Disusun Oleh:
Bella Meutia
17.01.073.010
Dengan ini saya menyatakan bahwa LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN ini
benar-benar karya penulis sesuai apa yang didapatkan saat dilapangan dan informasi yang diperoleh
langsung dari lembaga PT. BRAHMAKERTA ADIWIRA PT. BUDIMAS, KSO serta kutipan
karya ilmiah dan daftar pustaka yang tercantum dalam laporan ini, tidak ada unsur penjiplakan atau
pengutipan dari laporan praktik lain.
Atas pernyataan LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN ini, penulis siap diberikan
sanksi sesuai undang-undang yang ditetapkan apabila ada hal yang menyangkut unsur yang
dirugikan serta ditemukan adanya pelanggaran dan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika
keilmuan yang berlaku pada keaslian karya penulis ini.
Bella Meutia
17.01.073.010
2
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun Oleh :
Bella Meutia
17.01.073.010
Mengetahui, Menyetujui,
3
Dedy Dharmawansyah, S.
T., M. T.
NIP.19860927201
6021149
4
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
STRUKTUR PLAT LANTAI MASJID ANGUNG KAB. BIMA
PT. BRAHMAKERTA ADIWIRA-PT. BUDIMAS, KSO
(05 September 2020 – 31 Oktober 2020)
Disusun Oleh :
Bella meutia
17.01.073.0310
Menyetujui,
Pimpinan Cabang
5
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur tak lupa kita ucapkan kehadirat Allah SWT, berkat karunia dan nikmat-
Nya yang diberikan kepada penulis sehingga bisa melaksanakan Praktik Kerja Lapangan pada
proyek Pembangunan Mesjid Agung Kabupaten Bima, PT. BRAHMAKERTA ADIWIRA PT.
BUDIMAS, KSO dan dapat menyelesaikan laporan dengan tepat waktu sesuai apa yang
dilakukan dilapangan.
Banyak hal yang telah didapatkan pada saat melaksanakan Praktik Kerja Lapangan
(PKL), PKL sendiri merupakan sarana pembelajaran terkait pelaksanaan pekerjaan serta salah
satu tugas wajib bagi setiap mahasiswa tingkat akhir yang telah mencapai syarat minimal SKS
(Sistem Kredit Semester) untuk memperoleh wawasan dan pengetahuan ide-ide dalam
mengembangkan bagaimana mengaplikasikan ilmu Teknik Sipil khususnya bidang konstruksi
yang telah didapatkan selama di bangku kuliah, Di dunia pekerjaan yang sesungguhnya serta
kesempatan menambah ilmu praktik secara langsung terjun kelapangan dan mendapatkan
pengalaman baru untuk menghadapi dunia kerja kedepannya.
Penulis melaksanakan praktik dan menyelesaikan penyusunan laporan ini tanpa bantuan,
dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Orang yang terhebat Ibu dan Ayah sosok yang terhormat yang terus menerus mendoakan dan
memberikan semangat kepada penulis sehingga pelaksanaan dan penyusunan laporan PKL
ini bisa terselesaikan dengan lancar.
2. Bapak Chairul Hudaya, Ph.D selaku Rektor Universitas Teknologi Sumbawa yang telah
memberikan kesempatan kepada setiap Fakultas serta Program Studi untuk membuat
program wajib kuliah yaitu pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan kepada mahasiswa.
3. Bapak Muhammad Hidayatullah, M.Sc selaku Dekan Fakultas Teknik yang telah
memberikan dukungan pada setiap Program studi untuk melaksanakan praktek kerja
lapangan untuk setiap mahasiswa.
4. Bapak Hermansyah, S. T., M. Sc selaku Ketua Program Studi yang memberikan banyak
masukan dan arahan selama proses kegiatan magang.
6
5. Bapak Adi Mawardin, S. T., M. Eng selaku kordinator yang memberikan persetujuan dan
arahan untuk melakukan Praktik Kerja Lapangan.
6. Bapak Dedy Dharmawansyah, S. T., M. T. selaku dosen pembimbing lapangan yang
memberikan persetujuan dan arahan untuk melakukan Praktik Kerja Lapangan.
7. Bapak selaku Construction Manager yang telah menerima dan memberikan izin kepada
penulis untuk melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di PT. BRAHMAKERTA
ADIWIRA-PT. BUDIMAS, KSO
8. Bapak selaku kepala divisi scheduling and daily contol sekaligus pembimbing lapangan 1
yang telah membimbing serta memberikan masukan kepada penulis selama Praktik Kerja
Lapangan (PKL).
9. Bapak selaku kepala bagian project control sekaligus pembimbing lapangan 2 yang telah
memberikan arahan serta masukan kepada penulis selama Praktik Kerja Lapangan (PKL).
10. Seluruh karyawan PT. BRAHMAKERTA ADIWIRA-PT. BUDIMAS, KSO yang telah
menerima kehadiran penulis dengan baik serta bekerja sama selama Praktik Kerja Lapangan
(PKL).
11. Keluarga Mahasiswa Sipil (KMS) yang telah banyak membantu dan memberi semangat
kepada penulis selama Praktik Kerja Lapangan (PKL).
12. Kepada teman-teman dan orang-orang yang terlibat dalam pelaksanaan maupun penyusunan
laporan Praktik Kerja Lapangan ini yang tidak bisa penulis cantumkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini banyak sekali kekurangan dan
jauh dari kata sempurna.Oleh karena itu, penulis sangat membutuhkan kritik, saran dan
masukannya dari teman-teman yang bisa bersifat membangun untuk penulis perbaiki
kedepannya.
7
DAFTAR ISI
8
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Peradaban dunia yang semakin berkembang dewasa ini, perlu melakukan pembangunan
sarana dan prasarana infrastruktur karena saling berkaitan dengan peningkatan kebutuhan hidup
manusia. Untuk memenuhi hal tersebut, perlu perencanaan dan pelaksanaan secara profesional
dengan manajemen yang baik dan berbobot. Pengawasan pekerjaan yang baik dan para Engineer
yang bijaksana, dibutuhkan dalam mengambil keputusan yang tepat sehingga sukses tidaknya
proyek dapat dipertanggung jawabkan.
Berdasarkan penjelasan di atas maka dibutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang utuh
dan berbobot sehingga siap pakai. Salah satu bentuk pengaplikasiannya perlu dilakukan
pengamatan terhadap dunia kerja nyata, yaitu dalam bidang yang sesuai dengan disiplin ilmu
yang dibutuhkan mahasiswa. Oleh karena itu perlunya melakukan praktik kerja lapangan atau
mengaplikasikan beberapa teori ilmu teknik sipil yang telah dibekali dalam bangku perkuliahan.
Sehingga dapat dirasakan siap tidaknya dalam setiap individu mahasiswa untuk bergabung dalam
dunia kerja nyata.
Praktik kerja lapangan merupakan salah satu mata kuliah yang wajib bagi mahasiswa
Program Studi Teknik Sipil.Hal ini sesuai dengan kurikulum pendidikan di Universitas
Teknologi Sumbawa dan merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk menempuh
studi akhir.
Praktik kerja lapangan adalah pengamatan terhadap suatu proyek di lapangan, sehingga
mahasiswa diharapkan dapat mengetahui kegiatan di lapangan secara langsung dan mampu
mengaitkannya dengan teori dan praktik yang didapat di bangku kuliah.Selama mengikuti
praktik kerja lapangan, disamping melakukan pengamatan langsung di lapangan, sehingga
diharapkan dapat membantu menyelesaikan permasalahan yang terjadi selama pelaksanaan
proyek tersebut, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kemampuaan dan profesionalisme
dalam bekerja.Dengan demikian akan menumbuhkan sikap mandiri dan kritis dalam diri
mahasiswa serta diharapkan mahasiswa mampu mengembangkan kreativitasnya di lapangan.
9
1. 2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah dalam laporan Praktik Kerja
Lapangan ini adalah :
a. Bagaimana proses pekerjaan dan perencanaan plat lantai?
b. Apa saja potensi bahaya yang mungkin terjadi selama proses pelaksanaan pekerjaan dan
perencanaan plat lantai.
1. 3 Batasan Masalah
Pembatasan masalah pada laporan Praktik Kerja Lapangan ini adalah :
a. Laporan ini hanya mengambil studi kasus pelaksanaan dan perencanaan plat lantai
pembangunan masjid agung kabupaten Bima.
10
BAB II
DESKRIPSI PROYEK
11
2. 2. Struktur Organisasi Proyek
12
Gambar Struktur Organisasi Proyek MAB
13
2.2.1.Tugas Setiap Bagian Dalam Struktur Organisasi
Berikut merupakan penjelasan tentang tugas dan wewenang setiap bagian dalam struktur
organisasi:
1. Manager Proyek (MP)
Project manager merupakan pimpinan pada suatu proyek. Tugas utama seorang
project manager ialah memimpin proyek, merencanakan dan membuat laporan mengenai
kinerja para tim dalam mencapai target yang dibuat pada proyek itu sesuai dengan
perencanaan bisnis perusahaan.
4. Safety Officer
Safety officer memiliki tanggung jawab melaksanakan rencana dan program
yang berkaitan kesehatan dan keselamatan dilingkungan kerja. Hal semacam ini
termasuk juga program kompensasi untuk pekerja dan juga mengidentifikasi dan
meminimalisir resiko bahaya yang mungkin muncul didalam lingkungan pekerjaan.
5. Pengendali Dokumen
Pengendali dokumen memiliki tanggung jawab yaitu mengelola, mengendalikan,
dan mendistribusikan serta memperbarui keluar masuknya dokumen baik yang diterima
atau dikirim dari klien maupun kontraktor yang mencakup informasi mengenai judul,
nomor, revisi, dan progress status dari awal sampai akhir.
6. Time Control
14
Time Control bertanggung jawab membuat seluruh jadwal berjalannya proyek.
Mulai dari proyek masih dalam pengajuan tender maupun saat proyek berjalan. Time
control juga harus merubah jadwal atau schedule apabila dalam projek mengalami
keterlambatan maupun dipercepat.
7. Bagian Teknik (Engineer)
Bagian Teknik atau Engineer merupakan pembantu tugas manager proyek yang
memiliki tugas dalam perencanaan teknis dan material yang meliputi menyediakan shop
drawing, membuat perhitungan konstruksi yang diperlukan, menentukan spesifikasi data
teknis bahan dan volume pekerjaan, dalam bagian teknik juga terdapat Drawing Control
dan BBS yang memiliki tugas atau kewajiban sebagai berikut:
DrawingControl
Drawing Control memiliki tanggung jawab mengolah gambar for construction dari
konsultan perencana yang bias dikatakan masih mentah atau kurang sempurna
menjadi shop drawing sebagai dasar atau acuan pelaksanaan konstruksi. Jika proyek
telah selesai, Drawing Control membuat Asbuilt Drawing sesuai dengan kondisi yang
sudah dikerjakan di lapangan.
BBS
Bar Brending Schedule atau BBS memiliki tanggung jawab mengambar dan
menghitung kebutuhan besi yang dipakai sebagai tulangan konstruksi beton bertulang.
Dan juga memastikan ukuran tulangan sesuai dengan gambar kerja.
8. Kontrol Biaya
15
9. Pelaksana
Administrasi proyek merupakan hal yang paling penting dalam pelaksanaan proyek.
Salah satu diantaranya adalah laporan berkala. Laporan berkala merupakan alat komunikasi
16
resmi untuk menyatakan penyampaian segala sesuatu yang berhubungan dengan
penyelenggaraan proyek. Administrasi proyek yang diberlakukan pada tempat kerja praktek
adalah laporan mingguan, dalam laporan mingguan ini dicantumkan apa saja yang dikerjakan
setiap harinya dalam kurun waktu satu minggu dan dilaporkan pula peristiwa yang berhubungan
dengan pekerjaan, antara lain sebagai berikut:
1. Jumlah tenaga kerja yang digunakan dilokasi pekerjaan (ada atau tidaknya penambahan
atau pengurangan pada minggu tersebut).
2. Jumlah bahan yang terpakai dalam kurun waktu satu minggu.
3. Perintah pekerjaan, jenis pekerjaan, dan evalauasi perkerjaan yang telah dikerjakan.
5. Catatan dari konsultan pengawas perihal pekerjaan yang telah dikerjakan dalam kurun
waktu satu minggu serta peringatan-peringatan bila terjadi keterlambatan.
Laporan mingguan perlu dilakukan sebagai laporan kemajuan fisik pekerjaan selama seminggu
waktu pelaksanaan. Laporan mingguan ini disusun berdasarkan laporan harian. Pada laporan
mingguan ini perlu diketahui beberapa aspek-aspek seperti berikut ini, antara lain :
1. Jumlah tenaga kerja dan kualitas pekerjaan tiap minggu.
3. Rekapitulasi biaya laporan mingguan kemajuan pekerjaan dan juga dilaporkan pula
kemajuan realisasi pekerjaan mingguan terhadap rencana mingguan yang dapat dilihat
pada Time Schedule, berdasarkan perihal ini dapat diketahui kemajuan pekerjaan
mingguan, terlambat atau tidaknya pekerjaan berdasarkan Time Schedule.
Pengendalian biaya yang digunakan pada pembangunan Gereja Mawar Sharon (GMS)
adalah dengan membuat laporan rekapitulasi dari biaya yang telah dikeluarkan dalam
pelaksanaan diproyek tersebut. Pencatatan pengeluaran serta pembelian material ataupun
penyewaan alat berat diawasi oleh Logistik dan dilakukan tergantung kebutuhan. Sedangkan
untuk biaya tenaga kerja dapat dikendalikan dengan cara memeriksa daftar hadir pekerja setiap
harinya dan direkapitulasi menjadi tiap 2 minggu sekali untuk biaya membayar gaji pekerja
lapangan.
17
2. 4.2. Pengendalian Mutu
Pengandalian mutu berfungsi untuk mengendalikan semua pekerjaan agar sesuai dengan
mutu yang diinginkan. Pengendalian mutu dalam sebuah proyek pembangunan perlu dilakukan,
karena sebuah mutu yang digunakan akan mempengaruhi waktu serta biaya yang dibutuhkan.
Pengendalian mutu dilakukan oleh Quality Control (QC) agar pekerjaan yang dikerjakan oleh
kontraktor sesuai dengan apa yang telah direncanakan oleh konsultan perencana.
Pengendalian waktu yang dilakukan pada proyek pembangunan Masjid Agung Kab.
Bima adalah dengan memperhatikan time schedule yang telah dibuat sebelum proyek
dilaksanakan. Dengan mengacu pada Time Scheduln yang digunakan keterlambatan dalam
pekerjaan dapat diminimalisir sedikit mungkin. Dengan Time Schedul yang berisikan tentang
rencana pekerjaan secara terperinci mulai dari awal pekerjaan hingga akhir pekerjaan dan
disertai pula dengan persentase bobot dari pekerjaan. Dari kumulatif bobot ini dapat diperoleh
kurva S sehingga dapat diketahui berapa persentase perkerjaan yang telah diselesaikan.
1. Helm Pelindung (Safety Helm). Helm Pelindung sangat penting digunakan sebagai
pelindug kepala, dan sudah merupakan keharusan bagi setiap pekerja konstruksi untuk
mengunakannya dengan benar dan sesuai peraturan
18
Gambar 1. Helm Pelindung (Safety Helm)
2. Sarung Tangan sangat diperlukan untuk beberapa jenis pekerjaan. Tujuan utama
penggunaan sarung tangan adalah melindungi tangan dari benda-benda keras dan tajam
selama menjalankan kegiatannya.
3. Sepatu kerja (Safety Shoes) merupakan perlindungan terhadap kaki. Setiap pekerja
konstruksi perlu memakai sepatu dengan sol yang tebal supaya bisa bebas berjalan
dimana-mana tanpa terluka oleh benda-benda tajam atau kemasukan oleh kotoran dari
bagian bawah.
19
4. Pakaian kerja, tujuan pemakaian pakaian kerja adalah melindungi badan manusia
terhadap pengaruh-pengaruh yang kurang sehat atau yang bisa melukai badan. Selain itu
terdapat rompi kerja yang memiliki warna yang berbeda-beda tergantung organisasinya,
misalkan bagian organisasi K3 memakai rompi warna merah. Dalam pembangunan
proyek Masjid Agung Kab. Bima terdapat pengendalian K3 dan ada juga spanduk untuk
mengingatkan bahwa diwajibkan untuk memakai safety helmet dan safety shoes.
Konsultan pengawas proyek yang dimana ditunjuk oleh owner dan bertugas untuk
mengkontrol kontraktor pelaksana terkait kinerja maupun metode yang sebelumnya sudah
ditentukan. Adanya konsultan pengawas juga bisa meminimalisir kesalahan-kesalahan atau
kecurangan yang biasanya dilakukan oleh kontraktor pelaksana, dan tidak hanya mengawasi
dilapangan saja namun bertugas mengkontrol yang ada dikantor juga agar tidak terjadi
kesalahan. Biasanya sebelum gambar shop drawing turun ke pelaksana, gambar tersebut harus
ditandatangani atau disetujui oleh pengawas. Yang ditunjuk sebagai konsultan pengawas dalam
pembangunan Masjid Agung Kab. Bima adalah PT. Brahmakerta Adiwira KSO. PT. Budimas.
20
BAB III
PELAKSANAAN PEKERJAAN
3. 1. Pengertian Umum
Dalam pelaksanakan Paktik Kerja Lapangan (PKL) di proyek Pembangunan Masjid
Agung Kab. Bima penulis lebih fokus pada pekerjaan dan pelaksanaan plat lantai. Oleh karena
itu untuk laporan ini sendiri fokus penulis di bagian pekerjaan dan pelaksanaan plat lantai.
Dari survei lokasi selama melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di proyek
Pembangunan Masjid Agung Bima penulis menyadari bahwa ada banyak sekali bentuk potensi
bahaya yang mungkin bisa terjadi selama proses pelaksanaan pekerjaan proyek ini. Setiap
potensi bahaya diharapkan mempunyai solusi sebagai bentuk meminimalisir tingkat kecelakaan
yang terjadi.
Dalam penulisan laporan ini penulis menyajikan beberapa aspek. Aspek pertama proses
pekejaan dan pelaksanaan plat lantai mulai dari penggunaan material-material. Kemudian aspek
kedua ialah terkait potensi bahaya yang mungkin bisa terjadi pada pelaksanaan pekerjaan dan
pelaksanaan plat lantai, solusi dari potensi bahaya yang ada.
Material konstruksi yang digunakan dalam pekerjaan harus sesuai dengan rencana dan
juga sesuai dengan spesifikasi teknis yang telah ditentukan. Pengadaan material konstruksi
dilapangan kerja harus sesuai dengan hal-hal berikut ini :
1. Sesuai dengan spesifikasi material tersebut serta standar mutu yang berlaku.
2. Memenuhi jenis dan standar mutu material yang ditentukan dalam pembangunan proyek
Masjid Agung Bima, Kab. Bima.
Sebelum mengadakan pemesanan, material terlebih dulu diuji, kemudian hasil material yang
telah lolos uji spesifikasi dapat diserahkan kepada pemilik proyek untuk mendapatkan
persetujuan dan sebagai bukti bahwa material sesuai dengan spesifikasi yang berlaku. Setelah
mendapat persetujuan dari pemilik proyek material-material yang telah diuji dan telah sesuai
spesifikasinya dapat dipesan.
21
Kualitas dari hasil pekerjaan pembangunan dipengaruhi oleh kualitas material yang
digunakan, kualitas material yang baik bukan hanya telah memenuhi persyaratan atau peraturan
yang telah ditetapkan, tetapi material tersebut juga harus masih dalam kondisi yang baik pada
saat digunakan. Oleh karena itu diperlukan perawatan terhadap material dilapangan agar kualitas
material tetap terjaga pada saat digunakan.
Material-material yang digunakan dalam kegiatan proyek pembangunan Masjid Agung
Kab. Bima adalah sebagai berikut:
1. Air
Ketersediaan air sangat penting bagi berlangsungnya proyek pembangunan Masjid Agung
Kab. Bima. Air digunakan sebagai campuran plaster, untuk membersihkan kotoran pra-
pengecoran, campuran acian dan kebutuhan pekerja lainnya. Sumber air yang digunakan
meliputi air tanah dan air PDAM.
2. Agregat halus dan agregat kasar
Agregat halus digunakan untuk campuran plester dan sebagai campuran urugan dibagian
bawah bangunan. Agregat halus juga digunakan sebagai material campuran beton yang
fungsinya untuk mengisi rongga–rongga yang disebabkan oleh agregat kasar.
Agregat kasar dalam proyek pembangunan Masjid Agung Kab. Bima digunakan sebagai
campuran beton. Agregat kasar berpengaruh pada kekuatan beton dalam memikul beban.
Kedua agregat halus dan agregat kasar tersebut di campur dan digunakan
menjadi urugan pasir sebelum memasukan beton K100 dalam perencaan pondasi puer.
22
3. Multiplek dan Tripleks
Multilplek adalah salah satu material yang digunakan pada proyek pembangunan Masjid
Agung Kab. Bima. Multipleks merupakan material serat kayu yang terdiri dari beberapa lapis
yang direkatkan dan kemudian dilapisi dengan poli film pada salah satu permukaannya.
Adapun kegunaan Multiplek pada proyek pembangunan ini adalah sebagai berikut:
Bekisting
Penggunaan material bekisting pada proyek pembangunan Masjid Agung Kab. Bima ini
mennggunakan multiplek. Multiplek dapat digunakan beberapa kali pekerjaan, karena dengan
permukaan yang halus sehingga ketika pelepasan dengan cetakan bekisting tidak rusak. Hal ini
lebih menguntungkan dibandingkan menggunakan triplek biasa yang permukaan kasar dengan
satu kali penggunaan.
Gambar 6. Bekisting
Tripleks adalah sejenis papan yang terdiri dari beberapa lapis yang kemudian direkatkan
bersama. Adapun kegunaan tripleks pada proyek pembagunan Masjid Agung Kab. Bima
adalah sebagai berikut:
Mess
Berfungsi sebagai tempat tinggal sementara bagi pekerja proyek pembangunan Masjid Agung
Kab. Bima. Mess sendiri disediakan oleh kontraktor sebagai fasilitas tinggal sementara bagi
pekerja yang bertempat tinggal diluar kota atau jarak antara rumah dengan lokasi proyek
terlalu jauh
23
Gambar 7. Mess
GudangPenyimpanan
Gudang penyimpanan ini digunakan untuk menyimpan material-material yang tidak bias
terkena cuaca langsung seprerti kayu, semen, besi untuk tulangan tripleks, dan lain sebagainya.
Gambar 8. Gudang
4. Baja Tulangan
Baja tulangan adalah suatu material yang digunakan untuk komponen beton bertulang.
Penggunaan baja tulangan ini biasanya pada pekerjaan balok, kolom, pelat, shearwall,dan lain
sebagainya.
24
Gambar 9. Baja Tulangan
Pada proyek pembangunan Masjid Agung Kab. Bima merupakan beton yang sudah
dicampur ditempat produksi yang sebelumnya sudah ditentukan spesifikasinya. Beton yang
digunakan pada proyek pembangunan Masjid Agung Kab. Bima ini menggunakan mutu beton
Fc’ 35. Beton cair ini digunakan untuk pekerjaan struktur seperti balok, kolom, pelat, dan
tangga. Kontraktor PT. Tatamulia Nusantara Indah menggunakan supplier PT. Merak Jaya Beton
untuk mensuplai Beton Ready Mix tersebut.
6. Plat Tulangan
Merupakan tulangan baja yang sudah dipabrikasi atau dirakit sedemikian rupa sesuai
kebutuhan. Plat tulangan digunakan pada pekerjaan pelat, dimana fungsinya sebagai tulangan
baja.
7. Semen
Semen Merupakan material yang digunakan diproyek pembangunan Masjid Agung Kab.
Bima. Semen merupakan bahan pengikat agregat kasar dan agregat halus pada beton.
25
Kontraktor menggunakan tiga jenis semen yaitu yang pertama semen instan Mortar Utama
(MU) yang digunakan sebegai perekat dinding bata ringan dan acian. Kedua semen Portland
yang digunakan sebagai dinding bata merah, plesteran, dan campuran agregat beton.
Sedangkan yang ketiga yaitu semen integral Sika yang digunakan sebagai campuran untuk
beton tahan air.
8. Kawat Bendrat
Kawat Bendrat digunakan untuk mengikat tulangan agar membentuk suatu rangkaian
design yang sudah direncanakan. Kawat bendat juga digunakan untuk mengikat potongan
triplek untuk menutup bagian bekisting yang masih ada celah atau bagian yang belum tertutup
supaya tidak terjadi kebocoran saat pengecoran
Peralatan Kontruksi yang digunakan dalam kegiatan proyek pembangunan Masjid Agung
Kab. Bima adalah sebagai berikut:
26
Gambar 12. Crane Tiang Pancang
2. Exavator Bucket
Exavator Bucket adalah alat berat yang terdiri dari batanng, tongkat, keranjang dan
rumah rumah dalam sebuah wahana putar dan digunakan untuk penggalian pondasi puer
maupun penggalian lainya pada proyek pembangunan Masjid Agung Kab. Bima.
3. Exavator Breaker
Exavator Breaker adalah Alat berat dalam kontruksi untuk menghancurkan ujung beton
tiang pancang baik untuk menghancurkan beton atau memecahkan batu pada proyek
pembangunan Masjid Agung Kab. Bima.
27
Gambar 14. Exavator Breaker
4. Vibro Roller
Vibro Roller adalah Untuk memadatkan dan meratakan struktur permukaan tanah yang
telah ditimbun secara bertahap-tahap sampai dengan kolom pondasi dengan elevasi ±0.00
supaya lebih kuat menyangga berbagai beban diatasnya. Proses pemadatan dilakukan setelah
pengecorang pondasi poer dan kolom pondasi pada struktur pondasi pembangunan Masjid
Agung Kab. Bima.
28
pakai (Readymix concrete) yang digunakan untuk mengangkut campuran beton curah siap
pakai (Readymix concrete) dengan k100 dan k250 dari Batching Plant (Pabrik Olahan Beton)
ke lokasi pengecoran.
3. 3. Pelaksanaan Dilapangan
Setelah pengecoran kolom dan kolom selesai, maka dilanjutkan dengan pekerjaan plat
lantai.Prosesnya adalah:
Pekerjaan perancah
Pekerjaan pengukuran dan bekisting
Pekerjaan pembersihan
Leveling pengecoran plat lantai
Pekerjaan control kualitas
Pekerjaan pengecoran
Pekerjaan curing
29
Gambar 17. Pekerjaan Perancah
Sumber: Data Pribadi
Perancah (scaffolding) adalah suatu struktur sementara yang digunakan
untuk menyangga manusia dan material dalam konstruksi atau perbaikan
gedung dan bangunan-bangunan besar lainnya. Biasanya perancah
berbentuk suatu sistem modular dari pipa atau tabung logam, meskipun juga
dapat menggunakan bahan-bahan lain. Di beberapa Negara Asia seperti
Indonesia, bamboo masih digunakan untuk perancah.
30
menggunakan kait. Selain itu perlu dipasang korset sejumlah 4 buah dalam
setiap meter pesergi untuk penulangan plat latai. Pekerjaan ini adalah untuk
pengantisipasi terjadinya penurunan posisi tulangan.
3. 3.4. Pengecoran Plat Lantai
Agar pengecoran plat lantai mencapai level yang benar dan tidak terjadi
perbedaan tinggi finishing cor, maka perlu dibuat alat bantu leveling
penecoran. Leveling pengecoran dibuat dari besi siku L 50.50.5 yang
ditumpukan pada beberapa titik besi beton. Besi beton ini ditancapkan pada
lantai kerja hingga posisi besi siku L 50.50.5 tidak lagi bergeser. Penempatan
besi siku L 50.50.5 diukur dengan waterpas dan diukur pada level sesuai
gambar desain. Penempatan siku L 50.50.5 ini dibuat sedemikian hingga sulit
untuk turun dan bergeser, tapi mudah dicabut.
3. 3.5. Pekerjaan Kontrol Kualitas
Sebelum dilakukan pengecoran secara serentak, perlu dilakukan control
kualitas yang terdiri atas dua tahap yaitu:
1. Sebelum pengecoran
Sebelum pengecoran dilakukan control kualitas terhadap:
Posisi dan penempatan bekisting
Posisi dan penempatan pembersihan
jarak antar tulangan
Panjang penjangkaran
Ketebalan beton docking
Ukuran baja tulangan yang digunakan
2. Pada saat berlangsungnya pengecoran, readmix truck yang datang
diambil sampelnya. Sampel diambil menurut ketentuan yang tercantum
dalam spesifikasi. Pekerjaan control kualitas ini akan dilakukan
bersama-sama dengan konsultan pengawas untuk selanjutnya dibuat
berita acara pengesahan control kualitas.
31
3. 3.6. Pekerjaan Pengecoran
32
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4. 1. Kesimpulan
Dalam pembangunangedung bertingkat ada beberapa jenis material yang dapat
digunakan, salah satunya adalah dengan menggunakan material baja. Pada suatu konstruksi
bangunan, tidak terlepas dari elemen-elemen seperti plat, kolom, bslok, maupun kolom-balok.
Faktor-faktor penting yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan pekerjaan beton
adalah:
1. Faktor air semen, yaitu perbandingan berat air adukan dengan berat semen didalam
campuran beton, harus tetap sesuai dengan yang direncanakan. Tidak boleh ada tambahan
air adukan atau pengurangan air adukan selama pembetonan.
2. Pembetonan harus dilaksanakan sedemikian rupa sehngga campuran seragam, baik
sewaktu pengadukan maupun penuangan sampai penyelesaian akhir.
3. Beton harus mudah dikerjakan, meliputi mudah diisi kecetakan dengan baik, mudah
dituang dan mudah dipadatkan.
4. Perawatan (curing).
4. 2. Saran
Waktu pelaksanaan praktik kerja lapangan yang dilaksanakan selama 2 bulan memang
tidak memungkinkan bagi kami untuk mengikuti seluruh kegiatan di proyek sampai selesai
ditambah lagi kegiatan ini harus dilakukan disela-sela jadwal perkuliahan sehingga tidak
mungkin bagi kami untuk menumpahkan seluruh perhatian kepada kegiatan dilapangan. Namun
demikian kami merasa banyak menerima masukan dan pengalaman yang kami peroleh dibangku
perkuliahan. Sehingga setelah kami melakukan praktik kerja lapangan ini sedikit banyaknya
kami bisa menambah wawasan kami dalam bidang teknik sipil yang dapat kami manfaatkan
setelah kami selesai kuliah dan tujuan kemasyarakatan.
Hal yang kami rasakan selama mengikuti praktik kerja lapangan ini adalah
penyeimbangan antara materi kuliah dengan praktik kerja lapangan. Sangan kami rasakan tingkat
pengetahuan praktik yang banyak dipergunakan dilapangan. Sementara teori-teori yang kami
peroleh dibangku kuliah masih kurang aplikasinya.
33
Untuk itu kami rasa sangat penting materi-materi yang diperoleh dibangku perkuliahan
diselaraskan dengan aplikasi-aplikasi yang banyak diterapkan dilapangan. Dengan demikian,
seorang sarjana sipil akan mempunyai bekal sedikit pengetahuan dilapangan pengetahuan-
pengetahuan yang sifatnya manajemen pengelolaan proyek, termasuk masalah dan pengelolaan
suatu pekerjaan agar berhasil dengan baik.
Namun demekian, kami marasa puas dimana dengan mengikuti praktik kerja lapangan ini
kami memperoleh pengetahuan yang banyak yang dapat kami terapkan di masyarakat.
34
LAMPIRAN-LAMPIRAN
35