Anda di halaman 1dari 64

Semua istilah asing harus ditulis miring/italics

DESAIN LAYANAN STUDIO MUSIK DENGAN


QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT
DENGAN MEMPERTIMBANGKAN
ACOUSTIC MEASUREMENT
(Studi pada Studio Musik di Surakarta)

SKRIPSI

Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Persyaratan Skripsi

Disusun Oleh
Bima Kristata A. P.
NIM F0215030

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2022

i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda tangan di bawah ini mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sebelas Maret:

Nama : Bima Kristata A.P

NIM : F0215030

Program Studi : S1 Manajemen

Judul Skripsi : Desain Layanan Studio Musik melalui Quality

Function Deployment dengan Mempertimbangkan Acoustic

Measurement

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tugas akhir yang saya buat ini adalah benar-

benar karya sendiri dan bukan merupakan hasil plagiasi. Apabila ternyata di

kemudian hari terbukti bahwa pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia

menerima sanksi akademik berupa penarikan ijazah dan pencabutan gelar

sarjananya.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Surakarta, 3 Juli 2022

Mahasiswa

Bima Kristata A.P.

NIM F0215030

ii
HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk :

Bp. Drs. Sotya Pracaya selaku ayah penulis

Ibu Gaibbi AnGes Supanti, S.Pd.AUD selaku ibu penulis

Bp. Reza Rahardian,S.E,M.Si selaku dosen pembimbing

Sdr. Erwin selaku pemilik studio DReam

Dan mereka yang tidak bisa saya sebutkan satu – persatu

iii
HALAMAN MOTTO

“Without Music, Life would be a mistake”

(Friedrich Nietzsche)

“I May not believe in myself, but I believe in What I’m doing”


(Jimmy Page)

“Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan
kepada ALLAH apa yang wajib kamu berikan kepada ALLAH”
(Matius 22 : 21b)

iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa

yang penulis kenal dalam Yesus Kristus, atas karunia dan penyertaan-Nya, penulis

dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Desain Layanan Studio Musik

melalui Quality Function Deployment dengan Mempertimbangkan Acoustic

Measurement”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Manajemen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Mulai dari proses perencanaan, pengerjaan, hingga selesainya skripsi ini merupakan

sebuah kebanggaan dan kelegaan bagi penulis. Tidak sedikit hambatan yang harus

dihadapi oleh penulis, namun berkat bantuan, bimbingan, dan dukungan dari

berbagai pihak, maka skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, penulis ingin

mengucapkan terimakasih kepada pihak pihak yang telah membantu selama proses

penyusunan skripsi ini. Penghargaan dan ucapan terimakasih secara khusus penulis

haturkan kepada:

1. Prof. Djoko Suhardjanto, PhD., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Dr. Atmaji, M.M., selaku Kepala Program Studi Manajemen Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Reza Rahardian, S.E., M.Si., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

memberikan arahan, kritik serta saran yang berguna dalam penyusunan

skripsi penulis.

4. Djoko Purwanto, M.Ba., selaku dosen pembimbing akademik yang telah

memberikan bimbingan serta nasehat.

v
5. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret yang

telah memberikan ilmu juga pengetahuan.

6. Tim Praise and Worship Sesi 1 dan 3 dari Retreat Pemuda Remaja GKJ

Manahan, yang sudah membantu proses pengambilan data lapangan untuk

penyusunan skripsi ini.

7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan yang telah membantu proses

penyusunan skripsi ini.

Harapan dari penulis, skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca di

masa depan dan penulis sendiri. Penulis menyadari adanya kekurangan pada

penyusunan skripsi ini, sehingga penulis juga mengharapkan kritik serta saran

untuk evaluasi pribadi penulis ke depannya .

Surakarta, 3 Juli 2022

Bima Kristata A.P.

vi
Abstrak

Dalam menggunakan layanan studio sewa, pengguna harus

mendapatkan pengalaman yang ideal dan aman. Oleh sebab itu, penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui atribut yang diinginkan oleh konsumen studio musik

untuk ada dalam sebuah studio musik, serta respon studio dalam menjawab

keperluan tersebut.

Penelitian dilakukan dengan menyebar kuisioner, dan melakukan brain Seperti apa
model
pengumpulan
storming yang mempertemukan permintaan konsumen dan respon studio. data secara
brain
Kemudian sebagai bagian dari pengukuran dan analisis akustik, dilakukan storming?
Ada
pengukuran terhadap luas permukaan studio yang terlapisi dengan peredam untuk referensinya?

nebgetahui waktu dengungnya, dan juga dilakukan pengukuran tingkat minimum

dan maksimum dalam produksi suara dalam hal mencari tingkat kebisingannya.

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa atribut yang dicari oleh

konsumen adalah operator studio yang responsif dan studio yang tidak bermasalah.

Dalam menjawab permintaan konsumen, pengukuran akustik ruang menunjukkan

bahwa waktu dengung studio yaitu 0,2 detik, lebih cepat dari waktu ideal dan

tingkat kebisingan studio dianggap normal, mendekati batas maksimal 85 dB yaitu

maksimal 80,2 dB, sedangkan respon studio yang menjawab keinginan konsumen

diwujudkan dalam bentuk operator yang responsif, ramah, dan cekatan.

vii
Abstract
In using rental studio services, users must get an ideal and safe

experience. Therefore, this study aims to determine the attributes desired by music

studio consumers to be in a music studio, as well as the studio's response in

responding to these needs.

The research was conducted by distributing questionnaires, and

conducting brain storming that brought together consumer requests and studio

responses. Then as part of the acoustic measurement and analysis, measurements

were made on the surface area of the studio covered with dampers to determine the

reverberation time, as well as measurements of the minimum and maximum levels

of sound production in terms of finding the noise level.

The results of the study indicate that the attributes sought by consumers

are studio operators who are responsive and studios that are not problematic. In

responding to consumer demand, room acoustic measurements show that the studio

reverberation time is 0.2 seconds, faster than the ideal time and the studio noise

level is considered normal, approaching the maximum limit of 85 dB, which is a

maximum of 80.2 dB, while the studio response is responding to consumer desires.

manifested in the form of a responsive, friendly, and agile operator.

viii
DAFTAR ISI

DESAIN LAYANAN STUDIO MUSIK DENGAN ........................................................ i


HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................................ ii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................................... iii
HALAMAN MOTTO .......................................................................................................iv
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... v
Abstrak .............................................................................................................................vii
Abstract............................................................................................................................ viii
DAFTAR ISI......................................................................................................................ix
BAB I .................................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 4
C. Tujuan Penelitian .................................................................................................. 4
D. Manfaat Penelitian ................................................................................................ 4
BAB II ................................................................................................................................ 6
A. Akustika ................................................................................................................. 6
B. Waktu Dengung .................................................................................................... 6
C. Kebisingan ............................................................................................................. 7
D. QFD (Quality Function Deployment) .................................................................. 7
E. Kerangka Pemikiran ............................................................................................ 9
BAB III............................................................................................................................. 10
A. Ruang Lingkup Penelitian.................................................................................. 10
1. Populasi ............................................................................................................ 10
2. Sampel .............................................................................................................. 10
3. Sumber Data .................................................................................................... 11
4. Metode pengumpulan data............................................................................. 11
B. Pengukuran Variabel.......................................................................................... 12
C. Analisis Instrumen Penelitian ............................................................................ 12
D. Metode Analisis ................................................................................................... 13
1. Pengukuran waktu dengung (Reverberation Time) ...................................... 13

ix
2. Pengukuran kebisingan .................................................................................. 15
3. Analisis QFD dengan HOQ ............................................................................ 16
a. Customer Requirement ................................................................................. 16
b. Analisis tingkat kepentingan ......................................................................... 16
c. Analisis tingkat kinerja ................................................................................. 17
d. Analisis tingkat perbaikan ............................................................................. 17
e. Analisis sales point........................................................................................ 17
f. Analisis Customer Requirement Score ......................................................... 18
g. Technical Response....................................................................................... 18
h. Analisis hubungan CR dan TR...................................................................... 18
i. Technical Measure ........................................................................................ 19
j. Degree of Dicifulty ....................................................................................... 19
k. Tecnical Requirement Score ......................................................................... 19
l. Analisis Sinergi / Konflik ............................................................................. 19
BAB IV ............................................................................................................................. 21
A. Profil Studio DReams Surakarta ....................................................................... 21
B. Gambaran Umum Responden ........................................................................... 21
C. Uji Instrumen ...................................................................................................... 22
D. Analisa QFD dengan HOQ................................................................................. 24
BAB V .............................................................................................................................. 50
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 50
B. Saran .................................................................................................................... 52

x
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Periksa lagi spasinya


Di kota Surakarta, kesenian sudah merupakan bagian dari kehidupan

anak – anak sekolah dan kuliah. Akses menuju tempat musik dan mencari inspirasi

musik juga sudah banyak berdiri. Dan salah satunya adalah studio musik. Studio

musik hadir dengan berbagai fasilitas dan kenyamanan untuk menunjang hobi anak

– anak di Surakarta untuk bermain musik. Kondisi studio musik yang menyediakan

berbagai fasilitas dan yang jelas, tidak mengganggu lingkungan belajar dan rumah

seseorang menjadi daya tarik tersendiri bagi setiap pengguna studio musik. Adapun

kondisi studio ini juga berpengaruh terhadap minat penggunaanya oleh

pelanggannya. Baik buruknya kondisi studio juga berpengaruh terhadap sering

tidaknya sebuah studio digunakan, yang juga berpengaruh terhadap kondisi studio

itu sendiri. Kualitas fasilitas yang disajikan di dalam studio memengaruhi persepsi

penggunyanya.

Minat untuk bermain musik bisa tidak tersalur karena anak jadi malas

ke studio, yang didasari berbagai hal di dalam studio musik tersebut. Banyak hal

dari sebuah studio yang bisa memengaruhi persepsi seseorang tentang kondisi

sebuah studio. Jika penampilan luar studionya sudah tidak menarik, tentu akan

kurang memberikan persepsi yang baik pada calon pengunanya. Begitu juga

dengan kondisi di dalam ruang studionya. Di dalam ruang studio terdapat peralatan

pendukung berjalannya sistem suara di studio tersebut. Di antara berbagai hal yang

1
menjadi pendukung berjalannya sebuah ruang studio, Salah satu hal yang cukup

penting dalam menunjang kualitas sebuah ruang studio adalah mengenai tata letak

alat dan perlengkapan di studio. Hal ini jarang diperhatikan oleh para pengguna

secara mendalam, karena prinsip “tinggal pakai” yang dimilki para pengguna studio

tersebut, namun bila diperhatikan, luas ruang studio tidaklah besar. Hal ini

memunculkan beberapa masalah yaitu kurangnya ruang gerak pengguna, atau ruang

yang dipakai untuk alat musik terlalu banyak. Beberapa masalah yang lebih

memunculkan kekhawatiran adalah tentang kebisingan yag bisa disebabkan oleh

penyetelan suara yang terlalu keras atau terlalu luas, sehingga menghasilkan suara

yang “pecah” dan sering mengalami gangguan atau noise yang memengaruhi

keseluruhan suara yang dihasilkan dalam studio tersebut. Beda font size

Untuk mencegah atau memperkecil kemungkinan munculnya noise,

kemungkinan ruang gerak pengguna terlalu sempit, dan tata letak yang tidak rapi,

maka diperlukan suatu patokan untuk mengubah tata ruang studio menjadi lebih

ramah terhadap pengguna, dan orang di luar studio sehingga terciptalah ruangan

yang ideal bagi sebuah studio musik. Salah satu hal yang bisa dijadikan patokan

dalam sebuah ruangan ideal adalah keergonomisan .Ruangan ergonomis bagi

sebuah studio didapatkan melalui pengukuran antropometrik ruangan tersebut.

Sedang produksi suara dari ruangan tersebut bisa diukur dengan menggunakan alat

tertentu, dan hal ini bisa berubah sesuai arah amplifier di dalam ruangan tersebut.

Penataan amplifier berpengaruh terhadap hasil produksi suara ini menimbulkan

pertanyaan, arah manakah yang paling baik dituju untuk menghasilkan kebisingan

paling minimum? Tentunya suara studio yang keras jelas bising, akan tetapi sejauh

2
mana penerimaan suara yang bisisng tersebut dapat dialami oleh pengguna, dapat

dibantu dengan menata sedemikian rupa sehingga tata letak benda-benda di dalam

studio menghasilkan kebisingan paling kecil yang terntunya berpengaruh terhadap


Dari halaman 1, semua uraian merupakan pendapat Anda
penerimaan oleh pengguna. pribadi. Tidak adakah referensi yang bisa
mendukung/bertentangan dg uraian Anda?
Kebisingan dan kenyamanan merupakan hal yang tidak bisa dilepaskan

dari keberadaan sebuah studio musik. Sebuah studio musik harus menyediakan

ruang yang nyaman, bertata letak yang memungkinkan agar ruang pengguna dan

alatnya tidak saling tumpang tindih, dan kualitas ruangan yang bisa dirasakan oleh

penggunanya. Jika dalam pembuatan studio hanya asal-asalan, maka kualitas yang

dihasilkan juga asal-asalan. Sulit untuk dipungkiri bahwa cara membuat studio

memengaruhi penerimaan orang terhadap penggunaan studio tersebut. Hal-hal di

atas menimbulkan suatu pertanyaan yang bisa dijadikan dasar penelitian ini, yaitu
Kalau bisakah tata letak benda di dalam ruang studio memengaruhi sifat ergonomis ruang Apakah ini
jawabannya masalah?
bisa trus Bukannya
kenapa? tersebut? Dan apakah tata letak dapat memengaruhi kualitas yang diterima oleh
musik
adalah
Ya tentu. pengguna studio? Bersama dengan beberapa pertanyaan yang lain, penulis akan selera?
Trus kenapa?
mencari tahu jawaban dari pertanyaan tersebut melalui penelitian ini. Melihat
Apa pentingnya?
adanya hal – hal yang bisa diteliti mengenai kualitas studio, maka penulis

memutuskan meneliti permintaan konsumen, ketersediaan fasilitas dan yang

kualitas melalui penelitian tentang hal – hal di atas dalam penelitian yang berjudul

“Desain Layanan Studio Musik melalui Quality Function

Deployment dengan Mempertimbangkan Acoustic Measurement” .

3
Cek spasi
B. Rumusan Masalah
1) Apa sajakah hal yang menentukan kepuasan pengguna studio dalam layanan

studio musik?

2) Bagaimanakah desain ruang studio yang memiliki akustika yang baik?

3) Strategi apa yang harus diterapkan oleh pemilik studio untuk menjaga dan

meningkatkan kualitas produk yang ditawarkan?


Kualitas produk atau layanan?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :

1) Menentukan dan meneliti hal apa saja yang menjadi kunci kepuasan

pengguna studio dalam layanan studio musik.

2) Meneliti desain di dalam sebuah ruang studio akustika yang baik.

3) Menyusun strategi yang harus diterapkan oleh pemilik studio untuk menjaga

dan meningkatkan kualitas produk yang ditawarkan, terutama dari segi

suara. Memproduksi alat musik atau memberikan layanan studio musik?

D. Manfaat Penelitian
1) Bagi perusahaan

Memberikan referensi bagi usaha – usaha di bidang yang sama, dalam hal

ini bisnis studio musik sewaan dan studio musik tertutup pada umumnya

tentang layout ideal untuk sebuah studio musik. Selain itu, ini bisa menjadi

masukan bagi pemilik studio band yang dijadikan lokasi penelitian oleh

penulis, terutama mengenai kualitas tempat bisnis mereka dan tata letak

ideal menurut dimensi ruang yang mereka miliki.

2) Bagi Peneliti

4
Pentingnya penelitian ini dilaksanakan adalah untuk mengetahui pengaruh
Kan sudah ada
jawaban bahwa dari Layout studio terhadap kualitas studio secara keseluruhan. Penelitian
tata letak pasti
mempengaruhi ini juga memiliki manfaat, ketika peneliti yang akan datang meneliti hal
kualitas suara.
Pentingnya di
mana? serupa atau hal yang lain, penulis bisa memberikan sumbangsih berupa

referensi. Referensi ini diharapkan menjadi satu dari sekian referensi untuk

aplikasi Manajemen dalam dunia seni.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Akustika
Akustik didefinisikan sebagai "Ilmu suara", memahami suara sebagai
Siapa yg gangguan mekanis dalam media elastis dan inersia. Gangguan atau osilasi tekanan
mendefinisikan?
Referensinya
apa? udara ini diubah menjadi gelombang mekanik yang menggairahkan mekanisme

pendengaran, menghasilkan persepsi. Ketika suara lebih tinggi, gelombang lebih

dekat satu sama lain (suara frekuensi tinggi) dan ketika suara lebih rendah, jarak

gelombang lebih jauh. Gelombang yang lebih panjang (suara yang lebih rendah)

melewati bahan yang lebih tipis dan lebih mudah melengkung di sekitar

penghalang. Gelombang yang lebih pendek (suara yang lebih tinggi) dipantulkan

oleh bahan yang relatif tipis dan tidak terlalu membengkok di sekitar penghalang.

Akustik pada dasarnya penting untuk lingkungan belajar. Belajar secara intrinsik

terkait dengan komunikasi, dan komunikasi aural (suara) adalah akustik.

B. Waktu Dengung

Menurut Doelle (1993), dengung adalah perpanjangan bunyi akibat

pemantulan berulang – ulang setelah sumber suara dimatikan. Saat kita mematikan

sumber bunyi, kita masih mendengarkan suasana yang ditimbulkan bunyi tersebut

di dalam sebuah ruangan, meskipun terkadang pemantulan suara tersebut tidak

6
dengan jas terasa, tapi kita tahu bahwa suaranya masih “bersisa”. Dengung sedikit

banyak memengaruhi kondisi pendengar dan memberikan kesan tertentu terhadap

suara suatu ruangan. Adapun besaran standar yang digunakan untuk mengukur

dengung disebut dengan waktu dengung.

C. Kebisingan

Kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan

dalam tingkat dan waktu dan tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan

manusia dan kenyamanan lingkungan (Kepmen LH No 48. tahun 1996). Menurut

Siswanto (2002) dalam Ramdan (2013), kebisingan adalah terjadinya bunyi yang

keras sehingga mengganggu dan atau membahayakan kesehatan. Kebisingan yang

dapat diterima manusia maksimal sebesar 85 dB (desibel). Suatu ruangan yang

memiliki produksi suara secara berkelanjutan harus memiliki pengukuran

kebisingan. Adapun pengukuran kebisingan artinya memperoleh data tentang

frekuensi dan intensitas kebisingan di perusahaan atau dimana saja serta

menggunakan data hasil pengukuran kebisingan untuk mengurangi intensitas

kebisingan tersebut, sehingga tidak menimbulkan gangguan (Suma'mur, 1984).

D. QFD (Quality Function Deployment) Ditulis dulu kepanjangannya, baru singkatannya


dlm kurung ==>Quality Function Deployment (QFD)
QFD (Quality Function Deployment) dapat diartikan sebagai apa saja
semua istilah asing ditulis miring
yang dapat memenuhi kepuasan juga keinginan konsumen, dan melakukan

penrjemahan keinginan tersebut ke dalam sebuah desain. Konsep QFD adalah

memperoleh pemahaman sebanyak mungkin mengenai apa yang diinginkan

pelanggan dan mengidentifikasi solusi alternatif. Informasi tersebut kemudian

diintegrasikan pada sebuah desain produk maupun jasa yang dikembangkan oleh

7
perusahaan. QFD digunakan untuk membantu menentukan apa yang akan

memuaskan pelanggan dan dimana menempatkan sebuah standar kualitas. (Heizer

dan Render 2017 : 166).

Dengan aplikas QFD organisasi diharapkan terhindar dari perbedaan persepsi

mengenai produk yang akan diberikan dengan keinginan dan kebutuhan konsumen.

Dalam menerapkan QFD, terdapat tiga tahap, seluruh proses yang dilakukan pada

setiap tahapan dapat diterapkan seperti suatu proyek, dengan melakukan

perencanaan terlebih dahulu, ketiga tahapan tersebut adalah :

1) Pengumpulan Voice of Customer Maksudnya apa, jelaskan

2) Penyusunan HOQ (House of Quality) Maksudnya apa, jelaskan

3) Analisis Analisis apa?

8
E. Kerangka Pemikiran Ini tahapan atau proses? Mestinya ke kanan bukan ke bawah

Voice of Customer Dimensi kualitas jasa


Pendapat konsumen menurut Parasuraman
mengenai apa saja yang  Reliability Apakah teori SERVQUAL dari
Referensi siapa?
menentukan kulitas  Responsiveness Parasuraman relevan?
seuah produk  Assurance
Servqual berkenaan dg kualitas
 Emphaty
layanan/service yg dilakukan
 Tangible
seseorang/perush kpd
konsumen. Kalau kualitas suara
gimana ngukurnya, kan
masalah selera?

Persyaratan Konsumen Respon Teknis


Referensi siapa? Harapan konsumen mengenai Respon yang diberikan
sebuah produk / layanan yang Referensi siapa?
perusahaan untuk memenuhi
diberikan perusahaan persyaratan konsumen

Analisis
House of Quality

Kualitas ruang studio yang


diharapkan

Jelaskan maksud dari diagram ini secara detail di bawahnya

9
BAB III

METODE PENELITIAN
Kalau menyangkut teknologi, spt komputer, alat musik, dll.
maka teori yg tepat adalah Theory Acceptance Model (TAM)
dari Davis. Di situ ada Perceived Usefulness
A. Ruang Lingkup Penelitian (Kemanfaatan/Kenyamanan yang dirasakan, Perceived Easy of
Use (Kemudahan digunakan yg dirasakan), dll.
Penelitian yang dilakukan adalah penilaian terhadap kualitas suara dan

kenyamanan yang dirasakan oleh setiap pengguna studio dalam kurun waktu

tertentu dengan responden adalah para pengguna studio musik di lokasi yang

ditentukan pula. Lokasi yg ditentukan maksudnya fiktif studionya? Disebutkan namanya dong
Kalau hanya 1 berarti studi kasus. Kalau tdk disebutkan, respondennya
gimana mendapatkannya?
1. Populasi
pengguna atau penyewa?
Penelitian ini menggunakan populasi pengguna studio musik di Solo yang

rutin berlatih di lokasi atau yag pernah dalam kurun waktu yang ditentukan minimal

menggunakan studio sebanyak satu kali. Dari hasil pengamatan di lokasi, tidak

diketahui jumlah yang pasti dari pengguna, dan tidak ada data tercatat mengenai

penggunanya. Populasi yang diambil adalah masyarakat di kota Solo yang

berjumlah 499.337 jiwa (sp2010.bps.go.id)

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari anggota populasi yg terpilih. Alasan peneliti

menggunakan sampel adalah karena tidak memungkinkan untuk melakukan

penelitian ini dengan melibatkan keseluruhan dari populasi. Ukuran sampel pada

penelitian ini adalah 100 responden. Jumlah sampel 100 didapat melalui

penggunaan rumus Slovin yang dikemukakan Sanusi (2011).

𝑁
𝑛=
1 + (𝑁𝛼 2 )

10
499.337
𝑛=
1 + (499.337𝑥 0,12 )
Ini 10%
𝑛 = 99,99 Ini salah Kalau 1%, maka sampel yg harus Anda ambil 9800

n = Jumlah sampel

N = Jumlah Populasi

α = Signifikansi

Jadi berdasarkan perhitungan diatas, jumlah responden yang diperlukan

dalam penelitian ini adalah sebanyak 99 responden, yang kemudian dibulatkan

menjadi 100 orang. NGAWUR !!

3. Sumber Data

Sumber data untuk penelitian menggunakan data primer dan data

sekunder. Data primer adalah data yang diambil pertama kali dari sumber data

melalui pengisian kuesioner dan juga wawancara. Data sekunder adalah data yang

diperoleh dari tangan kedua, berupa literatur, buku, jurnal dan penelitian terdahulu

yang relevan dengan penelitian ini.

4. Metode pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan dengan metode kuesioner dan pengukuran

langsung di lapangan. Kuesioner penelitian ini dibagikan dalam wujud link Google

Form dan ditujukan untuk para pemusik dari berbagai latar belakang yang sudah

pernah atau sering menggunakan studio yang ditentukan dalam kurun waktu

tertentu dengan asumsi bahwa pengaturan suara di dalam studio tidak mengalami

perubahan signifikan, dibuktikan dengan larangan mengubah pengaturan suara di

dalam ruang studio. Kemudian pengukuran langsung dilakukan untuk menghitung

11
dan membuktikan tingkat ergonomis dan tingkat kebisingan di dalam ruang studio

oleh penulis dan beberapa orang yang ditunjuk oleh penulis untuk menggunakan

ruangan selama 2 jam di setiap sesi nya.

B. Pengukuran Variabel

Penelitian ini mengadopsi metode pengukuran variabel dengan

menggunakan 5 poin skala likert untuk mengukur bobot penilaian setiap atribut

pada kuesioner. Skala likert ini digunakan untuk mengukur tingkat kinerja

Untuk mengukur tingkat kepentingan adalah sebagai berikut :

 Skala 1 mewakili atribut yang dianggap Sangat Tidak Penting (STP)

 Skala 2 mewakili atribut yang dianggap Tidak Penting (TP)

 Skala 3 mewakili atribut yang dianggap Netral (N)

 Skala 4 mewakili atribut yang dianggap Penting (P)

 Skala 5 mewakili atribut yang dianggap Sangat Penting (SP)

Untuk mengukur tingkat kinerja adalah sebagai berikut :

 Skala 1 mewakili atribut yang dianggap Sangat Tidak Setuju (STS)

 Skala 2 mewakili atribut yang dianggap Tidak Setuju (TS)

 Skala 3 mewakili atribut yang dianggap Netral (N)

 Skala 4 mewakili atribut yang dianggap Setuju (S)

 Skala 5 mewakili atribut yang dianggap Sangat Setuju (SS)

C. Analisis Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian dianalisis menggunakan metode uji validitas

dan uji reliabiltas. Uji validitas mengukur sejauh mana kecermatan dan

ketelitian instrumen penelitian. Validitas instrumen penelitian tergantung

12
dengan mampu tidaknya instrumen tersebut memenuhi tujuan pengukuran.

Uji reliabilitas mengukur sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat

diandalkan. Uji ini menunjukan konsistensi alat ukur dalam mengukur

obyek yang sama. Hasil uji reliabilitas ditunjukan dengan indeks yang

menunjukan sejauh mana alat ukur dapat diandalkan.

D. Metode Analisis

1. Pengukuran waktu dengung (Reverberation Time)

Keterangan:

X : sound output

: amplifier

: sound mixer

Gb 3.2. Denah studio sewaan di studio DReams

Pengukuran pertama dalam rangkaian pengukuran akustika ruangan

studio yaitu dengan menghitung reverberation time atau yang disebut dengan waktu

dengung. Arah suara akan diukur melalui garis tengah amplifier menghasilkan area

pusat studio di mana suara berkumpul. Kemudian gelombang akan diukur dengan

menggunakan formula Sabine. Dengan rumus

0,16𝑉
𝑅𝑇 =
𝐴

13
Di mana,

T = waktu dengung (sekon)

V = volume ruang (m3)

A = Jumlah dari luas permukaan ruang dikali koefisien serapan bahan(ΣSiαi)

Siαi = Luas permukaan masing-masing sisi dikali koefisien serapnya

Pengukuran untuk hasil yang lebah spesifik dari sebuah ruangan dapat

juga menggunakan rumus sebagai berikut

𝑉
𝑅𝑇 = 0,16
𝑆𝛼̅
Dengan

1
𝛼̅ = ΣSiαi
𝑆

Di mana

T = waktu dengung (sekon)

V = volume ruang (m3)

S = Luas permukaan penyerapan (m2)

Si = Luas masing-masing bahan penyerapan

𝛼̅ = Rata – rata koefisien serap ruangan

αi = Koefisien penyerapan permukaan bidang batas ruangan

Hasil dari pengukuran kemudian akan dicocokkan dengan ketentuan

dari sumber (Egan, 1988). Ketentuan untuk waktu dengung dalam studio adalah

14
sebesar 0,5 detik. Hasil pengukuran akan menentukan waktu dengung yang datang

terlalu cepat atau terlalu lambat, yang akan memengaruhi waktu dengung studio

tersebut disa dikatakan ideal atau tidak.

2. Pengukuran kebisingan

Metode analisis berikutnya yang digunakan untuk mencari apakah

layout sebuah ruangan sudah memenuhi standard akustik bagi penggunanya

dilakukan dengan pengukuran tingkat kebisingan saat pengaturan volume normal

ruangan. Layout ruangan studio tidak diubah, sehingga perlakuan yang diterapkan

kepada responden akan sama. Layout ruangan haruslah menyisakan ruang gerak

yang cukup luas bagi penggunanya. Dengan adanya ruang gerak yang luas maka

pengguna studio dapat bergerak bebas dan diharapkan merasa nyaman. Adapun

kebisingan studio musik biasanya terletak antara 93 – 110 dB(desibel). Pengukuran

kebisingan akan menggunakan alat pengukur berupa Sound meter dengan

pengukuran sebanyak 5 kali untuk durasi selama 2 jam dan akan diambil rata-rata

kebisingan ruangannya. Hal ini dilakukan untuk mencari tahu berapa rata-rata

kebisingan yang akan diterima oleh pengguna ruangan selama durasi jam tertentu.

Keterangan:

X : sound output

: amplifier

: sound mixer

15
Pada gambar terdapat produksi suara secara normal dilihat dari sumber

suara nya. Pada gambar, produksi suara keyboard dimasukkan ke dalam output

multi-channel bersamaan dengan mikrofon. Pengukuran akan dilakukan selama 10

menit sekali dalam waktu dua jam. Rerata dari data pengukuran akan menunjukkan

tingkat kebisisngan yang terjadi di dalam studio musk tersebut.

3. Analisis QFD dengan HOQ

Tahapan pada analisis QFD dengan HOQ mengadopsi proses analisis

yang dikemukakan oleh Bossert (1991) :

a. Customer Requirement
Customer Requiremen atau kebutuhan konsumen berisi harapan

dan keinginan konsumen pada sebuah produk barang atau jasa yang

ditawarkan oleh perusahaan. Kebutuhan konsumen tersebut kemudian

dikelompokan berdasakan dimensi produk.

b. Analisis tingkat kepentingan


Analisis tingkat kepentingan merupakan tindak lanjut dari analisis

customer requirement yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kepentingan

dari setiap atribut yang ada pada customer requirement. Untuk mengukur

tingkat kepentingan digunakan skala likert dengan penilaian sebagai berikut :

 Skala 1 mewakili atribut yang dianggap Sangat Tidak Penting (STP)

 Skala 2 mewakili atribut yang dianggap Tidak Penting (TP)

 Skala 3 mewakili atribut yang dianggap Cukup Penting (CP)

 Skala 4 mewakili atribut yang dianggap Penting (P)

 Skala 5 mewakili atribut yang dianggap Sangat Tidak Penting (SP)

16
c. Analisis tingkat kinerja
Analisis tingkat kepentingan merupakan tindak lanjut dari analisis

customer requirement yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kepentingan

dari setiap atribut yang ada pada customer requirement. Untuk mengukur

tingkat kinerja digunakan skala likert dengan penilaian sebagai berikut :

 Skala 1 mewakili atribut yang dianggap Sangat Tidak Setuju (STS)

 Skala 2 mewakili atribut yang dianggap Tidak Setuju (TS)

 Skala 3 mewakili atribut yang dianggap Cukup Setuju (CS)

 Skala 4 mewakili atribut yang dianggap Setuju (S)

 Skala 5 mewakili atribut yang dianggap Sangat Setuju (SS)

d. Analisis tingkat perbaikan


Analisis tingkat perbaikan bertujuan untuk mengetahui atribut – atribut

mana saja yang belum memenuhi persyaratan dari konsumen. Hasil analisa

tingkat perbaikan didapatkan dari membagi performa yang diharapkan dengan

performa sesungguhnya.

e. Analisis sales point


Analisis sales point bertujuan untuk mengetahui seberapa besar

manfaat penjualan yang didapat apabila terjadi perbaikan atau perubahan dari

atribut tertentu pada customer requirement. Dalam penentuan sales point pada

atribut dalam penelitian, digunakan alat bantuk penilaian sebagai berikut :

i. Nilai 1,0 adalah status quo, atau perubahan tidak berpengaruh pada

penjualan

ii. Nilai 1,2 berarti perubahan berpengaruh sedikit, dan perlu adanya

perbaikan teknis

17
iii. Nilai 1,5 berarti perubahan memiliki pengaruh besar pada penjualan

produk dan perlu ditekankan pada program pemasaran.

f. Analisis Customer Requirement Score

Analisis CRS ( Customer Requirement Score ) bertujuan untuk

mengetahui secara menyeluruh score dari setiap atribut, guna menetapkan

atribut mana saja yang dianggap penting oleh konsumen. Hasil analisis CRS

didapat dari mengalikan tingkat kepentingan tiap atribut dengan sales point,

kemudian hasil perkaliannya dinormalkan.

g. Technical Response

Analisis technical response berisi cara maupun fasilitas dari pihak

pengelola atau manajemen dalam memenuhi persyaratan konsumen ( customer

requirement ). Data mengenai respon teknis ini didapat dari hasil pengamatan

langsung peneliti dan wawancara dengan pihak pengelola.

h. Analisis hubungan CR dan TR


Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengetahui apakah atribut pada

respon teknis yang sudah ditetapkan perusahaan mempunyai hubungan atau

dapat memenuhi semua atribut pada persyaratan konsumen. Menurut Gwen

Delano Dkk (2006) kategori hubungan dalam analisis ini adalah sebagai

berikut

iv. Nilai 9 apabila hubungan yang terjadi kuat (TR memenuhi CR)

v. Nilai 3 apabila hubungan yang terjadi sedang (TR mendukung CR)

vi. Nilai 1 apabila hubungan yang terjadi lemah (TR mempengaruhi

CR)

18
i. Technical Measure

Analisis ini merupakan hasil diskusi peneliti dengan pihak pengelola

dan pengamatan langsung mengenai kondisi yang sebenarnya dari respon

teknis yang sudah ditetapkan sebelumnya.

j. Degree of Dicifulty

Analisis DoD (Degree of Dificulty) bertujuan untuk mengetahui tingkat

kesulitas bagi pengelola untuk menerapkan atau melakukan atribut – atribut

pada respon teknis. Penilaian yang digunakan adalah sebagai berikut

vii. Nilai 0 apabila tidak menemui kesulitan dalam penerapanya

viii. Nilai 1 apabila agak kesulitan dalam penerapanya

ix. Nilai 2 apabila kesulitan dalam penerapanya

x. Nilai 3 apabila sangat sulit dalam penerapanya

k. Tecnical Requirement Score


Analisis TRS ( technical requirement score ) bertujuan untuk

mengetahui score dari setiap respon teknis yang sudah ditetapkan, sehingga

diketahui mana atribut yang penting dan memerlukan perhatian lebih. TRS

didapatkan dari hasil perkalian CRS pada setiap atribut dengan tingkat

hubungan TR yang berhubungan dengan atribut tersebut, kemudian

dijumlahkan.

l. Analisis Sinergi / Konflik


Analisis sinergi atau konflik digunakan untuk mengetahui hubungan

yang terjadi antara atribut – atribut pada respon teknis. Menurut Gwen Delano

Dkk (2006) penilaian pada analisis ini adalah sebagai berikut :

19
xi. Nilai +9 (strong positive), berarti antar atribut memiliki hubungan yang

sangat mendukung

xii. Nilai +3 (positive), berarti antar atribut memiliki hubungan yang

mendukung

xiii. Nilai -3 (negative), berarti antar atribut memiliki hubungan yang

bertentangan

xiv. Nilai -9 (strong negative), berarti antar atribut memiliki hubungan yang

sangat bertentangan.

20
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Profil Studio DReams Surakarta

Studio DReams adalah sebuah studio untuk persewaan dan les musik

yang berlokasi di Jl. Kutai VIII No.2, Sumber, Kec. Banjarsari, Kota Surakarta,

Jawa Tengah. Bermula dari sebuah usaha pendidikan musik non-formal bernama

DR Ensemble yang bertempat di Purwosari, Studio DReams berkembang,

berpindah dan membuka studio sewanya di Turisari, Mangkubumen. Studio ini

akhirnya berpindah di lokasinya yang sekarang, di lokasi yang tertulis di atas.

Studio DReams memiliki satu ruang sewa, dan tiga ruang les. Studio yang buka

pada pukul 12.00 hingga pukul 20.00 ini memiliki program sewa studio untuk

latihan, dan program les untuk segala usia, untuk yang berminat belajar alat musik

drum, keyboard dan gitar. Adapun pemesanan studio bisa dilakukan dengan

menghubungi Bapak Erwin, sebagai operator sekaligus pendiri Studio DReams itu

sendiri.

Gambar 4.1. Kenampakan dalam studio DReams

B. Gambaran Umum Responden

Responden dari penelitian ini adalah mereka yang ada dalam usia

sekolah dan kuliah, atau secara garis besar mereka yang masuk dalam usia

pendidikan, baik jenjang sekolah maupun perguruan tinggi, yang sedang atau

pernah menggunakan studio DReams hingga saat ini. Peneliti menyebarkan

21
kuesioner dalam waktu 1 bulan. Jumlah responden yang didapatkan adalah 100

orang, terdiri dari anak sekolah, anak kuliah, dan pengguna studio secara umum

di rentang usia Sekolah Menengah Atas dan Perguruan Tinggi. Lama pengambilan

sampel dan penghitungan kebisingan dipengaruhi oleh banyak sedikitnya pengguna

Studio dan pemilihan hari untuk datang ke studio. Keseluruhan sampel yang

sudahdidapat telah memenuhi syarat dan layak untuk analisis.

C. Uji Instrumen Uji validitasnya mana?

Uji Instrumen dilakukan dengan menggunakan Uji Reliabilitas data

yang dilakukan dengan menggunakan Cronbach Alpha, yang dibantu dengan

software IBM SPSS Statistics 25.


Nilai Cronbach yang mendekati 1
(sangat tinggi) menunjukkan
TABEL IV.1 homogenitas jawaban yaitu
reponden memberikan jawaban yg
HASIL UJI RELIABILITAS sama/serupa utk semua item
pertanyaan ==> tdk perlu riset
KUESIONER TINGKAT KEPENTINGAN
Cronbach’s
No Atribut
Alpha
1 Studio membuat prioritas daftar pemesanan 0,950
2 Studio komunikatif mengenai pemesanan 0,945
3 Studio harus selalu siap dipakai 0,944
4 Studio bisa digunakan sesuai batas wajar volume 0,949
5 Operator memastikan sound system beres 0,944
6 Operator merespon keluhan tentang instrumen 0,943
Pihak studio harus memastikan keadaan peralatan selalu
7 0,944
rapi
8 Operator memberi respon yang ramah dan komunikatif 0,944
Operator studio harus memiliki pengetahuan dasar mengenai
9 0,943
alat musik dan sound system

22
Operator studio menyediakan fasilitas akomodasi di luar ruang
10 0,946
studio
11 Operator menemani proses sound checking di dalam studio 0,947
Studio harus punya jendela untuk komunikasi dengan
12 0,949
penyewa
13 Seluruh bagian studio harus ditandai dengan jelas 0,946
14 Sound system tidak berdengung dan kebisingan normal 0,943
15 Tersedianya lebih dari satu gitar di dalam studio ,0944
16 Adanya alat tambahan yang cukup 0,947
Tersedianya cukup kursi atau tempat duduk di dalam
17 0,946
ruangan
Tersedianya ruang gerak bebas untuk pengguna studio
18 0,947
non alat musik
Adanya peredam yang tebal sehingga suara tidak bocor
19 0,943
keluar studio

Dapat dilihat dari Tabel IV.1 bahwa atribut yang digunakan dalam

kuesioner tingkat kepentingan memilki skor reliabilitas >0,8 (tinggi), yang dapat

diartikan keseluruhan instrumen penelitian pada tingkat kepentingan dapat

diandalkan.

TABEL IV.2
HASIL UJI RELIABILITAS
KUESIONER TINGKAT KINERJA
Cronbach’s
No Atribut
Alpha
1 Studio membuat prioritas daftar pemesanan 0,961
2 Studio komunikatif mengenai pemesanan 0,957
3 Studio harus selalu siap dipakai 0,958
4 Studio bisa digunakan sesuai batas wajar volume 0,956

23
5 Operator memastikan sound system beres 0,956
6 Operator merespon keluhan tentang instrumen 0,957
Pihak studio harus memastikan keadaan peralatan selalu
7 0,956
rapi
8 Operator memberi respon yang ramah dan komunikatif 0,957
Operator studio harus memiliki pengetahuan dasar mengenai
9 0,956
alat musik dan sound system
Operator studio menyediakan fasilitas akomodasi di luar ruang
10 0,957
studio
11 Operator menemani proses sound checking di dalam studio 0,958
Studio harus punya jendela untuk komunikasi dengan
12 0,960
penyewa
13 Seluruh bagian studio harus ditandai dengan jelas 0,958
14 Sound system tidak berdengung dan kebisingan normal 0,957
15 Tersedianya lebih dari satu gitar di dalam studio 0,957
16 Adanya alat tambahan yang cukup 0,958
Tersedianya cukup kursi atau tempat duduk di dalam
17 0,957
ruangan
Tersedianya ruang gerak bebas untuk pengguna studio
18 0,957
non alat musik
Adanya peredam yang tebal sehingga suara tidak bocor
19 0,956
keluar studio

Dapat dilihat dari Tabel IV.2 bahwa atribut yang digunakan dalam

kuesioner tingkat kepentingan memilki skor reliabilitas >0,8 (tinggi), yang berarti

item dalam kuesioner in dapat diandalkan.

D. Analisa QFD dengan HOQ

1. Analisis Voice Of Customer

Penerapan QFD diawali dengan analisis suara konsumen (Voice of

Customer) dari studio DReams. Penentuan Voice Of Customer dilakukan melalui

24
konsultasi dengan pengguna studio musik, terutama dari kalangan pelajar dan

mahasiswa secara umum, yang menghasilkan atribut sebagai berikut:

TABEL IV.3.
TABEL ATRIBUT KUALITAS JASA

Atribut

1 Studio membuat prioritas daftar pemesanan

2 Studio komunikatif mengenai pemesanan

3 Studio harus selalu siap dipakai

4 Studio bisa digunakan sesuai batas wajar volume

5 Operator memastikan sound system beres

6 Operator merespon keluhan tentang instrumen

7 Pihak studio harus memastikan keadaan peralatan selalu rapi

8 Operator memberi respon yang ramah dan komunikatif

Operator studio harus memiliki pengetahuan dasar mengenai alat musik


9
dan sound system

10 Operator studio menyediakan fasilitas akomodasi di luar ruang studio

11 Operator menemani proses sound checking di dalam studio

12 Studio harus punya jendela untuk komunikasi dengan penyewa

25
13 Seluruh bagian studio harus ditandai dengan jelas

14 Sound system tidak berdengung dan kebisingan normal

15 Tersedianya lebih dari satu gitar di dalam studio

16 Adanya alat tambahan yang cukup

17 Tersedianya cukup kursi atau tempat duduk di dalam ruangan

18 Tersedianya ruang gerak bebas untuk pengguna studio non alat musik

19 Adanya peredam yang tebal sehingga suara tidak bocor keluar studio

Sumber : 1. Prasuraman, A., Zeithamal, V.A. & Berry, L.L,(1988)


2. Hemiao Guo, Haipeng Yu1, Bin Zhang, (2011)
3. Harriman Samuel Saragih, (2017)
4. Aijun Wang, (2014)
5. Rizki Ariyani, Tristyanti Yusnitasari, Teddy Oswari, Reni
Diah Kusumawati, Saurabh Mittal(2019)
6. Wawancara dengan tutor sekolah musik A

2. Analisis Tingkat Kepentingan

TABEL IV.4.
TABEL PENGUKURAN TINGKAT KEPENTINGAN

Atribut TKe

1 Studio membuat daftar urutan pemesanan 4

2 Studio komunikatif mengenai pemesanan 5

3 Studio harus selalu siap dipakai 5

26
4 Studio tidak terlalu berisik saat digunakan 5

5 Operator memastikan sound system beres 5

6 5
Operator segera merespon keluhan tentang instrumen

7 Pihak studio harus memastikan keadaan peralatan selalu rapi 5

8 5
Operator memberi respon yang ramah dan komunikatif

9 Operator studio harus memiliki pengetahuan dasar mengenai alat 5


musik dan sound system

10 Operator studio menyediakan fasilitas akomodasi di luar ruang 5


studio
11 4
Operator menemani proses sound checking di dalam studio

12 Studio harus punya jendela untuk komunikasi dengan penyewa 4

13 Seluruh bagian studio harus ditandai dengan jelas 4

14 Sound system tidak berdengung dan kebisingan normal 5

15 Tersedianya lebih dari satu gitar di dalam studio 5

16 Adanya alat tambahan yang cukup 4

17 Tersedianya cukup kursi atau tempat duduk di dalam ruangan 5

18 Tersedianya ruang gerak bebas untuk pengguna studio non alat 4


musik

19 Adanya peredam yang tebal sehingga suara tidak bocor keluar 5


studio

Sumber : 1. Pengukuran melalui kuesioner (2022)

27
Dari tabel di atas terdapat enam atribut mendapat skor 4 yang berarti

ketujuh item ini dianggap penting, dan tiga belas item memiliki skor 5, yang berarti

ketiga belas item tersebut dianggap sangat penting

3. Analisis Tingkat Kinerja

TABEL IV.5.
TABEL PENGUKURAN TINGKAT KINERJA

Atribut TKi

1 Studio membuat daftar urutan pemesanan 5

2 Studio komunikatif mengenai pemesanan 5

3 Studio harus selalu siap dipakai 5

4 Studio tidak terlalu berisik saat digunakan 5

5 Operator memastikan sound system beres 5

6
Operator segera merespon keluhan tentang instrumen 5

7 Pihak studio harus memastikan keadaan peralatan selalu rapi 5

8
Operator memberi respon yang ramah dan komunikatif 5

9 Operator studio harus memiliki pengetahuan dasar mengenai alat 5


musik dan sound system

10 Operator studio menyediakan fasilitas akomodasi di luar ruang 5


studio

11
Operator menemani proses sound checking di dalam studio 4

12 Studio harus punya jendela untuk komunikasi dengan penyewa 4

28
13 Seluruh bagian studio harus ditandai dengan jelas 5

14 Sound system tidak berdengung dan kebisingan normal 5

15 Tersedianya lebih dari satu gitar di dalam studio 5

16 Adanya alat tambahan yang cukup 5

17
Tersedianya cukup kursi atau tempat duduk di dalam ruangan 5

18 Tersedianya ruang gerak bebas untuk pengguna studio non alat 5


musik

19 Adanya peredam yang tebal sehingga suara tidak bocor keluar 5


studio

Sumber : 1. Pengukuran melalui kuesioner (2022)

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah item yang mendapat

skor 4 ada dua dari keseluruhan item yng disajikan, dan sisanya mendapat skor 5

yang berarti kedua item tersebut atributnya dinilai sudah baik, dengan lima belas

item lainnya dianggap sangat baik.

4. Analisis Tingkat Perbaikan

Analisis Tingkat Perbaikan bertujuan untuk mengevaluasi kinerja

atribut customer requirement. Analisis tingkat Perbaian dilakukan dengan

mengadakan brainstorming bersama tutor sekolah musik A dan dua tutor studio

DReams.

TABEL IV.6.
TABEL PENGUKURAN TINGKAT PERBAIKAN

Atribut PS PD TP

29
1 Studio membuat daftar urutan pemesanan 5 5 1

2 Studio komunikatif mengenai pemesanan 5 5 1

3 Studio harus selalu siap dipakai 5 5 1

4 Studio tidak terlalu berisik saat digunakan 4 5 1,25

5 Operator memastikan sound system beres 5 5 1

6 Operator segera merespon keluhan tentang instrumen 5 5 1

7 Pihak studio harus memastikan keadaan peralatan selalu rapi 4 5 1,25

8 Operator memberi respon yang ramah dan komunikatif 5 5 1

Operator studio harus memiliki pengetahuan dasar mengenai


9 5 5 1
alat musik dan sound system

Operator studio menyediakan fasilitas akomodasi di luar


10 5 5 1
ruang studio

11 Operator menemani proses sound checking di dalam studio 4 5 1,25

Studio harus punya jendela untuk komunikasi dengan


12 4 5 1,25
penyewa

13 Seluruh bagian studio harus ditandai dengan jelas 4 5 1,25

14 Sound system tidak berdengung dan kebisingan normal 5 5 1

15 Tersedianya lebih dari satu gitar di dalam studio 5 5 1

16 Adanya alat tambahan yang cukup 4 5 1,25

30
17 Tersedianya cukup kursi atau tempat duduk di dalam ruangan 4 5 1,25

Tersedianya ruang gerak bebas untuk pengguna studio non


18 4 5 1,25
alat musik

Adanya peredam yang tebal sehingga suara tidak bocor keluar


19 5 5 1
studio

Sumber : 1. Brainstorming bersama narasumber (2022)

Dapat dilihat pada tabel di bawah ini bahwa 8 item memiliki skor 1,25

yang berarti item tersebut memiliki tingkat kinerja yang baik, sisanya memiliki

tingkat kinerja yang sangat baik.

5. Analisis Sales Point

Analisis sales Point dilakukan untuk mengetahui besar manfaat

penjualan yang diperoleh saat ada perubahan pada atribut – atribut tertentu. Analisis

ini dilakukan dalam bentuk brainstorming bersama seorang tutor sekolah musik A

dan dua orang tutor di studio DReams.

TABEL IV.7.
TABEL ANALISIS SALES POINT

Atribut 1.0 1.2 1.5

1 Studio membuat daftar urutan pemesanan V

2 Studio komunikatif mengenai pemesanan V

3 Studio harus selalu siap dipakai V

4 Studio tidak terlalu berisik saat digunakan V

31
5 Operator memastikan sound system beres V

6 Operator segera merespon keluhan tentang V


instrumen

7 Pihak studio harus memastikan keadaan peralatan V


selalu rapi

8 Operator memberi respon yang ramah dan V


komunikatif

9 Operator studio harus memiliki pengetahuan V


dasar mengenai alat musik dansound system

10 Operator studio menyediakan fasilitas akomodasi V


di luar ruang studio

11 Operator menemani proses sound checking di V


dalam studio

12 Studio harus punya jendela untuk komunikasi V


dengan penyewa
13 Seluruh bagian studio harus ditandai dengan jelas V

14 Sound system tidak berdengung dan kebisingan V


normal
15 Tersedianya lebih dari satu gitar di dalam studio V

16 Tersedianya pedal efek dengan syarat minimal V


efek crunch dan lead

17 Tersedianya cukup kursi atau tempat duduk di V


dalam ruangan

18 Tersedianya ruang gerak bebas untuk pengguna V


studio non alat musik

19 Adanya peredam yang tebal sehingga suara tidak V


bocor keluar studio

Sumber : 1. Brainstorming bersama narasumber (2022)

Pada tabel IV.7 di atas dapat dilihat bahwa menurut sudut pandang

pengguna studio, ada tujuh item yang bernilain paling tinggi, lima item bernilai

32
rendah dan dua belas item bernilai sedang. Hal ini menunjukkan bahwa ada lima

item yang akan memberi pengaruh besar terahadap studio apabila diubah. Item yang

nilainya paling tinggi adalah item nomor (4), (5), (6), (14), (15), (16), dan (19).

6. Analisis Customer Requirement Score

Analisis Customer Requirement Score menunjukkan keseluruhan nilai

dari atribut customer requirement. Semakin tinggi nilai CR maka item tersebut

memerlukan perhatian lebih.

TABEL IV.8.
TABEL PENGUKURAN CUSTOMER REQUIREMENT SCORE

Atribut TKe SP CRS %

1 Studio membuat daftar urutan pemesanan


5 1,2 6 5,4%

2 Studio komunikatif mengenai pemesanan


5 1,2 6 5,4%

3 Studio harus selalu siap dipakai


5 1 5 4,5%

4 Studio tidak terlalu berisik saat digunakan


4 1,5 6 5,4%

5 Operator memastikan sound system beres


5 1,5 7,5 6,8%

6 Operator segera merespon keluhan tentang instrumen


5 1,5 7,5 6,8%

7 Pihak studio harus memastikan keadaan peralatan


4 1 4 3,6%
selalu rapi

8 Operator memberi respon yang ramah dan


5 1,2 6 5,4%
komunikatif

9 Operator studio harus memiliki pengetahuan dasar


5 1 5 4,5%
mengenai alat musik dan sound system

10 Operator studio menyediakan fasilitas akomodasi di


5 1,2 6 5,4%
luar ruang studio

33
11 Operator menemani proses sound checking di dalam
4 1 4 3,6%
studio

12 Studio harus punya jendela untuk komunikasi dengan


4 1 4 3,6%
penyewa

13 Seluruh bagian studio harus ditandai dengan jelas


4 1,2 4,8 4,3%

14 Sound system tidak berdengung dan kebisingan


5 1,5 7,5 6,8%
normal
15 Tersedianya lebih dari satu gitar di dalam studio
5 1,5 7,5 6,8%

16 Adanya alat tambahan yang cukup


4 1,5 6 5,4%

17 Tersedianya cukup kursi atau tempat duduk di dalam


5 1,2 6 5,4%
ruangan

18 Tersedianya ruang gerak bebas untuk pengguna


4 1,2 4,8 4,3%
studio non alat musik

19 Adanya peredam yang tebal sehingga suara tidak


5 1,5 7,5 6,8%
bocor keluar studio

Jumlah 111,1 100%

Sumber : 1. Pengukuran melalui kuesioner (2022)

Dari hasil analisa di atas, ditunjukkan bahwa ada lima item CR yang

memerlukan perhatian karena memiliki tingat kepentingan tertinggi (6,8%), dan

tiga item memerlukan perhatian paling sedikit (3,6%). Adapun lima item dengan

kepentingan tertinggi adalah item nomor (5), (6), (14), (15), dan (19). Hasil ini

menunjukkan bahwa atribut yang memiliki nilai tertinggi berkaitan langsung

dengan interaksi antara pengguna dan operator dan kelengkapan serta kenyamanan

penggunaan studio.

7. Analisa waktu dengung (Reverberation Time) dan Kebisingan

a. Pengukuran waktu dengung (Reverberation Time)

34
Untuk memenuhi aspek suara dari Technical Requirement dan
Technical Measurement, dilakukan pengukuran waktu dengung sebagai bagian dari
rangkaian pengukuran akustika. Pengukuran dilakukan untuk memenuhi rumus

𝑉
𝑅𝑇 = 0,16
𝑆𝛼̅
Dengan

1
𝛼̅ = ΣSiαi
𝑆

Di mana

T = waktu dengung (sekon)

V = volume ruang (m3)

S = Luas permukaan penyerapan (m2)

Si = Luas masing-masing bahan penyerapan

𝛼̅ = Rata – rata koefisien serap ruangan

αi = Koefisien penyerapan permukaan bidang batas ruangan

Adapun waktu dengung ideal untuk studio rekaman,yang juga


merupakan fungsi lain dari studio musik adalah sebesar 0,5 sekon pada frekuensi
tengah(Egan,1988).
Pengukuran terhadap luas permukaan tiap muka studio disajikan
sebagai berikut:
TABEL IV.9.
TABEL PENGUKURAN REVERBERATION TIME
No Bagian Ruangan Keterangan Luas (m2) α(pada 500Hz)*
1 Lantai - Karpet 15,2 0,3
2 Dinding kanan - Karpet 10,7 0,3
- Rockwool 0,8
3 Dinding kiri - Karpet 10,7 0,3

35
- Rockwool 0,8
4 Dinding depan - Karpet 10,6 0,3
(tembok dan pintu) - Rockwool 0,8
- Kayu 2,2 0,25
- Karpet tipis 0.06
5 Dinding belakang - Karpet 2,2 0,3
- Rockwool 0,8
6 Atap - Karpet 14,3 0,3
Sumber : 1. Pengukuran dimensi dan wawancara di studio (2022)

* 500Hz dipilih sebagai frekuensi rerata koefisien serap secara umum menurut

Egan(1988). Koefisien diambil dari data www.akustik.ua

Kemudian dimasukkan ke dalam rumus di atas yang menghasilkan

V = 5 x 4,2 x 4 = 84 m3

S = 76,4

𝛼̅ = 0,6

RT = 0,3 sekon

Dapat disimpulkan dari penghitungan di atas bahwa studio DReams

memiliki waktu dengung sebesar 0,3 detik yang berarti suara memudar lebih cepat

daripada waktu idealnya, yaitu 0,5 detik. Hal ini menunjukkan risiko dengung

cenderung minimal, tetapi ruangan terkesan terlalu sepi begitu suara berhenti. Hal

ini bisa menjadi bumerang bagi studio jika ingin memiliki nuansa yang “lebih

hidup” karena memerlukan waktu dengung yang lebih besar. Yang bisa dilakukan

oleh studio untuk meningkatkan waktu dengungnya adalah dengan mengganti

bahan peredam atau menipiskan rockwool sehingga waktu dengung justru bisa

bertambah.

b. Pengukuran tingkat kebisingan

36
Analisa berikutnya adalah pengukuran kebisingan. Rerata kebisingan
diukur dengan menggunakan sonometer yang diletakkan di dalam pusat ruang
gerak. Pengukuran dilakukan dalam waktu 2 jam dengan pengecekan pengukur
selama 24 kali atau setiap 5 menit sekali. Kemudian mengukur rerata dari data yang
sudah dikumpulkan. Adapun rerata ideal kebisingan studio saat tidak ada aktivitas
adalah 25-30 dB(homestudioexpert.com), dan saat digunakan sebesar 60-85
dB(headphonesty.com).
TABEL IV.10.
TABEL PENGUKURAN KEBISINGAN

Pengukuran Min Max

1 22,6 74,5

2 45,4 83,2

3 67,3 83,5

4 55,8 84,0

5 63,3 82,4

6 54,6 76,6

7 60,5 83,4

8 29,3 74,8

9 35,6 80,7

10 45,7 81,0

11 55,4 82,9

12 28,1 78,8

13 25,1 72,6

14 23,1 57,9

15 31,1 81,6

16 44,7 81,0

17 45,8 76,4

18 23,5 82,3

37
19 37,3 72,5

20 25,1 76,6

21 48,7 77,2

22 39,1 82,9

23 49,4 83,1

24 59,5 83,3

Rata – rata 42,3 78,9

Dari hasil pengukuran di atas dapat disimpulkan bahwa rerata

kebisingan saat minim aktivitas sebesar 42,3 dB dengan nilai minimal 22,6 dB

cenderung sudah keras melewati batas, karena banyaknya jumlah pengguna, dan

saat aktivitas maksimal menyentuh angka 78,9 dB dengan angka maksimal 84,8

dB, yang artinya bahwa saat digunakan, studio mendekati batas maksimal

kebisingan studio, tetapi tidak melewati batas sama sekali. Data di atas juga

menunjukkan tingkat kebisingan minimal menempati pengukuran paling awal,

dikarenakan penyewa belum sepenuhnya berinteraksi dengan studio, yang

berarti saat belum digunakan, kebisingan studio masih di bawah normal. Dapat

disimpulkan juga bahwa dalam kaitannya dengan waktu dengung bahwa tingkat

kebisingan studio, rambatannya memudar terlalu cepat, sehingga menimbulkan

kontras yang mengurangi kesan “hidup” dari suara di studio. Tidak ada yang

perlu dilakukan oleh studi dalam hal ini karena risiko yang ditimbulkan juga

masih sangat kecil.

8. Analisis Technical Requirements

38
Untuk mengetahui kesiapan studio dalam merespon Voice of

Customer, maka penulis melakukan wawancara dengan pemilik Studio untuk

didapatkan sebagai berikut:

TABEL IV.11.
TABEL TECHNICAL REQUIREMENTS

No. Technical Requirements

1 Studio memiliki nomor kontak dan akun media sosial aktif

Memiliki operator yang mengerti musik, sound system, dan


2
kelistrikan

3 Studio memiliki lebih dari satu ruang yang bisa dipakai

4 Membatasi akses menuju sound system kepada pengguna

5 Suara studio tidak bocor dan tidak kasar

Memiliki Operator yang selalu siaga, responsif, cekatan dan


6
disiplin

7 Menandai seluruh fasilitas studio dengan jelas

8 Studio menyediakan peralatan dan aksesoris di tempat khusus

9 Ada perabotan duduk di tiap ruangan

Studio menggunakan lapisan peredam yang efektif mengurangi


10
waktu dengung

Sumber: 1. Brainstorming bersama pemilik studio DReams

9. Analisis hubungan CR dan TR

Analisis hubungan CR dan TR dilakukan dengan melakukan

brainstorming bersama pemilik, operator dan tutor studio DReams, yang

menghasilkan hasil analisis sebagai berikut:

39
1) Studio membuat daftar urutan pemesanan. Hal ini dipenuhi TR yaitu Studio

memiliki nomor kontak dan akun media sosial aktif (3), dan Memiliki

Operator yang selalu siaga, responsif, cekatan dan disiplin (9)

2) Studio komunikatif mengenai pemesanan. Hal ini dipenuhi TR yaitu Studio

memiliki nomor kontak dan akun media sosial aktif (9),

3) Studio harus selalu siap dipakai. Hal ini dipenuhi TR yaitu Memiliki

operator yang mengerti musik, sound system, dan kelistrikan (9), Studio

menyediakan peralatan dan aksesoris di tempat khusus (3), Ada perabotan

duduk di tiap ruangan (3), dan Studio menggunakan lapisan peredam yang

efektif mengurangi waktu dengung (9)

4) Studio tidak terlalu berisik saat digunakan. Hal ini dipenuhi TR yaitu Studio

menggunakan lapisan peredam yang efektif mengurangi waktu dengung (9)

5) Operator memastikan sound system beres. Hal ini dipenuhi TR yaitu

Membatasi akses menuju sound system kepada pengguna (3), dan

Memiliki Operator yang selalu siaga, responsif, cekatan dan disiplin (9)

6) Operator studio segera memperbaiki atau mengganti peralatan yang

dikeluhkan oleh konsumen. Hal ini dipenuhi TR yaitu Memiliki Operator

yang selalu siaga, responsif, cekatan dan disiplin (9)

7) Pihak studio harus memastikan keadaan peralatan selalu rapi. Hal ini

dipenuhi TR yaitu Memiliki Operator yang selalu siaga, responsif, cekatan

dan disiplin (9)

8) Operator studio berkomunikasi dengan ramah kepada konsumen dalam

memberikan respon. Hal ini dipenuhi TR yaitu Studio memiliki nomor

40
kontak dan akun media sosial aktif (9), dan Memiliki Operator yang selalu

siaga, responsif, cekatan dan disiplin (3)

9) Operator studio harus memiliki pengetahuan dasar mengenai alat musik

dan sound system. Hal ini dipenuhi TR yaitu Memiliki operator yang

mengerti musik, sound system, dan kelistrikan (9)

10) Operator studio memastikan fasilitas di luar ruang studio seperti ruang

tunggu bisa dipakai setiap saat, juga fasilitas konsumsi berbayar dengan

harga terjangkau. Hal ini dipenuhi TR yaitu Memiliki operator yang

mengerti musik, sound system, dan kelistrikan (3), Studio menyediakan

peralatan dan aksesoris di tempat khusus (3), dan Ada perabotan duduk di

tiap ruangan (9)

11) Operator studio menemani selama cek sound oleh konsumen sebelum

penggunaan dimulai. Hal ini dipenuhi TR yaitu Memiliki operator yang

mengerti musik, sound system, dan kelistrikan (9), dan Memiliki Operator

yang selalu siaga, responsif, cekatan dan disiplin (3)

12) Studio harus punya jendela untuk komunikasi dengan penyewa. Hal ini

dipenuhi TR yaitu Menandai seluruh fasilitas studio dengan jelas (3)

13) Seluruh bagian studio harus ditandai dengan jelas. Hal ini dipenuhi TR yaitu

Menandai seluruh fasilitas studio dengan jelas (9)

14) Sound system tidak berdengung dan kebisingan normal . Hal ini dipenuhi

TR yaitu Suara studio tidak bocor dan tidak kasar (9)

41
15) Tersedianya lebih dari satu gitar di dalam studio. Hal ini dipenuhi TR yaitu

Menandai seluruh fasilitas studio dengan jelas (3), dan Studio

menyediakan peralatan dan aksesoris di tempat khusus (9)

16) Adanya alat tambahan yang cukup. Hal ini dipenuhi TR yaitu Studio

menyediakan peralatan dan aksesoris di tempat khusus (9)

17) Tersedianya kursi atau tempat duduk untuk pemusik atau vokalis dan

orang lain yang terlibat dalam penggunaan studio. Hal ini dipenuhi TR

yaitu Ada perabotan duduk di tiap ruangan (9)

18) Tersedianya ruang gerak bebas untuk pengguna studio non alat musik. Hal

ini dipenuhi TR yaitu Studio memiliki lebih dari satu ruang yang bisa

dipakai (3), dan Menandai seluruh fasilitas studio dengan jelas (3)

19) Adanya peredam yang tebal sehingga suara tidak bocor keluar studio. Hal

ini dipenuhi TR yaitu Suara studio tidak bocor dan tidak kasar (9), dan

Studio menggunakan lapisan peredam yang efektif mengurangi waktu

dengung (9)

10. Analisis Technical Measures

Analisis ini dipakai untuk melihat ketersediaan secara nyata yang ada

di studio, diperbandingkan dengan TR yang diajukan oleh pihak studio.

TABEL IV.12.
TABEL ANALISIS TECHNICAL MEASURES

No. Technical Requirements Technical Measures

Studio memiliki nomor kontak dan akun Studio memiliki nomor telepon
1
media sosial aktif yang aktif untuk pemesanan dan

42
instagram untuk update media
sosial

Memiliki operator yang mengerti musik, Operator dan pemilik juga


2
sound system, dan kelistrikan membuka les musik di studio

Studio memiliki satu ruangan untuk


Studio memiliki lebih dari satu ruang
3 disewa, dan tiga ruangan untuk les
yang bisa dipakai musik

Larangan mengutak-atik sound


Membatasi akses menuju sound system
4 sudah ditempel di amplifier sound
kepada pengguna buang

Pengukuran waktu dengung dengan


menghitung secara kalkulatif di
dalam studio dengan spesifikasi
5 Suara studio tidak bocor dan tidak kasar bahan penyusun studio yang sudah
disebutkan menghasilkan waktu
dengung sebesar detik dan
kebisingan rata-rata

Memiliki Operator yang selalu siaga, Operator dan pemilik bergonta-


6
responsif, cekatan dan disiplin ganti berjaga di studio

Tersedianya kulkas untuk minuman


Menandai seluruh fasilitas studio dengan
7 ringan, petunjuk arah menuju toilet
jelas berbentuk tanda

Di luar studio terdapat ruang yang

Studio menyediakan peralatan dan dipakai untuk meletakkan alat


8
aksesoris di tempat khusus musik dan listrik yang tidak
dipakai atau menjadi cadangan

Ruang studio memiliki dua kursi


9 Ada perabotan duduk di tiap ruangan dan satu sofa yang bisa dipakai 2-3
orang

43
Studio menggunakan karpet yang
Studio menggunakan lapisan peredam
10 tebal, berlapis dan ditata sesuai
yang efektif mengurangi waktu dengung Atribut ruangan studio

Sumber : 1. Brainstorming bersama pemilik dan operator studio

11. Analisis Degree of Difficulty

Analisis ini mengukur tingkat kesulitan penerapan setiap atribut

technical requirement. Hasil brainstorming bersama pemilik, operator, dan tutor

studio menghasilkan hasil di bawah ini.

TABEL IV.13.
TABEL PENGUKURAN CUSTOMER REQUIREMENT SCORE

No. Technical Requirements DoD

Studio memiliki nomor kontak dan akun 0


1
media sosial aktif
Memiliki operator yang mengerti musik, 0
2
sound system, dan kelistrikan
Studio memiliki lebih dari satu ruang 1
3
yang bisa dipakai
Membatasi akses menuju sound system 1
4
kepada pengguna

5 Suara studio tidak bocor dan tidak kasar 1

Memiliki Operator yang selalu siaga, 1


6
responsif, cekatan dan disiplin
Menandai seluruh fasilitas studio dengan 0
7
jelas
Studio menyediakan peralatan dan 1
8
aksesoris di tempat khusus

9 Ada perabotan duduk di tiap ruangan 0

44
Studio menggunakan lapisan peredam 1
10
yang efektif mengurangi waktu dengung
Sumber : 1. Brainstorming bersama pemilik dan
operator studio

Dari analisis di atas dapat dilihat bahwa terdapat empat item yang

memiliki tingkat kesulitan sangat rendah, dan enam item memiliki tingkat kesulitan

rendah. Dapat disimpulkan bahwa apa yang dimiliki dan diterapkan studio DReams

secara umum mudah untuk diaplikasikan.

12. Analisis Technical Requirement Score

Analisis ini mengukur dan mengetahui item mana yang memiliki

tingkat kinerja yang tinggi, sehingga menjadi fokus untuk dipertahankan, dan mana

yang harus menerima perhatian lebih.

TABEL IV.14.
TABEL PENGUKURAN TECHNICAL REQUIREMENTS

No. Technical Requirements TRS %

Studio memiliki nomor kontak dan akun


1 126 9,6%
media sosial aktif

Memiliki operator yang mengerti musik,


2 144 11,0%
sound system, dan kelistrikan

Studio memiliki lebih dari satu ruang


3 68,4 5,2%
yang bisa dipakai

Membatasi akses menuju sound system


4 67,5 5,1%
kepada pengguna

5 Suara studio tidak bocor dan tidak kasar 135 10,3%

45
Memiliki Operator yang selalu siaga,
6 291 22,2%
responsif, cekatan dan disiplin

Menandai seluruh fasilitas studio dengan


7 116,1 8,9%
jelas

Studio menyediakan peralatan dan


8 154,5 11,8%
aksesoris di tempat khusus

9 Ada perabotan duduk di tiap ruangan 87 6,6%

Studio menggunakan lapisan peredam


10 121,5 9,3%
yang efektif mengurangi waktu dengung

Jumlah 1311 100%

Sumber : 1. Pengukuran melalui kuesioner dan brainstorming bersama


pemilik studio (2022)

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa item nomor 6, yaitu memiliki

operator yang selalu siaga, cekatan, responsif dan disiplin adalah item yang paling

banyak memenuhi kebutuhan konsumen, dengan presentase 22,2%. Artinya item

ini memiliki nilai yang paling menguntungkan, sehingga perlu ditingkatkan untuk

menjawab keinginan konsumen. Cara meningkatkannya bisa dalam bentuk

memastikan ada lebih dari satu orang yang mampu mengoperasikan studio selain

pemilik. Sedangkan untuk item terendah yaitu item nomor 4, bisa dilakukan

perubahan dalam bentuk mengunci batasan maksimal knob volume, atau selalu

memberitahu bahwa volume maksimal yang bisa digunakan oleh pengguna studio

adalah sebesar maksimal 50 persen ( preferensi pemilik dan penulis, menimbang

bahwa ukuran studio yang kecil tidak memerlukan volume besar).

13. Analisis sinergi / konflik Technical requirement

46
Dari hasil analisis sinergi / konflik maka didapatkan beberapa hubungan

antara atribut – atribut TR dengan hasil sebagai berikut :

1) Pada nilai +9 (Strong positive) yang berarti hubungan positif sempurna

adalah:

a. Memiliki Memiliki Operator yang selalu siaga, responsif, cekatan dan

disiplin dapat dipenuhi dengan kemampuan operator dalam mengerti

musik, sound system, dan kelistrikan.

b. Studio menyediakan peralatan dan aksesoris di tempat khusus dapat

dipenuhi oleh Studio yang dibuat dengan pembagian ruangan yang

cukup.

c. Suara studio tidak bocor dan tidak kasar dipenuhi oleh Membatasi akses

menuju sound system kepada pengguna

2) Pada nilai +3 (Positive) yang berarti hubungan positif adalah :

a. Studio memiliki nomor kontak dan akun media sosial yag aktif dapat

ditunjang oleh Operator yang selalu siaga, responsif, cekatan dan

disiplin.

b. Suara studio tidak bocor dan tidak kasar dipenuhi oleh studio yang

menggunakan bahan karpet peredam yang tebal dan rapi.

c. Menandai seluruh fasilitas studio dengan jelas bisa ditunjang dengan

Studio memiliki lebih dari satu ruang yang bisa dipakai.

d. Suara studio tidak bocor dan tidak kasar dapat terjadi jika studio

memiliki operator yang mengerti musik, sound system, dan kelistrikan.

47
e. Studio menyediakan minimal dua kursi dapat ditunjang dengan

penempatan alat musik, non musik dan perlengkapan cadangan di

tempat khusus

14. Atribut berdasarkan HOQ

Atas hasil analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa prioritas utama implementasi

QFD ada pada item Technical Requirements keenam dengan presentase 22,2%,

kedelapan dengan presentase 11,8% dan kedua dengan presentase 11,0%, sebagai

top three priotitas Technical Requirements sesuai dengan brainstorming bersama

pemilik, operator dan Tutor Studio. Untuk ke depannya, operator maupun pihak

pemilik studio yang sedang bertugas di Jam Operasional studio diharuskan benar –

benar siaga, responsif, cekatan dan disiplin. Responsif ini juga termasuk di dalamnya

ketepatan dalam menjawab pertanyaan penyewa, dan keramahan dalam

berkomunikasi dengan penyewa studio. Petugas studio, baik operator maupun

pemilik juga diharapkan responsif dalam aspek musikalitas. Desain ruangan studio

juga harus disusun agar bisa muat diisi aksesoris dan peralatan cadangan. Adapun

untuk ruangan studio yang bisa dipakai untuk sewa, dikarenakan jumlah yang

terbatas, maka dirasa belum bisa melakukan penambahan jumlah studio sewa.

Terkhusus untuk item nomor 4 dan 5, yang saling berhubungan, membatasi akses

menuju sound system berarti memastikan suara tidak bocor, akan tetapi karena

kontrol memang seharusnya di tangan pengguna, maka hal yang bisa dilakukan

adalah memastikan bahan peredam benar – benar baik dalam menyerap suara,

seperti yang tertera pada item nomor 10, dan membiarkan pengguna mengatur

48
volume sendiri, dengan memberi peringatan seperti yang sudah ada, yaitu volume

maksimal 50% dari kapasitas penuh channel di mixer.

MANA GAMBAR HOUSE OF QUALITY-nya?

49
BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan
1. Dari hasil penelitian dan pembahasan yang diuraikan dalam Bab IV

mengenai kepentingan dan permintaan pengguna studio di masyarakat,

dapat disimpulkan sebagai berikut:

a) Pengguna mengharapkan agar studio selalu siap untuk digunakan dan

jarang mengalami kendala, terutama seputar peralatan yang ada di dalam

studio tersebut. Seperti terlihat pada atribut nomor 5 dan 6, yang

keduanya memiliki tingkat kepentingan berskala 5 dalam skala likert.

b) Pengguna menginginkan agar fasilitas yang mencukupi tersedia di

dalam studio, terkait dengan poin a, yaitu peralatan cadangan yang

mencukupi, sistem peredaman yang baik, dan ruang gerak yang lega

untuk dipakai, seperti yang terlihat pada atribut nomor 14, 15, dan 19,

yang juga memiliki tingkat kepentingan 5 dalam skala likert.

2. Dari hasil penelitian mengenai respons yang dikemukakan oleh pihak

studio dan pengukuran langsung ke lokasi, dapat disimpulkan sebagai

berikut:

a) Pihak studio memiliki prinsip komunikasi dua arah yang dicatat sebagai

upaya untuk melancarkan proses konfirmasi di lokasi saat penggunaan

studio oleh pihak terkait, operator juga melakukan komunikasi dengan

ramah, yang merupakan item dengan kualitas tertinggi, sehingga hal ini

50
menunjukkan bahwa operator studio sudah melakukan upaya yang baik

untuk memenuhi keinginan konsumen mengenai pemesanan dan

komunikasi oleh pengguna.

b) Studio memiliki beberapa alat musik yang tersedia di area studio di luar

ruang pemesanan dan ruang les, serta memiliki sejumlah perabotan

yang bisa dipakai untuk menunggu giliran, yang memaksimalkan

kenyamanan pengguna studio baik yang di dalam ruangan sewa

maupun di luar ruangan sewa. Ini menunjukkan bahwa studio

memperhatikan kebutuhan mendadak dan kenyamanan proses

penggunaan studio oleh konsumen.

c) Dalam merespon keinginan konsumen, studio tidak bisa membatasi

akses kepada pengguna studio dalam mengutak-atik sound system,

karena ini merupakan bagian dari keinginan pengguna, oleh karena itu,

pihak studio selalu mengingatkan pengguna untuk bijak dalam

mengatur volume, dan juga menemani proses check sound pengguna

untuk memastikan agar tidak terjadi kebisingan ataupun feedback dari

suara di dalam studio.

d) Pengukuran langsung di lokasi menunjukkan bahwa waktu dengung

studio sebesar 0,3 detik dengan kebisingan rata-rata saat penggunaan

maksimal 80,2 dB dengan angka maksimal 84,8 dB, dan saat

penggunaan minimal sebesar 45,7 dB dengan nilai minimal 22,6 dB,

artinya saat digunakan studio memiliki produksi suara yang baik,

51
didukung dengan material peredaman studio yang berupa rockwool dan

karpet spons dapat meredam suara selama proses penggunaan studio.

B. Saran
Dari hasil penelitian yang dilakukan di lokasi dan telah diuraikan di

atas, penulis bisa mengusulkan saran bagi pihak studio, antara lain :

a) Perlunya meningkatkan waktu dengung, dengan mengurangi ketebalan atau

area peredaman, menimbang bahwa waktu dengung cenderung terlalu

cepat, dan ini bisa menghilangkan kesan “hidup” dari studio.

b) Studio bisa memberitahu pada setiap pengguna, atau menempel peringatan

di daerah mixer dan amplifier, tentang batas maksimal volume yang bisa

dipakai oleh pengguna, yaitu sebesar 50 persen, menurut preferensi pemilik

studio, mengingat ukuran studio yang cenderung tidak besar, sehingga level

volume yang terlalu besar justru malah menyakiti pendengaran pengguna

sendiri.

Menimbang pengukuran dan analisis mengenai Technical Requirement Score,

studio diharapkan meningkatkan respons operator dalam menangani setiap keluhan

pengguna, atau juga bisa dengan menyiagakan tutor, sebagai anggota lain dari pihak

studio untuk membantu respons terhadap keluhan selama proses penggunaan

studio.

52
DAFTAR PUSTAKA

Bossert, James L. 1991. Quality Function Deployment (A Practitioners

Approach).Wisconsin: ASQC Quality Press

Budzinski, O., Kohlschreiber, M., Kuchinke, B. A., & Pannicke, J. (2020). Does

music quality matter for audience voters in a music contest? In Creative

Industries Journal (Vol. 14, Issue 2, pp. 109–129). Informa UK Limited.

Cowan, James P. (2006). Architectural acoustics design guide.McGraw-Hill.

Djalante, S. 2010. Analisis Tingkat Kebisingan Di Jalan Raya Yang Menggunakan

Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APIL) (Studi Kasus: Simpang Ade

Swalayan). Jurnal SMARTek. Vol. 8 No. 4. November 2010: 280-300.

Egan, M. D. (1988). Architectural Acoustics. McGraw-Hill.

Kuttruff, H. (2001). Room acoustics (fourth edition). Taylor & Francis.

Poon Chong, P., & Lalla, T. (2020). APPLYING FUZZY QFD MCDM TO

EVALUATE MUSICAL INSTRUMENTS. In Proceedings of the

International Conference on Emerging Trends in Engineering &

Technology (IConETech-2020). International Conference on Emerging

Trends in Engineering & Technology (IConETech-2020). Faculty of

Engineering, The University of the West Indies, St. Augustine.

Render, Barry, Heizer, Jay, Munson, Chuck. (2017). Operation Management :

Sustainability and Supply Chain Management 12th. Ed. (12 th.

Ed.). England: Pearson Education Limited.

Rienstra, Sjoerd & Hirschberg, Avraham. (2008). An Introduction to Acoustics.

53
Sarvia, Elty. (2019). Analisis Pengaruh Jenis Musik dan Temperatur Ruangan

Terhadap Performansi Kerja Mahasiswa (Studi Kasus di Laboratorium APK

& Ergonomi Universitas Kristen Maranatha- Bandung).

Suma’mur, 1984. Hygiene Perusahaan dan Keselamatan Kerja, Cetakan 4. PT

Gunung Agung, Jakarta. Hal 212-220 dan 224-275.

Zain, Faiz Advan. Analisis Quality Function Deployment dengan House of Quality

pada Obyek Wisata Balkondes Ngadiharjo. Skripsi, Universitas Sebelas

Maret.

54

Anda mungkin juga menyukai