SKRIPSI
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
MEDAN
APRIL 2024
Skripsi
Menyetujui:
Dosen Pembimbing Skripsi
Mengetahui:
ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS*)
Saya memberikan pernyataan bahwasannya dengan ini, naskah skripsi yang saya
tulis ialah hasil karya pribadi, dan keseluruhan sumber, baik yang dikutip maupun
yang dirujuk ialah benar karyra sendiri. Hal ini berserta dengan berbagai sumber,
baik yang dikutip ataupun dirujuk dalam naskah merupakan benar adanya
sebagaimana dilampirkan pada daftar pustaka.
Jika dalam hal ini dikemudian hari diketahui serta mampu dibuktikan bahwasannya
di naskah skripsi ini ada unsur yang mengandung jiplakan atau dengan kata lain
plagiasi, maka saya bersedia untuk membatalkan skripsi ini berserta mengalami
proses yang bersesuaian dengan regulasi perundangan yang berlaku (UU No.20
Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70)
iii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR SKRIPSI UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Universitas Negeri Medan, saya yang bertanda tangan di
bawah ini :
Nama : Sinta Selfrida Sari Ginting
NIM : 4203331033
Program Studi : Pendidikan Kimia
Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Jenis Karya : Skripsi
Atas nama ilmu pengetahuan dan teknologi, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Negeri Medan Hak Bebas Royalti Nonekslusif (Non-exclusive Royalty-
Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :
“Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning dan Media Video Pembelajaran
Terhadap Hasil Belajar dan Motivasi Belajar Siswa Pada Materi Laju Reaksi ”.
Disertai dengan berbagai perangkat (apabila dibutuhkan). Dengan Hak Bebas Royalti
Non-ekslusif ini Universitas Negeri Medan memiliki hak penuh dalam menyimpan,
melakukan pengalih-media/formatkan, melakukan pengelolaan dalam bentuk
pangkalan data (database), melakukan perawatan, dan mempublikasikan tugas akhir
saya selama tetap memberi cantuman atas nama saya sebagai pencipta atau pemilik
serta pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya guna dimanfaatkan
semestinya.
Dibuat di : Medan
Pada tanggal : 18 Januari 2024
Yang menyatakan,
iv
RIWAYAT HIDUP
v
ABSTRAK
Studi ini memiliki tujuan untuk menentukan adanya pengaruh model pembelajaran
Discovery Learning terhadap hasil belajar dan motivasi belajar siswa dan
menentukan hubungan motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar siswa . Populasi
dan sampel dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas XI IPA di SMAN 1
Bahorok sebanyak 2 kelas yaitu kelas XI MIA 1 sebagai kelas Eksperimen dan XI
MIA 2 sebagai kelas kontrol. Data yang diambil dalam penelitian ini adalah skor
lembar observasi motivasi belajar dan hasil tes yang didapat melalui selisih antara
posttest dan pretest . Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya pengaruh
model pembelajaran terhadap hasil belajar dan motivasi belajar anatar kelas
eksperimen dan kelas kontrol dimana kelas eksperimen menggunakan model
Discovery Learning dengan berbantuan media video pembelajaran sedangkan pada
kelas kontrol tanpa menggunakan model tetapi memakai media pembelajaran video
pembelajaran . Hal ini bisa bisa diberikan bukti mengacu pada nilai rata – rata hasil
belajar siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelasa kelas kontrol.
Begitupun dengan motivasi belajar siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan
dengan nilai motivasi belajar di kelas kontrol. Dari hasil uji hipotesis, dengan
menggunakan uji t diperoleh bahwa t hitung > t tabel = 15,401 > 2,036. Hasil motivasi
belajar siswa dengan menggunakan uji t diperoleh bahwa t hitung > t tabel = 19,679 >
2,036. Hubungan antara motivasi belajar siswa dengan hasil belajar siswa
menunjukkan bahwa untuk kelas eksperimen diperoleh korelasinya sebesar 0,681
(korelasi tinggi). Sedangkan, untuk kelas kontrol diperoleh korelasinya sebesar 0,627
(korelasi tinggi).
Kata kunci: Hasil belajar, Motivasi Belajar Siswa, Perbedaan, Discovery Learning.
vi
ABSTRACT
Sinta Selfrida Sari Ginting, NIM. 4203331033 (2024). The Influence of the
Discovery Learning Learning Model and Learning Video Media on Learning
Outcomes and Student Learning Motivation on Reaction Rate Material.
This research aims to determine the influence of the Discovery Learning learning
model on student learning outcomes and learning motivation and determine the
relationship between student learning motivation and student learning outcomes. The
population and sample in this research were students from class XI Science at
SMAN 1 Bahorok in 2 classes, namely class XI MIA 1 as the experimental class and
XI MIA 2 as the control class. The data taken in this research are scores on learning
motivation observation sheets and test results obtained through the difference
between posttest and pretest. The results of this research show that there is an
influence of the learning model on learning outcomes and learning motivation
between the experimental class and the control class, where the experimental class
uses the Discovery Learning model with the help of video learning media, while the
control class does not use a model but uses video learning media. Evidence of this
can be provided referring to the average value of learning outcomes for experimental
class students which is higher than that of control class students. Likewise, the
learning motivation of experimental class students is higher than the learning
motivation value in the control class. From the results of the hypothesis test, using
the t test, it was found that tcount > ttable = 15,401 > 2.036. The results of students'
learning activities using the t test showed that tcount > ttable = 19,679 > 2.036. The
relationship between student learning motivation and student learning outcomes
shows that for experimental class the correlation was 0.681 (high correlation).
Meanwhile, for control class , the correlation was 0.627 (high correlation).
Keywords: Learning outcomes, student learning motivation, differences, Discovery
Learning
vii
DAFTAR ISI
Hal
ABSTRAK ............................................................................................................. vi
viii
2.1.2 Hakikat Hasil Belajar .............................................................................. 12
ix
3.8.3. Uji Homogenitas .................................................................................... 58
5.2. Saran............................................................................................................ 75
LAMPIRAN.......................................................................................................... 81
x
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 4.1 Rata – Rata , Standar Deviasi dan Varians Data Pretest dan Posttest Kelas
Eksperimen ............................................................................................................ 62
Tabel 4. 2 Rata – Rata, Standar Deviasi, dan Varians Data Pretest dan Postest Kelas
Kontrol................................................................................................................... 63
Tabel 4. 3 Rata – Rata, Standar Deviasi, dan Varians Data motivasi Siswa Kelas
Eksperimen dan kontrol.......................................................................................... 64
Tabel 4. 4 Uji Normalitas Data Hasil Pretest dan Posttest kelas eksperimen ........... 64
Tabel 4. 5 Uji Normalitas Data Hasil Pretest dan Posttest kelas Kontrol ................. 65
xi
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 4.1 Rata – Rata , Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen .......................... 63
Gambar 4.2 Rata – rata pretest dan posttest kelas kontrol ...................................... 63
Gambar 4.3 Rata – Rata, Standar Deviasi, dan Varians Data motivasi Siswa Kelas
Eksperimen dan control .......................................................................................... 64
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Hal
Lampiran 14 Data Pretest, Postest dan Motivasi Kelas Eksperimen ................... 212
Lampiran 15 Data Pretest, Postest dan Motivasi Kelas Kontrol ........................... 213
xiii
Lampiran 22 Hasil Uji Normalitas Data Pretest Dan Post Test Siswa Kelas
Eksperimen .......................................................................................................... 228
Lampiran 23Hasil Uji Normalitas Data Pretest Dan Posttest Siswa Kelas Kontrol
............................................................................................................................. 229
Lampiran 24 Hasil Uji N-Gain Data Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen ...... 230
Lampiran 25 Hasil Uji N-Gain Data Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol.............. 231
Lampiran 26 Hasil Uji Normalitas Data N-Gain Hasil Belajar Siswa Kelas
Eksperimen Dan Kelas Kontrol ............................................................................ 232
Lampiran 27 Hasil Uji Normalitas Nilai Motivasi Siswa Kelas Eksperimen ...... 233
Lampiran 28 Hasil Uji Normalitas Nilai Motivasi Siswa Kelas Kontrol .............. 234
Lampiran 29 Hasil Uji Homogenitas Pretest Dan Posttest Siswa Kelas Eksperimen
............................................................................................................................. 235
Lampiran 30 Hasil Uji Homogenitas Pretest Dan Posttest Siswa Kelas Kontrol . 238
Lampiran 31 Data Hasil Uji T Dua Pihak Nilai Posttest Siswa ( Uji Hipotesis 1) 241
Lampiran 32 Data Hasil Uji T Dua Pihak Nilai Aktivitas Siswa ( Uji Hipotesis 2)
............................................................................................................................. 242
Lampiran 33 Hasil Uji Korelasi Pearson Aktivitas Belajar Siswa Terhadap Hasil
Belajar Siswa Kelas Eksperimen .......................................................................... 243
Lampiran 34 Hasil Uji Korelasi Pearson Aktivitas Belajar Siswa Terhadap Hasil
Belajar Siswa Kelas Kontrol................................................................................. 244
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
Menurut Nugrahaeni (2017), dapat dikatakan bahwa isu primer dalam proses
pembelajaran berkaitan dengan masih rendahnya daya serap siswa. Proses
pembelajaran ini umumnya berfokus pada tenaga pendidik atau dalam hal ini
terminologinya adalah teacher centered. Hal ini berimplikasi pada kurangnya ruang
akses bagi siswa untuk berkembang dengan cara yang mandiri.
Hal ini dibuktikan dengan beberapa penelitian , yakni penelitian yang
dilakukan oleh Karlina dkk (2022 ) dengan judul efektivitas penggunaan model
Discovery Learning terhadap hasil belajar siswa pada materi laju reaksi di kelas XI .
Hasil belajar kognitif diperoleh dari hasil posttest materi kelarutan dan hasil kali
kelarutan dalam bahasa inggris. Hasil posttest diperoleh nilai rata-rata kelas
eksperimen 85,60 dan kelas kontrol 78,80.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Anromeda, (2023) terdapat laporan
bahwa hasil belajar kimia kelas XI IPA di SMA Negeri 14 Padang masih
rendah, berdasarkan hasil observasi dan wawancara terhadap salah satu guru
kimia di SMA Negeri 14 Padang tersebut, permasalahan ini disebabkan karna
sumber belajar yang digunakan tidak memenuhi karakteristik materi dan
karakteristik siswa. Penelitianyang dilakukan oleh Albertus.,(2017), terdapat hasil
pengamatan bahwa siswa di SMA Negeri 4 Kota Jambi mengalami kesulitan dalam
memahami materi laju reaksi, hal ini disebabkan karena pada saat materi di ajarkan
ke siswa tidak ditunjang dengan ketersedian model pembelajaran dan media
pembelajaran yang lebih bervariatif dan inovatif . Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Auladuna (2018), didapatkan informasi bahwa siswa kelas X di
SMA Makassar mengalami kesulitan belajar dalam memahami konsep
reaksi-reaksi yang bersifat mikroskopik, sehingga solusi yang di perlukan
ialah sebuah media pembelajaran interaktif yang dapat menyajikan konsep
bersifat mikrokopik. Berdasarkan informasi yang didapatkan oleh guru kimia
1
2
kelas X di SMA Makassar bahwa pada tahun 2014/2015 hasil belajar yang
diperoleh siswa masih rendah khususnya pada materi laju reaksi.
Sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Kirani (2020),
permasalahan belajar yang ada di SMAN 1 Bolaang dikarenakan kebanyak
guru masih menggunakan metode pembelajaran yang klasik yaitu metode
ceramah, tugas siswa hanya menulis dari apa yang didengarkan dan
dijelaskan oleh guru tanpa melibatkan keberadaan siswa dan media
pembelajaran didalam proses kegiatan belajar mengajar sehingga hal ini
menyebabkan siswa menjadi cepat bosan dan menciptakan suasana belajar
yang pasif.
Alternatif yang dapat digunakan dalam mengatasi kesulitan belajar pada
materi laju reaksi adalah dengan menggunakan media pembelajaranyang
memanfaatkan sebuah teknologi.Dengan bantuan teknologi ini dapat membuat
sebuah media pembelajaran menjadi interaktif karena akan lebih menarik dan
menyenangkan .
Dalam penelitian yang dilakukan oleh F (2022) yang berjudul “Video
eksperimen dan Animasi Untuk meningkatkan pemahaman konsep kimia”,
Kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan media pembelajaran berupa
video eksperimen dan animasi bisa meningkatkan penguasaan konsep materi
kimia siswa pada tiga aspek yaitu aspek makroskopis, mikroskopis, dan
simbolis. Media pembelajaran ini juga membuat siswa menjadi sangat antusias
dalam proses pembelajaran sehingga terlihat aktivitas dan motivasi belajar
siswa menjadi meningkat.
Berdasarkan Hasil observasi dan wawancara di salah satu SMA di Kabupaten
Langkat diperoleh hasil bahwa SMAN 1 BAHOROK merupakan salah satu sekolah
yang menerapkan kurikulum merdeka. Namun, dalam penerapan proses
pembelajaran masih berpusat kepada guru (teacher centered learning), guru tidak
mengkombinasikan model pembelajaran didalam proses pembelajaran dan guru yang
kurang pandai akan teknologi, sehingga guru hanya menggunakan media
pembelajaran menggunakan media power point biasa dan dengan metode ceramah
dan tidak menggunakan model pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar.
3
tergolong bersifat abstrak dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pembuatan dan
pemilihan media pembelajaran harus disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik
karena media yang ada hendaknya dimanfaatkan oleh peserta didik, sehingga
sebelum membuat atau memilih media pembelajaran diperlukan suatu analisis
kebutuhan. Analisis kebutuhan adalah proses menganalisis kebutuhan dan
permasalahan peserta didik dalam belajar.Tujuan analisis kebutuhan adalah untuk
mempelajari apa yang diketahui dan dipikirkan oleh peserta didik. Video Animasi
merupakan rangkaian gambar yang membentuk sebuah gerakah dan mampu
menjelaskan perubahan keadaan tiap waktu. Media video animasi juga dapat
meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Serta membantu peserta didik dalam
membayangkan suatu kejadian atau proses. Video animasi yang merupakan media
audio-visual menyampaikan pesan melalui indra pendengaran dan penglihatan
sekaligus sehingga persentase pesan yang disimpan oleh otak lebih banyak, namun
video animasi yang ada masih kurang banyak dan bervariasi, selain itu terdapat video
yang beberapa kontennya masih salah konsep sehingga pembelajaran dengan media
ini masih belum maksimal. Sebagian guru juga masih sulit untuk mendapatkan media
animasi yang sesuai dengan indikator yang diajarkan (Juliani,2017).
Berdasarkan uraian permasalahan diatas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning
Berbantuan Media Video Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Dan Motivasi
Siswa Pada Materi Laju Reaksi”.
Melihat luasnya permasalahan yang dapat muncul dari penelitian ini, serta
mengingat keterbatasan waktu dan sarana penunjang lainnya maka penelitian ini
dibatasi pada:
1. Materi kimia SMA kelas XI semester ganjil sesuai dengan Kurikulum 2013
adalah pokok bahasan Laju Reaksi.
7
Adapun manfaat penelitian ini yakni secara teori dan praktik sebagai berikut:
1. Secara teori
Dapat memahami cara pelaksanaan model pembelajaran Discovery Learning.
2. Secara praktik
a. Bagi guru penelitian ini dapat memotivasi guru untuk meningkatkan
kemampuan guru dalam menciptakan proses pembelajaran yang efektif dan
efisien.
b. Bagi peneliti penelitian ini dapat menambah pengetahuan dalam membekali
diri sebagai calon guru kimia yang memperoleh pengalaman penelitian
8
secara ilmiah agar kelak dapat dijadikan modal sebagai guru dalam proses
belajar mengajar.
c. Bagi siswa
Dengan adanya penelitian ini, siswa mendapatkan pengalaman belajar yang
lebih bervariasi dan dapat meningkatkan hasil belajar dan pemahaman
terhadap materi laju reaksi.
d. Bagi sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan untuk meningkatkan
prestasi belajar siswa di sekolah sehingga dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran kimia di SMAN 1 Bahorok.
e. Penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan rujukan dalam penelitian
selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
9
10
a) Perubahan yang terjadi secara sadar Individu yang belajar akan menyadari
terjadinya perubahan atau sekurangkurangnya individu merasakan telah
terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya.
b) Perubahan dalam belajar bersifat fungsional Sebagai hasil belajar, perubahan
yang terjadi dalam diri indiviu berlangsung terus-menerus dan tidak statis.
Suatu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan
akan berguna bagi kehidupan atau proses belajar berikutnya.
c) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif Dalam perbuatan belajar,
perubahan selalu bertambah dan tertuju memperoleh suatu yang lebih baik
dari sebelumnya. Makin banyak usah belajar dilakukan, makin banyak dan
makin baik perubahan yang diperoleh.
d) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara Perubahan bersifat
sementara yang terjadi hanya untuk beberapa saat saja seperti berkeringat,
keluar air mata, menangis dan sebagainya. Perubahan terjadi karena proses
belajar bersifat menetap atau permanen.
e) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku Perubahan yang diperoleh
individu setelah melalui suatu proses belajar meliputi perubahan keseluruhan
tingkah laku jika seseorang belajar sesuatu sebagai hasil ia akan mengalami
perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap kebiasaan,
keterampilam, pengetahuan.
Prinsip-prinsip belajar antara lain:
a) Apa pun yang dipelajari siswa, dialah yang harus belajar, bukan orang lain.
Untuk itu siswalah yang harus bertindak aktif.
b) Setiap siswa belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya.
c) Siswa akan dapat belajar dengan baik bila mendapat penguatan langsung pada
setiap langkah yang dilakukan selama proses belajar.
d) Penguasaan yang sempurna dari setiap langkah yang dilakukan siswa akan
membuat proses belajar lebih berarti.
e) Motivasi belajar siswa akan lebih meningkat apabila ia diberi tanggung jawab
dan kepercayaan penuh atas belajarnya.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar antara lain:
11
a) Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam individu dan
dapat mempengaruhi hasil belajar individu. Faktor internal ini meliputi:
1. Faktor fisiologis
Faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik
individu. Faktor ini ada dua macam yaitu :
a. Keadaan jasmani. Keadaan ini sangat mempengaruhi aktivitas belajar seseorang.
Kondisi fisik yang sehat dan bugar akan memberikan dampak positif terhadap
kegiatan belajar.
b. Keadaan fungsi fisiologis. Selama proses belajar berlangsung peran fungsi
fisiologis pada tubuh manusia sangat mempengaruhi hasil belajar terutama panca
indra.
2. Faktor psikologis
Keadaan psikologis seseorang yang dapat mempengaruhi proses belajar.
Beberapa faktor psikologis yang utama mempengaruhi proses belajar adalah sebagai
berikut:
a. Kecerdasan/intelegensi siswa merupakan faktor psikologis yang paling penting
dalam proses belajar siswa, karena itu menentukan belajar siswa. Semakin tinggi
tingkat intelegensi seorang individu, semakin besar peluang individu meraih
sukses dalam belajar. Sebaliknya, semakin rendah tingkat intelegensi individu,
semakin sulit individu itu mencapai kesuksesan belajar.
b. Motivasi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi keefektifan kegiatan
belajar siswa. Motivasi sebagai proses di dalam diri individu yang aktif,
mendorong, memberikan arah, dan menjaga perilaku setiap saat.
c. Minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang
besar terhadap sesuatu.
d. Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk
mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap objek, orang,
peristiwa dan sebagainya.
e. Bakat adalah kemampuan seseorang yang menjadi salah satu komponen yang
diperlukan dalam proses belajar. Apabila bakat seseorang sesuai dengan bidang
12
yang sedang dipelajarinya, maka bakat itu akan mendukung proses belajarnya
sehingga kemungkinan besar akan
berhasil.
b) Faktor Eksternal
1. Lingkungan sosial
a. Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, administrasi dan teman- teman
sekelas dapat mempengaruhi proses belajar siswa.
b. Lingkungan sosial masyarakat, kondisi lingkungan masyarakat tempat
tinggal siswa akan mempengaruhi belajar siswa.
c. Lingkungan sosial keluarga, hubungan antara anggota keluarga, orang tua, anak,
kakak yang harmonis akan membantu siwa melakukan aktivitas belajar dengan
baik.
2. Lingkungan non sosial
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial adalah :
a. Lingkungan alamiah, kondisi udara yang segar dan suasana yang sejuk dan
tenang. Lingkungan alamiah merupakan faktor yang dapat mempengaruhi belajar
siswa. Bila kondisi lingkungan alam tidak mendukung proses belajar siswa akan
terhambat.
b. Faktor instrumental, perangkat belajar yang dapat digolongkan 2 macam yaitu :
Pertama, hardware seperti gedung sekolah, alat-alat belajar, fasilitas belajar,
lapangan olahraga. Kedua, software seperi kurikulum sekolah, peraturan-
peraturan,buku panduan,silabi dan sebagainya.
c. Faktor materi pelajaran, faktor yang hendak disesuaikan dengan usai
perkembangan siswa dengan metode mengajar guru disesuaikan dengan kondisi
siswa.
mendefinisikan “Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku
sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif,
afektif, dan psikomotorik.”
Hasil belajar perlu dievaluasi. Evaluasi dimaksudkan sebagai cermin untuk
melihat kembali apakah tujuan yang ditetapkan telah tercapaidan apakah proses
belajar mengajar telah berlangsung efektif untuk memperoleh hasil belajar.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman
belajarnya baik dari pemahaman dan pengetahuan. Hasil juga bisa diartikan adalah
bila seseorang telah terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya
dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Berhasil atau
tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan beberapa faktor yang mempengaruhi
pencapaian hasil belajar yaitu yang berasal dari dalam peserta didik yang belajar
(faktor internal) dan ada pula yang berasal dari luar peserta didik yang belajar (faktor
eksternal). Menurut Sri Anitah, keberhasilan belajar sangat dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu faktor dalam diri siswa (intern) dan faktor dari luar diri siswa
(ekstern).
1. Pengertian Hasil Belajar
Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh
pengetahuan, meningkatkan ketrampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan
mengokohkan kepribadian. Dalam konteks menjadi tahu atau proses memperoleh
pengetahuan, menurut pemahaman sains konvensional, kontak manusia dengan alam
diistilahkan dengan pengalaman (experience). Pengalaman yang terjadi berulang kali
melahirkan pengetahuan, (knowledge), atau a body of knowledge. Difinisi ini
merupakan difinisi umum dalam pembelajaran sains secara konvensional, dan
beranggapan bahwa pengetahuan sudah terserak di alam, tinggal bagaimana siswa
atau pembelajar berekplorasi, menggali dan menemukan kemudian memungutnya,
untuk memperoreh pengetahuan.
Hasil belajar merupakan perwujudan perilaku belajar yang biasanya terlihat
dalam perubahan, kebiasaan, keterampilan. Hasil belajar dapat dilihat dan di ukur.
Hasil belajar adalah suatu istilah yang digunakan untuk menunjukkan suatu yang
14
dicapai seseorang setelah melakukan suatu usaha. Apabila dikaitkan dengan belajar
berarti hasil menunjukkan suatu yang dicapai oleh seorang yang belajar dalam selang
waktu tertentu. Jadi hasil belajar adalah akibat dari suatu aktivitas yang dapat
diketahui perubahannya dalam pengetahuan, pemahaman keterampilan, dan nilai
sikap melalui ujian tes atau ujian.
Hasil belajar dibedakan menjadi tiga ranah, yaitu kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Ketiga ranah tersebut dibedakan karena ciri-cirinya yang berbeda.
Kognitif berhubungan dengan pengembangan kemampuan otak dan penalaran siswa.
Afektif berhubungan dengan pengembangan perasaan dan sikap siswa. Sedangkan
psikomotorik berhubungan dengan cara siswa pada waktu mengembangkan kedua
hasil belajar tersebut, ketiga hasil belajar adalah saling berkaitan. Oleh karena itu
penilaian hasil belajar merupakan upaya untuk mengukur tingkat pencapaian tujuan
pendidikan yang meliputi kemajuan dalam proses berfikir, kemajuan dalam
menggunakan panca indera dan kemampuan dalam pembinaan moral dan
kepribadian.
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar sebagai salah satu indikator pencapaian tujuan pembelajaran di
kelas tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar itu sendiri.
Sugihartono menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, sebagai
berikut:
a. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar.
Faktor internal meliputi: faktor jasmaniah dan faktor psikologis. Faktor intern adalah
faktor dari dalam diri siswa yaitu kecakapan, minat, bakat, usaha, motivasi,
perhatian, kelemahan, kesehatan dan kebiasaan siswa.
b. Faktor Ekstern yaitu faktor dari luar diri siswa diantaranya yaitu lingkungan fisik
dan non fisik belajar (termasuk suasana kelas dalam belajar, seperti riang gembira,
menyenangkan), lingkungan sosial budaya, lingkungan keluarga, program sekolah
(termasuk dukungan komite sekolah), guru, pelaksanaan pembelajaran dan teman
sekolah. Tinggi rendahnya hasil belajar peserta didikdipengaruhi banyak faktor-
faktor yang ada, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Faktor-faktor tersebut
sangat mempengaruhi upaya pencapaian hasil belajar siswa dan dapat mendukung
15
1. Pengertian
Discovery Learning adalah gaya belajar aktif dan langsung yang
dikembangkan oleh Jerome Bruner pada tahun 1960-an. Bruner menekankan bahwa
belajar itu harus sambil melakukan atau learning by doing. Dengan metode ini,
peserta didik secara aktif berpartisipasi, bukan hanya menerima pengetahuan secara
pasif. Discovery Learning menunjukkan pendekatan instruksional umum yang
mewakili pengembangan pembelajaran konstruktivis untuk lingkungan belajar
berbasis sekolah. Bruner (1961) mengembangkan pembelajaran penemuan dari studi
kontemporer dalam psikologi kognitif, dan merangsang pengembangan metode
instruksional yang lebih spesifik.
Meskipun Bruner sering disebut sebagai pengembang pembelajaran
Discovery Learning pada 1960-an, tetapi ide terkait metode pembelajaran ini
diperoleh dari beberapa pemikiran dan teori yang telah lebih dahulu dikembangkan
oleh beberapa ahli lain seperti John Dewey, Jean Piaget, dan Seymour Papert. Bruner
(1961) berpendapat bahwa, praktik menemukan sendiri mengajarkan seseorang untuk
memperoleh informasi dengan cara yang membuat informasi itu lebih siap digunakan
dalam pemecahan masalah.
Karakteristik yang paling penting dari pembelajaran penemuan adalah bahwa
peserta didik harus menghasilkan unit dan struktur pengetahuan abstrak (seperti
konsep dan aturan) menggunakan penalaran induktif mereka sendiri tentang materi
pembelajaran non-abstrak menganggap bahwa Discovery Learning sesuai dengan
pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia dan secara otomatis memberikan
hasil terbaik dalam strategi ini.
Model Discovery Learning menciptakan proses pembelajaran aktif di mana
materi atau konten tidak diberikan oleh guru di awal pembelajaran secara langsung.
Selama proses belajar berlangsung, peserta didik diminta untuk dapat menemukan
sendiri cara bagaimana memecahkan masalah
16
Lebih lanjut bisa dijelaskan bahwa model pembelajaran ini adalah bagaimana
peserta didik memahami konsep, arti, dan hubungan melalui proses intuitif untuk
akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan. Discovery terjadi bila peserta didik
terlibat terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk menemukan beberapa
konsep dan prinsip. Discovery dilakukan melalui kegiatan observasi, klasifikasi,
pengukuran, prediksi, penentuan, dan inferensi. Proses di atas disebut cognitive
process atau the mental process of assimilating concepts and principles in the mind.
Pembelajaran penemuan sebagai teori konstruktivis berbasis penyelidikan
dimana peserta didik memanfaatkan pengalaman masa lalu mereka dan pengetahuan
yang ada untuk mengeksplorasi dan memahami konsep. Sejalan dengan itu, bahwa
Discovery Learning adalah metode yang mendorong peserta didik untuk sampai pada
kesimpulan berdasarkan aktivitas dan pengamatan mereka sendiri. Sejalan dengan
itu, bahwa Discovery Learning adalah proses pembelajaran yang mendorong peserta
didik untuk sampai pada suatu kesimpulan berdasarkan aktivitas dan pengamatan
mereka sendiri. Discovery Learning merupakan suatu pembelajaran yang melibatkan
peserta didik dalam pemecahan masalah untuk pengembangan pengetahuan dan
keterampilan. Sejalan dengan itu, Discovery Learning mengacu pada penguasaan
pengetahuan untuk diri sendiri.
Dari sejumlah pendapat di atas bisa disimpulkan bahwa proses Discovery
Learning melibatkan arahan guru untuk mengatur aktivitas- aktivitas yang dilakukan
peserta didik seperti menemukan, mengolah, menelusuri dan menyelidiki. Peserta
didik mempelajari pengetahuan baru yang relevan dengan materi atau konten tertentu
dan keterampilan- keterampilan umum seperti memformulasikan aturan, menguji
hipotesis dan mengumpulkan informasi. Khasinah (2021)
2. Sintaks atau Langkah Pembelajaran
Setiap metode tentulah memiliki prosedur pelaksanaan yang harus diikuti bila
ingin mengunakannya, termasuk metode Discovery Learning. Menurut Hanafiah,
Discovery Learning adalah suatu rangkaian kegiatan pembelajaran yang berstruktur
yang melibatkan seluruh kemampuan peserta didik secara maksimal untuk mencari,
menemukan dan secara sistematis menyelidiki, mengkritisi, melogikakan, dan
menyimpulkan pengetahuan yang mereka temukan sendiri, serta perubahan pada
17
sikap dan keterampilan sebagai wujud adanya perubahan perilaku. Langkah atau
sintaksis pembelajaran Discovery Learning menurut Ahmad Rohani (2004) ada lima
meliputi :
a) Perumusan masalah untuk diselesaikan peserta didik,
b) Pemberian jawaban sementara atau pengajuan hipotesis,
c) Pencarian informasi, data, fakta yang diperlukan untuk menjawab hipotesis,
pemecahan masalah dan pengujian hipotesis,
d) Penarikan kesimpulan dari jawaban atau generalisasi,
e) Penarikan kesimpulan dari jawaban atau generalisasi.
Sejalan dengan Ahmad Rohani, Anitah (2009), juga menyampaikan lima
langkah penerapan metode ini yaitu:
a) Identifikasi masalah,
b) Mengembangkan kemungkinan solusi (hipotesis),
c) Pengumpulan data,
d) Analisis dan interpretasi data,
e) Uji kesimpulan
Sedikit berbeda dengan ulasan di atas, Kemendikbud (2013) dan juga
Sinambela (2017) menetapkan enam tahapan dalam pembelajaran Discovery
learning yang harus diterpkan secara sistematis. Keenam langkah tersebut adalah:
a) Stimulation atau pemberian rangsangan,
b) Problem Statement atau identifikasi masalah,
c) Data Collection atau pengumpulan data dan informasi,
d) Data Processing atau pengolahan data,
e) Verification atau analisis dan interpretasi data atau disebut juga pembuktian,
f) Generalization atau penarikan kesimpulan.
Kalau ke dua kelompok pendapat di atas dilihat secara lebih mendalam lagi,
maka akan terlihat bahwa pada pendapat pertama hanya ada lima tahapan
pelaksanaan Discovery Learning, sementara pada pendapat kedua ada enam tahapan.
Ternyata pada pendapat pertama langkah kesatu yaitu stimulation atau pemberian
rangsangan tidak ada. Artinya proses penemuan atau discovery langsung dimulai
dengan kegiatan identifikasi masalah.
18
Dengan demikian, bukanlah sebuah kesalahan bila ada guru yang mengadopsi
lima atau enamlangkah dalam rencana dan pelaksanaan pembelajaran yang mereka
jalankan. 2 tahapan umum dalam pelaksanaan Discovery learning. Pertama,
persiapan. Tahapan ini dilaksanakan sebelum pembelajaran berlangsung, yaitu pada
saat merencanakan pembelajaran meliputi kegiatan:
a) Menentukan tujuan pembelajaran
b) Melakukan identifikasi karakteristik peserta didik
c) Memilih materi pelajaran
d) Menentukan topik yang harus dipelajari
e) Mengembangkan bahan ajar
f) Mengatur topik pembelajaran dari yang sederhana ke yang sulit, dari yang
konkrit ke yang abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik, ke simbolik
g) Menyiapkan penilaian proses dan hasil belajar peserta didik
Kedua, pelaksanaan. Tahapan ini dilakukan dalam pelaksanaan proses
pembelajaran dengan mengikuti lima atau enam langkah penerapan Discovery
Learning sebagaimana dijelaskan di atas.Untuk lebih jelas lagi tentang sintak dalam
penerapan Discovery Learning, maka dapat dilihat pada tabel berikut (Kemendikbud
2013):
19
d) Metode ini lebih sesuai digunakan untuk membelajarkan konsep dan pemahaman
(kognitif), dibandingkan aspek lainnya
Selanjutnya. Thorset (2021) juga menjelaskan berapa kekurangan metode ini
yang meliputi:
a) Bila guru tidak menyiapkan kerangka kerja yang jelas, maka peserta didik akan
kesulitan menyelesaikan proses belajar
b) Kurang efisien karena membutuhkan banyak waktu untuk menyelesaikan proses
penemuan
c) Bila tidak dikelola dan berhasil dengan baik akan membuat peserta didik
frustasi.
Dari ketiga pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa konsumsi waktu yang
banyak menjadi kelemahan utama metode ini. Untuk menyelesaikan proses
penemuan melalui lima atau enam langkah pembelajaran memang menghabiskan
waktu yang banyak, apalagi bila jumlah peserta didik besar. Kemendikbud sepakat
dengan Westwood bahwa kualitas, kemampuan, dan pengalaman awal peseta didik
menentukan keberhasilan pembelajaran penemuan ini. Artinya, bila peserta didik
belum punya pengetahuan dasar tentang konteks yang dibelajarkan maka akan sulit
bagi mereka untuk mengikuti prosedur pembelajaran ini.
Selain peserta didik, menurut pendapat di atas, guru yang tidak cerdas dalam
mendesain kerangka kerja penemuan, tidak mahir dan tidak terbiasa dalam
menerapkan metode ini, serta tidakmelakukan monitoring dan memfasilitasi
pembelajaran dengan baik akan menjadi faktor lemahnya metode penemuan ini. Bisa
disimpulkan bahwa kelemahan metode ini bisa disebabkan oleh proses dari metode
itu sendiri, guru, dan juga peserta didik.
media pembelajaran dapat membantu proses belajar mengajar menjadi lebih aktif,
kreatif, menarik, dan memberi suasans belajar yang baru. Banyak sekali media
pembelajaran yang bisa dipakai untuk mendukung proses belajar, tetapi disini
peneliti akan membahas tentang media pembelajaran berbasis video animasi.
Media video animasi merupakan media pembelajaran yang menggunakan
unsur gambar yang bergerak diiringi dengan suara yang melengkapi seperti sebuah
video atau film. Pengertian media video animasi mengemukakan bahwa “Media
video animasi adalah media audio visual dengan menggabungkan gambar animasi
yang dapat bergerak dengan diikuti audio sesuai dengan karakter animasi. (Laily
Rahmayanti 2016).
Pendapat lainnya yang menjelaskan pengertian media video animasi yaitu
menurut menjelaskan bahwa “Media video animasi merupakan bentuk dari
pengembangan yang terdiri dari beberapa gambar yang menceritakan suatu
kejadian/peristiwa dari potongan- potongan gambar yang dijadikan menjadi satu dan
dijadikan gambar bergerak yang diambil dari kehidupan sehari-hari. Media Animasi
Pembelajaran adalah alat yang dapat dijadikan pembantu proses belajar mengajar,
dapat merangsang pikiran, perasaan, motivasi peserta didik melalui ilustrasi gambar
yang bergerak disertai suara narasi dan berfungsi untuk memperjelas makna pesan
yang disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih baik
dan sempurna.” (Dina Fitriana 2014)
Pendapat diatas sejalan dengan pendapat lainnya yang menjelaskan
pengertian video animasi dengan berbantuan aplikasi atau metode lain. Menjelaskan
bahwa “Video animasi pembelajaran berbasis powtoon merupakan video animasi
kartun yang dapat diisi oleh materi-materi pelajaran dan dapat dijadikan media
pembelajaran untuk sekolah dasar karena sifatnya yang menarik dan terkesan lucu,
dan cocok untuk sekolah dasar”. Selanjutnya menjelaskan bahwa “Media video
animasi berbantuan scratch adalah sarana berupa gambar yang berkesan hidup
(bergerak) dilengkapi audio yang dibuat menggunakan aplikasi pemograman
sederhana di komputer sehingga dapat menyimpan pesan pembelajaran.” Sementara
menjelaskan bahwa “Video animasi pembelajaran berbasispowtoon merupakan video
animasi kartun yang diisi oleh materi-materi pelajaran dan dapat dijadikan media
24
pembelajaran untuk sekolah dasar karena sifatnya yang menarik dan terkesan lucu
dan cocok untuk anak sekolah dasar”(Wicaksono 2019). Persamaan pengertian
media video animasi dari analisis beberapa teori diatas, maka penulis menemukaan
bahwa ada beberapa pengertian teori yang sama.
Pengertian teori tentang media video animasi yang sama yaitu dijelaskan
bahwa Video animasi yaitu bahwa media video animasi adalah media pembelajaran
yang berupa media audio visual dengan dlengkapi gambar atau frame yang bergerak
secara bergantian dan dilengkapi dengan audio sebagai pelengkapnya. Media video
animasi ini menjadi alat pendukung atau perangkat pembelajaran bagi guru dalam
membantu proses pembelajaran agar tercapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
(Husni 2021)
Selain itu, penulis juga menemukan perbedaan penjelasan video animasi dari
tiga belas teori diatas. Perbedaan pengertian media video animasi menurut ketiga
teori diatas, dapat dilihat pada aplikasi atau hal lain yang membantu mewujudkan
terciptanya suatu video. Seperti media video animasi dengan berbantuan powtoon,
scratch, adobe flash dan lain sebagainya pengertiannya pun akan diawali atau
diakhiri dengan media yang dipakainya. Misalnya video animasi dengan berbantuan
powton maka pengertiannya akan menjadi pengertian media video animasi berbasis
powton. Karena, untuk membuat video diperlukan beberapa apliksi pendukung agar
hasil dari video yang dibuat bagus dan menarik perhatian yang menontonnya.
(Roqoyyah 2021)
Dari beberapa teori diatas yang menjelaskan tentang pengertian media video
animasi, dapat ditarik kesimpulan bahwa media video animasi adalah media
pembelajaran berupa video yang dilengkapi dengan audio dan gambar yang bergerak
hal ini didukung oleh jurnal dari Zanaefis (2012). Media video animasi ini sangat
beraneka ragam Media video animasi ini dapat dibuat dengan menggunakan aplikasi
pendukung lainnya. Walaupun terdapat beberapa pengertian media video animasi
yang sama dan berbeda, namun hal tersebut dapat membantu peneliti menambah
wawasan yang luas tentang media pengertian video animasi. Media video animasi
dapat dijadikan salah satu media pembelajaran yang membantu siswa untuk
25
perbedaan. Untuk persamaan pendapat tentang karakteristik medіa vіdeo anіmasі iut
yaitu menyatakan bahwa karakteristik medіa vіdeo yaitu dalam pembuatan vіdeo
materi harus sesuai dengan silabus, kompetensi dasar, dan kompetensi inti. Selain itu
pada tayangan vіdeo tujuan pembelajaran harus ditampilkan.
Adapun persamaan lainnya yang menjelaskan bahwa medіa vіdeo dibuat
harus bisa semenarik mungkin agar sіswa merasa tertarik untuk belajar. Sharon dan
Nursalam memiliki persamaan bahwa vіdeo dapat memperjelas sesuatu hal dan vіdeo
harus dapat memberikan pesan kepada yang melihatnya. (Husnan 2020)
Kemudian,memperjelas bahwa vіdeo dapat menampilkan yang lalu, yang
abstrak menjadi jelas dan dapat dijadikan imajinasi untuk mengembangkan fikiran.
Adapun Daryanto menjelaskan bahwa medіa vіdeo memiliki kelebihan dari satu
medіa. Hal diatas dapat didukung oleh jurnal (Yusuf 2017) yang menyatakan bahwa
dalam medіa pembelajaran peran alat atau medіa pembelajaran juga memberikan
pengaruh yang besar terhadap minat belajar sіswa. Alat atau medіa pelajaran yang
tepat akan membantu memperlancar penerimaan bahan ajar kepada sіswa. Maka
dapat disimpulkan bahwa karakteristik medіa vіdeo anіmasі yaitu:
1) Medіa vіdeo anіmasі memiliki audio dan vіdeo yang tayang secara
bersamaan.
2) Medіa vіdeo anіmasі dapat ditayangkan pada gadget, bantuan proyektor, dan
laptop. Medіa vіdeo dapat ditayangkan berulang kali.
3) Isi dalam vіdeo sesuai dengan materi dan karakter sіswa.
4) Medіa vіdeo harus menarik penonton sehingga dapat meningkatkan
motivasі belajar sіswa
3. Kelebihan Media Video Animasi
Semua jenіs metode belajaer terdapat kekurangan dan kelebihan, tak
terkecuali medіa vіdeo anіmasі. Medіa vіdeo anіmasі memiliki kelebihan tersendiri
dan tidak dapat diragukan lagi dalam meingkatkan motivasі belajar sіswa, medіa ini
memiliki kelebihan yang dapat membuat motivasі belajar meningkat.
Kelebihan medіa vіdeo anіmasі yaitu seperti yang dijelaskan oleh (Johari,
Andriana. et al. 2014:11) bahwa kelebihan medіa anіmasі yaitu sebagai berikut:
a) Objek yang berukuran besar dapat terlihat kecil, begitu pula sebaliknya,
29
1) Ranah kognitif adalah suatu perubahan perilaku yang terjadi pada kognisi.
Proses belajar terdiri atas kegiatan sejak dari penerimaan stimulus,
penyimpanan dan pengolahan otak. Menurut Bloom bahwa tingkatan hasil
belajar kognitif dimulai dari terendah dan sederhana yakni hafalan hingga
paling tinggi dan komleks yaitu evaluasi.
2) Ranah afektif, diketahui dalam ranah afektif ini bahwa hasill belajar disusun
secara mulai dari yang paling rendah hingga tertinggi. Dengan demikian yang
dimaksud dengan ranah afektif adalah yang berhubungan dengan nilainilai
yang pada selanjutnya dihubungkan dengan sikap dan perilaku.
3) Ranah psikomotorik, hasil belajar disusun menurut urutan mulai paling
rendah dan sederhana hingga paling tinggi hanya dapat tercapai ketika siswa
telah menguasai hasil belajar yang lebih rendah. (Abadi,2019)
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar tersebut diuraikan dalam dua
bagian, yaitu :
1) Faktor internal, Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari diri siswa. Yang
termasuk kedalam faktor ini adalah :
a) Faktor kesehatan, Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan
beserta bagian - bagiannya/ bebas dari penyakit.Kesehatan adalah
keadaan atau hal sehat.Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap
belajarnya. Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan
seseorang terganggu, selain itu juga ia akan cepat lelah dan kurang
bersemangat.
b) Minat, Minat adalah kecenderungan yang tepat untuk memperhatikan dan
mengenang beberapa kegiatan. Minat besar berpengaruh terhadap belajar,
karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat
siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik- baiknya, karena tidak ada
daya tarik baginya.
c) Bakat, Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru
akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesuai belajar dan berlatih.
Jadi jelaslah bahwa bakat itu mempengaruhi belajar, jika bahan pelajaran
yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajarnya lebih
35
baik karena ia senang belajar dan pastilah selanjutnya lebih giat lagi
dalam belajarnya
d) Motivasi, Motivasi erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan
dicapai. Di dalam menentukan tujuan itu dapat disadari atau tidak, akan
tetapi untuk mencapai tujuan itu perlu berbuat, sedangkan yang menjadi
penyebab berbuat adalah motivasi itu sendri sebagai daya pendorongnya.
2) Faktor Eksternal, Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri
siswa yang termasuk kedalam faktor eksternal adalah :
a) Faktor keluarga, Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari
keluarga brupa : cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga,
suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga.
b) Faktor sekolah, Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini
mencangkup metode mengajar, kurikulum, relai guru dengan siswa, relasi
siswa dengan siswa, disiplin sekolah pelajar dan waktu sekolah, standar
pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.
c) Faktor masyarakat, Masyarakat sangatlah penting berpengaruh terhadap
belajar siswa karena keberadaan siswa dalam masyarakat.Seperti kegiatan
siswa dalam masyarakat, pengaruh dari teman bergaul siswa dan
kehidupan masayarakat disekitar siswa juga berpengaruh terhadap belajar
siswa. (Abadi 2019).
1. Pengertian
Laju atau kecepatan didefinisikan sebagai jumlah suatu perubahan tiap satuan
waktu. Satuan waktu dapat berupa detik, menit, jam, hari atau tahun. Sebagai contoh,
seseorang lari dengan kecepatan 10 km/jam. Artinya orang tersebut telah berpindah
tempat sejauh 10 km dalam waktu satu jam.
Bagaimanakah cara menyatakan laju dari suatu reaksi? Dalam reaksi kimia,
perubahan yang dimaksud adalah perubahan konsentrasi pereaksi atau produk.
Seiring dengan bertambahnya waktu reaksi, maka jumlah zat pereaksi akan makin
sedikit, sedangkan produk makin banyak. Laju reaksi dinyatakan sebagai laju
berkurangnya pereaksi atau laju bertambahnya produk. Satuan konsentrasi yang
digunakan adalah molaritas (M) atau mol per liter (mol. L -1)
39
bergantung pada jenis reaksi dan suhu, artinya bila suhu berubah maka nilainya juga
berubah.
Begitu juga dengan persamaan laju reaksi bergantung pada konsentrasi
pereaksi, dimana laju reaksi selalu berkurang berkurang, karena konsentrasi pereaksi
makin mengecil. Orde reaksi selalu ditentukan oleh konsentrasi reaktan dan tidak
pernah oleh konsentrasi produk. Orde reaksi biasanya merupakan bilangan bulat
positif, namun ada juga yang bernilai nol, bilangan pecahan, atau bilangan negatif.
Adapun beberapa orde reaksi diantaranya adalah sebagai berikut: 1) Reaksi Orde Nol
Reaksi dikatakan memiliki orde nol terhadap salah satu reaktannya jika
perubahan konsentrasi reaktan tersebut tidakberpengaruh terhadap laju reaksi.
Adapun persamaan laju reaksi dan grafiknya adalah sebagai berikut:
v = k [A]o v = k
2) Reaksi Orde Satu
Reaksi dikatakan memiliki orde satu terhadap salah satureaktannya apabila
laju reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi reaktan tersebut.
v = [A]1 = k [A]
3) Reaksi Orde Dua
Reaksi dikatakan memiliki orde dua terhadap salah satureaktannya apabila
laju reaksi berbanding dengan pangkat dua dari konsentrasi reaktan tersebut. Atau
dapat pula dinyatakan dengan hasil kali konsentrasi yang meningkat sampai pangkat
satu atau dua dari reaktan-reaktan tersebut.
Adapun reaksi laju reaksi dan grafiknya adalah sebagai berikut: 2A → produk
Dengan hukum laju.
v = k [A]2 atau v = k [A] [B]
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi
a. Konsentrasi, Salah satu faktor yang mempengaruhi laju reaksi adalah konsentrasi.
Reaksi zat yang konsentrasinya lebih tinggi berlangsung lebih cepat dari pada reaksi
zat yang konsentrasi yang lebih rendah. Konsentrasi zat berhubungan dengan jumlah
partikel zat. Semakin besar konsentrasi suatu zat maka jumlah partikel akan semakin
banyak sehingga tumbukan akan semakin sering terjadi karena ruang geraknya
semakin sempit. Dengan hal tersebut semakin cepat suatu reaksi menghasilkan zat
42
baru yang artinya laju reaksinya pun semakin cepat. Dengan demikian, menunjukkan
bahwa leaju reaksi sebanding dengan konsentrasi.
b. Suhu, Peningkatan suhu mempengaruhi laju reaksi. Saat terjadi peningkatan suhu,
molekul- molekul akan bergerak lebih cepat sehingga menyebabkan tumbukan
semakin sering terjadi. Dalam haltersebut, molekul memiliki cukup energi untuk
bereaksi sehingga tumbukan pun akan terjadi secara lebih efektif. Pada umumnya,
semakin tinggi suhu suatu sistem, semakin cepat reaksi kimia akan berlangsung.
Aturan umumnya adalah bahwa kenaikan suhu 10°C akan meningkat laju reaksi
sekitar dua kali lipat. Begitu juga sebaliknya, penurunan suhu memperlambat reaksi.
Kita berpengalaman dalam memasak nasi dengan api besar lebih cepat dibandingkan
dengan api kecil. Kemudian makanan seperti ikan lebih awet dalam lemari es, karena
penurunan suhu memperlambat pembusukan. Perubahan suhu mempengaruhi
k, karena nilainya bergantung pada suhu dan jenis reaksi. Jika suhu dinaikkan, maka
jumlah dan energi tumbukan antara moleku pereaksi bertambah.
c. Luas Permukaan, Semakin luas permukaan bidang sentuh maka semakin besar laju
reaksi dan semakin cepat reaksinya. Suatu syarat agar reaksi dapatberlangsung
adalah zat-zat pereaksi harus bercampur atau bersentuhan pereaski yang heterogen.
Reaski hanya berlangsung pada bidang batas campuran. Batas bidang campuran
inilah yang disebut bidang sentuh. Dengan temperatur luas bidang sentuh, reaksi
akan berlangsung cepat.
d. Katalis, Katalis adalah zat yang meningkatkan laju reaksi kimia tanpa ikut
terpakai. Katalis dapat bereaksi membentuk zat antara, tetapi akan diperoleh kembali
dalam tahap reaksi berikutnya. Contoh dalam pembuatan molekul oksigen di
laboratorium, sampel kalium klorat dipanaskan; reaksinya adalah :
2KClO3(s) → 2KCl(s) + 3O2(g)
Namun, penguraian ternal ini sangat lambat tanpa adanya katalis. Laju
penguraian dapat ditingkatkan secara drastis dengan menambahkan sedikit katalis
mangan dioksida (MnO2), yaitu suatu zat berwujud serbuk hitam. Semua MnO 2
dapat diperoleh kembali pada akhir reaksi. Sifat dari katalis sebagai berikut :
1) Katalis tidak bereaksi secara permanen, karena terbukti tidak mengalami
perubahan kimia selama reaksi.
43
media video animasi. Video animasi adalah objek diam yang diproyeksikan menjadi
bergerak yang seolah – olah hidup sesuai dengan karate yang dibuat dari beberapa
kumpulan gambar yang berubah beraturan dan bergantian sesuai dengan rancangan,
sehingga video yang ditampilkan lebih variatif dengan gambar – gambar menarik dan
berwarna yang mampu meningkatkan daya tarik belajar peserta didik.
Untuk memperjelas uraian diatas, bahwa keberhasilan siswa tergantung
bagaimana model pembelajaran yang diterapkan dan diterima oleh siswa. Jika model
pembelajaran yang digunakan untuk lebih mengaktifkan siswa dalam belajar serta
media yang digunakan tepat, maka akan membuat hasil belajar dan prestasi siswa
menjadi meningkat.
2.3 Hipotesis
1) Hipotesis 1
Ha1 = Terdapat pengaruh yang signifikan dalam penerapan model pembelajaran
discovery learning berbantuan media video animasi terhadap hasil belajar siswa.
H01 = Tidak terdapat pengaruh yang signifikan dalam penerapan model
pembelajaran discovery learning berbantuan media video animasi terhadap hasil
belajar siswa. Hipotesis Statistik
𝐻𝑎 = µ1 ≠ µ2 , µ1 > µ2
𝐻𝑜 = µ1 = µ2
2) Hipotesis 2
Ha2 = Terdapat pengaruh yang signifikan dalam penerapan model pembelajaran
discovery learning berbantuan media video animasi terhadap motivasi belajar siswa.
H02 = Tidak terdapat pengaruh yang signifikan dalam penerapan model
pembelajaran discovery learning berbantuan media video animasi terhadap motivasi
belajar siswa Hipotesis Statistik
𝐻𝑎 = µ1 ≠ µ2 , µ1 > µ2
𝐻𝑜 = µ1 = µ2
46
3) Hipotesis 3
Hipotesis Verbal :
Ha3 : Terdapat pengaruh motivasi siswa terhadap hasil belajar siswa yang
dibelajarkan dengan model pembelajaran Discovery Learning berbantuan media
video animasi pada materi Laju Reaksi.
H03 : Tidak terdapat pengaruh motivasi siswa terhadap hasil belajar siswa yang
dibelajarkan dengan model pembelajaran Discovery Learning berbantuan media
video animasi pada materi Laju Reaksi.
Hipotesis Statistik
Ha : R ≠ 0 Ho : R = 0
Keterangan:
R : Koefisien korelasi motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar siswa.
BAB III
METODE PENELITIAN
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI MIPA SMA
Negeri 1 Bahorok tahun ajaran 2023/2024 yang terdiri dari 4 kelas, setiap kelasnya
masing-masing berjumlah 34 orang siswa. Pengambilan sampel penelitian dilakukan
dua tahap yaitu sampel kelas diambil sebanyak 2 kelas secara random sampling.
Selanjutnya sampel siswa diambil secara purposif dari setiap kelas yang relatif
homogen statusnya. Adapun sampel yang diambil ada 2 kelas yaitu kelas eksperimen
dan kelas Kontrol.
48
49
Kontrol T3 Y T4
Keterangan:
X = Perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen yaitu menggunakan model
Discovery Learning (DL) dengan menggunakan media video animasi.
Y = Perlakuan yang diberikan pada kelas Kontrol yaitu menggunakan model
Discovery Learning (DL) dengan menggunakan media power point .
T1 = Nilai awal kelompok kelas eksperimen yang yang dibelajarkan dengan model
Discovery Learning (DL) dengan menggunakan media video animasi .
T2 = Nilai akhir kelompok kelas eksperimen yang dibelajarkan dengan model
Discovery Learning (DL) dengan menggunakan media video animasi .
T3 = Nilai awal kelompok kelas Kontrol yang dibelajarkan dengan model Discovery
Learning (DL) .
T4 = Nilai akhir kelompok kelas Kontrol yang dibelajarkan dengan model Discovery
Learning (DL)
Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes objektif (soal
pilihan berganda laju reaksi). Tes objektif diberikan sebelum melakukan proses
pembelajaran (pre-test) dan setelah proses pembelajaran selesai (post- test). Pretest
diberikan kepada sampel sebelum perlakuan dengan tujuan untuk mengetahui
homogenitas dan kenormalan ataupun kesamaan karakteristik kemampuan awal
siswa. Post-test diberikan setelah selesai perlakuan dengan tujuan untuk mengetahui
hasil belajar siswa. Jumlahsoal sebelum divalidasi sebanyak 40 soal.
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan analisis instrumen tes secara
kualitatif dan kuantitatif. Untuk analisis kualitatif yaitu validitas isi instrumen tes
hasil belajar. Sedangkan analisis kuantitatif yaitu melakukan seleksi item soal yang
layak digunakan sebagai instrumen tes dengan pertimbangan analisis tingkat
kesukaran, daya pembeda, distruktor (pengecoh), uji validitas dan reliabilitas kepada
validator ahli.
a. Uji Validitas
Dalam melakukan uji validitas butir soal menggunakan Microsoft excel. Guna
melakukan penentuan atas validitas butir tes dilaksanakan dengan mengkalkulasikan
koefisien correlation atas score butir item dengan score total dengan memanfaatkan
rumus Product Moment:
51
Dimana:
N = Jumlah sampel
rxy = Koefisien validitas tes
𝛴X = Skor butir tes yang mana akan dikalkulasikan validitasnya
𝛴Y = Skor total
Koefisien validitas yang diperoleh (rxy) dibandingkan dengan nilai-nilai r.
Jika rxy hit ≥ rxy tabel maka item yang berkaitan akan diklaim sah atau valid
(Silitonga, 2011).
b. Uji Reliabilitas
Dalam melakukan uji reliabilitas menggunakan Microsoft excel. Reliabilitas
dalam hal ini ialah suatu kemantapan atau keandalan suatu alat ukur sehingga jika
alat tersebut digunakan selalu memberikan hasil yang konsisten. Reliabilitas dapat
dicari dengan Rumus Kuder & Richardson (K-R.20). Dimana:
q = 1- p
K = Seberapa banyak butir tes
S2 = Standarisasi Deviasi
P = Proporsi subjek yang memberikan jawaban benar
r11 = Koefisien reliabilitas tes
Guna memberikan penafsiran terkait harga reabilitas dari soal yang ada maka
r11hitung > r11tabel untuk taraf = 0,05 maka soal dinyatakan reliabel (Silitonga,
2011).
c. Tingkat Kesukaran Soal
Dalam melakukan uji tingkat kesukaran soal menggunakan Microsoft excel.
Taraf kesukaran soal ditunjukan oleh seberapa sulit soal, yakni oleh bilangan yang
dapat memperlihatkan susah atau tidaknya soal terkait. Indeks sukar atau tidaknya
52
soal dalam hal ini diberi lambang P, yang mana guna mencari tahu besaran P
rumusnya adalah :
P=
Dimana:
P = Indeks Kesukaran Item
B = Banyaknya peserta tes yang memberikan jawaban item dengan benar
T = Banyaknya peserta tes
Mengacu pada hasil kalkulasi yang ada, maka level kesukarannya bisa
diberikan kategori sebagaimana berikut ini: P<0,3 diberikan kategori sebagai soal
yang sulit/sukar 0,3<P<0,7 dalam kategori sedang dan P>0,8 dikategorikan sebagai
soal mudah (Silitonga, 2011).
d. Daya Pembeda Soal
Dalam melakukan uji daya beda soal menggunakan Microsoft excel. Daya
beda terhadap item bertujuan untuk membedakan siswa yang memiliki kemampuan
tinggi dan siswa yang memiliki kemampuan rendah. Angka menunjukkan besarnya
daya pembeda soal yang dikenal dengan indeks diskriminasi yang dilambangkan
dengan D. Dimana D berkisar dari -1 hingga +1.
Jika:
a) D +1 memiliki makna bahwasannya keseluruhan kelompok atas (JA) mampu
memberikan jawaban atas item dengan baik, sementara itu, keseluruhan
kelompok bawah (JB) memberikan jawaban yang salah. .
b) D-1 menunjukkan bahwa seluruh subkelompok atas memberikan jawaban yang
salah, sedangkan kelompok bawah memberikan jawaban yang benar. Soal yang
diberikan berkualitas buruk sehingga harus dibuang.
c) D-0 menunjukkan fakta bahwa kelompok atas & bawah menjawab item dengan
benar atau salah, menunjukkan bahwa pertanyaan tersebut tidak memiliki daya
beda.
Adapun, Kategori dalam penentuan daya beda soal adalah sebagai berikut :
53
Dimana:
JA = jumlah peserta Kelompok Atas
JB = jumlah peserta Kelompok bawah
BA = jumlah kelompok atas yang menjawab benar
BB = jumlah kelompok bawah yang menjawab benar
e. Distruktor (Pengecoh)
Dalam melakukan uji distruktor menggunakan Microsoft excel. Distruktor
atau pengecoh ialah keseluruhan alternatif jawaban yang bukan kunci jawaban
sesungguhnya. Suatu pengecoh ini bisa dibilang memiliki fungsi yang baik jikalau
dalam hal ini punya daya tarik yang tinggi bagi siswa yang dalam konteks ini tidak
menguasai materi. Mengacu pada analisis distruktor bisa diambil tiga keputusan,
yang antara lain adalah diterima, direvisi, atau ditolak. Suatu butir atau item
dianggap sebagai memenuhi syarat jikalau dalam hal ini:
a) Distruktor yang berkaitan sekurang-kurangnya dipilih oleh 5% peserta tes
b) Untuk kunci jawaban kelompok atas lebih kecil dari kelompok bawah
c) Tidak lebih dari 5% peserta blanko
Apabila dalam hal ini peserta blanko mencakup 5% lebih atau pemilih
kelompok atas lebih bervarisi dari pemilih kelompok bawah, maka dapat dikatakan
ada hal yang bermasalah di item tersebut. Dengan demikia dibutuhkan suatu revisi.
Efektifitas atasnya ditentukan dengan perumusan yakni:
Distruktor X =
54
Dimana :
JPA = jumlah kelompok atas yang menjawab benar
JPB = jumlah kelompok bawah yang menjawab benar
JA = jumlah peserta tes kelompok atas
JB = jumlah peserta tes kelompok bawah
Instrumen non tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi
untuk mengetahui motivasi belajar siswa ketika mengikuti pembelajaran
menggunakan model pembelajar Discovery Learning (DL). Data aktivitas peserta
didik diperoleh dari observasi selama pembelajaran berlangsung. Pengamatan
dilakukan dengan cara mengamati motivasi yang dilakukan peserta didik sesuai
dengan indikator yang terdapat dalam lembar observasi. Untuk menghitung nilai
motivasi siswa digunakan persamaan berikut.
Menyusun tabel interval Skor tertinggi = 5
Skor terendah = 1
Jarak kelas = 5 (dari skor tertinggi sampai skor terendah)
Jarak interval = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 −𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ
= 5 – 4/5 = 0,8
Maka diperoleh kriteria penafsiran sebagai berikut:
Tabel 3.3 Kriteria Motivasi Belajar
Skor Kriteria
4,21 – 5,00 Sangat Tinggi
3,41 – 4,20 Tinggi
2,61 – 3,40 Sedang
1,81 – 2,60 Rendah
1,00 – 1,80 Sangat Rendah
Dalam penelitian ini diperoleh data berupa hasil belajar siswa serta aktivitas
siswa. Data hasil belajar diperoleh dengan memberikan tes berupa pretest dan
posttest pada materi Laju Reaksi. Sedangkan aktivitas siswa diperoleh dengan
55
Dalam penelitian ini, analisis data dilakukan dengan uji normalitas data, uji
homogenitas data, uji hipotesis dan uji korelasi.
F=
Jika Fhitung < Ftabel sehingga dengan demikian data yang digunakan adalah
data yang homogen (Silitonga, 2014).
Hipotesis diuji dengan uji t dua pihak. Karena digunakan dua kelompok
sampel yang independen (tidak saling berhubungan) dan jumlah sampel pada
masing-masing kelas berjumlah sama, maka hipotesis tentang perbedaan hasil belajar
kimia siswa dan aktivitas siswa yang dihitung dengan rumus uji-t dua pihak sebagai
berikut:
Thit =
59
Dengan kriteria diterima atau ditolaknya adalah nilai t berada di daerah kritis,
sehingga Ho ditolak (Ha diterima). Sementara itu jika t dikalkulasikan ada di daerah
penerimaan Ho maka Ha ditolak dan Ho diterima. Jika Ho ditolak pada a = 0,05
maka disebut "nyata" (Silitonga, 2014).
Guna mencari tahu korelasi aktivitas belajar siswa dengan hasil belajar siswa,
maka digunakan analisis uji korelasi. Uji korelasi yang dilakukan menggunakan
software Spss dan menggunakan uji korelasi Pearson. Analisis korelasi dimanfaatkan
guna melakukan pengukuran terkait tingkat keeratan korelasi atau hubungan diantara
dua variabel. Derajat hubungan yang ada antar variabel diukur dengan Koefisien
Korelasi (“r”) atau dalam hal ini diberikan simbol p (rho). Besaran koefisien korelasi
ada diantara -1 serta +1 atau bisa dilambangkan dengan: -1<r<+1
Jika: r = +1 dimana dalam hal ini memiliki makna bahwasannya terdapat
suatu korelasi positif antara variable X dan Y, r = -1 dan hal ini maknanya ada
korelasi negatif diantara variable X dan Y, r = 0 maknanya dalam hal ini tak ada
korelasi diantara variable X dan Y
Secara terperinci, makna dari koefisien korelasi dapat dilihat pada tabel
berikut:
Data yang dapat diperoleh dari Penelitian ini adalah dari pretest sebagaimana
dalam hal ini disediakan sebelum diaksanakannya proses belajar di dua grup sampel
dan juga posttest dilakukan pengujian sesudah dilaksanakannya proses pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran DL ( Discovery Learning) dan
menggunakan media Video Pembelajaran di kelas eksperimen dan tidak
menggunakan model di kelas kontrol hanya menggunakan media Video
Pembelajaran . Pendapatan nilai rata – rata pretest di kelas eksperimen adalah 52,79
sementara itu perolehan nilai rata – rata pretest di kelas kontrol adalah 38,38
sementara itu rata – rata posttest di kelas eksperimen adalah 85,58 . sementara itu ,
nilai rata – rata posttest kelas kontrol ialah 67,79.
Untuk data pretest dan posttest dan motivasi belajar siswa kelas eksperimen
terdapat pada lampiran 15 dan kelas kontrol terdapat pada lampiran 16.
60
61
instrument soal ditabulasi dan ditentukan mana soal yang digunakan dan soal yang
tidak digunakan. Untuk data hasil tabulasi instrument soal terdapat pada lampiran 19.
a. Uji Validitas Tes
Berdasarkan uji validitas yang telah dilakukan dengan menggunakan uji
korelasi product moment pada Microsoft excel dengan taraf signifikan 5% (α=0,05)
diperoleh 22 soal yang memenuhi kriteria uji validitas, yaitu rhitung > rtabel.
Adapun 22 soal tersebut meliputi nomor soal 1,2,3,4,5,6,8,9,10,13,14, 16, 17, 18, 19,
27, 30, 31, 33, 34, 36, 37. Data hasil uji validasi menggunakan Microsoft excel
terdapat pada lampiran 20.
b. Tingkat Kesukaran Soal
Dari 40 butir pertanyaan yang diajukan pada peserta didik, terdapat 8 soal
yang dikategorikan mudah yaitu pada butir soal nomor 3, 6, 7, 9, 23, 24, 32, 35.
Sebanyak 27 soal dikategorikan sedang yaitu pada butir soal nomor 1, 2 ,4, 5, 8,
10,13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 27, 28, 30, 31, 33, 34, 36, 37, 38, 39, 40.
Sebanyak 3 soal yang dikategorikan sukar yaitu nomor 25, 26, 29. Sedangkan
sebanyak 2 soal yang dikategorikan sangat sukar yaitu pada butir 11 dan 12. Data
hasil uji tingkat kesukaran soal dengan memanfaatkan Ms.Excel terdapat pada
lampiran 21.
c. Daya Beda Soal
Berdasarkan hasil uji daya beda didapat dari 40 pertanyaan sebagaimana
dilakukan uji pada siswa, diperoleh 14 soal dengan kategori daya beda jelek yaitu
soal nomor 8, 11, 12, 15, 21, 23, 24, 29, 32, 35, 36, 38, 39, 40. Sebanyak 20 soal
dengan kategori daya beda cukup yaitu soal nomor 1, 2, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 13, 17, 18,
20, 22, 25, 26, 27, 28, 30, 33, 37. Kemudian terdapat 6 soal dengan kategori daya
beda baik yaitu soal nomor 3, 14, 16, 19, 31, 34. Data hasil uji daya beda
menggunakan Microsoft excel terdapat pada lampiran 22.
d. Realibitas Tes
Hasil uji realibilitas instrument tes menggunakan rumus Kuder & Richardson
(KR-20) pada Microsoft excel diperoleh rhitung sebesar 1,0303 dimana harga rtabel
dengan α = 0,05 adalah 0.339. Karena harga r hitung > rtabel maka dapat dinyatakan
bahwa secara keseluruhan butir tes dalam penelitian ini reliabel.
62
Berdasarkan data nilai hasil belajar siswa yang diperoleh pada penelitian ini
dan setelah data pretest dan data postest di uji menggunakan uji N-Gain pada
Microsoft excel maka diperoleh rata – rata, standar deviasi dan varians dari kelas
eksperimen dan kelas kontrol seperti pada tabel 4.1 dibawah ini :
Tabel 4.1. Rata – Rata , Standar Deviasi dan Varians Data Pretest dan Posttest
Kelas Eksperimen
Tabel 4. 2. Rata – Rata, Standar Deviasi, dan Varians Data Pretest dan Postest
Kelas Kontrol
Tabel 4. 3. Rata – Rata, Standar Deviasi, dan Varians Data motivasi Siswa Kelas
Eksperimen dan kontrol
Motivas
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
eksperim kontr
Gambar 4.3 Rata – Rata, Standar Deviasi, dan Varians Data motivasi Siswa
Kelas Eksperimen dan control
Berdasarkan tabel hasil uji normalitas tersebut diketahui bahwa data pretest
memiliki kriteria X2 hitung < X2 tabel (8,34<11,07) dan data posttest memiliki
kriteria X2 hitung < X2 tabel (9,28<11,07). Sehingga dapat disimpulkan bahwa data
pretest dan posttest pada penelitian ini berdistribusi normal pada taraf signifikansi
0,05. Hasil data uji normalitas data pretest dan posttest kelas eksperimen terdapat
pada lampiran 25.
Tabel 4. 5. Uji Normalitas Data Hasil Pretest dan Posttest kelas Kontrol
Berdasarkan tabel hasil uji normalitas tersebut diketahui bahwa data pretest
memiliki kriteria X2 hitung < X2 tabel (5,85<11,07) dan data posttest memiliki
kriteria X2 hitung < X2 tabel (1,92<11,07). Sehingga dapat disimpulkan bahwa data
pretest dan posttest pada penelitian ini berdistribusi normal pada taraf signifikansi
0,05.Data uji normalitas nilai pretest dan posttest siswa kelas kontrol terdapat pada
lampiran 26.
Berdasarkan tebel hasil uji normalitas tersebut diketahui bahwa data hasil uji
n-gain kelas eksperimen memiliki kriteria X2 hitung < X2 tabel (2,14<11,07) dan data
hasil uji n-gain kelas kontrol memiliki kriteria X2 hitung < X2 tabel (8,81<11,07).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa data hasil uji n-gain kelas eksperimen dan
kontrol pada penelitian ini berdistribusi normal pada taraf signifikansi 0,05.
Data uji normalitas hasil uji n-gain kelas eksperimen dan kelas kontrol terdapat pada
lampiran 24 dan 25.
Berdasarkan tabel hasil uji normalitas tersebut diketahui bahwa data aktivitas
belajar siswa memiliki kriteria X2 hitung < X2 tabel (7,97<11,07) pada kelas
eksperimen dan dikelas kontrol (4,30<11,07). Sehingga dapat disismpulkan bahwa
data motivasi belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol pada penelitian ini
berdistribusi normal pada taraf signifikansi 0,05.
Data uji normalitas nilai motivasi belajar siswa kelas eksperimen terdapat
pada lampiran 26 Sedangkan data uji normalitas nilai motivasi belajar siswa kelas
kontrol terdapat pada lampiran 27 dan 28.
Uji Homogenitas
Eksperimen Ha diterima,
Posttest Ho ditolak
x = 85,58
S = 4,72
S2 = 22,27
15,401 2,036
Kontrol
Posttest
x = 67,79
S = 4,79
S2 = 22,94
Eksperimen Ha diterima,
x = 81,79 Ho ditolak
S = 5,11
S2 = 26,11
Kontrol x
= 57,50
19,679 2,036
S = 5,06
S2 = 25,60
signifikan antara motivasi belajar kimia siswa dengan pembelajaran model DL.
Berdasarkan koefisien rhitung yang diperoleh 0,681, jadi makna korelasi sangat tinggi.
Sedangkan pada kelas kontrol 2 diperoleh r hitung = 0,627 sedangkan rtabel pada
α = 0,05 (N=34) adalah sebesar 0,338. Karena rhitung > rtabel maka Ho ditolak yang
artinya Ha diteruma berarti terdapat korelasi yang positif dan signifikan antara
motivasi belajar kimia siswa dengan hasil belajar dengan menggunakan model
Discovery Learning. Berdasarkan koefisien rhitung yang diperoleh 0,627, jadi makna
korelasi tinggi.
Hasil uji korelasi motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar siswa kelas
eksperimen terdapat pada lampiran .sedangkan data hasil uji korelasi motivasi belajar
siswa terhadap hasil belajar siswa kelas kontrol terdapat pada lampiran .
4.3 Pembahasan
dalam pembelajaran kimia 81,79 untuk kelas eksperimen . sedangkan rata – rata nilai
motivasi belajar kimia siswa pada kelas kontrol yaitu 57,5
Selanjutnya sebelum dilakukan pengujian hipotesis untuk mengetahui ada
ataupun tidak adanya difrensiasi dalam hasil belajar serta motivasi dalam belajar
dengan menggunakan permodelan Discovery Learning, awalnya dilaksanakan uji
prasyarat data. Dari hasil pengujian normalitas data dapat disimpulkan bahwa data
pretest dan posttest serta motivasi siswa dengan uji Chi-Kuadrat diperoleh
kesimpulan bahwa data normal. Sedangkan hasil pengujian homogenitas data antara
kelompok sampel tersebut dinyatakan homogen. Dengan demikian syarat pengujian
normalitas dan homogenitas data telah terpenuhi sehingga bisa diteruskan ke tahap
selanjutnya yaitu pada pengujian hipotesis.
Uji hipotesis dilaksanakn dengan tujuan untuk mengetahui terkait terdapat
atau tidaknya suatu perbedaan hasil belajar dan motivasi belajar siswa yang
diblajarkan dengan implementasi model belajar Discovery Learning pada materi laju
reaksi.Pengujian hipotesis dilaksanakan dengan uji t-t dua pihak kanan untuk data
posttest diperoleh t hitung = harga ttabel = 2,036 maka thitung>ttabel (12,47>2,036),maka
Ho ditolak Ha diterima.Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa terdapat
difrensiasi hasil belajar siswa sebagaimana diajarkan dengan memanfaatkan
permodelan Discovery Learning di materi Laju Reaksi. Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Aprilia dan Joko (2019) yang berjudul Pengaruh
Model Pembelajaran Discovery Learning dengan Menggunakan Media Video
terhadap Hasil Belajar pada materi pembejaran siswa kelas IV SD hal ini
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh model Discovery Learning dengan
menggunakan media video terhadap hasil belajar siswa kelas IV SDN Gemah. Hal
itu dapat dibuktikan dari perhitungan uji t diperoleh thitung = 23,81 dan ttabel0,226.
Karena thitung = 23,81 > ttabel = 0,226. Maka hal ini menunjukkan bahwa uji t hasil
belajar signifikan. Dapat disimpukan bahwa terdapat pengaruh model Discovery
Learning dengan menggunakan media video terhadap hasil belajar siswa kelas IV SD
N Gemah.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui ada atau
tidaknya perbedaan hasil beelajar dan motivasi belajar siswa yang dibelajarkan
73
ini dilakukan dengan Uji-t sampel bebas atau independent sampel t-test. Berdasarkan
uji t yang dilakukan terhadap nilai posttest kelas eksperimen dan posttest kelas
kontrol, maka diperoleh thitung sebesar 2,01208 dan ttabel pada taraf signifikasi α
atau 0,05 adalah sebesar 1,67866 maka Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat
disimpulkan bahwa penelitian ini dapat memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap hasil belajar peserta didik.
BAB V
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
75
DAFTAR PUSTAKA
Amelia, S., & Sukma, E. (2021). Pengaruh Model Discovery Learning Terhadap
Jurnal Penelitian Pendidikan ; Siregar, E. R., Asyhar, R., & Zurweni, Z. (2023).
Pengaruh Model Discovery Learning dan Efikasi Diri Terhadap Ketermpilan
Literasi Sains Siswa. Jurnal Penelitian Pendidikan, Psikologi Dan Kesehatan
(J-P3K, 4(1), 10– 16. https://doi.org/10.51849/j-p3k.v4i1.196
Karlina, V., & Asma, R. (2022). Efektivitas Penggunaan Model Guided Discovery
Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Laju Reaksi Di Kelas XI.
Integrated Science Education Journal, 3(3), 72–
77. https://doi.org/10.37251/isej.v3i3.274
76
Khasinah, S. (2021). Discovery Learning: Definisi, Sintaksis, Keunggulan dan
Kelemahan. Jurnal MUDARRISUNA: Media Kajian Pendidikan Agama
Islam, 11(3), 402. https://doi.org/10.22373/jm.v11i3.5821
Kinerja Kependidikan, J., Sri Herita Maya Sri Herita adalah Guru SMA Negeri, M.,
& Aceh, B. (n.d.). Facilities of Educator Career and Educational Scientific
Information Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Pada
Materi Laju Reaksi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik (Vol. 4,
Issue 1).
Lase, D. Y., & Andromeda, A. (2023). Pengaruh Model Guided Discovery Learning
Berbasis LSLC pada Materi Kesetimbangan Kimia terhadap Hasil Belajar
Siswa di SMA Negeri 14 Padang. Jurnal Pendidikan Kimia Undiksha, 7(1),
29–32. https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPK
Marisya, A., & Sukma, E. (n.d.). Konsep Model Discovery Learning pada
Mayu, F. P. (2021). Guided Discovery Learning: Kreativitas Siswa pada Materi Laju
Reaksi. Journal Evaluation in Education (JEE), 2(4), 140–143.
https://doi.org/10.37251/jee.v2i4.223
Maulida, L., Melati, H. A., & Hadi, L. (2016). Pengaruh Discovery Learning
77
terhadap Keterampilan Proses Sains dan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI
IPA. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa (JPPK), 5(9).
Nursyahrobby, M., Rusdi, M., Riski Gusti, D., Lestari, I., Pendidikan Kimia, M.,
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, F., Jambi, U., Raden Mattaher No, J., Jambi,
P., Jambi Timur, K., & Jambi, K. (n.d.). Pengembangan Scaffolding pada
Discovery Learning dalam Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah.
Journal on Education, 06(01).
Nugrahaeni, A., Wayan Redhana, I., & Made Arya Kartawan, I. (2017). Pendidikan
Kimia Indonesia 23 Amallia Nugrahaeni, I Wayan Redhana, I Made Arya
Kartawan. Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Kimia. In Jurnal
Pendidikan Kimia Indonesia (Vol. 1, Issue 1).
Nursyahrobby, M., Rusdi, M., Riski Gusti, D., Lestari, I., Pendidikan Kimia, M.,
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, F., Jambi, U., Raden Mattaher No, J., Jambi,
P., Jambi Timur, K., & Jambi, K. (n.d.). Pengembangan Scaffolding pada
Discovery Learning dalam Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah.
Journal on Education, 06(01).
Pendidikan, J., Undiksha, K., Made, N., Suparwati, A., Suja, W., & Tika, N. (2023).
E- LKPD Kimia Berbasis STEM dengan Muatan Etnosains untuk
Meningkatkan Model Mental Kimia pada Materi Laju Reaksi A R T I C L E I
N F O Kata Kunci: E-LKPD Kimia STEM etnosains model mental kimia.
7(1), 1–10. https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPK
78
Putri, R. H., Albertus, ), Lesmono, D., Pramudya, ), & Aristya, D. (n.d.).
PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP MOTIVASI
BELAJAR DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA MAN BONDOWOSO 1).
Saragi, L., & Dalimunthe, M. (2022). Pengaruh model pembelajaran problem based
learning dengan menggunakan powerpoint terhadap hasil dan minat belajar
siswa pada materi laju reaksi di kelas XI SMA. Jurnal Ilmiah Pendidikan, 1.
Shabrona Putri, I., Juliani, R., & Nia Lestari, I. (2017). PENGARUH MODEL
PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR
SISWA DAN AKTIVITAS SISWA (Vol. 6, Issue
2).http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/
Syafirah, S., Darmana, A., & Artikel, I. (2022). Perbedaan Aktivitas dan Hasil
Belajar Siswa Menggunakan Problem Based Learning dan Discovery
Learning pada Bahan Ajar Laju Reaksi Terintegrasi Nilai Spiritual. 1.
https://jurnal.arkainstitute.co.id/index.php/educenter/index
79
MATERI LAJU REAKSI. Jurnal Pendidikan Sosial Dan Humaniora, 2(1).
https://publisherqu.com/index.php/pediaqu
Yuliana, V., Copriady, J., & Erna, M. (2023). Pengembangan E-Modul Kimia
Interaktif Berbasis Pendekatan Saintifik Menggunakan Liveworksheets pada
Materi Laju Reaksi. In JIPK (Vol. 17, Issue 1).
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/JIPK
80
LAMPIRAN
81
6. Laju Reaksi Kesulitan atau kendala proses pembelajaran dan evaluasi untuk materi Laju Reaksi. 18.
Pendapat pendidik mengenai perlunya pengembangan instrumen tes berbasis pendekatan 18. 2
kontekstual dalam materi Laju Reaksi untuk mengukur kemampuan Literasi sains peserta
didik.
82
Lampiran 2 Lembar Wawancara
83
9. Bagaimana pelaksanaan evaluasi dalam proses
pembelajaran kimia yang selama ini bapak/ibu lakukan?
84
18.Apakah bapak/ibu mengalami kendala dalam proses
pembelajarn materi Laju Reaksi ?
Lampiran 3 Table Kisi Kisi Soal
Petunjuk
Berdasarkan pendapat Bapak/Ibu, berilah tanda “” pada kolom jika pertanyaan dalam butir soal sesuai dengan kriteria dan
tanda “X” pada kolom jika pernyataan dalam butir soal tidak sesuai dengan kriteria .
Berikut kriteria validasi instrument tes:
Jika ada saran dan komentar maka Bapak/Ibu dapat menuliskannya pada kolom komentar/saran yang telah disediakan.
Capaian Pembelajaran:
1. Peserta didik mampu memahami pengertian laju reaksi dan faktor – faktor yang mempengaruhi laju reaksi berdasarkan teori
tumbukan.
2. Peserta didik mampu menentukan hukum dan persamaan laju reaksi .
3. Peserta didik dapat menghitung laju reaksi dan orde reaksi berdasarkan data hasil percobaan laju reaksi
4. Peserta didik dapat menetukan konstanta/tetapan laju reaksi berdasarkan data hasil percobaan laju reaksi.
85
Kelayakan
Tingkat Tidak
Tujuan Pembelajaran No Soal Jawaban Keterangan Layak
Kognitif Layak
()
(X)
b. 5 mL
c. 5,5 mL
d. 10 mL
e. 15 mL
2 Konsentrasi larutan yang dibuat dari 25 g C3 C
padatan CaCO3 dan dilarutkan dalam air
hingga volume larutan menjadi 500 mL
86
adalah….M.
Ar Ca = 40
Ar C = 12
Ar O = 16
a. 0,025 M
b. 0,005 M
c. 0,05 M
d. 0,5 M
e. 0,25 M
Siswa dapat mengetahui 3 Laju reaksi adalah… C1 B
pengertian laju reaksi a. perubahan suhu per satuanwaktu
dengan tepat b. perubahan konsentrasi persatuan waktu
c. perubahan jarak per satuan waktu
d. perubahan produk persatuan waktu
e. perubahan dikarenakan suhu
4 Data percobaan reaksi berikut: A + B C2 A
Siswa dapat memahami
hasil
87
konsep faktor – faktor
yangmempengaruhi laju
reaksi dengan tepat
b. suhu
c. luas permukaan
d. katalis
e. tekanan
5 C2 C
Kenaikan suhu menyebabkan reaksi
berlangsung dengan cepat, hal itu karena…
a. memperbesar luas permukaan
88
b. menaikkan suhu larutan
c. memperbesar energi kinetik
molekul pereaksi
d. memperbesar tekanan
e. menaikkan energi pengaktifan zat yang
bereaksi
Siswa dapat 6 Perhatikan data table percobaandari reaksi C3 C
menerapkan konsep berikut:
laju reaksi berdasarkan Zn(s) + 2HCl(aq) → ZnCl2(aq) + H2(g)
data hasil percobaan Laju reaksi pembentukan gas
dengan teliti hidrogen dari reaksi tersebut adalah
….
a. 0,20 mL.det-1
b. 0,50 mL.det-1
c. 0,75 mL.det-1
d. 0,85 mL.det-1
e. 0,90 mL.det-1
89
7 Perhatikan data tabel percobaan dari reaksi C3 B
berikut:
90
No Suhu Volume Waktu
(°C) H2 (mL) (det)
1 25 15 20
2 25 22,5 30
3 25 30 40
91
setelah 30 detik sebesar ….
a. 0,83 mL/detik
b. 1,33 mL/detik
c. 2,67 mL/detik
d. 2,50 mL/detik
e. 7,50 mL/detik .
9 Berikut tabel hasil percobaan reaksi antara C3 E
logam Q dengan larutan HCl 2M
H2(g) + Cl2(g) → 2HCl(g)
92
d. 2,0 mL/det
e. 2,8 mL/det
10 Berikut ini diberikan data percobaanlaju C3 E
reaksi
a. 5,0
b. 7,5
c. 10,5
d. 12,5
93
e. 39,0
11 Data percobaan laju reaksi C3 B
2CO(g) + O2(g) → 2CO2(g) sebagai berikut :
94
Laju reaksi pada pembentukan gas H2 adalah ….
mL/detik
a. 25/10
b. 50/5
c. 75/10
d. 10/5
e. 25/5
13 Kedalam ruang yang volumenya 2 liter, C4 B
dimasukkan 4 mol gas HI yang kemudian
terurai menjadi gas H2 dan I2.Setelah 5 detik,
dalam ruang tersebut terdapat 1 mol gas H2.
Tentukan laju reaksi pembentukan gas H2
dan laju reaksi peruraian gas HI berturut-
turut adalah …
95
a. 0,1 M/detik dan 0,2
M/detik
b. 0,2 M/detik dan 0,1
M/detik
c. 0,1 M/detik dan 0,5
M/detik
d. 0,5 M/detik dan 0,1
M/detik
e. 0,2 M/detik dan 0,2
M/detik
14 C3 E
Sekeping logam seng direaksikan dengan
larutan asam sulfat 4 M danbereaksi
menurut reaksi :
Zn(s) + H2SO4(aq) → ZnSO4(aq) + H2(aq) Data
yang diperoleh setelah beberapa menit
sebagai berikut :
96
Laju reaksi seng tersebut sebesar ….
a. 0,05 cm3. det-1
b. 0,10 cm3 . det-1
c. 0,15 cm3 . det-1
d. 0,20 cm3 . det-1
e. 0,25 cm3 . det-1
15 Data laju awal untuk reaksi: C4 B
(CH3)3CBR + OH- → (CH3)3COH + Br-
97
Hukum laju reaksi ini adalah …..
a. v = k [(CH3)3CBr] [OH-]
b. v = k [(CH3)3CBr]
c. v = k [OH-]
d. v = k [(CH3)3CBr]2 [OH-]
e. v = k [(CH3)3CBr] [OH-]2
98
a. 0,7 mL.det-1
b. 1,0 mL.det-1
c. 1,4 mL.det-1
d. 2,0 mL.det-1
e. 2,8 mL.det-1
17 Dari hasil percobaan reaksi C4 E
2NO(g) + 2H2(g) → N2(g) + 2H2O(g)
a. 0
b. 1,0
c. 1,5
d. 2,0
99
e. 3,0
18 Perhatikan data percobaan reaksi berikut : C3 E
Mg(s) + 2HCl(aq) → MgCl2(aq) + H2(g)
b. 2,40 mL.detik-1
c. 2,50 mL.detik-1
d. 2,80 mL.detik-1
e. 3,40 mL.detik-1
19 C3 D
Data laju awal reaksi oksidasi 𝐹𝑒2+ oleh H2O2
dalam suasana asam ditunjukkan pada tabel
100
berikut :
a. – 1
b. 0
c. 1
d. 2
e. 3
20 C3 E
Setiap kenaikan 10ºC laju reaksi menjadi 2 kali
lebih cepat. Suatu reaksi pada suhu 30ºC . bila
suhu dinaikkan menjadi 100 ºC maka laju
reaksinya adalah ….
a. 14 a
b. 28 a
101
c. 32 a
d. 64 a
e. 128 a
21 Perhatikan bagan reaksi 4 gram pualam CaCO3 C2 E
dengan larutan HCl pada masing-masing
wadah berikut!
102
e. (4) terhadap (5)
22 Laju suatu reaksi menjadi dua kali lebih C3 A
cepat pada setiap kenaikan suhu 10°C. Bila
pada suhu 20°C reaksi berlangsung dengan
laju reaksi 2 x 103 mol L-1s-1, berapa laju
reaksi yang terjadi pada suhu 50°C ?
103
Laju reaksi pembentukan gas H2 tersebut
adalah…..
a. 0,4 mL.det-1
b. 0,5 mL.det-1
c. 1,0 mL.det-1
d. 2,0 mL.det-1
e. 3,0 mL.det-1
Siswa dapat 24 Ketika memasak bubur kacang hijau C2 B
mengetahui faktor - biasanya gula merah diiris terlebih dahulu
faktor yang sebelum dimasukkan kedalambubur . hal ini
mempengaruhi laju dilakukan karena dapat mempercepat
reaksi dengan tepat leburnya gula.
Mengiris gula merah berhubungandengan
faktor ….
104
a. suhu
b. luas permukaan
c. tekanan
d. konsentrasi
e. volume
25 Fungsi katalis adalah untuk …. C1 D
a. menaikkan energi aktivitas danenergi
kinetic molekul yang bereaksi
b. menaikkan energi kinetik
molekul pereaksi
c. menurunkan energi kinetik
molekul pereaksi
d. mengubah jalannya reaksi sehingga
energi aktivasinyaturun
e. meningkatkan frekuensitumbukan
antar partikel
26 Dalam suatu pabrik, proses pembuatan SO3 C2 C
menggunakan suatukatalis yaitu Vanadium
105
pentaoksida menurut persamaan reaksi :
SO2(g) + O2(g) →2SO3(g)
e. memperbesar luas
permukaan pereaksi
27 Perhatikan gambar reaksi CaCO3 dalam C2 A
larutan HCl encer
106
Laju reaksi yang hanya dipengaruhi luas
permukaan terdapat pada gambar nomor
….
a. 1 terhadap (2)
b. 2 terhadap (3)
c. 2 terhadap (4)
d. 3 terhadap (5)
e. 4 terhadap (5)
28 Bubuk detergen yang digunakan untuk C2 D
mencuci pakaian mengandung zat-zat noda-
noda pada pakaian. Zat zat ini akan bereaksi
dengan nodanoda tersebut. Dua pakaian
seragam dengan noda yang sangat kotor
107
dicuci dengan bubuk detergen yang sama.
Pakaian pertama dicuci dengan 1 takaran
detergen, sedangkan pakaian kedua dicuci
dengan 2 takaran detergen. Takaran manakah
yang dapat membersihkan pakaian lebih
cepat? Mengapa…
108
karena jumlah partikeldetergen lebih
banyak
a. suhu
b. konsentrasi
c. katalis
d. luas permukaan
109
hasil percobaandengan
benar
110
Orde reaksi terhadap A dan B berturut turut adalah
….
a. 2 dan 4
b. 2 dan 2
c. 2 dan 1
d. 1 dan 2
e. 1 dan 1
32 Data percobaan penentuan laju reaksi C3 B
P+Q→R
111
Orde reaksi terhadap P adalah ….
a. 0
b. ½
c. 1
d. 2
e. 3
Siswa dapat 33 Reaksi akan berlangsung 3 kali lebih cepat dari C3 A
memahami konsep semula setiap kenaikkan 20ºC . jika pada suatu
hukum laju reaksi dan 30ºC suatu reaksi berlangsung 3 menit , maka
persamaan lajudengan pada suhu 70 ºC reaksi akan berlangsung
baik selama ….
a. 1/3 menit
112
b. 2/3 menit
c. 1 menit
d. 4 menit
e. 12 menit
34 C3 E
Suatu reaksi A + B hasil reaksi,
persamaan laju reaksinya
a. tidak berubah
113
P+Q→Z
a. V = k [P]
b. V = k[Q]2
c. V=k[P][Q]
d. V = k[P][Q]2
e. V = k[P]2[Q]2
36 Untuk reaksi berikut ini : C2 D
2NO(g) + Br2(g) → 2NOBr(g)
114
Laju reaksi ini dapat dinytakan sebagai ….
115
39 Dalam satu bejana terdapat reaksiA + C2 B
B→C
Jika diketahui persamaan laju reaksiV =
[A]1 [B]0
Maka kurva yang tepat untuk
menggambarkan orde reaksi tersebut
terhadap A adalah ….
116
Siswa dapat 40 Pada reaksi A + B → C. diketahui C3
menetukan konstanta [A] = 0,1 M dan [B] = 0,4 M . Orde terhadap
/tetapanlaju reaksi A dan B masing – masing 1 dan
berdasarkan data 3. Laju reaksi nya adalah 4,0 M/det . Harga
117
hasil percobaan tetapan laju reaksi k adalah ….
dengan cermat
a. 0,4 M-2 .det-1
b. 2,5 M-2 .det-1
c. 4 x 10-3 M-2. det-1
d. 25 M-2 .det-1
e. 250 M-2 .det-1
118
Lampiran 4 Instrument Soal Sebelum Divalidasi
1. Untuk membuat 500 mL larutan H2SO4 0,05 M dibutuhkan larutan H2SO4 5 M sebanyak…mL.
a. 2,5 mL
b. 5 mL
c. 5,5 mL
d. 10 mL
e. 15 Ml
2. Konsentrasi larutan yang dibuat dari 25 g padatan CaCO3 dan dilarutkan dalam air hingga volume larutan menjadi 500 mL
adalah….M. Ar Ca = 40 , Ar C = 12 ,
Ar O = 16
a. 0,025 M
b. 0,005 M
c. 0,05 M
d. 0,5 M
e. 0,25 M
3. Laju reaksi adalah…
a. perubahan suhu per satuanwaktu
119
b. perubahan konsentrasi persatuan waktu
c. perubahan jarak per satuan waktu
d. perubahan produk persatuan waktu
e. perubahan dikarenakan suhu
120
5. Kenaikan suhu menyebabkan reaksi berlangsung dengan cepat, hal itu karena….
a. memperbesar luas permukaan
b. menaikkan suhu larutan
c. memperbesar energi kinetik molekul pereaksi
d. memperbesar tekanan
e. menaikkan energi pengaktifan zat yang bereaksi
6. Perhatikan data tabel percobaan dari reaksi berikut:
Zn(s) + 2HCl(aq) → ZnCl2(aq) + H2(g)
Laju reaksi pembentukan gas hidrogen dari reaksi tersebut adalah ….
a. 0,20 mL.det-1
b. 0,50 mL.det-1
c. 0,75 mL.det-1
d. 0,85 mL.det-1
e. 0,90 mL.det-1
7. Perhatikan data tabel percobaan dari reaksi berikut:
Mg(s) + 2HCl(aq) →MgCl2(aq) + H2(g) Berlangsung pada suhu suhu 27ºC sebagai berikut :
121
Laju reaksi rata – rata pembentukan gas H2 adalah ….
a. 2 cm3/detik
b. 3 cm3/ detik
c. 4 cm3/ detik
d. 6 cm3/ detik
e. 9 cm3/ detik
8. Pada percobaan reaksi antar logam aluminium dan asam sulfat sesuai persamaan reaksi:
2Al(s) + 3H2SO4(aq) → Al2(SO4)3(aq) + 3H2(g)
Gas hidrogen ditampung dan diukur volumenya pada temperatur yang tetap. Data pengukuran tiap waktu sesuai tabel
berikut:
122
Laju reaksi pembentukan gas hidrogen setelah 30 detik sebesar ….
a. 0,83 mL/detik
b. 1,33 mL/detik
c. 2,67 mL/detik
d. 2,50 mL/detik
e. 7,50 mL/detik .
9. Berikut tabel hasil percobaan reaksi antara logam Q dengan larutan HCl 2M
H2(g) + Cl2(g) → 2HCl(g)
123
10. Berikut ini diberikan data percobaanlaju reaksi
Q (g) + 2T (g) → T2Q (g) pada beberapa kondisi :
Jika [Q] dan [T] masing-masingdiubah menjadi 0,5 M, maka harga laju (V) reaksi saat itu adalah …. M/det
a. 5,0
b. 7,5
c. 10,5
d. 12,5
e. 39,0
124
Laju reaksi bila [CO] = 0,3 M dan [O2] = 0,2 M adalah ….
a. k[0,3] [0,2]2
b. k[0,3]2 [0,2]
c. k[0,3] [0,2]
d. k[0,3]
e. k[0,2]
12. Pada percobaan logam magnesium yang direaksikan dengan larutan asam klorida
Mg(s) + 2HCl(aq) → MgCl2(aq) + H2(g) Diperoleh data sebagai berikut :
125
detik, dalam ruang tersebut terdapat 1 mol gas H2. Tentukan laju reaksi pembentukan gas H2 dan laju reaksi peruraian gas
HI berturut- turut adalah …
a. 0,1 M/detik dan 0,2 M/detik
b. 0,2 M/detik dan 0,1 M/detik
c. 0,1 M/detik dan 0,5 M/detik
d. 0,5 M/detik dan 0,1 M/detik
e. 0,2 M/detik dan 0,2 M/detik
14. Sekeping logam seng direaksikan dengan larutan asam sulfat 4 M danbereaksi menurut reaksi :
Zn(s) + H2SO4(aq) → ZnSO4(aq) + H2(aq)Data yang diperoleh setelah beberapa menit sebagai berikut :
126
d. 0,20 cm3 . det-1
e. 0,25 cm3 . det-1
15. Data laju awal untuk reaksi:
(CH3)3CBR + OH- → (CH3)3COH + Br-
Pada 55ºC diberikan pada tabel berikut :
a. v = k [(CH3)3CBr] [OH-]
b. v = k [(CH3)3CBr]
c. v = k [OH-]
d. v = k [(CH3)3CBr]2 [OH-]
e. v = k [(CH3)3CBr] [OH-]2
127
16. Berikut tabel hasil percobaan reaksi antara logam Q dengan larutan HCl 2 M
H2(g) + Cl2(g) → 2HCl(g)
128
Orde total untuk reaksi diatas adalah ….
a. 0
b. 1,0
c. 1,5
d. 2,0
e. 3,0
18. Perhatikan data percobaan reaksi berikut : Mg(s) + 2HCl(aq) → MgCl2(aq) + H2(g)
Jika reaksi berlangsung pada suhu 25°C, maka laju reaksi pembentukangas H2 rata-rata 10 detik pertama adalah ….
a. 2,20 mL.detik-1
b. 2,40 mL.detik-1
129
c. 2,50 mL.detik-1
d. 2,80 mL.detik-1
e. 3,40 mL.detik-1
19. Data laju awal reaksi oksidasi 𝐹𝑒2+ oleh H2O2 dalam suasana asam ditunjukkan pada tabel berikut :
a. -1
b. 0
c. 1
d. 2
e. 3
20. Setiap kenaikan 10ºC laju reaksi menjadi 2 kali lebih cepat. Suatu reaksi pada suhu 30ºC . bila suhu dinaikkan menjadi 100 ºC
maka laju reaksinya adalah ….
a. 14 a
b. 28 a
130
c. 32 a
d. 64 a
e. 128 a
21. Perhatikan bagan reaksi 4 gram pualam CaCO3 dengan larutan HCl pada masing-masing wadah berikut!
Laju reaksi yang hanya dipengaruhioleh suhu terdapat pada gambar nomor…..
a. terhadap (2)
b. (1) terhadap (3)
c. (2) terhadap (4)
d. (3) terhadap (4)
e. (4) terhadap (5)
22. Laju suatu reaksi menjadi dua kali lebih cepat pada setiap kenaikan suhu 10°C. Bila pada suhu 20°C reaksi berlangsung
131
dengan laju reaksi 2 x 103 mol L-1s-1, berapa lajureaksi yang terjadi pada suhu 50°C ….?
132
e. 3,0 mL.det-1
24. Ketika memasak bubur kacang hijau biasanya gula merah diiris terlebih dahulu sebelum dimasukkan kedalam bubur . hal ini
dilakukan karena dapat mempercepat leburnya gula. Mengiris gula merah berhubungandengan faktor ….
a. Suhu
b. luas permukaan
c. tekanan
d. konsentrasi
e. volume
26. Dalam suatu pabrik, proses pembuatan SO3 menggunakan suatukatalis yaitu Vanadium pentaoksida menurut persamaan
reaksi :
133
SO2(g) + O2(g) →2SO3(g)
Fungsi katalis dalam reaksi tersebut adalah...
a. meningkatkan hasil reaksi
b. meningkatkan jumlah tumbukan partikel- partikel pereaksi
c. menurunkan energi aktivasi
d. meningkatkan energi kinetik pereaksi
e. memperbesar luas permukaan pereaksi
Laju reaksi yang hanya dipengaruhi luas permukaan terdapat pada gambar nomor ….
a. 1 terhadap (2)
b. 2 terhadap (3)
c. 2 terhadap (4)
d. 3 terhadap (5)
134
e. 4 terhadap (5)
28. Bubuk detergen yang digunakan untuk mencuci pakaian mengandung zat-zat noda-noda pada pakaian. Zat zat ini akan
bereaksi dengan nodanoda tersebut. Dua pakaian seragam dengan noda yang sangat kotor dicuci dengan bubuk detergen yang
sama. Pakaian pertama dicuci dengan 1 takaran detergen, sedangkan pakaian kedua dicuci dengan 2 takaran detergen.
Takaran manakah yang dapat membersihkan pakaian lebih cepat? Mengapa…
a. pakaian dngan 1 takaran detergen,karena dengan detergen yang sedikit sudah dapat membersihkan noda
b. pakaian dengan 1 takaran detergen, karena setelah dicuci pakaian menjadi bersih
c. pakaian dengan 2 takaran detergen, karena dapat menghilangkan noda lebih baik
d. pakaian dengan 2 takaran detergen, karena jumlah partikeldetergen lebih banya
e. pakaian dengan 1 takaran dan dengan 2 takaran detergen sama – sama lebih ceoat membersihkan pakaian, karena
konsentrasi detergen sama
29. Penyimpanan gula merupakan cara mengendalikan laju reaksi pada faktor ….
a. Suhu
b. Konsentrasi
c. Katalis
d. luas permukaan
e. jumlah zat pereaksi
135
30. Dari reaksi Br2(g) + 2NO(g) → 2NOBr(g), diperoleh data eksperimen sebagai berikut
136
31. Data percobaan untuk reaksi A + B → AB adalah :
a. 2 dan 4
b. 2 dan 2
c. 2 dan 1
d. 1 dan 2
e. 1 dan 1
137
Orde reaksi terhadap P adalah ….
a. 0
b. ½
c. 1
d. 2
e. 3
33. Reaksi akan berlangsung 3 kali lebih cepat dari semula setiap kenaikkan 20ºC . jika pada suatu 30ºC suatu reaksi berlangsung
3 menit , maka pada suhu 70 ºC reaksi akan berlangsung selama ….
a. 1/3 menit
b. 2/3 menit
c. 1 menit
d. 4 menit
e. 12 menit
138
34. Suatu reaksi A + B hasil reaksi, persamaan laju reaksinya V= k[A][B]. bila pada suhu tetap konsentrasi A dan B
masing – masing dinaikkan dua kali dari semula, laju reaksinya adalah ….
a. tidak berubah
b. dua kali lebih besar
c. empat kali lebih besar
d. enam kali lebih besar
e. delapan kali lebih besar
a. V = k [P]
b. V = k[Q]2
c. V=k[P][Q]
d. V = k[P][Q]2
139
e. V = k[P]2[Q]2
37. Setiap kenaikan 10°C laju reaksi menjadi 2 kali lebih cepat. Suatu reaksi pada suhu 30°C laju = a. Bila suhu dinaikkan
menjadi 100°C maka laju reaksinya adalah…
a. 14a
b. 28a
c. 32a
d. 64a
e. 128a
38. Grafik yang menyatakan reaksi orde satu adalah ….
140
39. Dalam satu bejana terdapat reaksiA + B → C Jika diketahui persamaan laju reaksiV = [A]1 [B]0 Maka kurva yang
tepat untuk menggambarkan orde reaksi tersebut terhadap A adalah ….
141
40. Pada reaksi A + B → C. Diketahui [A] = 0,1 M dan [B] = 0,4 M . Orde terhadap A dan B masing – masing 1 dan Laju reaksi
nya adalah 4,0 M/det . Hargatetapan laju reaksi k adalah ….
a. 0,4 M-2 .det-1
b. 2,5 M-2 .det-1
c. 4 x 10-3 M-2. det-1
d. 25 M-2 .det-1
e. 250 M-2 .det-1
142
Lampiran 5 Kunci Jawaban Instrument Tes Sebelum Divalidasi
1. B 21. E
2. C 22. A
3. B 23. B
4. A 24. B
5. C 25. D
6. C 26. C
7. B 27. A
8. C 28. D
9. E 29. A
10. E 30. C
11. B 31. D
12. E 32. B
13. B 33. A
14. E 34. E
15. D 35. D
16. E 36. D
17. E 37. E
18. E 38. B
19. D 39. B
20. E 40. B
143
Lampiran 6 Instrument Tes Setelah Validasi
1. Untuk membuat 500 ml larutan H2SO4 0,05 M dibutuhkan larutan H2SO4 5 M sebanyak…ml.
a. 2,5 ml
b. 5 ml
c. 5,5 ml
d. 10 ml
e. 15 ml
2. Data percobaan untuk reaksi A + B hasil
144
butiran
5 1 gr 0,1 M 25 3
butiran
Pada percobaan 2 dan 4, laju reaksi dipengaruhi oleh faktor…
a. Konsentrasi
b. Suhu
c. Luas permukaan
d. Katalis
e. Tekanan
3. Reaksi akan berlangsung 3 kali lebih cepat dari semula setiap kenaikan 20°C. Jika pada suhu 30°C suatu reaksi berlangsung 3
menit, maka pada suhu 70°C reaksi akan berlangsung selama…
a. 1/3 menit
b. 2/3 menit
c. 1 menit
d. 4 menit
e. 12 menit
4. Pada reaksi A + B C, diketahui [A] = 0,1 M dan [B] = 0,4 M. Orde terhadap A dan B masing-masing 1 dan 2. Laju reaksi
nya adalah 4,0 M/det. Harga tetapan laju reaksi k adalah…
a. 4 x 10-3 M-2 det-1
145
b. 0,4M-2 det-1
c. 2,5 M-2 det-1
d. 25 M-2 det-1
e. 250 M-2 det-1
5. Suatu reaksi A + B hasil reaksi, persamaan laju reaksinya V = k[A] [B] 2. Bila pada suhu tetap konsentrasi A dan B masing-
masing dinaikkan dua kali dari semula, laju reaksinya adalah…
a. Tidak berubah
b. Dua kali lebih besar
c. Empat kali lebih besar
d. Enam kali lebih besar
e. Delapan kali lebih besar
6. Data percobaan laju reaksi
2CO (g) + O2 (g) 2CO2 (g) Sebagai berikut :
[CO] [O2] Laju Reaksi
0,2 0,1 X
0,2 0,3 3x
0,4 0,1 4x
146
a. K[0,3] [0,2]2
b. K[0,3]2 [0,2]
c. K[0,3] [0,2]
d. K[0,3]
e. K[0,2]
7. Pada percobaan logam magnesium yang direaksikan dengan larutan asam klorida.
Mg (s) + 2HCl (aq) MgCl2 (aq) + H2 (g)
Diperoleh data sebagai berikut :
Suhu (°C) Volume H2 Waktu (detik)
25 25 ml 5
25 50 ml 10
45 75 ml 10
Laju reaksi pada pembentukan gas H2 adalah …ml/detik
a. 10/5
b. 50/25
c. 25/10
d. 25/5
e. 75/10
147
8. Sekeping logam seng direaksikan dengan larutan asam sulfat 4 M dan bereaksi menurut reaksi : Zn (s) + H 2SO4(aq)
ZnSO4(aq) + H2 (g)
Data yang diperoleh setelah beberapa menit sebagai berikut :
No. Suhu Waktu Volume
(°C) (detik Gas H2
) (cm3)
1. 27 0 0
2. 27 20 5
3. 27 40 10
Laju reaksi seng tersebut sebesar…
a. 0,05 cm3.det-1
b. 0,10 cm3.det-1
c. 0,15 cm3.det-1
d. 0,20 cm3.det-1
e. 0,25 cm3.det-1
9. Berikut tabel hasil percobaan reaksi antara logam Q dengan larutan HCI 2M
148
1. 25 0 0
2. 25 14 10
3. 25 28 20
Laju reaksi pembentukan gas H2 pada suhu tersebut adalah
a. 0,7 ml det-1
b. 1,0 ml det-1
c. 1,4 ml det-1
d. 2,0 ml det-1
e. 2,8 ml det-1
10. Perhatikan data percobaan reaksi berikut!
Mg(s) + 2HCl(aq) → MgCl2(aq) + H2(g)
Waktu (detik) 0 5 1
0
Volume gas H2 0 1 3
(cm) 7 4
Jika reaksi berlangsung pada suhu 25°C, maka laju reaksi pembentukan gas H 2 rata-rata 10 detik pertama adalah
a. 2,20 ml detik-1
b. 2,40 ml detik-1
c. 2,50 ml detik-1
149
d. 2,80 ml detik-1
e. 3,40 ml detik-1
11. Diberikan data hasil reaksi logam X dengan HCI 1M sebagai berikut:
12. Laju suatu reaksi menjadi dua kali lebih cepat pada setiap kenaikan suhu 10°C. Bila pada suhu 20°C reaksi berlangsung
dengan laju reaksi 2 x 10-3 mol L-1s-1, berapa laju reaksi yang terjadi pada suhu 50°C…
150
b. 1,7 x 10-4 mol L‾¹ s‾¹
c. 1,6 x 10-3 mol L‾¹ s‾¹
d. 1,7 x 10-3 mol L‾¹ s‾¹
e. 1,6 x 10-2 mol L-1 s-1
13. Perhatikan bagan reaksi 4 gram pualam CaCO3 dengan larutan HCl pada masing-masing wadah berikut!
Laju reaksi yang hanya dipengaruhi oleh suhu terdapat pada gambar nomor…..
151
14. Penyimpanan gula merupakan cara mengendalikan laju reaksi pada factor…
a. Suhu
b. Konsentrasi
c. Katalis
d. Luas permukaan
e. Jumlah zat pereaksi
15. Data percobaan untuk reaksi : A + B ==> AB adalah :
152
16. Dalam suatu bejana terdapat reaksi sebagai berikut .
A + B ==> C
Jika diketahui persamaan laju reaksi
V = [A]1[B]0
Maka kurva yang tepat menggambarkan orde reaksi tersebut terhadap A adalah . . . .
17. Bubuk detergen yang digunakan untuk mencuci pakaian mengandung zat-zat noda-noda pada pakaian. Zat-zat ini akan
bereaksi dengan noda-noda tersebut. Dua pakaian seragam dengan noda yang sangat kotor dicuci dengan bubuk detergen yang
sama. Pakaian pertama dicuci dengan 1 takaran detergen, sedangkan pakaian kedua dicuci dengan 2 takaran detergen. Takaran
manakah yang dapat membersihkan pakaian lebih cepat? Mengapa…
153
a. Pakaian dengan 1 takaran detergen, karena dengan detergen yang sedikit sudah dapat membersihkan noda
b. Pakaian dengan 1 takaran detergen, karena setelah dicuci pakaian menjadi bersih
c. Pakaian dengan 2 takaran detergen, karena dapat menghilangkan noda lebih baik
d. Pakaian dengan 2 takaran detergen, karena jumlah partikel detergen lebih banyak
e. Pakaian dengan 1 takaran dan pakaian dengan 2 takaran detergen sama-sama lebih cepat membersihkan pakaian,
karena konsentrasi detergen sama
18. Untuk reaksi berikut ini : 2NO + Br2 2NOBr
Laju reaksi ini dapat dinyatakan sebagai…
2∆[𝑁𝑂𝐵𝑟]
a. − ∆𝑡
∆[𝑁𝑂𝐵𝑟]
b. − 2∆𝑡
∆[𝑁𝑂𝐵𝑟]
c. + 2∆𝑡
∆[𝑁𝑂𝐵𝑟]
d. + ∆𝑡
2∆[𝑁𝑂𝐵𝑟]
e. + ∆𝑡
19. Mg(s) + 2HCl(aq)MgCl2(aq) + H2(g) berlangsung pada suhu 27°C sebagai berikut:
Waktu (detik) 5 1 1
0 5
Volume gas H2 2 3 5
154
(cm3) 0 5 0
Laju reaksi rata-rata pembentukan gas H2 adalah
a. 2 cm3/detik.
b. 3 cm3/detik.
c. 4 cm3/detik.
d. 6 cm3/detik.
e. 9 cm3/detik.
20. Konsentrasi larutan yang dibuat dari 25 gr padatan CaCO3 dan dilarutkan dalam air hingga volume larutan menjadi 500 ml
adalah…M. (Ar Ca = 40, C = 12, O = 16)
a. 0,005 M
b. 0,025 M
c. 0,05 M
d. 0,25 M
e. 0,5 M
155
Lampiran 7 Kunci Jawaban Instrument Tes Setelah Divalidasi
1. B
2. A
3. A
4. E
5. E
6. B
7. D
8. E
9. C
10. E
11. B
12. E
13. E
14. A
15. B
16. B
17. D
18. D
19. B
20. E
156
Lampiran 8 LKPD
Pertemuan : I
K :
……………………………………………….…
…………………………………………….……
………………………………………….………
……………………………………….…………
…………………………………….……………
……………………………….………………
j j r
S i i i LK i i
i i i l l
LK i i l
157
A. Capaian Pembelajaran
Peserta didik mampu mengamati, menyelidiki dan menjelaskan fenomena sehari-hari sesuai
kaidah kerja ilmiah dalam menjelaskan konsep kimia dalam keseharian.
B. Tujuan Pembelajaran
C. Teori
Dalam kehidupan sehari-hari, banyak sekali terjadi proses perubahan kimiawi seperti
perkaratan pada besi atau yang dikenal dengan korosi dan pembusukan pada buah. Nah, hal
apa si yang menyebabkan perubahan tersebut dapat terjadi. Lalu apakah perubahan-
perubahan tersebut selalu berlangsung dalam waktu yang sama? Dalam kehidupan sehari-
hari kita sering menjumpai reaksi kimia yang berlangsung dengan cepat maupun lambat.
Apakah kalian suka melihat nyala kembang api? Kalian juga dapat melakukan sendiri reaksi
yang berjalan dengan cepat misalnya dengan membakar selembar kertas. Selain reaksi yang
berjalan dengan cepat, pernahkah melihat besi yang berkarat? Perkaratan yang terjadi pada
logam tidak secepat laju reaksi pada nyala kembang api tentunya.
158
Dengan demikian laju reaksi akan berbeda-beda, ada yang berjalan sangat cepat, ada
pula yang lambat. Pada reaksi kimia, pereaksi akan bereaksi untuk membentuk hasil reaksi
atau produk, dengan demikian maka peraksi akan berkurang, sedangkan hasil reaksi atau
produk akan bertambah. Apabila perubahan konsentrasi pereaksi atau hasil reaksi
dibandingkan dengan banyaknya waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi, maka itulah yang
dimaksud dengan laju reaksi. Jadi laju reaksi merupakan pernyataan perubahan konsentrasi
pereaksi atau hasil reaksi dalam suatu satuan waktu.
Dari wacana tersebut, diskusikanlah dengan kelompok anda, masalah apa yang ada
berdasarkan uraian diatas !
D. Rumusan Masalah
159
E. H i p ot esi s
F. M en gu mp u l kan D at a
G . Pe rt an y aan Di s ku si
160
1. Apa yang dimaksud dengan laju reaksi
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
H . Pen gu j i an H i p ot e si s
I. K esi mp u lan
161
Model Discovery Learning
Pertemuan :I I
K :
……………………………………………….…
…………………………………………….……
………………………………………….………
……………………………………….…………
…………………………………….……………
……………………………….………………
j j r
S i i i LK i i
i i i l l
LK i i l
162
A. Capaian Pembelajaran
B. Tujuan Pembelajaran
C. Teori
163
Reaksi kimia akan berlangsung lebih cepat pada suhu yang tinggi. Kenaikan suhu akan
mempercepat laju reaksi karena meningkatnya energi kinetic molekul-molekul dalam
system reaksi. Ketika suhu meningkat, energi kinetic partikel juga semakin besar, yang
164
1. Alat
2. Bahan
No Bahan Warna Jumlah
1 Asam cuka
2 Soda kue
3
4
E. Prosedur K erja
PERCOBAAN 1
Pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi :
1. Masukkan soda kue kedalam 3 buah balon karet ,pada balon karet yang berwarna merah
yg pertama masukkan 1 sendok makan soda kue ke dalamnya sedangkan pada balon
karet yang berwarna merah yang kedua masukkan 2 sendok soda kue da pada balon yang
ketiga masukkan 3 sendok soda kue kedalamnya .
2. Masukkan larutan asam asetat ke dalam dua botol air mineral yang kosong, masing-
masing di isi 1 botol kecil larutan asam asetat.
3. Masukkan lubang pada balon karet.
4. Amati apa yang terjadi, balon mana yang cepat membesar
165
F. Hasil Pengamatan
PERCOBAAN 1
Balon Waktu
G. Pertanyaan Diskusi
1. Tuliskan reaksi yang terjadi antara asam cuka dengan baking soda!
…………………………………………………………………………………..….…...…
………………………………………………………………………….…………………
……………………………………………………………………………………………
2. Mengapa konsentrasi yang tinggi dapat mempercepat berlangsungnya reaksi?
…………………………………………………………………………………..….…...…
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
3. Apa hubungan antara luas permukaan dengan laju reaksi berdasarkan hasil praktikum
kelompok anda !
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
166
H. Kesimpulan
167
LEM B AR K E R J A PESERTA DIDIK
Pertemuan :I I I
K :
……………………………………………….…
…………………………………………….……
………………………………………….………
……………………………………….…………
…………………………………….……………
……………………………….………………
j j r
S i i i LK i i
i i i l l
LK i i l
168
A. Capaian Pembelajaran
B. Tujuan Pembelajaran
T.P 3.6 Melalui pembelajaran dan diskusi kelompok, peserta didik diharapkan dapat
menentukan orde reaksi dari suatu reaksi yang terjadi.
C. Pertanyaan Diskusi
169
Tentukan Orde reaksi terhadap P berdasarkan data hasil percobaan tersebut!
Waktu (detik) 0 5 10
Volume gas H2 0 17 34
(cm)
Jika reaksi berlangsung pada suhu 25°C, maka tentukan laju reaksi pembentukan gas
170
Lampiran 9 Kunci Jawaban LKPD
Pertemuan 1
Masalah berdasarkan uraian diatas adalah : Dalam pembusukan buah terjadi di Laju reaksi pembusukan berlangsung secara lambat.
Pada peristiwa ini dihasilkan beberapa perubahan, seperti bau, warna, dan rasa. Perubahan tersebut tentu tidak dapat dikembalikan ke
bentuk semula.
Dalam perkaratan besi Proses korosi pada logam besi disebabkan permukaan logam mempunyai kereaktifan yang berbeda-beda. Besi
yang lebih reaktif akan mengalami reaksi oksidasi menghasilkan ion Fe²⁺. Reaksi oksidasi terjadi di anode. Elektron yang dihasilkan
pada reaksi oksidasi akan bergerak menuju bagian logam yang kurang reaktif yaitu bagian katode. Sementara itu, ion yang terbentuk
akan bergerak melalui lapisan H₂O. Di katode, oksigen akan tereduksi. Reaksinya sebagai berikut :
Reaksi redoks : 4Fe (s) + 3O₂ (g) + 6H₂O (l) → 4Fe³⁺ (aq) + 12OH⁻ (aq) 4Fe³⁺ (aq) + 12OH⁻ (aq)
→ 4Fe(OH)₃ (s)
171
4Fe(OH)₃ (s) → 2Fe₂O₃ . xH₂O (s) [Karat besi]
Faktor yang berpengaruh terhadap korosi diantaranya adalah temperatur bahan, dan juga faktor yang mempengaruhi terbentuknya karat
pada logam adalah uap air atau air dan oksigen. Larutan elektrolit (Seperti asam HCl, dan garam seperti NaCl), kontak dengan logam
lain yang kurang aktif, serta zat terlarut yang dapat membentuk asam merupakan faktor-faktor yang mempercepat terjadinya korosi.
Proses korosi akan lebih cepat jika menggunakan air yang memiliki temperatur lebih panas.
Selain dapat dipercepat, korosi juga dapat diperlambat dengan berbagai perlakuan. Misalnya dengan memasukkan besi dalam minyak,
memasukkan besi dalam air yang telah dididihkan, dan pemberian kristal garam atau basa anhidrat. Minyak dapat memperlambat korosi
besi karena minyak dapat mencegah besi bereaksi dengan air atau uap air. Air yang telah didihkan dapat memperlambat korosi besi
karena air yang telah dididihkan memiliki kandungan oksigen yang lebih sedikit dibandingkan air yang tidak dididihkan. Kristal garam
atau basa anhidrat dapat digunakan untuk memperlambat korosi karena dapat mengikat uap air di udara sehingga udara menjadi kering
(udara tidak mengandung uap air).
Faktor yang berpengaruh terhadap korosi diantaranya adalah temperatur bahan. Semakin tinggi temperatur, reaksi kimia lebih cepat
terjadi dan naiknya temperatur air pada umumnya menambah kecepatan korosi. Dalam hal ini, proses korosi logam besi akan lebih
cepat terjadi jika dia bereaksi dengan uap air karena suhu dari uap air yang lebih tinggi dari air biasa maupun es. Proses perkaratan besi
merupakan reaksi antara logam besi dengan air. Proses perkaratan yang paling cepat terjadi antara logam besi dengan es.
Rumusan Masalah :
172
Hipotesis :
1. Pembusukan buah yang membusuk dianggap sebagai perubahan kimia karena melibatkan serangkaian reaksi kimia yang
mengakibatkan penguraian senyawa organik buah. Perubahan kimia, juga dikenal sebagai reaksi kimia, melibatkan pemutusan
dan pembentukan ikatan kimia, yang menyebabkan perubahan komposisi kimia suatu zat Berikut penjelasan proses pembusukan
buah sebagai perubahan kimia:
Reaksi enzimatik: Buah-buahan mengandung enzim, seperti pektinase dan selulase, yang bertanggung jawab untuk memecah
molekul organik kompleks seperti karbohidrat, protein, dan lemak menjadi senyawa yang lebih sederhana. Reaksi enzimatik ini
merupakan proses kimia karena melibatkan penataan ulang atom dan pemutusan ikatan kimia di dalam sel buah.
Fermentasi: Dalam banyak kasus, buah yang membusuk mengalami fermentasi, sejenis reaksi kimia di mana gula dalam buah
diubah menjadi alkohol dan karbon dioksida oleh mikroorganisme seperti ragi dan bakteri. Proses ini mengakibatkan perubahan
komposisi kimia buah, karena gula diubah menjadi senyawa berbeda.Produksi senyawa baru: Saat buah membusuk, berbagai
senyawa kimia dihasilkan, termasuk asam organik, alkohol, dan senyawa organik yang mudah menguap, yang berkontribusi
terhadap bau dan rasa khas yang terkait dengan pembusukan buah. Senyawa baru ini merupakan hasil reaksi kimia yang terjadi
di dalam buah.
Perubahan penampakan dan tekstur: Buah yang membusuk seringkali mengalami perubahan penampakan dan tekstur, menjadi
lembek, berubah warna, dan mengeluarkan bau yang tidak sedap. Perubahan ini disebabkan oleh kerusakan struktur seluler dan
pembentukan senyawa kimia baru, yang selanjutnya menggambarkan sifat kimia dari proses tersebut.
Singkatnya, pembusukan buah melibatkan banyak reaksi kimia yang mengubah komposisi kimia buah, yang mengakibatkan
perubahan penampilan, tekstur, rasa, dan bau. Transformasi susunan kimiawi buah inilah yang menyebabkan pembusukan
dianggap sebagai perubahan kimia.
173
1. Dalam perkaratan besi Proses korosi pada logam besi disebabkan permukaan logam mempunyai kereaktifan yang berbeda-beda.
Besi yang lebih reaktif akan mengalami reaksi oksidasi menghasilkan ion Fe²⁺. Reaksi oksidasi terjadi di anode. Elektron yang
dihasilkan pada reaksi oksidasi akan bergerak menuju bagian logam yang kurang reaktif yaitu bagian katode. Sementara itu, ion
yang terbentuk akan bergerak melalui lapisan H₂O. Di katode, oksigen akan tereduksi. Reaksinya sebagai berikut :
Anode : 4Fe (s) → 4Fe²⁺ (aq) + 8e⁻ 4Fe²⁺ (aq) → 4Fe³⁺ (aq) + 4e⁻
Katode : 3O₂ (g) + 6H₂O (l) + 12e⁻ → 12OH⁻ (aq)
Reaksi redoks : 4Fe (s) + 3O₂ (g) + 6H₂O (l) → 4Fe³⁺ (aq) + 12OH⁻ (aq)
4Fe³⁺ (aq) + 12OH⁻ (aq) → 4Fe(OH)₃ (s) 4Fe(OH)₃ (s) → 2Fe₂O₃ . xH₂O (s) [Karat besi]
Faktor yang berpengaruh terhadap korosi diantaranya adalah temperatur bahan, dan juga faktor yang mempengaruhi terbentuknya
karat pada logam adalah uap air atau air dan oksigen. Larutan elektrolit (Seperti asam HCl, dan garam seperti NaCl), kontak
dengan logam lain yang kurang aktif, serta zat terlarut yang dapat membentuk asam merupakan faktor-faktor yang mempercepat
terjadinya korosi. Proses korosi akan lebih cepat jika menggunakan air yang memiliki temperatur lebih panas.Selain dapat
dipercepat, korosi juga dapat diperlambat dengan berbagai perlakuan. Misalnya dengan memasukkan besi dalam minyak,
memasukkan besi dalam air yang telah dididihkan, dan pemberian kristal garam atau basa anhidrat. Minyak dapat memperlambat
korosi besi karena minyak dapat mencegah besi bereaksi dengan air atau uap air. Air yang telah didihkan dapat memperlambat
korosi besi karena air yang telah dididihkan memiliki kandungan oksigen yang lebih sedikit dibandingkan air yang tidak
dididihkan. Kristal garam atau basa anhidrat dapat digunakan untuk memperlambat korosi karena dapat mengikat uap air di udara
sehingga udara menjadi kering (udara tidak mengandung uap air).Faktor yang berpengaruh terhadap korosi diantaranya adalah
temperatur bahan. Semakin tinggi temperatur, reaksi kimia lebih cepat terjadi dan naiknya temperatur air pada umumnya
menambah kecepatan korosi. Dalam hal ini, proses korosi logam besi akan lebih cepat terjadi jika dia bereaksi dengan uap air
karena suhu dari uap air yang lebih tinggi dari air biasa maupun es. Proses perkaratan besi merupakan reaksi antara logam besi
dengan air. Proses perkaratan yang paling cepat terjadi antara logam besi dengan es.
174
Mengumpulkan Data :
1. https://brainly.co.id/jawaban-buku/q-proses-perkaratan-besi-reaksi-logam-besi-air?source=qa-qp-match
2. https://roboguru.ruangguru.com/forum/jelaskan-reaksi-kimia-pada-pembusukan-buah_FRM-QPGEDAX6
Pembusukan buah yang membusuk dianggap sebagai perubahan kimia karena melibatkan serangkaian reaksi kimia yang mengakibatkan
penguraian senyawa organik buah. Perubahan kimia, juga dikenal sebagai reaksi kimia, melibatkan pemutusan dan pembentukan ikatan
kimia, yang menyebabkan perubahan komposisi kimia suatu zat Berikut penjelasan proses pembusukan buah sebagai perubahan kimia:
Reaksi enzimatik: Buah-buahan mengandung enzim, seperti pektinase dan selulase, yang bertanggung jawab untuk memecah molekul
organik kompleks seperti karbohidrat, protein, dan lemak menjadi senyawa yang lebih sederhana. Reaksi enzimatik ini merupakan
proses kimia karena melibatkan penataan ulang atom dan pemutusan ikatan kimia di dalam sel buah.
Fermentasi: Dalam banyak kasus, buah yang membusuk mengalami fermentasi, sejenis reaksi kimia di mana gula dalam buah diubah
menjadi alkohol dan karbon dioksida oleh mikroorganisme seperti ragi dan bakteri. Proses ini mengakibatkan perubahan komposisi
kimia buah, karena gula diubah menjadi senyawa berbeda.
Produksi senyawa baru: Saat buah membusuk, berbagai senyawa kimia dihasilkan, termasuk asam organik, alkohol, dan senyawa
organik yang mudah menguap, yang berkontribusi terhadap bau dan rasa khas yang terkait dengan pembusukan buah. Senyawa baru ini
merupakan hasil reaksi kimia yang terjadi di dalam buah.
Perubahan penampakan dan tekstur: Buah yang membusuk seringkali mengalami perubahan penampakan dan tekstur, menjadi lembek,
berubah warna, dan mengeluarkan bau yang tidak sedap. Perubahan ini disebabkan oleh kerusakan struktur seluler dan pembentukan
senyawa kimia baru, yang selanjutnya menggambarkan sifat kimia dari proses tersebut.
175
Singkatnya, pembusukan buah melibatkan banyak reaksi kimia yang mengubah komposisi kimia buah,yang mengakibatkan perubahan
penampilan, tekstur, rasa, dan bau. Transformasi susunan kimiawi buah inilah yang menyebabkan pembusukan dianggap sebagai
perubahan kimia.
Dalam perkaratan besi Proses korosi pada logam besi disebabkan permukaan logam mempunyai kereaktifan yang berbeda-beda. Besi
yang lebih reaktif akan mengalami reaksi oksidasi menghasilkan ion Fe²⁺. Reaksi oksidasi terjadi di anode. Elektron yang dihasilkan
pada reaksi oksidasi akan bergerak menuju bagian logam yang kurang reaktif yaitu bagian katode. Sementara itu, ion yang terbentuk
akan bergerak melalui lapisan H₂O. Di katode, oksigen akan tereduksi. Reaksinya sebagai berikut :
Anode : 4Fe (s) → 4Fe²⁺ (aq) + 8e⁻ 4Fe²⁺ (aq) → 4Fe³⁺ (aq) + 4e⁻
Reaksi redoks : 4Fe (s) + 3O₂ (g) + 6H₂O (l) → 4Fe³⁺ (aq) + 12OH⁻ (aq)
4Fe³⁺ (aq) + 12OH⁻ (aq) → 4Fe(OH)₃ (s) 4Fe(OH)₃ (s) → 2Fe₂O₃ . xH₂O (s) [Karat besi]
Faktor yang berpengaruh terhadap korosi diantaranya adalah temperatur bahan, dan juga faktor yang mempengaruhi terbentuknya karat
pada logam adalah uap air atau air dan oksigen. Larutan elektrolit (Seperti asam HCl, dan garam seperti NaCl), kontak dengan logam
lain yang kurang aktif, serta zat terlarut yang dapat membentuk asam merupakan faktor-faktor yang mempercepat terjadinya korosi.
Proses korosi akan lebih cepat jika menggunakan air yang memiliki temperatur lebih panas.Selain dapat dipercepat, korosi juga dapat
diperlambat dengan berbagai perlakuan. Misalnya dengan memasukkan besi dalam minyak, memasukkan besi dalam air yang telah
dididihkan, dan pemberian kristal garam atau basa anhidrat. Minyak dapat memperlambat korosi besi karena minyak dapat mencegah
176
besi bereaksi dengan air atau uap air. Air yang telah didihkan dapat memperlambat korosi besi karena air yang telah dididihkan
memiliki kandungan oksigen yang lebih sedikit dibandingkan air yang tidak dididihkan. Kristal garam atau basa anhidrat dapat
digunakan untuk memperlambat korosi karena dapat mengikat uap air di udara sehingga udara menjadi kering (udara tidak mengandung
uap air).Faktor yang berpengaruh terhadap korosi diantaranya adalah temperatur bahan. Semakin tinggi temperatur, reaksi kimia lebih
cepat terjadi dan naiknya temperatur air pada umumnya menambah kecepatan korosi. Dalam hal ini, proses korosi logam besi akan
lebih cepat terjadi jika dia bereaksi dengan uap air karena suhu dari uap air yang lebih tinggi dari air biasa maupun es. Proses perkaratan
besi merupakan reaksi antara logam besi dengan air. Proses perkaratan yang paling cepat terjadi antara logam besi dengan es.
Pertanyaan Diskusi :
1. Laju Reaksi adalah perubahan konsentrasi pereaksi (reaktan) atau konsentrasi hasil reaksi (produk) tiap satuan waktu. Katalis
adalah zat yang dapat mengubah laju reaksi tanpa dirinya mengalami perubahan kimia yang permanen. Katalisator adalah katalis
yang berfungsi untuk mempercepat laju reaksi.
2. Pertunjukan pesta kembang api, ledakan petasan, pembakaran gas LPG, pembakaran kayu serta proses perkaratan besi.
Menguji Hipotesis :
1. Laju Reaksi adalah perubahan konsentrasi pereaksi (reaktan) atau konsentrasi hasil reaksi (produk) tiap satuan waktu. Katalis
adalah zat yang dapat mengubah laju reaksi tanpa dirinya mengalami perubahan kimia yang permanen. Katalisator adalah katalis
yang berfungsi untuk mempercepat laju reaksi.
2. Pertunjukan pesta kembang api, ledakan petasan, pembakaran gas LPG, pembakaran kayu serta proses perkaratan besi.
177
Pertemuan 2 :
Rumusan Masalah
Merumuskan Hipotesis :
1. Sistem FIFO juga meminimalisir jumlah buah yang busuk, dikarenakan buah yang awal masuk ke supermarket akan dijual
terlebih dahulu.Selain SOP dan penanganan yang tepat, pihak supermarket juga memiliki trik tersendiri seperti penggunaan mesin
penyemprot air pada produk sayur dan buah Jika Anda pergi ke barisan sayuran dan buah segar maka Anda patut teliti. Ada alat
penyemprot air otomatis yang akan mengeluarkan air untuk menyemprot buah dan sayuran. Mesin ini memiliki dua maksud yakni
membuat sayuran dan buah terlihat cantik sekaligus menambah bobot mereka karena akan berpengaruh saat proses penimbangan.
Perusahaan supermarket pastinya tidak ingin menelan kerugian. Salah satu cara untuk meminimalisir kerugian adalah dengan
mengolah ulang produk yang hampir rusak dengan cara mengolahnya menjadi produk lain. Misalnya buah yang hampir
kadaluarsa atau busuk diolah menjadi manisan atau olahan buah lainnya yang akan tampak sempurna tanpa cacat. Jadi bukan
178
seperti lama sekali busuknya, tapi kemungkinan buah yang hampir busuk sudah diolah menjadi produk lain. Selain itu SOP di
supermarket tentunya sudah secara rinci menjelaskan aturan penanganan terkait penjualan buah-buahan. Secara alami, buah-
buahan akan cepat sekali busuk, kecuali sudah dilapisi olah lapisan lilin atau senyawa kimia pengawet lainnya.
2. Proses pembusukan buah bahkan bisa terjadi segera setelah buah tersebut dipetik atau dicabut dari tanah. Dikutip dari Live
Strong, hal tersebut merupakan sesuatu yang sangat umum terjadi. Buah-buahan mengandung 90% air di dalamnya dan ketika
mencabutnya sama saja kita menghentikan pasokan air dari tanaman ke buah tersebut. Hasilnya buah menjadi kering dan gak
segar lagi. Selain itu, pembusukan juga terjadi karena adanya organisme mikroskopis yang berpesta di dalam buah yang tanpa
pengawasan. Seperti yang sudah disebutkan, kandungan utama buah adalah air, dan air adalah medium utama perkembang-biakan
organisme bakteri dan jamur. Ketika bakteri sudah bertumbuh di dalam cairan buah, maka mereka akan menghasilkan enzim yang
mempercepat pembusukan. Penyimpanan di kulkas atau lemari pendingin sering dijadikan opsi untuk menghambat pembusukan
buah. Beberapa jenis bakteri memang terhambat perkembang-biakannya di lingkungan yang dingin. Akan tetapi, kulkas justru
membuat beberapa jenis buah mengalami percepatan pembusukan dan penurunan kualitas.
https://www.nibble.id/buah-gampang-busuk/
https://id.quora.com/Mengapa-buah-yang-dijual-di-supermarket-seperti-lama-sekali-busuknya
Ada 4 faktor yang mempengaruhi laju reaksi yaitu, luas permukaan bidang sentuh, konsentrasi, suhu dan katalis.
cara kita menyimpan buah agar proses pembusukan tidak berlangsung cepat
179
Plastik pembungkus buah-buahan harus segera dibuka sesaat setelah dibeli. Jangan sampai Moms menyimpan buah dalam plastik selama
berjam-jam atau berhari-hari, karena buah juga membutuhkan sirkulasi udara. Buah yang terbungkus plastik dalam waktu lama, rentan
Hal pertama yang patut Moms lakukan setelah membeli buah adalah menyortirnya dengan seksama. Buah yang mulai busuk harus lekas
dipisahkan dari buah yang masih segar. Sebab, buah yang sudah busuk dapat mengeluarkan gas yang memicu pembusukan pada buah-
buahan lainnya. Selain itu, Moms juga mesti memisahkan buah yang baru dibeli berdasarkan tingkat kematangannya.
Buah-buahan yang akan disimpan selama beberapa hari sebaiknya tidak dicuci terlebih dahulu, karena air yang menempel pada buah justru
akan memicu perkembangbiakan bakteri penyebab pembusukan. Moms harus menyimpan buah dalam keadaan kering dan baru mencucinya,
Setiap jenis buah membutuhkan perlakuan yang berbeda supaya tidak mudah busuk sewaktu disimpan. Oleh sebab itu, Moms harus lebih
teliti mengenali karakteristik buah-buahan sebelum menyimpannya. Beberapa perbedaan karakteristik buah antara lain:
● Buah yang bertahan lama dalam suhu dingin: semangka dan anggur.
180
● Buah yang tak boleh ditumpuk ketika disimpan: jeruk.
● Buah yang harus segera disimpan di kulkas bila sudah matang: alpukat, kiwi, mangga, melon.
Ada beberapa jenis buah yang dapat menghasilkan gas etilen hingga mempercepat proses pembusukan, contohnya apel, pisang, tomat, dan
mangga. Supaya tidak membuat buah-buahan lain jadi busuk, sebaiknya Moms membungkus buah-buahan tersebut dengan kertas sebelum
menyimpannya.
Kalau Moms ingin mencuci, memotong, dan menyimpan buah di kulkas, sebaiknya Moms melapisi wadah buah dengan lembaran tisu.
Gunakan food container berbahan kaca, lalu lapisi alasnya dengan tisu sebelum meletakkan potongan buah. Trik ini bermanfaat untuk
mengurangi kelembapan dalam food container, sehingga buah tetap segar dan tak mudah bonyok selama disimpan.
Tak banyak yang menyadari kalau paparan sinar matahari juga membuat buah-buahan cepat busuk. Jika tidak disimpan di kulkas, buah-
buahan harus diletakkan di tempat yang kering namun tidak terlalu panas. Jadi, Moms harus menjauhkan persediaan buah-buahan di dapur
181
Pertemuan 3
1. 2
2. 0,5
182
Lampiran 10 Lembar Observasi Motivasi Siswa
Identitas Diri :
Nama :
Jenis Kelamin :
Kelas :
Umur :
A. PETUNJUK UMUM
1. Bacalah petunjuk dengan cermat
2. Dibawah ini terdapat beberapa pernyataan yang berhubungan dengan diri anda, Bacalah setiap pernyataan-pertanyaan tersebut
dengan seksama.
3. Kuesioner ini tidak ada hubungannya dengan nilai akademik anda, oleh karena itu, jawablah pernyataan-pernyataan dalam
kuesioner ini dengan sungguh-sungguh dan sejujur-jujurnya.
4. Plihlah jawaban yang tampaknya paling mungkin anda pilih jika anda mendapati diri anda dalam situasi seperti itu dengan
memberi tanda cek list (√) pada kolom yang telah disediakan.
Adapun pilihan jawaban yang tersedia sebagai berikut :
SS : jika keadaan anda saat ini SANGAT SETUJU dengan pernyataan yang ada.
S : jika keadaan anda saat ini SETUJU dengan pernyataan yang ada.
TS : jika keadaan anda saat ini TIDAK SETUJU dengan pernyataan yang ada.
STS : jika keadaan anda saat ini SANGAT TIDAK SETUJU dengan pernyataan yang ada.
5. Jawablah semua nomor dan pastikan jangan ada yang terlewati.
6. Tidak ada jawaban yang dianggap salah, semua jawaban yang anda berikan adalah benar, sehingga anda tidak perlu ragu untuk
menentukan jawaban yang paling sesuai dengan diri anda.
183
PERNYATAAN
Keterangan
No.
Pernyataan
SS S TS SS
184
15. Saya tetap menyelesaikan pekerjaan
rumh meskipun sudah merasa lelah
16. Saya berusaha menghindari
berbagai kegiatan (seperti bermain)
yang dapat mengganggu belajar
17. Saya aktif belajar untuk meraih
citacita
185
Lampiran 12 RPP
A. KOMPETENSI INTI
KI 1 : Sikap spiritual
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Sikap sosial
Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, responsive, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia
KI 3 : Pengetahuan
Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadia, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Keterampilan
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
B. KOMPETENSI DASAR (KD) DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
193
Kompetensi Dasar (KD) Indikator Capaian Kompetensi
3.6. Menjelaskan konsep dan faktor-faktor yang 3.6.1. Menjelaskan pengertian laju reaksi dan faktor-
mempengaruhi laju reaksi menggunakan teori tumbukan faktor yang mempengaruhi laju reaksi
3.6.2. Menjelaskan raju reaksi menggunakan teori
tumbukan
3.6.3. Menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi
laju reaksi berdasarkan teori tumbukan
3.6.4. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi
laju reaksi berdasarkan teori tumbukan
3.7. Menentukan orde reaksi dan tetapan laju reaksi 3.7.1. Memahami konsep hokum laju reaksi dan
berdasarkan data hasil percobaan persamaan laju reaksi
3.7.2. Menghitung orde reaksi berdasarkan data hasil
percobaan laju reaksi
3.7.3.Menganalisis persamaan laju reaksi berdasarkan
data hasil percobaan laju reaksi
3.7.4. Menentukan konstanta/tetapan laju reaksi
berdasarkan data hasil percobaan laju reaksi
3.7.5. Menentukan laju reaksi berdasarkan data hasil
percobaan yang diketahui
4.7. Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta 4.7.1. Membuat laporan hasil diskusi terkait penentuan
menyajikan hasil percobaan faktor-faktor yang orde reaksi dan rumus laju reaksi
mempengaruhi laju reaksi dan orde reaksi 4.7.2. Menyajikan hasil diskusi terkait penentuan orde
reaksi dan rumus laju reaksi
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Peserta didik dapat menjelaskan pengertian laju reaksi dan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi berdasarkan teori tumbukan
dengan benar.
2. Peserta didik dapat memahami konsep hokum dan persamaan laju reaksi dengan tepat.
194
3. Peserta didik dapat menentukan persamaan laju reaksi berdasarkan data hasil percobaan laju reaksi dengan benar.
4. Peserta didik dapat terampil dalam membuat dan menyajikan hasil diskusi terkait orde dan persamaan laju reaksi dengan benar.
5. Peserta didik dapat menemukan konstanta/tetapan laju reaksi berdasarkan data hasil percobaan laju reaksi dengan benar.
6. Peserta didik dapat menentukan besar laju reaksi berdasarkan data hasil percobaan laju reaksi yang diketahui dengan teliti.
7. Peserta didik dapat terampil dalam membuat dan menyajikan hasil laporan diskusi menentukan konstanta reaksi dan laju reaksi dengan
komunikatif.
195
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 1
Kelas Eksperimen
Waktu
Model Discovery Learning
Kegiatan
Pendahuluan
Awal
Pembelajaran
Apersepsi Siswa merespon pertanyaan guru terkait materi yang akan 5 menit
196
peserta didik tentang konsep yang sudah dipelajari
pembusukan buah
sehari-hari
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin Siswa memperhatikan penjelasan guru. 3 menit
dicapai
Kegitan Inti
Stimulation Guru memberikan stimulus kepada peserta didik Siswa menjawab pertanyaan dari guru. 15
terjadi.
197
“Pada proses pembusukan buah dan perkaratan besi,
Guru menjelaskan sedikit tentang laju reaksi secara Siswa memperhatikan guru yang sedang menjelaskan 5 menit
sederhana. materi.
Problem Guru membagi peserta didik dalam kelompok yang Siswa membentuk kelompok terdiri dari 3-4 orang 3 menit
(Pernyataan atau
Identifikasi
Masalah)
Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik Siswa dan kelompoknya mengajukan pertanyaan dan 5 menit
Data Collection Guru membimbing setiap kelompok untuk Siswa mengumpulkan informasi untuk menjawab 20
(Pengumpulan mengumpulkan berbagai informasi yang relevan pertanyaan dan hipotesis yang telah dirumuskan menit
198
Data) untuk menjawab pertanyaan yang telah diajukan serta
Processing Data Guru membimbing siswa untuk mengolah semua Siswa berdiskusi mengolah semua jawaban yang telah 15
Verification Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk Setiap kelompok memverivikasi hasil hasil diskusinya 15
teman
Generalization Guru meminta setiap kelompok untuk menyimpulkan Setiap kelompok siswa menyimpulkan hasil diskusinya. 10
Kesimpulan)
Penutup
Guru membimbing peserta didik untuk meriview, dan Peserta didik 5 menit
199
membuat kesimpulan dari hasil kegiatan meriview, dan membuat kesimpulan dari hasil kegiatan
pembelajaran pembelajaran
Guru memberikan informasi materi pembelajaran Siswa mendengarkan arahan guru 5 menit
Guru mengakhiri pembelajaran dengan meminta Salah satu siswa memimpin doa. Siswa menjawab salam 2 menit
salam.
200
Pertemuan II
Kelas Eksperimen
Waktu
Model Discovery Learning
Kegiatan
Pendahuluan
Awal
Pembelajaran
Apersepsi Siswa merespon pertanyaan guru terkait materi yang akan 5 menit
201
sebelumnya yaitu konsep laju reaksi dan
sehari-hari
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin Siswa memperhatikan penjelasan guru. 3 menit
dicapai
Kegitan Inti
Stimulation Guru memberikan stimulus kepada peserta didik Siswa menjawab pertanyaan dari guru. 15
terjadi.
202
pembusukannya? Apa
penyebabnya?”
Guru menjelaskan sedikit tentang faktor-faktor yang Siswa memperhatikan guru yang sedang menjelaskan 5 menit
Problem Guru membagi peserta didik dalam kelompok yang Siswa membentuk kelompok terdiri dari 3-4 orang 3 menit
(Pernyataan atau
Identifikasi
Masalah)
Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik Siswa dan kelompoknya mengajukan pertanyaan dan 5 menit
Data Collection Guru membimbing setiap kelompok untuk Siswa mengumpulkan informasi untuk menjawab 20
203
(Pengumpulan mengumpulkan berbagai informasi yang relevan pertanyaan dan hipotesis yang telah dirumuskan menit
Processing Data Guru membimbing siswa untuk mengolah semua Siswa berdiskusi mengolah semua jawaban yang telah 15
Verification Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk Setiap kelompok memverivikasi hasil hasil diskusinya 15
teman
Generalizatio n Guru meminta setiap kelompok untuk menyimpulkan Setiap kelompok siswa menyimpulkan hasil diskusinya. 10
Kesimpulan)
Penutup
Guru membimbing peserta didik untuk meriview, dan Peserta didik 5 menit
204
membuat kesimpulan dari hasil kegiatan meriview, dan membuat kesimpulan dari hasil kegiatan
pembelajaran pembelajaran
Guru memberikan informasi materi pembelajaran Siswa mendengarkan arahan guru 5 menit
Guru mengakhiri pembelajaran dengan meminta Salah satu siswa memimpin doa. Siswa menjawab salam 2 menit
salam.
205
Pertemuan III
Kelas Eksperimen
Waktu
Model Discovery Learning
Kegiatan
Pendahuluan
Awal
Pembelajaran
Apersepsi Siswa merespon pertanyaan guru terkait materi yang akan 5 menit
206
sebelumnya yaitu konsep laju reaksi dan
sehari-hari
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin Siswa memperhatikan penjelasan guru. 3 menit
dicapai
Kegitan Inti
Stimulation Guru memberikan stimulus kepada peserta didik Siswa menjawab pertanyaan dari guru. 15
terjadi.
207
“Bagaimana cara kita mengetahui buah mana yang
Guru menjelaskan sedikit tentang cara menentukan Siswa memperhatikan guru yang sedang menjelaskan 5 menit
Problem Guru membagi peserta didik dalam kelompok yang Siswa membentuk kelompok terdiri dari 3-4 orang 3 menit
(Pernyataan atau
Identifikasi
Masalah)
Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik Siswa dan kelompoknya mengajukan pertanyaan dan 5 menit
Data Collection Guru membimbing setiap kelompok untuk Siswa mengumpulkan informasi untuk menjawab 20
(Pengumpulan mengumpulkan berbagai informasi yang relevan pertanyaan dan hipotesis yang telah dirumuskan menit
208
Data) untuk menjawab pertanyaan yang telah diajukan serta
Processing Data Guru membimbing siswa untuk mengolah semua Siswa berdiskusi mengolah semua jawaban yang telah 15
Verification Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk Setiap kelompok memverivikasi hasil hasil diskusinya 15
teman
Generalizatio n Guru meminta setiap kelompok untuk menyimpulkan Setiap kelompok siswa menyimpulkan hasil diskusinya. 10
Kesimpulan)
Penutup
Guru membimbing peserta didik untuk meriview, dan Peserta didik 5 menit
membuat kesimpulan dari hasil kegiatan meriview, dan membuat kesimpulan dari hasil kegiatan
209
pembelajaran pembelajaran
Guru memberikan informasi materi pembelajaran Siswa mendengarkan arahan guru 5 menit
Guru mengakhiri pembelajaran dengan meminta Salah satu siswa memimpin doa. Siswa menjawab salam 2 menit
salam.
210
Lampiran 13 Bahan Ajar
211
Lampiran 14 Data Pretest, Postest dan Motivasi Kelas Eksperimen
212
Lampiran 15 Data Pretest, Postest dan Motivasi Kelas Kontrol
213
Lampiran 16 Hasil Tabulasi Instrument Soal
214
Lampiran 17 Data Hasil Uji Validitas
Soal_01 Soal_02 Soal_03 Soal_04 Soal_05 Soal_06 Soal_07 Soal_08 Soal_09 Soal_10 Soal_11 Soal_12 Soal_13 Soal_14 Soal_15 Soal_16 Soal_17 Soal_18 Soal_19 Soal_20 Soal_21 Soal_22 Soal_23 Soal_24 Soal_25 Soal_26 Soal_27 Soal_28 Soal_29 Soal_30 Soal_31 Soal_32 Soal_33 Soal_34 Soal_35 Soal_36 Soal_37 Soal_38 Soal_39 Soal_40 Y Y^2
5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 4 16
20 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 11 121
22 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 11 121
8 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 12 144
17 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 12 144
18 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 17 289
7 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 16 256
19 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 19 361
32 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 17 289
21 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 17 289
1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 19 361
2 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 20 400
29 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 20 400
10 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 21 441
15 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 22 484
34 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 20 400
30 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 22 484
14 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 23 529
12 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 22 484
6 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 24 576
11 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 26 676
13 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 26 676
4 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 25 625
33 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 25 625
25 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 25 625
16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 26 676
26 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 25 625
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 26 676
27 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 27 729
31 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 26 676
23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 28 784
3 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 29 841
24 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 27 729
28 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 28 784
∑x 12 18 26 24 24 25 26 22 27 11 6 7 17 21 16 25 13 22 15 12 17 23 26 12 10 10 14 20 9 14 23 25 12 23 25 14 18 18 18 18
∑Y 718
(∑X)^2 144 324 676 576 576 625 676 484 729 121 36 49 289 441 256 625 169 484 225 144 289 529 676 144 100 100 196 400 81 196 529 625 144 529 625 196 324 324 324 324
∑X∑Y 8616 12924 18668 17232 17232 17950 18668 15796 19386 7898 4308 5026 12206 15078 11488 17950 9334 15796 10770 8616 12206 16514 18668 8616 7180 7180 10052 14360 6462 10052 16514 17950 8616 16514 17950 10052 12924 12924 12924 12924
∑X^2 12 18 26 24 24 25 26 22 27 11 6 7 17 21 16 25 13 22 15 12 17 23 26 12 10 10 14 20 9 14 23 25 12 23 25 14 18 18 18 18
∑Y^2 16336
N 34
N∑X^2 408 612 884 816 816 850 884 748 918 374 204 238 578 714 544 850 442 748 510 408 578 782 884 408 340 340 476 680 306 476 782 850 408 782 850 476 612 612 612 612
N∑Y^2 555424
(∑Y)^2 515524
∑XY 297 426 594 549 541 567 577 498 604 264 140 167 403 484 345 571 314 500 369 284 383 511 553 251 236 237 343 450 207 331 538 543 300 526 546 338 429 375 389 382
N∑XY 10098 14484 20196 18666 18394 19278 19618 16932 20536 8976 4760 5678 13702 16456 11730 19414 10676 17000 12546 9656 13022 17374 18802 8534 8024 8058 11662 15300 7038 11254 18292 18462 10200 17884 18564 11492 14586 12750 13226 12988
N∑XY-∑X∑Y 1482 1560 1528 1434 1162 1328 950 1136 1150 1078 452 652 1496 1378 242 1464 1342 1204 1776 1040 816 860 134 -82 844 878 1610 940 576 1202 1778 512 1584 1370 614 1440 1662 -174 302 64
N∑X²-(∑X)² 264 288 208 240 240 225 208 264 189 253 168 189 289 273 288 225 273 264 285 264 289 253 208 264 240 240 280 280 225 280 253 225 264 253 225 280 288 288 288 288
N∑Y²-(∑Y)² 39900
rxy 0,456625 0,460195 0,530402 0,463401 0,375504 0,443221 0,329766 0,350018 0,418775 0,339291 0,174581 0,237427 0,440551 0,417524 0,071389 0,488611 0,406616 0,370969 0,526665 0,320439 0,240301 0,270677 0,046514 -0,02527 0,272741 0,283728 0,481682 0,28123 0,19224 0,359616 0,559609 0,17088 0,488053 0,431195 0,204923 0,430821 0,490285 -0,05133 0,089089 0,01888
Rtab 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339
Ket V V V V V V TV V V V TV TV V V TV V V V V TV TV TV TV TV TV TV V TV TV V V TV V V TV V V TV TV TV `
215
Lampiran 18 Data Hasil Tingkst Kesukaran
Soal_01 Soal_02 Soal_03 Soal_04 Soal_05 Soal_06 Soal_07 Soal_08 Soal_09 Soal_10 Soal_11 Soal_12 Soal_13 Soal_14 Soal_15 Soal_16 Soal_17 Soal_18 Soal_19 Soal_20 Soal_21 Soal_22 Soal_23 Soal_24 Soal_25 Soal_26 Soal_27 Soal_28 Soal_29 Soal_30 Soal_31 Soal_32 Soal_33 Soal_34 Soal_35 Soal_36 Soal_37 Soal_38 Soal_39 Soal_40 Y
5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 4
20 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 11
22 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 11
8 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 12
17 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 12
18 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 17
7 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 16
19 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 19
32 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 17
21 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 17
1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 19
2 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 20
29 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 20
10 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 21
15 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 22
34 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 20
30 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 22
14 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 23
12 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 22
6 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 24
11 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 26
13 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 26
4 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 25
33 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 25
25 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 25
16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 26
26 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 25
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 26
27 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 27
31 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 26
23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 28
3 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 29
24 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 27
28 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 28
Benar 12 18 26 24 24 25 26 22 27 11 6 7 17 21 16 25 13 22 15 12 17 23 26 12 10 10 14 20 9 14 23 25 12 23 25 14 18 18 18 18
Total Subjek 34
Indeks Kesukaran 0,352941 0,529412 0,764706 0,705882 0,705882 0,735294 0,764706 0,647059 0,794118 0,323529 0,176470588 0,205882353 0,5 0,617647 0,470588 0,735294118 0,382353 0,647059 0,441176 0,352941 0,5 0,676471 0,764706 0,352941 0,294118 0,294118 0,411765 0,588235 0,264706 0,411765 0,676471 0,735294 0,352941 0,676471 0,735294 0,411765 0,529412 0,529412 0,529412 0,529412
KET Sedang Sedang Mudah Sedang Sedang Mudah Mudah Sedang Mudah Sedang Sangat Sukar Sangat Sukar sedang Sedang Sedang Sangat Mudah Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Mudah Sedang Sukar Sukar Sedang Sedang Sukar Sedang Sedang Mudah Sedang Sedang Mudah Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang
216
Lampiran 19 Data Hasil Daya Beda
Soal_01 Soal_02 Soal_03 Soal_04 Soal_05 Soal_06 Soal_07 Soal_08 Soal_09 Soal_10 Soal_11 Soal_12 Soal_13 Soal_14 Soal_15 Soal_16 Soal_17 Soal_18 Soal_19 Soal_20 Soal_21 Soal_22 Soal_23 Soal_24 Soal_25 Soal_26 Soal_27 Soal_28 Soal_29 Soal_30 Soal_31 Soal_32 Soal_33 Soal_34 Soal_35 Soal_36 Soal_37 Soal_38 Soal_39 Soal_40 Y
5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 4
20 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 11
22 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 11
8 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 12
17 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 12
18 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 16
7 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 17
19 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 17
32 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 17
21 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 19
1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 19
2 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 20
29 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 20
10 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 20
15 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 21
34 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 22
30 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 22
Batas bawah 3 6 9 9 10 10 11 10 11 3 3 3 6 7 7 9 4 8 3 3 8 9 13 7 2 3 4 7 4 4 7 13 3 8 12 6 6 9 10 10
14 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 22
12 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 23
6 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 24
11 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 25
13 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 25
4 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 25
33 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 25
25 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 26
16 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 26
26 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 26
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 26
27 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 26
31 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 27
23 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 27
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 28
24 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 28
28 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 29
Batas atas 9 12 17 15 14 15 15 12 16 8 3 4 11 14 9 16 9 14 12 9 9 14 13 5 8 7 10 13 5 10 16 12 9 15 13 8 12 9 8 8
Total 12 18 26 24 24 25 26 22 27 11 6 7 17 21 16 25 13 22 15 12 17 23 26 12 10 10 14 20 9 14 23 25 12 23 25 14 18 18 18 18
Daya Pembeda 0,352941 0,352941 0,470588 0,352941 0,235294 0,294118 0,235294 0,117647 0,294118 0,294118 0 0,058824 0,294118 0,411765 0,117647 0,411765 0,294118 0,352941 0,529412 0,352941 0,058824 0,294118 0 -0,117647059 0,352941 0,235294 0,352941 0,352941 0,058824 0,352941 0,529412 -0,05882353 0,352941 0,411765 0,058824 0,117647 0,352941 0 -0,117647059 -0,117647059
KET sedang sedang tinggi sedang sedang sedang sedang rendah sedang sedang sangat rendah rendah sedang tinggi rendah tinggi sedang sedang tinggi sedang rendah sedang sangat rendah soal dibuang sedang sedang sedang sedang rendah sedang tinggi soal dibuang sedang tinggi rendah rendah sedang sangat rendah soal dibuang soal dibuang
217
Lampiran 20 Data Hasil Realibilitas
Soal_01 Soal_02 Soal_03 Soal_04 Soal_05 Soal_06 Soal_07 Soal_08 Soal_09 Soal_10 Soal_11 Soal_12 Soal_13 Soal_14 Soal_15 Soal_16 Soal_17 Soal_18 Soal_19 Soal_20 Soal_21 Soal_22 Soal_23 Soal_24 Soal_25 Soal_26 Soal_27 Soal_28 Soal_29 Soal_30 Soal_31 Soal_32 Soal_33 Soal_34 Soal_35 Soal_36 Soal_37 Soal_38 Soal_39 Soal_40 Y Y^2
5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 4 16
20 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 11 121
22 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 11 121
8 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 12 144
17 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 12 144
18 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 17 289
7 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 16 256
19 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 19 361
32 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 17 289
21 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 17 289
1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 19 361
2 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 20 400
29 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 20 400
10 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 21 441
15 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 22 484
34 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 20 400
30 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 22 484
14 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 23 529
12 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 22 484
6 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 24 576
11 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 26 676
13 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 26 676
4 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 25 625
33 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 25 625
25 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 25 625
16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 26 676
26 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 25 625
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 26 676
27 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 27 729
31 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 26 676
23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 28 784
3 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 29 841
24 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 27 729
28 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 28 784
B 12 18 26 24 24 25 26 22 27 11 6 7 17 21 16 25 13 22 15 12 17 23 26 12 10 10 14 20 9 14 23 25 12 23 25 14 18 18 18 18 718 515524
P 0,352941 0,529412 0,764706 0,705882 0,705882 0,735294 0,764706 0,647059 0,794118 0,323529 0,176471 0,205882 0,5 0,617647 0,470588 0,735294 0,382353 0,647059 0,441176 0,352941 0,5 0,676471 0,764706 0,352941 0,294118 0,294118 0,411765 0,588235 0,264706 0,411765 0,676471 0,735294 0,352941 0,676471 0,735294 0,411765 0,529412 0,529412 0,529412 0,529412
Q 0,647059 0,470588 0,235294 0,294118 0,294118 0,264706 0,235294 0,352941 0,205882 0,676471 0,823529 0,794118 0,5 0,382353 0,529412 0,264706 0,617647 0,352941 0,558824 0,647059 0,5 0,323529 0,235294 0,647059 0,705882 0,705882 0,588235 0,411765 0,735294 0,588235 0,323529 0,264706 0,647059 0,323529 0,264706 0,588235 0,470588 0,470588 0,470588 0,470588
PQ 0,228374 0,249135 0,179931 0,207612 0,207612 0,194637 0,179931 0,228374 0,163495 0,218858 0,145329 0,163495 0,25 0,236159 0,249135 0,194637 0,236159 0,228374 0,24654 0,228374 0,25 0,218858 0,179931 0,228374 0,207612 0,207612 0,242215 0,242215 0,194637 0,242215 0,218858 0,194637 0,228374 0,218858 0,194637 0,242215 0,249135 0,249135 0,249135 0,249135 8,743945
S^2 515078,045
X rata-rata 0,257174842
r11 1,03030252
r tabel 0,339
218
Lampiran 21 Data Hasil Distruktor
Nomor Pe nge coh
Ke lompok Siswa Blanko Kunci Jawaban
Ite m A B C D E
JPA 2 9 2 3 1
1 0 B
JPB 5 3 3 4 2
JPA 1 2 1 1 12
2 0 E
JPB 3 4 2 2 6
JPA 17 0 0 0 0
3 0 A
JPB 9 2 2 2 2
JPA 1 0 0 15 1
4 0 D
JPB 2 2 2 9 2
JPA 14 0 1 1 1
5 0 A
JPB 10 2 2 1 2
JPA 1 0 1 0 15
6 0 E
JPB 2 2 1 2 10
JPA 2 15 0 0 0
7 0 B
JPB 1 11 1 4 0
JPA 2 12 1 0 2
8 0 B
JPB 0 10 3 2 2
JPA 0 0 0 16 1
9 0 D
JPB 1 2 2 11 1
JPA 4 1 1 8 3
10 0 D
JPB 3 3 2 3 6
JPA 2 4 5 3 3
11 0 D
JPB 3 4 5 3 3
JPA 0 8 0 5 4
12 0 E
JPB 3 5 0 6 3
JPA 11 3 1 2 1
13 0 A
JPB 6 4 2 3 2
JPA 2 0 1 0 14
14 0 E
JPB 2 4 2 2 7
JPA 4 0 9 3 1
15 0 C
JPB 1 4 7 2 3
JPA 1 0 0 16 0
16 0 D
JPB 2 3 2 9 2
JPA 2 1 3 1 9
17 0 E
JPB 5 2 4 2 4
JPA 1 0 2 0 14
18 0 E
JPB 2 2 3 2 8
JPA 1 12 2 0 2
19 0 B
JPB 2 3 5 4 3
JPA 4 0 2 2 9
20 0 E
JPB 6 2 5 2 3
JPA 0 8 9 0 0
21 0 C
JPB 2 6 8 0 1
JPA 2 0 1 0 14
22 0 E
JPB 1 5 0 2 9
JPA 13 0 1 0 3
23 0 A
JPB 13 2 0 0 2
JPA 3 5 2 3 4
24 0 B
JPB 4 7 1 2 1
JPA 1 0 7 1 8
25 0 E
JPB 3 4 6 0 2
JPA 7 1 2 2 5
26 0 A
JPB 3 6 2 4 2
JPA 2 2 10 3 3
27 0 C
JPB 4 3 4 3 3
JPA 1 13 2 0 1
28 0 B
JPB 5 7 1 2 2
JPA 5 4 0 5 3
29 0 D
JPB 4 2 4 4 3
JPA 1 10 2 1 3
30 0 B
JPB 3 4 5 2 5
JPA 0 1 0 0 16
31 0 E
JPB 2 3 3 2 7
JPA 4 0 0 1 12
32 0 E
JPB 0 2 0 2 13
JPA 2 1 2 3 9
33 0 E
JPB 5 2 3 4 3
JPA 0 15 2 0 0
34 0 B
JPB 2 8 2 3 2
JPA 0 3 0 13 1
35 0 D
JPB 0 4 0 12 1
JPA 1 8 2 5 1
36 0 B
JPB 3 6 2 4 2
JPA 2 12 1 0 2
37 0 B
JPB 3 6 4 2 2
38 JPA 2 2 1 3 9 0
E
JPB 4 1 3 0 9
JPA 3 8 4 2 0
39 0 B
JPB 5 10 1 1 0
JPA 5 8 0 1 3
40 0 B
JPB 2 10 0 3 2
219
Nomor Pengecoh
Blanko Kunci Jawaban
Item A (%) B (%) C (%) D (%) E (%)
220
15 14,7059 11,7647 47,0588 14,7059 11,7647 0 C
221
30 11,7647 41,1765 20,5882 8,82353 23,5294 0 B
222
Pengecoh
Nomor Item Syarat Jawaban
A B C D E
x MS MS MS MS
1 B
y MS MS MS MS
x MS MS MS MS
2 E
y MS MS MS MS
x MS MS MS MS
3 A
y MS MS MS MS
x MS MS MS MS
4 D
y MS MS MS MS
x MS MS MS MS
5 A
y MS MS MS MS
x MS MS MS MS
6 E
y MS MS MS MS
x MS TM S MS TM S
7 B
y TM S MS MS MS
x MS MS MS MS
8 B
y TM S MS MS MS
x TM S MS MS MS
9 D
y MS MS MS MS
x MS MS MS MS
10 D
y TM S MS MS MS
x MS MS MS MS
11 D
y MS MS MS MS
x MS MS TM S MS
12 E
y MS TM S MS TM S
x MS MS MS MS
13 A
y MS MS MS MS
x MS MS MS MS
14 E
y MS MS MS MS
x MS MS MS MS
15 C
y MS MS MS MS
x MS MS MS MS
16 D
y MS MS MS MS
x MS MS MS MS
17 E
y MS MS MS MS
x MS MS MS MS
18 E
y MS MS MS MS
x MS MS MS MS
19 B
y MS MS MS MS
x MS MS MS MS
20 E
y MS MS MS MS
x MS MS TM S TM S
21 C
y MS TM S MS MS
x MS MS TM S MS
22 E
y TM S MS TM S MS
x MS TM S TM S MS
23 A
y MS TM S MS TM S
x MS MS MS MS
24 B
y MS TM S TM S TM S
x MS MS MS TM S
25 E
y MS MS TM S TM S
x MS MS MS MS
26 A
y MS MS MS TM S
x MS MS MS MS
27 C
y MS MS MS MS
x MS MS MS MS
28 B
y MS TM S MS MS
x MS MS MS MS
29 D
y TM S TM S MS MS
x MS MS MS MS
30 B
y MS MS MS MS
x MS MS MS MS
31 E
y MS MS MS MS
x MS MS TM S MS
32 E
y TM S MS MS MS
x MS MS MS MS
33 E
y MS MS MS MS
x MS MS MS MS
34 B
y MS MS MS MS
x TM S MS TM S MS
35 D
y MS MS MS MS
x MS MS MS MS
36 B
y MS MS TM S MS
x MS MS MS MS
37 B
y MS MS MS MS
x MS MS MS MS
38 E
y MS TM S MS TM S
x MS MS MS TM S
39 B
y MS TM S TM S MS
x MS TM S MS MS
40 B
y TM S MS MS TM S
223
Syarat Distraktor :
1. Paling sedikit dipilih oleh 5% peserta tes
2. Pemilih kelompok atas ≤ pemilih kelompok bawah
3. Tidak lebih dari 5% peserta yang blanko
Keterangan :
x = Pemilih kelompok atas ≤ pemilih kelompok bawah
y = Paling sedikit dipilih oleh 5% peserta tes
Nomor Pengecoh
Kunci Jawaban
Item A B C D E
3 TMS MS MS TMS E
8 MS MS MS MS A
9 TMS MS MS MS D
10 MS MS MS TMS B
224
11 TMS MS MS MS C
12 MS MS MS MS E
13 TMS MS MS TMS A
14 MS MS MS MS A
15 MS TMS MS MS B
16 MS MS MS TMS C
17 MS TMS MS MS B
18 MS MS MS MS E
19 MS TMS MS MS D
20 TMS MS MS TMS B
21 TMS MS TMS MS C
22 MS MS TMS MS C
23 MS MS MS TMS B
24 MS MS MS MS D
25 TMS MS MS TMS C
225
26 MS TMS MS TMS B
27 MS MS MS TMS A
28 MS MS MS MS A
29 MS TMS MS MS A
30 MS TMS MS MS A
31 MS MS MS TMS A
32 MS MS MS MS C
33 MS MS MS TMS B
34 MS MS MS MS A
35 MS TMS MS MS E
36 MS MS MS MS D
37 MS MS MS MS C
38 MS MS MS MS D
39 TMS MS MS MS D
226
227
Lampiran 22 Hasil Uji Normalitas Data Pretest Dan Post Test Siswa Kelas Eksperimen
KELAS EKSPERIMEN
Interval
Batas Batas fo Fh (fo-fh) (fo-fh)^2 (fo-fh)^2/fh
Bawah Atas
20 31 3 0,7956 2,2 4,84 6,05
32 43 6 4,6002 1,3 1,69 0,36
11,604
44 55 12 2 0 0 0
11,604
58 68 10 2 -2 4 0,33
-
69 79 2 4,6002 2,7 7,29 1,55
80 90 1 0,7718 0,2 0,04 0,05
Jumlah 34 8,34
Interval
Batas Batas fo Fh (fo-fh) (fo-fh)^2 (fo-fh)^2/fh
Bawah Atas
75 78 1 0,7956 0,2 0,04 0,05
10,8
79 82 8 4,6002 3,3 9 2,32
11,604 0,0833333
83 86 13 2 1 1 3
11,604
87 90 10 2 -2 4 0,33
- 22,0
91 94 0 4,6002 4,7 9 4,70
95 98 2 0,7718 1,2 1,44 1,8
Jumlah 34 9,28
228
Lampiran 23Hasil Uji Normalitas Data Pretest Dan Posttest Siswa Kelas Kontrol
KELAS KONTROL
Interval
Batas Batas fo Fh (fo-fh) (fo-fh)^2 (fo-fh)^2/fh
Bawah Atas
10 17 2 0,80 1,2 1,44 1,8
-
18 25 3 4,60 1,7 2,89 0,61
11,6
26 33 13 0 1 1 0,08333333
11,6
34 41 12 0 0 0 -
-
42 49 2 4,60 2,7 7,29 1,55
50 57 2 0,77 1,2 1,44 1,8
Jumlah 34 5,85
Interval
Batas Batas fo Fh (fo-fh) (fo-fh)^2 (fo-fh)^2/fh
Bawah Atas
55 59 1 0,7956 0,2 0,04 0,05
-
60 64 2 4,6002 2,7 7,29 1,55
11,604
65 69 13 2 1 1 0,08333333
11,604
70 74 13 2 1 1 0,08
-
75 79 4 4,6002 0,7 0,49 0,10
80 84 1 0,7718 0,2 0,04 0,05
Jumlah 34 1,92
229
Lampiran 24 Hasil Uji N-Gain Data Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen
KELAS EKSPERIMEN
230
Lampiran 25 Hasil Uji N-Gain Data Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol
KELAS KONTROL
231
Lampiran 26 Hasil Uji Normalitas Data N-Gain Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen Dan Kelas
Kontrol
Interval
Batas Batas fo Fh (fo-fh) (fo-fh)^2 (fo-fh)^2/fh
Bawah Atas
0,43 0,53 1 0,7956 0,2 0,04 0,05
-
0,54 0,64 4 4,6002 0,7 0,49 0,10
11,604 0,0833333
0,65 0,75 11 2 -1 1 3
11,604
0,76 0,86 12 2 0 0 -
-
0,87 0,97 4 4,6002 0,7 0,49 0,10
0,98 1,08 2 0,7718 1,2 1,44 1,8
Jumlah 34 2,14
Interval
(fo-
Batas Batas fo fh (fo-fh) (fo-fh)^2
fh)^2/fh
Bawah Atas
0,4 0,5 2 0,7956 1,2 1,44 1,8
- 1,5
0,51 0,61 2 4,6002 2,7 7,29 5
11,604 0,7
0,62 0,72 15 2 3 9 5
11,604
0,73 0,83 12 2 0 0 -
- 2,9
0,84 0,94 1 4,6002 3,7 13,69 1
0,95 1,05 2 0,7718 1,2 1,44 1,8
8,8
Jumlah 34 1
232
Lampiran 27 Hasil Uji Normalitas Nilai Motivasi Siswa Kelas Eksperimen
KELAS EKSPERIMEN
Interval
Batas Batas fo Fh (fo-fh) (fo-fh)^2 (fo-fh)^2/fh
Bawah Atas
70 73 2 0,7956 1,2 1,44 1,8
Jumlah 34 7,97
233
Lampiran 28 Hasil Uji Normalitas Nilai Motivasi Siswa Kelas Kontrol
KELAS KONTROL
Interval
Batas Batas fo fh (fo-fh) (fo-fh)^2 (fo-fh)^2/fh
Bawah Atas
45 49 1 0,7956 0,2 0,04 0,05
10,8
50 54 8 4,6002 3,3 9 2,32
11,604
55 59 12 2 0 0 0
11,604
60 64 10 2 -2 4 0,33
-
65 69 2 4,6002 2,7 7,29 1,55
70 75 1 0,7718 0,2 0,04 0,05
Jumlah 34 4,30
234
Lampiran 29 Hasil Uji Homogenitas Pretest Dan Posttest Siswa Kelas Eksperimen
KELAS EKSPERIMEN
Data Pretest
235
Data Posttest
varians 178,2223
st. deviasi 13,34999
236
Hasil Uji Homogenitas Posttest
varians 21,71287
st. deviasi 4,659707
237
Lampiran 30 Hasil Uji Homogenitas Pretest Dan Posttest Siswa Kelas Kontrol
KELAS KONTROL
Data Pretest
238
Data Posttest
varians 70,17734
st.deviasi 8,377192
239
Hasil Uji Homogenitas Data Posttest
Varians 22,33998
st.deviasi 4,726519
240
Lampiran 31 Data Hasil Uji T Dua Pihak Nilai Posttest Siswa ( Uji Hipotesis 1)
Data Hasil Uji T Dua Pihak Nilai Posttest Siswa ( Uji Hipotesis 1) Statistik
Grup
241
Lampiran 32 Data Hasil Uji T Dua Pihak Nilai Aktivitas Siswa ( Uji Hipotesis 2)
Data Hasil Uji T Dua Pihak Nilai Motivasi Siswa (Uji Hipotesis 2)
Statistik Grup
Uji Levene
untuk
kesetaraan
varians Uji t untuk kesetaraan rata-rata nilai
Interval kepercayaan 95%
sig.(2- Perbedaan Perbedaan terhadap perbedannya
F Sig t df tailed) rata-rata Std.Error Rendah Tinggi
varians yang sama
Motivasi diasumsikan 19,67 66 0 24,29 1,23 21,82 26,75
Varians yang sama
tidak diasumsikan 0,6 0,9 19,67 65,99 0 24,29 1,23 21,82 26,75
242
Lampiran 33 Hasil Uji Korelasi Pearson Aktivitas Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar
Siswa Kelas Eksperimen
243
Lampiran 34 Hasil Uji Korelasi Pearson Aktivitas Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar
Siswa Kelas Kontrol
244
Lampiran 35 Dokumentasi
Reaksi
245
Lampiran 36 Surat Surat
246
247
248
249
250