Tentang
Disusun Oleh :
NOVI WULANDARI
B.133.18.0120
v
vi
ABSTRAK
vii
ABSTRACT
The type of research carried out is a case study which is then described to
describe the production process and then draw conclusions. The data collection
method used is the observation method (direct review to the company) and
interviews with staff and employees to complete the data that has not been
obtained in the observation. If the data has been collected, it is compiled in a
report containing important parts related to the production process at PT. AST
INDONESIA.
The results of the study can be concluded that PT. AST INDONESIA is a
furniture company that produces knock down goods not assembled in the form of
ready-to-use, but goods sold with a disassembly system so if you want to assemble
the customer simply follows the instructions included.
viii
DAFTAR ISI
Daftar Isi........................................................................................................... ix
1.1. Latar Belakang Pemilihan Bidang dan Objek Kerja Praktek ................... 1
ix
2.1.4. Manajemen Produksi.................................................................. 15
x
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................ 76
xi
DAFTAR GAMBAR
4.2. Box
4.6. Talltype
4.9. Edge
4.10. Dowel
4.11. Screw
4.13.Engsel Sendok
4.19. PB Sheet
xii
4.22. Proses Penyisiran Barang
4.23. Tennoner 1
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Kartu konsultasi
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
Proses produksi adalah suatu cara atau metode, dengan demikian proses
produksi menyangkut tentang hal-hal yang meliputi : cara produksi, urutan
produksi, mesin dan peralatan, bahan baku serta tenaga kerja yang digunakan.
Dalam proses produksi perlu adanya perencanaan dan pengawasan. Perencanaan
3
adalah pemilihan sekumpulan kegiatan dan pemutusan selanjutnya apa yang harus
dilakukan, kapan, bagaimana, dan oleh siapa (Handoko, 2003:77).
Kualitas merupakan suatu hal yang sangat penting dalam proses produksi
di PT.AST INDONESIA. Perusahaan harus menghasilkan kualitas produk yang
sesuai dengan spesifikasi keinginan pelanggan dapat tercapai.Pengawasan produk
diimplementasikan sebagai jaminan pada konsumen bahwa produk yang diterima
konsumen memiliki mutu baik. Sehingga PT. AST INDONESIA menganut faktor
produksi Sumber Daya Manusia terdiri atas :
2.1.1. Produksi
6
7
TAHAP 1
TAHAP 2 TAHAP 3
BAHAN
BAKU/INPUT PROSES
PRODUKSI BARANG
JADI/OUTPUT
Gambar 2.1. Sumber : LKP yang berjudul Proses Produksi pada PT.
GRAND BEST INDONESIA, oleh ANINDHITA C. (2021)
A. Bahan baku
Secara umum pengertian bahan baku adalah bahan yang digunakan untuk
aktivitas proses produksi. Keberadaan bahan baku sangatlah penting dalam
kelancaran proses produksi. Bahan baku mutlak ada jika perusahaan akan
melakukan produksi. Bahan baku merupakan bagian dalam perencanaan jangka
pendek yang berarti memiliki peran dalam proses produksi. Bahan baku
menentukan kelancaran proses produksi yang dilakukan perusahaan.
Menurut T. Hani Handoko (2011) input dalam proses produksi terdiri atas
sumber daya manusia, dana (modal) dan bahan baku. Input produksi merupakan
masukan faktor-faktor produksi yang perlu dilakukan proses sehingga dapat
9
menambah nilai guna atas masukan tersebut yang dapat berupa barang ataupun
jasa.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa bakan baku merupakan suatu
bahan mentah yang dibutuhkan bagi setiap perusahaan karena bahan baku adalah
bahan utama atau bahan mentah yang akan diolah dan diproses oleh suatu
perusahaan untuk dapat menjadi barang setengah jadi ataupun barang jadi.
Jenis-jenis Bahan baku menurut Gunawan Adisaputro dan Marwan Asri (1985),
dibagi menjadi dua, yaitu :
b. Barang jadi
Barang jadi adalah barang yang siap pakai, yang siap langsung
dikonsumsi oleh konsumen akhir untuk memenuhi kebutuhannya. Barang jadi
ini merupakan haasil produksi yang panjang dari barang mentah menjadi
barang setengah jadi hingga menjadi barang yang siap dikonsumsi oleh
konsumen akhir.
a) Produk yang dihasilkan dalam jumlah yang sangat kecil didasar atas
pesanan.
b) Mesinnya bersifat umum dan dapat digunakan mengolah bermacam-
macam produk.
c) Biasanya menggunakan sistem atau cara penyusunan peralatan
berdasarkan atas fungsi dalam proses produksi atau peralatan yang sama,
dikelompokkan pada tempat yang sama.
d) Karyawan mempunyai keahlian khusus.
e) Proses produksi tidak mudah terhenti walaupun terjadi kerusakaan salah
satu mesin atau peralatan.
f) Persediaan bahan mentah banyak.
g) Bahan-bahan yang dipindahkan dengan tenaga manusia.
14
Selain itu, ada juga revolusi industri yang seperti pergantian tenaga
manusia menggunakan robot atau mesin di dalam proses produksi. Revolusi
industri akan membuat target dari produksi bisa tercapai. Pun, karyawan akan
berusaha meningkatkan keahlian supaya bisa bersaing. Adapun beberapa ahli juga
mendefinisikan pengertian manajemen produksi seperti di bawah ini :
16
investasi, maka tingkat kualitas barang tergantung pada tingkat pemenuhan fungsi
kepuasan penggunaan barang tersebut.
2. Wujud luar
Salah satu faktor yang penting dan seringkali digunakan oleh tingkat
konsumen dalam memililih suatu barang, pertama-tama adalah menentukan
kualitas barang tersebut yang ada diluar atau wujud luarnya. Karena masih sering
terjadi walaupun barang yang dihasilkan secara teknis telah maju tetapi apabila
wujud luarnya kurang dapat diterima konsumen, maka barang tersebut kurang
pula disenangi oleh para konsumen.
4. Perlu team yang terdiri dari mereka yang berkecimpung dalam bidang-
bidang sebagai berikut :
PT. AST INDONESIA berdiri pada bulan juli tahun 1996, berlangsungnya
produksi dimulai sejak oktober 1999. Pada bulan mei tahun 2000 PT. AST
INDONESIA berpindah tempat yang berada di Kawasan Industri WijayaKusuma,
Jl. Raya Semarang – Kendal KM 12 Blok A-01, kota Semarang. Perusahaan ini
bergerak dibidang manufakture yang berupa Plastic Injection, Wood Working,
Spray Painting, Piano Painting, dan Assembling of Musical Instrument, yang
merupakan perusahaan PMA (Penanaman Modal Asing) dari Jepang, pendiri
perusahaan ini adalah Mr. Sumitomo.
PT. AST INDONESIA telah mendirikan dua pabrik didaerah yang sama.
Pabrik yang pertama atau biasa disebut ASTI I digunakan sebagai proses
berlangsungnya produksi dan Pabrik ASTI II digunakan sebagai gudang
penyimpanan bahan baku / material, mesin yang rusak atau tidak terpakai karena
ganti model, dan lain sebagainya.
Jumlah tenaga kerja yang dimiliki PT. AST INDONESIA sebanyak 3000
karyawan, ditotal dari keseluruhan shift. Adapun pembagian shift kerja PT. AST
INDONESIA yaitu :
1. Produksi 1 memiliki satu shift kerja yaitu non shift pukul 08.00-17.00
WIB.
20
2. Produksi 2 memiliki dua shift kerja yaitu shift pagi pukul 08.00-17.00
WIB dan shift malam pukul 23.00-08.00 WIB.
3. Produksi 5 memiliki tiga shift kerja yaitu shift pagi pukul 07.00-15.00
WIB, shift siang pukul 15.00-23.00 WIB, dan shift malam pukul 23.00-
07.00 WIB.
PT. AST INDONESIA merupakan salah satu perusahaan manufakture
terbesar di wilayah Semarang, penghasil produk-produk ekspor diberbagai
mancanegara yang telah didominasi oleh negara Jepang, Taiwan, Korea,
Singapura, dan lain sebagainya.
Adapun Visi dan Misi perusahaan PT. AST INDONESIA adalah sebagai berikut :
Setiap perusahaan pasti memiliki budaya kerja unik yang berbeda satu
sama lain. Budaya ini diciptakan dengan maksud untuk membuat karyawan lebih
produktif dan mencapai hasil yang sejalan dengan visi perusahaan. Lebih dari
sekedar aturan berpakaian atau desain interior kantor, budaya kerja juga
mencakup relasi antar karyawan dan gaya kepemimpinan di suatu organisasi.
Singkatnya, budaya merupakan konsep yang mengatur perilaku serta mewakili
nilai kolektif, keyakinan, dan prinsip dari anggota organgisasi. Berikut merupakan
10 kebudayaan PT. AST INDONESIA :
Tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian dari gambar diatas
dapat diuraikan secara singkat, sebagai berikut :
a. Presiden Direktur
d. Manager Produksi
g. Supervisor
Tugas Supervisor :
h. Leader
Tugas Leader :
Bertanggung jawab dalam mencapai suatu target pekerjaan yang telah ditetapkan
dan sesuai denganaturan. Mengkoordinir seluruh aktifitas tim dalam mengolalh
seluruh kegiatan baik dilapangan maupun dikantor.
j. Operator
Tugas Operator :
3. Memotivasi diri agar bisa skill up tentang tugas dan tanggung jawab serta
menguasai job dilapangan kerja.
Tanggung jawab Operator :
Menjaga kondisi area kerja supaya stabil dan kondusif serta tidak terjadi banyak
masalah atau troble, melaporkan atau menginformasikan kepada atasan jika terjadi
trouble, menerapkan sistem 5S, serta melaporkan hasil kerja atau aktifitas dalam
sehari-hari kepada atasan setingkat.
BAB III
Data yang diperlukan dalam penyusunan Laporan Kuliah Kerja Praktek ini
diperoleh penulis dari sumber yang dapat memberikan data yang dibutuhkan.
Adapun data primer dalam penulisan ini adalah sebagai berikut :
30
31
Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara yang dilakukan untuk
mengumpulkan data. Metode menunjuk pada suatu cara sehingga bisa
diperlihatkan penggunanya melalui angket, wawancara, pengamatan, tes,
dokumentasi dan lain sebagainya.
32
Metode pengumpulan data juga dapat diartikan sebagai teknik atau cara
yang dilakukan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Pengumpulan data
dilakukan untuk mendapatkan informasi yang diperlukan dalam rangka mencapai
tujuan penelitian. Menurut Sugiyono (201:2240) Metode pengumpulan data
adalah langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari
penelitian adalah mendapatkan data.
A. Wawancara
B. Observasi
Dalam observasi ini, penulis secara langsung terlibat dalam kegiatan sehari-
hari orang atau situasi yang diamati sebagai sumber data, misalnya dalam proses
prduksi penulis mengamati maupun mempelajari disetiap kegiatan produksi dan
ikut berpartisipasi sambil mencatat apa saja yang dirasa penting.
C. Dokumentasi
Dalam metode ini data yang dikumpulkan tentang beberapa data yang
berhubungan dengan prosese produksi yang diperoleh melalui buku- buku ilmiah
dan internet dari para ahli manajemen produksi.
BAB IV
Ashai Kasei merupakan salah satu line pada PT. AST INDONESIA yang
bergerak dibidang furniture berupa Wood Working. Pada zaman dahulu furniture
atau mebel terbuat dari kayu utuh (solid) tanpa sambungan agar lebih kokoh
karena ketebalannya. Karena sekarang ini persediaan kayu yang terbatas
kemudian orang membuat furniture dengan menggunakan kayu yang disambung-
sambung agar menghasilkan mebel. Sekarang ini persediaan kayu semakin langka
sehingga limbah kayu pun dimanfaatkan dan diolah menjadi kayu lapis untul
mebel. Wood Working yang dimaksud adalah pengelolaan sisa pengerjaan kayu
seperti serbuk kayu, potongan kayu, serpihan kayu, dan bahan kimia resin yang
direkatkan dengan tekanan tinggi dan kemudian dikeringkan.
35
36
Pada saat ini line Ashai Kasei menambah produk lainnya seperti kokuyo,
hal ini dapat dilihat dari kebutuhan pasar akan selera pelanggan. Jenis proses
produksi PT. AST INDONESIA merupakan jenis proses produksi Continuous
Process (proses produksi terus-menerus) karena proses produksi barang atas dasar
aliran produk dari satu operasi ke operasi berikutnya tanpa penumpukan disuatu
titik dalam proses.
Jenis kayu olahan ini terbuat dari sisa pekerjaan kayu seperti serbuk
gergaji, potongan kayu kecil, serpihan kayu, yang dicampur dengan bahan kimia
resin lalu direkatkan dan dipadatkan dengan mesin berkualitas tinggi. Kualitas
kayu yang dipadatkan pada particle board cenderung lebih kasar dan tidak
seragam, berbeda dengan jenis kayu olahan MDF.
41
1. D1 : dark, yaitu warna-warna gelap seperti cokelat tua, grey dan hitam.
2. L1 : light, yaitu warna-warna terang seperti kuning muda.
3. M1 : maroon, yaitu warna merah bata.
4. W1 : white, yaitu warna putih
5. R1 : rustic rose, yaitu warna tan atau cream.
Macam-macam material pelapis kayu :
2. Edge
Edge adalah material yang digunakan untuk membuat tepi trim yang tahan
lama dan menyenangkan secara estetika dengan tebal 0,4 mm. Tepi pita
digunakan untuk menutupi sisi material yang terbuka seperti plywood Particle
Board (PB) dan Medium Density Fiberboard (MDF) meningkatkan daya tahan
dan memberikan tampilan material padat atau lebih berharga. Tepi pita dapat
dibuat dari bahan yang berbeda termasuk PVC, ABS, akrilik, melamin, kayu atau
veneer kayu.
Adapun material aksesoris yang digunakan dalam proses produksi yaitu sebagai
berikut :
1. Dowel
Dowel merupakan batangan yang berbentuk silindris, biasanya terbuat dari
kayu, plastik, atau logam. Dalam bentuk aslinya diproduksi, sebuah paku kayu
berguna untuk menghubungkan antara kayu satu dengan yang lain.
Gambar 4.10 Dowel
2. Screw
Screw atau dalam bahasa indonesia yakni sekrup adalah suatu batang atau
tabung dengan alur heliks pada permukaannya. Penggunaan utamanya adalah
sebagai pengikat untuk menahan dua objek bersama, sekrup dapat juga
didefinisikan sebagai bidang miring yang membungkus suatu batang.
Gambar 4.11 Screw
3. Handle
Handle atau gagang pintu adalah sebuah gagang yang dipakai untuk
membuka atau menutup pintu, biasanya terbuat dari logam. Menjadikan
furniture anda semakin berkelas.
Gambar 4.12 Handle lemari
5. Kaki lemari
Kaki lemari terbuat dari kayu yang potong-potong menjadi beberapa bagian
menyerupai bentuk persegi berguna untuk memudahkan seseorang menggeser
lemari ke tempat lain,serta agar bagian bawah lemari tidak lecet.
Produk yang akan dibuat oleh penulis adalah Shoes Box (Rak sepatu).
Kegiatan operasioanal Ashai Kasei melalui 9 tahapan, ini diantaranya adalah
dimulai dari pemilihan bahan baku, adapun bahan baku yang di butuhkan sebagai
berikut :
mengikuti sesuai pola dan standart yang di tetapkan. Proses keempat adalah
penyisiran, barang shoes box disisir menggunakan mesin tenoner 1 guna menyisir
bagian panjang dan tenoner 2 guna menyisir bagian lebarnya. Mesin tenoner ini
befungsi menghaluskan sisi tebal barang guna mempermudah saat proses edge
banding, yaitu proses penempelan edge pada sisi tebal atau sisi samping. Keenam
yaitu proses dabo, top board, bottom board dan partition board merupakan barang
shoes box yang memerlukan proses ini. Sedangkan untuk side board L, side boar
R, door L, dan door R memerlukan proses NC / boring. Dan yang terakhir ada
proses pemberian aksesoris dan packing.
Produk ini termasuk dalam golongan furniture bongkar pasang atau knock
down jadi setelah proses produksi, barang tidak melalui proses perakitan tetapi
langsung proses packing.
A. PEMILIHAN KAYU
Pemilihan kayu adalah memisahkan suatu kayu yang memiliki kualitas baik
(good) dengan kayu yang kualitasnya kurang baik (NG atau not good). Dimana
kayu good akan menuju ke proses selanjutnya, sedangkan kayu NG akan
dikumpulkan dan diolah kembali menjadi wood working. Dalam pelaksanaan
proses ini dilakukan secara random. Bagian pemilihan material termasuk proses
dari pengendalian mutu yang melakukan pemeriksaan bahan baku begitu datang
untuk menghindari ketidak cocokan dengan orderan. Terdapat empat karyawan
yang bekerja pada proses ini, dengan catatan dua karyawan untuk input dan
sisanya untuk proses output kayu.
Proses transportasi dan penyimpanan yang kurang baik, akan menjadikan kayu
hasil olahan melengkung, hal tersebut perlu diperhatikan juga dalam pengecekan.
Oleh karena itu, proses penyimpanan atau mobilisasi kayu tidak menutup
48
kemungkinan kayu akan melengkung. Demikian juga arah serat kayu, penyusutan
bisa membuat kayu berubah bentuk. Cara kerja :
dari gudang ke line Ashai Kasei bila muatan banyak dan bila muatan
sedikit biasanya hanya menggunakan Hand pallet.
Gambar 4.17 Stock material digudang
B. PELAPISAN KAYU
Pelapisan kayu atau kerap disebut dengan laminasi yang memiliki arti yakni
melapisi kayu dengan paper sheet, agar kayu menjadi lebih awet dan mudah
dibersihkan. Terdapat enam karyawan dalam pengerjaan proses ini, satu karyawan
bertugas sebagai input, satu lagi untuk pengontrolan lem dan paper sheet, pada
tahap cutter dilakukan oleh dua karyawan dan sisanya bertugas sebagai inspection
dan helper.
Warna paper sheet sangat beragam mulai dari D1, L1, M1, W1 dan R1. Paper
sheet yang digunakan untuk membuat shoes box kali ini adalah warna L1 itu
berarti light atau warna terang seperti kuning muda dengan ketebalan 0,2 mm.
Pada proses ini mesin yang di pakai adalah mesin laminater, dan lem water based.
Walaupun mesin bekerja secara otomatis, tetap saja pada tahap akhir (output)
masih secara manual yaitu cutting sisa paper sheet menggunakan cutter. Laminasi
dilakukan selama dua periode, periode pertama untuk melapisi sisi atas dan
periode kedua untuk melapisi sisi bawah kayu.
Cara kerja :
50
C. PEMOTONGAN KAYU
Proses pemotongan merupakan proses dimana PB yang telah dilapisi oleh
sheet atau biasa disebut PB sheet akan dilanjutkan ke proses potong dengan
menggunakan mesin panel saw. PB Sheet dipotong dengan ukuran sebagai berikut
:
Cara kerja :
D. PENYISIRAN BARANG
Barang shoes box yang tidak melalui proses ini adalah rear board, jadi setelah
proses pemotongan barang tersebut langsung menuju packing. Proses sisir
merupakan penyisiran sisi-sisi barang dengan metode potong dan penghalusan
(amplas) agar menghasilkan barang dengan sisi samping yang lebih halus, lembut
guna mempermudah saat proses edge banding. Mesin sisir barang ada dua yaitu
tenoner 1 dan tenoner 2. Mesin tenoner 1 berfungsi untuk menyisir panjang
barang, sedangkan mesin tenoner 2 berfungsi untuk menyisir lebar.
Point cek kesesuaian proses sisir sama halnya dengan proses pemotongan. Jika
terdapat sisa pada sisi tepi kayu itu berarti kayu NG, tetapi jika tidak terdapat sisa
atau pass, rapat, dan tidak goyah maka kayu tersebut good. Pada proses ini hanya
memerlukan dua karyawan saja, karena jika dilihat dari tingkat pengerjaannya
tidak begitu sulit. Terdapat empat karyawan pada proses ini, input di duduki oleh
dua karyawan dan dua pula untuk tahap output.
Cara kerja :
E. EDGE BANDING
Proses edge banding merupakan penempelan edge ukuran 0,4 mm pada sisi
tebal komponen particle board produk. Warna yang digunakan sesuai dengan
55
warna paper sheet yaitu L1 kuning muda. Lem Hot-Melt di pakai untuk melapisi
permukaan sisi tebal secara merata dan menyeluruh tentunya, jika tidak merata
edge tidak akan menempel dan akan muda lepas.
Mesin edge banding adalah marunaka 01. Mesin ini sering disertakan dengan
sistem untuk memanaskan dan menerapkan lem. Dimana lem untuk mesin edge
banding dipanaskan hingga suhu 150-200 derajat Celcius, tidak terbakar, memiliki
konsistensi yang homogen dan bersirkulasi dengan baik. Proses ini hanya
memerlukan dua karyawan saja yang bertugas sebagai input dan output.
Cara kerja :
1. Masukkan barang shoes box yang telah di sisir pada mesin marunaka 01.
2. Dengan otomatis mesin marunaka 01 melapisi permukaan sisi samping
barang dengan lem Hot-Melt secara merata dan menyeluruh.
3. Proses penempelan Edge ini dilakukan empat kali di permukaan sisi tebal.
Jadi setelah barang sampai pada tahap output, kembalikan lagi pada tahap
input dan lakukan hal yang sama hingga keempat sisi tebal tertutupi oleh
edge.
* Top Board, Bottom Board dan Partition Board hanya dua sisi panjang saja
dikarena sisi lebar akan dilakukan proses dabo.
F. DABO
Top borad, bottom board dan partition board merupakan barang shoes box
yang memerlukan proses dabo ini. Proses dabo adalah operasi pengeboran yang
menghasilkan lubang bulat tempat dowel di sisi tebal suatu barang. Drilling
machine adalah mesin yang digunakan untuk mendabo. Seperti biasa setelah
proses dabo selesai di lanjutkan dengan pengecekan menggunakan jig kaca, yakni
alat untuk mengecek. Alat ini berbentuk menyerupai barang yang dicek dan
terbuat dari kaca plastik. Cara kerja :
1. Masukkan barang Shoes Box yang telah di edge pada mesin dabo.
2. Cek kesesuaian kedalaman dan diameter lubang menggunakan jig kaca.
Standart ketentuan kedalaman lubang yaitu 30 mm dan diameter sebesar
0,6 mm. Adapun kriteria pengecekan lubang hole inspection :
57
G. NC / BORING
Side board L, side board R, door L dan door R merupakan barang shoes box
yang melalui proses boring ini. Proses NC / boring adalah proses pengeboran
yang menghasilkan lubang pada sisi atas barang. Barang side board L dan side
board R memiliki standart ketentuan kedalaman lubang yaitu 30 mm dan diameter
sebesar 0,6 mm (ketentuan hole sama dengan proses dabo), sedangkan untuk door
L dan door R dengan standart ketentuan kedalaman lubang yaitu 20 mm ,
diameter 10 mm. Pada proses ini menggunakan mesin marunaka 03. Tahap output
dilakukan pengecekan memakai jig kaca.
Cara Kerja :
58
1. Masukkan barang Shoes Box yang telah melalui proses Edge pada mesin
Marunaka 03.
2. Cek kesesuaian lubang dan kedalaman menggunakan Jig Kaca.
Gambar 4.29 Boring Barang Shoes Box
H. PEMBERIAN AKSESORIS
Proses akhir dari produksi dimana dilakukan pemasangan aksesoris dan
kelengkapan lainnya pada komponen produk, serta proses penyempurnaan
komponen dengan check body, pembersihan, mentori dan cek kesesuaian.
Cara Kerja :
59
1. Pada proses ini seluruh kegiatan dilakukan secara manual tanpa campur
tangan mesin sedikitpun. Dengan begitu para karyawan harus double
ekstra hati-hati, teliti dan cermat dalam bekerja. Proses Input dibagi
menjadi empat tahapan, tahap pertama adalah Body Check, dengan
prosedur cek yaitu apakah ada NG/Defect barang seperti gores, kelupas,
lubang geser, mengkilap, benjol, dekok dan sebagainya. Jika tidak ada
defect atau dengan kata lain barang Good, maka Shoes Box akan menuju
proses selanjutnya.
Tahap kedua yaitu membersihkan kotoran-kotoran yang menmpel
pada barang. Tuangkan cairan Hcl di kain Majun dan usapkan secara
merata dan menyeluruh pada barang Shoes Box. Contoh kotoran tersebut
yaitu coretan dermatograf (pensil warna), bercak, sisa-sisa lem dan
lainnya.
Tahap ketiga yaitu mentori barang. Mentori adalah menghaluskan
permukaan yang runcing dengan menggunakan alat Kadoko. Biasanya
proses ini dilakukan pada tepi barang yang runcing akibat dari proses Edge
Banding. Tempelkan Kadoko pada ujung barang dan tarik mundur hingga
mengeluarkan serutan kayu. Ulangi proses tersebut pada keempat sisi
barang.
Tahap terakhir adalah cek kesesuaian barang, pasangkan Jig Kaca
pada Shoes Box dan goyang-goyangkan. Jika barang digoyangkan tidak
kocak (pas, rapat, tidak ada celah) maka barang Good, sedangkan bila
barang goyah (tidak pas, renggang, terdapat celah) berarti barang NG.
60
2. Pemberian lem Eva Phaethon pada lubang Dabo. Tuangkan lem setengah
dari kedalaman lubang (15 mm), tidak boleh full karena akan
mengakibatkan lem berceceran dan hasilnya tidak maksimal. Barang
Shoes Box yang melalui proses ini hanya Top Board, Bottom Board dan
Partition saja.
3. Pasang Dowel pada lubang Dabo yang telah diberi lem tadi, selanjutnya
pukul Dowel menggunakan palu kayu sampai ke dasar lubang. Pukul
Dowel dengan pelan. Hal ini dilakukan agar Dowel tidak pecah dan
terpasang secara sempurna.
4. Pemberian lem Eva Phaethon pada lubang NC/Boring. Tuangkan lem
setengah dari kedalaman lubang (15 mm). Selanjutnya pasang Dowel pada
lubang NC.
5. Setelah semua Dowel terpasang, lakukan Body Check sekali lagi (Double
Check) agar tidak kelolosan defect, barang siap packing.
Gambar 4. 31 Pemasangan Aksesoris Dowel
I. PACKING BARANG
Packing barang adalah pengemasan suatu barang yang siap untuk di ekspor ke
negara sakura. Tidak hanya pada proses pemberian aksesoris pada proses ini para
karyawan harus dengan ekstra hati-hati, cermat,dan teliti karena potensi customer
claim banyak terjadi pada proses ini. Tahun lalu tercatat cutomer claim bahwa
dalam packingan terdapat majun dan derma, kedua benda ini tidak termasuk
61
barang yang harus dikirimkan tetapi karena kesalahan salah satu karyawan
perusahaan harus menanggung dendanya.
Cara Kerja :
Gambar 4.32 Proses Packing Barang
Konsep lama
Tingkat akurasi atau kesesuaian antara produk dengan standart yang ditentukan.
Konsep baru
Tingkat akurasi atau kesesuaian antara produk dengan standart yang ditentukan
dan kepuasan pelanggan.
2. DOS
DOS (Dimensi Out Off Spec) adalah barang deceft yang berupa ukuran tidak
sesuai.
3. Function
Function adalah barang deceft yang tidak bisa dioperasionalkan atau tidak
berfungsi, misalnya piano yang tidak bisa berbunyi, lemari dengan pintu yang
tidak bisa dibuka.
4. Mistake
Mistake adalah barang deceft dikarenakan salah part atau material, misalnya
screw nails yang tidak sesuai.
Category barang NG
1. Minor (ringan) : Apperance
2. Mayor (berat) : DOS, Function dan Mistake
Faktor penyebab barang NG
1. Man : Orang (Skill kurang, tidak konsisten)
2. Machine : Mesin (Mesin yang tidak stabil, problem, design
tidak tepat)
3. Method : Cara (Metode atau petunjuk salah)
4. Material : Bahan ( Material NG yang tetap digunakan)
Dampak jika quality control tidak dilaksanakan adalah sebagai berikut :
1. Quality Down (kualitas menurun)
64
Kualitas menurun, ini terjadi karena tidak memperhatikan beberapa hal pada
saat proses produksi antara lain : seleksi bahan baku serta penyimpanan,
pengecekan setiap 10 pcs barang output dan menerima barang NG yang tetap
diproduksi. Hal-hal tersebut harus perhatikan dengan baik agar barang yang
diproduksi dapat menghasilkan produk High Quality.
Sebaliknya, dengan turunya kualitas dan penjualan produk maka biaya akan
menaik. Hal ini terjadi karena perusahaan akan melakukan segala upaya untuk
memulihkan keadaan yang terpuruk ini. Entah itu dengan menciptakan inovasi
baru pada produk yang dijual tentunya dengan kualitas yang baik juga, peralatan
65
yang kurang lengkap serta mesin yang sudah kuno diganti dengan menggunakan
mesin dan peralatan yang otomatis, semua ini tentunya secara tidak langsung
membuat biaya perusahaan membengkak.
Dalam kegiatan proses produksi wood working pada PT. AST INDONESIA
seringkali terdapat masalah-masalah atau kendala yang terjadi dan harus dicari
solusi untuk mengatasinya. Diantara beberapa kendala yang sering terjadi pada
proses produksi adalah sebagai berikut :
Melebihi 100-200pcs material yang telah ditetapkan schedule awal. Hal ini
dilakukan karena biasanya terjadi banyak perubahan terhadap aktual
barang, bahkan mungkin akan terjadi perubahan pada harga pula. Bila
harga material naik perusahaan akan mendapatkan banyak keuntungan.
Operator packing harus lebih teliti lagi dan berhati-hati agar tidak banyak
kelolosan dan memastikan kepada tim QC apakah sudah lengkap aksesoris
yang dimasukkan kedalam kardus box tersebut.
Pendataan shipping label tidak lagi dilakukan secara manual tetapi kini
shipping label discan dan data otomatis akan tampil dilayar monitor. Hal
ini juga mempermudahkan penghitungan jumlah barang yang di produksi
dalam sehari.
Lakukan double check (cek dua kali) dan pastikan barang benar-benar
lengkap siap untuk di bloking menggunakan plastic wrap.
BAB V
PENUTUP
69
70
Seluruh barang yang diproduksi oleh perusahaan ini termasuk dalam golongan
furniture bongkar pasang atau knock down. Sesuai namaya, furniture minimalis
jenis ini bisa dibongkar pasang sesuai kebutuhan. Serbuk kayu (wood woking)
yang dipress menjadi bilah-bilah papan dikemas bersama screw, handle, engsel
dan sebagainya. Umumnya perusahaan ini hanya memproduksi barang knock
down bukan berbentuk rakitan yang siap dipakai, melainkan barang dijual dengan
sistem bongkar pasang jadi bila ingin merakit pelanggan cukup mengikuti
petunjuk yang sudah disertakan.
Adapun konsep quality kontrol yakni tingkat akurasi atau kesesuaian antara
produk dengan standart yang ditentukan dan kepuasan pelanggan. Build in quality
adalah semua karyawan bertanggung jawab terhadap kualitas kerja masing-
masing dan selalu membangun kesadaran kualitas dilakukan dengan cara
mengerti, memahami dan melaksanakan. Dampak jika quality control tidak
dilaksanakan quality down (kualitas menurun), sales down (penjualan menurun)
dan cost up (biaya naik).
menurun. Mesin-mesin yang rusak atau error sering terjadi karena pada saat
proses produksi berlangsung lupa memberi pelumas, kesalahan dalam penggunaan
jenis lem, edge atau material lainnya yang defect akan mengakibatkan
terhambatnya proses produksi dan membuat barang NG. Adanya keterlambatan
atas bahan baku yang datang, juga termasuk pemicu tehambatnya poses produksi
dan bisa jadi akan menghasilkan hasil produksi yang tidak maksimal yang
dikarenakan waktu terus berjalan, sedangkan pengiriman harus tepat sesuai
schedule barang yang sudah terjadwal. Penumpukan barang yang tidak
memenuhi standart kerja, serta barang rusak atau NG (Not Good) dalam jumlah
banyak juga dapat menghambat jalannya proses produksi ke tahap proses
selanjutnya, hal ini bisa mengakibatkan perusahaan menambah cost and time
dengan membuat produk baru untuk mengganti produk yang defect. Kendala pada
Packing Barang yaitu kelebihan atau kekurangan aksesoris saat di masukkan ke
dalam kardus box hingga ikut terkirim (export) dan menyebabkan customer claim
dan juga kelolosan saat pemberian shipping label dikarenakan terlalu banyak
varian produk dan lebih fokus pada schedule output untuk mencetangi barang
yang siap kirim.
Solusi yang diambil PT. AST INDONESIA guna mengatasi kendala pada
pasokan bahan baku yang sering terlambat yakni dengan membangun gedung baru
yaitu ASTI 2 yang berguna sebagai gudang penyimpanan bahan baku impor
ataupun ekspor.
72
5.2. Saran
kebersihan mesin dan lingkungan. Karena biasanya diwaktu ini area line
Ashai Kasei sudah kotor dengan serbuk-serbuk kayu dan lem yang
menempel didalam ataupun luar mesin.
2. Untuk mangatasi kelolosan part atau biasa disebut customer claim,
perusahaan dapat memasang cctv pada proses packing agar terdeteksi
dengan mudah saat barang dimasuk kedalam kardus box. Jadi, kekurangan
ataupun kelebihan part bisa kita liat pada cctv.
3. Untuk menghindari penumpukan barang di proses pemberian aksesoris
sesudah proses NC/ Boring perusahaan dapat melakukan kebijakan yaitu
perluasan area line Ashai Kasei karena selama ini area kerjanya terlalu
sempit dan minim pergerakan. Dengan perluasan area kita dapat membuat
tempat area penyimpanan before and after proses sehingga barang-barang
akan tertata rapi, menghindari tercampurnya jenis barang, dan juga semua
trolly tempat wadah barang jadi bisa masuk semua ke area packing tanpa
terkecuali.
Daftar Pustaka
74
75