A
nestesi spinal memiliki kelebihan itu, dexmedetomidine juga tidak atau sedikit kelompok A menerima normal saline, B
seperti mempertahankan pernapasan memiliki efek terhadap laju pernapasan dan dexmedetomidine 0,2 ug/kgBB/jam, dan
spontan dan juga mempertahankan volume tidal. Akan tetapi, pemulihannya kelompok C dexmedetomidine 0,4 mg/kgBB/
efek muscle relaxant pada otot yang lambat. Penggunaan dexmedetomidine dalam jam.
diperlukan ketika pembedahan, serta anestesi regional, seperti epidural, spinal, dan
bebas risiko aspirasi intubasi dan pulmoner. blok saraf, menunjukkan efek sedasi yang lebih Berikut hasil studi tersebut:
Akan tetapi, kecemasan pasien merupakan baik pada PACU (post anesthetic care unit). 1. BIS (bispectral index) pada menit ke-70
kekurangan anestesi spinal ini. Pada secara bermakna lebih rendah pada kelompok
umumnya, kegagalan anestesi regional, Sebuah studi terbaru mengevaluasi dosis B dan C jika dibandingkan dengan kelompok
termasuk anestesi spinal, lebih dikaitkan optimal dexmedetomidine yang dapat A (p<0,05).
dengan efek sedasi yang tidak adekuat dan menghasilkan waktu pemulihan yang cepat 2. BIS pada menit ke-120 secara bermakna
juga kecemasan, daripada terkait teknik. dengan efek sedasi adekuat pada anestesi lebih tinggi pada kelompok A dan B jika
Sedasi yang adekuat dapat mengurangi spinal dengan durasi 1-2 jam. Sejumlah 120 dibandingkan dengan kelompok C (p<0,05).
kecemasan, memperbaiki stres fisiologi dan pasien yang akan menjalani pembedahan 3. Penurunan denyut jantung dan tekanan
psikologi, serta meningkatkan kepuasan elektif dengan anestesi spinal diikutkan arterial rerata sebanding antara ketiga
pasien dan juga dokter bedah. dalam studi ini. Pasien diberi prehidrasi kelompok (p>0,05).
dengan cairan kristaloid sebelum anestesi 4. Di PACU, MAS (modified aldrete score)
Pada anestesi spinal, agen yang umum spinal dengan dosis 10 mL/kg. Pasien diberi secara bermakna lebih tinggi selama 30 menit
digunakan adalah propofol dan midazolam. bupivacaine hiperbarik dengan dosis 13 pada kelompok A jika dibandingkan dengan
Propofol dapat memberikan efek penurunan mg secara intratekal kemudian dilanjutkan kelompok B dan C (p<0,05).
kesadaran yang cepat dan dalam. Dengan dengan loading dose dexmedetomidine 1
infus kontinu, kecepatan infus dapat ug/kg. Kemudian pasien dibagi menjadi Simpulannya, pemberian dexmedetomidine
disesuaikan untuk mencapai efek sedasi 3 kelompok untuk dosis pemeliharan, dapat bermanfaat sebagai sedasi pada
yang diinginkan. Selain itu, pemulihan dapat
Time Time
dicapai segera setelah infus dihentikan.
Akan tetapi, propofol sering kali berdampak
menurunkan fungsi kardiovaskuler dan
pulmoner.
REFERENSI:
1. Ok HG, Baek SH, Baik SW, Kim HK, Shin SW, Kim KH. Optimal dose of dexmedetomidine for sedation during spinal anesthesia. Korean J Anesthesiol. 2013;64(5):426-31.
2. Lee S, Kim BH, Lim K, Stalker D, Wisemandle W, Shin SG, etal. Pharmacokinetics and pharmacodynamics of intravenous dexmedetomidine in healthy Korean subjects. J Clin Pharm Ther
2012; 37: 698-703.