Oleh:
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
RINGKASAN SUBPROPOSAL
Globalisasi telah mendorong masyarakat menggunakan smartphone dalam kehidupan
sehari-hari, termasuk dengan warga Desa Jatimulyo. Namun, penggunaan smartphone dalam
kehidupan sehari-hari belum maksimal dan hanya sebatas untuk komunikasi. Selain itu,
sebagian besar warga di desa tersebut masih tertinggal dalam pengelolaan lingkungan, terutama
pada pengelolaan sampah yang masih menerapkan paradigma KAB (Kumpul – Angkut –
Buang). Akibatnya, sampah tersebut terus menumpuk di TPA Piyungan Yogyakarta yang
digunakan sebagai Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST). Sampah yang masuk ke
TPST mencapai 630-650 ton per hari sehingga kondisi TPST telah melebihi kapasitas
penampungan sampah dan penerapan sanitary landfill (metode penimbunan) tidak tepat karena
sampah tidak akan hilang dan menumpuk. Permasalahan sampah tersebut menyebabkan air
lindi mengalir ke pemukiman warga, lahan pertanian terkena dampak longsoran saat musim
hujan, dan warga sekitar rawan terkena penyakit berbahaya. Oleh karena itu, pemerintah
Kabupaten Bantul menginstruksikan tiap desa memiliki sistem pengelolaan sampah sehingga
tidak perlu membuang ke TPST Piyungan.
Sebagian besar warga Desa Jatimulyo bekerja sebagai petani, buruh tani, pengrajin, dan
peternak. Desa Jatimulyo belum terdapat bank sampah yang terkelola dan upaya pengolahan
sampahnya masih belum maksimal. Selain itu, pengetahuan warga tentang pemilahan sampah
organik dan anorganik masih minim sehingga sampah tersebut langsung diangkut ke TPA tanpa
dipilah dahulu. Namun, terdapat beberapa warga yang menjual sampah anorganik berupa
limbah plastik ke pengepul. Sampah organik seperti daun juga hanya dibakar oleh warga
sehingga menimbulkan pencemaran udara.
Melihat banyaknya warga Desa Jatimulyo yang telah melek digital dan permasalahan
sampah yang ada, diperlukan sebuah inovasi program aplikasi rumah sampah digital yang
bernama "RUMPI" yang juga dapat menjadi keunggulan desa tersebut. Aplikasi ini berjalan
dengan sistem menabung sampah yang dapat ditukar dengan poin sehingga menguntungkan
masyarakat serta lingkungan. Selain itu, aplikasi tersebut juga dapat menjadi keunggulan dari
Desa Jatimulyo karena mengedepankan ciri khas desa tersebut. Aplikasi ini dapat memonitor
suatu pengelolaan sampah dengan langkah yang tepat dengan tujuan memberdayakan
pemahaman masyarakat mengenai pentingnya mengelola sampah, memberi motivasi kepada
masyarakat Desa Jatimulyo untuk memanfaatkan sampah, dan memanfaatkan potensi limbah
sampah untuk meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Jatimulyo.
vi
I. JUDUL
Deklinasi Penumpukan Sampah Berbasis Aplikasi serta Pengolahan Pupuk Kompos dan
Sabun sebagai Upaya Peningkatan Perekonomian Masyarakat di Desa Jatimulyo, Bantul.
Desa Jatimulyo merupakan salah satu desa di Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul, DIY.
Desa Jatimulyo mempunyai luas wilayah 8.910.305 hektare dan jumlah penduduk 6.951 jiwa
dengan kepala keluarga sebanyak 2.269. Globalisasi telah mendorong masyarakat
menggunakan smartphone dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dengan warga Desa
Jatimulyo. Hampir setiap rumah sudah menggunakan smartphone. Namun, penggunaan
smartphone dalam kehidupan sehari-hari belum maksimal dan hanya sebatas untuk komunikasi.
Selain itu, sebagian besar warga di desa tersebut masih tertinggal dalam pengelolaan
lingkungan, terutama pada pengelolaan sampah yang masih menerapkan paradigma KAB
(Kumpul – Angkut – Buang). Akibatnya, TPA dituntut mampu menerima sampah dalam jumlah
yang banyak dan semakin bertambah tanpa proses pengolahan. Hal inilah yang menjadi sebab
terjadi kondisi kegagalan TPA karena TPA tidak mampu menampung sampah maupun
mengatasi dampak pencemaran (Febriyanto dkk., 2017). Persoalan sampah tersebut masih
menjadi permasalahan di banyak daerah, tidak terkecuali di daerah Bantul dan sekitarnya.
Menurut Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral di DIY,
sistem pengelolaan persampahan di Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, dan Kabupaten
Bantul secara bersama-sama menggunakan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan
sebagai Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST). Berdasarkan data dari UPT Pengelola
TPST Piyungan, sampah rumah tangga yang masuk ke TPST Piyungan mencapai 630-650 ton
per hari. Permasalahan tersebut menjadi permasalahan kompleks dan penting sehingga harus
diselesaikan secara serius dengan kerja sama semua pihak termasuk masyarakat dan
pemerintah. Pemerintah Kabupaten Bantul menginstruksikan setiap desa memiliki sistem
pengelolaan sampah guna menangani persoalan sampah pada level desa tersebut sehingga tidak
perlu membuang sampah ke TPST Piyungan.
Desa Jatimulyo masih berkutat dengan permasalahan sampah sama seperti daerah lain di
Bantul. Menurut Kepala Desa Jatimulyo, belum ada bank sampah desa yang terkelola untuk
menampung sampah warga. Dinas Lingkungan Hidup sudah sering memberikan penyuluhan ke
desa untuk membuat bank sampah di setiap dusun tetapi dana desa masih belum mencukupi.
Selain itu, belum ada upaya pengolahan limbah atau sampah rumah tangga oleh warga Desa
1
Jatimulyo. Sampah biasanya langsung diangkut untuk dibuang ke TPA. Pembuangan sampah
langsung ke TPA akan semakin menambah volume sampah yang menumpuk di TPST
Piyungan. Limbah minyak goreng yang dihasilkan oleh setiap rumah tangga juga belum
dikelola dengan baik. Warga hanya membuang limbah minyak goreng secara sembarangan,
padahal limbah minyak dapat mencemari air seiring dengan meningkatnya kadar Chemical
Oxygen Demind (COD) dan Biological Oxygen Demind (BOD) dan jika dibuang ke tanah akan
menutup pori-pori tanah. Untuk mengatasi masalah limbah minyak tersebut dapat dibuat
biodiesel atau sabun cuci tangan (Astuti dkk., 2021). Selain itu, pengetahuan warga mengenai
pemilahan sampah juga masih minim. Beberapa warga sesekali menjual sampah plastiknya ke
pengepul di daerah tersebut tetapi warga belum terbiasa untuk memilah sampah organik dan
anorganik. Sampah-sampah organik seperti daun biasanya hanya dibakar oleh warga.
Pembakaran sampah organik tidak efektif karena menyebabkan polusi udara. Kondisi tersebut
belum ideal untuk mengatasi masalah sampah seperti yang sudah diuraikan di atas.
Melihat banyaknya warga Desa Jatimulyo yang telah melek digital dan permasalahan
sampah yang ada, diperlukan suatu inovasi program untuk meningkatkan pengelolaan sampah
agar lebih berguna dan efektif. Oleh karena itu, dibuat suatu program sebagai wadah pengolahan
yang inovatif, sederhana, dan berkelanjutan dengan nama “RUMPI”. Selain itu, RUMPI
merupakan nama aplikasi yang akan digunakan sebagai sarana pengurangan penumpukan
sampah berbasis digital. Aplikasi ini juga dapat menjadi keunggulan dari Desa Jatimulyo karena
mengedepankan ciri khas desa tersebut dengan memberdayakan perwakilan karang taruna dari
masing-masing dusun sebagai sasaran utama dalam pengelolaannya. Pengelolaan sampah dapat
meningkatkan ekonomi masyarakat yang berujung pada pengentasan kemiskinan sesuai dengan
Sustainable Development Goals. Pemanfaatan sampah organik menjadi kompos dapat
meningkatkan pertanian yang berujung pada ketahanan pangan dan gizi baik serta tercapainya
kehidupan yang sehat dan sejahtera. Pengelolaan limbah minyak goreng menjadi sabun juga
diharapkan dapat mengatasi pencemaran lingkungan.
1. Merumuskan dengan jelas permasalahan yang akan diselesaikan mengacu pada topik
kegiatan yang dipilih
Masyarakat Desa Jatimulyo sudah menggunakan smartphone dalam kehidupan sehari-
hari. Namun, penggunaan smartphone belum maksimal dan hanya sebatas untuk
komunikasi. Tidak hanya itu, masyarakat Desa Jatimulyo juga masih bergelut dengan
2
permasalahan sampah. Hal ini, dikarenakan warga Desa Jatimulyo belum paham tentang
pemilahan sampah dan belum sepenuhnya mendapatkan fasilitas untuk mengelola sampah.
Sampah organik maupun anorganik langsung disalurkan ke TPA tanpa dipilah terlebih
dahulu, bahkan ada warga yang sampai melakukan pembakaran sampah karena terlalu
menumpuk. Akibatnya, pembakaran menghasilkan polusi udara, padahal sampah tersebut
apabila dikelola dengan benar dapat menjadi barang yang bermanfaat, ramah lingkungan,
dan meningkatkan ekonomi masyarakat.
a. Apa langkah yang tepat untuk membantu masyarakat agar sadar dan peduli terhadap
sampah?
b. Program apa yang dapat diterapkan agar masyarakat dapat dengan mudah mengelola
sampah?
c. Apakah ada inovasi untuk mengalokasikan sampah sekaligus membantu perekonomian
masyarakat?
2. Menguraikan semua solusi yang direncanakan untuk menyelesaikan permasalahan
Hasil dari program RUMPI di Desa Jatimulyo berupa aplikasi Rumah Sampah Digital
hadir sebagai program pengabdian kepada masyarakat, khususnya Desa Jatimulyo.
Program ini menjadi solusi mengenai permasalahan sampah di Desa Jatimulyo yang
sampai saat ini belum teratasi. Rumah Sampah Digital mengakomodasi timbunan sampah
masyarakat di Desa Jatimulyo kemudian mengolahnya menjadi hal yang bermanfaat.
Sampah organik dapat diolah menjadi produk pupuk kompos dan olahan sabun sedangkan
sampah anorganik dapat dijual kembali yang bernilai ekonomis. Dihadirkannya program
ini menjadi solusi agar masyarakat tidak lagi membakar sampah. Selain itu, Rumah
Sampah Digital juga membantu masyarakat untuk mengelola sampah dan meningkatkan
kemampuan ekonomi masyarakat yang berujung pada pengentasan kemiskinan. Adanya
sistem poin dalam aplikasi RUMPI dapat ditukarkan menjadi sembako, sabun hasil
pengolahan ibu-ibu PKK, dan kompos hasil olahan dari bapak-bapak perwakilan tiap
dusun. Selain itu, produk yang dihasilkan dapat dipasarkan ke masyarakat luas. Dengan
demikian, sistem ini dapat memberikan profit atau keuntungan bagi pengguna aplikasi
RUMPI yang menyetorkan sampah ke bank sampah digital dan meningkatkan
perekonomian warga. Hal ini juga akan memberikan motivasi lebih kepada warga untuk
melanjutkan program ini secara berkelanjutan.
3. Pengambilan keputusan bersama sasaran
Hasil yang diperoleh dari diskusi TIM PPK bersama Kepala Desa adalah Rumah
3
Sampah Digital ditargetkan menjadi solusi dalam mengatasi permasalahan sampah dan
lingkungan di Desa Jatimulyo. Sasaran program ini nantinya akan mengajak seluruh
masyarakat desa untuk turut kontribusi dalam agenda RUMPI dimana bapak-bapak sebagai
pengolah sampah organik, ibu-ibu PKK sebagai pengolah limbah minyak jelantah, dan
karang taruna sebagai pengelola aplikasi RUMPI. Adanya program ini diharapkan
masyarakat memiliki kesadaran tentang pentingnya pengelolaan dan memahami
pengolahan sampah lingkungan secara berkelanjutan dengan cara yang benar. Dengan
demikian, program ini akan membentuk masyarakat yang kreatif, terlatih, terampil, dan
mandiri dalam mengatasi permasalahan sampah lingkungan.
IV. TUJUAN
4
V. INDIKATOR KEBERHASILAN PROGRAM
5
VI. LUARAN YANG DIHARAPKAN
A. Luaran Wajib
B. Luaran Tambahan
1. Terciptanya sebuah inovasi berupa aplikasi sampah digital yang diharapkan dapat
membantu masyarakat dalam mengelola dan memanfaatkan sampah di Desa
Jatimulyo;
2. Terciptanya produk hasil olahan sampah, yaitu pupuk kompos dan sabun untuk
menunjang perekonomian masyarakat Desa Jatimulyo; dan
3. Publikasi program di media sejak dimulai sebagai salah satu bagian dari strategi
branding dan pemasaran.
VII. MANFAAT
6
5. Dengan adanya program Rumah Sampah Digital ini limbah sampah di Desa Jatimulyo
menjadi berkurang.
Dari hasil survei yang dilakukan didapatkan masalah di Desa Jatimulyo yaitu belum
memiliki Bank Sampah Desa yang memadai dalam mengelola sampah dan menyebabkan
masalah lingkungan. Oleh karena itu, masalah sampah dapat diatasi dengan pengolahan
sampah berbasis aplikasi digital dengan sistem menabung poin sehingga dapat ditukar
dengan sembako. Sampah yang telat terkumpul dapat diolah menjadi produk yang
memiliki nilai jual yaitu minyak jelantah yang diolah menjadi sabun dan sampah organik
yang diolah menjadi kompos (masyarakat Desa Jatimulyo 1200 orang berprofesi sebagai
petani) guna menaikkan taraf ekonomi.
B. Khalayak Sasaran
Sasaran utama kami adalah semua warga Desa Jatimulyo melalui struktur kepengurusan
yang berbeda-beda. Struktur kepengurusan utama yang menangani aplikasi Rumah
Sampah Digital adalah karang taruna di setiap dusun. Selain itu, pengolahan limbah minyak
jelantah dikelola oleh ibu-ibu PKK, sedangkan pengolahan kompos dikelola oleh
perwakilan bapak-bapak dari setiap dusun. Dengan struktur kepengurusan ini, diharapkan
dapat dilanjutkan oleh masyarakat agar dapat memahami maksud dan tujuan dari program
yang akan dilaksanakan.
7
C. Rencana Bentuk Intervensi
D. Kemitraan
Mitra dari kegiatan Rumah Sampah Digital yaitu perangkat Desa Jatimulyo, ibu-ibu
PKK, bapak-bapak, dan karang taruna yang merupakan wakil dari masing-masing dusun.
Telah terbentuk kemitraan dengan pihak ketiga yaitu pengepul sampah daur ulang (botol
plastik, kaleng, kaca, dan kertas) di Jambidan, Banguntapan, Bantul. Selanjutnya akan
dibentuk kemitraan dengan distributor produk sabun dan kompos yang telah diproduksi.
E. Indikator Keberhasilan
Keberhasilan program dinilai dari kemampuan masyarakat yang mulai memilah sampah
dari rumah masing-masing serta kelembagaan masyarakat yang telah dibuat dapat
menjalankan Rumah Sampah Digital secara mandiri dan berkelanjutan. Selain itu, juga
dinilai dari optimalisasi pemanfaatan sampah organik dengan memproduksi kompos serta
pemilahan sampah anorganik guna meningkatkan taraf ekonomi masyarakat serta menjaga
kebersihan lingkungan sekitar.
F. Pelaksanaan Program
9
9. Pelatihan pemasaran produk
Pelatihan pemasaran produk hasil olahan limbah yang telah dikemas oleh masyarakat
agar menghasilkan profit.
Pemerintah lokal ikut serta mendukung program dengan menyetujui program yang akan
dilaksanakan, memberikan data-data yang diperlukan, dan ikut serta membantu
pelaksanaan program. Pemerintah lokal juga telah menyediakan lokasi yang nantinya
digunakan untuk mendirikan Rumah Sampah Digital.
Pembinaan kelompok sasaran yaitu masyarakat setempat dalam memilah sampah dari
rumah masing-masing, kelembagaan yang telah dibuat dalam Rumah Sampah Digital, ibu-
ibu PKK sebagai pengolah limbah minyak jelantah, dan bapak-bapak sebagai pengolah
sampah organik. Segala pembinaan dilakukan dengan melakukan sosialisasi dan pelatihan-
pelatihan.
Monitoring dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perubahan yang berarti pada
mitra setelah program dilaksanakan. Diharapkan masyarakat dan pengurus kelembagaan
dapat menerapkan ilmu yang telah didapat dalam aktivitas sehari-hari. Evaluasi dilakukan
untuk mengetahui apa saja yang perlu ditindaklanjuti dari program sehingga dapat
berkelanjutan. Evaluasi dilakukan agar Rumah Sampah Digital dapat terus menjaga
kebermanfaatan program bagi masyarakat dalam jangka panjang.
J. Lokakarya Hasil
Lokakarya hasil dilakukan setelah semua program berjalan dengan baik dan
berkelanjutan serta mampu menghasilkan produk-produk yang diharapkan. Tahap ini
dilakukan dengan mengenalkan produk kompos secara online melalui media sosial dan
mengadakan pertemuan dengan stakeholder terkait untuk diseminasi program.
K. Audiensi
Setelah lolos penandaan, dilakukan audensi kepada stakeholder tentang pendanaan yang
telah diberikan, penjelasan program yang akan dilaksanakan, dan perincian tentang hal-hal
yang diperlukan
10
L. Mengolah Data dan Pelaporan
N. Pemutakhiran Data
11
Keterangan:
Adityaning Nurul Tri Chandra AN Ridho Maulana Asrofi RM
Berliant Salsabila Julieta BS Sania Rizka Ramadhani SR
Hilma Fadiya Subekti HF Shabrina Amalia SA
Muhammad Luthfi Arya Widagdo ML Shalsabila Nur Halizah SN
Nabil Muhyiddin NM Tri Irfan Faulana TI
Nafisa Dian Anfusana ND Yasmeen Afifah YA
Nandito Fatoni Amri NF
X. RANCANGAN BIAYA
Tabel 3. Rancangan Biaya
12
LAMPIRAN
13
14
15
16
17
Lampiran 2. Surat Pernyataan Kesediaan Kerjasama dengan Desa Binaan
18
Lampiran 3. Surat Pernyataan Ketua Tim Pelaksana PPK Ormawa
19
Lampiran 4. Denah lokasi kegiatan
20
Gambar 4. Peta Desa Jatimulyo
21
Lampiran 5. Skema Program
22
Lampiran 6. Rincian Rancangan Biaya
Tabel 4. Rincian Rancangan Biaya
PEMBELIAN BAHAN HABIS PAKAI
Deskripsi Justifikasi Harga/Unit Jumlah Satuan Total Harga
Pengadaan Untuk
design grafis pembuatan
Rp500,000.00 2 Paket Rp1,000,000.00
(ikon, aplikasi
illustrasi) RUMPI
Untuk
Playstore dan pembuatan
Rp2,000,000.00 1 Buah Rp2,000,000.00
Appstore aplikasi
RUMPI
Untuk
pembuatan
Hosting Rp1,500,000.00 6 Bulan Rp9,000,000.00
aplikasi
RUMPI
Tempat
Bagor pengumpulan Rp2,000.00 500 Pcs Rp1,000,000.00
sampah
Untuk
Timbangan menimbang
Rp800,000.00 1 Buah Rp800,000.00
duduk sampah yang
dikumpulkan
Untuk
Papan nama
keperluan
sekretariat Rp500,000.00 1 Buah Rp500,000.00
kesekretariatan
kelembagaan
bank sampah
Untuk
menyerap
Karbon aktif kotoran daun Rp20,000.00 10 kg Rp200,000.00
bau minyak
jelantah
Untuk pewangi
Fragrance oil Rp280,000.00 8 Liter Rp2,240,000.00
sabun
Untuk
Cetakan sabun memberi Rp40,000.00 8 Buah Rp320,000.00
bentuk sabun
Untuk tempat
pengolahan
Ember Rp25,000.00 5 Buah Rp125,000.00
minyak
menjadi sabun
Untuk
mengaduk saat
Centong Rp25,000.00 5 Buah Rp125,000.00
pengolahan
sabun
Untuk
Saringan Rp30,000.00 5 Buah Rp150,000.00
menyaring
23
minyak
jelantah
Untuk
Timbangan
menimbang Rp100,000.00 2 Buah Rp200,000.00
digital
bahan
Untuk
Pewarna memberi
Rp10,000.00 10 Buah Rp100,000.00
makanan variasi warna
pada sabun
Untuk
keperluan
Sendok takar Rp30,000.00 5 Buah Rp150,000.00
pengolahan
sabun
Untuk menakar
Takaran liter Rp30,000.00 5 Buah Rp150,000.00
bahan
Untuk
keperluan
pengolahan
Tong bekas Rp150,000.00 13 Buah Rp1,950,000.00
dan
penyimpanan
kompos
Untuk
keperluan
Ember Rp50,000.00 5 Buah Rp250,000.00
pengolahan
kompos
Untuk
Penyaring keperluan
Rp100,000.00 5 Buah Rp500,000.00
ember pengolahan
kompos
Untuk wadah
saat
Wadah plastik Rp12,000.00 5 Buah Rp60,000.00
menimbang
bahan
Untuk
keperluan
Sekop Rp50,000.00 3 Buah Rp150,000.00
pengolahan
kompos
Untuk bahan
Molase (5 liter
pembuatan Rp100,000.00 2 Buah Rp200,000.00
tiap wadah)
kompos
Untuk
mencacah
Mesin
sampah dalam Rp4,000,000.00 1 Buah Rp4,000,000.00
pencacah
pengolahan
kompos
Sembako untuk
Gula Rp15,000.00 20 kg Rp300,000.00
penukaran poin
Minyak Sembako untuk Rp30,000.00 20 liter Rp600,000.00
24
penukaran poin
Jumlah Pembelian Bahan Habis Pakai Rp26,070,000.00
BIAYA PERJALANAN LAINNYA
Deskripsi Justifikasi Harga/Unit Jumlah Satuan Total Harga
Transportasi
untuk
Bensin menjalani Rp12,500.00 255 Liter Rp3,187,500.00
program ke
desa
Untuk acara
Konsumsi seminar dan Rp66,250.00 8 Buah Rp530,000.00
lokakarya
Untuk
sosialisasi
Seminar Rp400,000.00 1 Acara Rp400,000.00
konsep Rumah
Sampah Digital
Untuk
pengenalan
Seminar program Rp400,000.00 1 Acara Rp400,000.00
aplikasi dan
penggunaannya
Untuk
Seminar pembekalan Rp200,000.00 1 Acara Rp200,000.00
keterampilan
Untuk edukasi
Seminar pemilahan Rp400,000.00 1 Acara Rp400,000.00
sampah
Untuk
pelatihan
Seminar Rp300,000.00 1 Acara Rp300,000.00
pembuatan
sabun
Untuk
pelatihan
Seminar pengolahan Rp300,000.00 1 Acara Rp300,000.00
sampah
organik
Untuk
pelatihan
Seminar Rp400,000.00 1 Acara Rp400,000.00
pengemasan
produk
Untuk
pelatihan
Seminar pemasaran Rp400,000.00 1 Acara Rp400,000.00
produk yang
dihasilkan
Jumlah Biaya Perjalanan Lainnya Rp6,517,500.00
BELANJA LAIN-LAIN
25
Deskripsi Justifikasi Harga/Unit Jumlah Satuan Total Harga
Untuk
keperluan
Fotokopi seminar, Rp500.00 2000 Lembar Rp1,000,000.00
lokakarya, dan
media promosi
Untuk
keperluan
Surat menyurat seminar, Rp500.00 1000 Lembar Rp500,000.00
lokakarya, dan
media promosi
Untuk
keperluan
Percetakan seminar, Rp1,000.00 500 Lembar Rp500,000.00
lokakarya, dan
media promosi
Untuk
perlengkapan
Cetak Banner seminar, Rp100,000.00 2 Buah Rp200,000.00
lokarkarya, dan
media promosi
Untuk protokol
Masker kesehatan pada Rp50,000.00 2 Pack Rp100,000.00
saat seminar
Untuk protokol
Desinfektan kesehatan pada Rp50,000.00 2 Buah Rp100,000.00
saat seminar
Untuk protokol
Sabun cuci
kesehatan pada Rp40,000.00 2 Buah Rp80,000.00
tangan
saat seminar
Penunjang
pengolahan
pembuatan
Sarung tangan
kompos dan Rp40,000.00 15 Pack Rp600,000.00
Lateks
sabun serta
protokol
kesehatan
Penunjang
Sepatu boot pembuatan Rp100,000.00 5 Buah Rp500,000.00
kompos
Bahan
laboratorium
NaOH untuk Rp30,000.00 74 kg Rp2,220,000.00
pengolahan
kompos
EM4 (Effective Bahan
Microorganism laboratorium Rp30,000.00 10 liter Rp300,000.00
4) untuk
26
pengolahan
kompos
Perlengkapan
Stiker pemasaran dan Rp5,000.00 50 Lembar Rp250,000.00
publikasi
Untuk
Tali rami pengemasan Rp18,000.00 150 meter Rp2,700,000.00
produk sabun
Untuk
menampilkan
Lokakarya hasil program Rp400,000.00 1 Acara Rp400,000.00
kepada
masyarakat
Untuk
Kertas minyak pengemasan Rp30,000.00 10 Pack Rp300,000.00
produk sabun
Kemasan Untuk
kompos pengemasan Rp2,125.00 100 Buah Rp212,500.00
padat/plastik produk kompos
Untuk
Jerigen 5 L pengemasan Rp10,000.00 60 Buah Rp600,000.00
produk kompos
Untuk
Botol 500 ml pengemasan Rp5,000.00 60 Buah Rp300,000.00
produk kompos
Jumlah Belanja Lain-Lain Rp10,862,500.00
Jumlah Total Anggaran Rp43,450,000.00
27
Lampiran 7. Gambaran Aplikasi yang akan Dikembangkan
28
Gambar 8. Tampilan Sign Up pada Aplikasi
29
Gambar 9. Tampilan Fitur Profil Desa
30
7. “Edukasi” adalah fitur yang menampilkan pengetahuan seputar sampah yang bertujuan
mengedukasi warga.
8. “Berita Desa” adalah fitur yang menampilkan berita-berita keunggulan Desa Jatimulyo.
9. “Shop” adalah fitur yang digunakan untuk menukar poin dengan sembako, pupuk,
kompos, atau sabun.
10. “Bank Sampah” adalah fitur yang digunakan untuk pengumpulan sampah ke bank
sampah.
11. "Kompos" adalah fitur yang digunakan untuk pengumpulan sampah yang akan diolah
menjadi pupuk kompos.
12. “Sabun” adalah fitur yang digunakan untuk pengumpulan minyak jelantah yang akan
diolah menjadi sabun.
13. “Top Rank RUMPI” adalah fitur yang digunakan untuk menampilkan ranking
berdasarkan kontribusi pengguna dalam mengumpulkan sampah dengan perolehan koin
terbanyak.
14. “Akun” adalah fitur yang berisi tentang biodata pengguna.
31
Lampiran 8. Skema Aplikasi RUMPI
32
Lampiran 9. Struktur Kelembagaan Rumah Sampah Digital
33
Lampiran 10. TPS Desa Jatimulyo
34
Lampiran 11. Surat penyuluhan Dinas Lingkungan Hidup
35