Anda di halaman 1dari 3

Penelitian Yang Relavan

1. Penelitian yang dilakukan oleh Daniel Firdaus Manurung , dkk (2018). Dengan

judul penelitian “Perancangan Koordinasi Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas

(APILL) pada Simpang Jalan PH. H. Mustafa– Jalan Cikutra dan Simpang Jalan

PH. H. Mustafa – Jalan Cimuncang”. Hasil penelitian menyatakan bahwa saat

dikoordinasikan pada simpang Jalan PH. H. Mustafa-Jalan Cikutra mengalami

penurunan tundaan dan antrian.Penurunan terjadi karena kendaraan yang melewati

kedua simpang tersebut tidak terhenti akibat sinyal merah. Sedangkan untuk tingkat

pelayanan mengalami peningkatan tingkat pelayanan.

2. Penelitian yang dilakukan oleh I Wayan Putra Praja Utama, dkk (2017). Dengan

judul penelitian “Perencanaan Alat Pembei Isyarat Lampu Lalu Lintas (APILL)

Pada Persimpangan Jalan Pulau Galang, Jalan Taman Pancing dan Jalan Tukad

Baru”. Hasil penelitian menyatakan bahwa kinerja simpang pada jam puncak siang

dan sore, memiliki kapasitas (C) puncak siang 2566 smp/jam dan puncak sore 2460

smp/jam, derajat kejenuhan (DS) pada jam puncak siang 0,96 dan jam puncak sore

1, tundaan rata-rata simpang (D) pada jam puncak siang 18.35 dtk/smp, dan jam

puncak sore 20 dtk/smp, peluang antrian (QP%) pada jam puncak siang 73 – 36 %,

dan jam puncak sore 79 – 40 %, tingkat pelayanan C untuk jam puncak siang dan

sore. Untuk memperbaiki dan mengatasi masalah pada persimpangan maka

selanjutnya dilakukan perencanaan yaitu pengaturan rambu lalu lintas (traffic light).

1
Jenis pengaturan simpang yang dipilih adalah pengaturan simpang dengan sinyal

dua fase, karena tundaan yang didapat relative paling kecil, memasuki level B pada

perhitungan tingkat pelayanan. Dibandingkan dengan pengatura sinyal tiga fase

dengan penentuan hijau awal pada pendekat jalan mayor atauminor dan pengaturan

sinyal empat fase dengan arus berangkat satu persatu pada masing-masing pendekat,

tingkat pelayananya lebih besar dari pengaturan sinyal dua fase.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Firdaus Angga Permana (2022). Dengan judul

penelitian “Implementasi Pasal 17 Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 49

Tahun 2014 Tentang Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas Perspektif Maslahah

Mursalah (Studi Kasus Traffic Light Kota Bandar Lampung)”. Hasil penelitian

menyatakan bahwa Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 49 Tahun 2014

Tentang Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas dalam melaksanakan dan menerapkan

Traffic light itu tidak sesuai dengan keadaan di lapangan dikarenakan tidak sesuai

dengan waktu siklus dan tundaan antrian kendaraan yang di maksud dalam pasal 11

dan 13 dan sepesifiknya pasal 17 peraturan menteri perhubungan nomor PM 49

tahun 2014, dari kejadian tersebut sehingga akan menimbulkan terjadinya

kecelakaan dan kesalahpahaman atara pengendara sepeda motor maupun mobil.

Dalam perspektif maslahah mursalah itu sendiri Implementasi Pasal 17 peraturan

Menteri Perhubungan Nomor PM 49 Tahun 2014 terhadap traffic light Kota Bandar

Lampung ini masih banyak kemudharatannya tidak sesuai dengan apa yang

2
dimaksud maslahah mursalah itu sendiri yang memiliki arti yaitu mendatangkan

kemanfaatan dan menghapuskan kemudhratan dalam masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai