Anda di halaman 1dari 13

PRAKTIKUM LABORATORIUM METALURGI

UJI IMPAK

Oleh:
Nama : Kiefer Ignazio Budiono
NRP : C13210025
Hari : Jumat
Tanggal : 28 Oktober 2022
Jam : 08.00-11.00

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
SURABAYA
2022
BAB I
1.1 Alat
1. Mesin uji impak Cesare galbadini-Galarante tipe OH-30
2. Gergaji tangan
3. Penggaris
4. Jangka sorong
5. Ragum
6. Gelas ukur
7. Thermometer
8. Dapur api

1.2 Bahan
1. Spesimen (besi verkan ukuran 55 ×10 ×10 mm)
2. Alkohol 70%
3. Es batu
4. Tipex/ correction pen

1.3 Prosedur Percobaan


1. Menandai spesimen dengan tipe x sepanjang 55 mm
2. Memotong spesimen tersebut
3. Memberi takikan di tengah spesimen sedalam 2mm yang sudah dipotong
4. Mengulangi langkah 1-3 hingga terbentuk 3 spesimen yang serupa
5. Panaskan spesimen pertama dengan memasukkannya ke dalam dapur api
sampai suhu mencapai 300°C
6. Mendinginkan spesimen kedua dengan memasukannya ke dalam gelas ukur
yang sudah diberi alkohol dan es batu hingga suhunya mencapai -2°C
7. Membiarkan spesimen ketiga di suhu ruang
8. Menaruh spesimsen 1 pada mesin Cesare Galbadini-Galarante tipe OH-30
dan memastikan posisi takikan membelakangi mata pisau
9. Memastikan bahwa takikan sudah sejajar dengan pendulum
10. Menaikan pendulum sampai terkait dengan pengait dari mesinnya

1
11. Memposisikan jarum pendulum ke angka 295 J
12. Mengambil posisi aman agar tidak ada kejadian yang dinginkan
13. 1 orang akan mendorong pegangan lengan pengait agar pendulum bisa
mengayun ke arah spesimen
14. Orang lainnya akan mendorong lengan pengereman setelah pendulum
menabrak spesimen
15. Catat angka yang ditunjukan di jarum (impak energi dan impak strength)
16. Ulangi langkah 8-15 dengan menggunakan speimen ke 2 dan ke 3
17. Ambil dan foto hasil speimen yang sudah ditabrak oleh pendulum
18. Merapikan alat dan bahan yang telah digunakan ke tempatnya
19. Menganalisa hasil dari spesimen spesimen tersebut

2
BAB II
2.1 Hasil Percobaan

Gambar 2.11 Spesimen pertama (300°C)

Gambar 2.12 Impact Strength dan Impact Energi Spesimen Pertama (300°C)

3
Gambar 2.13 Spesimen kedua (28°C)

Gambar 2.14 Impact Strength dan Impact Energy Spesimen Kedua (28°C)

4
Gambar 2.15 Spesimen ketiga (-2°C)

Gambar 2.16 Impact Strength dan Impact Energy Spesimen Ketiga (-2°C)

5
Gambar 1.17 Perbandingan antara ketiga spesimen

2.2 Pengolahan data

Spesimen Pertama Kedua Ketiga

Material Besi Verkan Besi Verkan Besi Verkan

Temperatur 300°C 28°C -2°C

Ukuran Spesimen

a (mm) 55 55 55

b (mm) 10 10 10

c (mm) 10 10 10

d (mm) 2 2 2

6
e (mm) 1 1 1

Sudut Awal (α) 154.42° 154.42° 154.42°

Sudut Akhir (β) ° 104.18° °

T 50 Ayunan (detik) 1.8 1.8 1.8

Impact Energi (Joule) 98.129 102.01 59.924

Impact Strength (Joule/cm²) 122.7 127.51 74.905

2.3 Perhitungan
𝑡 90 𝑠
𝑇= = = 1.8
𝑛 50 𝑎𝑦𝑢𝑛𝑎𝑛

𝑙 𝑙
𝑇 = 2𝜋√𝑔 → 1.8 = 2 × 3.14√9.8

𝑙 = 0.80
𝑀 = 𝑤. 𝑙 → 𝑀 = 193.93 × 0.80 = 155.14
𝐴0 = 𝑀(1 − 𝑐𝑜𝑠𝛼 ) → 295 = 155.14(1 − 𝑐𝑜𝑠𝛼 )
𝑐𝑜𝑠𝛼 = −0.902
𝛼 = 154.42°

Perhitungan spesimen pertama (300°C)


𝐴𝑝 = 𝑀 (𝑐𝑜𝑠𝛽 − 𝑐𝑜𝑠𝛼 ) → 98 = 155.14(𝑐𝑜𝑠𝛽 − cos(154.42))
98 = 155.14(𝑐𝑜𝑠𝛽 − 155.14(−0.902)
𝑐𝑜𝑠𝛽 = −0.270
𝛽 = 105.66°

∆𝐻 = 𝑙(𝑐𝑜𝑠𝛽 − 𝑐𝑜𝑠𝛼 ) → ∆𝐻 = 0.80(cos(105.66) − cos(154.42))


∆𝐻 = 0.80((−0.270) − (−0.902))
∆𝐻 = 0.056 𝑚

𝐼𝑒 = 𝑤. ∆𝐻 → 𝐼𝑒 = 193.93 × 0.506

7
𝐼𝑒 = 98.129 𝐽

𝐼𝑒 98.129
𝐼𝑠 = → 𝐼𝑠 =
𝐴 80
𝐼𝑠 = 1.227 𝐽/𝑚𝑚2
𝐼𝑠 = 122.7 𝐽/𝑐𝑚2

Perhitungan pada spesimen kedua (28°C)


𝛽 = 104.18°
∆𝐻 = 0.526 𝑚
𝐼𝑒 = 102.01 𝐽
𝐼𝑠 = 127.51 𝐽/𝑐𝑚2

Perhitungan pada spesimen ketiga (-2°C)


𝛽 = 121°
∆𝐻 = 0.309 𝑚
𝐼𝑒 = 59.924 𝐽
𝐼𝑠 = 74.905 𝐽/𝑐𝑚2

8
BAB III
3.1 Analisa Data
Berdasarkan hasil dari percobaan uji impak yang menggunakan metode Charpy dan
3 variabel suhu yang berbeda (300°C, 28°C, -2°C), telah didapatkan 3 hasil yang
berbeda. Perbedaan tersebut terletak di hasil patahan yang dihasilkan setelah di
tabrak oleh pendulum mesin Cesare Galbadini-Galarante tipe OH-30.
 Spesimen 1 (300°C)
Hasil yang terlihat bahwa spesimen ini tidak sampai putus, masih ada bagian
yang menempel satu sama lain. Patahan ini memiliki tanda deformasi
sehingga bisa dikatakan sebagai sfiat patahan yang ulet.
 Spesimen 2 (28°C)
Hasil yang terlihat bahwa spesimen ini tidak sampai putus juga, masih ada
bagian yang menempel satu sama lain. Namun patahan ini sebagian
mengalami dan sebagian lainnya tidka mengalami deformasi. Sehingga hal
tersebut bisa dikatakan memiliki sifat patahan campuran antara getas dan
ulet.
 Spesimen 3 (-2°C)
Hasil yang terlihat bahwa spesimen ini sedikit lagi mengalami keputusan,
hanya sebagian kecil yang menempel satu sama lain. Patahan ini tidak
memiliki tanda deformasi sehingga bisa dikatakan sifat patahan yang getas.
Dengan didapatkannya hasil dari perhitungan yang sistemastis, dapat dibuktikan
bahwa hasil dari uji impak tidak memiliki perbedaan yang besar. Sehingga
percobaan menggunakan mesin Cesare Galbadini-Galarante tipe OH-30 bisa dibilang
cukup akurat bila dibandingkan dengan perhitungannya.

9
BAB IV
4.1 Kesimpulan
Tujuan pengujian impak adalah untuk menentukan ketangguhan sebuah bahan. Uji
impak ini dilakukan dengan cara memberikan beban kejut atau tabrakan secara tiba
tiba kepada suatu spesimen. Beberapa faktor yang mempengaruhi hasil uji impak
antara lain adalah suhu dari spesimen dan pola takikan pada spesimen. Ada
beberapa metode yang bisa dilakukan untuk melakuakn uji impak yaitu metode
Charpy, metode Izod, metode Drop Weight Testing (DWT), dan metode Drop
Weight Tear Testing (DWTT). Dalam percobaan kali ini metode yang digunakan
adalah metode Charpy dengan mesin Cesare Galbadini-Galarante tipe OH-30.

Spesimen yang sudah disiapkan akan di letakan di dudukan mesin dan diberi
kejutan secara mendadak oleh pendulum dari mesin tersebut. Setelah diberikan
akan kejutan mesin akan menunjukan hasil dari impact energi dan impact strength.
Impact enegri adalah beban yang diberikan pendulum, sedangkan impact strength
adalah beban yang diterima oleh spesimen. Maka dari itu hasil impact strength
selalu lebih rendah jika dibandingkan impact energi. Tujuan takikan yang diberikan
pada spesimen adalah karena uji impak tidak bisa dilakukan pada spesimen yang
memiliki permukaan rata dan halus. Posisi takikan juga harus tepat berada ditengah
agar patahan berada tepat ditengah bukan di ujung spesimen.

Faktor yang signifikan diberikan adalah suhu, hal tersebut mempengaruhi hasil sifat
patahan yang telah di uji. Dapat disimpulkan bahwa semakin tingginya suhu maka
hasil sifat patahan yang diapat akan semakin ulet dan semakin rendah suhu maka
hasil sifat patahan yang di dapat akan semakin getas. Sifat patahan ulet berarti
bahwa spesimen tersebut mengalami deformasi sebelukm terjadi kerusakan yaitu
patah, sedangkan sifat patahan getas berarti bahwa spesimen tersebut tidak
mengalami deformasi atau bisa dikatakan bahwa spesimen akan langusng
mengalami kerusakan yaitu patah pada saat diberikan gaya yang besar.

10
BAB V
5.1 Pertanyaan dan Jawaban
1. Mengapa spesimen harus dibuat takikan dan takikan harus dibuat
tepat di tengah spesimen? Jelaskan!
Takikan dibuat agar ketika kejutan diberikan kepada spesimen akan fokus
kepada 1 titik dan hal tersebut berada ditengah agar patahan yang dialami
spesimen berada tepat ditengah tengah. Uji impak juga tidak bisa dilakukan
ketika permukaan spesimen halus dan rata. Takikan juga akan
mempermudah untuk menempatkan spesimen secara tepat agar pendulum
dapat mengenai bagian tengah besi.
2. Carilah contoh lain aplikasi uji impak dan jelaskan dimana penerapan
ilmunya!
Contoh lain yang menggunakan uji impak adalah perusahaan helm. Dimana
helm akan diuji kekuatannya untuk mengetahui reaksi jika diberikan kejutan
secara mendadak. Hal tersebut akan membantu untuk menguji apakah helm
yang diproduksi sudah memenuhi standard SNI dan aman. Konsep yang
digunakan sekilas mirip dengan percobaan yang kita lakukan, dimana
diberikan kejut di helm yang diproduksi untuk melihat patahan yang
dihasilkan di helm.
3. Apakah yang dimaksud impact strength dan impact energy?
Impact strength adalah kekuatan yang diterima oleh spesimen yang diuji,
sedangkan impact energi adalah kekuatan yang diberikan oleh pendulum
terhadap spesimen.

11
BAB VI
6.1 Grafik

Perbandingan Antara Impact Energi


dengan Suhu
300

102.01 98.129
59.924
28
-2
1 2 3

Suhu (dalam C) Ie (dalam Joule)

Gambar 6.11 Grafik Perbandingan Antara Impact Energi Dengan Suhu

Perbandingan Antara Impact Strength


dengan Suhu
300

127.51 122.7
74.905
28
-2
1 2 3

Suhu (dalam C) Is (dalam Joule/cm²)

Gambar 6.12 Grafik Perbandingan Antara Impact Strength Dengan Suhu

12

Anda mungkin juga menyukai