Anda di halaman 1dari 5

LABUBADAK (PELATIHAN PEMBUATAN BRIKET ARANG DARI

KULIT SALAK) SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF DAN BERNILAI


EKONOMIS DI DESA SEKURA

Melina Getisari1), Dede Dona Doni2), Sri Khairunisa3)


1
Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Muhammadiyah Pontianak
Ghety_tyueen@yahoo.com
2
Prodi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Pontianak
Dede23donadoni@yahoo.co.id
3
Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Muhammadiyah Pontianak
Niesa.maniezz@yahoo.com
Abstract

Sekura is one of many regions in West Kalimantan that almost of the local society work as a
farmer. Palm fruit is one of the amounts farming commodity. The advantages of palm fruit that
do not known yet by local society in Sekura, keep many specialty hidden in the palm fruit’s skin.
Palm fruit’s skins can use as briket charcoal. Briket charcoal is one variant of charcoals that
have been processed as a practical product and economist, and use to alternative energy. Basic
training of processing making briket charcoal from skin of palm fruit have been have a
permission steps, also the materials and tools. By this training or socialization process the
society have been get new knowledge about advantages of region’s potential, and how to reduce
the rubbish heap. So, in the future they can improve the prosperous and the economic society.

Keywords: briket, palm fruit

1. PENDAHULUAN dikelola menjadi bahan bakar/sumber energi.


Hal ini akan lebih bernilai ekonomis dan
Limbah adalah buangan yang
lebih menguntungkan. Karenanya, sampah
dihasilkan dari suatu proses produksi baik
harus mulai dipandang sebagai sumber daya.
industri maupun domestik (rumah tangga),
Ini berarti kebiasaan membuang harus
yang kehadirannya pada suatu saat dan
diubah menjadi mengolah.
tempat tertentu tidak dikehendaki
Kulit salak berupa sisik berbentuk
lingkungan karena tidak memiliki nilai
segi tiga, berwarna kuning hingga coklat
ekonomis. Menurut (Undang-Undang
kehitaman. Ujung kulit buah tumpul hingga
Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009),
meruncing berbentuk kerucut. Salak tumbuh
limbah adalah sisa suatu usaha dan/atau
baik di dataran rendah hingga ketinggian
kegiatan. Kehadiran limbah dengan
500 m dpl dengan tipe iklim basah
konsentrasi dan kuantitas berlebih, dapat
(Sunarjono, 2008).
berdampak negatif terhadap lingkungan
Sekura adalah salah satu desa di
terutama bagi kesehatan manusia.
Kalimantan Barat yang sebagian besar
Dampak sampah terhadap manusia
penduduknya bekerja sebagai petani.
dan lingkungan dapat dikategorikan dalam
Komoditi pertanian yang banyak dijumpai di
tiga aspek yaitu dampak terhadap kesehatan,
desa Sekura adalah Salak. Tetapi, di desa
lingkungan, dan dampak secara sosial
Sekura juga terdapat beberapa permasalahan
ekonomi. Melihat dampak yang kurang baik,
lingkungan yang disebabkan oleh limbah.
maka perlu penanganan serius terkait dengan
Salah satu limbah yang banyak terdapat di
masalah tersebut. Selama ini pengolahan
desa Sekura dan tidak dimanfaatkan oleh
sampah organik hanya menitik beratkan
masyarakat adalah kulit salak.
pada pengolahan sampah organik menjadi
Desa Sekura memang terkenal sebagai
pupuk kompos, padahal sampah dapat
desa penghasil salak terbesar di Kalimantan
Barat. Hampir seluruh masyarakat desa masyarakat mendapat pengetahuan baru
Sekura memiliki perkebunan salak, terlepas mengenai pemanfaatan limbah kulit salak
apakah perkebunan tersebut dijadikan yang ada.
sebagai sumber pencarian utama ataupun
sampingan. Masyarakat desa Sekura 2. METODE
umumnya hanya menjual buah salak kepada Beberapa tahap dilakukan dalam
pengepul, adapun cara lain adalah dengan pelaksanaan kegiatan.
membuat berbagai olahan makanan dari
Mengajukan Surat Izin dan Permohonan
buah salak tersebut seperti dodol salak,
Kerjasama dengan Camat dan Kepala
manisan salak, kurma salak dan lain-lain.
Desa Sekura
Pengolahan limbah sebagai bahan makanan
Hal ini dilakukan supaya realisasi
disuatu sisi memang baik, tetapi disisi lain
dari program ini mendapatkan dukungan
menimbulkan masalah yang kompleks bagi
penuh dari Kepala Desa dan mendapatkan
masyarakat. Masalah tersebut disebabkan
izin untuk program pelatihan pambuatan
oleh limbah berbentuk sampah yang
Briket dari Limbah Kulit Salak pada Ibu-ibu
dihasilkan dari kulit salak. Meskipun
PKK setempat dalam memanfaatkan limbah
berbentuk limbah organik, tetapi jika
yang selama ini terbuang sia-sia.
sampah tersebut ditimbun terlalu lama dan
Mengajukan surat izin dan permohonan
terlalu banyak dapat menimbulkan bau,
kerjasama dengan Kepala Desa
menimbulakan penyakit bagi manusia dan
dimaksudkan untuk meminjam lokasi demi
berbagai dampak buruk bagi lingkungan
kelancaran program dan mempermudah
sekitar. Masalah tersebut harus segera
komunikasi dua arah antara pihak peneliti
diatasi dan salah satu cara yang digunakan
serta pihak penyedia tempat.
untuk mengatasinya adalah dengan
memanfaatkan limbah kulit salak tersebut Sosialisasi Program
menjadi bahan bakar yang dapat dijadikan Bentuk sosialisasi program ini
sebagai energi alternatif yaitu briket arang. dilakukan melalui sosialisasi langsung
Energi alternatif adalah istilah yang dengan mendatangi Ibu Ketua PKK dan
merujuk kepada semua energi yang dapat Kepala Desa Sekura. Tujuan dari sosialisasi
digunakan yang bertujuan untuk ini adalah untuk memperkenalkan bahan
menggantikan bahan bakar konvensional bakar alternatif yaitu briket dan juga
tanpa akibat yang tidak diharapkan dari hal sekaligus memperkenalkan cara
tersebut (Anonim, 2011). Merujuk pada membuatnya melalui pelatihan pembuatan
teknologi, untuk menghasilkan bahan bakar briket dari kulit salak pada Ibu-ibu PKK
selain fosil atau minyak bumi, mengingat setempat. Adapun rincian rencana
minyak bumi merupakan sumber energi pelaksanaan sosialisasi program tersebut
yang tidak dapat diperbaharui. Berdasarkan adalah pada minggu ketiga bulan Februari
Oxford dictionary, energi alternatif 2013, bertempat di aula kantor camat Teluk
merupakan energi yang digunakan dengan Keramat, dengan peserta ibu-ibu PKK Desa
tujuan untuk menghentikan adanya Sekura
penggunaan sumber daya alam yang ada
Pengadaan Alat dan Bahan
atau adanya perusakan lingkungan. Briket Untuk mendukung kelancaran
biasanya dibuat dari bahan baku sabut program, maka sebelum program berjalan
kelapa, pada pelatihan ini dibuat suatu akan dilakukan pengumpulan alat dan
inovasi baru dalam pembuatan briket arang bahan. Alat dan bahan dipakai untuk uji
dengan menggunakan bahan baku kulit salak coba dan pelatihan sesuai jadwal yang
yang selama ini dipandang sebelah mata dan disepakati bersama. Adapun alat dan bahan
dibiarkan menjadi sampah, maka dari itu, sebagai berikut:
peneliti tertarik untuk membuat program
Tahap persiapan alat dan bahan
“LABUBADAK (Pelatihan Pembuatan
Alat-alat yang dibutuhkan antara lain:
Briket Arang dari Kulit Salak) sebagai
a. Drum h. Pengaduk
Energi Alternatif dan Bernilai Ekonomis di
b. Pipa peralon i. Sarung
Desa Sekura”, sehingga dengan pelatihan ini
tangan
j. Masker
k. Korek api
l. Cetok
m. Sekop riset
materi
c. Ayakan Adapun pelaksanaan kegiatan yang
d. Plastik dilakukan ditampilkan pada tabel 1.
e. Gerjaji
f. Cetakan/
alat press Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
g. Panci
No Kegiatan Waktu Tempat
Bahan-bahan yang dibutuhkan
Kantor
a. Kulit Salak 1 Pengajuan
Camat
b. Jerami surat izin 22-02-2013 Teluk
c. Tepung kanji dan
Keramat
d. Air permohon-
01-03-2013 SMPN 2
e. Kayu bakar an kerja
Teluk
f. Batok Kelapa sama
Keramat
Tahap pembuatan 2 Sosialisasi 25-02-2013 Aula
a. Menyiapkan bahan baku yaitu limbah Kantor
kulit salak dan dibersihkan dari Camat
material-material yang tidak berguna 3 Pengadaan 01-03-2013 Lokasi
seperti batu, plastik serta material logam alat dan Pelatihan
lainnya. bahan
b. Memasukkan limbah kulit salak di
dalam drum 4 Pelatihan 02-03-2013 SMPN 2
c. Melakukan karbonisasi (pengarangan) Pertama Teluk
dengan menyalakan api di tungku yang Keramat
sebelumnya telah dibuat, hingga 5 Pelatihan 08-03-2013 SMPN 2
munculnya asap di dalam drum Kedua Teluk
menandakan pembakaran dimulai. Keramat
d. Setelah semua bahan dalam drum sudah
menjadi arang, segera mendinginkannya 6 Pelatihan 08-03-2013 SMPN 2
dengan cara menyiram air hingga bara Ketiga Teluk
dalam arang mati. Mengeluarkan arang Keramat
dari drum, setelah itu menghaluskannya 7 Evaluasi 17-03-2013 SMPN 2
lalu mengayak arang tersebut. Teluk
e. Menyiapkan perekat dengan cara Keramat
memanaskan larutan kanji yang telah
dicampur dalam air. 8 Penyusun- 26-06-2013 Kediam-
f. Mencampurkan bahan ke dalam larutan an laporan an tim
perekat dengan perbandingan 600cc kemajuan pelaksana
cairan lem dan 1 kg bubuk arang kering 9 Penyusun- 12-07-2013 Kediam-
g. Mencetak adonan sesuai dengan alat an laporan an tim
cetak bisa menggunakan pipa paralon. akhir pelaksana
h. Menjemur briket yang baru dicetak.
i. Melakukan uji briket kepada masyarakat Evaluasi Pelaksanaan Program
Pelatihan Program Evaluasi pelaksanaan program
Pelatihan diadakan sebanyak tiga kali dilakukan melalui diskusi antara pelaksana
pertemuan selama sebulan. Sebelum program, peserta pelatihan mengenai
pelatihan dilakukan, jadwal dan tempat permasalahan-permasalahan yang dijumpai
pertemuan akan ditentukan dan disepakati di lapangan. Hal ini dilakukan untuk
terlebih dahulu dengan Ibu-ibu PKK. mengetahui keberhasilan pelaksanaan
Program dimulai dari bulan februari minggu kegiatan, evaluasi di akhir pelatihan, yaitu
ketiga hingga bulan Juli minggu kedua. berupa mengambil kesimpulan dari
pelatihan untuk mengetahui manfaat dan diatasi dengan menggunakan dana pinjaman
kekurangan penyelenggaraan pelatihan serta dari PRODI/ Universitas dan dana pribadi.
sejauh mana tanggapan dan respon para
peserta pelatihan terhadap kegiatan yang Hasil Pelaksanaan
telah dilaksanakan Selama pelaksanaan pelatihan
3. HASIL DAN PEMBAHASAN pembuatan briket arang dari limbah kulit
Ketercapaian Target Luaran salak di desa Sekura, hasil pada saat
Berdasarkan pelaksanaan pelatihan kegiatan sosialisasi terlihat dari partisipasi
pembuatan briket arang dari limbah kulit peserta yang cukup tinggi, selain itu peserta
salak di Desa Sekura ini keluaran yang juga antusias saat mendengarkan sosialisasi
dihasilkan berdasarkan penilaian dari dari tim pelaksana. Sementara, pada
LogBook dan IKJP adalah dengan pelatihan pertama peserta terlihat antusias
tercapainya pelatihan ini, masyarakat menyiapkan alat dan bahan yang digunakan
mendapatkan pengetahuan baru seputar untuk pembuatan briket arang. Terdapat
pemanfaatan potensi desa dan pemanfaatan beberapa peserta yang bertanya mengenai
limbah. Sehingga dengan pelatihan ini tahapan pembuatan briket, hal tersebut
peserta dapat meningkatkan kesejahteraan membuktian rasa keingintahuan yang tinggi
serta perekonomiannya. dari peserta pelatihan.
Kemudian pada pelatihan kedua
Permasalahan dan Penyelesaiannya peserta sudah semakin pandai menentukan
Berdasarkan pelaksanaan kegiatan ukuran perbandingan antara lem kanji dan
yang telah dilakukan, terdapat beberapa serbuk arang, sehingga pada pertemuan ini
kendala pelaksanaan, seperti masalah telah banyak peserta yang berhasil membuat
administrasi, teknis, keuangan dan briket dengan tekstur yang pas. Hasil dari
organisasi pelaksana. Permasalahan pelatihan ketiga yang sekaligus diikuti
administrasi yaitu terjadi kesulitan dengan kegiatan evaluasi para peserta telah
mengumpulkan Ibu-ibu PKK dan sulinya memiliki skiil dalam pembuatan briket.
mencari tempat untuk melakukan sosialisasi Antusias peserta tinggi, karena pada saat
serta pelatihan. Namun hal tersebut dapat jalannya diskusi terjadi interaksi yang luwes
diatasi dengan adanya pendelelegasian antara peserta dan pelaksana. Sehingga
tugas antara kepala desa dengan ketua PKK forum terlihat interaktif, dan peserta tidak
untuk mempermudah administrasi PKM-M canggung untuk bertanya seputar
kami. Selain itu permasalahan teknis yang pelaksanaan pelatihan yang telah
dihadapi yaitu adanya kesalah pahaman berlangsung.
tentang jadwal sosialisasi menyebabkan Melalui pelatihan yang dilakukan tim
kegiatan sosialisasi pertama tertunda pelaksana selama kurang lebih 1 bulan
dilakukan. Akan tetapi, setiap permasalahan pelaksanaan, berdasarkan evaluasi yang
di lapangan dapat diatasi dengan didapatkan, peserta pelatihan telah memiliki
berkonsultasi dengan kepala desa. kemampuan untuk membuat briket arang
Permasalahan pada organisasi pelaksana, dari kulit salak, namun dari hasil monitoring
yaitu kesamaan jadwal antara jadwal kuliah pelaksana masih belum ada masyarakat yang
tim pelaksana dengan kegiatan ini sehingga memproduksi briket arang dari kulit salak
salah satu anggota tim pelaksana tidak dapat dikarenakan kurangnya modal untuk
hadir saat kegiatan. pembuatan.
Akan tetapi, setiap permasalahan di
lapangan dapat diatasi dengan pembagian 4. KESIMPULAN
tugas yang jelas, tepat, dan dapat Berdasarkan evaluasi yang dilakukan
dilaksanakan oleh masing-masing anggota tim pelaksana selama kurang lebih 1 bulan
tim pelaksana yang hadir pada pertemuan pelaksanaan, didapatkan hasil dimana
tersebut. Masalah terakhir yang dihadapi peserta pelatihan telah memiliki kemampuan
yaitu keuangan dimana pelaksanaan untuk membuat briket arang dari kulit salak,
pelatihan sedikit terhambat karena dana dari namun dari hasil monitoring pelaksana
DIKTI belum cair, namun hal tersebut dapat masih belum ada masyarakat yang
memproduksi briket arang dari kulit salak
dikarenakan kurangnya pengetahuan
mengenai pemasaran produk.

5. REFERENSI
Anonim. 2011. Energi Alternatif.
http://atikaic.wordpress.com/2011/01/0
7/energi-alternatif/. Diakses tanggal 6
September 2013.
Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang
No. 32 Tahun 2009 Tentang
Perlindungan Dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup. Sekretariat Negara.
Jakarta.
Sunarjono, hendro. 2008. Berkebun 21 Jenis
Tanaman Buah. Penerbit Swadaya.
Depok.

Anda mungkin juga menyukai