Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN


STRUKTUR PLAT LANTAI MASJID AGUNG KAB. BIMA
PT. BRAHMAKERTA ADIWIRA PT. BUDIMAS, KSO

Disusun Oleh:
Bella Meutia
17.01.073.010

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TEKNOLOGI SUMBAWA
2020-2021
1
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN ini
benar-benar karya penulis sesuai apa yang didapatkan saat dilapangan dan informasi yang diperoleh
langsung dari lembaga PT. BRAHMAKERTA ADIWIRA PT. BUDIMAS, KSO serta kutipan
karya ilmiah dan daftar pustaka yang tercantum dalam laporan ini, tidak ada unsur penjiplakan atau
pengutipan dari laporan praktik lain.

Atas pernyataan LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN ini, penulis siap diberikan
sanksi sesuai undang-undang yang ditetapkan apabila ada hal yang menyangkut unsur yang
dirugikan serta ditemukan adanya pelanggaran dan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika
keilmuan yang berlaku pada keaslian karya penulis ini.

Sumbawa, 27 November 2020


Mahasiswa,

Bella Meutia
17.01.073.010

2
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

STRUKTUR PLAT LANTAI MASJID AGUNG KAB. BIMA


PT. BRAHMAKERTA ADIWIRA-PT. BUDIMAS, KSO

Disusun Oleh :

Bella Meutia

17.01.073.010

Mengetahui, Menyetujui,

Kepala Program Studi Teknik Sipil NIP.19901011201809121


Dosen Pembimbing Lapangan

Hermansyah, S. T., M. Sc.

3
Dedy Dharmawansyah, S.
T., M. T.
NIP.19860927201
6021149

4
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
STRUKTUR PLAT LANTAI MASJID ANGUNG KAB. BIMA
PT. BRAHMAKERTA ADIWIRA-PT. BUDIMAS, KSO
(05 September 2020 – 31 Oktober 2020)

Disusun Oleh :
Bella meutia
17.01.073.0310

Menyetujui,
Pimpinan Cabang

Andri Dwi Novianto, S. T

5
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur tak lupa kita ucapkan kehadirat Allah SWT, berkat karunia dan nikmat-
Nya yang diberikan kepada penulis sehingga bisa melaksanakan Praktik Kerja Lapangan pada
proyek Pembangunan Mesjid Agung Kabupaten Bima, PT. BRAHMAKERTA ADIWIRA PT.
BUDIMAS, KSO dan dapat menyelesaikan laporan dengan tepat waktu sesuai apa yang
dilakukan dilapangan.
Banyak hal yang telah didapatkan pada saat melaksanakan Praktik Kerja Lapangan
(PKL), PKL sendiri merupakan sarana pembelajaran terkait pelaksanaan pekerjaan serta salah
satu tugas wajib bagi setiap mahasiswa tingkat akhir yang telah mencapai syarat minimal SKS
(Sistem Kredit Semester) untuk memperoleh wawasan dan pengetahuan ide-ide dalam
mengembangkan bagaimana mengaplikasikan ilmu Teknik Sipil khususnya bidang konstruksi
yang telah didapatkan selama di bangku kuliah, Di dunia pekerjaan yang sesungguhnya serta
kesempatan menambah ilmu praktik secara langsung terjun kelapangan dan mendapatkan
pengalaman baru untuk menghadapi dunia kerja kedepannya.
Penulis melaksanakan praktik dan menyelesaikan penyusunan laporan ini tanpa bantuan,
dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Orang yang terhebat Ibu dan Ayah sosok yang terhormat yang terus menerus mendoakan dan
memberikan semangat kepada penulis sehingga pelaksanaan dan penyusunan laporan PKL
ini bisa terselesaikan dengan lancar.
2. Bapak Chairul Hudaya, Ph.D selaku Rektor Universitas Teknologi Sumbawa yang telah
memberikan kesempatan kepada setiap Fakultas serta Program Studi untuk membuat
program wajib kuliah yaitu pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan kepada mahasiswa.
3. Bapak Muhammad Hidayatullah, M.Sc selaku Dekan Fakultas Teknik yang telah
memberikan dukungan pada setiap Program studi untuk melaksanakan praktek kerja
lapangan untuk setiap mahasiswa.
4. Bapak Hermansyah, S. T., M. Sc selaku Ketua Program Studi yang memberikan banyak
masukan dan arahan selama proses kegiatan magang.

6
5. Bapak Adi Mawardin, S. T., M. Eng selaku kordinator yang memberikan persetujuan dan
arahan untuk melakukan Praktik Kerja Lapangan.
6. Bapak Dedy Dharmawansyah, S. T., M. T. selaku dosen pembimbing lapangan yang
memberikan persetujuan dan arahan untuk melakukan Praktik Kerja Lapangan.
7. Bapak selaku Construction Manager yang telah menerima dan memberikan izin kepada
penulis untuk melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di PT. BRAHMAKERTA
ADIWIRA-PT. BUDIMAS, KSO
8. Bapak selaku kepala divisi scheduling and daily contol sekaligus pembimbing lapangan 1
yang telah membimbing serta memberikan masukan kepada penulis selama Praktik Kerja
Lapangan (PKL).
9. Bapak selaku kepala bagian project control sekaligus pembimbing lapangan 2 yang telah
memberikan arahan serta masukan kepada penulis selama Praktik Kerja Lapangan (PKL).
10. Seluruh karyawan PT. BRAHMAKERTA ADIWIRA-PT. BUDIMAS, KSO yang telah
menerima kehadiran penulis dengan baik serta bekerja sama selama Praktik Kerja Lapangan
(PKL).
11. Keluarga Mahasiswa Sipil (KMS) yang telah banyak membantu dan memberi semangat
kepada penulis selama Praktik Kerja Lapangan (PKL).
12. Kepada teman-teman dan orang-orang yang terlibat dalam pelaksanaan maupun penyusunan
laporan Praktik Kerja Lapangan ini yang tidak bisa penulis cantumkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini banyak sekali kekurangan dan
jauh dari kata sempurna.Oleh karena itu, penulis sangat membutuhkan kritik, saran dan
masukannya dari teman-teman yang bisa bersifat membangun untuk penulis perbaiki
kedepannya.

7
DAFTAR ISI

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .........................................................………………..ii


LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................……………….iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................………………..v
DAFTAR ISI .......................................................................................................………………vii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………….......1
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………………...1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………………..2
1.3 Batasan Masalah…………………………………………………………………………….2
1.4 Tujuan dan Manfaat………………………………………………………………………...2
BAB II DESKRIPSI PROYEK…………………………………………………………………3
2.1 Pelelangan atau Tender Proyek………………..…………………………………………3
2.2 Struktur Organisasi…….…………………………………………………………………4
2.2.1 Tugas Setiap Bagian Dalam Struktur Organisi………………………..………………..4
2.3 Sistem Administrasi Proyek……..………………………………………………………..5
2.4 Pengendalian Biaya, Mutu, Waktu dan Kecelakaan Kerja……………........………….6
2.4.1 Pengendalian Biaya…………...………………………………………………………..9
2.4.2 Pengendalian Mutu……………….…………………………………………………….9
2.4.3 Pengendalian Waktu……..……………………………………………………………..9
2.4.4 Pengendalian Kesehatan dan Keselamatan Kerja……………………...……….............9
2.5 Pengawasan yang dilakukan Oleh Konsultan Pengawas/Pemilik……………….........10
BAB III PELAKSANAAN PEKERJAAN…………………………………………………….13
3.1 Pengertian Umum.…………….……………………………..…………………………...12
3.2 Material Konstruksi dan Peralatan Konstruk………………...………………………..15
3.3 Pelaksanaan Dilapangan…………………….………………………………….…………………………………………….. 16

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN……………………………………………………….34


4. 1 Kesimpulan……………...…..…………………………………………………………....34
4. 2 Saran ………………………...………………………………..……………………….....34
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………...35
LAMPIRAN-LAMPIRAN…………………...…..…………………………………………….36

8
BAB I
PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang
Peradaban dunia yang semakin berkembang dewasa ini, perlu melakukan pembangunan
sarana dan prasarana infrastruktur karena saling berkaitan dengan peningkatan kebutuhan hidup
manusia. Untuk memenuhi hal tersebut, perlu perencanaan dan pelaksanaan secara profesional
dengan manajemen yang baik dan berbobot. Pengawasan pekerjaan yang baik dan para Engineer
yang bijaksana, dibutuhkan dalam mengambil keputusan yang tepat sehingga sukses tidaknya
proyek dapat dipertanggung jawabkan.
Berdasarkan penjelasan di atas maka dibutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang utuh
dan berbobot sehingga siap pakai. Salah satu bentuk pengaplikasiannya perlu dilakukan
pengamatan terhadap dunia kerja nyata, yaitu dalam bidang yang sesuai dengan disiplin ilmu
yang dibutuhkan mahasiswa. Oleh karena itu perlunya melakukan praktik kerja lapangan atau
mengaplikasikan beberapa teori ilmu teknik sipil yang telah dibekali dalam bangku perkuliahan.
Sehingga dapat dirasakan siap tidaknya dalam setiap individu mahasiswa untuk bergabung dalam
dunia kerja nyata.
Praktik kerja lapangan merupakan salah satu mata kuliah yang wajib bagi mahasiswa
Program Studi Teknik Sipil.Hal ini sesuai dengan kurikulum pendidikan di Universitas
Teknologi Sumbawa dan merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk menempuh
studi akhir.
Praktik kerja lapangan adalah pengamatan terhadap suatu proyek di lapangan, sehingga
mahasiswa diharapkan dapat mengetahui kegiatan di lapangan secara langsung dan mampu
mengaitkannya dengan teori dan praktik yang didapat di bangku kuliah.Selama mengikuti
praktik kerja lapangan, disamping melakukan pengamatan langsung di lapangan, sehingga
diharapkan dapat membantu menyelesaikan permasalahan yang terjadi selama pelaksanaan
proyek tersebut, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kemampuaan dan profesionalisme
dalam bekerja.Dengan demikian akan menumbuhkan sikap mandiri dan kritis dalam diri
mahasiswa serta diharapkan mahasiswa mampu mengembangkan kreativitasnya di lapangan.

9
1. 2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah dalam laporan Praktik Kerja
Lapangan ini adalah :
a. Bagaimana proses pekerjaan dan perencanaan plat lantai?
b. Apa saja potensi bahaya yang mungkin terjadi selama proses pelaksanaan pekerjaan dan
perencanaan plat lantai.

1. 3 Batasan Masalah
Pembatasan masalah pada laporan Praktik Kerja Lapangan ini adalah :
a. Laporan ini hanya mengambil studi kasus pelaksanaan dan perencanaan plat lantai
pembangunan masjid agung kabupaten Bima.

1. 4 Tujuan dan Manfaat


Adapun tujuan dan manfaat setelah melaksanakan praktik kerja lapangan adalah sebagai
berikut:
a. Untuk mengetahui secara langsung bagaimana pekerjaan pembangunan dan pelaksanaan
Masjid Agung Kabupaten Bima.
b. Untuk mengetahui hal-hal atau ketentuan dasar-dasar perencanaan pekerjaan plat lantai.
c. Serta untuk mengetahui cara mengatasi segala masalah-masalah yang timbulmdalam
pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat menghasilkan mutu kerja yang baik.

10
BAB II

DESKRIPSI PROYEK

2. 1. Pelelangan atau Tender Proyek


Pelelangan atau tender proyek ialah suatu penawaran pekerjaan kepada penyedia jasa
atau badan usaha yang berkompetensi dalam mengerjakan proyekatau pekerjaan tersebut. Pihak–
pihak yang dirasa mampu oleh owner dapat memasukan penawaran untuk kemudian diseleksi
dan dipilih sebagai pemenang yang akan mendapatkan pekerjaan tersebut.
Adapun jenis- jenis pelelangan proyek berdasarkan keputusan Presiden No. 54 Tahun
2010, yaitu sebagai berikut:
1. Pelelangan umum: pelelangan ini bersifat umum terhadap seluruh masyarakat atau
penyedia jasa yang berminat untuk mengikutinya.
2. Pelelangan terbatas: jenis pelelangan yang hanya beberapa penyedia jasa yang dipilih dan
dipercayai untuk mengikuti pelelangan tersebut.
3. Pelelangan sederhana: metode pemilihan penyedia barang atau jasa lainnya untuk
pekerjaan yang bernilai paling tinggi Rp 5.000.000.000,00
4. Pemilihan langsung: pemilihan penyedia barang atau jasa yang dilakukan dengan
membandingkan sebanyak-banyaknya penawaran sekurang- kurangnya 3 penawaran dari
penyedia barang atau jasa yang telah lulus prakualifikasi.
5. Pelelangan tunjuk langsung atau dibawah tangan : pelelangan dimana owner langsung
tunjuk satu penyedia jasa yang dianggap biasa dan menguasai suatu proyek yang akan
ditangani.
6. Swakelola: pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan, dikerjakan dan diawasi sendiri
dengan menggunakan tenaga sendiri, alat sendiri atau upah borong tenaga. Pada proyek
pembangunan Masjid Agung Bima (MAB) menggunakan jenis pelelangan terbatas.
Owner memilih beberapa penyedia jasa yang dirasa mampu untuk mengerjakan proyek
lalu dari beberapa penyedia jasa dipilih satu yang dipercaya mampu untuk mengerjakan
proyek tersebut. Owner memilih PT. Brahmakerta Adiwira KSO. PT. Budimas. untuk
mengerjakan proyek pembangunan Masjid Agung Bima (MAB, Kab. Bima.

11
2. 2. Struktur Organisasi Proyek

Struktur organisasi proyek dapat didefinisikan sebagai pengorganisasian dalam lingkup


pekerjaan proyek konstruksi yang mempunyai hubungan kerjasama yang baik dan bertanggung
jawab antara semua unsur-unsur yang terkait agar dapat mencapai suatu keberhasilan semua jenis
pekerjaan yang dihasilkan, ketepatan, dan kelancaran pekerjaan. Struktur organisasi proyek
dibentuk agar pelaksanaan proyek berjalan dengan lancer tanpa adanya tumpang tindih antar
wewenang dan kewajiban sesuai pekerjaan yang diberikan. Setiap unit kerja seperti owner,
konsultan, dan kontraktor harus mengatur sistem organisasi masing- masing dengan ketentuan
yang sudah dibuat. Berdasarkan data-data yang diperoleh selama kegiatan kerja praktek ini,
dijelaskan struktur organisasi pada proyek Masjid Agung Bima (MAB) tersebut serta tugas dan
tanggung jawab dari masing-masing pihak yang terlibat pada proyek tersebut.

12
Gambar Struktur Organisasi Proyek MAB

13
2.2.1.Tugas Setiap Bagian Dalam Struktur Organisasi

Berikut merupakan penjelasan tentang tugas dan wewenang setiap bagian dalam struktur
organisasi:
1. Manager Proyek (MP)
Project manager merupakan pimpinan pada suatu proyek. Tugas utama seorang
project manager ialah memimpin proyek, merencanakan dan membuat laporan mengenai
kinerja para tim dalam mencapai target yang dibuat pada proyek itu sesuai dengan
perencanaan bisnis perusahaan.

2. Site Manager (SM)


Site Manager bertanggung jawab atas urusan teknis yang ada dilapangan, serta
melakukan pengawasan terhadap hasil kerja apakah sesuai dengan dokumen kontrak, dan
juga memberikan instruksi pekerjaan dan pengarahan kepada pelaksana dalam menunjang
pelaksanaan proyek.

3. Quality Control (QC)


Quality Control memiliki tanggung jawab memeriksa kualitas hasil pekerjaan
yang telah selesai, serta memberikan saran kepada pelaksana agar hasil pekerjaan tersebut
sesuai dengan dokumen dan juga memeriksa kualitas material yang akan digunakan
dalam pelaksanaan pekerjaan.

4. Safety Officer
Safety officer memiliki tanggung jawab melaksanakan rencana dan program
yang berkaitan kesehatan dan keselamatan dilingkungan kerja. Hal semacam ini
termasuk juga program kompensasi untuk pekerja dan juga mengidentifikasi dan
meminimalisir resiko bahaya yang mungkin muncul didalam lingkungan pekerjaan.

5. Pengendali Dokumen
Pengendali dokumen memiliki tanggung jawab yaitu mengelola, mengendalikan,
dan mendistribusikan serta memperbarui keluar masuknya dokumen baik yang diterima
atau dikirim dari klien maupun kontraktor yang mencakup informasi mengenai judul,
nomor, revisi, dan progress status dari awal sampai akhir.

6. Time Control

14
Time Control bertanggung jawab membuat seluruh jadwal berjalannya proyek.
Mulai dari proyek masih dalam pengajuan tender maupun saat proyek berjalan. Time
control juga harus merubah jadwal atau schedule apabila dalam projek mengalami
keterlambatan maupun dipercepat.
7. Bagian Teknik (Engineer)

Bagian Teknik atau Engineer merupakan pembantu tugas manager proyek yang
memiliki tugas dalam perencanaan teknis dan material yang meliputi menyediakan shop
drawing, membuat perhitungan konstruksi yang diperlukan, menentukan spesifikasi data
teknis bahan dan volume pekerjaan, dalam bagian teknik juga terdapat Drawing Control
dan BBS yang memiliki tugas atau kewajiban sebagai berikut:
 DrawingControl

Drawing Control memiliki tanggung jawab mengolah gambar for construction dari
konsultan perencana yang bias dikatakan masih mentah atau kurang sempurna
menjadi shop drawing sebagai dasar atau acuan pelaksanaan konstruksi. Jika proyek
telah selesai, Drawing Control membuat Asbuilt Drawing sesuai dengan kondisi yang
sudah dikerjakan di lapangan.
 BBS

Bar Brending Schedule atau BBS memiliki tanggung jawab mengambar dan
menghitung kebutuhan besi yang dipakai sebagai tulangan konstruksi beton bertulang.
Dan juga memastikan ukuran tulangan sesuai dengan gambar kerja.
8. Kontrol Biaya

Quality Surveyor (QS) Bertugas untuk menghitung volume pekerjaan bangunan


yang sudah dilaksanakan dan sisa pekerjaan untuk keperluan pembuatan opname mandor
dan untuk keperluan engineering dalam membuat schedule pekerjaan pelaksanaan
bangunan, menghitung kebutuhan material yang dibutuhkan dalam tiap item pekerjaan,
mengecek setiap gambar shop drawing apakah terjadi perubahan dari apa yang telah
dihitung sebelumnya. Perbedaan QS dengan QC, Quality control bertugas mengecek
kualitas/ baik buruknya pekerjaan sedangkan quality surveyor bertugas mengecek
kuantitas/ jumlah pekerjaan.

15
9. Pelaksana

Pelaksana memiliki tanggung jawab melaksanakan pekerjaan harian sesuai dengan


dokumen kontrak, mengkoordinir pekerja agar bekerja efektif dan efisien, serta
melaksanakan pekerjaan lapangan.
10. Koordinator Sub Kontraktor Sipil

Koordinator Sub Kontraktor Sipil memiliki tugas sebagai koordinir atau


perantara dari kontraktor pelaksana ke sub kontraktor terkait kinerja maupun progress
yang dilakukan atau dikerjakan sub kontraktor dalam bidang sipil. Koordinator
subkontraktor juga mempunyai tugas mendata atau membuat list pekerjaan dari sub
kontraktor yang sebaiknya perlu direpair atau dibenahi.
11. Koordinator MEP

Koordinator MEP memiliki tugas sebagai koordinir atau perantara dari


kontraktor pelaksana ke subkontraktor terkait kinerja maupun progress yang
dilakukan atau dikerjakan subkontraktor dalam bidang MEP.
12. Gudang

Gudang atau logistic memiliki tanggung jawab mengawasi dan memastikan


barang atau material yang masuk keluar proyek. Mencatat pengeluaran untuk pembelian
material dan penyewaan alat berat bila diperlukan.
13. Administrasi Personalia dan Umum

Administrasi Personalia dan umum memiliki tanggung jawab membuat laporan-


laporan yang berkaitan dengan kebutuhan proyek seperti laporan keuangan, laporan
mingguan dan bulanan dari segala aktivitas proyek. Selain itu, administrasi pada proyek
melakukan pengecekan dan validasi terhadap semua biaya pengeluaran didalam kantor
selama di proyek. Peran administrasi dimulai dari masa persiapan pelaksanaan
pembangunan sampai dengan pemeliharaan dan penutupan kontrak kerja.

2. 3. Sistem Administrasi Proyek

Administrasi proyek merupakan hal yang paling penting dalam pelaksanaan proyek.
Salah satu diantaranya adalah laporan berkala. Laporan berkala merupakan alat komunikasi

16
resmi untuk menyatakan penyampaian segala sesuatu yang berhubungan dengan
penyelenggaraan proyek. Administrasi proyek yang diberlakukan pada tempat kerja praktek
adalah laporan mingguan, dalam laporan mingguan ini dicantumkan apa saja yang dikerjakan
setiap harinya dalam kurun waktu satu minggu dan dilaporkan pula peristiwa yang berhubungan
dengan pekerjaan, antara lain sebagai berikut:
1. Jumlah tenaga kerja yang digunakan dilokasi pekerjaan (ada atau tidaknya penambahan
atau pengurangan pada minggu tersebut).
2. Jumlah bahan yang terpakai dalam kurun waktu satu minggu.

3. Perintah pekerjaan, jenis pekerjaan, dan evalauasi perkerjaan yang telah dikerjakan.
5. Catatan dari konsultan pengawas perihal pekerjaan yang telah dikerjakan dalam kurun
waktu satu minggu serta peringatan-peringatan bila terjadi keterlambatan.
Laporan mingguan perlu dilakukan sebagai laporan kemajuan fisik pekerjaan selama seminggu
waktu pelaksanaan. Laporan mingguan ini disusun berdasarkan laporan harian. Pada laporan
mingguan ini perlu diketahui beberapa aspek-aspek seperti berikut ini, antara lain :
1. Jumlah tenaga kerja dan kualitas pekerjaan tiap minggu.

2. Kemajuan pekerjaan tiapminggu.

3. Rekapitulasi biaya laporan mingguan kemajuan pekerjaan dan juga dilaporkan pula
kemajuan realisasi pekerjaan mingguan terhadap rencana mingguan yang dapat dilihat
pada Time Schedule, berdasarkan perihal ini dapat diketahui kemajuan pekerjaan
mingguan, terlambat atau tidaknya pekerjaan berdasarkan Time Schedule.

2. 4. Pengendalian Biaya, Mutu, Waktu dan Kecelakaan kerja

2. 4.1. Pengendalian Biaya

Pengendalian biaya yang digunakan pada pembangunan Gereja Mawar Sharon (GMS)
adalah dengan membuat laporan rekapitulasi dari biaya yang telah dikeluarkan dalam
pelaksanaan diproyek tersebut. Pencatatan pengeluaran serta pembelian material ataupun
penyewaan alat berat diawasi oleh Logistik dan dilakukan tergantung kebutuhan. Sedangkan
untuk biaya tenaga kerja dapat dikendalikan dengan cara memeriksa daftar hadir pekerja setiap
harinya dan direkapitulasi menjadi tiap 2 minggu sekali untuk biaya membayar gaji pekerja
lapangan.

17
2. 4.2. Pengendalian Mutu

Pengandalian mutu berfungsi untuk mengendalikan semua pekerjaan agar sesuai dengan
mutu yang diinginkan. Pengendalian mutu dalam sebuah proyek pembangunan perlu dilakukan,
karena sebuah mutu yang digunakan akan mempengaruhi waktu serta biaya yang dibutuhkan.
Pengendalian mutu dilakukan oleh Quality Control (QC) agar pekerjaan yang dikerjakan oleh
kontraktor sesuai dengan apa yang telah direncanakan oleh konsultan perencana.

2. 4.3. Pengendalian Waktu

Pengendalian waktu yang dilakukan pada proyek pembangunan Masjid Agung Kab.
Bima adalah dengan memperhatikan time schedule yang telah dibuat sebelum proyek
dilaksanakan. Dengan mengacu pada Time Scheduln yang digunakan keterlambatan dalam
pekerjaan dapat diminimalisir sedikit mungkin. Dengan Time Schedul yang berisikan tentang
rencana pekerjaan secara terperinci mulai dari awal pekerjaan hingga akhir pekerjaan dan
disertai pula dengan persentase bobot dari pekerjaan. Dari kumulatif bobot ini dapat diperoleh
kurva S sehingga dapat diketahui berapa persentase perkerjaan yang telah diselesaikan.

2. 4.4. Pengendalian Kesehatan dan Keselamatan kerja

Pengendalian Keselamatan dan kesehatan kerja yang dilakukan pada proyek


pembangunan seharusnya dilakukan dengan cara menata dengan rapi bahan material yang ada di
area proyek agar bisa meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja dan semua pekerja yang berada
di area proyek wajib menggunakan APD (Alat Pelindung Diri), alat pelindung diri yang wajib
digunakan di area proyek adalah sebagai berikut :

1. Helm Pelindung (Safety Helm). Helm Pelindung sangat penting digunakan sebagai
pelindug kepala, dan sudah merupakan keharusan bagi setiap pekerja konstruksi untuk
mengunakannya dengan benar dan sesuai peraturan

18
Gambar 1. Helm Pelindung (Safety Helm)

Sumber : Data Pribadi

2. Sarung Tangan sangat diperlukan untuk beberapa jenis pekerjaan. Tujuan utama
penggunaan sarung tangan adalah melindungi tangan dari benda-benda keras dan tajam
selama menjalankan kegiatannya.

Gambar 2. Sarung Tangan


Sumber : Data Pribadi

3. Sepatu kerja (Safety Shoes) merupakan perlindungan terhadap kaki. Setiap pekerja
konstruksi perlu memakai sepatu dengan sol yang tebal supaya bisa bebas berjalan
dimana-mana tanpa terluka oleh benda-benda tajam atau kemasukan oleh kotoran dari
bagian bawah.

Gambar 3. Sepatu Kerja (Safety Shoes)

Sumber : Data Pribadi

19
4. Pakaian kerja, tujuan pemakaian pakaian kerja adalah melindungi badan manusia
terhadap pengaruh-pengaruh yang kurang sehat atau yang bisa melukai badan. Selain itu
terdapat rompi kerja yang memiliki warna yang berbeda-beda tergantung organisasinya,
misalkan bagian organisasi K3 memakai rompi warna merah. Dalam pembangunan
proyek Masjid Agung Kab. Bima terdapat pengendalian K3 dan ada juga spanduk untuk
mengingatkan bahwa diwajibkan untuk memakai safety helmet dan safety shoes.

Gambar 4. Pakaian Kerja

Sumber : Data Pribadi

2. 5. Pengawasan Yang Dilakukan Oleh Konsultan Pengawas/Pemilik

Konsultan pengawas proyek yang dimana ditunjuk oleh owner dan bertugas untuk
mengkontrol kontraktor pelaksana terkait kinerja maupun metode yang sebelumnya sudah
ditentukan. Adanya konsultan pengawas juga bisa meminimalisir kesalahan-kesalahan atau
kecurangan yang biasanya dilakukan oleh kontraktor pelaksana, dan tidak hanya mengawasi
dilapangan saja namun bertugas mengkontrol yang ada dikantor juga agar tidak terjadi
kesalahan. Biasanya sebelum gambar shop drawing turun ke pelaksana, gambar tersebut harus
ditandatangani atau disetujui oleh pengawas. Yang ditunjuk sebagai konsultan pengawas dalam
pembangunan Masjid Agung Kab. Bima adalah PT. Brahmakerta Adiwira KSO. PT. Budimas.

20
BAB III
PELAKSANAAN PEKERJAAN

3. 1. Pengertian Umum
Dalam pelaksanakan Paktik Kerja Lapangan (PKL) di proyek Pembangunan Masjid
Agung Kab. Bima penulis lebih fokus pada pekerjaan dan pelaksanaan plat lantai. Oleh karena
itu untuk laporan ini sendiri fokus penulis di bagian pekerjaan dan pelaksanaan plat lantai.
Dari survei lokasi selama melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di proyek
Pembangunan Masjid Agung Bima penulis menyadari bahwa ada banyak sekali bentuk potensi
bahaya yang mungkin bisa terjadi selama proses pelaksanaan pekerjaan proyek ini. Setiap
potensi bahaya diharapkan mempunyai solusi sebagai bentuk meminimalisir tingkat kecelakaan
yang terjadi.
Dalam penulisan laporan ini penulis menyajikan beberapa aspek. Aspek pertama proses
pekejaan dan pelaksanaan plat lantai mulai dari penggunaan material-material. Kemudian aspek
kedua ialah terkait potensi bahaya yang mungkin bisa terjadi pada pelaksanaan pekerjaan dan
pelaksanaan plat lantai, solusi dari potensi bahaya yang ada.

3. 2. Material Konstruksi dan Peralatan Konstruksi

Material konstruksi yang digunakan dalam pekerjaan harus sesuai dengan rencana dan
juga sesuai dengan spesifikasi teknis yang telah ditentukan. Pengadaan material konstruksi
dilapangan kerja harus sesuai dengan hal-hal berikut ini :
1. Sesuai dengan spesifikasi material tersebut serta standar mutu yang berlaku.
2. Memenuhi jenis dan standar mutu material yang ditentukan dalam pembangunan proyek
Masjid Agung Bima, Kab. Bima.

Sebelum mengadakan pemesanan, material terlebih dulu diuji, kemudian hasil material yang
telah lolos uji spesifikasi dapat diserahkan kepada pemilik proyek untuk mendapatkan
persetujuan dan sebagai bukti bahwa material sesuai dengan spesifikasi yang berlaku. Setelah
mendapat persetujuan dari pemilik proyek material-material yang telah diuji dan telah sesuai
spesifikasinya dapat dipesan.

21
Kualitas dari hasil pekerjaan pembangunan dipengaruhi oleh kualitas material yang
digunakan, kualitas material yang baik bukan hanya telah memenuhi persyaratan atau peraturan
yang telah ditetapkan, tetapi material tersebut juga harus masih dalam kondisi yang baik pada
saat digunakan. Oleh karena itu diperlukan perawatan terhadap material dilapangan agar kualitas
material tetap terjaga pada saat digunakan.
Material-material yang digunakan dalam kegiatan proyek pembangunan Masjid Agung
Kab. Bima adalah sebagai berikut:

1. Air

Ketersediaan air sangat penting bagi berlangsungnya proyek pembangunan Masjid Agung
Kab. Bima. Air digunakan sebagai campuran plaster, untuk membersihkan kotoran pra-
pengecoran, campuran acian dan kebutuhan pekerja lainnya. Sumber air yang digunakan
meliputi air tanah dan air PDAM.
2. Agregat halus dan agregat kasar

 Agregat halus digunakan untuk campuran plester dan sebagai campuran urugan dibagian
bawah bangunan. Agregat halus juga digunakan sebagai material campuran beton yang
fungsinya untuk mengisi rongga–rongga yang disebabkan oleh agregat kasar.

 Agregat kasar dalam proyek pembangunan Masjid Agung Kab. Bima digunakan sebagai
campuran beton. Agregat kasar berpengaruh pada kekuatan beton dalam memikul beban.

Kedua agregat halus dan agregat kasar tersebut di campur dan digunakan
menjadi urugan pasir sebelum memasukan beton K100 dalam perencaan pondasi puer.

Gambar 5. Agregat kasar & halus

Sumber : Data Pribadi

22
3. Multiplek dan Tripleks

Multilplek adalah salah satu material yang digunakan pada proyek pembangunan Masjid
Agung Kab. Bima. Multipleks merupakan material serat kayu yang terdiri dari beberapa lapis
yang direkatkan dan kemudian dilapisi dengan poli film pada salah satu permukaannya.
Adapun kegunaan Multiplek pada proyek pembangunan ini adalah sebagai berikut:
 Bekisting

Penggunaan material bekisting pada proyek pembangunan Masjid Agung Kab. Bima ini
mennggunakan multiplek. Multiplek dapat digunakan beberapa kali pekerjaan, karena dengan
permukaan yang halus sehingga ketika pelepasan dengan cetakan bekisting tidak rusak. Hal ini
lebih menguntungkan dibandingkan menggunakan triplek biasa yang permukaan kasar dengan
satu kali penggunaan.

Gambar 6. Bekisting

Sumber : Data Pribadi

Tripleks adalah sejenis papan yang terdiri dari beberapa lapis yang kemudian direkatkan
bersama. Adapun kegunaan tripleks pada proyek pembagunan Masjid Agung Kab. Bima
adalah sebagai berikut:
 Mess

Berfungsi sebagai tempat tinggal sementara bagi pekerja proyek pembangunan Masjid Agung
Kab. Bima. Mess sendiri disediakan oleh kontraktor sebagai fasilitas tinggal sementara bagi
pekerja yang bertempat tinggal diluar kota atau jarak antara rumah dengan lokasi proyek
terlalu jauh

23
Gambar 7. Mess

Sumber : Data Pribadi

 GudangPenyimpanan

Gudang penyimpanan ini digunakan untuk menyimpan material-material yang tidak bias
terkena cuaca langsung seprerti kayu, semen, besi untuk tulangan tripleks, dan lain sebagainya.

Gambar 8. Gudang

Sumber : Data Pribadi

4. Baja Tulangan

Baja tulangan adalah suatu material yang digunakan untuk komponen beton bertulang.
Penggunaan baja tulangan ini biasanya pada pekerjaan balok, kolom, pelat, shearwall,dan lain
sebagainya.

24
Gambar 9. Baja Tulangan

Sumber : Data Pribadi

5. Beton Ready Mix

Pada proyek pembangunan Masjid Agung Kab. Bima merupakan beton yang sudah
dicampur ditempat produksi yang sebelumnya sudah ditentukan spesifikasinya. Beton yang
digunakan pada proyek pembangunan Masjid Agung Kab. Bima ini menggunakan mutu beton
Fc’ 35. Beton cair ini digunakan untuk pekerjaan struktur seperti balok, kolom, pelat, dan
tangga. Kontraktor PT. Tatamulia Nusantara Indah menggunakan supplier PT. Merak Jaya Beton
untuk mensuplai Beton Ready Mix tersebut.

Gambar 10. Beton Ready Mix

Sumber : Data Pribadi

6. Plat Tulangan
Merupakan tulangan baja yang sudah dipabrikasi atau dirakit sedemikian rupa sesuai
kebutuhan. Plat tulangan digunakan pada pekerjaan pelat, dimana fungsinya sebagai tulangan
baja.
7. Semen
Semen Merupakan material yang digunakan diproyek pembangunan Masjid Agung Kab.
Bima. Semen merupakan bahan pengikat agregat kasar dan agregat halus pada beton.

25
Kontraktor menggunakan tiga jenis semen yaitu yang pertama semen instan Mortar Utama
(MU) yang digunakan sebegai perekat dinding bata ringan dan acian. Kedua semen Portland
yang digunakan sebagai dinding bata merah, plesteran, dan campuran agregat beton.
Sedangkan yang ketiga yaitu semen integral Sika yang digunakan sebagai campuran untuk
beton tahan air.

8. Kawat Bendrat
Kawat Bendrat digunakan untuk mengikat tulangan agar membentuk suatu rangkaian
design yang sudah direncanakan. Kawat bendat juga digunakan untuk mengikat potongan
triplek untuk menutup bagian bekisting yang masih ada celah atau bagian yang belum tertutup
supaya tidak terjadi kebocoran saat pengecoran

Gambar 11. Kawat Bendrat

Sumber : Data Pribadi

Peralatan Kontruksi yang digunakan dalam kegiatan proyek pembangunan Masjid Agung
Kab. Bima adalah sebagai berikut:

1. Crane Tiang Pancang


Diesel Hammer adalah jenis alat pemancang yang memiliki satu slinder dengan dua
mesin, piston/ram, tangki bahan bakar, tangka pelumas, pompa bahan bakar, injector, dan
mesin pelumas. Jenis alat Crane Tiang Pancang, Diesel Hammer tersebut inilah yang
digunakan untuk pemancangan tiang pancang pembangunan Masjid Agung Kab. Bima.

26
Gambar 12. Crane Tiang Pancang

Sember : Data Pribadi

2. Exavator Bucket
Exavator Bucket adalah alat berat yang terdiri dari batanng, tongkat, keranjang dan
rumah rumah dalam sebuah wahana putar dan digunakan untuk penggalian pondasi puer
maupun penggalian lainya pada proyek pembangunan Masjid Agung Kab. Bima.

Gambar 13. Exavator Bucket

Sumber : Data Pribadi

3. Exavator Breaker
Exavator Breaker adalah Alat berat dalam kontruksi untuk menghancurkan ujung beton
tiang pancang baik untuk menghancurkan beton atau memecahkan batu pada proyek
pembangunan Masjid Agung Kab. Bima.

27
Gambar 14. Exavator Breaker

Sumber : Data Pribadi

4. Vibro Roller
Vibro Roller adalah Untuk memadatkan dan meratakan struktur permukaan tanah yang
telah ditimbun secara bertahap-tahap sampai dengan kolom pondasi dengan elevasi ±0.00
supaya lebih kuat menyangga berbagai beban diatasnya. Proses pemadatan dilakukan setelah
pengecorang pondasi poer dan kolom pondasi pada struktur pondasi pembangunan Masjid
Agung Kab. Bima.

Gambar 15. Vibro Roller

Sumber : Data Pribadi

5. Concrete Mixer/Truck Mixer


Dalam dunia konstruksi terdapat beberapa alat berat yang digunakan, salah satunya dalah
truk pengaduk beton (Truck Mixer). Truk Pengaduk beton adalah alat/mesin yang digunakan
untuk mengaduk dan mengantarkan beton curah. Truck Mixer atau biasa juga disebut dengan
truk molen memiliki beragam jenis dengan fungsi sama, yaitu mengangkut beton satu lokasi ke
lokasi yang lain dengan menjaga konsistensi beton sehingga tetap cair dan tidak mengeras
dalam perjalanan. Truck Mixer adalah Alat transportasi khusus bagi beton curah siap

28
pakai (Readymix concrete) yang digunakan untuk mengangkut campuran beton curah siap
pakai (Readymix concrete) dengan k100 dan k250 dari Batching Plant (Pabrik Olahan Beton)
ke lokasi pengecoran.

Gambar 16. Truck Mixer

Sumber : Data Pribadi

3. 3. Pelaksanaan Dilapangan
Setelah pengecoran kolom dan kolom selesai, maka dilanjutkan dengan pekerjaan plat
lantai.Prosesnya adalah:
 Pekerjaan perancah
 Pekerjaan pengukuran dan bekisting
 Pekerjaan pembersihan
 Leveling pengecoran plat lantai
 Pekerjaan control kualitas
 Pekerjaan pengecoran
 Pekerjaan curing

3. 3.1. Pekerjaan Perancah

29
Gambar 17. Pekerjaan Perancah
Sumber: Data Pribadi
Perancah (scaffolding) adalah suatu struktur sementara yang digunakan
untuk menyangga manusia dan material dalam konstruksi atau perbaikan
gedung dan bangunan-bangunan besar lainnya. Biasanya perancah
berbentuk suatu sistem modular dari pipa atau tabung logam, meskipun juga
dapat menggunakan bahan-bahan lain. Di beberapa Negara Asia seperti
Indonesia, bamboo masih digunakan untuk perancah.

3. 3.2. Pekerjaan Pengukuran dan Bekisting

Gambar 18. Pekerjaan Bekisting


Sumber: Data Pribadi
Pemasangan bekisting pelat lantai-1 dipasang setelah pemasangan
bekisting balok. Pengukuran dilakukan dengan cara memberi tanda
as bangunan pada klom lantai bawah yang tadinya ada pada lantai bawah.
Pengukuran yang didasarkan pada tanda as bangunan dari kolom
ini ditujukan untuk mengantisipasi kesalahan pada posisi
balok. Berdasarkan pengukuran tersebut, maka bekisting balok
dan plat lantai-1 dapat difabrikasi pada posisi yang benar diatas perancah
yang telah disiapkan.
3. 3.3. Pekerjaan Pembesihan
Fabrikasi pembesihan dilakukan di tempat fabrikasi, setelah bekisting
selesai, besi tulangan yang telah di terfabrikasi dapat dipasang dan dirangkai
di lokasi. Panjang penjangkaran dipasang 30x diameter tulangan utama, juga

30
menggunakan kait. Selain itu perlu dipasang korset sejumlah 4 buah dalam
setiap meter pesergi untuk penulangan plat latai. Pekerjaan ini adalah untuk
pengantisipasi terjadinya penurunan posisi tulangan.
3. 3.4. Pengecoran Plat Lantai
Agar pengecoran plat lantai mencapai level yang benar dan tidak terjadi
perbedaan tinggi finishing cor, maka perlu dibuat alat bantu leveling
penecoran. Leveling pengecoran dibuat dari besi siku L 50.50.5 yang
ditumpukan pada beberapa titik besi beton. Besi beton ini ditancapkan pada
lantai kerja hingga posisi besi siku L 50.50.5 tidak lagi bergeser. Penempatan
besi siku L 50.50.5 diukur dengan waterpas dan diukur pada level sesuai
gambar desain. Penempatan siku L 50.50.5 ini dibuat sedemikian hingga sulit
untuk turun dan bergeser, tapi mudah dicabut.
3. 3.5. Pekerjaan Kontrol Kualitas
Sebelum dilakukan pengecoran secara serentak, perlu dilakukan control
kualitas yang terdiri atas dua tahap yaitu:
1. Sebelum pengecoran
Sebelum pengecoran dilakukan control kualitas terhadap:
 Posisi dan penempatan bekisting
 Posisi dan penempatan pembersihan
 jarak antar tulangan
 Panjang penjangkaran
 Ketebalan beton docking
 Ukuran baja tulangan yang digunakan
2. Pada saat berlangsungnya pengecoran, readmix truck yang datang
diambil sampelnya. Sampel diambil menurut ketentuan yang tercantum
dalam spesifikasi. Pekerjaan control kualitas ini akan dilakukan
bersama-sama dengan konsultan pengawas untuk selanjutnya dibuat
berita acara pengesahan control kualitas.

31
3. 3.6. Pekerjaan Pengecoran

Gambar 19. Pekerjaan Pengecoran


Sumber: Data Pribadi
Pengecoran dilakukan dengan readymix truck yang dibantu dengan
penggunaan comcrete pump mengingat lokasi pengecoran yang rerlatif jauh
dari akses transportasi truck. Dalam la ini pengecoran dilakukan secara
sekaligus.
3. 3.7. Pekerjaan Curing
Curing dilakukan sehari (24 jam) setelah pengecoran selesai dilakukan
dengan meletakkan karung goni yang dibasahi dengan air dan dijaga/
dikontrol untuk tetap dalam keadaan basah.

32
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4. 1. Kesimpulan
Dalam pembangunangedung bertingkat ada beberapa jenis material yang dapat
digunakan, salah satunya adalah dengan menggunakan material baja. Pada suatu konstruksi
bangunan, tidak terlepas dari elemen-elemen seperti plat, kolom, bslok, maupun kolom-balok.
Faktor-faktor penting yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan pekerjaan beton
adalah:
1. Faktor air semen, yaitu perbandingan berat air adukan dengan berat semen didalam
campuran beton, harus tetap sesuai dengan yang direncanakan. Tidak boleh ada tambahan
air adukan atau pengurangan air adukan selama pembetonan.
2. Pembetonan harus dilaksanakan sedemikian rupa sehngga campuran seragam, baik
sewaktu pengadukan maupun penuangan sampai penyelesaian akhir.
3. Beton harus mudah dikerjakan, meliputi mudah diisi kecetakan dengan baik, mudah
dituang dan mudah dipadatkan.
4. Perawatan (curing).

4. 2. Saran
Waktu pelaksanaan praktik kerja lapangan yang dilaksanakan selama 2 bulan memang
tidak memungkinkan bagi kami untuk mengikuti seluruh kegiatan di proyek sampai selesai
ditambah lagi kegiatan ini harus dilakukan disela-sela jadwal perkuliahan sehingga tidak
mungkin bagi kami untuk menumpahkan seluruh perhatian kepada kegiatan dilapangan. Namun
demikian kami merasa banyak menerima masukan dan pengalaman yang kami peroleh dibangku
perkuliahan. Sehingga setelah kami melakukan praktik kerja lapangan ini sedikit banyaknya
kami bisa menambah wawasan kami dalam bidang teknik sipil yang dapat kami manfaatkan
setelah kami selesai kuliah dan tujuan kemasyarakatan.
Hal yang kami rasakan selama mengikuti praktik kerja lapangan ini adalah
penyeimbangan antara materi kuliah dengan praktik kerja lapangan. Sangan kami rasakan tingkat
pengetahuan praktik yang banyak dipergunakan dilapangan. Sementara teori-teori yang kami
peroleh dibangku kuliah masih kurang aplikasinya.

33
Untuk itu kami rasa sangat penting materi-materi yang diperoleh dibangku perkuliahan
diselaraskan dengan aplikasi-aplikasi yang banyak diterapkan dilapangan. Dengan demikian,
seorang sarjana sipil akan mempunyai bekal sedikit pengetahuan dilapangan pengetahuan-
pengetahuan yang sifatnya manajemen pengelolaan proyek, termasuk masalah dan pengelolaan
suatu pekerjaan agar berhasil dengan baik.
Namun demekian, kami marasa puas dimana dengan mengikuti praktik kerja lapangan ini
kami memperoleh pengetahuan yang banyak yang dapat kami terapkan di masyarakat.

34
LAMPIRAN-LAMPIRAN

35

Anda mungkin juga menyukai