Anda di halaman 1dari 27

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 KonsepDasarEtikKeperawatan
2.1.1 Definisi
Etik merupakan prinsip yang menyangkut benar dan salah,baik dan buruk
dalam hubungan dengan orang lain (Makhfudli. 2009).
Etik merupakan studi tentang perilaku,karakter danmotifyangbaikserta
ditekankanpadapenetapanapayang baikdanberhargabagisemuaorang.Secara
umum,terminology etik dan moral adalah sama.Etik memiliki terminology yang
berbedadenganmoralbila istilahetikmengarahkanterminologinya untuk
penyelidikanfilosofisataukajiantentang masalahataudilematertentu.Moral
mendeskripsikan perilaku aktual, kebiasaan dan kepercayaan sekelompok orang
atau kelompok tertentu(Makhfudli. 2009).
Etik juga dapat digunakan untuk mendeskripsikan suatu pola atau cara
hidup,sehingga etik merefleksikan sifat,prinsip dan standar seseorang yang
mempengaruhi perilaku profesional. Cara hidup moral perawat telah
dideskripsikan sebagaietik perawatan.Berdasarkan uraian diatas,dapat
disimpulkanbahwaetik merupakanistilahyangdigunakanuntukmerefleksikan
bagaimanaseharusnyamanusiaberperilaku,apayang seharusnyadilakukan
seseorangterhadap orang lain (Makhfudli. 2009).
2.1.2 Tipe-TipeEtik
Tipe-tipe etik antaralain:
1. Bioetik
Bioetikmerupakan studifilosofiyang mempelajaritentang
kontroversi dalametik,menyangkut masalahbiologi danpengobatan.
Lebih lanjut,bioetikdifokuskanpadapertanyaanetikyang muncul
tentanghubunganantara ilmukehidupan, bioteknologi,pengobatan,
politik, hukum, dan theology.
Padalingkupyang lebihsempit,bioetik merupakanevaluasietik
pada moralitas treatment atau inovasi teknologi, dan waktu
pelaksanaanpengobatanpada manusia. Pada lingkupyanglebihluas,
bioetik mengevaluasi pada semua tindakan moral yang mungkin
4
membantuataubahkan membahayakan kemampuan organisme
terhadapperasaantakutdannyeri,yang meliputisemuatindakanyang
berhubungan dengan pengobatan dan biologi.Isudalam bioetikantara
lain : peningkatan mutu genetik, etika lingkungan, pemberian
pelayanankesehatan
Dapatdisimpulkanbahwa bioetiklebihberfokuspadadilema yang
menyangkutperawatankesehatanmodern,aplikasiteorietikdan prinsip
etik terhadap masalah-masalah pelayanankesehatan.
2. Clinical ethics/Etik klinik
Etikklinik merupakanbagiandaribioetikyang lebih
memperhatikan padamasalah etik selama pemberian pelayananpada
klien.Contohclinicalethics :adanya persetujuanatau penolakan,dan
bagaimanaseseorang sebaiknyameresponpermintaanmedisyang
kurangbermanfaat (sia-sia).
3. Nursing ethics/Etik Perawatan
Bagiandaribioetik,yangmerupakanstudiformaltentangisu
etikdandikembangkandalamtindakankeperawatan serta dianalisis untuk
mendapatkan keputusan etik (R. Rizal Isnanto, 2009).
2.1.3 Teori Etik
Teori-Teori etik antaralain:
1. Utilitarian
Kebenaranataukesalahandaritindakantergantung darikonsekwensi atau
akibattindakanContoh:Mempertahankankehamilanyang beresiko tinggi
dapat menyebabkan hal yang tidak menyenangkan, nyeriatau
penderitaanpada semua halyangterlibat,tetapipada
dasarnyahaltersebutbertujuanuntukmeningkatkankesehatan ibudan
bayinya.
2. Deontologi
Pendekatan deontologiberartijuga aturanatau prinsip. Prinsip-prinsip
tersebutantara lainautonomy,informedconsent,alokasisumber- sumber,
dan euthanasia.

5
2.1.4 Prinsip-PrinsipEtik
1. Otonomi(Autonomy)
Prinsipotonomi didasarkanpadakeyakinanbahwa individumampu
berpikir logisdanmampumembuatkeputusansendiri.Orangdewasa
dianggapkompetendanmemilikikekuatan membuatsendiri,memilih
danmemilikiberbagaikeputusanataupilihanyang harusdihargaioleh
orang lain.Prinsipotonomimerupakanbentukrespekterhadap
seseorang,ataudipandang sebagai persetujuantidakmemaksadan
bertindaksecararasional.Otonomimerupakanhakkemandirian dan
kebebasan individu yang menuntut pembedaan diri. Praktek
profesional merefleksikan otonomi saat perawatmenghargai hak-hak
klien dalam membuat keputusan tentangperawatan dirinya.
2. Berbuatbaik (Beneficience)
Beneficienceberarti,hanyamelakukansesuatuyang baik.Kebaikan,
memerlukanpencegahandarikesalahanatau kejahatan, penghapusan
kesalahanatau kejahatandan peningkatankebaikan oleh diri danorang
lain.Terkadang,dalamsituasipelayanankesehatan, terjadikonflik
antaraprinsip ini denganotonomi.
3. Keadilan(Justice)
Prinsipkeadilandibutuhkanuntukterpaiyangsama danadilterhadap orang
lainyang menjunjung prinsip-prinsipmoral,legaldan kemanusiaan. Nilai
ini direfleksikan dalam prkatek profesional ketika
perawatbekerjauntukterapiyang benarsesuaihukum,standarpraktek
dankeyakinanyang benaruntukmemperolehkualitaspelayanan
kesehatan.
4. Tidakmerugikan (Nonmaleficience)
Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan
psikologis padaklien.
5. Kejujuran (Veracity)
Prinsipveracity berartipenuh dengan kebenaran. Nilai inidiperlukan
oleh pemberi pelayanankesehatan untukmenyampaikan kebenaran
padasetiapkliendanuntukmeyakinkanbahwakliensangatmengerti.

6
Prinsipveracityberhubungandengankemampuanseseorang untuk
mengatakan kebenaran.Informasiharusada agar menjadiakurat,
komprensensif, dan objektif untukmemfasilitasipemahaman dan
penerimaanmateriyangada,danmengatakanyang sebenarnyakepada
klien tentangsegala sesuatuyangberhubungandengankeadaandirinya
selama menjalaniperawatan. Walaupun demikian,terdapatbeberapa
argument mengatakan adanyabatasan untukkejujuran seperti jika
kebenaran akan kesalahan prognosis klien untuk pemulihan atau
adanya hubunganpaternalistikbahwa ”doctorsknowsbest”sebab
individumemilikiotonomi,mereka memilikihakuntukmendapatkan
informasi penuh tentang kondisinya. Kebenaran merupakan dasar
dalam membangun hubungan salingpercaya.
6. Menepati janji (Fidelity)
Prinsipfidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan
komitmennyaterhadaporanglain.Perawatsetiapadakomitmennya
danmenepatijanjisertamenyimpan rahasiaklien.Ketaatan, kesetiaan,
adalahkewajibanseseorang untukmempertahankankomitmenyang
dibuatnya.Kesetiaan,menggambarkankepatuhan perawatterhadap
kodeetikyang menyatakanbahwatanggung jawabdasardariperawat
adalah untuk meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit,
memulihkan kesehatan dan meminimalkan penderitaan.
7. Karahasiaan (Confidentiality)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasitentangklien harus
dijagaprivasiklien.Segalasesuatuyang terdapatdalamdokumen
catatankesehatanklienhanyaboleh dibaca dalamrangka pengobatan
klien.Tidak ada seorangpundapatmemperolehinformasitersebut
kecualijika diijinkanolehkliendenganbuktipersetujuan.Diskusi
tentangkliendiluarareapelayanan,menyampaikanpada temanatau
keluargatentangklien dengan tenagakesehatan lain harus dihindari.

7
8. Akuntabilitas (Accountability)
Akuntabilitasmerupakanstandaryang pastibahwatindakanseorang
profesionaldapatdinilaidalamsituasiyang tidakjelasatautanpa
terkecuali(R. RizalIsnanto, 2009).
2.1.5 KodeEtik KeperawatanIndonesia
Kodeetikadalahpernyataanstandarprofesionalyang digunakan
sebagaipedoman perilakudanmenjadikerangka kerja untukmembuat
keputusan.AturanyangberlakuuntukseorangperawatIndonesia dalam
melaksanakantugas/fungsi perawatadalahkode etikperawatnasional
Indonesia,dimanaseorang perawatselaluberpegang teguhterhadapkode
etiksehinggakejadianpelanggaranetikdapatdihindarkan.Kode etik
keperawtanIndonesia :
1. PerawatdanKlien
a. Perawatdalammemberikan pelayanankeperawatan menghargai
harkatdanmartabatmanusia, keunikan kliendantidakterpengaruh
olehpertimbangankebangsaan,kesukuan,warnakulit,umur, jenis
kelamin,aliranpolitik danagama yangdianut sertakedudukan sosial.
b.Perawatdalammemberikan pelayanan keperawatan senantiasa
memeliharasuasanalingkunganyang menghormatinilai-nilai budaya,
adat istiadat dankelangsungan hidup beragamaklien.
c.Tanggungjawabutamaperawatadalahkepada merekayang
membutuhkan asuhankeperawatan.
d.Perawatwajib merahasiakan segala sesuatuyang dikehendaki
sehubungandengantugasyangdipercayakankepadanyakecuali
jikadiperlukanolehyang berwenang sesuai denganketentuan
hukumyangberlaku.
2. Perawatdan praktek
a. Perawatmemliharadanmeningkatkankompetensidibidang
keperawatan melaluibelajarterus-menerus

8
b. Perawatsenantiasamemeliharamutupelayanankeperawatanyang
tinggidisertaikejujuranprofesionalyang menerapkanpengetahuan
sertaketrampilan keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien.
c. Perawat dalam membuat keputusan didasarkan pada informasi yang
akuratdanmempertimbangkankemampuansertakualifikasi
seseorangbila melakukankonsultasi,menerima delegasidan
memberikan delegasi kepadaoranglain
d. Perawat senantiasamenjunjungtinggi namabaik profesi
keperawatan dengan selalu menunjukkan perilakuprofesional.
3. Perawatdanmasyarakat
Perawatmengembantanggung jawabbersamamasyarakatuntuk
memprakarsaidanmendukung berbagaikegiatandalammemenuhi
kebutuhan dan kesehatanmasyarakat.
4. Perawatdantemansejawat
a.Perawatsenantiasa memelihara hubunganbaikdengansesama
perawatmaupun dengantenaga kesehatan lainnya,dandalam
memeliharakeserasian suasanalingkungankerjamaupundalam
mencapai tujuan pelayanan kesehatan secarakeseluruhan.
b. Perawat bertindak melindungi klien dari tenagakesehatan yang
memberikanpelayanankesehatansecara tidakkompeten,tidaketis dan
ilegal.
5. PerawatdanProfesi
a.Perawatmempunyai peranutama dalammenentukanstandar
pendidikan dan pelayanan keperawatan serta menerapkannya
dalam kegiatan pelayanan dan pendidikan keperawatan
b.Perawat berperanaktifdalam berbagai kegiatan pengembangan profesi
keperawatan
c. Perawatberpartisipasiaktif dalamupaya profesi untukmembangun
dan memeliharakondisi kerja yangkondusif demi terwujudnya
asuhankeperawatanyangbermututinggi(AzizAlimulHidayat,
2004).

9
2.2 KonsepDasarProfesional
2.2.1 DefinisiProfesional
Secaraumum,profesimerupakan pekerjaanyang memilikipengetahuan
khusus,melaksanakanperanan bermutu,melaksanakancarayang disepakati,
merupakanideologi,terikatpadakesetiaanyang diyakinidanmelaluipendidikan
perguruantinggi. Profesisebagaisuatu pekerjaandalammelaksanakantugasnya
memerlukantehnikdanprosedur,dedikasi,sertapeluang lapanganpekerjaanyang
berorientasipadapelayanan,memilikikodeetikyang mengarahpadaorangatau
subyek.( Atik Purwandari,2008)
Profesidapatpuladiartikansebagaisuatujabatanataupekerjaan yang
menuntutkeahliandaripara anggotanya.Keahliantadidiperolehmelaluiapayang
disebutprofesionalisasi,yang dilakukan baiksebelumseseorang menjalaniprofesi itu
(pendidikan/latihanprajabatan)maupun setelah menjalani suatuprofesi
(Inservicetraining) (Djam’an Satori,dkk , 2008)
Pengertian profesionalmenunjukpada duahal,yaituorangyang menyandang
suatuprofesidanpenampilanseseorang dalammelakukan pekerjaannyayang
sesuaidenganprofesinya.Dalampengertiankeduaini,istilah
professionaldikontraskandengan“nonprofessional” atau “amatiran”.Dalam
kegiatan sehari-hari seorang profesional melakukan pekerjaann sesuai dengan
ilmuyangtelah dimilikinya, jadi tidak asal tahu saja (Mirzal Tawi, 2008).
Selanjutnya, Walter Johnson(1998) mengartikanpetugasprofessional
sebagai “seseorang yang menampilkan suatu tugas khusus yang mempunyai
tingkatkesulitan lebihdaribiasadanmempersyaratkanwaktupersiapandan pendidikan
cukup lama untuk menghasilkan pencapaian kemampuan, keterampilan dan
pengetahuanyangberkadar tinggi“(Djam’an Satori,dkk ;2008).
Profesionaljuga dapatdiartikansebagaimemberi pelayanansesuaidengan
ilmuyang dimilikidanmanusiawisecara utuh/penuhtanpamementingkan
kepentingan pribadi melainkan mementingkan kepentingan klien sertamenghargai
klien sebagaimanamengahargai diri sendiri (Mirzal Tawi, 2008).
Seoranganggota profesidalammelakukanpekerjaannyaharuslah
professional. Setiapanggota profesibaiksecarasendiri- sendiriatau dengancara
bersama melalui wadah organisasi profesi dapat belajar, yaitu belajar untuk

10
mendalamipekerjaanyang sedang disandangnyadanbelajar darimasyarakatapa
yang menjadikebutuhanmerekasaatinidansaatyang akandatang sehingga pelayanan
kepadapemakai(klien) akan semakinmeningkat (Mirzal Tawi,2008).
2.2.2 Ciri-ciriProfesional
Berdasarkanpengertiandiatas,dapatdipahamibahwaseorang dikatakan
profesional,karena iamempunyaistandarkualitasdanciri-ciritertentu.Menurut
Anwar Jasin, ciri mendasar dari sebuah maknaprofesional tersebutantaralain:
1. Tingkatpendidikanspesialisasinyamenuntutseseorangmelaksanakan
jabatan/pekerjaandengan penuhkapabilitas,kemandiriandalam
mengambilkeputusan(independentjudgement),mahir danterampil dalam
mengerjakan tugasnya.
2. Motif dan tujuan utama seseorang memilih jabatan/pekerjaan itu adalah
pengabdian kepada kemanusiaan,bukanimbalan kebendaan
(bayaran)yangmenjadi tujuan utama.
3.Terdapatkodeetikjabatanyang secara sukareladiterimamejadi pedoman
perilaku dantindakankelompokprofesionalyang bersangkutan.
Kodeetiktersebutmenjadistandarperilaku pekerjaannya.
4. Terdapatkesetia-kawananseprofesi,yangdiwujudkandengansaling
menjalinkerjasamadantolong menolong antaranggotadalamsuatu
komunitas tertentu (Mujtahit, 2010).
Masihmengenaiciri-ciriprofesional,pandanganyang hampirsenada dengan
JasinjugadiungkapkanolehTilaar,bahwapara profesionalmempunyai ciri-ciri
khusus. Mereka sesungguhnya bekerja untuk mengabdi pada suatu
profesi.Adapun ciri-ciridarisuatu profesiitu adalah memilikisuatu keahlian,
merupakan panggilanhidup,memilikiteori-teoriyang bakusecarauniversal,
mengabdikan diriuntukmasyarakatdanbukanuntukdirisendiri,dilengkapi
dengankecakapandiagnostikdankompetensiyang aplikatif,memilikiotonomi
dalammelaksanakanpekerjaannya,mempunyai kode etik,mempunyaiklienyang
jelas, mempunyai organisasiyang kuat, dan mempunyai hubungan denganprofesi
padabidang-bidangyang lain (Mujtahit, 2010).

11
SementaramenurutRoestiyah, seorangprofesionalpaling tidakmemiliki ciri
atau kreteria sebagaiberikut:
1. Berpendidikanprofessional.
2. Mengakuisadarprofesinya.Jadimemilikisikapdanmampu
mengembangkan profesinya, dan tidak bermaksud untuk
menjadikannyasebagai batu loncatan untukmemasuki profesi lain.
3. Menjadianggotaprofesionalnya, yangdapatpengakuanpemerintah
maupun masyarakat.
4. Mengakuidanmelaksanakankodeetikprofesionalyangtanpakpada usaha
untukmengembangkanprofesisertailmu,pengembangandiri, dan
mengakui sertamenghormati norma-normamasyarakat.
5. Pengembangan diri dan profesi ini bukan karenatekanan dari luar
maupunkarenaprofesi itu, melainkantimbul dari dalam diri yang
bersangkutan.
6. Mengikuti berpartisipasi dengan memanfaatkan alat komunikasi
denganantaranggotanya maupundenganpihaklembaga laindiluar
organisasiprofesionalnya.Komunikasiitu antaralaindapatberbentuk
publikasiilmiah dansebagainya,danketujuh,dapatbekerja sama dengan
anggotamaupun organisasiprofesionallain, baiksebagai individu
maupun di dalam rangkaorganisasi (Mujtahit, 2010).
Dengankreteriatersebut,seorang profesionalmerupakan hasildarisuatu
yangdipersiapkandandibina dipekerjaannya.Olehsebabprofesitersebutterus
berkembang sejalandenganperkembanganilmupengetahuandanteknologi,maka
seorang profesionaladalahseorangyang secaraberkembang atautrainable. Trainable
dari seorangprofesionaltentunya akanlebihmudah apabila mereka mempunyai
dasar-dasar ilmu pengetahuanyangkuat.
Menurut Tantri Abeng, istilah profesional memilikiaspek-aspek tertentu.
Aspek yangdimaksud adalahmenyangkut masalahilmu pengetahuan
(knowledge),aspekketrampilan (skill), serta sikapmental(attitude). Untukyang
terakhirinimenjadicatatankhusus,yang melekatdalamdiriprofesional.Artinya
terbukaterhadappandanganataupunnilai-nilaibaruyang lebihpositifdan
menerimaperbedaan pendapat serta berlaku jujur(Mujtahit, 2010).

12
Lebihlanjut,TantriAbengmengemukakanbahwa aspekpengetahuan,
ketrampilan dansikapmentalsetara dansamapetingnyasebagaifondasiuntuk
membangunkualitasdanmutuprofesional.ilmu pengetahuandiperolehdarihasil
pendidikan, oleh sementaraahlidisyaratkan sampaipadaadvancededucational,
sedang skillataukeahliandidapatdarilatihan,danaktivitasmelaksanakan
pekerjaanataulearnedonthejob.Adapunattitude atausikapmentalmerupakan
kepribadian,tetapibisadididiklewatpendidikan agamadanpendidikan moral sejak
dini, disampingtuntutanyangberasal dari lingkungannya(Mujtahit, 2010).
2.2.3 Ciri-Ciri atauTanda-Tanda ProfesionalismeKeperawatan(Miller)
Adapunciri-ciriatautanda-tandaProfesionalismeKeperawatanmenurut
Miller adalah:
1. Peningkatandasarpengetahuanyangdiberikanpadatingkatuniversitas
danorientasipengetahuanpada tingkatpascasarjana dandoktor(graduate
level) keperawatan.
2. Perwujudankompetensiyangberasaldaridasarteoripenegakandiagnosa
danpenangananresponmanusia terhadapmasalahkesehatanbaikaktual atau
potential (ANA, 1980).
3. Spesialisasiketrampilandankompetensiyang membatasikeahlian(Miller,
1985).
4. Secaraumumtenagaprofesional seringdiidentifikasi sebagai:
a. seorangyangserius terhadap perkerjaannya,
b. berpenampilansangatbaik,danmendemonstrasikanetikdantanggung
jawab terhadap pekerjaannya(Ellis dan Hartley, 1980).
2.2.4 Peran utama perawatprofesional
Peranutamaperawatprofessionaladalah memberikan asuhan
keperawatan kepada manusia (sebagaiobjek utama kajianfilsafatilmu
keperawatan: ontologism)yangmeliputi (Nursalam, 2008) :
a. Memperhatikan individu dalam konteks sesuai kehidupan dan
kebutuhan klien
b. Perawat menggunakan proses keperawatan untuk mengidentifikasi
masalah keperawatan, mulai dari pemeriksaan fisik, psikis dan spiritual

13
c. Memberikanasuhankeperawatankepadaklien(klien,keluarga,dan
masyarakat) mulai dariyangsederhanasampaiyangkompleks.
Pelayananyang diberikanolehperawatharusdapatmengatasi
masalah-masalahfisik,psikisdansocialspiritualpada kliendengan fokus
7utama merubahperilaku klien(pengetahuan,sikapdan ketrampilannya)
dalammengatasimasalahkesehatansehingga klien dapat mandiri
(Nursalam, 2008).

2.3 KonsepHak-HakPasien
2.3.1 Pengertian-Pengertian
Hak: Kekuasaan/kewenanganyangdimilikiolehseseorangatausuatu badan
hukumuntukmendapatkan atau memutuskan untukberbuatsesuatu.
Kewajiban: Sesuatuyangharusdiperbuatatauyangharusdilakukanoleh
seseorang atau suatu badanhokum
Pasien: Penerimajasapelayanankesehatandirumahsakitbaikdalam keadaan
sehat maupun sakit
Perawat: seseorangyangtelahluluspendidikanperawatbaikdidalam
maupundiluar negerisesuaidenganketentuanperaturanperundang-
undanganyangberlaku
RumahSakit: saranaupayakesehatanyangmenyelenggarakankegiatan
pelayanankesehatanserta dapatdimanfaatkan untukpendidikan tenaga
kesehatan dan penelitian
Hak pasien :hak-hak pribadi yang dimiliki manusia sebagai pasien
SE Direktur Jenderal Pelayanan Medik No.YM.02.04.3.5.2504 Tahun
1997tentangpedomanHakdanKewajibanPasien,DokterdanRumah
Sakit(Mirzal Tawi, 2009).
2.3.2 HakDan KewajibanPasien Di Rumah Sakit :
2.3.2.1 Hak pasien
1. Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan
peraturanyangberlaku di rumah sakit.
2. Pasien berhakatas pelayananyangmanusiawi, adildan jujur.

14
3. Pasien berhak memperoleh pelayanan medis yang bermutu sesuai
denganstandar profesikedokteran/ kedokterangigidantanpa diskriminasi
.
4. Pasien berhakmemperolehasuhan keperawatan denganstandar profesi
keperawatan
5.Pasienberhakmemilihdokter dankelasperawatan sesuaidengan
keinginannya dan sesuai dengan peraturan yang berlaku di rumah
sakit.
6.Pasienberhakdirawatolehdokteryang secarabebasmenentukan
pendapatklinisdanpendapatetisnya tanpacampur tangandaripihak luar.
7. Pasienberhak memintakonsultasikepadadokterlainyang terdaftardi
rumahsakittersebut(secondopinion) terhadappenyakityang dideritanya,
sepengetahuan dokteryangmerawat.
8. Pasienberhakatas“privacy”dankerahasiaanpenyakityangdiderita
termasuk data-data medisnya.
9. Pasien berhak mendapatinformasiyangmeliputi :
a. Penyakityangdiderita tindakan medik apayanghendak dilakukan b.
Kemungkinanpenyakitsebagai akibat tindakan tsb sebut dan
tindakan untuk mengatasinya
c. Alternatif terapi lainnya
d. Prognosanva.
e. Perkiraanbiayapengobatan
10.Pasienberhakmenyetujui/memberikanizinatastindakanyangakan
dilakukan oleh dokter sehubungan dengan penyakityangdideritanya
11.Pasien berhak menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap
dirinyadan mengakhiripengobatansertaperawatanatas tanggung
jawabsendirisesudahmemperolehinformasiyang jelastentang
penyakitnya.
12.Pasien berhak didampingi keluarganyadalam keadaan kritis.
13.Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai agama/kepercayaan yang
dianutnyaselamahal itutidak mengganggu pasienlainnya.

15
14.Pasienberhakataskeamanandankeselamatandirinyaselamadalam
perawatan di rumah sakit
15.Pasien berhak mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan
perlakuanrumah sakitterhadap dirinya.
16.Pasien berhak menerima atau menolak bimbingan moril maupun
spiritual(Mirzal Tawi, 2009).
2.3.2.2 KewajibanPasien
1. Pasiendankeluarganyaberkewajibanuntukmentaatisegalaperaturandan
tatatertib rumah skait
2. Pasienberkewajibanuntukmematuhisegalainstruksidokterdanperawat dalam
pengobatannya.
3. Pasien berkewajiban memberikan informasi dengan jujur dan
selengkapnyatentangpenyakityangdiderita kepadadokteryangmerawat.
4. Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban untuk melunasi semua
imbalan atas jasapelayanan rumah sakit/dokter
5. Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban memenuhi hal-hal yang telah
disepakati/perjanjianyangtelah dibuatnya (Mirzal Tawi, 2009).

2.4 KonsepPengambilanKeputusan
2.4.1 Dasar-DasarPengambilanKeputusan
Dasar-dasar pengambilan keputusan menurut GeorgeR. Terry yaitu:
1. Intuisi
Pengambilan keputusanyangberdasarkanatasintuisiatau perasaan
memilikisifatsubjektif, sehinggamudahterkena pengaruh.
Pengambilankeputusanberdasarkanintuisiini mengandung beberapa
kebaikan dan kelemahan.
Kebaikanantaralain sebagai berikut:
a. Waktu yangdigunakanuntukpengambilankeputusanrelatif lebih
pendek.
b. Untuk masalah yang pengaruhnya terbatas, pengambilan
keputusan akan memberikan kepuasanpadaumumnya.

16
c. Kemampuan mengambil keputusan dari pengambilan
keputusanitusangatberperan,danituperlu dimanfaatkan dengan
baik.
Kelemahaan antaralain :
a. Keputusanyangdihasilkan relatif kurangbaik
b.Sulit mencarialatpembandingnya,sehinggasulitdi ukur kebenaran
dan keabsahaannya.
c.Dasar-dasarlain dalampengambilankeputusansering kali
diabaikan.
2. Pengalaman
Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman memiliki manfaat
bagi pengetahuanpraktis.Karena pengalamanpengalamanseseorang
dapat memperkirakan keadaan sesuatu, dapat memperhitungkan
untung ruginya, baik-buruknyakeputusanyangakadihasilkan.Karena
pengalamanseseorangyang mendugamasalahnyawalaupundengan
melihatsepintassajamungkinsudah dapatmenduga cara
penyelesaiannya.
3. Fakta
Pengambilan keputusan berdasarkan fakta dapat memberikan
keputusanyang sehat,solit,danbaik.Denganfakta,makatingkat
kepercayaan terhadap pengambil keputusan dapat lebih tinggi,
sehinggaorang dapatmenerimakeputusan-keputusanyang dibuatitu
denganreladan lapangdada.
4. wewenang
Pengambilan keputusanberdasarkan wewenang biasanyadilakukannya
olehpemimpinterhadapbawahannyaatauorangyang lebihtinggi
kedudukannyakepadaorang lainyang lebihrendahkedudukannya.
Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang juga memiliki
beberapakelebihan dan kelemahanyaitu :
Kelebihannyaantaralain:
a. Kebanyakan penerimaannyaadalah bawahan,terlepas apakah
penerimaan tersebut secarasukarela ataukah secaraterpaksa.

17
b. Keputusannya dapat bertahan dalam jangka waktu yang cukup
lama
c. Memilikiorientasi (otentik).
Kelemahannyaantara lain sebagai berikut :
a. Dapat menimbulkan sifatrutinitas.
b.Mangansosiasikan dengan praktek dictatorial
c. Sering melewati permasalahan yang seharusnya dipecahkan
sehinggadapat menimbulkan kekaburan.
5. Rasional
Padapengambilankeputusanyang berdasarkanrasional,keputusan
yangdihasilkanbersifatobjektif, logis,lebihtransparan,konsisten
untukmemaksimumkan hasilataunilaidalambataskendalatertentu,
sehingga dapatdikatakanmendekatikebenaranatausesuaidenganapa yang
kitainginkan.Padapengambilankeputusaniniterdapathala-hal sebagai
berikut :
a. Kejelasan masalah
b. Orientasi tujuan
c. Penegtahuan alternative
d. Preferensiyangjelas
e. Hasilmaksimal
2.5 KonsepHukum
Hukumadalahhimpunanperaturanberupa perintah& laranganyg
mengurustatatertibsuatumasyarakat& karenaituharusditaatiolehmasyarakat
(E.Utrecht).HukumadalahKeseluruhankumpulanperaturan& kaedahdalam
suatukehidupan bersamayang dapatdipaksakanpelaksanaannyadengansanksi
(Mertkusumo S).
Unsur-unsur hukum:
1. Sebagai alat pengatur tatatertib hubungan masyarakat
2. Sebagai saranautk mewujudkan keadialan sosial lahir dan batin
SumberHukum:
1. Undang-undang
2. Kebiasaan(convention)

18
3. Putusan Hakim(Jurisprudensi)
4. Traktat (Treaty)
5. Doktrin
Tata Urutan Peraturan UU diIndonesia
1. Ketetapan MPRSRI. No.XX/MPRS/1966
2. UUD 1945
3. Ketetapan MPR
4. UU&Peraturan Pemerintah PenggantiUU (PERPU)
5. Peraturan Pemerintah (PP)
6. Keputusan Presiden (KEPRES)
7. Peraturan Pelaksanalainnya.
2.5.1 HukumKesehatan
Hukumkesehatanadalahsemuaperaturanhukumyangberkaitanlangsung
denganpemberianpelayanankesehatandanpenerapannyapadahukumperdata,
hukumpidana,sertahukumadministrasi.Pengertianperaturanhukumtdkhanya
mencakupperaturanperundang-undangan&peraturannasionalsaja,tetapijuga
mencakup pedoman internasional, hukum dan kebiasan (HJJ. Leenen, 1972)
Lingkup HukumKesehatan
1. Hukum kedokteran
2. Hukum Perumahsakitan
3. Hukum tentanglimbah&Polusi
4. Hukum tentangmakanan, minuman &obat-obatan
5. Hukum tentangkeselamatan kerja
6. Hukum keperawatan
7. Hukum lingkungan
8. Hukum Kesehatan di RS
2.5.2 Fungsi Hukumdalam PraktekKeperawatan
Hukum mempunyai beberapa fungsi bagi keperawatan :
1. Hukummemberikan kerangkauntukmenentukantindakankeperawatan
manayangsesuai denganhukum.
2. Membedakan tanggungjawab perawat dengan profesiyanglain.

19
3. Membantumenentukanbatas-bataskewenangantindakankeperawatan
mandiri.
4. Membantu dalam mempertahankan standar praktek keperawatan
dengan meletakkan posisiperawatmemiliki akuntabilitas dibawah
hukum (Kozier, Erb, 1990)
2.5.3 Undang-Undang PraktekKeperawatan
1. Undang-UndangNo. 23 tahun 1992 tentangkesehatan
a. BAB Iketentuan Umum, pasal 1 ayat 3
Tenagakesehatan adalah setiap orang yangmengabdikandiri
dalam bidangkesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau
keterampilanmelaluipendidikandibidang kesehatanyanguntuk
jenistertentu memerlukan kewenangan untukmelakukan upaya
kesehatan.
b. Pasal 1 ayat 4
Saranakesehatanadalahtempatyang dipergunakanuntuk
menyelenggarakan upayakesehatan.
2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
1239/MENKES/SK/XI/2001tentang Registrasi dan Praktek Perawat
(sebagai revisidari SK No. 647/MENKES/SK/IV/2000)
a. BAB IKetentuan UmumPasal 1 :
b. Dalam ketentuan menteriiniyangdimaksud dengan :
1) Perawatadalahorangyang telahluluspendidikanperawatbaik
didalammaupundi luarnegerisesuaidenganketentuan peraturan
perundang-undanganyangberlaku.
2) Suratijinperawatselanjutnya disebutSIPadalahbuktitertulis
pemberian kewenanganuntukmenjalankanpekerjaan
keperawatan diseluruhIndonesia.
3) SuratijinkerjaselanjutnyadisebutSIKadalahbuktitertulis untuk
menjalankan pekerjaan keperawatan diseluruh wilayah
Indonesia.

20
c. BAB IIIperizinan, Pasal
8, ayat 1, 2, &3 :
1) Perawatdapatmelaksanakanpraktekkeperawatanpadasarana
pelayanan kesehatan, praktek perorangan atau kelompok.
2) perawat yangmelaksanakan praktekkeperawatan padasarana
pelayanan kesehatan harus memiliki SIK
3) Perawatyang melakukanpraktekperorangan/berkelompokharus
memiliki SIPP
Pasal 9, ayat 1
1) SIK sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 ayat 2 diperoleh
denganmengajukan permohonankepada KepalaDinasKesehatan
Kabupaten/Kotasetempat.
Pasal 10
1)SIK hanyaberlaku pada1 (satu) saranapelayanankesehatan.
Pasal 12
1)SIPPsebagaimana dimaksuddalampasal8ayat3diperoleh dengan
mengajukan permohonankepada KepalaDinasKesehatan
Kabupaten/Kotasetempat.
2)SIPPhanyadiberikankepadaperawatyang memilikipendidikanahli
madya keperawatanataumemilikipendidikankeperawatan dengaan
kompetensiyanglebih tinggi.
3)Surat ijin praktekPerawat selanjutnyadisebut SIPP adalahbukti
tertulisyangdiberikan perawat untuk menjalankanpraktek perawat.
Pasal 13
1) Rekomendasi untuk mendapatkan SIK dan atau SIPP dilakukan
melaluipenilaian kemampuan keilmuan dan keterampilan bidang
keperawatan,kepatuhan terhadapkodeetik profesisertakesanggupan
melakukan praktek keperawatan.

21
Pasal 15
1) Perawat dalam melaksanakan praktek keperawatan berwenang untuk
:
a. Melaksanakan asuhan keperawatan meliputipengkajian, penetapan
diagnosa keperawatan,perencanaan,melaksanakantindakan
keperawatan dan evaluasikeperawatan.
b. Tindakan keperawatan sebagaimana dimaksud pada butir (i)
meliputi:intervensikeperawatan,observasi keperawatan, pendidikan
dan konselingkesehatan.
c. Dalammelaksanakanasuhankeperawatansebagaimanadimaksud
huruf (i)dan(ii)harussesuaidenganstandarasuhankeperawatan
yangditetapkan organisasi profesi.
d.Pelayanantindakanmedikhanya dapatdilakuaknberdasarkan permintan
tertulis dari dokter.
Pengecualian pasal 15 adalah pasal 20 :
1)Dalamkeadaandaruratyang mengancamjiwapasien/perorangan,
perawatberwenang untukmelakukanpelayanankesehatandiluar
kewenangan sebagaimanadimaksud dalam pasal15.
2) Pelayanandalamkeadaandaruratsebagaimanadimaksuddalamayat
1 ditujukan untuk penyelamatan jiwa.
Pasal 21
1) Perawat yang menjalankan praktek perorangan harus mencantum
SIPPdi ruangprakteknya.
2) Perawatyangmenjalankanpraktekperorangantidakdiperbolehkan
memasangpapan praktek.
Pasal 31
1)Perawatyangtelah mendapatkan SIKatau SIPPdilarang:
a. Menjalankanpraktekselainketentuanyangtercantumdalam izin
tersebut.
b. Melakukan perbuatan bertentangan dengan standarprofesi.
2) Bagiperawatyangmemberikanpertolongandalamkeadaandarurat atau
menjalankan tugas di daerah terpencil yang tidak ada tenaga

22
kesehatanlain,dikecualikan darilarangansebagaimanadimaksudpada
ayat 1 butir a.

2.6 KonsepDasarEuthanasia
2.6.1 EuthanasiadalamPersepektifMedis
Dalamkemajuanilmupengetahuandantenologidibidang medik,
kehidupanseorang pasienbisadiperpanjang danhaliniseringkalimembuatpara dokter
dihadapkanpadasebuahdilemauntukmemberikanbantuantersebutapa tidak dan
jika sudah terlanjur diberikan bolehkah untuk dihentikan. Tugasseorang
dokteradalahuntukmenolong jiwaseorang pasien, padahaljika
dilihatlagihalitusudahtidakbisadilanjutkanlagidanjikahalituditeruskan makakadang
akanmenambahpenderitaanseorang pasien.Nah,penghentian pertolongan
tersebut merupakan salah satu bentuk euthanasia. Bardasarkan
padacaraterjadinya, ilmu pengetahuan membedakan kematian kedalam tigajenis:
1. Orthothansia, merupakan kematianyangterjadi karenaproses alamiah,
2. Dysthanasia, adalah kematian yang terjadi secara tidak wajar,
3. Euthanasia,adalahkematianyangterjadidenganpertolonganatautidak
dengan pertolongan dokter,
2.6.2 DefinisiEuthanasia
Euthanasia adalahpembunuhandalamsegimedisyangdisengaja,dengan
aksiataudenganpenghilangansuatuhakpengobatanyang seharusnyadidapatkan
olehpasien, agarpasientersebutdapatmeninggalsecara wajar. Katakuncinya
adalahdisengaja,artinyajika aksitersebutdilakukandengantidaksengaja,maka hal
tersebut bukanlaheuthanasia.
Aksiinidilakukansecaralegalmenurutundang-undanguntukpertama
kaliadalahdinegaraBelanda,negara pertamadiduniayang telahsecarahukum
menyetujuieuthanasia.Meskipun begitu, aksitersebutdilakukan dengan sangat hati-
hatidan dengan berbagai perhitungan terlebihdahulu.
Pengertian euthanasiaialah tindakanmemudahkankematian seseorang
dengansengaja tanpamerasakansakit,karena kasihsayang,dengantujuan
meringankanpenderitaansisakit, baikdengancara positifmaupunnegative,dan
biasanya tindakan ini dilakukan oleh kalangan medis. Sehingga dengan hal

23
demikianakanmunculyangnamanyaeuthanasiapositifdaneuthanasianegative dan
berikut adalah contoh-contoh tersebut;
1. Kasus yangdialami olehNyonyaAgain (istri hasan) yangmengalami koma
selamatiga bulandandalamhidupnyamembutuhkan alatbantu pernafasan.
Sehinggadiaakan bisa melakukan pernafasan dengan otomatis dengan
bantuanalat pernafasan.Dan jikaalat pernafasantersebutdicabut otomatis
jantungnya akan behenti memompakan darahnya keseluruh tubuh,maka
tanpa alattersebut pasientidakakanbisahidup.Namun,ada
yangmenganggapbahwaorang sakitsepertiinisebagai"orang mati"yang
tidakmampumelakukanaktivitas.Maka memberhentikanalatpernapasan itu
sebagai cara yang positif untuk memudahkan proses kematiannya.
Haltersebutadalahcontohdariyang namanyaeuthanasiapositifyang
dilakukan secara aktif olehmedis.
Berbedadenganeuthanasianegativeyang dalamprosestersebuttidak
dilakukantindakansecaraaktif(medisbersikappasif)olehseorang medis dan
contohnyasebagai berikut;
1. Penderitakankeryangsudahkritis,orang sakityangsudahdalam keadaan
koma, disebabkan benturan pada bagian kepalanya atau
terkenasemacampenyakitpada otakyangtidakadaharapanuntuk
sembuh.Atauorangyang terkenaseranganpenyakitparu-paruyang jika
tidakdiobati(padahalmasihada kemungkinanuntukdiobati)akan dapat
mematikan penderita. Dalam hal ini, jika pengobatan
terhadapnyadihentikan akan dapat mempercepatkematiannya.
2. Seoranganakyangkondisinyasangatburukkarenamenderita
kelumpuhantulang belakangataukelumpuhanotak.Dalamkeadaan
demikianiadapat saja dibiarkan (tanpadiberi pengobatan)apabila
terserangpenyakitparu-paruatau sejenispenyakitotak,yangmungkin
akan dapat membawakematian anak tersebut.
Dari contohtersebut,"penghentianpengobatan"merupakansalah satu
bentukeutanasia negatif. Menurutgambaran umum,anak-anakyang
menderita penyakitsepertiitutidakberumur panjang,maka
menghentikanpengobatandanmempermudahkematiansecarapasif

24
(eutanasia negatif) itu mencegah perpanjangan penderitaan si anak
yangsakitatau keduaorangtuanya.
Kode etik kedokteranIndonesia
DalamKODEKI pasal2dijelaskanbahwa;“seorangdokter harus
senantiasa berupaya melaksanakanprofesinya sesuaidenganstandar
profesitertinggi”. Jelasnyabahwaseorang dokterdalammelakukan
kegiatankedikterannyasebagaiseorang profesidikterharussesuai dengan
ilmu kedikteran mutakhir, hukum dan agama. KODEKI
pasal7djugamenjelaskanbahwa“setiapdokterharus senantiasa mengingat
akankewajibanmelindungihidupinsani”. Artinya dalam setiap
tindakan dokter harus bertujuan untuk memelihara
kesehatandankebahagiaaanmanusia.Jadidalam
menjalankanprifesinyaseorang doktertidakbolehmelakukan;
Menggugurkan kandungan (Abortus Provocatus),mengakhiri
kehidupanseorang pasienyang menurutilmudanpengetahuantidak
mungkin akan sembuh lagi (euthanasia).
Kode EtikKedokteranIndonesiamenggunakaneuthanasiadalamtiga arti:
1. Berpindahnya ke alam baka dengan tenang &aman tanpa
penderitaan, buatyangberimandengan nama Tuhan di bibir.
2. Waktu hidup akan berakhir, diringankan penderitaan si sakit
dengan memberi obat penenang.
3. Mengakhiripenderitaan&hidupseorangsakitdengansengajaatas
permintaan pasien sendiri &keluarganya.
2.6.3 Macam-MacamEuthanasia
Adaberbagaimacamjeniseuthanasia menurutcaramelakukannyaserta alasan
diberlakukaneuthanasia itu sendiri, antara lain:
1. Euthanasia sukarela
Apabilasi pasien itu sendiriyangmemintauntuk diakhiri hidupnya.
2. Euthanasia non-sukarela
Apabilapesientersebuttidakmengajukanpermintaanataumenyetujuiuntuk
diakhiri hidupnya.

25
3.InvoluntaryEuthanasia
Padaprinsipnyasamasepertieuthanasia non-sukarela,tapipadakasusini,si pasien
menunjukkan permintaaneuthanasialewatekspresi.
4. Assisted suicide
Ataubisadikatakanproses bunuhdiridenganbantuan suatupihak. Seseorang
memberi informasiataupetunjukpada seseoranguntukmengakhirihidupnya
sendiri. Jikaaksiinidilakukanolehdokter makadisebutjuga,“physician assisted
suicide”.
5. Euthanasia dengan aksi
Dengan sengajamenyebabkankematianseseorang denganmelakukan suatu aksi,
salah satu contohnya adalah dengan melakukan suntik mati.
6. Euthanasia dengan penghilangan
Dengan sengaja menyebabkan kematian seseorang dengan menghentikan
semuaperawatankhususyang dibutuhkanseorang pasien.Tujuannyaadalah agar
pasien itu dapat dibiarkan meninggal secara wajar.

2.6.4 Bagaimana IlmuPengetahuanMendefinisikanKematian


Sebuah teoriyangberbahayajikakematian dianggap sesuatuyang ambigu.
Dan jika suatu telah massa membuktikan bahwa euthanasia bukanlah musuh
masyarakat,melainkansesuatuyang dapatmenyelamatkanseseorang dari
penderitaanyangamat sangat.
Menurutpenelitianterakhiryang dilakukanolehDr.JamesDuboisdari
UniversitasSaintLouisdanTracySchmidtdari IntermountainDonorService, hampir
84%dari seluruhwargaAmerikasetuju denganpendapat bahwaseseorang
dapatdikatakanmatiapabilayang membuatnyatetapbernafasadalahobat-obatan
danmesinmedis,dan60%setujudenganpernyataanbahwaseseorang dapatmati
meskipunjantungnyamasihberdetak.Darisurvey tersebut,70%dariantaranya berasal
darigolongan beragama.
Konsepmedisdari“kematianotak” telahberkembangdiAmerikaSerikat pada
tahun1968bersamaandengan revolusidaripenelitiantentangtransplantasi organ
tubuh. Seperti dijelaskan olehM.L. TinaStevens dalamBioetikAmerika (2000),
semakin maraknyakasustransplantasiorgan sebenarnyadiawalidari
penyumbanganbesarsecaramedisuntukpenelitianBiomedisfederalsebelum
26
Perang Duniake-II.Hasildarisemuaitudatangseiringdenganberkembangnya
teknologimedissepertisistemrespirasimekanis,dangenetic screening,semuanya
mendatangkan efekpadabentukobat-obatmodern,meningkatkanpertanyaan-
pertanyaan baru tentang hidup dan matibaik untuk pasien maupun dokter.
“Transplantasiadalahcontohklasikdariinvestigasi therapeutic,”begitu
kataThomasStarzl,seorang ahlibedahtransplantasi.“Apayang dilakukandalam
transplantasijamandulukadang-kadang terbilang bodohtapitidakhina.”Yang
mendorong paraperintisbedahtransplantasiiniadalahsatukeinginanuntuktidak
meninggalkan satu tempat pun untuk eksperimenyangtidak dicoba.
Pada awalnya,bedahtransplantasitidakberhasildengantujuannyauntuk
memindahkanorgantubuhdaripasienyang telahmeninggalkepasienyang masih
hidup.Tapibeberapadokterpercayamerekabisamendapatkanorganyang bisa
ditransplantasidariorang matisuri,yangmasihdikatakanhidupsampaiwaktu
tertentudalamstandarmedis.Kematian otak,menawarakansolusiyang
memungkinkan.Juga menyebabkansebuahperubahandalampemikirantentang
hukum kematian.

2.6.5 Eutanasia ditinjaudari sudut cara pelaksanaannya


Biladitinjaudaricarapelaksanaannya,eutanasiadapatdibagimenjaditiga
kategori,yaitu eutanasiaagresif, eutanasia nonagresif, dan eutanasia pasif.
1. Eutanasia agresif, disebut juga eutanasia aktif, adalah suatu tindakan
secarasengajayangdilakukanolehdokter atautenagakesehatanlainnya untuk
mempersingkat atau mengakhiri hidup seorang pasien. Eutanasia agresif
dapat dilakukan dengan pemberian suatu senyawa yang
mematikan,baiksecaraoralmaupunmelaluisuntikan. Salah satucontoh
senyawamematikan tersebut adalahtabletsianida.
2. Eutanasia non agresif, kadang juga disebut eutanasia otomatis
(autoeuthanasia) digolongkansebagai eutanasia negatif,yaitu kondisi
dimanaseorang pasien menolak secara tegas dan dengan sadar untuk
menerima perawatan medismeskipunmengetahuibahwa penolakannya
akanmemperpendekatau mengakhirihidupnya. Penolakantersebut
diajukansecararesmidenganmembuat sebuah "codicil" (pernyataan
tertulistangan).Eutanasianonagresifpada dasarnyaadalah suatupraktik
eutanasia pasifatas permintaan pasienyangbersangkutan.

27
3. Eutanasia pasif dapat juga dikategorikan sebagai tindakan eutanasia
negatifyang tidakmenggunakanalat-alatataulangkah-langkahaktifuntuk
mengakhirikehidupanseorang pasien.Eutanasiapasifdilakukandengan
memberhentikan pemberianbantuan medis yang dapat memperpanjang
hiduppasiensecara sengaja.Beberapa contohnyaadalahdengantidak
memberikan bantuanoksigenbagipasienyang mengalamikesulitandalam
pernapasan, tidak memberikan antibiotika kepada penderita pneumonia
berat meniadakan tindakanoperasi yang seharusnya dilakukan guna
memperpanjang hidup pasien, ataupunpemberian obatpenghilang rasa sakit
sepertimorfinyang disadari justruakan mengakibatkan kematian.
Tindakaneutanasiapasifseringkalidilakukansecaraterselubung oleh
kebanyakan rumah sakit.
Penyalahgunaan eutanasia pasif bisa dilakukan oleh
tenagamedismaupunpihak keluarga yang menghendaki kematian
seseorang, misalnya akibat keputusasaan keluarga karena
ketidaksanggupan menanggung bebanbiaya pengobatan.Padabeberapa
kasuskeluargapasienyang tidakmungkinmembayarbiayapengobatan,
akanada permintaandaripihak rumahsakituntukmembuat"pernyataan
pulang paksa".Meskipunakhirnyameninggal,pasiendiharapkan meninggal
secaraalamiah sebagaiupayadefensifmedis.

2.6.6 Aspek-AspekDalamPelaksanaanEuthanasiaDiIndonesia
2.6.6.1 AspekHukum
Undang-undangyangtertulisdalamKUHPhanya melihatdari sisidokter
sebagaipelakuutamaeuthanasia,khususnyaeuthanasiaaktif& dianggapsebagai
pembunuhan berencana,ataudengan sengajamenghilangkan nyawaseseorang.
Sehinggadalamaspekhukum,dokterselalupadapihakyang dipersalahkandalam
tindakan euthanasia, tanpa melihat latar belakang dilakukannya euthanasia
tersebut, tidak peduli apakah tindakan tersebut atas permintaan pasienitu sendiri
atau keluarganya,untukmengurangipenderitaanpasiendalamkeadaansekarat
ataurasasakityangsangathebatyangbelumdiketahuipengobatannya(Aprilia
EkaPuspita, 2010).
Masalaheuthanasiadapatmenyangkutduaaturanhukum,yaknipasal338
&344KUHP.Dalamhaliniterdapatapayangdisebut“ConcursusIdealis”yang
diaturdalam pasal 63KUHP,yangmenyebutkanbahwa:

28
1. Jikasuatuperbuatanmasukdalamlebihdarisatuaturanpidana,maka yang
dikenakan hanyasalahsatudiantaraaturan-aturanitu,jika berbeda-
bedayangdikenakanyang memuatancamanpidanapokok
yangpalingberat
2. Jika suatu perbuatan yang masuk dalam suatu aturan pidana yang
umumdiaturpuladalamaturanpidanayang khusus,makahanyayang
khususitulahyang dikenakan.Pasal63(2)KUHPinimengandung asas
“specialisderogatlegigeneralis”,yaituperaturanyang khususakan
mengalahkan peraturanyangsifatnyaumum.
2.6.6.2 Aspek HakAzasi
Hakasasimanusia selaludikaitkan denganhakhidup,damaidan sebagainya.
Tapitidaktercantumdenganjelasadanyahak seseorang untukmati.
Matisepertinyajustrudihubungkandenganpelanggaranhakasasimanusia.Hal
initerbuktidariaspekhukumeuthanasiayangcenderung menyalahkantenaga
medisdalameuthanasia.Sebetulnya dengandianutnya hakuntukhiduplayakdan
sebagainya, secaratidaklangsung seharusnyaterbersitadanyahakuntukmati, apabila
dipakaiuntukmenghindarkandiridarisegalaketidaknyamananataulebih tegas lagi
dari segala penderitaanyanghebat(Aprilia EkaPuspita, 2010).
2.6.6.3 Aspek IlmuPengetahuan
Iptekdokdapatmemperkirakankemungkinankeberhasilanupaya tindakan
medisuntuk mencapaikesembuhanataupenguranganpenderitaanpasien.Apabila
secara iptekdok hampir tidak ada kemungkinan untuk mendapat kesembuhan
ataupunpengurangan penderitaan,apakahseseorang tidakbolehmengajukan haknya
untuk tidak diperpanjang lagi hidupnya? Segala upayayang dilakukan akansia-
sia,bahkansebaliknya dapatdituduhkansuatukebohongan,karena disamping
tidakmembawakesembuhan,keluargayang lainakanterseretdalam
habisnyakeuangan (Aprilia EkaPuspita, 2010).
2.6.6.4 AspekAgama
Kelahiran& kematianmerupakanhakprerogatifTuhan& bukanhak manusia
sehinggatidakada seorangpundiduniainiyangmempunyaihakuntuk memperpanjang
atau memperpendek umurnya sendiri. Atau dengan katalain,
meskipunsecaralahiriahatautampakjelasbahwaseseorangmenguasaidirinya

29
sendiri,tapisebenarnyaia bukanpemilikpenuhatasdirinya.Ada aturan-aturan
tertentuyang haruskitapatuhi& kitaimanisebagaiaturanTuhan.Jadi, meskipun
seseorangmemilikidirinyasendiri,tetapitetapsajaiatidakboleh membunuh
dirinyasendiri.Pernyataaninimenurutahliagamasecara tegasmelarang tindakan
euthanasia,apapunalasannya.Dokterdapatdikategorikanmelakukandosabesar
& melawankehendakTuhandenganmemperpendekumurseseorang. Orangyang
menghendakieuthanasia, walaupun dengan penuhpenderitaan bahkankadang- kadang
dalamkeadaansekaratdapatdikategorikanputusasa,&putusasatidak
berkenandihadapanTuhan.Tetapiputusan hakimdalampidana matipada
seseorangyangsegarbugar,&tentunyasangat tidakinginmati,& tidaksedang dalampenderitaan
apalagi sekarat, tidak pernah dikaitkan dengan pernyataan agamayang
satuini.Aspeklaindaripernyataanmemperpanjang umur,sebenarnya bila dikaitkan
denganusaha medisdapatmenimbulkan masalah lain(Aprilia Eka Puspita,

30

Anda mungkin juga menyukai