ISTIQAMA
ISTIQAMA
1847040002
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil
karya saya sendiri dan semua sumber baik yang dikutip maupun yang dirujuk telah
saya nyatakan dengan benar. Bila dikemudian hari ternyata pernyataan saya terbukti
tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi yang telah ditetapkan oleh
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Makassar.
Nama : Istiqama
NIM : 1847040002
Tanggal : 14 Juni 2022
i
MOTO
ii
ABSTRAK
iii
ABSTRACT
ISTIQAMA, 2022. The Influence of the Use of Learning Video Media on Students'
Critical Thinking Ability in Science Subject Class IV SDN 3 Balangnipa, North
Sinjai District, Sinjai Regency. Thesis. Primary School Teacher Education
Department. Faculty of Science Education. Makassar Public University.
(Supervised by Rahmawati Patta and Abdul Rahman).
This research is an experimental study that aims to determine whether or not there
is an effect of the use of learning video media on students' critical thinking skills in
the fourth grade science subject at SDN 3 Balangnipa. The aims of this study were
(1) to describe the use of instructional video media in science subjects for fourth
grade students at SDN 3 Balangnipa, North Sinjai District, Sinjai Regency, (2) to
describe students' critical thinking skills in science subjects for fourth grade
students at SDN 3 Balangnipa. North Sinjai District, Sinjai Regency, (3) To
determine the significant effect of using learning video media on students' critical
thinking skills in science subjects for fourth grade students of SDN 3 Balangnipa,
North Sinjai District, Sinjai Regency. The approach used in this research is
quantitative with the type of experimental research and non-equivalent control
group research design. The population in this study were fourth grade students at
SDN 3 Balangnipa. Determination of the sample is done by using a purposive
sampling technique. Data collection techniques in this study are observation, tests
and documentation. The data analysis technique used was to test the hypothesis
using t-test with the type of independent sample T-test. The results of the research
carried out based on the observation sheet obtained the results of using learning
media in general well, this can be seen in the percentage of each meeting. Meeting
1 65% with good category, meeting 2 82% with very good category, and meeting 3
94% with very good category. Based on the results of descriptive statistical
analysis, the pretest value of the experimental class was 46.68 then the posttest
valuewas 08.56, this indicates a significant increase with the use of instructional
video media. Based on the results of the independent sample t-test analysis, it was
obtained that Equal variances assumed the value of Sig. (2-tailed) of r 0.005 < 0.05
means Ho is rejected and Ha is accepted. So it can be concluded that there is a
significant effect between the use of learning video media on the critical thinking
skills of fourth grade students at SDN 3 Balangnipa, North Sinjai District, Sinjai
Regency.
Keywords: Learning Video Media, Critical Thinking Ability, Science
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT dengan segala
terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada mata pelajaran IPA Kelas IV SDN
menyelesaikan studi untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.) pada
Universitas Negeri Makassar. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat
diselesaikan tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak oleh karena itu
Said, S.Pd. dan Ibunda A. Irmawati, S.Pd. yang telah mencurahkan cinta dan kasih
S.Pd., M.Ed., Ph. D selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan
arahan dengan tulus dan ikhlas sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Ucapan
Hermuttaqien, S.Pd., M.Pd. selaku penguji II yang telah memberikan arahan dan
v
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Ir. H. Husain Syam, M.TP., IPU., ASEAN Eng. sebagai rektor
2. Dr. Abdul Saman, M.Si. Kons sebagai Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan
pimpinan Fakultas.
3. Dr. Mustafa, M.Si. sebagai wakil dekan I, Dr. Pattaufi, M.Si. sebagai wakil
dekan II, Dr. H. Ansar, M.Si. sebagai wakil dekan III Fakultas Ilmu Pendidikan
studi.
4. Drs. Latri, S.Pd., M.Pd. sebagai ketua jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
proses perkuliahan.
5. Muhammad Irfan, S.Pd., M.Pd. sebagai ketua program studi Pendidikan Guru
proses perkuliahan.
vi
6. Bapak/Ibu dosen program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Kampus
perkuliahan.
7. Staf tata usaha Fakultas Ilmu Pendidikan atas segala layanan, administrasi dan
8. Hj. Sulaeha, S.Pd. sebagai Plt Kepala sekolah sekaligus wali kelas IV A,
Armawali, S.Pd. sebagai wali kelas IV B serta guru dan staf SDN 3 Balangnipa
Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai yang telah membantu selama proses
penelitian.
ada manusia yang tidak luput dari kesalahan. Sehingga, penulis mengharapkan
kritis maupun saran dari para pembaca agar skripsi ini dapat lebih baik. Semoga
skripsi ini mampu menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi kita semua.
Makassar, 2022
Istiqama
vii
DAFTAR ISI
PERNYATAAN KEASLIAN i
MOTO ii
ABSTRAK iii
ABSTRACT iv
KATA PENGANTAR v
DAFTAR ISI viii
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR BAGAN x
DAFTAR LAMPIRAN xi
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 5
C. Tujuan Penelitian 6
D. Manfaat Penelitian 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8
A. Kajian Teori 8
B. Kerangka Pikir 28
C. Hipotesis Penelitian 30
BAB III METODE PENELITIAN 31
A. Jenis Penelitian 31
B. Waktu dan Tempat Penelitian 31
C. Desain Penelitian 32
D. Populasi dan Sampel 33
E. Definisi Operasional Variabel 34
F. Prosedur Penelitian 35
G. Teknik Pengumpulan Data 36
H. Instrumen Penelitian 37
I. Teknik Analisis Data 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 46
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 46
A. Hasil Penelitian 46
B. Pembahasan Hasil Penelitian 60
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 65
A. Kesimpulan 65
B. Saran 66
DAFTAR PUSTAKA 67
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR BAGAN
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
dan harus ditanamkan sejak dini. Kemampuan berpikir kritis sangat diperlukan
berpikir berbagai disiplin ilmu serta dapat dipakai untuk menyiapkan siswa untuk
“berpikir kritis sebagai proses kompleks yang memerlukan kognitif tingkat tinggi
Kemampuan berpikir kritis dapat mendorong siswa menjadi lebih aktif dan
kreatif dalam bentuk pengetahuan dan pemahaman konsep yang lebih matang.
berpikir dapat diartikan sebagai proses dan suatu kemampuan yang digunakan
pencapaian kemampuan berpikir kritis. Salah satu faktor penyebab berpikir kritis
tidak berkembang yaitu aktivitas pembelajaran di kelas yang selama ini dilakukan
oleh guru tidak lain hanya penyampaian informasi (metode ceramah), guru lebih
pencapaian prestasi IPA siswa Indonesia menempati peringkat ke-40 dari 42 negara
dengan nilai rata-rata 406. Studi International Program for International Student
and Development (OECD) pada tahun 2012 Indonesia menempati peringkat ke-64
dari 65 negara peserta studi dengan skor rata-rata 382 (Martin et al., 2012).
Informasi penilaian TIMSS dan PISA tersebut menunjukkan bahwa prestasi belajar
ditempuh oleh siswa di sekolah dasar. Menurut Wulandari et al., (2021) “IPA
merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib ada pada pendidikan dasar dan
menengah. Pengetahuan IPA dapat diperoleh dengan kegiatan berupa fakta, konsep
dan teori. Pembelajaran IPA juga dapat diperoleh melalui penggunaan media
pembelajaran.
pembelajaran memiliki beberapa jenis yaitu media audio, media visual, media audio
visual dan media lingkungan” (h. 93). Salah satu media yang dapat digunakan
materi pembelajaran agar menarik perhatian siswa. Menurut Pagarra dan Idrus
Penggunaan media video memiliki keunggulan dapat dilihat dan didengar secara
kritis siswa.
Peneliti telah melaksanakan observasi awal pada tanggal 12-15 Januari 2022
Sinjai ditemukan informasi bahwa dalam proses pembelajaran terutama pada mata
4
pelajaran IPA guru terkendala dalam menentukan media pembelajaran. Hal ini akan
Beberapa masalah yang terjadi seperti siswa masih bersikap pasif dimana siswa
hanya duduk dan mendengarkan pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Oleh
karena itu, diperlukan media yang tepat pada saat proses pembelajaran.
kemampuan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran IPA diperlukan alternatif lain
agar siswa dapat melihat spesifik materi pelajaran IPA dengan menggunakan media
berpikir kritis siswa. Media video dapat diterapkan dalam proses pembelajaran agar
materi yang diajarkan tidak bersifat abstrak dan dapat menarik perhatian siswa.
siswa yang menggunakan media film dokumenter lebih tinggi daripada media
gambar, terjadi interaksi antara media film dokumenter dengan motivasi belajar
motivasi belajar tinggi lebih tinggi daripada siswa yang mengikuti pembelajaran
Penelitian yang telah dilakukan pula oleh Mauliddina, Efendi, dan Friska
(2021) dengan judul Pengaruh Media Video Pembelajaran terhadap Hasil Belajar
Peserta Didik dalam Muatan Pembelajaran IPS pada Kelas V SDN 213/VIII Betung
dan meneliti tentang hasil belajar siswa. Kesimpulan penelitian ini yaitu terdapat
pengaruh dari pemanfaatan media video pembelajaran terhadap hasil belajar siswa.
Pembelajaran terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Mata Pelajaran IPA
B. Rumusan Masalah
Kabupaten Sinjai ?
Sinjai ?
kemampuan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV SDN
C. Tujuan Penelitian
mata pelajaran IPA siswa kelas IV SDN 3 Balangnipa Kecamatan Sinjai Utara
Kabupaten Sinjai
Kabupaten Sinjai
kemampuan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV SDN
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
2. Manfaat Praktis
kritis siswa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Media Pembelajaran
Kata “media” berasal dari bahasa latin medius yang secara harifah berarti
“tengah, perantara atau pengantar”. Menurut Firmadani (2020) “dalam bahasa arab,
media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan”
digunakan orang untuk menyalurkan pesan atau informasi. Azhar Arsyad (2019),
penerima pesan” (h. 23). Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat
teknis dalam proses pembelajaran yang dapat membantu guru untuk mempermudah
pencapaian tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Yulia dan Arifin (2016)
menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan dan kemampuan” (h. 34).
8
9
menarik perhatian siswa pada proses belajar siswa yang diharapkan dapat
belajar yang maksimal. Media yang menarik serta nyata akan membuat siswa lebih
memahami materi yang ingin disampaikan oleh guru. Sehingga siswa tidak hanya
memperlihatkan objek nyata untuk pemahaman siswa. Media yang digunakan oleh
2021).
Media berdasarkan fungsinya dibagi menjadi dua. 1) Media dalam arti luas
merupakan segala bentuk benda yang digunakan oleh seseorang untuk melakukan
perubahan dengan harapan perubahan tersebut bertahan lama yang terjadi melalui
sempit misalkan alat dan bahan yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar
yang terjadi di kelas untuk menyelesaikan masalah ataupun utnuk mencapai tujuan
pembelajaran. Artinya, media ini hanya digunakan dalam lingkup tertentu (Hasan,
Milawati & Darodiat 2021). Berdasarkan paparan para ahli pendidikan, media
tujuan pembelajaran. Dengan adanya media pembelajaran yang baik dan tepat
10
merupakan alat untuk memudahkan seorang guru agar proses pembelajaran berjalan
efektif dan dapat mewujudkan tujuan pendidikan” (h. 121-122). Pada tahun 2021,
Yaumi mengatakan media pembelajaran adalah semua bentuk peralatan fisik yang
interaksi. Peralatan fisik yang dimaksud mencakup benda asli, bahan cetak, visual,
dapat menjangkau siswa di tempat yang berbeda dan dalam ruang lingkup yang tak
memiliki konsep (1) media pembelajaran merupakan wadah dari pesan, (2) materi
yang ingin disampaikan adalah pesan pembelajaran, (3) tujuan yang ingin dicapai
dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan alat dan bahan yang
11
digunakan dan apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak
mampu untuk melakukannya. Gerlach dan Ely (Audie, 2019) mengemukakan “tiga
ciri media yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa saja yang
dapat dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak memampu melakukannya”
disusun Kembali dengan dikumpulkan oleh suatu media seperti fotografi, video
tape, audio tape, disket komputer dan film. Ciri fiksatif sangat penting bagi
siswa karena kejadian-kejadian atau objek yang telah direkam atau disimpan
maka dengan format media akan digunakan setiap saat. Misalkan peristiwa
menjadi 2-3 menit karena dipercepat menggunakan fitur time lapse. Tetapi,
12
selain adanya fitur time lapse ada juga fitur slow motion yang dapat
urutan video maka akan terdapat perbedaan dari makna yang sebenarnya dari
video tersebut.
Informasi yang direkam dalam format media apa saja dapat direproduksi
seberapa kalipun dan siap digunakan secara bersamaan diberbagai tempat atau
(Syaparuddin & Elihami, 2020) bahwa secara umum media memiliki fungsi (h.
192).
1. Media visual
Media visual adalah media yang pesannya hanya dapat ditangkap oleh
penglihatan. Beberapa media yang termasuk ke dalam media tipe ini adalah
media cetak verbal, cetak grafis dan visual non-cetak. Media cetak verbal
adalah media visual yang digunakan tanpa melalui proses pencetakan seperti
2. Media audio
3. Media audio-visual
melalui perpaduan antara suara dengan visualisasi teks maupun grafis. Media
audio-visual mempunyai pengaruh yang luar biasa jika didesain dengan baik
dan berorientasi pada tujuannya. Sebab manfaat yang dapat diperoleh dari
4. Multimedia
berbagai alat indera manusia seperti pendengaran, penglihatan, peraba dan lain-
tepat dapat dirumuskan dalam satu kata ACTION yaitu akronim dari Acces, Cost,
sebagai berikut:
Dilihar dari media yang diperlukan tersedia, mudah dan dapat dimanfaatkan.
2. Cost, yaitu biaya yang juga perlu dipertimbangkan. Karena banyak jenis media
yang dapat menjadi pilihan terkadang harganya mahal atau murah namun dapat
4. Interactivity, media yang baik dapat memunculkan komunikasi dua arah atau
interaktivitas.
6. Novely¸ kebaruan dari media yang dipilih harus dipertimbangkan. Media yang
Dari beberapa kriteria pemilihan media yang telah dipaparkan diatas, dapat
pemilihan media maka pemilihan media itu perlu dihubungkan dengan isi
harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku baik menyangkut isi, struktur
maupun kedalamannya.
16
tingkatan pertumbuhan siswa baik dari segi bahasa, simbol yang digunakan,
4. Situasi dan kondisi, yakni dapat berupa sekolah, tempat serta ruangan yang
hendak digunakan baik peralatan, suasana dan keadaan siswa yang hendak
mengikuti pembelajaran.
5. Kualitas teknik, barangkali ada rekaman suara atau gambar dan alat lainnya
efisien apabila guru memperhatikan terlebih dahulu media yang akan digunakan
audio visual yang sangat efektif untuk menunjang proses pembelajaran, baik untuk
suatu tayangan yang dinamis dan menarik. Video pembelajaran merupakan media
17
pembelajaran yang tepat dalam menyampaikan pesan dan akan sangat membantu
pemahaman siswa. Menurut Bona et al. (2021) mengemukakan bahwa “video bisa
memperlihatkan peristiwa data ini dan yang lampau, pesan yang disampaikan cepat
yaitu fungsi atensi, fungsi afektif, fungsi kognitif dan fungsi kompensatoris.
gambar yang dapat bergerak dan terlihat” (h. 123). Ketika siswa tertarik akan media
Fungsi atensi yaitu media video dapat menarik perhatian dan mengarahkan
konsentrasi audiens pada materi video. Fungsi afektif yaitu media video
mampu menggugah emosi dan sikap audiens. Fungsi kognitif dapat
mempercepat pencapaian tujuan pembelajaran untuk memahami dan
mengingat pesan atau informasi yang terkandung dalam gambar atau
lambing. Sedangkan fungsi kompensatoris adalah memberikan konteks
kepada audiens yang kemampuannya lemah dalam mengorganisasikan dan
mengingat kembali informasi yang telah dipercaya (Yudianto, A. 2017, h.
234).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa media video pembelajaran adalah suatu
media yang dapat memperlihatkan gambar disertai dengan suara pada waktu yang
menjelaskan “ada sembilan kelebihan dalam penggunaan media video” (h. 25-26).
2. Proses, cara kerja suatu benda atau langkah-langkah eksperimen sains yang
ditiru.
dengan grup dapat membangun dasar yang sama untuk didiskusikan secara
efektif.
1. Tahap persiapan
guru menyesuaikan materi yang akan diajarkan; (4) guru mencari media video
20
guru memastikan peralatan siap digunakan; (3) guru menjelaskan tujuan yang
akan dicapai; (4) guru menjelaskan materi pelajaran kepada siswa selama
yang telah disampaikan menggunakan media video. Disamping itu aktivitas ini
siswa tentang materi yang telah di sampaikan menggunakan media video; (2)
siswa dengan memberikan soal yang berbeda dengan contoh yang diberikan
sebelumnya; (4) guru memberikan batasan waktu; (5) guru dan siswa
Berpikir kritis adalah proses yang dilakukan dengan membuat konsep, mencari
Berpikir kritis artinya berpikir satu arah yang untuk mendapatkan jawaban
yang tepat mengenai suatu permasalahan. Dengan berpikir kritis siswa dapat lebih
dikembangkan dalam diri siswa agar lebih mudah memahami konsep dan peka akan
mencari dengan tegas atau didasarkan pada fakta untuk mengambil solusi terbaik
langsung menerima informasi begitu saja tetapi mencari dari berbagai informasi
lain.
beberapa karakteristik.
informasi. Karakteristik berpikir kritis fokus pada tujuan, memiliki alasan yang
disertai sumber yang pasti, mampu menyimpulkan melalui situasi yang didapatkan
dari pengalaman dan informasi dengan kejelasan yang benar. Serta mampu melihat
karakteristik yaitu (1) kemampuan berpikir kritis membuat siswa memiliki sikap
terbuka yang mampu menerima pendapat orang lain; (2) memiliki fokus pada tujuan
yang ingin dicapai; (3) siswa yang berpikir kritis tidak begitu saja menerima
yang dianggapnya benar; dan (4) siswa melihat dari berbagai sumber informasi dari
jawabkan.
Diskusi merupakan salah satu cara yang efektif dalam melatih dan mengembangkan
kemampuan berpikir kritis karena (1) melalui diskusi, siswa berbagi pendapat,
berpikir perspektif dan mendapat pengalaman; (2) melalui diskusim siswa dapat
siswa lain agar sesuai dengan jawaban atau pendapat kelompk; (3) melalui diskusi
antaranya dengan siswa sehingga bebas berpikir dan bertindak. Interaksi antara
sesama siswa, siswa dan guru yang dilakukan dalam diskusi inilah yang sangat
24
tersebut.
menuntut siswa untuk memahami bacaan dengan kritis sehingga setelah kegiatan
membaca selesai siswa mampu menangkap pokok pikiran bacaan; (4) keterampilan
materi pelajaran. Hal ini didukung oleh pendapat Ennis (Adiwijaya et al., 2016)
yang mengatakan “lima aspek kemampuan berpikir kritis yang dijabarkan dalam
keterampilan dasar; (3) menyimpulkan; (4) memberikan penjelasan lanjut, dan (5)
berpikir kritis siswa memiliki beberapa indikator yaitu (1) dengan kemampuan
25
menggabungkan sesuatu menjadi susunan yang baru; (3) kemampuan berpikir kritis
dihadapi, dan (5) kemampuan berpikir kritis siswa mampu mengevaluasi suatu
susunan yang baru, mampu memecahkan masalah dan mampu menyimpulkan suatu
ditempuh oleh siswa di sekolah dasar. Sesuai dengan BSNP (2006) dijelaskan
bahwa pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk
mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut
(IPA) ialah mata pelajaran wajib di sekolah dasar, pada mata pelajaran tersebut
mata pelajaran yang sangat berarti dalam pendidikan sekolah dasar sebab
memahami jika setiap kejadian yang berhubungan tentang alam yang berasa
yang terlebih dahulu terjadi. Sains atau IPA merupakan usaha manusia dalam
menguasai alam semesta dengan melalui pengamatan yang sesuai sasaran, dan
dapat disimpulkan bahwa IPA ialah ilmu yang menekuni mengenai peristiwa atau
kejadian yang terjadi melalui proses pengamatan yang dilakukan dengan metode
dasar yang mempunyai tujuan. Pada tahun Susanto (2016) mengatakan bahwa
Tuhan yang Maha Esa bersumber pada keberadaan, keelokan serta keteraturan alam
dapat diterapkan pada kehidupan sehari-hari, meningkatkan rasa ingin tahu, sikap
dengan tingkat kebutuhan siswa dan peningkatan terhadap hasil belajar yang
Mendikbud (Silpia Susanti & Siti Ruqoyyah, 2021) adalah sebagai berikut:
Ruang lingkup materi Fmata pelajaran IPA SD mencakup tubuh dan panca
indra, tumbuhan dan hewan, sifat dan wujud benda-benda sekitar, alam
semesta dan kenampakannya, bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan, daur
hidup makhluk hidup, perkembangan tanaman, wujud benda, gaya dan
gerak, bentuk dan sumber energi dan energi alternatif, rupa bumi dan
perubahannya. Lingkungan, alam semesta, dan sumber daya alam, iklim dan
cuaca, rangka dan organ tubuh manusia dan hewan, makanan, rantai
makanan, dan keseimbangan ekosistem, perkembangbiakan makhluk hidup,
penyesuaikan diri makhluk hidup pada lingkungan, kesehatan, dan sistem
pernapasan manusia. Selain itu meliputi perubahan dan sifat benda, hantaran
panas, listrik dan magnet, tata surya, campuran serta larutan (h.822).
identifikasi secara garis besar bahwa dalam ruang lingkup pembelajaran IPA di SD
terdiri dari konsep alam semesta, kejadian-kejadian yang terjadi di alam semesta,
konsep biologi, konsep fisika, dan konsep kimia yang dikembangkan secara
konseptual dan sederhana. Beberapa ruang lingkup tersebut merupakan bagian dari
pemaparan dasar dari mata pelajaran IPA yang dikembangkan di sekolah dasar.
5. Penelitian Relevan
28
a. Lela Nurlaela (2017) dengan judul Pengaruh Media Pembelajaran dan Motivasi
b. Mauliddina, Efendi, dan Yulia Friska (2021) dengan judul Pengaruh Media
Pelajaran IPS pada Kelas V SDN 213/VIII Betung Bedarah Barat. Hasil
B. Kerangka Pikir
dapat dengan mudah memahami materi pembelajaran. Hal yang perlu diperhatikan
pembelajaran menarik.
wali kelas IV pada tanggal 12-15 Januari 2022, pukul 09.00 WITA ditemukan
informasi bahwa dalam proses pembelajaran terutama pada mata pelajaran IPA
guru terkendala dalam menentukan media pembelajaran. Hal ini akan membuat
yang terjadi seperti siswa masih bersikap pasif dimana siswa hanya duduk dan
pelajaran IPA. Salah satu alternatif agar siswa dapat memahami materi
pembelajaran dan mampu menarik perhatian serta kemampuan berpikir kritis siswa,
C. Hipotesis Penelitian
media video pembelajaran terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada mata
Sinjai.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
yang mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk
(h. 114). Quasi Eksperimen Design digunakan karena pada kenyataannya sulit
pembelajaran terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran IPA
kelas IV. Pada penelitian ini terdapat dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
1. Waktu Penelitian
sejak dikeluarkannya izin penelitian dalam kurung waktu kurang lebih 1 bulan yaitu
31
32
2. Tempat Penelitian
Kabupaten Sinjai. Alasan memilih lokasi tersebut karena sebelumnya peneliti telah
sekolah, siswa dan metode pembelajaran yang digunakan pada saat proses
pembelajaran berlangsung.
C. Desain Penelitian
dipilih karena dalam penelitian memberikan perlakuan untuk mengukur akibat dari
Group Desain tidak dipilih secara random, kemudian diberi pretest untuk
kelompok kontrol” (h. 116). Hasil pretest yang baik bila nilai kelompok eksperimen
tidak berbeda. Penelitian ini digunakan untuk membandingkan 2 kelas yakni kelas
eksperimen yang diberikan treatment dan kelas kontrol yang tidak diberikan
treatmen. Penelitian diawal dengan memberikan tes awal (pretest) kepada kelas
dengan pemberian tes akhir (posttest) untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol.
1. Populasi
Populasi adalah semua anggota dari suatu kelompok orang, kejadian atau
objek-objek yang ditentukan dalam suatu penelitian. Populasi dalam penelitian ini
adalah siswa kelas IV SDN 3 Balangnipa Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai.
Adapun jumlah keseluruhan populasi adalah 49 siswa yang dari 2 kelas untuk lebih
2. Sampel
teknik non probability sampling Sugiyono (2017). Teknik penentuan sampel dalam
penelitian ini non probability sampling. Teknik penarikan sampel yang digunakan
yang sama namun kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV A sebanyak 25 sebagai
sebanyak 24 siswa sebagai kelas kontrol. Sehingga sampel pada penelitian kelas IV
motivasi belajar siswa berupa video animasi mengenai materi siklus hidup hewan.
35
F. Prosedur Penelitian
dilakukan dengan pemberian tes awal (pretest) dengan pemberian tes essay yang
diberikan kepada siswa. Pertemuan kedua, ketiga dan keempat sebagai treatment
essay yang diberikan siswa. Setiap pertemuan yang dilakukan disesuaikan dengan
2. Treatment (Tindakan)
sebagai berikut:
1. Observasi
digunakan untuk mengamati dan mengukur kemampuan siswa sebagai hasil dari
terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV SDN
lembar observasi penggunaan media video pembelajaran dalam mata pelajaran IPA.
2. Tes
berpikir kritis siswa (Hidayat, 2017). Teknik pengumpulan data melalui tes
digunakan untuk mengumpulkan data hasil pretest dan posttest baik sebelum
penggunaan video pembelajaran. Jenis tes yang digunakan berupa tes essay yang
berjumlah 5 nomor.
3. Dokumentasi
37
dokumen untuk keperluan seperti gambar kegiatan siswa, daftar jumlah siswa,
H. Instrumen Penelitian
Pada penelitian ini, instrumen yang digunakan yaitu tes tertulis dalam
bentuk soal essay yang divalidasi oleh ahli dengan melihat keterkaitan antara
indikator dengan soal yang dibuat. Instrumen soal pada pretest dan posttest dengan
mata pelajaran IPA digunakan untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa.
Adapun yang menjadi aspek penilaian dalam penelitian ini yaitu kemampuan
berpikir kritis siswa yang terdiri kemampuan siswa dalam menganalisis masalah,
Nilai akhir akan dihitung dengan menjumlahhkan skor yang diperoleh siswa
2. Lembar Observasi
Validitas instrumen terdiri dari beberapa jenis dan validasi yang digunakan
dalam penelitian ini adalah validasi isi. Validasi isi merupakan validasi yang
dilakukan oleh para ahli di salah satu bidang mata pelajaran. Uji validitas yang
dilakukan terlebih dahulu sebelum diadakan penelitian yaitu uji validitas instrument
pada soal yang akan digunakan sebagai soal pretest dan posttest serta perangkat
dalam penelitian ini selanjutnya divalidasi oleh ahli di bidangnya yaitu Muhammad
Irfan, S.Pd., M.Pd dan Bhakti Prima Findiga Hermuttaqien, S.Pd., M.Pd.
validator pertama dengan rata-rata 3.28 dan validator dua dengan rata-rata 3.23
sehingga dari kedua rata-rata validator ahli menunjukkan hasil 3.25 maka
instrument dapat digunakan dan berada pada kategori valid antara 2.50 ≤ Va ≤ 4.00
Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis
kuantitatif.
ingin mendeskripsikan data sampel dan tidak ingin membuat kesimpulan yang
berlaku untuk populasi di mana sampel diambil. Analisis statistik deskriptif dalam
penelitian ini untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kritis siswa pada mata
2017). Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini yakni statistik
untuk menguji ada tidaknya perbedaan antara kelompok yang berbeda. Data
penelitian ini dianalisis menggunakan alat bantu statistik yaitu program IBM SPSS
dahulu akan dilakukan uji prasyarat analisis data sebagaimana uraiannya berikut
ini:
a) Uji Normalitas
data tersebut termasuk kedalam distribusi normal atau tidak. Tujuan dilakukannya
berdistribusi normal atau tidak. Jika data berdistribusi normal maka digunakan uji
statistik parametrik, namun jika data berdistribusi tidak normal maka digunakan uji
statistik non parametrik. Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas yaitu
1) Jika probabilitas (Sig.) >0,05 maka Ho diterima atau data berdistribusi normal.
2) Jika probabilitas (Sig.) <0,05 maka Ho ditolak atau data berdistribusi tidak
normal. Jika data tidak normal maka akan dilanjutkan ke uji non parametrik yaitu
uji Mann-Whitney.
42
Adapun salah satu rumus yang dapat digunakan dalam penelitian ini yaitu Uji
Shapiro Wilk. Uji Shapiro Wilk digunakan karena jumlah sampel kurang dari 50.
Jika nilai (p > 0,05) maka data berdistribusi normal. Jika nilai (p < 0,05) maka data
tidak berdistribusi normal. Adapun rumus yang digunakan sebagai berikut: Chi
Kuadrat untuk menguji normalitas data. Adapun rumus yang digunakan sebagai
berikut:
(𝛴𝑎𝑖 𝑥𝑖 )2
𝑊=
𝛴(𝑥𝑖 − 𝑥̅ )
Ket:
b) Uji Homogenitas
dari populasi yang homogen. Hal ini dapat dilihat dari hasil penguji data pada dua
Pada tahun 2019, Kuswari dan Rasiman mengatakan uji homogenitas untuk
menguji homogenitas varians dari dua kelompok data. Rumus uji homogenitas
varians yang digunakan yaitu rumus uji F. Adapun rumus uji F adalah sebagai
berikut:
𝑆₁²
𝐹=
𝑆₂²
Ket:
c) Uji Hipotesis
diperoleh dari nilai pretest dan posttest. Kriteria pengujian nilai probabilitas lebih
Adapun rumus uji hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut:
Ho : μ1 = μ2
Ha : μ1 ≠ μ2
kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
44
Adapun kriteria pengujian hipotesis ini adalah probabilitas lebih besar dari
1) Menentukan hipotesis
Ho: Rata-rata hasil belajar pretest siswa kelas eksperimen dan kontrol
adalah sama
Ha: Rata-rata hasil belajar pretest siswa kelas eksperimen dan kontrol
adalah berbeda
atau
Ho: Rata-rata hasil belajar posttest siswa kelas eksperimen dan kontrol
adalah sama
Ha: Rata-rata hasil belajar posttest siswa kelas eksperimen dan kontrol
adalah berbeda
Jika nilai sig. (2-tailed) > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak. Sedangkan
jika nilai sig. (2-tailed) < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima.
𝑥1 − 𝑥2
𝑡 =
(𝑛1 − 1)𝑆12 − (𝑛2 − 1 ) 𝑆22 1 1
√ (𝑛 ) (𝑛 )
𝑛1 + 𝑛2 − 2 1 2
Ket:
t = thitung
x1 = Rata-rata kelompok 1
x2 = Rata-rata kelompok 2
S₁ = Standar deviasi kelompok 1
S₂ = Standar deviasi kelompok 2
n1 = Banyaknya sampel kelompok 1
n2 = Banyaknya sampel kelompok 2
BAB IV
A. Hasil Penelitian
video pembelajaran pada mata pelajaran IPA. Kedua, untuk mengetahui gambaran
kemampuan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran IPA. Ketiga, untuk
kemampuan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV SDN 3
dimaksudkan adalah media video pembelajaran dan instrumen tes dalam bentuk
essay untuk mengukur perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas yang
menggunakan media video pembelajaran atau kelas eksperimen dengan kelas yang
penelitian telah divalidasi oleh validator atau ahli pada bidangnya yaitu Muhammad
Irfan, S.Pd., M.Pd. sebagai validator 1 dan Bhakti Prima Findiga Hermuttaqien,
S.Pd., M.Pd. sebagai validator 2. Kedua dosen tersebut merupakan dosen Program
Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
46
47
Makassar. Instrumen yang telah di validasi digunakan dalam penelitian pretest dan
posttest sebagai alat ukur kemampuan berpikir kritis siswa berupa essay yang
berjumlah 5 butir soal. Langkah selanjutnya adalah uji instrumen media video
media dalam proses pembelajaran. Uji kelayakan media video pembelajaran telah
pertama, pemberian pretest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pertemuan
kedua, ketiga dan keempat dilakukan proses pembelajaran dengan materi siklus
Pertemuan kelima, pemberian posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
untuk mengetahui apakah ada perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa pada
Data yang diperoleh dan dianalisis dalam penelitian ini meliputi hasil pretest
dan posttest kemampuan berpikir kritis siswa yang diambil dari kelas IV SDN 3
pada mata pelajaran IPA diperoleh gambaran proses pembelajaran selama 3 kali
yang akan diajarkan di youtube. Guru menyiapkan dan mengatur peralatan media
yang akan digunakan. Pada tahap kedua yaitu pelaksanaan. Guru memastikan media
video dan peralatan siap digunakan. Guru menjelaskan tujuan yang akan dicapai.
waktu. Guru dan siswa mendiskusikan hasil kemampuan berpikir kritis siswa. Hasil
tabel berikut:
masih terdapat beberapa tahapan yang belum terpenuhi secara maksimal. Adapun
tahapan yang belum terpenuhi yaitu pada tahap persiapan guru belum menganalisis
kurikulum terlebih dahulu. Tahap pelaksanaan, guru tidak memastikan media video
batasan waktu dan tidak mendiskusikan hasil kemampuan berpikir kritis siswa.
sangat baik tetapi pada tahap pelaksanaan belum terpenuhi secara maksimal dimana
guru tidak menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Pada tahap
tindaklanjut, terdapat dua indikator yang belum tercapai dimana guru tidak
memberi batasan waktu dan tidak mendiskusikan hasil kemampuan berpikir kritis
siswa.
penggunaan media hanya pada tahap pelaksanaan guru tidak terlalu menghindari
diperoleh dengan membagi skor indikator yang dicapai dengan skor maksimal
media video pembelajaran dikategorikan terlaksana dari baik menjadi sangat baik.
50
kemampuan berpikir kritis siswa setelah pemberian treatment. Pretes dan posttest
merupakan soal essay yang terdiri dari 5 butir soal. Berdasarkan hasil analisis
statistik deskriptif maka rangkuman kemampuan berpikir kritis siswa pada mata
Pretest kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol dilakukan pada hari Senin tanggal 09 Mei 2022 dengan subjek penelitian
sebanyak 25 orang untuk kelas eksperimen dan 24 orang untuk kelas kontrol.
IBM SPSS Version 20, untuk mengetahui data deskripsi skor nilai pretest siswa pada
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data hasil pretest kelas eksperimen dan kelas
Tabel 4.2 Deskripsi Nilai Pretest Siswa pada Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
Nilai Statistik
51
Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa jumlah sampel untuk kelas
eksperimen 25 siswa dan kelas kontrol 24 siswa. Data pretest pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol diperoleh data yaitu nilai terendah (minimum) 33,
nilai tertinggi (maksimum) 60, rentang (range) 27. Rata-rata (mean) pada kelas
eksperimen 46.48 dan kelas kontrol 45.83. Sedangkan standar deviasi kelas
eksperimen 7.952 dan pada kelas kontrol 7.710. Dengan demikian, dapat dilihat
diberikan dimana siswa menganalisis daur hidup angsa. Kemudian pada indikator
yang telah diamati terlihat kemampuan berpikir kritis siswa masih cenderung
kurang dilihat dari nilai pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hal ini
dibuktikan dengan data hasil pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol (Lampiran
C.4 dan C.5). Adapun keragaman penyebaran data siswa merata antara kelas
Tabel 4.3 Distribusi dan Persentase Skor Nilai Pretest Siswa pada Kelas
Eksperimen terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
No. Nilai rentang Kategori Frekuensi Persentase
1. 81 – 100 Sangat Tinggi - -
2. 61 – 80 Tinggi - -
3. 41 – 60 Sedang 17 68%
4. 21 - 40 Rendah 8 32%
5. 0 - 20 Sangat Rendah - -
Jumlah 25 100%
Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa jumlah siswa yang memperoleh nilai
siswa yang memperoleh kategori rendah sebanyak 8 orang dengan persentase 32%.
Kemudian pada kategori sangat tinggi, tinggi dan sangat kurang tidak ada siswa.
Tabel 4.4 Distribusi dan Persentase Skor Nilai Pretest Siswa pada Kelas
Kontrol terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
No. Skor Kategori Frekuensi Persentase
1. 81 - 100 Sangat Tinggi - -
2. 61 - 80 Tinggi - -
3. 41 - 60 Sedang 15 62.5%
4. 21 - 40 Rendah 9 37.5%
5. 0 - 20 Sangat Rendah - -
Jumlah 24 100%
Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa jumlah siswa yang memperoleh nilai
37.5%. Kemudian pada kategori sangat tinggi, tinggi dan sangat kurang tidak ada
Posttest kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol dilakukan pada hari Jumat tanggal 13 Mei 2022 dengan jumlah subjek
penelitian sebanyak 25 orang pada kelas eksperimen dan 24 orang pada kelas
program IBM SPSS Version 20, untuk mengetahui data deskripsi skor nilai posttest
siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data hasil posttest kelas eksperimen
Tabel 4.5 Deskripsi Nilai Posttest pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
Nilai Statistik
Statistik Deskriptif
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Jumlah Sampel 25 24
Nilai Terendah 60 47
Nilai Tertinggi 100 100
Rata-rata (Mean) 81.36 70.50
Rentang (Range) 40 53
Standar Deviasi 12.003 13.705
Sumber: IBM SPSS Version 20 (Lampiran)
Berdasarkan tabel 4.5, dapat dilihat bahwa diperoleh data posttest kelas
eksperimen yaitu nilai terendah (minimum) 60 sedangkan kelas kontrol yaitu 47,
nilai tertinggi (maksimum) pada kelas eksperimen dan kelas kontrol 100, rata-rata
(mean) 81.36 pada kelas eksperimen dan 70.50 pada kelas kontrol. Ini membuktikan
54
nilai rata-rata kelas eksperimen dibanding dengan kelas kontro. Rentang (range)
kelas eksperimen 40 dan kelas kontrol 53. Kemudian standar deviasi pada kelas
eksperimen 12.003 dan kelas kontrol 13.705. Hal ini membuktikan bahwa nilai
posttest kelas eksperimen lebih meningkat dibandingkan nilai pada kelas kontrol
dilihat dari tes kemampuan berpikir kritis siswa dalam menganalisis suatu masalah,
dengan data hasil posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol (Lampiran C.4 dan
C.5). Dengan demikian, dapat dilihat bahwa keragaman penyebaran data siswa
merata antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dilihat standar deviasi setiap
kelas.
Tabel 4.6 Distribusi dan Persentasi Skor Nilai Posttest Siswa pada
Kelas Eksperimen
No. Skor Kategori Frekuensi Persentase
1. 81 – 100 Sangat Tinggi 12 48%
2. 61 – 80 Tinggi 11 44%
3. 41 – 60 Sedang 2 8%
4. 21 – 40 Rendah - -
5. 0 – 20 Sangat Rendah - -
Jumlah 25 100%
Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa jumlah siswa yang memperoleh nilai
persentase 44%. Jumlah siswa yang memperoleh kategori sedang sebanyak 2 orang
55
dengan persentase 8%. Kemudian pada kategori kurang dan sangat kurang tidak ada
Tabel 4.7 Distribusi dan Persentasi Skor Nilai Posttest Siswa pada
Kelas Kontrol
No. Skor Kategori Frekuensi Persentase
1. 81 – 100 Sangat Tinggi 4 16.7%
2. 61 – 80 Tinggi 11 45.8%
3. 41 – 60 Sedang 9 37.5%
4. 21 – 40 Rendah - -
5. 0 – 20 Sangat Rendah - -
Jumlah 24 100%
Berdasarkan tabel 4.7 diketahui bahwa jumlah siswa yang memperoleh nilai
orang dengan persentase 37.5%. Kemudian pada kategori kurang dan sangat kurang
disimpulkan bahwa pada kelas kontrol hasil posttest berada pada kategori rendah,
hal ini dapat dilihat berdasarkan rata-rata (mean) kemampuan berpikir kritis siswa
eksperimen berada pada kategori baik, hal ini dapat dilihat berdasarkan rata-rata
Balangnipa
dahulu dilakukan uji analisi prasyarat yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.
eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas pada
SPSS Version 20 dengan taraf signifikansi 0,05. Rangkuman data hasil uji
normalitas pretest dan posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat
Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Data Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol
Shapiro-Wilk pada pretest kelas eksperimen diperoleh nilai signifikansi (Sig) 0.056
> 0.05 dan posttest pada kelas eksperimen diperoleh nilai signifikansi (Sig) 0.080
> 0.05 sehingga data berdistribusi normal. Pretest kelas kontrol diperoleh nilai
57
signifikansi (Sig) 0.205 > 0.05 dan posttest pada kelas kontrol diperoleh nilai
signifikansi (Sig) 0.341 > 0.05 sehingga data pretest dan posttest kelas kontrol
berdistribusi normal.
SPSS Version 20. Data yang akan diuji homogenitasnya yaitu berasal dari pretest
dan posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data dikatakan homogen apabila
nilai probabilitas pada output Levene Statistic > 0.05. Rangkuman data hasil uji
homogenitas pretest dan posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat
Tabel 4.9 Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol
kelas eksperimen dan kelas kontrol maupun posttest kelas eksperimen dan kelas
kontrol dikatakan homogen karena nilai probabilitas pada data > 0,05 dan dapat
Analisis ini dilakukan dengan menguji pretest kelas eksperimen dan kelas
kontrol menggunakan bantuan program IBM SPSS Version 20. Analisis ini
58
eksperimen dan kelas kontrol sebelum diberikan perlakuan berupa media video
probabilitas < 0,05. Berikut ini hasil Independent Sample t-test nilai pretest
Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa nilai probabilitas lebih besar
dari 0,05 hal tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan pada
kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum
menguji hasil posttest kelas eksperimen dan posttet kelas kontrol. Analisis ini
dilakukan dengan bantuan program IBM SPSS Version 20. Syarat data dikatakan
ada perbedaan apabila nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05. Berikut ini adalah
hasil Independent Sample T-test nilai posttest kelas eksperimen dan posttest kelas
kontrol.
59
Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa nilai probabilitas lebih kecil
dari 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pada kemampuan
kritis siswa pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV SDN 3 Balangnipa Kecamatan
pertemuan yaitu, pertemuan pertama dengan melaksanakan pretest sebagai tes awal
pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pertemuan kedua, ketiga dan keempat
akhir dengan tujuan untuk membandingkan hasil kemampuan berpikir kritis siswa
beberapa tahapan yang belum terpenuhi secara maksimal. Adapun tahapan yang
belum terpenuhi yaitu pada tahap persiapan guru belum menganalisis kurikulum
terlebih dahulu. Tahap pelaksanaan, guru tidak memastikan media video siap
waktu dan tidak mendiskusikan hasil kemampuan berpikir kritis siswa. Pertemuan
kedua proses pembelajaran yang dilaksanakan pada kategori sangat baik, tetapi
61
pada tahap pelaksanaan belum terpenuhi secara maksimal dimana guru tidak
terdapat dua indikator yang belum tercapai dimana guru tidak memberi batasan
waktu dan tidak mendiskusikan hasil kemampuan berpikir kritis siswa. Kemudian
hanya pada tahap pelaksanaan guru tidak terlalu menghindari kejadian yang dapat
ketiga mengalami peningkatan dan berada pada kategori sangat baik. Menurut
Maryamah dan Effendy (2019) bahwa penggunaan media video melalui tahap
dan mengatur peralatan media video yang akan digunakan. Pada tahap
pelajaran kepada siswa selama proses pembelajaran. Pada tahap tindak lanjut, guru
analisis deskriptif yang dilakukan pada data pretest kemampuan berpikir kritis
diketahui bahwa kelas eksperimen berada pada kategori sedang dilihat dari nilai
rata-rata (mean) dan kelas kontrol berada pada kategori sedang dilihat dari nilai
rata-rata (mean). Selanjutnya analisis deskriptif yang dilakukan pada data posttest
kemampuan berpikir kritis siswa diketahui bahwa kelas eksperimen berada pada
perbedaan nilai rata-rata (mean) posttest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol
tergolong baik. Dapat dilihat bahwa kemampuan berpikir kritis dalam menganalisis
suatu permasalahan yang diberikan dimana siswa menganalisis daur hidup angsa.
Berdasarkan ketiga indikator yang telah diamati terlihat kemampuan berpikir kritis
akan lebih berpusat kepada siswa karena dapat melihat materi dengan langsung
63
sehingga berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa. Hal ini sejalan
dilakukan uji prasyarat analisis yakni uji normalitas dan uji homogenitas. Analisis
statistik yang digunakan dalam penelitian ini yakni yang digunakan menguji
pretest eksperimen diperoleh data berdistribusi normal dan posttest kelas kelas
eksperimen diperoleh data berdistribusi normal. Sehingga data pretest dan posttest
pada kelas eksperimen berdistribusi normal. Pretest kelas kontrol diperoleh data
berdistribusi normal dan posttest kelas kontrol diperoleh data berdistribusi normal.
eksperimen dan kelas kontrol dikatakan homogen karena nilai signifikansi pada
based on mean lebih besar dari 0.05. Sedangkan hasil uji homogenitas postest kelas
64
eksperimen dan kontrol juga dikatakan homogen karena nilai signifikansi pada
based on mean lebih besar dari 0.05. Berdasarkan hasil uji normalitas dan uji
sample t-test.
Hasil uji independent sample t-test menunjukkan nilai pretest pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol diperoleh nilai Sig. (2-tailed) lebih besar dari 0.05,
sehingga tidak ada perbedaan hasil pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol
kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh nilai Sig. (2-tailed) lebih kecil dari
0.05 berarti Ho ditolak dan Ha diterima, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
kemampuan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV SDN 3
Balangnipa Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai. Hal ini sejalan dengan
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Mauliddina et al. (2021) dengan hasil
kritis siswa.
BAB V
A. Kesimpulan
baik, hal ini terlihat persentase setiap pertemuan. Pertemuan pertama dengan
kategori baik namun masih terdapat beberapa tahapan yang belum terpenuhi
Pertemuan kedua dengan kategori sangat baik tetapi terdapat beberapa tahap
65
66
kemampuan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV SDN
adanya peningkatan nilai yang diperoleh dan perbedaan signifikan pada nilai
pembelajaran.
B. Saran
3. Peneliti selanjutnya atau pihak lain dapat dijadikan sebagai salah satu
DAFTAR PUSTAKA
Wulandari, Amalia Rizki, Masturi Masturi, and Fina Fakhriyah. 2021. “Pengaruh
Media Pembelajaran Berbasis Youtube Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Di
Sekolah Dasar.” Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan 3 (6): 3779–85.
https://edukatif.org/index.php/edukatif/article/view/1251.
Yaumi, Muhammad. 2021. Media Dan Teknologi Pembelajaran. Edited by S. T.
Sangkala. Jakarta: Kencana.
Yuanta, Friendha. 2020. “Pengembangan Media Video Pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial Pada Siswa Sekolah Dasar.” Trapsila: Jurnal Pendidikan
Dasar 1 (02): 91. https://doi.org/10.30742/tpd.v1i02.816.
Yudianto, Arif. 2017. “Penerapan Video Sebagai Media Pembelajaran.” Seminar
Nasional Pendidikan 2017, 234–37.
Yulia, Desma, and Muhammad Arifin. 2016. “Pengaruh Penggunaan Media Film
Animasidalam Pembelajaran Ips Terpadu Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas
Viiidi Smp Kartini 1 Batam Tahun Pelajaran 2013/2014.” Historia: Jurnal
Program Studi Pendidikan Sejarah 1 (1): 31–45.
https://doi.org/10.33373/his.v1i1.400.
Yusmiono, Boby Agus. 2018. “Media Pembelajaran Visual Terhadap Hasil Belajar
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi Di Universitas PGRI
Palembang.” Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan 5 (1): 1–8.
71
LAMPIRAN A
PERSURATAN
72
LAMPIRAN B
PERANGKAT DAN INSTRUMEN PENELITIAN
78
3. 2. 3. Membandingkan siklus
hidup hewan tanpa
metamorfosis dan siklus
hidup hewan metamorfosis
4.2. Membuat skema siklus hidup 4. 2. 1. Membuat skema dan
beberapa jenis makhluk hidup menyimpulkan siklus
yang ada di lingkungan hidup hewan tanpa
sekitarnya, dan slogan upaya metamorfosis dan siklus
pelestariannya. hidup hewan
metamorfosis.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Dengan mengamati video, siswa mampu menjelaskan pengertian siklus
hidup hewan dengan benar.
2. Dengan mengamati video, siswa mampu menjelaskan pengertian daur
hidul hewan tanpa metamorfosis dan daur hidup hewan metamorfosis
dengan tepat.
3. Dengan mengamati video, siswa mampu membandingkan siklus hidup
hewan tanpa metamorfosis dan siklus hewan metamorfosis dengan tepat.
4. Dengan mengamati video, siswa mampu membuat skema dan
menyimpulkan siklus hidup hewan tanpa metamorfosis dan siklus hidup
hewan metamorfosis dengan benar.
D. MATERI PEMBELAJARAN
Siklus hidup hewan
E. METODE PEMBELAJARAN
1. Pendekatan : Saintifik
2. Metode : Tanya jawab, ceramah dan penugasan
F. MEDIA/ALAT, BAHAN DAN SUMBER BELAJAR
Media : Video pembelajaran
Bahan : Laptop, colokan dan proyektor
Sumber : 1. Buku Guru Tema 6 Selalu Berhemat Energi Kelas 4
(Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Rev.
2017, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan)
2. Buku Siswa Tema 6 Selalu Berhemat Energi Kelas 4
(Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Rev.
2017, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan)
80
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu
Pendahuluan 1. Guru memberikan salam dan 10 Menit
mengajak semua siswa berdoa
menurut agama dan kepercayaan
masing-masing. (Religius dan
Integritas)
2. Guru mengecek kesiapan diri dengan
mengisi lembar kehadiran dan
memeriksa kerapian, posisi tempat
duduk harus berjarak dan tetap
mematuhi protokol kesehatan.
3. Guru menginformasikan tema yang
akan dibelajarkan yaitu tentang (Aku
dan cita-citaku).
4. Guru menyampaikan tujuan yang
akan dicapai pada pembelajaran.
5. Guru menjelaskan kegiatan yang
akan dilakukan dan kegiatan belajar
Kegiatan 1. Guru mempersiapkan video
Inti pembelajaran.
2. Siswa mendengarkan petunjuk yang
dijelaskan guru.
3. Guru menampilkan video
pembelajaran mengenai siklus
makhluk hidup
4. Siswa mengamati video
pembelajaran yang ditampilkan guru
(mengamati).
5. Guru memberikan pertanyaan untuk
membantu membimbing siswa.
a. Apakah kalian memiliki
peliharaan?
b. Apakah hewan peliharaanmu
mempunyai anak?
c. Bagaimana tahapan-tahapan
pertumbuhan hewan yang kamu
ketahui? (Critical Thinking and
Problem and Problem Solving)
6. Siswa mendengarkan materi yang
dijelaskan guru sesuai dengan tujuan
yang akan dicapai.
7. Siswa mengamati video siklus hidup
hewan yang ditampilkan oleh guru
8. Siswa diberi kesempatan untuk
menanyakan materi yang
81
H. PENILAIAN PROSES
1. Teknik : Tes
2. Bentuk : Tes uraian
3. Instrumen : Terlampir
3. 2. 3. Membandingkan siklus
hidup hewan tanpa
metamorfosis dan siklus
hidup hewan
metamorfosis.
4.2. Membuat skema siklus hidup 4. 2. 1. Membuat skema dan
beberapa jenis makhluk hidup menyimpulkan siklus
yang ada di lingkungan hidup hewan tanpa
sekitarnya, dan slogan upaya metamorfosis dan siklus
pelestariannya. hidup hewan
metamorfosis.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Dengan mengamati gambar, siswa mampu menjelaskan pengertian
siklus hidup hewan dengan benar.
2. Dengan mengamati gambar, siswa mampu Menjelaskan pengertian
siklus hidup hewan tanpa metamorfosis dan siklus hidup hewan
metamorfosis dengan tepat.
3. Dengan mengamati gambar, siswa mampu membandingkan siklus
hidup hewan tanpa metamorfosis dan siklus hidup hewan
metamorfosis dengan tepat.
4. Dengan mengamati gambar, siswa mampu membuat skema dan
menyimpulkan siklus hidup hewan tanpa metamorfosis dan siklus
hidup hewan metamorfosis dengan benar.
D. MATERI PEMBELAJARAN
Siklus hidup hewan
E. METODE PEMBELAJARAN
1. Pendekatan : Saintifik
2. Metode : Tanya jawab, ceramah dan penugasan
F. MEDIA/ALAT, BAHAN DAN SUMBER BELAJAR
Media :-
Bahan :-
Sumber : 1. Buku Guru Tema 6 Selalu Berhemat Energi Kelas 4
(Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Rev.
2017, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan)
2. Buku Siswa Tema 6 Selalu Berhemat Energi Kelas 4
(Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Rev.
2017, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan)
84
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu
Pendahuluan 1. Guru memberikan salam dan 10 Menit
mengajak semua siswa berdoa
menurut agama dan kepercayaan
masing-masing. (Religius dan
Integritas)
2. Guru mengecek kesiapan diri dengan
mengisi lembar kehadiran dan
memeriksa kerapian, posisi tempat
duduk harus berjarak dan tetap
mematuhi protokol kesehatan.
3. Guru menginformasikan tema yang
akan dibelajarkan yaitu tentang (Aku
dan cita-citaku).
4. Guru menyampaikan tujuan yang
akan dicapai pada pembelajaran.
5. Guru menjelaskan kegiatan yang
akan dilakukan dan kegiatan belajar
Kegiatan 1. Guru mempersiapkan buku paket
Inti yang akan digunakan.
2. Siswa mendengarkan petunjuk yang
dijelaskan guru.
3. Siswa mengamati gambar yang
diperlihatkan oleh guru
(mengamati).
4. Guru memberikan pertanyaan untuk
membantu membimbing siswa.
a. Apakah kalian memiliki hewan
peliharaan?
b. Apakah hewan peliharaanmu
mempunyai anak?
c. Bagaimana tahapan-tahapan
pertumbuhan hewan yang kamu
ketahui? (Critical Thinking and
Problem Solving)
5. Siswa mendengarkan materi yang
dijelaskan guru sesuai dengan tujuan
yang akan dicapai.
6. Siswa diberi kesempatan untuk
menanyakan materi yang
diperlihatkan oleh guru dalam buku
paket (menanya).
7. Siswa mendengarkan penjelasan
guru berkaitan dengan siklus hidup
85
Sinjai, 2022
Wali Kelas
Pada gambar diatas menunjukkan siklus hidup pada angsa, angsa tidak
mengalami perubahan bentuk sehingga termasuk daur hidup hewan tanpa
metamorfosis. Coba analisis mengapa angsa disebut daur hidup tanpa
metamorfosis ?
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
92
2.
Amatilah gambar di atas. Lalu apa yang membedakan daur hidup capung dan
katak? Dan mengapa terjadi demikian?
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
3. Bacalah teks dibawah ini!
Nyamuk adalah serangga yang sering kita temui. Nyamuk memiliki
tubuh kecil dan berwarna hitam. Hidup di dalam rumah dan sekitar selokan.
Bagaimana metamorfosis pada nyamuk? Mengapa nyamuk mengalami
metamorfosis sempurna?
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
93
1. Angsa disebut daur hidup tanpa metamorfosis karena sejak lahir hingga
tubuh capung saat lahir tidak terlalu berbeda dengan bentuk dewasanya.
mengalami metamorfosis
Nama : ....................................................................................................................
Kelas : .....................................................................................................................
Pada gambar diatas menunjukkan siklus hidup pada ayam, ayam tidak
mengalami perubahan bentuk sehingga termasuk daur hidup hewan tanpa
metamorfosis. Coba analisis mengapa ayam disebut daur hidup tanpa
metamorfosis ?
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
96
2.
Amatilah gambar di atas. Lalu apa yang membedakan daur hidup kecoa dan
nyamuk? Dan mengapa terjadi demikian?
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
3. Bacalah teks dibawah ini!
Hewan yang sering kita jumpai memiliki berbagai jenis warna yang
indah yaitu kupu-kupu. Kupu-kupu memiliki sepasang sayap dengan berbagai
warna yang indah. Sayap ini menjadi organ inti agar kupu-kupu dapat
terbang. Bagaimana metamorfosis kupu-kupu? Mengapa kupu-kupu
mengalami metamorfosis sempurna?
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
97
tubuh saat lahir tidak terlalu berbeda dengan bentuk dewasanya. Sedangkan
LAMPIRAN C
DATA HASIL PENELITIAN
104
10
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = 𝑥 100
15
= 66.67 %
12
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = 𝑥 100
15
= 80 %
14
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = 𝑥 100
15
= 93.33 %
LAMPIRAN D
HASIL ANALISIS STATISTIK
142
Descriptive Statistics
N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Pretest Eksperimen 25 27 33 60 46.68 7.952
Pretest Kontrol 24 27 33 60 45.83 7.710
Valid N (listwise) 24
Descriptive Statistics
N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Posttest Eksperimen 25 40 60 100 81.36 12.003
Posttest Kontrol 24 53 47 100 70.50 13.705
Valid N (listwise) 24
143
2. Uji Homogenitas
a. Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Test of Homogeneity of Variance
Levene Statistic df1 df2 Sig.
Based on Mean .015 1 47 .903
Based on Median .000 1 47 .996
Hasil Kemampuan Berpikir
Based on Median and with
Kritis Siswa .000 1 46.901 .996
adjusted df
Based on trimmed mean .020 1 47 .888
Equal
Hasil variances .015 .903 .378 47 .707 .847 2.239 -3.657 5.351
Kemampuan assumed
Berpikir Equal
46.9
Kritis Siswa variances not .378 .707 .847 2.237 -3.654 5.348
94
assumed
Equal
2.95
Hasil variances .254 .617 47 .005 10.860 3.676 3.464 18.256
4
Kemampuan assumed
Berpikir Equal
2.94 45.6
Kritis Siswa variances not .005 10.860 3.686 3.438 18.282
6 32
assumed
145
LAMPIRAN E
DOKUMENTASI
146
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
LAMPIRAN F
RIWAYAT HIDUP
153
RIWAYAT HIDUP