Skripsi Furqon Al-Haq - 18144200009 PDF
Skripsi Furqon Al-Haq - 18144200009 PDF
SKRIPSI
Oleh :
Furqon Al-Haq
18144200009
1
i
SKRIPSI
Diajukan Kepada
Universitas PGRI Yogyakarta
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Dalam Menyelesaikan Program Sarjana
Oleh :
Furqon Al-Haq
18144200009
i
ii
ABSTRAK
ii
iii
ABSTRACT
The purpose of this study was to find out whether group guidance using
simulation game techniques could increase the self-confidence of class VIII
students of SMP Bopkri 5 Yogyakarta for the 2022/2023 academic year.
This study uses quantitative research methods and the type of research used
is experimental research with a one group pre-test and post-test design. The
population in this study were class VIII students of SMP Bopkri 5 Yogyakarta for
the 2022/2023 academic year. A total of 15 students. The data collection method in
this study used a validated questionnaire. And data analysis techniques using t-test.
The results of the study showed that group guidance using simulation game
techniques was effective in increasing the self-confidence of class VIII students of
SMP Bopkri 5 Yogyakarta for the 2022/2023 academic year. Evidenced by the
results of the t-test conducted, the price of t = 5,382 was obtained with a value of p
= 0.000 <0.05. The implication of this study is that in order to increase the self-
confidence of class VIII students of SMP Bopkri 5 Yogyakarta for the 2022/2023
Academic Year with the abilities and competencies they have, it is hoped that the
guidance and counseling teacher will use group guidance with a simulation game
technique.
iii
iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING
BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK PERMAINAN SIMULASI
UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA
KELAS VIII SMP BOPKRI 5 YOGYAKARTA TAHUN
AJARAN 2022/2023
Dosen Pembimbing
iv
v
Oleh :
Furqon Al-Haq
18144200009
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
v
vi
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar adalah karya
saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan pemikiran atau tulisan orang lain
kecuali pada bagian-bagian tertentu yang saya ambil sebagai bahan acuan.
Apabila dikemudian hari ternyata pernyataan ini tidak benar, maka sepenuhnya
menjadi tanggung jawab saya.
Furqon Al-Haq
NIM. 18144200009
vi
vii
MOTTO
Kepercayaan pada diri sendiri akan memberikan kesempatan untuk kita sukses di
setiap kondisi. Karena ke suksesan di setiap proses yang kita jalani dapat diukur
dengan seberapa besar kepercayaan kita pada diri sendiri. (Robert Collier)
PERSEMBAHAN
vii
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
berkat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini. Skripsi
ini ditulis dalam rangka memenuhi syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana
(S1) Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas PGRI Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak mungkin terselesaikan tanpa
adanya dukungan, bantuan, bimbingan dan nasihat dari berbagai pihak selama
penyusunan skripsi. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih
kepada:
1. Dr. Ir. Paiman, M.P Rektor Universitas PGRI Yogyakarta yang telah
memberikan izin studi di Universitas PGRI Yogyakarta
2. Dr. Esti Setiawati, M.Pd Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas PGRI Yogyakarta yang telah memberikan izin penelitian
3. Drajat Edy Kurniawan, M Pd Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling
Universitas PGRI Yogyakarta.
4. Dra. Hj. Nur Wahyumiani, MA Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
membimbing dan mengarahkan kepada penulis dalam penyusunan skripsi
5. Djarot Alvan S. Si Kepala Sekolah di SMP Bopkri 5 Yogyakarta Tahun Ajaran
2022/2023 yang telah memberi izin sekolahnya digunakan untuk kegiatan
penelitian skripsi
6. Dra. Siswinarni Guru Bimbingan dan Konseling di SMP Bopkri 5 Yogyakarta
Tahun Ajaran 2022/2023 yang telah memberikan kesempatan untuk
melaksanakan kegiatan penelitian skripsi.
7. Dan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaika skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurma, Oleh karena itu,
penulis mengharapkan masukan, kritik, dan saran yang membangun supaya dapat
menjadi acuan pembaca.
Yogyakarta 27 Desember 2022
Penulis
viii
ix
DAFTAR ISI
ix
x
x
xi
DAFTAR TABEL
xi
xii
DAFTAR GAMBAR
xii
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peserta didik usia Sekolah Menengah Pertama (SMP) berada pada masa
peralihan dari masa anak-anak menuju masa remaja awal. Pada masa remaja
awal terdapat tugas perkembangan yang harus dicapai, salah satunya adalah
dengan menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap
kemampuannya. Seorang remaja harus mampu untuk menerima dan
menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan dalam dirinya dan harus
memiliki kepercayaan diri terhadap kemampuan yang dimilikinya agar mampu
mencapai perkembangan yang optimal.
Pada proses pertumbuhan dan perkembangannya anak usia Sekolah
Menengah Pertama (SMP), tidak dapat dicapai dengan mudah karena adanya
hambatan-hambatan dalam perkembangannya, maka akan mengalami ketidak
mampuan dalam menerima dirinya, sehingga kepercayaan pada dirinya menjadi
rendah, sehingga remaja akan bersikap keras, agresif, atau sebaliknya akan
bersikap tidak percaya diri, pendiam, dan harga diri kurang (istilah remaja
sekarang kurang PD). Terhadap rasa tidak percaya diri ini dapat menimbulkan
sikap dan perilaku atau gejala-gejala yang dialami siswa SMP yaitu merasa
tidak senang terhadap kritikan orang lain, sangat senang ketika mendapatkan
pujian atau penghargaan, senang mengkritik (mencela) orang lain, kurangnya
minat untuk bersaing (berkompetisi) dan cenderung lebih senang untuk
menyendiri. Siswa SMP adalah anak yang sedang menginjak masa remaja awal.
Karakteristik membuat mereka tak lepas dari karakteristik remaja awal yang
memang berada dalam masa-masa sulit, dimana mereka harus menyesuaikan
diri dengan berbagai macam perubahan yang ada dalam diri mereka. Mereka
sangat memerlukan tempat perlindungan jiwa yang mampu memberikan
pengarahan positif untuk perkembangan hidup selanjutnya. Oleh karena itu,
untuk mengarahkan mereka agar tidak terjerumus dalam krisis batin seperti
ketidakpercayaan diri harus dilakukan upaya untuk membangun kekuatan
1
2
psikologisnya agar mereka tumbuh dan berkembang dengan percaya diri untuk
menempuh masa depan.
Kehidupan di sekolah kadang memberi beban tersendiri bagi siswa. Sebagai
remaja awal, siswa SMP selain sibuk berjuang untuk menyesuaikan diri dengan
berbagai perubahan dalam dirinya mereka juga harus berjuang untuk dapat
menyelesaikan tugas-tugas yang harus dikembangkanya, mereka perlu
diberikan pemahaman agar dapat memahami dan mampu mengembangkan
karakter percaya diri yang diperlukan dalam menghadapi berbagai macam
tantangan hidup sehari-hari. Setiap remaja pada umumnya memiliki kebutuhan
yang menuntut untuk dipenuhi. Adakalanya banyak siswa menghadapi kendala
dalam pencapaian rasa percaya diri, karena siswa mengalami rendahnya
kepercayaan diri. Sehingga perlu perhatian dan penanganan khusus, agar
mereka mempunyai rasa percaya diri.
Oleh sebab itu, nyata adanya hubungan yang sangat dekat antara kebutuhan
siswa untuk melakukan bimbingan kelompok teknik permainan simulasi dengan
rasa kepercayaan diri. Dengan bimbingan kelompok teknik permainan simulasi
diharapkan siswa dapat saling bertukar pikiran dan bermain peran untuk
mengembangkan rasa percaya diri. Bimbingan kelompok teknik permainan
simulasi memberikan layanan bantuan pada individu dalam memecahkan
masalah kesulitan untuk mengembangkan rasa percaya diri, agar siswa dapat
mencapai keberhasilan dalam meningkatkan rasa percaya diri. Di sekolah
bimbingan kelompok teknik permainan simulasi oleh guru Bk diberikan ruang
untuk menyampaikan permasalahan yang sedang siswa rasakan dan yang
menghambat dalam kepercayaan diri siswa.
Siswa kurang mendapatkan informasi tidak dapat meningkatkan
kepercayaan diri mereka. Sehingga, siswa tidak mendapatkan ruang untuk
mengungkapkan masalah-masalah yang mereka miliki. Ada beberapa jenis
layanan bimbingan yang dilakukan oleh guru BK. Salah satunya adalah layanan
bimbingan kelompok teknik permainan simulasi. Layanan bimbingan kelompok
teknik permainan simulasi adalah layanan bimbingan yang memungkinkan
sejumlah siswa secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan baru dari
guru pembimbing (konselor) dan atau membahas secara bersama-sama pokok
2
3
bahasan atau topik tertentu yang berguna untuk menunjang kehidupan sehari-
hari, serta perkembangan dirinya, baik sebagai individu maupun sebagai pelajar,
dalam pengambilan keputusan atau tindakan tertentu. Oleh sebab itu sebagai
pendidik, guru Bk harus dapat mengarahkan siswa untuk dapat mencari jalan
pemecahan masalah yang lebih tepat. Salah satunya adalah dengan melakukan
bimbingan kelompok teknik permainan simulasi.
Bimbingan kelompok teknik permainan simulasi diberikan untuk
mendapatkan informasi yang bermanfaat bagi diri mereka, sebagai wadah
bersama-sama mengungkapkan kegelisahan dan ketidaknyamanan yang mereka
rasakan sehingga menyebabkan kurang percaya diri. Melalui layanan
bimbingan kelompok teknik permainan simulasi dapat menumbuhkan rasa
kepedulian dan percaya diri, karena mereka merasa memiliki masalah yang
sama. Sehingga mereka tidak akan merasa sendiri melainkan menimbulkan
perasaan nyaman dalam belajar. Kenyamanan dalam belajar ini dapat
memberikan pengaruh yang baik dalam aktivitas belajar terutama dalam
meningkatkan percaya diri siswa. Dengan percaya diri diharapkan tujuan
kegiatan belajar akan dapat diperoleh.
Bimbingan kelompok terdapat beberapa macam teknik yang biasa digunakan
untuk membantu keberhasilan layanan bimbingan kelompok, antara lain
diskusi, home room, permainan simulasi (simulation games), permainan
peranan (role playing), dan sosiodrama (sociodrama). Diantara teknik-teknik
yang ada, peneliti tertarik untuk menggunakan teknik permainan simulasi.
Dengan demikian, permainan simulasi pada prinsipnya merupakan metode yang
melakukan karakteristik permainan (pemain, aturan, kerjasama, kompetisi)
dengan karakteristik simulasi (representasi nyata). Dalam teknik bimbingan
kelompok dimaksudkan sebagai cara untuk menjelaskan sesuatu (bahan
bimbingan) melalui perbuatan yang bersifat pura-pura atau melalui proses
tingkah laku imitasi, atau bermain.
Kepercayaan diri adalah salah satu kondisi psikologi seseorang yang
berpengaruh terhadap aktivitas fisik dan mental dalam proses pembelajaran.
Jika dilihat dari segi pendidikan kepercayaan diri sangat menunjang proses
pembelajaran di sekolah karena dengan munculnya kepercayaan diri dari dalam
3
4
diri siswa, segala potensi yang dimiliki oleh siswa dapat berkembang maksimal.
Siswa mampu berprestasi baik dalam bidang akademik, non-akademik dan di
lingkungan sosial dimana siswa berada (Aunurrahman dalam Sri Marjanti,
2015: 2).
Menurut (Setiawan dalam Ari Laili Rochmah, 2018 : 3) orang yang memiliki
kepercayaan diri rendah berakibat memiliki perasaan negatif terhadap dirinya
dan memiliki kenyakinan lemah terhadap kemampuan dirinya. Maka dari itu
pentingnya percaya diri dalam kehidupan siswa menurut Setiawan (dalam Ari
Laili Rochmah, 2018 : 3) yaitu kepercayaan diri sebagai langkah pertama untuk
kemajuan, perkembangan, perbaikan, dan keberhasilan. Untuk
mengembangkan dan meningkatkan kepercayaan diri siswa diperlukan salah
satu layanan bimbingan konseling yaitu layanan bimbingan kelompok. layanan
bimbingan kelompok merupakan suatu layanan yang memanfaatkan dinamika
kelompok untuk membahas berbagai hal yang berguna bagi pengembangan
pribadi dan pemecahan masalah yang dialami individu yang menjadi peserta
dalam kegiatan kelompok. Sedangkan menurut (Adams dalam Romlah, 2006:
118) permainan simulasi adalah sebuah permainan yang mereflesikan situasi
yang terdapat dalam kehidupan nyata dan situasi tersebut selalu
dimodifikasikan. Dalam hal ini permainan dalam situasi dimodifikasi dengan
tujuan agar tidak terlalu kompleks dan tidak terlalu sederhana.
Berdasarkan wawancara dengan guru BK pada tanggal 6 April 2022 siswa
di SMP Bopkri 5 Yogyakarta Tahun Ajaran 2022/2023 masih memiliki rasa
percaya diri rendah. Terlihat pada siswa kelas VIII SMP Bopkri 5 Yogyakarta
Tahun Ajaran 2022/2023 memiliki kesulitan dalam percaya diri sehingga siswa
sulit untuk menyesuaikan dengan lingkungan pada saat ini, sulit untuk
menuangkan pikirannya pada saat pembelajaran berlangsung (malu bertanya
atau kurang percaya diri untuk berbicara di depan teman teman sekelasnya) dan
sangat tidak efektif untuk mengikuti pembelajaran di kelas karena akan merasa
kaku dan tidak bisa secara bebas untuk berpikir dalam mengejar prestasinya.
Berkenaan dengan hal tersebut di atas, dalam rangka upaya meningkatkan
kepercayaan diri siswa kelas VIII Smp Bopkri 5 Yogyakarta Tahun Ajaran
2022/2023, maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul
4
5
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat diidentifikasi permasalahan sebagai
berikut:
1. Bimbingan kelompok dengan teknik permainan simulasi dapat digunakan
untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa.
2. Pelaksanaan bimbingan kelompok dapat digunakan dengan teknik
permainan simulasi.
3. Kepercayaan diri siswa diperlukan untuk menghadapi tantangan kehidupan
dan untuk mengikuti pembelajaran dikelas.
4. Kepercayaan diri siswa sebagai prilaku yang harus ditingkatkan.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah maka untuk menghindari meluasnya
masalah yang akan diteliti, tidak semua masalah akan dikaji, pada penelitian ini
permasalahan penelitian yang akan diungkap difokuskan pada “bimbingan
kelompok teknik permainan simulasi untuk meningkatkan kepercayaan diri
siswa kelas VIII SMP Bopkri 5 Yogyakarta Tahun Ajaran 2022/2023”.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka dapat dirusmuskan
permasalahan sebagai berikut :
Apakah bimbingan kelompok teknik permainan simulasi dapat untuk
meningkatkan kepercayaan diri siswa kelas VIII SMP Bopkri 5 Yogyakarta
Tahun Ajaran 2022/2023 ?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah “Untuk mengetahui bimbingan kelompok dengan
teknik permainan simulasi dapat meningkatkan kepercayaan diri siswa kelas
VIII SMP Bopkri 5 Yogyakarta Tahun Ajaran 2022/2023”
5
6
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah memberikan sumbangan pada ilmu
bimbingan dan konseling kelompok.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis dari penelitian adalah sebagai berikut :
a. Memberi masukan kepada guru Bk untuk memberi bimbingan kelompok
dengan teknik permainan simulasi secara efektif untuk meningkatkan
kepercayaan diri siswa.
b. Memberikan masukan kepada peneliti yang akan datang untuk
menggunakan metode penelitian yang berbeda dan jumlah subyek lebih
besar.
6
BAB II
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori
1. Kepercayaan Diri
7
8
8
9
(2) Optimis, yaitu sikap positif seseorang yang selalu berpandangan baik
dalam menghadapi segala hal tentang diri, harapan dan
kemampuannya.
9
10
(5) Rasional dan realistis, yaitu analisa terhadap suatu masalah, suatu hal,
maupun sesuatu kejadian dengan mengunakan pemikiran yang dapat
diterima oleh akal dan sesuai dengan kenyataan.
(4) Punya pengendalian diri yang baik (tidak moody dan emosinya
stabil).
(6) Mempunyai cara pandang yang positif terhadap diri sendiri, orang
lain dan situasi di luar dirinya.
(7) Memiliki harapan yang realistik terhadap diri sendiri, sehingga ketika
harapan itu terwujud, ia tetap mampu melihat sisi positif dirinya dan
situasi yang terjadi.
10
11
11
12
12
13
a. Komunikasi
b. Penampilan diri
c. Pengendalian Perasaan
Menurut Santrock (2003: 338) mengemukakan bahwa indikator
perilaku negatif dari individu yang tidak percaya diri antara lain:
(1) Melakukan sentuhan yang tidak sesuai atau menghindari kontak fisik.
(2) Merendahkan diri sendiri secara verbal, depresiasi diri.
(3) Berbicara terlalu keras secara tiba-tiba, atau dengan nada suara yang
datar.
(4) Tidak mengekspresikan pandangan atau pendapat, terutama ketika
ditanya.
Menurut Hakim (2005: 8-9), orang yang mengalami gejala tidak
percaya diri mempunyai ciri-ciri yang tampak, antara lain :
(1) Mudah cemas dalam menghadapi persoalan
(2) Gugup dan terkadang bicara gagap.
(3) Tidak tahu bagaimana cara mengembangkan diri untuk memiliki
kelebihan tertentu.
(4) Sering menyendiri dari kelompok yang dianggapnya lebih dari
dirinya.
(5) Mudah putus asa.
(6) Cenderung tergantung pada orang lain dalam mengatasi masalah.
Sering bereaksi negatif dalam menghadapi masalah, misalnya dengan
menghindari tanggung jawab atau mengisolasi diri, yang
menyebabkan rasa tidak percaya dirinya semakin buruk.
Menurut Mastuti (2008: 14-15), individu yang kurang percaya
diri, ada beberapa ciri atau karakteristiknya seperti :
(1) Berusaha menunjukkan sikap konformis, semata-mata demi
mendapatkan pengakuan dan penerimaan kelompok.
(2) Menyimpan rasa takut terhadap penolakan.
(3) Sulit menerima realita diri (terlebih menerima kekurangan diri) dan
memandang rendah kemampuan diri sendiri.
13
14
(4) Takut gagal, sehingga menghindari segala resiko dan tidak berani
memasang target untuk berhasil.
(5) Selalu menempatkan/memposisikan diri sebagai yang terakhir.
(6) Mempunyai external locus of control (mudah menyerah pada nasib,
sangat tergantung pada keadaan dan pengakuan/penerimaan serta
bantuan orang lain).
Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa anak yang selalu
ragu atau kurang percaya diri biasanya selalu memandang negatif tentang
dirinya sendiri. Selalu ada kekurangan di dalam dirinya dibandingkan
dengan orang lain. Anak yang ragu terhadap kemampuan diri sendiri /
tidak percaya diri biasanya kurang dapat berbicara atau menyampaikan
pesan kepada orang lain karena salah satu faktor penyebab tidak percaya
diri datang dari kemampuan berkomunikasi secara verbal, dengan
berbicara.
2. Layanan Bimbingan Kelompok
a) Pengertian Layanan Bimbingan Kelompok
Layanan bimbingan kelompok yaitu layanan bimbingan dan
konseling yang memungkinkan peserta didik secara bersama-sama
melalui dinamika kelompok memperoleh berbagai bahan dari
narasumber tertentu (terutama dari guru bimbingan konseling) dan
membahas secara bersama-sama pokok bahasan (topik) tertentu yang
berguna menunjang pemahaman dan kehidupannya sehari-hari untuk
perkembangan dirinya baik sebagai pelajar, dan untuk
mempertimbangkan dalam pengambilan keputusan serta tindakan
tertentu.
Menurut Romlah (2001:3) “bimbingan kelompok merupakan salah
satu teknik bimbingan yang berusaha membantu individu agar dapat
mencapai perkembangannya secara optimal sesuai dengan kemampuan,
bakat, minat, serta nilai – nilai yang dianutnya dan dilaksanakan dalam
situasi kelompok”. Bimbingan kelompok dapat ditujukan untuk
mencegah timbulnya masalah pada siswa dan mengembangkan potensi
siswa. Menurut Sukardi (2002: 48) “Layanan bimbingan kelompok
14
15
15
16
16
17
17
18
18
19
19
20
20
21
21
22
22
23
23
24
24
25
25
26
26
27
27
28
28
29
29
30
C. Kerangka Berfikir
Kepercayaan diri adalah suatu keyakinan seseorang terhadap segala aspek
kelebihan yang dimilikinya dan keyakinan tersebut membuatnya merasa
mampu untuk bisa mencapai berbagai tujuan dalam hidupnya. Seseorang dapat
melihat individu melalui gejala – gejala atau indikator yang timbul atau tampak
pada tingkah lakunya. Beberapa penelitian terdahulu mengenai kepercayaan diri
mendukung dan memperkuat penelitian yang akan dilaksanakan oleh peneliti.
Dari penelitian terdahulu dapat diasumsikan bahwa kepercayaan diri dapat
ditingkatkan melalui layanan bimbingan kelompok teknik permainan simulasi.
Karena Layanan bimbingan kelompok dengan teknik permainan simulasi
merupakan kegiatan pemberian informasi dalam suasana kelompok dimana
30
31
31
32
32
33
D. Hipotesis Penelitian
1. Pengertian Hipotesis
Menurut sugiyono (2018: 114) Hipotesa adalah jawaban sementara terhadap
rumusan masalah penelitian. Dikatakan sementara karena jawaban yang
diberikan baru didasarkan pada teori dan belum menggunakan fakta. Oleh
karena itu, setiap penelitian yang dilakukan memiliki suatu hipotesa atau
jawaban sementara terhadap penelitian yang akan dilakukan. Dari hipotesa
tersebut akan dilakukan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan apakah
hipotesa tersebut diterima adanya atau ditolak.
2. Macam-Macam Hipotesis
Macam-macam hipotesa dalam penelitian menurut sugiyono (2018: 141),
sebagai berikut :
a) Hipotesisa Deskriptif
Pengertian hipotesa deskriptif adalah dugaan terhadap nilai satu variabel
dalam satu sampel walaupun di dalammya bisa terdapat beberapa
kategori. Hipotesa deskriptif ini merupakan salah satu dari macam-
macam hipotesa.
33
34
b) Hipotesisa Komparatif
Pengertian hipotesa komparatif adalah dugaan terhadap perbandingan
nilai dua sampel atau lebih. Hipotesa komparatif merupakan salah satu
dari macam-macam hipotesa. Dalam hal komparasi ini terdapat beberapa
macam, yaitu :
1) Komparasi berpasangan (related) dalam dua sampel dan lebih dari
dua sampel (k sampel)
2) Komparasi independent dalam dua sampel dan lebih dari dua sampel
(k sampel)
c) Hipotesisa Asosiatif
Pengertian hipotesa asosiatif adalah dugaan terhadap hubungan antara
dua variabel atau lebih. Hipotesa asosiatif merupakan salah satu dari
macaam-macam hipotesa.
3. Hipotesis yang diajukan
Berdasarkan kerangka berpikir yang telah dikemukakan di atas, maka
hipotesa yang diajukan adalah hipotesa deskriptif, yaitu sebagai berikut :
Bimbingan kelompok teknik permaianan simulasi untuk meningkatkan
kepercayaan diri siswa kelas VIII SMP Bopkri 5 Yogyakarta Tahun Ajaran
2022/2023
34
BAB III
METODE PENELITIAN
35
36
36
37
E. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
mengunakan one group pre-test and post test design. Jadi tidak ada kelompok
control dan hanya menggunakan kelompok eksperimen. Metode one group pre-
test and post test design berarti sampel diberikan skala penilaian sebelum dan
sesudah mendapatkan bimbingan kelompok teknik permainan simulasi. Maka
dari desain pre test and post test one group design adalah desain yang dilakukan
dua kali penelitian yaitu sebelum eksperimen (pre-test) dan sesudah eksperimen
(post test).
Penelitian ini subyek dikenakan dua kali pengukuran. Pengukuran
pertama dilakukan untuk mengukur kepercayaan diri sebelum diberikan
bimbingan kelompok teknik permainan simulasi (O1) yang disebut pre-test dan
pengukuran kedua untuk mengukur tingkat kepercayaan diri sesudah diberikan
bimbingan kelompok teknik permainan simulasi (O2) yang disebut post test.
37
38
Gambar 2. Desain Penelitian One Group Pre-Test and Post Test Design
38
39
39
40
Tahap-Tahap
Konselor Sebagai Pemimpin
Bimbingan Siswa Sebagai Anggota Kelompok
Kelompok
Kelompok
Pembentukan 1. Mengungkapkan pengertian, 1. Memahami pengertian, tujuan, asas-asas, dan
tujuan, cara-cara dan asas-asas cara bimbingan kelompok.
kegiatan bimbingan kelompok. 2. Saling memperkenalkan diri agar saling
2. Mengatakan perkenalan dan percaya, bersedia menerima, dan membanu
menampilkan diri secara utuh antar anggota.
dan terbuka. 3. Mengikuti permainan
3. Bersedia membantu, hangat dan 4. Siap untuk mengikuti kegiatan bimbingan
tulus. kelompok.
4. Mengadakan perminan untuk
lebih mengakrabkan anggota
kelompok.
Peralihan 1. Menjelaskan kegiatan yang 1. Anggota terbebas dari perasaan atau sikap
akan diikuti pada tahap enggan, ragu, malu, atau saling tidak percaya.
selanjutnya. 2. Anggota mantap untuk ikut serta dalam
2. Menawarkan atau mengamati kegiatan kelompok
apakah para anggota kelompok
siap menjalani kegiatan
bimbingan kelompok.
3. Meningkatkan kemampuan
keikutsertaan anggota.
Kegiatan 1. Pemimpin kelompok 1. Anggota kelompok membahas masalah atau
menyampaikan topik masalah topik yang dikemukakan pemimpin kelompok
yang berhubungan dengan secara tuntas dan mendalam
kepercayaan diri. 2. Anggota kelompok secara aktif dan dinamis
2. Menbentuk dinamika kelompok, dalam pembahasan topik.
mengadakan diskusi serta tanya
jawab berkaitan dengan materi
Pengakhiran 1. Pemimpin kelompok 1. Anggota kelompok menyampaikan pesan dan
mengemukakan bahwa kegiatan kesan mengenai kegiatan bimbingan
segera diakhiri. kelompok.
2. Pemimpin kelompok 2. Merencanakan kegiatan lanjutan.
menyampaikan hasil kegiatan 3. Merasakan hubungan kelompok dengan rasa
bimbingan kelompok. kebersamaan, keterbukaan, dan saling
3. Membahas kegiatan lanjutan. percaya.
4. Mengemukakan kesan, pesan,
dan harapan kepada anggota
kelompok.
40
41
F. Instrumen Penelitian
1. Menurut Eko Putro (2013: 51) instrument penelitian merupakan alat bantu
yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data penelitian dengan cara
melakukan pengukuran.
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang di gunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan
hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis, sehingga
lebih mudah di olah Suharsimi Arikunto (2010: 203).
Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 209) mengemukakan prosedur
yang hendak ditempuh dalam pengadaan instrumen yang baik adalah:
a) Perencanaan dan penulisan item atau butir soal.
b) Penyuntingan, yaitu melengkapi instrumen dengan pedoman
mengerjakan surat pengantar, kunci jawaban, dan lain-lain yang
perlu.
c) Uji-coba, baik dalam skala kecil atau besar
d) Penganalisaan hasil, analisis item, melihat pola jawaban, peninjauan
sasaran-sasaran, dan sebagainya.
Beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
instrument penelitian adalah alat yang di gunakan oleh peneliti untuk
mengumpulkan data peneliti.
2. Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan oleh seorang yang
melakukan suatu penelitian guna mengukur suatu fenomena yang telah
terjadi.
Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan
angket yaitu daftar pernyataan yang disusun secara tertulis yang bertujuan
untuk memperoleh data berupa jawaban para responden.
41
42
42
43
a. Cinta diri
Anak yamg mencintai diri sendiri adalah anak yang percaya pada diri
mereka sendiri dan peduli tentang diri sendiri karena perilaku dan gaya
hidup mereka untuk memelihara diri. Manfaat dari anak yang memiliki
unsur percaya diri batin adalah anak dapat mempertahankan
kecenderungan untuk menghargai segala kebutuhannya baik
kebutuhan jasmani maupun rohani yang setara dengan kebutuhan orang
lain.
b. Pemahaman Diri
Anak yang memiliki kepercayaan diri batin akan sadar diri, mereka
tidak akan terus menerus merenungi diri sendiri, tetapi secara teratur
akan memikirkan perasaan, pikiran dan perilaku mereka, dan selalu
ingin tahu bagaimana pendapat orang lain tentang diri mereka. Anak
yang memiliki pemahaman diri yang baik akan sangat menyadari
kekuatan diri mereka untuk mengembangkan kemampuan mereka
sepenuhnya.
c. Tujuan yang jelas
Anak yang percaya diri adalah anak yang selalu tahu tujuan hidupnya,
hal tersebut disebabkan karena mereka mempunyai pemikiran yang
jelas dan mereka tahu mengapa mereka melakukan suatu tindakan
tertentu dan mereka tahu hasil apa yang mereka harapkan.
d. Berfikir positif
Orang-orang yang percaya diri biasanya adalah orang-orang yang
menyenangkan, karena orang-orang tersebut dapat melihat kehidupan
dari sisi lain dengan kekuatan batin. Dengan berfikir positif maka anak
akan memandang orang lain dari sisi yang positifnya, anak akan
percaya bahwa semua masalah dapat diselesaikan dan tidak akan
memandang masa lalu tetapi masa depan, anak mau bekerja dan
menghabiskan waktu dan energi untuk belajar karena mereka percaya
bahwa diri mereka mampu untuk mencapai tujuan mereka.
43
44
44
45
Data yang akan dianalisis dan diukur diperoleh langsung dari kelompok
responden yang menjawab item. Pada masing-masing item terdapat empat
kategori pilihan jawaban yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak
setuju
45
46
𝑁∑𝑋𝑌 − ∑𝑋∑𝑌
𝑟𝑥𝑦 =
√{𝑁 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋)²} {𝑁 ∑ 𝑌 2 − (∑ 𝑌)²}
46
47
Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi
∑X = Jumlah skor butir
∑Y = Jumlah skor total
∑y = Jumlah kuadrat butir
∑y2 = Jumlah kuadrat total
∑XY = Jumlah perkalian skor item dengan skor total
N = Jumlah responden
Untuk mengetahui signifikan atau tidaknya rxy tersebut, apabila hasil
dari r table lebih besar dari hasil perhitungannya, maka instrumen tersebut
tidak valid sehingga tidak dapat digunakan sebagai alat pengumpulan data
(Suharsimi, Arikunto, 2006: 170)
kemudian di koreksi dengan korelasi bagian total (Part whole)
dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan :
rpq : koefisien korelasi setelah dikoreksi
rxy : koefisien korelasi sebelum dikoreksi
SD x : Standar Deviasi skor item
SDy : Standar Deviasi skor total item
Suatu data dikatakan valid apabila nilai rxy lebih besar (>) dari pada
nilai r tabel pada taraf signifikasi 5% pada uji validitas dalam penelitian ini
item angket kepercayaan diri dihitung melalui program IBM SPSS Statistics
25. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk
mendapatkan data penelitian. Suatu butir dikatakan sahih apabila didapatkan
nilai korelasi yang positif dan nilai p<0,05.
47
48
𝑘 ∑ 𝜎²
r II = [ ] [1 − ]
𝑘−1 𝜎𝑡2
Keterangan:
rII = reliabitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑ơ² = jumlah varian butir
ơ² = varian total
48
49
.974 56
Hasil dari uji reliabilitas pada variabel dapat dilihat bahwa cronbach’s
alpha pada variabel ini lebih tinggi dari pada nilai dasar yaitu 0,974 > 0,60 hasil
tersebut membuktikan bahwa semua pernyataan dalam kuesioner variabel
dinyatakan reliabel.
49
50
(𝑓𝑜 − 𝑓ℎ)
𝑥2 = ∑
𝑓ℎ
Keterangan:
X2 : Koefisien Chi Kuadrat
fo : Frekwensi observasi
fh : Frekwensi harapan
Dari perhitungan dengan rumus Kai kuadrat akan diperoleh nilai Kai
Kuadrat. Setelah harga Kai Kundrat diperoleh maka dikonsultasikan dengan
harga Kai Kuadrat pada tabel, sesuai dengan derajat kebebasan (db) pada taraf
signifikansi 5%.
Jika harga Kai Kuadrat hitung lebih kecil dari harga Kai Kuadrat tabel maka
data yang diperoleh berdistribusi normal. Sebaliknya jika Kai Kuadrat hitung
lebih besar dari harga Kai Kuadrat tabel maka data tersebut dalam distribusi tidak
normal.
𝑀𝑑
𝑡=
∑ 𝑥 2𝑑
√
𝑁(𝑁 − 1)
Keterangan :
Md = mean dari perbedaan pre test dengan post test (post test – pre test)
xd = deviasi masing-masing subjek (d-Md)
x2d = jumlah kuadrat deviasi
N = subjek pada sampel
d.b. = ditentukan dengan N-1
50
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Data
Deskripsi data yang disajikan dalam penelitian ini adalah data
kepercayaan diri sejumlah 56 butir soal. Angket dikenakan pada 15 siswa
sehingga diperoleh hasil skor dan dihitung dengan rumus-rumus tertentu.
Untuk mengetahui kurangnya kepercayaan diri digunakan kriteria yaitu nilai
skor maksimal dengan nilai 224 sedangkan skor minimum dengan nilai 56.
Berdasarkan nilai maksimal dan nilai minimal yang ada dapat
ditentukan kriteria sebagai berikut :
51
52
52
53
Test Shapiro-wilk
Statistic Df Sig. Keterangan
Pre test ,899 15 ,092 Normal
Post test ,925 15 ,229 Normal
53
54
3. Pengujian Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : “Bimbingan
kelompok teknik permainan simulasi dapat meningkatkan kepercayaan diri
siswa Kelas VIII SMP Bopkri 5 Yogyakarta Tahun Ajaran 2022/2023.
Pengujian hipotesis tersebut diuji dengan uji-t paired samples dengan kriteria
nilai p < 0,05 maka hipotesis yang diajukan diterima dan signifikan.
Perhitungan uji-t paired samples dalam penelitian ini menggunakan bantuan
program IBM SPSS Statistics 25. Dari hasil perhitungan data pengujian
hipotesis tersebut dirangkum dalam tabel sebagai berikut :
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan hipotesis terbukti atau terdapat
perbedaan kepercayaan diri siswa sebelum diberikan bimbingan kelompok
teknik permainan simulasi dan setelah diberikan bimbingan kelompok teknik
permainan simulasi pada siswa SMP Bopkri 5 Yogyakarta Tahun Ajaran
2022/2023. Dari hasil uji t paired samples yang dilakukan diperoleh nilai t =
5.382 dengan nilai p = 0,000 < 0,05 berarti pemberian bimbingan kelompok
teknik permainan simulasi dapat meningkatkan kepercayaan diri siswa.
54
55
55
56
56
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dalam penelitian ini, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
Hasil penelitian menunjukan bahwa bimbingan kelompok teknik permainan
simulasi terbukti efektif meningkatkan kepercayaan diri siswa SMP Bopkri 5
Yogyakarta Tahun Ajaran 2022/2023. Dari hasil uji-t paired samples yang
dilakukan sebelum dan setelah diberikan bimbingan kelompok teknik permainan
simulasi hasilnya lebih besar, berarti pemberian bimbingan kelompok teknik
permainan simulasi berpengaruh terhadap peningkatan kepercayaan diri pada
siswa. Hal tersebut menunjukan bimbingan kelompok teknik permainan simulasi
dapat meningkatkan kepercayaan diri siswa.
B. Implikasi
Berdasarkan pada kesimpulan hasil penelitian, maka implikasi dalam
penelitian ini yaitu bahwa bimbingan kelompok teknik permainan simulasi dapat
meningkatkan kepercayaan diri siswa, hal ini menunjukan peran penting
keberadaan bimbingan konseling dalam hal peningkatan kepercayaan diri siswa,
diharapkan guru bimbingan konseling memberikan secara efektif bimbingan
kelompok teknik permainan simulasi sehingga dapat memberikan pemahaman
kepada siswa dalam meningkatkan kepercayaan diri siswa.
C. Saran
Dari hasil kesimpulan dan implikasi yang telah diuraikan. Berikut rincian
saran-saran bagi guru bimbingan konseling dan pihak sekolah:
1. Bagi guru bimbingan dan konseling
Guru bimbingan dan konseling di harapkan untuk meningkatkan
kepercayaan diri siswa dengan menggunakan bimbingan kelompok teknik
permainan simulasi secara efektif.
2. Bagi sekolah
Sekolah agar mendukung terlaksananya bimbingan kelompok teknik
permainan simulasi agar kepercayaan diri siswa dapat meningkat.
57
58
58
DAFTAR PUSTAKA
Agus Purwanto, Erwan dan Dyah Ratih Sulistyastuti. 2007. Metode Penelitian
Kuantitatif, Untuk Administrasi Publik, dan Masalah-masalah Sosial.
Yogyakarta: Gaya Media Yogyakarta.
Angelis. 2003. Cofidence Percaya Diri. Sumber sukses dan Kemandirian. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama. Arsita Sindy Munandar.
______. 2005. Confidence Percaya Diri Sumber Sukses dan Kemandirian, Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka Utama.
Anita Dewi Astuti Dkk. 2013. Model Layanan BK Kelompok Teknik Permainan
(Games) Untuk Meningkatkan Keterampilan Komunikasi Interpersonal
Siswa, Jurnal Bimbingan Konseling Volume. 2 nomor 1
Ari Laili Rochmah. 2018. Pengaruh Penguatan Positif dan Konsep Diri Terhadap
Kepercayaan Diri Sisswa Kelas IV SD Negeri Se-Kecamatan Confidence Of
Fourt Grade Students Of State Elementary Schools In. Edisi 36 Tahun Ke 7.
Arum Setiowati. 2014. Peningkatan Rasa Percaya Diri Mahasiswa Melalui Teknik
Permainan (Studi pada Mata Kuliah Bimbingan dan Konseling
Kelompok). Universitas PGRI Yogyakarta, 1-18.
Cucu Sutisna. 2010. Peningkatan Kepercayaan Diri Siswa Melalui Strategi Layanan
Bimbingan Kelompok. Tesis. Bandung: UPI. [Online]
http://repository.upi.edu/. Diakses pada 8 Maret 2018.
Drajat Edy Kurniawan. 2018. Bahan Ajar Mata Kuliah Bimbingan Dan Konseling
Kelompok. Prodi Bimbingan Konseling Universitas PGRI
Yogyakarta.Manual. Universitas PGRI Yogyakarta
59
60
Heru Mugiarso, dkk. 2006. Bimbingan dan Konseling. Semarang: UNNES Press.
Lauster, Peter. 2006. Tes Kepribadian. Alih Bahasa D.H. Gulo. Cetakan
keenambelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Sri Marjanti. 2015. Upaya Meningkatkan Rasa Percaya Diri Melalui Konseling
Kelompok. Jurnal Konseling Gusjigang (Online). Vol. 1 No. 2. Dalam
http://jurnal.umk.ac.id/index.php/gusjigang/article/view/412/444.diakses3M
aret 2017.
60
61
Tatik Romlah. 2001. Teori dan Praktek Bimbingan dan Konseling Kelompok.
Malang: Universitas Negeri Malang.
______. 2006. Teori & Praktek Bimbingan Kelompok, Malang: Universitas Negeri
Malang
Thursan Hakim. 2005. Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri. Jakarta: Puspa Swara.
61
LAMPIRAN
Lampiran 1. Instrumen Penelitian
Petunjuk :
1. Isilah angket di bawah ini sesuai dengan sungguh-sungguh berdasarkan
penilaian diri anda.
2. Setiap jawaban adalah benar, sehingga anda tidak perlu ragu untuk
memberikan jawaban pada setiap pernyataan.
3. isilah setiap pernyataan dengan memberikan tanda cek () pada salah
satu kolom sesuaidengan ketentuan sebagai berikut :
a) SS : Sangat Setuju
b) S : Setuju
c) TS : Tidak Setuju
d) STS : Sangat Tidak Setuju
No PERNYATAAN SS S TS STS
62
63
63
64
sendiri
64
65
65
66
66
67
Correlations
Correlations
P13 P14 P15 P16 P17 P18 jumlah
Pearson Correlation 1 .565* .144 -.226 .312 .276 .678**
P13 Sig. (2-tailed) .028 .609 .418 .257 .320 .005
N 15 15 15 15 15 15 15
Pearson Correlation .565* 1 .403 .158 .565* .545* .762**
P14 Sig. (2-tailed) .028 .136 .573 .028 .036 .001
N 15 15 15 15 15 15 15
Pearson Correlation .144 .403 1 -.019 .524* .371 .528*
P15 Sig. (2-tailed) .609 .136 .946 .045 .174 .043
N 15 15 15 15 15 15 15
Pearson Correlation -.226 .158 -.019 1 -.041 .250 -.021
P16 Sig. (2-tailed) .418 .573 .946 .884 .370 .940
N 15 15 15 15 15 15 15
Pearson Correlation .312 .565* .524* -.041 1 .689** .589*
P17 Sig. (2-tailed) .257 .028 .045 .884 .005 .021
N 15 15 15 15 15 15 15
Pearson Correlation .276 .545* .371 .250 .689** 1 .653**
P18 Sig. (2-tailed) .320 .036 .174 .370 .005 .008
N 15 15 15 15 15 15 15
Pearson Correlation .678** .762** .528* -.021 .589* .653** 1
Jumlah Sig. (2-tailed) .005 .001 .043 .940 .021 .008
N 15 15 15 15 15 15 15
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
Correlations
P19 P20 P21 P22 P23 P24 jumlah
Pearson Correlation 1 .736** .353 .209 .353 .549* .659**
P19 Sig. (2-tailed) .002 .196 .455 .196 .034 .008
N 15 15 15 15 15 15 15
Pearson Correlation .736** 1 .290 .320 .258 .255 .619*
P20 Sig. (2-tailed) .002 .295 .245 .352 .359 .014
N 15 15 15 15 15 15 15
Pearson Correlation .353 .290 1 .557* -.108 .549* .711**
P21 Sig. (2-tailed) .196 .295 .031 .703 .034 .003
N 15 15 15 15 15 15 15
Pearson Correlation .209 .320 .557* 1 -.021 .512 .683**
P22 Sig. (2-tailed) .455 .245 .031 .942 .051 .005
N 15 15 15 15 15 15 15
Pearson Correlation .353 .258 -.108 -.021 1 .113 .167
P23 Sig. (2-tailed) .196 .352 .703 .942 .689 .553
N 15 15 15 15 15 15 15
Pearson Correlation .549* .255 .549* .512 .113 1 .656**
P24 Sig. (2-tailed) .034 .359 .034 .051 .689 .008
N 15 15 15 15 15 15 15
Pearson Correlation .659** .619* .711** .683** .167 .656** 1
Jumlah Sig. (2-tailed) .008 .014 .003 .005 .553 .008
N 15 15 15 15 15 15 15
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
67
68
Correlations
Correlations
P25 P26 P27 P28 P29 P30 jumlah
Pearson Correlation 1 .797** .597* .398 .529* .451 .610*
P25 Sig. (2-tailed) .000 .019 .142 .043 .092 .016
N 15 15 15 15 15 15 15
Pearson Correlation .797** 1 .555* .555* .574* .328 .547*
P26 Sig. (2-tailed) .000 .032 .032 .025 .233 .035
N 15 15 15 15 15 15 15
Pearson Correlation .597* .555* 1 .301 .492 .601* .795**
P27 Sig. (2-tailed) .019 .032 .275 .063 .018 .000
N 15 15 15 15 15 15 15
Pearson Correlation .398 .555* .301 1 .237 .036 .283
P28 Sig. (2-tailed) .142 .032 .275 .396 .897 .306
N 15 15 15 15 15 15 15
Pearson Correlation .529* .574* .492 .237 1 .774** .619*
P29 Sig. (2-tailed) .043 .025 .063 .396 .001 .014
N 15 15 15 15 15 15 15
Pearson Correlation .451 .328 .601* .036 .774** 1 .709**
P30 Sig. (2-tailed) .092 .233 .018 .897 .001 .003
N 15 15 15 15 15 15 15
Pearson Correlation .610* .547* .795** .283 .619* .709** 1
Jumlah Sig. (2-tailed) .016 .035 .000 .306 .014 .003
N 15 15 15 15 15 15 15
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlations
Correlations
P31 P32 P33 P34 P35 P36 jumlah
Pearson Correlation 1 .419 .298 .491 .331 .374 .693**
P31 Sig. (2-tailed) .120 .281 .063 .229 .170 .004
N 15 15 15 15 15 15 15
Pearson Correlation .419 1 .367 .334 .730** .701** .670**
P32 Sig. (2-tailed) .120 .179 .223 .002 .004 .006
N 15 15 15 15 15 15 15
Pearson Correlation .298 .367 1 .290 .353 .327 .641*
P33 Sig. (2-tailed) .281 .179 .295 .196 .234 .010
N 15 15 15 15 15 15 15
Pearson Correlation .491 .334 .290 1 .582* .651** .659**
P34 Sig. (2-tailed) .063 .223 .295 .023 .009 .008
N 15 15 15 15 15 15 15
Pearson Correlation .331 .730** .353 .582* 1 .610* .800**
P35 Sig. (2-tailed) .229 .002 .196 .023 .016 .000
N 15 15 15 15 15 15 15
Pearson Correlation .374 .701** .327 .651** .610* 1 .653**
P36 Sig. (2-tailed) .170 .004 .234 .009 .016 .008
N 15 15 15 15 15 15 15
Pearson Correlation .693** .670** .641* .659** .800** .653** 1
Jumlah Sig. (2-tailed) .004 .006 .010 .008 .000 .008
N 15 15 15 15 15 15 15
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
68
69
Correlations
Correlations
P37 P38 P39 P40 P41 P42 jumlah
Pearson Correlation 1 .122 .489 .458 .474 .658** .683**
P37 Sig. (2-tailed) .664 .065 .086 .074 .008 .005
N 15 15 15 15 15 15 15
Pearson Correlation .122 1 .700** .577* .139 .293 .404
P38 Sig. (2-tailed) .664 .004 .024 .622 .290 .135
N 15 15 15 15 15 15 15
Pearson Correlation .489 .700** 1 .577* .347 .644** .659**
P39 Sig. (2-tailed) .065 .004 .024 .206 .010 .008
N 15 15 15 15 15 15 15
Pearson Correlation .458 .577* .577* 1 .681** .473 .711**
P40 Sig. (2-tailed) .086 .024 .024 .005 .075 .003
N 15 15 15 15 15 15 15
Pearson Correlation .474 .139 .347 .681** 1 .308 .693**
P41 Sig. (2-tailed) .074 .622 .206 .005 .263 .004
N 15 15 15 15 15 15 15
Pearson Correlation .658** .293 .644** .473 .308 1 .625*
P42 Sig. (2-tailed) .008 .290 .010 .075 .263 .013
N 15 15 15 15 15 15 15
Pearson Correlation .683** .404 .659** .711** .693** .625* 1
Jumlah Sig. (2-tailed) .005 .135 .008 .003 .004 .013
N 15 15 15 15 15 15 15
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlations
Correlations
P43 P44 P45 P46 P47 P48 jumlah
Pearson Correlation 1 .476 .508 .669** .539* .065 .727**
P43 Sig. (2-tailed) .073 .053 .006 .038 .817 .002
N 15 15 15 15 15 15 15
Pearson Correlation .476 1 .479 .401 .270 .682** .594*
P44 Sig. (2-tailed) .073 .071 .138 .331 .005 .019
N 15 15 15 15 15 15 15
Pearson Correlation .508 .479 1 .384 .185 -.044 .651**
P45 Sig. (2-tailed) .053 .071 .157 .509 .877 .009
N 15 15 15 15 15 15 15
Pearson Correlation .669** .401 .384 1 .340 .026 .721**
P46 Sig. (2-tailed) .006 .138 .157 .214 .926 .002
N 15 15 15 15 15 15 15
Pearson Correlation .539* .270 .185 .340 1 .121 .590*
P47 Sig. (2-tailed) .038 .331 .509 .214 .667 .021
N 15 15 15 15 15 15 15
Pearson Correlation .065 .682** -.044 .026 .121 1 .232
P48 Sig. (2-tailed) .817 .005 .877 .926 .667 .406
N 15 15 15 15 15 15 15
Pearson Correlation .727** .594* .651** .721** .590* .232 1
Jumlah Sig. (2-tailed) .002 .019 .009 .002 .021 .406
N 15 15 15 15 15 15 15
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
69
70
Correlations
Correlations
P49 P50 P51 P52 P53 P54 jumlah
Pearson Correlation 1 .452 .096 .368 .258 .393 .549*
P49 Sig. (2-tailed) .091 .734 .177 .352 .148 .034
N 15 15 15 15 15 15 15
Pearson Correlation .452 1 .243 .106 .572* .221 .628*
P50 Sig. (2-tailed) .091 .382 .708 .026 .428 .012
N 15 15 15 15 15 15 15
Pearson Correlation .096 .243 1 .226 .139 -.131 .091
P51 Sig. (2-tailed) .734 .382 .418 .621 .642 .748
N 15 15 15 15 15 15 15
Pearson Correlation .368 .106 .226 1 .190 .227 .616*
P52 Sig. (2-tailed) .177 .708 .418 .498 .416 .014
N 15 15 15 15 15 15 15
Pearson Correlation .258 .572* .139 .190 1 .506 .732**
P53 Sig. (2-tailed) .352 .026 .621 .498 .054 .002
N 15 15 15 15 15 15 15
Pearson Correlation .393 .221 -.131 .227 .506 1 .584*
P54 Sig. (2-tailed) .148 .428 .642 .416 .054 .022
N 15 15 15 15 15 15 15
Pearson Correlation .549* .628* .091 .616* .732** .584* 1
Jumlah Sig. (2-tailed) .034 .012 .748 .014 .002 .022
N 15 15 15 15 15 15 15
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
Correlations
P55 P56 P57 P58 P59 P60 jumlah
Pearson Correlation 1 .715** .059 .484 .600* .211 .656**
P55 Sig. (2-tailed) .003 .836 .067 .018 .450 .008
N 15 15 15 15 15 15 15
Pearson Correlation .715** 1 .298 .554* .671** .282 .626*
P56 Sig. (2-tailed) .003 .281 .032 .006 .308 .013
N 15 15 15 15 15 15 15
Pearson Correlation .059 .298 1 .302 .207 .066 .262
P57 Sig. (2-tailed) .836 .281 .273 .460 .815 .346
N 15 15 15 15 15 15 15
Pearson Correlation .484 .554* .302 1 .801** .164 .593*
P58 Sig. (2-tailed) .067 .032 .273 .000 .560 .020
N 15 15 15 15 15 15 15
Pearson Correlation .600* .671** .207 .801** 1 .175 .637*
P59 Sig. (2-tailed) .018 .006 .460 .000 .533 .011
N 15 15 15 15 15 15 15
Pearson Correlation .211 .282 .066 .164 .175 1 .674**
P60 Sig. (2-tailed) .450 .308 .815 .560 .533 .006
N 15 15 15 15 15 15 15
Pearson Correlation .656** .626* .262 .593* .637* .674** 1
Jumlah Sig. (2-tailed) .008 .013 .346 .020 .011 .006
N 15 15 15 15 15 15 15
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
70
71
Correlations
Correlations
P61 P62 P63 P64 P65 P66 jumlah
Pearson Correlation 1 .396 .378 .417 .414 .584* .597*
P61 Sig. (2-tailed) .144 .165 .122 .125 .022 .019
N 15 15 15 15 15 15 15
Pearson Correlation .396 1 .114 .163 .029 .574* .604*
P62 Sig. (2-tailed) .144 .686 .563 .919 .025 .017
N 15 15 15 15 15 15 15
Pearson Correlation .378 .114 1 .638* .133 .377 .571*
P63 Sig. (2-tailed) .165 .686 .010 .636 .166 .026
N 15 15 15 15 15 15 15
Pearson Correlation .417 .163 .638* 1 -.113 .273 .744**
P64 Sig. (2-tailed) .122 .563 .010 .690 .324 .001
N 15 15 15 15 15 15 15
Pearson Correlation .414 .029 .133 -.113 1 .173 .070
P65 Sig. (2-tailed) .125 .919 .636 .690 .537 .805
N 15 15 15 15 15 15 15
Pearson Correlation .584* .574* .377 .273 .173 1 .575*
P66 Sig. (2-tailed) .022 .025 .166 .324 .537 .025
N 15 15 15 15 15 15 15
Pearson Correlation .597* .604* .571* .744** .070 .575* 1
Jumlah Sig. (2-tailed) .019 .017 .026 .001 .805 .025
N 15 15 15 15 15 15 15
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
71
72
** Halaman : 1
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Valid 15 100.0
Cases Excludeda 0 .0
Total 15 100.0
Reliability Statistics
.974 56
Item-Total Statistics
( Bersambung ) ** Halaman : 2
72
73
( Sambungan )
P13 157.0000 786.000 .649 .974
( Bersambung ) ** Halaman 3
73
74
( Sambungan )
74
75
Pretest Posttest
N Valid 15 15
Missing 0 0
Mean 142.8000 172.8667
Median 150.0000 176.0000
Mode 150.00 183.00
Std. Deviation 18.22949 10.44623
Variance 332.314 109.124
Range 60.00 36.00
Minimum 103.00 150.00
Maximum 163.00 186.00
Sum 2142.00 2593.00
Frequency Table
Pretest
75
76
Posttest
76
77
Histogram
77
78
Uji Normalitas
Explore
Cases
78
79
Descriptives
Statistic Std. Error
Pretest Mean 142.8000 4.70683
95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 132.7048
Upper Bound 152.8952
5% Trimmed Mean 143.8889
Median 150.0000
Variance 332.314
Std. Deviation 18.22949
Minimum 103.00
Maximum 163.00
Range 60.00
Interquartile Range 27.00
Skewness -.996 .580
Kurtosis .177 1.121
Posttest Mean 172.8667 2.69721
95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 167.0817
Upper Bound 178.6516
5% Trimmed Mean 173.4074
Median 176.0000
Variance 109.124
Std. Deviation 10.44623
Minimum 150.00
Maximum 186.00
Range 36.00
Interquartile Range 15.00
Skewness -.878 .580
Kurtosis .029 1.121
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
79
80
N Correlation Sig.
Paired Differences
95% Confidence
Interval of the
Difference
Std. Std. Error Sig. (2-
Mean Deviation Mean Lower Upper T df tailed)
Pair 1 posttest –
30.06667 21.63815 5.58695 18.08386 42.04947 5.382 14 .000
pretest
80
81
Foto pada saat memberikan materi di dalam kelas VIII SMP Bopkri 5 Yogyakarta
Tahun Ajaran 2022/2023
Foto pada saat Pretest didalam ruang kelas VIII SMP Bopkri 5 Yogyakarta Tahun
Ajaran 2022/2023
81
82
Foto pada saat Posttest di SMP Bopkri 5 Yogyakarta Tahun Ajaran 2022/2023
82
83
83
84
84
85
85
86
86
1