0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
173 tayangan20 halaman
Kartel adalah kerjasama antara perusahaan untuk mengontrol pasar dengan cara menetapkan harga dan membatasi persaingan. Tujuannya adalah memaksimalkan keuntungan, namun dampaknya merugikan konsumen dan ekonomi. Kartel dilarang secara hukum di Indonesia oleh undang-undang monopoli dan KPPU bertugas mengawasinya.
Kartel adalah kerjasama antara perusahaan untuk mengontrol pasar dengan cara menetapkan harga dan membatasi persaingan. Tujuannya adalah memaksimalkan keuntungan, namun dampaknya merugikan konsumen dan ekonomi. Kartel dilarang secara hukum di Indonesia oleh undang-undang monopoli dan KPPU bertugas mengawasinya.
Kartel adalah kerjasama antara perusahaan untuk mengontrol pasar dengan cara menetapkan harga dan membatasi persaingan. Tujuannya adalah memaksimalkan keuntungan, namun dampaknya merugikan konsumen dan ekonomi. Kartel dilarang secara hukum di Indonesia oleh undang-undang monopoli dan KPPU bertugas mengawasinya.
ALIF KHAFI NUR NAQTI (21071295002) Definisi Kartel Kartel adalah adalah suatu hubungan adanya kerjasama antara beberapa kelompok produsen atau perusahaan dalam hal melakukan produksi barang serta memasarkannya yang bertujuan menetapkan harga, untuk membatasi suplai dan kompetisi. Secara sederhana kartel dapat dipahami sebagai suatu bentuk kerjasama diantara para produsen independen untuk menghalau persaingan dan menguasai pasar. Tujuan dari kartel adalah untuk menentukan harga, membatasi suplai produk dan kompetisi. Kartel muncul dari kondisi oligopoli, di mana di dalam pasar terdapat sejumlah produsen dengan jenis produk yang homogen. Alasan dari dilakukannya kerjasama dalam bentuk kartel adalah agar produsen selaku pelaku usaha dapat memperoleh kekuatan pasar. Definisi Teoretis Kartel Menurut peneliti ekonomi dari Friedrich Naumann Stiftung, A. M. Tri Anggraini pengertian kartel terkadang mengalami penyempitan makna. Dalam artinya yang sempit, kartel adalah sekelompok perusahaan yang seharusnya saling bersaing, tetapi justru mereka saling membantu dan mendukung. Sementara itu pengertian kartel dalam makna yang luas adalah meliputi perjanjian antara para pesaing untuk membagi pasar, mengalokasikan pelanggan, dan menetapkan harga. Definisi kartel oleh Postner lebih menekankan pada aspek moralitas di mana praktik kartel sesungguhnya bukan sesuatu yang diinginkan oleh setiap anggotanya, kecuali mereka hendak mengharapkan bisa mendapatkan sesuatu yang lebih dari kesepakatan (kontrak) tersebut. , Richard Postner dalam bukunya “Economic Analysis of Law” (2007: 279) Mengapa kekuatan pasar penting? Kekuatan pasar memungkinkan produsen untuk mengatur harga dengan cara membuat kesepakatan pembatasan ketersediaan produk di pasar, membatasi produksi, dan membagi wilayah penjualan. Ketersediaan produk yang terbatas dapat menyebabkan kelangkaan, sehingga produsen dapat menaikkan harga untuk menghasilkan tingkat keuntungan yang lebih tinggi. Tujuan Kartel Kartel bertujuan untuk menguasai pangsa pasar atau sistem pasar yang sudah ada. Kartel menjadi salah satu bentuk persekutuan ekonomi untuk memaksimalkan atau mengoptimalkan keuntungan bagi anggota kartel. Persekutuan ekonomi kartel untuk mengurangi adanya persaingan atau kompetisi dalam hal meniadakan persaingan antar pengusaha yang ada. Ragam Jenis Kartel Kartel Harga Kartel Harga Pokok Kartel Rayon Kartel Kontingentering Kartel Syarat Kartel Penjualan Kartel Laba Kartel Harga Sesuai namanya, jenis kartel ini bertujuan untuk mengatur harga produk yang diproduksi oleh para produsen yang tergabung dalam kartel. Pada jenis kartel ini ditentukan harga jual minimum produk. Setiap produsen anggota kartel dilarang untuk menjual produknya dengan harga lebih rendah dari harga minimum yang telah ditentukan dan disepakati bersama. Namun, anggota kartel tidak dilarang untuk menjual produknya dengan harga lebih tinggi, dengan catatan segala risiko kerugian jika tidak laku di pasaran menjadi tanggung jawab sendiri. Kartel Harga Pokok Apa bedanya dengan kartel harga? Kartel harga menentukan harga jual minimum, sedangkan kartel harga jual menentukan harga pokok dan tingkat laba yang seragam di antara anggota kartel. Tingkat laba yang berbeda disinyalir menimbulkan persaingan. Oleh sebab itu, agar persaingan dapat dihindari maka para produsen bersepakat untuk menyeragamkan tingkat lama yang akan diambil. Kartel Rayon Rayon berarti pembagian wilayah. Kartel rayon merupakan jenis kerjasama untuk menetapkan wilayah pemasaran yang diikuti dengan penetapan harga untuk masing-masing wilayah. Dengan adanya kesepakatan pembagian wilayah, maka anggota kartel dilarang untuk menjual produknya ke wilayah lain. Kartel Kontingentering Kartel jenis ini menetapkan volume produksi. Produsen yang volume produksinya lebih rendah atau sedikit dibandingkan dengan jatah yang ditetapkan, maka akan diberi premi hadiah. Sebaliknya, jika volume produksinya melebihi jatah yang disepakati, maka akan dikenakan sanksi berupa denda. Jenis kartel ini bertujuan untuk menguasai ketersediaan produk di pasaran. Kartel Syarat Jenis kartel syarat menetapkan persyaratan tertentu misal dalam hal penjualan, standar kualitas barang dan pengiriman, serta kemasan. Tujuannya adalah untuk menciptakan keseragaman produk dan atributnya, sehingga tidak terjadi persaingan diantara produsen. Kartel Penjualan Poin kerjasama dalam jenis kartel penjualan adalah penetapan kantor penjualan pusat. Artinya, barang- barang yang diproduksi oleh para produsen anggota kartel dijual melalui kantor penjualan tunggal, sehingga tidak terjadi persaingan. Kartel Laba Pada kartel ini kesepakatan dibuat pada perolehan dan pembagian laba. Mekanismenya laba kotor yang diperoleh anggota kartel disentralisasikan pada kas umum kartel. Sementara laba bersih yang diperoleh dibagi ke seluruh anggota kartel dengan proporsi tertentu sesuai yang disepakati bersama. Faktor Kartel Ada sedikit perusahaan. Masing-masing perusahaan memiliki beberapa kekuatan pasar. Itu memungkinkan perusahaan untuk mengancam secara kredibel ketika pesaing menerapkan strategi yang merugikan. Perusahaan yang berpartisipasi menguasai pangsa pasar yang besar. Hal ini memungkinkan mereka untuk mengontrol pasokan pasar. Hambatan masuk pasar tinggi. Selain menambah pasokan, pendatang baru dapat mengambil keuntungan dari kartel tanpa harus menjadi anggota. Sinyal dan informasi lebih melimpah. Perusahaan memiliki informasi yang lengkap tentang motivasi dan strategi pesaing mereka. Dengan begitu, mereka dapat berkomunikasi dengan baik dan menginduksi diam-diam kolusi. Permintaan pasar adalah inelastis. Artinya, konsumen tidak terlalu sensitif terhadap perubahan harga. Ketika kartel menetapkan harga tinggi, konsumen tidak beralih ke produk substitusi. Dengan begitu, anggota kartel memperoleh pendapatan yang besar dari harga yang tinggi. Produk adalah terstandarisasi. Hal ini mengurangi preferensi konsumen di antara produk para anggota. Sebaliknya, jika produk antar pesaing relatif terdiferensiasi, konsumen lebih memilih produk dari anggota tertentu daripada yang lain. Dampak Positif Kartel Kartel memungkinkan hubungan kerja antara manajemen perusahaan dengan pekerja lebih kondusif, karena segala tuntutan yang menjadi sumber konflik seperti kenaikan upah dan kesejahteraan pekerja dapat lebih mudah dikabulkan. Risiko pemutusan hubungan kerja dapat diminimalisir bahkan dihindari, karena perusahaan yang tergabung dalam kartel cenderung memiliki kedudukan yang lebih stabil dalam persaingan bebas. Risiko kerugian akibat rendahnya tingkat penjualan dapat diminimalisir, karena baik produksi atau penjualan sudah diatur dan dijamin jumlahnya. Kartel itu dapat melaksanakan rasionalisasi, sehingga harga barang-barang yang dijual dan diproduksi kartel itu cenderung turun Dampak Negatif Kartel Kurangnya pengembangan inovasi karena laba yang diperoleh perusahaan cenderung stabil dan pasti. Perusahaan tidak memiliki kebebasan untuk melakukan pengembangan inovasi dan ekspansi usaha karena adanya peraturan yang telah disepakati dalam kartel berikut sanksinya. Merugikan masyarakat konsumen, karena kekuatan pasar yang dimiliki kartel mengakibatkan harga tidak stabil dan kartel memiliki kuasa untuk menaikkan harga produk sesuai keinginannya. Iklim usaha menjadi kurang kondusif karena ketiadaan persaingan sehat di antara para produsen. Mempengaruhi daya beli masyarakat, karena harga produk rentan dan tidak stabil. Keuntungan yang diperoleh dan dinikmati oleh produsen anggota kartel dimungkinkan terlalu besar dan berjangka panjang. Harga produk yang dikuasai kartel dapat memicu inflasi yang merugikan masyarakat secara makro. Kartel dalam Perspektif Hukum Kartel tidak diperkenankan dan dinyatakan ilegal secara hukum. Larangan adanya kartel ini tertuang dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, yang dalam Pasal 11 disebutkan, “Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha pesaingnya, yang bermaksud untuk mempengaruhi harga dengan mengatur produksi dan atau pemasaran suatu barang dan atau jasa, yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat.” Hubungan Kartel dengan KPPU Diakui atau tidak praktik kartel ini masih terjadi hingga saat ini. Kasus kartel yang pernah terjadi di Indonesia di antaranya adalah industri otomotif, telekomunikasi terkait dengan penetapan tarif layanan telepon dan sms yang melibatkan beberapa operator seluler, industri obat-obatan, minyak goreng curah dan kemasan, bahkan garam. Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) selaku lembaga independen dibentuk untuk mengawasi pelaksanaan UU No. 5 Tahun 1999. KPPU berwenang untuk melakukan pemeriksaan terhadap pelaku usaha yang diduga melakukan praktik kartel. Jika ternyata hasil pemeriksaan dengan berdasarkan bukti yang ada menyatakan pelaku usaha melakukan praktik kartel, maka KPPU memiliki otoritas untuk menjatuhkan sanksi administratif kepada pelaku usaha yang melanggar undang- undang tersebut.