Anda di halaman 1dari 18

BAB III

KOMPOSISI TRANSFORMASI DAN TRANSFORMASI INVERS

A. Tujuan Pembelajaran Umum


Mahasiswa memahami komposisi transformasi dan invers suatu transformasi.
B. Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah selesai mempelajari bab ini Anda diharapkan dapat
1. Menentukan rumus komposisi dua atau lebih transformasi
2. Menentukan atau melukis hasil komposisi transformasi suatu unsur.
3. Menentukan rumus invers suatu transformasi.
4. Melukis hasil transformasi invers suatu unsur.
5. Menggunakan sifat komposisi transformasi atau sifat transformasi invers
untuk menyelesaikan suatu persoalan.

C. Uraian Materi
3.1 Hasil Kali (Komposisi) Transformasi
Definisi 3.1
Jika F dan G adalah dua pemetaan sedemikian sehingga daerah hasil dari F

termuat di dalam daerah asal dari G maka komposisi atau hasil kali Gof
merupakan suatu pemetaan yang didefinisikan untuk setiap titik P pada daerah
asal F dengan

Gof ( P)=G [ F (P )]
Contoh 3.1
Misalkan s .t dan u adalah tiga garis sejajar, B dan C adalah titik-titik yang diketahui
terletak pada t dan u seperti terlihat pada gambar di bawah.
Gambar 3.1
Fungsi f didefinisikan seperti berikut.
Untuk setiap titik Y pada s , Y ' =F ( Y )adalah suatu titik pada t yang merupakan
kaki tegak lurus ruas garis dari Y ke t (proyeksi tegak lurus dari Y pada t).
Selanjutnya g adalah suatu fungsi yang memasangkan setiap titik Z pada t
kepada Z' =g (Z ) dengan Z ' adalah suatu titik pada u sedemikian hingga ZZ '
// BC

Perhatikan bahwa f adalah suatu pemetaan dari daerah asal s pada t dan g adalah
pemetaan dengan daerah asal t pada daerah nilai u. Komposisi gf rnernasangkan

sembarang titik X pada s kepada titik X pada u sehingga daerah asal dari gof
''

adalah s dan daerah nilainya adalah u. Perhatikan bahwa komposisi fog tidak ada
karena daerah nilai dari g yaitu u tidak berada pada garis s.

Untuk selanjutnya, komposisi gof dapat diartikan sebagai suatu pemetaan


baru tanpa memandang komponen-komponen pemetaan g dan f.
Pertama, misalkan A adalah suatu titik pada s sedemikian sehingga AB tegak lurus
terhadap t. Selanjutnya misalkan h adalah fungsi yang didefinisikan untuk setiap titik
X pada s dengan h( X )= X ° dengan X ° adalah titik pada u sedemikian sehingga

X X 0 // AC Jika X =gof (X ) maka XX ' ' // AC Akibatnya X ' ' =X 0Jadi h adalah suatu
''

fungsi yang memiliki daerah asal sama dengan gof


Akibatnya h dan gof adalah identik.
Gambar 3.2

Definisi 3.2
Dua fungsi L dan T dikatakan sama jika kedua fungsi tersebut memiliki daerah asal

yang sama dan jika untuk setiap X pada daerah asalnya L( X )=T ( X ) .
Untuk menunjukkan dua buah fungsi tidak sama maka harus dicari suatu titik P

sedemikian sehingga L(P )≠T ( P) .


Karena suatu transformasi merupakan suatu pemetaan / fungsi maka seperti

halnya pada fungsi kita dapat menyusun komposisi dari dua transformasi. Misalkan T 1

dan T 2 masing-masing menyatakan suatu transformasi maka komposisi T 1 οT 2


diartikan sebagai transformasi baru yang diperoleh dengan mengerjakan transformasi
T 2 terlebih dahulu kemudian dilanjutkan dengan transformasi T 1 . Dengan dernikian

maka dapat dinyatakan T 1 οT 2 ( A )=T 1 (T 2 ( A )) .

Untuk notasi selanjutnya, T 1 οT 2 dinyatakan dengan T 1 T 2 dan TοT dinyatakan


2
dengan T .

Teorema 3.1

Jika T 1 dan T 2 masing-rnasing menyatakan suatu transformasi maka komposisi T 1 T 2


juga merupakan suatu transformasi.
Bukti:

Karena T 1 dan T 2 adalah suatu transformasi maka daerah nilai dari T 2 adalah

seluruh bidang V dan daerah asal dari T 1 adaiah juga seluruh bidang V . Ambil
sembarang titik C pada bidang V . Karena T 1 suatu transformasi maka ada suatu titik

B sedemikian hingga berlaku T 1 (B )=C . Karena T 2 suatu transformasi maka ada

titik A yang memenuhi T 2 ( A )=B . Akibatnya, untuk sembarang titik C maka ada

titik A sedemikian sehingga T 1 T 2 ( A )=T 1 ( B )=C . Jadi T 1 T 2 surjektif. Misalkan


T 1 T 2 ( P )=T 1 T 2 (Q) . Akibatnya, T 1 (T 2 (P ))=T 1 (T 2 (Q)) . Karena T 1 injektif maka

T 2 ( P)=T 2 (Q ) . Karena T 2 juga injektif maka P=Q . Jadi, T 1 T 2 injektif.

Misalkan T suatu transformasi. Dengan demikian maka untuk setiap titik P

ada secara tunggal titik Q sehingga beriaku T ( P )=Q . Sebaliknya, untuk setiap titik
P ada secara tunggal titik Q sehingga berlaku T (Q )=P . Dari definisi tersebut maka
−1 −1
dapat dilihat bahwa T juga merupakan suatu transformasi dimana T didefinisikan
−1
dengan T ( A )=B jika dan hanya jika A=T ( B) . Transformasi T
−1
disebut
transformasi invers dari transformasi T . Misalkan Ω menyatakan himpunan dari
−1
transformasi-transformasi. Jika untuk setiap transformasi T di dalam Ω , maka T
juga berada di dalam Ω maka Ω dikatakan memiiiki sifat invers.

Contoh 3.2
Andaikan s adalah suatu garis yang diketahui dan S adalah suatu pemetaan yang
didefinisikan dengan

(a) Jika P∈ s maka S ( P)=P

(b) Jika P∉ s maka S ( P) adalah titik tengah ruas garis yang tegak lurus dari
P ke s .

Dapat diselidiki bahwa S merupakan suatu transformasi.


Gambar 3.3
Untuk transformasi yang lainnya misalkan t adaiah garis yang tegak lurus terhadap

s dan M t adalah pencerminan terhadap garis t . Karena S dan M t masing-masing

merupakan transformasi maka


M t S terdefinisi dengan seluruh bidang sebagai daerah

asalnya. Jika Z sembarang titik pada bidang maka ada suatu titik Y yang merupakan
M
prapeta dari Z di bawah t . Karena S suatu transformasi maka harus ada suatu titik

X sedemikian sehingga S ( X )=Y . Sehingga, Z =M t (Y )=M t [ S( X )]=M t S ( X ) .


Maka dapat disimpulkan bahwa setiap titik pada bidang merupakan bayangan dari

suatu titik di bawah transformasi


M t S . Selanjutnya akan diselidiki apakah
M t S=SM t . Untuk itu, ambil s adalah sumbu X dan t adalah sumbu Y .

Gambar 3.4

M t =(−x , y ) dan ( 2y )
S ( P)= x ,
.
Akibatnya,
M t S( P )=M t x , ([ 2y )]=(−x , 2y )
SM t ( P)=S [( x , y )]

(
¿ −x ,
y
2 )
Jadi,
M t S=SM t
Berikut ini akan disajikan satu contoh yang menunjukkan bahwa komposisi
transformasi tidak bersifat komutatif.

Contoh 3.3

Misalkan diberikan transformasi S seperti pada contoh di atas dan M r adalah suatu
pencerminan terhadap garis r dimana r tidak tegak lurus terhadap s . Misalkan
diketahui titik A seperti gambar di bawah.

Gambar 3.5

Terlihat bahwa A=M rSub { size 8{r} } S \( A \) } {¿ dan A =SM r ( A ) menyatakan titik-titk yang berbeda.

Dengan demikian M r S≠SM r .


Berdasarkan definisi komposisi dua transformasi sekarang pembahasannya
akan diperluas pada komposisi yang melibatkan lebih dari dua transformasi. Misalkan
T 1 , T 2 dan T 3 menyatakan transformasi-transformasi. Misalkan
'' '
P'=T 1 ( P ) , P=T rSub { size 8{2} } \( P' \) } {¿ dan P =T 3(P \) } {¿
[T 3(T 2 T 1)](P)=T 3[T 2 T 1(P)]=T 3 [T 2 (P' )]=T 3 (P \) = { {P}} sup { ''' }} {¿
[(T 3 T 2 )T 1 ](P)=T 3 T 2 [T 1( P)]=T 3 T 2 (P')=T 3 (P \) = { {P}} sup { ''' }} {¿
Jadi T 3 (T 2 T 1 )=(T 3 T 2 )T 1 .

3.2 TRANSFORMASI INVERS

Definisi 3.3
Pemetaan I yang didefnisikan untuk setiap titik P pada bidang dengan I(P) = P
disebut dengan pemetaan identitas.

Dapat diselidiki bahwa I merupakan suatu transformasi. Perhatikan bahwa


transformasi identitas memainkan peranan yang sama dengan bilangan 1 terhadap
operasi perkalian pada bilangan real. Sebelum membahas transformasi invers, terlebih
dahulu perhatikan contoh berikut,

Contoh 3.4
Misalkan s dan t adalah dua garis sejajar dan A adalah suatu titik yang diketahui yang
terletak diantara s dan t. Definisikan pemetaan f dan g seperti berikut.

Untuk setiap titik P pada s f (P )=PA ∩ t dan untuk setiap titik Q pada t

g(Q)=QA ∩ s

Daerah asal dari f adalah garis s dan daerah nilainya adalah garis t. Sementara itu,
daerah asal dari g adalah t dan daerah nilainya adaiah s.
Jika P ∈ s maka gf(P) = g [f(P)] = P.
Sementara itu, Jika Q ∈ t maka fg(Q) = f [ g(Q) ] = Q.

Jika i1 adalah pemetaan identitas dengan daerah asal s dan i 2 adalah pemetaan

identitas dengan daerah asal t maka gf = i1 dan fg = i 2 . Pada kasus ini dikatakan
bahwa f dan g adalah invers dari satu dengan yang lainnya. Perlu dicatat bahwa i1

dan i 2 adalah dua fungsi yang berbeda karena punya daerah asal yang berbeda pula.

Definisi 3.4
Jika F dan G adalah pemetaan - pemetaan sedemikian sehingga FG dan GF
adalah suatu pemetaan identitas maka F dan G masing-masing disebut dengan
invers dari yang lainnya.

Secara analog dengan memodifikasi definisi di atas maka dapat didefinisikan invers
dari suatu transformasi seperti berikut.

Definisi 3.5
Jika T dan L adalah suatu transforrnasi sedemikian sehingga TL = LT = I maka
L disebut invers dari T atau T invers dari L.

Teorema 3.2
Sembarang transformasi T mempunyai invers.
Bukti
Definisikan transformasi L seperti berikut.
Misalkan X sembarang titik pada bidang. Karena T fungsi injektif pada bidang maka
ada dengan tunggal titik A sehingga T(A) = X. Misalkan L(X) = A yaitu L(X)
merupakan prapeta dari X di bawah T.

Untuk menunjukkan L adalah invers dari T maka menurut definisi invers harus
ditunjukkan bahwa jika X sembarang titik pada bidang maka

LT(X) = TL(X) = X
Jika X sembarang titik pada bidang maka ada titik Y sehingga T(Y) = X dan ada titik
Z sehingga T(X) = Z. Dengan demikian, menurut definisi L , L(X) = Y dan L(Z) = X.
Akibatnya,
LT(X) = L(Z) = X dan TL(X) = T(Y) = X.
Teorema 3.3
Jika T suatu transformasi maka inversnya adalah tunggal

Bukti :
Misal K dan L adalah balikan dari T. Akibatnya KT = TK = I dan LT = TL = I.
K = KI = K(TL) = (KT)L = IL = L.
Definisi 3.6
−1
Sembarang transformasi yang bukan identitas dengan sifat T = T maka T
disebut dengan involusi.

Teorema 3.4

M −1 = M t
Jika t adalah sembarang garis maka t .

Bukti :

Untuk sembarang titik P, misalkan P' = M t ( P ) maka


M t M t (P ) = M t [ M t (P )]
= M t( P ' )

Tetapi t merupakan garis sumbu dari sebuah ruas garis dengan P dan P'

sebagai titik-titik ujungnya. Dengan demikian M t ( P ) = P ' sehingga,

M t M t (P ) = P = I ( P ) . Atau M t M t (P ) = I yang berakibat M t−1= M t .

Sembarang transformasi dengan sifat inversnya adalah dirinya sendiri maka


transformasi itu disebut suatu involusi.

Teorema 3.5

−1 −1 −1
Untuk sembarang transformasi T dan L maka (TL) = L T

Bukti :

(TL)( L−1 T −1 ) = [(TL) L−1 T −1 ] = [ T( L−1 L−1 )]T −1 = [T I ]T −1 = T T −1 = I

( L−1 T −1 ) (TL) = [( L−1 T −1 ) TL ] = [ L−1 (T −1 T )] L = [ L−1 I ] L = L−1 L =I


Dalam beberapa persoalan mungkin ditanyakan seperti berikut. Jika diketahui
titik B dan T adalah suatu transformasi, carilah titik D sedemikian sehingga T(D) = B.
Persoalan tersebut dapat diselesaikan dengan menggunakan transformasi invers
seperti berikut.
−1 −1
Karena T suatu transformasi maka pasti ada T . Sehingga T [ T( D )] = T (B ) .
−1

−1 −1 −1
Tetapi, T [T ( D)] = [T T ](D )] = D . Akibatnya, D= T (B ) .

Contoh 3.5
Misalkan t adalah sumbu X dan z = { (x , y) : y = x }. Tentukanlah D sedemikian

sehingga M t M z ( D) = (2 , 7 ) .
Jawab:
−1 −1
D = [ M t M z ] [(2 , 7 )] dan [ M t M z ] = M z−1 M t−1 .

M t dan M z adalah suatu pencerminan maka M −1=M t


Karena t dan
M = Mz −1
z−1 . Akibatnya, [ M t M z ] = M z M t . Untuk sembarang titik P (x , y)

maka M t ( P ) = ( x , − y ) dan M z ( P) = ( y , x) . Sehingga

M z M t ( P) = M z ( x , − y) = (− y , −x)

Jadi, D = (-7,2)

D. Latihan

Diberikan garis s dan t dan titik-titik P dan Q seperti pada gambar di bawah ini.

1. Lukislah

Gambar 3.8
a. A=M s M t ( P)
b. B=M t M s (P)
c. C=M s M s (P)
d. D=M s M t ( K )
e. R sedemikian sehingga M t M s ( R )=Q
f. Apakah M t M s=M s M t ?

2. Diberikan garis s dan t seperti pada gambar berikut. Lukislah


a. M s M t (∆ ABC )
b. M t M s (∆ ABC )
c. K sedemikian sehingga M s M t ( K )=K
d. R sedemikian sehingga M t M s ( R )=D

Gambar 3.9

3. Diberikan garis s, t dan v seperti pada gambar dibawah ini, dengan s ∥v . Lukislah
a. s '=M t M s ( s )
b. s = {M} rsub {s} {M} rsub {t} left (s right
c. v '=M s M t ( v )

Gambar 3.10

4. Diberikan dua garis berpotongan s dan t . Lukislah


a. r sedemikian sehingga M s M t ( r )=s.
b. v sedemikian sehingga M t M s ( v )=s.
c. w sedemikian sehingga M t M s ( w ) membagi dua sama besar sudut lancip
antara garis s dan t .

5. Diberikan garis s, titik A dan lingkaran S dengan pusat B seperti gambar di


bawah ini.

Gambar 3.11
Didefinisikan pemetaan f dan g seperti berikut :
(1) Daerah asal f =s dan f (X ) adalah titik tengah dari ruas garis AX
(2) Daerah asal g=¿ daerah luar dari lingkaran S dan g ( x )=BX ∩ S.
a. Tentukanlah gf (P)
b. Tentukan daerahh asal dan daerah nilai dari gf .
c. Tentukanlah R sedemikian sehingga gf ( R )=Q .
d. Apakah komposisi fg ada? Jika ada tentukan daerah asal dan daerah
nilainya.

6. Jika s adalah sumbu X dan t={ ( x , y ) : y =x }. Tentukanlah


a. Persamaan untuk M t M s ( s )
b. P'' =M t Ms ( P ) jika P=(0 , 3)
''
c. Q =M s M t ( Q ) jika Q=(3 ,−1)
d. R '' =M s M t ( R ) jika R=( x , y )
e. M ∠ RO R'' jika titik O adalah titik asal.

7. Buktikan bahwa komposisi dari kolineasi merupakan kolineasi lagi.


8. Jika s dan t adalah dua garis berlainan yang berpotongan di P, buktikan bahwa
M s M t ( A )=P jika dan hanya jika A=P.

9. Misalkan t adalah sumbu X, z={ ( x , y ) : y =x } dan S adalah suatu transformasi


yang didefinisikan seperti berikut.
Jika Pϵ t maka S ( P )=P . Jika P ∈t maka S( P) adalah titik tengah ruas garis yang
tegak lurus dari P ke t.
a. Jika P(x , y ) sembarang titik, tentukanlah koordinat dari S M t (P).
b. Buktikan atau beri contoh kontra bahwa S M t=M t S
c. Buktikan atau beri contoh kontra bahwa S M z =M z S

10. Misalkan t={ ( x , y ) : y =0 }, z={ ( x , y ) : y =x } dan S adalah suatu transformasi


yang didefinisikan seperti pada soal no. 9. Jika A=(−2 , 8) dan P=(x , y )
tentukanlah koordinat dari :
a. M z M t S( A) c. S M z S ( A) e. S2 M z ( P)
2
b. M t S M z ( A) d. M z S M t ( P) f. S ( M t ) (P)

11. Pada gambar berikut ini diasumsikan bahwa s ∥ t


a. Lukislah P'' =M s M t ( P ) dan Q '' =M s M t ( Q )
b. Apa yang dapat anda katakan tentang segiempat P P'' Q'' Q ?
buktikan jawaban anda !

Gambar 3.12

12. Misalkan s={( x , y ) : y=3 }, t={ ( x , y ) : y =−1} dan w adalah garis yang melalui
dan B(−1 ,−2). Tentukanlah hal-hal berikut ini
a. Tulis persamaan dari w '=M s M t ( w )
b. Tentukan luas segiempat A A'' B'' B jika A '' =M s M t ( A ) dan B'' =M s M t ( B ) .
c. Jika P(x , y ) sembarang titik, tentukan koordinat dari P'' =M s M t ( P ).
d. Jika s={( x , y ) : x=2 } dan t={ ( x , y ) : x=k } hitungllah nilai k jika A=(5 , 1)
dan A '' =M t M s ( A )=(−3 ,1).
Untuk soal nomor 13 sampai selanjutnya, asumsikan seperti berikut.
 Jika t adalah garis yang diketahui maka W t adalah suatu transformasi yang
didefinisikan untuk sembarang titik P seperti berikut.
Jika P ∈t maka W t ( P ) =P.
Jiika P ∉t maka W t ( P ) adalah titik tengah ruas garis tegak lurus dari P ke
t
 Jika t adalah garis yang diketahui maka V t adalah suatu transformasi yang
didefinisikan untuk sembarang titik P seeperti berikut.

Jika P∈ t maka V t (P )=P .

Jika P∉ t maka V t (P )=P ' sedemikian sehingga P adaiah titik tengah


ruas garis tegak lurus dari P' ke t

 Jika A adaiah titik yang diketahui maka U A adalah suatu transformasi yang
didefinisikan untuk sembarang titik P seperti berikut.
U A ( A )= A

Jika P≠ A maka U A ( P )=P' sedemikian sehingga P' adaiah titik tengah dari
PA .

13. Tentukan invers dari masing-masing transformasi berikut.

a.
Wt

b.
Vt

c. U A

14. Diberikan garis s , garis t, titik P dan Q seperti gambar berikut.


Gambar 3.13

Lukislah

a. R sedemikian sehingga M s M t (R )=P

b. K sedemikian sehingga W t M s ( K )=Q

c. E sedemikian sehingga V t W s ( E )=P .

d. D sedemikian sehingga W t M s ( D )=D

15. Diberikan garis s. t dan r serta titik A seperti pada gambar berikut.

Gambar 3.14

Lukislah masing-masing garis berikut.

a. v sedemikian sehingga W t (v )=v dan. A ∈ v

b. u sedemikian sehingga V s W t (u)=r

c. z sedemikian sehingga U A V t ( z)=s


2
d. w sedemikian sehingga (W s ) (w )=t

16. Diberikan titik A(2,3) dan B(-2,9). Tugas

a. Tentukanlah koordinat dari U A ( B)

b. Tentukanlah koordinat dari U A ( P ) untuk sembarang titik P( x, y)

c. Tentukanlah koordinat dari U A ( P )

d. Apakah U A suatu isometri dan involusi ? Jelaskan jawaban Anda


17. Diketahui s // t titik A pada s dan titik B di tengah-tengah antara s dan t Tugas!

Gambar 3.15

a. Tentukanlah jarak terpendek lintasan dari A ke B yang dipantulkan oleh


s dan t sebanyak tiga kali. (A tidak dihitung)
b. Turunkan rumus untuk menghitung jarak terpendek lintasan dari A ke B
yang dipantulkan oleh s dan t sebanyak n kali.

18. Diketahui sebuah persegi panjang dan sebuah titik P seperti pada gambar
berikut.
Gambar 3.16

a. Lukislah suatu jajar genjang dalam persegi panjang yang diberikan


dimana salah satu sisinya melalui P dan titik-titik sudutnya terletak pada sisi-
sisi persegi panjang.
b. Tentukan keliling dari jajar genjang yang dilukis pada a)

Anda mungkin juga menyukai