Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRATIKUM 3

KIMIA TITRASI ASAM BASA


“Laporan praktikum titrasi asam basa ini disusun guna memenuhi tugas pada mata pelajaran
Kimia dengan guru pembimbing Ibu Jumrotul Laili Mukaromah”

Nama Anggota Kelompok 4 (Kimia 3):


1. Arliansyah Putri A. (XI-B)
2. Ardena Neisya Marvellya (XI-A)
3. Alifia Mareta Cahyani (XI-A)
4. Joanna Ines Maulidya (XI-A)
5. Azkia Zaafarani (XI-C)
6. Amanda Novi Maghfiroh (XI-C)
7. Ratih Cantika Devy Malahayati (XI-C)

SMA NEGERI 4 SIDOARJO


TAHUN AJARAN 2022-2023
A. Judul: Laporan Praktikum Kimia Titrasi Asam Basa
B. Hari/tanggal praktikum: Jum’at, 17 Maret 2023
C. Tujuan percobaan: Menentukan konsentrasi larutan HCL (Asam klorida) dan larutan
NaOH (natrium hidroksida).
D. Dasar teori:

Titrasi merupakan pengukuran suatu pengukuran larutan dari sebuah reaktan yang
dibutuhkan untuk bereaksi sempurna dengan sejumlah reaktan tertentu lainnya. Titrasi asam
basa adalaha sebuah reaksi penetralan. Titrasi bertujuan untuk menentukan banyaknya suatu
larutan dengan konsentrasi yang telah diketahui agar tepat habis bereaksi dengan sejumlah
larutan yang dianalisis atau ingin diketahui kadar atau konsentrasinya.
Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun titrant. Kadar
larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa ataupun asam. Titrant
ditambahkan titer tetes demi tetes sampai mencapai keadaan ekuivalen (artinya secara
stoikiometri titrant dan titer tepat habis bereaksi) yang biasanya ditandai dengan berubahnya
warna indikator. Keadaan ini disebut sebagai titik ekuivalen, yaitu titik di mana konsentrasi
asam sama dengan konsentrasi basa atau titik di mana jumlah basa yang ditambahkan sama
dengan jumlah asam yang dinetralkan. Sedangkan keadaan di mana tetrasi dihentikan dengan
cara melihat perubahan warna indikator disebut sebagai titik akhir titrasi. Titik akhir titrasi ini
mendekati titik ekuivalen, akan tetapi umumnya titik akhir titrasi melewati titik ekuivalen.
Adapun beberapa persyaratan yang harus diperhatikan dalam melakukan titrasi.
Persyaratan tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Reaksi antara titran dan analit harus berlangsung secara stoikiometri dan dari reaksi
tersebut tidak terjadi reaksi samping.
2. Reaksi harus berlangsung secara cepat.
3. Reaksi harus kuantitatif, kesetimbangan harus mengarah ke pembentukan produk sehingga
dapat diukur secara kuantitatif.
4. Pada titik ekivalen, titik akhir reaksi harus diketahui perubahannya dengan tajam.
5. Harus ada indikator, baik itu langsung atau tidak langsung.
- Pada saat titik ekuivalen maka mol ekuivalen asam akan sama dengan mol ekuivalen basa,
maka hal ini dapat ditulis sebagai berikut :
mol ekuivalen asam = mol ekuivalen basa
-Mol ekuivalen diperoleh dari hasil perkalian antara normalitas dengan volume, maka rumus
diatas dapat ditulis sebagai berikut :
N x Va = N x Vb

-Normalitas diperoleh dari hasil perkaian antara molaritas dengan jumlah ion H+ pada asam,
atau jumlah ion OH- pada basa, sehingga rumus diatas menjadi :
n x M x Va = n x M x Vb
Jenis titrasi asam basa yang digunakan dalam praktikum:
- Asam kuat + Basa Kuat
ph campuran= 7 (netral)
Larutan yang digunakan= HCl + NaOH

E. Alat dan Bahan


1. Labu Erlenmeyer
2. Pipet Tetes

3. Pipet Gondok

4. Statif dan Klem

5. Buret (50 ml)

6. Corong
7. Gelas Kimia

8. Gelas Ukur

9. Larutan NaOH

10. Larutan HCl

11. Aquades
12. Indikator Phenolptalein (PP)

F. Cara Kerja
1. Menyiapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan.

2. Mengenakan jas lab guna menjaga keselamatan selama praktikum sedang berlangsung.
3. Siapkan corong untuk diletakkan di atas buret kemudian cuci bersih buret yang akan
digunakan menggunakan aquades untuk standarisasi.

4. Memutar keran buret untuk mengeluarkan aquades yang tersisa dalam buset dan putar
keran lagi hingga mengunci.

5. Selanjutnya mengisi 50 mL NaOH ke dalam buret.


6. Kemudian ambil 10 mL larutan HCl menggunakan pipet gondok letakkan ke dalam gelas
ukur guna memastikan dan menyesuaikan jumlah larutan yang diinginkan dan masukkan ke
dalam labu erlenmeyer.
7. Tetesi menggunakan indikatpr PP sebanyak 3 tetes.
8. Letakkan labu erlenmeyer di ujung buret kemudian mulai putar keran sedit demi sedikit
hingga larutan NaOH menetes setetes demi setetes.

9. Amati hingga larutan berubah warna menjadi merah muda (pink) sembari dikocok
perlahan-lahan.

10. Bila larutan sudah berubah warna menjadi pink segera putar keran hingga larutan NaOH
tidak menetes lagi dan catat berapa volume dari NaOH.
11. Ulangi percobaan tersebut sebanyak 3 kali.

G. Hasil Pengamatan
Percobaan Volume HCl Volume NaOH Perubahan
Warna
1 10 mL 3,1 mL Pink
2 10 mL 3,5 mL Pink
3 10 mL 5,1 mL Pink
Jumlah : 3 10 mL Rata-rata =
=11,7 / 3
= 3,9 mL

H. Analisis Data
1) Penentuan [ ] larutan HCl dengan larutan NaOH
Dalam percobaan yang kami lakukan, 10 ml larutan HCl yang belum diketahui
kemolarannya akan dititrasi dengan larutan NaOH 1 M. Supaya dapat diketahui kemolaran
HCl, HCl berlaku sebagai titran dan NaOH berlaku sebagai titrat. Dalam menentukan titik
ekuivalen digunakan indikator PP sebanyak 3 tetes. Pada praktikum titrasi asam basa ini kami
melakukan 3 kali eksperimen. Ketiga eksperimen tersebut menghasilkan volume NaOH
sebesar 3,9 ml. Rumus yang kami gunakan adalah:
VNaOH= (V1+V2+V3) / 3
= (3,1ml+3,5ml+5,1ml) / 3
= 11,7 ml / 3
= 3,9 ml

2) Penentuan [HCl]
M1.V1.a = M2.V2. b
M1.10ml.1 = 1M.3,9ml.1
10ml.M1 = 3,9ml
M1 = 3,9ml / 10
M1 = 0,39
I. Pembahasan
Pada percobaan standarisasi NaOH 0,1 M dengan larutan HCl dilakukan dalam tiga kali
ulangan dengan proses sebagai berikut:
Ulangan pertama, mengukur volume HCl sebanyak 10 mL dengan menggunakan gelas
ukur. Kemudian larutan HCl yang sudah diukur dalam gelas ukur sebanyak 10 mL tersebut
dituangkan ke dalam Erlenmeyer dan ditetesi dengan indikator PP sebanyak 3 tetes. Setelah
itu larutan HCl diletakkan dibawah buret dan ditetesi dengan larutan NaOH yang ada didalam
buret setetes demi setetes, erlemeyer sambil di goyang-goyang hingga larutan HCl yang
semula bening berubah menjadi pink. Apabila larutan HCl sudah berubah warna menjadi
pink, maka cepat tutup keran pada buret supaya larutan dalam buret tidak keluar lagi.
Langkah selanjutnya menghitung banyaknya volume NaOH yang terpakai. Pada ulangan I
didapatkan volume NaOH terpakai sebanyak 3,1 ml. Pada ulangan 2 didapatkan volume
NaOH terpakai sebanyak 3,5 ml. Dan pada ulangan 3 volume NaOH yang terpakai sebanyak
5,1 ml.

J. Pertanyaan dan Jawaban


1) Tentukan reaksi (rx) asam-basa yang dihasilkan!...

Penjelasan:
Apabila larutan HCl dicampurkan dengan larutan NaOH maka ion H+ dari HCl akan bereaksi
dengan ion OH- dari NaOH membentuk hidrogen hidroksida (H2O). Sementara, CL- dari
HCl akan bereaksi dengan ion Na+ dari NaOH membentuk garam NaCl. Reaksi ini disebut
juga dengan reaksi penetralan.
2) Tentukan konsentrasi HCl!...
VNaOH= (V1+V2+V3) / 3
= (3,1ml+3,5ml+5,1ml) / 3
= 11,7 ml / 3
= 3,9 ml
M1.V1.a = M2.V2. b
M1.10ml.1 = 1M.3,9ml.1
10ml.M1 = 3,9ml
M1 = 3,9ml / 10
M1 = 0,39
3) Tentukan kadar HCl titrasi!...

4) Tentukan kadar HCl label 1M!...

5) Bandingkan kadar HCl titrasi dengan label!...


Hasil kadar HCl titrasi yang kami peroleh adalah 1,42% dan hasil kadar HCl label adalah
3,65%. Sehingga kesimpulan yang didapatkan adalah praktikum atau percobaan yang kami
lakukan tidak akurat hal tersebut dapat dilihat dari selisih kedua kadar HCl tersebut. Ketidak
akuratan praktikum tersebut dikarenakan pada saat memutar keran guna mengeluarkan
larutan NaOH kami melakukan kesalahan yaitu terlalu banyak memutar keran sehingga
larutan yang menetes dapat dikatakan tidak terkendali.

K. Kesimpulan
Proses titrasi harus segera dihentikan apabila larutan HCl yang dicampurkan dengan 3
tetes indikator PP telah berubah warna dari yang mula-mula bening menjadi pink. Proses
pemutaran keran juga menjadi faktor yang sangat mempengaruhi dalam proses titrasi apabila
salah teknik maka akan berakibat fatal yaitu hasil yang diharapkan tidaklah sesuai. Sehingga
harus berhati-hati selama proses praktikum sedang berlangsung.

Anda mungkin juga menyukai