Anda di halaman 1dari 8

PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DI PANTAI PANDAWA

Ni Nyoman Pujianiki, I Gusti Ngurah Putra Dirgayusa, dan I Made Rai Januatmika
Program Studi Teknik Sipil, Universitas Udayana
Email: pujianiki@civil.unud.ac.id

Abstrak : Pengelolaan wilayah pesisir dan pulau pulau kecil diatur dalam UU Nomor 27 Tahun
2007 yang selanjutnya diganti dengan UU Nomor 1 Tahun 2014 menyebutkan bahwa pengelolaan
wilayah pesisir adalah suatu proses perencanaan, pemanfaatan, pengawasan dan pengendalian
sumber daya pesisir dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang dilakukan oleh
Pemerintah dan Pemerintah Daerah. Pantai Pandawa merupakan salah satu pusat wisata pantai di
Bali yang mengalami kemajuan sangat pesat dalam waktu singkat dibandingan dengan wisata
pantai lainnya yang sudah lama terkenal, terbukti dari kunjungan dan pendapatan setiap tahunnya.
Peningkatan tersebut didukung oleh pengelolaan pesisir yang berbasis masyarakat. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengkaji pengelolaan wilayah pesisir yang berbasis masyarakat yang
diterapkan di Pantai Pandawa. Metode deskriptif kualitatif digunakan dalam penelitian ini dengan
menggunakan 30 orang responden terdiri dari pengelola dan pelaku usaha di Pantai Pandawa yang
dipilih dengan cara purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan
survei menggunakan kuesioner terbuka serta wawancara. Hasil pengumpulan data menunjukkan
bahwa pengelolaan wilayah pesisir di Pantai Pandawa terdiri dari Perencanaan wilayah pesisir
yang terprogram melalui perencanaan jangka panjang dan perencanaan jangka pendek.
Pemanfataan wilayah pesisir sebagai daerah konservasi, pendidikan dan pelatihan, penelitian dan
pengembangan, budi daya laut dan pariwisata. Sedangkan pengawasan dan pengendalian wilayah
pesisir di Pantai Pandawa menggunakan sistem pengawasan dan pengendalian berbasis Desa Adat
dengan memberdayakan masyarakat Desa Kutuh sebagai pengawas, serta kelembagaan Desa Adat
sebagai koordinatornya.

Kata kunci : pengelolaan, wilayah pesisir, Pantai Pandawa, berbasis masyarakat.

MANAGEMENT OF COASTAL AREAS IN PANDAWA BEACH

Abstract : Management of coastal areas and small islands is regulated in Law Number 27 Year
2007 which is subsequently replaced by Law Number 1 Year 2014 which states that coastal area
management is a process of planning, utilization, supervision and control of coastal resources with
the aim of improving the welfare of the community carried out by the Government and Local
Government. Pandawa Beach is one of the beach tourism in Bali that has progressed very rapidly
in a short time compared to other beach tourism that have long been famous, as evidenced by visits
and income every year. The increase has been supported by community-based coastal
management. The purpose of this study is to review the community-based management of coastal
areas that are implemented in Pandawa Beach. The descriptive qualitative method was used in this
study by using 30 respondents consisting of managers and business actors in Pandawa Beach who
were selected based on purposive sampling method. Data collection was conducted by observation
and survey using open questionnaires and interviews. The results of data collection indicated that
the management of coastal areas in Pandawa Beach consists of planned coastal areas through
long-term planning and short-term planning. The coastal areas is utilized as conservation areas,
education and training, research and development, marine cultivation and tourism. Whereas the
supervision of the coastal area in Pandawa Beach uses a village-based surveillance system that
empowers the people of the village of Kutuh as a supervisor and the institution of the customary
village as its coordinator. The control of the coastal area in Pandawa Beach uses an indigenous
community-based control system that has been managed by the Kutuh Customary Village.

Keywords: management, coastal area, Pandawa Beach, community-based management.

Program Studi Teknik Sipil · Fakultas Teknik · Univrsitas Udayana · Kampus Bukit Jimbaran – Bali 10
Pengelolaan Wilayah Pesisir Di Pantai Pandawa………………………………………………………...Pujianiki, Dirgayusa, Januatmika

PENDAHULUAN MATERI DAN METODE


Undang-undang yang mengatur tentang Pengertian Pengelolaan Wilayah Pesisir
pengelolaan wilayah pesisir dan pulau pulau Pengelolaan wilayah pesisir dilaksanakan
kecil adalah UU Nomor 27 Tahun 2007 yang dengan tujuan untuk meningkatkan
selanjutnya digantikan oleh UU Nomor 1 kesejahteraan masyarakat dengan cara
Tahun 2014. Hal-hal yang diatur dalam memperkuat peran serta masyarakat dan
undang-undang tersebut diantaranya adalah lembaga pemerintah untuk meningkatkan nilai
sempadan pantai, perencanaan wilayah pesisir, sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat serta
pemanfaatan sumber daya pesisir, pengawasan mendorong inisiatif masyarakat dalam
dan pengendalian terhadap pelaksanaan pengelolaan sumber daya pesisir agar tercapai
pengelolaan wilayah pesisir, dan izin keadilan, keseimbangan, dan keberlanjutan.
pengelolaan. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa
Pantai Pandawa merupakan salah satu pengelolaan wilayah pesisir dapat diartikan
kawasan wisata pantai di Bali yang berada di sebagai suatu proses perencanaan,
Desa Kutuh, Kuta Selatan, Kabupaten Badung. pemanfaatan, pengawasan, dan pengendalian
Pantai ini dulunya dikenal dengan nama Pantai sumber daya pesisir yang dilakukan oleh
Rahasia (Secret Beach) karena letaknya yang Pemerintah dan Pemerintah Daerah dengan
tersembunyi ditutupi oleh tebing (Ahad, 2015). tujuan meningkatkan kesejahteraan
Menurut Peraturan Daerah Kabupaten Badung masyarakat. Hal-hal yang terkandung dalam
Nomor 26 Tahun 2013 (Kabupaten Badung, pengelolaan wilayah pesisir yaitu perencanaan,
2013) tentang Rencana Tata Ruang Wilayah pemanfaatan, pengawasan, dan pengendalian.
(RTRW) Kabupaten Badung, pada bagian ke-2
tentang rencana pola ruang kawasan lindung, Perencanaan
paragaf 2 tentang kawasan pelindungan Perencanaan merupakan suatu upaya
setempat, pasal 28 ayat (2) dimana dikatakan terprogram dan bertahap untuk memanfaatkan
bahwa Pantai Pandawa merupakan salah satu sumber daya pesisir secara optimal sehingga
kawasan sempadan pantai. Selain itu, dapat menghasilkan keuntungan ekonomi
Peraturan Daerah Kabupaten Badung nomor secara berkelanjutan untuk kemakmuran
26 tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang masyarakat. Rencana bertahap tersebut disertai
Wilayah (RTRW) Kabupaten Badung, pada dengan upaya pengendalian dampak
bagian ke-3 tentang rencana pola ruang pembangunan sektoral yang mungkin timbul
kawasan budidaya, paragraph 4 tentang dan mempertahankan kelestarian sumber
kawasan peruntukan pariwisata, pasal 42 ayat dayanya. Perencanaan wilayah pesisir dibagi
(4) dimana Pantai Pandawa termasuk kedalam ke dalam empat tahapan sebagai berikut (UU
salah satu DTW (Daerah Tempat Wisata) yang Nomor 1 Tahun 2014):
di katagorikan sebagai wisata alam di a. Rencana Strategis, yaitu rencana yang
Kabupaten Badung. memuat arah kebijakan lintas sektor untuk
Jika dibandingkan dengan pantai- lain di kawasan perencanaan pembangunan
Bali seperti Pantai Kuta, Sanur dan Tanah Lot, melalui penetapan sasaran, tujuan dan
Pantai Pandawa merupakan pantai yang relatif strategi yang luas, serta target pelaksanaan
baru dikembangkan, namun perkembangan dengan indikator yang tepat untuk
Pantai Pandawa dapat dikatakan sangat pesat, memantau rencana tingkat nasional.
terbukti dengan semakin banyaknya kunjungan Jangka waktu berlakunya selama 20 tahun
ke pantai Pandawa setiap tahunnya. dan dapat ditinjau kembali sekurang-
Pengelolaan Pantai Pandawa mulai dikelola kurangnya 5 tahun sekali.
pada tahun 1999-2011 sebagai kawasan b. Rencana Zonasi, yaitu rencana yang
pertanian rumput laut dan pada tahun 2012 menentukan arah penggunaan sumber daya
tepatnya 27 desember 2012 mulai dikelola tiap-tiap satuan perencanaan disertai
sebagai obyek pariwisata dan dibuka secara dengan penetapan struktur dan pola ruang
resmi. Tujuan penelitian ini adalah untuk pada kawasan perencanaan yang memuat
mengkaji sistem pengelolaan pesisir yang kegiatan yang boleh dilakukan dan tidak
diterapkan di Pantai Pandawa dengan harapan boleh dilakukan serta kegiatan yang hanya
bisa menjadi contoh sistem pengelolaan pantai dapat dilakukan setelah memperoleh izin.
lainnya yang ada di Bali. Jangka waktu berlakunya selama 20 tahun
dan dapat ditinjau kembali setiap 5 tahun.

Program Studi Teknik Sipil · Fakultas Teknik · Univrsitas Udayana · Kampus Bukit Jimbaran – Bali 11
ISSN: 1411-1292
JURNAL ILMIAH TEKNIK SIPIL · A SCIENTIFIC JOURNAL OF CIVIL ENGINEERING· Vol. 24 No. 1 Januari 2020
E-ISSN: 2541-5484

c. Rencana Pengelolaan, yaitu rencana yang kewenangannya. Pemerintah dan Pemerintah


memuat susunan kerangka kebijakan, Daerah wajib melakukan pemantauan,
prosedur, dan tanggung jawab dalam pengamatan lapangan, dan evaluasi terhadap
rangka pengkoordinasian pengambilan perencanaan dan pelaksanaannya. Sedangkan
keputusan di antara berbagai pengawasan oleh masyarakat dilakukan
lembaga/instansi pemerintah mengenai melalui penyampaian laporan dan pengaduan
kesepakatan penggunaan sumber daya atau kepada pihak yang berwenang (UU No 27
kegiatan pembangunan di zona yang Tahun 2007).
ditetapkan. Jangka waktu berlakunya
selama 5 tahun dan dapat ditinjau kembali Pengendalian
sekurang-kurangnya 1 kali. Dalam melaksanakan pengendalian
d. Rencana Aksi Pengelolaan, yaitu tindak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 angka
lanjut dari rencana pengelolaan wilayah 1 UU Nomor 27 Tahun 2007, Pemerintah
pesisir yang memuat tujuan, sasaran, wajib menyelenggarakan akreditasi dengan
anggaran, dan jadwal untuk satu atau melakukan evaluasi terhadap program
beberapa tahun ke depan secara pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau
terkoordinasi untuk melaksanakan kecil. Akreditasi merupakan prosedur
berbagai kegiatan yang diperlukan oleh pengakuan suatu kegiatan yang secara
instansi Pemerintah, Pemerintah Daerah konsisten telah memenuhi standar baku sistem
guna mencapai hasil pengelolaan sumber pengelolaan wilayah pesisir yang meliputi
daya pesisir di setiap kawasan penilaian, penghargaan, dan insentif terhadap
perencanaan. program pengelolaan yang dilakukan oleh
masyarakat secara sukarela.
Pemanfaatan
Pemanfaatan wilayah pesisir merupakan Analisis Data
hal, cara, hasil kerja dalam memanfaatkan Data yang digunakan dalam menyelesaikan
ruang dan sumber daya perairan pesisir untuk studi ini adalah data primer dan data sekunder.
pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari. Data sekunder diperoleh dari instansi terkait
Dalam pasal 23 angka 2 UU Nomor 1 Tahun yang merupakan data hasil survei di Pantai
2014 dijelaskan bahwa pemanfaatan Pandawa. Dalam penelitian ini data primer
diprioritaskan untuk kepentingan: yang digunakan adalah data kuesioner hasil
a. Konservasi. survei di Pantai Pandawa dan hasil wawancara.
b. Pendidikan dan pelatihan. Untuk penyebaran kuesioner dilakukan dengan
c. Penelitian dan pengembangan. teknik sampling, yaitu teknik purposive
d. Budi daya laut. sampling. Dalam teknik purposive sampling,
e. Pariwisata. hanya mereka yang memenuhi kriteria tertentu
f. Usaha perikanan dan kelautan serta yang patut memberikan pertimbangan untuk
industri perikanan secara lestari. pengambilan sampel yang diperlukan. Kriteria
g. Pertanian organik. responden adalah pengelola Pantai Pandawa
h. Peternakan. yaitu staf manajemen Pantai Pandawa dan
i. Pertahanan dan keamanan negara. perangkat desa, Desa Kutuh yang mengetahui
tentang pengelolaan Pantai Pandawa.
Pengawasan Analisis pengelolaan wilayah pesisir di
Pengawasan terhadap pelaksanaan Pantai Pandawa diperoleh dari jawaban
pengelolaan wilayah pesisir merupakan suatu pertanyaan tentang pengeloaan wialyah pesisir
usaha yang dilakukan untuk menilai realisasi seperti: karakteristik Pantai Pandawa,
dari pelaksanaan kegiatan pengelolaan wilayah perencanaan Pantai Pandawa, pemanfaatan
pesisir. Pengawasan terhadap pelaksanaan Pantai Pandawa, pengawasan Pantai Pandawa
pengelolaan wilayah pesisir dilakukan untuk dan pengendalian Pantai Pandawa.
menjamin terselenggaranya pengelolaan
wilayah pesisir secara terpadu dan HASIL DAN PEMBAHASAN
berkelanjutan. Pengawasan terhadap Karakteristik Wilayah Pesisir di Pantai
perencanaan dan pelaksanaan pengelolaan Pandawa
wilayah pesisir dilakukan secara terkoordinasi A. Lingkungan Pantai Pandawa
oleh instansi terkait sesuai dengan

Program Studi Teknik Sipil · Fakultas Teknik · Univrsitas Udayana · Kampus Bukit Jimbaran – Bali 12
Pengelolaan Wilayah Pesisir Di Pantai Pandawa………………………………………………………...Pujianiki, Dirgayusa, Januatmika

Pantai Pandawa memiliki kelompok Pandawa sebagai berikut: titik pengamatan


masyarakat yang ada di laut yaitu: kelompok pertama 26 meter, kedua 29 meter dan ketiga
Canoe, kelompok surfing, kelompok petani 26 meter,
rumput laut dan kelompok pengembangan jadi rata-ratanya adalah = 27 meter
terumbu karang. Sedangkan kelompok
masyarakat yang ada di darat yaitu: kelompok yang diambil dari surut terendah ke daratan.
pedagang, kelompok spa dan kelompok Hasil wawancara dengan nelayan dan life
kuliner. Sedangkan ekosistem yang di lindungi guard bahwa kedalaman perairan di Pantai
di Pantai Pandawa di laut adalah: terumbu Pandawa pada jarak 5-10 meter dari garis
karang, ikan, penyu dll, untuk di darat pantai pada saat surut adalah antara 3-6 meter.
ekosistem yang di lindungi adalah burung, Dengan pengamatan visual atau observasi dan
anjing dan pohon. Pantai Pandawa memiliki wawancara kepada nelayan secara langsung,
pasir yang putih ke emasan karena pecahan material dasar perarian dari Pantai Pandawa
karang dan memiliki air laut jernih yang belum adalah karang berpasir. Hasil observasi dan
tercemar oleh pencemaran lingkungan dan pengamatan langsung serta wawancara dengan
limbah industri serta pantai ini memiliki nelayan dan life guard untuk biota berbahaya
pesona tebing yang indah disepanjang jalan yang ada di Pantai Pandawa adalah bulu babi,
menuju pantai. ikan pari, lepu dan hiu tetapi hiu disana tidak
Permasalahan yang ada di Pantai Pandawa ganas hanya hiu kecil saja.
adalah kurangnya sumberdaya manusia (SDM)
yang memadai, sehingga perlu ditingkatkan Pengelolaan wilayah pesisir di pantai
lagi. Jaringan seluler yang belum tersedia dan Pandawa
terbatasnya TPA mengingat volume sampah Pantai Pandawa dikelola secara umum oleh
akan terus bertambah setiap harinya serta Desa Adat Kutuh yang dipimpin oleh Bendesa
sanitasi yang belum memadai dan penataan Adat Kutuh. Desa Adat Kutuh membentuk
pedagang lokal yang belum maksimal. Perlu suatu badan/organisasi yang dinamakan
dilakukan sosialisasi dan evaluai setiap bulan BUMDA (Bhaga Utsaha Manunggal Desa
untuk mengatasi masalah khususnya penataan Adat) Kutuh berdasarkan Pararem Desa Adat
pedagang. Pengelolaan sampah dan limbah di Kutuh Nomor 01 Tahun 2014 dan diperkuat
Pantai Pandawa secara khusus belum ada, dengan Surat Keputusan Bendesa Adat Kutuh
hanya saja sudah dilakukan pemilahan untuk Nomor 12/KEP-DAK/XII/2014 tertanggal 12
sampah organik dan anorganik. Pemilahan Desember 2014 yang bertujuan untuk
sampah dilakukan dengan cara mengelola potensi desa secara terpadu dan
mengumpulkannya terlebih dahulu setelah itu terintegrasi melalui suatu badan khusus
dibawa ke TPA dan langsung dipilah. Pantai sebagai holding company, sehingga
Pandawa mempunyai staf kebersihan sebanyak pengelolaan potensi usaha desa dapat dikelola
14 orang, 1 dump truck dan memilki TPA dengan saling membantu dan saling bersinergi
sendiri yaitu TPA Cungkingan. satu sama lainnya dan terpenting juga untuk
menghindari munculnya egoisme masing-
B. Karakteristik Pantai Pandawa masing pengelola potensi desa.
Dari hasil pengamatan dan survei langsung Manajemen BUMDA terdiri atas Maha
dilapangan serta diskusi dengan responden Panureksa Utama atau Dewan Komisaris,
menunjukan bahwa tipe pantai yang ada di Bhaga Panureksa atau Badan Pengawas,
Pantai Pandawa adalah pantai pasir putih dan Bhaga Panuntun atau Badan Pembina dan
sedikit karang yang bersumber dari karang Bhaga Pamupon atau Dewan Direksi.
yang ada disana. Lebar pantai diukur dari jarak Manajemen Bhaga Pamupon dibedakan atas
antara surut terendah dengan vegetasi terakhir Pamupon Utama atau Manajemen Pusat
yang ada di pantai, yaitu dengan menggunakan Holding Company dan Pamupon Madya atau
roll meter. Pengambilan data pengukuran Manajemen Unit dan Pelayanan. Pamupon
terdiri dari 3 (tiga) titik yang diambil secara Utama terdiri atas Maha Manggala Utama atau
acak pada setiap titik pengamatan. Pengukuran Direktur Utama dan dibantu oleh Manggala
dilakukan pada jam 4 sore dengan kondisi Utama atau Direktur, Penyarikan Utama atau
surut. Kemudian hasil pengamatan tersebut Kepala Tata Usaha Utama, dan Petengen
dirata-rata untuk mewakili data pada setiap Utama Bendahara Utama. Sedangkan
titik pengamatan. Lebar pantai di Pantai Pamupon Madya terdiri atas Manggala atau

Program Studi Teknik Sipil · Fakultas Teknik · Univrsitas Udayana · Kampus Bukit Jimbaran – Bali 13
ISSN: 1411-1292
JURNAL ILMIAH TEKNIK SIPIL · A SCIENTIFIC JOURNAL OF CIVIL ENGINEERING· Vol. 24 No. 1 Januari 2020
E-ISSN: 2541-5484

Manajer, Penyarikan atau Kepala Tata Usaha, Unit pengelolaan kawasan wisata Pantai
dan Petengen atau Bendahara dan dibantu oleh Pandawa memiliki struktur organisasi yang
kepala devisi atau kepala bagian. Saat ini ditunjukan pada Gambar 1 sebagai berikut:
komposisi Maha Panureksa Utama atau Dewan
Komisaris BUMDA. Maha Manggala Utama
atau Direktur Utama dijabat Bendesa Adat
Kutuh. BUMDA Desa Adat Kutuh telah
membawahi 9 (Sembilan) unit yaitu delapan
unit usaha berorientasi keuntungan dan 1
(satu) unit berorientasi layanan, yaitu:

Tabel 1 Unit Usaha dan Layanan BUMDA


No Unit Usaha dan Layanan BUMDA
1 Unit Usaha Lembaga Perkreditan Desa
2 Unit Usaha Pengelolaan Wisata Pantai
Pandawa
3 Unit Usaha Pengelolaan Barang dan Jasa
4 Unit Usaha Pengelolaan Wisata Gunung
Payung
5 Unit Usaha Piranti Yadnya
6 Unit Usaha Wisata Paragliding
7 Unit Usaha Atraksi Seni dan Budaya
8 Unit Usaha Pandawa Mandiri Transport
9 Unit Layanan Kesehatan dan Keamanan
Sumber : Desa Adat Kutuh, (2014)
Gambar 1. Unit pengelolaan kawasan wisata Pantai
Berdasarkan Keputusan Bendesa Adat Pandawa.
Desa Adat Kutuh Nomor 002/KEP.
DAK/I/2015 tertanggal 5 Januari 2014, Susunan struktur organisasi Pantai Pandawa
Tentang Penetapan (Bhaga Pamupon) Dewan dipimpin oleh manajer, bendahara, kepala tata
Direksi Bhaga Utsaha Manunggal Desa Adat usaha dan staf khusus. Adapun susuan kepala
[BUMDA] Desa Adat Kutuh adalah sebagai bagiannya yaitu: perencana dan
berikut: pengembangan, informasi, promosi dan
peningkatan SDM. Untuk kepala divisinya
Tabel 2. Dewan Direksi BUMDA yaitu: tiketing dan pungutan, keamanan,
No. JABATAN
1 Maha Manggala Utama pelananan, kebersihan dan pertamanan.
Direktur Utama
2 Manggala Unit LPD Perencanaan Wilayah Pesisir di Pantai
M anager Unit LPDesa
3 Manggala Unit Pamupon Kawasan Wisata Pantai Pandawa
Pandawa Adapun perencanaan yang ada di Pantai
M anager Unit Pengelolaan Kawasan Wisata Pandawa yang bertahap dan terprogram adalah
Pandawa
4 Manggala Unit Pamupon Kawasan Wisata Gunung perencanaan jangka panjang dan perencanaan
Payung jangka pendek. Perencanaan jangka panjang
M anager Unit Pengelolaan Kawasan Wisata Gunung meliputi Perbaikan dan renovasi hal-hal yang
Payung
5 Manggala Unit Pamupon Barang lan Jasa perlu direnovasi seperti parkir, pembuatan
Manager Unit Pengadaan dan Distribusi Barang Jasa kantor untuk staf Pantai Pandawa,
6 Manggala Unit Pamupon Atraksi Wisata Paragliding
Manager Unit Atraksi Wisata Paragliding
pengembangan bagian timur (kawasan sawang
7 Manggala Unit Pamupon Piranti Yadnya belang), pengembangan arena pementasan
Manager Unit Piranti Yadnya kesenian dan penambahan fasilitas hiburan
8 Manggala Unit Pamupon Atraksi Seni dan Budaya
Manager Unit Rintisan Atraksi Seni dan Budaya
(permainan). Pelaksanaan dilapangan untuk
9 Manggala Unit Pamupon Pandawa Mandiri perencanaan dilakukan oleh tenaga-tenaga ahli
Transportasi dalam perencanaan atau langsung dilakukan
Manager Unit Rintisan Pandawa Mandiri
Transportasi
oleh pihak pengelola dengan memberdayakan
Sumber: Desa Adat Kutuh(2016) masyarakat Desa Kutuh dari berbagai unsur
profesi dan dimediasi oleh Adat dan Dinas.
Hambatan atau kendala dalam perencanaan

Program Studi Teknik Sipil · Fakultas Teknik · Univrsitas Udayana · Kampus Bukit Jimbaran – Bali 14
Pengelolaan Wilayah Pesisir Di Pantai Pandawa………………………………………………………...Pujianiki, Dirgayusa, Januatmika

pengelolaan di Pantai Pandawa adalah kunjungan wisatawan dari mancanegara.


beberapa lahan di Pantai Pandawa dimiliki Selain wisata bahari Pantai Pandawa juga
oleh pihak pribadi (investor), 47% memiliki wisata tebing yang masih
masyarakat/pelaku usaha di Pantai pandawa berkembang saat ini.
memahami bahwa perencanaan yang dilakukan f. Pemanfaatan sebagai Usaha perikanan dan
di Pantai Pandawa dilakukan oleh pihak kelautan serta industri perikanan secara
pengelola dan secara umum kendalanya adalah lestari di Pantai Pandawa tidak ada karena
pada pendanaan, sarana dan prasarana. tidak adanya kelompok nelayan (hanya ada
nelayan musiman).
Pemanfaatan Wilayah Pesisir di Pantai g. Untuk pemanfaatan sebagai pertanian
Pandawa organik dikawasan pesisir Pantai Pandawa
Pemanfaaatan di Pantai Pandawa sesuai tidak ada karena kawasan Pantai Pandawa
pasal 23 angka 2 UU Nomor 1 Tahun 2014 memiliki struktur tanah yang keras (batu
adalah sebagai berikut: kapur), jadi tidak cocok untuk pertanian
a. Pantai Pandawa memiliki pemanfaatan organik.
sebagai daerah konservasi yaitu konservasi h. Tidak adanya pemanfaatan sebagai
terumbu karang dan rumput laut. Adapun peternakan diwilayah pesisir Pantai
zona dari kawasan Pantai Pandawa yaitu: Pandawa.
zona kawasan Suci, kawasan surfing,
kawasan pemainan (bermain air) dan Pengawasan Wilayah Pesisir di Pantai
kawasan terumbu karang dan rumput laut.
b. Pendidikan dan pelatihan dikawasan Pandawa
wilayah pesisir Pantai Pandawa dilakukan Sistem pengawasan di Pantai Pandawa
dengan mengadakan pembinaan yang lebih dengan menggunakan sistem pengawasan
untuk pengelolaan Pantai Pandawa setiap berbasis Desa Adat yang memberdayakan
bulan yang langsung dibina dari 2 orang masyarakat desa Kutuh sebagai pengawas dan
badan pembina dan 2 orang badan kelembagaan Desa Adat sebagai
pengawas BUMDA, untuk mengevaluasi koordinatornya. Desa Adat memiliki badan
segala permasalahan dan segala kegiatan pengawas khusus yang dibentuk oleh Bhaga
administrasi atau pelaporan pertanggung Utsaha Manunggal Desa Adat (BUMDA) yang
jawaban setiap bulannya. Pelatihan beranggotakan dari 2 orang serta diawasi
tersebut seperti pelatihan bahasa, langsung oleh manajemen unit Pantai
penguasaan teknologi informasi berbentuk Pandawa. Untuk pengawasan secara umum
sistem, edukasi pertanian rumput laut, dilakukan oleh kelembagaan Dinas dan Adat.
terumbu karang, pelatihan tentang Dari kelembagaan Dinas ada Dinas Pariwisata,
bertatausaha untuk pedagang, pelatihan Kebudayaan dan Prebekel sedangkan dari
keselamatan kerja, pengamanan pantai, kelembagaan Desa Adat ada Bendesa, Direktur
spa/masas dan setiap tahun dilakukan studi BUMDA, badan pembina dan badan
banding keluar daerah. pengawas. Sistem pengawasannya berbentuk
c. Untuk penelitian dan pengembangan sistem pengawasan harian, bulanan dan
dikawasan pesisir Pantai Pandawa tahunan. Pengawasan pelaksanaan di Pantai
dilakukan oleh para mahasiswa/i dari Pandawa dilakukan oleh manajemen Pandawa,
beberapa kampus, pelaku usaha, dinas satpam, life guard (penjaga pantai) dan
kelautan mengenai tata cara pemberdayaan Pecalang.
pengembangan terumbu karang, rumput
laut dan abalon (mali-mali) yang bertujuan Pengendalian Wilayah Pesisir di Pantai
agar destinasi dari Pantai Pandawa bisa Pandawa
menjadi lebih baik lagi. Pengendalian wilayah pesisir di Pantai
d. Pantai Pandawa juga memiliki budidaya Pandawa menggunakan sistem pengendalian
laut seperti budidaya terumbu karang dan berbasis masyarakat adat yang sudah
rumput laut yang sedang berkembang dimanajemenkan oleh Desa Adat Kutuh.
menjadi objek agrowisata. Pengendalian dilakukan oleh Desa Adat
e. Untuk daerah pariwisata Pantai Pandawa dengan membentuk BUMDA yang dipimpin
sudah dibilang sebagai objek wisata bahari oleh seorang Direktur Utama, Dewan Direksi,
yang mendunia karena banyaknya Badan Pengawas, Badan Pembina dan

Program Studi Teknik Sipil · Fakultas Teknik · Univrsitas Udayana · Kampus Bukit Jimbaran – Bali 15
ISSN: 1411-1292
JURNAL ILMIAH TEKNIK SIPIL · A SCIENTIFIC JOURNAL OF CIVIL ENGINEERING· Vol. 24 No. 1 Januari 2020
E-ISSN: 2541-5484

Manajemen Unit Usaha Pantai Pandawa. rumput laut. Untuk daerah pariwisata
Evaluasi dari pengendalian pelaksanaan Pantai Pandawa sudah dibilang sebagai
perencanaan di Pantai Pandawa dilakukan objek wisata bahari yang mendunia karena
setiap harinya, untuk evaluasi menyeluruh banyaknya kunjungan wisatawan dari
dilakukan setiap bulannya, adapun yang mancanegara.
bersifat periodik maupun yang bersifat urgent 3. Pengawasan wilayah pesisir di Pantai
(dadakan) serta adanya evaluasi tahunan untuk Pandawa adalah pengawasan dengan
seluruh unit BUMDA (studi banding). Kalau sistem pengawasan berbasis Desa Adat
evaluasi bulanan hanya dilakukan oleh yang memberdayakan masyarakat Desa
Direktur BUMDA, Badan Pengawas dan Kutuh sebagai pengawas dan kelembagaan
Badan Pembina secara intern. Evaluasi Desa Adat sebagai koordinatornya. Untuk
dirangkum dan dilaporkan ke Direktur Utama pengawasan secara umum dilakukan oleh
BUMDA dan disampaikan dirapat umum kelembagaan Dinas dan Adat.
BUMDA. Dampak terhadap pelestarian 4. Pengendalian wilayah pesisir di Pantai
lingkungan dalam pengelolaan wilayah pesisir Pandawa menggunakan sistem
di Pantai Pandawa adalah sudah dilakukannya pengendalian berbasis masyarakat adat
pelestarian biota laut dan penghijauan disekitar yang sudah dimanajemenkan oleh Desa
area pantai serta dilarang menggunakan mesin Adat Kutuh. Pengendalian dilakukan oleh
untuk aktivitas di air. Dampak positif dalam Desa Adat dengan membentuk BUMDA.
perekonomian masyarakat pengelolaan
wilayah pesisir Pantai Pandawa yaitu Saran
masyarakat Desa Kutuh dapat kesempatan Berdasarkan hasil pembahasan dan
untuk berwirausaha di Pantai Pandawa. simpulan beberapa saran dapat diberikan
Adapun program evaluasi dalam sebagai berikut :
pengendalian pelaksanaan di Pantai Pandawa 1. Manajemen pengelolaan Pantai Pandawa
yang sudah terkendali dilakukan oleh masih perlu ditingkatkan untuk pelaku
manajemen dengan penyusunan program usaha dalam melakukan usahanya dan dari
setiap 1 tahun. Dalam penyusunan program segi administrasi manajemen Pantai
tersebut konsultasi publik dilakukan untuk Pandawa masih kurang dan perlu di
memajukan Pantai Pandawa dengan cara tingkatkan dengan dilakukannya
promosi langsung atau mengedarkan browser pembinaan secara menyeluruh dan
dan memperkenalkan Pantai Pandawa ke terpusat.
masyarakat luas (mancanegara). Promosi bisa 2. Dalam pengolahan sampah diperlukannya
juga dilakukan dengan melakukan konsultasi tim khusus untuk mengolah sampah
ke guide dan tour leader serta ke para pelaku menjadi bahan layak pakai seperti sampah
wisata yang ada di Pantai Pandawa. batok kelapa bisa dijadikan souvenir dan
langsung dijual di wilayah Pantai
Pandawa.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan DAFTAR PUSTAKA
Pengelolaan wilayah pesisir di Pantai Ahad, 2015. Pantai Pandawa. 18 Januari
Pandawa menggunakan pengelolaan berbasis 2015.
masyarakat. Pengelolaan wilayah pesisir di Desa Adat Kutuh, 2016. Laporan Pertanggung
Pantai Pandawa terdiri dari beberapa bagian Jawaban Bhaga Utsaha Manunggal
yaitu: Desa Adat (BUMDA) Tahun
1. Perencanaan yang terprogram meliputi Operasional 2016. Desa Adat Kutuh.
perencanaan jangka panjang dan Maha Manggala Utama, Bhaga Utsaha
perencanaan jangka pendek. Masih ada Manunggal Desa Adat (BUMDA).
kendala pada pendanaan, sarana dan Desa Adat Kutuh, 2016. Rencana Kerja Pantai
prasarana. Pandawa 2016. Manajemen Pantai
2. Pemanfataan wilayah pesisir di Pantai Pandawa.
Pandawa adalah sebagai daerah Desa Adat Kutuh, 2014. Tentang Pembentukan
konservasi, pendidikan dan pelatihan. Bhaga Utsaha Manunggal Desa Adat
Pantai Pandawa juga memiliki budidaya (BUMDA), Prarem Desa Adat Kutuh,
laut seperti budidaya terumbu karang dan Nomor 1 Tahun 2014.

Program Studi Teknik Sipil · Fakultas Teknik · Univrsitas Udayana · Kampus Bukit Jimbaran – Bali 16
Pengelolaan Wilayah Pesisir Di Pantai Pandawa………………………………………………………...Pujianiki, Dirgayusa, Januatmika

Kabupaten Badung, 2013. Rencana Tata


Ruang Wilayah Kabupaten Badung.
Peraturan Daerah Kabupaten Badung
Nomor 26 Tahun 2013.
Republik Indonesia. 2007. Pengelolaan
Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau
Kecil. Undang-Undang Nomor 27
Tahun 2007.
Republik Indonesia. 2014. Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 27 Tahun
2007 Tentang Pengelolaan Wilayah
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.
Undang-Undang Nomor 1 Tahun
2014.

Program Studi Teknik Sipil · Fakultas Teknik · Univrsitas Udayana · Kampus Bukit Jimbaran – Bali 17

Anda mungkin juga menyukai