Anda di halaman 1dari 167

SKRIPSI

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN


TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA
MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SDN 3 BALANGNIPA
KECAMATAN SINJAI UTARA KABUPATEN SINJAI

THE EFFECT OF THE USE OF LEARNING VIDEO MEDIA ON


STUDENTS' CRITICAL THINKING ABILITY IN CLASS IV
SCIENCE COURSES SDN 3 BALANGNIPA SINJAI
NORTH DISTRICT, SINJAI REGENCY

ISTIQAMA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2022
SKRIPSI

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN


TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA
MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SDN 3 BALANGNIPA
KECAMATAN SINJAI UTARA KABUPATEN SINJAI

Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar


Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Makassar untuk memenuhi salah
satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan strata satu

ISTIQAMA
1847040002

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2022
Lembar Pengesahan
PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil
karya saya sendiri dan semua sumber baik yang dikutip maupun yang dirujuk telah
saya nyatakan dengan benar. Bila dikemudian hari ternyata pernyataan saya terbukti
tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi yang telah ditetapkan oleh
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Makassar.

Yang membuat pernyataan,

Nama : Istiqama
NIM : 1847040002
Tanggal : 14 Juni 2022

i
MOTO

Tidak ada kesuksesan tanpa kerja keras


Tidak ada keberhasilan tanpa kebersamaan
Tidak ada kemudahan tanpa doa.
(Istiqama, 2022)

Dengan segala kerendahan hati,


Kuperuntukkan karya ini kepada Almamater, Bangsa dan Agamaku serta
Kepada Ayahanda tercinta (Kariyawan Said), Ibunda tercinta (Irmawati),
beserta saudara-saudaraku tercinta yang dengan tulus dan ikhlas selalu
mendoakan, memberikan semangat, membantu dan memotivasi demi
keberhasilan penulis. Pengorbanan dan dukungan kalian membangkitkan
semangatku untuk meraih kesuksesan. Semoga Allah SWT memberikan
Rahmat dan Karunia-nya kepada kita semua.

ii
ABSTRAK

ISTIQAMA, 2022. Pengaruh Penggunaan Media Video Pembelajaran terhadap


Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV SDN 3
Balangnipa Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai. Skripsi. Jurusan
Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri
Makassar. (Dibimbing oleh Rahmawati Patta dan Abdul Rahman).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Penggunaan Media Video


Pembelajaran terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Mata Pelajaran IPA
Kelas IV SDN 3 Balangnipa. Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui
gambaran penggunaan media video pembelajaran pada mata pelajaran IPA siswa
kelas IV SDN 3 Balangnipa Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai, (2) Untuk
mengetahui gambaran kemampuan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran IPA
siswa kelas IV SDN 3 Balangnipa Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai, (3)
Untuk mengetahui pengaruh penggunaan media video pembelajaran terhadap
kemampuan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV SDN 3
Balangnipa Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai. Pendekatan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan jenis penelitian eksperimen dan
desain penelitian nonequivalent control group desain. Adapun populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 3 Balangnipa. Penentuan sampel yang
dilakukan yaitu menggunakan teknik penarikan sampel purposive sampling. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu observasi, tes dan dokumentasi.
Teknik analisis data yang digunakan analisis statistik deskriptif dan analisis statistik
inferensial. Analisis statistik inferensial yang digunakan yaitu uji normalitas, uji
homogenitas dan uji hipotesis. Hasil penelitian yang dilaksanakan berdasarkan
lembar observasi diperoleh gambaran penggunaan media pembelajaran secara
umum terlaksana dengan baik, hal ini terlihat persentase setiap pertemuan.
Pertemuan pertama dengan kategori baik namun masih terdapat beberapa tahapan
yang belum terpenuhi secara maksimal yaitu pada tahap persiapan, pelaksanaan dan
tindaklanjut. Pertemuan kedua dengan kategori sangat baik tetapi terdapat beberapa
tahap belum maksimal yaitu pada tahap pelaksanaan dan tindaklanjut. Kemudian
pada pertemuan ketiga proses pembelajaran yang dilaksanakan dengan kategori
sangat baik. Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif diperoleh nilai rata-rata
pretest lebih rendah dibandingkan nilai rata-rata posttest pada kelas eksperimen.
Hal ini menunjukkan adanya peningkatan dengan penggunaan media video
pembelajaran. Pengujian hipotesis menggunakan t-test dengan jenis independent
sampel T-test. Berdasarkan hasil analisis uji independent sample t-test diperoleh
Equal variances assumed nilai Sig. (2-tailed) lebih kecil dari 0.05 berarti Ho ditolak
dan Ha diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
antara penggunaan media video pembelajaran terhadap kemampuan berpikir kritis
siswa kelas IV SDN 3 Balangnipa Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai.

Kata Kunci : Media Video Pembelajaran, Kemampuan Berpikir Kritis, IPA

iii
ABSTRACT

ISTIQAMA, 2022. The Influence of the Use of Learning Video Media on Students'
Critical Thinking Ability in Science Subject Class IV SDN 3 Balangnipa, North
Sinjai District, Sinjai Regency. Thesis. Primary School Teacher Education
Department. Faculty of Science Education. Makassar Public University.
(Supervised by Rahmawati Patta and Abdul Rahman).

This research is an experimental study that aims to determine whether or not there
is an effect of the use of learning video media on students' critical thinking skills in
the fourth grade science subject at SDN 3 Balangnipa. The aims of this study were
(1) to describe the use of instructional video media in science subjects for fourth
grade students at SDN 3 Balangnipa, North Sinjai District, Sinjai Regency, (2) to
describe students' critical thinking skills in science subjects for fourth grade
students at SDN 3 Balangnipa. North Sinjai District, Sinjai Regency, (3) To
determine the significant effect of using learning video media on students' critical
thinking skills in science subjects for fourth grade students of SDN 3 Balangnipa,
North Sinjai District, Sinjai Regency. The approach used in this research is
quantitative with the type of experimental research and non-equivalent control
group research design. The population in this study were fourth grade students at
SDN 3 Balangnipa. Determination of the sample is done by using a purposive
sampling technique. Data collection techniques in this study are observation, tests
and documentation. The data analysis technique used was to test the hypothesis
using t-test with the type of independent sample T-test. The results of the research
carried out based on the observation sheet obtained the results of using learning
media in general well, this can be seen in the percentage of each meeting. Meeting
1 65% with good category, meeting 2 82% with very good category, and meeting 3
94% with very good category. Based on the results of descriptive statistical
analysis, the pretest value of the experimental class was 46.68 then the posttest
valuewas 08.56, this indicates a significant increase with the use of instructional
video media. Based on the results of the independent sample t-test analysis, it was
obtained that Equal variances assumed the value of Sig. (2-tailed) of r 0.005 < 0.05
means Ho is rejected and Ha is accepted. So it can be concluded that there is a
significant effect between the use of learning video media on the critical thinking
skills of fourth grade students at SDN 3 Balangnipa, North Sinjai District, Sinjai
Regency.
Keywords: Learning Video Media, Critical Thinking Ability, Science

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT dengan segala

rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan hasil

penelitian dengan judul: Pengaruh Penggunaan Media Video Pembelajaran

terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada mata pelajaran IPA Kelas IV SDN

3 Balangnipa Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai.

Penulisan hasil penelitian ini merupakan salah satu syarat dalam

menyelesaikan studi untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.) pada

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Makassar. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat

diselesaikan tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak oleh karena itu

penulis menyampaikan terima kepada orangtua tercinta Ayahanda Kariyawan

Said, S.Pd. dan Ibunda A. Irmawati, S.Pd. yang telah mencurahkan cinta dan kasih

sayangnya yang selalu mendoakan, membimbing, memotivasi, dan memberikan

dukungan moral maupun material untuk keberhasilan penulis. Penulis juga

menyampaikan terima kasih kepada Ibu Rahmawati

Patta, S.Si., M.Pd. selaku pembimbing I dan Bapak Abdul Rahman,

S.Pd., M.Ed., Ph. D selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan

arahan dengan tulus dan ikhlas sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Ucapan

terima kasih juga kepada Ibu Dra. Nurfaizah AP., M. Hum

selaku penguji I dan Bapak Bhakti Prima Findiga

Hermuttaqien, S.Pd., M.Pd. selaku penguji II yang telah memberikan arahan dan

bimbingan untuk penyempurnaan skripsi penulis.

v
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Ir. H. Husain Syam, M.TP., IPU., ASEAN Eng. sebagai rektor

Universitas Negeri Makassar yang telah memberikan kesempatan untuk

mengikuti proses perkuliahan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah

Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Makassar.

2. Dr. Abdul Saman, M.Si. Kons sebagai Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Makassar atas segala kebijakan yang diberikan sebagai

pimpinan Fakultas.

3. Dr. Mustafa, M.Si. sebagai wakil dekan I, Dr. Pattaufi, M.Si. sebagai wakil

dekan II, Dr. H. Ansar, M.Si. sebagai wakil dekan III Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Makassar yang telah memberikan layanan akademik,

administrasi dan kemahasiswaan selama proses pendidikan dan penyelesaian

studi.

4. Drs. Latri, S.Pd., M.Pd. sebagai ketua jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

dan Hamzah Pagarra, S.Kom sebagai sekretaris jurusan Pendidikan Guru

Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Makassar yang

telah memberikan perhatian, bimbingan dan fasilitas kepada penulis selama

proses perkuliahan.

5. Muhammad Irfan, S.Pd., M.Pd. sebagai ketua program studi Pendidikan Guru

Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Makassar yang

telah memberikan perhatian, bimbingan dan fasilitas kepada penulis selama

proses perkuliahan.

vi
6. Bapak/Ibu dosen program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Kampus

Makassar yang telah memberikan ilmu yang berharga selama proses

perkuliahan.

7. Staf tata usaha Fakultas Ilmu Pendidikan atas segala layanan, administrasi dan

kemahasiswaan sehingga proses perkuliahan dan penyusunan hasil dapat

berjalan sebagaimana mestinya.

8. Hj. Sulaeha, S.Pd. sebagai Plt Kepala sekolah sekaligus wali kelas IV A,

Armawali, S.Pd. sebagai wali kelas IV B serta guru dan staf SDN 3 Balangnipa

Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai yang telah membantu selama proses

penelitian.

9. Teristimewa kepada Saudariku Tenri uleng dan Nurfauziah yang senantiasa

memberikan doa, bantuan dan semangat dalam penyelesaian pendidikan

penulis serta keluarga yang turut membantu dan mendoakan penulis.

10. Sahabat-sahabat tercinta yang selalu memotivasi penulis.

Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan jika tida

ada manusia yang tidak luput dari kesalahan. Sehingga, penulis mengharapkan

kritis maupun saran dari para pembaca agar skripsi ini dapat lebih baik. Semoga

skripsi ini mampu menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi kita semua.

Makassar, 2022

Istiqama

vii
DAFTAR ISI

PERNYATAAN KEASLIAN i
MOTO ii
ABSTRAK iii
ABSTRACT iv
KATA PENGANTAR v
DAFTAR ISI viii
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR BAGAN x
DAFTAR LAMPIRAN xi
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 5
C. Tujuan Penelitian 6
D. Manfaat Penelitian 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8
A. Kajian Teori 8
B. Kerangka Pikir 28
C. Hipotesis Penelitian 30
BAB III METODE PENELITIAN 31
A. Jenis Penelitian 31
B. Waktu dan Tempat Penelitian 31
C. Desain Penelitian 32
D. Populasi dan Sampel 33
E. Definisi Operasional Variabel 34
F. Prosedur Penelitian 35
G. Teknik Pengumpulan Data 36
H. Instrumen Penelitian 37
I. Teknik Analisis Data 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 46
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 46
A. Hasil Penelitian 46
B. Pembahasan Hasil Penelitian 60
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 65
A. Kesimpulan 65
B. Saran 66
DAFTAR PUSTAKA 67

viii
DAFTAR TABEL

Tabel Judul Hal


3.1 Desain Penelitian 30
3.2 Populasi Siswa Kelas IV 31
3.3 Keterlaksanaan Proses Pembelajaran 34
3.4 Kategori Kemampuan Berpikir Kritis Siswa 36
4.1 Nilai Hasil Observasi Penggunaan Media Video 43
Pembelajaran
4.2 Deskripsi Nilai Pretest Siswa pada Kelas 45
Eksperimen dan Kelas Kontrol
4.3 Distribusi dan Persentase Skor Nilai Pretest Siswa
Kelas Eksperimen terhadap Kemampuan Berpikir 46
Kritis Siswa
4.4 Distribusi dan Persentase Skor Nilai Pretest Siswa
Kelas Kontrol terhadap Kemampuan Berpikir Kritis 46
Siswa
4.5 Deskripsi Nilai Posttest pada Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol terhadap Kemampuan Berpikir Kritis 47
Siswa
4.6 Distribusi dan Persentase Skor Nilai Posttest Siswa 48
Kelas Eksperimen
4.7 Distribusi dan Persentase Skor Nilai Posttest Siswa 49
Kelas Kontrol
4.8 Hasil Uji Normalitas Data Pretest dan Posttest Kelas 50
Eksperimen dan Kelas Kontrol
4.9 Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Posttest Kelas 51
Eksperimen dan Kelas Kontrol
4.10 Independent Sampel t-test pretest Kelas Eksperimen 52
dan Kelas Kontrol
4.11 Independent Sampel T-Test Posttest Eksperimen dan 53
Posttest Kontrol

ix
DAFTAR BAGAN

Gambar Judul Hal

2.1 Kerangka Pikir 28

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Hal


Lampiran A Persuratan 71
A.1 Surat Keterangan Validasi 72
A.2 Surat Permohonan Izin Penelitian dari Fakultas 73
A.3 Surat Izin Penelitian Pemerintah Provinsi Sulawesi 74
Selatan
A.4 Surat Izin Meneliti Pemerintah Kabupaten Sinjai 75
A.5 Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian 76
Lampiran B Perangkat dan Instrumen Penelitian 77
B.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas 78
Eksperimen
B.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol 82
B.3 Lembar Observasi Penggunaan Media 86
B.4 Kisi-kisi Instrumen 89
B.5 Soal Pretest Kemampuan Berpikir Kritis Siswa 91
B.6 Soal Posttest Kemampuan Berpikir Kritis Siswa 95
B.7 Rubrik Penelian Kemampuan Berpikir Kritis Siswa 99
Lampiran C Data Hasil Penelitian 103
C.1 Hasil Observasi Penggunaan Media 104
C.2 Daftar Hadir Kelas Eksperimen 113
C.3 Daftar Hadir Kelas Kontrol 114
C.4 Rekapitulasi Nilai Kelas Eksperimen 115
C.5 Rekapitulasi Nilai Kelas Kontrol 116
C.6 Sampel Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen 117
C.7 Sampel Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen 129
Lampiran D Hasil Analisis Statistik 141
D.1 Hasil Analisis Data Deskriptif 142
D.2 Hasil Analisis Data Inferensial 143
Lampiran E Dokumentasi 145
Lampiran F Riwayat Hidup 152

xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan yang sangat penting

dan harus ditanamkan sejak dini. Kemampuan berpikir kritis sangat diperlukan

siswa dalam menghadapi permasalahan yang dihadapi. Berbagai hasil penelitian

pendidikan menunjukkan bahwa berpikir kritis mampu menyediakan siswa untuk

berpikir berbagai disiplin ilmu serta dapat dipakai untuk menyiapkan siswa untuk

menjalani karir dan kehidupan nyatanya. Nuryanti et al. (2018) mengemukakan

“berpikir kritis sebagai proses kompleks yang memerlukan kognitif tingkat tinggi

dalam memproses informasi” (h. 155).

Kemampuan berpikir kritis dapat mendorong siswa menjadi lebih aktif dan

kreatif dalam bentuk pengetahuan dan pemahaman konsep yang lebih matang.

Kemampuan berpikir kritis dapat membuat siswa menjadi aktif dan

mengembangkan pikiran sehingga nantinya dapat menyelesaikan masalah.

Kemampuan berpikir kritis dapat membuat siswa menjadi aktif dan

mengembangkan pikiran sehingga dapat menyelesaikan masalah. Kemampuan

berpikir dapat diartikan sebagai proses dan suatu kemampuan yang digunakan

untuk memahami konsep, menerapkan dan mengevaluasi informasi yang diperoleh

atau informasi yang dihasilkan (Shanti & Abadi 2015).

Kemampuan berpikir kritis seharusnya dikembangkan sejak dini melalui

proses pembelajaran di sekolah (Puspadewi et al., 2014). Pentingnya kemampuan


1
2

berpikir kritis sejak dini dapat mendorong keingintahuan. Kemampuan berpikir

kritis meliputi kemampuan klarifikasi dasar, dasar pengambilan keputusan,

menyimpulkan, memberikan penjelasan lebih lanjut, perkiraan serta kemampuan

tambahan. Proses belajar mengajar di sekolah umumnya kurang mendorong pada

pencapaian kemampuan berpikir kritis. Salah satu faktor penyebab berpikir kritis

tidak berkembang yaitu aktivitas pembelajaran di kelas yang selama ini dilakukan

oleh guru tidak lain hanya penyampaian informasi (metode ceramah), guru lebih

aktif sedangkan siswa hanya pasif mendengarkan dan menyalin. Sehingga

kemampuan berpikir kritis dapat dikembangkan melalui proses pembelajaran pada

mata pelajaran IPA.

Survei Trends in Mathematics and Science Study (TIMSS) tahun 2011,

pencapaian prestasi IPA siswa Indonesia menempati peringkat ke-40 dari 42 negara

dengan nilai rata-rata 406. Studi International Program for International Student

Assesment (PISA) yang dilakukan oleh Organization for Economic Cooperation

and Development (OECD) pada tahun 2012 Indonesia menempati peringkat ke-64

dari 65 negara peserta studi dengan skor rata-rata 382 (Martin et al., 2012).

Informasi penilaian TIMSS dan PISA tersebut menunjukkan bahwa prestasi belajar

IPA siswa Indonesia tergolong rendah.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran yang wajib

ditempuh oleh siswa di sekolah dasar. Menurut Wulandari et al., (2021) “IPA

merupakan suatu pembelajaran yang membahas tentang keadaan alam semesta

sesuai dengan proses pembelajaran” (h. 3780). Menurut Undang-Undang Nomor

20 Tahun 2003 pasal 37 ayat 1 dijelaskan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam


3

merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib ada pada pendidikan dasar dan

menengah. Pengetahuan IPA dapat diperoleh dengan kegiatan berupa fakta, konsep

dan teori. Pembelajaran IPA juga dapat diperoleh melalui penggunaan media

pembelajaran.

Media pembelajaran mampu menarik minat siswa untuk belajar sehingga

dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Media pembelajaran adalah

alat untuk menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan dalam proses

pembelajaran kepada siswa. Firmadani (2020) mengemukakan bahwa “media

pembelajaran memiliki beberapa jenis yaitu media audio, media visual, media audio

visual dan media lingkungan” (h. 93). Salah satu media yang dapat digunakan

adalah media video pembelajaran. Penggunaan media video pembelajaran dapat

berpengaruh positif terhadap proses pembelajaran.

Media video pembelajaran salah satu alternatif guru dalam menyampaikan

materi pembelajaran agar menarik perhatian siswa. Menurut Pagarra dan Idrus

(2018) mengemukakan bahwa “pembelajaran yang menggunakan media video

dapat digunakan untuk menunjukkan bukti mengenai kejadian alam” (h.31-21).

Penggunaan media video memiliki keunggulan dapat dilihat dan didengar secara

ulang, membantu kejelasan informasi dan memori. Sehingga penggunaan media

video dalam pembelajaran dapat membantu meningkatkan kemampuan berpikir

kritis siswa.

Peneliti telah melaksanakan observasi awal pada tanggal 12-15 Januari 2022

dengan wali kelas IV di SDN 3 Balangnipa Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten

Sinjai ditemukan informasi bahwa dalam proses pembelajaran terutama pada mata
4

pelajaran IPA guru terkendala dalam menentukan media pembelajaran. Hal ini akan

membuat siswa menganggap pelajaran yang diberikan sulit dan bahkan

membosankan. Sehingga berdampak pada kemampuan berpikir kritis siswa.

Beberapa masalah yang terjadi seperti siswa masih bersikap pasif dimana siswa

hanya duduk dan mendengarkan pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Oleh

karena itu, diperlukan media yang tepat pada saat proses pembelajaran.

Salah satu media pembelajaran yang dapat meningkatkan respon dan

keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran adalah media video pembelajaran

(Rezy & Novilanti, 2021). Penggunaan media pembelajaran guna meningkatkan

kemampuan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran IPA diperlukan alternatif lain

agar siswa dapat melihat spesifik materi pelajaran IPA dengan menggunakan media

video pembelajaran. Pembelajaran dapat tersampaikan dengan baik dan bermakna

tentunya tidak lepas dari proses pembelajaran. Pada proses pembelajaran

menggunakan media video pembelajaran dapat menarik perhatian dan kemampuan

berpikir kritis siswa. Media video dapat diterapkan dalam proses pembelajaran agar

materi yang diajarkan tidak bersifat abstrak dan dapat menarik perhatian siswa.

Hasil penelitian yang dilakukan Nurlaela (2017) dengan judul Pengaruh

Media Pembelajaran dan Motivasi Belajar terhadap Kemampuan Berpikir Kritis

Siswa. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa kemampuan berpikir kritis

siswa yang menggunakan media film dokumenter lebih tinggi daripada media

gambar, terjadi interaksi antara media film dokumenter dengan motivasi belajar

terhadap kemampuan berpikir kritis, kemampuan berpikir kritis siswa pada

kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran film dokumenter dan memiliki


5

motivasi belajar tinggi lebih tinggi daripada siswa yang mengikuti pembelajaran

media gambar dan memiliki motivasi belajar rendah.

Penelitian yang telah dilakukan pula oleh Mauliddina, Efendi, dan Friska

(2021) dengan judul Pengaruh Media Video Pembelajaran terhadap Hasil Belajar

Peserta Didik dalam Muatan Pembelajaran IPS pada Kelas V SDN 213/VIII Betung

Bedarah Barat. Penelitian ini sama-sama menggunakan media video pembelajaran

dan meneliti tentang hasil belajar siswa. Kesimpulan penelitian ini yaitu terdapat

pengaruh dari pemanfaatan media video pembelajaran terhadap hasil belajar siswa.

Kegiatan pembelajaran menggunakan media video pembelajaran

diharapkan dapat berpengaruh dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis

siswa. Penelitian ini diberi judul “Pengaruh Penggunaan Media Video

Pembelajaran terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Mata Pelajaran IPA

Kelas IV SDN 3 Balangnipa Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini yaitu:


6

1. Bagaimanakah gambaran penggunaan media video pembelajaran pada mata

pelajaran IPA siswa kelas IV SDN 3 Balangnipa Kecamatan Sinjai Utara

Kabupaten Sinjai ?

2. Bagaimanakah gambaran kemampuan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran

IPA siswa kelas IV SDN 3 Balangnipa Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten

Sinjai ?

3. Apakah terdapat pengaruh penggunaan media video pembelajaran terhadap

kemampuan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV SDN

3 Balangnipa Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan

penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengetahui gambaran penggunaan media video pembelajaran pada

mata pelajaran IPA siswa kelas IV SDN 3 Balangnipa Kecamatan Sinjai Utara

Kabupaten Sinjai

2. Untuk mengetahui gambaran kemampuan berpikir kritis siswa pada mata

pelajaran IPA siswa kelas IV SDN 3 Balangnipa Kecamatan Sinjai Utara

Kabupaten Sinjai

3. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan media video pembelajaran terhadap

kemampuan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV SDN

3 Balangnipa Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai


7

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang diharapkan adalah:

1. Manfaat Teoretis

Penelitian yang dilaksanakan dapat dijadikan sumber informasi maupun

referensi terkait media video pembelajaran terhadap kemampuan berpikir sehingga

mutu pendidikan dapat meningkat.

2. Manfaat Praktis

a. Memberikan kesempatan bagi siswa untuk terlibat aktif melalui pengajaran

guru yang menggunakan media video pembelajaran.

b. Menumbuh kembangkan kreativitas guru dengan menggunakan berbagai

media dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kemampuan berpikir

kritis siswa.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Media Pembelajaran

a. Pengertian media pembelajaran

Kata “media” berasal dari bahasa latin medius yang secara harifah berarti

“tengah, perantara atau pengantar”. Menurut Firmadani (2020) “dalam bahasa arab,

media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan”

(h. 93). AECT (Association for Education Communications and Technology)

mendefinisikan media pembelajaran sebagai segala bentuk dan saluran yang

digunakan orang untuk menyalurkan pesan atau informasi. Azhar Arsyad (2019),

menyatakan “media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke

penerima pesan” (h. 23). Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat

digunakan untuk memberikan rangsangan sehingga terjadi interaksi belajar

mengajar dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran tertentu.

Media pembelajaran merupakan segala sesuatu baik secara fisik maupun

teknis dalam proses pembelajaran yang dapat membantu guru untuk mempermudah

dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa sehingga memudahkan

pencapaian tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Yulia dan Arifin (2016)

mengemukakan “media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat

menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan dan kemampuan” (h. 34).
8
9

Media pembelajaran dapat mempermudah guru dalam penyampaian materi dan

menarik perhatian siswa pada proses belajar siswa yang diharapkan dapat

meningkatkan prestasi hasil belajar siswa.

Media pembelajaran merupakan faktor yang dapat memotivasi siswa dalam

melaksanakan pembelajaran dan mampu mendorong siswa untuk mencapai hasil

belajar yang maksimal. Media yang menarik serta nyata akan membuat siswa lebih

memahami materi yang ingin disampaikan oleh guru. Sehingga siswa tidak hanya

membayangkan dalam pemikirannya tetapi siswa dapat melihat langsung sehingga

media video pembelajaran meruapakan salah satu media yang dapat

memperlihatkan objek nyata untuk pemahaman siswa. Media yang digunakan oleh

guru dalam proses pembelajaran disebut dengan media pembelajaran (Linggarsari,

2021).

Media berdasarkan fungsinya dibagi menjadi dua. 1) Media dalam arti luas

merupakan segala bentuk benda yang digunakan oleh seseorang untuk melakukan

perubahan dengan harapan perubahan tersebut bertahan lama yang terjadi melalui

pengalaman langsung maupun tak langsung. 2) Media pembelajaran dalam arti

sempit misalkan alat dan bahan yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar

yang terjadi di kelas untuk menyelesaikan masalah ataupun utnuk mencapai tujuan

pembelajaran. Artinya, media ini hanya digunakan dalam lingkup tertentu (Hasan,

Milawati & Darodiat 2021). Berdasarkan paparan para ahli pendidikan, media

pembelajaran memiliki fungsi dan peran penting dalam menunjang tercapainya

tujuan pembelajaran. Dengan adanya media pembelajaran yang baik dan tepat
10

penggunaannya, maka semakin memudahkan dan memberi semangat siswa dalam

belajar, juga membantu guru dalam melaksanakan tugas-tugasnya.

NEA (National Education Association) mengemukakan bahwa media

pembelajaran adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audiovisual

serta peralatannya. Menurut Mudlofir dan Rusydiyah (2016), “media pembelajaran

merupakan alat untuk memudahkan seorang guru agar proses pembelajaran berjalan

efektif dan dapat mewujudkan tujuan pendidikan” (h. 121-122). Pada tahun 2021,

Yaumi mengatakan media pembelajaran adalah semua bentuk peralatan fisik yang

didesain secara terencana untuk menyampaikan informasi dan membangun

interaksi. Peralatan fisik yang dimaksud mencakup benda asli, bahan cetak, visual,

audio, audio-visual, multimedia dan web.

Media pembelajaran dapat merangsang siswa untuk berpikir kritis dengan

menggunakan daya imajinasinya, kemampuan dan sikapnya dikembangkan lebih

lanjut sehingga menghasilkan kreativitas dan karya inovatif. Media dapat

meningkatkan efisiensi proses pembelajaran karena dengan menggunakan tersebut

dapat menjangkau siswa di tempat yang berbeda dan dalam ruang lingkup yang tak

terbatas pada waktu tertentu. Media pembelajaran dapat menyelesaikan masalah

pendidikan atau pengajaran. Menurut Elsani et al. (2019) “media pembelajaran

memiliki konsep (1) media pembelajaran merupakan wadah dari pesan, (2) materi

yang ingin disampaikan adalah pesan pembelajaran, (3) tujuan yang ingin dicapai

ialah proses pembelajaran” (h. 58-59). Berdasarkan definisi-definisi di atas maka

dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan alat dan bahan yang
11

digunakan untuk mengefektifkan dan mengefisienkan proses pembelajaran untuk

mencapai tujuan pembelajaran.

b. Ciri-ciri media pembelajaran

Ciri-ciri media pembelajaran merupakan petunjuk mengapa media

digunakan dan apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak

mampu untuk melakukannya. Gerlach dan Ely (Audie, 2019) mengemukakan “tiga

ciri media yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa saja yang

dapat dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak memampu melakukannya”

(h. 589-590). Ciri-ciri media sebagai berikut:

1. Ciri fiksatif, menggambarkan kemampuan media untuk merekam, menyimpan,

melestarikan dan membangun sebuah peristiwa atau objek. Sebuah peristiwa

disusun Kembali dengan dikumpulkan oleh suatu media seperti fotografi, video

tape, audio tape, disket komputer dan film. Ciri fiksatif sangat penting bagi

siswa karena kejadian-kejadian atau objek yang telah direkam atau disimpan

maka dengan format media akan digunakan setiap saat. Misalkan peristiwa

yang hanya terjadi diwaktu-waktu tertentu maka dapat diabadikan dan

digunakan untuk media pembelajaran karena sudah disimpan.

2. Ciri manipulatif, kejadian yang memakan waktu berhari-hari misalanya dapat

dipersingkat mennjadi hanya beberapa menit dengan adanya fitur timelapse.

Misalnya bagaimana proses terjadinya larva menjadi kepompong kemudia

menjadi kupu-kupu mefmbutuhkan waktu yang lama tetapi dapat dipersingkat

menjadi 2-3 menit karena dipercepat menggunakan fitur time lapse. Tetapi,
12

selain adanya fitur time lapse ada juga fitur slow motion yang dapat

memperlaambat sebuah Gerakan di video. Kemampuan media dari ciri

manipulatif memerlukan perhatian sungguh-sungguh karena apabila terjadi

kesalahan didalam pengeditan pada pemotongan bagian-bagian video atau

urutan video maka akan terdapat perbedaan dari makna yang sebenarnya dari

video tersebut.

3. Ciri distributif, suatu media memungkinkan suatu objek atau kejadian

ditransportasikan melalui ruang dan secara bersamaan kejadian tersebut

disajikan kesejumlah siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif

mengenani peristiwa yang seakan-akan ikut terlibat dalam peristiwa tersebut.

Informasi yang direkam dalam format media apa saja dapat direproduksi

seberapa kalipun dan siap digunakan secara bersamaan diberbagai tempat atau

digunakan secara berulang-ulang pada suatu tempat.

c. Fungsi Media Pembelajaran

Media pembelajaran memiliki fungsi agar mempermudah siswa

mempelajari materi yang diajarkan. Seperti yang dikemukakan oleh Riyana

(Syaparuddin & Elihami, 2020) bahwa secara umum media memiliki fungsi (h.

192).

Fungsi media adalah sebagai berikut: sebagai berikut: (1)emperjelas pesan


agar tidak terlalu verbalitas, (2) mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan
daya indra, (3) menimbulkan semangat belajar siswa yaitu interaksi lebih
langsung antara siswa dengan sumber belajar, (4) memungkinkan siswa
belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori, dan
kinesteriknya, dan (5) memberikan perhatian yang sama agar dapat
menimbulkan persepsi yang sama.
13

d. Jenis-jenis media pembelajaran

Tiawa Dewi, Muhammad Amir Masruhim, (2021) menjelaskan klasifikasi

media pembelajaran didasarkan pada bentuk partisipasi siswa di dalam suatu

pembelajaran sebagai berikut:

1. Media visual

Media visual adalah media yang pesannya hanya dapat ditangkap oleh

penglihatan. Beberapa media yang termasuk ke dalam media tipe ini adalah

media cetak verbal, cetak grafis dan visual non-cetak. Media cetak verbal

memuat konten linguistik berbentuk tulisan sedangkan cetak grafis memuat

gambar, grafik, diagram dan lain-lain. Sementara media visual non-cetak

adalah media visual yang digunakan tanpa melalui proses pencetakan seperti

media tiga dimensi.

2. Media audio

Pesan/informasi yang disampaikan oleh media audio hanya dapat ditangkap

oleh indera pendengaran. Sehingga cara untuk memaksimalkan proses

penyampaian pesan dengan meningkatkan kualitas suara atau dengan

membesarkan volume suara.

3. Media audio-visual

Media audio-visual digunakan untuk menyampaikan informasi kepada siswa

melalui perpaduan antara suara dengan visualisasi teks maupun grafis. Media

audio-visual mempunyai pengaruh yang luar biasa jika didesain dengan baik

dan berorientasi pada tujuannya. Sebab manfaat yang dapat diperoleh dari

penggunaan media audio saja atau media visual saja.


14

4. Multimedia

Multimedia mengandalkan bahasa agar informasi dapat ditangkap oleh

berbagai alat indera manusia seperti pendengaran, penglihatan, peraba dan lain-

lain. Sejauh multimedia yang mudah digunakan dalam pembelajaran seperti

komputer. Komputer mampu melibatkan indera pendengaran, penglihatan dan

gerak tangan sekaligus.

e. Pemilihan media pembelajaran


Abdullah (2017) mengatakan “dalam memilih media pembelajaran yang

tepat dapat dirumuskan dalam satu kata ACTION yaitu akronim dari Acces, Cost,

Technology, Interactivity, Organization, dan Novelity” (h. 38-39). Penjabaran

sebagai berikut:

1. Acces, kemudahan akses menjadi pertimbangan pertama dalam memilih media.

Dilihar dari media yang diperlukan tersedia, mudah dan dapat dimanfaatkan.

Misalnya ingin menggunakan media internet perlu dipertimbangkan terlebih

dahulu apakah terdapat saluran internet yang tersedia.

2. Cost, yaitu biaya yang juga perlu dipertimbangkan. Karena banyak jenis media

yang dapat menjadi pilihan terkadang harganya mahal atau murah namun dapat

dipertimbangkan sesuai aspek manfaatnya.

3. Technology, dalam proses pembelajaran perlu diperhatikan apakah teknologi

yang akan digunakan tersedia dan mudah menggunakannya. Contohnya,


15

menggunakan media audio visual di kelas maka perlu dipertimbangkan

tersedianya listrik yang cukup dan sesuai

4. Interactivity, media yang baik dapat memunculkan komunikasi dua arah atau

interaktivitas.

5. Organization, yaitu pertimbangan dukungan organisasi. Contohnya dukungan

dari kepala sekolah atau Yayasan

6. Novely¸ kebaruan dari media yang dipilih harus dipertimbangkan. Media yang

baru biasanya lebih baik dan menarik bagi siswa

Dari beberapa kriteria pemilihan media yang telah dipaparkan diatas, dapat

membantu guru dalam memilih media yang digunakan.Sehubungan dengan

pemilihan media maka pemilihan media itu perlu dihubungkan dengan isi

pembelajaran yang akan disampaikan.

Fathurrohman (Yusmiono, 2018), “pemilihan media pembelajaran

sebaiknya disesuaikan dengan prinsip pemilihan dan mampu memperhatikan

faktor-faktor” (h. 4-5). Adapun faktor-faktor pemilihan media sebagai berikut:

1. Objektivitas, media pembelajaran dipilih bukan atas kesenangan atau

kebutuhan, melainkan keperluan sistem belajar. Karena guna kebutuhan sistem

belajar harus melibatkan pendapat siswa.

2. Program pengajaran, program pengajaran yang disampaikan kepada siswa

harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku baik menyangkut isi, struktur

maupun kedalamannya.
16

3. Sasaran program, media yang digunakan dapat dilihat kesesuaiannya dengan

tingkatan pertumbuhan siswa baik dari segi bahasa, simbol yang digunakan,

metode serta kecepatan penyajian ataupun waktu yang digunakan.

4. Situasi dan kondisi, yakni dapat berupa sekolah, tempat serta ruangan yang

hendak digunakan baik peralatan, suasana dan keadaan siswa yang hendak

mengikuti pembelajaran.

5. Kualitas teknik, barangkali ada rekaman suara atau gambar dan alat lainnya

yang perlu penyempurnaan sebelum digunakan.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa sebelum menggunakan media dalam

proses pembelajaran harus memperhatikan beberapa hal diantaranya, (a) tujuan

pemilihan media; (b) karakteristik siswa; (c) pengelompokan sasaran; (d)

penyesuaian alokasi waktu. Proses penggunaan media pembelajaran akan lebih

efisien apabila guru memperhatikan terlebih dahulu media yang akan digunakan

sebelum diimplementasikan dalam proses pembelajaran.

2. Media Video Pembelajaran

a. Pengertian media video pembelajaran

Video pembelajaran merupakan salah satu bentuk media pembelajaran

audio visual yang sangat efektif untuk menunjang proses pembelajaran, baik untuk

individu maupun kelompok. Umumnya media video pembelajaran telah dibuat

dalam rancangan lengkap. Video merupakan media elektronik yang mampu

menggabungkan teknologi audio dan visual secara bersama sehingga menghasilkan

suatu tayangan yang dinamis dan menarik. Video pembelajaran merupakan media
17

pembelajaran yang tepat dalam menyampaikan pesan dan akan sangat membantu

pemahaman siswa. Menurut Bona et al. (2021) mengemukakan bahwa “video bisa

memperlihatkan peristiwa data ini dan yang lampau, pesan yang disampaikan cepat

dan mudah disingkat, meningkatkan pemikiran, imajinasi dan pendapat siswa”

(h.234). Media video pembelajaran memiliki fungsi sebagai media pembelajaran

yaitu fungsi atensi, fungsi afektif, fungsi kognitif dan fungsi kompensatoris.

Linggarsari (2021) mengatakan “media video adalah kumpulan dari beberapa

gambar yang dapat bergerak dan terlihat” (h. 123). Ketika siswa tertarik akan media

video pembelajaran sehingga siswa mampu menyampaikan pendapat yang dimiliki

mengenai media video pembelajaran.

Fungsi atensi yaitu media video dapat menarik perhatian dan mengarahkan
konsentrasi audiens pada materi video. Fungsi afektif yaitu media video
mampu menggugah emosi dan sikap audiens. Fungsi kognitif dapat
mempercepat pencapaian tujuan pembelajaran untuk memahami dan
mengingat pesan atau informasi yang terkandung dalam gambar atau
lambing. Sedangkan fungsi kompensatoris adalah memberikan konteks
kepada audiens yang kemampuannya lemah dalam mengorganisasikan dan
mengingat kembali informasi yang telah dipercaya (Yudianto, A. 2017, h.
234).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa media video pembelajaran adalah suatu

media yang dapat memperlihatkan gambar disertai dengan suara pada waktu yang

bersamaan. Dengan penggunaan media video pembelajaran, guru mampu

menyampaikan pembelajaran yang berkaitan dengan materi.

b. Kelebihan media video pembelajaran

Heinich, et al. (Tiara Dewi, Muhammad Amir Masruhim, 2021),

menjelaskan “ada sembilan kelebihan dalam penggunaan media video” (h. 25-26).

Adapun sembilan kelebihan penggunaan media video yaitu sebagai berikut:


18

1. Gerak, gambar bergerak memiliki kelebihan nyata atas visualisasi atau

penggambaran konsep di mana gambar gerak sangat penting untuk

mengasah keterampilan psikomotor.

2. Proses, cara kerja suatu benda atau langkah-langkah eksperimen sains yang

memerlukan kehati-hatian dapat ditampilkan dengan jelas dan

meminimalkan salah persepsi.

3. Observasi tanpa resiko, video memungkinkan siswa mengamati fenomena

yang mungkin berbahaya untuk dilihat secara langsung. Seperti gerhana

matahari, erupsi gunung berapi dan peperangan.

4. Dramatisasi, reaksi dramatis dapat membawa peristiwa cerita ke dalam

kehidupan nyata. Dramatisasi dalam media video memungkinkan siswa

untuk mengobservasi dan menganalisis interaksi manusia.

5. Keterampilan belajar, hasil riset membuktikan bahwa menguasai

keterampilan fisik mensyaratkan pengamatan dan praktik secara berulang-

ulang. Melalui video, siswa dapat melihat penampilan berkali-kali untuk

ditiru.

6. Pembelajaran efektif, karena besarnya dampak emosional sehingga video

dapat berguna untuk membentuk sikap personal dan sosial.

7. Pemecahan masalah, dramatisasi terbuka (open-ended) sering dipakai untuk

mempresentasikan persoalan yang belum usai sehingga membuat penonton

mendiskusikan beberapa cara untuk menyelesaikan persoalan.


19

8. Pemahaman budaya, kita dapat membangun apresiasi untuk budaya lain

dengan melihat penggambaran dari kehidupan sehari-hari masyarakat lain.

Semua video bergenre etnografi dapat menunjang tercapainya tujuan ini.

9. Membangun kesamaan, dengan melihat video bersama, siswa yang terpisah

dengan grup dapat membangun dasar yang sama untuk didiskusikan secara

efektif.

c. Kekurangan media video pembelajaran

Daryanto (Yuanta, 2020) mengemukakan ada beberapa kekurangan dalam

penggunaan media video pembelajaran (h. 94-95).

Adapun kekurangan penggunaan media video pembelajaran antara lain:(1)


Bertentangan, pengambilan yang kurang tepat dapat menyebabkan keraguan
penonton dalam menafsirkan gambar yang dilihatnya. (2) Material
pendukung, video membutuhkan alat proyeksi untuk dapat menampilkan
gambar yang ada di dalamnya. (3) Budget, untuk membuat video
membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

d. Langkah-langkah penggunaan media video pembelajaran

Maryamah dan Effendy (2019) mengemukakan “media video pembelajaran

memiliki langkah-langkah dalam penggunaannya” (h. 5). Langkah-langkah

pembelajaran menggunakan media video pembelajaran sebagai berikut:

1. Tahap persiapan

Kegiatan yang dilaksanakan oleh guru yaitu (1) menganalisis kurikulum

terlebih dahulu; (2) membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP); (3)

guru menyesuaikan materi yang akan diajarkan; (4) guru mencari media video
20

pembelajaran yang akan diajarkan di youtube; (5) menyiapkan dan mengatur

peralatan media yang akan digunakan.

2. Tahap pelaksanaan/ penyajian

Pada saat melaksanakn pembelajaran media video pembelajaran, guru perlu

mempertimbangkan seperti (1) memastikan media video siap digunakan; (2)

guru memastikan peralatan siap digunakan; (3) guru menjelaskan tujuan yang

akan dicapai; (4) guru menjelaskan materi pelajaran kepada siswa selama

proses pembelajaran berlangsung; (5) menghindari kejadian-kejadian yang

dapat mengganggu konsentrasi siswa

3. Tahap tindak lanjut

Aktivitas ini dilakukan untuk memantapkan pemahaman siswa tentang materi

yang telah disampaikan menggunakan media video. Disamping itu aktivitas ini

bertujuan untuk mengukur efektivitas pembelajaran yang telah dilaksanakan.

Kegiatan yang bisa dilakukan diantaranya: (1) guru memantapkan pemahaman

siswa tentang materi yang telah di sampaikan menggunakan media video; (2)

guru mengarahkan siswa untuk memberikan evaluasi; (3) guru mengevaluasi

siswa dengan memberikan soal yang berbeda dengan contoh yang diberikan

sebelumnya; (4) guru memberikan batasan waktu; (5) guru dan siswa

mendiskusikan hasil kemampuan berpikir kritis siswa.

3. Kemampuan Berpikir Kritis Siswa


21

a. Pengertian berpikir kritis

Berpikir kritis adalah kompetensi yang perlu diberikan kepada siswa.

Berpikir kritis adalah proses yang dilakukan dengan membuat konsep, mencari

informasi dan mengevaluasi informasi yang telah didapat dari hasil

pengalamannya. Kemampuan seseorang dalam menerima pengetahuan dengan

mempertimbangkan yang aktif. Pengetahuan yang diperolah melalui berpikir kritis

tidak langsung diterima melainkan mencari informasi dan mengolah informasi

tersebut. Sihotang (2017) mengatakan “berpikir kritis sebagai kemampuan untuk

mempertimbangkan segala sesuatu dengan metode berpikir secara konsisten serta

merefleksikan sebagai dasar mengambil kesimpulan” (h. 241).

Berpikir kritis artinya berpikir satu arah yang untuk mendapatkan jawaban

yang tepat mengenai suatu permasalahan. Dengan berpikir kritis siswa dapat lebih

aktif dalam proses pembelajaran. Berpikir kritis dapat menuntut siswa

meningkatkan kemampuan menyelesaikan suatu masalah dan mampu menemukan

ide-ide baru atas pemecahan. Pengembangan kemampuan berpikir kritis perlu

dikembangkan dalam diri siswa agar lebih mudah memahami konsep dan peka akan

masalah yang terjadi (Asmawati,2015) .

Proses berpikir kritis melibatkan pengalaman siswa, pelatihan dan

kemampuan yang disertai dengan alasan dalam mengambil keputusan. Sebelum

mengambil keputusan siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis dapat

mencari dengan tegas atau didasarkan pada fakta untuk mengambil solusi terbaik

sehingga dapat memberikan informasi yang baik kepada orang lain.


22

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa berpikir

kritis merupakan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dan dapat

mengambil sebuah keputusan dengan mencari berbagai informasi kemudian

mengolah informasi tersebut menjadi sebuah kesimpulan yang dapat dipertanggung

jawabkan kebenarannya. Siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis tidak

langsung menerima informasi begitu saja tetapi mencari dari berbagai informasi

lain.

b. Karakteristik berpikir kritis

Berpikir kritis mampu melatih kemampuan siswa memahami dan

menggunakan bahasa yang baik, jelas serta membedakan setiap makna,

kemampuan untuk mengolah informasi, mencari dan menilai bukti dan

argumentasi. Demikian juga berpikir kritis meliputi kemampuan untuk mengambil

kesimpulan yang dapat dipertanggung jawabkan. Dalam berpikir kritis terdapat

beberapa karakteristik.

Berpikir kritis adalah berpikir agar tujuan mampu membuat keputusan

mengenai yang diyakini. Berpikir kritis menggunakan kemampuan logika. Logika

adalah cara berpikir untuk memperolah pengetahuan dengan mencari berbagai

informasi. Karakteristik berpikir kritis fokus pada tujuan, memiliki alasan yang

disertai sumber yang pasti, mampu menyimpulkan melalui situasi yang didapatkan

dari pengalaman dan informasi dengan kejelasan yang benar. Serta mampu melihat

berbagai informasi dari berbagai sumber informasi yang berbeda.


23

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, berpikir kritis memiliki beberapa

karakteristik yaitu (1) kemampuan berpikir kritis membuat siswa memiliki sikap

terbuka yang mampu menerima pendapat orang lain; (2) memiliki fokus pada tujuan

yang ingin dicapai; (3) siswa yang berpikir kritis tidak begitu saja menerima

informasi tetapi mengolah informasi tersebut sehingga mendapatkan kesimpulan

yang dianggapnya benar; dan (4) siswa melihat dari berbagai sumber informasi dari

berbagai sumber yang berbeda.

c. Tujuan berpikir kritis dalam pembelajaran

Sapriya (Wihartanti et al., 2019) mengatakan “tujuan berpikir kritis adalah

untuk menguji suatu pendapat atau ide, termasuk didalamnya melakukan

pertimbangan atau pemikiran yang didasarkan pada pendapat yang diajukan”

(h.365). Pertimbangan tersebut didukung oleh kriteria yang dapat dipertanggung

jawabkan.

Pembelajaran yang berpusat pada siswa memungkinkan terjadinya diskusi.

Diskusi merupakan salah satu cara yang efektif dalam melatih dan mengembangkan

kemampuan berpikir kritis karena (1) melalui diskusi, siswa berbagi pendapat,

berpikir perspektif dan mendapat pengalaman; (2) melalui diskusim siswa dapat

mempertimbangkan menolak atau menerima pendapatnya sendiri maupun pendapat

siswa lain agar sesuai dengan jawaban atau pendapat kelompk; (3) melalui diskusi

pula, siswa dapat melakukan penyesuaian atau mengurangi hambatan-hambatan

antaranya dengan siswa sehingga bebas berpikir dan bertindak. Interaksi antara

sesama siswa, siswa dan guru yang dilakukan dalam diskusi inilah yang sangat
24

berpengaruh terhadap tumbuh dan berkembangnya cara berpikir kritis siswa

tersebut.

d. Indikator berpikir kritis

Kemampuan berpikir kritis siswa dikembangkan melalui kegiatan

pembelajaran di sekolah agar siswa dapat merefleksi pemikirannya sendiri serta

dapat menerapkan pengetahuan sebelumnya dengan pengetahuan yang baru

didapatkan. Angelo (Puspadewi et al., 2014) mengidentifikasi lima indikator yang

sistematis dalam berpikir kritis yaitu: (1) Keterampilan menganalisis, dimana

tujuan pokoknya adalah memahami sebuah konsep; (2) keterampilan mensintesis

yaitu keterampilan menggabungkan bagian-bagian menjadi sebuah susunan yang

baru; (3) keterampilan mengenal dan memecahkan masalah, keterampilan ini

menuntut siswa untuk memahami bacaan dengan kritis sehingga setelah kegiatan

membaca selesai siswa mampu menangkap pokok pikiran bacaan; (4) keterampilan

menyimpulkan, dam (5) keterampilan mengevaluasi.

Kemampuan berpikir kritis memiliki beberapa aspek yang berkaitan dengan

materi pelajaran. Hal ini didukung oleh pendapat Ennis (Adiwijaya et al., 2016)

yang mengatakan “lima aspek kemampuan berpikir kritis yang dijabarkan dalam

indikator yaitu: (1) Memberikan penjelasan sederhana; (2) membangun

keterampilan dasar; (3) menyimpulkan; (4) memberikan penjelasan lanjut, dan (5)

mengatur teknik dalam berinteraksi dengan orang lain” (h. 2381).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan kemampuan

berpikir kritis siswa memiliki beberapa indikator yaitu (1) dengan kemampuan
25

berpikir kritis maka siswa memiliki kemampuan untuk menganalisis suatu

permasalahan yang diberikan; (2) kemampuan berpikir kritis siswa mampu

menggabungkan sesuatu menjadi susunan yang baru; (3) kemampuan berpikir kritis

siswa mampu mengenal dan memecahkan masalah yang dihadapinya; (4)

kemampuan berpikir kritis siswa mampu menyimpulkan suatu permasalahan yang

dihadapi, dan (5) kemampuan berpikir kritis siswa mampu mengevaluasi suatu

maslaah. Jadi, kemampuan berpikir kritis dalam pendidikan yaitu kemampuan

siswa dalam menganalisis masalah, mampu menghubungkan suatu konsep menjadi

susunan yang baru, mampu memecahkan masalah dan mampu menyimpulkan suatu

permasalahan yang dihadapi.

4. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

a. Pengertian Pembelajaran IPA

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran yang wajib

ditempuh oleh siswa di sekolah dasar. Sesuai dengan BSNP (2006) dijelaskan

bahwa pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk

mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut

dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Ilmu Pengetahuan Alam

(IPA) ialah mata pelajaran wajib di sekolah dasar, pada mata pelajaran tersebut

mempelajari mengenai konsep-konsep yang berhubungan dengan alam. IPA adalah

mata pelajaran yang sangat berarti dalam pendidikan sekolah dasar sebab

pembelajaran IPA melatih siswa berfikir logis serta rasional.


26

IPA adalah bekal siswa untuk mempunyai wawasan serta pengetahuan

mengenai konsep dasar kejadian alam disekitarnya, sehingga siswa mampu

memahami jika setiap kejadian yang berhubungan tentang alam yang berasa

dilingkungan mereka tidaklah terjalin begitu saja, tetapi terdapat proses-proses

yang terlebih dahulu terjadi. Sains atau IPA merupakan usaha manusia dalam

menguasai alam semesta dengan melalui pengamatan yang sesuai sasaran, dan

menggunakan prosedur, serta dijelaskan dengan penalaran hingga mampu

memperoleh suatu kesimpulan (Susanto, 2016). Berdasarkan uraian tersebut, maka

dapat disimpulkan bahwa IPA ialah ilmu yang menekuni mengenai peristiwa atau

kejadian yang terjadi melalui proses pengamatan yang dilakukan dengan metode

ilmiah ataupun sikap ilmiah.

b. Tujuan Pembelajaran IPA

Ilmu Pengetahuan Alam dijadikan sebagai mata pelajaran wajib di sekolah

dasar yang mempunyai tujuan. Pada tahun Susanto (2016) mengatakan bahwa

tujuan pembelajaran IPA yaitu mendapatkan kepercayaan terhadap kebesaran

Tuhan yang Maha Esa bersumber pada keberadaan, keelokan serta keteraturan alam

ciptaan-Nya, meningkatkan pengetahuan serta uraian konsep IPA yang bermanfaat

dapat diterapkan pada kehidupan sehari-hari, meningkatkan rasa ingin tahu, sikap

positif serta pemahaman mengenai terdapatnya hubungan yang silih dipengaruhi

antara IPA, teknologi, lingkungan serta masyarakat. Berdasarkan pendapat di atas

maka disimpulkan tujuan IPA yaitu memberikan pemahaman tentang konsep


27

pembelajaran IPA serta memberikan pengalaman kepada siswa dalam merancang

serta melaksanakan kerja ilmiah guna membentuk perilaku ilmiah.

c. Ruang Lingkup Pembelajaran IPA di SD

Ruang lingkup pembelajaran IPA di SD pada Kurikulum 2013 disesuaikan

dengan tingkat kebutuhan siswa dan peningkatan terhadap hasil belajar yang

mengacu kepada aspek spiritual, sikap, pengetahuan dan keterampilan. Adapun

ruang lingkup mata pelajaran IPA di Tingkat SD berdasarkan keputusan dari

Mendikbud (Silpia Susanti & Siti Ruqoyyah, 2021) adalah sebagai berikut:

Ruang lingkup materi Fmata pelajaran IPA SD mencakup tubuh dan panca
indra, tumbuhan dan hewan, sifat dan wujud benda-benda sekitar, alam
semesta dan kenampakannya, bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan, daur
hidup makhluk hidup, perkembangan tanaman, wujud benda, gaya dan
gerak, bentuk dan sumber energi dan energi alternatif, rupa bumi dan
perubahannya. Lingkungan, alam semesta, dan sumber daya alam, iklim dan
cuaca, rangka dan organ tubuh manusia dan hewan, makanan, rantai
makanan, dan keseimbangan ekosistem, perkembangbiakan makhluk hidup,
penyesuaikan diri makhluk hidup pada lingkungan, kesehatan, dan sistem
pernapasan manusia. Selain itu meliputi perubahan dan sifat benda, hantaran
panas, listrik dan magnet, tata surya, campuran serta larutan (h.822).

Berdasarkan ruang lingkup mata pelajaran IPA di SD, maka dapat di

identifikasi secara garis besar bahwa dalam ruang lingkup pembelajaran IPA di SD

terdiri dari konsep alam semesta, kejadian-kejadian yang terjadi di alam semesta,

konsep biologi, konsep fisika, dan konsep kimia yang dikembangkan secara

konseptual dan sederhana. Beberapa ruang lingkup tersebut merupakan bagian dari

pemaparan dasar dari mata pelajaran IPA yang dikembangkan di sekolah dasar.

5. Penelitian Relevan
28

a. Lela Nurlaela (2017) dengan judul Pengaruh Media Pembelajaran dan Motivasi

Belajar terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. Hasil penelitiannya

terdapat adanya perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa yang

menggunakan film dokumenter dengan media gambar.

b. Mauliddina, Efendi, dan Yulia Friska (2021) dengan judul Pengaruh Media

Video Pembelajaran terhadap Hasil Belajar Peserta Didik dalam Muatan

Pelajaran IPS pada Kelas V SDN 213/VIII Betung Bedarah Barat. Hasil

penelitiaannya menunjukkan terdapat pengaruh dari penggunaan media video

pembelajaran terhadap hasil belajar peserta didik dalam muatan pembelajaran

IPS kelas V SDN 213/VIII Betung Bedarah Barat.

B. Kerangka Pikir

Pembelajaran perlu didesain semenarik mungkin dan efektif agar siswa

dapat dengan mudah memahami materi pembelajaran. Hal yang perlu diperhatikan

dalam pembelajaran adalah penggunaan media yang tepat untuk mengajarkan

konsep pembelajaran kepada siswa, penggunaan alat bantu seperti media

pembelajaran sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran agar situasi

pembelajaran menarik.

Peneliti telah melakukan observasi awal di SDN 3 Balangnipa tepatnya pada

wali kelas IV pada tanggal 12-15 Januari 2022, pukul 09.00 WITA ditemukan

informasi bahwa dalam proses pembelajaran terutama pada mata pelajaran IPA

guru terkendala dalam menentukan media pembelajaran. Hal ini akan membuat

siswa menganggap pelajaran yang diberikan sulit dan bahkan membosankan.


29

Sehingga berdampak pada kemampuan berpikir kritis siswa. Beberapa masalah

yang terjadi seperti siswa masih bersikap pasif dimana siswa hanya duduk dan

mendengarkan pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Oleh karena itu,

diperlukan media yang tepat pada saat proses pembelajaran.

Peneliti menyimpulkan permasalahan diatas perlu penggunaan media

pembelajaran guna meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa pada mata

pelajaran IPA. Salah satu alternatif agar siswa dapat memahami materi

pembelajaran dan mampu menarik perhatian serta kemampuan berpikir kritis siswa,

yaitu menggunakan media video pembelajaran. Penggunaan media video

pembelajaran juga mampu mempermudah guru dalam menyampaikan materi dan

mempermudah siswa dalam menerima materi, sebab dalam video pembelajaran

proses penyajiannya melibatkan indera penglihatan sehingga dapat dilihat dan

indera pendengaran sehingga dapat didengar.

Manfaat media video


pembelajaran:
Terdapat pengaruh
1. Mempermudah guru dalam penggunaan media
Media Video menyampaikan materi video pembelajaran
Pembelajaran 2. Mempermudah siswa terhadap
dalam menerima materi
kemampuan
3. Proses penyajian
melibatkan indera berpikir kritis siswa
penglihatan dan
pendengaran

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir


30

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian pada penelitian ini yaitu terdapat pengaruh penggunaan

media video pembelajaran terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada mata

pelajaran IPA kelas IV SDN 3 Balangnipa Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten

Sinjai.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Adapun

bentuk penelitian eksperimen yang digunakan adalah Quasi Eksperimen Design.

Sugiyono (2017) mengemukakan “Quasi Eksperimen Design merupakan desain

yang mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk

mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen”

(h. 114). Quasi Eksperimen Design digunakan karena pada kenyataannya sulit

mendapatkan kelompok kontrol yang digunakan untuk penelitan. Desain ini

bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan media video

pembelajaran terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran IPA

kelas IV. Pada penelitian ini terdapat dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas

kontrol.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2021/2022

sejak dikeluarkannya izin penelitian dalam kurung waktu kurang lebih 1 bulan yaitu

dilaksanakan pada tanggal 09 - 14 Mei 2022.

31
32

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN 3 Balangnipa Kecamatan Sinjai Utara

Kabupaten Sinjai. Alasan memilih lokasi tersebut karena sebelumnya peneliti telah

melaksanakan mata kuliah magang 3 sehingga peneliti telah mengenal karakteristik

sekolah, siswa dan metode pembelajaran yang digunakan pada saat proses

pembelajaran berlangsung.

C. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Nonequivalent Control Group Desain. Nonequivalent Control Group Desain

dipilih karena dalam penelitian memberikan perlakuan untuk mengukur akibat dari

perlakuan yang diberikan. Menurut Sugiyono (2017) “ Nonequivalent Control

Group Desain tidak dipilih secara random, kemudian diberi pretest untuk

mengetahui keadaan awal apakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol” (h. 116). Hasil pretest yang baik bila nilai kelompok eksperimen

tidak berbeda. Penelitian ini digunakan untuk membandingkan 2 kelas yakni kelas

eksperimen yang diberikan treatment dan kelas kontrol yang tidak diberikan

treatmen. Penelitian diawal dengan memberikan tes awal (pretest) kepada kelas

eksperimen dan kontrol. Selanjutnya pemberian perlakuan (treatment) hanya kelas

eksperimen sedangkan kelas kontrol pembelajaran biasanya. Penelitian diakhiri

dengan pemberian tes akhir (posttest) untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Adapun desain penelitian sebagai berikut:


33

Tabel 3.1 Desain Penelitian


Kelas Pretest Treatment Posttest
E O1 X1 O2
K O3 - O4
Sumber : Sugiyono (2017, h.116)
Keterangan:
E : Kelas eksperimen
K : Kelas kontrol
X : Treatment / pemberian perlakuan dengan menggunakan media video
pembelajaran
- : Tanpa pemberian perlakuan (treatment) dengan menggunakan media
video pembelajaran
O1 : Pretest kelas eksperimen
O2 : Posttest kelas eksperimen
O3 : Prestest kelas kontrol
O4 : Posttest kelas kontrol

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah semua anggota dari suatu kelompok orang, kejadian atau

objek-objek yang ditentukan dalam suatu penelitian. Populasi dalam penelitian ini

adalah siswa kelas IV SDN 3 Balangnipa Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai.

Adapun jumlah keseluruhan populasi adalah 49 siswa yang dari 2 kelas untuk lebih

jelas dapat dilihat pada tabel dibawah ini:


34

Tabel 3.2 Populasi Siswa Kelas IV SDN 3 Balangnipa

No. Kelas Jenis Kelamin Jumlah Siswa


Laki-laki Perempuan
1. IV A 14 11 25
2. IV B 12 12 24
Jumlah 26 24 49
Sumber: SDN 3 Balangnipa Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai

2. Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik non probability sampling Sugiyono (2017). Teknik penentuan sampel dalam

penelitian ini non probability sampling. Teknik penarikan sampel yang digunakan

adalah teknik purposive sampling digunakan berdasarkan saran dan pertimbangan

dari wawancara guru. Kelas IV A dan Kelas IV B memiliki kemampuan rata-rata

yang sama namun kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV A sebanyak 25 sebagai

kelas eksperimen cenderung kurang dibandingkan dengan siswa kelas IV B

sebanyak 24 siswa sebagai kelas kontrol. Sehingga sampel pada penelitian kelas IV

A sebagai kelas eksperimen berjumlah 25 siswa.

E. Definisi Operasional Variabel

1. Media video pembelajaran

Media video pembelajaran merupakan media yang dapat meningkatkan

motivasi belajar siswa berupa video animasi mengenai materi siklus hidup hewan.
35

2. Kemampuan berpikir kritis

Kemampuan berpikir kritis dapat menganalisis masalah, memecahkan

masalah dan menyimpulkan suatu permasalahan yang dihadapi.

F. Prosedur Penelitian

Pembelajaran dilaksanakan selama lima kali pertemuan. Pertemuan pertama

dilakukan dengan pemberian tes awal (pretest) dengan pemberian tes essay yang

diberikan kepada siswa. Pertemuan kedua, ketiga dan keempat sebagai treatment

(tindakan). Selanjutnya pertemuan kelima dilakukan posttest dengan pemberian tes

essay yang diberikan siswa. Setiap pertemuan yang dilakukan disesuaikan dengan

waktu yang dipergunakan dengan pembelajaran IPA di sekolah.

Adapun rincian dari prosedur tersebut adalah sebagai berikut:

1. Pretes (Tes Awal)

Pretes diberikan di awal pembelajaran sebelum melakukan proses

pembelajaran di kelas IV SDN 3 Balangnipa. Pretest bertujuan untuk mengetahui

kemampuan berpikir kritis siswa sebelum diberikan perlakuan.

2. Treatment (Tindakan)

Pemberian treatment berupa kegiatan proses belajar mengajar dengan

menggunakan media video pembelajaran pada kelas eksperimen.

3. Posttest (Tes Akhir)

Pada tahap ini, siswa diberikan sejumlah soal untuk membandingkan

keterampilan berpikir kritis siswa sebelum dan setelah pemberin treatment.


36

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulaan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi yang digunakan dengan cara melakukan pengamatan selama proses

penggunaan media video saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Observasi

digunakan untuk mengamati dan mengukur kemampuan siswa sebagai hasil dari

proses pembelajaran (Kusumaningrum et al., 2019). Lembar obsevasi bertujuan

untuk memperoleh data terkait pengaruh penggunaan media video pembelajaran

terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV SDN

3 Balangnipa Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai. Lembar observasi meliputi

lembar observasi penggunaan media video pembelajaran dalam mata pelajaran IPA.

2. Tes

Tes merupakan teknik yang digunakan untuk mengetahui hasil kemampuan

berpikir kritis siswa (Hidayat, 2017). Teknik pengumpulan data melalui tes

digunakan untuk mengumpulkan data hasil pretest dan posttest baik sebelum

adanya penggunaan media video pembelajaran maupun setelah adanyan

penggunaan video pembelajaran. Jenis tes yang digunakan berupa tes essay yang

berjumlah 5 nomor.

3. Dokumentasi
37

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan mengumpulkan segala

dokumen untuk keperluan seperti gambar kegiatan siswa, daftar jumlah siswa,

lembar observasi penggunaan media video pada kegiatan proses pembelajaran.

H. Instrumen Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui perbedaan kelas eksperimen

yang diberikan perlakuan (treatment) menggunakan media video pembelajaran dan

kelas kontrol yang tidak diberikan perlakuan (treatment).

1. Tes Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Pada penelitian ini, instrumen yang digunakan yaitu tes tertulis dalam

bentuk soal essay yang divalidasi oleh ahli dengan melihat keterkaitan antara

indikator dengan soal yang dibuat. Instrumen soal pada pretest dan posttest dengan

mata pelajaran IPA digunakan untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa.

Adapun yang menjadi aspek penilaian dalam penelitian ini yaitu kemampuan

berpikir kritis siswa yang terdiri kemampuan siswa dalam menganalisis masalah,

memecahkan masalah dan menyimpulkan suatu permasalahan yang dihadapi.

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Penilaian Kemampuan Berpikir Kritis Siswa


No. Indikator Kemampuan Bentuk
Berpikir Kritis Indikator soal

1. Menganalisis masalah Menganalisis siklus hidup Essay


angsa.
38

2. Memecahkan masalah Menganalisis daur hidup dua Essay


makhluk hidup yang berbeda
dengan tepat.
3. Memecahkan masalah Menjelaskan metamorfosis Essay
pada nyamuk dengan tepat.
4. Memecahkan masalah Membedakan gambar Essay
metamorfosis nyamuk dan sapi
dengan benar.
5. Menyimpulkan masalah Disajikan soal, siswa mampu Essay
menjelaskan dan menyimpulkan
metamorfosis nyamuk

Nilai akhir akan dihitung dengan menjumlahhkan skor yang diperoleh siswa

berdasarkan rubrik skor yang memunculkan pada masing-masing indikator

kemampuan berpikir kritis siswa dengan menggunakan rumus:

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ


𝑇𝑒𝑠 = 𝑥 100
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖

Tabel 3.4 Kualifikasi Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Siswa


Persentase Kategori
81 - 100 Sangat Tinggi
61 – 80 Tinggi
41 – 60 Sedang
21 – 40 Rendah
0 – 20 Sangat Rendah
Sumber: Purwanto (2013)

2. Lembar Observasi

Lembar observasi adalah instrumen yang digunakan untuk mengamati

terlaksananya langkah-langkah penggunaan media video pembelajaran. Pada

penelitian ini digunakan lembar observasi penggunaan media video pembelajaran

dalam kegiatan pembelajaran. (Lampiran B.3). Adapun kategori untuk mengukur

keberhasilan ketelaksanaan media video pembelajaran.


39

Tabel 3.5 Keterlaksanaan Media Video Pembelajaran


Skor Kategori
81% - 100% Sangat baik
61% - 80% Baik
41% - 60% Cukup
21% - 40% Kurang
<20% Sangat kurang
Sumber : Arikunto (Setyaningsih 2017)

3. Uji Validitas Instrumen

Validitas instrumen terdiri dari beberapa jenis dan validasi yang digunakan

dalam penelitian ini adalah validasi isi. Validasi isi merupakan validasi yang

dilakukan oleh para ahli di salah satu bidang mata pelajaran. Uji validitas yang

dilakukan terlebih dahulu sebelum diadakan penelitian yaitu uji validitas instrument

pada soal yang akan digunakan sebagai soal pretest dan posttest serta perangkat

pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian. Instrumen yang digunakan

dalam penelitian ini selanjutnya divalidasi oleh ahli di bidangnya yaitu Muhammad

Irfan, S.Pd., M.Pd dan Bhakti Prima Findiga Hermuttaqien, S.Pd., M.Pd.

Penafsiran uji validasi dengan menggunakan dua validator ahli dimana

validator pertama dengan rata-rata 3.28 dan validator dua dengan rata-rata 3.23

sehingga dari kedua rata-rata validator ahli menunjukkan hasil 3.25 maka

instrument dapat digunakan dan berada pada kategori valid antara 2.50 ≤ Va ≤ 4.00

dengan berpedoman pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.4 Validitas Instrumen


Interval rata-rata Kategori
1.0 ≤ Va ≤ 1.75 Tidak Valid
1.75 ≤ Va ≤ 2.50 Kurang Valid
2.50 ≤ Va ≤ 3.25 Valid
3.25 ≤ Va ≤ 4.00 Sangat Valid
40

I. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis

deskriptif dan analisis inferensial sebab penelitian ini merupakan penelitian

kuantitatif.

1. Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif merupakan analisis data yang digunakan untuk

mendeskripsikan data yang telah terkumpul tanpa bermaksud membuat suatu

kesimpulan (Sugiyono, 2017). Statistik deskriptif digunakan bila peneliti hanya

ingin mendeskripsikan data sampel dan tidak ingin membuat kesimpulan yang

berlaku untuk populasi di mana sampel diambil. Analisis statistik deskriptif dalam

penelitian ini untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kritis siswa pada mata

pelajaran IPA ketika diberikan perlakuan media video pembelajaran. Kemampuan

berpikir kritis dikelompokkan dalam lima kategori sebagai berikut:

Tabel 3.5 Kategori Kemampuan Berpikir Kritis Siswa


Nilai Kategori
81 – 100 Sangat Tinggi
61 – 80 Tinggi
41 – 60 Cukup Tinggi
21 – 40 Rendah
0 – 20 Sangat Rendah
Sumber : Agnafia (2019)
41

2. Analisis Statistik Inferensial

Analisis statistk inferensial merupakan analisi data yang digunakan untuk

menganalisis suatu sampel yang hasilkan diberlakukan pada populasi (Sugiyono,

2017). Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini yakni statistik

parametrik jenis independent sampel t-test. Independent sampel t-test digunakan

untuk menguji ada tidaknya perbedaan antara kelompok yang berbeda. Data

penelitian ini dianalisis menggunakan alat bantu statistik yaitu program IBM SPSS

Version 20. Namun, sebelum melakukan pengujian hipotesis penelitian, terlebih

dahulu akan dilakukan uji prasyarat analisis data sebagaimana uraiannya berikut

ini:

a) Uji Normalitas

Uji normalitas yaitu bagaimana menganalisis sebuah data agar mengetahui

data tersebut termasuk kedalam distribusi normal atau tidak. Tujuan dilakukannya

uji normalitas terhadap serangkaian data untuk mengetahui apakah data

berdistribusi normal atau tidak. Jika data berdistribusi normal maka digunakan uji

statistik parametrik, namun jika data berdistribusi tidak normal maka digunakan uji

statistik non parametrik. Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas yaitu

1) Jika probabilitas (Sig.) >0,05 maka Ho diterima atau data berdistribusi normal.

2) Jika probabilitas (Sig.) <0,05 maka Ho ditolak atau data berdistribusi tidak

normal. Jika data tidak normal maka akan dilanjutkan ke uji non parametrik yaitu

uji Mann-Whitney.
42

Adapun salah satu rumus yang dapat digunakan dalam penelitian ini yaitu Uji

Shapiro Wilk. Uji Shapiro Wilk digunakan karena jumlah sampel kurang dari 50.

Jika nilai (p > 0,05) maka data berdistribusi normal. Jika nilai (p < 0,05) maka data

tidak berdistribusi normal. Adapun rumus yang digunakan sebagai berikut: Chi

Kuadrat untuk menguji normalitas data. Adapun rumus yang digunakan sebagai

berikut:

(𝛴𝑎𝑖 𝑥𝑖 )2
𝑊=
𝛴(𝑥𝑖 − 𝑥̅ )

Wahyuliani et al. (2016, h. 28)

Ket:

W = Nilai statistik Shapiro Wilk

ai = Koefisien test Shapiro Wilk

xi = Data sampel ke-i

𝑥̅ = Rata-rata data sampel

b) Uji Homogenitas

Uji homogenitas data bertujuan untuk mengetahui data penelitian berasal

dari populasi yang homogen. Hal ini dapat dilihat dari hasil penguji data pada dua

kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Uji homogenitas

dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kedua sampel yang digunakan

mempunyai kesamaan. Dengan kriteria ketika nilai signifikansi >0,05 maka

variansi sampel dapat dikatakan homogen.


43

Pada tahun 2019, Kuswari dan Rasiman mengatakan uji homogenitas untuk

menguji homogenitas varians dari dua kelompok data. Rumus uji homogenitas

varians yang digunakan yaitu rumus uji F. Adapun rumus uji F adalah sebagai

berikut:

𝑆₁²
𝐹=
𝑆₂²

Ket:

S12 = Varians kelompok 1

S22 = Varians kelompok 2

c) Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis pada penelitian untuk mengetahui apakah media video

pembelajaran berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa. Uji hipotesis

diperoleh dari nilai pretest dan posttest. Kriteria pengujian nilai probabilitas lebih

besar taraf nyata 0,05 maka Ho diterima dan Ha di tolak.

Adapun rumus uji hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut:

Ho : μ1 = μ2

Ha : μ1 ≠ μ2

Ho: Tidak terdapat perbedaan penggunaan media video pembelajaran terhadap

kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

pada mata pelajaran IPA kelas IV SDN 3 Balangnipa Kecamatan Sinjai

Utara Kabupaten Sinjai.

Ha: Terdapat perbedaan yang penggunaan media video pembelajaran terhadap

kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
44

pada mata pelajaran IPA kelas IV SDN 3 Balangnipa Kecamatan Sinjai

Utara Kabupaten Sinjai.

Adapun kriteria pengujian hipotesis ini adalah probabilitas lebih besar dari

taraf nyata 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Uji hipotesis menggunakan teknik uji independent samples test yaitu

membandingkan rata-rata pretest atau posttest pada kelompok yang berbeda.

Adapun Langkah-langkah pengujian normalitas data menggunakan uji independent

samples test meliputi:

1) Menentukan hipotesis

Ho: Rata-rata hasil belajar pretest siswa kelas eksperimen dan kontrol

adalah sama

Ha: Rata-rata hasil belajar pretest siswa kelas eksperimen dan kontrol

adalah berbeda

atau

Ho: Rata-rata hasil belajar posttest siswa kelas eksperimen dan kontrol

adalah sama

Ha: Rata-rata hasil belajar posttest siswa kelas eksperimen dan kontrol

adalah berbeda

2) Kriteria pengujian hipotesis

Jika nilai sig. (2-tailed) > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak. Sedangkan

jika nilai sig. (2-tailed) < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima.

3) Cara menghitung uji Independent Samples T-test


45

𝑥1 − 𝑥2
𝑡 =
(𝑛1 − 1)𝑆12 − (𝑛2 − 1 ) 𝑆22 1 1
√ (𝑛 ) (𝑛 )
𝑛1 + 𝑛2 − 2 1 2

Ket:
t = thitung
x1 = Rata-rata kelompok 1
x2 = Rata-rata kelompok 2
S₁ = Standar deviasi kelompok 1
S₂ = Standar deviasi kelompok 2
n1 = Banyaknya sampel kelompok 1
n2 = Banyaknya sampel kelompok 2
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini akan mendeskripsikan tiga tujuan penelitian yang

dilakukan antara lain, pertama untuk mengetahui gambaran penggunaan media

video pembelajaran pada mata pelajaran IPA. Kedua, untuk mengetahui gambaran

kemampuan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran IPA. Ketiga, untuk

mengetahui apakah terdapat pengaruh media video pembelajaran terhadap

kemampuan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV SDN 3

Balangnipa Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai. Penelitian ini dilakukan di

SDN 3 Balangnipa Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai berlangsung selama

kurang lebih satu pekan yakni tanggal 09 Mei – 14 Mei 2022.

Langkah awal yang dilakukan sebelum melakukan penelitian adalah

menguji validitas instrumen yang digunakan dalam penelitian. Instrumen yang

dimaksudkan adalah media video pembelajaran dan instrumen tes dalam bentuk

essay untuk mengukur perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas yang

menggunakan media video pembelajaran atau kelas eksperimen dengan kelas yang

tidak menggunakan media video pembelajaran atau kelas kontrol. Instrumen

penelitian telah divalidasi oleh validator atau ahli pada bidangnya yaitu Muhammad

Irfan, S.Pd., M.Pd. sebagai validator 1 dan Bhakti Prima Findiga Hermuttaqien,

S.Pd., M.Pd. sebagai validator 2. Kedua dosen tersebut merupakan dosen Program

Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
46
47

Makassar. Instrumen yang telah di validasi digunakan dalam penelitian pretest dan

posttest sebagai alat ukur kemampuan berpikir kritis siswa berupa essay yang

berjumlah 5 butir soal. Langkah selanjutnya adalah uji instrumen media video

pembelajaran, uji instrument ini bertujuan untuk menguji kelayakan penggunaan

media dalam proses pembelajaran. Uji kelayakan media video pembelajaran telah

diuji oleh validator 1 dan validator 2.

Penelitian dilaksanakan dengan lima kali pertemuan. Pada pertemuan

pertama, pemberian pretest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pertemuan

kedua, ketiga dan keempat dilakukan proses pembelajaran dengan materi siklus

hidup hewan. Pada kelas eksperimen menggunakan media video pembelajaran

sedangkan pada kelas kontrol tidak menggunakan media video pembelajaran.

Pertemuan kelima, pemberian posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

untuk mengetahui apakah ada perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa pada

kedua kelas tersebut.

Data yang diperoleh dan dianalisis dalam penelitian ini meliputi hasil pretest

dan posttest kemampuan berpikir kritis siswa yang diambil dari kelas IV SDN 3

Balangnipa Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai yang berjumlah 49 siswa.

Hasil penelitian ini diuraikan sebagai berikut:

1. Gambaran Penggunaan Media Video Pembelajaran

Pelaksanaan proses pembelajaran di kelas IV SDN 3 Balangnipa Kecamatan

Sinjai Utara Kabupaten Sinjai dengan menggunakan media video pembelajaran

pada mata pelajaran IPA diperoleh gambaran proses pembelajaran selama 3 kali

pertemuan. Pelaksanaan penggunaan media video pembelajaran terdiri atas tiga


48

tahapan. Tahapan pertama yaitu persiapan. Guru menganalisis kurikulum terlebih

dahulu. Guru membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan

diajarkan. Guru menyesuaikan materi. Guru mencari media video pembelajaran

yang akan diajarkan di youtube. Guru menyiapkan dan mengatur peralatan media

yang akan digunakan. Pada tahap kedua yaitu pelaksanaan. Guru memastikan media

video dan peralatan siap digunakan. Guru menjelaskan tujuan yang akan dicapai.

Guru menjelaskan materi pelajaran kepada siswa selama proses pembelajaran

berlangsung. Guru menghindari kejadian-kejadian yang dapat menganggu

konsentrasi siswa. Selanjutnya tahap ketiga yaitu tindaklanjut. Guru memantapkan

pemahaman siswa tentang materi yang telah disampaikan. Guru mengarahkan

siswa untuk mengerjakan evaluasi. Guru mengevaluasi siswa memberikan batasan

waktu. Guru dan siswa mendiskusikan hasil kemampuan berpikir kritis siswa. Hasil

pengamatan lembar observasi keterlaksanaan penggunaan media dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 4.1 Nilai Hasil Observasi Penggunaan Media Video


Pembelajaran
Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III
Jumlah 10 12 14
Total 66.67% 80.00% 93.33%
Kategori Baik Sangat Baik Sangat Baik
Sumber: Data Hasil Observasi Penggunaan Media Video Pembelajaraan
(Lampiran)

Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa penggunaan media video

pembelajaran pada proses pembelajaran berjalan baik, pada pertemuan I dengan

persentase tingkat pencapaian 66.67%. Data tersebut menunjukkan bahwa

keterlaksanaan langkah-langkah penggunaan media terlaksana dengan baik, namun


49

masih terdapat beberapa tahapan yang belum terpenuhi secara maksimal. Adapun

tahapan yang belum terpenuhi yaitu pada tahap persiapan guru belum menganalisis

kurikulum terlebih dahulu. Tahap pelaksanaan, guru tidak memastikan media video

siap digunakan. Selanjutnya pada tahap tindaklanjut, guru tidak memberikan

batasan waktu dan tidak mendiskusikan hasil kemampuan berpikir kritis siswa.

Pertemuan II proses pembelajaran yang dilaksanakan dengan persentase

pencapaian 80.00%, keterlaksanaan langkah-langkah penggunaan media terlaksana

sangat baik tetapi pada tahap pelaksanaan belum terpenuhi secara maksimal dimana

guru tidak menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Pada tahap

tindaklanjut, terdapat dua indikator yang belum tercapai dimana guru tidak

memberi batasan waktu dan tidak mendiskusikan hasil kemampuan berpikir kritis

siswa.

Kemudian pada pertemuan III proses pembelajaran yang dilaksanakan

dengan persentase 93.33%. Data tersebut menunjukkan keterlaksanaan langkah-

langkah penggunaan media video pembelajaran terlaksana dengan sangat baik

dibandingkan dengan pertemuan I. Hal ini dilihat keterlaksanaan langkah-langkah

penggunaan media hanya pada tahap pelaksanaan guru tidak terlalu menghindari

kejadian yang dapat menganggu konsentrasi siswa. Persentase pencapaian tersebut

diperoleh dengan membagi skor indikator yang dicapai dengan skor maksimal

kemudian dikali 100%. Dilihat dari persentase pertemuan 1 sampai 3 dapat

dikatakan bahwa persentase keterlaksanaan media video pembelajaran mengalami

peningkatan disetiap pertemuan. Keterlaksanaan langkah-langkah penggunaan

media video pembelajaran dikategorikan terlaksana dari baik menjadi sangat baik.
50

2. Gambaran Kemampuan Berpikir Kritis Siswa


Kemampuan berpikir kritis yang akan dicapai siswa yaitu mampu

menganalisis suatu permasalahan yang diberikan, mampu memecahkan masalah

dan menyimpulkan suatu permasalahan yang dihadapi. Kemampuan berpikir kritis

siswa diberikan sebelum penggunaan media video pembelajaran diukur dengan

pemberian pretest, kemudian diberikan posttest untuk mengukur kembali

kemampuan berpikir kritis siswa setelah pemberian treatment. Pretes dan posttest

merupakan soal essay yang terdiri dari 5 butir soal. Berdasarkan hasil analisis

statistik deskriptif maka rangkuman kemampuan berpikir kritis siswa pada mata

pelajaran IPA kelas IV SDN 3 Balangnipa pada kelas IV A sebagai kelas

eksperimen dan kelas IV B sebagai kelas kontrol adalah sebagai berikut:

a. Deskriptif Data Pretest Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol

Pretest kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas eksperimen dan kelas

kontrol dilakukan pada hari Senin tanggal 09 Mei 2022 dengan subjek penelitian

sebanyak 25 orang untuk kelas eksperimen dan 24 orang untuk kelas kontrol.

Setelah data pretest diperoleh kemudian diolah menggunakan bantuan program

IBM SPSS Version 20, untuk mengetahui data deskripsi skor nilai pretest siswa pada

kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data hasil pretest kelas eksperimen dan kelas

kontrol dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.2 Deskripsi Nilai Pretest Siswa pada Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
Nilai Statistik
51

Statistik Deskriptif Kelas Eksperimen Kelas Kontrol


Jumlah Sampel 25 24
Nilai Terendah 33 33
Nilai Tertinggi 60 60
Rata-rata (Mean) 46.48 45.83
Rentang (Range) 27 27
Standar Deviasi 7.952 7.710
Sumber: IBM SPSS Version 20 (Lampiran)

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa jumlah sampel untuk kelas

eksperimen 25 siswa dan kelas kontrol 24 siswa. Data pretest pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol diperoleh data yaitu nilai terendah (minimum) 33,

nilai tertinggi (maksimum) 60, rentang (range) 27. Rata-rata (mean) pada kelas

eksperimen 46.48 dan kelas kontrol 45.83. Sedangkan standar deviasi kelas

eksperimen 7.952 dan pada kelas kontrol 7.710. Dengan demikian, dapat dilihat

bahwa kemampuan berpikir kritis dalam menganalisis suatu permasalahan yang

diberikan dimana siswa menganalisis daur hidup angsa. Kemudian pada indikator

memecahkan masalah dimana siswa diminta untuk memecahkan masalah

metamorfosis pada nyamuk serta membedakan metamorfosis dua hewan yang

berbeda. Pada indikator menyimpulkan suatu permasalahan dimana siswa diminta

untuk menyimpulkan metamorfosis pada nyamuk. Berdasarkan ketiga indikator

yang telah diamati terlihat kemampuan berpikir kritis siswa masih cenderung

kurang dilihat dari nilai pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hal ini

dibuktikan dengan data hasil pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol (Lampiran

C.4 dan C.5). Adapun keragaman penyebaran data siswa merata antara kelas

eksperimen dan kelas kontrol.


52

Tabel 4.3 Distribusi dan Persentase Skor Nilai Pretest Siswa pada Kelas
Eksperimen terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
No. Nilai rentang Kategori Frekuensi Persentase
1. 81 – 100 Sangat Tinggi - -
2. 61 – 80 Tinggi - -
3. 41 – 60 Sedang 17 68%
4. 21 - 40 Rendah 8 32%
5. 0 - 20 Sangat Rendah - -
Jumlah 25 100%
Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa jumlah siswa yang memperoleh nilai

kategori sedang sebanyak 17 orang dengan persentase 68%. Sedangkan jumlah

siswa yang memperoleh kategori rendah sebanyak 8 orang dengan persentase 32%.

Kemudian pada kategori sangat tinggi, tinggi dan sangat kurang tidak ada siswa.

Sehingga total keseluruhan mencapai 100%.

Tabel 4.4 Distribusi dan Persentase Skor Nilai Pretest Siswa pada Kelas
Kontrol terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
No. Skor Kategori Frekuensi Persentase
1. 81 - 100 Sangat Tinggi - -
2. 61 - 80 Tinggi - -
3. 41 - 60 Sedang 15 62.5%
4. 21 - 40 Rendah 9 37.5%
5. 0 - 20 Sangat Rendah - -
Jumlah 24 100%

Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa jumlah siswa yang memperoleh nilai

kategori sedang sebanyak 15 orang dengan persentase 62.5%. Sedangkan jumlah

siswa yang memperoleh kategori rendah sebanyak 9 orang dengan persentase


53

37.5%. Kemudian pada kategori sangat tinggi, tinggi dan sangat kurang tidak ada

siswa. Sehingga total keseluruhan mencapai 100%.

b. Deskriptif Data Posttest Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol

Posttest kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas eksperimen dan kelas

kontrol dilakukan pada hari Jumat tanggal 13 Mei 2022 dengan jumlah subjek

penelitian sebanyak 25 orang pada kelas eksperimen dan 24 orang pada kelas

kontrol. Setelah data posttest diperoleh kemudian diolah menggunakan bantuan

program IBM SPSS Version 20, untuk mengetahui data deskripsi skor nilai posttest

siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data hasil posttest kelas eksperimen

dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.5 Deskripsi Nilai Posttest pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
Nilai Statistik
Statistik Deskriptif
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Jumlah Sampel 25 24
Nilai Terendah 60 47
Nilai Tertinggi 100 100
Rata-rata (Mean) 81.36 70.50
Rentang (Range) 40 53
Standar Deviasi 12.003 13.705
Sumber: IBM SPSS Version 20 (Lampiran)

Berdasarkan tabel 4.5, dapat dilihat bahwa diperoleh data posttest kelas

eksperimen yaitu nilai terendah (minimum) 60 sedangkan kelas kontrol yaitu 47,

nilai tertinggi (maksimum) pada kelas eksperimen dan kelas kontrol 100, rata-rata

(mean) 81.36 pada kelas eksperimen dan 70.50 pada kelas kontrol. Ini membuktikan
54

nilai rata-rata kelas eksperimen dibanding dengan kelas kontro. Rentang (range)

kelas eksperimen 40 dan kelas kontrol 53. Kemudian standar deviasi pada kelas

eksperimen 12.003 dan kelas kontrol 13.705. Hal ini membuktikan bahwa nilai

posttest kelas eksperimen lebih meningkat dibandingkan nilai pada kelas kontrol

dilihat dari tes kemampuan berpikir kritis siswa dalam menganalisis suatu masalah,

memecahkan masalah dan menyimpulkan suatu permasalahan. Hal ini dibuktikan

dengan data hasil posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol (Lampiran C.4 dan

C.5). Dengan demikian, dapat dilihat bahwa keragaman penyebaran data siswa

merata antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dilihat standar deviasi setiap

kelas.

Distribusi frekuensi hasil posttest kemampuan berpikir kritis siswa kelas

eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.6 Distribusi dan Persentasi Skor Nilai Posttest Siswa pada
Kelas Eksperimen
No. Skor Kategori Frekuensi Persentase
1. 81 – 100 Sangat Tinggi 12 48%
2. 61 – 80 Tinggi 11 44%
3. 41 – 60 Sedang 2 8%
4. 21 – 40 Rendah - -
5. 0 – 20 Sangat Rendah - -
Jumlah 25 100%

Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa jumlah siswa yang memperoleh nilai

kategori sangat tinggi sebanyak 12 orang dengan persentase 48%. Sedangkan

jumlah siswa yang memperoleh kategori tinggi sebanyak 11 orang dengan

persentase 44%. Jumlah siswa yang memperoleh kategori sedang sebanyak 2 orang
55

dengan persentase 8%. Kemudian pada kategori kurang dan sangat kurang tidak ada

siswa. Sehingga total keseluruhan mencapai 100%.

Tabel 4.7 Distribusi dan Persentasi Skor Nilai Posttest Siswa pada
Kelas Kontrol
No. Skor Kategori Frekuensi Persentase
1. 81 – 100 Sangat Tinggi 4 16.7%
2. 61 – 80 Tinggi 11 45.8%
3. 41 – 60 Sedang 9 37.5%
4. 21 – 40 Rendah - -
5. 0 – 20 Sangat Rendah - -
Jumlah 24 100%

Berdasarkan tabel 4.7 diketahui bahwa jumlah siswa yang memperoleh nilai

kategori sangat tinggi sebanyak 4 orang dengan persentase 16.7%. Sedangkan

jumlah siswa yang memperoleh kategori tinggi sebanyak 11 orang dengan

persentase 45.8%. Jumlah siswa yang memperoleh kategori sedang sebanyak 9

orang dengan persentase 37.5%. Kemudian pada kategori kurang dan sangat kurang

tidak ada siswa. Sehingga total keseluruhan mencapai 100%.

Berdasarkan hasil analisis deskriptif yang telah dilakukan dapat

disimpulkan bahwa pada kelas kontrol hasil posttest berada pada kategori rendah,

hal ini dapat dilihat berdasarkan rata-rata (mean) kemampuan berpikir kritis siswa

secara keseluruhan berjumlah 70.50. Sedangkan hasil posttest pada kelas

eksperimen berada pada kategori baik, hal ini dapat dilihat berdasarkan rata-rata

(mean) kemampuan berpikir kritis siswa secara keseluruhan berjumlah 81.36.


56

3. Pengaruh Penggunaan Media Video Pembelajaran terhadap Kemampuan

Berpikir Kritis Siswa pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV SDN 3

Balangnipa

Hasil analisis statistik inferensial dimaksudkan untuk menjawab hipotesis

yang telah dirumuskan. Sebelum melakukan analisis statistik inferensial terlebih

dahulu dilakukan uji analisi prasyarat yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas pada

penelitian ini menggunakan Shapiro-Wilk dengan menggunakan program IBM

SPSS Version 20 dengan taraf signifikansi 0,05. Rangkuman data hasil uji

normalitas pretest dan posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Data Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol

Data Nilai Probabilitas Keterangan


Pretest Kelas Eksperimen 0.056 0,056 > 0.05 = normal
Pretest Kelas Kontrol 0.205 0,205 > 0.05 = normal
Posttest Kelas Eksperimen 0.080 0,080 > 0.05 = normal
Posttest Kelas Kontrol 0.341 0,341 > 0.05 = normal
Sumber: IBM SPSS Version 20 (Lampiran)
Berdasarkan data di atas menunjukkan data uji normalitas menggunakan

Shapiro-Wilk pada pretest kelas eksperimen diperoleh nilai signifikansi (Sig) 0.056

> 0.05 dan posttest pada kelas eksperimen diperoleh nilai signifikansi (Sig) 0.080

> 0.05 sehingga data berdistribusi normal. Pretest kelas kontrol diperoleh nilai
57

signifikansi (Sig) 0.205 > 0.05 dan posttest pada kelas kontrol diperoleh nilai

signifikansi (Sig) 0.341 > 0.05 sehingga data pretest dan posttest kelas kontrol

berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas Data

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data dari kedua

sampel homogen. Pengolahan uji homogenitas menggunakan bantuan program IBM

SPSS Version 20. Data yang akan diuji homogenitasnya yaitu berasal dari pretest

dan posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data dikatakan homogen apabila

nilai probabilitas pada output Levene Statistic > 0.05. Rangkuman data hasil uji

homogenitas pretest dan posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.9 Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol

Data Nilai Probabilitas Keterangan


Pretest 0,903 0,903 > 0,05 = homogen
Posttest 0,617 0,618 > 0,05 = homogen
Sumber: IBM SPSS Version 20 (Lampiran)

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa uji homogenitas pretest

kelas eksperimen dan kelas kontrol maupun posttest kelas eksperimen dan kelas

kontrol dikatakan homogen karena nilai probabilitas pada data > 0,05 dan dapat

dilanjutkan untuk uji hipotesis.

c. Uji Hipotesis Data

1) Independent Sampel T-Test Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Analisis ini dilakukan dengan menguji pretest kelas eksperimen dan kelas

kontrol menggunakan bantuan program IBM SPSS Version 20. Analisis ini
58

bertujuan untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa antara kelas

eksperimen dan kelas kontrol sebelum diberikan perlakuan berupa media video

pembelajaran. Data dikatakan memiliki perbedaan yang signifikan apabila nilai

probabilitas < 0,05. Berikut ini hasil Independent Sample t-test nilai pretest

Tabel 4.10 Independent Sampel t-test pretest Kelas Eksperimen


dan Kelas Kontrol
Data T Df Nilai Probabilitas Keterangan
Pretest Kelas 0,378 47 0,707 0,707 > 0,05 = tidak
Eksperimen dan ada perbedaan
Kelas Kontrol
Sumber : IBM SPSS Version 20 (Lampiran)

Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa nilai probabilitas lebih besar

dari 0,05 hal tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan pada

kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum

dilakukan penggunaan media video pembelajaran..

2) Independent Sampel T-Test Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil kemampuan

berpikir kritis siswa antara kelas yang mengikuti pembelajaran dengan

menggunakan media video pembelajaran dan kelas yang mengikuti pembelajaran

tanpa menggunakan media video pembelajaran. Analisis ini dilakukan dengan

menguji hasil posttest kelas eksperimen dan posttet kelas kontrol. Analisis ini

dilakukan dengan bantuan program IBM SPSS Version 20. Syarat data dikatakan

ada perbedaan apabila nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05. Berikut ini adalah

hasil Independent Sample T-test nilai posttest kelas eksperimen dan posttest kelas

kontrol.
59

Tabel 4.11 Independent Sampel T-Test Posttest Eksperimen dan Posttest


Kontrol
Data T Df Nilai Keterangan
Probabilitas
Posttest Kelas 2.954 47 0.005 0.005 < 0.05 = ada
Eksperimen dan Kelas perbedaan
Kontrol
Sumber : IBM SPSS Version 20 (Lampiran)

Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa nilai probabilitas lebih kecil

dari 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pada kemampuan

berpikir kritis antara kelas yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan

media video pembelajaran dan kelas yang mengikuti pembelajaran tanpa

menggunakan media video pembelajaran. Sehingga dapat disimpulkan terdapat

pengaruh penggunaan media video pembelajaran terhadap kemampuan berpikir

kritis siswa pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV SDN 3 Balangnipa Kecamatan

Sinjai Utara Kabupaten Sinjai.

Berdasarkan hasil uji independent sample t-test tersebut, maka dapat

disimpulkan hasil hipotesis sebagai berikut:

Ho : Tidak terdapat pengaruh media video pembelajaran terhadap kemampuan

berpikir kritis siswa pada kelas IV SDN 3 Balangnipa Kecamatan Sinjai

Utara Kabupaten Sinjai

Ha : Terdapat pengaruh media video pembelajaran terhadap kemampuan

berpikir kritis siswa pada kelas IV SDN 3 Balangnipa Kecamatan Sinjai

Utara Kabupaten Sinjai


60

B. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Gambaran Penggunaan Media Video Pembelajaran


Gambaran penggunaan media video pembelajaran dapat diketahui dari

proses pembelajaran berlangsung. Proses pembelajaran berlangsung selama 5 kali

pertemuan yaitu, pertemuan pertama dengan melaksanakan pretest sebagai tes awal

pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pertemuan kedua, ketiga dan keempat

pemberian treatment berupa penggunaan media video pembelajaran di kelas

eksperimen sedangkan kelas kontrol tidak menggunakan media video pembelajaran

dalam kegiatan pembelajaran. Pertemuan kelima pemberian posttest sebagai tes

akhir dengan tujuan untuk membandingkan hasil kemampuan berpikir kritis siswa

antara kelas eksperimen (menggunakan media video pembelajaran) dengan kelas

kontrol (tidak menggunakan media video pembelajaran).

Proses pembelajaran yang berlangsung di kelas IV A SDN 3 Balangnipa

sebagai kelas eksperimen dengan menggunakan media video pembelajaran pada

mata pelajaran IPA menggunakan lembar observasi penggunaan media video

pembelajaran. Pertemuan pertama proses pembelajaran tergolong baik pada

keterlaksanaan langkah-langkah penggunaan media, namun masih terdapat

beberapa tahapan yang belum terpenuhi secara maksimal. Adapun tahapan yang

belum terpenuhi yaitu pada tahap persiapan guru belum menganalisis kurikulum

terlebih dahulu. Tahap pelaksanaan, guru tidak memastikan media video siap

digunakan. Selanjutnya pada tahap tindaklanjut, guru tidak memberikan batasan

waktu dan tidak mendiskusikan hasil kemampuan berpikir kritis siswa. Pertemuan

kedua proses pembelajaran yang dilaksanakan pada kategori sangat baik, tetapi
61

pada tahap pelaksanaan belum terpenuhi secara maksimal dimana guru tidak

menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Pada tahap tindaklanjut,

terdapat dua indikator yang belum tercapai dimana guru tidak memberi batasan

waktu dan tidak mendiskusikan hasil kemampuan berpikir kritis siswa. Kemudian

pada pertemuan ketiga proses pembelajaran yang dilaksanakan dengan kategori

sangat baik. Namun dilihat keterlaksanaan langkah-langkah penggunaan media

hanya pada tahap pelaksanaan guru tidak terlalu menghindari kejadian yang dapat

menganggu konsentrasi siswa. Data tersebut menunjukkan keterlaksanaan langkah-

langkah penggunaan media video pembelajaran terlaksana dengan sangat baik

dibandingkan dengan pertemuan pertama.

Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran

dengan menggunakan media video pembelajaran pada pertemuan pertama sampai

ketiga mengalami peningkatan dan berada pada kategori sangat baik. Menurut

Maryamah dan Effendy (2019) bahwa penggunaan media video melalui tahap

persiapan, tahap pelaksanaan/penyajian dan tahap tindak lanjut. Pada tahap

persiapan, guru membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menyiapkan

dan mengatur peralatan media video yang akan digunakan. Pada tahap

pelaksanaan/penyajian, guru memastikan media dan semua peralatan siap

digunakan, menjelaskan tujuan yang akan dicapai, dan menjelaskan materi

pelajaran kepada siswa selama proses pembelajaran. Pada tahap tindak lanjut, guru

memantapkan pemahaman siswa tentang materi yang telah disampaikan

menggunakan media video.


62

2. Gambaran Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Data yang diperoleh setelah penelitian dianalisis secara statistik deskriptif

untuk menjawab gambaran kemampuan berpikir kritis siswa. Berdasarkan hasil

analisis deskriptif yang dilakukan pada data pretest kemampuan berpikir kritis

diketahui bahwa kelas eksperimen berada pada kategori sedang dilihat dari nilai

rata-rata (mean) dan kelas kontrol berada pada kategori sedang dilihat dari nilai

rata-rata (mean). Selanjutnya analisis deskriptif yang dilakukan pada data posttest

kemampuan berpikir kritis siswa diketahui bahwa kelas eksperimen berada pada

kategori sangat tinggi dan kelas kontrol pada kategori tinggi.

Berdasarkan hasil analisis deskriptif yang telah dilakukan terdapat

perbedaan nilai rata-rata (mean) posttest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol

dengan pembelajaran langsung. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa

kemampuan berpikir kritis siswa dengan menggunakan media video pembelajaran

tergolong baik. Dapat dilihat bahwa kemampuan berpikir kritis dalam menganalisis

suatu permasalahan yang diberikan dimana siswa menganalisis daur hidup angsa.

Kemudian pada indikator memecahkan masalah dimana siswa diminta untuk

memecahkan masalah metamorfosis pada nyamuk serta membedakan metamorfosis

dua hewan yang berbeda. Pada indikator menyimpulkan suatu permasalahan

dimana siswa diminta untuk menyimpulkan metamorfosis pada nyamuk.

Berdasarkan ketiga indikator yang telah diamati terlihat kemampuan berpikir kritis

siswa meningkat setelah menggunakan media video pembelajaran pada kelas

eksperimen. Proses pembelajaran dengan menggunakan media video pembelajaran

akan lebih berpusat kepada siswa karena dapat melihat materi dengan langsung
63

sehingga berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa. Hal ini sejalan

dengan penelitian terdahulu yang mengatakan kemampuan berpikir kritis dapat

membuat siswa untuk menganalisis suatu permasalahan yang diberikan, mampu

mengenal dan memecahkan masalah yang dihadapi serta mampu menyimpulkan

suatu permasalahan yang dihadapi (Puspadewi et al., 2014).

3. Pengaruh Penggunaan Media Video Pembelajaran terhadap Kemampuan

Berpikir Kritis Siswa

Analisis statistik inferensial dilakukan dengan menggunakan statistik

parametris jenis independent sample t-test untuk mengetahui ada tidaknya

perbedaan signifikan antara kelompok yang berbeda. Namun terlebih dahulu

dilakukan uji prasyarat analisis yakni uji normalitas dan uji homogenitas. Analisis

statistik yang digunakan dalam penelitian ini yakni yang digunakan menguji

normalitas data yaitu Shapiro-wilk.

Data yang diperoleh dari uji normalitas menggunakan Shapiro-wilk pada

pretest eksperimen diperoleh data berdistribusi normal dan posttest kelas kelas

eksperimen diperoleh data berdistribusi normal. Sehingga data pretest dan posttest

pada kelas eksperimen berdistribusi normal. Pretest kelas kontrol diperoleh data

berdistribusi normal dan posttest kelas kontrol diperoleh data berdistribusi normal.

Sehingga data pretest dan posttest kelas kontrol berdistribusi normal.

Selanjutnya dilakukan uji homogenitas, hasil uji homogenitas pretest kelas

eksperimen dan kelas kontrol dikatakan homogen karena nilai signifikansi pada

based on mean lebih besar dari 0.05. Sedangkan hasil uji homogenitas postest kelas
64

eksperimen dan kontrol juga dikatakan homogen karena nilai signifikansi pada

based on mean lebih besar dari 0.05. Berdasarkan hasil uji normalitas dan uji

homogenitas maka uji hipotesis dapat dilanjutkan menggunakan uji independent

sample t-test.

Hasil uji independent sample t-test menunjukkan nilai pretest pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol diperoleh nilai Sig. (2-tailed) lebih besar dari 0.05,

sehingga tidak ada perbedaan hasil pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol

sebelum penggunaan media video pembelajaran. Sedangkan nilai posttest pada

kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh nilai Sig. (2-tailed) lebih kecil dari

0.05 berarti Ho ditolak dan Ha diterima, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat

pengaruh yang signifikan antara penggunaan media video pembelajaran terhadap

kemampuan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV SDN 3

Balangnipa Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai. Hal ini sejalan dengan

penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Mauliddina et al. (2021) dengan hasil

penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media video pembelajaran efektif

dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa terdapat pengaruh media video pembelajaran terhadap kemampuan berpikir

kritis siswa.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan

beberapa hal, antara lain:

1. Gambaran pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan media

video pembelajaran pada mata pelajaran IPA di kelas IV SDN 3 Balangnipa

Kecamataan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai secara umum terlaksana dengan

baik, hal ini terlihat persentase setiap pertemuan. Pertemuan pertama dengan

kategori baik namun masih terdapat beberapa tahapan yang belum terpenuhi

secara maksimal yaitu pada tahap persiapan, pelaksanaan dan tindaklanjut.

Pertemuan kedua dengan kategori sangat baik tetapi terdapat beberapa tahap

belum maksimal yaitu pada tahap pelaksanaan dan tindaklanjut. Kemudian

pada pertemuan ketiga proses pembelajaran yang dilaksanakan dengan

kategori sangat baik. Data tersebut menunjukkan keterlaksanaan langkah-

langkah penggunaan media video pembelajaran terlaksana dengan sangat baik

dibandingkan dengan pertemuan pertama.

2. Kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas IV SDN 3 Balangnipa Kecamatan

Sinjai Utara Kabupaten Sinjai setelah menggunakan media video pembelajaran

menunjukkan adanya peningkatan. Hal ini dibuktikan oleh nilai rata-rata

posttest yang lebih tinggi dari nilai rata-rata pretest.

65
66

3. Penggunaan media video pembelajaran memberikan pengaruh besar terhadap

kemampuan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV SDN

3 Balangnipa Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai. Hal ini dikarenakan

adanya peningkatan nilai yang diperoleh dan perbedaan signifikan pada nilai

probabilitas antara kelas eksperimen yang menggunakan media video

pembelajaran dengan kelas kontrol yang tidak menggunakan media video

pembelajaran.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan upaya meningkatkan kemampuan berpikir

kritis siswa, maka penulis menyarankan:

1. Guru senantiasa mengembangkan kreativitasnya dengan menggunakan media

video pembelajaran dalam kegiatan proses belajar mengajar dikelas guna

untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.

2. Siswa diharapkan mengikuti proses pembelajaran dengan terlibat aktif

melalui pembelajaran dari guru menggunakan media video pembelajaran dan

mendapatkan pengalaman belajar yang menyenangkan.

3. Peneliti selanjutnya atau pihak lain dapat dijadikan sebagai salah satu

referensi dalam melakukan penelitian serta dapat mengembangkan media

video pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.


67

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Ramli. 2017. “Pembelajaran Dalam Perspektif Kreativitas Guru Dalam


Pemanfaatan Media Pembelajaran.” Lantanida Journal 4 (1): 35.
https://doi.org/10.22373/lj.v4i1.1866.
Adiwijaya, H., E. Suarsini, and B. Lukiati. 2016. “Penerapan Pembelajaran
Reciprocal Teaching Berbantuan Peta Konsep Untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran Biologi.” Jurnal
Pendidikan: Teori, Penelitian, Dan Pengembangan 1 (12): 2379—2387-2387.
Agnafia, D. N. 2019. “Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran
Biologi.” Flores, 6 No. 1.
Asmawati, Eka Yuli. 2015. “Lembar Kerja Siswa (Lks) Menggunakan Model
Guided Inquiry Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Dan
Penguasaan Konsep Siswa.” Jurnal Pendidikan Fisika 3 (1).
https://doi.org/10.24127/jpf.v3i1.13.
Audie, Nurul. 2019. “Peran Media Pembelajaran Meningkatkan Hasil Belajar
Peserta Didik.” Prosiding Seminar Nasional Pendidikan FKIP 2 (1): 586–95.
Azhar Arsyad. 2019. “Media Pembelajaran.” Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
36 (1): 9–34.
Bona, Jufri, Subhan Hayun, Amrin Sibua. 2021. “Jurnal Ilmiah Wahana
Pendidikan.” Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan
Https://Jurnal.Unibrah.Ac.Id/Index.Php/JIWP 7 (1).
https://doi.org/10.5281/zenodo.5767665.
Elsani, Sovia, Akhmad Nugraha, and Yusuf Suryana. 2019. “Pengaruh Penggunaan
Media Video Pembelajaran Siklus Hidup Hewan Terhadap Hasil Belajar
Siswa Pada Siswa Kelas IV SDN Mugarsari.” Metaedukasi 2: 26–32.
Fathurrohman. 2014. Strategi Belajar Mengajar. PT. Refika.
Firmadani, Fifit. 2020. “Media Pembelajaran Berbasis Teknologi Sebagai Inovasi
Pembelajaran Era Revolusi Industri 4.0.” Prosiding Konferensi Pendidikan
Nasional 2 (1): 93–97. http://ejurnal.mercubuana-
yogya.ac.id/index.php/Prosiding_KoPeN/article/view/1084/660.
Hasan, M., Milawati, and Darodiat. 2021. Media Pembelajaran. Tahta Media
Group.
Hidayat, Arif. 2017. “Peningkatan Aktivitas Gerak Lokomotor, Nonlokomotor Dan
Manipulatif Menggunakan Model Permainan Pada Siswa Sekolah Dasar.”
Jurnal Pendidikan Jasmani Dan Olahraga 2 (2): 21.
https://doi.org/10.17509/jpjo.v2i2.8175.
Kusumaningrum, D. E., D. D. Noor, and Imam Gunawan. 2019. Manajemen
68

Peserta Didik. Edited by Y. N. Indah. Depok: Kharisma Putra Utama Offset.


Kuswari, Retno, and Rasiman. 2019. “Keefektifan Model Make a Match Dengan
Media Rorumat Matematika Terhadap Hasil Belajar Siswa.” Mimbar Ilmu 24
(1): 20. https://doi.org/10.23887/mi.v24i1.17406.
Linggarsari, Elkana. 2021. “Meta Analisis Pembelajaran Berbasis Media Video
Pembelajaran Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar” 2
(1): 122–28.
Martin, Michael O, Ina V S Mullis, Pierre Foy, and Gabrielle M Stanco. 2012.
Results in Science.
Maryamah, Maryamah, and Moh Hafid Effendy. 2019. “Penerapan Media Audio
Visual Dalam Pembelajaran Keterampilan Membaca Cepat Pada Siswa Kelas
XI Di MA Al-Falah Tlanakan Pamekasan.” Ghancaran: Jurnal Pendidikan
Bahasa Dan Sastra Indonesia 1 (1): 1–9.
https://doi.org/10.19105/ghancaran.v1i1.2990.
Mauliddina, Hilda, Raimond Efendi, and S. Y. Friska. 2021. “Pengaruh Media
Video Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Dalam Muatan
Pembelajaran IPS Pada Kelas V SDN 213/VIII Betung Bedarah Barat” 1
(Journal of School Science Research).
Mauliddina, Hilda, Raimond Efendi, and Sonia Yulia Friska. 2021. “Pengaruh
Media Video Pembelajaran Terhadaps Hasils Belajars Pesertas Didiks Muatan
Pembelajaran IPS Pada Kelas V SDN 213/VIII Betung Bedarah Barat.”
Innovative: Journal of Social Science Research 166: 166–72.
Mudlofir, Ali, and E. F. Rusydiyah. 2016. Desain Pembelajaran Inovatif. 1st ed.
Jakarta: Kharisma Putra Utama Offset.
Nurlaela, Lela. 2017. “Pengaruh Media Pembelajaran Dan Motivasi Belajar
Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa.” Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru
Sekolah Dasar 1 (2): 180–87.
http://trilogi.ac.id/journal/ks/index.php/JIPGSD/article/view/108/93.
Nuryanti, Lilis, Siti Zubaidah, and Markus Diantoro. 2018. “Analisis Kemampuan
Berpikir Kritis Siswa Kelas Ix.” Prosiding Konferensi Nasional Penelitian
Matematika Dan Pembelajarannya, no. 2006: 179–86.
Pagarra, Hamzah, and N. A. Idrus. 2018. “Pengaruh Penggunaan Video
Pembelajaran IPA Terhadap Minat Belajar Siswa Kelas III SD Inpres Lanraki
2 Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar” 8: 30.
Purwanto. 2013. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarja: Pustaka Belajar.
Puspadewi, A A I, I Made Putra, and I Made Suara. 2014. “Pendekatan
Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division Pada
Mata Pelajaran Pkn Siswa Kelas V Sd N 2 Blahbatuh Jurusan Pendidikan Guru
Sekolah Dasar , FIP Universitas Pendidikan Ganesha” 2 (1).
69

Rezy, Fini, and Enabela Novilanti. 2021. “Alternatif Pembelajaran Geometri


Berbantuan Software Geogebra di Masa Pandemi Covid-19 Jurnal Mencapai
Gelar Sarja Pendidikan Fini Rezy Enabela Novilanti Program Studi
Pendidikan Matematika Universitas Islam Riau Alternatif Pembelajaran
Geometri Berbantua.”
Setyaningsih, E. 2017. “Penerapan PBL Untuk Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Kritis Hasil Belajar Siswa XII MIPA 3 SMA Negeri 5 Surakarta
Semester 1 Tahun Pelajaran 2017/2018.” Jurnal Pendidikan Empirisme 6.
Shanti, Widha Nur, and Agus Maman Abadi. 2015. “Keefektifan Pendekatan
Problem Solving Dan Problem Posing Dengan Setting Kooperatif Dalam
Pembelajaran Matematika.” Jurnal Riset Pendidikan Matematika 2 (1): 121.
https://doi.org/10.21831/jrpm.v2i1.7155.
Sihotang, Kasdin. 2017. “Berpikir Kritis: Sebuah Tantangan Dalam Generasi
Digital.” Respons 22 (02): 227–47.
Silpia Susanti dan Siti Ruqoyyah. 2021. “Kemampuan Pemahaman Konsep Ilmu
Pengetahuan Alam Siswa Sd Kelas v Kota Bandung Melalui Model
Pembelajaran Mind Mapping Pada Materi Siklus Air.” Journal of Elementary
Education 04 (05): 821–28.
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
Dan R & D). Bandung: Alfabeta.
Susanto, A. 2016. Teori Belajar Dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar. PT.
Prenadamedia Group.
Syaparuddin, Syaparuddin, and Elihami Elihami. 2020. “Peningkatan Motivasi
Belajar Siswa melalui Video Rendahnya Motivasi Belajar Siswa Kelas Paket
C.” Jurnal Edukasi Nonformal 1 (1): 187–200.
file:///C:/Users/ACER/AppData/Local/Temp/318-Article Text-621-1-10-
20200124-2.pdf.
Tiara Dewi, Muhammad Amir Masruhim, Riski Sulistiarini. 2021. Media
Pembelajaran Untuk Generasi Milenial. Laboratorium Penelitian Dan
Pengembangan Farmaka Tropis Fakultas Farmasi Universitas
Mualawarman, Samarinda, Kalimantan Timur.
Wahyuliani, Yuli, Udin Supriadi, and Saepul Anwar. 2016. “Efektivitas
Penggunaan Media Pembelajaran Flip Book Terhadap Peningkatan Hasil
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pai Dan Budi Pekerti Di Sma Negeri 4
Bandung.” Tarbawy : Indonesian Journal of Islamic Education 3 (1): 22.
https://doi.org/10.17509/t.v3i1.3457.
Wihartanti, Liana Vivin, Ramadhan Prasetya Wibawa, Rohana Intan Astuti, and
Bayu Aji Pangestu. 2019. “Penggunaan Aplikasi Quizizz Berbasis Smartphone
Dalam Membangun Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa,” no. Reorientasi
Profesional Pendidik dalam Menghadapi Tantangan Revolusi Industri.
70

Wulandari, Amalia Rizki, Masturi Masturi, and Fina Fakhriyah. 2021. “Pengaruh
Media Pembelajaran Berbasis Youtube Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Di
Sekolah Dasar.” Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan 3 (6): 3779–85.
https://edukatif.org/index.php/edukatif/article/view/1251.
Yaumi, Muhammad. 2021. Media Dan Teknologi Pembelajaran. Edited by S. T.
Sangkala. Jakarta: Kencana.
Yuanta, Friendha. 2020. “Pengembangan Media Video Pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial Pada Siswa Sekolah Dasar.” Trapsila: Jurnal Pendidikan
Dasar 1 (02): 91. https://doi.org/10.30742/tpd.v1i02.816.
Yudianto, Arif. 2017. “Penerapan Video Sebagai Media Pembelajaran.” Seminar
Nasional Pendidikan 2017, 234–37.
Yulia, Desma, and Muhammad Arifin. 2016. “Pengaruh Penggunaan Media Film
Animasidalam Pembelajaran Ips Terpadu Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas
Viiidi Smp Kartini 1 Batam Tahun Pelajaran 2013/2014.” Historia: Jurnal
Program Studi Pendidikan Sejarah 1 (1): 31–45.
https://doi.org/10.33373/his.v1i1.400.
Yusmiono, Boby Agus. 2018. “Media Pembelajaran Visual Terhadap Hasil Belajar
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi Di Universitas PGRI
Palembang.” Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan 5 (1): 1–8.
71

LAMPIRAN A
PERSURATAN
72

Lampiran A.1 Surat Keterangan Validasi


73

Lampiran A.2 Surat Permohonan Izin Penelitian dari Fakultas


74

Surat A.3 Surat Izin Penelitian Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan


75

Surat A.4 Surat Izin Meneliti Pemerintah Kabupaten Sinjai


76

A.5 Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian


77

LAMPIRAN B
PERANGKAT DAN INSTRUMEN PENELITIAN
78

Lampiran B.1 RPP Kelas Eksperiman

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(Pertemuan 1)
Satuan Pendidikan : SDN 3 Balangnipa
Kelas / Semester : IV (Empat) / 2
Tema 6 : Cita-Citaku
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

A. KOMPETENSI INTI (KI)


KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang
dianutnya.
KI 2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun,
peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga,
teman, guru dan tetangga.
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati
(mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa
ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di
sekolah.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas,
sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan
yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
Kompetensi Dasar Indikator
3.2. Membandingkan siklus hidup 3. 2. 1. Menjelaskan pengertian
beberapa jenis makhluk hidup siklus hidup hewan.
serta mengaitkan dengan 3. 2. 2. Menjelaskan pengertian
upaya pelestariannya. siklus hidup hewan tanpa
metamorfosis dan siklus
hidup hewan
metamorfosis.
79

3. 2. 3. Membandingkan siklus
hidup hewan tanpa
metamorfosis dan siklus
hidup hewan metamorfosis
4.2. Membuat skema siklus hidup 4. 2. 1. Membuat skema dan
beberapa jenis makhluk hidup menyimpulkan siklus
yang ada di lingkungan hidup hewan tanpa
sekitarnya, dan slogan upaya metamorfosis dan siklus
pelestariannya. hidup hewan
metamorfosis.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Dengan mengamati video, siswa mampu menjelaskan pengertian siklus
hidup hewan dengan benar.
2. Dengan mengamati video, siswa mampu menjelaskan pengertian daur
hidul hewan tanpa metamorfosis dan daur hidup hewan metamorfosis
dengan tepat.
3. Dengan mengamati video, siswa mampu membandingkan siklus hidup
hewan tanpa metamorfosis dan siklus hewan metamorfosis dengan tepat.
4. Dengan mengamati video, siswa mampu membuat skema dan
menyimpulkan siklus hidup hewan tanpa metamorfosis dan siklus hidup
hewan metamorfosis dengan benar.
D. MATERI PEMBELAJARAN
Siklus hidup hewan
E. METODE PEMBELAJARAN
1. Pendekatan : Saintifik
2. Metode : Tanya jawab, ceramah dan penugasan
F. MEDIA/ALAT, BAHAN DAN SUMBER BELAJAR
Media : Video pembelajaran
Bahan : Laptop, colokan dan proyektor
Sumber : 1. Buku Guru Tema 6 Selalu Berhemat Energi Kelas 4
(Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Rev.
2017, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan)
2. Buku Siswa Tema 6 Selalu Berhemat Energi Kelas 4
(Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Rev.
2017, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan)
80

G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu
Pendahuluan 1. Guru memberikan salam dan 10 Menit
mengajak semua siswa berdoa
menurut agama dan kepercayaan
masing-masing. (Religius dan
Integritas)
2. Guru mengecek kesiapan diri dengan
mengisi lembar kehadiran dan
memeriksa kerapian, posisi tempat
duduk harus berjarak dan tetap
mematuhi protokol kesehatan.
3. Guru menginformasikan tema yang
akan dibelajarkan yaitu tentang (Aku
dan cita-citaku).
4. Guru menyampaikan tujuan yang
akan dicapai pada pembelajaran.
5. Guru menjelaskan kegiatan yang
akan dilakukan dan kegiatan belajar
Kegiatan 1. Guru mempersiapkan video
Inti pembelajaran.
2. Siswa mendengarkan petunjuk yang
dijelaskan guru.
3. Guru menampilkan video
pembelajaran mengenai siklus
makhluk hidup
4. Siswa mengamati video
pembelajaran yang ditampilkan guru
(mengamati).
5. Guru memberikan pertanyaan untuk
membantu membimbing siswa.
a. Apakah kalian memiliki
peliharaan?
b. Apakah hewan peliharaanmu
mempunyai anak?
c. Bagaimana tahapan-tahapan
pertumbuhan hewan yang kamu
ketahui? (Critical Thinking and
Problem and Problem Solving)
6. Siswa mendengarkan materi yang
dijelaskan guru sesuai dengan tujuan
yang akan dicapai.
7. Siswa mengamati video siklus hidup
hewan yang ditampilkan oleh guru
8. Siswa diberi kesempatan untuk
menanyakan materi yang
81

ditampilkan dalam video


pembelajaran (menanya).
9. Siswa diminta mengerjakan LKPD
secara individu (mencoba).
10. Siswa membacakan hasil karyanya
di depan kelas
(mengkomunikasikan).
11. Siswa menarik kesimpulan materi
didampingi oleh guru
(mengasosiasikan).
Penutup 1. Guru menyampaikan pesan moral
yang berkaitan dengan materi
pembelajaran hari ini.
2. Guru mengajak semua siswa berdoa
menurut agama dan keyakinan
masing-masing (untuk mengakhiri
kegiatan pembelajaran). (Religius)

H. PENILAIAN PROSES
1. Teknik : Tes
2. Bentuk : Tes uraian
3. Instrumen : Terlampir

Mengetahui, Sinjai, 10 Mei 2022


Wali Kelas Mahasiswa

Hj. SULAIHA, S.Pd. ISTIQAMA


NIP. 196903041994012001
82

Lampiran B. 2 RPP Kelas Kontrol

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(Pertemuan 1)
Satuan Pendidikan : SDN 3 Balangnipa
Kelas / Semester : IV (Empat) / 2
Tema 6 : Cita-Citaku
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

A. KOMPETENSI INTI (KI)


KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang
dianutnya.
KI 2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun,
peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga,
teman, guru dan tetangga.
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati
(mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa
ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di
sekolah.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas,
sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan
yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
Kompetensi Dasar Indikator
3.2. Membandingkan siklus hidup 3. 2. 1. Menjelaskan pengertian
beberapa jenis makhluk hidup siklus hidup hewan.
serta mengaitkan dengan 3. 2. 2. Menjelaskan pengertian
upaya pelestariannya. siklus hidup hewan tanpa
metamorfosis dan siklus
hidup hewan
metamorfosis.
83

3. 2. 3. Membandingkan siklus
hidup hewan tanpa
metamorfosis dan siklus
hidup hewan
metamorfosis.
4.2. Membuat skema siklus hidup 4. 2. 1. Membuat skema dan
beberapa jenis makhluk hidup menyimpulkan siklus
yang ada di lingkungan hidup hewan tanpa
sekitarnya, dan slogan upaya metamorfosis dan siklus
pelestariannya. hidup hewan
metamorfosis.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Dengan mengamati gambar, siswa mampu menjelaskan pengertian
siklus hidup hewan dengan benar.
2. Dengan mengamati gambar, siswa mampu Menjelaskan pengertian
siklus hidup hewan tanpa metamorfosis dan siklus hidup hewan
metamorfosis dengan tepat.
3. Dengan mengamati gambar, siswa mampu membandingkan siklus
hidup hewan tanpa metamorfosis dan siklus hidup hewan
metamorfosis dengan tepat.
4. Dengan mengamati gambar, siswa mampu membuat skema dan
menyimpulkan siklus hidup hewan tanpa metamorfosis dan siklus
hidup hewan metamorfosis dengan benar.
D. MATERI PEMBELAJARAN
Siklus hidup hewan
E. METODE PEMBELAJARAN
1. Pendekatan : Saintifik
2. Metode : Tanya jawab, ceramah dan penugasan
F. MEDIA/ALAT, BAHAN DAN SUMBER BELAJAR
Media :-
Bahan :-
Sumber : 1. Buku Guru Tema 6 Selalu Berhemat Energi Kelas 4
(Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Rev.
2017, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan)
2. Buku Siswa Tema 6 Selalu Berhemat Energi Kelas 4
(Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Rev.
2017, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan)
84

G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu
Pendahuluan 1. Guru memberikan salam dan 10 Menit
mengajak semua siswa berdoa
menurut agama dan kepercayaan
masing-masing. (Religius dan
Integritas)
2. Guru mengecek kesiapan diri dengan
mengisi lembar kehadiran dan
memeriksa kerapian, posisi tempat
duduk harus berjarak dan tetap
mematuhi protokol kesehatan.
3. Guru menginformasikan tema yang
akan dibelajarkan yaitu tentang (Aku
dan cita-citaku).
4. Guru menyampaikan tujuan yang
akan dicapai pada pembelajaran.
5. Guru menjelaskan kegiatan yang
akan dilakukan dan kegiatan belajar
Kegiatan 1. Guru mempersiapkan buku paket
Inti yang akan digunakan.
2. Siswa mendengarkan petunjuk yang
dijelaskan guru.
3. Siswa mengamati gambar yang
diperlihatkan oleh guru
(mengamati).
4. Guru memberikan pertanyaan untuk
membantu membimbing siswa.
a. Apakah kalian memiliki hewan
peliharaan?
b. Apakah hewan peliharaanmu
mempunyai anak?
c. Bagaimana tahapan-tahapan
pertumbuhan hewan yang kamu
ketahui? (Critical Thinking and
Problem Solving)
5. Siswa mendengarkan materi yang
dijelaskan guru sesuai dengan tujuan
yang akan dicapai.
6. Siswa diberi kesempatan untuk
menanyakan materi yang
diperlihatkan oleh guru dalam buku
paket (menanya).
7. Siswa mendengarkan penjelasan
guru berkaitan dengan siklus hidup
85

hewan tanpa metamorfosis dan


siklus hidup hewan metamorfosis.
8. Siswa diminta mengerjakan LKPD
secara individu (mencoba).
9. Siswa membacakan hasil karyanya
di depan kelas
(mengkomunikasikan).
10. Siswa menarik kesimpulan materi
didampingi oleh guru
(mengasosiasikan).
Penutup 1. Guru menyampaikan pesan moral
yang berkaitan dengan materi
pembelajaran hari ini.
2. Guru mengajak semua siswa berdoa
menurut agama dan keyakinan
masing-masing (untuk mengakhiri
kegiatan pembelajaran). (Religius)
H. PENILAIAN PROSES
1. Teknik : Tes dan Non Tes
2. Bentuk : Tes
3. Instrumen : Terlampir

Mengetahui, Sinjai, 10 Mei 2022


Wali Kelas Mahasiswa

ARMAWALI, S.Pd. ISTIQAMA


NIP. 196903041994012001
86

Lampiran B.3 Lembar Observasi Penggunaan Media

Lembar Observasi Penggunaan Media Video Pembelajaran Kelas IV


Satuan Pendidikan : SDN 3 Balangnipa
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/ Semester : IV (Empat) / 2
Hari/ Tanggal :
Petunjuk:
1. Instrumen ini digunakan selama proses pembelajaran menggunakan media
video pembelajaran untuk memberi skor dalam pembelajaran.
2. Berilah tanda centang (√) pada kolom yang sesuai
Skor 5 : Jika lima indikator terlaksana
Skor 4 : Jika empat indikator terlaksana
Skor 3 : Jika tiga indikator terlaksana
Skor 2 : Jika dua indikator terlaksana
Skor 1 : Jika satu indikator terlaksana
No. Tahapan Aspek yang dinilai Skor Perolehan
5 4 3 2 1
1. Tahap Guru menganalisis kurikulum
Persiapan terlebih dahulu
Guru membuat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
yang akan diajarkan
Guru menyesuaikan materi yang
akan diajarkan
Guru mencari media video
pembelajaran yang akan diajarkan di
youtube
Guru menyiapkan dan mengatur
peralatan media yang akan
digunakan
87

2. Tahap Guru memastikan media video siap


Pelaksanaan digunakan
Guru memastikan peralatan siap
digunakan
Guru menjelaskan tujuan yang akan
dicapai
Guru menjelaskan materi pelajaran
kepada siswa selama proses
pembelajaran berlangsung
Guru menghindari kejadian-
kejadian yang dapat mengganggu
konsentrasi siswa
3. Tahap Guru memantapkan pemahaman
Tindaklanjut siswa tentang materi yang telah di
sampaikan menggunakan media
video
Guru mengarahkan siswa untuk
memberikan evaluasi
Guru mengevaluasi siswa dengan
memberikan soal yang berbeda
dengan contoh yang diberikan
sebelumnya
Guru memberikan batasan waktu
Guru dan siswa mendiskusikan hasil
kemampuan berpikir kritis siswa
Jumlah Skor
Presentase
Kategori
88

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ


𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = 𝑥 100
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚

Adapun kriteria penilaiannya adalah sebagai berikut:


<20% = Sangat Kurang Baik
21% - 40% = Kurang Baik
41% - 60% = Cukup Baik
61% - 80% = Baik
81% - 100% = Sangat Baik

Sinjai, 2022
Wali Kelas

Hj. SULAIHA, S.Pd.


NIP. 196903041994012001
89

Lampiran B.4 Kisi-kisi Instrumen

KISI-KISI INSTRUMEN SOAL


Satuan Pendidikan : SDN 3 Balangnipa
Kelas / Semester : IV (Empat) / 2
Kompetensi Dasar:
3.2. Membandingkan siklus hidup beberapa jenis makhluk hidup serta
mengaitkan dengan upaya pelestariannya.
4.2. Membuat skema siklus hidup beberapa jenis makhluk hidup yang ada di
lingkungan sekitarnya, dan slogan upaya pelestariannya.
No. Indikator Ranah Bentuk
Soal Kemampuan Indikator Indikator Soal Kognitif soal
Berpikir Kritis
1. Menganalisis Menganalisis Disajikan soal, C4 Essay
masalah siklus hidup siswa mampu
angsa. menganalisis
penyebab angsa
disebut daur
hidup tanpa
metamorfosis
2. Memecahkan Menganalisis Disajikan soal C4 Essay
masalah daur hidup siswa mampu
dua makhluk membedakan
hidup yang daur hidup
berbeda capung dan
dengan tepat. katak

3. Memecahkan Menjelaskan Disajikan soal, C4 Essay


masalah metamorfosis siswa mampu
pada nyamuk menjelaskan
dengan tepat. nyamuk
90

4. Memecahkan Membedakan Disajikan soal, C4 Essay


masalah gambar siswa mampu
metamorfosis membedakan
nyamuk dan metamorfosis
sapi dengan nyamuk dan
benar. sapi
5. Menyimpulkan Disajikan Disajikan soal, C6 Essay
masalah soal, siswa siswa mampu
mampu menjelaskan
menjelaskan dan
dan menyimpulkan
menyimpulkan metamorfosis
metamorfosis pada nyamuk
nyamuk
91

Lampiran B.5 Soal Pretest Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

TES KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA


MATERI SIKLUS HIDUP HEWAN
(PRETEST)

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar dan tepat!


1. Perhatikan gambar berikut ini!
Daur Hidup Angsa

Pada gambar diatas menunjukkan siklus hidup pada angsa, angsa tidak
mengalami perubahan bentuk sehingga termasuk daur hidup hewan tanpa
metamorfosis. Coba analisis mengapa angsa disebut daur hidup tanpa
metamorfosis ?
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
92

2.

Amatilah gambar di atas. Lalu apa yang membedakan daur hidup capung dan
katak? Dan mengapa terjadi demikian?
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
3. Bacalah teks dibawah ini!
Nyamuk adalah serangga yang sering kita temui. Nyamuk memiliki
tubuh kecil dan berwarna hitam. Hidup di dalam rumah dan sekitar selokan.
Bagaimana metamorfosis pada nyamuk? Mengapa nyamuk mengalami
metamorfosis sempurna?
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
93

4. Perhatikan gambar berikut!

Amatilah gambar di atas, apa yang membedakan metamorfosis nyamuk dan


sapi ?
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
5. Nyamuk termasuk metamorfosis sempurna atau tidak sempurna ? mengapa
dikatakan metamorfosis tersebut?
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
94

KUNCI JAWABAN PRETEST

1. Angsa disebut daur hidup tanpa metamorfosis karena sejak lahir hingga

dewasa tidak mengalami perubahan bentuk tubuh yang sangat berbeda

2. Daur hidup capung mengalami metamorfosis tidak sempurna karena bentuk

tubuh capung saat lahir tidak terlalu berbeda dengan bentuk dewasanya.

Sedangkan daur hidup katak mengalami metamorfosis sempurna bentuk

tubuh katak sejak lahir sangat berbeda dengan bentuk dewasanya

3. Metamorfosis nyamuk : telur, larva, pupa kemudian nyamuk. Nyamuk

mengalami metamorfosis sempurna karena bentuk telur nyamuk sangat

berbeda dengan bentuk dewasanya

4. Nyamuk mengalami metamorfosis sempurna sedangkan sapi tanpa

mengalami metamorfosis

5. Nyamuk termasuk metamorfosis sempurna. Karena bentuk nyamuk saat lahir

sangat berbeda dengan bentuk dewasanya


95

Lampiran B.6 Soal Posttest Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

TES KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA


MATERI SIKLUS HIDUP HEWAN
(POSTTEST)

Nama : ....................................................................................................................
Kelas : .....................................................................................................................

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar dan tepat!


1. Perhatikan gambar berikut ini!
Daur Hidup Ayam

Pada gambar diatas menunjukkan siklus hidup pada ayam, ayam tidak
mengalami perubahan bentuk sehingga termasuk daur hidup hewan tanpa
metamorfosis. Coba analisis mengapa ayam disebut daur hidup tanpa
metamorfosis ?
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
96

2.

Amatilah gambar di atas. Lalu apa yang membedakan daur hidup kecoa dan
nyamuk? Dan mengapa terjadi demikian?
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
3. Bacalah teks dibawah ini!
Hewan yang sering kita jumpai memiliki berbagai jenis warna yang
indah yaitu kupu-kupu. Kupu-kupu memiliki sepasang sayap dengan berbagai
warna yang indah. Sayap ini menjadi organ inti agar kupu-kupu dapat
terbang. Bagaimana metamorfosis kupu-kupu? Mengapa kupu-kupu
mengalami metamorfosis sempurna?
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
97

4. Perhatikan gambar berikut!

Amatilah gambar di atas, apa yang membedakan metamorfosis kupu-kupu


dan kecoa ?
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
5. Kecoa termasuk metamorfosis sempurna atau tidak sempurna ? mengapa
dikatakan metamorfosis tersebut?
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
98

KUNCI JAWABAN POSTTEST

1. Ayam disebut daur hidup tanpa metamorfosis karena tidak mengalami

perubahan bentuk yang sangat berbeda sejak lahir hingga dewasa.

2. Daur hidup kecoa mengalami metamorfosis tidak sempurna karena bentuk

tubuh saat lahir tidak terlalu berbeda dengan bentuk dewasanya. Sedangkan

nyamuk mengalami metamorfosis sempurna karena bentuk tubuh nyamuk

sejak lahir sangat berbeda dengan bentuk dewasanya.

3. Metamorfosis kupu-kupu : telur, ulat, kepompong, kupu-kupu. Kupu-kupu

mengalami metamorfosis sempurna karena bentuk telur kupu-kupu sangat

berbeda dengan bentuk dewasanya.

4. Kupu-kupu mengalami metamorfosis sempurna sedangkan kecoa mengalami

metamorfosis tidak sempurna.

5. Kecoa termasuk metamorfosis tidak sempurna. Karena bentuk kecoa sejak

lahir tidak terlalu berbeda dengan bentuk dewasanya.


99

Lampiran B.7 Rubrik Penilaian Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

RUBRIK PENILAIAN SOAL PRETEST

Satuan Pendidikan : SDN 3 Balangnipa


Mata Pelajaran : IPA
Kelas / Semester : IV / 2
No Jumlah Skor Deskripsi/Jawaban
Soal Skor
1 3 3 Angsa disebut daur hidup tanpa metamorfosis karena
sejak lahir hingga dewasa tidak mengalami perubahan
bentuk tubuh yang sangat berbeda
2 Angsa disebut daur hidup tanpa metamorfosis karena
sejak lahir hingga dewasa tidak mengalami perubahan
1 Tidak mengalami perubahan bentuk tubuh
2 3 3 Daur hidup capung mengalami metamorfosis tidak
sempurna karena bentuk tubuh capung saat lahir tidak
terlalu berbeda dengan bentuk dewasanya. Sedangkan
daur hidup katak mengalami metamorfosis sempurna
bentuk tubuh katak sejak lahir sangat berbeda dengan
bentuk dewasanya
2 Daur hidup capung mengalami metamorfosis tidak
sempurna sedangkan daur hidup katak mengalami
metamorfosis sempurna
1 Bentuk capung tidak berbeda sedangkan bentuk katak
berbeda
3 3 3 Metamorfosis nyamuk : telur, larva, pupa kemudian
nyamuk. Nyamuk mengalami metamorfosis sempurna
karena bentuk telur nyamuk sangat berbeda dengan
bentuk dewasanya
2 Nyamuk mengalami metamorfosis sempurna karena
bentuk telur nyamuk sangat berbeda dengan bentuk
dewasanya
1 Berbeda dengan bentuk dewasanya
4 3 3 Nyamuk mengalami metamorfosis sempurna
sedangkan sapi tanpa mengalami metamorfosis
2 Nyamuk sempurna sedangkan sapi tanpa mengalami
metamorfosis
100

1 Sempurna dan tidak sempurna


5 3 3 Nyamuk termasuk metamorfosis sempurna. Karena
bentuk nyamuk saat lahir sangat berbeda dengan
bentuk dewasanya
2 Nyamuk termasuk metamorfosis sempurna karena
berbeda
1 Metamorfosis sempurna

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ


𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = 𝑥 100
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖
101

RUBRIK PENILAIAN SOAL POSTTEST

Satuan Pendidikan : SDN 3 Balangnipa


Mata Pelajaran : IPA
Kelas / Semester : IV / 2
No Jumlah Skor Deskripsi/Jawaban
Soal Skor
1 3 3 Ayam disebut daur hidup tanpa metamorfosis karena
sejak lahir hingga dewasa tidak mengalami perubahan
bentuk tubuh yang sangat berbeda
2 Ayam disebut daur hidup tanpa metamorfosis karena
sejak lahir hingga dewasa tidak mengalami perubahan
1 Tidak mengalami perubahan bentuk tubuh
2 3 3 Daur hidup kecoa mengalami metamorfosis tidak
sempurna karena bentuk tubuh kecoa saat lahir tidak
terlalu berbeda dengan bentuk dewasanya. Sedangkan
daur hidup nyamuk mengalami metamorfosis
sempurna bentuk tubuh katak sejak lahir sangat
berbeda dengan bentuk dewasanya
2 Daur hidup kecoa mengalami metamorfosis tidak
sempurna sedangkan daur hidup kecoa mengalami
metamorfosis sempurna
1 Bentuk kecoa tidak berbeda sedangkan bentuk
nyamuk berbeda
3 3 3 Metamorfosis kupu-kupu : telur, ulat, kepompong
kemudian kupu-kupu. Kupu-kupu mengalami
metamorfosis sempurna karena bentuk telur kupu-
kupu sangat berbeda dengan bentuk dewasanya
2 Kupu-kupu mengalami metamorfosis sempurna
karena bentuk telur kupu-kupu sangat berbeda dengan
bentuk dewasanya
1 Berbeda dengan bentuk dewasanya
4 3 3 Kupu-kupu mengalami metamorfosis sempurna
sedangkan kecoa metamorfosis tidak sempurna
2 Kupu-kupu sempurna sedangkan kecoa tidak
sempurna
1 Sempurna dan tidak sempurna
102

5 3 3 Kecoa termasuk metamorfosis tidak sempurna.


Karena bentuk kecoa saat lahir tidak terlalu berbeda
dengan bentuk dewasanya
2 Kecoa termasuk metamorfosis tidak sempurna karena
berbeda
1 Metamorfosis tidak sempurna

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ


𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = 𝑥 100
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖
103

LAMPIRAN C
DATA HASIL PENELITIAN
104

Lampiran C.1 Hasil Observasi Penggunaan Media

Lembar Observasi Penggunaan Media Video Pembelajaran Kelas IV

Satuan Pendidikan : SDN 3 Balangnipa


Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/ Semester : IV (Empat) / 2
Hari/ Tanggal : Selasa, 10 Mei 2022
Pertemuan :I
Petunjuk:
1. Instrumen ini digunakan selama proses pembelajaran menggunakan media
video pembelajaran untuk memberi skor dalam pembelajaran.
2. Berilah tanda centang (√) pada kolom yang sesuai
Skor 5 : Jika lima indikator terlaksana
Skor 4 : Jika empat indikator terlaksana
Skor 3 : Jika tiga indikator terlaksana
Skor 2 : Jika dua indikator terlaksana
Skor 1 : Jika satu indikator terlaksana
No. Tahapan Aspek yang dinilai Skor Perolehan
5 4 3 2 1
1. Tahap Guru menganalisis kurikulum √
Persiapan terlebih dahulu
Guru membuat Rencana √
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
yang akan diajarkan
Guru menyesuaikan materi yang √
akan diajarkan
Guru mencari media video √
pembelajaran yang akan diajarkan di
youtube
Guru menyiapkan dan mengatur √
peralatan media yang akan
digunakan
2. Tahap Guru memastikan media video siap √
Pelaksanaan digunakan
105

Guru memastikan peralatan siap


digunakan
Guru menjelaskan tujuan yang akan √
dicapai
Guru menjelaskan materi pelajaran √
kepada siswa selama proses
pembelajaran berlangsung
Guru menghindari kejadian- √
kejadian yang dapat mengganggu
konsentrasi siswa
3. Tahap Guru memantapkan pemahaman √ √
Tindaklanjut siswa tentang materi yang telah di
sampaikan menggunakan media
video
Guru mengarahkan siswa untuk √
mengerjakan evaluasi
Guru mengevaluasi siswa dengan √
memberikan soal yang berbeda
dengan contoh yang diberikan
sebelumnya
Guru memberikan batasan waktu
Guru dan siswa mendiskusikan hasil
kemampuan berpikir kritis siswa
Jumlah Skor 10
Presentase 66.67%
Kategori Baik

10
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = 𝑥 100
15
= 66.67 %

Adapun kriteria penilaiannya adalah sebagai berikut:


<20% = Sangat Kurang Baik
21% - 40% = Kurang Baik
41% - 60% = Cukup Baik
61% - 80% = Baik
81% - 100% = Sangat Baik
106

Sinjai, 10 Mei 2022


Wali Kelas

Hj. SULAIHA, S.Pd.


NIP. 196903041994012001
107

Lembar Observasi Penggunaan Media Video Pembelajaran Kelas IV

Satuan Pendidikan : SDN 3 Balangnipa


Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/ Semester : IV (Empat) / 2
Hari/ Tanggal : Rabu, 11 Mei 2022
Pertemuan : II
Petunjuk:
1. Instrumen ini digunakan selama proses pembelajaran menggunakan media
video pembelajaran untuk memberi skor dalam pembelajaran.
2. Berilah tanda centang (√) pada kolom yang sesuai
Skor 5 : Jika lima indikator terlaksana
Skor 4 : Jika empat indikator terlaksana
Skor 3 : Jika tiga indikator terlaksana
Skor 2 : Jika dua indikator terlaksana
Skor 1 : Jika satu indikator terlaksana
No. Tahapan Aspek yang dinilai Skor Perolehan
5 4 3 2 1
1. Tahap Guru menganalisis kurikulum √ √
Persiapan terlebih dahulu
Guru membuat Rencana √
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
yang akan diajarkan
Guru menyesuaikan materi yang √
akan diajarkan
Guru mencari media video √
pembelajaran yang akan diajarkan di
youtube
Guru menyiapkan dan mengatur √
peralatan media yang akan
digunakan
2. Tahap Guru memastikan media video siap √ √
Pelaksanaan digunakan
Guru memastikan peralatan siap √
digunakan
108

Guru menjelaskan tujuan yang akan


dicapai
Guru menjelaskan materi pelajaran √
kepada siswa selama proses
pembelajaran berlangsung
Guru menghindari kejadian- √
kejadian yang dapat mengganggu
konsentrasi siswa
3. Tahap Guru memantapkan pemahaman √ √
Tindaklanjut siswa tentang materi yang telah di
sampaikan menggunakan media
video
Guru mengarahkan siswa untuk √
mengerjakan evaluasi
Guru mengevaluasi siswa dengan √
memberikan soal yang berbeda
dengan contoh yang diberikan
sebelumnya
Guru memberikan batasan waktu
Guru dan siswa mendiskusikan hasil
kemampuan berpikir kritis siswa
Jumlah Skor 12
Presentase 80%
Kategori Sangat Baik

12
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = 𝑥 100
15
= 80 %

Adapun kriteria penilaiannya adalah sebagai berikut:


<20% = Sangat Kurang Baik
21% - 40% = Kurang Baik
41% - 60% = Cukup Baik
61% - 80% = Baik
81% - 100% = Sangat Baik
109

Sinjai, 11 Mei 2022


Wali Kelas

Hj. SULAIHA, S.Pd.


NIP. 196903041994012001
110

Lembar Observasi Penggunaan Media Video Pembelajaran Kelas IV

Satuan Pendidikan : SDN 3 Balangnipa


Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/ Semester : IV (Empat) / 2
Hari/ Tanggal : Kamis, 12 Mei 2022
Pertemuan : III
Petunjuk:
1. Instrumen ini digunakan selama proses pembelajaran menggunakan media
video pembelajaran untuk memberi skor dalam pembelajaran.
2. Berilah tanda centang (√) pada kolom yang sesuai
Skor 5 : Jika lima indikator terlaksana
Skor 4 : Jika empat indikator terlaksana
Skor 3 : Jika tiga indikator terlaksana
Skor 2 : Jika dua indikator terlaksana
Skor 1 : Jika satu indikator terlaksana
No. Tahapan Aspek yang dinilai Skor Perolehan
5 4 3 2 1
1. Tahap Guru menganalisis kurikulum √ √
Persiapan terlebih dahulu
Guru membuat Rencana √
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
yang akan diajarkan
Guru menyesuaikan materi yang √
akan diajarkan
Guru mencari media video √
pembelajaran yang akan diajarkan di
youtube
Guru menyiapkan dan mengatur √
peralatan media yang akan
digunakan
2. Tahap Guru memastikan media video siap √
Pelaksanaan digunakan
Guru memastikan peralatan siap √
digunakan
111

Guru menjelaskan tujuan yang akan √ √


dicapai
Guru menjelaskan materi pelajaran √
kepada siswa selama proses
pembelajaran berlangsung
Guru menghindari kejadian-
kejadian yang dapat mengganggu
konsentrasi siswa
3. Tahap Guru memantapkan pemahaman √ √
Tindaklanjut siswa tentang materi yang telah di
sampaikan menggunakan media
video
Guru mengarahkan siswa untuk √
mengerjakan evaluasi
Guru mengevaluasi siswa dengan √
memberikan soal yang berbeda
dengan contoh yang diberikan
sebelumnya
Guru memberikan batasan waktu √
Guru dan siswa mendiskusikan hasil √
kemampuan berpikir kritis siswa
Jumlah Skor 14
Presentase 93.33%
Kategori Sangat Baik

14
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = 𝑥 100
15
= 93.33 %

Adapun kriteria penilaiannya adalah sebagai berikut:


<20% = Sangat Kurang Baik
21% - 40% = Kurang Baik
41% - 60% = Cukup Baik
61% - 80% = Baik
81% - 100% = Sangat Baik
112

Sinjai, 12 Mei 2022


Wali Kelas

Hj. SULAIHA, S.Pd.


NIP. 196903041994012001
113

Lampiran C.2 Daftar Hadir Kelas Eksperimen


DAFTAR HADIR SISWA KELAS IV A
TAHUN AJARAN 2021/2022
TANGGAL
NO. NAMA SISWA
9 10 11 12 13
1 A. NURAINIA AWALIAH √ √ √ √ √
2 AFIFAH KHUMAIRAH AFDAL √ √ √ √ √
3 AFIQAH FAUZIAH NUR √ √ √ √ √
4 AINUN QALBI SHAHIHA √ √ √ √ √
5 ALTHAFUNISA √ √ √ √ √
6 ALYZZAH AZZAHRAH LUKMAN √ √ √ √ √
7 A. FATHAN KHAIRY HUSDIKA √ √ √ √ √
8 AYUNINGTYAS KINTARSIH √ √ √ √ √
9 DEBY KANISA AMANIA √ √ √ √ √
10 DIANDRA MUTIARA MIRSAN √ √ √ √ √
11 FAIZ PRATAMA HAMIZAN √ √ √ √ √
12 KAYLA SALSABILA √ √ √ √ √
13 M. ANUGRAH BAHRUN √ √ √ √ √
14 MIKAIL FATAHILLAH √ √ √ √ √
15 MOAMMAR HIDAYATULLAH √ √ √ √ √
16 MUH. ATHAR YUDHISTIRAH √ √ √ √ √
17 MUH. FAIRUZ FADHAN √ √ √ √ √
18 NAAILAH ALYSIA PUTRI √ √ √ √ √
19 NAUFAL ALEXI PRATAMA √ √ √ √ √
20 PUTRI ANUGRAH √ √ √ √ √
21 QEZA ANNISA √ √ √ √ √
22 RAFA ANUGRAH PUTRA √ √ √ √ √
23 RG. JUSUF RAHMAN √ √ √ √ √
24 TAUFIQURRAHMAN √ √ √ √ √
25 ZAHIRAH HERMAN √ √ √ √ √
114

Lampiran C.3 Daftar Hadir Kelas Kontrol


DAFTAR HADIR SISWA KELAS IV B
TAHUN AJARAN 2021/2022
TANGGAL
NO. NAMA SISWA
9 10 11 12 13
1 A. AZIZAH RAMADHANI FARID √ √ √ √ √
2 A. MUH. AL NIZAM RAMADHAN √ √ √ √ √
3 A. REZKY ANDIKA √ √ √ √ √
4 AHSAN SIDDIQ √ √ √ √ √
5 ALYA AZIZAH KAHAR √ √ √ √ √
6 AMELIA FARHAENI √ √ √ √ √
7 ANDI GHUFRON MUKHTI IWAN √ √ √ √ √
8 ANDI MUH. ADIL ASA HIDAYAH √ √ √ √ √
9 ANDI PUTRI ALYA NEDIVA √ √ √ √ √
10 ANDI ST. AISYAH BESSEWALI √ √ √ √ √
11 APRILYA NURAZIZAH √ √ √ √ √
12 ASHELA RATU KAESA √ √ √ √ √
13 AZRAF MAULANA √ √ √ √ √
14 BILFAQIH REYALTEZA √ √ √ √ √
15 FILDZAH GANIYAH ANHAR √ √ √ √ √
16 GAYLA QALISYA DARLAN √ √ √ √ √
17 MAQHVIRA ZAFARANI KHAER √ √ √ √ √
18 MUH. RAKHA AL ALZAM √ √ √ √ √
19 MUH. RIZKI AL FAHRIZI √ √ √ √ √
20 NADIATUL AZIZA √ √ √ √ √
21 NESHA SHAKAYLA KAHVA √ √ √ √ √
22 RASYA ATHAYA LUKMAN √ √ √ √ √
23 RIFFAT AFFANDI √ √ √ √ √
24 A. MUH SYAFIQ ABRAR √ √ √ √ √
115

Lampiran C.4 Rekapitulasi Nilai Kelas Eksperimen


KELAS EKSPERIMEN IV A
NO. NAMA PRETEST KATEGORI POSTTEST KATEGORI
1 NA 53 Sedang 100 Sangat tinggi
2 AK 47 Sedang 100 Sangat tinggi
3 AF 47 Sedang 87 Sangat tinggi
4 AQ 47 Sedang 67 Tinggi
5 AL 40 Rendah 73 Tinggi
6 AA 53 Sedang 73 Tinggi
7 FK 60 Sedang 80 Tinggi
8 AY 53 Sedang 87 Sangat tinggi
9 DK 40 Rendah 80 Tinggi
10 DM 33 Rendah 87 Sangat tinggi
11 FP 47 Sedang 73 Tinggi
12 KS 60 Sedang 60 Sedang
13 MAB 53 Sedang 93 Sangat tinggi
14 MF 40 Rendah 67 Tinggi
15 MH 47 Sedang 60 Sedang
16 MAY 47 Sedang 100 Sangat tinggi
17 MF 53 Sedang 80 Tinggi
18 NAP 40 Rendah 87 Sangat tinggi
19 NAL 47 Sedang 93 Sangat tinggi
20 PA 33 Rendah 73 Tinggi
21 QA 60 Sedang 80 Tinggi
22 RA 40 Rendah 87 Sangat tinggi
23 RG 33 Rendah 93 Sangat tinggi
24 T 47 Sedang 87 Sangat tinggi
25 ZH 47 Sedang 67 Tinggi
116

Lampiran C.5 Rekapitulasi Nilai Kelas Kontrol


KELAS KONTROL IV B
NO NAMA PRETEST KATEGORI POSTTEST KATEGORI
1 AR 47 Sedang 60 Sedang
2 MAN 40 Rendah 67 Tinggi
3 RA 40 Rendah 73 Tinggi
4 AS 47 Sedang 73 Tinggi
5 AAK 60 Sedang 80 Tinggi
6 AF 53 Sedang 87 Sangat tinggi
7 AGM 47 Sedang 80 Tinggi
8 AMA 47 Sedang 73 Tinggi
9 AP 53 Sedang 93 Sangat tinggi
10 SA 40 Rendah 100 Sangat tinggi
11 AN 33 Rendah 60 Sedang
12 AR 33 Rendah 67 Tinggi
13 AM 60 Sedang 47 Sedang
14 BR 53 Sedang 53 Sedang
15 FG 47 Sedang 60 Sedang
16 GQ 40 Rendah 53 Sedang
17 MZ 47 Sedang 60 Sedang
18 MR 53 Sedang 60 Sedang
19 MRA 53 Sedang 60 Sedang
20 NA 33 Rendah 67 Tinggi
21 NS 40 Rendah 73 Tinggi
22 RAL 47 Sedang 80 Tinggi
23 RA 47 Sedang 73 Tinggi
24 MS 40 Rendah 93 Sangat tinggi
117

Lampiran C.6 Sampel Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen


Pretest Nilai Terendah
118
119
120

Pretest Nilai Tertinggi


121
122
123

Posttest Nilai Terendah


124
125
126

Posttest Nilai Tertinggi


127
128
129

Lampiran C.7 Sampel Pretest dan Posttest Kelas Kontrol


Pretest Nilai Terendah
130
131
132

Pretest Nilai Tertinggi


133
134
135

Posttest Nilai Terendah


136
137
138

osttest Nilai Tertinggi


139
140
141

LAMPIRAN D
HASIL ANALISIS STATISTIK
142

Lampiran D.1 Hasil Analisis Data Deskriptif


1. Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Descriptive Statistics
N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Pretest Eksperimen 25 27 33 60 46.68 7.952
Pretest Kontrol 24 27 33 60 45.83 7.710
Valid N (listwise) 24

2. Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Descriptive Statistics
N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Posttest Eksperimen 25 40 60 100 81.36 12.003
Posttest Kontrol 24 53 47 100 70.50 13.705
Valid N (listwise) 24
143

Lampiran D.2 Hasil Analisis Data Inferensial


1. Uji Normalitas
Tests of Normality
Kelas Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
Pretest
.196 25 .014 .922 25 .056
Eksperimen

Hasil Kemampuan Posttest


.161 25 .095 .946 25 .205
Berpikir Kritis Siswa Eksperimen
Pretest Kontrol .185 24 .033 .926 24 .080
Posttest Kontrol .153 24 .150 .955 24 .341
a. Lilliefors Significance Correction

2. Uji Homogenitas
a. Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Test of Homogeneity of Variance
Levene Statistic df1 df2 Sig.
Based on Mean .015 1 47 .903
Based on Median .000 1 47 .996
Hasil Kemampuan Berpikir
Based on Median and with
Kritis Siswa .000 1 46.901 .996
adjusted df
Based on trimmed mean .020 1 47 .888

b. Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol


Test of Homogeneity of Variance
Levene Statistic df1 df2 Sig.
Based on Mean .254 1 47 .617
Based on Median .272 1 47 .604
Hasil Kemampuan Berpikir
Based on Median and with
Kritis Siswa .272 1 45.608 .604
adjusted df
Based on trimmed mean .251 1 47 .619
144

3. Uji Hipotesis Data


a. Independent Sampel T-Test Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Independent Samples Test

Levene's Test for t-test for Equality of Means


Equality of
Variances
F Sig. t df Sig. Mean Std. 95% Confidence
(2- Differe Error Interval of the
tailed) nce Differe Difference
nce Lower Upper

Equal
Hasil variances .015 .903 .378 47 .707 .847 2.239 -3.657 5.351
Kemampuan assumed
Berpikir Equal
46.9
Kritis Siswa variances not .378 .707 .847 2.237 -3.654 5.348
94
assumed

b. Independent Sampel T-Test Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas


Kontrol
Independent Samples Test
Levene's Test for t-test for Equality of Means
Equality of
Variances
F Sig. t df Sig. Mean Std. 95% Confidence
(2- Differe Error Interval of the
tailed) nce Differe Difference
nce Lower Upper

Equal
2.95
Hasil variances .254 .617 47 .005 10.860 3.676 3.464 18.256
4
Kemampuan assumed
Berpikir Equal
2.94 45.6
Kritis Siswa variances not .005 10.860 3.686 3.438 18.282
6 32
assumed
145

LAMPIRAN E
DOKUMENTASI
146

Kelas Eksperimen

Gambar 1. Pemberian Pretest

Gambar 2. Pelaksanaan Pembelajaran dengan Media Video Pembelajaran


(Pertemuan 1)
147

Gambar 3. Pelaksanaan Pembelajaran dengan Media Video Pembelajaran


(Pertemuan 2)

Gambar 4. Pelaksanaan Pembelajaran dengan Media Video Pembelajaran


(Pertemuan 3)
148

Gambar 5. Pemberian Posttest


149

Kelas Kontrol

Gambar 1. Pemberian Prestest

Gambar 2. Pelaksanaan Pembelajaran Tanpa Media Pembelajaran


(Pertemuan 1)
150

Gambar 3. Pelaksanaan Pembelajaran Tanpa Media Pembelajaran


(Pertemuan 2)

Gambar 4. Pelaksanaan Pembelajaran Tanpa Media Pembelajaran


(Pertemuan 3)
151

Gambar 5. Pemberian Posttest


152

LAMPIRAN F
RIWAYAT HIDUP
153

RIWAYAT HIDUP

Istiqama, Lahir di Sinjai pada tanggal 05 April 2000. Agama


Islam dan belum menikah. Penulis merupakan anak kedua dari
tiga bersaudara dari pasangan Kariyawan Said dan Irmawati.
Penulis memulai jenjang Pendidikan di Sekolah Dasar pada
tahun 2006 di SDN 122 Mangngottong dan lulus pada tahun
2012. Pada tahun yangsama penulis melanjutkan pendidikan ke
jenjang Sekolah Menengah Pertama di SMPN 2 Sinjai dan lulus pada tahun 2015.
Pada tahun yang sama pula, penulis melanjutkan sekolah ke jenjang Sekolah
Menengah Atas di SMAN 5 Sinjai dan lulus pada tahun 2018. Dengan izin Allah
SWT, pada tahun 2018 penulis terdaftar sebagai mahasiswa di Universitas Negeri
Makassar Fakultas Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Strata Satu (S1) bertempat di UPP PGSD Makassar melalui jalur SNMPTN.

Anda mungkin juga menyukai