Anda di halaman 1dari 3

Tidaklah heran dia segera menjura sekaligus berujar,

"Maafkan saya Gusti Ayu. Saya tidak memberi perintah, saya hanya memohon kemurahan
hati Gusti dan minta keringanan."

"Hi hi hi. Siapa yang tidak mengenal kalian? Siapa tidak mengenal Tiga Pembawa Maut
dari tanah Malalayu? Kalian manusia setengah binatang yang memiliki Ilmu kesaktian
hebat. Jika aku tidak memasung kalian dengan sihir mana mungkin kalian bersedia
menjadi anjing penjagaku?" kata si gadis dengan senyum dingin namun mengejek.

Mendengar itu Kalebu, Muka Merah yang paling sulung diantara mereka segera membuka
mulut. "Gusti Ayu, kami telah mengaku tahluk pada Gusti Ayu, kami akan membantu
Gusti Ayu dengan

darah dan nyawa kami."

"Yang dikatakan saudara saya itu benar Gusti." menimpali Kalametu laki-laki bermuka
hijau.

Si gadis manggut-manggut. Dan suara raungan dan jeritan yang terdengar diseluruh
penjuru sudut ruangan juga raib.

Kupu Kupu Putih menghela nafas. Lalu sekali kaki digerakkan tubuhnya melayang
melewati telaga bundar mendidih yang dikenal dengan nama telaga Pendaman Nyawa.

Kupu Kupu Putih kini duduk anggun di atas batu. Dua kaki disilangkan. Sang Kupu
Kupu yang memakai gaun hijau yang terbelah hingga ke pinggul ini terlihat tak
perduli saat betisnya yang putih mulus sempat menjadi perhatian tiga bersaudara
Tiga Pembawa Maut.

Nampaknya sikap aneh yang ditunjukkan Kupu Kupu Putih memang sesuatu yang
disengaja. Kini setelah berada di atas kedudukannya gadis ini dengan tidak sabar
segera berujar, "Menjadi penjaga perempuan cantik sepertiku tak ada ruginya. Siapa
tahu aku berkenan dan

punya hasrat pada kalian bertiga. Mungkin suatu saat nanti aku akan membuat kalian
semua menjadi suamiku. Hi hi. hi."

Kupu Kupu Putih julurkan lidah basahi bibirnya yang kemerahan dengan sikap
menantang.

Membuat ketiga bersaudara sakti itu diam-diam cuma bisa menelan ludah dan menahan
gejolak liar mereka. Kupu Kupu Putih tertawa dalam hati. Dia kemudian melanjutkan
ucapannya yang terputus,

"Kalian menjaga sedangkan aku mencari petunjuk dalam alam gaib jagad raya."

"Gusti Ayu apakah petunjuk itu telah Gusti dapatkan?" bertanya Kajero dengan suara
lirih takluk. "Beberapa kesalahan telah dilakukan oleh pendahuluku.Aku tak mungkin
memperbaikinya. Aku

sangat menyesalkan mengapa Sobo Guru dulu mau bergabung dengan Maha Iblis Dari
Timur untuk menghancurkan Istana Es dan seluruh penghuninya. Karena urusan untuk
mendapatkan senjata pusaka istana tak mudah diselesaikan. Sobo Guru sangat mudah
diperdaya, beliau gampang diperalat, mudah termakan janji manis mulut iblis yang
baru dikenalnya. Senjata itu sampai saat ini tak pernah dimiliki oleh guruku. Maha
Iblis Dari Timur justru berhasil melampiaskan dendam kesumat yang sudah berkarat
pada penghuni istana Es."
"Maafkan saya yang bodoh ini Gusti Ayu. Apakah ada kemungkinan senjata keramat
Pedang Gila diam-diam dikuasai oleh Maha Iblis Dari Timur?" kata Kalametu dengan
sikap hati- hati.

Kupu Kupu Putih menatap sekilas pada laki-laki muka hijau tersebut. Kemudian
perhatiannya dialihkan ke mulut gua.

Dia berkata,

"Hal itu tak dapat kubuktikan. Saat ini Sobo Guru telah sepuh. Beliau menyerahkan
semua persoalan yang belum terselesaikan kepadaku. Ketika penyerbuan ke Istana Es
dilakukan aku baru berumur sembilan tahun." terang Kupu Kupu Putih.

"Maafkan saya Gusti Ayu. Perihal dendam apa yang disimpan Maha Iblis Dari Timur
pada prabu Sangga Langit kita tak pernah tahu. Dendam itu telah terbalas. Tentu
saja dengan bantuan Sobo Guru. Tapi bagaimana kita bisa tahu Maha Iblis Dari Timur
datang hanya ingin membalas dendam tanpa berhasrat menguasai Pedang Gila?" ujar
Kajero.

"Yang ini memang masih membuatku ragu. Kalau benar Maha Iblis Dari Timur datang
ingin membalas dalam, kalau benar pula dia menginginkan pedang, seharusnya Pedang
Gila itu telah berada ditangannya. Dia tak perlu lagi muncul di Puncak Terang
menemui Sobo Guru. Dan tentunya dia sudah angkat kaki dari Pulau Es dan kembali ke
Timur menuju tempat tinggalnya di Istana Kegelapan?"

Mendengar penjelasan Kupu Kupu Putih, Kalebu jadi tak dapat menahan diri sehingga
dia bertanya,

"Menurut Gusti Ayu apa arti semua itu?"

"Artinya Pedang Gla memang belum didapatkan Maha Iblis Dari Timur. Guruku juga tak
mendapatkan pedang itu.Mungkin inilah yang membuat Maha Iblis Dari Timur gelisah
hingga dia belum berkenan meninggalkan pulau Es ini."

"Mungkin dia khawatir, takut sewaktu-waktu pedang jatuh ke tangan orang lain." kata
Kalametu menduga-duga.

"Bisa jadi itu benar. Tapi menurut pendapatku Maha Iblis Dari Timur sebenarnya
datang tidak cuma mau membalas dendam tetapi juga memang berhasrat memiliki senjata
hebat yang merupakan raja dari semua senjata jenis pedang." terang Kupu Kupu Putih.

Sejenak sunyi. Semua orang terdiam, tenggelam dalam pikiran masing-masing. Si gadis
termangu, dia kemudian teringat pada petunjuk dalam wangsit gaib jagat raya yang
didapat selama tapanya. Gadis ini lalu berkata,

"Kita kesampingkan dulu soal pedang. Ada hal penting yang perlu kiranya kalian
dengar wahai para anjing pengawalku!" Membuat semua mata kini tertuju menatap
kepadanya.

Setelah mengumpulkan segenap Ingatan dia melanjutkan..

" Dalam semediku yang seratus hari, aku sama sekali tak melihat petunjuk atau
membaca

tanda-tanda keberadaan pedang. Dalam tapa itu aku melihat kemunculan burung
rajawali raksasa dan juga seekor naga dari laut selatan. Aku mengartikan petunjuk
itu adalah alamat buruk bagiku."

Tiga bersaudara, Kalebu, Kalametu dan Kajero saling pandang tak mengerti. Kupu Kupu
Putih menggelengkan kepala, wajahnya muram namun dia segera meneruskan ucapannya

"Disamping melihat kemunculan burung rajawali sakti dan naga besar itu, aku juga
melihat seorang pemuda gondrong bertingkah aneh. Sobo Guru pernah mengatakan
padaku, bila suatu saat di alam nyata maupun di alam gaib terlihat ada burung
rajawali dan seekor naga muncul secara bersamaan, semua itu merupakan pertanda
bahwa di dunia ini telah lahir seorang manusia berhati jujur, pembela kebenaran,
berjiwa welas asih."

"Satria yang terlahir itu adalah seorang pendekar yang memiliki Ilmu kesaktian
hebat setara dengan dewa. Guruku juga mengatakan yang bakal terlahir itu dapat
menjadi batu penghalang setiap kejahatan. Dia mempunyai gelar Sang Maha Sakti Dari
istana Es"

Mendengar penjelasan Kupu Kupu Putih, Kajero cepat- cepat memotong.

" Gusti Ayu! kemungkinan guru Gusti Ayu mendapat petunjuk yang salah..."

"Mengapa kau bicara seperti itu? Aku tahu siapa guruku?" tegur si gadis sambil
unjukkan wajah tidak senang.

Melihat ini Kajero buru-buru menjura sambil memohon ampun.

" Gusti Ayu. Saya sama sekali tidak mengabaikan ilmu sakti serta pengetahuan luar
biasa Sobo Guru yang maha luas.Tapi hendaknya kita ingat bukankah Gusti Ayu pernah
mengatakan bahwa seluruh penghuni Istana Pulau Es telah tewas tidak bersisa? Gusti
Ayu baru saja mengatakan sesuai wangsit yang gusti terima. Mengapa Gusti Ayu
mengatakan bahwa di dunia persilatan telah terlahir seorang pendekar sakti bergelar
Sang Maha Sakti Dari Istana Pulau Es. Sementara kita tahu semua penghuni istana Es
telah tewas termasuk dua pangeran pewaris kerajaan."

Anda mungkin juga menyukai