Anda di halaman 1dari 41

SIDANG UJIAN TUGAS AKHIR

ARAHAN PENGEMBANGAN
KOTA PALEMBANG SEBAGAI KOTA PUSAKA

TAUFIQ ARDHAN
3610100054

. DOSEN PEMBIMBING
Putu Gde Ariastita, ST., MT.

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
2014
LATAR BELAKANG

Kota Palembang telah 1. Sebagai kota tua yang memiliki banyak peninggalan
ditetapkan sebagai bersejarah. Mulai dari peninggalan zaman Kerajaan
Kota Pusaka (SK Sriwijaya sampai dengan zaman kemerdekaan.
Walikota Palembang 2. RTRW Kota Palembang tahun 2012-2032 telah
No. 373 Tahun 2012 ditetapkan dua kawasan strategis terkait sosial
dan P3KP Kemen. PU) budaya. Kawasan di sepanjang tepian Sungai Musi
dan Kawasan Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya.
3. Salah satu anggota Jaringan Kota Pusaka
Indonesia (JKPI)

1. Penyelenggaraan pembangunan belum


Namun sampai saat ini mengintegrasikan pelestarian pusaka kota
belum dikembangkan 2. Tidak terintegrasinya pembangunan sarana-
secara maksimal prasarana baru dalam kawasan pusaka kota
3. Kurangnya pemeliharaan, tidak adanya
pengawasan dan pengendalian atas perubahan
bentuk pusaka kota oleh pemiliknya
Perlu adanya arahan 4. Semakin menurunnya kualitas dan keberadaan
pengembangan Kota pusaka kota
Pusaka di Kota
Palembang
berdasarkan potensi
yang dimiliki
RUMUSAN MASALAH

Namun sampai saat ini


belum dikembangkan
secara maksimal. Hal ini
dikarenakan
ketidaktahuan, Faktor-faktor apa saja
Kota Palembang ketidakpedulian, yang mempengaruhi
telah ditetapkan ketidakmampuan dan pengembangan Kota
sebagai Kota Pusaka salah urus. Oleh karena itu, Pusaka di Kota
perlu adanya arahan Palembang
pengembangan Kota
Pusaka di Kota Palembang
berdasarkan potensi yang
dimiliki.
TUJUAN DAN SASARAN
PENELITIAN

• Merumuskan arahan pengembangan Kota


Palembang sebagai Kota Pusaka
TUJUAN

• Mengidentifikasi objek yang berpotensi


mendukung Kota Palembang sebagai Kota Pusaka
• Menentukan zonasi/mintakat kawasan Kota Pusaka
di Kota Palembang
• Menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi
SASARAN pengembangan Kota Pusaka di Kota Palembang
• Menganalisa arahan pengembangan Kota Pusaka
di Kota Palembang.
PETA ADMINISTRASI
TINJAUAN PUSTAKA Kerangka
Pusaka
Teori
Pusaka Budaya
Pusaka Alam menil
Pusaka Saujana ai

Indikator kota pusaka:


Nilai Kelangkaan komponen kota Objek yang
Kota Pusaka Wilayah kabupaten Pusaka
pusaka berpotensi
Kawasan bersejarah Nilai Keistimewaan komponen kota mendukung Kota
Komponen Bentukan alam istimewa pusaka Palembang sebagai
Kota Pusaka Lansekap budaya Nilai Kesejarahan komponen kota Kota Pusaka
pusaka
Nilai Kejamakan pada komponen
kota pusaka
Nilai Estetika komponen kota pusaka
Nilai ilmu pengetahuan pada
komponen kota pusaka
Zonasi/mintakat
kawasan Kota Arahan Pengembangan
Indikator: Pusaka berdasarkan Kota Pusaka Palembang
Fungsi penggunaan lahan karakteristik objek
kota pusaka pusaka
Partisipasi masyarakat
Kualitas komponen kota
pusaka
Kelembagaan kota pusaka Faktor-faktor yang
Pengembangan mempengaruhi
Karakteristik masyarakat
Kota Pusaka pengembangan Kota Pusaka
di kawasan kota
pusaka di Kota Palembang
Kualitas sumberdaya
manusia
Aksesibiltas kota pusaka
Tiga komponen pembentuk Shidarta dan Budiharjo (1989) Sintesa Pustaka
Arthur Pedersen (2002) Operational Guidelines for the Implementation of
kota pusaka the World Heritage Convention, UNESCO (2011)
Ernawi (2012)

Indikator Variabel
Nilai Kelangkaan komponen Ciri khas pada komponen kota
1. Kawasan bersejarah
kota pusaka pusaka.
2. Bentukan alam
istimewa Nilai Keistimewaan komponen Ketersediaan kegiatan budaya
3. Lansekap budaya kota pusaka pada komponen kota pusaka
Recommendation
Concerning the Umur komponen kota pusaka
Preservation
Nilai Kesejarahan komponen Lokasi terjadinya peristiwa
of Cultural Property Nairobi Recommendation
Endangered by Public or Concerning the kota pusaka bersejarah
Private Works (1968) Safeguarding and Nilai Kejamakan pada Jenis bangunan yang sama
Washington Charter for the
Contemporary Role of komponen kota pusaka
Conservation of Historic
Historic Areas (1976)
Towns and Urban Areas
(1987)
Nilai Estetika komponen kota Arsitektur kawasan pada
Piagam Pelestarian Vienna Memorandum on pusaka komponen kota pusaka
Kota Pusaka World Heritage and
Indonesia (2013) Contemporary Architecture – Nilai ilmu pengetahuan pada Teknologi yang digunakan
Managing the Historic Urban komponen kota pusaka dalam pembangunan
Landscape (2005)
Sintesa Pustaka
Indikator Variabel
Zonasi kawasan kota
Batas Budaya Persebaran Objek Kota
pusaka
Pusaka
Sunarto (2008)
Aktivitas Jenis/perilaku kegiatan
UU No. 11 Tahun 2010
masyarakat masyarakat
Dwianto (2009)
Musadal (2008) Fasilitas Ketersediaan fasilitas
Bawaono (2003) pendukung kota pendukung kota pusaka
pusaka
Sintesa Pustaka
Indikator Variabel
Fungsi penggunaan Perubahan fungsi penggunaan lahan kota
lahan kota pusaka pusaka
Partisipasi masyarakat Tingkat partisipasi masyarakat
Kualitas komponen Kondisi fisik bangunan (landmark) pada
Pengembangan kota kota pusaka kawasan kota pusaka
pusaka Bentuk dan masa bangunan pada kota
pusaka
Danisworo dalam Fuady (1997)
Kelembagaan kota Dukungan kebijakan terkait kota pusaka
Lynch dalam Mulyandari (2010) pusaka
Budihardjo (1992) Karakteristik Jenis kegiatan masyarakat kawasan kota
OWHC (2003) masyarakat di kawasan pusaka
Piagam Washington (1987) kota pusaka
Aksesibiltas kota Peningkatan aksesibilitas kota pusaka
pusaka
Kualitas sumberdaya Peningkatan kualitas sumberdaya manusia
manusia
METODE PENELITIAN

Pendekatan Penelitian : Rasionalisme Jenis Penelitian : Deskriptif

Berpikir Deduktif: bersifat umum-dari Bertujuan untuk membuat


pengetahuan, teori-teori, hukum- deskripsi, gambaran, atau
hukum menuju khusus lukisan secara sistematis,
(Burhan, 2010). faktual dan akurat mengenai
fakta-fakta, sifat-sifat serta
hubungan antara fenomena
yang diteliti (Nazir, 1988).
Responden Penelitian
Penentuan responden dalam penelitian ini,
dilakukan melalui analisis stakeholder.
Analisis stakeholder menurut McCracken
dalam Farizal (2007) merupakan instrument
awal sebagai alat untuk memahami konteks
social dan kelembagaan dari sebuah
program atau kebijakan.

Proses Analisis
Stakeholder
McCracken, 1998
Analisis Stakeholder Sasaran 1

Kelompok Stakeholder Posisi Stakeholder


Stakeholder
Pemerintah Dinas PU CK dan Kepala Bidang
Perumahan Bangunan

Dinas Kebudayaan Kepala Bidang


dan Pariwisata Kota Kebudayaan
Palembang
Balai Arkeologi Staf Balai Arkeologi
Palembang Palembang
Akademisi Akademisi Universitas Dosen Arsitektur
Sriwijaya
Akademisi Universitas Dosen PWK
Indo Global Mandiri
Analisis Stakeholder Sasaran 3 dan 4
Kelompok Stakeholder Posisi Alasan Pemilihan
Stakeholder Stakeholder
Pemerintah Bappeda Kota Kepala Sub Sebagai pembuat kebijakan penataan ruang
Palembang Bidang Tata termasuk program pengembangan wilayah di
Ruang Kota Palembang
Dinas PU CK Kepala Bidang Pihak yang memiliki kepentingan besar terhadap
dan Bangunan pengembangan permukiman
Perumahan
Kota
Palembang
Dinas Tata Kota Kepala Bidang Pihak yang memiliki kepentingan dalam hal
Palembang Perencanaan perumusan kebijakan teknis pengembangan kota

Dinas Kepala Bidang Pihak yang memiliki pengaruh terhadap


Kebudayaan Kebudayaan pelestariang dan pengembangan kebudayaan
dan Pariwisata masyarakat kota
Kota
Palembang
Balai Arkeologi Peneliti Arkeolog Pihak yang memiliki pengaruh terhadap
Palembang pelestarian situs arkeologi terhadap
perkembangan kota
Analisis Stakeholder Sasaran 2 dan 3

Akademisi Akademisi Dosen Pihak yang paham secara teoritis dan memiliki
Universitas Arsitektur pandangan terkait pengembangan kota
Sriwijaya khususnya kota pusaka di lokasi penelitian
Akademisi Dosen PWK Pihak yang paham secara teoritis dan memiliki
Universitas Indo pandangan terkait pengembangan kota
Global Mandiri khususnya kota pusaka di lokasi penelitian
Masyarakat Tokoh Ketua RT Pihak yang memiliki pengaruh terhadap
masyarakat Kampung pengembangan kota pusaka di wilayah
Kampung Kapiten 7 Ulu penelitian
Kapiten 7 Ulu
Tokoh Ketua RT Pihak yang memiliki pengaruh terhadap
Masyarakat Kampung Arab pengembangan kota pusaka di wilayah
Kampung Arab 13 Ulu penelitian
13 Ulu
Tokoh Ketua RT Pihak yang memiliki pengaruh terhadap
Masyarakat Kampung 3-4 pengembangan kota pusaka di wilayah
Kampung 3-4 Ulu penelitian
Ulu
TEKNIK ANALISIS
Sasaran Input Data Teknik Analisis Hasil Akhir
Mengidentifikasi objek Variabel sasaran Analisis Expert Objek yang
yang berpotensi 1 Judgement berpotensi
mendukung Kota dengan mendukung Kota
Palembang sebagai menggunakan Palembang sebagai
Kota Pusaka Skala Likert Kota Pusaka
Menentukan Hasil sasaran 1 Analisis Zonasi/mintakat
zonasi/mintakat dan variabel Deliniasi kawasan Kota
kawasan kota pusaka sasaran 2 Pusaka Palembang
di Kota Palembang
Menganalisa faktor- Hasil sasaran 2 Analisis Delphi Faktor-faktor yang
faktor yang dan variabel mempengaruhi
mempengaruhi sasaran 3 pengembangan
pengembangan Kota Kota Pusaka di Kota
Pusaka di Kota Palembang
Palembang
Menganalisa arahan Hasil sasaran 3 Analisis Delphi Arahan
pengembangan Kota pengembangan
Pusaka Palembang Kota Pusaka
Palembang
SASARAN 1

Objek yang berpotensi


Expert judgement mendukung Kota
skala likert Palembang sebagai
Pendapat dari para Kota Pusaka
ahli/stakeholder berdasarkan Untuk mendapatkan objek
para ilmu pengetahuan dan yang berpotensi mendukung
pengalaman untuk Kota Palembang sebagai
merespon suatu Kota Pusaka berdasarkan
permasalahan yang sesuai pendapat responden
dengan topik dalam diskusi
peneliti dan ahli.
SASARAN 2
Analisis penentuan zonasi ini dilakukan
untuk mendapatkan mintakat atau
zonasi. Dalam analisa zonasi digunakan
teknik analisis deliniasi Pemerintah Kota
Palembang, selaku
pemberi kebijakan

zonasi/mintakat
kawasan kota
pusaka

Balai Arkeologi Masyarakat sebagai


Palembang selaku pelaku/berinteraksi
institusi yang berwenang secara langsung
melakukan perlindungan dengan komponen kota
dan perawatan pusaka
komponen kota pusaka
SASARAN 3
Teknik delphi adalah cara yang paling efektif untuk
mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan
rencana implementasi perkotaan rinci. Hal ini sangat berguna
dalam situasi di mana tidak ada kriteria standar yang ada untuk
evaluasi (Taleai dan Mansuorian dalam Wicaksono, 2012).

Output:
Proses:
Input: Hasil
Wawancara
Variabel-variabel wawancara
terhadap
sasaran 3 diolah menjadi
responden
faktor
SASARAN 4
Teknik analisis delphi dengan melibatkan
stakeholder sebagai pakar yang memliki
pengaruh, sehingga didapatkan konsensus
kesepakatan terhadap kebijakan arahan
pengembangan Kota Pusaka di Kota Palembang

Input: Output:
Hasil Sasaran 3 Arahan
Proses: Pengembangan
Faktor-faktor yang Wawancara Kota Pusaka di
mempengaruhi terhadap Kota Palembang
pengembangan responden berdasarkan
Kota Pusaka di pendapat
Kota Palembang responden
Luas wilayah Kota Palembang sebesar
400,61 km2 yang secara administrasi terbagi
atas 16 kecamatan dan 107 kelurahan

Gambaran umum

Jumlah penduduk Kota Palembang


pada pertengahan tahun 2013
adalah sebesar 1.455.284 jiwa
Laju pertumbuhan penduduk sebesar
1,86%
Sebelah Utara : Kabupaten Banyuasin Kepadatan penduduk tertinggi berada
di Kecamatan Ilir Timur I sebesar
Sebelah Selatan : Kabupaten Banyuasin
10.677,85 jiwa/Km2
Sebelah Barat : Kabupaten Banyuasin kecamatan dengan tingkat kepadatan
Sebelah Timur : Kabupaten Ogan Ilir terendah adalah Kecamatan Sematang
dan Muara Enim Borang yaitu sebesar 625,88 jiwa/km2
HASIL DAN PEMBAHASAN

1 Analisa Skala likert


Identifikasi Objek yang dapat mendukung Kota Palembang sebagai Kota Pusaka

Skala Pengukuran Likert Untuk Mengidentifikasi Objek yang


Berpotensi Mendukung Kota Palembang Sebagai Kota Pusaka

Kelas Interval Nilai Penjelasan Kelas Interval Nilai


35 - 81 Objek yang kurang berpotensi
82 - 128 Objek yang cukup berpotensi
129 - 175 Objek yang sangat berpotensi
Sumber: Penulis, 2014 (diadaptasi dari Sugiono, 2010)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Persebaran objek yang dapat mendukung Kota Palembang sebagai Kota Pusaka
Rekapitulasi Penilaian Objek yang Berpotensi mendukung Kota
Palembang sebagai Kota Pusaka Berdasarkan Pendapat Stakeholder

No Objek yang berpotensi R1 R2 R3 R4 R5 Jumlah Kategori penilaian


mendukung Kota
Palembang sebagai
Kota Pusaka
1. Benteng Kuto Besak 33 30 29 31 33 156 Sangat Berpotensi
2. Masjid Agung 33 33 31 32 31 160 Sangat Berpotensi
3. Kampung Kapiten 30 29 29 30 31 149 Sangat Berpotensi
4. Kelenteng Chandra Nadi 155 Sangat Berpotensi
10 Ulu 31 32 30 30 32
5. Kampung Arab Al 145 Sangat Berpotensi
Munawar 13 Ulu 28 30 30 29 28
6. Kampung Assegaf 18 20 19 19 21 97 Cukup Berpotensi
7. Makam Kesultanan 95 Cukup Berpotensi
Palembang Darussalam 19 18 18 20 20
8. Pasar 16 Ilir 28 27 29 28 26 138 Sangat Berpotensi
9. Sekanak 30 29 29 30 28 146 Sangat Berpotensi
10. Jalan Merdeka 29 28 30 29 29 145 Sangat Berpotensi
Rekapitulasi Penilaian Objek yang berpotensi mendukung Kota
Palembang sebagai Kota Pusaka Berdasarkan Pendapat
11. PT. Pusri Stakeholder 67 Kurang Berpotensi
12 14 13 14 14
12. PT. Pertamina Plaju 10 13 13 12 12 60 Kurang Berpotensi
13. Kampung 3-4 Ulu 28 27 30 32 30 147 Sangat Berpotensi
14. Talang Semut 19 20 21 21 21 102 Cukup Berpotensi
15. Pelabuhan Boom Baru 10 13 13 12 12 60 Cukup Berpotensi
16. Sungai Musi 28 27 29 28 26 138 Sangat Berpotensi
17. Situs Karanganyar 18 20 19 19 21 97 Cukup Berpotensi
18. Bukit Siguntang 19 18 18 20 20 95 Cukup Berpotensi
19. Pulau Kemaro 18 20 19 19 21 97 Cukup Berpotensi
20. Lansekap Budaya di 149 Sangat Berpotensi
Sepanjang Sungai Musi
30 29 29 30 31
Sumber: Hasil Analisa, 2014
R1: Responden 1 (Balai Arkeologi Palembang)
R2:Responden 2 (Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Palembang)
R3: Responden 3 (Dinas PU CK dan Perumahan)
R4: Responden 4 (Dosen Teknik Arstektur Universitas Sriwijaya)
R5: Responden 5 (Dosen PWK Universitas Indo Global Mandiri)
Kategori Potensi Objek yang Dapat Mendukung Kota
Palembang Sebagai Kota Pusaka
Sangat Berpotensi Cukup Berpotensi Kurang Berpotensi

1. Benteng Kuto Besak 1. Kampung Assegaf 1. PT. Pusri


2. Masjid Agung 2. Makam Kesultanan 2. PT. Pertamina
3. Kampung Kapiten 7 Ulu Palembang Plaju
4. Kelenteng Chandra Nadi Darussalam 3. Pelabuhan
10 Ulu 3. Talang Semut Boom Baru
5. Kampung Arab Al 4. Situs Karanganyar
Munawar 13 Ulu 5. Bukit Siguntang
6. Pasar 16 Ilir 6. Pulau Kemaro
7. Sekanak
8. Jalan Merdeka
9. Kampung 3-4 Ulu
10. Sungai Musi
11. Lansekap Budaya di
sepanjang Sungai Musi

Sumber: Hasil Analisa, 2014


Analisa Deliniasi
2 Menentukan zonasi/mintakat kawasan Kota Pusaka di Kota Palembang

Bagan Proses Analisa Deliniasi

Persebaran Objek
Kota Pusaka

Zonasi/mintakat
Kawasan Kota
Pusaka di Kota
Palembang
Zonasi/Mintakat Kawasan Kota Pusaka di Kota Palembang
Analisa Deliniasi
Menentukan zonasi/mintakat kawasan Utama Kota Pusaka di Kota Palembang

Bagan Proses Analisa Deliniasi

Persebaran Objek
Kota Pusaka

Ketersediaan Aktivitas masyarakat


fasilitas penunjang kawasan kota
kota pusaka pusaka

Zonasi/mintakat
Kawasan Utama
Kota Pusaka di
Kota Palembang
Zonasi/Mintakat Kawasan Utama Kota Pusaka di Kota Palembang
Zonasi/Mintakat Kawasan Utama Kota Pusaka di Kota Palembang

Terdapat fasilitas perdagangan dan


Batas asli situs berupa jasa yang menjual perlengkapan
pagar terluar dari upacara agama etnis Tionghoa yang
kelenteng dan aktivitas berada di Koridor Jalan Benteng.
budaya yang ada di
Kelenteng tersebut
seperti upacara
perayaan Imlek, dsb.

Permukiman etnis
Tionghoa di
sekitar Kelenteng
Analisa Delphi
3 Analisa faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan Kota Pusaka
di Kota Palembang
Variabel berdasarkan sintesa pusataka Faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan
1. Perubahan fungsi penggunaan Kota Pusaka di Kota Palembang
lahan kota pusaka 1. Faktor Perubahan Fungsi Penggunaan Lahan
2. Tingkat partisipasi masyarakat Kota Pusaka
3. Kondisi fisik bangunan (landmark) 2. Faktor Sumber Daya Manusia (SDM) Kawasan
pada kawasan kota pusaka Kota Pusaka
4. Bentuk dan masa bangunan pada 3. Faktor Keaslian Bangunan pada kawasan Kota
kawasan kota pusaka Pusaka
5. Dukungan kebijakan terkait kota 4. Faktor Implementasi Kebijakan terkait
pusaka Pengembangan Kota Pusaka
6. Jenis kegiatan masyarakat kawasan 5. Faktor Aktivitas Kebudayaan Masyarakat pada
kota pusaka Kawasan Kota Pusaka
7. Peningkatan aksesibilitas kawasan 6. Faktor Peningkatan Aksesibilitas di Kawasan
kota pusaka Kota Pusaka
8. Peningkatan kualitas sumberdaya 7. Faktor Kepemilikan Lahan Kawasan Kota
manusia Pusaka
8. Faktor Pengembangan Ekonomi Kreatif
+
Variabel baru berdasarkan hasil
Kawasan Kota Pusaka

eksplorasi delphi
1. Kepemilikan Lahan
2. Peningkatan Ekonomi Kreatif
Analisa Delphi
4 Analisa arahan pengembangan Kota Pusaka di Kota Palembang

Arahan Pengembangan Kota Pusaka di Kota Palembang


Faktor Arahan
Perubahan Fungsi Penggunaan Tetap mempertahankan tata guna lahan di
Lahan Kawasan Kota Pusaka mintakat inti dan memperbolehkan fungsi
penggunaan lahan baru di mintakat
pendukung dan penyangga dengan syarat-
syarat pelestarian
Sumber Daya Manusia Memberikan penyadaran dan pemahaman
terhadap masyarakat dengan cara sosialisasi
dan lokakarya terkait dengan bangunan
bersejarah yang ada merupakan aset yang
berharga bagi kota atau kawasan kota yang
perlu dilestarikan dan dijaga keasliannya

Keaslian Bangunan pada Mempertahankan wujud bangunan asli baik


Kawasan Kota Pusaka bentuk dan massa bangunan serta adanya
pemeliharaan bangunan – bangunan
bersejarah tersebut.
Implementasi Kebijakan Memuat substansi pelestarian kota pusaka
ke dalam rencana tata ruang kawasan
(RDTRK) dan rencana tata bangunan dan
lingkungan (RTBL) yang masuk ke dalam
zonasi kawasan kota pusaka.
Aktivitas Kebudayaan Menggiatkan atraksi-atraksi budaya dan
Masyarakat Kawasan menjadikan kegitan tersebut sebagai
Kota Pusaka kegiatan rutin.
Peningkatan Aksesibiltas Perlu peningkatan infratruktur di kawasan
kota pusaka sebagai upaya mendukung
pengembangan kota namun harus tetap
tidak merusak objek kota pusaka.
Kepemilikan Lahan Pembebasan tanah/lahan yang
Kawasan Kota Pusaka mempunyai atau terdapat bangunan
bersejarah untuk mempermudah
pelestarian maupun perawatan
Pengembangan Ekonomi Pemberian modal usaha dan pelatihan
Kreatif bagi masyarakat terkait dengan usaha-
usaha kreatif yang dapat dikembangkan di
kawasan kota pusaka.
Arahan Umum Pengembangan
Kota Pusaka di Kota Palembang

Arahan yang Terkonsensus tanpa Perubahan


1. Tetap mempertahankan tata guna lahan di mintakat inti dan memperbolehkan fungsi penggunaan lahan baru di mintakat
pendukung dan penyangga dengan syarat-syarat pelestarian
2. Memberikan penyadaran dan pemahaman terhadap masyarakat dengan cara sosialisasi dan lokakarya terkait dengan bangunan
bersejarah yang ada merupakan aset yang berharga bagi kota atau kawasan kota yang perlu dilestarikan dan dijaga keasliannya.
3. Mempertahankan wujud bangunan asli baik bentuk dan massa bangunan serta adanya pemeliharaan bangunan-bangunan
bersejarah tersebut.
4. Memuat substansi pelestarian kota pusaka ke dalam rencana tata ruang kawasan (RDTRK) dan rencana tata bangunan dan
lingkungan (RTBL) yang masuk ke dalam zonasi kawasan kota pusaka
5. Menggiatkan atraksi-atraksi budaya dan menjadikan kegitan tersebut sebagai kegiatan rutin.
6. Perlu peningkatan infratruktur di kawasan kota pusaka sebagai upaya mendukung pengembangan kota namun harus tetap tidak
merusak objek kota pusaka.
8. Pemberian modal usaha bagi masyarakat terkait dengan usaha-usaha kreatif yang dapat dikembangkan di kawasan kota pusaka.

Arahan yang Terkonsensus dengan Perubahan


7. Melakukan kerjasama Pemerintah dengan Masyarakat pemilik lahan yang terdapat bangunan bersejarah untuk sama-
sama melestarikannya dengan memberikan insentif keringanan PBB. Sebelumnya pembebasan tanah/lahan yang
mempunyai atau terdapat bangunan bersejarah untuk mempermudah pelestarian maupun perawatan
Arahan Pengembangan Kota Pusaka di Kota
Palembang pada Kawasan Benteng Kuto Besak
dan Sekitarnya
Mintakat Inti 1. Mengalihfungsikan jenis kegiatan
pada Benteng Kuto Besak yaitu
perkantoran TNI menjadi fasilitas
umum museum disertai dengan
relokasi kantor TNI ke wilayah
MAKODAM II Sriwijaya
2. Mengadakan lokakarya dan
sosialisasi berkala dan intensif
3. Mempertahankan wujud
bangunan asli Benteng Kuto
Besak, Masjid Agung dan Kantor
Walikota Palembang
4. Memuat substansi pelestarian
kota pusaka ke dalam tata ruang
5. Menjadikan kegiatan budaya
bernuansa Kerajaan Palembang
Darussalam sebagai kegiatan
rutin (eventual) tahunan Kota
Palembang
6. Pemberian insentif keringanan
PBB pada bangunan bersejarah
Arahan Pengembangan Kota Pusaka di Kota
Palembang pada Kawasan Benteng Kuto Besak
dan Sekitarnya
1. Mengizinkan alihfungsi lahan
Mintakat Pendukung perdagangan dan jasa
dengan syarat jenis kegitan
yang mendukung kegiatan
perkantoran
2. Memuat substansi
pelestarian kota pusaka ke
dalam tata ruang
3. Menyediakan jalur pejalan
kaki di Jalan Kedatan
sebagai salah satu sarana
menuju kawasan
Arahan Pengembangan Kota Pusaka di Kota
Palembang pada Kawasan Benteng Kuto Besak
dan Sekitarnya
1. Mengizinkan alihfungsi lahan
Mintakat Penyangga perdagangan dan jasa dengan
syarat jenis kegitan yang
mendukung kegiatan keagamaan
umat Islam
2. Memuat substansi pelestarian
kota pusaka ke dalam tata ruang
3. Menyediakan jalur pejalan kaki di
Jalan Datuk Moh Akib sebagai
salah satu sarana menuju
kawasan
4. Meningkatkan pengembangan
ekonomi kreatif melalui pemberian
pelatihan keterampilan kepada
masyarakat mengenai kerajinan
sarung songket.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisa dari berbagai objek yang berpotensi mendukung Kota
Palembang sebagai Kota Pusaka maka didapatkan hasil bahwa objek yang sangat
berpotensi ialah Benteng Kuto Besak, Masjid Agung, Kantor Walikota, Sekanak, Pasar 16
Ilir, Kampung 3-4 Ulu, Kampung Kapiten 7 Ulu, Kelenteng Chandra Nadi 10 Ulu dan
Kampung Arab Al-Munawar 13 Ulu

Arahan pengembangan Kota Pusaka di Kota Palembang


1. Tetap mempertahankan tata guna lahan di mintakat inti dan memperbolehkan fungsi
penggunaan lahan baru di mintakat pendukung dan penyangga dengan syarat-syarat
pelestarian situs/objek kota pusaka yang ada di mintakat inti
2. Memberikan penyadaran dan pemahaman terhadap masyarakat dengan cara sosialisasi dan
lokakarya terkait dengan bangunan bersejarah yang ada merupakan aset yang berharga bagi
kota atau kawasan kota yang perlu dilestarikan dan dijaga keasliannya.
3. Mempertahankan wujud bangunan asli baik bentuk dan massa bangunan serta adanya
pemeliharaan bangunan – bangunan bersejarah tersebut.
4. Memuat substansi pelestarian kota pusaka ke dalam rencana tata ruang kawasan (RDTRK)
dan rencana tata bangunan dan lingkungan (RTBL) yang masuk ke dalam zonasi kawasan
kota pusaka.
Arahan pengembangan Kota Pusaka di Kota Palembang
5. Menggiatkan atraksi-atraksi budaya dan menjadikan kegitan tersebut sebagai
kegiatan rutin.
6. Perlu peningkatan infratruktur di kawasan kota pusaka sebagai upaya mendukung
pengembangan kota namun harus tetap tidak merusak objek kota pusaka.
7. Melakukan kerjasama pemerintah dengan pemilik lahan yang terdapat bangunan
bersejarah untuk sama-sama melestarikannya dengan cara pemberian insentif
seperti keringanan biaya PBB
8. Pemberian modal usaha dan pelatihan bagi masyarakat terkait dengan usaha-
usaha kreatif yang dapat dikembangkan di kawasan kota pusaka
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai