ISSN 1858-3881
__________________________________________________________________________________________________________________
Abstrak: Kota Parakan mempunyai kampung yang dapat menunjukkan karakteristik kota Parakan yaitu
kampung pecinan dimana di dalamnya terdapat beberapa bangunan berarsitektur tradisional Tionghoa dan
penduduk mayoritas keturunan etnis Tionghoa. Keberadaan kampung pecinan Parakan semakin lama semakin
tersingkir dengan keberadaan arsitektur modern yang saat ini berkembang. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengidentifikasi keutuhan morfologi di kampung pecinan kota Parakan. Dengan tujuan tersebut maka analisis
yang dilakukan adalah analisis kondisi fisik kawasan Kampung Pecinan Parakan, meliputi aspek struktural
(bentuk figure ground dan pola jaringan jalan), fungsional (sistem linkage kawasan), dan visual (langgam
arsitektur kawasan); analisis kondisi non fisik kawasan meliputi aspek kehidupan (sosial budaya, keagamaan
dan perekonomian masyarakat Kampung Pecinan Parakan);lalu dilanjutkan merumuskan kondisi keutuhan
kampung pecinan di Kota Parakan. Hasil dari analisis menunjukkan kampung Pecinan Parakan telah mengalami
banyak perubaha. Parakan tumbuh menjadi kota perdagangan dengan dilewatinya jalur Wonosobo dan Kendal
sehingga aktifitas kampung pecinan Parakan berkembang menjadi kawasan pertokoan modern; jumlah
persentase bangunan kuno tradisional Tionghoa di Pecinan Parakan hanya tinggal 20%; karena pengaruh
perkembangan zaman masyarakat Tionghoa Parakan mulai meninggalkan budaya Tionghoa, semua budaya
dan kegiatan keagamaan hanya dipusatkan di Klenteng Hok Tek Tong. Walaupun kondisi keutuhan Pecinan
Parakan sudah mengalami perubahan namun ciri khas Kampung Pecinan Parakan masih dapat terlihat dan
dirasakan, karena masih terdapatnya laggam bentuk arsitektur Tionghoa yang masih bertahan serta aktifitas
budaya Tionghoa yang masih rutin diadakan di Klenteng Hok Tek Tong Parakan.
Abstract: The town of Parakan has a kampong/village that potentially can show/represent the characteristics of
the town. That is the Chinatown kampong, where people can find several Chinese traditional buildings and the
majority population of Chinese ethnic descend. The existence of Chinese kampong in Parakan is progressively
eliminated by the presence of modern architecture that is currently growing. The purpose of this study is to
identify the morphological integrity Parakan’s Chinatown. With the mentioned purpose, so the
research/analysis can be conducted is the physical condition analysis of Chinatown in Parakan. it covers the
structural aspects (form of figure ground and road network patterns), functional (regional linkage system), and
visual (regional architectural style); analysis covering the region of non-physical conditions aspects of life
(social, cultural, religious and community economic Parakan village Chinatown), and then proceed to formulate
the conditions on the integrity of the village Chinatown Parakan City.The results of the analysis show that the
village/kampong has undergone many changes. Parakan has grown into a commercial town where the routes
to Wonosobo and Kendal are passing by and it leads the economic activities in Parakan’s Chinatown are
developing progressively into a modern commercial area; the percentage of traditional Chinese buildings in
Chinatown Parakan are only 20%, due to the influence of the times Parakan Chinese community began to leave
the Chinese culture, all cultures and religious activity is concentrated in the temple Hok Tek Tong.
berperan dalam penelitian ini, sehingga perkampungan perdagangan kala itu Parakan
berdasarkan hal tersebut maka metode terkenal dengan hasil Tembakau dan gambir.
analisis yang digunakan dalam penelitian ini Karena Parakan yang letaknya sangat strategis
adalah kuantitatif dan deskriptif kuantitatif. maka menaruk kedatangan imigran dari
Pengumpulan data merupakan bagian negara China lalu menetap di Parakan dan
dari suatu proses pengadaan data primer membentuk suatau perkampungan di
untuk keperluan penelitian. Dalam penelitian Parakan. Pada tahun 1820 Bupati Sumadilaga
ini mengunakan metode: ditunjuk oleh pemerintah Belanda sebagai
Studi Literatur bupati sehingga Parakan menjadi sebuah
Pengumpulan data sekunder pusat pemerintahan dengan nama Kadipaten
Pengumpulan data primer Menoreh yang menjadi cikal bakal dari awal
Kuesioner Kabupaten Temanggung. Kota Parakan pada
Survey Lapangan saat sudah berkembang menjadi Kadipaten
Wawancara yang ramai dengan aktifitas perdagangan
Jenis analisis yang digunakan dalam dengan penjualan tembakau dan gambir yang
penelitian ini, untuk menjawab pertanyaan terkenal. Menurut keterangan beberapa
dan mencapai tujuan penelitian sesuai dengan narasumber Kota Parakan pada periode awal
sasaran penelitian yang akan dicapai yaitu: tahun 1820 sangat berbeda dengan bentuk
Analisis sejarah perkembangan kota Kota Parakan sekarang. Dahulu kota Parakan
Yaitu menganalisis sejarah perkembangan memiliki sebuah Alun-alun yang terletak di
Kampung Pecinan Parakan dan bagai barat kota Parakan yang sekarang di jadikan
perubahan yang terjadi pada Kota Parakan Pasar Legi Parakan. Di sebelah utara
sesuai dalam beberapa priode. merupakan Kadipaten atau tempat Kantor
Analisis Kondisi Fisik Bupati. Sebelah barat Alun-alun merupakan
Yaitu menganalisis kondisi fisik morfologi kampung Kauman dan sebelah selatan
Kampung Pecinan Parakan dengan Teori ruang merupakan Pasar dan Kampung Pecinan.
fisik kawasan meliputi : Struktur dan Bentuk Sedangkan perkampungan kaum pribumi
kota,Teori perancangan kota (figure ground, terletak di barat timur dan belakang Kadipaten
linkage system dan place), Penggunaan Lahan, di kampung Besaran.
Bentuk Langgam Arsitektur Bangunan, Karena pengaruh perang dan keamanan
Kepemilikan Lahan. politik Kampung Pecinan Parakan mengalami
Analisis Kondisi Non Fisik pergeseran lokasi dari awal terbentuknya di
Analisis kondisi non fisik kampung pecinan sekitar Alun-alun Parakan ke arah timur yaitu
Parakan dengan pendekatan sense of place dekat dengan Klenteng Hok Tek Tong.
untuk mengetahui makna dari sebuah tempat. Perkembangan kota Parakan setelah priode
Setelah melakukan semua analisis hasil dari perang yaitu kota Parakan berkembang
analisis penilaian Keutuhan Morfologi menjadi Cosmic City yaitu suatu
Kampung Pecinan Parakan dengan perkembangan kota yang menyatu dengan
menggunakan metode TOM yaitu semua hasil karakter dan kekuatan alam. Perkembangan
analisis di skoring dan diberikan bobot nilai. Kota Parakan setelah terjadi perang berada
dalam konsep kosmologi, kesatuan antara
Hasil Pembahasan kekuatan alam atau kosmos dan Tuhan
Penelitian keutuhan morfologi dengan kehidupan manusia yang
Kampung Pecinan Parakan maka ditemukan: dilambangkan dalam arti bentuk tata ruang,
Analisis Penelusuran Sejarah bangunan, merupakan bentuk-bentuk
Kampung Pecinan Parakan mengalami morfologi kota yang sustainable yaitu
perkembangan dari periode tahun 1800 masa membudidayakan dengan memitoskan
kolonial hingga tahun awal kemerdekaan. sumber-sumber kekuatan alam.
Pada awalnya Parakan merupakan sebuah
Perkembangan Perkembangan
Permukiman Kauman Permukiman Pecinan
Gunung Sindoro
Sumbu Terminus
Masjid Kauman Klenteng Hok Tek Tong
Parakan (Klenteng Setelah di
kearah Klenteng
Pindahkan)
Sungai Galeh
Gunung Sumbing
Sumber: Hasil Analisis, 2013
GAMBAR 2
SKETSA PERKEMBANGAN KOTA PARAKAN MEMBENTUK COSMIC CITY
Bentuk kosmologi dapat terlihat dari masyarakat pribumi yang mayoritas muslim
awal pemilihan masyarakat Tionghoa memilih tidak terjadi konflik dengan masyarakat
Parakan sebagai tempat bermukim dimana tionghoa.
Parakan terlatak pada dua Gunung Sindoro Seiring perkembangan waktu Kota
dan Sumbing dan juga bersebelahan dengan Parakan berkembang lebih pesat
sungai Galeh dimana secara Hong Sui itu perdagangannya karena dibukanya Jalan
merupakan suatu tempat yang dipercaya menuju Wonosobo serta Kendal. Akibat
mempunyai energi yang baik untuk dibukanya jalan tersebut maka disepanjang
berdagang. Peletakan bangunan seperti Jalan Kampung Pecinan terbentuk sebuah
Klenteng dan Masjid juga berada satu poros rumah pertokoan atau shop hauses yaitu
dengan jalan utama yang membentang antara disekitar Jalan Diponegoro yang ke arah
Parakan barat dan timur juga mebelah kota Wonosobo serta Jalan Brigjen Katamso yang
Parakan menjadi dua bagian yaitu koridor kearah Kendal. Sampai saat ini Parakan masih
Jalan Bamburuncing. Menurut kepercayaan terkenal dengan perdagaangan Tembakaunya
Tionghoa sebuah koridor jalan yang lurus dan masyarakat Tionghoa Parakan juga masih
membentang panjang dari ujung barat Kota secara turun temurun meneruskan kejayaan
Parakan hingga ke ujung timur Kota Parakan sebagai pengusaha tembakau yang sukses dari
itu menjadi energi yang tidak baik bagi pendahulu mereka. Karakter Pecinan Parakan
perkembangan suatu kota jika tigak ada dengan masih banyak berdirinya gudang
bangunan di ujungnya oleh karena itu tembakau hingga saat ini menunjukkan selain
Klenteng dipindahkan di ujung Jalan perdagangan pertokoan tembakau masih jadi
Bamburuncing. Sedangkan masjid berada satu ekonomi basis warga Tionghoa Pecinan
poros dengan Klenteng disimbolkan agar Parakan.
Analisis Lingkage, Palce dan Figure Ground Karena pengaruh modernisasi sebagian
Keadaan permukiman Kampung Pecinan bangunan kuno berarsitektur Tionghoa mulai
Parakan sekarang menjadi permukiman padat berubah fungsi menjadi bangunan moderen
penduduk yang sebagian besar diperuntukkan untuk rumah toko sebagian besar juga dirubah
untuk rumah pertokoan, gudang tembakau menjadi pertokoan modern.
dan permukiaman warga tionghoa. Landmark
dari Kampung Pecinan Parakan merupakan
Klenteng Hok Tek Tong yang sudah berusia
200 tahun. Kondisi Klenteng Hok Tek Tong
juga masih terjaga dengan baik bentuk
arsitekturnya. Semua kegiatn beribadatan juga
masih diadakan rutin setiap hari. Untuk
kegiatan budaya semua dipusatkan didalam Sumber: Hasil Observasi, 2013
GAMBAR 3
Klenteng Hok Tek Tong sedangkan di
BENTUK ATAP NANG SANG DI KAMPUNG
permukiman pecinan Parakan sudah tidak PECINAN PARAKAN
nampak aktifitas budaya tionghoa.
Analisis Sosial Budaya dan Ekonomi
Karena pengaruh masuknya agama
samawi dan pengaruh globalisasi di segala
bidang dan mengarah ke arah modern, maka
budaya masyarakat Tionghoa yang masih
bertahan dan diadakan setiapa tahun
Sumber: Hasil Observasi, 2013 diantaranya perayaan imlek, cap go meh, pek
GAMBAR 3 chun dan kegiatan upacara sembahyang
BENTUK FASADE DERETAN RUMAH TOKO/SHOP harian yang di pusatkan di Klenteng Hok Tek
HOUSES DI KAMPUNG PECINAN PARAKAN Tong serta beberapa rumah yang masih
terdapat altar pemujaan. Perekonomian
Analisis Langgam Arsitektur Tionghoa masyarakat Tionghoa Kampung Pecinan
Rumah dengan ciri khas langgam Parakan mayoritas yaitu perdagangan dan
Arsitektur Tionghoa masih dapat ditemukan di pengusaha.
Kawasan Kampung Pecinan Parakan. Ciri khas
yang masih bertahan yaitu mulai dari bentuk
atap, pintu, warna dan terdapat ruang terbuka
atau Coutyard yang merupakan ciri dari
permukiman arsitektur Tionghoa.
ekonomi. Penilaian ini dilakukan dengan globalisasi juga merasuk ke kehidupan sosial
metode pendekatan TOM (Trained Observer masyarakat pecinan Parakan mereka
Method). Metode ini digunakan sebagai menganggap rumah dengan gaya arsitektur
metode pengumpulan data dengan cara barat atau modern lebih baik dari pada
menilai suatu objek untuk kemudian aritektur lokal maka tidak heran jika
dikonversikan ke dalam bentuk kuantitatif. bangunan-banunan kuno di Pecinan Parakan
Konversi ini dilakukan dengan memberikan Mulai tergeser menjadi bangunan modern.
bobot poin yang mempunyai skala dengan Identitas Kampung Pecinan Parakan
deskripsi yang jelas. juga dapat dirasakan dari aspek sosial budaya.
Berdasarkan hasil penilaian TOM dapat Kebudayaan yang merupakan identitas
dihitung jumlah poin yang diperoleh adalah 22 budaya Tionghoa juga masih bisa dirasakan
poin. Poin dengan jumlah 22 berada pada seperti perayaan hari besar Imlek dan cap
range 18-26, sehingga dapat dikatakan gomeh yang masih terus diadakan setiap
Kampung Pecinan Parakan ini memenuhi tahunya. Peribadatan sehari-hari juga masih
kriteria keutuhan dengan karakter sedang (B) diadakan di Klenteng Hok Tek Tok Parakan.
cenderung ke lemah (C). Berdasarkan Berkurangnya aktifitas keagamaan di Klenteng
penilaian tersebut dapat disimpulkan bahwa dan budaya tionghoa Parakan disebabkan
“Tingkat keutuhan morfologi kampung karena mayoritas penduduk Parakan sudah
Pecinan Parakan adalah sedang”. pindah keyakinan sehingga mereka mulai
Walaupun saat ini kampung Pecinan meninggalkan tata cara peribadatan budaya
Parakan masih dapat dirasakan keberadaanya, tridarma bahkan sebagian menganggap tradisi
tetapi hal ini menunjukan bagaimana tionghoa kuno tidak sesuai perkembangan
permasalahan-permasalahan yang di hadapi jaman.
oleh Kampung Pecinan ini telah menurunkan
karakter Kampung Pecinan Parakan. Berikut KESIMPULAN & REKOMENDASI
merupakan gambar kontinum dari kesimpulan Kesimpulan
tabel diatas: Kampung Pecinan Parakan mengalami
Identitas lingkungan Kampung Pecinan perkembangan dari periode tahun 1800 masa
Parakan yang masih dapat dirasakan kolonial hingga tahun awal kemerdekaan.
keberadaanya adalah dari aspek fisik dan Pada awalnya Parakan merupakan sebuah
sosial budaya. Dari aspek fisik dapat dilihat perkampungan perdagangan kala itu Parakan
dari fungsi bangunan di dalam Kampung terkenal dengan hasil Tembakau dan gambir.
Pecinan Parakan. Di Kampung Pecinan Karena Parakan yang letaknya sangat strategis
parakan masih terdapat beberapa bangunan maka menaruk kedatangan imigran dari
kuno yang masih terawat dengan baik dan negara China lalu menetap di Parakan dan
juga terdapat Lenmark kawasan pecinan yang membentuk suatau perkampungan di
sangat kuat yaitu Klenteng Hok Tek Tong. Ciri Parakan. Pada tahun 1820 Bupati Sumadilaga
khas lain yang masih terasa adalah rumah ditunjuk oleh pemerintah Belanda sebagai
pertokoan china atau shop houses yang bupati sehingga Parakan menjadi sebuah
berada di Jl. Diponegoro, Jl. Brigjen Katamso pusat pemerintahan dengan nama Kadipaten
dan Jl. Letnan Swaji. Penyebab dari terus Menoreh yang menjadi cikal bakal dari awal
menurunya keutuhan kampung pecinan Kabupaten Temanggung. Kota Parakan pada
Parakan adalah karena perkembangan jaman saat sudah berkembang menjadi Kadipaten
dan globalisasi dimana perekonomian kapitalis yang ramai dengan aktifitas perdagangan
yang mengutamakan keuntungan secara dengan penjualan tembakau dan gambir yang
besar-besaran tanpa mempertimbangkan terkenal. Dahulu kota Parakan memiliki
dampak yang terjadi. Seperti banyaknya sebuah Alun-alun yang terletak di barat kota
pertokoan berarsitektur kuno khas tionghoa Parakan yang sekarang di jadikan Pasar Legi
Parakan yaitu rumah petak mulai banyak Parakan. Di sebelah utara merupakan
dirubah ke pertokan modern. Pengaruh Kadipaten atau tempat Kantor Bupati. Karena
pengaruh perang dan keamanan politik budaya hanya dipusatkan di Kleteng Hok Tek
Kampung Pecinan Parakan mengalami Tong Parakan. Walaupun Pecinan Parakan
pergeseran lokasi dari awal terbentuknya di sudah mulai hilang keutuhanya namun
sekitar Alun – alun Parakan ke arah timur yaitu Karakteristik kota Parakan masih dapat
dekat dengan Klenteng Hok Tek Tong. dirasakan yaitu masih berdirinya Lenmark
Perkembangan kota Parakan setelah priode utama Klenteng Hok Tek Tong Parakan beserta
perang yaitu kota Parakan berkembang kehidupan keagamaan serta budaya
menjadi Cosmic City bentuk kosmologi dapat didalamnya. Pecinan Parakan juga masih
terlihat dimana Parakan terlatak pada dua memiliki sisa Bangunan Kuno arsitektur
Gunung Sindoro dan Sumbing dan juga Tiongjoa yang masih utuh.
bersebelahan dengan sungai Galeh dimana
secara Hong Sui itu merupakan suatu tempat Rekomendasi
yang dipercaya mempunyai energi yang baik Adapun rekomendasi yang dapat
untuk berdagang. Peletakan bangunan seperti dijadikan masukan bagi pihak-pihak yang
Klenteng dan Masjid juga berada satu poros terkait dengan Kamung Pecinan Parakan
dengan jalan utama yang membentang antara sesuai dengan permasalahan yang dihadapi
Parakan barat dan timur juga mebelah kota Kampung Pecinan Parakan dan hasil penelitian
Parakan menjadi dua bagian yaitu koridor yang telah dilakukan.
Jalan Bamburuncing. Menurut kepercayaan Adanya beberapa bangunan modern yang
Tionghoa sebuah koridor jalan yang lurus dan merusak visual kawasan Kampung Pecinan
membentang panjang dari ujung barat Kota Parakan seperti pembangunan gudang
Parakan hingga ke ujung timur Kota Parakan tembakau dan pembangunan toko dengan
itu menjadi energi yang tidak baik bagi ukuran besar yang tidak
perkembangan suatu kota jika tigak ada mempertimbangkan ciri khas bangunan
bangunan di ujungnya oleh karena itu kuno berarsitektur Cina di sekitarnya.
Klenteng dipindahkan di ujung Jalan Dalam hal ini sebaiknya pemerintah dan
Bamburuncing. Seiring perkembangan waktu tokoh masyarakat memberikan arahan dan
Kota Parakan berkembang lebih pesat penyuluhan kepada masyarakat pecinan
perdagangannya karena dibukanya Jalan parakan agar dalam pembangunan tidak
menuju Wonosobo serta Kendal. Akibat merusak bangunan-bangunan kuno yang
dibukanya jalan tersebut maka disepanjang masih bertahan dikarenakan bangunan –
Jalan Kampung Pecinan terbentuk sebuah bangunan tersebut perumakan bangunan
rumah pertokoan atau shop hauses yaitu yang bersejarah.
disekitar Jalan Diponegoro yang ke arah Kondisi bangunan-bangunan bergaya
Wonosobo serta Jalan Brigjen Katamso yang tradisonal Cina di Parakan banyak yang
kearah Kendal. Sampai saat ini Parakan masih dirubah menjadi bangunan modern oleh
terkenal dengan perdagaangan Tembakaunya para anak cucu keturunan pewaris
masyarakat Tionghoa Parakan juga masih bangunan. Banyak bangunan di kampung
secara turun temurun meneruskan kejayaan Pecinan yang terbengkalai hanya dijadikan
sebagai pengusaha tembakau yang sukses dari sebagai gudang tembakau yang hanya
pendahulu mereka. Karakter Pecinan Parakan dufungsikan di musim tembakau. Banyak
dengan masih banyak berdirinya gudang halaman rumah yang terdapat pintu
tembakau hingga saat ini menunjukkan selain gerbang berarsitektur atap Cina juga telah
perdagangan pertokoan tembakau masih jadi hilang karena ada proyek pelebaran jalan.
ekonomi basis warga Tionghoa Pecinan Sebaiknya pemerintah segera menetapkan
Parakan. Untuk keutuhan sendiri Kampung peraturan kawasan Pecinan Parakan
Pecinan Parakan telah mengalami berbagai sebagai kawasan cagar budaya agar
perubahan mulai berkurangnya bentuk masyarakat lebih mengetahui dan
bangunan kuno dan mulai lunturnya budaya mengerti untuk tidak mengubah atau
masyarakat tionghoa saat ini semua aktifitas
DAFTAR PUSTAKA
Handinoto. 1999. Lingkungan "Pecinan"
Dalam Tata Ruang Kota di Jawa Pada
Masa Kolonial. Dimensi Teknik Sipil e-
Journal. Vol.27, No.27, Juli, hal. 20-29.
Heriyanto, Bambang. 2011. Roh dan Citra
Kota. Surabaya: Brillian Internasional.
Kohl, David. 1984. Chinese architecture in the
Straits Settlements and western
Malaya: temples, kongsis, and houses.
Universitas Michigan: Heineman Asia.
Murtiyoso, Sutrisno. 2012. MIGRANT CHINESE
ARCHITECTURE IN INLAND
JAVA.International Seminar on
Vernacular Settlements.
Yunus, Hadi Sabari. 2000. Struktur Ruang Kota.
Yogyakarta:Pustaka Pelajar. 95
Zahnd, M.(1999). Perancangan Kota Secara
Terpadu. Yogyakarta: Penerbit Kanisius
dan Sugiyopranoto University Press.
________. 2008. Model baru perancangan
kota yang kontekstual. Yogyakarta:
Penerbit Kanisius dan Sugiyopranoto
University Press.