Anda di halaman 1dari 7

KERANGKA ACUAN KERJA/TERM OF REFERENCE

MONITORING PELAKSANAAN PEMANTAUAN PERTUMBUHAN


DI KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2022

Dinas Kesehatan Kab : Kabupaten Ciamis


Unit : UPTD Puskesmas Lumbung
Program : Perbaikan Gizi Masyarakat
Masukan ( Input) 1. Dana
2. SDM
3. KAK
4. Proposal
Hasil (Out Came) : 1. Diperolehnya data sarana prasarana yang
digunakan dalam kegiatan pemantauan
pertumbuhan balita,
2. Diperolehnya data jumlah tenaga pelaksana di
posyandu dan fasyankes dalam kegiatan
pemantauan pertumbuhan balita,
3. Diperolehnya gambaran tingkat pengetahuan,
pemahaman dan keterampilan tenaga pelaksana
di posyandu dan fasyankes dalam kegiatan
pemantauan pertumbuhan balita,
4. Diperolehnya data kelengkapan, ketepatan dan
keteraturan pencatatan dan pelaporan.
Kegiatan : Monitoring Pelaksanaan Pemantauan Pertumbuhan
Jenis Keluaran (Out Put) : Terlaksananya Kegiatan Monitoring Pelaksanaan
Pemantauan Pertumbuhan.

I. LATAR BELAKANG
a. Gambaran Umum Singkat

Status gizi pada balita merupakan salah satu indikator penting pembangunan
suatu bangsa. Di Indonesia, masalah kekurangan gizi pada balita masih tinggi.
Menurut Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2021, terdapat 17,0% balita under
weight; 24,4% balita pendek (stunted), dan 7,1% balita wasted. Selain kekurangan
gizi, prevalensi kelebihan gizi (gizi lebih dan obesitas) pada balita di Indonesia
mencapai 3,8% di tahun 2021. Kekurangan dan kelebihan gizi pada balita akan
mempengaruhi perkembangan fisik, mental, dan sosial pada masa kanak-kanak
hingga masa dewasa dan lansia. Sebagaimana dijelaskan dalam konsep 1000 Hari
Pertama Kehidupan (1000 HPK), identifikasi gangguan pertumbuhan dan intervensi
sejak dini dapat mencegah terjadinya masalah gizi dan masalah kesehatan pada
anak, remaja, orang dewasa, dan lansia. Dengan demikian, segala upaya perbaikan
gizi pada usia dini merupakan investasi jangka panjang untuk kesehatan dan
kesejahteraan individu, keluarga, dan masyarakat umum. WHO mendefinisikan
pemantauan pertumbuhan sebagai proses mengamati tingkat pertumbuhan anak
melalui pengukuran antropometri berkala yang dibandingkan dengan standar untuk
mengukur kecukupan pertumbuhan dan mengidentifikasi gangguan pertumbuhan
secara dini. Sejalan dengan definisi tersebut, kegiatan pemantauan pertumbuhan di
Indonesia diimplementasikan dengan melakukan penimbangan berat badan anak
secara berkesinambungan dan teratur. Hasil penimbangan kemudian dibuat titik
dalam grafik pertumbuhan pada Kartu Menuju Sehat (KMS) dan dihubungkan untuk
membentuk garis pertumbuhan anak. Garis pertumbuhan tersebut selanjutnya
digunakan untuk mendeteksi status pertumbuhan anak sehingga jika anak mengalami
gangguan pertumbuhan dapat ditindaklanjuti dengan cepat dan tepat.
Pemantauan pertumbuhan balita terdiri dari beberapa rangkaian kegiatan
yang dilakukan secara teratur, yakni: (1) penilaian pertumbuhan balita secara teratur
yang terdiri dari penimbangan, pengisian buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan
plotting titik pertumbuhan pada grafik Kartu Menuju Sehat (KMS) yang dilaksanakan
setiap bulan; (2) pencatatan dan pelaporan hasil pemantauan pertumbuhan secara
manual dan elektronik ke dalam Sigizi Terpadu; (3) pemberian penyuluhan pada
semua ibu/pengasuh dan tindak lanjut setiap kasus gangguan pertumbuhan; dan (4)
tindak lanjut dalam bentuk kebijakan dan program di tingkat masyarakat, serta
meningkatkan motivasi untuk memberdayakan keluarga.
Untuk memastikan pelaksanaan pemantauan pertumbuhan dilaksanakan
sesuai dengan pedoman dan rencana yang telah ditetapkan, maka perlu
dilaksanakan monitoring terhadap pelaksanaannya agar kinerja dan kualitas
pemantauan pertumbuhan balita dapat meningkat.

b. Dasar Hukum
1. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
2. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan
Minimal.
4. Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2013 tentang Upaya Percepatan
Perbaikan Gizi.
5. Peraturan Presiden Nomor 60 Tahun 2013 tentang Pengembangan Anak
Usia Dini Holistik-Integratif.
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2007 tentang Kader
Pemberdayaan Masyarakat.
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pedoman
Pengintegrasian Layanan Sosial Dasar Di Pos Pelayanan Terpadu.
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan.
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 14 Tahun 2019 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Teknis Surveilans Gizi.
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat.
11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2 Tahun 2020 tentang Standar
Antropometri Anak.

II. TUJUAN
a. Umum
Terlaksananya Kegiatan Monitoring Pelaksanaan Pendampingan Pemantauan
Pertumbuhan.

b. Khusus
1. Diperolehnya data sarana prasarana yang digunakan dalam kegiatan
pemantauan pertumbuhan balita,
2. Diperolehnya data jumlah tenaga pelaksana di posyandu dan fasyankes dalam
kegiatan pemantauan pertumbuhan balita,
3. Diperolehnya gambaran tingkat pengetahuan, pemahaman dan keterampilan
tenaga pelaksana di posyandu dan fasyankes dalam kegiatan pemantauan
pertumbuhan balita,
4. Diperolehnya data kelengkapan, ketepatan dan keteraturan pencatatan dan
pelaporan
III. PENYELENGGARAAN KEGIATAN
Kegiatan ini dilakukan oleh program Perbaikan Gizi Masyarakat dengan pembagian
tugas sebagai berikut:
1. Jabatan fungsional tertentu Nutrisionis
- Menyusun rancangan petunjuk pelaksanaan/petunjuk teknis (nutrisionis muda)
- Menyusun instrument kegiatan pemantauan pertumbuhan (nutrisionis muda)
- Mengumpulkan data kegiatan pemantauan pertumbuhan di posyandu
(nutrisionis penyelia)
- Mengolah data hasil pemantauan pertumbuhan (nutrisionis penyelia)
- Menganalisis hasil pemantauan pertumbuhan (nutrisionis muda)
2. Jabatan fungsional tertentu Administrasi Kesehatan
- Melakukan pengawasan dan pembinaan tahap persiapan kegiatan
- Melaporkan tahap persiapan kegiatan
- Melakukan pengawasan dan pembinaan tahap pelaksanaan kegiatan
- Menyusun rencana tindak lanjut kegiatan
- Melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan
3. Jabatan fungsional umum
- Melakukan tahapan persiapan
- Melakukan tahap pelaksanaan kegiatan
- Membuat notulen kegiatan
4. Tenaga Administrasi
- Mendistribusikan surat pemberitahuan
- Menyusun kelengkapan dokumentasi kegiatan

IV. SASARAN
Sasaran dari kegiatan monitoring pelaksanaan pemantauan pertumbuhan ini
adalah tenaga pelaksana pemantauan pertumbuhan di posyandu yang terdiri dari
kader, bidan desa dan tenaga pelaksana gizi.

V. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup dari kegiatan monitoring pelaksanaan pemantauan
pertumbuhan ini adalah :

1. Membuat kerangka acuan kegiatan,


2. Menyusun daftar tilik monitoring,
3. Membuat proposal.
4. Menyusun rencana persiapan, waktu, agenda, serta kebutuhan pelaksanaan
monitoring,
5. Menyiapkan Dokumen Pendukung yang terdiri dari hasil sementara kegiatan
pemantauan pertumbuhan dalam e-ppgbm,
6. Koordinasi dengan pimpinan.
7. Menyusun rencana tindak lanjut hasil kegiatan,
8. Melakukan pencatatan dan pelaporan

VI. METODOLOGI
Metodologi pelaksanaan kegiatan ini adalah pengamatan langsung,
pendampingan dan tanya jawab dengan menggunakan instrument daftar tilik.

VII. PELAKSANAAN KEGIATAN


Kegiatan ini akan dilaksanakan pada Bulan Januari s.d. Juni 2022 di 46 posyandu .

VIII. PEMBIAYAAN
Biaya kegiatan ini berasal dari BOK Khusus Stunting tahun anggaran 2022,
dengan jumlah anggaran sebanyak Rp.2.300.000,- (dua juta tiga ratus ribu rupiah)

IX. PENANGGUNG JAWAB KEGIATAN


UPTD Puskesmas Lumbung Kabupaten Ciamis

X. PENUTUP
Demikian Kerangka acuan kegiatan ini dibuat untuk dijadikan penuntun
terlaksananya kegiatan monitoring pelaksanaan pendampingan pemantauan
pertumbuhan.

Lumbung , Januari 2022


Tenaga Pelaksana Gizi

Herawati Dewi, SKM


NIP. 198011292006042014
KERANGKA ACUAN KEGIATAN

MONITORING PELAKSANAAN PEMANTAUAN PERTUMBUHAN

DI UPTD PUSKESMAS LUMBUNG

KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2022

PROGRAM PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT

UPTD PUSKESMAS LUMBUNG


Jl. RAYA KAWALI-PANJALU DSN BANTARSARI DESA AWILUAR

Anda mungkin juga menyukai