Anda di halaman 1dari 5

Kartel: Tujuan, Karakteristik, Efek, Jenis

dan Alasan Kegagalan

Apa itu: Kartel adalah perjanjian formal antara beberapa pihak untuk meningkatkan manfaat
ekonomi. Itu dapat muncul sisi permintaan maupun penawaran pasar, meskipun yang terakhir
lebih umum.

Tujuan kartel
Kartel adalah bentuk perilaku anti persaingan. Tujuannya adalah untuk membatasi persaingan
diantara para anggota. Dengan membentuk kesepakatan bersama, mereka bertindak sebagai
satu perusahaan, seolah-olah pemonopoli atau pemonopsoni besar.

Para pihak membuat sebuah kesepakatan menguntungkan di antara mereka, terutama terkait
penentuan harga, jumlah dan wilayah pemasaran.

Contoh kartel
Kartel umum terjadi di pasar barang dan jasa yang diperdagangkan secara legal. Namun
demikian, kita juga dapat menjumpainya di industri ilegal, seperti kartel narkoba.

Di beberapa negara, hampir semua kartel adalah ilegal. Itu mendistorsi persaingan yang sehat
dan merugikan pihak lain. Kartel di rantai pasokan merugikan konsumen karena harus

Karakteristik kartel
Kartel biasanya hadir di pasar oligopoli atau oligopsoni. Jumlah perusahaan yang sedikit
mempermudah bagi perusahaan untuk berkolusi. Ini akan sulit atau bahkan tidak mungkin
untuk struktur pasar persaingan monopolistik atau persaingan sempurna.

Di pasar oligopolistik, beberapa produsen mendominasi pasar. Setiap produsen berusaha


untuk mengevaluasi reaksi kompetitif dari pesaing ketika mengembangkan strategi dan
membuat keputusan.

Misalnya, ketika sebuah perusahaan menurunkan harga, pesaing kemungkinan akan


mengambil langkah serupa demi mempertahankan pangsa pasar. Itu dapat memunculkan
perang harga dan menekan harga pasar semakin jatuh, menurunkan keuntungan bagi semua
produsen di pasar.
Keadaan semacam itu memberikan insentif kuat kepada para pemain untuk berkolusi.
Tujuannya tentu saja untuk memaksimalkan keuntungan bersama mereka.

Anggota kartel umumnya setuju untuk menghindari berbagai praktik persaingan di antara
mereka, terutama penurunan harga. Mereka juga dapat menyepakati kuota produksi untuk
menjaga pasokan pasar tetap rendah dan harga tinggi.

Kartel memiliki kontrol pasar lebih sedikit daripada monopoli. Beberapa perusahaan
mungkin tidak mengambil bagian dari anggota kartel. Sebaliknya, pemonopoli dapat dengan
mudah memanipulasi karena hanya ada pemain tunggal.

Karena alasan ini, harga dalam industri oligopolistik umumnya tidak setinggi seperti pada
pasar monopoli. Tapi, itu jauh di atas harga di pasar persaingan sempurna atau di pasar
persaingan monopolistik.

Kapan kartel muncul


Secara umum, kartel sering muncul di pasar di mana:

Pertama, ada sedikit perusahaan. Masing-masing perusahaan memiliki beberapa kekuatan


pasar. Itu memungkinkan perusahaan untuk mengancam secara kredibel ketika pesaing
menerapkan strategi yang merugikan.

Salah satu contohnya adalah perang harga. Jika satu perusahaan menurunkan harga, itu akan
mendorong pesaing untuk melakukan langkah serupa. Karena memiliki kekuatan pasar,
pesaing juga mampu membalas dengan lebih keras. Hasil akhirnya, itu mengarah pada perang
harga dan membuat harga pasar semakin jatuh.

Untuk menghindari situasi yang lebih buruk, para pemain akan mencoba untuk berkolusi.
Jika melakukannya secara formal, itu memunculkan kartel.

Jumlah pemain yang sedikit memudahkan mereka untuk melakukan koordinasi dan
mengambil kesepakatan bersama.

Kedua, perusahaan yang berpartisipasi menguasai pangsa pasar yang besar. Itu
memungkinkan mereka untuk mengontrol pasokan pasar.

Ketiga, hambatan masuk pasar tinggi. Selain menambah pasokan, pendatang baru dapat
mengambil keuntungan dari kartel tanpa harus menjadi anggota.

Misalnya, kartel menetapkan harga tinggi. Pendatang baru juga kemungkinan akan
menetapkan harga pada level yang sama dan menikmati keuntungan. Dengan begitu,
pendatang baru dapat segera mencapai posisi pasar yang kuat dan mengancam kartel.
Singkat cerita, hambatan masuk tinggi melindungi kekuatan monopoli dari kartel dan
memelihara keuntungan jangka panjang.

Keempat, sinyal dan informasi lebih melimpah. Perusahaan memiliki informasi yang
lengkap tentang motivasi dan strategi pesaing mereka. Dengan begitu, mereka dapat
berkomunikasi dengan baik dan menginduksi diam-diam kolusi.

Kelima, permintaan pasar adalah inelastis. Maksud saya, konsumen tidak terlalu sensitif
terhadap perubahan harga. Ketika kartel menetapkan harga tinggi, konsumen tidak beralih ke
produk substitusi. Dengan begitu, anggota kartel memperoleh pendapatan yang besar dari
harga yang tinggi.

Keenam, produk adalah terstandarisasi. Itu mengurangi preferensi konsumen diantara


produk para anggota. Sebaliknya, jika produk antar pesaing relatif terdiferensiasi, konsumen
lebih memilih produk dari anggota tertentu daripada yang lain.

Jenis kartel
Ada berbagai jenis kartel yang berbeda. Di sisi permintaan,ada kartel beli (buying cartel), di
man para anggota terdiri dari para pembeli di pasar. Di sisi sebaliknya ada kartel jual
(selling cartel) dengan anggota para penjual atau produsen.

Selanjutnya, berdasarkan scope operasinya, ada kartel domestik dan kartel internasional.

Kemudian, kartel harga berusaha menetapkan harga di atas harga kompetitif. Kartel
kuota mendistribusikan pangsa pasar proporsional kepada anggotanya.

Kartel penjualan umum (common sales cartel) menjual hasil bersama mereka melalui agen
penjualan terpusat. Jenis kartel ini kita sebut sebagai sindikat.

Kartel teritorial membagi wilayah pemasaran menjadi beberapa bagian dan masing-masing
bagian dikuasai oleh satu anggota.

Kartel standardisasi (standardization cartels) menerapkan standar bersama untuk produk


para anggota.

Terakhir, ada hard core cartel, yang mana merupakan bentuk kartel yang paling serius dalam
hukum persaingan. Kesepakatan ini sangat merugikan pelanggan karena menaikkan harga
dan membatasi pasokan. Akibatnya, barang dan jasa sama sekali tidak tersedia untuk
beberapa pembeli dan mahal untuk yang lain.

OECD mengidentifikasi empat kategori utama yang menentukan bagaimana kartel


berperilaku:
 Pengaturan harga (price fixing)
 Pembatasan output
 Alokasi pasar
 Kecurangan penawaran atau bid rigging (pengajuan tender kolusif).

Efek kartel terhadap perekonomian


Kartel adalah perilaku anti kompetitif dan merupakan kesepakatan formal dari sebuah kolusi.
Para anggota dapat membuat keputusan bersama, seolah-olah pemain tunggal di pasar.

Itu adalah cara mudah untuk memelihara keuntungan. Persaingan justru menghasilkan
kerugian yang lebih besar. Karena itu, membentuk kartel adalah solusi terbaik untuk
menghindari kerugian.

Sebuah kartel kemungkinan besar membuat kebijakan sesuai keuntungan mereka. Jika
muncul di rantai pasokan, itu memiliki kekuatan monopoli terhadap kuantitas, kualitas dan
pasokan pasar. Para anggota dapat menyepakati harga tinggi dengan menetapkan pasokan
pasar. Mereka juga dapat mengatur tentang kualitas produk di pasar.

Kesepakatan semacam itu memiliki efek negatif pada kepentingan publik dan perekonomian.
Itu pada akhirnya mendistorsi cara kerja normal dari pasar yang kompetitif.

Karena mengejar keuntungan, kartel akan berusaha mengkonversi surplus konsumen menjadi
keuntungan produsen. Mereka juga dapat menyepakati cara untuk membangun hambatan
pasar yang tinggi.

Mengapa kartel gagal


Kartel umumnya tidak bertahan lama, terutama di pasar dengan hambatan masuk yang
rendah. Pendatang baru mengurangi keuntungan dari para anggota.

Pendatang baru mungkin bergabung dengan kartel. Tapi, karena jumlah anggota meningkat,
itu membuat komunikasi, negosiasi, dan penegakan hukum menjadi lebih sulit.

Motif kepentingan sendiri juga menjadi penyebab lain kegagalan kartel. Memang,
anggota terikat pada kesepakatan bersama. Tapi, ketika putusan kartel tidak sesuai, setiap
anggota kartel memiliki insentif ekonomi yang kuat untuk secara diam-diam menyalahi
kesepakatan.

Sebagai contoh, kartel menetapkan batas produksi. Beberapa anggota dapat memilih untuk
menaikkan produksi secara diam-diam. Mereka dapat menjual dan meraup keuntungan lebih
banyak. Dalam pertemuan, mereka mungkin akan melaporkan bahwa tingkat produksi
mereka tetap sesuai dengan kesepakatan.

Ada cara lain untuk menyalahi kesepakatan. Perusahaan anggota dapat memberikan
persyaratan kredit yang lebih baik, pengiriman lebih cepat, atau layanan gratis terkait. Meski
harga tetap sesuai harga kartel, tapi perusahaan menyediakan penawaran yang lebih baik,
memungkinkan konsumen untuk beralih ke perusahaan.

Selanjutnya, beberapa faktor yang menyebabkan kegagalan kartel adalah:

 Pengawasan ketat dari regulator. Pemerintah dapat memberikan sanksi ke anggota dan
dapat berakhir ke pembubaran. Bagaimanapun, pemerintah berkepentingan untuk
menegakkan prinsip-prinsip persaingan yang sehat. Dan, kartel melanggar prinsip-prinsip
tersebut.
 Permintaan jatuh. Penurunan permintaan menciptakan ekses pasokan di pasar. Para anggota
menghadapi peningkatan signifikan dalam persediaan. Tekanan biaya dan keuntungan
meningkat. Mereka kemudian akan cenderung mementingkan diri sendiri dan berusaha untuk
mendiskon harga guna mempertahankan penjualan.
 Kemunculan substitusi. Pasar substitusi berkembang dan mulai menggantikan pasar di
mana kartel beroperasi.

Anda mungkin juga menyukai