Anda di halaman 1dari 4

Menumbuhkan Jiwa Kewirausahaan!

Di era ini menjadi wirausahawan sudah menjadi profesi yang banyak diminati dan
menjanjikan jika dilakukan dengan benar dan tepat. Selain sudah ada pendidikan
formal di perguruan tinggi yang secara khusus mengajarkan tentang
kewirausahaan, banyak pula kisah sukses milenial yang memulai usaha dari 0 dan
berhasil membawa bisnis mereka hingga ke skala internasional.

Apakah saat ini kamu salah satunya yang sedang menjalankan sebuah usaha? Atau
sedang merencanakan memiliki usaha sendiri? Dalam memiliki usaha, kamu juga
harus memiliki jiwa kewirausahaan dan mindset yang tepat. Jika kamu masih baru
dalam dunia bisnis, tentu kamu akan belajar untuk memiliki jiwa kewirausahaan.
Sebelum belajar memiliki jiwa kewirausahaan, ketahui dulu kamu adalah tipe
pengusaha seperti apa. 

Tipe Kewirausahaan
Setiap orang memiliki aspirasi dan visi yang berbeda dalam menjalan bisnis. Hal
ini dipengaruhi oleh kepribadian, keterampilan, dan karakteristik. Meskipun setiap
jenis wirausaha memiliki tantangan yang sama, berdasarkan kepribadian tersebut
ada cara-cara berbeda dalam mengatasinya. Sehingga setiap wirausahawan
memiliki cara yang unik dan sumber daya berbeda dalam mengatasi masalah
tersebut. Dilansir dari Indeed, ada 9 tipe entrepreneurship, yaitu:

1. Kewirausahaan usaha kecil

Orang yang memiliki usaha skala kecil kemungkinan besar akan mencari
keuntungan untuk menghidupi keluarga secara sederhana. Bagi tipe ini, tidak
dibutuhkan keuntungan skala besar atau pendanaan besar karena tujuannya hanya
untuk memenuhi kehidupan sehari-hari dan mempertahankan perusahaan.
Seringkali bisnis ini seringnya dijalankan langsung oleh pemilik, dengan karyawan
anggota keluarga. Contohnya adalah warung, salon kecil, butik kecil, dan
sebagainya.  

2. Kewirausahaan perusahaan besar

Kewirausahaan ini adalah tingkat lanjut dimana pelakunya sudah memahami


bagaimana cara mempertahankan inovasi. Biasanya ketika sebuah perusahaan
memiliki jumlah siklus hidup terbatas. Tipe perusahaan ini sering menciptakan
produk baru mengikuti tren pasar. Kewirausahaan kecil dapat berubah menjadi
besar jika sudah berkembang atau sudah diakuisisi perusahaan besar.

3. Kewirausahaan startup yang scalable

Kewirausahaan ini umumnya percaya dapat mengubah dunia. Untuk itu jenis
perusahaan ini banyak mencari dana dan permodalan besar, serta mempekerjakan
karyawan dengan keahlian khusus dan spesifik. Mereka fokus pada pemanfaatan
teknologi. Contoh start-up scalable adalah Facebook, Instagram, dan Google.

4. Kewirausahaan sosial

Wirausahawan tipe ini bertujuan memecahkan masalah sosial. Tujuan utamanya


membuat dunia yang lebih baik. Profit besar bukan tujuan utama, biasanya
perusahaan ini bergerak di bidang filantropi. Contohnya seperti KitaBisa, Dompet
Dhuafa, dan sebagainya.

5. Kewirausahaan yang inovatif

Kewirausahaan ini mengutamakan inovasi bisnis dan penemuan baru dengan


mengembangkan yang sudah ada. Kegiatannya akan sangat menantang dengan
banyak eksplorasi ide. Biasanya yang memimpin perusahaan ini adalah orang yang
memiliki kepribadian yang sangat termotivasi dan bersemangat. Bisnis jenis ini
akan menghadapi banyak risiko dan membutuhkan banyak riset mendalam.

6. Kewirausahaan peneliti

Wirausaha ini sangat mementingkan penelitian mendalam sebelum menentukan


produk atau layanan yang akan ditawarkan. Tipe ini percaya dengan persiapan dan
informasi yang tepat mereka akan memiliki peluang tinggi untuk berhasil dan
meminimalkan peluang kegagalan. Fakta, data, dan logika lebih digunakan
daripada intuisi mereka. Contohnya start-up dalam bidang kesehatan.

7. Kewirausahaan pembeli

Tipe wirausahawan ini menggunakan kekayaan atau aset yang mereka miliki untuk
membeli bisnis yang menurut mereka akan berhasil dan memiliki umur panjang.
Tipe bisnis ini mencari bisnis yang menjanjikan dan akan berhasil, Kemudian
merubah manajemen dan strategi bisnis jika diperlukan. Tipe ini kurang berisiko
karena umumnya membeli perusahaan yang sudah mapan.
8. Kewirausahaan Hustler

Orang-orang yang berusaha keras untuk mencapai tujuannya memulai semua riset
dari nol. Tipe ini dengan ambisi yang kuat akan selalu berusaha mencari ruang
untuk berkolaborasi dengan wirausaha lain. 

9. Kewirausahaan Imitator

Kewirausahaan ini mencari inspirasi dari bisnis orang lain yang sudah ada dengan
tujuan membuat skema yang lebih baik dan menguntungkan. Hal ini juga bisa
dilakukan untuk belajar dari kesalahan orang lain sehingga dalam implementasi
bisnis tidak mengulang hal yang sama. 

Menumbuhkan Jiwa Kewirausahaan

Setelah mengetahui kamu tipe wirausahawan seperti apa, mungkin kamu akan
bertanya-tanya bagaimana memiliki jiwa kewirausahaan. Banyak pengusaha sukses
yang sudah membeberkan rahasianya dalam menjalankan bisnisnya. Kamu sudah
tahu ada banyak aspek yang harus dimiliki dalam menumbuhkan jiwa
kewirausahaan, tapi mana yang paling utama?

Rasionalitas Kewirausahaan

Menurut pemaparan Bylund, seorang PhD dan Associate Professor di Universitas


Negeri Oklahoma, Amerika Serikat, dalam artikel Entrepreneur aspek utama untuk
menumbuhkan jiwa kewirausahaan adalah memiliki rasionalitas kewirausahaan.
Dengan memanfaatkan rasionalitas kewirausahaan, kamu akan membuat
keputusan-keputusan dengan lebih baik untuk bisnismu dengan tidak hanya
mengandalkan keberuntungan.

Apa itu rasionalitas Kewirausahaan? Sederhananya, rasionalitas kewirausahaan


adalah pemahaman kamu mengenai peranmu sebagai pengusaha atau orang yang
menjalankan suatu bisnis. Mungkin kamu memiliki idealisme mengenai produk
yang kamu hasilkan dan pasarkan. Tapi perlu diingat dan pahami, bahwa bos
sebenarnya adalah konsumen atau pelanggan. Setiap produk bisnis akan dievaluasi
oleh pelanggan, apakah mereka puas dan mau menggunakannya lagi. Untuk itu
kamu harus mengembangkan sifat empati, memahami kebutuhan pelanggan secara
mendalam. 
Empati

Kemudian yang kedua adalah memahami pelanggan. Jeff Bezos pemilik Amazon
mengatakan alasan kesuksesan perusahaannya adalah karena terobsesi pada
pelanggan. Konsumen dapat mendukung kesuksesan usahamu, tapi juga dapat
berubah menjadi kelompok yang tidak setia karena dapat mengubah keputusan
ketika melihat produk lain yang lebih menarik dan menguntungkan. Untuk itu
melalui berempati, kamu akan membaca trend pasar dan bisa jadi membuat tren
pasar itu sendiri. Kamu harus bergerak selangkah lebih maju dari konsumen dan
melihat ke mana mereka akan berada. 

Empati berarti memahami apa yang konsumen rasakan, motivasi mereka dalam
melakukan suatu hal, serta tujuan dan aspirasi mereka terhadap suatu permasalahan
dan kondisi. Kamu akan dapat memberi solusi terbaik baik bagi konsumen jika
dapat memahami cara berempati. 

Tips Menumbuhkan Jiwa Kewirausahaan


Setelah menumbuhkan dua poin penting dalam jiwa kewirausahaan, yaitu
rasionalitas kewirausahaan dan berempati, ada beberapa lagi cara untuk
menumbuhkan jiwa kewirausahaan. Seperti buat target dan tujuan masa depan,
cepat melihat peluang, mempelajari kisah sukses orang lain, rutin melakukan
inovasi, kreatif, dan fokus pada tujuan.

Menumbuhkan jiwa kewirausahaan membutuhkan praktik langsung dan


konsistensi. Mungkin akan ada saat dimana kamu akan merasa keluar dari zona
nyaman, merasakan tekanan emosi, dan bosan. Jika kamu mulai merasakan
hambatan dalam melakukan kegiatan kewirausahaan, saatnya melihat kembali apa
tujuan kamu dalam menjalankan bisnis. Cari juga metode dan cara kerja baru.
Kamu bisa bergabung dengan komunitas wirausaha, misalnya, untuk saling berbagi
ilmu dan trik bisnis sehingga bisa belajar bersama. 

Mulai Praktik
Itu dia cara menumbuhkan jiwa kewirausahaan yang dapat kamu praktikkan
langsung. Pastikan kamu sudah menentukan tipe wirausahawan apa yang kamu
tuju, dengan begitu kamu akan lebih mudah memetakan tujuan bisnis dan rencana
ke depannya.

Anda mungkin juga menyukai