Anda di halaman 1dari 2

TUGAS BIOGRAFI PAHLAWAN NAMA : AHMAD RIZKY YUSUF RAHMADANI

BAHASA INDONESIA KELAS : X KL 2


NO ABS : 2

BIOGRAFI CUT NYAK DHIEN

Berbicara tentang peran perempuan dalam


perjuangan melawan penjajah tidak akan lepas
dari sosok Cut Nyak Dien. Sebagai pahlawan
nasional Cut Nyak Dien yang mendapat julukan
Srikandi Indonesia telah menunjukkan kesetiaan
dan rasa cinta yang begitu besar pada tanah
air. Baca juga: Ziarah ke Makam Cut Nyak Dien di
Sumedang, Menteri PPPA Ingatkan Peran
Perempuan Indonesia Semasa perjuangannya,
Cut Nyak Dien bisa mengobarkan semangat
rakyat hingga menjadi sosok yang ditakuti oleh Belanda. Baca juga: Mensos Risma
Ziarah ke Makam Cut Nyak Dien, Kagum dengan Perjuangannya Mengusir Belanda
Biografi Singkat Cut Nyak Dien Melansir lama jabarprov.go.id, Cut Nyak Dien adalah
sosok pahlawan nasional yang berasal dari Aceh Barat. Baca juga: Anies: Masjid Cut
Nyak Dien Bisa Jadi Contoh Masjid Ramah Lingkungan Ia merupakan putri dari Teuku
Nanta Setia, dan ibu yang seorang bangsawan dari daerah Lampagar. Sosok Cut Nyak
Dien yang lahir pada tahun 1848 kemudian tumbuh di tengah lingkungan bangsawan
Aceh dan pendidikan agama yang kuat. Suami pertama Cut Nyak Dien bernama Teuku
Ibrahim, anak Teuku Abas Ujung Aron dari daerah Lamnga. Suaminya pertamanya
wafat dalam pertempuran melawan Belanda pada 29 Juni 1878. Dari pernikahan
pertamanya, mereka dikaruniai putri bernama Cut Gambang. Cut Gambang kemudian
menikah dengan Teuku Mayet Ditiro, dan keduanya meninggal bersama setelah
ditembak oleh Belanda. Selepas itu, Cut Nyak Dien menikah dengan seorang panglima
perang bernama Teuku Umar Johan Pahlawan yang juga meninggal ditembak Belanda
pada 11 Februari 1899 di Ujung Kalak, Meulaboh. Cut Nyak Dien menghabiskan masa
tuanya di Sumedang, Jawa barat setelah dibuang dan diasingkan oleh Belanda.
Perjuangan Cut Nyak Dien Melawan Belanda Kematian sang suami Teuku Ibrahim
menjadi pemantik semangat perjuangannya melawan para penjajah. Sejak kematian
suaminya tersebut, Cut Nyak Dien kemudian bersumpah untuk menghancurkan para
penjajah. Pernikahannya dengan Teuku Umar membuat semangatnya untuk berperang
semakin menggebu-gebu. Perang melawan belanda dilakukan secara gerilya dengan
rakyat yang terbakar semangatnya melihat kegigihan Cut Nyak Dien. Sebuah siasat
sempat dijalankan Cut Nyak Dien dan Teuku Umar untuk mengetahui kelemahan
Belanda. Teuku Umar menyerahkan diri ke Belanda untuk mengetahui kelemahan
mereka dari dalam. Sempat dianggap berkhianat, mereka berhasil mencuri senjata dan
menyerang balik pasukan Belanda. Sayangnya perjuangan Teuku Umar harus terhenti
setelah ia mati tertembak dalam sebuah serangan. Setelahnya Cut Nyak Dien masih
terus melakukan gerilya di pedalaman Meulaboh. Namun seiring bertambahnya usia
dengan matanya rabun dan penyakit encoknya membuat anak buahnya merasa
kasihan dan melaporkan hal itu kepada tentara Belanda. Tanggal 6 November 1905 Cut
Nyak Dien berhasil ditangkap oleh tentara Belanda, dengan syarat tidak boleh dianiaya
atau diasingkan. Namun setahun setelahnya saat kondisi Cut Nyak Dien membaik,
Belanda mengirimnya ke daerah Sumedang, Jawa Barat. Hal ini karena Belanda masih
takut apabila Cut Nyak Dien kembali memantik perlawanan di daerah Aceh. Di
Sumedang Cut Nyak Dien menghabiskan sisa hidupnya hingga meninggal dan
dimakamkan oleh warga setempat. Makam Cut Nyak Dien Cut Nyak Dien meninggal
pada 6 November 1908 karena usianya yang sudah tua dan kondisinya yang sakit-
sakitan. Setelahnya, Cut Nyak Dien dimakamkan di daerah pengasingannya di
Sumedang dan makamnya baru ditemukan pada 1959. Presiden Soekarno melalui SK
Presiden RI Nomor 106 Tahun 1964 kemudian menetapkan Cut Nyak Dien sebagai
pahlawan nasional pada 2 Mei 1962. Sementara rumah Cut Nyak Dien di aceh
dibangun kembali oleh pemerintah daerah setempat sebagai simbol perjuangannya di
Tanah Rencong. Hingga kini, cerita mengenai perjuangan Cut Nyak Dien masih sering
diperbincangkan dan dipelajari sebagai bagian dari sejarah di sekolah-sekolah

Anda mungkin juga menyukai