Karakteristik
Kawasan Pecinan Pembimbing:
Metode Penelitian Rumah besar yang dulunya memiliki courtyard, pintu di tengah diperkirakan
Metode penelitian berkenaan dengan merupakan pintu akses dari luar menuju courtyard.
cara dan teknik yang digunakan untuk
pengumpulan data, mengolah data, beberapa pihak yang dinilai berkaitan erat Metode pengumpulan data yang
menganalisis data dan mengintepretasikan dengan tujuan studi. Kemudian data digunakan dalam studi ini pada hakekat-
data. Berdasarkan rumusan masalah dan sekunder diperoleh dengan nya dibagi menjadi dua kegiatan, sebagai
tujuan studi ini, maka metode penelitian mengumpulkan pustaka-pustaka serta berikut: survei primer dengan observasi
yang digunakan dalam studi ini adalah dokumen-dokumen lain yang mempunyai lapangan, wawancara, dan kuisioner.
metode deskriptif dan eksploratif. keterkaitan dengan tema pelestarian Untuk surevi sekunder dilakukan melalui
Tujuannya adalah untuk membuat kawasan. sumber pustaka dan instansi.
pencandraan secara sistematis, faktual Metode eksploratif memiliki tidak Metode analisis data yang digunakan
dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat- berbeda jauh dengan deskriptif. dalam studi ini meliputi metode analisis
sifat populasi atau daerah tertentu. Perbedaannya terletak pada fenomena kualitatif (deskriptif, partisipatif dan
Penerapan metode deskriptif dalam yang diteliti, studi deskriptif lebih kelembagaan) dan kuantitatif (estetika,
analisisnya dilakukan secara menyeluruh menjelaskan karakteristik fenomena, kejamakan, kelangkaan, keluarbiasaan,
dengan menganalisis seluruh data primer maka studi eksploratif lebih kepada peranan sejarah dan memperkuat
maupun sekunder yang telah diperoleh memahami fenomena dengan cara kawasan).
sebelumnya. Data primer diperoleh melakukan diagnosa terhadap suatu Dalam studi ini populasinya dibeda-
dengan melakukan survey, observasi fenomena, menjaring alternatif serta kan menjadi dua, yakni populasi ban-
lapangan, wawancara serta penyebaran menemukan ide-ide baru melalui gunan kuno dan populasi masyarakat et-
angket/kuisioner yang ditujukan bagi observasi, wawancara dan kuisioner. nis Cina di kawasan pecinan Kota Kediri.
Karakteristik pecinan Kota Kediri sebagai langsung dari bentuk asli rumah hunian Perubahan karakteristik fisik dan non
kawasan perdagangan yang memiliki bangsawan Cina. fisik serta perkembangan kawasan
bangunan-bangunan kuno dengan ciri Sejak masa penjajahan Belanda, kawasan pecinan menyebabkan perubahan bentuk
khas gaya bangunan Cina mulai pecinan Kota Kediri telah berfungsi pada beberapa bangunan kuno yang ada
mengalami perubahan seriring dengan sebagai kawasan perdagangan dan di kawasan ini. Perubahan fisik terutama
perkembangan kawasan. Perubahan permukiman bagi masyarakat Thionghoa. terjadi pada fasade bangunan karena
karakteristik fisik yang teridentifikasikan Klenteng dan Sungai Brantas merupakan adanya perubahan dari bangunan hunian
adalah perubahan gaya bangunan dari nukleus perkembangan kawasan menjadi rumah toko. Perubahan ini
gaya bangunan Cina dengan ciri atap berdasarkan analisis tipologi bangunan berpengaruh pada penampilan citra
lengkung menjadi gaya bangunan yang terletak di sekitar klenteng Tjoe kawasan pecinan sebagai hunian etnis
modern. Perubahan fungsi bangunan dari Hwie Kiong yang gaya bangunannya Thionghoa yang kawasan perdagangan,
bangunan hunian menjadi bangunan hampir mirip satu sama lain, yakni dimana pada kawasan ini banyak
perdagangan dan jasa, serta mulai campuran antara gaya Cina dan gaya ditemukan bangunan-bangunan kuno
menghilangnya bentuk rumah courtyard kolonial. dengan gaya bangunan Cina sebagai
sebagai bentuk rumah yang diadopsi simbol permukiman orang Thionghoa.
Rumah masyarakat biasa di Jl. Lorong menuju tempat Ornamen dalam upacara kematian orang
Setiabudi. p e r s e mb a h y a n g a n d a n t e m p a t Thionghoa serta tempat penyimpanan abu
persembahyangan kepada para leluhur di leluhur masyarakat Thionghoa
rumah besar Jl. Dhoho. di tempat perkumpulan Dana
Alta Wahyu Tantri
Pangrukti di Jl. Wolter Page 3