DAN
BANDING
ANGGOTA KELOMPOK
MENURUT PERATURAN
PELAKSANAAN
Pelaksanaan Undang-Undang Kepabeanan untuk keberatan
diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan Republik
Indonesia Nomor 146/PMK.04/2007 tentang Tata Cara
Pengajuan Keberatan Kebapeanan dirubah dengan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 51/PMK.03/2008 dan peraturan
pelaksanaannya PER-1/BC/2011.
KEBERATAN TERHADAP
PENETAPAN SELAIN TARIF DAN
NILAI PABEAN
Perubahan di sini berupa penambahan 1 pasal yang disisipkan,
mengatur tentang:
1 2
Keberatan terhadap Penetapan sebagai hasil
penetapan berupa dari salah penafsiran
pencabutan fasilitas peraturan,
KEBERATAN ATAS SANKSI
ADMINISTRASI BERUPA DENDA
Keberatan atas sanksi administrasi berupa denda, administrasi
dapat diajukan dengan mendasari atas Pasal 92A Undang-
Undang Nomor 17 Tahun 2006 ayat (1) huruf b, yang
menyatakan dalam penjelasan pasal tersebut bahwa Direktur
Jenderal Bea dan cukai dapat mengurangi atau menghapus
sanksi administrasi berupa denda. Penghapusan ini dengan
syarat bahwa orang yang dikenai sanksi ternyata hanya
melakukan kekhilafan bukan kesalahan yang disengaja atau
kesalahan dimaksud terjadi akibat perbuatan orang lain yang
tidak mempunyai hubungan usaha dengannya serta tanpa
sepengetahuan dan persetujuannya.
PENGAJUAN BANDING
Dalam Pasal 1 angka 4, yang dapat diajukan banding
adalah keputusan atau penetapan tertulis di bidang
perpajakan/kepabeanan yang dikeluarkan oleh
pejabat yang berwenang berdasarkan peraturan
kepabeanan dan dalam rangka pelaksanaan UU
Penaphan Surat Paksa, Keputusan pejabat ini
merupakan keputusan yang dapat dibanding (bukan
keputusan yang diambil oleh Pejabat fungsional
Pemeriksa Dokumen).
PENGAJUAN BANDING TANPA
MELALUI KEBERATAN
Pengajuan banding tidak memerlukan melalui lembaga
keberatan dan keputusan keberatan yang diterbitkan oleh
DJBC atau KKPPUUndang-Undang Kepabeanan mengatur
secara summier mengenai hal tersebut, sehingga
beberapa tahun permohonan banding yang diajukan
pemohon banding secara formal tidak dipenuhi atau
Tidak Dapat Dipertimbangkan.
GUGATAN
Gugatan tidak diatur dalam Undang-Undang Nomor
10 Tahun 1995 sebagaimana diubah dengan Undang-
Undang Nomor 17 Tahun 2002. Tetapi dalam Pasal 41
disebutkan bahwa; "Pelaksanaan penagihan utang
dan penghapusan utang yang tidak dapat ditagih
berpedoman pada peraturan perundang-undangan
yang berlaku".
TERIMA
KASIH
ADA PERTANYAAN?