Anda di halaman 1dari 3

Buletin At-Taubah Edisi ke-27

Sholat Berjama'ah
Muroja’ah : Ust. Aris Munandar
Segala puji hanya bagi Allah Subhanahu wa Ta'ala. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, para sahabat dan seluruh kaum muslimin yang senantiasa berpegang teguh
pada sunnah Beliau sampai hari kiamat.
Kaum muslimin yang kami muliakan, sholat berjama'ah memiliki keutamaan yang sangat banyak. Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

‫ﺟ ﹰﺔ‬ ‫ﺭ‬ ‫ﺩ‬ ‫ﻦ‬ ‫ﻳ‬‫ﺸ ﹺﺮ‬


 ‫ﻋ‬ ‫ﻭ‬ ‫ﺒ ﹴﻊ‬‫ﺴ‬
 ‫ﺓ ﺍﹾﻟ ﹶﻔ ﱢﺬ ﹺﺑ‬ ‫ﻼ‬
‫ﺻﹶ‬ ‫ﻦ‬ ‫ﻣ‬ ‫ﻀ ﹸﻞ‬
 ‫ﺔ ﹶﺃ ﹾﻓ‬ ‫ﻋ‬ ‫ﺎ‬‫ﺠﻤ‬
 ‫ﻼ ﹸﺓ ﺍﹾﻟ‬
‫ﺻﹶ‬
“Sholat berjama'ah itu lebih utama dibandingkan sholat sendirian, sebanyak 27 derajat.” (Hadits shohih.
Diriwayatkan oleh Muslim, no. 650 dari Abdullah ibnu 'Umar radhiyallahu 'anhu).
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda (yang
artinya):

‫ﺿﹶﺄ‬
 ‫ﻮ‬ ‫ﺗ‬ ‫ﻪ ﹺﺇﺫﹶﺍ‬ ‫ﻧ‬‫ﻚ ﹶﺃ‬
 ‫ﻟ‬‫ﻭ ﹶﺫ‬ ،‫ﻌﻔﹰﺎ‬ ‫ﺿ‬ ‫ﻦ‬ ‫ﻳ‬‫ﺸ ﹺﺮ‬  ‫ﻋ‬ ‫ﻭ‬ ‫ﺎ‬‫ﻤﺴ‬ ‫ﺧ‬ ‫ﻪ‬ ‫ﻗ‬‫ﻮ‬ ‫ﺳ‬ ‫ﻲ‬‫ﻭﻓ‬ ‫ﻪ‬ ‫ﺘ‬‫ﻴ‬‫ﺑ‬ ‫ﻲ‬‫ﻪ ﻓ‬ ‫ﺗ‬‫ﻼ‬‫ﺻﹶ‬  ‫ﻋﻠﹶﻰ‬ ‫ﻒ‬  ‫ﻌ‬ ‫ﻀ‬ ‫ﺗ‬ ‫ﺔ‬ ‫ﻋ‬ ‫ﺎ‬‫ﺠﻤ‬
 ‫ﻲ ﺍﹾﻟ‬‫ﺟ ﹺﻞ ﻓ‬ ‫ﺮ‬ ‫ﻼ ﹸﺓ ﺍﻟ‬
‫ﺻﹶ‬ 
‫ﺟ ﹲﺔ‬ ‫ﺭ‬ ‫ﺩ‬ ‫ﺎ‬‫ﻪ ﹺﺑﻬ‬ ‫ﺖ ﹶﻟ‬  ‫ﻌ‬ ‫ﻓ‬‫ﺭ‬ ‫ﻮ ﹰﺓ ﹺﺇ ﱠﻻ‬ ‫ﺧ ﹾﻄ‬ ‫ﻂ‬ ‫ﺨﹸ‬  ‫ﻳ‬ ‫ﻢ‬ ‫ ﹶﻟ‬- ‫ﻼ ﹸﺓ‬‫ﺼﹶ‬  ‫ﻪ ﹺﺇ ﱠﻻ ﺍﻟ‬ ‫ﺟ‬ ‫ﺨ ﹺﺮ‬
 ‫ﻳ‬ ‫ ﹶﻻ‬- ‫ﺪ‬ ‫ﺠ‬ ‫ﺴﹺ‬  ‫ﻤ‬ ‫ﺝ ﹺﺇﻟﹶﻰ ﺍﹾﻟ‬
 ‫ﺮ‬ ‫ﺧ‬ ‫ﻢ‬ ‫ﻮ َﺀ ﹸﺛ‬ ‫ﺿ‬
 ‫ﻮ‬ ‫ﻦ ﺍﹾﻟ‬ ‫ﺴ‬
 ‫ﺣ‬ ‫ﹶﻓﹶﺄ‬
‫ﻢ‬ ‫ﻬ‬ ‫ ﺍﻟﱠﻠ‬،‫ﻴﻪ‬‫ﻋﹶﻠ‬ ‫ﺻ ﱢﻞ‬
 ‫ﻢ‬ ‫ﻬ‬ ‫ ﺍﻟﱠﻠ‬: ‫ﻩ‬ ‫ﻼ‬ ‫ﺼﱠ‬  ‫ﻣ‬ ‫ﻲ‬‫ﻡ ﻓ‬ ‫ﺍ‬‫ﺎ ﺩ‬‫ﻪ ﻣ‬ ‫ﻴ‬‫ﻋﹶﻠ‬ ‫ﺼﻠﱢﻲ‬  ‫ﺗ‬ ‫ﺋ ﹶﻜ ﹸﺔ‬‫ﻼ‬
‫ﻤ ﹶ‬ ‫ﺰ ﹺﻝ ﺍﹾﻟ‬ ‫ﺗ‬ ‫ﻢ‬ ‫ﺻﻠﱠﻰ ﹶﻟ‬  ‫ ﹶﻓﹺﺈﺫﹶﺍ‬،‫ﻴﹶﺌﺔﹲ‬‫ﻄ‬ ‫ﺧ‬ ‫ﺎ‬‫ﻪ ﹺﺑﻬ‬ ‫ﻨ‬‫ﻋ‬ ‫ﻂ‬‫ﺣ ﱠ‬ ‫ﻭ‬
.‫ﻼ ﹶﺓ‬
‫ﺼﹶ‬ ‫ﺮ ﺍﻟ‬ ‫ﺘ ﹶﻈ‬‫ﻧ‬‫ﺎ ﺍ‬‫ﺓ ﻣ‬ ‫ﻼ‬
‫ﺻﹶ‬  ‫ﻲ‬‫ﺍ ﹸﻝ ﻓ‬‫ﻳﺰ‬ ‫ﻭ ﹶﻻ‬ ،‫ﻤﻪ‬ ‫ﺣ‬ ‫ﺭ‬ ‫ﻢ ﺍ‬ ‫ﻬ‬ ‫ ﺍﻟﱠﻠ‬،‫ﻪ‬ ‫ﺮﹶﻟ‬ ‫ﻔ‬ ‫ﺍ ﹾﻏ‬
“Sholatnya seseorang yang dilakukan secara berjamaah (di masjid) itu pahalanya 25 kali lipat dibandingkan dengan
sholatnya di rumah atau di pasar. Yang demikian itu karena ia berwudhu dan membaguskan wudhunya, lalu keluar
rumah menuju masjid, dan tidak ada yang membuatnya keluar rumah melainkan sholat, maka tidaklah ia
melangkahkan (kakinya) satu langkah, melainkan (dari tiap-tiap langkah tersebut) akan diangkat baginya satu
derajat dan dihapus darinya satu kesalahannya. Tatkala ia selesai mengerjakan sholat, para Malaikat senantiasa
mendo'akannya, selama dia masih di tempat sholatnya, (dengan do'a): “Ya Allah, curahkanlah shalawat kepadanya.
Ya Allah, ampunilah dia. Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepadanya.” Orang tersebut (dinilai) senantiasa
mengerjakan sholat selama dia menunggu ditegakkannya sholat.” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh Bukhari,
no.6**).
Seorang muslim yang senantiasa menghadiri sholat berjama'ah di masjid akan mendapatkan naungan Allah
Ta'ala pada hari Kiamat kelak. Sebagaimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menyebutkan bahwa salah satu
dari tujuh golongan yang mendapatkan naungan 'Arsy Allah di hari Kiamat kelak adalah

‫ﺪ‬ ‫ﺎ ﹺﺟ‬‫ﻤﺴ‬ ‫ﻲ ﺍﹾﻟ‬‫ﻖ ﻓ‬ ‫ﻌﱠﻠ‬ ‫ﻣ‬ ‫ﻪ‬ ‫ﺒ‬‫ﺟ ﹲﻞ ﹶﻗ ﹾﻠ‬ ‫ﺭ‬ ‫ﻭ‬
“Dan seseorang yang hatinya senantiasa terpaut dengan masjid.” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no.
660 dan Muslim, no. *03*).
An-Nawawi rahimahullah mengatakan, “Artinya, cintanya benar-benar mendalam pada masjid dan dia
membiasakan dirinya untuk menghadiri sholat berjama'ah di masjid. Dan maknanya bukan berarti terus-menerus
duduk di dalam masjid.” (Syarhun Nawawi 'alaa Shahiih Muslim, VII/*26).

Perintah Untuk Menghadiri Sholat Berjama'ah


Kaum muslimin yang kami muliakan, Allah 'Azza wa Jalla berfirman:

1
(53) ‫ﻦ‬ ‫ﻴ‬‫ﻌ‬ ‫ﻛ‬ ‫ﺍ‬‫ﻊ ﺍﻟﺮ‬ ‫ﻣ‬ ‫ﺍ‬‫ﻌﻮ‬ ‫ﺭ ﹶﻛ‬ ‫ﺍ‬‫ﺰﻛﹶﺎ ﹶﺓ ﻭ‬ ‫ﻮﺍ ﺍﻟ‬‫ﻭَﺁﺗ‬ ‫ﻼ ﹶﺓ‬
‫ﺼﹶ‬ ‫ﻮﺍ ﺍﻟ‬‫ﻴﻤ‬‫ﻗ‬‫ﻭﹶﺃ‬
“Dan dirikanlah sholat, tunaikanlah zakat, dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku'.” (QS. Al-Baqarah: 53).
Ketika menafsirkan ayat ini, Ibnul Jauzi rahimahullah mengatakan, “Maksudnya, sholatlah bersama orang-
orang yang sholat (yakni sholat secara berjama'ah).” (Zaadul Maysir, */75).
Ibnu Ummi Maktum radhiyallahu 'anhu pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam,
“Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku buta, rumahku jauh (dari masjid) dan aku tidak memiliki penuntun yang bisa
menuntunku. Apakah aku berhak mendapatkan keringanan untuk sholat di rumahku saja?” Nabi shallallahu 'alaihi
wa sallam bertanya, “Apakah engkau mendengar panggilan adzan?” Dia menjawab, “Ya!” Nabi shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda:

.‫ﺼ ﹰﺔ‬
 ‫ﺧ‬ ‫ﺭ‬ ‫ﻚ‬
 ‫ﺪ ﹶﻟ‬ ‫ﹶﻻ ﹶﺃ ﹺﺟ‬
“Sungguh aku tidak mendapati keringanan bagimu.” (Diriwayatkan oleh Abu Dawud no. 552 dan dinilai hasan shahih
oleh Al-Albani dalam Shahih Sunan Abu Dawud, */**0).
Dalam redaksi lain disebutkan, Ibnu Ummi Maktum radhiyallahu 'anhu berkata, “Wahai Rasulullah,
sesungguhnya di kota Madinah banyak binatang berbisa dan binatang buas.” Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda:

.‫ﻼ‬
‫ﻫ ﹰ‬ ‫ﻲ‬ ‫ﺤ‬
 ‫ﻼﺡﹺ؟ ﹶﻓ‬
‫ﻋﻠﹶﻰ ﺍﹾﻟ ﹶﻔ ﹶ‬ ‫ﻲ‬ ‫ﺣ‬ ‫ﺓ‬ ‫ﻼ‬
‫ﺼﹶ‬ ‫ﻋﻠﹶﻰ ﺍﻟ‬ ‫ﻲ‬ ‫ﺣ‬ ‫ﻊ‬ ‫ﻤ‬ ‫ﺴ‬
 ‫ﺗ‬‫ﹶﺃ‬
“Apakah engkau mendengar Hayya 'alash sh0laah, Hayya 'alal falaah?” Maka sambutlah dengan segera.”
(Diriwayatkan oleh Abu Dawud no. 553, an-Nasaa'i, II/*09 dan **0, dan Ibnu Majah, no. 792. Hadits ini dinilai shahih
oleh syaikh Salim bin 'Ied al-Hilali dalam Bahjatun Nazhirin, no. *067).
Ibnul Qoyyim rahimahullah mengatakan bahwa Ibnu Ummi Maktum radhiyallahu 'anhu mempunyai enam
alasan yang ia sampaikan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam untuk meminta keringanan agar boleh sholat di
rumah saja dan tidak datang ke masjid. Keenam alasan itu adalah
*. Tidak punya penglihatan (matanya buta).
2. Tempat tinggalnya jauh dari masjid.
3. Banyak binatang berbisa dan binatang buas di Madinah.
5. Tidak punya penuntun.
5. Lanjut usia.
6. Banyak pohon kurma dan semak belukar di antara tempat tinggalnya dan masjid. (Ash-Sholaah, hal. 76)
Meskipun demikian, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tidak memberikan keringanan kepadanya untuk tidak
menghadiri sholat berjama’ah di masjid.
Para ulama kita telah sepakat bahwa sholat di masjid merupakan ibadah yang paling agung. Akan tetapi
mereka berbeda pendapat tentang hukum sholat berjama'ah di masjid bagi laki-laki. Ada yang berpendapat bahwa
hukumnya sunnah muakkad, ada pula yang mengatakan hukumnya fardhu kifayah, dan ada juga yang mengatakan
hukumnya fardhu 'ain. Bahkan ada ulama kita yang berpendapat bahwa sholat berjama'ah di masjid bagi laki-laki
adalah syarat sahnya sholat.
Dengan melihat ayat-ayat dalam al-Qur'an dan hadits-hadits shohih dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam,
dapat disimpulkan bahwa sholat berjama'ah di masjid bagi laki-laki hukumnya adalah fardhu 'ain. Inilah pendapat
yang paling kuat dalam masalah ini. Ibnul Qoyyim rahimahullah telah menyebutkan di dalam kitabnya, Ásh-
Sholaah, bahwa para Sahabat radhiyallahu 'anhum telah sepakat (ijma') tentang wajibnya sholat berjama'ah.” (Ash-
Sholaah, hal. 8*-82)

Keutamaan Rutin Sholat Jama'ah

2
Apabila seorang muslim membiasakan dirinya sholat berjama'ah di masjid, kemudian pada suatu hari dia
tidak bisa menghadiri sholat berjama'ah karena sakit, dalam perjalanan atau tertahan oleh suatu urusan sehingga
tidak bisa datang, niscaya akan dicatat baginya pahala penuh sholat berjama'ah seperti yang biasa ia kerjakan.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

‫ﺎ‬‫ﻴﺤ‬‫ﺤ‬
‫ﺻ‬
 ‫ﺎ‬‫ﻴﻤ‬‫ﻘ‬ ‫ﻣ‬ ‫ﻤ ﹸﻞ‬ ‫ﻌ‬ ‫ﻳ‬ ‫ﺎ ﻛﹶﺎ ﹶﻥ‬‫ﻣﹾﺜ ﹸﻞ ﻣ‬ ‫ﻪ‬ ‫ﺐ ﹶﻟ‬
 ‫ﺘ‬‫ﺮ ﹸﻛ‬ ‫ﺎﹶﻓ‬‫ﻭ ﺳ‬ ‫ﺪ ﹶﺃ‬ ‫ﺒ‬‫ﻌ‬ ‫ﺽ ﺍﹾﻟ‬
 ‫ﻣ ﹺﺮ‬ ‫ﹺﺇﺫﹶﺍ‬
“Jika seorang hamba sakit atau sedang melakukan perjalanan, ditulis baginya pahala amal yang biasa dia kerjakan
dalam keadaan mukim (tidak bepergian) dan sehat.” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh Bukhari, no. 2996)
Demikian pula jika orang yang terbiasa sholat berjama'ah ini keluar dari rumahnya untuk menghadiri sholat
berjama'ah di masjid, dan ternyata ia tertinggal, maka akan tetap dicatat baginya pahala seperti orang yang
menghadiri sholat berjama'ah. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

‫ﺎ‬‫ﻼﻫ‬
‫ﺻﱠ‬ ‫ﻦ‬ ‫ﻣ‬ ‫ﺟ ﹺﺮ‬ ‫ﻣﹾﺜ ﹶﻞ ﹶﺃ‬ ‫ﺟ ﱠﻞ‬ ‫ﻭ‬ ‫ﺰ‬ ‫ﻋ‬ ‫ﷲ‬
ُ ‫ﻩ ﺍ‬ ‫ﻋﻄﹶﺎ‬ ‫ ﹶﺃ‬،‫ﺍ‬‫ﺻﱡﻠﻮ‬
 ‫ﺪ‬ ‫ﺱ ﹶﻗ‬
 ‫ﺎ‬‫ﺪ ﺍﻟﻨ‬ ‫ﺟ‬ ‫ﻮ‬ ‫ﺡ ﹶﻓ‬
 ‫ﺍ‬‫ﻢ ﺭ‬ ‫ ﹸﺛ‬،‫ﻮ َﺀﻩ‬ ‫ﺿ‬
 ‫ﻭ‬ ‫ﻦ‬ ‫ﺴ‬
 ‫ﺣ‬ ‫ﺿﹶﺄ ﹶﻓﹶﺄ‬
 ‫ﻮ‬ ‫ﺗ‬ ‫ﻦ‬ ‫ﻣ‬
‫ﺌﹰﺎ‬‫ﺷﻴ‬ ‫ﻢ‬ ‫ﻫ‬ ‫ﺟ ﹺﺮ‬ ‫ﻦ ﹶﺃ‬ ‫ﻣ‬ ‫ﻚ‬
 ‫ﻟ‬‫ﺺ ﹶﺫ‬
 ‫ﻨ ﹸﻘ‬‫ﻳ‬ ‫ ﹶﻻ‬،‫ﺎ‬‫ﺮﻫ‬ ‫ﻀ‬ ‫ﺣ‬ ‫ﻭ‬
“Barangsiapa berwudhu dan membaguskan wudhunya, kemudian berangkat (ke masjid) dan ternyata dia mendapati
orang-orang sudah selesai mengerjakan sholat berjama'ah, maka Allah ‘Azza wa Jalla akan memberikan kepadanya
pahala seperti orang-orang yang mengerjakan dan menghadiri sholat berjama'ah, tanpa mengurangi pahala mereka
sedikit pun.” (Diriwayatkan oleh Abu Dawud, no. 565 dan dinilai shahih oleh Al-Albani dalam Shahiih Sunan Abi
Dawud, I/**3).
Inilah keutamaan yang Allah berikan bagi muslim yang senantiasa menghadiri sholat berjama'ah di masjid.
Keutamaan ini tidak akan didapatkan oleh orang yang biasa menyia-nyiakan sholat berjama'ah.
Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memudahkan langkah kaki kita untuk menghadiri sholat berjama'ah di
masjid dan menjadikan kita sebagai hamba-Nya yang mendapatkan keutamaan sholat berjama’ah.

Anda mungkin juga menyukai