Anda di halaman 1dari 20

ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM SINETRON

KIAMAT SUDAH DEKAT

Proposal Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Disusun Oleh:
Refi Ridwan Arzaki
NIM: 11180510000351

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1444 H/2022 M
ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM SINETRON
KIAMAT SUDAH DEKAT

Proposal Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh


Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam

Disusun Oleh:
Refi Ridwan Arzaki
NIM: 11180510000351

Dosen Pembimbing Akademik:

Dr. Rubiyanah, M.A


NIP. 197308221998032001

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2022 M/1444 H
A. Latar Belakang
Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi, manusia
dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan sehari-hari masyarakat
atau di mana saja manusia berada. Tidak ada manusia yang tidak akan terlibat dalam
berkomunikasi. dibutuhkan bukan hanya saat berorganisasi tapi juga dalam kegiatan
sehari-hari. Fungsi komunikasi tidak hanya sebagai pertukaran informasi dan pesan tetapi
juga sebagai kegiatan individu dan kelompok mengenai tukar menukar data, fakta dan ide.
Agar komunikasi berlangsung efektif dan informasi yang disampaikan oleh seorang
pemimpin dapat diterima dan dipahami oeh seluruh anggotanya, maka seorang pemimpin
harus memiliki model komunikasi yang baik.
Televisi saat ini telah menjadi bagian tak terpisahan dari kehidupan manusia. Banyak
orang yang menghabiskan waktunya lebih lama di depan pesawat televisi dibandingkan
dengan waktu yang digunakan untuk ngobrol dengan keluarga atau teman mereka. Bagi
banyak orang TV adalah teman, TV menjadi cemin prilaku masyarakat dan TV menjadi
candu. TV membujuk kita untuk mengonsumsi lebih banyak dan lebih banyak lagi. TV
memperlihatkan bagaimana kehidupan orang lain dan memberikan ide tentang bagaimana
kita ingin menjalani hidup ini. Ringkasanya, TV mampu memasuki relung – relung
kehidupan kita lebih dari yang lain1.
Masyarakat Indonesia sangat menyukai tontonan hiburan acara sinetron televisi,
contohnya saat ini sinetron Kiamat sudah dekat yang di jadikan pilihan sebagai tontonan
hiburan di kalangan masyarakat. Tak heran jika Sinetron Kiamat Sudah Dekat mendapat
penilaian 6,9 dari 10 berdasarkan 115 pengguna yang di lansir dari laman IMDb. Sinetron
Kiamat Sudah Dekat merupakan sinetron bergenre Drama Komedi Religi yang di
sutradarai oleh Deddy Mizwar, karena kepopulerannya akhirnya di angkat menjadi
sinetron yang tayang pada bulan Ramadhan
Sinetron ini menceritakan tentang Fandy (Andre Taulany), seorang rocker kelahiran
amerika yang memiliki kehidupan bebas dan modern. Suatu ketika Fandy tak sengaja
terkena lemparan es dari anak kecil yang sedang marah. Ketika Fandy sedang
membersihkan jaketnya di masjid, ia bertemu dengan Sarah (Zaskia Adya Mecca), seorang
gadis cantik dan berhijab, hingga jatuh cinta pada pandangan pertama.
Sarah adalah putri Haji Romli (Deddy Mizwar) yang sebenarnya sudah dijodohkan
dengan Farid, seorang pemuda yang masih kuliah di Kairo. Haji Romli sendiri juga tidak
rela menikahkan anaknya dengan seorang rocker yang buta agama. Bahkan ketika ditanya
1
Morissan, Jurnalistik Televisi Mutakhir, (Jakarta: Kencana, 2010), h.1
soal khitan, Fandy tidak tahu apakah dia sudah dikhitan atau belum. Namun kenekatan
Fandy akhirnya membuat Haji Romli luluh dan memberinya kesempatan untuk menjadi
suami Sarah dengan beberapa syarat yang harus dipenuhi. Fandy diberi syarat harus bisa
salat, mengaji, dan menguasai ilmu ikhlas dalam tempo dua minggu. Akhirnya, Fandy
meminta bantuan dari Saprol (Muhammad Dwiky Riza) untuk mengajarinya salat dan
mengaji. Saprol sendiri adalah seorang bocah penggila musik rock yang pernah mencuri
sepatu larsnya, di awal pertemuannya dengan Sarah. Hal ini tentu saja membuat heran
teman dan keluarga Fandy atas perubahan perilakunya, ketika teman dan keluarganya
bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi dengan anak ini, Fandy dengan bahasa
diplomatis menjawab, "Kiamat udah dekat, Men!".
Sinetron ini pertama kali tayang pada tahun 2003 bersamaan dengan perilisan
filmnya. Sinetron yang terdiri dari tiga season ini menemani para penontonnya selama
bulan Ramadan di SCTV. Sinetro yang tayang perdana pada tahu 2003
MendapatkanForum Film Bandung (FFB) empat penghargaan dari Film Bandung (FFB)
buat sinetron Kiamat Sudah Dekat di ajang Festival Film Bandung 2006, Jumat (28/4) 2.
Sinetron yang ditayangkan SCTV meraih predikat Sinetron Terpuji, Sutradara Terpuji
untuk Deddy Mizwar, Pemeran Anak Terpuji atas nama Sakurta Ginting atau Kipli, dan
Musfar Yasin sebagai Penulis Skenario Terpuji. Program sietron Kiamat Sudah Dekat
merupakan acara favorit pilihan masyarakat yang bergenre drama, komedi, religi dan
drama ini banyak diminati oleh banyak kalangan, terutama saat adegan komedi Pada saat
ini masyarakat banyak yang menonton acara televisi yang mengedepankan hiburan tanpa
adanya edukasi, terlebih sekarang acara televisi banyak yang tidak mempunyai etika
dalam berkomunkasi, masyarakat hanya bisa menonton saja, tanpa mengemas pesan yang
ada dalam acara televisi tersebut.
Ketertarikan penulis dalam untuk mengambil judul ini karena sinetron Kiamat Sudah
Dekat ini menjadi tontonan sinetron religi pilihan yang sangat disukai oleh masyarakat.
Dimana sudah dijelaskan diatas bahwa didalam cerita sinetron ini banyak menceritakan
tentang kisah-kisah dalam kehidupan yang biasa dialami oleh masyarakat. Untuk itu
diharapkan masyarakat tidak hanya sekedar menikmati adegan demi adegan yang
disajikan, melainkan dapat mengambil isi pesan dakwah yang terkandung didalamnya
yang diwakili dengan adegan tokoh pemeran dalam sinetron tersebut.

2
https://www.liputan6.com/news/read/122000/ikiamat-sudah-dekati-berjaya-di-ffb Diakses pada
September 2022 Pukul 13:38
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian di yang telah di kemukan pada latar belakang masalah di atas,
maka penjabaran identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Sinetron adalah salah satu karya atau produk kebudayaan manusia yang dapat
dijadikan sarana untuk menyampaikan pesan dakwah.
2. Pesan dakwah adalah salah satu unsur penting dalam proses berdakwah karena
seseorang dapat memahami ajaran Islam dari suatu pesan yang disampaikan oleh
komunikator atau Da'i.

C. Batasan Dan Rumusan Masalah


Untuk lebih memfokuskan penulisan dan memberi arah yang tepat dalam pembatasan
skripsi ini, maka masalah yang akan dibatasi adalah pesan dakwah yang terdapat pada
sinetron Kiamat Sudah Dekat. Untuk memudahkan mencari solusi dalam perumusan
masalah dari penelitian ini, maka perumusan masalah dibagi dalam sub-sub pokok
masalah sebagai berikut:
1. Pesan dakwah apa yang terdapat pada sinetron Kiamat Sudah Dekat?
2. Pesan dakwah apa yang paling dominan dalam sinetron Kiamat Sudah Dekat?

D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok masalah di atas, maka ada beberapa tujuan yang hendak dicapai,
yaitu:
1. Untuk mengetahui apa saja pesan dakwah yang terdapat dalam Sinetron Kiamat
Sudah Dekat
2. Untuk mengetahui pesan yang dominan dalam Sinetron Kiamat Sudah Dekat

E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat Akademis
Memberikan kontribusi bagi pengembangan penelitian ilmu dakwah sebagai ilmu alat
bantu utama pada Fakultas Dakwah khususnya Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam.
2. Manfaat Praktis
Untuk menambah wawasan bagi para teoritis. Praktisi dan pemikir dakwah dalam
mengemas nilai-nilai Islam menjadi kajian yang menarik. Selanjutnya memberikan
motivasi bagi para pelaksana dakwah untuk lebih memanfaatkan media sebagai saluran
dakwah khususnya sinetron.

F. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk melakukan
kegiatan penelitian, suatu upaya untuk menemukan, mengembangkan dan menguji
kebenaran suatu pengetahuan yang dihasilkan10 metode merupakan prosedur atau
cara yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu, dan penelitian adalah suatu
proses penyelidikan secara sistematis yang digunakan dan penyediaan informasi
untuk menyeseuaikan masalah-masalah dengan tujuan dan kegunaan tertentu 3
1. Paradigma Penelitian
Paradigma penelitian yang digunakan pada penelitian ini mengacu pada
paradigma konstruktivis. Konstruktivis adalah Sebuah paradigma yang memandang
sebuah fenomena atau realitas dalam berbagai macam bentuk yang telah
dikonstruksi oleh pengalaman. Littlejohn mengatakan bahwa “teori-teori aliran
konstruktivis ini berlandaskan pada ide bahwa realitas bukanlah bentukan yang
objektif, tetapi dikonstruksi melalui proses interaksi dalam kelompok, masyarakat
dan budaya4.” Jadi peneliti memilih paradigma konstruktivis untuk mengetahui
bagaimana pesan dakwah tentang pernikahan berbeda agama pada konten Youtube
Noice.id di masyarakat dapat terealisasi.
2. Jenis Penelitian
a. Penelitian ini merupakan jenis riset kepustakaan (library research). Apa yang
disebut dengan riset kepustakaan atau sering juga disebut studi pustaka, ialah
serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka,
membaca dan mencatat serta mengolah bahan penelitian.5
b. Jenis penelitian menggunakan penelitian kualitatif, yaitu jenis yang tidak
menggunakan berbagai perhitungan seperti persentase, ratarata, dan parameter
kuantitatif lainnya. Data yang di peroleh penulis bersifat deskriptif yang berupa
kata-kata tertulis atau lisan yang dapat diamati6

3
Cholid Narbuko, Metodologi Penelitian,(Jakarta: Bumi Aksara, 2010).h.1.
4
Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi, (Jakarta: Wacana Media, 2013), h.165
5
Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2008, hlm. 3
6
Kris H Timotius, Pengantar Metodologi Penelitian,(Yogyakarta: Andi Offset, 2017).h.54.
3. Subjek dan Objek Penelitian
a. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah sinetron kiamat sudah di sctv. Penulis
menyaksikan dan mengamati isi di dalam sinetron tersebut
b. Objek Penelitian
Yang menjadi objek dari penelitian ini adalah pesan isi sinetron televisi di di
SCTV kisah dengan mengambil salah satu judulnya yaitu, Kiamat Sudah Dekat
yang fokus pada pesan dakwah
4. Tempat Dan Waktu Penelitian
MASIH KOSONG NIH
5. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan teknik pengumpulan data
seperti di bawah ini :
a. Observasi
Observasi mempunyai metode dengan mengamati suatu situasi, kondisi, proses,
aktivitas, maupun tingkah laku yang hasilnya dapat digunakan sebagai data
pelengkap untuk penelitian7 Tujuan yang dilakukan peneliti adalah sebagai
bentuk untuk mengetahui isi pesan dakwah yang tersirat maupun tersurat dalam
sinetron kiamat sudah dekat
b. Wawancara
Selain observasi, wawancara dilakukan dalam penelitian untuk mendapatkan
informasi terkait penelitian yang sedang di teliti. Karena peneliti tidak mendapat
informasi yang menyeluruh dari hasil observasi. Maka dari itu, peneliti
mewawancarai pihak yang terlibat dalam Sinetron Kiamat Sudah Dekay.
Pertanyaan termasuk bagian penting dalam penelitian untuk mendapatnya
informasi yang lebih spesifik tentang suatu fenomena, kondisi, dan fakta.8
c. Dokumentasi
Pengumpulan data yang dapat diperoleh melalui akun media sosial dan aplikasi
youtube, berupa foto, video, catatan, jurnal, dan sebagainya.

6. Metode Analisis
7
Antonius Birowo, Metode Penelitian Komunikasi: Teori dan Aplikasi, (Yogyakarta:
Gintanyali, 2004), hlm.186
8
Antonius Birowo, Metode Penelitian Komunikasi: Teori dan Aplikasi, (Yogyakarta: Gintanyali,
2004), hlm.186
Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik analisis data
model interaktif milik Miles & Huberman, yang terdiri dari empat tahap, yakni:9
a. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, serta dokumentasi.
b. Reduksi Data
Yakni penggabungan data-data yang telah diperoleh menjadi bentuk tulisan.
c. Penyajian Data
Yakni mengolah data-data yang telah diseragamkan dalam bentuk tulisan dan
memiliki alur yang jelas, untuk selanjutnya akan diolah dan dianalisis.
d. Kesimpulan/Verifikasi
Menarik kesimpulan serta melakukan pengoreksian ulang data- data, hingga
akhirnya terbentuk hasil analisis yang bisa dipahami

G. KAJIAN TERDAHULU
1. Skripsi oleh Haiatul Umam, disusun pada tahun 2009 yang berjudul “Analisis
Wacana Teun A. Van Dijk Terhadap Skenario Film “Perempuan Punya Cerita”.10
Mahasiswa jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Persamaan dalam penelitian ini
terletak pada penggunaan teori yang sama, yaitu Analisis Wacana Model Teun A.
Van Dijk dan metode penelitian kualitatif. Perbedaan pada penelitian ini adalah
terletak pada objek yang digunakan yaitu skenario film “Perempuan Punya Cerita”.
2. Skripsi oleh Akbar Firmansyah, disusun pada tahun 2017 yang berjudul “Analisis
Wacana Makna Jihad dalam Film Prison and Paradise”. 11 Mahasiswa jurusan
Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. Persamaan dalam penelitian ini terletak pada
penggunaan teori yang sama, yaitu Analisis Wacana Model Teun A. Van Dijk dan
metode penelitian kualitatif. Sedangkan perbedaannya terletak pada objek yang
digunakan yaitu Film “Prison and Paradise”
3. Skripsi oleh Ayuni Fransiskawati, disusun pada tahun 2018 yang berjudul “Analisis
9
Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif (Jakarta: Salemba Humanika, 201), hlm.
163-181
10
Haiatul Umam, Analisis Wacana Teun A. Van Dijk Terhadap Skenario Film “Perempuan
Punya Cerita” (Skripsi S1 Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun
2009)
11
Akbar Firmansyah, Analisis Wacana Makna Jihad dalam Film Prison and Paradise” (Skripsi
S1 Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Jakarta tahun 2017)
Wacana Pesan-pesan Dakwah dalam Novellet Kaukah Jodohku Karya Betty
Permana”.12 Mahasiswa jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Raden Intan Lampung. Persamaan dalam
penelitian ini terletak pada penggunaan teori yang sama, yaitu Analisis Wacana
Model Teun A. Van Dijk dan metode penelitian kualitatif. Sedangkan perbedaannya
terletak pada objek yang digunakan yaitu novel “Kaukah Jodohku”.

H. Landasan Teoritis
1. Pengertian Dakwah
Secara etimologi kata dakwah berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata kerja
(fi’il) yaitu, da’a (‫ دعا‬- (yad’u (‫( يدعو‬yang artinya mengajak, menyeru, mengundang,
atau memanggil.13 Kemudian kata jamak yaitu da’watan yang artinya ajakan, seruan,
undangan atau panggilan14. Secara terminologi dakwah mempunyai pengertian,
sebagaimana dikemukakan para ahli dakwah, diantaranya: Pertama, menurut H.M.S
Nasaruddin Latif, dakwah yaitu setiap usaha atau aktivitas dengan lisan atau tulisan
yang bersifat menyeru, mengajak, memanggil manusia lainnya untuk beriman dan
mentaati Allah SWT sesuai dengan garis akidah dan syari’ah serta akhlak
Islamiyah.15
Kedua, menurut Prof. Toha Yahya Umar, bahwa pengertian dakwah dapat
dibagi dua:
a. Pengertian umum. Dakwah adalah suatu ilmu pengetahuan yang berisi cara-cara,
tuntunan, menyetujui, malaksanakan suatu ideologi, pendapat dan pekerjaan
tertentu.
b. Pengertian khusus. Dakwah adalah mengajak manusia dengan cara bijaksana
kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Allah SWT untuk kemaslahatan
dan kebahagiaan mereka di dunia akhirat.16
Ketiga, menurut Sudirman (1979) dalam bukunya Problema Dakwah Islam di
Indonesia, dakwah adalah merealisasikan ajaran Islam di dalam kenyataan hidup

12
Akbar Firmansyah, Analisis Wacana Makna Jihad dalam Film Prison and Paradise” (Skripsi S1
Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Jakarta tahun 2017)
13
Firdaus Al-Hisyam dan Rudy Haryono, Kamus Lengkap 3 Bahasa Arab-IndonesiaInggris,
(Surabaya: Gitamedia Press, 2006), h. 247.
14
Ahmad Ghulusy, Al-Da’wah al-Islamiyah (Kairo: dar al-kitab,1987), h. 9
15
Rafi’udin dan Maman Abdul Djaliel, Prinsip dan Strategi Dakwah, (Bandung: Pustaka Setia,
2001), h. 24.
16
Yahya Oemar, Ilmu Dakwah, (Jakarta: PT. Widjaya, 1992), h. 1
sehari-hari baik bagi kehidupan perorangan maupun masyarakat sebagai keseluruhan
tata hidup bersama dalam rangka pembangunan bangsa dan umat manusia untuk
memperoleh keridhoan Allah SWT.17 Dari beberapa pengertian tentang definisi
dakwah di atas dapat disimpulkan bahwa dakwah yaitu menyampaikan dan
memanggil serta mengajak manusia ke jalan Allah SWT, untuk melaksanakan
perintah-Nya dan manjauhi larangan-Nya dalam mencapai kehidupan dunia dan
akhirat (amar ma’ruf nahi munkar).

2. Tujuan Dakwah
Tujuan dakwah dalam arti luas adalah menegakkan ajaran agama Islam kepada
setiap insane baik individu maupun masyarakat, sehingga ajaran tersebut mampu
mendorong suatu perbuatan yang sesuai dengan ajaran tersebut. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa tujuan dakwah adalah mengajak umat manusia kepada jalan yang
benar yang diridhai Allah SWT agar dapat hidup bahagia dan sejahteradi dunia
maupun di akhirat.

3. Pesan dan Materi Pesan Dakwah


a. Pesan Dakwah
Pesan dalam Islam ialah perintah, nasehat, permintaan, amanat yang harus
disampaikan kepada orang lain. Sedangkan pesan dakwah adalah semua
pernyataan yang bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah baik yang tertulis
maupun lisan dari pesan-pesan (risalah). Pesan dakwah itu dapat dibedakan dalam
dua kerangka besar yaitu:18
1) Pesan dakwah yang memuat hubungan manusia dengan khalik (hablum
minallah) yang berorientasi kepada kesalehan individu.
2) Pesan dakwah yang memuat hubungan manusia dengan manusia (hablum
minannas) yang akan menciptakan kesalehan sosial. Dalam al-Qur’an
dijelaskan bahwa pesan dakwah adalah risalahrisalah allah yang harus
disampaikan kepada manusia, sebagai peringatan akan ahzab dan balasan
Allah SWT akan tindakan manusia yang mereka perbuat semasa hidup di
dunia. Firman Allah dalam QS.al-Ahzab: 39 diterangkan19

17
Sudirman, Problematika Dakwah Islam di Indonesia, (Jakarta: PDII, 1979), h. 47.
18
Mustofa Bisri, Saleh Ritual Saleh Sosial, (Bandung: Mizan 1995), Cet.I, h. 28
19
Hafidz Dasuki. Dkk, al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: Gema Risalah Press), h. 672
‫ت هّٰللا ِ َويَ ْخ َشوْ نَهٗ َواَل يَ ْخ َشوْ نَ اَ َحدًا اِاَّل هّٰللا َ ۗ َو َك ٰفى بِاهّٰلل ِ َح ِس ْيبًا‬
ِ ‫الَّ ِذ ْينَ يُبَلِّ ُغوْ نَ ِر ٰس ٰل‬

Artinya: “yaitu orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah Allah


mereka takut kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut kepada
seorangpun selain kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai pembuat
perhitungan”. (QS. Al-Ahzab: 39)

Mengenai risalah-risalah Allah ini, Moh Natsir membaginya dalam tiga pokok,
yaitu:
1) Menyempurnakan hubungan manusia dengan khaliq-Nya, hamblum
minallah atau mua’malah ma’al khaliq.
2) Menyempurnakan hubungan manusia dengan sesama manusia hablum
minan nas atau mua’malah ma’al makhluq.
3) Mengadakan keseimbangan (tawazun) antara kedua itu, dan mengaktifkan
kedua-duanya sejalan dan berjalan.20
Apa yang disampaikan oleh Moh. Natsir ini sebenarnya adalah termasuk
dalam tujuan dari komunikasi dakwah, dimana pesan-pesan dakwah
hendaknya dapat mengenai sasaran utama dari kesempurnaan hubungan
antara manusia (makhluq) dengan penciptanya (khaliq) dan mengatur
keseimbangan diantara dua hubungan tersebut (tawazun).9 Sedangkan yang
dimaksud pesan-pesan dakwah itu sendiri sebagaimana yang digariskan di
dalam al-Qur’an adalah merupakan pernyataan maupun pesan (risalah) al-
Qur’an dan as-Sunnah yang diyakini telah mencakup keseluruhan aspek dari
setiap tindakan dan segala urusan manusia di dunia. Tidak ada satu bagianpun
dari aktivitas muslim yang terlepas dari sorotan dan cakupan al-Qur’an dan
as-Sunnah ini.
Dengan demikian inti dari pesan dakwah adalah pesan-pesan yang
mengandung seruan untuk pembentukan akhlak mulia dan bersumber dari al-
Qur’an dan as-Sunnah, nasehat orang bijak, pengalaman hidup, seni dan
budaya, ilmu pengetahuan, filsafat dan sumber-sumber lainnya pesan dakwah
ditujukan untuk mengajak manusia agar menjalankan agama Islam serta
mentauhidkan Allah dengan bersumber kepada al-Qur’an dan asSunnah.
Mengenai proses komunikasi penyampaian dan penerimaan pesan dakwah

20
Dasuki, Alqur’an dan Terjemahnya, h. 42.
dapat dijelaskan melalui tahapan-tahapan, yaitu:21
1) Penerimaan stimulus informasi
2) Pengolahan informasi
3) Penyimpanan informasi
4) Menghasilkan kembali suatu informasi.
Gaya pesan berkaitan dengan kemampuan pengelola media massa dalam
menyampaikan pesan kepada khalayak, pemirsa agar mudah dapat diterima
dan dipahami. Satu hal yang pasti daya tarik pesan menurut Effendy
(1986:41), yang salah satunya menunjuk pada komponen komunikator. Disini
ada 2 faktor penting yang perlu diperhatikan yakni:22
1) Kepercayaan terhadap komunikator (source of credibility)
2) Daya tarik yang melekat komunikator (source attractivities).

b. Materi Pesan Dakwah


Materi dakwah ialah ajaran-ajaran agama Islam. Ajaran-ajaran Islam
inilah yang wajib disampaikan kepada umat manusia dan mengajak mereka
agar mau menerima dan mengikutinya. Diharapkan agar ajaranajaran Islam
benar-benar diketahui, dipahami, dihayati dan diamalkan, sehingga mereka
hidup dan berada dalam kehidupan yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan
agama Islam.
Materi dakwah bersumber dari Al-Qur’an dan Al-Hadist yang meliputi
berbagai aspek diantaranya: akidah, syariah dan akhlak dengan berbagai
macam ilmu yang diperoleh darinya. Al-Qur’an dan Hadist Nabi merupakan
tuntunan yang sarat dengan ketentuan untuk meraih kebahagiaan,
keseimbangan, juga kemajuan. Dan ketentraman hidup di dunia akhirat.
Dengan kata lain Al-Qur’an dan Hadist mengingatkan manusia untuk
meninggalkan serta manjauhkan diri pada kemungkaran, kenistaan,
kesewenang-wenangan, kebodohan dan keterbelakangan. Begitu banyak
materi dakwah yang bisa dikembangkan diantaranya adalah aqidah, akhlak,
ukhwah, pendidikan, sosial, kebudayaan, kemasyarakatan, dan amar ma’ruf
nahi munkar. Alif Yafie menyebutkan lima pokok materi dakwah yaitu:
1) Masalah kehidupan.
21
Achmad Mubarok, Psikologi Dakwah, (Jakarta: Firdaus, 1999), h. 69.
22
Onong Uchjana Effendy, Televisi Siaran Teori dan Praktek, (Bandung: Alumni. 1986),
h.41.
2) Masalah manusia.
3) Masalah harta benda.
4) Masalah ilmu pengetahuan.
5) Masalah akidah.23
Dengan amal nyata dalam rangka mentaati hukum Allah SWT guna
mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhannya. Sedangkan perihal
akhlak merupakan penyempurna, artinya meskipun keimanan dan keIslaman
seseorang sudah sangat baik, namun jika ia memiliki akhlak yang buruk maka
ia belum dapat dikatakan sebagai seorang hamba yang sempurna.
Dalam Komunikasi, pesan menjadi salah satu unsur penentu efektifitas
tidaknya suatu tindak komunikasi. Bahkan unsur pesan menjadi unsur utama
selain komunikator dan komunikan. Tanpa adanya unsur pesan, maka tidak
pernah terjadi komunikasi antarmanusia.
Pesan adalah isi dari suatu tindakan komunikatif. Orang-orang
menyampaikan sangat beranekaragam pesan-pesan. Beberapa pesan-pesan ini
bersifat pribadi misalnya sebuah senyum. Sedangkan pesan yang lain
ditujukan kepada beberapa orang seperti berita siaran televisi.24
Dalam bahasa Inggris pesan disebut message. Selain penyebutan pesan,
untuk istilah yang sama ada juga ahli yang menyebutnya isi pernyataan.
Namun dalam banyak literature yang umum digunakan adalah istilah pesan
atau message, bukan isi pernyataan. Menurut Hoeta Soehoet, isi pernyataan
adalah hasil penggunaan akal dan budi tidak dapat dilihat, tidak dapat diraba,
abstrak. Yang berfungsi untuk mewujudkan isi pernyataan dari bentuknya
yang abstrak menjadi konkret adalah lambang komunikasi.
Dalam kaitan itu, Bettinghous (1973) berpendapat bahwa pesan dibentuk
atau dirancang melalui penggunaan sistem kode, yaitu sekelompok simbol
dan sekelompok aturan yang bergabung menjadi unut-unit bermakna. Kata
sendjaja et al. (1999:30), pesan adalah berupa lambang atau tanda seperti
kata-kata tertulis atau secara lisan, gambar, angka. Sementara Applbaum dan
Anatol (1974) menyatakan bahwa pesan tersusun dari simbolsimbol seperti
bahasa verbal dan nonverbal yang mendatangkan makna dan respon tertentu.
23
Alif Yafie, Dakwah Dalam Al-Quran dan As-Sunnah, (Jakarta: Makalah Seminar: 1992) h.
23.
24
A. S. Achmad, Komunikasi Massa, dan Khalayak, (Makassar: Hasanuddin University,
1992), cet. I, h 2.
Jadi, pesan atau isi pernyataan yang merupakan hasil penggunaan akal dan
budi manusia itu pada dasarnya masih abstrak. Hasil penggunaan akal dan
budi manusia baru bermakna kalau dikonkretkan dengan menggunakan
lambang komunikasi atau sistem kode. Ini artinya, dalam komunikasi
melibatkan kode atau tanda-tanda yang dipahami bersama baik oleh
persuader maupun khalayak sasaran.25

4. Metode dan Media Dakwah


a. Metode Dakwah
Dari segi bahasa metode berasal dari dua perkataan yaitu “meta”
(melalui) dan “hodos” (jalan, cara).26 Dengan demikian dapat diartikan bahwa
metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan.
Dalam bahasa Yunani metode berasal dari kata methodos artinya jalan, yang
di dalam bahasa Arab disebut thariq. 27 Apabila diartikan secara bebas metode
adalah cara yang telah diatur melalui proses pemikiran untuk mencapai suatu
maksud. Prinsip penggunaan metode dakwah Islam sudah tertera dalam Al-
Qur’an An-Nahl ayat 125.28

َ َّ‫ك بِ ْال ِح ْك َم ِة َو ْال َموْ ِعظَ ِة ْال َح َسنَ ِة َو َجا ِد ْلهُ ْم بِالَّتِ ْي ِه َي اَحْ َس ۗنُ اِ َّن َرب‬
َ ‫ك ه َُو اَ ْعلَ ُم بِ َم ْن‬
ُ‫ض َّل ع َْن َسبِ ْيلِ ٖه‬ َ ِّ‫ع اِ ٰلى َسبِ ْي ِل َرب‬
ُ ‫ْد‬

‫َوهُ َو اَ ْعلَ ُم بِ ْال ُم ْهتَ ِدي َ‹ْن‬

Artinya: “serulah (manusia) kepada jalan tuhanmu dengan hikmah, dan


berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu,
Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang
lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.”

Dari ayat tersebut dapat diambil pemahaman bahwa metode dakwah itu
meliputi tiga cakupan, yaitu:

1) Al-Hikmah, adalah merupakan kemampuan dan ketepatan da’i dalam memilih,


memilah dan menyelaraskan teknik dakwah dengan kondisi objektif mad’unya.
Al hikmah merupakan kemampuan da’i dalam menjelaskan doktrin-doktrin
Islam serta realitas yang ada dengan argumentasi logis dan bahasa yang

25
M. Jamiluddin Ritonga, Tipologi Pesan Persuasif, (PT.INDEKAS, 2005), h. 1-2.
26
M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), h. 61.
27
Hasanuddin, Hukum Dakwah (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), h. 35.
28
M. Munir, Metode Dakwah, (Jakarta: Prenada Media, 2006), h. 7.
komunikatif. Oleh karena itu, alhikmah sebagai sebuah sistem yang
menyatukan antara kemampuan teoritis dan praktis dalam berdakwah.
2) Mau’izhah hasanah dapatlah diartikan sebagai ungkapan yang mengandung
unsur bimbingan, pendidikan, pengajaran, kisah-kisah, berita gembira,
peringatan, pesan-pesan positif (wasiat) yang bisa dijadikan pedoman dalam
kehidupan dalam kehidupan agar mendapatkan keselamatan dunia dan akhirat.
3) Al-Mujadalah Bi-al-Lati Hiya Ahsan, merupakan tukar pendapat yang
dilakukan oleh dua pihak secara sinergis, yang tidak melahirkan permusuhan
dengan tujuan agar lawan menerima pendapat yang diajukan dengan
memberikan argumentasi dan bukti yang kuat. Antara satu dengan yang lainnya
saling menghargai dan menghormati pendapat keduanya berpegang kepada
kebenaran, mengakui kebenaran tersebut.29
Metode dakwah merupakan suatu pendekatan yang bisa dijadikan sebagai pintu
masuk bagi juru dakwah menuju obyek dakwah, sehingga pemikiran-pemikiran
dapat diterima oleh obyek dakwah secara sukarela dan penuh kesadaran. Akhirnya
tertarik untuk bergabung dalam barisan gerakan dakwah. Untuk itu dakwah haruslah
dikemas dengan cara metode yang tepat dan pas. Dakwah harus tampil secara
aktual, faktual, dan kontekstual. Aktual dalam arti memecahkan masalah yang pada
saat ini (baru) dan hangat ditengah masyarakat. Faktual dalam arti konkret dan
nyata, serta kontekstual dalam arti relevan dan menyangkut problema yang sedang
dihadapi oleh masyarakat.

b. Media Dakwah
Media dakwah adalah hal, keadaan, benda, yang dapat digunakan sebagai
perantara untuk melaksanakan dakwah yang digunakan oleh juru dakwah untuk
menyampaikan pesan dakwahnya kepada mad’u.30 Kepandaian seorang juru dakwah
dalam memilih media merupakan salah satu unsur keberhasilan dakwah. Hamzah
Ya’qub membagi sarana atau media dakwah menjadi tiga bagian yaitu:
1) Spoken words, yakni media dakwah yang berbentuk ucapan atau bunyi yang
ditangkap dengan indera telinga, seperti radio, telepon, hanphone dan lainnya.
2) Printed writing, berbentuk tulisan, gambar, lukisan, dan sebagainya yang
ditangkap oleh mata.

29
M. Munir, Metode Dakwah, h. 8-19.
30
Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, h. 163.
3) Audio visual, berbentuk gambar hidup yang dapat didengar sekaligus dapat
dilihat, seperti televisi, video, film, dan sebagainya.31 Dari ketiga sarana atau
media dakwah ini, semuanya dapat digabungkan serta digunakan sekaligus,
maupun memilih salah satu sarana atau media dakwah ini, yang tentunya
disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada di masyarakat.

5. Pengertian Sinetron
Sinetron merupakan penggabungan dan pemendekan dari kata sinema dan
elektronika. Elektronika di sini tidak semata mengacu pada pita kaset yang proses
perekamannya berdasar pada kaidah-kaidah elektronik. Elektronika dalam sinetron itu
lebih mengacu pada mediumnya, yaitu televisi atau visual, yang merupakan medium
elektronik selain siaran radio. Sinetron disebut juga sama dengan televisi play, atau
dengan teledrama, atau sama dengan sandiwara televisi. Inti persamaannya adalah
sama-sama ditayangkan di media audio visual yang disebut dengan televisi.
Seperti telah dikemukakan di atas, sinetron adalah kependekan dari sinema
dan elektronika. Berdasarkan kata sinema saja, hal ini sudah mengarah kepada sebuah
konsep film (sinema). Oleh sebab itu sinetron dalam penerapannya tidak beda dengan
film. Demikian juga tahapan penulisan dan format naskah, yang berbeda hanyalah
film layar putih menggunakan kamera optik, bahan soleloid dan medium sajiannya
menggunakan proyektor dan layar putih di gedung bioskop. Sedangkan sinetron
menggunakan kamera elektronik dengan video rekord dan vita di dalam kaset sebagai
bahannya, dan penayangannya melalui medium televisi.
Walaupun sinetron memiliki prinsip dasar yang sama dengan film layar putih
(layar lebar), tetapi masing-masing memiliki dinamika yang berbeda. Televisi
memiliki dinamika tersendiri. Pertama, adalah dalam ukuran layar, film layar yang
dipancarkan oleh proyektor lalu tergambar pada sebuah layar yang besar. Sementara
gambar sinetron yang direkam langsung dalam pita kaset ditayangkan melalui televisi
yang layarnya relatif kecil. Kedua, dari segi penonton/pemirsa, penonton film adalah
mereka yang sejak awal benar-benar memberikan niat untuk menonton. Adapun
penonton sinetron karena tak pernah langsung memilih (dari jenis sinema, judul

31
Moh. Ardani, Memahami Permasalahan Fikih Dakwah, (Jakarta: Mitra Cahaya Utama,
2006), h.37-38.
hingga jadwal waktu), jenis penonton lebih beragam, beragam dari tingkat
ekonominya, intelektualitasnya, dan kategori lainnya.32
Film layar lebar dapat ditonton secara khusus, diruang khusus yang biasanya
dengan sistem pembayaran tertentu. Sinetron justru sebaliknya yaitu selalu membuka
peluang ditonton secara tidak khusus/ tidak ada bayaran khusus. Misalnya ditonton
sambil menerima tamu, arisan atau makan, tempatnya bisa ditempat tidur, badara,
kafe dan lain-lain. Sinetron memiliki jeda yang biasanya berupa iklan. Dengan kata
lain dari sudut pembuatannya sinetron adalah karya plus, artinya semua elemen
dasarnya sama, tetapi sinetron harus puas disesuaikan untuk konsumsi televisi.

6. Analisis Wacana Model Teun Van Dijk


Analisis wacana adalah analisis bahasa yang digunakan dan tidak dibatasi
pada deskripsi bentuk bahasa yang tidak terikat pada tujuan atau fungsi yang
dirancang. Analisis wacana adalah sebuah ilmu mengenai struktur teks pesan dalam
komunikasi. Salah satu tokoh yang mengembangkan analisis wacana sebagai
discursus pengetahuan adalah analisis wacana kritis milik Van Dijk yang sering
digunakan untuk teks media. Oleh karena itu penulis menggunakan analiss wacana
kritis Van Dijk untuk menganalisis teks yang ada dalam sinetron Kiamat Sudah
Dekat.
Menurut Van Dijk analisis wacana memiliki tujuan teoritis sistematis dan
deskriptif yaitu struktur dan wacana lisan tertulis dilihat sebagai objek tekstual dan
praktek sosial budaya antara tindakan dan hubungan. Model yang digunakan Teun A.
Van Dijk biasa disebut dengan kognisi sosial diadopsi dari sebuah pendekatan
lapangan psikologi sosial. Bagi Van Dijk penelitian atas teks tidak hanya dilihat
berdasarkan teks semata, karena teks hanya hasil praktik produksi yang tentu perlu
diamati. Sehingga terbentuknya suatu teks dapat menjabarkan struktur dan proses.
Teun A. Van Dijk mengkategorikan wacana terpenuhi jika terdapat tiga dimensi
diantaranya adalah teks, kognisi sosial, dan konteks.
Teks termasuk dalam bagian dari wacana yang berfungsi untuk
mendeskripsikan sebuah peristiwa tertentu. Seangkan kognisi sosial yaitu kesadaran
mental wartawan atau sang pembuat teks yang membentuk teks tersebut. Van Dijk
sendiri memandang bahwa analisis wacana tidak terbatas pada struktur teks saja,

32
Veven Wardana, Kapitalisme Televisi Stategi Budaya Massa, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 1997), h. 197
karena pada struktur wacana tersebut menunjukkan sejumlah makna, pendapat dan
sejumlah ideologi. Adapun konteks sosial yang terdapat dalam sebuah teks adalah
bagian dari wacana yang berkembang dalam masyarakat, sehingga untuk meneliti
suatu teks perlu dilakukan analisis intertekstual.33

H. Kerangka Uraian
BAB I: PENDAHULUAN
Bagian ini terdiri dari latar belakang, identifikasi, batasan dan rumusan masalah, tujuan
dan manfaat penelitian, metode penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.
BAB II: LANDASAN TEORI
Bagian ini menjelaskan mengenai konsep-konsep seperti pengertian sinetron, sejarah dan
perkembangannya, hingga pengertian analisis isi dan pendekatannya.
BAB III: GAMBARAN UMUM SINETRON KIAMAT SUDAH DEKAT
Bab ini membahas tentang segala hal yang berkaitan dengan film Kiamat Sudah Dekat.
BAB IV: TEMUAN DAN ANALISIS
Bab ini berisi penguraian data yang ditemukan selama peneliti melakukan observasi dan
menganalisis data.
BAB V: PEMBAHASAN
Bagian ini menguraikan pesan dakwah dalam sinetron Kiamat Sudah Dekat menggunakan
analisis wacana dari Teun Van Dijk
BAB VI: PENUTUP
Pada bab ini, diuraikan kesimpulan dari bab-bab yang telah dipaparkan dan saran untuk
peneliti.

DAFTAR PUSTAKA

33
Teun A, Van Dijk, Discourse and Cognition in Society, (Cambridge: Polity Press, 1994) h. 107-
108
Achmad, A. (1992). Komunikasi Massa dan Khalayak. Makassar: Hasanuddin University.

Al-Hisyam, F., & Haryono, R. (2006). Kamus Lengkap 3 Bahasa Arab-Indonesia-Inggris.


Surabaya: Gitamedia Press.

Ardani, M. (2006). Memahami Permasalahan Fiqih Dakwah. Jakarta: Mitra Cahaya Utama.

Arifin, M. (1991). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

Birowo, A. (2004). Metode Penelitian Komunikasi: Teori dan Aplikasi. Yogyakarta:


Gintanyali.

Bisri, M. (1995). Saleh Ritual Saleh Sosial. Bandung: Mizan.

Dasuki, H. (t.thn.). al-Qur'an dan Terjemahannya. Bandung: Gema Risalah Press.

Effendy, O. U. (1986). Televisi Siaran Teori dan Praktek. Bandung: Alumni.

Ghulusy, A. (1987). Al-Da'wah Al-Islamiyah. Kairo: Dar Al-Kitab.

Hasanuddin. (1996). Hukum Dakwah. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya.

Herdiansyah, H. (2001). Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Salemba Humanika.

Kiamat Sudah Dekat Berjaya di FFB. (t.thn.). Diambil kembali dari Liputan 6:
https://www.liputan6.com/news/read/122000/ikiamat-sudah-dekati-berjaya-di-ffb

Morissan. (2010). Jurnalistik Televisi Mutakhir. Jakarta: Kencana.

Mubarok, A. (1999). Psikologi Dakwah. Jakarta: Firdaus.

Munir, M. (2006). Metode Dakwah. Jakarta: Prenada Media.

Narbuko, C. (2010). Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.

Oemar, Y. (1992). Ilmu Dakwah. Jakarta: PT. Widjaja.

Rafi'udin, & Djaliel, M. A. (2001). Prinsip dan Strategi Dakwah. Bandung: Pustaka Setia.

Ritonga, M. J. (2005). Tipologi Pesan Persuasif. Jakarta: PT. INDEKAS.

Sudirman. (1979). Problematika Dakwah Islam Indonesia. Jakarta: PDII.

Syukir. (t.thn.). Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam.


Timotius, K. H. (2017). Pengantar Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Andi Offset.

Wardana, V. (1997). Kapitalisme Televisi Strategi Budaya Massa. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar.

Wibowo, I. S. (2013). Semiotika Komunikasi. Jakarta: Wacana Media.

Yafie, A. (1992). Dakwah Dalam Al-Quran dan As-Sunah. Jakarta: Makalah Seminar.

Zed, M. (2008). Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai