehnya, kita perlu mengetahui
apa penyebab mereka berada di jalur sesat
itu. Dan dak lain adalah karena
pergerakan mereka hanya didasari oleh
23
semangat penghancur belaka tanpa konsep
berbasis ideologi yang bertentangan hidup
dan ma nya.
Mereka hanya melanjutkan
kebodohan ak vis sesat yang lalu-lalu. Saat
mahasiswa mereka keras mengkri k, lalu
ke ka mereka sendiri yang menjabat, pun
terjadi siklus yang sama. Ar nya begitu
selesai para pembelot ini, digan kan lagi
oleh junior-junior yang sama rusaknya. Tak
punya konsep matang.
Maka dari itu, ak vis muslim harus
mengambil jalan baru, yakni kembali pada
tuntunan panutan kita semua. Tuntunan
Nabi Yang Mulia Rasulullah Muhammad
SAW., yang menjadikan Islam Total sebagai
jalan hidup. Sebagai jalan dakwah hingga
akhir napasnya.
Islam Total itulah yang kita sebut
sebagai mabda. Sebagai ideologi. Karena
Gerakan yang tak berideologi, hanya akan
menjadi penyamun dan pelacur intelektual
yang menyedihkan. Marilah Bersama-sama
merin s jalan ak vis kita dengan benar.
Seper kata Syaikh Taqiyuddin
dalam kitabnya Pembentukan Partai Poli k,
bahwa Lembaga, Gerakan, yang hadir tanpa
didasari dengan ideologi, maka ia akan
segera bubar. Atau kalau tetap eksis maka ia
akan tumpul dan melemah.
Kemudian Lembaga atau pun
Gerakan tadi harus punya metode
peneparan ideologinya. Dan dak boleh
dalam rangka penerapan ideologi ini
justru bertentangan dengan metodenya.
Gerakan ini pun dalam
perjuangannya dak boleh bersifat
kepemimpinan tokoh. Tidak boleh ada
tradisi pendewaan senior. Tetapi haruslah
menganut kepemimpinan berpikir agar
gerakannya seragam di mana pun mereka
berada.
Tidak boleh pula para ak visnya
hanya dikenali ke ka ia menggunakan
atribut. Ke ka atribut hilang, maka hilang
pulalah iden tasnya. Di sini ak vis dan
lembaga haruslah menjadikan pemikiran
sebagai corak iden tasnya. Bukan logo,
bendera, serta atribut omong kosong
lainnya.
Setelah semua ini dibenahi,
barulah Gerakan akan masif, tajam, dan
ideologis. Inilah jalan baru para ak vis
muslim hari ini yang harus mereka
tempuh. Menjadikan Islam adalah poros
perjuangan. Memahami kewajibannya
untuk menerapkan syariat Allah di bumi ini
dengan Bersama-sama mencampakkan
konsep barat yang menipu lalu berjamaah
menegakkan khilafah Islamiyah sebagai
jalan penerapan hukum Allah yang
paripurna.(*)
Bibliografi:
A n - N a b h a n i , Ta q i y u d d i n . 1 9 5 3 .
Pembentukan Partai Poli k Islam, Zakaria
dkk. 2016. HTI Press: Jakarta
24
Dalam Kapitalisme
Dan Islam
P erang Rusia-Ukraina belum kunjung
usai. Menurut laporan Office of the
High Commisioner for Human
Rights(OHCHR), sejak awal perang sampai
26 Desember 2022 sudah ada 17.831
penduduk Ukraina yang menjadi korban.
Perang yang hanya melibatkan dua
negara, namun telah mampu mencatatkan
korban jiwa yang fantas s, belasan ribu jiwa.
Banyak di antara mereka adalah anak kecil
dan kaum wanita yang tak bersalah. Jika kita
lihat ke belakang, se ap peperangan yang
diinisiasi dan dimulai oleh barat, senan asa
memakan korban jiwa yang jumlahnya dak
sedikit.
Perang Dunia I, tercatat korban jiwa
9 juta personil militer dan 7 juta warga sipil.
Perang Dunia II lebih mengerikan lagi,
diperkirakan korban yang jatuh selama
perang berlangsung sekitar 40 sampai 50
juta jiwa. Sungguh data yang
mencengangkan. Apa sesungguhnya mo f
dari perang tersebut, hing ga harus
mengorbankan manusia – manusia tak
bersalah?.
Pandangan Barat tentang Perang.
Negara-negara barat mayoritas
bahkan hampir seluruhnya menganut
paham sekulerisme. Dari sekulerisme
lahirlah Kapitalisme sebagai ideologi yang
dianut. Idelogi inilah yang menjadi bahan
bakar dunia barat dalam ambisinya untuk
menguasai dunia. Berambisi seluruh isi
bumi menjadi milik mereka, tak peduli
bagaimana nasib orang lain, bahkan
dibantai dak masalah, selama tujuan
mereka terpenuhi.
Ka p i ta l i s m e s e s u n g g u h nya
sebuah fiqrah/ide yang tentunya memiliki
thoriqoh/metode untuk mewujudkannya.
Nah, untuk menjaga eskistensi ide ini,
m a k a m e n j a d i ke h a r u s a n i d e i n i
senan asa disebarluaskan. Dalam
menyebarluaskan Kapitalisme, satu-
satunya metode yang dapat digunakan
ialah kolonialisme/penjajahan. Baik
penjajahan langsung maupun dak
langsung.
Dari sinilah kita bisa menilai
akibat yang dihasilkan dari penyebaran
ideologi ini. Kemiskinan dan penderitaan
25
merajalela, bahkan kehancuran di mana-
mana.
Sekitar setengah juta orang tewas
di Irak akibat perang sejak invasi pasukan
Amerika Serikat pada tahun 2003 hingga
pertengahan 2011. Tim peneli dari Amerika
Serikat, Kanada, dan Irak memperhitungkan
jumlah korban jiwa dalam periode itu
mencapai 461.000 orang. Bukan hanya Irak
yang jadi korban bencana invasi pasukan
barbar Amerika. Tetapi juga Suriah, Pales na
menjadi deretan negara korban negara
Kapitalis.
Pandangan Islam tentang Perang
Islam yang lahir di Makkah,
tersebar ke penjuru alam pun dak lepas
dari peperangan. Peperangan menjadi
sesuatu yang tak terhindarkan dalam
penyebaran Islam. Sebab Allah SWT telah
mewajibkan kepada kaum muslim untuk
mengemban dakwah ke seluruh manusia.
Dalam penyebaran ini, terjadi respon yang
beragam dari umat atau bangsa yang diseru
untuk memeluk agama Islam. Perbedaan
respon tersebut yang menjadi sebab
peperangan bisa terjadi.
Apakah perang menjadi satu-
satunya metode dalam penyebaran Islam?
Jawabannya tentu dak. Perang hanya
menjadi opsi terakhir. Jika cara damai
ditolak, maka perang jawabannya. Apakah
penyebaran Islam seurgent itu?. Sehingga
menimbulkan peperangan menjadi
sesuatu yang dapat diterima? Padahal kita
tahu, bahwa di se ap peperangan pas
akan memakan korban, baik korban harta,
hingga nyawa.
Sebagaimana telah disampaikan
sebelumnya, bahwa dakwah adalah
kewajiban kaum muslimin. Se ap manusia
yang ada di muka bumi berhak menerima
informasi tentang Islam dan merasakan
bagaimana Islam diterapakan. Se ap
penghalang dakwah harus disingkirkan
dengan cara apapun.
Allah SWT dalam firmannya
memerintahkan untuk memerangi orang-
orang yang dak beriman kepada Allah
dan hari kemudian. Memerangi mereka
yang dak mengharamkan apa yang
diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya.
Serta memerangi orang-orang yang dak
beragama dengan agama yang benar
(agama Allah), (yaitu orang-orang) yang
diberikan Al-Kitab kepada mereka, sampai
mereka membayar jizyah dengan patuh
sedang mereka dalam keadaan tunduk.”
Jadi, sesungguhnya di dalam
Islam perang terjadi semata untuk
menjalankan perintah Allah SWT, yakni
menyingkirkan penghalang dakwah.
Bahan bakar kaum muslim berperang
adalah keimanan kepada Allah, bukan
yang lain, apalagi semata kerakusan
sebagaimana penganut ideologi
Kapitalisme.
26
Perlakuan Setelah Perang: Negara Kapitalis
Negara pemenang pasca perang
dalam Ideologi Kapitalis bisa berbuat
sesukanya. Tak ada aturan yang mengikat
mereka. Kesewenang-wenangan bahkan
penjajahan jadi konsekuensi yang harus
diterima bagi mereka yang kalah dalam
perang.
Tenaga, harta dan nyawa penduduk
negara yang kalah menjadi milik bagi negara
yang berhasil memenangkan peperangan.
Pemandangan yang nampak di depan mata
begitu jelas terlihat, membedakan antara
pihak kalah dan pihak pemenang. Pihak
pemenang hidup nyaman bergelimang
kemewahan, hidup dari harta rampasan dari
pihak yang kalah.
Dalam kehidupan setelah perang,
dak akan pernah kita dapa , kaum
penjajah dan kaum terjajah bisa hidup
berdampingan, rukun, dan salin tolong
menolong. Lebih jauh dari itu, budaya dan
agama yang dibawa oleh penjajah menjadi
sesuatu yang sulit bahkan mustahil diterima
oleh pihak yang terjajah, sebab penjajahan
itu sudah menjadi satu buk kuat akan
rusaknya Ideologi yang dianut dan dibawa
oleh penjajah.
Akibat dari nuansa penjajahan
yang begitu kental, kekuasaan negara-
negara imperialis di negeri-negeri yang
mereka jajah cenderung singkat.
Disebabkan pembangkangan bahkan
pemberontakan yang senan asa dilakukan
oleh mereka yang terjajah.
Namun ada pula dibeberapa
praktek penjajahan yang berlangsung cukup
lama. Itu semua dikarenakan ada oknum
dari pihak yang terjajah memberikan
kese aannya kepada penjajah, menjadi
kaki tangan atau boneka penjajah dalam
membendung perlawan dari kaumnya
sendiri yang merasakan penjajahan.
Perlakuan Setelah Perang: Negara Islam
Islam menjadikan perang sebagai
cara terakhir dalam menyebarkan risalah
Islam yang Rahmatan lil Alamin. Awalnya
seluruh umat manusia diseru ke jalan
Islam dengan cara yang ma'ruf lagi Ihsan.
Kaum Muslim dak boleh memulai
permusuhan dengan peperangan hingga
mereka menawarkan Islam pada musuh
atau membayar jizyah.
H u ku m sya ra ' d a l a m j i h a d
m e m b e r i a t u ra n b a h w a j i k a k i t a
mengepung musuh dari kalangan orang
kafir, maka kita terlebih dahulu mengajak
mereka kepada Islam. Jika mereka masuk
Islam, maka mereka menjadi bagian dari
umat Islam dan haram diperangi. Jika
menolak, maka mereka dituntut
membayar jizyah. Jika mereka
membayarnya, maka darah dan harta
mereka terpelihara dan jadilah negeri
mereka bagian dari negara Islam yang
berhukum dengan Islam.
Mereka juga memperoleh hak
27
sebagaimana yang didapat kaum Muslim,
seper keadilan, kesepadanan,
perlindungan, pemeliharaan, penjagaan,
dan pemenuhan semua kebutuhan mereka
seper halnya mengurus kaum Muslim
dengan menjamin seluruh urusan yang
harus mereka jalani dalam kehidupannya.
Mereka juga mempunyai
kewajiban sebagaimana kewajiban kaum
Muslim, yaitu memberikan loyalitas kepada
negara dan aturan. Akan tetapi, jika kaum
kafir menolak Islam dan menolak membayar
jizyah, maka seke ka itu juga mereka
diperangi sampai mereka kalah.
Uniknya, hampir dari se ap
pembebasan yang dilakukan oleh Islam
justru diterima baik oleh umat lain bahkan
mayoritas dari mereka justru meninggalkan
agamanya lalu memeluk Islam. Apa
sesungguhnya yang menyebabkan ini bisa
t e r j a d i ? S y a i k h Ta q i y u d d i n t e l a h
memaparkannya begitu detail dalam
kitabnya, beliau berkata begini:
“Adapun interaksi kaum Muslim
sebagai pembebas dengan penduduk yang
dibebaskan, adalah faktor yang paling besar
pengaruhnya terhadap masuknya mereka
ke dalam Islam dan peleburan mereka
dengan seluruh kaum Muslim. Hal itu
karena kaum Muslim setelah membebaskan
negeri-negeri, mereka akan nggal di negeri
yang dibebaskan itu dan mengajarkan Islam
kepada penduduknya serta membina
mereka dengan tsaqafah Islam. Mereka
nggal bersama penduduk setempat di
rumah-rumah dengan bertetanggaan,
hingga negeri tersebut dihuni secara
bersamaan oleh pihak yang membebaskan
dan pihak yang dibebaskan. Mereka bekerja
sama dalam semua urusan kehidupan dan
secara keseluruhan mereka menjadi
penduduk satu negeri yang diterapkan
kepada mereka hukum-hukum yang satu.
Mereka dak menjelma menjadi dua
kelompok yang membebaskan dan yang
dibebaskan, yang menang dan yang
kalah; melainkan menjadi satu… Adapun
masuknya negeri yang dibebaskan ke
dalam Islam, hal itu terjadi secara umum.
Penduduk ap daerah yang dibebaskan
berbondong-bondong memeluk agama
Allah, hingga sebagian besar dari
penduduk negeri tersebut masuk Islam.
Orang-orang terus menerus masuk Islam
secara berkelompok, sehingga hampir
seluruh manusia menjadi muslim; dan
Islam dak lagi terbatas menjadi agama
orang yang membebaskan. Dengan
masuknya penduduk suatu negeri dalam
Islam, mereka melebur dengan bangsa
yang membebaskan, lalu menjadi satu
umat.”
Maka sungguh sangat berbeda
antara Islam dan Kapitalisme memandang
perang dan perlakuan terhadap mereka
yang menerima atau kalah dalam perang.
Perbedaan ini ibarat langit dan bumi.
Sungguh kita merindukan kembalinya
Negara Islam yang dapat mengemban
Ideologi Islam keseluruh penjuru dunia
sebagaimana dahulu pernah terjadi.
Bibliografi:
An-Nabhani. _. Daulah Islam, Umar Faruq
dkk. 2019. Pustaka Fikrul Islam: Jakarta
h ps://databoks.katadata.co.id/
h ps://www.bbc.com/indonesia/dun
ia/2013/10/131016_irak_perang
28
DIMENSI
POLITIK
TAHWILUL
QIBLAH
S ayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki
d a l a m k i ta b M a d za fi Sy a 'b a n
menjelaskan, pada bulan Sya'ban
terjadi beberapa peris wa pen ng. Di
antara peris wa tersebut ialah peralihan
arah kiblat (tahwil al-kiblah) umat Islam
yang semula menghadap ke Baitul Maqdis
berubah ke arah Ka'bah.
Peralihan tersebut didasari turunya
firman Allah SWT dalam QS. Al-Baqarah: 144
َ ٰ ْ َ ً‫ﻓﻠﻧوﻟﯾﻧك ﻗِ ْ َﺑﻠﺔ‬
ۖ ‫ﺗرﺿﯨﮭﺎ‬ ۤ َ ‫وﺟﮭك ِﻓﻰ ﱠ‬
َ ‫اﻟﺳﻣﺎ ۚ ِء َ َ ُ َ ِ ّ َ ﱠ‬
ِ َ َ ْ ‫ﺳﺟِد‬
‫اﻟﺣرام‬
Terjemahannya:
“Sungguh Kami (sering) melihat
mukamu menengadah ke langit, maka
sungguh Kami akan memalingkan kamu ke
kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah
mukamu ke arah Masjidil Haram…,”
Umumnya umat Islam
mendudukan perkara peralihan kiblat
(tahwil qiblah) hanya sebatas berkaitan
dengan ibadah shalat saja, tanpa menggali
lebih dalam secara konfrehensif njauan
histori dan poli knya. Padahal peralihan
kiblat umat Islam dari Baitul Maqdis ke
a ra h Ka ' b a h d a k b e rd i r i s e n d i r i
melainkan atas dasar permintaan
Rasulullah SAW kepada Allah SWT.
Hal itu terekam dari dialog
Rasulullah SAW bersama Jibril AS.
Sebagaimana Imam Ar-Razi ke ka
menjelaskan QS. Al-Baqarah:144 dalam
َ ‫ﻗد ﻧَٰرى َ َ ﱡ‬
َ ِ ْ َ ‫ﺗﻘﻠب‬ َْ kitab tafsirnya, Mafa h al-Ghaib.
ِ ْ ‫اﻟﻣ‬ َ ْ َ ‫وﺟﮭك‬
َ ْ ‫ﺷطر‬ ِّ َ َ
َ َ ْ َ ‫ﻓول‬
“Wahai Jibril, aku lebih senang jika Allah
memalingkanku dari kiblat orang Yahudi.
Aku dak menyukai arah kiblat mereka,”
pinta Rasulullah. Jibril AS menjawab, “Aku
pun hamba seper mu. Akan sayasz
mintakan hal itu untukmu.” (Tafsil
Berangkat dari riwayat tersebut,
m e n ga n d u n g p e m a h a m a n b a h w a
peralihan kiblat atas dasar keinginan
Rasulullah SAW. Dan keinginan tersebut
29
dak didasari atas ke daksukaannya dengan
Baitul Maqdis. Melainkan untuk
menunjukkan iden tas Islam ideologis,
bahwa Islam jauh berbeda dengan ajaran
Yahudi dan Nashrani. Ar nya Rasulullah
SAW dak menginginkan ajaran Islam
dianggap sama dengan ajaran Yahudi atau
ajaran lainnya, walaupun hanya perkara
kiblat semata.
Pondasi Kekuasaan Islam Madinah
Kaitannya dengan dimensi poli k
peralihan kiblat, maka perlu
menggambarkan historisitasnya, yaitu
ko n d i s i s a a t - s a a t R a s u l u l l a h S AW
menginginkan peralihan kiblat. Dalam
catatan sejarah, tahun ke 1 hingga ke 2
hijriyah adalah tahun dimana Rasulullah
SAW bersama para sahabatnya sedang sibuk
menyiapkan pondasi peradaban Islam
sebagai basis sentral kekuasaan dan
kekuatan negara Islam.
R a s u l u l l a h S AW m e l a k u k a n
berbagai langkah strategis untuk
menciptakan keamanan dan stabilitas dalam
negeri. Mengorganisir situasi dan kondisi
i n t e r n a l u m a t I s l a m . M e m e c a h ka n
persoalan kaum anshor dan muhajirin serta
orang-orang Yahudi. Hal itu dilakukan
sebagai upaya proteksi dari serangan
internal negara dan memenage potensi
kekuatan yang dapat diandalkan.
Setela h R a s u lu lla h SAW
membangun Pusat Negara Islam secara
resmi, memperbaiki situasi dan kondisi
internal. Kepemimpinan dan kekuasaan
berada dalam genggamannya. Maka
secara de facto negara Islam telah berdiri
di atas landasan yang kokoh yaitu akidah
Islam.
Hal yang menarik, bahwa
berbagai upaya Rasulullah SAW dalam
menyiapkan pondasi kekuasaan di
Madinah ternyata dibersamai dengan
turunnya beberapa perintah secara
beriringan yaitu perintah peralihan kiblat
(tahwil al-qiblah), perintah puasa
Ramadhan, perintah menunaikan zakat
serta rinciannya dan perintah qital
(berperang).
Hal Ini sekaligus mengindikasikan
bahwa proses peralihan kiblat (tahwil
qiblah) memiliki dimensi poli k dalam
kaitannya dengan upaya memperkuat
pondasi kekuasaan negara Islam di
M a d i n a h , s e ka l i g u s m e n u n j u k ka n
iden tas kepada dunia dan mengemban
misi besar bahwa Islam akan menjadi
kiblat manusia dalam mentauhidkan Allah
SWT dan memimpin dunia.
30

[Reportase] Jumat(03/03/2023)
Pengurus Pusat(PP) Gema Pembebasan
sukses melaksanakan Silaturahmi
Nasional(Silatnas) yang bertajuk Memoar
P e m b e b a s a n : 1 9 Ta h u n G e m a
Pembebasan Berkhidmat. Silatnas yang
diadakan via daring tersebut dihadiri
kurang lebih 80 peserta yang pada
umumnya pernah bersentuhan dengan
Gema Pembebasan.
Acara Silatnas tersebut diadakan
dengan dua tujuan umum. Pertama,
28 Februari mempererat tali silaturahmi di antara
2004 - 2023 seluruh tokoh, alumni, kader, anggota dan
pengurus Gema Pembebasan lintas
angkatan. Kedua, dalam memperinga
milad Gema Pembebasan yang ke-19.

Pemateri yang hadir yakni Ustad Agung Wisnu Wardana, Abangda Pepei
Dwipangga dan Abangda Dr. Erwin Permana(Bang Jundi). Sementara penanggap oleh
Abanda Ary Naufal dan Tum PP Gema Pembebasan bung Siddiq Robbani.
Poin materi yang dibahas oleh Ustad Agung antara lain mengurai sejarah
perjuangan mahasiswa Islam tujuh tahun sebelum hari di mana Gema Pembebasan
dideklarasikan. Juga menjelaskan alasan aksi mahasiswa Islam pra dan paska 98
terfragmentasi ke dalam banyak kelompok sehingga sulit merevolusi Islam lewat jalur
mahasiswa. Dan ditutup dengan bagaimana sikap mahasiswa Islam meneropong arah
geopoli k dunia hari ini.
Sementara intasari dari materi Bang Pepei mengurai latar belakang berdirinya
Gema Pembebasan, muasal kata Gema Pembebasan, para pendiri serta atribut organisasi.
31

Juga memaparkan Fase-fase perjuangan

Gema Pembebasan. Hal pen ng dari
catatan kri s beliau untuk pergerakan
mahasiswa Islam hari ini untuk bisa
menguasai poli k dan opini kampus.
Adapun pemateri ke ga yakni Bang
Jundi melanjutkan materi sebelumnya
dengan menekankan bagaiamana posisi
Gema Pembebasan sebagai gerakan
ideologis di tengah tersanderanya gerakan
mahasiswa oleh poli k patron klien dan
budaya senioritas:oligarki dan elit. Beliau
sebagai inisiator sumpah mahasiswa Islam
juga memberikan pencerahan bagaimana
ideology Islam sebagai argument negoisasi
kepada sejumlah OKP dan ak vis mahasiswa
yang masih terjebak dalam konsep
demokrasi dan nasionalisme.
Dari sisi penanggap, Bang Ary
Naufal menyampaikan kronologi bagaimana
Gema Pembebasan terbentuk di Makassar.
Demikian juga tanggapan dari Ketum PP
Gema Pembebasan yang lebih cenderung
menyampaikan kerja-kerja pengurus pusat
di periode ini.
Setelah pemaparan pemateri dan
penanggap. Dilanjutkan dengan sesi diskusi
yang begitu alot hingga melampaui alokasi
waktu yang ditetapkan oleh pelaksana.
Waktu menunjukkan pukul 02.30 WIT dini
hari barulah kegiatan Silatnas ini ditutup.
32
Pemimpin Klan 'Aus Masuk Islam(Bagian 1)
T idak banyak yang mengenal Sa'ad bin
Mu'adz, kecuali bagi mereka yang
intens menelaah dalam literasi
'tarikh' sejarah dan perjalanan Islam ke ka
mencapai k eksistensinya yang nggi.
Yakni dalam skala negara raksasa 'global
state' yang kelak mempengaruhi arah
pergerakan dan percaturan poli k dunia di
masa dahulu.
Mungkin ada sebagian yang sudah
membaca sepintas mengenai sosok Sa'ad
bin Mu'adz. Tentang siapa dia, apa posisinya
di Yatsrib dan bagaimana ia bersentuhan
dengan Islam di masa awal. Namun
kebanyakan para pembaca ke ka membaca
sirah tentang sahabat Sa'ad bin Mu'adz
maupun sirah sahabat Nabi yang lain.
Mereka hanya menggunakan
pendekatan sejarah sebagai ilmu 'Historycal
aproach for knowwledge'. Maksudnya,
mereka membaca sejarah tentang Sa'ad
hanya untuk sebagai tambahan referensi,
ibrah dan hanya sekadar untuk melengkapi
perpustakaan pengetahuan mereka
tentang sejarah Islam.
Padahal ada hal yang lebih urgen
untuk diketahui ke mbang membaca
sejarah Sa'ad hanya sebagai tambahan
referensi ilmu sejarah belaka. Sebab peran
Sa'ad bin Mu'adz amat pen ng dan krusial
bagi Islam di masa awal.
Pendekatan yang dimaksud
adalah pendekatan poli k atau 'Poli cal
Aproach'. Dengan menggunakan
pendekatan poli k, kita bisa menelaah
lebih jauh pesan dan makna-makna poli s
di balik peris wa sejarah yang terjadi
dalam ruang kesejarahan tokoh 'thalabun
nusrah' ini.
Mari kita sedikit menelaah
sejarah Sa'ad bin Mu'adz, lalu perlahan
kita akan menelaah aspek-aspek poli s
yang dak banyak diketahui oleh sebagian
penikmat sejarah Islam.
Nama Sa'ad bin Mu'adz mulai
muncul dalam panggung sejarah Islam
33
Secara poli s, Mekah pada
musim haji menjadi alasan
kuat untuk menemukan
sekutu, sebab pada saat itu,
hampir seluruh kabilah yang
ada di wilayah jazirah Arab
datang berkumpul untuk
melaksanakan ritual haji,
meskipun pada hakikatnya
mereka datang untuk
menyembah 360 patung
yang ada di sekitaran Ka'bah,
selain untuk berdagang.
tatkala Rasulullah SAW mengutus salah satu
diplomat terbaiknya saat itu, yakni Mush'ab
bin Umair untuk pergi ke Yatsrib dalam
rangka mendakwahkan serta menyebarkan
Islam di luar teritori wilayah kekuasaan kafir
Quraisy.
Sa'ad bin Mu'adz adalah pemimpin
klan 'Aus Bani Asyhal. 'Auz adalah klan
'politheis' penyembah berhala. Sebelum
kedatangan Islam di Yatsrib, 'Aus terlibat
konflik panjang antara sesama klan
'politheis' lainnya yang juga masih
merupakan kerabat berdasarkan silsilah
nasab mereka, yakni klan/suku Khazraj.
Perang antar saudara yang
melibatkan 'Aus dan Khazraj terjadi akibat
provokasi kaum Yahudi yang juga sama-
sama mendiami Yatsrib. Perang Bu'ats
menjadi 'masterpiece' nyata dari hasil
propaganda Yahudi untuk menghancurkan
dua klan penyembah berhala ini.
Karena perang dan permusuhan
panjang yang tak berkesudahan, 'Aus dan
Khazraj merasa lelah dengan keadaan.
Akhirnya pada tahun 620 M, dua klan ini
mengirim delegasi mereka masing-masing
untuk mencari sekutu ke Mekah pada
musim haji.
Secara poli s, Mekah pada
musim haji menjadi alasan kuat untuk
menemukan sekutu, sebab pada saat itu,
hampir seluruh kabilah yang ada di
wilayah jazirah Arab datang berkumpul
untuk melaksanakan ritual haji, meskipun
pada hakikatnya mereka datang untuk
menyembah 360 patung yang ada di
sekitaran Ka'bah, selain untuk berdagang.
Di Mekah, mereka mencoba
berinteraksi dengan beberapa kabilah,
namun respon mereka pasif. Suatu waktu
ke ka Kafilah dari Yatsrib ini sedang
beris rahat, ba- ba muncullah seorang
lelaki berperawakan terbaik, Dia adalah
Nabi Muhammad Saw.
Setelah mengucapkan salam,
Rasulullah Saw kemudian menjelaskan
maksud kedatangan Beliau kepada kafilah
Ya t s r i b i n i , l a l u R a s u l u l l l a h S a w
menjelaskan Islam kepada mereka dan
mengajak mereka kepada Islam.
As'ad bin Zurarah yang menjadi
juru bicara dan perwakilan dari kabilah
Yatsrib atau sahabat mereka yang lain
kemudian berkata; "Demi Allah, tahukah
kalian ? Dia ini adalah seorang nabi yang
dengannya orang-orang Yahudi senan asa
mengancam kalian.
Untuk itu jangan sampai orang-
orang Yahudi mendahului Kalian dalam
34
m e n g i ku nya , s e b a b ka l a u m e re ka
mendahului kalian, maka mereka akan
membunuh kalian dengan pembunuhan
yang dilakukan terhadap kaum 'Ad dan
penduduk 'Iram".
Kita tahu bahwa Yahudi, selain
memprovokasi dua klan politheis ini untuk
berperang, mereka juga menjalankan
perang urat syaraf "psy war" untuk
menghancurkan kedua belah pihak baik fisik
maupun 'psikis' mereka. Dan Yahudi benar-
benar sukses dalam menjalankan dua misi
penghancuran tersebut.
Setelah mendengar dan
memper mbangkan penjelasan-penjelasan
dari salah satu sahabat mereka, akhirnya
seluruh perwakilan dari Yatsrib ini kemudian
menerima ajakan Rasulullah Saw, mereka
pun menerima Islam dan mengimani
Rasulullah Saw. Mereka juga berjanji untuk
kembali pada musim haji berikutnya dengan
membawa pengikut lainnya.
As'ad bin Zurarah dan sahabat
l a i n n y a ke m b a l i ke Ya t s r i b d a n
memperkenalkan Islam kepada penduduk
Yatsrib. Dakwah As'ad bin Zurarah berjalan
selama setahun, hanya saja pengikutnya
dak menunjukkan jumlah yang signifikan.
Hal ini dipengaruhi oleh beberapa
hal, selain keterbatasan pengetahuan As'ad
bin Zurarah terhadap Islam, juga opini buruk
yang disebarkan kafir Quraisy untuk
memonsterisasi dakwah Rasulullah Saw. Ini
bisa dibaca dari tanggapan Sa'ad bin Mu'adz
ke ka berhadapan dengan Mush'ab bin
Umair.
Meski begitu, dengan sedikit
pengikut, opini Islam di Yatsrib tetap
tersebar luas dan menjadi pembicaraan
hampir di se ap rumah-rumah suku 'Aus
maupun Khazraj.
Pada musim haji tahun
berikutnya yakni tahun 621 M, kafilah
Ya t s r i b ke m b a l i ke M e ka h u n t u k
m e l a ks a n a ka n r i t u a l i b a d a h h a j i ,
meskipun sebenarnya hal tersebut hanya
dijadikan sebagai 'kamuflase' untuk
merahasiakan maksud dan tujuan
kedatangan mereka, yakni bertemu
Rasulullah Saw.
Kafilah Yatsrib yang ikut pada
tahun ini sebanyak dua belas orang, dan
As'ad bin Zurarah masih termasuk di
dalamnya. Pada tahun ini terjadilah baiat
Aqabah pertama, dan pada tahun ini pula
diutuslah diplomat pertama umat Islam
Mush'ab bin Umair.
Dalam perjalanan mereka ke
Yatsrib, Mush'ab bin Umair dan As'ad bin
Zurarah saling bertukar informasi.
Mush'ab menjelaskan Islam kepada As'ad,
dan As'ad memberikan informasi seputar
Yatsrib dan seluruh seluk beluk di
dalamnya. Hal ini menjadi amunisi pen ng
bagi Mush'ab bin Umair kelak ke ka ba di
35

Yatsrib.
Kafilah dari Yatsrib ba dengan
selamat, Mush'ab nggal di rumah As'ad bin
Zurarah selama misi dakwahnya. Setelah
ba, dak menunggu waktu yang lama,
mereka lalu bergegas melakukan ak fitas
dakwah dengan cara mengontak se ap
orang yang mereka temui baik di jalan
maupun di tempat-tempat peris rahatan
mereka.
Suatu waktu, As'ad bin Zurarah
dan Mush'ab bin Umair berjalan menuju
sebuah tempat di mana Usaid bin Khudair
dan Sa'ad bin Mu'adz pemimpin 'Aus selalu
bertemu. Tidak jauh dari tempat tersebut,
Mush'ab dan As'ad sedang menjelaskan
Islam kepada beberapa orang penduduk
Yatsrib.
Di lain sisi, tujuan kedatangan As'ad lebih dahulu apa yang saya katakan. Jika
dan Mush'ab bin Umair juga telah diketahui engkau menyukainya maka engkau bisa
oleh dua pemimpin suku 'Aus ini. Karena hal menerimanya, jika engkau dak
inilah kemudian Sa'ad bin Mu'adz mengutus menyukainya tahanlah dirimu dari apa
Usaid bin Khudair untuk menemui Mush'ab yang dak engkau sukai. As'ad kemudian
bin Umair dan As'ad bin Zurarah. Sa'ad bin berkata 'Engkau berkata benar.'
Mu'adz berkata kepada Usaid bin Khudair Di sinilah akhirnya Usaid bin
'Pergilah engkau kepada dua orang yang Khudair pertama kali menemukan
datang ke perkampungan kita untuk menipu kebenaran Islam. Ia lalu menyatakan
orang-orang lemah di antara kaum kita.' dan keislamannya di hadapan Mush'ab bin
seterusnya. Umair dan As'ad bin Zurarah. Usaid bin
Usaid bin Khudair mengambil Khudair kemudian berkata kepada
tombaknya lalu pergi menemui Mush'ab bin Mush'ab bin Umair dan As'ad bin Zurarah.
Umair dan As'ad dengan wajah marah. Oleh 'Sesungguhnya aku mempunyai
karena provokasi Sa'ad bin Mu'adz, ke ka pengikut, jika aku mengiku kalian
ba di hadapan Mush'ab. Ia mengancam berdua, maka dak ada seorang pun dari
mereka berdua. kaumku yang dak mengiku agama
Lalu Mush'ab bin Umair kemudian kalian berdua.' Sekarang aku akan kembali
berkata kepada Usaid bin Khudair 'Mengapa dan mengirim Sa'ad bin Mu'adz kepada
engkau dak duduk dan mendengarkan kalian berdua.
36

Usaid bin Khudair kembali ke

tempat di mana Sa'ad bin Mu'adz berada.
Melihat Usaid bin Khudair, Sa'ad bin Mu'adz
bertanya kepadanya 'apa yang engkau
kerjakan?' Usaid bin Khidair berkata, 'Aku
telah berbicara dengan kedua orang
tersebut. Demi Allah, aku lihat keduanya
dak membahayakan'.
Mendengar ucapaan Usaid bin
Khudair, Sa'ad bin Mu'adz marah lalu
mengambil tombak dari Usaid kemudian
berkata, 'Demi Allah, aku melihatmu dak
melakukan apa-apa.' Sa'ad kemudian
bergegas menuju As'ad dan Mush'ab bin
Umair.
Melihat kedatangan Sa'ad bin
Mu'adz, As'ad berkata kepada Mush'ab bin
Umair, 'Hai Mush'ab demi Allah, telah Islam , membacakan al Qur'an, dengan itu
datang kepadamu seorang pemimpin yang ha Sa'ad terpaut dan terpesona dengan
mempunyai pengikut yang banyak. Jika ia apa yang disampaikan Mush'ab bin Umair.
mengiku mu, mereka semua pas Ia kemudian berkata, 'Apa yang kalian
mengiku langkahnya.' lakukan jika kalian masuk Islam dam
Sa'ad bin Mu'adz datang menemui mengiku agama ini?'. Mush'ab hin Umair
Mush'ab dan As'ad bin Zurarah dan kemudian berkata, ' Engkau mandi,
berbicara dengan nada marah seper yang bersihkan bajumu, kemudian bersaksi
dilakukan Usaid bin Khudair. Mush'ab dengan kesaksian yang benar lalu engkau
kemudian kembali menimpali ucapan Sa'ad shalat.' Sa'ad kemudian melakukan semua
sebagaimana yang dia katakan kepada Usaid yang disampaikan Mush'ab bin Umair…[]
bin Khudair.
Mush'ab berkata, 'Bagaimana Bibliografi:
kalau engkau duduk sejenak kemudian Hisyam, Ibnu. _. Sirah Nabawiyah Ibnu
mendengarkan apa yang saya sampaikan, Hisyam Jilid 1, Fadhil Bahri. 2017. Darul
jika engkau suka maka engkau boleh Falah: Bekasi
menerimanya. Jika engkau dak suka, maka Alfa h, Arifin. 2018. Misi Rahasia Mush'ab
kami singkirkan darimu apa saja yang dak bin Umair:Menelisik Sisi Poli s dan
engkau sukai. Sa'ad bin Mu'adz lemudian Strategi Dakwah Sang Diplomat Pertama
berkata, 'Engkau berkata benar.' Umat Islam. Al Azhar Fresh Zone
Mush'ab kemudian menjelaskan Publishing: Bogor
 @gppembebasan

kritik dan saran, sampaikan

https://linktr.ee/mediapembebasan

Link Berlangganan
http://form.drip.id/MP