Anda di halaman 1dari 6

Implementasi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila di Madrasah

Oleh: Windha Tunggara

Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor


56/M/2022, tentang pedoman penerapan kurikulum dalam rangka pemulihan
pembelajaran memuat prinsip pembelajaran sebagai berikut, yakni: 1)
pembelajaran dirancang dengan mempertimbangkan tahap perkembangan dan
tingkat pencapaian peserta didik saat ini, sesuai dengan kebutuhan belajar. Serta
mencerminkan karakteristik dan perkembangan peserta didik yang beragam
sehingga pembelajaran menjadi bermakna dan menyenangkan; 2) pembelajaran
dirancang dan dilaksanakan untuk membangun kapasitas untuk menjadi
pembelajar sepanjang hayat; 3) proses pembelajaran mendukung perkembangan
kompetensi dan karakter peserta didik secara holistic; 4) pembelajaran yang
relevan yaitu pembelajaran yang dirancang sesuai konteks, lingkungan, dan
budaya peserta didik, serta melibatkan orang tua dan komunitas sebagai mitra; dan
5) pembelajaran berorientasi pada masa depan yang berkelanjutan.

Implementasi kurikulum merdeka menjadikan angin segar dalam dunia


pendidikan di Indonesia. Implementasi kurikulum merdeka yang digagas oleh
Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan teknologi, Nadiem Makarim,
diharapkan membawa perubahan yang signifikan untuk sistem pendidikan
Indonesia yang oleh beberapa pengamat dan pelaku pendidikan menjadi sebuah
harapan baru untuk peningkatan mutu pendidikan di Indonesia pasca pandemi
covid 19.

Ada beberapa aspek mendasar yang menjadi perubahan antara kurikulum


2013 dengan kurikulum merdeka. Salah satunya adalah perubahan paradigma
proses pembelajaran yang dilakukan oleh satuan pendidikan. Satuan pendidikan
diberikan kebebasan untuk menentukan alokasi waktu capaian pembelajaran.
Setiap satuan pendidikan diberikan keleluasan untuk mengelola sistem
pembelajaran, struktur kurikulum, dan muatan kurikulum melalui kurikulum
opersional madrasah.

Panduan pengimplementasian ini tercantum dalam Kepmendikbudristek


Nomor 56 tahun 2022 tentang Pedoman Penerapan Kurikulum dalam Rangka
Pemulihan Pembelajaran, kemudian disusul oleh Kementerian Agama yang
mengeluarkan KMA 347 tahun 2022 tentang Pedoman Implementasi Kurikulum
Merdeka pada Madrasah. Keputusan tersebut dikenal dengan pedoman kurikulum
merdeka (dulu disebut kurikulum prototype). Hadirnya keputusan tersebut dalam
rangka pemulihan ketertinggalan pembelajaran (learning loss) yang terjadi dalam
kondisi khusus.

Struktur kurikulum di Madrasah Aliyah dalam kurikulum merdeka


mengalami perubahan yang signifikan. Perubahan tersebut karena ada dua bagian
pokok yang berbeda dari kurikulum sebelumnya yaitu adanya pembagian kegiatan
intrakurikuler dan projek penguatan profil pelajar pancasila. Prosentase
pembagian alokasi waktu untuk dua aspek tersebut diatur oleh pemerintah dengan
prosentase untuk kegiatan intrakurikuler sebesar 70% s.d. 80% dan projek
penguatan profil pelajar pancasila 20% s.d. 30% dari jumlah total jam
pembelajaran selama satu tahun.

Alokasi waktu untuk kegiatan intrakurikuler dan projek penguatan profil


pelajar pancasila merupakan sebuah kesatuan dan tidak terpisahkan untuk
pencapaian proses pembelajaran di madrasah. Pada dasarnya jumlah jam
akumulatif dalam kurikulum merdeka dan kurikulum 2013 sama. Dalam
kurikulum 2013 jumlah jam perpekan adalah 53 Jam Pelajaran, sedangkan dalam
kurikulum merdeka apabila disatukan antara jam intrakurikuler dan penguatan
profil pelajar pancasila adalah sama saja tidak ada pengurangan. Tetapi dalam
prosesnya kurikulum merdeka memberikan keleluasaan untuk satuan pendidikan
dalam mengatur alokasi waktu tersebut terutama dalam pengaturan jam penguatan
profil pelajar pancasila melalui dua sistem yaitu regular dan sistem blok.
Lantas bagaimana penerapan pengelolaan projek penguatan pelajar
pancasila di madrasah? Sesuai panduan penerapan projek penguatan pelajr
pancasila ada 13 langkah yang harus dilakukan oleh madrasah, yaitu:

1. Merancang Alokasi Waktu, Pada awal tahun pelajaran, madrasah dipimpin


oleh kepala madrasah melakukan proses analisis untuk pengalokasian
waktu dan pengintegrasian jam untuk implementasi P5 di madrasah.
Pengalokasian tersebut bisa dialokasian melalui kegiatan harian,
mingguan, bulanan, semesteran, maupun tahunan. Kegiatan tersebut
dirancang dan disesuaikan dengan karakteristik madrasah.
2. Pembentukan Tim Fasilitasi Projek, Kepala Madrasah membentuk tim
pengelolaan P5 dengan rincian tugas yang harus dilakukan. Pokok-pokok
rincian tugas tim fasilitasi ini diantaranya memuat perencanaan projek,
pembuatan modul, pengelolaan projek, dan pendampingan peserta didik
dalam pelaksanaan projek. Tim fasilitasi terdiri atas 1) Koordinator projek;
2) Tim Guru (Fasilitator); dan Tim BK. Semua tim tersebut di SK-kan
oleh kepala madrasah. Dalam tataran implementasi tim diperkenankan
untuk bekerjasama dengan pihak luar dari kalangan profesional sebagai
narasumber, lembaga pemerintah atau swasta.
3. Identifikasi Tahap Kesiapan Madrasah, Setelah terbentuk tim pengelola
projek, tim melakukan analisis konteks tentang kesiapan madrasah dalam
melaksanakan projek.
4. Pemilihan Tema Umum, Panduan yang dikeluarkan oleh pemerintah
dalam Keputusan BSKAP Nomor 009/H/KR/2022 menyajikan tema-tema
umum yang bias digunakan madrasah dalam pelaksanaan projek. Untuk
tingkat SMA/SMK terdapat 9 tema umum. untuk tema 8-9 khusus untuk
SMK. Beban untuk SMP-SMA wajib menyelesaikan 3 tema dalam 1
tahun. Penentuan dan pengalokasian waktu untuk pelaksanaan tema-tema
tersebut harus dijabarkan ke dalam topik yang diseuaikan dengan kondisi
dan kalender belajar di madrasah. Pertimbangan penentuan tema haruslah
didasarkan pada kesiapan sekolah dan guru di madrasah. Pelaksanaan di
madrasah dilakukan sepanjang waktu untuk penanaman etos kerja dan
sikap kerja dalam peserta didik. Isu dan topic yang diangkat isu yang
sedang hangat terjadi dan menjadi fokus pembahasan atau prioritas di
madrasah. Pemilihan tema dilaksanakan melalui pemilihan tema yang
belum dilakukan di tahun sebelumnya dan dapat mengulang siklus semua
tema yang sudah dipilih.
5. Penentuan Topik Spesifik, Madrasah menentukan topik dan yang sesuai
dengan kebutuhan dan dimensi P5 yang dikembangkan sesuai dengan fase
yang ada.
6. Melaksanakan Asesmen Diagnostik, Asesmen diagnostik dilakukan pada
awal perencanaan projek (identifikasi kesiapan madrasah), jika madrasah
membuat dan menyusun modul projek secara mandiri. Sedangkan
menggunakan modul projek yang sudah ada asesmen dilakukan dengan
rubrik, observasi, kuisioner, refleksi, atau esai.
7. Pemilihan Elemen dan Subelemen Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila, Tema yang sudah dipilih dalam dimensi profil pelajar pancasila,
kemudian dijabarkan melalui elemen dan subelemen projek dengan
harapan ada capaian diakhir fase.
8. Perencanaan Asesmen Formatif dan Sumatif, Asesmen formatif dilakukan
oleh guru secara berkala, berkelanjutan selama pelaksanaan projek.
Asesmen formatif dilakukan melaui rubric, umpan balik (dari guru dan
sesame peserta didik) baik secara lisan maupun tertulis, observasi, diskusi,
presentasi, jurnal, refleksi, dan esai. Fokus asesmen formatif bukan untuk
hasil berupa nilai kognitif tetapi karakter yang dihasilkan melalui
perubahan sikap positif dari peserta pelaksana projek. Asesmen sumatif
dilakukan pada akhir projek. Asesmen dilakukan untuk mengukur apakah
peserta didik sudah mengembangkan kompetensi dari subelemen, elemen,
atau dimensi profil pelajar pancasila sesuai fase yang dituju. Bentuk
instrument yang digunakan bisa berupa rubrik, presentasi, poster, diorama,
produk teknologi atau seni, esai, kolase, dan drama.
9. Eksplorasi dan Pengembangan, Guru dan tim fasilitasi bekerjasama
membuat alur projek menggunakan struktur aktivitas yang disepakati
bersama. Hal-hal yang sudah ditentukan dalam tahap merancang projek,
disusun sesuai alur dengan menambahkan strategi-strategi pembelajaran,
alat ajar, dan narasumber yang dibutuhkan untuk pengembangan dan
pendalaman dimensi. Penjabaran didokumentasikan dalam modul projek
yang memuat informasi umum, komponen inti dan lampiran. Secara
umum modul projek tidak berbeda dengan modul pembelajaran.
10. Pelaksanaan Projek, Guru melakukan kolaborasi untuk memonitoring
pelaksanaan projek. Strategi yang digunakan bisa memulai dari
pertanyaan-pertanyaan pemantik atau dengan cara menyajikan
permaslahan-permaslahan autentik.
11. Pelaksanaan Asesmen dan Perayaan Projek, Madrasah/guru melakukan
asesmen formatif dan sumatif dengan menggunakan rubrik yang telah
dirancang sebelumnya. Pelaksanaan assesmen dilaksanakan setelah peserta
didik menyelesaikan satu tema projek. Setelah itu perlu dirayakan dengan
cara-cara agar peserta didik memiliki antusiasme dalam melakukan projek-
projek berikutnya.
12. Menetukan Pengolahan asesmen dan pelaporan projek, Madrasah
mengolah hasil asesmen kemudian dituangkan dalam rapor projek. Rapor
projek ini harus sudah dirancang pada tahap perencanaan sebelumnya. Isi
rapor tersebut memuat gambaran pencapaian peserta didik terhadap
dimensi, komponen dan subkomponen dari profil pelajar pancasila secara
kualitatif. Misalnya BB=Belum Berkembang, MB=Mulai Berkembang,
BSH+Berkembang sesuai harapan, dan SB=Sangat Berkembang. Rapor
dibuat terpisah dengan raport capaian pembelajaran penilaian
intrakurikuler.
13. Evaluasi dan tindak lanjut, Madrasah melakukan evaluasi terhadap
pelaksanaan projek dengan prinsip menyeluruh, fokus kepada proses,
beragam, jenis asessmen yang bervariasi, dan melibatkan peserta didik.

Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar pancasila tidak berkaitan


dengan capaian pembelajaran dan mata pelajaran tertentu. Projek ini tidak berada
dalam struktur intrakurikuler yang terkait dengan berbagai skema formal
pengaturan mata pelajaran peserta didik. Oleh karenanya projek profil ini
memiliki area eksplorasi yang luas dari segi jangkauan materi peserta didik,
alokasi waktu, dan penyesuaian dengan tujuan pembelajaran. Namun demikian,
diharapkan pada perencanaan dan pelaksanaannya, pendidik tetap dapat
merancang kegiatan projek profil secara sistematis dan terstruktur agar dapat
memudahkan pelaksanaannya.

Pustaka Rujukan

Kementerian Agama yang mengeluarkan KMA 347 tahun 2022 tentang Pedoman
Implementasi Kurikulum Merdeka pada Madrasah.

Kepmendikbudristek Nomor 56 tahun 2022 tentang Pedoman Penerapan


Kurikulum dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran,

Keputusan BSKAP Nomor 009/H/KR/2022, tentang Dimensi, Elemen, Dan Sub


elemen Profil Pelajar Pancasila Pada Kurikulum Merdeka

https://www.kompas.com/edu/read/2022/10/04/141350371/di-kurikulum-
merdeka-ini-5-prinsip-pembelajarannya.

Anda mungkin juga menyukai