Anda di halaman 1dari 2

Diam-diam sambil terus menghindari sambaran- sambaran golok yang datang bertubi-

tubi.
Gendeng menggabungkan dua tangannya. Tak berselang lama dua tangan si pemuda
berubah memutih laksana perak menyala. Tangan itu juga mengepulkan asap dingin
berwarna putih menyilaukan.
"Pukulan Topan Es. Heaa...!" teriak sang pendekar menyebut ilmu pukulan yang
dilepaskannya. Segulung cahaya berkiblat, menderu bergulung-gulung seperti gunung
es yang runtuh ke jurang.
Seketika keadaan di sekitarnya yang dingin menjadi tambah dingin berlipat ganda.
Golok Terbang menjerit begitu menyadari pukulan itu tidak hanya menghantam
senjatanya hingga terpental, tapi juga menyambar tubuhnya hingga tergontai.
Tak ada kesempatan untuk mengambil golok yang terpental jauh. Golok Terbang dalam
kaget sekaligus marah segera menghantam ke arah cahaya dingin yang melabrak
tubuhnya. Pukulan andalan yang dikenal dengan nama Genderang Larva Simeru ini
memang berhasil membuyarkan serangan cahaya putih dingin membeku namun Golok
Terbang yang belum sempat mengerahkan seluruh kekuatan yang dia miliki ini tak
dapat melakukan tindakan lebih jauh.
Selagi tangan kirinya berusaha meraih senjata andalan satunya lagi yang tergantung
di pinggang. Dan sebelum Cambuk Geni dapat dipergunakan untuk menyerang.
Sambil terkekeh Gendeng tahu-tahu telah berada didepannya. Dengan kecepatan seperti
rajawali yang menyerang musuhnya Gendeng menghantam pusar Golok Terbang
Tuiiing!
Terdengar suara aneh ketika telapak tangan menepuk keras perut dibagian pusarnya.
Si tinggi besar menggeram, dia menggerakkan tangan ke depan dengan niat
mencengkeram.
Tapi Golok Terbang ini jadi kaget sendiri ketika tangan dan kakinya sudah tak dapat
digerakkan.
Pemuda itu telah menotoknya dengan cara yang sangat aneh.
Gendeng tergelak-gelak.
Golok Terbang hanya bisa menyumpah serapah. Tapi segala makiannya kemudian juga
ikut lenyap saat dia merasakan perutnya mendadak jadi mulas sakit panas luar blasa.
Disamping itu Golok Terbang juga kini jadi ingin buang hajat besar, kentut dan
pipis.
Dalam keadaan kaku tertotok mana mungkin dia bisa membuang hajatnya. Dengan tubuh
berkeringat menahan segala rasa yang campur aduk Golok Terbang berusaha agar tidak
sampai buang hajat dicelana. Tapi yang terjadi dia malah tak kuasa menahan
kencingnya. Air kencing terpancar tersendat-sendat membasahi celana bagian depan.
Melihat ini Gendeng tambah terkekeh.
"Orang tua jorok dan konyol. Sudah tua bangka masih juga kencing di celana. Ha ha
ha."
Merasa dipermalukan dengan cara sangat luar biasa Golok Terbang hanya bisa
mendelik, pipi menggembung sedangkan wajah tampak merah karena menahan marah.
"Pemuda gila keparat! Aku akan mengingat kejadian hari ini sampai suatu saat tiba
hari pembalasan dariku. Aku akan mempesiangi tubuhmu, mengikis setiap lembar daging
di tulang belulangmu!" geram si Golok Terbang penuh dendam dan benci
"Hust!" Gendeng menyela dengan suara lirih. Jemari telunjuk ditempelkan di mulut
Golok Terbang. "Jangan berisik. Dan jangan pula berpikir soal pembalasan. Aku masih
ada urusan. Aku mau tau siapa yang telah berbuat jahil memberiku makan cacing dan
kepala tikus busuk. Selain itu aku juga ingin berkenalan dan berbincang dengan
gadis cantik di dalam kedai.Siapa tahu peruntunganku kali ini bagus. He he he."
Selesai dengan ucapannya. Pemuda gondrong ini lalu balikkan langkah kemudian
berjalan menuju kedai dengan slkap acuh.
Seperginya pemuda sakti luar biasa berprilaku seperti orang gendeng ini Golok
Terbang berusaha membebaskan totokan aneh dipusarnya. Tapi walau dia telah
mengerahkan tenaga saktinya, totokan tak bisa di punahkan. Sebaliknya perutnya
tambah mulas panas laksana terbakar. Laki-laki ini menatap ke arah anak buahnya.
Salah seorang anak buah yang ditotok dibagian punggung masih menggaruk-garuk
tubuhnya hingga berdarah. Sedangkan yang tertotok di bagian syaraf tawanya malah
pingsan karena kehabisan nafas akibat tertawa terus. Dua lagi yang pakaiannya
dibuat rontok jadi serpihan malah tegak mematung tak bergerak-gerak lagi sambil
mendekap bagian bawah perutnya.Jelas kedua orang yang kehilangan pakaian pingsan
bahkan mungkin mati karena kedinginan.
Golok Terbang memanggil mereka. Tak satupun yang menjawab.
"Bangsat sialan Mengapa hari ini peruntungan nasibku jadi buruk seperti Ini?" geram
si Golok Terbang hampir putus apa. Sementara di dalam kedai Gendeng mendapati
suasana yang sunyi.
Ruangan kedai kosong. Bahkan gadis baju hijau tak terihat lagi.
"Aku tahu gadis itu melihatku ketika aku terlibat perkelahian dengan Golok Terbang
dan anak buahnya. Sekarang dia pergi kemana? Aku yakin dia bukan gadis
biasa .Kemunculannya punya tujuan tertentu"
Dia berpikir sejenak Lalu ingat dengan bapak pemilik kedai.
Gendeng lalu melangkah kebagian dapur. Dia melihat pintu belakang yang terbuka,
langkahnya jadi terhenti saat melihat ada sesosok tubuh tergeletak tak jauh di
depan tungku perapian. Sosok tubuh itu dalam keadaan menelungkup. Gendeng
membungkuk, julurkan tangan dan membalikkan tubuh orang.
Dia tercengang ketika mengetahui sosok yang terbujur kaku itu adalah bapak pemilik
kedai. Dan telah tewas dengan leher berlubang. Anehnya ketika Gendeng melakukan
pemeriksaan dia melihat mahluk-mahluk hitam berupa lintah besar menyelimuti semua
luka yang terdapat di tubuh orang tua malang itu.
Kening Gendeng berkerut. Dia menyibak rambutnya yang menutupi wajah lalu menghapus
muka yang berkeringat.
"Siapa yang membunuhnya? Mengapa dia dibunuh? Apakah mungkin perbuatannya
menghidangkan makanan yang tak pantas padaku itu suruhan seseorang? Siapa orang itu
dan mengapa pula membunuhnya?" kata Gendeng sambil terus berpikir dan berpikir.
Namun tak ada petunjuk apalagi jawaban seperti yang dia inginkan.
Setelah terdiam cukup lama akhirnya dia memutuskan untuk meninggalkan kedai itu
dari pintu belakang.
****
Gadis berpakaian hijau sama sekali tak menduga Kehadirannya di kedai makan di tepi
rimba kaki bukit Kali Pening itu bakal mendapatkan petunjuk baru. Adapun petunjuk
itu berupa munculnya Golok Terbang Cambuk Geni dari tanah seberang laut selatan.
Dia pun menjadi tahu bahwa kehadirannya semata-mata ingin mencari jejak pedang
pusaka Istana Es yang lenyap dua puluh tahun lalu. Senjata sakti mandraguna Pedang
Gila itu adalah raja dari semua senjata pedang di dunia persilatan.
Hilangnya senjata itu bersamaan dengan penyerbuan sekaligus pembantaian yang
dilakukan oleh Maha Iblis Dari Timur .Menghilangnya Pedang Gila hingga kini masih
menjadi tanda tanya bagi tokoh-tokoh sakti penghuni pulau Es dan juga tokoh-tokoh
dari seberang pulau .Kenyataannya pedang yang hilang itu menjadi incaran banyak
orang merupakan sesuatu hal yang terjadi diluar dugaan.
Hal lain yang mengganggu pikiran dara cantik itu adalah kehadiran pemuda gondrong
tampan.
Pemuda berpenampilan sederhana bertingkah dan berlagak seperti orang tak waras itu
juga ternyata bukan pemuda sembarangan. Dia yang semula dianggap gila, lemah dan
tak punya kepandaian apa-apa. Diluar dugaan ternyata dapat mempecundangi Golok
Terbang dan empat kerabatnya. Padahal sepak terjang Golok Terbang selama beberapa
hari di pulau Es telah membuat geger penghuni pulau.

Anda mungkin juga menyukai