SUBPROPOSAL
PROGRAM PENGUATAN KAPASITAS ORGANISASI KEMAHASISWAAN
(PPK ORMAWA)
Oleh:
Adinda Dwi Maharani (1303213084) – 2021
Prins Naval Nuzeren (1301213097) – 2021
Yusnita Putri (1101213484) – 2021
Indra Wahyu (1301213135) – 2021
Yunia Amelia Chairunisa (1305213011) – 2021
Dega Fauzan Rahman (1202213306) – 2021
Divany Maulidyna Putri (1101213180) – 2021
Dhiaurizqi Ramadhani Sanusi (1301213221) – 2021
Arya Dul Fitra Ashari (1302213020) – 2021
Muhammad Naufal Hawari (1301213069) – 2021
Juventius Kriswijanarko (1301213148) – 2021
Muhammad Syariful Umam (1303202111) - 2020
Glorious Satria Dhamang Aji (1302213015) – 2021
Dhewa Radya H. P. T (1202213086) – 2021
Hanrocky Halim (1301213446) – 2021
Dosen Pembimbing:
Dr. Edy Wibowo, S.Si, M.Sc (14860038-1/0430058602)
UNIVERSITAS TELKOM
KABUPATEN BANDUNG
2023
i
HALAMAN PENGESAHAN SUBPROPOSAL
1. Judul Subproposal : Pengolahan Limbah Peternakan melalui
Pengembangan Usaha Pupuk Kompos Bokashi
dan Cair sebagai Upaya Peningkatan
Perekonomian Masyarakat di Desa Wanasuka
2. Topik : Desa Wirausaha
3. Nama Organisasi Kemahasiswaan : Central Computer Improvement
4. Ketua Pengusul
Nama Lengkap : Adinda Dwi Maharani
NIM : 1303213084
Program Studi/Jurusan : S1 Teknologi Informasi
Perguruan Tinggi : Universitas Telkom
No. Telepon/HP : 0881038617112
E-mail : adindwmah@student.telkomuniversity.ac.id
5. Jumlah Anggota Pengusul (orang) : 15
6. Dosen Pendamping
Nama Lengkap : Dr. Edy Wibowo, S.Si, M.Sc
NIP/NIDN :14861290-1/0430058602
No. Telepon/HP :082118625856
7. Lokasi Kegiatan/Mitra
Kelurahan : Wanasuka
Kecamatan : Pangalengan
Kabupaten : Bandung
Provinsi : Jawa Barat
Jarak PT ke lokasi desa (km) : 48 Km
Waktu tempuh PT ke lokasi : 1 Jam 46 Menit
8. Jangka waktu pelaksanaan (bulan) : 5 bulan
9. Biaya Total (Rp) : Rp 44.968.500
Direktorat Belmawa (Rp) : Rp 40.000.000
Sumber lain (Rp) : Rp 5.000.000
Bentuk Dukungan PT : Sosialisasi dan mentoring melalui zoom
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii
DAFTAR TABEL...............................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................................vi
RINGKASAN SUBPROPOSAL........................................................................................1
BAB 1. JUDUL...................................................................................................................2
BAB 2. PENDAHULUAN.................................................................................................2
BAB 4. TUJUAN................................................................................................................6
LAMPIRAN......................................................................................................................19
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Tabel Indikator Keberhasilan Program bagi Masyarakat/Desa............................9
Tabel 2. Tabel Indikator Keberhasilan Program terhadap Perilaku Masyarakat..............10
Tabel 3. Tabel Indikator Keberhasilan Program bagi Mitra.............................................10
Tabel 4. Tabel Indikator Keberhasilan Program Berdasarkan Keberlanjutan Program....10
Tabel 5. Tabel Barchart Jadwal Kegiatan........................................................................13
Tabel 6. Tabel Rancangan Biaya......................................................................................14
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Peta Desa Wanasuka.........................................................................................2
Gambar 2. Proses Pembuangan Limbah Kotoran Sapi di Desa Wanasukaa ......................3
Gambar 3. Data Penduduk Desa Wanasuka Berdasarkan Pekerjaan..................................4
Gambar 4. Roadmap Pelaksanaan Program......................................................................11
1
RINGKASAN SUBPROPOSAL
Desa Wanasuka memiliki potensi perekonomian yang besar pada sektor peternakan dan
perkebunan. Namun, masalah terbesar yang dihadapi Desa Wanasuka adalah kotoran ternak
yang tidak dikelola dan menumpuknya sampah. Banyaknya jumlah peternak dan petani di
Desa Wanasuka belum diiringi dengan kesadaran untuk melakukan pengolahan limbah
dengan bijak. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, produksi susu segar di Provinsi Jawa
Barat pada tahun 2022 mencapai 300.198,28-ton sehingga potensi limbah kotoran sapi pun
meningkat, termasuk di Desa Wanasuka. Seekor sapi dapat menghasilkan kotoran sebesar 10-
15 kg per harinya. Dengan jumlah ternak sapi yang banyak, masyarakat Desa Wanasuka
masih membuang kotoran sapi di sungai sehingga kualitas air menjadi buruk karena tercemar.
Selain menurunkan kualitas air bersih, kotoran ternak juga menimbulkan polutan sebagai
akibat dari dekomposisi kotoran ternak, yaitu Biological Oxygen Demand (BOD) dan
Chemical Oxygen Demand (COD) serta bakteri patogen.
Berdasarkan masalah utama yang dihadapi oleh Desa Wanasuka, upaya yang dapat
ditempuh untuk meminimalisir dampak yang ditimbulkan oleh kotoran sapi adalah
mengolahnya menjadi pupuk kompos bokashi dan pupuk kompos cair. Pengolahan kotoran
sapi menjadi pupuk kompos bokashi dan pupuk kompos cair merupakan cara yang sederhana,
cepat, dan aplikatif sehingga dapat memberikan manfaat ekonomis bagi masyarakat,
mengatasi masalah lingkungan, serta dapat mendukung sektor perkebunan di Desa
Wanasuka. Hal tersebut juga dapat menjadi acuan untuk menciptakan dan menggerakkan
sebuah desa wirausaha yang berkelanjutan dan mandiri dengan memanfaatkan potensi-
potensi desa yang ada. Pupuk kompos bokashi dan pupuk kompos cair sebagai hasil
fermentasi dari EM4 memiliki potensi untuk dikembangkan di Desa Wanasuka karena proses
pembuatannya yang relatif lebih singkat jika dibandingkan dengan pembuatan pupuk kompos
secara konvensional. Selain itu, bahan untuk pembuatan pupuk bokashi juga mudah diperoleh
di sekitar lahan perkebunan seperti jerami, rumput, sekam, serbuk gergajian, dan sejenisnya
sehingga sekaligus dapat mengurangi permasalahan sampah dan limbah perkebunan di Desa
Wanasuka.
Persoalan pengolahan limbah peternakan di Desa Wanasuka memiliki urgensi mengingat
potensinya yang besar dalam membuka lapangan pekerjaan serta meningkatkan
perekonomian dan kesejahteraan masyarakat di Desa Wanasuka. Program desa wirausaha
melalui pengolahan kotoran sapi menjadi pupuk kompos bokashi dan pupuk kompos cair
hadir sebagai solusi inovatif bagi Desa Wanasuka. Harapan dari program ini adalah
menggerakkan sektor peternakan dan perkebunan bagi masyarakat yang belum bekerja
sekalipun agar sektor peternakan dan perkebunan di Desa Wanasuka semakin berkembang
dan mampu menjadi sektor unggulan bagi masyarakat. Program ini juga berperan sebagai
sarana pemberdayaan masyarakat Desa Wanasuka dengan melibatkan dan membekali
masyarakat secara langsung untuk menciptakan ekonomi mandiri yang berkelanjutan demi
tercapainya kesejahteraan ekonomi serta menjaga ekosistem desa sesuai dengan target
Suistainable Development Goals (SDGs).
2
BAB 1. JUDUL
Judul subproposal adalah:
“Pengolahan Limbah Peternakan melalui Pengembangan Usaha Pupuk Kompos
Bokashi dan Cair sebagai Upaya Peningkatan Perekonomian Masyarakat di Desa
Wanasuka”
BAB 2. PENDAHULUAN
Desa Wanasuka adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Pangalengan, Kabupaten
Bandung. Desa ini merupakan desa perkebunan yang terletak di daerah PTPN (PT
Perkebunan Nusantara) VIII Perkebunan Purbasari, sebagai hasil pemekaran dari Desa
Pangalengan, Sukamanah, Banjarsari pada tahun 1989 dengan luas 4.966, 96 Ha. Tanah yang
merupakan HGU (Hak Guna Usaha) BUMN tersebut secara keseluruhan memiliki komoditas
yang terdiri dari teh dan kina dengan mayoritas masyarakat yang bekerja sebagai karyawan
perkebunan, peternak, dan petani. Namun, jumlah penduduk Desa Wanasuka tidak seimbang
jika dibandingkan dengan wilayahnya yang luas, yaitu berjumlah 4.600 orang saja. Mata
pencaharian masyarakat Desa Wanasuka didominasi oleh peternak sapi, buruh harian lepas,
ibu rumah tangga, dan yang paling tinggi yaitu belum/tidak bekerja. Masyarakatnya tidak
jauh dari bidang peternakan dan perkebunan. Jumlah ternak sapi di Desa Wanasuka hingga
tahun 2012 ada 400 ekor, sedangkan hingga tahun 2023 berjumlah 100 ekor. Menilik latar
belakang dari Desa Wanasuka, sektor peternakan dan perkebunan di Desa ini memiliki
potensi yang bagus untuk dikembangkan.
Gambar 1. Peta Desa Wanasuka
3
Berdasarkan masalah utama yang dihadapi oleh Desa Wanasuka, upaya yang dapat
ditempuh untuk meminimalisir dampak yang ditimbulkan oleh kotoran sapi adalah
mengolahnya menjadi pupuk kompos bokashi dan pupuk kompos cair. Pengolahan kotoran
sapi menjadi pupuk kompos bokashi dan pupuk kompos cair merupakan cara yang sederhana,
4
cepat, dan aplikatif sehingga dapat memberikan manfaat ekonomis bagi masyarakat,
mengatasi masalah lingkungan, serta dapat mendukung sektor perkebunan di Desa
Wanasuka. Hal tersebut juga dapat menjadi acuan untuk menciptakan dan menggerakkan
sebuah desa wirausaha yang berkelanjutan dan mandiri dengan memanfaatkan potensi-
potensi desa yang ada. Pupuk organik (bokashi) merupakan hasil dari proses fermentasi
pupuk kandang segar (kotoran sapi) sebagai bahan utamanya serta bahan tambahan seperti
arang sekam, dedak, serta EM4 (Effective Microorganism 4) sebagai dekomposer.
Pengomposan dalam pembuatan pupuk kompos cair juga dapat dipercepat dengan
menambahkan EM4 sebagai aktivator. Kotoran sapi dapat dimanfaatkan menjadi pupuk
kompos bokashi dan pupuk kompos cair karena memiliki kandungan nitrogen, potassium,
dan serat yang tinggi. Pupuk kompos bokashi dan pupuk kompos cair sebagai hasil
fermentasi dari EM4 memiliki potensi untuk dikembangkan di Desa Wanasuka karena proses
pembuatannya yang relatif lebih singkat jika dibandingkan dengan pembuatan pupuk kompos
secara konvensional. Selain itu, bahan untuk pembuatan pupuk bokashi juga mudah diperoleh
di sekitar lahan perkebunan seperti jerami, rumput, sekam, serbuk gergajian, dan sejenisnya
sehingga sekaligus dapat mengurangi permasalahan sampah dan limbah perkebunan di Desa
Wanasuka.
yang besar dalam membuka lapangan pekerjaan serta meningkatkan perekonomian dan
kesejahteraan masyarakat di Desa Wanasuka. Berdasarkan permasalahan yang ada, program
desa wirausaha dengan mengolah limbah peternakan menjadi pupuk kompos bokashi dan
pupuk kompos cair hadir sebagai solusi inovatif bagi Desa Wanasuka. Target dari program
ini adalah mencapai keuntungan finansial dengan menggerakkan perekonomian dan
menyalurkan profit ke masyarakat serta menjaga ekosistem Desa Wanasuka. Selain itu,
harapan dari program ini adalah menggerakkan sektor peternakan dan perkebunan bagi
masyarakat yang belum bekerja sekalipun agar sektor peternakan dan perkebunan di Desa
Wanasuka semakin berkembang dan mampu menjadi sektor unggulan bagi masyarakat.
Program ini juga berperan sebagai sarana pemberdayaan masyarakat Desa Wanasuka dengan
melibatkan dan membekali masyarakat secara langsung untuk menciptakan ekonomi mandiri
yang berkelanjutan demi tercapainya kesejahteraan ekonomi serta menjaga ekosistem desa.
Program ini tentunya sejalan dengan Suistainable Development Goals (SDGs) Desa yang
diturunkan dari SDGs Nasional. Melalui program ini pula, diharapkan skor SDGs Desa Desa
Wanasuka meningkat dari angka 34,99 (Data Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi 2023) dengan tercapainya desa sehat dan sejahtera, desa tanpa
kemiskinan, desa layak air bersih dan sanitasi, pertumbuhan ekonomi desa merata, desa tanpa
kesenjangan, serta konsumsi dan produksi desa sadar lingkungan.
BAB 3. SOLUSI PERMASALAHAN
3.1 Merumuskan dengan Jelas Permasalahan yang Akan Diselesaikan
Masyarakat Desa Wanasuka yang memiliki potensi di sektor peternakan dan perkebunan
harus dihadapkan pada permasalahan pengolahan kotoran ternak sapi dan penumpukan
sampah. Masyarakat Desa Wanasuka biasa membuang kotoran ternak di sungai sehingga
berdampak pada pencemaran air. Hal itu menunjukkan masih rendahnya pemanfaatan
limbah kotoran ternak yang dihasilkan oleh perternakan di Desa Wanasuka. Masih
kurangnya pengetahuan dan minat masyarakat untuk mengolah limbah yang dihasilkan
menjadi solusi yang bermanfaat, khusunya limbah yang dihasilkan dari peternakan perlu
menjadi perhatian khusus. Hasil pengamatan lapangan menunjukkan bahwa produksi limbah
yang dihasilkan oleh peternakan di Desa Wanasuka meningkat setiap harinya. Selain itu,
kemampuan masyarakat dalam mengolah serta mengelola limbah hasil peternakan masih
kurang dan belum ada tindakan akan hal tersebut, padahal apabila limbah hasil peternakan
tersebut dapat dikelola dengan bijak akan memberikan keuntungan bagi masyarakat dan
meminimalisir pencemaran lingkungan.
6
1. Melakukan pemberdayaan kepada para pemilik ternak dan komunitas pemuda di Desa
Wanasuka, tentang cara mengolah limbah peternakan menjadi inovasi yang
bermanfaat serta memiliki nilai jual.
2. Melakukan inovasi dengan mengolah limbah hasil peternakan di Desa Wanasuka
menjadi pupuk kompos bokashi dan cair sehingga para pembudidaya dapat
menghasilkan produk yang bermanfaat untuk warga sekitar dan juga ramah
lingkungan.
3. Mengembangkan Desa Wanasuka berbasis ekonomi kreatif sehingga Desa Wanasuka
dapat meningkatkan produktifitas dan juga menghasilkan produk yang dapat
menambah penghasilan bagi masyarakat sekitar.
BAB 5. INDIKATOR KEBERHASILAN PROGRAM
Dalam program PPK Ormawa ini, indikator keberhasilan yang diharapkan adalah:
1. Adanya rancangan tentang konsep pengolahan limbah peternakan menjadi pupuk
kompos bokashi dan cair. Cara mengukur keberhasilan tersebut adalah tim mahasiswa
PPK Ormawa menghasilkan serta mengajarkan secara bersama konsep teknik
mengolah limbah peternakan menjadi pupuk kompos bokashi dan cair.
2. Adanya perubahan pengetahuan serta keterampilan dari kelompok masyarakat di Desa
Wanasuka khususnya pemilik hewan ternak serta kelompok pemuda-pemudi. Cara
mengukur perubahan tersebut adalah tim mahasiswa PPK Ormawa akan melakukan
wawancara terhadap warga sekitar sebelum terlaksananya program dan sesudahnya
dengan tujuan menjamin bahwa masyarakat Desa Wanasuka khususnya pihak
pembudidaya dapat memahami secara detail teknik pengolahan limbah peternakan
menjadi pupuk kompos.
3. Adanya perubahan kapasitas kompetensi pengolahan limbah peternakan menjadi
pupuk kompos bokashi dan cair pasca kegiatan PPK Ormawa ini. Cara mengukur
perubahan tersebut adalah dengan membentuk dan meningkatkan koordinasi dan
komunikasi dengan lembaga-lembaga lokal untuk mencapai tujuan dari kegiatan tim
PPK Ormawa. Koordinasi dan komunikasi antarlembaga lokal sangat diperlukan guna
mempertahankan perubahan yang telah dihasilkan sehingga dapat terus berkembang
kedepannya.
4. Adanya perubahan serta peningkatan jaringan kerjasama. Cara mengukur kebehasilan
ini adalah tim mahasiswa PPK Ormawa akan melakukan kerjasama dengan pengurus
desa dan melakukan perluasan kerjasama dengan pihak-pihak di luar Desa Wanasuka,
8
Desa Wanasuka masih banyak warga desa yang belum memiliki pekerjaan. Oleh karena itu,
masalah tersebut dapat diatasi dengan mengolah limbah peternakan menjadi produk yang
memiliki nilai jual yaitu pupuk kompos bokashi dan cair yang tidak hanya akan berdampak
baik bagi lingkungan tetapi juga dapat membantu meningkatkan perekonomian di Desa
Wanasuka. Selain dapat meningkatkan keuntungan finansial masyarakat, dengan adanya
inovasi pengolahan pupuk kompos bokashi dan pupuk kompos cair tersebut kebutuhan
masyarakat akan pupuk untuk sektor peternakan dapat terpenuhi karena selama ini
masyarakat harus menempuh jarak yang jauh untuk membeli pupuk.
7.2 Deskripsi Ringkasan Khalayak Sasaran
Sasaran utama kami adalah semua warga Desa Wanasuka melalui struktur kepengurusan
yang berbeda-beda. Struktur kepengurusan utama yang menangani sosialisasi program
pengolahan limbah peternakan adalah komunitas pemuda, sedangkan untuk pengolahan
limbah peternakan menjadi pupuk kompos bokashi dan cair akan dikelola oleh perwakilan
komunitas pemuda dan juga perwakilan pemilik ternak. Dengan struktur kepengurusan ini,
diharapkan dapat dilanjutkan oleh masyarakat sekitar agar maksud dan tujuan dari program
yang akan dilaksanakan dapat berjalan secara optimal dan masyarakat di Desa Wanasuka
dapat turut andil secara keseluruhan.
7.3 Rencana Bentuk Intervensi yang Diberikan ke Sasaran
Rencana intervensi yang akan diberikan ke sasaran yaitu tim akan turun secara langsung
ke lapangan untuk bekerja sama dengan masyarakat dalam melakukan proses pengolahan
limbah peternakan menjadi pupuk kompos bokashi dan cair. Selain itu, tim juga akan
memberikan pembekalan dan monitoring serta evaluasi dalam memasarkan produk inovasi
mulai dari pengemasan hingga strategi marketing (pengelolaan sosial media dan penjualan
produk).
7.4 Rintisan Kemitraan dengan Berbagai Pihak di Luar Desa
Mitra dari kegiatan pengolahan limbah peternakan menjadi pupuk kompos bokashi dan
cair yaitu perangkat Desa Wanasuka, komunitas pemuda, dan pemilik hewan ternak (sapi).
Selanjutnya akan dibentuk kemitraan dengan distributor pupuk kompos yang telah
diproduksi.
7.5 Indikator Keberhasilan dan Metode Pengukuran
Keberhasilan program dinilai dari kemampuan masyarakat untuk mulai mengelola
limbah yang dihasilkan dari kotoran ternak sapi menjadi pupuk kompos bokashi dan cair.
Tabel 1. Tabel Indikator Keberhasilan Program bagi Masyarakat/Desa
10
Masyarakat/Desa
Sebelum Adanya Program Setelah Adanya Program
Belum ada tempat khusus untuk Kotoran peternakan sapi dapat terkelola dan
pengolahan kotoran peternakan sehingga terolah dengan cara yang benar dan
beberapa tempat seperti sungai menjadi membuat suatu usaha kreatif di Desa
pembuangan limbah peternakan yang Wanasuka dengan mendirikan “Desa
mengakibatkan pencemaran air dan Wirausaha”
terjadinya pemanasan global karena gas
metana yang dihasilkan dari kotoran
peternakan merupakan salah satu gas rumah
kaca yang berkontribusi pada pemanasan
global.
Masyarakat belum terlalu memperdalam Penerapan cara pengolahan kotoran ternak
atau memahami proses bisnis yang efektif, sapi serta proses bisnis yang efektif, efisien,
efisien, dan optimal dalam pengolahan dan optimal sehingga tercipta wirausaha
kotoran peternakan. desa yang berkelanjutan.
Kotoran peternakan sapi yang belum Pengolahan limbah peternakan sapi menjadi
dimanfaatkan dengan baik. pupuk kompos bokashi dan cair sehingga
meningkatkan nilai yang positif terhadap
lingkungan dan meningkatkan pendapatan
masyarakat sekitar.
Perilaku Masyarakat
Sebelum Adanya Program Setelah Adanya Program
Masyarakat belum melakukan tindakan 85% masyarakat Desa Wanasuka dapat
apapun terhadap limbah peternakan sapi. melakukan pembuatan pupuk kompos
bokashi dan cair di “Desa Wirausaha” dan
menerapkan proses bisnis digital atau
melalui e-commerce.
Masyarakat belum memiliki kemampuan Terbentuknya budaya masyarakat yang
untuk memanfaatkan limbah peternakan terampil dan terlatih dalam pengolahan dan
menjadi sebuah usaha. pemasaran pupuk kompos bokashi dan cair
serta yang dapat menghasilkan profit bagi
masyarakat itu sendiri.
Kemitraan
Sebelum Adanya Program Setelah Adanya Program
Belum adanya koordinasi antara pihak desa, Terjalinnya koordinasi yang baik antara
UKM CCI Universitas Telkom, dan mitra. pihak desa, UKM CCI Universitas Telkom,
dan mitra.
Terjalinnya koordinasi dengan mitra (petani,
SMK Pertanian, Universitas Fakultas
Pertanian, dan toko tanaman hias) untuk
distribusi hasil produksi pupuk kompos
bokashi dan cair.
11
ember, sarung tangan, dan sebagainya. Pengadaan alat dan bahan tetap
mempertimbangkan pengoptimalan penggunaan tiap aspek yang dibutuhkan.
5. Edukasi pengolahan limbah kepada masyarakat terkait inovasi yang bisa dilakukan
dengan memanfaatkan limbah peternakan.
6. Pelatihan pengolahan limbah peternakan menjadi pupuk kompos bokashi dan cair
kepada tim.
7. Pelatihan pengemasan produk hasil olahan limbah yang telah diproduksi oleh
masyarakat yaitu pupuk kompos bokashi dan cari agar menaikkan nilai jual produk.
8. Pelatihan pemasaran produk hasil olahan limbah yang telah dikemas oleh masyarakat
agar menghasilkan profit.
7.7 Bentuk Dukungan Pemerintahan Lokal
Pemerintahan lokal berpartisipasi dan mendukung program dengan menyetujui
program yang akan dilaksanakan, memberikan arahan berdasarkan kondisi desa serta sumber
daya limbah yang akan diolah. Pemerintah lokal juga menyediakan lokasi yang nantinya
digunakan untuk wirausaha pengolahan limbah menjadi pupuk kompos bokashi dan cair.
7.8 Pembinaan Kelompok Sasaran
Pembinaan kelompok sasaran yaitu masyarakat Desa Wanasuka yang memiliki hewan
ternak sapi tetapi membuang kotoran ternak di sungai, petani di Desa Wanasuka yang
membuang limbah perkebunan secara tidak tepat, ibu rumah tangga dan/atau masyarakat
Desa Wanasuka yang belum bekerja yang nantinya akan mengelola usaha pupuk kompos
bokashi dan cair di Desa Wanasuka. Pembinaan dilakukan melalui sosialisasi hingga
pendampingan kerja praktik kepada kelompok sasaran.
7.9 Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dilaksanakan sebagai upaya untuk mengetahui dampak program usaha
pengolahan limbah peternakan terhadap mitra. Diharapkan, pelaku usaha pupuk kompos
bokashi dan cair di Desa Wanasuka sebagai binaan dari program ini dapat terbantu secara
finansial dan memberikan kebermanfaatan bagi masyarakat di Desa Wanasuka secara
keseluruhan. Evaluasi dilakukan sebagai upaya untuk mengidentifikasi hal-hal yang perlu
ditindaklanjuti agar program dapat dilakukan secara berkelanjutan sehingga usaha pupuk
kompos bokashi dan cair dapat memberikan manfaat bagi masyarakat di Desa Wanasuka
dalam jangka waktu panjang.
7.10 Lokakarya Hasil
Lokakarya hasil dilakukan setelah seluruh program berjalan dengan baik dan
berkelanjutan serta mampu mencapai target hasil yang diharapkan. Tahap ini dilakukan
13
dengan memperkenalkan produk pupuk kompos bokashi dan pupuk kompos cair secara
online melalui media sosial dan mengadakan pertemuan dengan stakeholder terkait untuk
diseminasi program.
7.11 Audiensi ke Pemerintah Setempat
Setelah lolos pendanaan, dilakukan audensi kepada masyarakat Desa Wanasuka tentang
pendanaan yang telah diberikan, penjelasan program yang akan dilaksanakan, dan perincian
tentang hal-hal yang diperlukan.
7.12 Analisis Data dan Penulisan Laporan
Analisis data dilakukan setelah rangkaian kegiatan usai, mulai dari identifikasi masalah
hingga monitoring. Hasil analisis data akan dijadikan laporan untuk dilaporkan ke
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia
(Kemdikbudristek).
7.13 Penguraian Kegiatan Setelah Laporan Diselesaikan
Setelah PPK (Program Peningkatan Kapasitas Mahasiswa) Organisasi Mahasiswa ini
terlaksana, Warga Desa Wanasuka dapat melaksanakan programnya secara mandiri dan
berkelanjutan sesuai dengan skema program yang telah dibuat.
7.14 Pemutakhiran Data
Pemutakhiran data dilakukan dengan membarui data-data dan melakukan evaluasi
program setiap satu bulan sekali untuk memastikan bahwa keberlangsungan program sudah
tepat dan sesuai dengan rancangan yang telah disusun.
BAB 8. JADWAL KEGIATAN
Jadwal kegiatan PPK Ormawa ini dirinci pada Tabel 5.
Tabel 55. Tabel Barchart Jadwal Kegiatan
14
Harga barang
NO Deskripsi Justifikasi Volume Jumlah
per-satuan
Untuk campuran
1 Sekam pembuatan pupuk 80 Rp9.000 Rp720.000
kompos
Untuk menampung
kotoran sapi yang akan
2 Karung besar 80 Rp5.000 Rp400.000
digunakan utntuk
membuat pupuk
Untuk menimbang
3 Timbangan duduk kotoran sapi yang 6 Rp75.000 Rp450.000
dikumpulkan
Untuk campuran
4 Kapur bubuk pembuatan pupuk 80 Rp13.000 Rp1.040.000
kompos
Untuk campuran
5 Dedak padi pembuatan pupuk 80 Rp10.000 Rp800.000
kompos
Untuk campuran
6 Larutan EM-4 pembuatan pupuk 16 Rp45.000 Rp720.000
kompos
Untuk campuran
7 Gula pasir pembuatan pupuk 50 Rp20.000 Rp1.000.000
kompos
Untuk keperluan
Tong biru plastik
12 pengolahan dan 10 Rp250.000 Rp2.500.000
200l
penyimpanan kompos
17
Sebagai mediator
22 Watering can 6 Rp70.000 Rp420.000
penyiraman pupuk cair
Untuk keperluan
23 Sendok takar 7 Rp35.000 Rp245.000
pengolahan kompos
Untuk menakar bahan
24 Takaran liter 7 Rp38.000 Rp266.000
campuran kompos
Untuk menimbang
25 Timbangan digital 5 Rp100.000 Rp500.000
bahan
Pengadaan design Untuk pembuatan logo
26 2 Rp800.000 Rp1.600.000
logo produk produk pupuk
Untuk pengemasan
29 Botol 500 ml produk pupuk kompos 80 Rp15.000 Rp1.200.000
cair
Untuk mengantisipasi
30 Terpal ketika hujan dan agar 6 Rp250.000 Rp1.500.000
lebih teduh
Untuk pengemasan
Kemasan kompos
31
padat/plastik
produk pupuk kompos 100 Rp12.000 Rp1.200.000
bokashi
Untuk melakukan
pengangkutan bahan-
32 Artco 6 Rp800.000 Rp4.800.000
bahan ke tempat
pengolahan
BELANJA LAIN-LAINYA
Harga barang
NO Deskripsi Justifikasi Volume Jumlah
per-satuan
Untuk protokol
1 Masker 4 Rp50.000 rp200.000
kesehatan
Penunjang pengolahan
Sarung Tangan
2 pembuatan kompos serta 15 Rp40.000 Rp600.000
Latex
protokol kesehatan
Untuk keperluan
3 Fotokopi seminar, lokakrya, dan 1000 Rp500 Rp500.000
media promosi
Penunjang pembuatan
4 Sepatu Boot 6 Rp100.000 Rp600.000
kompos
19
Untuk keperluan
5 Surat Menyurat seminar, lokakrya, dan 800 Rp500 Rp400.000
media promosi
Untuk perlengkapan
6 Cetak Banner seminar, lokakarya, dan 2 Rp100.000 Rp200.000
media promosi
Sabun Cuci Untuk protokol
7 3 Rp40.000 rp120.000
Tangan kesehatan
Perlengkapan
8 Stiker 60 Rp10.000 Rp600.000
pemasaran dan publikasi
Untuk menampilkan
9 Lokakarya hasil program kepada 1 Rp1.000.000 Rp1.000.000
masyarakat
Untuk keperluan
Adsense Media
11 seminar, lokakrya, dan 1 Rp1.000.000 Rp1.000.000
Sosial
media promosi
Untuk keperluan print
Biaya
12
Administrasi
guide book manual dan 5 Rp150.000 Rp750.000
dokumen
Untuk pembekalan
15 Seminar 1 Rp700.000 Rp700.000
keterampilan
Untuk pelatihan
16 Seminar pembuatan pupuk 1 Rp700.000 Rp700.000
kompos bokashi
Untuk pelatihan
17 Seminar pembuatan pupuk 1 Rp700.000 rp700.000
kompos cair
Untuk pelatihan
18 Seminar 1 Rp700.000 Rp700.000
pengemasan produk
Untuk pelatihan
19 Seminar pemasaran produk yang 1 Rp700.000 Rp700.000
dihasilkan
Untuk tim dan pihak-
pihak yang terlibat
20 Biaya ATK
secara intens dalam
30 Rp12.000 Rp360.000
kegiatan
Jumlah Pembelian Pembelian Lainnya Rp11.230.000
20
LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua Tim Pelaksana dan Dosen Pendamping
Lampiran 1.1 Biodata Ketua Kelompok
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Adinda Dwi Maharani
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi S1 Teknologi Informasi
4 NIM 1303213084
5 Tempat dan Tanggal Lahir Denpasar, 10 juni 2003
6 Alamat Email adindiemah@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 0881038617112
Universitas Islam
1 Finalis Business Case 2022
Darussalam Gontor
Juara 2 LKTI LLAJ Tingkat Dinas Perhubungan Provinsi
2 2019
Provinsi Bali Bali
Duta Keselamatan Lalu Lintas Dinas Perhubungan Provinsi
3 2019 - 2020
Provinsi Bali Bali
22
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan proposal PPK Ormawa.
B. Riwayat Pendidikan
No Jenjang Bidang Ilmu Institusi Tahun Lulus
Universitas Negeri
1 Sarjana (S1) Fisika 2017
Semarang
Universiti Teknologi
2 Magister (S2) Fisika 2011
Malaysia
3 Doktor (S3) Fisika Institut Teknologi Bandung 2008
6 Elektromagnetika Wajib 3
Penelitian
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan proposal PPK Ormawa.