2023
1. TUJUAN UMUM
Setelah menyelesaikan station skills ini, mahasiswa mampu melakukan
langkah-langkah desinfeksi luka terbuka dan basic wound suturing.
2. TUJUAN KHUSUS
Setelah menyelesaikan station skills ini, mahasiswa mampu menerapkan
langkah-langkah desinfeksi luka terbuka dan basic wound suturing sebagai
bagian dari penatalaksanaan pasien dengan keluhan kulit.
3. DESKRIPSI SILABUS
3.1 Kompetensi yang Diharapkan
1. Mengetahui dan menerapkan langkah-langkah tatalaksana luka
2. Mengetahui dan menerapkan langkah-langkah penjahitan luka
3. Menggunakan prinsip komunikasi efektif dalam
mengkomunikasikan tujuan dan langkah-langkah tindakan pada
pasien (informed consent)
3.2 Topik
1. Prinsip dan teknik tatalaksana luka (WT-GV)
2. Prinsip dan teknik anestesi luka
3. Prinsip dan teknik penjahitan luka superfisial
3.3 Metode
1. Presentasi
2. Demonstrasi
3. Tutorial
4. Praktek
5. Evaluasi
3.5 Evaluasi
1. Nodal point evaluation
2. OSCE
Skala Penilaian
No PROSEDUR
0 1 2 3
1 Memberi salam, menyapa pasien dan memperkenalkan diri
Memberikan penjelasan tentang tindakan yang akan
2 dilakukan dan komplikasi yang mungkin terjadi dan
meminta izin pada pasien
Memeriksa dan menyiapkan kelengkapan alat-alat: sarung
tangan steril, needle holder 1 buah, pinset anatomis 1 buah,
pinset sirurgis 1buah, gunting jaringan 1 buah, gunting
3 benang 1 buah,skalpel 1 buah, klem desinfeksi 1 buah,
disposable syringe (10 ml atau 20ml) 1 buah, bengkok 1
buah, kom kecil 2 buah, kassa steril secukupnya, larutan
antiseptik secukupnya, obat anestesi lokal (jumlah
ampul sesuai kebutuhan), doek steril (sterile drape),
instrument tray 1 buah sertameja Mayo (bila ada)
4 Mencuci tangan dan memasang sarung tangan steril
5 Melakukan dan menyebutkan cara desinfeksi tepi luka
Melakukan dan menyebutkan cara injeksi anestesi lokal
6
pada tepi luka
Melakukan irigasi pada luka dengan larutan Nacl 0,9%
7 (normal saline)
8 Memasang doek steril di sekitar luka
Melakukan debridement pada luka (sebelum luka
9 dijahit) dengan skalpel atau gunting jaringan
Setelah selesai dijahit, luka diolesi dengan larutan
10 antiseptic dan ditutup dengan kassa pembalut steril serta
difiksasi dengan plester
TOTAL NILAI 28
Skala Penilaian Sikap Skala Penilaian Keterampilan
0 : Jika tidak dilakukan 0 : Jika tidak dilakukan
1 : Dilakukan, tetapi tidak sesuai 1 : Dilakukan, tetapi tidak
urutan sesuai urutan
2 : Dilakukan dengan benar 2 : Dilakukan tapi tidak
3: - benar/sesuai
3 : Dilakukan dengan benar
Nilai KKD =
(skor yang didapat/skor total) x 100
Tutor/Penguji
(…………………………………..)
Penjahitan Luka
Skala Penilaian
No PROSEDUR
0 1 2 3
1 Memberikan salam kepada pasien
Memberikan penjelasan tentang tindakan yang akan
2
dilakukan dan komplikasi yang mungkin terjadi
Memeriksa dan menyiapkan kelengkapan alat-alat : sarung
tangan steril, needle holder 1 buah, pinset sirurgis 1 buah,
gunting benang 1 buah, scalpel 1 buah, klem disinfeksi 1
3 buah, disposible syringe (3, 5 atau 10 ml) 1 buah, bengkok 1
buah, kom kecil 2 buah, kassa steril secukupnya, larutan
antiseptik secukupnya, obat anestesi lokal (jumlah
ampul sesuai kebutuhan), doek steril (sterile drape),
instrument tray 1 buah, serta meja mayo (bila ada)
Memilih dan menyebutkan jenis benang dan jarum jahit
4
sesuai indikasi
5 Mencuci tangan dan memasang sarung tangan steril
Memasang doek sterile di sekitar luka yang telah
6
didisinfeksi, dianestesi, dan di-debridement*
Memasang jarum jahit dan benang jahit pada needle
7 holder.
Needle holder dipegang dengan tangan dominan. Jarum
tidak dipegang dengan tangan.
Memegang salah satu sisi tepi luka dengan pinset, lalu
8 menusukkan jarum tegak lurus permukaan kulit. Jarak
tusukan jarum ke tepi luka pada setiap simpul jahitan
harus sama.
Jahitan pertama dimulai ditengah luka
Memegang sisi tepi luka lainnya dengan pinset, lalu
9 menusukkan jarum ke kulitnya. Jarum ditarik keluar
oleh needle holder. Benang dipegang dengan tangan tidak
dominan. Needle holder dipegang dengan tangan
dominan
Membuat simpul benang terputus sederhana dengan
bantuan needle holder (2 lingkaran berlawanan jarum jam
10 dan disimpul, diikuti dengan 1 lingkaran searah jarum jam
dan disimpul, lalu diakhiri dengan 1 lingkaran
berlawanan jarum jam dan disimpul).
Menggunting benang dengan gunting benang kira-kira 1cm
11
proksimal dari simpul
12 Membuat eversi tepi luka
13 menyelesaikan penjahitan luka, sehingga luka tertutup
Merawat luka dengan larutan antiseptik, serta menutup
14
luka dengan kassa steril dan plester
NILAI
40
TOTAL
Nilai KKD =
(skor yang didapat/skor total) x 100
Tutor/Penguji
(…………………………………..)
Modul : Dermato-veneorology System
Keterampilan : Wound Dressing Perawatan Luka Akut Sederhana
1. TUJUAN UMUM
Setelah menyelesaikan station skills ini, peserta didik diharapkan mampu
menguasai dan melakukan penilaian, penegakan diagnosis berbagai macam luka,
cara preparasi luka, dan menentukan pemilihan dressing luka dengan baik dan
benar.
2. TUJUAN KHUSUS
Setelah menyelesaikan station skills ini, mahasiswa mampu menerapkan langkah-
langkah
1. Mampu menjelaskan tentang penilaian luka, klasifikasi luka, dan
karakteristik luka
2. Mampu menjelaskan tentang preparasi bed luka dan menegakkan
diagnosis berdasarkan pemeriksaan klinis
3. Mampu menjelaskan tentang macam-macam dressing luka
4. Mampu melakukan komunikasi dengan pasien dan keluarganya mengenai
kaitan luka dan penanganannya
5. Mampu melakukan penanganan preparasi bed luka yang optimal pada luka
3. DESKRIPSI SILABUS
1. Kompetensi yang Diharapkan
1. Mengetahui dan menerapkan langkah-langkah penilaian luka
2. Mengetahui dan menerapkan langkah-langkah preparasi bed luka
3. Mengetahui dan menerapkan langkah-langkah penggunaan wound
dressing atas indikasi
4. Menggunakan prinsip komunikasi efektif dalam mengkomunikasikan
tujuan dan langkah-langkah tindakan pada pasien (informed consent)
2. Topik
1. Prinsip dan teknik penilaian luka akut dan luka kronik
2. Prinsip dan teknik preparasi bed luka
3. Prinsip dan teknik wound dressing
3. Metode
1. Presentasi
2. Demonstrasi
3. Latihan dengan bimbingan
4. Latihan mandiri
5. Evaluasi
4. Fasilitas Laboratorium
1. Sarung tangan steril
2. Manekin luka
3. Minor set 1 buah
4. Disposable syringe (20ml) 1 buah
5. Kolf NaCL 0.9%
6. Kom kecil 2 buah
7. Kassa steril secukupnya
8. Doek steril
9. absorbent Dressing
10. Sabun antiseptic (sabun chlorhexidine )/savlon
11. Pisau no.10/20
12. Hidrocolloid Dressing
13. Transparent dressing
14. Foam dressing
15. Salep antibiotic /preparat silver
16. Alginate dressing
17. Micro Adhesive tapping
5. Evaluasi
1. Nodal point evaluation
2. OSCE
6. Referensi
1. Schultz et al. Wound bed preparation: a systematic approch to wound
management. Wound Rep Reg. 2003; 11: 1-28
2. Falabella AF. Debridement and wound bed preparation. Dermatologic
Therapy. 2006;317-325
3. Thorne CH, Chung KC, and Gosain AK, Gurtner GC, Mehrara BJ, Rubin JP,
Spear SL, eds. Wound Healing: Normal and Abnormal. Grabb and Smith’s
Plastic Surgery. 7th Edition. 6th Edition. Philladelphia: Lippincott Williams
and Wilkins; 2014: 13-19
4. Thorne CH, Chung KC, and Gosain AK, Gurtner GC, Mehrara BJ, Rubin JP,
Spear SL, eds. Wound Care. Grabb and Smith’s Plastic Surgery. 7th Edition.
6th Edition. Philladelphia: Lippincott Williams and Wilkins; 2014: 21-28
5. Mirastschijski U, Jokuszies A, Voght PM. Skin wound healing: repair biology,
wound, and scar treatment. In: Nelligan P C. Plastic surgery, 3rd ed.
London:Elsevier-Saunders; 2013:267-296
6. Simman R. Wound Closure and the Reconstructive Ladder in Plastic
Surgery . Journal of the American College of Certified Wound Specialists
(2009) 1, 6–11
7. Cohen IK, Diegelman RF, Limblad WJ, Wound Healing Biochemical and
Clinical Aspect. Philadelphia. WB Saunders Co.
7. Prosedur Perawatan Luka
Basic Wound Dressing Luka Akut Sederhana
Skala
No PROSEDUR Penilaian
0 1 2
1 Memberi salam, menyapa pasien dan memperkenalkan diri
Memberikan penjelasan tentang tindakan yang akan
2 dilakukan dan pasca tindakan yang mungkin terjadi dan
meminta izin pada pasien
3 Mencuci tangan dan menggunakan APD
Memeriksa dan menyiapkan kelengkapan alat-alat seperti:
Sarung tangan steril, pinset anatomis 1 buah, pinset sirurgis
1buah, gunting jaringan 1 buah, klem desinfeksi 1 buah,
disposable syringe (10 ml atau 20ml) 1 buah, kom kecil 2 buah,
4
kassa steril secukupnya, larutan NaCl 0.9%, doek steril (sterile
drape), dressing absorbent, dressing hydrocolloid, dressing
antibacterial, transparent dressing
Menilai kondisi luka :
• Lokasi, ukuran dan kedalaman luka
5 • Tepi luka
• Bed luka (akut: kontaminasi debris, corpus alienum)
• Kulit sekitar luka
Nilai KKD =
(skor yang didapat/skor total) x 100
Tutor/Penguji
(……………………………..)
STATION 2:
PEMBIDAIAN
&
INTUBASI
Modul : Muskuloskeletal
Keterampilan : Pembidaian dan Helmet Removal
1. TUJUAN UMUM
Setelah menyelesaikan latihan keterampilan ini, mahasiswa diharapkan mampu
melakukan tata laksana non-farmakologi pada kasus trauma muskuloskeletal
dengan benar.
2. TUJUAN KHUSUS
Di akhir praktik keterampilan ini, siswa akan mampu memasang bidai, melakukan
helmet removal hingga melakukan evakuasi pasien pada kasus trauma
muskuloskeletal.
3. DESKRIPSI SILABUS
1) Kompetensi yang Diharapkan
a) Mahasiswa dapat menjelaskan teknik pembidaian, helmet removal, dan
evakuasi pasien.
b) Mahasiswa dapat menjelaskan kebutuhan peralatan untuk
pembidaian, helmet removal, dan evakuasi pasien.
c) Mahasiswa melakukan prosedur teknik pembidaian, helmet removal, dan
evakuasi pasien dengan baik.
d) Mahasiswa mampu melakukan tindakan pencegahan terhadap
komplikasi trauma muskuloskeletal.
2) Metode
a) Presentasi
b) Peragaan
c) Pelatihan
d) Latihan mandiri
e) Evaluasi
3) Fasilitas Laboratorium
a) Ruangan Keterampilan Klinik Dasar (KKD)
b) Pengajar
c) Panduan belajar mahasiswa
d) Panduan pengajar
e) Referensi
4) Lokasi
Gedung Clinical Simulation Unit (CSU) FK UIN Jakarta
5) Evaluasi
a) Teknik Penyampaian
b) Penilaian
c) OSCE
4. PERALATAN
1) Presentasi
Audiovisual : LCD/TV Proyektor
2) Penyampaian dan Pembinaan
a) Meja pemeriksaan
b) Kertas dan pulpen
3) Peralatan dan alat kesehatan
a) Alat Pelindung Diri: masker, sarung tangan, gaun dan kacamata
b) Papan bidai
c) Mitela
d) Kain kasa
e) Plester
f) Long spine board
g) Helm full face
h) Traction splints
i) Cervical collar
5. REFERENSI
1) American College of Surgeons. ATLS Student Course Manual: Advanced
Trauma Life Support, 10th ed. Chicago: American College of Surgeons, 2018.
2) Apley, A. Graham and Solomon Louis. Apley’s System of Orthopaedic and
Trauma. 10th edition, New York: Taylor & Francis Group, CRC Press, 2018.
DAFTAR PERIKSA
Skor Nilai
No. Prosedur
0 1
1 Menggunakan alat pelindung diri (APD)
2 Amankan lokasi
Mulai dengan Basmalah dan Salam. Kemudian
perkenalkan diri jika pasien sadar penuh, lalu meminta ijin
3 untuk melakukan tindakan dan menjelaskan tentang
tujuan dan efek samping
tindakan.
Helmet Removal
Prosedur melepaskan helm dilakukan oleh dua
4
orang penolong.
Penolong pertama berdiri dari posisi depan pasien,
5 sementara penolong kedua berdiri dari posisi atas kepala
pasien.
Sebelum melakukan pertolongan, pastikan tali pengikat
6 helm sudah terlepas atau terpotong.
Penolong pertama menstabilkan dan membatasi gerakan
leher pada area Os. Mandibula dan Os. Occipitale dengan
kedua tangan.
8
Setelah helm dilepas, penolong pertama kembali
menstabilkan dan membatasi gerakan leher pada area Os.
Mandibula dan Os. Occipitale dengan kedua tangan.
10
Pembidaian
11 Menghentikan perdarahan eksternal.
Menutup luka terbuka. Jangan berusaha memasukkan
12 bagian tulang yang menonjol keluar.
Melepaskan sepatu, gelang, cincin dan jam tangan dari
13 ekstremitas yang cidera. Bila perlu, gunting pakaian yang
menutupi bagian ekstremitas yang cidera.
Memeriksa status neurovaskuler perifer (PSM) distal dari
14 ekstremitas yang cidera sebelum dilakukan pembidaian.
26
31
32
Nilai KKD =
(Skor yang didapat/skor total) x 100
Tutor/Penguji
(…………………………..)
Rujukan
1. American College of Surgeons. ATLS Student Course Manual: Advanced
Trauma Life Support, 10th ed. Chicago: American College of Surgeons,
2018.
2. Apley, A. Graham and Solomon Louis. Apley’s System of Orthopaedic and
Trauma. 10th edition, New York: Taylor & Francis Group, CRC Press,
Modul : Emergency
Keterampilan : Airway & Breathing Management
1. TUJUAN UMUM
Setelah menyelesaikan skills station ini, mahasiswa diharapkan mampu melakukan
manajemen jalan napas dan pernapasan secara adekuat.
2. TUJUAN KHUSUS
Setelah menyelesaikan skills station ini, mahasiswa diharapkan mampu melakukan:
1. Manajemen jalan napas secara adekuat.
2. Manajemen pernapasan dengan memberikan oksigenisasi adekuat melalui
ventilasi manual memakai bag valve mask (ambu bag) serta face mask,
laryngeal mask dan endotrachealtube.
3. DESKRIPSI SILABUS
3.1 Kompetensi yang diharapkan
1. Mampu menguasai teknik-teknik membuka jalan napas.
2. Mampu menjaga patensi jalan napas dengan atau tanpa alat.
3. Mampu melakukan pembebasan jalan napas dengan suctioning.
4. Mampu memberikan oksigenisasi adekuat dengan sungkup muka, sungkup
laring (LMA) atau endotracheal tube (ETT).
3.2 Topik
1. Manajemen jalan napas.
2. Manajemen pernapasan.
3.3 Metode
1. Presentasi
2. Demonstrasi
3. Latihan dengan bimbingan
4. Latihan mandiri
5. Evaluasi
3.5 Evaluasi
1. Nodal point evaluation
2. OSCE
Daftar Periksa
DIKERJAKAN
No Prosedur
YA TIDAK
1 Menjelaskan kepada pasien tindakan yang akan dilakukan
jika pasien sadar, atau kepada keluarga pasien jika pasien
tidak sadar, serta meminta persetujuan tindakan tertulis
Memeriksa dan menyiapkan kelengkapan alat-alat
(STATICS)
Scope: stetoskop dan laringoskop (menyiapkan blade yang
sesuai, memastikan lampu menyala dengan baik, sinar
fokus dan berwarna putih).
Tube endotracheal: (memeriksa patensi balon,
memberikan sedikit lubrikan pada stylet dan
memasukkan stylet kedalam pipa endotrakea,
memberikan sedikit lubrikan pada balon sampai ujung
pipa endotrakea).
Airway oropharyngeal: (Guedel).
Tape (plester).
2 Introducer (stylet atau mandrin).
Connector (penyambung pipa) dan BVM.
Suction catheter, slang dan alat suction.
Spuit.
Bag–valve mask, selang oksigen serta oksigen
tabung.
Face mask no 3 atau no 4.
Laringeal mask (memberikan lubrikan bagian atas LMA,
serta memeriksa cuff dengan inflasi dengan udara no 3
sebanyak 30 cc, kalau no 4 sebanyak 45 cc bisa juga
dilihat instruksi di LMA tersebut. Bila cuff bocor, herniasi
atau bulging, maka tidak bisa digunakan).
Pengganjal kepala (bantal tipis atau kain).
Alat pelindung diri (masker,sarung tangan, googles).
3 Memakai alat pelindung diri (masker, apron, sarung
tangan dan kaca mata).
Operator berdiri dibagian kepala tempat tidur. Tempat
4 tidur berada pada posisi datar setinggi pusat
(umbilicus) operator.
5 Menempatkan bantal tipis atau kain dibawah oksipital
jika tidak dicurigai cedera cervical.
AIRWAY MANAGEMENT
6 1. Nilai jalan nafas clear atau tidak.
2. Teknik membuka jalan nafas chin lift maneuver
(tindakan mengangkat dagu), jaw thrust maneuver
(tindakan mendorong sudut rahang bawah), head tilt
maneuver (tindakan menekan dahi lalu didorong
hingga leher hiperekstensi). Maneuver ini bisa hanya
satu atau dua maneuver atau ketiga-tiganya saat
membuka jalan nafas.
3. Bila clear jaga patensi airway dengan
mempertahankan posisi hiperekstensi, dengan
meletakkan bantal di bawah scapula (tanpa alat), atau
menggunakan oropharyngeal airway (guedel).
4. Tentukan ukuran guedel dengan menarok satu
disudut bibir sisi yang lain dibawah telinga.
5. Buka mulut pasien dengan cara cross finger
technique, yaitu ibu jari tangan kanan ditempatkan
didepan gigi bawah mandibular dan jari telunjuk
didepan gigi atas maksila. Mulut dibuka perlahan
dengan menggerakan jari-jari tersebut lalu
masukkan guedel dengan ujungnya menghadap
chepalad lalu didorong masuk saat mendekati
dinding faring alat diputar 180 derajat lalu didorong
sampai pangkalnya pas di mulut.
6. Bila sumbatan nya berupa cairan maka dilakukan
suctioning.
7. Hidupkan alat suction pasang slang suction dan
kanulnya, cek daya isap suction dengan menutup
lobang kanul
8. Masukkan ujung kateter suction dengan tangan
kanan kedalam mulut/hidung sampai faring.
9. Tutup lobang kanul suction maka cairan akan
dihisap, tarik kanul suction perlahan dan arah
diputar.
10. Lama penghisapan 10-15 detik untuk mencegah
hipoksia, untuk suction berikutnya oksigenisasi
dulu 2-3 menit baru suction diulang, begitu terus
sampai jalan nafas clear.
11. Bila sumbatan berupa benda padat seperti lidah
maka dipasang guedel.
BREATHING MANAGEMENT
7
Dengan menggunakan face mask:
Nilai KKD =
(Skor yang didapat/skor total) x 100
Tutor/Penguji
(…………………………..)
Rujukan
1. TUJUAN UMUM
Setelah menyelesaikan station skills ini, mahasiswa mampu melakukan langkah-
langkah pemeriksaan tonometer dan oftalmoskopi direk (funduskopi)
2. TUJUAN KHUSUS
Setelah menyelesaikan station skills ini, mahasiswa mampu menerapkan langkah-
langkah pemeriksaan, mengetahui indikasi, dan kontraindikasi tonometer dan
oftalmoskopi direk (funduskopi) sebagai bagian dari penatalaksanaan pasien dengan
keluhan penglihatan.
3. DESKRIPSI SILABUS
3.1 Kompetensi yang diharapkan
1. Mengetahui tujuan, indikasi, dan kontraindikasi oftalmoskopi direk
(funduskopi)
2. Mengetahui tujuan, indikasi, dan komplikasi tonometri schiotz
3. Dapat melakukan langkah-langkah pemeriksaan oftalmoskopi direk
(funduskopi)
4. Dapat melakukan langkah-langkah pemeriksaan tonometri schiotz
5. Menggunakan prinsip komunikasi efektif dalam mengkomunikasikan
tujuan, langkah-langkah pemeriksaan, dan hasilnya pada pasien
3.2 Topik
1. Tujuan, indikasi, dan kontraindikasi pemeriksaan oftalmoskopi direk
(funduskopi)
2. Tujuan, indikasi, dan komplikasi pemeriksaan tonometi Schiotz
3. Langkah-langkah pemeriksaan oftalmoskopi direk (funduskopi)
4. Langkah-langkah pemeriksaan tonometri schiotz
3.3 Metode
1. Presentasi
2. Demonstrasi
3. Latihan dengan bimbingan
4. Latihan mandiri
5. Evaluasi
3.5 Evaluasi
1. Nodal point evaluation
2. OSCE
Skala
No Prosedur Penilaian
0 1 2
1 Memperkenalkan diri, memberikan informasi tentang
pemeriksaan yang akan dilakukan dan meminta ijin kepada
pasien.
TOTAL NILAI 23
Nilai KKD =
(Skor yang didapat/skor total) x 100
Skala
No Prosedur Penilaian
0 1 2
1 Memperkenalkan diri,memberikan informasi tentang
pemeriksaan yang akan dilakukan dan meminta ijin kepada
pasien. Informasi yang diberikan adalah indikasi yaitu pada kasus
dengan kecurigaan peningkatan atau penurunan tekanan bola
mata,dan komplikasi yaitu erosi kornea
2 Mencuci tangan
3 Mempersilakan pasien tidur terlentang tanpa bantal atau
setengah duduk (lepaskan ikat rambut/pengganjal kepala
lainnya agar posisi kepala mendatar) di tempat yang telah
disediakan
4 Simulasi meneteskan anastesi topikal pada kedua mata dengan
Pantocain (proparacaine HCl 0.5%)
5 Merakit dan menera tonometer dengan beban 5.5 gram dan
melakukan desinfeksi tip tonometer dengan swab alkohol dan
membiarkannya kering
6 Simulasi menyuruh pasien melihat ke satu titik jauh di atap atau
ke arah ibu jari tangan yang diacungkan ke atas
1. TUJUAN UMUM
Setelah menyelesaikan station skills ini, mahasiswa mampu melakukan
pemeriksaan rectal touche secara benar dan legeartis.
2. TUJUAN KHUSUS
Setelah menyelesaikan station skills ini, mahasiswa mampu melakukan
pemeriksaan rectal touche secara benar dan legeartis dan menginterpretasikan
hasilnya
3. DESKRIPSI SILABUS
3.1 Kompetensi yang Diharapkan
a. Komunikasi efektif
b. Keterampilan klinis
c. Empati
3.2 Topik
Anatomi saluran cerna bawah, terutama rektum dan anus
3.4 Metode
a. Presentasi
b. Demonstrasi
c. Latihan dengan bimbingan
d. Latihan mandiri
e. Evaluasi
3.7 Evaluasi
a. Nodal point evaluation
b. OSCE
Skala
No PROSEDUR Penilaian
0 1 2
1 Persiapan bahan dan alat yang digunakan
- Tempat periksa
- Lampu/senter
- Sarung tangan
- Lubrikan
- Selimut/linen atau penuntup/celana khusus
- Kain kassa
2 Memperkenalkan diri, memberikan informasi tentang
pemeriksaan yang akan dilakukan dan meminta ijin kepada
pasien
3 Mencuci tangan 6 langkah dan menggunakan sarung tangan
bersih
Meminta pasien membuka celana dan berbaring miring ke kiri
4 memunggungi pemeriksa dengan tungkai kiri fleksi maksimal
dan tungkai kanan sedikit (slight) fleksi (Simm’s position).
Tutupi dengan selimut/linen.
Nilai bagian Anus, Sphincter ani, Mucosa recti, Ampula Recti (ASMA):
5 Anus
Inspeksi: perhatikan ada/tidaknya kelainan seperti skin tags,
hemoroid, proctitis, abses perianal, fisura, dll.
Beri pelumas/gel pada telunjuk tangan kanan pemerika.
Oleskan pula sedikit pelumas ke pinggir anus.
6 Sphincter ani
Masukkan jari telunjuk kanan ke dalam anus, dan menilai
tonus m. sphincter ani (ada)/(tidak ada)
Apabila perlu (hanya dilakukan konsulen/dokter spesialis)
maka dapat lakukan pemeriksaan BCR (Bulbo-Cavernosus
Refflex pada pria, Bulbo-Clitoris Refflex pada wanita) dengan
cara meremas glans penis/klitoris.
Pada pasien yang terpasang kateter, cara pemeriksaan BCR
adalah dengan menarik kateter. Pada orang normal, BCR (+),
ditandai dengan timbulnya kontraksi anus.
7 Mukosa recti
• Ada benjolan/tidak, sirkuler/tidak, letak di jam berapa,
rapuh/tidak, jarak perkiraan dari anocutan- line
• Adakah massa intra/ekstralumen, bila ada deskripsikan
apakah jari dapat masuk penuh/sempit, lokasinya,
mobile/tidak benjolan diluar lumen atau tidak.
• Tentukan ada/tidaknya nyeri tekan, tentukan lokasinya di
jam berapa.
• Pada pasien laki-laki, putar jari pemeriksa ke arah penis:
pool atas prostat teraba/tidak,konsistensi: kenyal/keras,
lobus kiri dan kanan simetris/tidak (bila tidak simetris,
tentukan mana yang lebih besar), teraba ada nodul/tidak
(bila ada, sebutkan jumlahnya pada tiap lobus),
konsistensi nodul
8 Ampula recti
Penilaian kolaps ada /tidak
9 Keluarkan jari, dan nilai pada sarung tangan: ada feses/tidak;
bila ada, nilai warnanya; ada lendir/tidak, ada darah/tidak
10 Bersihkan anus dan sekitarnya dengan kassa
11 Pemeriksa melepas sarung tangan dan mencuci tangan
12 Pemeriksa menjelaskan bahwa pemeriksaan sudah selesai,
dan pasien diminta memakai kembali pakaiannya
13 Mengucapkan terima kasih
14 Melaporkan dan menuliskan hasil pemeriksaan ke rekam
medik/status pasien dengan benar
15 Melakukan prosedur dengan sistematis dan lege artis
TOTAL NILAI 44
Nilai KKD =
(skor yang didapat/skor total) x 100
Tutor/Penguji
1. TUJUAN UMUM
Setelah menyelesaikan station skills ini, mahasiswa mampu melakukan langkah-
langkah pemeriksaan segmen anterior dan tajam penglihatan
2. TUJUAN KHUSUS
Setelah menyelesaikan station skills ini, mahasiswa mampu menerapkan langkah-
langkah pemeriksaan segmen anterior dan tajam penglihatan sebagai bagian dari
penatalaksanaan pasien dengan keluhan penglihatan.
3. DESKRIPSI SILABUS
3.1 Kompetensi yang Diharapkan
1. Mengetahui tujuan dan indikasi pemeriksaan segmen anterior dan tajam
penglihatan
2. Dapat melakukan langkah-langkah pemeriksaan segmen anterior
dan tajam penglihatan
3. Menggunakan prinsip komunikasi efektif dalam mengkomunikasikan tujuan,
langkah-langkah pemeriksaan, dan hasilnya pada pasien
3.2 Topik
1. Tujuan dan indikasi pemeriksaan segmen anterior dan tajam pemeriksaan
2. Langkah-langkah pemeriksaan segmen anterior dan tajam penglihatan
3.3 Metode
1. Presentasi.
2. Demonstrasi
3. Latihan dengan bimbingan
4. Latihan mandiri
5. Evaluasi
3.5 Evaluasi
a. Nodul point evaluation
b. OSCE.
Skala
No PROSEDUR Penilaian
0 1 2
Mengucapkan Basmallah dan Salam kepada pasien,
1 memperkenalkan diri, memberikan informasi tentang
pemeriksaan yang akan dilakukan dan meminta ijin kepada
pasien
Mencuci tangan, menyiapkan penlight, memasang loup kepala
2
Tentukan posisi bola mata, minta pasien menatap penlight
yang diarahkan di depan pasien dengan jarak 30 cm.
Perhatikan jatuhnya pantulan sinar penlight pada pupil.
Apabila sinar terlihat tepat di kedua pupil: ortoforia
Bila sinar terletak di medial salah satu pupil: eksotrofia
Bila sinar terletak di lateral salah satu pupil: esotrofia
3 Periksa pergerakan bola mata dengan meminta pasien
melihat penlight mengikuti gerakan pemeriksa. Gerakkan
penlight ke superior, inferior, superior dekstra, dekstra,
inferior dekstra, superior sinistra, sinistra, dan inferior
sinistra. Perhatikan apakah ada hambatan pergerakan bola
mata
4 Inspeksi dan palpasi palpebra, adakah massa, kelainan
bentuk kelopak (turunkan lensa loup ke depan mata sampai
akhir
pemeriksaan). Eversi palpebra inferior sambil menilai ada
tidaknya kelainan dengan menyorotkan lampu senter
5 Eversi palpebra superior sambil menilai ada tidaknya
kelainan dengan menyorotkan lampu senter
6 Inspeksi konjungtiva bulbi, adakah injeksi konjungtiva, injeksi
silier, injeksi episklera, ataupun kelainan lainnya pada
konjungtiva
7 Inspeksi kornea, apakah jernih, adakah kekeruhan berupa
infiltrat, ulkus, sikatrik, erosi, ruptur, benda asing
Periksa kedalaman bilik mata depan dengan menggunakan
penlight dari sisi lateral (900), perhatikan apakan seluruh
8 bagian iris tersinari. Apabila tersinari seluruhnya: dalam,
bila tersinari hanya bagian lateral: dangkal. Perhatikan ada
tidaknya pus (hipopion) atau darah (hifema) di bilik mata
depan
Pemeriksaan Fisik
Status Oftalmologis
OD PEMERIKSAAN OS
Visus
Palpebra
Konjungtiva bulbi
Kornea
Iris/pupil
Lensa
Vitreus
Retina
TOTAL NILAI 20
1. TUJUAN UMUM
Setelah menyelesaikan station skills ini, mahasiswa mampu melakukan
pemeriksaan tiroid.
2. TUJUAN KHUSUS
Setelah menyelesaikan station skills ini, mahasiswa mampu melakukan
pemeriksaan fisik tiroid dan menginterpretasikannya
3. DESKRIPSI SILABUS
3.1 Kompetensi yang Diharapkan
1. Komunikasi efektif
2. Keterampilan klinis
3. Empati
3.2 Topik
Indikasi dan cara pemeriksaan tiroid
3.3 Metode
1. Presentasi
2. Demonstrasi
3. Latihan dengan bimbingan
4. Latihan mandiri
5. Evaluasi
3.5 Evaluasi
a. Nodal point evaluation
b. OSCE
Ceklist Pemeriksaan Tiroid
Skala
No PROSEDUR Penilaian
0 1 2
1 Memperkenalkan diri, memberikan informasi tentang
pemeriksaan yang akan dilakukan dan meminta ijin kepada
pasien.
Meminta pasien duduk dan sedikit mengekstensikan
2
kepalanya.
3 Cuci tangan 7 langkah.
4 Melakukan inspeksi leher dari arah depan.
5 Pemeriksa berdiri di belakang pasien.
Melakukan palpasi pada regio tiroid dengan menggunakan
6
ujung jari kedua tangan.
7 Meminta pasien melakukan gerakan menelan.
8 Memeriksa seluruh kelenjar tiroid.
9 Menggunakan stetoskop untuk menilai adanya bruit.
10 Mengucapkan terima kasih.
11 Melakukan pemeriksaan dengan lege artis.
Melaporkan dan menuliskan hasil pemeriksaan ke rekam
12
medik/status pasien dengan benar.
TOTAL NILAI 17
Nilai KKD =
(skor yang didapat/skor total) x 100 Tutor/Penguji
1. TUJUAN UMUM
Setelah menyelesaikan station skills ini, mahasiswa mampu melakukan
pemeriksaan kaki diabetik
2. TUJUAN KHUSUS
Setelah menyelesaikan station skills ini, mahasiswa mampu melakukan
pemeriksaan kaki diabetik dan menginterpretasikannya
3. DESKRIPSI SILABUS
3.1. Kompetensi yang Diharapkan
1. Keterampilan Klinik Dasar
2. Ilmu dasar untuk praktek dokter
3. Etika, moral, dan profesionalisme dalam praktik
3.2. Topik
Indikasi dan cara pemeriksaan kaki diabetic
3.3. Metode
1. Presentasi
2. Demonstrasi
3. Latihan dengan bimbingan
4. Latihan mandiri
5. Evaluasi
Nilai KKD =
(skor yang didapat/skor total) x 100
Tutor/Penguji
1. TUJUAN UMUM
Setelah menyelesaikan station skills ini, mahasiswa mampu melakukan
pemasangan selang nasogastrik/nasogastric tube dengan benar dan professional
2. TUJUAN KHUSUS
Setelah mahasiswa menyelesaikan station skills ini, bila diberi pasien maka
mahasiswa :
a. Mampu mengetahui indikasi dan kontraindikasi pemasangan selang
nasogastrik
b. Mampu melakukan prosedur pemasangan selang nasogastrik secara
professional
c. Mampu menggambarkan kesulitan-kesulitan dan efek samping prosedur
pemasangan selang nasogastrik dan penatalaksanaannya
3. DESKRIPSI SILABUS
3.1 Kompetensi yang Diharapkan
a. Komunikasi efektif
b. Keterampilan klinis
c. Empati
3.2 Topik
a. Anatomi saluran cerna atas
b. Indikasi dan kontraindikasi pemasangan NGT
3.3 Metode
a. Presentasi.
b. Demonstrasi
c. Latihan dengan bimbingan
d. Latihan mandiri
e. Evaluasi
Skala Penilaian
No PROSEDUR
0 1 2
1 Memeriksa kelengkapan peralatan yang akan digunakan
Memperkenalkan diri, memberikan informasi tentang
2 pemeriksaan yang akan dilakukan dan meminta ijin kepada
pasien
3 Meminta pasien duduk atau berbaring terlentang
Meletakkan handuk di dada pasien untuk antisipasi
4 kemungkinan muntah
Memeriksa lubang hidung untuk memilih yang akan
5 digunakan untuk insersi
6 Mencuci tangan 6 langkah
7 Menggunakan sarung tangan secara aseptik
Mengukur panjang selang yang akan dimasukkan dari glabella
sampai tulang mastoid, kemudian ujung dari mastoid diukur
dari glabella sampai 2-3 cm di bawah processus xyphoideus
8 dan beri tanda
Untuk anak pengukuran dari ujung hidung ke bawah telinga
sampai ke pertengahan antara processus xyphoideus dan
umbilikus
Celupkan ujung selang ke dalam air atau lubrikan yang larut
9 dalam air untuk melicinkan sepanjang 15 cm pertama
Masukkan selang melalui satu lubang hidung dengan hati-
hati. Mintalah bantuan pasien untuk menelan. Bila perlu,
10 berikan minum pada orang dewasa atau anak besar, atau
empeng bagi bayi agar menelan
Periksa apakah ujung selang nasogastrik telah sampai ke
lambung. Caranya disposible syringe berisi udara
dihubungkan dengan ujung selang nasogastrik. Letakan
11 stetoskop diatas lambung. Sambil mondorong udara dalam
syringe, dengarkan dengan suara hembusan udara melalui
stetoskop.
Bila ujung selang nasogastrik tidak berada di lambung, tarik
12 kembali selang secepatnya dan ulang prosedur insersi
13 Fiksasi selang dengn plester pada hidung dan wajah
TOTAL NILAI 32
Nilai KKD =
(skor yang didapat/skor total) x 100
Tutor/Penguji
1. TUJUAN UMUM
Setelah menyelesaikan station skills ini, mahasiswa mampu melakukan sirkumsisi
dengan benar dan profesional.
2. TUJUAN KHUSUS
Setelah mahasiswa menyelesaikan station skills ini, bila diberi pasien maka
mahasiswa:
1. Mampu mengetahui indikasi sirkumsisi.
2. Mampu melakukan prosedur sirkumsisi secara profesional.
3. Mampu menggambarkan kesulitan-kesulitan dan efek samping prosedur
sirkumsisi dan penatalaksanaannya.
3. DESKRIPSI SILABUS
3.1 Kompetensi yang Diharapkan
1. Komunikasi efektif
2. Keterampilan klinis
3. Empati
3.2 Topik
1. Anatomi genitourinaria
2. Indikasi sirkumsisi
3.3 Metode
a. Presentasi
b. Demonstrasi
c. Latihan dengan bimbingan
d. Latihan mandiri
e. Evaluasi
3.5 Evaluasi
a. Nodal point evaluation
b. OSCE
Ceklist Sirkumsisi
Skala
No PROSEDUR Penilaian
0 1 2
1 Memperkenalkan diri, memberikan informasi tentang
pemeriksaan yang akan dilakukan dan meminta ijin kepada
orang tua pasien atau pasien (informed consent)
Mempersiapkan dan mengecek semua alat dan bahan yang
2 diperlukan.
Menempatkan alat dan bahan pada tempat yang mudah
3 dijangkau.
Mempersiapkan pasien (menyapa dengan ramah dan
4
mempersilahkan pasien untuk berbaring).
5 Melakukan anamnesis singkat (identitas, riwayat penyakit,
riwayat luka, perdarahan dan penyembuhan luka, kelainan
epispadia dan hipospadia)
Meminta pasien membuka celana/sarung dan menenangkan
6 pasien dengan sopan.
7 Melakukan cuci tangan.
TOTAL NILAI 52
Keterangan Skala Penilaian Sikap
0 : Jika tidak dilakukan
1 : Dilakukan, tetapi salah/tidak sesuai urutan/tidak sempurna
2 : Dilakukan dengan benar
Nilai KKD =
(skor yang didapat/skor total) x 100 Tutor/Penguji
(…………………………………..)
STATION 6:
KATETERISASI
&
PF SISTEM UROGENITAL
Modul : Renal, Fluid and Electrolite System
Keterampilan : Kateterisasi Urin
1. TUJUAN UMUM
Setelah menyelesaikan station skills ini, mahasiswa mampu melakukan
pemasangan kateter dengan benar dan profesional
2. TUJUAN KHUSUS
Setelah mahasiswa menyelesaikan station skills ini, bila diberi pasien maka
mahasiswa :
1. Mampu mengetahui indikasi dan kontraindikasi pemasangan kateter
2. Mampu melakukan prosedur pemasangan kateter secara professional
3. Mampu menggambarkan kesulitan-kesulitan dan efek samping prosedur
pemasangan kateter dan penatalaksanaannya.
3. DESKRIPSI SILABUS
3.1 Kompetensi yang Diharapkan
1. Komunikasi efektif
2. Ilmu dasar untuk praktek dokter
3. Etika, moral, dan profesionalisme dalam praktik
3.2 Topik
1. Anatomi saluran kemih
2. Indikasi dan kontraindikasi pemasangan kateter
3.3 Metode
1. Presentasi
2. Demonstrasi
3. Latihan dengan bimbingan
4. Latihan mandiri
5. Evaluasi
Skala
No PROSEDUR Penilaian
0 1 2
1 Memperkenalkan diri, memberikan informasi tentang
pemeriksaan yang akan dilakukan dan meminta ijin kepada
pasien.
2 Mempersiapkan alat-alat
3 Cuci tangan dan memakai sarung tangan steril
Berdiri di sisi kiri (bila right handed). Berdiri di
4
sisi kanan (bila left handed/kidal)
5 Aseptik dan antiseptik daerah penis dan sekitarnya
6 Pasang duk steril
7 Memegang penis dengan tangan kiri (bila right handed)
8 Memasukkan jelly dengan tangan kanan sambil memegang
penis agar jelly tidak luber dengan teknik steril atau
melumuri kateter dengan jelly dengan teknik steril
9 Memasukkan kateter dengan gentle dengan tangan kanan
10 Memastikan kateter masuk ke dalam kandung kemih
11 Mengisi balon kateter dengan cairan aquadest
Memastikan balon kateter sudah terfiksir dengan cara
12
menarik kateter sampai ada tahanan
13 Menghubungkan kateter ke urine- bag
Memfiksasi kateter yang sudah terpasang ke inguinal
14
pasien
15 Memfiksasi urine- bag dengan benar
16 Mengucapkan terima kasih
TOTAL NILAI 32
Tutor/Penguji
1. TUJUAN UMUM
Setelah menyelesaikan station skills ini, mahasiswa mampu melakukan
pemeriksaan fisik ginjal secara benar dan legeartis.
2. TUJUAN KHUSUS
Setelah menyelesaikan station skills ini, mahasiswa mampu melakukan
pemeriksaan fisik pada pasien penyakit ginjal dengan benar dan legeartis sebagai
bagian dari pemeriksaan fisik secara menyeluruh.
3. DESKRIPSI SILABUS
3.1 Kompetensi yang Diharapkan
1. Mampu melakukan pemeriksaan balotemen
2. Mampu melakukan pemeriksaan edema tungkai
3. Mampu melakukan pemeriksaan inspeksi tangan (palmar eritema, jari
tubuh)
4. Mampu melakukan pemeriksaan kaki (inspeksi dan palpasi otot) dan
perabaan arteri dorsalis pedis
5. Mampu melakukan pemeriksaan nyeri ketok CVA
3.2 Topik
1. Edema
2. Balotemen
3. Nyeri ketok CVA (costo vertebra angel)
3.3 Metode
1. Presentasi
2. Demonstrasi
3. Latihan dengan bimbingan
4. Latihan mandiri
5. Evaluasi
Skala
No PROSEDUR Penilaian
0 1 2
1 Memberi salam dan menanyakan identitas pasien
Memperkenalkan diri dan menjelaskan pemeriksaan yang
2
akan dilakukan serta meminta ijin
Inspeksi Tangan
Inspeksi tangan kanan dan kiri daerah palmar dan ujung
3
jari
Inspeksi Ekstremitas Bawah
4 Inspeksi kaki kanan dan kiri (otot, kulit)
5 Palpasi di daerah pretibia (edema)
Palpasi arteri dorsalis pedis di dorsal pedis dan
6
membandingkan denyutan kanan dan kiri
Pemeriksaan Balotement
7 Meminta pasien tidur terlentang
8 Melakukan pemeriksaan secara bimanual
Tangan kiri diletakkan pada pinggang bagian belakang
9 dan tangan kanan pada dinding abdomen di ventralnya pada
kedua sisi
Tangan kanan digerakkan dan tangan kiri diam (tangan pada
pinggang bagian belakang) maka akan teraba benturannya
10 ditangan lain (disebut sebagai fenomena balotement positif.
Cara yang sama dilakukan untuk tangan kiri
Nyeri Ketok CVA
11 Meminta pasien duduk
12 Pemeriksaan dilakukan dari arah belakang pasien
Tangan kiri pemeriksa diletakkan di punggung pada sudut
13
kostovertebra kanan
14 Dengan tangan kanan dilakukan ketukan di atas tangan kiri
15 Menanyakan kepada pasien apakah terasa nyeri atau tidak
16 Melakukan tindakan yang sama (no.13, 14, 15) pada sudut
kostovertebra kiri
17 Mengucapkan terima kasih
18 Melakukan pemeriksaan dengan cara yang sistematik dan
legeartis
19 Melaporkan dan menuliskan hasil pemeriksaan ke rekam
medik/status pasien dengan benar
TOTAL NILAI 38
Nilai KKD =
(skor yang didapat/skor total) x 100
Tutor/Penguji