INTO SPINAL CANAL (ICD 9 CM PROCEDURES= 03.92) RS. BHAYANGKARA MAKASSAR Jl. Letjen MAppaoudang No. 63 No. Dokumen No. Revisi Halaman Makassar SPO/ 08 /CL/ - 1/4 V/2020 DASAR HUKUM Tanggal Terbit 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Disahkan, Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara KARUMKIT BHAYANGKARA MAKASSAR Republik Indonesia. 2. Undang-undang Republik Indonesia No. 44 Agustus 2020 Tahun 2009 tentang rumah sakit 3. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2011 tentang dr. FARID AMANSYAH Sp.PD Susunan Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Bhayangkara Kepolisian Negara KOMBES POL NRP 70012136 Republik Indonesia Adhesiolysis atau prosedur intervensi nyeri merupakan salah satu tehnik manajemen nyeri. Teknik ini merupakan teknik invasive minimal (minimally invasive procedure) dimana merupakan teknik dengan meminimalkan tindakan operatif. Tindakan ini dapat dilakukan dengan pendekatan Epidural Prosedur, Sacroiliac Joint Prosedur, Lumbar median branch procedures, Lumbar facet joint procedures, Lumbar Intradiscal Procedures, dan Spinal PENGERTIAN cord stimulator. Adhesiolysis ini dilakukan dengan menggunakan epidural procedures yang meliputi: 1. Transforaminal Epidural Injection 2. Interlaminar Epidural injection 3. Caudal Epidural Injestion Dimana pada tindakan ini dilakukan dengan memasukkan preparat obat (kortikosteroid dicampur dengan lidokain) ke dalam ruang epidural, melalui neuroforamen (foramen intervertebralis).
Sebagai acuan perawat untuk mempersiapkan alat dan
TUJUAN obat yang dibutuhkan dalam tindakan adhesiolysis/ injection of other agent into spinal canal. SK Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Makassar KEBIJAKAN PERSIAPAN ALAT DAN OBAT TINDAKAN ADHESIOLYSIS/ INJECTION OF OTHER AGENT INTO SPINAL CANAL (ICD 9 CM PROCEDURES= 03.92) RS. BHAYANGKARA MAKASSAR Jl. Letjen MAppaoudang No. 63 No. Dokumen No. Revisi Halaman Makassar SPO/ 08 /CL/ - 2/4 V/2020 Nomor: KEP/73/VI/2016 tentang Kebijakan Pelayanan Radiologi dan Diagnostik Imaging. 1. Kasus-kasus nyeri punggung bawah yang akut maupun kronik dengan NPRS 6-7 2. Kasus-kasus nyeri punggung bawah yang disertai dengan nyeri radikuler akibat proses iritasi dan inflamasi di dorsal root ganglion akibat prolapsus diskus intervertebralis (HNP) baik grade 1 (Bulging INDIKASI Disc), grade 2 (Protusio Disc), grade 3 (Ekstrusio Disc) dan grade 4(Sekuestrasio Disc). 3. Kasus-kasus stenosis spinalis, coccygodynia, sacral nerve root scarring, nyeri daerah rectum, neuralgia pudendal, fraktur os sacrum, metastasis tumor ke daerah sacrum. Penderita diasthesis, infeksi lokal atau sistemik, gangguan mental sehingga kesulitan dalam KONTRA INDIKASI komunikasi, sedasi dalam, tidak kooperatif, pasca operasi punggung, kelainan degeneratif berat pada struktur vertebra, dislokasi diskus vertebra yang lebar, serta hipertropi sendi faset vertebra lumbal. PROSEDUR Persiapan sebelum prosedur : Pemeriksaan fisik secara umum dilakukan satu hari sebelum dilakukan tindakan adhesiolysis/ injection of other agent into spinal canal untuk melihat adanya kontraindikasi prosedur : 1. Laboratorium lengkap : DR, PT APTT, INR, GDS, UR/CR, HBSAG bisa tambahan GOT/GPT dan elektrolit 2. Thorax PA 3. EKG 4. Konsul cath lab 5. MRI Lumbosacral 6. Pasang infus tangan kiri PERSIAPAN ALAT DAN OBAT TINDAKAN ADHESIOLYSIS/ INJECTION OF OTHER AGENT INTO SPINAL CANAL (ICD 9 CM PROCEDURES= 03.92) RS. BHAYANGKARA MAKASSAR Jl. Letjen MAppaoudang No. 63 No. Dokumen No. Revisi Halaman Makassar SPO/ 08 /CL/ - 3/4 V/2020 7. Premedikasi Dexamethasone dan Ranitidine injection 30 menit sebelum prosedur tindakan 8. Informed consent harus dijelaskan kepada seluruh pasien Persiapan Mesin Mesin Cathlab monoplane atau bi plane Alat DC shock disamping meja cathlab Alat dan bahan : 1. Jarum Epidural transforaminal SPINOCAIN No 23 (B Braun) 2. Jarum Epidural translaminar Perifix 400 Filter Set (B Braun) 3. Spoit 3 cc 4. Spoit 10 cc 5. Needle 23 6. Lidocain 2% (ampul) 7. Triamcinolone Acetonide (Flamicort) 40 mg/ml 8. Perfusor Tubing White 150 cm, diameter 0.9 mm (B Braun) 9. Kontras 10.Set Kain steril 11.Set alat untuk kontras, Normal Saline (NS) dan betadine PROSEDUR TINDAKAN 1. Pasien yang akan menjalani prosedur ini telah menjalani pemeriksaan status umum dan neurologis, darah rutin, EKG, ureum dan kreatinin, PT/APTT dan roentgen foto thorax 2. Pasien ditelungkupkan di atas meja prosedur, cek persiapan prosedur yang akan dilakukan, dilakukan tindakan antiseptik dengan betadine,dan persiapan lapangan prosedur. 3. Kemudian menentukan titik sesuai dengan level dorsal root nerve yang akan dilakukan tindakan dengan menggunakan jarum spinocain untuk melakukan tindakan transforaminal epidural injeksi PERSIAPAN ALAT DAN OBAT TINDAKAN ADHESIOLYSIS/ INJECTION OF OTHER AGENT INTO SPINAL CANAL (ICD 9 CM PROCEDURES= 03.92) RS. BHAYANGKARA MAKASSAR Jl. Letjen MAppaoudang No. 63 No. Dokumen No. Revisi Halaman Makassar SPO/ 08 /CL/ - 4/4 V/2020 dan jarum epidural translaminar perifix untuk melakukan tindakan interlaminar epidural injeksi maupun caudal epidural injeksi. 4. Kemudian obat campuran disuntikkan ke masing- masing titik yang telah ditetapkan sebelumnya dengan ketentuan bahwa satu titik untuk transforaminal epidural injeksi obat yang dimasukkan minimal 40 mg kortikosteroid dicampur dengan 1 ml lidokain 2%. Sementara untuk untuk iterlaminar dan caudal campuran obat yang dimasukkan minimal 80 mg kortikosteroid dicampur dengan 1 ml lidokain 2%. 5. Setelah obat di suntikkan prosedur selesai. 1. Memfollow up tensi, nadi, pernapasan dan suhu PASCA PROSEDUR serta tanda-tanda nyeri. TINDAKAN 2. Pasien tengkurap selama 3 jam diikuti miring kanan 30 menit dan miring kiri 30 menit.
INDIKATOR MEDIS Pasien pulang tanpa defisit neurologi baru akibat tindakan.
1. Boswell MV, Trescot AM, Datta S, et al.
Interventional techniques: evidence based practice guidelines in the management of chronic spinal KEPUSTAKAAN pain, Pain Physician, 2007;10(1):7-11. 2. Heavner JE. Drugs used in interventional techniques. In:Raj PP, et al. Interventional Pain Management: Image-Guided Procedures. 2nd.