Anda di halaman 1dari 10

PRAKTIKUM LABORATORIUM METALURGI

UJI TARIK DAN BENDING

Oleh:
Nama : Kiefer Ignazio B

NRP : C13210025

Hari : Jumat

Tanggal : 4 November 2022

Jam : 08.00-11.00

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
SURABAYA
2022
BAB I
Alat, Bahan, dan Prosedur
1.1 Alat Uji Tarik
1. Gergaji
2. Ragum
3. Tipe x cair
4. Penggaris/ jangka sorong
5. Mesin uji tarik-bending Cesare Galbadini Galarate tipe PM/60
6. Handphone

1.2 Bahan Uji Tarik


1. Spesimen standard ASTM/JIS : ST 42 (Ø12-32 mm)
2. Spesimen standard ASTM/JIS : ST 60 (Ø12-32 mm)

1.3 Prosedur Percobaan Uji Tarik


1. Mengukur diameter dengan spesimen ST 42 dan ST 60 sebanyak 5 kali di 5
tempat yang berbeda sepanjang spesimen.
2. Mengukur 5 diameter di 5 tempat berbeda dan dihitung rata ratanya sebagai De
1
3. Mengukur sepanjang 80 mm dan 𝐷𝑒 pada spesimen untuk selanjutnya
2

didapatkan L0, P, dan Lspesimen. Rumus L0 adalah 𝐿0 = 8𝐷𝑒, 𝑃 = 𝐿0 +


𝐷𝑒 = 9𝐷𝑒 dan 𝐿𝑠𝑝𝑒𝑠𝑖𝑚𝑒𝑛 = 160 + 𝑃.
4. Menandai spesimen ST 42 dan ST 60 menggunakan tipe x di daerah L0, daerah
1
cekam, dan daerah toleransi (daerah toleransi = 2 𝐷𝑒)

5. Memotong spesimen ST 42 dan ST 60 menggunakan gergaji di ragum.


6. Siapkan spesimen ST 42 untuk diuji.
7. Menghidupkan dan memanaskan mesin agar mesin siap dipakai.
8. Memberi pelumas oli pada rumah pencekam (atas-bawah)
9. Mengecek ukuran pencekam dan menyesuaikan dengan ukuran bahan uji.
10. Mengecek unload handle, dan posisikan pada kondisi tertutup.
11. Mengecek loading rate untuk memastikan kepala gerak (naik/turun) berada
pada posisi netral.
12. Memasang spesimen pada pencekam.
13. Mengatur skala pembebanan.
14. Mengatur loading rate dengan kecepatan yang sesuai (besi-1,5 rev, baja-2 rev)
15. Catat beban yield dan ultimate yang ditunjukkan oleh jarum penunjuk pada
skala penunjuk.
16. Melepaskan spesimen dari penjepit.
17. Memutar loading rate ke posisi semula.
18. Memutar unloading load agar penjepit atas turun.
19. Menggabungkan patahan spesimen uji dan ukur panjang serta diameter pada

1
bagian yang patah.
20. Siapkan spesimen ST 60 untuk diuji dan ulangi langkah 9-19 untuk menguji
spesimen ST 60.

1.4 Alat Uji Bending


1. Gergaji
2. Kaliper
3. Ragum
4. Tipe x cair
5. Penggaris/ jangka sorong
6. Mesin uji tarik-bending Cesare Galbadini Galarate tipe PM/60
7. Handphone

1.5 Bahan
1. Spesimen standard ASTM/JIS : ST 42 (Ø12-32 mm)
2. Spesimen standard ASTM/JIS : ST 60 (Ø12-32 mm)

1.6 Prosedur Percobaan Uji Bending


1. Mengukur dan memotong spesimen ST 42 dan ST 60 keduanya sepanjang 200
mm.
2. Memberi tanda di tengah spesimen.
3. Menyalakan mesin uji bending.
4. Mengukur jarak antara dua penahan menggunakan kaliper yang lebarnya 2 kali
diameter spesimen ditambah diameter mandril.
5. Meletakkan salah satu spesimen di mesin uji bending.
6. Memulai pengujian.
7. Menunggu spesimen sampai terjatuh dari mesin uji bending.
8. Memfoto hasil dari pengujian spesimen.
9. Ulangi langkah 2-8 untuk spesimen selanjutnya.

2
BAB II
Hasil Percobaan

2.1 Hasil Percobaan

Gambar 2.11 Uji Tarik St 42

Gambar 2.12 Uji Bending St 42

3
Gambar 2.13 Uji Tarik St 60

Gambar 2.14 Uji Bending St 60

2.2 Pengolahan Data


St 42 St 60 Satuan
D1 16 16.15 mm
D2 15.75 16.20 mm
D3 15.8 16.15 mm
D4 15.9 16.10 mm
D5 16.1 16.2 mm
Lp 156.74 210.81 mm

2.3 Perhitungan
𝐷1 + 𝐷2 + 𝐷3 + 𝐷4 + 𝐷5
𝐷𝑒 =
5
St 42
16 + 15.75 + 15.8 + 15.9 + 16.1
𝐷𝑒 =
5
𝐷𝑒 = 15.91
St 60
16.15 + 16.20 + 16.15 + 16.10 + 16.2
𝐷𝑒 =
5

4
𝐷𝑒 = 16.44

𝜋 × 𝐷𝑒 2
𝐴=
4
St 42
𝜋 × 15.912
𝐴=
4
𝐴 = 198.70 𝑚𝑚2

St 60
𝜋 × 16.442
𝐴=
4
𝐴 = 212.16 𝑚𝑚2

𝐿𝑜 = 8 × 𝐷𝑒
𝑃 = 𝐷𝑒 + 𝐿𝑜
Lspesimen=160 + 𝑃
St 42
𝐿𝑜 = 8 × 15.91 = 127.28
𝑃 = 15.91 + 127.28 = 143.19
Lspesimen= 160+P = 303.19
St 60
𝐿𝑜 = 8 × 16.44 = 131.52
𝑃 = 16.44 + 131.52 = 147.96
Lspesimen = 160 + P = 307.96

St 42
𝐿𝑝 − 𝐿𝑜
𝐸𝑙𝑜𝑛𝑔𝑎𝑠𝑖 = × 100%
𝐿𝑜
156.74 − 127.28
𝐸𝑙𝑜𝑛𝑔𝑎𝑠𝑖 = X 100% = 23.14%
127.28

St 60

210.81− 131.52
𝐸𝑙𝑜𝑛𝑔𝑎𝑠𝑖 = X 100% = 60.28%
131.52

5
BAB III
Analisis Data

St 42 St 60 Satuan
D1 16 16.15 mm
D2 15.75 16.20 mm
D3 15.8 16.15 mm
D4 15.9 16.10 mm
D5 16.1 16.2 mm
Lp 156.74 210.81 mm
UTS 5532.21 6928.83 kgf/cm2
Yield Point 5002.75 4587.42 kgf/cm2
Elongation 23.15 60.29 %

Bisa dilihat dari tabel di atas bahwa UTS di St 60 lebih tinggi dari daripada di
St 42. Hal tersebut menunjukan bahwa semakin tinggi UTS maka semakin kuat juga
material tersebut. St 60 sendiri memiliki kandungan karbon yang lebih tinggi dari St
42. Maka banyak sedikitnya kandungan karbon di suatu material akan mempengaruhi
tinggi rendah UTS suatu material.

Yield point adalah suatu keelastisitasan material yang telah diuji. Di dalam
pengujian yang dilakukan St 60 memiliki yield point lebih rendah dimana seharusnya
semakin tinggi St seharusnya yield point akan semakin tinggi. Pengujian yang
dilakukan mengalami kegagalan dimana pengaturan mesin yang digunakan terlalu
cepat dalam menarik spesimen tersebut sehingga menyebabkan selip dan spesimen
tersebut patah tidak dalam posisi yang tepat yang seharusnya ada pada tengah tengah
spesimen.

Elongation sendiri menunjukan keuletan suatu spesimen yang akan diuji. Bisa
di lihat bahwa St 60 memiliki elongation yang lebih besar dari St 42. Dalam hal
tersebut menunjukan bahwa elongation memiliki hubungan dengan UTS dan yield
point. Semakin tinggi UTS dan yield point maka semakin tinggi juga elongation suatu
spesimen. Tingginya St di suatu spesimen akan mempengaruhi sifat sifat mekanika
yang penting untuk diuji.

6
BAB IV
Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, UTS ST 60 lebih tinggi dari
UTS ST 42. Hal ini disebabkan kandungan karbon yang lebih tinggi pada ST 60
dibandingkan pada ST 42. Hal ini juga mengakibatkan bahwa spesimen ST 60 lebih
kuat dari spesimen ST 42. Data elongasi yang diperoleh juga menunjukkan bahwa ST
60 memiliki elongasi yang lebih tinggi dibandingkan ST 42. Menurut teori yang ada,
semakin tinggi ST maka semakin tinggi pula sifat kekuatan, keuletan dan
kekerasannya.

7
BAB V
Pertanyaan dan Jawaban

1. Mengapa uji tarik lebih sering digunakan dalam pengujian material?


Jelaskan!
Jawaban: Karena dengan melakukan uji tarik kita bisa mengetahui kekuatan
material tersebut dan dengan melakukannya uji tarik kita juga dapat mengetahui
sifat sifat mekanik dari material tersebut. Beberapa sifat yang dapat diketahui
adalah kekerasan, kelenturan, dan masih banyak lagi. Sifat sifat mekanika yang
dapat diketahui dari uji tarik adalah sifat yang paling terepenting dari suatu
material sehingga uji tarik menjadi salah satu uji yang ternaik untuk mengetahui
sifat sifat material tersebut.

2. Sebutkan data apa saja yang didapatkan dalam grafik dan berikan
penjelasan untuk setiap data?
Jawaban:
 Yield Point : Yield Point atau titik luluh adalah titik ujung sebelum
material mengalami deformasi yang permanen.
 Plastic Deformation : area dalam kurva yang dimana material telah
mengalami deformasi yang permanen atau tidak dapat kembali ke bentuk
semula.
 Ultimate Tensile Strengh (UTS) : UTS adalah titik yang menunjukkan
beban maksimal yang dapat ditanggung oleh material.
 Modulus Young : Merupakan gradien garis elastis yang menunjukkan
tingkat elastisitas yang dimiliki oleh suatu material.
 Elongation : Besar regangan maksimum yang dapat diterima oleh material
sebelum material tersebut retak atau patah
 Elastic Deformation : area dalam kurva dimana material yang mengalami
deformasi yang masih bisa kembali ke bentuk semula.

3. Jelaskan pengaruh kadar karbon pada kekuatan material!


Jawaban: Jumlah karbon dalam material mempengaruhi kekuatan material.
Semakin tinggi kandungan karbon suatu bahan, maka bahan tersebut akan
semakin kuat. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah kandungan karbon
suatu bahan, maka bahan tersebut akan semakin lemah

8
BAB VI
Grafik

Gambar 8.1 Kurva Regangan Tegangan St 42

Gambar 8.2 Kuva Regangan Tegangan St 60

Anda mungkin juga menyukai