BISMILLAH YA ALLAH Fix
BISMILLAH YA ALLAH Fix
MEYLAN HULOPI
751440118018
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
2021
LEMBAR PENGESAHAN
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
iii
BIODATA
1. Data Umum
a. Nama Lengkap : Meylan Hulopi
b. Tempat/Tanggal Lahir : Lemito, 06 Mei 1999
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Agama : Islam
e. Status Perkawinan : Belum Kawin
f. Alamat Lengkap : Dusun Ponelo, Desa Lemito Utara,
Kecamatan Lemito , Kabupaten Pohuwato
g. Nomor Telfon Rumah/Hp : 0822 8060 0811
h. Alamat E-mail : meylanhulopi9@gmail.com
2. Riwayat Pendidikan
a. Sekolah Dasar : SDN 1 Lemito Utara 2006-2012
b. Sekolah Menengah Pertama : SMP Negeri 1 Lemito 2012-2015
c. Sekolah Menengah Atas : SMA Negeri 1 Limboto 2015-2018
d. Diploma III : Poltekkes Kemenkes Gorontalo
Gorontalo, 2021
Penulis
(Meylan Hulopi)
iv
PERNYATAAN
v
KATA PENGANTAR
menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul “Efektivitas Teknik Breast Care Dan
Kompres Air Hangat Dalam Menigkatkan Produksi ASI Pada Ibu Post Partum Di
Dalam karya tulis ilmiah ini penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini
masih jauh dari kata sempurna, banyak tantangan dan rintangan yang harus dihadapi.
Namun, berkat kerja keras, kesungguhan, ketabahan, kesabaran, serta bantuan dan
bimbingan dari semua pihak, akhirnya karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan
dengan baik dan tepat waktu. Untuk itu dengan segala kerendahan hati, penulis
Kemenkes Gorontalo.
2. Fatmawati Mohamad, S.Pd, S.Kep, Ns, MPH, selaku Ketua Jurusan Keperawatan
vi
3. Ratnawati, S.Pd, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Ketua Program Studi Diploma III
4. Lisdiyanti Usman, S.ST, M.Kes selaku pembimbing utama sekaligus ketua dewan
penguji atas segala waktu untuk membimbing, memberi arahan, masukan dan
segala keperluan dari penyusunan hingga penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.
bimbingan dalam hal etika penulisan dan arahan untuk menyelesaikan Karya
6. Mira Astri Koniyo, S.Kp, M.Kes selaku anggota dewan penguji satu atas segala
masukan dan arahan dari penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan.
7. Syamsidar, S.Kep, Ns, M.Kes selaku anggota dewan penguji dua atas segala
masukan dan arahan dari penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan.
8. Keluarga tercinta, khususnya kedua orang tua tercinta, yang sangat berjasa atas
pencapaian pendidikan selama ini. Ibu tercinta Sindu Hasan dan Ayah tercinta
Abdul Karim Hulopi atas segala do’a dukungan, bantuan moril, materil dan segala
Do’a semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal dengan amal kebajikan
Meylan Hulopi
vii
DAFTAR ISI
Halaman
PENGESAHAN.........................................................................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN.......................................................................................iii
BIODATA..................................................................................................................iv
PERNYATAAN ........................................................................................................v
KATA PENGANTAR ..............................................................................................vi
DAFTAR ISI .............................................................................................................viii
DAFTAR TABEL .....................................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................xi
ABSTRAK ................................................................................................................xii
ABSTRACT...............................................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................1
A. Latar Belakang ..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah .....................................................................................7
C. Tujuan Studi Kasus....................................................................................7
D. Manfaat Studi Kasus .................................................................................7
viii
C. Fokus Studi Kasus ....................................................................................39
D. Definisi Operasional .................................................................................39
E. Tempat dan Waktu ....................................................................................39
F. Pengumpulan Data ....................................................................................40
G. Penyajian Data ..........................................................................................40
H. Etika Studi Kasus ......................................................................................40
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................42
A. Hasil Studi Kasus ......................................................................................39
B. Pembahasan Studi Kasus ..........................................................................45
BAB V PENUTUP ....................................................................................................49
A. Kesimpulan ...............................................................................................49
B. Saran..........................................................................................................49
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................51
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Data responden..............................................................................................41
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 17 Dokumentasi
ABSTRAK
xi
Efektivitas Teknik Breast Care dan Kompres Air Hangat dalam
Meningkatkan Produksi ASI pada Ibu Post Partum di Wilayah Kerja
Puskesmas Tilango
Ibu post partum adalah keadaan ibu yang baru saja melahirkan, istilah post partum
adalah masa sesudah melahirkan atau persalinan. ASI eksklusif adalah ASI yang
yang diberikan sejak bayi dilahirkan sampai umur bayi sekitar 4-6 bulan (tanpa susu
formula atau makanan lain). Selama itu, bayi tidak diharapkan mendapatkan
tambahan cairan lain seperti susu formula. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk
menggambarkan Efektivitas teknik breast care dan kompres air hangat dalam
meningkatkan produksi ASI pada ibu post partum di wilayah kerja puskesmas
tilango. Metode : Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan alat ukur yang
digunakan yaitu Lembar observasi pada 3 orang responden ibu Primipara.Hasil :
penelitian menunjukan bahwa adanya perbedaan yang signifikan antara ketiga
responden. Data yang didapatkan menunjukan Teknik Breast Care Lebih efektif
dengan hasil 60 ml setelah dilakukan intervensi, dibandingkan dengan Teknik
Kompres Air Hangat dengan hasil 40 ml setelah dilakukan intervensi dan pada
rsponden yang dilakukan observasi didapatkan 20 ml pada hari ke empat.
Kesimpulan : penelitian ini menunjukkan bahwa Teknik Breast Care lebih efektif
dibandingkan Teknik Kompres Air Hangat, sehingga disarankan bagi tenaga
kesehatan dan keluarga dari pasien Ibu Post Partum untuk memanfaatkan Teknik
Breast Care karena terapi tersebut dapat berdampak positif pada Peningkatan
Produksi ASI.
ABSTRACT
xii
The Effectiveness of Breast Care Techniques and Hot Compresses in
Increasing Breast Milk Production in Post Partum Mothers in the Tilango
Health Center Work Area
Post partum mother is the condition of the mother who has just given birth, the term
post partum is the period after giving birth or childbirth. Exclusive breastfeeding is
breast milk that is given from the time the baby is born until the baby is about 4-6
months old (without formula milk or other foods). During that time, babies are not
expected to get additional fluids such as formula milk. Objective: This study aims to
describe the effectiveness of breast care techniques and warm water compresses in
increasing the production of breast milk in post partum mothers in the working area
of the Tilango Health Center. Methods: This study uses a descriptive method and the
measuring instrument used is the observation sheet on 3 respondents, Mrs. Primipara.
Results: The results showed that there was a difference between respondents who
received the Breast Care Technique and those who received the Hot Compress
Technique. The data obtained shows that the Breast Care Technique is more effective
than the Warm Compress Technique in Launching Breastmilk in Primiparous
Mothers with Normal Post Partum. Conclusion: The conclusion of research on the
effectiveness of Breast Care Techniques and Hot Compresses is Effective in
Increasing Breast Milk Production in Post Partum Mothers in the Tilango Health
Center Work Area, so it is recommended for health workers and families of Post
Partum Mother patients to use Breast Care Techniques and Hot Compresses This
therapy can have a positive impact on increasing breast milk production
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Post Partum adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta
sebelum hamil yang berlangsung kira-kira 6 minggu (Damai Yanti, 2011). Pada
masa nifas terjadi banyak perubahan secara alami termasuk proses laktasi atau
alat-alat khusus untuk mengukurnya dan pemberian ASI tidak memerlukan biaya
cakupannya yang cenderung rendah dari pada ibu dewasa sehingga peran suami
ASI adalah makanan terbaik untuk bayi karena merupakan makanan alamiah
yang sempurna, mudah dicerna oleh bayi dan mengandung zat gizi yang sesuai
penyakit serta untuk kecerdasan bayi, aman dan terjamin keberhasilannya karena
1
2
langsung diberikan kepada bayi agar terhindar dari gangguan pencernaan seperti
diare, muntah dan sebagainya. ASI mampu memenuhi nutrisi yang dibutuhkan
oleh tubuh bayi selama 6 bulan pertama. ASI merupakan makanan pertama bagi
Eksklusif dapat melindungi bayi dari sindrom kematian bayi mendadak atau
Kejadian ini sering terjadi pada hari pertama menyusui adalah sulitnya ASI
keluar, hal ini membuat ibu berpikir bahwa bayi mereka tidak akan cukup ASI
dengan susu formula. Disamping itu ada juga ibu yang merasa takut dan
mengurangi isapan bayi pada payudara, maka jumlah ASI yang dikeluarkan
Ada beberapa masalah menyusui yang sering terjadi pada masa pasca
persalinan yaitu seperti puting susu terbenam atau datar, puting susu lecet,
saluran susu tersumbat, payudara bengkak dan akhirnya terjadi masitis sehingga
terjdi abses. Masalah menyusui pada masa pasca persalinan salah satunya adalah
sindrom ASI kurang, sehingga bayi merasa tidak puas setiap setelah menyusui
bayi sering menangis atau bayi menolak menyusu sehingga tinja bayi mengeras
(Budianita, 2017). Banyak masalah menyusui yang dapat dilacak dan berawal
3
dari buruknya peletakan mulut bayi pada payudara. Suplai air susu ibu yang tidak
dikaitkan dengan teknik menyusui. Jika mulut bayi menempel dengan tepat dan
trauma, susu akan mengalir secara tepat sehingga pembengkakan dan masitis
tidak terjadi dan suplai air susu akan sesuai dengan kebutuhan. Oleh karena itu
masalah ini dapat diatasi dengan memberikan dukungan dan pendidikan lebih
lanjut untuk memastikan bahwa teknik menyusui sudah tepat (Taylor, 2015).
Jika masalah ini tidak teratasi akan mempengaruhi kelancaran ASI dan akan
terhadap keunggulan ASI dan fisiologi laktasi, kurangnya persiapan fisik dan
atau mempengaruhi pemberian ASI pada bayi maka ibu akan termotivasi untuk
memberikan ASI dengan cara yang benar dan dengan demikian akan
Menurut WHO 2016 dalam angka kesakitan dan kematian anak United
merekomendasikan sebaiknya anak disusui hanya air susu ibu (ASI) selama
paling sedikit enam bulan, makan padat seharusnya diberikan sesudah anak
berumur 6 bulan, dan pemberian ASI dilanjutkan sampai anak berumur dua 2
Presentase bayi umur 0-6 bulan yang diberi ASI Eksklusif paling tinggi di
Swedia yaitu sebesar 80,5%. Secara global pemberian ASI Eksklusif telah
negara Afrika 72,3% pada tahun 2015, dengan demikian juga di Asia Selatan
mencapai 70,5% dan Asia Timur sebesar 67% adalah ibu yang memberikan ASI
Di Indonesia setiap tahun lebih dari setengah 5 juta anak yang lahir tidak
(UNICEF, 2016). Berdasarkan data dari Profil Kesehatan Indonesia pada tahun
peningkatan. Capaian ASI Eksklusif pada tahun 2017 sebesar 61,33% dan
mengalami peningkatan pada tahun 2018 yaitu sebesar 68,74%. Namun, jika
dibandingkan dengat target pemerintah Indonesia angka ini masih jauh dari target
bahwa pada tahun 2020 terdapat 6342 bayi dan cakupan bayi 0-6 bulan yang
mendapat ASI Eksklusif sebanyak 1261 bayi (19,88%). Dan data yang
tahun 2018 cakupan bayi 0-6 bulan yang mendapat ASI Eksklusif sebanyak 994
bayi (54%), sedangkan tahun 2019 mengalami peningkatan menjadi 5524 bayi
5
(71%). Kemudian pada tahun 2020 mengalami penurunan bayi yang mendapat
ASI Eksklusif sebanyak 2132 bayi (54,2%). Berdasarkan data awal dari
Puskemas Tilango, menunjukan bahwa pada tahun 2018 cakupan bayi yang
2019 mengalami peningkatan menjadi 230 bayi (83,0%). Kemudian pada tahun
bayi (51,6%), dan pada tahun 2021 bulan januari – april bayi yang mendapat ASI
Salah satu bidan yang ada di puskesmas mengatakan masalah ibu tidak
memberikas ASI pada hari pertama kelahiran bayi tidak diberikan ASI adalah
terjadinya bendungan ASI atau saluran susu yang tersumbat, puting susu yang
datar, payudara bengkak dan salah satunya adalah sindrom ASI kurang sehingga
Faktor penghambat dalam pemberian ASI adalah produksi ASI yang kurang
dan lambat keluar dapat menyebabkan ibu tidak memberikan ASI pada bayinya
dengan cukup (Nurhanifah, 2013). Maka dari itu, perawatan payudara di masa
menyusui sangat berpengaruh pada proses pemberian ASI. Payudara yang bersih,
sehat, dan terawat dengan baik melancarkan produksi ASI, sehingga pemberian
ASI menjadi lebih mudah dan bayi lebih nyaman saat menyusui (Ningrum,
2015).
6
ASI tidak lancar dapat diatasi dengan teknik Breast Care atau perawatan
satu-satunya penghasil ASI atau cairan pertama sebagai bahan makanan pokok
bayi baru lahir sehingga harus dilakukan sedini mungkin (Nurazizah, 2020).
ASI tidak lancar dapat diatasi juga dengan kompres air hangat pada
meningkatkan aliran ASI dari kelenjar-kelenjar penghasil ASI. Manfaat lain dari
kompres hangat payudara antara lain, stmulus refleks let down, mencegah
hangat payudara selama pemberian ASI akan dapat meningkatkan aliran ASI dari
antara lain, stimulasi refleks let down, mencegah bendungan pada payudara yang
mengangkat judul Karya Tulis Ilmiah “Efektifitas Teknik Breast Care dan
Kompres Air Hangat dalam Meningkatkan Produksi ASI pada Ibu Post Partum”
B. Rumusan Masalah
masalah dalam penyusunan studi kasus Karya Tulis Ilmiah ini dengan rumusan
“Bagaimanakah Efektifitas Teknik Breast Care dan Kompres Air Hangat dalam
Meningkatkan Produksi ASI pada Ibu Post Partum di Wilayah Kerja Puskesmas
Tilango?”
dalam Meningkatkan Produksi ASI pada Ibu Post Partum di Wilayah Kerja
Puskesmas Tilango.
tentang manfaat Breast Care dan kompres air hangat dalam meningkatkan
produksi ASI.
3. Penulis
Breast Care dan Kompres Air Hangat dalam Meningkatkan Produksi ASI
TINJAUAN PUSTAKA
Ibu post partum adalah keadaan ibu yang baru saja melahirkan, istilah
post partum adalah masa sesudah melahirkan atau persalinan. Post partum
adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan
kembali pada keadaan sebelum hamil. Masa post partum berlangsung selama
kira-kira 6 minggu.
yang sering terjadi pendarahan karena atonia uteri. Oleh karena itu perlu
dan suhu.
tidak berbau busuk, tidak demam, ibu cukup mendapat makanan dan cairan
9
10
pada tubuh terutama pada ibu, yang meliputi : sistem reproduksi yaitu adanya
Sedangkan setelah masa post partum akan adanya perubahan pada otot-
antara otot-otot uretus akan terjepit. Proses ini akan menghentikan terjadinya
serviks sesudah post partum yaitu pada organ serviks seperti menganga
berbentuk corong, bentuk ini disebabkan oleh korpus uteri terbentuk semacam
plasenta pada hari pertama endometrium yang kira- kira setebal 2-5 mm itu
mempunyai permukaan yang kasar akibat pelepasan desidua dan selaput janin
serta fasia yang merenggang pada sewaktu kehamilan dan pertu setelah janin
Berikut ini merupakan komplikasi yang terjadi pada ibu saat post partum,
yaitu:
a. Penurunan Berat badan, untuk sebagian besar pada wanita memiliki berat
badan lebih dalam 2 tahun setelah hamil dibanding wanita yang belum
pernah hamil, dan penurunan berat badan biasanya bisa terjadi pada dalam
b. Demam nifas merupakan demam yang terjadi setelah melahirkan atau saat
ibu berada di masa nifas. Demam ini bisa terjadi setelah melahirkan hingga
nifas ini disebabkan oleh infeksi setelah masa persalinan atau melahirkan.
Nyeri pada simfisis pubis nyeri ini biasanya disebabkan oleh ibu pasca
bersalin atau masa nifas, dan nyeri tersebut akan ada setelah kondisi ibu
melahirkan bayi melalui vagina, nyeri ini diakibatkan karena adanya lecet
pada sekitar area vagina dan bekas luka jahitan pasca melahirkan.
terdapat pendarahan yang hebat yang terjadi dari adanya robekan pada
jalan lahir. Dan juga apabila ari-ari sudah lahir (keluar dari rahim) biasanya
berkontraksi dengan baik sehingga ibu post partum merasa mules dengan
adanya kontraksi tersebut, sedangkan bisa juga darah yang keluar banyak
atau tiga hari terkadang seorang ibu nifas atau post partum akan merasakan
Staphylococcus atau Streptococcus yang berasal dari saluran air susu yang
13
tersumbat (ASI mengendap dalam saluran susu), selain itu dengan adanya
(Wahyuningsi, 2019)
B. Konsep ASI
1. Pengertian ASI
Air susu ibu (ASI) adalah makanan bayi yang paling penting terutama
bayi, karena ASI adalah makanan bayi yang paling sempurna baik secara
memenuhi kebutuhan tumbuh kembang bayi normal dari usia empat sampai
ASI Eksklusif adalah ASI yang yang diberikan sejak bayi dilahirkan
sampai umur bayi sekitar 4-6 bulan (tanpa susu formula atau makanan lain).
Selama itu, bayi tidak diharapkan mendapatkan tambahan cairan lain seperti
susu formula, air jeruk, air teh, madu, dan air putih. Selama pemberian ASI
Eksklusif, bayi juga tidak diberikan makanan tambahan seperi pisang, biskuit,
bubur susu, bubur nasi, tim. ASI Eksklusif diharapkan dapat diberikan
enam bulan. Pemberian ASI secara benar dapat mencukupi kebutuhan bayi
14
pemberian ASI dapat dilanjutkan sampai bayi berumur 2 tahun (Juraida Raito
virus, jamur, dan parasit, dapat meningkatkan kecerdasan bayi, terhindar dari
alergi yang timbul karena konsumsi susu formula dan saat proses menyusui
bayi merasakan kasih sayang ibu secara langsung. Bayi yang tidak diberikan
ASI Eksklusif akan lebih rentan untuk terkena penyakit kronis, seperti
jantung, hipertensi, kolestrol, dan diabetes tipe 2 setelah ia dewasa serta dapat
sebesar 80% dan hingga saat ini target tersebut masih digunakan sebagai
tentang pemberian Air Susu Ibu Eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada
mengganti dengan makanan atau minuman lain (kecuali Obat, Vitamin, dan
Mineral). ASI juga mengandung kolostrum yang kaya akan antibodi karena
15
produksi ASI tersebut sehingga jika telah tiba waktunya ASI dapat digunakan
yang dapat membantu memperkuat daya tahan tubuh bayi. Selain itu,
pemberian ASI minimal selama 6 bulan juga dapat menghindarkan bayi dari
ASI adalah makanan terbaik untuk bayi, ASI tidak hanya memberikan
manfaat untuk bayi saja, melainkan untuk Ibu, keluarga dan negara.
risiko kegemukan.
8) Meningkatkan kecerdasan.
kontraksi rahim.
7) Suatu kebanggaan bagi ibu jika dapat menyusui dan merasa menjadi
wanita sempurna.
bayi yang sehat karena diberi ASI dapat menghemat biaya kesehatan
2) Aspek Kemudahan
Lebih praktis saat berpergian karena tidak perlu membawa botol, susu, air
Kandungan ASI yang berupa zat protektif dan nutrien di dalam ASI
yang sesuai dengan kebutuhan bayi, menjamin status gizi bayi menjadi
Air susu ibu merupakan makanan yang terbaik bagi bayi. Komposisi ASI
a. Kolostrum
Kolostrum adalah air susu yang pertama kali keluar, berwarna kuning
yang berusia 1-2 hari. Volume kolostrum antara 150-300 ml/24 jam.
tidak terpakai dari usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran
b. ASI transisi/peralihan
10/ke-14 setelah kolostrum sampai sebelum ASI matang. Pada ASI transisi
kadar lemak, laktosa, dan vitamin larut air lebih tinggi, kadar protein dan
c. ASI matur
ASI matur keluar setelah hari ke-14 dan seterusnya. ASI matur akan
terlihat lebih encer dari pada susu sapi. Akan tetapi, pada tahap ini terlihat
1) Laktosa
Laktosa 7 g/100 ml, merupakan jenis karbohidrat utama dalam ASI yang
berpera penting sebagai sumber energi. Selain itu laktosa juga akan di
2) Lemak
Lemak 3,7- 4,8 g/100 ml, merupakan zat gizi terbesar kedua di ASI dan
3) Vitamin
Jumlah zat besi dalam ASI termasuk sedikit tetapi mudah diserap
jumlah zat besi berasal dari persediaan zat besi sejak bayi lahir, dari
pemecahan sel darah merah dan zat besi yang terkandung dalam ASI.
5) Oligosakarida
6) Protein
ingatan(Ningrum, 2015).
Dengan adanya zat protektif yang terdapat dalam ASI, maka bayi jarang
pertumbuhan kuman.
5) Antibodi
(Ningrum, 2015)
21
Perasaan sakit ini akan berkurang setelah ASI keluar. Bila posisi mulut
bayi dan puting susu ibu benar, perasaan nyeri akan hilang. Cara
menangani :
susu kering.
Hal-hal yang harus dilakukan untuk mencegah rasa nyeri puting susu
ketika menyusui:
(1) Santai ketika menyusui, harus santai dan tenang saat menyusui.
susu.
tersebut setiap kali menyusui bayi. Jika bayi tidak dalam posisi
dengan cara ini susu dapat terjepit dan tidak akan cukup mengalir
keluar.
23
dan menjaga selalu tetap bersih. Jika ada alat yang menyebabkan
Puting susu terasa nyeri bila tidak ditangani dengan benar akan
menyusui yang salah, tapi dapat pula disebabkan oleh trush (candidates)
darmatitis)
d) Ibu dapat terus memberikan ASInya pada keadaan luka tidak begitu
sakit.
e) Olesi puting susu dengan ASI akhir (hind milk), jangan sekali-kali
kurang lebih 1x24 jam, dan biasanya akan sembuh sendiri dalam
menggunakan sabun.
pembentukan ASI
dot
3) Payudara bengkak
payudara bengkak:
merah, bengkak kadang kala diikuti rasa nyeri dan panas, suhu tubuh
meningkat. Di dalam terasa ada masa padat (lump) dan di luarnya kulit
menjadi merah. Kejadian ini terjadi pada masa nifas 1-3 minggu setelah
f. Kelancaran ASI
berlebih yang ditandai dengan ASI akan menetes dan memancar deras saat
Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan kehidupan terbaik yang sangat
dibutuhkan oleh bayi. ASI mengandung berbagai zat yang penting untuk
sebagainya. Di lain pihak ada juga ibu yang ingin menyusui bayinya tetapi
26
kurang lancar.
dengan nutrisi ibu, semakin asupan nutrisinya baik maka produksi yang
puting susu dihisap oleh bayi maka semakin banyak pula pengeluaran ASI.
kadarnya sangat dipengaruhi oleh suasana hati, rasa bahagia, rasa cinta,
1) Makanan
4) Perawatan payudara
5) Anatomis payudara
6) Faktor fisiologi
7) Pola istrahat
27
9) Faktor obat-obatan
Kebutuhan ASI bayi baru lahir berbeda-beda. Namun, bayi baru lahir
ASI yang dibutuhkan oleh bayi akan terus bertambah dalam beberapa hari
pertama. Takaran ASI yang dibutuhkan bayi baru lahir biasanya bayi hanya
menyusu sekitar 20 menit pada tiap payudara, jumlah ASI yang dikonsumsi
bayi baru lahir setiap kali menyusu juga berbeda-beda, tergantung usianya.
Pada bulan pertamanya, bayi menyusu sebanyak 8-12 kali per hari.
Saat bayi berusia 1-2 bulan, frekuensi menyusunya akan berkurang menjadi
7-9 kali sehari. Frekuensi menyusu bayi yang mendapatkan ASI berbeda
dengan bayi yang diberikan susu formula. Hal ini karena ASI lebih mudah
Bayi usia 0-6 bulan, dapat dinilai mendapat kecukupan ASI bila
1) Bayi minum ASI tiap 2-3 jam atau dalam 24 jam minimal mendapatkan
3) Bayi akan buang air kecil (BAK) paling tidak 6-8 x sehari.
7) Pertumbuhan berat badan (BB) bayi dan tinggi badan (TB) bayi sesuai
rentang usianya)
29
9) Bayi kelihatan puas, sewaktu-waktu saat lapar bangun dan tidur dengan
cukup
10) Bayi menyusui dengan kuat (Rakus), kemudian melemah dan tertidur
1) Terapi Farmakologi
2) Terapi Nonfarmakologi
b) Kompres Hangat
dalam laktasi. Kegiatan ini lebih baik dilakukan pada pagi dan sore hari
30
sebelum mandi dan diharapkan dapat memberikan stimulus pada kelenjar susu
indikasi, antara lain : puting tidak menonjol atau bendungan payudara (Susilo
Rini, 2017).
baik dalam masa kehamilan ataupun menyusui. Hal ini dikarenakan payudara
makanan pokok bayi baru lahir sehingga harus dilakukan sedini mungkin
(Nurazizah, 2020).
payudara agar air susu keluar dengan lancar. Perawatan payudara sangat
penting dilakukan selama hamil sampai masa menyusui. Hal ini dikarenakan
pokok bayi yang baru lahir sehingga harus dilakukan sedini mungkin
a. Persiapan Alat
4) 2 buah washlap
5) 1 handuk
7) Kursi bersandar
b. Persiapan Klien
c. Pelaksanaan
payudara dan berakhir pada putting susu. Lakukan hal yang sama pada
tangan kanan dengan sisi kelingking mengurut buah dada kearah putting
susu. Lakukan gerakan ini 30 kali/5 menit. Lakukan juga pada payudara
kanan
10) Merangsang payudara dengan air hangat dan dingin secara bergantian /
15) Dokumentasi
d. Evaluasi
e. Dokumentasi
dari kompres hangat payudara antara lain : stimulasi refleks let down;
2020).
3. Mekanisme Kerja
pembuluh darah pada kulit yang terkompres maka aliran darah akan semakin
merupakan media perantara (konveksi). Panas yang terjadi pada tubuh kita
akan dihantarkan pula oleh darah dan tentunya menuju tempat di mana
pembuluh darah lebih lebar (pada tempat kompres). Karena pembuluh darah
yang melebar itu terletak pada kulit yang dekat dengan udara luar (lebih
rendah suhunya dibandingkan suhu tubuh). Maka panas yang teralirkan oleh
barangkali memberikan signal kepada pusat panas tubuh yang terdapat di otak
pengeluaran ASI.
35
a) Alat /Bahan :
(1) Menyiapkan 2 buah waslap dan handuk bersih siapkan air hangat
b) Prosedur Pelaksanaan
(1) Persiapan
b. Tahap Kerja
e) Memposisikan pasien
2) Content/Isi
a) Mempersiapkan alat
(1) Kursi
(2) Handuk 1
36
(4) Wadah
b) Mencuci tangan
dalam
kekuatan sedang, lalu letakan pada kedua payudara ibu, dalam waktu
i) Merapikan pasien
j) Membereskan alat
k) Mencuci tangan
l) Dokumentasi
c. Terminasi
6) Bereskan alat-alat
f. Dokumentasi
Jenis studi kasus yang digunakan adalah deskriptif, dengan bentuk studi
kasus untuk Efektivitas Teknik Breast Care dan Kompres Air Hangat dalam
Meningkatkan Produksi ASI pada Ibu Post Partum di Wilayah Kerja Puskesmas
Tilango, studi kasus ini akan mengarahkan penulis untuk meninjau sejauh mana
manfaat dan keefektifan teknik Breast Care dan kompres air hangat dalam
meningkatkan produksi ASI pada Ibu Post Partum. Dan hasilnya akan
baik untuk pilihan yang akan dilakukan teknik Breast Care dan kompres air
hangat dalam meningkatkan produksi ASI pada Ibu Post Partum tersebut.
mengambil kasus. Subyek dalam studi kasus ini adalah 3 responden ibu
primipara dengan post parum normal yang memiliki bayi kurang dari 1 minggu
dengan produksi ASI yang tidak adekuat. Subyek penelitian ini terbagi atas
38
39
Fokus studi kasus ini adalah Efektivitas Teknik Breast Care dan kompres
air hangat dalam meningkatkan produksi ASI pada Ibu Post Partum.
D. Definisi Operasional
Ibu Post Partum adalah seorang perempuan yang baru saja melahirkan
bayinya sampai dengan plasenta lahir dan berakhir dan ketika alat-alat
2. ASI
Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terpenting bagi bayi pada bulan-bulan
pertama kehidupan. ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan
3. Breast Care
melakukan pemijatan.
4. Kompres Hangat
F. Pengumpulan Data
dan botol susu bayi, untuk pelaksanaan teknik Breast Care dan kompres air
G. Penyajian Data
Breast Care dan Kompres Air Hangat dalam Meningkatkan Produksi ASI pada
Etika studi kasus dalam penelitian atau pengumpulan data dapat dibagi
Kerahasiaan (Confidentiality).
dan tujuan penelitian dan mengetahui dampaknya serta jika subjek bersedia
responden pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan
ditampilkan.
c) Confidentially (kerahasiaan)
peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil
penelitian.
BAB IV
Pelaksanaan studi kasus ini dilakukan selama 8 hari sejak hari kamis,
tanggal 10 Juni 2021 sampai dengan tanggal 18 Juni 2021 di Wilayah Kerja
dijadikan sebagai subjek studi kasus adalah 3 responden ibu primipara dengan
Sebelum dilakukan Teknik Breast Care dan Kompres Air Hangat, penulis
ketiga klien kemudian melakukan terapi sehari sekali yaitu pada pagi hari selama
empat hari dengan lama perawatan payudara dan kompres air hangat selama 15-
30 menit.
Klien pertama adalah ibu primipara dengan post partum normal. Klien
mengatakan pada hari pertama melahirkan ASI belum lancar keluar, ASI keluar
hanya beberapa tetes saja. Dan klien kedua adalah ibu primipara dengan post
partum normal, klien mengatakan ASInya tidak keluar sama sekali dari hari
pertama melahirkan. Klien ketiga adalah ibu primipara dengan post partum
normal, klien mengatakan ASInya juga tidak keluar sama sekali dari hari pertama
melahirkan.
42
43
Kompres Air Hangat untuk membantu melancarkan produksi ASI kedua klien.
Teknik Breast Care dan Kompres Air Hangat dilakukan sesuai dengan SOP yang
telah dijelaskan pada tinjauan pustaka mulai dari persiapan hingga evaluasi.
Sedangkan pada klien yang ketiga tidak dilakuan perlakuan. Untuk hasil dari
1 Ny. FN 3 ml 60 ml
2 Ny. NK 0 ml 40 ml
3 Ny. AA 0 ml 20 ml
tidak dilakukan perlakuan pada hari pertama ASI hanya 0 mlo dan pada hari
ke 4 observasi klien memproduksi ASI 20 ml, dari hasil yang didapatkan dari
ke 3 responden tersebut bahwa teknik Breast Care lebih efektif dari pada
Studi kasus ini akan membahas mengenai keefektifan tiga klien terhadap
efektivitas teknik Breast Care dan Kompres Air Hangat dalam Meningkatkan
Produksi ASI pada Ibu Post Partum di Wilayah Kerja Puskesmas Tilango dengan
melancarkan produksi ASI pada klien pertama adalah tercapai, produksi ASI
pada klien pertama lancar. Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang
terhadap produksi ASI, menyatakan bahwa Breast Care post partum efektif
untuk meningkatkan produksi ASI. Dari hasil yang diperoleh setelah dilakukan
Kompres Air Hangat pada payudara, terlihat responden yang kedua tampak lebih
nyaman dan rileks setelah pemberian kompres air hangat pada payudara, kondisi
ini dikarenakan, saat dilakukan kompres air hangat, payudara akan memberikan
peka terhadap panas di hipotalamus dirangsang, kompres air hangat juga dapat
spasme otot, dan memberikan rasa hangat pada payudara. Beberapa efek
fisiologis dari pemberian kompres air hangat antara lain dapat merelaksasi otot
banyak oksitosin yang mengalir menuju payudara dan membuat pengeluaran ASI
Dalam pemberian teknik Breast Care dan kompres air hangat pada
payudara, kedua klien menunjukan respon yang baik dan kooperatif dengan
tindakan yang dilakukan, klien mengatakan merasa rileks dan senang saat
dilakukan perawatan payudara dan kompres air hangat. Dengan pemberian terapi
ini kedua klien merasa terbantu dalam memberikan ASI eksklusif bagi anak
klien.
Setelah dilakukan teknik Breast Care pada klien pertama ASI yang keluar
lancar yaitu 60 ml dan klien mengatakan sudah mulai bisa untuk mencoba
botol susu, namun sekarang klien mulai bisa untuk memberikan ASI melalui
putting susu. Dan untuk klien kedua yang telah diberikan kompres air hangat ASI
yang keluar pada hari terakhir perlakuan memproduksi ASI 40 ml. Sedangkan
pada klien ketiga yang tidak dilakukan perlakuan pada hari pertama ASI keluar 2
ml dan pada hari ke dua ASI keluar sbanyak 5 ml, setelah hari ketiga
46
Dari hasil studi kasus, menunjukan bahwa teknik Breast Care lebih efektif
dan terbukti mampu meningkatkan dan memperlancar produski ASI bagi ibu
hangat, hal sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sukmaningtias pada
tahun 2017 yang menunjukkan bahwa ada perbedaan secara signifikan dari
efektivitas teknik Breast Care dan Kompres Air Hangat terhadap produksi ASI
yang berusia 37 tahun awalnya tidak keluar ASI sama sekali, hal ini disebabkan
karena faktor perbedaan usia antara ketiganya. Sesuai dengan penelitian Wiji
pada tahun 2013, bahwa usia 20-35 tahun merupakan usia produktif bagi wanita
untuk hamil dan melahirkan serta siap untuk menyusui bayinya. Usia sangat
mental dan psikologis dalam menghadapi kehamilan, persalinan dan nifas serta
PENUTUP
studi kasus, maka ditarik kesimpulan dan saran dari penulis yang telah dilakukan
A. Kesimpulan
Setelah diberikan teknik Breast Care dan pemberian kompres air hangat,
terjadi peningkatan volume produksi ASI yang signifikan. Teknik Breast Care
dan Kompres Air Hangat dilakukan selama 4 hari secara berturut-turut setiap
pagi dengan durasi 15-30 menit. Pada Ny. FN, peningkatan volume produksi ASI
dari 3 ml ASI yang keluar kemudian meningkat hingga 60 ml, dan pada Ny. NK,
dari tidak adanya ASI yang keluar, kemudian meningkat hingga 40 ml.
Sedangkan Ny. AA, yang tidak dilakuakan perlakuan dari ASI yang tidak keluar
B. Saran
1. Bagi peneliti
2. Bagi Responden
Hangat di rumah dengan bantuan suami/keluarga saat ASI tidak lancar keluar.
49
50
3. Bagi Perawat
4. Bagi Institusi
DAFTAR PUSTAKA