Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

MANAJEMEN KELAS
“Pendekatan dalam Manajemen Kelas”

Disusun Oleh :
Muhammad Irvan Baihaqi (1718.01.025)
Balqis Salsabila Al Jubaili (1718.01.018)
Wihdatul Mujahidah (1718.01.016)
Dosen Pembimbing
Ashabul Kahfi, M.Pd. I.

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)


BINAMADANI TANGERANG
2019-2020

1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mengelola kelas merupakan suatu kegiatan yang kompleks. Guru yang
sudah berpengalaman maupun guru pemula sering sering kali menemukan
berbagai masalah terkait dengan pengelolaan kelas. Hal seperti itu sangatlah
wajar, karena yang dihadapi oleh guru dalam mengelola kelas bukan hanya
sarana fisik, melainkan pula peserta didik yang multikarakteristik.
Tentunya masalah tersebut tidak dapat dihindari oleh seorang guru,
tidak mungkin pula seorang guru memaksakan kepada peserta didiknya untuk
memiliki pemikiran dan keinginan atas kemauan yang sama. Sehingga
permasalahan pokok dalam mengelola kelas adalah peserta didik itu sendiri.
Oleh sebab itu, diperlukan berbagai langkah pendekatan yang tepat
dalam kegiatan manajemen kelas dan setiap guru sebagai seorang manajer
kelas dituntut untuk dapat memahami serta menguasai berbagai pendekatan
tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian pendekatan manajemen kelas
2. Tujuan pendekatan manajemen kelas
3. Macam-macam pendekatan manajemen kelas
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pendekatan manajemen kelas
2. Untuk memahami tujuan pendekatan manajemen kelas
3. Untuk mengetahui pendekatan manajemen kelas

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendekatan Manajemen Kelas


Kata pendekatan sering disinonimkan dengan kata approach yang
berasal dari bahasa Inggris. Pendekatan secara bahasa berasal dari kata dekat
yang berarti pendek, tidak jauh atau hampir. Sementara pendekatan secara
bahasa dapat diartikan sebagai proses atau cara perbuatan mendekati. Tetapi
secara istilah, pendekatan bersifat aksiomatis ( dapat diterima sebagai
kebenaran tanpa pembuktian) dan menyatakan suatu pendirian, filsafat,
keyakinan atau paradigma terhadap subject matter.1
Makna pendekatan pada dasarnya merupakan cara pandang seseorang
terhadap suatu subjek. Sehingga pendekatan dalam manajemen kelas dapat
diartikan sebagai cara pandang seorang guru dalam kegiatan pengelolaan
kelas. Cara pandang tersebut kemudian menjadi semacam garis pedoman
(guideline) bagi seorang guru dalam mengelola kelas. Adapun pendekatan
merupakan unsur penting yang harus dikuasai pengajar sebelum
mempersiapkan perencanaan pembelajaran .
Guru dalam pelaksanaan manajemen kelas tentunya banyak cara atau
pendekatan yang diterapkan dan diharapkan sistem manajemen kelas agar
lebih ditingkatkan lagi. Oleh karena itu, seorang guru harus cermat dan tepat
dalam memilih dan melaksanakan pendekatan yang ada agar sesuai dengan
situasi dan kondisi kelas.
B. Tujuan Pendekatan Manajemen Kelas
Pendekatan peserta didik ada berbagai macam jenis dan pendidik harus
mampu mengaplikasikan pendekatan tersebut di kelas sesuai dengan kondisi,
situasi, dan kebutuhan peserta didik maupun pendidik itu sendiri. Tujuan guru
menerapkan pendekatan manajemen kelas adalah :

1
Imam Gunawan, Manajemen Kelas : Teori Dan Aplikasinya, (Depok: Rajawali Pers,
2019), h. 55

3
1. Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar
maupun sebagai kelompok belajar yang memungkinkan peserta didik
untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin.
2. Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya
interaksi belajar-mengajar.
3. Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung
dan memungkinkan peserta didik belajar sesuai dengan lingkungan
sosial, emosional, dan intelektual peserta didik dalam kelas.
4. Membina dan membimbing sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi,
budaya serta sifat-sifat individunya.
C. Macam-Macam Pendekatan Manajemen Kelas
Berikut ini akan diuraikan sepuluh pendekatan yang dapat diterapkan
oleh guru. Guru dalam hal ini dituntut untuk terampil memilih atau bahkan
memadukan pendekatan yang dianggapnya meyakinkan untuk menangani
kasus manajemen kelas yang tepat dengan masalah yang dihadapinya.
Kemungkinan dari hasil diagnosis memutuskan menggunakan pendekatan A,
tetapi setelah diterapkan ternyata gagal, kemudian situasi tersebut dianalisis
kembali, akhirnya sampai pada kesimpulan guru harus menerapkan alternatif
kedua, ketiga, kombinasi .
Berikut penjelasan tentang sepuluh pendekatan yang akan dibahas2 :
1. Pendekatan Pengubahan Tingkah Laku
Pendekatan pengubahan perilaku didasarkan pada prinsip-prinsip
psikologi behaviorisme. Prinsip utama yang mendasari pendekatan ini
adalah perilaku merupakan hasil proses belajar. Prinsip ini berlaku baik
bagi perilaku yang sesuai maupun perilaku yang menyimpang.
Tugas pokok guru dengan demikian adalah menguasai dan
menerapkan keempat proses yang telah terbukti ( bagi kaum behavioris)
merupakan mengontrol tingkah laku manusia, yaitu (1) penguatan positif;
(2) penghukuman; (3) penghilangan; dan (4) penguatan negatif.

2
Imam Gunawan, Manajemen Kelas : Teori Dan Aplikasinya, (Depok: Rajawali Pers,
2019), h. 57

4
a. Penguatan positif berupa memberikan stimulus positif, berupa
ganjaran atau pujian terhadap perilaku atau hasil yang memang
diharapkan, misalnya berupa ungkapan seperti: “ nah seperti ini
kalau mengerjakan tugas, tulisannya rapi mudah dibaca”.
b. Penghukuman merupakan pemberian stimulus yang tidak
menyenangkan untuk menghilangkan dengan segera perilaku peserta
didik yang tidak di kehendaki. Sebagian menganggap bahwa
hukuman merupakan alat yang efektif untuk dengan segera
menghentikan tingkah laku yang tidak dikehendaki, sekaligus
merupakan contoh yang tidak dikehendaki bagi siswa lain.
c. Penguatan negatif adalah berupa peniadaan tingkah laku yang tidak
disukai (biasanya berupa hukuman) yang selalu diberikan kepada
siswa, karena siswa yang bersangkutan telah meninggalkan tingkah
laku yang menyimpang. Dengan penguatan negatif diharapkan
tingkah laku siswa yang lebih baik itu akan ditingkatkan
frekuensinya.
d. Penghilangan adalah upaya mengubah perilaku peserta didik dengan
cara menghentikan pemberian respons terhadap suatu perilaku peserta
didik yang semula dilakukan dengan respons tersebut.
2. Pendekatan Iklim Sosio-Emosional
Pendekatan iklim sosio-emosional dalam manajemen kelas berakar
pada psikologi penyuluhan klinik, dan arena itu memberikan arti yang
sangat penting pada hubungan antarpribadi. Pendekatan ini dibangun atas
dasar asumsi bahwa manajemen kelas yang efektif ( dan pengajaran yang
efektif) sangat tergantung pada hubungan yang positif antarpribadi dan
iklim kelas. Oleh karena itu, tugas pokok guru dalam manajemen kelas
adalah membangun hubungan antarpribadi yang positif dan
meningkatkan iklim sosio-emosional yang positif pula. Hal-hal yang
meliputi kondisi sosio-emosional adalah: (1) tipe kepemimpinan guru;
(2) sikap guru; (3) suara guru; dan (4) pembinaan hubungan baik.

5
3. Pendekatan Proses Kelompok
Premis utama yang mendasari pendekatan proses kelompok adalah
Pada asumsi-asumsi bahwa: (1) kehidupan sekolah berlangsung dalam
lingkungan kelompok, yakni kelompok kelas; (2) tugas pokok guru
adalah menciptakan dan membina kelompok kelas yang kurang efektif
dan produktif; (3) kelompok kelas adalah suatu sistem sosial yang
mengandung ciri-ciri yang terdapat pada semua sistem sosial; dan (4)
pengelolaan kelas oleh guru adalah menciptakan dan memelihara kondisi
kelas yang menunjang terciptanya suasana kelas yang menguntungkan.
4. Pendekatan Otoriter (Kekuasaan)
Kekuasaan berasal dari kuasa yang berarti kemampuan atau
kesanggupan, kekuatan, wewenang atas sesuatu atau untuk menentukan,
pengaruh, mampu, kesanggupan, dan orang yang diserahi wewenang.
Sementara kekuasaan dapat diartikan sebagai kemampuan untuk
menyuruh, memerintah, mengatur, menguasai, dan sebagainya.
Kelemahan pendekatan otoriter ialah janganlah dipandang sebagai
strategi yang bersifat mengintimidasi. Guru yang mempraktikan
pendekatan otoriter tidak memaksakan kepatuhan , merendahkan peserta
didik, dan tidak bertindak kasar. Guru otoriter bertindak untuk
kepentingan peserta didik dengan menerapkan disiplin yang tegas.
Sedangkan kelebihan pendekatan otoriter adalah menawarkan lima
strategi yang dapat diterapkan dalam mengatur kelas, yaitu (1)
menetapkan dan menegakkan peraturan; (2) memberikan perintah,
pengarahan dan pesan; (3) menggunakan teguran; (4) menggunakan
pengendalian dengan mendekati; dan (5) menggunakan pemisahan dan
pengecualian.
5. Pendekatan Intimidasi (Ancaman)
Ancaman berasal dari kata ancam, kata kerjanya ancaman. Dapat
diartikan sebagai menyatakan maksud, niat, rencana untuk melakukan
sesuatu yang merugikan, menyulitkan, menyusahkan, dan mencelakakan
pihak lain serta memberikan pertanda atau peringatan kemungkinan

6
malapetaka atau akibat yang terjadi. Sementara dalam konteks
pendekatan manajemen kelas ialah cara pandang guru bahwa perbuatan
mengancam dapat dijadikan sebagai metode atau cara untuk
menciptakan kelas yang kondusif.
Kelemahan pendekatan ancaman ialah siswa merasa dikucilkan dan
takut terhadap guru, selain itu kelemahan yang timbul dari penerapan ini
juga dapat menumbuhkan sikap bermusuhan dan hubungan antara guru
dan peserta didik. Sedangkan kelebihan pendekatan intimidasi adalah
berguna dalam situasi tertentu dengan menggunakan teguran keras
dengan maksud untuk segera menghentikan perilaku siswa yang
penyimpangannya berat. Guru harus bijak dalam menerapkan
pendekatan ancaman kepada siswanya. Sebaiknya guru juga tidak terlalu
berlebihan dalam memberikan hukuman kepada siswanya.
6. Pendekatan Permisif (Kebebasan)
Pendekatan permisif (kebebasan) adalah pendekatan yang
menekankan perlunya memaksimalkan kebebasan siswa. Bebas berarti
lepas sama sekali, tidak terhalang, terganggu dan sebagainya sehingga
dapat bergerak dan berbicara secara leluasa. Membebaskan yang berarti
memberikan keleluasaan untuk bergerak. Akan tetapi harus ada yang
membatasi kebebasan yaitu:
a. Peserta didik dapat bergerak bebas melakukan berbagai kegiatan di
dalam kelas yang terkait dengan kegiatan belajar.
b. Peserta didik dibolehkan melakukan apa saja selama tidak
menyimpang ataupun melanggar aturan kelas yang telah disepakati
bersama.
c. Peserta didik boleh berekspresi dengan cara apapun selama tidak
mengganggu teman sekelasnya pada keberlangsungan belajar-
mengajar di dalam kelas.
Dalam penggunaan pendekatan kebebasan, seorang guru harus
mampu mengendalikan perilaku peserta didik dengan memegang teguh
batasan-batasan kebebasan tersebut.

7
7. Pendekatan Resep
Dalam konteks manajemen kelas, resep dapat diartikan sebagai
keterangan tentang cara bagaimana mengelola suatu kelas, yang terwujud
dalam berbagai aturan-aturan kelas yang dibuat dan disepakati secara
bersama-sama. Dengan demikian, pendekatan resep dapat diartikan
sebagai cara pandang guru yang berasumsi bahwa kelas dapat dikelola
dengan baik melalui pembuatan dan penerapan aturan kelas.
Pendekatan ini cenderung menumbuhkan sikap reaktif pada diri
guru dalam mengatur kelas, biasanya memberikan reaksi terhadap
masalah tertentu dan sering menggunakan dalam jangka pendek. Adapun
kelemahan pada pendekatan ini adalah apabila resep tertentu gagal
mencapai tujuan, guru tidak dapat memilih alternatif lain, karena
pendekatan ini bersifat mutlak. Sedangkan kelebihan pendekatan resep
yaitu memiliki daftar tentang apa yang harus dilakukan dan apa yang
tidak harus dilakukan.
8. Pendekatan Instruksional (Pengajaran)
Pengajaran berasal dari kata dasar ajar yang berarti petunjuk yang
diberikan kepada orang supaya diketahui dan dituruti. Dalam konteks
manajemen kelas dapat diartikan sebagai cara pandang yang beranggapan
bahwa kelas yang kondusif dapat dicapai dengan kegiatan mengajar itu
sendiri. Untuk itu, sebelum mengajar seorang guru harus membuat
perencanaan pengajaran dan harus melaksanakan kegiatan mengajar
sesuai dengan apa yang telah direncanakannya. Dalam konteks
manajemen kelas, perencanaan pengajaran ini memiliki empat fungsi,
yaitu:
a. Dapat dijadikan media untuk menemukan dan memecahkan masalah
belajar di dalam kelas.
b. Dapat mengarahkan kegiatan belajar-mengajar yang berlangsung di
dalam kelas.
c. Dapat dijadikan dasar dalam memanfaatkan berbagai sarana belajar
di kelas.

8
d. Dapat dijadikan barometer untuk mengukur dan meramalkan hasil
kegiatan belajar-mengajar yang hendak dicapai.
Sebelum guru membuat perencanaan pengajaran harus melakukan
analisis kemampuan awal dan karakteristik peserta didiknya, sangat perlu
dilakukan mengingat peserta didik yang berada di dalam sebuah kelas
memiliki kemampuan dan karakteristik yang beragam walaupun mungkin
dalam hal usia, mereka relatif sama. Ada beberapa hal yang harus
diperhatikan oleh guru sebagai manajer kelas, yaitu:
a. Karakteristik yang terkait dengan kemampuan intelektual, bersikap,
dan psikomotornya.
b. Karakteristik yang terkait dengan latar belakang peserta didik, baik
agamanya, ekonomi, sosial, maupun budayanya.
c. Karakteristik yang terkait dengan sikap, perasaan, dan minatnya.
Kelemahan pendekatan ini adalah cendrung memandang perilaku
intruksional guru mempunyai potensi mencapai dua tujuan utama
manajemen kelas yaitu mencegah timbulnya masalah manajerial dan
menyelesaikan masalah manajerial kelas. Sedangkan kelebihan
pendekatan intruksional adalah pendekatan bahwa manajerial yang
efektif ialah hasil perencanaan pengajaran yang bermutu.
Guru dapat menggunakan berbagai cara antara lain3 :
➢ Menyampaikan kurikulum dan pembelajaran yang menarik, relevan
dan sesuai
➢ Menerapkan kegiatan yang efektif
➢ Menyediakan daftar kegiatan rutin kelas
➢ Memberikan pengarahan yang jelas
9. Pendekatan Eklektik
Istilah pendekatan eklektik ( eclectic counseling) menunjuk pada
suatu sistematika dalam konseling yang berpegang pada pandangan
teoretis dan pendekatan ( approach), yang merupakan perpaduan dari

3
Imam Gunawan, Manajemen Kelas : Teori Dan Aplikasinya , (Depok: Rajawali Pers,
2019), h. 71

9
berbagai unsur yang diambil atau dipilih dari beberapa konsepsi serta
pendekatan. Konselor yang berpegang pada pola eklektik berpendapat
bahwa mengikuti satu orientasi teoritis serta menerapkan satu pendekatan
saja terlalu membatasi ruang gerak konselor. Oleh karena itu, konselor
menggunakan variasi dari sudut pandangan, prosedur, dan teknik
sehingga melayani masing-masing konsep sesuai dengan kebutuhannya
dan sesuai dengan ciri khas dihadapinya.
Hal ini dipertegas oleh Weber (1993) yang menyatakan bahwa
pendekatan dengan cara menggabungkan semua aspek terbaik dari
berbagai pendekatan manajemen kelas untuk menciptakan suatu
kebulatan atau keseluruhan yang bermakna, yang secara filosofis, teoritis
atau psikologis yang dinilai benar, yang bagi guru merupakan sumber
pemilihan perilaku pengelolaan tertentu yang sesuai dengan situasi
disebut pendekatan eklektik. Guru harus mampu menyesuaikan dengan
kelas yang memiliki sifat kedinamisan yang tinggi.
10. Pendekatan Analitik Pluralistik
Berbeda dengan pendekatan eklektik, pendekatan analitik
pluralistik memberi kesempatan kepada guru memilih strategi
manajemen kelas gabungan beberapa strategi dari berbagai pendekatan.
Dengan demikian berupa pemilihan yang mempunyai kemungkinan
menciptakan dan menampung kondisi-kondisi yang memberi kemudahan
kepada pembelajaran yang efektif dan efisien.
Ada empat tahap yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam
menerapkan pendekatan analitik pluralistik, yaitu:
1. Menentukan kondisi kelas yang diinginkan untuk mengetahui dengan
jelas dan mendalam tentang kondisi-kondisi yang menurut
penilaiannya akan memungkinkan mengajar secara efektif.
2. Menganalisis kondisi kelas yang nyata untuk mengetahui :
a. Kesenjangan antara kondisi sekarang dan yang diharapkan
b. Kesenjangan yang timbul jika guru gagal mengambil tindakan
pencegahan.

10
c. Kondisi sekarang yang perlu dipelihara dan dipertahankan karena
dianggap kurang baik.
3. Memilih dan menggunakan strategi pengelolaan. Guru yang efektif
adalah guru yang menguasai berbagai strategi manajerial yang
tergantung dalam berbagai pendekatan manajemen kelas dan mampu
memilih dan menggunakan strategi yang paling sesuai dalam situasi
tertentu sebelumnya.
4. Menilai keefektifan pengelolaan. Proses penilaian ini memusatkan
perhatian kepada dua perangkat perilaku, yaitu :
a.Perilaku guru, yakni sejauh mana guru telah menggunakan perilaku
manajemen yang direncanakan dan akan dilakukan.
b. Perilaku peserta didik, yakni sejauh mana peserta didik
berperilaku yang sesuai dengan yang diharapkan untuk
dilakukan.
Contoh pendekatan analitik pluralistik adalah guru bisa menangani
masalah yang terjadi di dalam kelas dengan mudah, seperti anak yang
nakal, berkelahi dan pemalu, karena dalam pendekatan ini guru bisa
memilih strategi manajemen kelas yang dianggapnya paling berpotensi
untuk pembelajaran.

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pengertian Pendekatan Manajemen Kelas : pada dasarnya merupakan cara
pandang seseorang terhadap suatu subjek, Sehingga pendekatan dalam
manajemen kelas dapat diartikan sebagai cara pandang seorang guru
dalam kegiatan pengelolaan kelas.
2. Tujuan Pendekatan Manajemen Kelas :
a. Mewujudkan situasi dan kondisi kelas.
b. Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi
terwujudnya interaksi belajar-mengajar.
c. Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang
mendukung dan memungkinkan peserta didik belajar.
d. Membina dan membimbing peserta didik.
3. Macam-Macam Pendekatan Manajemen Kelas :
a. Pendekatan Pengubahan Tingkah Laku.
b. Pendekatan Iklim Sosio-Emosional
c. Pendekatan Proses Kelompok
d. Pendekatan Otoriter (Kekuasaan)
e. Pendekatan Intimidasi (Ancaman)
f. Pendekatan Permisif (Kebebasan)
g. Pendekatan Resep
h. Pendekatan Intruksional ( Pengajaran)
i. Pendekatan Eklektik
j. Pendekatan Analitik Pluralistik
B. Saran
Demikian makalah yang telah kami rangkai untuk memenuhi tugas
mata kuliah Manajamen Kelas. Semoga makalah ini kelak dapat memberikan
manfaat bagi pembaca. Dan semoga makalah yang telah kami buat, dapat
dipergunakan dengan sebaik-baiknya.

12
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan, Imam. 2019. Manajemen kelas : Teori dan Aplikasinya. Depok :
Rajawali Pers.
Prasetya, Udin Cahya Ari. 2016. Pendekatan Dalam Manajemen Kelas. Dikutip
dari http://manajemenkelasunikama.blogspot.com/2016/03/pendekatan-
dalam-manajemen-kelas.html?m=1. Pada tanggal 21 September 2019
pukul 20.58.

13

Anda mungkin juga menyukai