Anda di halaman 1dari 15

ARTIKEL

Pendapat Tentang Keberadaan Batik Jambi

EVA KURNIATI
5525102763

Skripsi ini Ditulis untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam


Memperoleh Gelar Sarjana

PROGRAM STUDI TATA BUSANA


JURUSAN ILMU KESEJAHTERAAN KELUARGA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2016
PENDAPAT TENTANG KEBERADAAN BATIK JAMBI

Eva Kurniati
Program Studi Pendidikan Tata Busana Jurusan Ilmu Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik,
Universitas Negeri Jakarta

Email: e_vha.kurniati@yahoo.co.id

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan dan mendeskripsikan keberadaan batik Jambi,
karena saat ini jumlah pengrajin batik Jambi (lokal) mengalami penurunan. Penyebabnya, di Kota
Jambi terdapat toko-toko batik bermotif Jambi produksi Jawa.
Metode penelitian yang digunakan adalah kategori kualitatif, penelitian yang jenis datanya non
angka tetapi bersifat deskriptif dan kategorisasi berdasarkan kondisi kancah penelitian. Penentuan
sumber data pada orang yang diwawancarai dilakukan secara snowball, yaitu sampel yang pada
awalnya berjumlah sedikit lama-lama menjadi besar. Pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Informan dalam penelitian ini adalah
Disperindag, Dekranasda, Wisma Batik, Balai Kerajinan, dan pengrajin, yang merupakan
sekaligus tempat pemasaran batik Jambi pengrajin lokal. Teknis analisis data dengan
mengelompokkan, merangkum, dan menganalisis untuk menarik kesimpulan.
Hasil penelitian yang diperoleh adalah seni kerajinan batik Jambi ini adalah salah satu warisan
budaya khas Jambi yang memiliki nilai leluhur dan berperan penting dalam kehidupan masyarakat
Jambi khususnya di Sekoja yang masih kental akan tradisi peninggalan nenek moyang dahulu.
Batik Jambi tumbuh dan berkembang sejak zaman Kerajaan Melayu Jambi tetapi tidak ada
informan yang dapat memberikan jawaban pastinya sejak kapan batik Jambi ditemukan.
Keberadaan batik Jambi lokal masih ada hingga kini, karena produksi batik Jambi (lokal) masih
terlihat, seperti di Rumah Batik Azmiah dan Batik Jambi Zhorif yang berdiri dari tahun 80-an
masih terus berproduksi, walaupun adanya batik bermotif Jambi buatan Jawa. Meskipun
keberadaan batik Jambi (lokal) mulai bergeser dan jumlah pengrajin batik Jambi sendiri menurun,
instansi terkait berpendapat keberadaan batik bermotif Jambi buatan Jawa tidak berpengaruh
terhadap keberadaan batik Jambi lokal.

ABSTRACT

This study aims to reveal and describe the existence of batik Jambi, because nowadays, the number
of batik Jambi artisans (local) has decreased. The cause, there are shops batik Jambi produced by
Javanese.
Determination of the source of data on people who were interviewed done snowball, the sample
was originally amounted to little but the longer be great. Collecting data in this study is using
interviews, observation and documentation. Informants in this study is Disperindag, Dekranasda,
Wisma Batik, Handicrafts Hall, and craftsmen, which is used as Batik Jambi’s marketing place of
local craftsmen. Technical analysis of the data by grouping, summarizing, and analyzing to draw
conclusions.
The results obtained are Batik Jambi craft art. This art is one of the distinctive cultural heritage
Jambi who have ancestral values and play an important role in public life, especially in
Sekojayang Jambi is still thick in tradition heritage of our ancestors. Batik Jambi grown and
developed since the time of the Royal Malay Jambi but no informant who can give the exact
answer since when batik Jambi found. The existence of local Batik Jambi is is still exists today,
because the production of batik Jambi (local) are still visible, such as in the House Batik and Batik
Jambi Azmiah Zhorif standing of the 80s is still in production, although there are the Javanese
batik-patterned artificial Jambi. Although the presence of batik jambi (local) began to shift and the
number itself declined Batik Jambi craftsmen, related agencies suggest the existence of Javanese
batik-patterned artificial Jambi not affect the existence of local Jambi batik.
PENDAHULUAN Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah
Latar Belakang Masalah yang dikemukakan diatas, maka dapat
Menurut S.K Sewan Susanto, diidentifikasikan beberapa masalah sebagai
pembatikan di Indonesia berpusat di pulau berikut:
Jawa, di Sumatera sedang mulai 1. Apakah yang dimaksud batik Jambi?
berkembang (S.K Sewan Susanto, 1973). 2. Mengapa batik Jambi buatan pengrajin
Jambi adalah sebuah provinsi terletak di lokal lebih mahal dibandingkan batik
pesisir timur di bagian tengah pulau bermotif Jambi buatan Jawa?
Sumatera yang merupakan salah satu daerah 3. Apa yang membedakan batik Jambi
penghasil batik yang berkembang hingga buatan pengrajin lokal dengan batik
kini. bermotif Jambi buatan pengrajin Jawa?
Namun, industri batik Jambi saat ini 4. Bagaimanakah pemasaran batik Jambi
kian menyusut dalam lima tahun terakhir saat ini?
(kompas.com, 2010). Hal ini dikarenakan 5. Bagaimana upaya-upaya dalam
sebagian besar batik bermotif Jambi beredar mempertahankan keberadaan batik
dipasaran lebih banyak dipasok dari wilayah Jambi?
Jawa. Menurut Prof. M. Rahmat, Dosen 6. Bagaimana keberadaan batik Jambi
Program Magister Ekonomika Pembangunan saat ini?
Pascasarjana Universitas Jambi, bisnis
pemasaran batik Jambi semakin marak Pembatasan Masalah
namun kondisi itu tidak seiring dengan Dari beberapa pertanyaan yang
bertambahnya UKM (Usaha Kecil terdapat diidentifikasi masalah diatas, maka
Menengah) kerajinan batik yang justru perlu adanya pembatasan masalah, yaitu:
semakin berkurang. Sentra kerajinan batik 1. Batik Jambi yang akan dibahas dalam
Jambi di wilayah Seberang Kota Jambi penelitian ini hanya dibatasi pada batik
hanya sekitar 30% perajin yang masih aktif tulis Jambi.
dan sisanya gulung tikar. 2. Tempat penelitian dilakukan di Kota
Salah satu faktor penyebabnya adalah Jambi, karena di Kota Jambi terdapat
sebagian besar batik Jambi beredar sebuah desa yang bernama Desa
dipasaran lebih banyak dipasok dari wilayah Seberang. Desa ini penuh dengan
Jawa, sehingga para pengrajin batik asli pengrajin batik tulis Jambi yang berada
orang Jambi mengalami kelesuan. Ditambah tepat di jantung Kota Jambi terletak di
lagi dengan harga batik Jambi produksi Jawa pinggir Sungai Batanghari.
tersebut lebih murah dibandingkan dengan
batik Jambi produksi pengrajin Jambi Perumusan Masalah
sendiri. Jika kondisi ini terus berlangsung, Berdasarkan pembatasan masalah
lama-kelamaan keberadaan batik Jambi diatas, maka masalah penelitian dirumuskan
pengrajin lokal akan terpinggirkan dan “Bagaimana keberadaan batik Jambi saat
Jambi sendiri akan kehilangan batiknya. ini?”.
Tidak salah memang jika pengusaha
batik memproduksi batik Jambi di Jawa Tujuan Penelitian
karena biaya produksinya lebih murah Penelitian ini bertujuan untuk
sehingga harga yang ditawarkan pun lebih mengungkapkan dan mendeskripsikan
murah dibandingkan batik Jambi buatan keberadaan batik Jambi pada pengrajin batik
pengrajin lokal. Tetapi jika batik Jambi Jambi di tengah keberadaan batik bermotif
buatan Jawa ini terus diproduksi dalam Jambi buatan Jawa yang beredar di pasaran
jumlah besar, maka dapat menjatuhkan ini.
pengrajin batik asli orang Jambi sendiri yang
semakin lama akan berkurang. Bukankah Kegunaan Penelitian
batik Jambi merupakan salah satu komoditi Berdasarkan uraian diatas, maka hasil
unggulan daerah Jambi yang harus penelitian ini diharapkan memberikan
dipertahankan dan dipelihara keberadaannya manfaat, antara lain:
agar tetap hidup di masyarakat Jambi 1. Memberikan informasi tentang batik
khususnya. Oleh karena itu, peneliti Jambi kepada masyarakat, khususnya
berkeinginan untuk “mengkaji tentang masyarakat Jambi bahwa batik Jambi
keberadaan batik Jambi saat ini”. adalah warisan budaya nenek moyang
masyarakat Jambi yang secara turun-
temurun akan dilanjutkan oleh anak jenis ragam hias batik Jambi dengan warna
cucunya di masa depan sehingga perlu khas tertentu, kain putih terlebih dahulu
dijaga kelestariannya. diberi warna dasar kuning atau coklat muda
2. Memberikan informasi dan bahan sebelum kain tersebut digambar dengan
masukan bagi mahasiswa/i Universitas ragam hias yang dikehendaki. Adapun tahap
Negeri Jakarta, Fakultas Teknik, pengerjaan batik tulis Jambi, sebagai
Jurusan Ilmu Kesejahteraan Keluarga berikut:
khususnya Program Studi Pendidikan 1. Mencuci kain
Tata Busana agar merangsang para 2. Proses Mordant
mahasiswa/i lainnya untuk melakukan 3. Menganji kain
penelitian lebih lanjut pada masa yang 4. Mengepres kain
akan datang. 5. Menggambar pola
6. Melapisi malam tahap pertama
LANDASAN TEORI 7. Proses pencelupan warna pertama
8. Menutup bagian yang telah diwarnai
Dahulu produksi dan perdagangan 9. Proses pencelupan warna kedua
batik Jambi dibuat secara terbatas hanya 10. Melepaskan lilin batik dari kain
untuk kaum bangsawan dan raja Melayu 11. Mencuci dan menjemur
Jambi yang digunakan sebagai pakaian adat. 12. Cara perawatan batik
Motifnya pun masih sangat terbatas,
bercorak ukiran seperti yang ada pada rumah Berdasarkan data dari Dinas
adat Jambi. Di zaman Kerajaan Melayu Perindustrian dan Perdagangan Provinsi
Jambi, batik Jambi mulai berkembang pesat. Jambi tahun 2009 yang didapat dari artikel
Perkembangan Batik Jambi mulai kompas terbitan tahun 2011, jumlah
surut setelah runtuhnya pemerintahan pengrajin batik Jambi mencapai 224 orang
Kesultanan Jambi sekitar tahun 1906. dengan jumlah unit usaha 49 unit yang
Namun, saat itu masih ada satu-dua orang tersebar di Provinsi Jambi. Sedangkan di
yang terus mengerjakan dan kemudian Kota Jambi sendiri terdapat 129 orang
dilanjutkan oleh anak cucunya secara turun- pengrajin batik Jambinya. Secara
temurun. Pertengahan tahun 70-an keseluruhan, nilai investasi industri batik di
ditemukan beberapa lembar batik kuno Jambi mencapai Rp.588 miliar dengan
Jambi yang dimiliki oleh seorang pengusaha kapasitas produksi + 92.773 m3/tahun.
wanita, Ratu Mas Hadijah. Pada tahun 1980 Sedangkan sebelum adanya pengakuan dari
yang merupakan awal kebangkitan industry UNESCO, sampai akhir tahun 2002, jumlah
Batik Jambi yang dirintis oleh Ketua Tim pengrajin batik di Kota Jambi mencapai 750
Penggerak PKK Provinsi Jambi, yaitu Ibu orang dengan jumlah unit usaha 63 unit (Ir.
Lily Abdurrahman Sayoeti. H. Asianto Marsaid, 2003: 4). Jika dilihat
Hingga kini batik yang semula dari data diatas, dapat disimpulkan bahwa
berakar di Kota Jambi, tumbuh dan setelah adanya pengakuan UNESCO, jumlah
berkembang menjadi beberapa sentra pengrajin batik di Kota Jambi mengalami
produksi yang tersebar di semua kabupaten penurunan. Jika jumlah pengrajin batik
baik itu batik tulis maupun batik cap dengan Jambi terus mengalami penurunan maka
mengembangkan ciri khas masing-masing. akan berakibat pada regenerasi pengrajin
Batik tulis tangan di Jambi sudah lama batik Jambi sendiri, karena pengakuan yang
berkembang sedangkan batik cap mulai diberikan oleh UNESCO hanyalah bersifat
tahun 1979/1980. sementara, jika tidak ada pergantian generasi
Di Jambi, bahan utama batik adalah tua kepada generasi muda berarti tidak ada
kain putih dari kapas yang sering disebut yang melestarikan maka UNESCO berhak
mori, yang dipintai dan ditenun mencabut pengakuan tentang batik sebagai
menggunakan mesin. Kualitas kain mori warisan budaya asli Indonesia.
sendiri ditentukan oleh besar kecilnya
kualitas benang dan tebal benang per inci. Kerangka Berpikir
Jenis kain mori yang digunakan di Jambi Jambi adalah salah satu daerah
antara lain, primisima, prima, biru, blacu Sumatera penghasil batik yang berkembang
atau berkolin. hingga kini. Keberadaan batik Jambi tumbuh
Tahap pembuatan batik Jambi tidak dan berkembang pesat pada zaman Kerajaan
jauh berbeda dengan proses batik di Jawa Melayu, perkembangannya mulai surut
pada umumnya. Namun, untuk beberapa setelah Kerajaan Melayu runtuh.
Upaya-upaya dalam mempertahankan Penelitian ini menggunakan analisis
batik Jambi mulai dibangkit lagi pada tahun data kualitatif, karena penelitian ini
1980. Saat itu tumbuh sentra-sentra batik, dilakukan pada saat pengumpulan data
sejalan dengan hal tersebut bertambah pula berlangsung dalam periode tertentu.
jumlah perajin batik Jambi. Namun, kini Penelitian ini menggunakan
industri batik Jambi mengalami kelesuan, triangulasi sumber, yaitu untuk menguji
pasalnya sebagian besar batik bermotif khas kreadibilitas data yang dilakukan dengan
Jambi lebih banyak dipasok dari wilayah cara mengecek data kepada sumber yang
Jawa. berbeda-beda dengan teknik yang sama.
Hal tersebut membuat banyak Fokus Penelitian
pengrajin batik Jambi gulung tikar, Fokus penelitian ini adalah
walaupun sebagian lagi masih bertahan. Jika keberadaan batik Jambi pada pengrajin
keadaan ini berlangsung terus-menerus, Jambi ditengah maraknya batik bermotif
lama-kelamaan keberadaan batik Jambi Jambi buatan Jawa yang beredar di pasaran
buatan pengrajin lokal sendiri bisa saat ini. Dengan adanya fokus penelitian ini,
hilang/punah. Begitu pula dengan pengrajin maka diperoleh sub fokus sebagai berikut:
batik Jambi yang berdampak pada 1. Sejarah batik Jambi.
regenerasi. Jika tidak ada regenerasi dari 2. Batik Jambi.
pengrajin lokal sendiri dan dibiarkan 3. Usaha batik Jambi di Kota Jambi.
punah/hilang, maka tidak menutup 4. Upaya untuk mempertahankan
kemungkinan UNESCO mencabut keberadaan batik Jambi.
pengakuan batik sebagai budaya asli 5. Dukungan dan hambatan dalam
Indonesia. mempertahankan batik Jambi lokal.
Berdasarkan masalah yang diuraikan
diatas, maka peneliti ingin mengetahui Berdasarkan fokus dan sub fokus
keberadaan batik Jambi buatan pengrajin penelitian diatas, maka dapat dikembangkan
lokal ditengah maraknya batik bermotif menjadi beberapa pertanyaan penelitian
Jambi buatan Jawa saat ini. Selain itu yang akan dijadikan pedoman wawancara
bagaimana pengrajin lokal, Pemda serta peneliti, yaitu:
Dekranas Kota Jambi menyikapi hal 1. Apa arti/makna batik Jambi?
tersebut. 2. Apa yang anda ketahui tentang sejarah
batik Jambi? Dan bagaimana awal
METODE PENELITIAN mula usaha batik Jambi ini?
3. Bagaimana keberadaan batik Jambi
Penelitian ini menggunakan metode saat ini?
penelitian kualitatif, yaitu suatu pendekatan 4. Bagaimana pendapat anda tentang
penelitian yang mengungkapkan situasi batik bermotif Jambi buatan Jawa yang
sosial tertentu dengan mendeskripsikan beredar di pasaran?
kenyataan secara benar, dibentuk oleh kata- 5. Dampak apa yang dirasakan dengan
kata berdasarkan teknik pengumpulan dan adanya batik bermotif Jambi buatan
analisis data yang relevan diperoleh dari Jawa?
situasi alamiah (Djam’an Satori dan Aan 6. Apa yang menyebabkan batik Jambi
Komariah, 2011: 25). buatan pengrajin lokal lebih mahal
Dalam penelitian ini menggunakan dibandingkan dengan batik bermotif
teknik snowball sampling, yaitu teknik Jambi buatan Jawa?
pengambilan sampel sumber data yang pada 7. Apakah motif batik Jambi mempunyai
awalnya jumlahnya sedikit, lama-lama HaKI?
menjadi besar. Tempat penelitian dilakukan 8. Apakah keberadaan batik Jambi masih
di Disperindag Provinsi dan Kota Jambi memiliki arti?
sebagai tempat pengelola asset dan kekayaan 9. Alasan apa yang membuat anda tetap
daerah. Sedangkan Dekranasda Provinsi bertahan pada usaha pembatikan ini?
Jambi dan Balai Kerajinan Rakyat Selaras 10. Manfaat apa yang anda dapatkan untuk
Pinang Masak sebagai tempat pemasaran tetap bertahan dalam usaha pembatikan
batik Jambi, serta Rumah Batik Azmiah dan ini?
Batik Jambi Zhorif merupakan salah satu 11. Bagaimana kegiatan produksi batik
tempat produksi batik Jambi yang berdiri Jambi? Dan apa saja hasil
pada tahun 80-an di Desa Seberang Kota produksinya?
Jambi.
12. Strategi/inovasi apa yang anda lakukan walaupun kini terdapat batik bermotif Jambi
dalam usaha pembatikan ini? buatan Jawa.
13. Hambatan apa saja yang dirasakan Keberadaan batik Jambi saat ini terus
dalam menjalankan usaha pembatikan dipertahankan seperti yang diungkapkan
ini? oleh informan (HW4, HW3 dan HW6).
14. Apa saja yang dilakukan pemerintah
dalam mempertahankan keberadaan B. Pendapat Tentang Batik Bermotif
batik Jambi buatan pengrajin lokal? Jambi Buatan Jawa
15. Adakah usaha dari pemerintah untuk Menurut hasil wawancara keenam
mempromosikan batik Jambi buatan narasumber (HW1, HW2, dan HW5)
lokal? sependapat, bahwa tidak ada masalah
16. Faktor-faktor apa saja yang dengan keberadaan batik bermotif Jambi
mendukung dan menghambat upaya buatan Jawa yang beredar dipasaran Kota
dalam mempertahankan keberadaan Jambi saat ini, karena bukan hanya di Jambi
batik Jambi? saja yang membuat batiknya di daerah Jawa,
seperti yang diungkapkan HW1.
TEMUAN LAPANGAN Pernyataan informan HW2
Sejarah Batik Jambi dibenarkan oleh informan HW3 bahwa
A. Pengertian Batik Jambi setiap orang memiliki cara tersendiri untuk
Berdasarkan hasil wawancara dengan melestarikan warisan budaya daerahnya.
keenam narasumber HW2, HW4, dan HW5 Sebaliknya, informan (HW4 dan
mengatakan bahwa, batik Jambi adalah HW6), menyesalkan adanya batik Jambi
warisan budaya turun temurun yang telah buatan Jawa yang dirasa merugikan
dikenal pada zaman kerajaan Melayu Jambi pengrajin setempat.
dan keberadaannya memiliki peran penting
bagi kehidupan masyarakat Jambi, C. Dampak Adanya Batik Bermotif
khususnya masyarakat Sekoja. Jambi Buatan Jawa
Sedangkan menurut informan (HW1 Berdasarkan hasil wawancara
dan HW3), batik Jambi adalah suatu tradisi keenam narasumber (HW1, HW4, dengan
yang hidup di masyarakat Jambi, dimana HW3, HW6) saling berkaitan bahwa, adanya
seni kerajinan ini memiliki ciri khas yang batik bermotif Jambi buatan Jawa
menunjukkan daerahnya. Informan HW3 memberikan dampak pada penjualan batik
juga menjelaskan ciri khas batik Jambi Jambi pengrajin setempat. Karena hal
sendiri terletak pada susunan/tata letak pada tersebut pendapatan pengrajin pun ikut
motif batiknya yang disusun secara terpisah- berkurang.
pisah dan tidak penuh. Sebaliknya, informan (HW2 dan
Pendapat lain dikatakan oleh HW5) berpendapat tidak ada dampak
informan HW6 yang mengatakan bahwa, dengan adanya batik bermotif Jambi.
batik Jambi adalah seni yang diciptakan
seseorang dengan mengambil inspirasi dari D. Penyebab Batik Jambi Lokal Lebih
lingkungan alam sekitar Jambi kemudian Mahal
dituangkan kedalam selembar kain. Dari hasil wawancara keenam
narasumber (HW1, HW2, HW3, HW4,
B. Sejarah dan Awal Mula Usaha HW5, dan HW6) sepakat bahwa batik Jambi
Batik Jambi produksi pengrajin setempat lebih mahal
Berdasarkan hasil wawancara dibandingkan batik bermotif Jambi buatan
keenam informan (HW1, HW2, HW3, HW4, Jawa karena semua bahan baku masih
HW5 dan HW6) sepakat bahwa batik Jambi didatangkan dari luar daerah.
itu sudah lama ada tetapi keenam informan
tidak mengetahui pasti kapan batik Jambi E. HaKI Motif Batik Jambi
ditemukan. Dari hasil wawancara dari enam
narasumber HW1, HW2, HW3, HW5, dan
Batik Jambi HW6 sepakat bahwa motif batik Jambi ada
A. Keberadaan Batik Jambi beberapa motif batik Jambi telah memiliki
Berdasarkan hasil wawancara HaKI tetapi tidak mengetahui secara lengkap
keenam informan sepakat bahwa tidak ada ada berapa motif batik Jambi yang telah
masalah dengan keberadaan batik Jambi, diberi HaKI hingga kini.
Sedangkan informan HW4 tidak pengangguran, seperti yang diungkapkan
mengetahui jika beberapa motif batik Jambi informan HW5.
sudah diberi HaKI.
F. Keberadaan Batik Jambi Masih C. Kegiatan dan Hasil Produksi Batik
Memiliki Arti Jambi
Berdasarkan hasil wawancara Dari hasil wawancara narasumber,
keenam narasumber (HW1, HW2, HW3, informan (HW2 dan HW3) mengatakan
HW4, HW5, dan HW6) sepakat bahwa tidak tahu bagaimana kondisi produksi batik
keberadaan batik Jambi masih memiliki arti, Jambi karena di Sanggar PKK dan Dekranas
baik sebagai warisan turun temurun maupun ini hanya sebagai tempat pemasaran barang
sebagai sumber kehidupan masyarakatnya. seni dan kerajinan daerah Jambi baik dari
kabupaten maupun kota.
Usaha Batik Jambi Sedangkan informan (HW1, HW4,
A. Alasan Bertahan Pada Usaha Batik HW5, dan HW6) memiliki pendapat berbeda
Jambi seperti yang diungkapkan informan (HW2
Menurut hasil wawancara keenam dan HW3), berikut ini:
informan (HW1, HW2, HW3, HW4, HW5
dan HW6) mempunyai pendapat yang D. Strategi/Inovasi Usaha Batik Jambi
berbeda-beda. Berdasarkan hasil wawancara
“… Alasannya karena batik itu informan (HW1, HW3, dan HW4)
adalah sebuah kebudayaan yang mengatakan, dalam upaya meningkatkan
sudah lama ada dan merupakan keterampilan pengrajin batik Jambi (lokal)
salah satu produk unggulan khas pemerintah selalu memberikan pelatihan
Jambi.” (HW1) baik dari segi pengembangan desain dan
“… Alasannya karena batik Jambi pewarnaan.
merupakan warisan budaya yang kini Sedangkan informan HW2
hidup menjadi bagian dari mengatakan bahwa untuk menarik minat
masyarakat dan batik Jambi kini konsumen dalam membeli batik Jambi, ia
boleh digunakan oleh semua memberikan saran kepada pengrajin untuk
kalangan.” (HW2) membuat busana dari batik Jambi dengan
Informan HW3 mengatakan alasan melihat tren busana batik lewat pameran-
tetap mempertahankan usaha ini selain pameran.
karena warisan budaya adalah untuk Namun dari informan (HW5 dan
melestarikan dan menambah pendapatan HW6) berpendapat berbeda dengan
pengrajin setempat serta melatih ibu-ibu informan (HW1, HW2, HW3, dan HW4).
yang dirasa masih kurang terampil dalam Informan (HW5 dan HW6) sepakat bahwa
membatik. Inovasi yang kami lakukan sebagai
Sedangkan informan (HW4, HW5, pengrajin, mengkombinasikan motif maupun
dan HW6) sependapat bahwa alasan warna.
bertahan pada usaha batik Jambi ini karena
merupakan warisan leluhur. E. Hambatan Menjalankan Usaha
Batik Jambi
B. Manfaat Mempertahankan Usaha Dari hasil wawancara informan
Batik Jambi (HW3 dan HW4) berpendapat sama, bahwa
Dari hasil wawancara keenam tidak ada hambatan dalam menjalankan
narasumber HW1, HW2, HW3, dan HW6 usaha batik Jambi ini. Karena Sanggar PKK
sependapat bahwa manfaat tetap bertahan dan Balai Kerajinan hanya sebagai
dalam usaha batik Jambi ini adalah untuk penyalur/membantu pengrajin dalam
pelestarian budaya daerah Jambi. memasarkan batiknya.
Melestarikan budaya berarti menjaga Sedangkan menurut (HW2 dan
warisan tersebut agar tidak hilang. Hal ini HW5), mereka sepakat bahwa hambatan
diungkapkan oleh informan HW4 yang dalam menjalankan usaha batik Jambi
mengatakan: adalah SDM.
Selain dalam pelestarian budaya Berbeda dengan informan (HW1 dan
daerah Jambi, manfaat lainnya adalah HW4), mereka berpendapat memang benar
membantu pemerintah dalam menciptakan pendaftaran HaKI untuk motif batik Jambi
lapangan pekerjaan guna mengurangi angka diberikan fasilitas dan kemudahan dalam
pendaftarannya.
Namun berbeda dengan informan memiliki hambatan yang berbeda-beda
HW6 yang mengatakan bahwa kurangnya dalam mempertahankan keberadaan batik
pengetahuan masyarakat tentang batik Jambi Jambi.
menjadi salah satu faktor penghambat
menjalankan usaha ini, karena kebanyakkan PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
konsumen tidak mengetahui perbedaan batik
Jambi buatan pengrajin setempat dengan Dari temuan-temuan lapangan dapat
batik bermotif Jambi buatan Jawa tersebut. disimpulkan bahwa batik Jambi adalah seni
kerajinan yang menjadi salah satu warisan
Upaya Untuk Mempertahankan budaya khas Jambi yang memiliki nilai
Keberadaan Batik Jambi leluhur dan berperan penting dalam
A. Upaya Pemerintah kehidupan masyarakat Jambi khususnya di
Mempertahankan Keberadaan Sekoja yang masih kental akan tradisi
Batik Jambi Lokal peninggalan nenek moyang dahulu. Batik
Dari hasil wawancara keenam Jambi tumbuh dan berkembang sejak zaman
narasumber sepakat bahwa pemerintah terus Kerajaan Melayu Jambi tetapi tidak ada
melakukan upaya dalam mempertahankan informan yang dapat memberikan jawaban
dan melestarikan batik Jambi buatan pastinya sejak kapan batik Jambi ditemukan.
pengrajin lokal agar terus berkembang. Pernyataan diatas dijabarkan oleh
Selain itu, dari Balai Kerajinan Jusri, dkk. dalam bukunya yang berjudul
sendiri juga melakukan upaya dalam Batik Indonesia Soko Guru Budaya Bangsa
mempertahankan keberadaan batik Jambi (2012: 223) bahwa batik Jambi merupakan
produksi pengrajin lokal seperti yang hasil kerajinan yang tidak dapat dimiliki
diungkapkan oleh informan HW4. oleh sembarang orang pada saat itu, ia
dikomsumsi hanya masyarakat yang
B. Usaha Pemerintah Dalam mempunyai tingkat kehidupan sosial tinggi,
Mempromosikan Batik Jambi misalnya kerabat kerajaan atau kaum
Lokal bangsawan. Menurutnya, batik Jambi
Berdasarkan hasil wawancara tumbuh dan dikembangkan oleh raja melayu
keenam narasumber (HW1, HW3, HW4 dan Jambi.
HW5) sepakat bahwa pemerintah telah Fakta diatas juga dijabarkan lebih
melakukan promosi batik Jambi ke luar jelas Ir. H. Asianto Marsaid dalam bukunya
daerah bahkan luar negeri, termasuk dalam yang berjudul Pesona Batik Jambi (2003: 3),
kabupaten kota Jambi sendiri. batik Jambi telah berkembang sejak zaman
Informan HW2 dan HW6 dahulu secara turun-temurun, yang berpusat
menambahkan bahwa nanti akan ada di Dusun Kampung Tengah dan kampung-
promosi tentang tekuluk yang merupakan kampung sekitarnya di Seberang Sungai
penutup kepala wanita dari kain batik Jambi Batanghari. Keterangan ini diperkuat oleh
dalam bentuk sarung biasanya digunakan peninggalan batik milik Residen Jambi
pada acara tertentu dan nanti juga akan ada H.L.C Petri tahun 1918-1925 yang memiliki
acara MTQ di Tebo yang sekaligus menjadi koleksi dengan motif batik yang bagus,
tempat promosi batik Jambi di tingkat terutama dalam bentuk selendang lebar
kabupaten. berwarna merah diatas dasar hitam dan
sedikit biru yang diperoleh pada tahun 1928.
Dukungan dan Hambatan Dalam Setelah masa Kerajaan Melayu Jambi
Mempertahankan Batik Jambi Lokal yang tadinya dipimpin oleh penguasa
A. Faktor-faktor Pendukung dan bergelar Raja pada tahun (1178-1615 M)
Penghambat Upaya kemudian Kerajaan ini beralih dipimpin oleh
Mempertahankan Keberadaan seorang Raja bergelar Sultan pada tahun
Batik Jambi (1615-1904 M) dan berakhirnya masa
Dari hasil wawancara keenam Kesultanan pada tahun 1904 membuat
narasumber bahwa faktor pendukung dalam produksi batik Jambi menurun dratis.
upaya mempertahankan keberadaan batik Karena pada waktu itu, batik Jambi hanya
Jambi pada pengrajin lokal terus dilakukan digunakan oleh keluarga bangsawan
dengan promosi melalui pameran-pameran kerajaan. Sejalan dengan perkembangan
baik dalam daerah dan luar daerah bahkan penguasaan Belanda atas Jambi pada tahun
luar negeri oleh pemerintah. Sedangkan 1906 maka banyak keluarga keraton pindah
faktor penghambatnya, keenam informan ke hulu Jambi (Muaro Tembesi dan Muaro
Bungo) ataupun ke Seberang Kota Jambi, Sipin, Sentra Batik Mudung Darat, dan
sehingga akhirnya pakaian batik boleh-boleh Sentra Batik Sanggar PKK Jambi.
saja dipakai oleh rakyat kebanyakan Menurut data yang peneliti dapat dari
walaupun pada awalnya pengerjaannya Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota
selalu dilakukan dan dipakai oleh para Jambi, saat ini terdapat 23 sentra batik Jambi
bangsawan/keluarga kerajaan Melayu Jambi. yang ada di Kota Jambi yaitu Sentra Batik
Keberadaan batik Jambi sempat Mudung Laut, Sentra Batik Jelmu, Sentra
pupus pada tahun 1920 seperti yang Batik Kampung Tengah, Sentra Batik Arab
diungkapkan HW1, kemudian pada tahun Melayu, Sentra Batik Tahtul Yaman, Sentra
70-an batik Jambi kembali digalakkan Batik Tanjung Johor, Sentra Batik Ulu
dengan ditemukkannya beberapa lembar Gedong, Sentra Batik Olak Kemang, Sentra
kain batik Jambi kuno yang dimiliki oleh Batik Tanjung Raden, Sentra Batik Tanjung
salah seorang pengusaha wanita dan Pasir, Sentra Batik Pasir Panjang, Sentra
ditemukkannya juga pembatik yang sudah Batik Simpang Tiga Sipin, Sentra Batik Paal
tua. Pada tahun 1980 adalah awal Lima, Sentra Batik Sungai Putri, Sentra
kebangkitan industri batik Jambi, seperti Batik Buluran Kenali, Sentra Batik Murni,
sentra-sentra batik di Kecamatan Pelayangan Sentra Batik Teluk Kenali, Sentra Batik
terdapat di Kelurahan Mudung Laut, Kasang Jaya, Sentra Batik Talang Banjar,
Kelurahan Jelmu, dan Kelurahan Kampung Sentra Batik Pasar, Sentra Batik Thehok,
Tengah, sedangkan di Kecamatan Danau Sentra Batik Talang Jauh dan Sentra Batik
Teluk terdapat di Kelurahan Ulu Gedong, Teluk Kenali. Melalui fakta yang
Kelurahan Olak Kemang, dan Kelurahan diungkapkan diatas, dapat dikatakan bahwa
Tanjung Raden, serta di Kecamatan Kota keberadaan batik Jambi terus dipertahankan
Baru terdapat di Kelurahan Simpang Tiga dengan dilihatnya pertumbuhan sentra batik
Sipin. sebagai tempat pemasaran/penjualan batik
Pada tahun 80-an juga pertama kali Jambi yang ada di Kota Jambi.
diadakan pelatihan membatik di Desa Ulu Ciri khas batik Jambi terletak pada
Gedong, tepatnya pada 12-22 Oktober 1980 susunan/tata letak motifnya yang terpisah-
dengan mendatangkan pemateri dari Balai pisah dan tidak penuh yang diambil dari
Batik Yogya. Sejak itulah batik Jambi mulai flora dan fauna di alam sekitar Jambi.
berkembang dan Jambi mulai bangga Fakta diatas ditulis lebih jelas oleh
dengan batiknya karena pernah menjadi tuan Ja’far, dkk. dalam bukunya Laporan
rumah pada acara Simposium International Penelitian dan Pengolahan Ragam Hias
Tekstil Indonesia tingkat dunia pada 6-9 Daerah Jambi (hal. 36), keunikan seni batik
November 1996 yang diadakan di Novotel, Jambi justru terletak pada kesederhanaan
seperti yang diungkapkan oleh informan bentuk motif dan pewarnaan yang khas yaitu
HW1. bentuk motif yang tidak berangkai (ceplok-
Pernyataan diatas juga dijelaskan ceplok) dan berdiri sendiri-sendiri.
oleh Dafril Nelfi, dkk. dalam bukunya yang Pemberian nama pada motif batik Jambi
berjudul Pucuk Rebung : Kekayaan Budaya diberikan pada setiap satu bentuk motif, jadi
Dalam Khazanah Batik Jambi (2001: 12) bukan diberikan pada suatu rangkaian
membatik dan menenun di Jambi pada masa bentuk dari berbagai unsur atau elemen yang
kolonial Belanda dan Jepang pekerjaan yang telah didesain sedemikian rupa yang telah
hampir lenyap atau punah, lebih masa menjadi satu kesatuan yang utuh kemudian
Jepang, para pengrajin tidak ada sama sekali baru diberikan nama. Walaupun nama motif
dan baru kembali pada awal tahun 1980-an. diberikan pada setiap bentuk motif yang
Sekarang membarik tidak saja dikerjakan hanya terdiri dari satu bentuk (ceplok)
secara individu dirumah tetapi telah namun dalam penerapannya tentu saja tidak
dikerjakan secara berkelompok/sentra. monoton terdiri dari satu motif saja. Dalam
Membatik di Jambi masa kini telah sebidang kain biasanya diterapkan beberapa
berkembang dengan pesat, terutama dengan bentuk motif pokok dan diisi atau
adanya pembinaan dari pemerintah dan dari didampingi dengan bentuk motif isian
berbagai pihak. Saat ini telah terdapat 8 lainnya seperti motif tabur titik, motif tabur
sentra batik Jambi di Kota Jambi, antara bengkok, motif belah ketupat dan bentuk
lain: Sentra Batik Ulu Gedong, Sentra Batik motif-motif isian lainnya.
Olak Kemang, Sentra Batik Kampung Warna-warna khas batik Jambi, yaitu
Tengah, Sentra Batik Jelmu, Sentra Batik biru, merah dan hijau. Fakta tersebut lebih
Tanjung Raden, Sentra Batik Simpang Tiga dijabarkan oleh Jusri, dkk. dalam bukunya
yang berjudul Batik Indonesia Soko Guru tradisional (lokal) karena tekstil bermotif
Budaya Bangsa (2012: 226), warna khas batik yang diproduksi secara besar-besaran
yang dijumpai pada batik Jambi adalah akan menjatuhkan pengrajin batik Jambi
merah, biru, hitam dan kuning. (lokal) dan juga dapat mempercepat tingkat
Perbedaan batik Jambi asli dengan kejenuhan motif dimata konsumen.
batik bermotif Jambi tersebut terletak pada Pernyataan-pernyataan diatas
warna, batik jambi buatan Seberang membuktikan bahwa usaha batik Jambi
warnanya kalem/soft sedangkan batik mengalami peningkatan dengan dilihatnya
bermotif Jambi itu warnanya cerah yang pertumbuhan sentra-sentra batik di Kota
diungkapkan oleh informan HW5. Jambi. Hal ini tentu saja memberikan
Pernyataan yang ada tersebut peluang bisnis bagi pelaku usaha,
dikaitkan dengan pendapat Jusri, dkk. dalam bermunculannya toko-toko batik bermotif
bukunya yang berjudul Batik Indonesia Soko Jambi buatan Jawa di Kota Jambi saat ini,
Guru Budaya Bangsa (2012: 224), pada membuat jumlah pengrajin batik Jambi
masa Orde Baru pembinaan dan mengalami penurunan. Karena batik tersebut
pengembangan batik Jambi dilakukan ditawarkan lebih murah dibandingkan
kembali secara insentif. Warna-warna yang dengan batik Jambi asli buatan pengrajin
digunakan adalah warna Jambi asli pada era Jambi sendiri. Penyebab batik Jambi buatan
tahun 1980-an. Pada era tahun 1990-an pengrajin lokal lebih mahal dibandingkan
warna yang digunakan adalah warna-warna dengan batik bermotif Jambi buatan Jawa,
Pekalongan dan Cirebon yang lebih cerah. semua bahan-bahan produksi batik seperti
Setelah ditelusuri lebih lanjut, hal ini kain, lilin dan pewarna harus didatangkan
berawal pada tahun (1989-1999) Alm. Ibu dari Jawa, ditambah lagi upah tenaga kerja
Lily Abdurrahman Sayoeti sebagai Ketua untuk membantu dalam proses pembuatan
Dekranasda yang lebih menyukai warna batik Jambi. Dampak dari beredarnya batik
cerah/terang. Pada tahun (1999-2010) Jambi buatan Jawa membuat penjualan batik
dengan Ketua Dekranasda, Ibu Ratu Jambi pengrajin lokal berkurang tentu saja
Munawaroh lebih menyukai batik dengan pendapatan mereka pun ikut berkurang
warna gelap dan teduh. karena kebanyakkan konsumen yang belum
Pernyataan diatas dikaitkan dengan mengenal lebih dalam batik Jambi akan
pendapat Ja’far Rassuh dalam buku Kina memilih batik Jambi buatan Jawa yang
(Karya Indonesia) Batik Nusantara Edisi ditawarkan dengan harga lebih murah.
Khusus 2013 (Ansari Bukhari dkk., hal.23) Penyebab utama batik Jambi pada pengrajin
warna dasar terang juga merupakan ciri lain lokal lebih mahal dibandingkan dengan batik
batik Jambi klasik dan kontemporer. Jambi buatan Jawa karena semua bahan-
Keenam informan sepakat bahwa bahan produksi batik didatangkan dari Jawa
tidak ada masalah dengan keberadaan batik dan itu memerlukan biaya tambahan. Kedua
Jambi, karena keberadaannya terus upah tenaga kerja, untuk menutup warna
dikembangkan dan dilestarikan, terutama permeternya mencapai Rp.40.000-Rp.50.000
batik Jambi buatan pengrajin lokal, yang dikerjakan dalam 2 hari. Jika dapat
walaupun saat ini di Kota Jambi banyak sepotong batik Jambi yang dikerjakan dalam
bermunculan toko-toko batik yang menjual 3 hari bisa mencapai Rp.100.000.
batik motif Jambi buatan Jawa. Fakta diatas berkaitan dengan yang
Keberadaannya juga merupakan salah satu diutarakan dalam artikel kompas yang
mascot Disperindag Provinsi Jambi sehingga berjudul Industri Batik Jambi Kian
pemerintah terus mempertahankan Menyusut oleh Prof. M. Rahmat
keberadaannya, ditambah lagi batik Jambi (30/12/2010), bisnis pemasaran batik Jambi
itu merupakan tradisi budaya yang turun semakin marak, namun kondisi itu tidak
temurun daerah Jambi. Adanya toko-toko seiring dengan bertambahnya jumlah unit
batik motif Jambi buatan Jawa tentu saja kerajinan tersebut, karena jumlah UKM
membuat kekhawatiran akan tergesernya batik justru semakin berkurang. Biaya
industri rumahan batik Jambi pada pengrajin produksi Jambi di Jambi cenderung lebih
lokal, tetapi instansi terkait mengatakan tinggi, sehingga mendorong banyak
bahwa tidak ada masalah dengan keberadaan pengusaha memesan produk batik ke
batik motif Jambi Jawa, karena Yogyakarta, Pekalongan dan Bandung. Para
keberadaannya membantu perekonomian pengusaha ini cukup memberikan contoh
daerah. Tetapi instansi terkait juga harus motif dan bahan yang diinginkan kepada
memikirkan kehidupan industry batik perajin di Jawa untuk memperoleh produk
batik bermotif khas Jambi dengan harga pengrajin lokal dengan batik Jambi buatan
yang lebih murah. luar daerah sehingga masyarakat bisa lebih
Fakta yang sama juga diungkapkan mengenal batik Jambi asli buatan pengrajin
oleh Atika, mantan pembatik Jambi sendiri dan menumbuhkan kecintaannya
Seberang dalam artikel yang berjudul Ketika terhadap produk dalam daerah. Pelestarian
Batik Jambi Mengalami Booming usaha batik Jambi ini memberikan lapangan
(kompas.com, 1/4/2011), booming batik di pekerjaan bagi ibu-ibu rumah tangga dan
Jambi memang sedang terjadi, tetapi industri anak-anak sekitar di Seberang Kota. Tentu
kerajinan batik justru tengah menyurut. Dia saja hal ini membantu pemerintah dalam
mengatakan, dalam lima tahun terakhir menciptakan lapangan pekerjaan guna
banyak perajin yang tidak beroperasi lagi, mengurangi angka penganguran.
walaupun perdagangan produk ini terus Dari wawancara keenam informan
meningkat. Penyebabnya adalah produk menyatakan, bahwa alasan dan manfaat
buatan perajin setempat sulit bersaing bertahan pada usaha batik Jambi (lokal),
dengan batik Jambi yang dibuat di Jawa. karena batik Jambi merupakan kebudayaan
Untuk masalah tersebut, seharusnya yang sudah lama ada dan kini hidup menjadi
ada batasan dalam produksi batik yang bagian dari masyarakat, sekaligus untuk
menggunakan motif batik Jambi. Tercatat pelestarian budaya daerah Jambi.
lebih dari 50 motif batik Jambi, tetapi hanya Melestarikan budaya berarti menjaga
beberapa motif yang mempunyai HaKI. warisan tersebut agar tidak hilang. Selain
HaKI pada motif batik Jambi memang dalam pelestarian budaya daerah Jambi,
diberikan dari pemerintah, jika dari manfaat lainnya adalah membantu
pengrajin/pengusaha batik sendiri tidak pemerintah dalam menciptakan lapangan
mungkin karena memakan biaya, belum lagi pekerjaan guna mengurangi angka
waktu dan tidak memberikan keuntungan pengangguran, seperti yang diungkapkan
sehingga dianggap penghambat dalam usaha informan HW5.
pemasaran industry batik, serta Hal ini terkait dengan instruksi
pengrajin/pengusaha batik enggan Presiden No. 6 Tahun 2007 tentang
mendaftarkan HaKI motif batik Jambi kebijakan percepatan pengembangan sector
karena perlindungannya yang kurang rill dan pemberdayaan usaha mikro, kecil
memberikan keuntungan bagi mereka. dan menengah, yang diimplementasikan
Menurut data dari Disperindag Prov. dengan peraturan Menteri Perindustrian
Jambi terdapat 18 motif batik Jambi yang No.78/M.IND/PER/9/2007 tentang
telah mendapat HaKI. Sedangkan menurut peningkatan efektivitas pengembalian IKM
Suhikmah, S.H., dalam tesisnya yang melalui pendekatan, seperti pendekatan satu
berjudul Upaya Pemerintah Daerah desa satu produk (OVOP), dengan catatan
Provinsi Jambi Dalam Rangka IKM yang mendapat penghargaan OVOP
Perlindungan Hukum Terhadap Ciptaan harus memiliki izin usaha di bidang industri.
Motif Batik Yang Belum Terdaftar (2008: Pernyataan ini terkait juga pada
80), terhitung dari 2002-2008 pendaftaran undang-undang pelestarian pasal 78 ayat 2,
hak cipta yang telah terdaftar sebanyak 84 bahwa setiap orang dapat melakukan
jenis motif. Hal ini dilihat kurang koordinasi Pengembangan Cagar Budaya setelah
antar Disperindag dengan Kanwil memperoleh, izin Pemerintah atau
Kehakiman dan HAM Provinsi Jambi. Hal Pemerintah Daerah dan izin pemilik
ini diperlukan penyuluhan tentang HaKI dan/atau yang menguasai Cagar Budaya.
motif batik Jambi kepada Pemanfaatan dengan cara perbanyakan
pengrajin/pengusaha batik Jambi dan Benda Cagar Budaya yang tercatat sebagai
masyarakat agar mereka sadar akan sanksi peringkat nasional, peringkat provinsi,
dari HaKI itu sendiri. peringkat kabupaten/kota hanya dapat
Mempertahankan batik Jambi pada dilakukan atas izin Menteri, gubernur, atau
pengrajin lokal karena batik Jambi bupati/wali kota sesuai dengan tingkatannya,
merupakan kebudayaan yang sudah lama tercatat pada pasal 89. Serta padal 99 ayat 1,
ada yang kini hidup menjadi bagian dari 2, dan 3 bahwa pemerintah dan Pemerintah
masyarakat dan sekarang tidak ada lagi Daerah bertanggung jawab terhadap
larangan untuk memakai batik Jambi, sejak pengawasan Pelestarian Cagar Budaya
pertengahan tahun 70-an. Saat ini yang sesuai dengan kewenangannya, masyarakat
diperlukan adalah sosialisasi kepada ikut berperan serta dalam pengawasan
masyarakat perbedaan batik Jambi asli Pelestarian Cagar Budaya, dan ketentuan
lebih lanjut mengenai pengawasan diatur mempromosikan batik Jambi kepada
dalam Peraturan Pemerintah. masyarakat. Usaha pemerintah dalam
Strategi/inovasi dalam mempromosikan batik Jambi produksi
mengembangkan usaha batik Jambi dari pengrajin lokal dengan mengikutsertakan
pemerintah adalah memberikan pelatihan mereka dalam pameran-pameran baik dalam
pengembangan desain batik tulis dan negeri maupun luar negeri seperti Inacraft,
pewarnaan batik dengan mendatangkan fashion week di Jakarta, Jambi expo, Ulang
instruktur dari Jawa yang diadakan dalam Tahun Jambi, MTQ dan lain sebagainya.
setahun 1-2 kali. Dari tempat pemasaran Fakta yang ditulis oleh Buletin
sendiri membuat inovasi lain dengan Komunitas ASEAN (Edisi 3/November 2013:
membuat busana yang sedang trend dari 52), disampaikan empat strategi
batik Jambi dan menyampaikan permintaan pembangunan yaitu pro growth, pro job, pro
pasar saat ini. Sedangkan dari pengrajin poor, dan pro green. Selain itu, pemerintah
sendiri memberikan inovasi pada motif dan saat ini tengah mempersiapkan instruksi
warna yang dikombinasikan. Presiden guna meningkatkan daya saing
Fakta yang sama dijelaskan oleh John nasional yang mencakup keseluruhan aspek
A. Pearce II, dan Richard B. Robinson, Jr perekonomian. Sector UKM tentu saja
dalam bukunya yang berjudul Manajemen menjadi prioritas utama pemerintah untuk
Strategis 1 (ed.10) (2007: 333), alternative ditingkatkan daya saingnya mengingat UKM
terakhir untuk perusahaan di kuadran III merupakan motor penggerak perekonomian
adalah inovasi (innovation). Ketika kekuatan nasional.
perusahaan adalah dalam hal desain produk
yang kreatif atau teknologi produksi yang Dukungan dan Hambatan Dalam
unik, penjualan dapat didorong dengan Mempertahankan Batik Jambi Lokal
mempercepat keusangan dari produk-produk Keenam informan sependapat bahwa
yang sudah ada dalam pandangan faktor pendukung dalam mempertahankan
pelanggan. Ini adalah prinsip yang keberadaan batik Jambi pada pengrajin lokal
mendasari strategi utama inovasi. adalah promosi yang dilakukan pemerintah
Hambatan dalam menjalankan usaha baik dalam maupun luar negeri, himbauan
batik Jambi keenam adalah jumlah SDM dalam pemakaian batik Jambi bagi anak-
yang masih sedikit dan pengrajin/pengusaha anak sekolah dan pegawai negeri,
batik yang kurang pemahamannya akan memasukkan batik Jambi dalam kurikulum
HaKI motif batik Jambi serta masyarakat sekolah, memberikan pelatihan dan bantuan
yang kurang mengenal batik asli Jambi baik dari segi modal maupun peralatan, dan
buatan pengrajin setempat. memberikan HaKI motif batik Jambi.
Fakta yang ditulis Setya (2005), Sedangkan faktor penghambatnya,
beberapa karakteristik yang paling melekat keterbatasan SDM dari segi pendidikan
pada sebagian besar Usaha Mikro, Kecil dan formal maupun pengetahuan dan
Menengah (UMKM) antara lain: 1. keterampilan sangat berpengaruh terhadap
Rendahnya kualitas sumber daya manusia manajemen pengelolaan usahanya sehingga
(SDM) yang bekerja pada sector UMKM, 2. usaha pembatikan ini sulit untuk
Rendahnya produktivitas tenaga kerja yang berkembang dengan optimal, selain itu
berimbas pada rendahnya gaji dan upah, 3. kurangnya pengetahuan dan pemahaman
Kualitas barang yang dihasilkan relative pengrajin/pengusaha batik Jambi di bidang
rendah, 4. Mempekerjakan tenaga kerja HaKI motif batik Jambi, bahan baku yang
wanita lebih besar daripada pria, 5. masih didatangkan dari luar daerah, dan juga
Lemahnya struktur permodalan dan kesadaran masyarakat akan potensi
kurangnya akses untuk menguatkan struktur daerahnya masih kurang.
modal tersebut, 6. Kurangnya inovasi dan
adopsi teknologi-teknologi baru serta, 7. Kelemahan Penelitian
Kurangnya akses pemasaran ke pasar Kendala-kendala yang peneliti
potensial. temukan selama penelitian berlangsung
mencari informasi tentang keberadaan batik
Upaya Mempertahankan Keberadaan Jambi, antara lain:
Batik Jambi 1. Keterbatasan waktu yang informan
Upaya-upaya terus dilakukan berikan untuk peneliti dalam menggali
pemerintah dan pengrajin/pengusaha batik informasi tentang keberadaan batik
Jambi dalam mengembangkan dan Jambi.
2. Minimnya referensi mengenai motif lebih mengenal atau tahu mana yang batik
batik Jambi yang ada di Kota Jambi. Jambi asli pengrajin Jambi dan mana yang
3. Kurangnya dokumen mengenai foto bukan batik Jambi buatan pengrajin.
kain batik Jambi yang sudah lama dan Sehingga masyarakat bisa lebih mengenal
belum adanya referensi batik Jambi batik Jambi asli buatan pengrajin sendiri dan
pada zaman kerajaan Melayu Jambi menumbuhkan kecintaannya terhadap
dahulu. produk dalam daerah.

KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA


Kesimpulan Sumber Buku
Pernyataan-pernyataan yang Anas, Binarul, dkk. 1997. Indonesia Indah
diuraikan pada pembahasan penelitian “Batik”. Jakarta: Yayasan Harapan
membuktikan bahwa keberadaan batik Kita/BP 3 TMII.
Jambi sudah ada sejak zaman dahulu, Anra, Yusdi., dkk. 1988. Majalah Ilmiah
walaupun belum diketahui sejak kapan dan Seni dan Budaya. ISSN: Pusat Studi
siapa penciptanya. Bahkan pada zaman Seni dan Budaya Lembaga Penelitian
penjajahan Belanda, upaya dalam menggali Universitas Jambi.
informasi tentang batik Jambi sudah terlihat Aryunda, Anesia. 1996. Batik Indonesia.
melalui artikel-artikel yang ditulis penulis Jakarta: PT Golden Terayon Press.
Belanda. Bahij, Azmi Al. 2013. Sejarah 34 Provinsi
Dampak dari beredarnya batik Indonesia. Jakarta: Dunia Cerdas.
bermotif Jambi buatan Jawa membuat Bukhari, Ansari., dkk. 2013. Batik
penjualan batik Jambi pengrajin lokal Nusantara Batik Of The Archipelago.
berkurang tentu saja pendapatan mereka pun Jakarta: Karya Indonesia.
ikut berkurang juga karena kebanyakkan Danuraswo, Dadan., dkk. 2004. Katalog
konsumen yang belum mengenal lebih Motif Batik Jambi. Dinas
dalam batik Jambi akan memilih batik Perindustrian dan Perdagangan
bermotif Jambi buatan Jawa yang Provinsi Jambi: Proyek
ditawarkan dengan harga lebih murah Pemberdayaan Industri Kecil dan
dibandingkan batik Jambi buatan pengrajin Menengah.
lokal. Penyebab batik Jambi asli orang Darmayanti, Nani. 2007. Bahasa Indonesia
Jambi lebih mahal karena bahan dasar batik untuk Sekolah Menengah Kejuruan
seperti kain, lilin dan pewarna (nilo, soga, Tingkat Madia (Kelas XI) Jilid 2.
tingi dan lain-lain) tidak tersedia secara Bandung: Grafindo Media Pratama.
lokal dan harus didatangkan dari Jawa. Daulay, Asnelly Ridha, dkk. 2011.
Tetapi ini tidak mengganggu kegiatan Kerajinan Unggulan Makanan Khas
produksi batik Jambi karena produksi batik Jambi. ISBN.
Jambi tidak mengalami kenaikan dan Dinas Pariwisata Provinsi Jambi. Jambi At A
penurunan. Pihak-pihak terkait memang Glance.
tidak ada masalah dengan keberadaan batik Djoemena, Nian S. 1990. Ungkapan Sehelai
bermotif Jambi tersebut karena di beberapa Batik Its Mystery and Meaning.
daerah di Indonesia yang mempunyai batik Djambatan.
juga melakukan hal yang sama, seperti di Doellah, Santosa. 2002. Batik The Impact of
Papua. Jadi batik itu tidak apa-apa selama Time and Environment. Surakarta:
itu membantu perekonomian daerah Jambi. ISBN.
Evawarni. 2012. Rampai Budaya Melayu.
Implikasi Tanjung Pinang: Balai Pelestarian
Hasil penelitian, industri batik Jambi Sejarah dan Nilai Tradisional.
semakin lesu karena adanya batik bermotif Hamidin, Aep S. 2010. Batik Warisan
Jambi buatan Jawa. Tetapi instansi terkait Budaya Asli Indonesia. Yogyakarta:
mengatakan itu tidak akan berdampak pada NARASI dan PT. BUKU KITA.
penurunan jumlah pengrajin dan jika Hariadi, Ujang., dkk. 1994/1995. Batik
dibiarkan terus batik Jambi akan hilang. Jambi Koleksi Museum Negeri
Propinsi Jambi. Departemen
Saran Pembinaan dan Kebudayaan: Bagian
Sosialisasi tentang perbedaan antara Proyek Pembinaan Permuseuman
batik Jambi buatan pengrajin lokal dengan Jambi.
batik Jambi buatan Jawa agar masyarakat
Himpunan Wanita Karya bekerjasama Proyek Pengembangan Kesenian Jambi. Seni
dengan Taman Mini Indonesia Indah. Hias Pakaian Wanita dan Pakaian
1988. Batik Pesisir Pameran dan Pengantin Jambi. Departemen
Peragaan Busana. Jakarta. Pendidikan dan Kebudayaan.
Iskak, Ahmad dan Yustinah. 2008. Bahasa Sinar, Tengku Luckman. 1993. Motif dan
Indonesia Tataran Semenjana untuk Ornamen Melayu. Medan: Lembaga
SMK dan MAK Kelas X. Jakarta: Pembinaan dan Pengembangan Seni
Erlangga. Budaya Melayu.
Ja’far, dkk. Laporan Penelitian dan Sugiyono. 2009. Memahami Penelitian
Pengolahan Ragam Hias Daerah Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta.
Jambi. Departemen Pendidikan dan Suherman, Cepy. 2009. Kain-Kain
Kebudayaan. Tradisional Di Indonesia. Banten:
Jusri, dkk. 2012. Batik Indonesia Soko Guru Talenta Pustaka Indonesia.
Budaya Bangsa. Jakarta: Direktorat Supriatna, Jatna. 2008. Melestarikan Alam
Jenderal Industri Kecil dan Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor
Menengah Kementrian Perindustrian Indonesia.
Republik Indonesia. Syarif, Akmal. Jambi Indonesia. PT Jakarta,
Karmila, Mila. 2010. Ragam Kain Indonesia.
Tradisional Nusantara (Makna, Wiyoso, dkk. 1981/1982. Album Seni
Simbol, dan Fungsi). Jakarta: Bee Busaya Jambi. Proyek Media
Media Indonesia. Budaya: Departemen Pendidikan dan
Lembaga Adat Propinsi Jambi. 2001. Pokok- Kebudayaan.
pokok Adat Pucuk Jambi Sembilan Wulandari, Ari. 2011. Batik Nusantara
Lurah, Sejarah Adat Jambi. Makna Filosofis, Cara Pembuatan,
Marsaid, Asianto. 1998. Pesona Batik Dan Industri Batik. Yogyakarta: C.V
Jambi. Kantor Wilayah Departemen Andi Offset.
Perindustrian dan Perdagangan
Provinsi Jambi. Referensi Skripsi
Mashuri, Shirta Said. 2000. Taritik Emas di Pertiwi, Anggi. 2013. Kajian Tentang Tenun
Lembaran Kain. Jakarta: PT Gringsing Di Desa Tenganan
Kramayudha. Kabupaten Karangaem Provinsi Bali.
Meng, Usman. Napak Tilas Liku-Liku Universitas Negeri Jakarta.
Propinsi Jambi (Kerajaan Malayu Suhikmah. 2008. Upaya Pemerintah Daerah
Kuno s.d Terbentuknya Propinsi Provinsi Jambi Dalam Rangka
Jambi). Jambi: Hak Cipta Dilindungi Perlindungan Hukum Terhadap
Oleh Undang-undang. Ciptaan Motif Batik Yang Belum
Muntholib, dkk. Buku Profil Propinsi Terdaftar. Universitas Diponegoro,
Republik Indonesia. Jakarta: Yayasan Semarang.
Bhakti Wawasan Nusantara
bekerjasama dengan Majalah Sumber Internet
TELSTRA – Strategic Review dan http://bola.kompas.com
PT Intermasa. http://belajarpsikologi.com
Nelfi, Dafril., dkk. 2001. Pucuk Rebung : http://diskop.harianjambi.com
Kekayaan Budaya Dalam Khazanah http://batikjambizhorif.weebly.com
Batik Jambi. Departemen Pendidikan http://tempo.co.id
Nasional: Bagian Proyek Pembinaan http://download.portalgaruda.org
Permuseuman Jambi. https://khasjambiblog.files.wordpress.com
Nian S. Djoemena, 1986, Ungkapan sehelai http://melayuonline.com
Batik, Djambatan, Jakarta. http://lib.ui.ac.id
Noor, Junaidi T. 2010. Laporan Kearifan http://jambi.antaranews.com
Busana Khas Melayu Jambi dan http://tempo.co.id
Laporan Kerajaan Melayu Jambi. http://core.ac.uk
Prasetyo, Anindito. 2010. Batik Karya
Agung Warisan Budaya Dunia.
Yogyakarta: Pura Pustaka.
Priyono, Bagus, dkk. Batik Jambi Melintas
Masa. ISBN.

Anda mungkin juga menyukai