Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN ILMIAH KIMIA

“MEMBUAT LARUTAN
DARI BAHAN PADAT DAN CAIR”

Nama: Sherlen Michelle Lee


Kelas: X.5
Absensi: 32
A. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah kita dapat mengetahui bahan dan alat yang
digunakan saat penelitian sedang berlangsung. Selain itu, kita juga dapat memahami
langkah-langkah pengerjaan dalam membuat larutan dari bahan padat dan bahan cair.
Serta, dengan kita melakukan eksperimen ini maka kita dapat mengetahui hasil
larutan dari bahan padat dengan hasil larutan dari bahan cair.

B. Landasan Teori
Ada beberapa komponen landasan teori seperti metode ilmiah, alat dan bahan
pada laboratorium, hal-hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan praktikum,
label bahaya, dan sikap penelitian.

1. Metode Ilmiah
Metode ilmiah merupakan kerangka landasan untuk terciptanya suatu
pengetahuan ilmiah. Berikut langkah-langkah dalam metode ilmiah :

● Memilih Masalah yang akan Diteliti


Sebelum kita melakukan eksperimen, terlebih dahulu kita perlu menentukan
masalah yang akan kita teliti untuk memudahkan kita dalam merumuskan
suatu masalah yang akan diteliti.

● Merumuskan Masalah
Penegasan masalah yang akan diteliti.

● Mengumpulkan Berbagai Informasi


Tujuan peneliti mengumpulkan informasi adalah untuk menambah wawasan
mengenai masalah yang akan diteliti. Semakin banyak referensi maka akan
semakin banyak pengetahuan yang dimiliki peneliti. Berbagai referensi
tersebut dapat ditemukan pada Koran, website resmi, kajian pustaka, dan lain
sebagainya.

● Menyusun Hipotesis
Hipotesis dapat diartikan sebagai dugaan sementara dari permasalahan yang
diteliti.

● Memulai Penelitian
Setelah menyusun hipotesis, lalu peneliti pun mulai melakukan penelitian.

● Menganalisis Data
Setelah melakukan penelitian, peneliti pun menganalisis data sesuai dengan
masalah yang ia teliti.

● Penarikan Kesimpulan
Setelah mendapatkan data yang akurat kemudian peneliti menarik kesimpulan
dari data yang telah didapatkan saat penelitian. Data dapat disajikan dalam
bentuk kuantitatif (data yang disajikan berupa hitungan) ataupun kualitatif
(data yang disajikan berupa deskripsi penelitian).

● Mempublikasikan Kepada Khalayak


Lalu, peneliti pun mempublikasikan hasil penelitiannya kepada khalayak.

2. Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan praktikum


Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum peneliti melakukan
praktikum:
a. Gunakan peralatan kerja seperti kacamata pengaman untuk melindungi mata, jas
laboratorium untuk melindungi pakaian dan sepatu tertutup untuk melindungi kaki.
b. Dilarang memakai perhiasan yang dapat rusak karena bahan Kimia.
c. Dilarang memakai sandal atau sepatu terbuka atau sepatu berhak tinggi.
d. Wanita/pria yang berambut panjang harus diikat.
e. Biasakanlah mencuci tangan dengan sabun dan air bersih terutama setelah melakukan
praktikum.
f. Bila kulit terkena bahan Kimia, janganlah digaruk agar tidak tersebar.
g. Bila terjadi kecelakaan yang berkaitan dengan bahan Kimia, laporkan segera pada
asisten atau pemimpin praktikum. Segera pergi ke dokter untuk mendapat pertolongan
secepatnya.

3. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang dibutuhkan saat melakukan penelitian di laboratorium:
a) Gelas kimia
Digunakan sebagai penampung sampel / bahan sementara, atau bisa digunakan
sebagai penyimpan zat sementara.
b) Garam NaCL
Digunakan sebagai bahan padat untuk melakukan penelitian.
c) Labu ukur
Digunakan sebagai mengukur volume larutan dan mengencerkan larutan sampai
volume tertentu dengan ketelitian yang tinggi.
d) Pipet gondok
Digunakan untuk mengambil bahan dan mengukur volume larutan sesuai dengan
batas yang ditentukan.
e) Corong plastik
Digunakan sebagai alat bantu untuk memindahkan / memasukkan larutan ke wadah
agar tidak tumpah.
f) Cairan sirup merah
Digunakan sebagai bahan cair untuk melakukan penelitian.
g) Timbangan neraca
Digunakan untuk mengukur berat suatu zat atau bahan kimia dalam jumlah yang
sedikit.
h) Botol semprot
Digunakan sebagai tempat untuk menyimpan dan menuangkan aquades dengan cara
memencet.
i) Gelas arloji
Digunakan sebagai wadah bahan kimia saat melakukan proses penimbangan.
j) Pipet tetes
Digunakan untuk mengambil cairan/ larutan kimia yang berlebih dalam jumlah yang
relatif sedikit
k) Karet penghisap
Digunakan untuk membantu mengambil larutan kimia yang berbahaya dengan cara
disambungkan dengan pipet ukur.
l) Spatula
Digunakan untuk mengambil bahan kimia padat.
m) Tabung reaksi
Digunakan sebagai tempat pengenceran atau digunakan tempat menyimpan media.
n) Pengaduk L
Digunakan untuk meratakan sampel yang dimasukkan ke dalam media yang ada di
cawan petridish dengan cara diputar.
o) Lampu spiritus
Digunakan untuk memanaskan bahan kimia.
p) Penjepit tabung
Digunakan untuk memegang tabung reaksi ketika dipanaskan.
q) Erlenmeyer
Digunakan untuk mengukur volume bahan kimia cair dengan ketelitian rendah dan
digunakan sebagai tempat menampung bahan kimia untuk sementara.

4. Simbol Bahan Berbahaya


1. Merusak kesehatan (Harmful)
Simbol bahan kimia ini adalah lambang Xn yang mana bahan kimia tersebut
mengandung zat kimia yang berbahaya jika zat tersebut terhirup, tertelan atau terkena
langsung pada kulit manusia. Contoh bahan kimia dengan simbol Xn adalah piridin,
etilen glikol, diklorometan, dan lainnya.

2. Mudah Meledak (Explosive)


Simbol explosive adalah simbol yang diilustrasikan menyerupai bom yang
meledak dan simbol bagi bahan kimia yang mudah meledak jika bereaksi apabila
terkena percikan api, meningkatnya suhu, adanya gesekan, atau tercampur dengan
bahan kimia lain. Contoh zat kimia yang memiliki sifat ini adalah amonium nitrat,
butyric acid (L), nitroglycerin, oleic acid, dinamit, trinitro toluena (TNT).

3. Mudah Teroksidasi (Oxidising)


Simbol oxidising ini menunjukan bahwa bahan kimia ini memiliki zat
pengoksidasi yang mampu terbakar jika bertemu dengan zat pereduksi sehingga akan
mudah terbakar apabila bertemu dengan bahan yang mudah terbakar. Contoh bahan
kimia yang memiliki simbol ini adalah hidrogen peroksida dan kalium perklorat,
kalium permanganat, asam nitrat pekat, methylen blue chloride, dan lain sebagainya.

4. Mudah Terbakar (Flammable)


Simbol bahan kimia flammable atau highly flammable (F) adalah zat kimia
yang mudah terbakar sehingga diilustrasikan menyerupai api. Contoh zat kimia yang
wajib diberi label highly flammable ini adalah logam natrium dan aseton.

5. Extremely flammable (F+)


Di samping highly flammable, dikenal juga extremely flammable (F+), yaitu
zat kimia yang amat sangat mudah terbakar, terutama pada bahan-bahan yang
berwujud gas yang pada kondisi di bawah suhu normal sangat mudah terbakar.
Sebagai contoh, gas propana dan dietil eter.

6. Toxic
Simbol toxic ini menandakan bahwa bahan kimia tersebut beracun dan
berbahaya apabila terhirup, tertelan, dan terkena kulit manusia. Simbol ini
diilustrasikan dalam bentuk lambang tengkorak manusia dan tulang bersilang. Contoh
bahan kimia yang mengandung sifat tersebut adalah metanol dan HF.

7. Very Toxic (T+)


Bahan kimia yang dilabeli dengan simbol “very toxic” ini dapat menimbulkan
kerusakan kesehatan akut atau kronis dan bahkan kematian, bahkan ketika
konsentrasinya sangat rendah. Sebagai contoh zat kimia dengan sifat tersebut adalah
kalium sianida, hydrogen sulfida, arsen III oksida, nitrobenzene, dan lain sebagainya.
8. Bahaya Iritasi (Irritant)
Untuk menandai bahan-bahan kimia yang bisa menyebabkan iritasi, diberikan
label dengan lambang X. Simbol bahan kimia berbahaya ini menandakan bahwa zat
yang terkandung tidak korosif tetapi dapat menyebabkan inflamasi jika kontak
dengan kulit atau selaput lendir. Bahan-bahan kimia yang dilabeli dengan simbol ini
menimbulkan rasa terbakar dan kulit gatal karena iritasi. Contoh bahan kimia Xi
adalah amonia dan benzil klorida, isopropilamina, kalsium klorida dan asam dan
basa encer, acetone, isobutanol, dll.

9. Corrosive
Bahan kimia yang dilabeli dengan simbol corrosive ini artinya dapat merusak
jaringan pada tubuh manusia apabila terjadi kontak langsung. Umumnya, dampak
buruk yang timbul apabila terkena baha ini adalah kulit mengelupas, iritasi, dan
memar. Simbol corrosive ini diilustrasikan dengan gambar tangan dan benda persegi
panjang yang terkikis oleh cairan korosif. Sebagai contoh bahan kimia yang bersifat
korosif adalah asam klorida, asam sulfat pekat, dan lain sebagainya.

10. Dangerous for the Environment


Jika bahan kimia ini dibuang secara bebas ke alam, maka dapat merusak
organisme dan mikroorganisme yang ada. Lambang dari peringatan ini digambarkan
dengan pohon kering dan ikan mati. Atau biasanya juga disimbolkan dengan huruf N.
Sebagai contoh bahan kimia yang termasuk "dangerous for the environment" adalah
limbah, tributil timah klorida, tetraklorometan, dan petroleum hidrokarbon.

11. Gas under Pressure


Simbol ini diilustrasikan menyerupai tabung gas. Simbol gas under pressure
ini digunakan untuk memberi sinyal bagi orang disekitarnya bahwa gas yang
terkandung dalam tabung tersebut mengandung zat berbahaya.. Sebagai contoh dari
bahan kimia yang termasuk "gas under pressure" adalah gas acetylene.

12. Generic Caution


Simbol ini diilustrasikan dengan tanda seru berwarna hitam dalam bentuk
segitiga yang menggunakan latar warna kuning atau oranye. Simbol ini menunjukan
adanya peringatan secara umum dan menyeluruh pada berbagai situasi pekerjaan
seperti di lingkungan laboratorium atau pabrik. Karena pada umumnya bahan kimia
mengandung efek samping yang tidak bagus bagi manusia dan alam, sehingga untuk
menghindari bahaya tersebut perlu dilabeli dengan simbol generic caution ini.

13. Carcinogen, and Hazardous to the Ozone Layer


Carcinogen adalah zat atau bahan kimia tersebut mampu menyebabkan
penyakit kanker dan merusak DNA pada tubuh manusia jika terpapar secara
terus-menerus. Contoh bahan kimia yang wajib diwaspadai pada kategori ini adalah
asbestos, benzena, klorida, vinyl, warfarin, dan roaccutane. Simbol ini juga digunakan
untuk melabeli bahan kimia yang mampu merusak lapisan ozon. Dan tentu saja hal
tersebut akan merugikan manusia dan juga lingkungan.

5. Sikap Ilmiah
● Dapat membedakan opini dan fakta
● Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan berani mencoba
● Jujur terhadap fakta
● Terbuka dan fleksibel
● Peduli terhadap lingkungan
● Teliti

C. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan saat penelitian membuat larutan dari bahan padat
dan cair, antara lain :
● Gelas kimia
● Garam NaCL
● Labu ukur
● Pipet gondok
● Corong plastic
● Cairan sirup merah
● Timbangan neraca
● Botol semprot
● Air aquades
● Pipet
● Gelas arloji
● Karet penghisap

D. Cara Kerja
➢ Membuat larutan dari bahan padat (NaCl) :
a. Timbang garam NaCl sebanyak 2 gram
b. Larutkan dengan aquades
c. Tuang ke dalam labu takar
d. Tambah aquades sampai garis batas
e. Kocok
➢ Membuat larutan dari bahan cair (sirup merah)
a. Ambil bahan cair sebanyak 10 ml
b. Masukkan ke dalam labu ukur
c. Tambah aquades sampai garis batas
d. Kocok

E. Hasil
Dari hasil penelitian tersebut dapat kita lihat bahwa terjadi perbedaan warna
antara larutan dari bahan padat dengan larutan dari bahan cair. Saat bahan padat
(garam NaCl) dicampurkan dengan air aquades dalam labu ukur. Lalu, saat dikocok
larutan tersebut tidak terjadi perubahan warna dan butiran-butiran garam tersebut
hilang (larut). Ternyata hal tersebut dapat terjadi dikarenakan garam termasuk ke
dalam campuran homogen yang memiliki sifat mudah larut sehingga penyusunnya
tidak dapat dibedakan.
Sedangkan ketika bahan cair (cairan sirup merah) dicampurkan dengan air
aquades dalam labu ukur. Saat dikocok terjadi perubahan warna yaitu dari jernih
menjadi warna merah muda. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan cairan sirup merah
termasuk ke dalam campuran heterogen yang mana penyusunnya bisa dibedakan dan
dapat dilihat secara kasat mata. Jadi, dapat kita lihat bahwa terjadi perubahan warna
pada larutan yang mana ketika aquades dicampurkan dengan bahan padat (garam
NaCl) maka tidak terjadi perubahan warna, sedangkan jika aquades dicampurkan
dengan bahan cair (cairan sirup merah) dapat kita lihat bahwa terjadi perubahan warna
pada larutan tersebut, yang awalnya bening menjadi keruh atau berwarna merah
muda.

F. Pembahasan
Pertama-tama timbang gelas arloji dengan timbangan neraca. Lalu, timbang
garam NaCl sebanyak 2 gram. Setelah itu, tuangkan garam tersebut ke dalam gelas
kimia. Lalu, larutkan dengan aquades. Kemudian, tuang larutan tersebut ke dalam
labu tabur. Tambahkan aquades hingga garis batas. Kemudian kocok hingga garam
tersebut larut. Setelah garam tersebut larut buang larutan garam NaCl tersebut.
Pertama-tama ambil cairan sirup merah. Tuangkan cairan tersebut ke dalam
labu ukur dengan menggunakan corong agar tidak tumpah. Lalu, tambahkan aquades
hingga garis batas. Kemudian, kocok hingga cairan dan aquades tercampur rata.
Setelah itu, buang larutan cairan sirup merah tersebut.
Setelah melakukan percobaan tersebut dapat kami simpulkan bahwa terjadi
perbedaan warna antara larutan dari bahan cair dengan larutan dari bahan padat. Yang
mana larutan dari bahan cairan sirup merah terjadi perubahan warna yang awalnya
jernih menjadi warna merah muda. Sedangkan larutan dari bahan garam NaCl tidak
terjadi perubahan warna dikarenakan garam tersebut larut sehingga warnanya tidak
mengalami perubahan.

G. Kesimpulan
Dari eksperimen tersebut, dapat kami simpulkan bahwa terjadi perbedaan
warna pada larutan dari bahan cair dengan larutan dari bahan padat. Ketika aquades
dicampurkan dengan bahan padat (garam NaCl) maka tidak terjadi perubahan warna,
sedangkan jika aquades dicampurkan dengan bahan cair (cairan sirup merah) dapat
kita lihat bahwa terjadi perubahan warna pada larutan tersebut, yang awalnya bening
menjadi keruh atau berwarna merah muda.

H. Daftar Pustaka
https://www.pengadaanbarang.co.id/2021/04/simbol-bahan-kimia.html
https://www.ruangguru.com/blog/konsep-metode-ilmiah-pengertian-dan-langkah-lang
kah

Anda mungkin juga menyukai