Pembahasan
Scalpel dibedakan menjadi 2 macam yaitu Scalpel Konvensional dan Scalpel Disposable.
Scalpel konvensional merupakan scalpel yang terdiri dari handle scalpel dan blade scalpel yang
menyatu. Sedangkan scalpel disposable merupakan jenis scalpel yang terdiri dari handle scalpel
dan blade scalpel yang terpisah dan bisa di lepas pasang sesuai kebutuhan bedah. Penomoran
blade scalpel adalah 3 dan 4, handle scalpel nomor 3 memiliki kecocokan dengan nomor blade
(10,11,12,15) handle scalpel nomor 4 memiliki kecocokan dengan nomor blade (20-25).
Cara penggunaan : sama dengan penggunaan pisau biasa. Pisau terdapat dibawah tangan dan
digenggam diantara ibu jari dan jari tengah. Jari telunjuk terdapat pada ujung belakang pisau dan
digunakan untuk mengatur seberapa banyak tekanan yang digunakan untuk mengatur seberapa
banyak tekanan yang digunakan. Jari manis dan jari kelingking digunakan untuk menambah
keseimbangan pisau (Pitoyo et al., 2017).
Gunting berdasarkan bentuknya dibagi menjadi 2 yaitu straight (lurus) dan Curved
(bengkok). Berdasarkan ujung gunting dapat dibagi menjadi 3 yaitu Sharp-sharp (tajam-tajam),
Sharp-blunt (tajam-tumpul) dan Blunt-blunt (tumpul-tumpul).
Dalam menggunakan Scissors (Gunting bedah), cara memegang yang dipakai oleh para
dokter adalah dengan memasukkan ruas pertama jari telunjuk kedalam lubang cincin dari gunting
yang biasa dinamakan “bow” yang digunakan untuk mengontrol sisi yang bergerak. Sedangkan
sisi yang lainnya dikontrol oleh ruas pertama dari jari manis. Jari-jari lainnya digunakan untuk
menstabilkan posisi gunting (Pitoyo et al., 2017).Berikut merupakan jenis-jenis gunting :
Haemostatic berasal dari kata Haemo (Pembuluh Darah) dan Stastic (aliran) dan Foceps
yang berarti dua buah keping pad alat yang saling berhadapan yang berfungsi untuk menjepit
atau membendung/mengklamp. Cara memegangnya dimana ruas pertama jari telunjuk
dimasukkan kedalam ring pertama dan ruas pertama jari manis dimasukkan kedalam ring kedua
dan jari telunjuk digunakan untuk menstabilkan dengan artery forceps (Pitoyo et al., 2017).
Tissue yang berarti jaringan, forceps merupakan alat yang memiliki dua buah keping
yang saling berhadapan yang berguna untuk membendung. Nama lain tissue forceps adalah
pinset yang berfungsi untuk menjepit dan mengangkat jaringan atau organ. Cara menggunakan
pinset hampir sama seperti cara memegang pulpen (Pitoyo et al., 2017). Berikut merupakan
bagian-bagian dari tissue forceps beserta fungsinya masing-masng.
Alat ini digunakan untuk memegang jarum, saat menjahit luka operasi dan sebagai
penyimpul benang. Struktur jepitan needle holder berbentuk criss-cross dipermukaannya dan
memiliki ukuran handled yang lebih panjang dari jepitannya, untuk tahanan yang kuat untuk
menggenggam needle. Oleh karena itu, jangan dengan needle holder karena akan menyebabkan
kerusakan jaringan secara serius. Cara pengguanaan needle holder digenggam pada jaral 2/3 dari
ujung berlubang needle dan berada pada ujung jepitan needle-holder. Hal ini akan memudahkan
tusukan jaringan pada saat jahitan dilakukan. Selain itu, pemegangan needle holder pada area
dejar dengan engsel needle holder akan menyababkan needle menekuk. Kemudian, dibelokkan
needle ke sedikit arah depan pada jepitan instrument karena akan disesuaikan dengan arah alami
tangan ketika inersi dilakukan dan tangan akan terasa lebih nyaman. Kegagalan dalam
membelokkan needle ini juga akan menyebabkan needle menekuk. Berikut merupakan bagian-
bagian needle holder :
1. Bentuk lubang atau mata jarum (needle eye) yaitu Round (bulat), Square (petak), French
(bulat dan petak) dan Swaged (Benang dan jarum sudah menyatu).
2. Bentuk permukaaan, bulat yang dapat digunakan untuk jaringan atau organ yang umumnya
bersifat lunak dan tipis. Bersudut yang dapat digunakan untuk jaringan yang berserat dan kuat.
4. Berdasarkan ujung jarum yaitu taper terdiri atas tapper point yang digunakan untuk jaringan
yang lunak dan mudah ditembus dan tupper cut yang digunakan pada jaringan yang keras dan
kuat. Regular cutting digunakan pada bagian luar dan bagian yang keras atau berserat. Revers
cutting dapat digunakan pada jaringan yang lunak.
Benang merupakan bahan yang digunakan untuk menyatukan dua tepi luka pada
penjahitan luka. Benang jahit luka dibagi menjadi beberapa bagian yaitu :
1. Benang Absorbable, benang jahit yang dapat diserap dan tidak meninggalkan bekas. Berasal
dari bahan alami yaitu dari jaringan hewan misalnya usus domba. Terdiri dari surgical gut,
collagen, polygliconic acid, facia lata, tendo, dan sintesis (Polyglicolic acid, Vicryl dan
Polydioxanone.
Beberapa tipe benang absorbale berdasarkan sumber materialnya dan lama absorpsi
2. Benang Non-Absorbable, benang jahit yang sulit untuk diserap dan dapat meninggalkan
bekas. Dapat dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Cappilary, yaitu benang yang berpilin dan berserat, kuat dan tidak mudah lepas. Terdiri atas
linen, sutera/silk dan cutton
b. Non-Cappilary, yaitu benang yang tidak berserat namun cenderung mudah lepas. Contohnya
adalah dari bahan logam (Fiberglass, stainless steel dan tantalon) dari bahan nylon (PC, Pf dan
Lion dan Polyethilen).
Semakin besar nomor jarum maka semakin kecil ukuran jarum dan sebaliknya.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Sebaiknya waktu dalam pengerjaan pada pratikum ditambahkan lagi agar pratikan bisa
memahami dan mempelajari dengan baik dan benar, tidak dengan terburu-buru.