Anda di halaman 1dari 11

BAB III

Pembahasan

1. Scalpel (Pisau Bedah)

Scalpel dibedakan menjadi 2 macam yaitu Scalpel Konvensional dan Scalpel Disposable.
Scalpel konvensional merupakan scalpel yang terdiri dari handle scalpel dan blade scalpel yang
menyatu. Sedangkan scalpel disposable merupakan jenis scalpel yang terdiri dari handle scalpel
dan blade scalpel yang terpisah dan bisa di lepas pasang sesuai kebutuhan bedah. Penomoran
blade scalpel adalah 3 dan 4, handle scalpel nomor 3 memiliki kecocokan dengan nomor blade
(10,11,12,15) handle scalpel nomor 4 memiliki kecocokan dengan nomor blade (20-25).

Cara penggunaan : sama dengan penggunaan pisau biasa. Pisau terdapat dibawah tangan dan
digenggam diantara ibu jari dan jari tengah. Jari telunjuk terdapat pada ujung belakang pisau dan
digunakan untuk mengatur seberapa banyak tekanan yang digunakan untuk mengatur seberapa
banyak tekanan yang digunakan. Jari manis dan jari kelingking digunakan untuk menambah
keseimbangan pisau (Pitoyo et al., 2017).

No Nama Alat Gambar Keterangan


1. Scalpel Untuk memotong/incisi kulit
Konvensional ataupun bagian lain yang memiliki
fungsi yang sama
(+) : Dapat digunakan langsung
tanpa memasang blade dan dapat
digunakan dalam waktu yang
urgent
(-) : Jika berkarat dan tumpul tidak
dapat digunakan lagi atau harus
diasah terlebih dahulu
2. Scalpel Untuk memotong/incisi bagian lain
Disposable yang memiliki fungsi yang sama di
kulit atau organ lain
(+) : digunakan sesuai kebutuhan
dari mata pisau tumpul diganti
(-) : Harus memasang atau melepas
mata pisau
3. Blade no. 10 Bedah umum dan sayatan kulit luar
4. Blade no. 11 Incisi abses dan sayatan
& 25
5. Blade no. 12 Incisi abses (pada gigi)
6. Blade no. 15 Tendotemia dan bedah mulut
7. Blade no. 20 Cukur bulu dan ortopedi
8. Blade no.22 Skin Graft
9. Blade no. 24 Biopsi

3.2 Scissors (Gunting)

Gunting berdasarkan bentuknya dibagi menjadi 2 yaitu straight (lurus) dan Curved
(bengkok). Berdasarkan ujung gunting dapat dibagi menjadi 3 yaitu Sharp-sharp (tajam-tajam),
Sharp-blunt (tajam-tumpul) dan Blunt-blunt (tumpul-tumpul).

Dalam menggunakan Scissors (Gunting bedah), cara memegang yang dipakai oleh para
dokter adalah dengan memasukkan ruas pertama jari telunjuk kedalam lubang cincin dari gunting
yang biasa dinamakan “bow” yang digunakan untuk mengontrol sisi yang bergerak. Sedangkan
sisi yang lainnya dikontrol oleh ruas pertama dari jari manis. Jari-jari lainnya digunakan untuk
menstabilkan posisi gunting (Pitoyo et al., 2017).Berikut merupakan jenis-jenis gunting :

No Nama Alat Gambar Keterangan


1 Sharp-sharp Untuk memotong organ yang
keras umumnya berada di
superficial, memotong benang
jahit, memotong bulu dan
memperlebar incise atau
sayatan
2 Sharp-Blund Untuk memperlebar incise,
umunya untuk bagian
profundal, dengan bagian
tumpul dibawah(dalam) dan
tajam di bagian atas

3 Untuk memperlebar incise dan


Blunt-Blunt memotong jaringan atau organ
bagian profundal (dalam) yang
tidak akan menimbulkan
perlebaran yang signifikan saat
dipotong

4 Bandage Scissors Untuk memotong kain kasa dan


perban. Agar saat memotong
perban tidak kusut benang dan
tidak tersangkut

5 Spencher Suture Untuk memotong benang pada


Removal Scissors luka jahitan. Dengan
mengaitkan bang jahitan dan
memotong jahit

6 Metzembum Untuk memotong jaringan atau


Scissors organ yang keras dan
memotong benang, dengan
ukuran yang lebih kecil,
digunakan sesuai
7 Mayo Scissors Untuk memotong jaringan atau
organ yang keras dan
memotong benang, dengan
ukuran yang lebih besar,
digunakan sesuai

3.3 Haemostatic Forceps

Haemostatic berasal dari kata Haemo (Pembuluh Darah) dan Stastic (aliran) dan Foceps
yang berarti dua buah keping pad alat yang saling berhadapan yang berfungsi untuk menjepit
atau membendung/mengklamp. Cara memegangnya dimana ruas pertama jari telunjuk
dimasukkan kedalam ring pertama dan ruas pertama jari manis dimasukkan kedalam ring kedua
dan jari telunjuk digunakan untuk menstabilkan dengan artery forceps (Pitoyo et al., 2017).

No Nama Alat Gambar Keterangan


1. Rochester-pean Alur geriginya transversal dari
Forceps ujung sampai pangkal. Untuk
membendung pembuluh darah.
Darah masih dapat teralir,
namun tingkan nekrosa nya
rendah
2. Carmalt Forceps Memiliki alur yang memanjang
dari pangkal sampai mendekati
ujung, alur geriginya
longitudinal.Untukmembendung
pembuluh darah, aliran
terbendung sempurna dan
tingkat kejadian nekrosa tinggi.
3. Rochester- Memiliki alur yang ganda yaitu
Carmalt Forceps transversal dan longitudinal.
Aliran darah terbendung
sempurna sehingga dapat
menyebabkan nekrosa.
4. Doyen Intestinal Memiliki alur yang diagonal
Forceps yang digunakan untuk
membendung pembuluh darah
di usus (A. mesentarica) alur
geriginya mengikuti bentuk
usus yang melintang (diagonal)

5. Kelly Forceps Memiliki 1/3 gerigi, bagian


ujung alur geriginya transversal
kemudian pertiga nya tidak
bergerigi. digunakan untuk
membendung aliran darah yang
berada di profundal.
6. Musquito Forceps Memiliki alur gerigi yang
transversal dari ujung hingga
pangkal, namun berukuran kecil
digunakan sesuai kebutuhan.

7. Ochner Forceps Alur seperti Rochester-pean


Forceps namun memiliki gigi
pada bagian ujungnya yang
berfungsi untuk menjepitkan ke
bagian yang keras saat akan
membendung aliran darah
3.4 Tissue Forceps

Tissue yang berarti jaringan, forceps merupakan alat yang memiliki dua buah keping
yang saling berhadapan yang berguna untuk membendung. Nama lain tissue forceps adalah
pinset yang berfungsi untuk menjepit dan mengangkat jaringan atau organ. Cara menggunakan
pinset hampir sama seperti cara memegang pulpen (Pitoyo et al., 2017). Berikut merupakan
bagian-bagian dari tissue forceps beserta fungsinya masing-masng.

No Nama Alat Gambar Keterangan


1. Holding Tissue Memiliki ujung yang runcing dan
Forceps tidak bergerigi yang berfungsi
untuk menjepit atau mengangkat
jaringan yang berserat umumnya
digunakan pada bagian
superficial.
2. Ewald Tissue Memiliki ujung yang runcing dan
Forceps bergerigi yang digunakan untuk
menjepit jaringan yang kecil yang
lunak,digunakan pada derah
superficial agar tidak terjadi
trauma atau terjadi perlukaan.
3. Russian Thumb Memiliki ujung yang tumpul dan
Forceps bergerigi yang berguna untuk
mengambil atau menjepit jaringan
yang lunak pada daerah profundal
atau bagian dalam
4. Rath-tooth Memiliki gigi pada bagian ujung
Forceps pinset dan polos tidak memiliki
gerigi yang berfungsi untuk
menjepit organ yang besar dan
menandai daerah yang akan di
incisi
5. Brown Adson Memiliki gigi seperti garpu pad a
Forceps bgaian ujung pinset, polos tidak
memiliki gerigi yang befungsi
unruk menjepit bagian tendo
6. Ovariectomy Memiliki ujung seperti kait
Hook/Spy Hook berfungsi mengambil
ovarium/saluran reproduksi
7. Allis Tissue Untuk menguakkan incisi selebar
Forceps yang diinginkan, namun haru
menggunakan lebih dari satu alat

8. Retractor Untuk menguakkan incise selebar


alat retractornya, namun hanya
menggunakan satu alat saja
sehingga tidak boros
9. Towel Clamp Untuk menjepit kain duk atau kain
towel(kain operasi)

10. Foester Swab Untuk mengambil alat operasi


Forceps secara steril dan membuka baju
operasi

3.5 Needle Holder

Alat ini digunakan untuk memegang jarum, saat menjahit luka operasi dan sebagai
penyimpul benang. Struktur jepitan needle holder berbentuk criss-cross dipermukaannya dan
memiliki ukuran handled yang lebih panjang dari jepitannya, untuk tahanan yang kuat untuk
menggenggam needle. Oleh karena itu, jangan dengan needle holder karena akan menyebabkan
kerusakan jaringan secara serius. Cara pengguanaan needle holder digenggam pada jaral 2/3 dari
ujung berlubang needle dan berada pada ujung jepitan needle-holder. Hal ini akan memudahkan
tusukan jaringan pada saat jahitan dilakukan. Selain itu, pemegangan needle holder pada area
dejar dengan engsel needle holder akan menyababkan needle menekuk. Kemudian, dibelokkan
needle ke sedikit arah depan pada jepitan instrument karena akan disesuaikan dengan arah alami
tangan ketika inersi dilakukan dan tangan akan terasa lebih nyaman. Kegagalan dalam
membelokkan needle ini juga akan menyebabkan needle menekuk. Berikut merupakan bagian-
bagian needle holder :

No Nama Alat Gambar Keterangan


1. Derf Needle Holder Ujung berbentuk bulat seperti
peluru terdapat gerigi
mengarah ke transversal dan
memiliki lubang pada bagian
dalam
(+) : dapat digunakan pemula
(-) : dapat menimbulkan
trauma
2. Matheui Needle Holder Memiliki bentuk yang unik
dari yang lain dan hanya dapat
digunakan pada operator yang
sudah professional namun
tidak menimbulkan trauma di
tangan
3. Mayo Hegar Needle Yang paling umum digunakan
Holder pada pemula, namundapat
menimbulkan trauma dalam
operasi durasi yang lama.

3.6 Jarum dan Benang


Jarum merupakan alat yang digunakan untuk menusukkan ke musculus atau organ
sebagai perantara benang untuk menyatukan 2 tepi luka. Jarum atau needle dibagi menjadi
beberapa bagian berdasarkan :

1. Bentuk lubang atau mata jarum (needle eye) yaitu Round (bulat), Square (petak), French
(bulat dan petak) dan Swaged (Benang dan jarum sudah menyatu).

2. Bentuk permukaaan, bulat yang dapat digunakan untuk jaringan atau organ yang umumnya
bersifat lunak dan tipis. Bersudut yang dapat digunakan untuk jaringan yang berserat dan kuat.

3. Bentuk jarum yaitu melengkung (setengan circle) dan lurus

4. Berdasarkan ujung jarum yaitu taper terdiri atas tapper point yang digunakan untuk jaringan
yang lunak dan mudah ditembus dan tupper cut yang digunakan pada jaringan yang keras dan
kuat. Regular cutting digunakan pada bagian luar dan bagian yang keras atau berserat. Revers
cutting dapat digunakan pada jaringan yang lunak.

Benang merupakan bahan yang digunakan untuk menyatukan dua tepi luka pada
penjahitan luka. Benang jahit luka dibagi menjadi beberapa bagian yaitu :

1. Benang Absorbable, benang jahit yang dapat diserap dan tidak meninggalkan bekas. Berasal
dari bahan alami yaitu dari jaringan hewan misalnya usus domba. Terdiri dari surgical gut,
collagen, polygliconic acid, facia lata, tendo, dan sintesis (Polyglicolic acid, Vicryl dan
Polydioxanone.

Beberapa tipe benang absorbale berdasarkan sumber materialnya dan lama absorpsi

1. Tipe A Plain Cut Gut (3-7 hari)

2. Tipe B Mild Chromic Cut Gut (14 hari)

3. Tipe C Medium Chromic Cut Gut (20 hari)

4. Tipe D Ekstra Cromic Cut Gut (40 hari)

2. Benang Non-Absorbable, benang jahit yang sulit untuk diserap dan dapat meninggalkan
bekas. Dapat dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Cappilary, yaitu benang yang berpilin dan berserat, kuat dan tidak mudah lepas. Terdiri atas
linen, sutera/silk dan cutton

b. Non-Cappilary, yaitu benang yang tidak berserat namun cenderung mudah lepas. Contohnya
adalah dari bahan logam (Fiberglass, stainless steel dan tantalon) dari bahan nylon (PC, Pf dan
Lion dan Polyethilen).

Berikut gambar benang dan jarum :

Semakin besar nomor jarum maka semakin kecil ukuran jarum dan sebaliknya.

Semakin besar nomor benang, maka semakin besar ukuran benang.

BAB IV

PENUTUP
4.1 Kesimpulan

Pembedahan merupakan tindakan pengobatan yang menggunakan teknik invassif


dengan membuka taau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani melalui sayatan yang
diakhiri dengan penutupan dan penjahutan luka. Sebelum pembedahan dilakukan, hal yang
perlu dilakukan adalah mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan. Sebelum melakukan
pembedahan pengetahuan mengenai sarana dan prasarana penunjang dalam pembedahan
perlu dimiliki sehingga tidak terjadi dalam kesalahandalam penggunaan alat tersebut, karena
setiap alat yang memiliki fungsi tertentu.
Jadi pada praktukum kali ini kita dapat mengetahui alat-alat dan bahan dalam
melakukan operasi. Mulai dari scapel, scissors (gunting), Haemostatic forceps, Tissue
forceps, needle holder, jarum dan benang. Alat alat tersebut saling berhubungan dalam
melakukan pembedahan maupun penjahitan pada pasien. Jadi dokter hewan harus
mengetahui nama dan fungsi dari alat-alat tersebut agar memudahkan dalam pekerjaan
nantinya.

4.2 Saran

Sebaiknya waktu dalam pengerjaan pada pratikum ditambahkan lagi agar pratikan bisa
memahami dan mempelajari dengan baik dan benar, tidak dengan terburu-buru.

Anda mungkin juga menyukai