Laporan PKL Alam Tani
Laporan PKL Alam Tani
Diajukan Oleh :
NIM : 1805051021
NIM : 1805051021
ii
LEMBAR PENGESAHAN
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan anugerah-Nya yang telah memberikan pengetahuan dan kesehatan
sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapangan ini.
Praktik Kerja Lapangan ini merupakan kegiatan yang ada pada kurikulum
Program Studi Teknik Konversi Energi dan sebagai salah satu syarat
menyelesaikan perkuliahan semester VI program pendidikan Diploma III Program
Studi Teknik Konversi Energi, Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Medan.
Untuk itu, penulis telah melaksanakan Praktik Kerja Lapangan pada tanggal 20
Maret 2021 sampai dengan 20 Maret 2021 di Air Terjun Alam Tani Asahan
1. Bapak Abdul Rahman, S.E., Ak., M.Si., selaku Direktur Politeknik Negeri
Medan;
2. Bapak Idham Kamil, S.T., M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin
Politeknik Negeri Medan;
3. Bapak Ir. Abdul Razak, M.T., selaku Sekretaris Jurusan Teknik Mesin
Politeknik Negeri Medan;
4. Bapak Aulia Salman, S.T., M.T., selaku Kepala Program Studi Teknik
Konversi Energi Politeknik Negeri Medan;
5. Bapak Ir. Husin Ibrahim, M.T., selaku dosen pembimbing Praktik Kerja
Lapangan yang telah memberi bimbingan dan arahan kepada penulis;
iv
8. Bapak Muhammad Fikri Asryadi, Shi., selaku Sekretariat Desa Lobu Rappa,
Kecamatan Aek Songsongan, Kabupaten Asahan;
9. Bapak Togap Panjaitan, selaku Kepala Dusun 1 Desa Lobu Rappa sekaligus
pembimbing PKL penulis di Air Terjun Alam Tani ;
10. Bang Dedi, selaku supir yang mengantarkan penulis ke Air Terjun Alam
Tani;
11. Seluruh Staf dan Pegawai di Balai Desa Lobu Rappa, Kecamatan Aek
Songsongan, Kabupaten Asahan;
12. Ayah dan Ibu yang tercinta, yang senantiasa memberikan motivasi, semangat,
doa, dan bantuan moril maupun materi kepada penulis hingga saat ini;
13. Seluruh rekan-rekan seperjuangan kelas EN-6B yang sedang Praktik Kerja
Lapangan dan teman-teman Teknik Konversi Energi stambuk 2018, serta
semua pihak yang telah membantu penulis dalam proses pengerjaan laporan
ini.
Medan,
Hormat Penulis,
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................iii
KATA PENGANTAR............................................................................................iv
DAFTAR TABEL................................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.2 Pelaksanaan....................................................................................................2
1.3 Tujuan............................................................................................................2
1.4 Manfaat..........................................................................................................3
1.5 Sistopiktika.....................................................................................................3
2.1 Profil Desa Lobu Rappa dan Air Terjun Alam Tani......................................4
2.2.1 Meteran....................................................................................................6
2.2.3 Stopwatch.................................................................................................7
vi
2.3.2 Pengukuran Debit (Q)..............................................................................9
3.1 Simpulan.......................................................................................................24
3.2 Saran.............................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................25
LAMPIRAN-LAMPIRAN....................................................................................26
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.2 Data Pengukuran Laju Aliran Air Terjun Alam Tani............................19
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
1. Dibandingkan dengan pembangkit listrik jenis yang lain, PLTMH ini cukup
murah karena menggunakan energi alam.
2. Memiliki konstruksi yang sederhana dan dapat dioperasikan di daerah
terpencil dengan tenaga terampil penduduk daerah setempat dengan sedikit
latihan.
3. Tidak menimbulkan pencemaran.
4. Dapat dipadukan dengan program lainnya seperti irigasi dan perikanan.
1
Daerah pegunungan memiliki potensi pembangunan Pembangkit Listrik
Tenaga Mikrohidro (PLTMH) lebih baik karena sebagian daerah pegunungan
terdapat sumber mata air yang mengalir melalui sungai-sungai sepanjang tahun.
Aliran sepanjang tahun dan mempunyai ketinggian dapat dimanfaatkan sebagai
Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro.
1.2 Pelaksanaan
1.3 Tujuan
Adapun tujuan kerja praktik yang dilaksanakan di Air Terjun Alam Tani
adalah:
2
5. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan lokasi
PLTMH.
1.4 Manfaat
1.5 Sistopiktika
BAB I : Pendahuluan
Pada bab ini penulis menjelaskan tentang profil desa, deskripsi alat,
observasi lapangan, pembahasan mengenai hasil Praktik Kerja Lapangan, dan
hambatan selama Praktik Kerja Lapangan.
Pada bab ini penulis menjelaskan tentang simpulan dan saran dari laporan
yang dibuat selama melaksanakan praktik kerja lapangan.
3
BAB II
PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
2.1 Profil Desa Lobu Rappa dan Air Terjun Alam Tani
Desa Lobu Rappa merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan
Aek Songsongan, Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera Utara. Raja pertama
yang ada di daerah tersebut adalah Raja Junjungan. Raja dan masyarakat asli suku
Batak Toba pada awalnya membuka hutan untuk membangun rumah dan
mengolah lahan. Nama desa tersebut berasal dari kata ‘Lobu’ yang artinya tempat
tinggal dan ‘Rappa’ yang merupakan pohon seperti tanaman petai. Opung Asi
Panjaitan adalah kepala desa yang pertama dan juga merupakan seorang veteran.
Pada masa penjajahan Belanda, terjadi agresi yang menyebabkan kepala desa
menjabat juga sebagai camat.
Saat ini, jumlah penduduk Desa Lobu Rappa adalah 2.676 jiwa yang
terdiri dari 582 kepala keluarga yang tersebar di lima dusun. Desa Lobu Rappa
merupakan salah satu dari sembilan desa yang ada di Kecamatan Aek Sonsongan,
Kabupaten Asahan. Desa-desa ini juga memliki perbatasan antara Desa Tangga
(sebelah Utara dan Barat), dan Desa Mekar Marjanji (sebelah Selatan dan Timur).
Desa Lobu Rappa memiliki kekayaan alam yang belum banyak di ketahui
oleh orang lain, yakni salah satunya adalah Air Terjun Alam Tani yang menjadi
4
objek riset untuk Praktik Kerja Lapangan penulis kali ini. Air Terjun Alam Tani
memiliki pemandangan yang sangat indah, tak heran banyak wisatawan yang
berkunjung untuk melepas penat.
Air terjun Alam Tani berasal dari sebuah sungai kecil yang mengalir melewati
hutan belantara dan kemudian bermuara di Sungai Asahan. Selain memiliki
pemandangan yang indah serta udara yang sejuk, air terjun ini juga memiliki nilai
lain yang tak kalah penting yakni memiliki potensi untuk menjadi Pembangkit
Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH).
KEPALA DESA
SEKRETARIAT
DESA
KEPALA DUSUN I KEPALA DUSUN II KEPALA DUSUN III KEPALA DUSUN IV KEPALA DUSUN V
Togap Panjaitan Fajar Siahaan Rudi Marpaung Bai Tampubolon Rismayadi, S.Pd
5
2.2.1 Meteran
Aplikasi klinometer bisa didapatkan di App Store atau Google Play Store.
Tentunya penggunaan aplikasi ini lebih praktis dan lebih akurat dibandingkan
klinometer manual. Penggunaannya cukup dengan mengarahkan ke puncak objek
yang akan dikukur kemiringannya. Setelah itu, sudut kemiringan langsung tertera
di layar handphone.
Alat ini terbuat dari busur yang direkatkan sejajar dengan sedotan dan
dihubungkan dengan benang yang sudah terikat dengan pemberat kecil (jarum)
serta pastikan benang sudah lurus di sudut 90° .
6
Gambar 2.3 Klinometer Sederhana
2.2.3 Stopwatch
Stopwatch adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur satuan waktu
(detik). Ada dua jenis stopwatch yaitu analog dan digital. Stopwatch analog
menggunakan jarum seperti arloji sebagai alat pengukurnya sedangkan stopwatch
digital menggunakan layar LCD dan hasilnya jauh lebih akurat.
Adapun alat pendukung yang digunakan seperti bola plastik, bambu, tali,
pemberat (batu), tripod, dan spidol.
7
2.3 Bidang yang Diamati
Pada pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan di Air Terjun Alam Tani, secara
garis besar penulis melakukan pengambilan beberapa data yakni mengukur head
(H) dan debit (Q) air terjun.
Rumus:
H g=H 1 + H 2+ H 3 …+ H n
8
2. Metode alat ukur ketinggian portabel
Berbeda dengan metode yang lain, metode ini adalah metode yang
termudah dan cocok untuk pengukuran dengan waktu yang cepat.
Keunggulan dari metode ini diantaranya bisa dilakukan satu orang saja,
peralatan tidak besar dan mudah diatur, mudah dan nyaman untuk
mengukur jarak jauh serta lereng yang curam.
Rumus:
H g=H 1 + H 2+ H 3 …+ H n
Rumus:
H g=b × tan α
Dalam penentuan debit air terdapat beberapa metode yang bisa digunakan
yakni.
1. Metode bendung
Untuk mendapatkan hasil pengukuran yang lebih akurat bisa
dilakukan dengan menggunakan atau membangun bendung bibir tajam.
Metode ini juga akan dapat secara signifikan menambah nilai kecepatan,
tekanan ketinggian dari aliran yang akan memengaruhi besarnya debit
air.
2. Metode pengenceran (garam)
9
3. Metode current meter (meteran arus)
4. Metode trapesium
Pada perhitungan debit (Q) diperlukan beberapa data seperti laju aliran air
(v) dan luas penampang sungai (A). Dalam proses pengambilan data laju aliran,
hal pertama yang penulis lakukan adalah mencari bagian aliran air yang lurus dan
usahakan tidak berbatu, setelah itu dilakukan pengukuran lebar pada aliran,
setelah mengetahui lebar aliran maka langkah selanjutnya menentukan batas
panjang aliran yang nantinya akan dilalui oleh bola plastik, batas panjang aliran
ialah 3 kali lebar aliran, selanjutnya pemasangan bambu dan tali di titik awal dan
titik akhir batas aliran yang telah ditentukan, hal ini berguna sebagai penanda dan
pembatas aliran yang akan diukur agar mempermudah penulis dalam mengambil
data laju aliran, setelah semua persiapan selesai langkah selanjutnya ialah
meletakkan bola plastik sebelum titik awal serta persiapkan stopwatch, tunggu
hingga bola berada tepat lurus dengan tali pembatas titik awal dan memasuki area
penghitungan laju aliran, ketika posisi tersebut sudah tercapai dengan secara
bersamaaan hidupkan stopwatch dan tunggu hingga bola sudah sampai ke titik
akhir yang telah ditentukan, setelah sampai di titik akhir matikan stopwatch dan
catat berapa data yang dihasilkan, langkah itu dilakukan setiap jam selama lima
jam guna mengetahui perubahan laju aliran air per jamnya.
10
bambu sebagai pembatas dan penanda pada pengukuran laju aliran sebelumnya,
kemudian pada salah satu tali pembatas yang membentang lurus dari ujung ke
ujung lebar aliran diikat beberapa tali yang berjarak sama guna sebagai penanda
interval pengukuran kedalaman aliran air sungai menggunakan bantuan meteran,
langkah ini dilakukan setiap jam selama lima jam guna untuk mengetahui
perubahan ketinggian aliran setiap jamnya. Untuk pengukuran lebar sungai juga
menggunakan meteran.
2.4 Pembahasan
11
Dalam perencanaan pembangunan suatu PLTMH diperlukan dua aspek
penting sebagai studi kelayakan, yaitu aspek teknis (hidrologi, kelistrikan, dan
sipil) dan non-teknis (ekonomi/finansial, sosial budaya. dan lingkungan). Berikut
merupakan penjelasan singkat aspek-aspek teknis sebagai studi kelayakan
PLTMH.
1. Aspek Hidrologi
Aspek hidrologi mencakup debit air dan tinggi air terjun (head)
sebagai uji kelayakan daya yang akan dihasilkan dengan menggunakan
formula/perhitungan tertentu. Dalam hal ini diperlukan pengukuran debit
minimum yang mengalir pada sungai/saluran air, debit air pada saat
banjir, dan pengukuran debit air secara time series, dan head air terjun.
2. Aspek Sipil
Aspek sipil mencakup keadaan topografi, geologi, dan mekanika
tanah yang akan digunakan untuk rumah pembangkit (power house) dan
rute saluran air.
3. Aspek Mekanikal Elektrikal/Kelistrikan
Aspek mekanikal elektrikal bertujuan untuk memlih jenis turbin
dan komponen elektrikal yang sesuai.
Aspek yang diteliti pada kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini
merupakan kelayakan dari aspek hidrologi, yaitu head air terjun dan debit air.
Perlu diketahui juga bahwa dalam pembangkitan listrik tenaga mikrohidro aspek-
aspek lain sangat berpengaruh dalam menentukan akurasi nilai daya yang
dihasilkan.
12
Gambar 2.6 Komponen PLTMH
1. Bendungan (Weir)
Bendungan (Weir) atau waduk adalah bangunan yang berada
melintang sungai yang berfungsi untuk membelokkan arah aliran air.
Konstruksi bendungan (weir) bertujuan untuk menaikkan dan mengontrol
tinggi air dalam sungai secara signifikan sehingga elevasi muka air cukup
untuk dialihkan ke dalam intake pembangkit listrik tenaga mikrohidro.
2. Saluran Penyadap (Intake)
Saluran penyadap adalah bagian dari konstruksi sipil yang
digunakan untuk masuknya air dari sungai menuju saluran pembawa
dengan dilengkapi penghalang sampah.
3. Saluran Pembawa (Headrace)
Saluran pembawa berfungsi untuk mengalirkan air dari intake
sampai ke kolam penenang. Selain itu, salutran ini juga berfungsi untuk
mempertahankan kestabilan debit air. Saluran air untuk sebuah
pembangkit skala kecil cenderung untuk memiliki bangunan yang
terbuka.
13
4. Saluran Pelimpah (Spillway)
Saluran pelimpah berfungsi untuk mrngurangi kelebihan air pada
saluran pembawa.
5. Kolam Penenang (Forebay)
Kolam penenang berfungsi untuk mengendapkan dan menyaring
kembali air agar kotoran tidak masuk dan merusak turbin. Selain itu,
kolam penenang aliran air yang akan masuk ke dalam pipa pesat.
6. Pipa Pesat (Penstock)
Pipa pesat (penstock) adalah pipa yang berfungsi untuk
mengalirkan air dari kolam penenang (forebay) menuju turbin air.
7. Rumah Pembangkit (Power House)
Pada rumah pembangkit ini terdapat turbin, generator dan
peralatan lainnya. Bangunan ini menyerupai rumah dan diberi atap untuk
melindungi peralatan dari hujan dan gangguan-gangguan lainnya.
8. Saluran Pembuang (Tailrace)
Saluran pembuang berfungsi untuk mengalirkan air keluar setelah
memutar turbin.
9. Turbin
Turbin berfungsi untuk mengubah energi potensial menjadi energi
mekanik. Air akan memukul sudu-sudu dari turbin sehingga turbin
berputar. Perputaran turbin ini dihubungkan ke generator. Turbin terdiri
dari berbagai jenis seperti turbin Francis, Kaplan, Pelton, dan lain-lain.
10. Generator
Generator dihubungkan ke turbin dengan bantuan poros dan
gearbox, memanfaatkan perputaran turbin untuk memutar kumparan
magnet di dalam generator sehingga terjadi pergerakan elektron yang
membangkitkan arus AC. Hampir semua energi listrik dibangkitkan
dengan menggunakan mesin sinkron. Generator sering (sering disebut
alternator) adalah mesin sinkron yang digunakan untuk mengubah daya
mekanik menjadi daya listrik. Generator sinkron dapat berupa generator
sinkron tiga fasa atau generator sinkron AC satu fasa tergantung dari
kebutuhan.
14
11. Sistem Kontrol
Sistem kontrol berfungsi untuk menyeimbangkan energi input dan
energi output dengan cara mengatur input (flow) atau mengatur output
(listrik) sehingga sistem akan seimbang. Perubahan beban terhadap
waktu peran sistem kontrol sangat penting untuk menjaga stabilitas
sistem terutama kualitas listrik yang dihasilkan pembangkit (tegangan
dan frekuensi). Tujuan pengontrolan pada PLTMH adalah untuk menjaga
sistem elektrik dan mesin agar selalu berada pada daerah kerja yang
diperbolehkan. Flow control dapat diartikan sebagai pengaturan besarnya
daya hidrolik berupa debit ait yang masuk ke turbin dengan mengatur
katup turbin (guide vane).
12. Panel Hubung dan Lemari Hubung
Jenis dan pengaturan suatu panel hubung (switch board) ditentukan
dengan memperhatikan jumlah unit peralatan jumlah rangkaian saluran
transmisi, sistem kontrol, jumlah petugas kerja (operating personel) serta
skala dan pentingnya pusat listrik yang bersangkutan.
13. Jaringan Distribusi
Jaringan distribusi terdiri dari kawat penghantar, tiang, isolator,
dan transformator. Jaringan tersebut dapat menggunakan kawat
penghantar berbahan aluminium atau bahan campuran lain. Pada jaringan
distribusi tegangan rendah biasanya digunakan kawat penghantar
berisolasi. Tiang pada saluran distribusi dapat berupa tiang baja, beton,
kayu. Isolator digunakan untuk memisahkan bagian-bagian yang aktif
atau bertegangan jika penghantar yang digunakan merupakan konduktor
tanpa isolasi.
15
minihydro, pembangkit dengan kapasitas 5-100 kW dikenal dengan microhydro
dan pembangkit dengan kapasitas kurang dari 5 kW dikenal dengan picohydro.
Indonesia kaya akan sumber daya alam, bisa dilihat dari letak geografis
Indonesia, dimana Indonesia dikelilingi dengan beribu pulau dan diapit oleh dua
samudra bahkan sebagain besar wilayah Indonesia adalah lautan. Tidak sedikit
wilayah indonesia dikaruniai dengan sumber daya air yang melimpah. Oleh
karena itu, air merupakan energi yang relatif mudah didapat di Indonesia, dan
dapat digunakan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang berskala
besar atau yang berskala kecil seperti minihydro, microhydro dan picohydro.
Berikut ini merupakan pembahasan dari aspek hidrologi, yaitu head (H)
dan debit (Q) beserta pembahasan potensi daya yang dapat dihasilkan.
Untuk mendapatkan nilai head (H) dibutuhkan data dari besar sudut
kemiringan antara permukaan dengan tinggi air terjun (Ɵ) dan jarak titik
pengukuran ke titik jatuh air terjun (X) menggunakan trigonometri sudut deviasi
yaitu:
16
Gambar 2.7 Segitiga siku-siku
Rumus:
H ( meter)
tanƟ=
X (meter )
5 24 0,42 9,25
Rata-Rata 9,54
Rata-Rata 9,61
17
3 24 0,42 9,25
5 24 0,42 9,25
Rata-Rata 9,16
Rata-Rata 9,09
Berdasarkan data head yang dihasilkan pada tabel 2.1, nilai head pada air
terjun yang diperoleh setiap satu jam terhadap jarak pengukuran yang konstan
mengalami kenaikan ataupun penurunan yang sangat kecil. Hal ini tidak dapat
menunjukkan adanya perubahan yang berarti dari head air terjun.
2.4.2 Debit
Debit adalah jumlah air yang melewati sungai dalam suatu periode waktu
tertentu dan dinyatakan dalam satuan m3 /detik atau liter /detik , dalam pengukuran
debit air terdapat beberapa komponen data diantaranya laju aliran dan luas
penampang.
1. Laju aliran
18
Rumus:
L
V=
T
Tabel 2.2 Data Pengukuran Laju Aliran Air Terjun Alam Tani
Rata-Rata 0,214
Pada tabel 2.2, dapat diasumsikan bahwa terjadi perlambatan waktu yang
ditempuh oleh bola dalam mencapai jarak atau panjang aliran yang sudah
ditentukan sehingga terjadi penurunan laju aliran pada air.
2. Luas Penampang
([ d )
+ d(x−1)
]
n
A=∑
(x)
Lx
x=1 2
.
Keterangan:
19
Tabel 2.3 Data Pengukuran Luas Penampang
Dn D0 D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7 D8
(cm) 0 15 23 40 40 43 47 50 50
50 56 58 55 57 50 49 55 49
44 26 22 16 0 2058,9
10 15 16
20 23 22
26
30
Dn
40 40
40 43 44
47
50 50 50 50 49 49
50 55 55
56 57
58
60
70
Lx
20
Diketahui:
A = 2058,9 cm2
V = 0,214 m/s
Penyelesaian: 𝑄 = 𝐴. 𝑉
𝑄 = 2058,9 𝑐𝑚2 𝑥 0,214 𝑚/𝑠
𝑄 = 2058,9 . 10−4 𝑚2 𝑥 0,214 𝑚/𝑠
𝑄 = 0,044 𝑚3 /𝑠
Maka dari itu, debit aliran yang diperoleh dari hasil kali antara laju
aliran dan luas penampang adalah 0,044 m3 /s. Pada dasarnya, untuk
menentukan nilai optimum daya yang akan dibangkitkan sepanjang tahun
dibutuhkan data debit pada tahun normal atau rata-rata dari data debit tahun
basah dan tahun kering.
2.4.3 Daya (P)
Daya teoritis yang dihasilkan pembangkit mikrohidro dapat dihitung
melaui besar debit, tinggi jatuh air, percepatan gravitasi serta massa jenis air
sedangkan dalam perhitungan daya aktual terdapat beberapa komponen penting
yang harus diperhitungkan, yaitu efisiensi pada sistem. Efisiensi pada sistem
meliputi efisiensi penstock, efisiensi generator, dan efisiensi turbin. Berikut
merupakan rumus yang dapat digunakan untuk menghitung besarnya daya teoritis
maupun daya aktual.
0,21369026 77991,6907
1 9,81 9,35 3979,65
7 4
Pt =ρ . g . Q. H
21
Pg= ρ. g .Q . H .η o
Keterangan:
Diketahui:
ρ = 1000 kg/m3
g = 9,81 m/ s2
Q = 0,044 m3 /s
H = 9,35 m
Penyelesaian:
𝑃𝑡 = 𝜌. 𝑔.𝑄. 𝐻
𝑃𝑡 = 1000 𝑘𝑔/m3𝑥 9,81 𝑚/ s2 𝑥 0,044 m3 /𝑠 𝑥 9,35 𝑚
𝑃𝑡 = 4035,834 𝑊𝑎𝑡𝑡
Dalam menghasilkan nilai yang akurat dibutuhkan sampel yang lebih dari
satu dan kurun waktu yang lebih lama dalam perhitungan rata-rata data yang lebih
22
akurat, dikarenakan banyak faktor yang dapat mempengaruhi perhitungan seperti
curah hujan, kecepatan aliran, luas daerah aliran. Namun kali ini, penulis hanya
mampu mengumpulkan data sampel satu hari pengukuran.
23
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Dari hasil Praktik Kerja Lapangan di Air Terjun Alam Tani Asahan maka
ditarik kesimpulan, antara lain :
1. Potensi daya yang dapat dihasilkan oleh Air Terjun Alam Tani yaitu
sebesar 4.036 kW.
2. Daya tersebut belum memasuki kategori klasifikasi energi air micro
hydro (5 kW-100 kW) melainkan pico hydro (100 W-5kW) yang pada
dasarnya keduanya adalah pembangkitan tenaga listrik tenaga air
berskala kecil dibandingkan PLTA.
3. Dalam perencanaan pembangunan suatu PLTMH diperlukan dua aspek
penting sebagai studi kelayakan, yaitu aspek teknis (hidrologi,
kelistrikan, dan sipil) dan non-teknis (ekonomi/finansial, sosial budaya.
dan lingkungan).
4. Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) memiliki tiga
komponen utama, yaitu air, turbin, dan generator.
3.2 Saran
24
DAFTAR PUSTAKA
Gianti, W., Intan, T.S., Maricsha, 2019, Trigonometri Sudut Deviasi, Universitas
Bengkulu, Bengkulu.
https://walhijabar.wordpress.com/2008/01/10/pembangkit-listrik-tenaga-mikro-
hidro-pltmh/
25
LAMPIRAN-LAMPIRAN
26